pemeriksaan urin konvensional.ppt

27

Upload: hendradarmawan4

Post on 18-Feb-2015

244 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan urin konvensional

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan urin konvensional.ppt
Page 2: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

WARNA Normal : kuning s/d kuning tua, karena

urochrom, sebagian kecil urobilin dan uroerithrin.

Yang mempengaruhi : konsentrasi, makanan, bahan pewarna, darah, obat.

Keadaan abnormal :

darah/hemoglobin :merah/merah coklat, bile pigmen:kuning - kuning coklat -kehijauan, urobilin : orange merah / orange coklat, melanin & alkaptonuria : coklat gelap / hitam.

Page 3: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

KEJERNIHAN Normal : Jernih Yang mempengaruhi : presipitasi

kristal, endapan fosfat/karbonat pada urin alkali asam urat, urin asam, urin alkali, kontaminasi antiseptik - parafin.

Keadaan abnormal : pada infeksi

saluran kemih - pH alkali oleh bakteri/lekosit, chyluria karena obstruksi / ruptur saluran limfe dan filariasis.

Page 4: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

BAU Normal: bau khas karena asam volatile. Yang mempengaruhi :

1. Urin terlalu lama : urea --> amoniak

2. Faktor makanan Keadaan abnormal :

- Bau buah-buahan krn keton pada DM

- Bau busuk krn basil coliform pada

infeksi saluran kemih. Bau tidak mempunyai nilai diagnostik.

Page 5: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

VOLUME Normal : 600 - 2.000 ml / 24 jam. Penurunan :

1. Dehidrasi : muntah, diare, febris

2. Renal ischemic : gagal jantung, hipo - tensi, tubular nekrosis akut, gagal ginjal akut.

3. Renal disease : oliguri dan uremia

4. Obstruksi : hidronefrosis bilateral, batu, prostat hipertrofi, striktur uretra.

Peningkatan : intake, diuretik, DM, diabetes insipidus, tumor otak-spinal.

Page 6: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

BERAT JENIS Normal : 1010 - 1025 Berat jenis rendah : pada diabetes

insipidus, glomerulodefritis,pyelonefritis, anomali ginjal.

Berat jenis tinggi : pada adrenal insuffisiensi, penyakit hepar, congestif -heart disease, kehilangan air krn muntah - diare - keringat - febris.

Metode pemeriksaan : Total solid meter, Urinometer, colorimetric dengan stik.

Page 7: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

JENIS PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan protein

2. Pemeriksaan glukosa

3. Pemeriksaan bilirubin

4. Pemeriksaan urobilinogen

5. Pemeriksaan keton

Page 8: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

PEMERIKSAAN PROTEIN

Metode:

A. Dengan asam sulfosalisilat

B. Pemanasan dengan asam asetat

C. Protein Bence Jones

Page 9: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

A. Dengan asam sulfosalisilat

Prinsip reaksi: protein yang ada dalam

keadaan koloid dipresipitatkan,

pemeriksaan ini menilai derajat kekeruhan.

Tes dgn sulfosalisilat tidak bersifat spesifik

tetapi sangat peka, dapat mendeteksi

protein dengan konsentrasi 0,002%

Page 10: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Prosedur: 1.Tabung I dan II diisi masing-masing 2ml urin

2.Tabung II ditambahkan 8 tts as sulfosalisilat

3.Bandingkan tabung I dan II, bila sama jernih

hasil tes negatif.

4.Jika tab I lebih keruh, tab I dipanaskan kmd

dinginkan, bila dari panas ke dingin tetap keruh

tes positip, bila panas hilang dingin keruh lagi,

kemungkinan protein Bence Jones.

Page 11: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

B. Pemanasan dengan asam asetat

Prinsip reaksi: pemberian asam asetat untuk mencapai titik isoelektrik protein, pemanasan untuk denaturasi dan terjadi presipitasi.

Tes ini cukup peka, dapat deteksi 0,004% protein.

Page 12: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Prosedur pemeriksaan:

1.Masukkan urin jernih 2/3 bagian tabung2.Panaskan bagian atas sampai mendidih selama

30 dtk.

3.Bandingkan lapisan atas dan bawah, bila keruh bisa protein atau kalsium karbonat/fosfat.

4.Teteskan 3-5 tts asam asetat 6%, bila keruh hilang merupakan kalsium karbonat/fosfat, bila tetap keruh atau lebih keruh lagi tes terhadap protein positip.

5.Panasi sekali lagi sampai mendidih kemudian lakukan penilaian kekeruhannya.

Page 13: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Penilaian: (metode A dan B)1. Negatip ( - ): tidak ada kekeruhan

2. Positip 1+ : ada kekeruhan ringan tan pa butir-butir (± 0,01-0,05%)

3. Positip 2+ : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir (± 0,05-0,2%)

4. Positip 3+ : kekeruhan jelas tampak berkeping-keping (± 0,2-0,5%)

5. Positip 4+ : kekeruhan bergumpal gumpal / memadat (lebih dari 0,5%)

Page 14: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Interpretasi:Penyebab hasil reaksi negatif palsu pada

metode pemanasan As.asetat adalah:

Pemberian asam asetat yang berlebihan.

Penyebab hasil reaksi positif palsu adalah

1. Nucleoprotein

2. Mucin

3. Proteose

4. Asam-asam resin

5. Protein Bence Jones

6. Bahan pengawet thymol

Page 15: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

C. Protein Bence JonesPrinsip reaksi: merupakan protein pato

logik yang larut pada suhu didih urin, kekeruhan akan tampak pada suhu anta ra 50ºC -65ºC

Prosedur pemeriksaan cara Osgood:

1. 5ml urin dalam tabung tambahkan 3 - 5 tetes asam asetat 3-6%

2. Didihkan, bila keruh segera disaring.

3. Sambil mendinginkan amati pada suhu 50-65ºC tampak kekeruhan, protein Bence Jones positip.

Page 16: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

PEMERIKSAAN GLUKOSA

Prinsip reaksi: Glukosa bersifat reduktor akan mereduksi CuO berwarna biru menjadi Cu2O berwarna merah bata.

Cara Benedict:

1. 5 ml reagen Benedict dalam tabung di- tambahkan 8 tts urin.

2. Didihkan diatas nyala api

3. Setelah dingin kocok dan amati peru- bahan yang terjadi.

Page 17: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Penilaian hasil:Negatip (-) : tetap biru / kehijauan keruhPositip 1+ : hijau kekuningan dan keruhPositif 2+ : kuning keruhPositip 3+ : jingga / warna lumpur keruhPositip 4+ : merah bataInterpretasi:Hasil reaksi positip palsu dapat terjadi oleh

karena zat reduktor lainnya: laktosa, asam salisilat, vit C, streptomy- cin, galaktosa, pengawet formalin, albumin dalam jumah besar, deterjen.

Page 18: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

PEMERIKSAAN BILIRUBIN

Prinsip reaksi cara Harrison:

Bilirubin urin dipekatkan diatas kertas sa- ring dengan jalan mempresipitasikan fosfat urin dengan BaCl2 10% dan biliru- rubin akan melekat pada presipitat, diok sidasi dengan reagen Foucet menjadi biliverdin berwarna hijau.

Page 19: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Prosedur:

1. 5 ml urin dalam tabung ditambahkan 5ml BaCl2 10%, campur lalu saring.

2. Kertas saring diangkat biarkan kering

3. Teteskan 2-3 tetes reagen Foucet pada presipitat, perhatikan perubahan warna yang timbul.

Hasil:

Timbul warna hijau pada presipitat menun jukkan adanya bilirubin.

Page 20: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Interpretasi:

Pemeriksaan negatif palsu dapat terjadi bila urin yang terpapar pada sinar mata- hari, dimana bilirubin glukuronida terurai oleh proses oksidasi dan hidrolisis men- jadi zat lain yang akan memberikan war na lain kuning tua, kuning-hijau, coklat. Bilirubin dioksidasi oleh reagen Foucet mungkin dapat menjadi bilisianin (biru), atau choletelin (kuning)

Page 21: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

PEMERIKSAAN UROBILINPrinsip Reaksi: urin segar tidak mengan- dung

urobilin, timbul karena oksidasi urobilinogen. Larutan lugol akan meng- oksidasi urobilinogen, urobilin dengan reagen Schlesinger membentuk senya- wa yang memberikan flouresensi hijau.

Prosedur pemeriksaan:1. 3 ml filtrat urin tes bilirubin dlm tabung

ditambahkan 2 tetes lugol, campur dan tunggu 5 menit.

2. Tambahkan 3ml reagen Schlesinger, campur lalu saring.

3. Periksa adanya flouresensi pd dasar hitam

Page 22: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Penilaian hasil:

Bila terdapat fluoresensi hijau menunjuk- kan urobilin positip, dilaporkan dengan hasil 1+ atau 2+ sesuai intensitasnya.

Interpretasi:

Hasil reaksi positif palsu karena adanya zat-zat yang mempunyai daya fluoresensi seperti riboflavin pada vit, eosin, erythrosin, mercurochrom, acriflavin.

Page 23: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

PEMERIKSAAN KETON

Prinsip Reaksi:

Dalam urin terdapat zat-zat keton yaitu aceton, asam aceto acetat dan asam beta hidroxibutirat. Reaksi antara nitroprusida dan aceton atau aceto ace- tat menyusun suatu zat berwarna ungu.

Reagen Rothera terdiri dari: natriumnitroprusida dan amoniumsulfat

Page 24: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Prosedur pemeriksaan cara Rothera:

1. Tambahkan 1g reagen Rothera dan kocok sampai larut.

2. Masukkan 5 ml urin dalam tabung

3. Peganglah tabung dalam sikap miring teteskan 1-2ml amonium hidroksida melalui dinding, sehingga menyusun lapisan diatas cairan dalam tabung.

4. Letakan tabung dalam sikap tegak dan baca hasilnya setelah 3 menit.

Page 25: Pemeriksaan urin konvensional.ppt

Penilaian hasil:

Bila terdapat warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua lapisan cairan, menunjukkan adanya zat-zat keton. Hasilnya dilaporkan: positif atau negatif.

Interpretasi:

Hasil pemeriksaan yang negatif palsu apabila urin terlalu lama (bukan urin segar), asam aceto acetat dan beta hidroxibutirat berubah menjadi aceton dimana aceton mudah menguap.

Page 26: Pemeriksaan urin konvensional.ppt
Page 27: Pemeriksaan urin konvensional.ppt