gambaran hasil pemeriksaan glukosa urin ... santi...tes glukosa urin dapat dilakukan dengan...

50
i GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN MENGGUNAKAN METODE BENEDICT DAN CARIK CELUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari OLEH : SANTI NOVRILIA P00341016037 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2019

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • i

    GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN

    MENGGUNAKAN METODE BENEDICT DAN CARIK CELUP

    PADA PASIEN DIABETES MELITUS

    DI RSUD KOTA KENDARI

    KARYA TULIS ILMIAH

    Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

    Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan

    Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

    OLEH :

    SANTI NOVRILIA

    P00341016037

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN

    2019

  • ii

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber

    baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama :Santi Novrilia

    Nim : P00341016037

    Tempat Tanggal Lahir : Laloumera, 19 November 1999

    Pendidikan : Mahasiswi Politeknik Kesehatan Kendari

    Jurusan Analis Kesehatan sejak Tahun 2016

    Sampai Sekarang

    Kendari, Agustus 2019

    Santi Novrilia

    NIM.P00341016037

  • iii

  • iv

  • v

    RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas Diri

    Nama : Santi Novrilia

    Nim : P00341016037

    Tempat Tgl Lahir : Laloumera, 19 November 1999

    Suku/Bahasa : Tolaki/Indonesia

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    B. Pendidikan

    1. Sd Negeri 1 Laloumera, Tahun Tamat 2010

    2. Smp Negeri 2 Besulutu, Tahun Tamat 2013

    3. Sma Negeri 1 Sampara, Tahun Tamat 2016

    4. Sejak Tahun 2016 Melanjutkan Pendidikan Di Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

  • vi

    MOTTO

    “Pantang mundur sebelum melangkah, jalani hidup dengan cara terbaik,

    serta berjuang tanpa batas untuk memetik buah manis dikemudian hari”

  • vii

    ABSTRAK

    Santi Novrilia (P00341016037)”Gambaran Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin

    Menggunakan Metode Benedict dan Carik celup pada Pasien Diabetes Melitus Di

    Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”. Dibimbing oleh Tuty Yuniarti dan

    Satya Darayani

    Latar Belakang : Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik

    dengan karasteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin terganggu,

    sehingga menimbulkan gejala hyperglikemia (kadar glukosa didalam darah

    meningkat) atau terdapat gula didalam urin (glukosauria). Tes glukosa urin dapat

    dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi baik dengan fehling maupun

    benedict dan luff shcorl, ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dalam jenis

    pemeriksaan semi kuantitatif. Adapun pemeriksaan lainnya yaitu dengan reaksi

    enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang mengandung reagen

    spesifik, skala warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semi

    kuantitatif

    Tujuan Penelitian :.Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine

    menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus

    (DM).

    Metode Penelitian : metode deskriptif kualitatif, dengan populasi sebanyak 168

    orang dengan besar sampel sebanyak 34 pasien diabetes melitus. Dengan

    menggunakan tehnik Accidental sampling.

    Hasil : menunjukan bahwa pasien penderita diabetes melitus adalah 34 sampel

    dan didapatkan hasil pada pemeriksaan metode benedict hasil positif (+) sebanyak

    22(65%) , positif (++) sebanyk 4(12%) dan hasil negatif sebanyak 8 (24%).

    Metode carik celup didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26(76%) dan hasil

    negatif sebayak 8(24%).

    Kesimpulan: Setelah dilakukan penelitian gambaran hasil pemeriksaan glukosa

    urin maka didapatkan hasil dengan menggunakan metode benedict positif (+)

    sebanyak 22(65%) , positif (++) sebanyk 4(12%) dan hasil negatif sebanyak 8

    (24%). Metode carik celup didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26(76%) dan

    hasil negatif sebayak 8(24%).

    Kata kunci : Diabetes Melitus,Glukosa urin, Carik celup & Benedict

    Daftar Pustaka : 33 buah (1997- 2018)

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamua’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahirobbil’Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas

    segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamban-

    Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan

    Glukosa Urine Menggunakan Metode Benedict dan Carik celup pada Pasien

    Diabetes Melitus di RSUD Kota kendari” dapat terselesikan dengan baik.

    Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

    menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan Politeknik

    Kesehatan Kemenkes Kendari.

    Rasa hormat, terimaksih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

    ayahanda Agusalim Labana dan Ibunda Sumarni Laenggeno tercinta atas

    semua bantuan moral ataupun materi, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang

    tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut

    ilmu sampai selesainya karya tulis ini.

    Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang,

    dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa

    terimakasih kepada ibu Tuty Yuniarty S.Si.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu

    Satya Darmayani S.Si.M.Eng selaku pembimbing II yang telah banyak

    memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala

    pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini.

    Ucapan terimakasih penulis juga tujukan kepada ;

    1. Ibu Askrening,SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

    Kendari

    2. Kepala Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

    kepada penulis dalam melakukan penelitian.

  • ix

    3. Ibu Hj. Anita Rosanty,S.ST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis

    Kesehatan

    4. Kepala Laboratorium RSUD Kota Kendari Ibu Tuty Dwiyana

    Amd.Anakes.,SKM

    5. Ibu Ruth Mongan BSC.,S.Pd.,M.Pd dan Ibu Supiati STP.,MPH

    Selaku penguji dalam karya tulis ini

    6. Bapak dan ibu dosen poltekkes kemenkes kendari jurusan analis

    kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan

    pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

    7. Terima kasih kepada seluruh teman-teman angkatan ke VI Jurusan

    Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah banyak

    membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

    keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi karya tulis ilmiah masih

    jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan.

    Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi

    kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk

    menambah khasanah ilmu khususnya ilmu pengetahuan.

    Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

    Kendari, Juni 2019

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. .................................................................................. i

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS. ..................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN. .................................................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................... iv

    RIWAYAT HIDUP. .................................................................................... v

    MOTTO. ...................................................................................................... vi

    ABSTRAK. .................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR. ................................................................................ viii

    DAFTAR ISI. ............................................................................................... x

    DAFTAR TABEL. ...................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR. .................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakang. ..................................................................................... 1

    B. RumusanMasalah. ................................................................................ 2

    C. TujuanPenelitian. ................................................................................. 3

    D. ManfaatPenelitian. ............................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A.Tinjauan Umum Diabetes Melitus. ..................................................... 5

    B. TinjauanUmumTentang Glukosa Urine. ............................................ 8

    C. TinjauanUmumTentang Metode Benedict. ........................................ 9

    D. TinjauanUmumTentang Metode Carik Celup. ................................... 11

    BAB III KERANGKA PIKIR

    A.DasarPemikiran. .................................................................................. 13

    B. Kerangka Pikir. ................................................................................... 14

    C. Variabel Penelitian. ............................................................................ 15

  • xi

    C.DefinisiOperasional Dan KriteriaObjektif. ......................................... 15

    BAB IV METODE PENELITIAN

    A.JenisPenelitian ................................................................................... 18

    B.Tempat DanWaktuPenelitian ............................................................ 18

    C.Subjek Dan ObjekPenelitian .............................................................. 18

    D. ProsedurPengumpulan Data.............................................................. 18

    E. Jenis Data .......................................................................................... 19

    F. ProsedurKerja .................................................................................... 19

    G. Pengelohan Data ............................................................................... 20

    H.Analisis Data ...................................................................................... 20

    I. Penyajian Data .................................................................................... 21

    J. Etika Penelitian ……………………………………………………...21

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. GambaranUmumLokasiPenelitian .................................................... 22

    B. HasilPenelitian .................................................................................. 23

    C. Pembahasan ....................................................................................... 24

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................................................................................... 27

    B. Saran .................................................................................................. 30

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Distribusi frekuensi glukosa urin Menggunakan metode benedict …..24

    Tabel 1.2.Distribusi frekuensi glukosa urin Menggunakan metode carik celup ..24

    Tabel 1.3. Distribusi frekuensi hasil pemeriksaan Glukosa urin menggunakan

    metode benedict dan carik celup …………………………………..

    25

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    1.1. Gambar Interpretasi Hasil Metode Benedict. ......................................... 10

    1.2. Gambar Interpretasi Hasil Metode Carik Celup..................................... 12

    1.3. Gambar Hasil Dokumentasi Penelitian .................................................. 31

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

    Lampiran 2 : Surat Izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

    Provinsi Sulawesi Tenggara

    Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

    Lampiran 5 : Dokumentasi penelitian

    Lampiran 6 : Lembar Hasil Penelitian

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang paling banyak

    dialami oleh penduduk di dunia. Menurut World Healt Orhanization (WHO),

    memperkirakan bahwa secara global 422 juta orang dewasa berusia 18 tahun yang

    hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Hal ini juga didukung oleh data dari

    International Diabetes Federation (IDF) yang menyatakan bahwa terdapat 382

    juta orang (175 diperkirakan belum terdiagnosis) didunia yang menderita diabetes

    mellitus dari tahun 2013 diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang

    ditahun 2035 (World Healt Orhanization, 2016).

    Negara Indonesia merupakan salah satu penduduk yang semakin

    berubah pola hidupnya. Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia dari 10 besar

    negara dengan diabetes melitus tertinggi. Populasi penderita diabetes melitus di

    Indonesia pada tahun 2015 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta orang. Laporan

    hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 oleh Departemen Kesehatan,

    menunjukan bahwa prevalensi yang terdiagnosis diabetes melitus tertinggi di

    Indonesia terdapat di Yogyakarta yaitu (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi

    Utara(2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%), Hal ini menunjukan bahwa Sulawesi

    Utara merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi DM yang tertinggi

    di Indonesia (Mohammad, 2015).

    Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa

    penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada tahun 2015

    penyakit diabetes mellitus berada diperingkat kelima dengan jumlah 2.377 kasus

    dan pada tahun 2016 penyakit diabetes mellitus menempati urutan ke 4, dengan

    jumlah kasus sebesar 2.983. Hal tersebut menunjukan bahwa meningkatnya

    jumlah penderita diabetes melitus dalam setiap tahunnya yang diakibatkan adanya

    fenomena global yang timbul akibat pola makan dan gaya hidup masyarakat yang

    semakin berubah (Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015).

  • 2

    Berdasarkan data yang ada di RSUD Kota Kendari, sejak tahun 2016

    sampai 2018 mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus dimana

    pada tahun 2016 terdapat 119 kasus, pada tahun 2017 terdapat 155 kasus dan pada

    tahun 2018 terdapat 168 kasus. Sehingga dengan melihat terjadinya peningkatan

    dari setiap tahunnya berdasarkan data yang ada, maka hal ini perlu dijadikan

    pertimbangan untuk pelayanan kesehatan (RSUD Kota Kendari, 2018).

    Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi

    baik dengan fehling maupun benedict dan luff shcorl, ketiga jenis tes ini dapat

    digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi kuantitatif. Adapun pemeriksaan

    lainnya yaitu dengan reaksi enzimatik dilakukan dengan metode carik celup yang

    mengandung reagen spesifik, skala warna yang menyertai carik celup

    memungkinkan penilaian semi kuantitatif (Zamanzad B, 2009).

    Priadi dan Santoso, 2016 dalam penelitiannya tentang “Kesesuaian hasil

    pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode luff shoorl dan metode benedict”

    terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan glukosa urin. Dalam penelitian lain

    oleh (Idranila KS dan Puspito, 2012) tentang “Akurasi pemeriksaan carik celup

    pada urinalisis proteinuria dan glukosauria” menyatakan bahwa metode carik

    celup pemeriksaan glukosa dapat digunakan sebagai skrining karena memiliki

    sensitivitas yang tinggi sementara pemeriksaan protein dengan metode carik celup

    kurang spesifik terhadap protein eksresi ginjal dan kerusakan ginjal.

    Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksut untuk melakukan

    penelitian mengenai perbandingan hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

    reaksi reduksi atau metode benedict dan reaksi enzimatik atau metode carik celup.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diperoleh rumusan masalah

    sebagai berikut “Bagaimanaka gambaran perbandingan hasil pemeriksaan glukosa

    urin menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes

    mellitus?”

  • 3

    C. Tujuan Penelitan

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan glukosa urine

    menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus

    (DM).

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan metode

    benedict.

    b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan metode

    carik celup..

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Dapat menambah khasanah bagi almamater Program studi DIII Analis

    Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari tentang Gambaran Hasil Pemeriksaan

    Glukosa Urin Menggunakan Metode Benedict dan Carik Celup Pada Penderita

    Diabetes Mellitus Di RSUD Kota Kendari. Serta dapat menambah pengetahuan

    penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan pada

    bidang laboratorium.

    2. Manfaat Praktisi

    a. Bagi peneliti

    Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambah dalam khasanah keilmuan

    peneliti.

    b. BagiInstitusi

    Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan bagi perkembangan ilmu

    pengetahuan.

    c. Bagi masyarakat

    Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat agar lebih memahami tentang

    penyakit diabetes mellitus.

  • 4

    d. Bagi ilmu pengetahuan

    Sebagai sarana tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, khususnya

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Diabetes Melitus

    1. Pengertian Diabetes Melitus

    Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan

    karasteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, gangguan kerja

    insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada

    mata, ginjal, saraf, dan pembulu darah (American Diabetes Association,

    2017).

    Diabetes melitus (DM) yaang dikenal dengan kencing manis adalah

    keadaan hiperglikemik kronik yang disertai dengan berbagai kelainan

    metabolik akibat gangguan hormonal. Kadar glukosa dalam darah biasanya

    berfluktuasi, artinya naik turun sepanjang hari dan setiap saat, tergantung pada

    makanan yang masuk aktivitas fisik seseorang (Mistra, 2005).

    Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu

    mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah, ini

    menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah

    membahayakan (Smeltzer, 2002).

    Faktor utama pada diabetes melitus ialah insulin, suatu hormn yang

    dihasilkan oleh kelompok sel ß pangkreas. Insulin memberi sinyal kepada sel

    tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pangkeas lain

    yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah glukosa dalam darah.

    Apabila tubuh menghasilkan terlampaui sedikit insulin atau jika sel tubuh

    tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes. Diabetes biasanya

    dapat dikendalikan dengan makanan yang rendah kadar gulanya, obat yang

    diminum, atau suntikan insulin secara teratur (Setiabudi, 2008).

  • 6

    2. Faktor penyebab

    Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa

    hal, yaitu :

    a. Pola makan

    Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kalori yang

    dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus (DM). Hal

    ini disebabkan oleh jumlah atau kadar insulin sel pangkreas mempunyai

    kapasitas maksimum untuk dieksresikan.

    b. Obesitas

    Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai

    kecenderungan lebih besar untuk terserang diabetes melitus (DM),

    dibadingkan dengan orang yang tidak gemuk.

    c. Faktor genetik

    Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus (DM)

    dari orang tua biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus (DM)

    mempunyai anggota keluarga yag terkena juga.

    d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

    Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang

    menyebabkan radang pangkreas. Peradangan pada pangkreas dapat

    menyebabkan pangkreas tidak berfungsi secra optimal dalam mensekresikan

    hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termaksud hormon

    insulin.

    e. Penyakit dan infeksi pada pangkreas

    Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi

    pangkreas sehingga menimbulkan radang pangkreas. Hal ini menyebabkan sel

    pada pangkreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresikan insulin.

    3. Gejala klinis diabetes mellitus

    Gejala klinis diabetes melitus dpat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu

    gejala akut dan gejala kronik (Perkeni, 2011).

    a. Gejala akut penyakit diabetes melitus

    Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita kependerita yang

    lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukan gejala apapun sampai saat

  • 7

    tertentu. Biasanya akan menunjukan gejala awal yaitu banyak makan

    (poliphagia), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuria).

    Keadaan tersebut jika tidak cepat diobati maka akan timbul gejala

    banyak minum, banyak berkemih, nafsu makan mulai berkurang/berat badan

    turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 3-4 minggu), mudah lelah dan

    bila tidak segera diobati, akan timbul rasa mual, dan penderita akan jath koma

    yang disebut dengan koma diabetik.

    b. Gejala kronik diabetes melitus

    Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita diabetes melitus

    adalah kesemutan, kulit terasa panas atau tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal

    dikulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan

    terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuasn

    seksual menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami

    keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau bayi lahir dengan berat

    badan 4 kg (Perkeni, 2011).

    4. Klasifikasi Diabetes Melitus

    Menurut American Diabetes Association (2014), diabetes dapat

    diklasifikasikan menjadi 4 kategori klinis yaitu :

    a. Diabetes melitus (DM) tipe 1.

    Diabetes melitus (DM) tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang

    disebabkan adanya kehancuran selektif sel ß pangkreas yang memproduksi

    insulin. Kondisi ini ditandai dengan ditemukannya anti insulin atau antibodi

    sel dalam darah. Pada diabetes mellitus tipe 1 ini biasanya terjadi sebelum

    umur 30 tahun dan harus mendapatkan insulin dari luar.

    b. Diabetes melitus (DM) tipe 2.

    Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah diabetes yang tidak

    bergantung pada insulin. Hal ini disebabkan karena diabetes mellitus tipe 2

    masih mampu mensekresi insulin namun dalam kondisi yang kurang

    sempurna karena adanya resistensi insulin dan keadaan hiperglikemia.

    c. Diabetes melitus dengan kehamilan

    Diabetes melitus dengan kehamilan atau diabetes melitus

    gestasional (DMG), merupakan penyakit diabetes melitus yang muncul pada

  • 8

    saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa darah selalu

    normal. Diabetes jenis tipe ini akan kembali normal setelah melahirkan.

    Faktor resiko pada diabetes mellitus dengan kehamilan ini dengan umur lebih

    dri 25 tahun disertai dengan riwayat keluarga dengan diabetes melitus, infeksi

    yang berulang , melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 4 kg.

    d. Diabetes tipe lain disebabkan karena defek genetik fungsi sel ß pangkreas

    defek genetik fungsi insulin, penyakit eksorin pangkreas, endokrinopati,

    karena obat atau zat kimia, infeksi sindrom genetik lain yang berhubungan

    dengan diabetes melitus.

    B. Tinjauan Umum Glukosa Urine

    1. Devinisi Glukosa Urine

    Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masi ada diurine

    setelah melewati proses diginjal, yang disebakan karena kekurangan hormon

    insulin yaitu yang mengubah glukosa menjadi glikogen. Glukosauria

    (Kelebihan gula didalam urine) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui

    atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Untuk pengukuran glukosa urine,

    reagen strip, dan enzim glukosa oksidase (GOD), Peroksidase (POD), dan zat

    warna (Pedjiadi, 2007).

    2. Mekanisme terbentuknya glukosa urine

    Glukosa urin adalah eksresi glukosa didalam urin, dimana terjadi

    peningkatan pengeluaran glukosa atau gula darah melalui urin (air kemih).

    apabila kadar glukosa itu meningkat sementara telah diketahui bahwa ginjal

    hanya dapat menfiltrasi dalam jumlah tertentu maka ginjal tidak dapat

    menyaring semuanya dan diketahui bahwa sifat glukosa banyak menyerap air

    sehingga sebagian glukosa akan keluar bersama dengan urin. Dalam urin yang

    normal tidak ditemukan glukosa karena pada tubulus ginjal akan dilakukan

    proses reabsorpsi molekul glukosa untuk kembali masuk ke dalam sirkulasi

    darah (Wilson, 2005).

    3. Metabolisme Glukosa Urin

    Didalam tubuh glukosa didapat dari hasil pencernaan amilum, sukrosa,

    maltosa dan lactosa. Sebagai sumber energi, glukosa ditransfor dari sirkulasi

    darah kedalam seluruh sel-sel tubuh untuk dimetabolisme. Sebagian glukosa

  • 9

    yang ada dalam sel diubah menjadi energi melalui proses glikolisis dan

    sebagian besar lagi melalui proses glikogenesis diubah menjadi glikogen,

    dimana setiap saat dapat diubah kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Jika

    kadar urine terlalu besar dalam darah maka dibuang melalui urine, padahal

    kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul

    dalam urine (130 mg/24 jam) (Fischer, 2014).

    4. Faktor Penyebab

    Terdapat dua penyebab glukosa urin :

    a. Kadar gula darah yang terlalu tinggi. karena jika kadar gula tinggi pada

    darah akan berakibat pada saluran ginjal. Saluran ginjal tidak akan mampu

    menyerap seluruh gula tersebut sehingga akibat gula yang keluar melalui

    air kemih atau glukosa urin akan meningkat.

    b. Kerusakan pada saluran ginjal. Kerusakan tersebut berakibat pada

    menurunya kemampuan ginjal untuk menyerap kembali gula. akibatnya

    akan ditemukan glukosa didalam urin pada saat berkemih.

    5. Gejala

    Gula/glukosa bersifat menyerap banyak air. dengan demikian, penderita

    glukosauria akan terjadi peningkatan volume air kemih. sehingga penderita

    tersebut akan mengalami sering buang air kecil, bahkan sering terbangun

    malam hari untuk berkemih. jika kondisi ini terus terjadi maka penderita

    dapat mengalami dehidrasi, lemas, sering merasa haus, dan kekurangan cairan

    (Hasdiana, 2014).

    C. Tinjauan Metode Benedict

    1. Devinisi metode benedict

    Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa

    sebagai zat pereduksi dimana reagen benedict mengandung garam cupri

    yang jika ditambakan urine yang mengandung glukosa dan kemudian

    dipanaskan maka akan menjadi cupro yang ditandai dengan adanya

    perubahan warna an kekeruhan pada reagen benedict. Metode ini adalah

    metode yang standar pada pemeriksaan glukosuria. Prinsip dari

    pemeriksaan ini adalah glukosa dalam urin akan mereduksi cuprisulfat

  • 10

    menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan terjadinya perubahan warna

    (Zamanzad B, 2009).

    Kelemahan metode ini antara lain yaitu reagaen yang dibutuhkan lebih

    banyak, untuk memperoleh hasil diperlukan waktu yang cukup lama.

    Metode ini juga tidak spesifik u tuk mendeteksi glukosa urin saja. Adapun

    kelebihan metode ini adalah biaya pemeriksaannya lebih murah dan

    membutuhkan urin yang lebih sedikit (Mayangsari, C. 2008).

    2. Mekanisme metode benedict

    Pada prinsipnya, glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat

    (dalam benedict) menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan

    warna dari larutan benedict tersebut. Tes reduksi ini tidak spesifik karena

    ada zat lain yang juga mempunyai sifat pereduksi seperti halnya glukosa

    sehingga dapat memberikan reaksi positif palsu untuk glukosuria misalnya

    fruktosa, sukrosa, galaktosa, pentose, laktosa, dan beberapa zat bukan gula

    seperti asam homogentisat, alkapton, formalin, glukoronat, serta karena

    pengaruh obat : streptomisin, salisilat kadar tinggi, vitamin C. Selain itu

    hasil yang diperoleh masih bersifat semi kuantitatif untuk menafsir kadar

    glukosa urin secara kasar (Gandasoebrata, 2007).

    3. Interpretasi hasil

    Metode benedict biasanya ditandai dengan interpretasi hasil sebagai

    berikut :

    Negatif (-) : Tetap biru jernih

    Positif (+) : Hijau kekuning-kuningan

    Positif (++) : Kuning keruh (1 – 1,5% glukosa).

    Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2 – 3,5% glukosa).

    Positif (++++) : Merah keruh (> 3,5% glukosa).

  • 11

    D. Tinjauan Metode Carik Celup

    1. Devinisi carik celup

    Carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar yang

    digunakan untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada

    urinalisis standar. Carik celup berupa carik plastik yang tipis kaku

    yang pada sebelah sisinya dilekati dengan sembilan kertas isap atau

    bahan penyerap lain yang masing-masing mengandung reagen-reagen

    spesifik terhadap satu zat. Skala warna yang menyertai carik celup

    memungkinkan penilaian semi kuantitatif (Sriretno, 2007).

    Pemeriksaan yang menggunakan carik celup memiliki

    kelebihan biasanya sangat cepat, mudah dan spesifik. Tes ini dapat

    dibaca antara 60 sampai 120 detik setelah pencelupan Adapun

    kelemahannya adalah urin yang dibutuhkan sangat banyak

    (Gandasoebrata, R, 2007; Insert kit).

    2. Kegunaan metode carik celup

    Carik celup dapat digunakan dalam berbagai bidang kesehatan

    diantaranya skrining untuk pemeriksaan rutin, pemantauan

    pengobatan, self monitoring oleh pasien dan pengobatan pencegahan

    umum.

    3. Prosedur pemeriksaan metode carik celup

    Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan

    segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya kedalam urin

    selama 2 detik, setelah itu dilakukan pembacaan hasil dengan

    perubahan warna yang diinterpretasikan dengan membandingkan skala

    warna rujukan yang ada pada botol reagen. Pembacaan dipstik dengan

    instrumen otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan

    dalam melakukan pembacaan secara visual (Gandasoebrata R, 2004).

    4. Prinsip pemeriksaan carik celup.

    Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu D-glukosa oleh enzim

    glukosa oksidase diubah menjadi Dglukonolakton dan H2O2. H2O2

    yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen membentuk senyawa

    berwarna coklat.

  • 12

    5. Interpretasi hasil pemeriksaan carik celup

    Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip urin

    Positif (++) : Coklat kekuningan pada strip urin

    Positif (+++) : Coklat mudah pada strip urin

    Positif (++++) : Coklat tua pada strip urin

    Negatif (-) : Biru pada strip urin

    6. Faktor yang mempengaruhi

    Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji carik

    celup/dipstick adalah :

    a) Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi

    (hidrogen peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel

    urine, atau urine yang sangat asam (pH di bawah 4)

    (Gandasoebrata, R, 2007).

    b) Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin

    C, asam hogentisat, salisilat dalam jumlah besar, asam

    hidroksiindolasetat), berat jenis urine > 1,020 dan terutama bila

    disertai dengan pH urine yang tinggi, adanya badan keton dapat

    mengurangi sensitivitas pemeriksaan (Gandasoebrata, R, 2007).

  • 13

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    A. Dasar Pemikiran

    Diabetes melitus (DM) yang dikenal dengan kencing manis adalah keadaan

    hiperglikemik kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat

    gangguan hormonal. Kadar glukosa dalam darah umumnya mengalami fluktuasi,

    artinya naik turun sepanjang hari dan setiap saat, tergantung pada makanan yang

    masuk didalam tubuh seseorang. Karena masalah kesehatan yang terjadi, maka perlu

    dilakukan pemeriksaan glukosa urin.

    Glukosa urin adalah keadaan abnormal dimana gula (glukosa) diekskresikan

    ke dalam urin. Sehingga untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan

    glukosa urin yang pada umumnya digunakan metode benedict dan carik celup.

    Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat

    pereduksi yang pada prinsipnya, glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat

    (dalam benedict) menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari

    larutan Benedict tersebut. Sehingga pada interpretasi hasil akan didapatkan hasil yang

    positif (+) apabila terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau, dan akan

    didaptkan hasil yang negatif (-) apabilah tidak terjadi perubahan warna/tetap

    berwarna biru. Sedangkan metode carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar

    yang digunakan untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis

    standar. Prinsip dari pemeriksaan ini yaitu D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase

    diubah menjadi Dglukonolaktondan H2O2. H2O2 yang terbentuk akan mengoksidasi

    kromogen membentuk senyawa berwarna coklat. Pada interpretasi hasil akan

    didapatkan hasil yang positif (+) apabila terjadi perbahan warna coklat pada strip tes,

    dan akan didapatkan hasil yang negatif (-) jika berwarna biru pada strip reagen.

  • 14

    B. Kerangka Pikir

    Ket :

    = Variabel yang diteliti

    = Variabel yang tidak diteliti

    Pasien Diabetes

    Melitus

    Glukosa Urine

    Metode Pemeriksaan

    Metode

    Carik celup

    Metode luff

    schrool

    Metode

    Fehling

    Metode

    Benedict

    Neg (-) : Biru

    (+) : Hijau kekuningan

    (++) : Coklat kekuningan

    (+++) : Coklat mudah

    (++++) : Coklat tua

    Neg (-) : Biru

    (+) : Hijau keruh

    (++) : Hijau kekuningan keruh

    (+++) : Jingga/warna lumpur keruh

    (++++) : Merah bata keruh

    Hasil Perbandingan

  • 15

    C. Variabel Penelitian

    1. Variabel Bebas (Independent), adalah variabel yang mempengaruhi variabel

    yang terikat, dimana variabel bebas yang diteliti adalah gambaran hasil

    pemeriksaan glukosa urine.

    2. Variabel Terikat (Dependent), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

    bebas atau variabel independent. Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu

    pemeriksaan Glukosa urine dengan metode benedict dan Carik celup.

    D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

    1. Definisi Operasional

    a. Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemik kronik yang disertai

    dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal.

    b. Pemeriksaan glukosa urine adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

    Diabetes melitus yang melakukan pemeriksaan di laboratorium RSUD Kota

    Kendari, yang dilakukan terhadap dua perlakuan uji yaitu metode benedict

    dan carik celup.

    c. Metode benedict adalah metode yang memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat

    pereduksi.

    d. Metode carik celup/dipstik adalah alat diagnostik dasar yang digunakan

    untuk menentukan perubahan patologis dalam urin pada urinalisis standar.

    2. Kriteria objektif

    Kriteria objektif dalam penelitian ini meliputi interpretasi hasil yang akan

    didapatkan pada hasil penelitian yaitu:

    1. Metode benedict

    Neg (-) : Biru

    Positif (+) : Hijau keruh

    Posiif (++) : Hijau kekuningan keruh

    Posiif (+++) : Jingga/warna lumpur keruh

    Positif(++++) : Merah bata keruh

  • 16

    2. Metode carik celup

    Neg (-) : Biru pada strip

    Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip

    Positif(++) : Coklat kekuningan pada strip

    Positif(+++) : Coklat mudah pada strip

    Positif(++++) : Coklat tua pada strip

  • 17

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif jika

    ditinjau dari permasalahannya bersifat komparatif yaitu jenis penelitian yang

    ingin melihat perbedaan atau perbandingan dari hasil pemeriksaan glukosa urine

    menggunakan metode benedict dan carik celup pada pasien diabetes mellitus di

    RSUD Kota Kendari.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium RSUD Kota Kendari

    2. Waktu

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 juli – 02 agustus

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-

    cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi dalam

    penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus di RSUD Kota Kendari pada

    periode tahun 2018 yang berjumlah 168 orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan dan

    akan digunakan untuk menaksirkan ciri-ciri populasi (Nasir, 2011). Jumlah

    populasi > 100 maka besar sampel yang diambil adalah:

    Jumlah sampel = 20 % x Jumlah populasi

    = 20% / 100 x 168 = 34

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian karena

    berhubungan dengan data yang akan diperoleh selama penelitian di RSUD.

    Kota Kendari. Prosedur yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data

    adalah dimulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut, serta

    penampilan dari hasilnya.

  • 18

    E. Instrumen Penelitian

    a) Metode Bennedict

    Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksan glukosa urine

    metode benedict adalah sebagai berikut :

    1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung

    3. Lampu spirtus

    4. Reagen benedict

    b) Metode Cerik Celup

    Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan glukosa urin

    metode Carik Celup adalah :

    1. Wadah carik celup (sebagai standar warna)

    2. Strip urin

    3. Reagen carik celup, 7 indikator

    4. Sampel urin (pasien diabetes mellitus)

    F. Prosedur Penelitian

    1. Pra Analitik

    a. Disiapkan alat dan bahan

    b. Gunakan alat pelindung diri (APD)

    c. Persiapan sampel

    1) Sampel urin harus terhindar dari kontaminasi, wadah penampung

    hendaknya bersih dan kering.

    2) Identifikasi sampel : nama, nomor, alamat, umur, dan penggunaan

    pengawet urin

    3) Cara pengumpulan sampel yang digunakan adalah urin sewaktu

    d. Prinsip pemeriksaan

    1. Metode benedict

    Glukosa dalam urine akan mereduksi cuprisulfat (dalam benedict)

    menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari

    larutan Benedict.

  • 19

    2. Metode carik celup

    D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase diubah menjadi

    Dglukonolaktondan H2O2. H2O2 yang terbentuk akan mengoksidasi

    kromogen membentuk senyawa berwarna coklat.

    2. Analitik

    a. Metode Benedict

    1) Dimasukkan reagen benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml

    2) Ditambahkan sampel urine sebanyak 5-8 tetes kedalam tabung reaksi

    3) Dipanaskan menggunakan lampu spirtus selama 2 menit

    4) Dikocok kemudian dilakukan pembacaan hasil reduksi dengan

    menggunakan cara semi kuantitatif

    b. Metode Carik Celup

    1) Dicelupkan strip reagen pada sampel urine

    2) Kelebihan urine pada bagian carik dihilangkan dengan cara

    menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urine dibagian

    tersebut

    3) Dipegang strip reagen secara horizontal dan bandingkan dengan

    standar warna yang terdapat pada label wadah strip reagen, catat hasil

    mdan dokumntasikan.

    3. Pasca Analitik

    a. Metode benedict

    Neg (-) : Biru

    Positif (+) : Hijau keruh

    Posiif (++) : Hijau kekuningan keruh

    Posiif (+++) : Jingga/warna lumpur keruh

    Positif(++++) : Merah bata keruh

    b. Metode Carik celup

    Neg (-) : Biru pada strip

    Positif (+) : Hijau kekuningan pada strip

    Positif(++) : Coklat kekuningan pada strip

    Positif(+++) : Coklat mudah pada strip

    Positif(++++) : Coklat tua pada strip

  • 20

    G. Jenis Data

    1. Data Primer

    Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan

    melalui instrumen pengumpulan data yang digunakan berkaitan dengan objek

    berupa perbandingan hasil pemeriksaan glukosa urin menggunkan metode

    benedict dan carik celup.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang akan mendukung untuk dilakukannya

    penelitian ini. Pada penelitian ini data dikumpulkan dari hasil penelitian

    terdahulu , jurnal dan dari buku-buku yang dipublikasikan kemudian dijadikan

    landasan teoritis dalam penulisan proposal ini.

    H. Pengolahan Data

    a) Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

    b) Scoring, yaitu melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan tahap

    pemberian skor atau niai pada masing-masing sampel dan metode yang digun

    c) akan dalam bentuk angka.

    d) Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

    memasukan data ke program computer.

    e) Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian dikumpul dan

    dimasukan dalam bentuk tabel.

    H. Analisa Data

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat pada penelitian ini yaitu dengan cara menghitung

    jumlah presentase variabel yang diteliti dengan rumus sebagai berikut :

    X = f/n x k

    Keterangan :

    X : Jumlah presentase variabel yang diteliti

    F : Jumlah presentase berdasarkan variabel

    n : Jumlah sampel penelitian

    k : Konstata (100 %)

  • 21

    I. Penyajian Data

    Data hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan di narasikan

    yang selanjutnya akan didapatkan kesimpulan mengenai gambaran hasil

    penelitian.

    J. Etika Penelitian

    Ketika akan melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

    rekomendasi dari pihak atas, pihak lain dengan mengajukan permohonan izin

    kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

    dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

    a. Informad Consent Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

    akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

    manfaat penelitian,bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan

    kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

    b. Anomality Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

    responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

    c. Confidentiality Kerahasiaan inform responden dijamin oleh peneliti dan hanya

    kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneli

  • 22

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Letak Geografis

    RSUD Kota Kendari terletak di JL. Brigjen Z.A Sugianto NO: 39 Kel.

    Kambu Kota Kendari. Pada ahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah

    mempunyai lahan seluas 13.000 ha.

    Batas wilayah RSUD Kota Kendari

    a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

    b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

    c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

    d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

    2. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari

    RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan

    pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927, dan telah

    mengalamai beerapa perubahan yaitu dibangun oleh pemerintah Belanda pada

    tahun 1927, dilakukan rehabilitasi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1960-

    1989, menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota

    Kendari No. 17 Tahun 2001.

    Diresmikan penggunaanya sebagai RSUD Kota Kendari oleh bapak

    Wali Kota Kendari pada tanggal 23 januari 2003. Pada tanggal 9 Desember

    2011 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari resmi menempati gedung

    baru yang terletak di JL.Brigjen Z.A.Sugianto No:39 Kel.Kambu Kec.Kambu

    Kota Kendari. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TM

    Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil terakreditasi penuh

    sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan Menajemen, Rekam Medik

    Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD).

  • 23

    B. Hasil Penelitian

    Telah dilakukan penelitian Gambaran Hasil Pemeriksaan Glukosa Urine

    Menggunakan Metode Benedict dan Carik Celup pada Pasien Diabetes Melitus di

    RSUD Kota Kendari pada tanggal 15 Mei – 20 Juni 2018 yang dilakukan di

    Laboratorium RSUD Kota kendari dengan hasil sebagai berikut :

    a. Metode benedict

    Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Glukosa Urine Menggunakan Metode

    Benedictpada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Kota Kendari

    Sumber: Data Primer 2019

    Tabel 1.1 menunjukan hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan

    metode benedict didapatkan hasil positif(+) pada 22 sampel dengan presentase

    64%, hasil positif (++) pada 4 sampel dengan presentase 12%, dan

    didapatkan hasil negatif pada 8 sampel dengan presentase 24%

    b. Metode Carik celup

    Tabel 1.2Distribusi Frekuensi Glukosa Urine Menggunakan Metode

    Carik Celup pada Pasien diabetes Melitus di RSUD Kota Kendari

    No Metode Carik Celup

    Hasil Pemeriksaan

    Frekuensi (f) Presentase

    (%)

    1 Positif 26 76%

    2 Negatif 8 24%

    Jumlah 34 100%

    Sumber: Data Primer 2019

    No Metode Benedict

    Hasil Pemeriksaan

    Frekuensi (f) Presentase (%)

    1 Positif (+) 22 64%

    2 Positif (++) 4 12%

    3 Negatif 8 24%

    Jumlah 34 100%

  • 24

    Tabel 2.1 Menunjukan hasil pemeriksaan glukosa urine menggunakan

    metode carik celup didapatkan hasil positif pada 26 sampel dengan

    presentase 76% dan didapatkan hasil negatif pada 8 sampel dengan

    presentase 24%.

    C. Pembahasan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Kendari, tentang

    gambaran hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode benedict dan

    carik celup pada pasien diabetes melitus maka didapatkan hasil

    Berdasarkan tabel 1.1. tentang hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

    metode benedictdidapatkan hasil penelitian dari jumlah sampel sebanyak 34

    sampel. Hasil positif (+) sebanyak 22 sampel dengan presentase 64% dan positif

    (++) sebanyak 4 sampel dengan presentase 12% dan hasil negatif (-) sebanyak 8

    sampel dengan presentase 24%.

    Berdasarkan tabel 1.2 tentang hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan

    metode carik celup pada pasien diabetes melitus dengan jumlah sampel 34

    sampel.Hasil positif (+) sebanyak 26 sampel dengan jumlah presentase 76% dan

    didapatakan hasil negatif 8 sampel dengan jumlah presentase 24%. Sehingga

    dengan adanya pemeriksaan dengan metode carik celup maka interpretasi hasil

    yang akan diperoleh adalah:

    Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan perbedaan antara metode

    benedict dan metode carik celup perbedaan hasil dengan selisih jumlah

    presentase 12% didapatkan dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode

    benedict positif(+) sebanyak 22 sampel dengan presentase 65% sedangkan hasil

    pemeriksaan menggunakan metode carik celup didapatkan hasil positif (+)

    sebanyak 26 sampel dengan jumlah presentase 76%. Sehingga berdasarkan

    jumlah presentase dengan hasil positif (+) rata-rata merupakan penderita diabetes

    melitus kategori DM tipe 1, adapun hasil positif (++) yang didapatkan dengan

    menggunakan metode benedict rata-rata merupakan penderita diabetes melitus

    dengan kategori DM tipe 2. Sedangkan pada hasil negatif yang didapatkan pada 8

    sampel juga merupakan penderita diabetes melitus tetapi telah melakukan

    suntikan insulin sehingga kadar glukosa darah dan kadar gukosa urin menurun

  • 25

    karena insulin dapat mengolah darah menjadi energi dan mencegah hati

    memproduksi kadar gula berlebih.

    Pada umumnya glukosa urine merupakan gugus gula sederhana yang masih

    ada didalam urin setelah melewati proses dalam ginjal, yang disebakan karena

    kekurangan hormon insulin yaitu yang mengubah glukosa menjadi glikogen.

    Glukosaurin (kelebihan gula didalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal

    terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun, sehingga terjadi diabetes

    melitus (Subawa, 2010).

    Kadar gula yang tinggi dibuang melaui air seni, dengan demikian penderita

    diabetes melitus akan kekurangan energi/tenaga, mudah lelah, lemas, gatal-gatal

    dan sabagainya. Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus

    muncul dengan urin(kurang dari 130 mg/24 jam). Sehingga glukosaurian

    (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau

    daya readsorbsi tubulus yang menurun (Nurjannah, 2015).

    Normalnya glukosa hanya ada dalam jumlah yang sangat kecil dalam urin.

    Ketika tingkat glukosa sangat kecil didalam urin dan glukosa dalam darah

    melebihi ambang batas gula didalam ginjal, maka glukosa dalam urin akan sangat

    meningkat. Kehadiran glukosa dalam urin merupakan indikasi terjadinya diabetes

    melitus. Adanya glukosa dalam urin pada hakikatnya diatur oleh 2 faktor yaitu

    Kadar Zat glukosa dalam urin dan Ambang ginjal terhadap pengeluaran zat

    glukosa dalam urin (Gandasoebrata, 2007).

    Ketika kadar glukosa didalam tubuh meningkat kemudian dikeluarkan melalui

    urin maka ikatan glukosa pada strip urin dilekati oleh dua enzim yaitu ikatan

    gram oksidase(GOD) dan gram peroksidase (POD), juga zat warna (kromogen)

    seperti orto-toluidin yang akan berubah warna biru(negatif) jika teroksidasi dan

    zat warna iodid jika berubah warna coklat jika (Positif). Pemeriksaan glukosa

    dalam urin berdasarkan Ikatan oksidasi dan peroksidasi akan menguraikan gram

    menjadi asam glutanoat dan hidrogen peroksida. Kemudian hidrogenperoksida ini

    akan mengkatalis antara kalium iodida dan hidrogen peroksidase sehingga

    membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat.

  • 26

    Adapun kelebihan dari pemeriksaan dengan menggunakan metode benedict

    adalah biayanya lebih murah dan membutuhkan urin lebih sedikit sehingga jika

    sampel dengan jumlah sedikit masih bisa dilakukan pemeriksaan, sedangkan

    kelemahan dari metode ini adalah reagen yang dibutuhkan lebih banyak dan untuk

    mendapatkan hasil diperlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan metode carik

    celup memiliki kelebihan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk meperoleh hasil

    lebih cepat dan metode ini spesifik untuk pemeriksaan glukosa urin dan

    kekurangan metode carik celup adalah biaya yang dibutuhkan lebih mahal dan

    urin yang dbutuhkan lebih banyak(Perkeni, 2011).

    Setelah dilakukan penelitian, jumlah hasil presentase tertinggi pada metode

    carik celup didapatkan hasil positif (+) dengan jumlah presentase 76%. Penelitian

    ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh (Indranila KS, 2012) tentang

    “Akurasi pemeriksaan carik celup pada urinalisis proteinura dan glukosauria”

    menyatakan bahwa metode carik celup sangat spesifik dengan pemeriksaan

    glukosa urin dan memiliki sensitivitas keakuratan yang sangat tinggi. Sehingga

    dengan adanya hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode carik celup

    lebih akurat dibandingkan metode benedict karena dengan menggunakan metode

    benedict bisa terjadi kekeliruan dalam proses pembacaan hasil dengan interpretasi

    hasil berdasarkan perubahan warna.

  • 27

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Gambaran hasil pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode

    benedict dan carik celup pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Kendari

    maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Hasil penelitian pemeriksan glukosa urin menggunakan metode benedict

    didapatkan hasil positif (+)22 (65%) , positif (++) 4 (12%) dan hasil negatif

    sebanyak 8 (24%).

    2. Hasil penelitian pemeriksaan glukosa urin menggunakan metode carik celup

    didapatkan hasil positif (+) sebanyak 26 (76%) dan hasil negatif sebayak 8

    (24%).

    B. Saran

    Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

    khasanah keilmuan dalam bidang kimia klinik khususnya pemeriksaan

    glukosa urin.

    2. Bagi institusi diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu

    pengetahuan dibidang kimia klinik.

    3. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi masukan serta ladang informasi

    agar lebih memahami tentang penyakit diabetes melitus.

    4. Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi sarana terhadap proses

    perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi laboratorium.

  • LAMPIRAN

  • GAMBAR HASIL PENELITIAN

    1. Alat dan Bahan

    Reagen Benedict Tabung reaksi

    Strip Urin Sampel urin

    2. Proses pemeriksaan

  • 2. Gambar Hasil

    Metode Benedict

    Positif (+) Positif (++) Negatif(-)

    Metode Carik celup

  • 1. COVER.pdf (p.1-14)2. BAB I_VI.pdf (p.15-41)3. GAMBAR HASIL PENELITIAN.pdf (p.42-50)