pemeriksaan sampel sputum bta.docx
DESCRIPTION
yTRANSCRIPT
Pemeriksaan Sampel Sputum BTA
I. Pra analitik sampel
A. Cara pengumpulan dahak
Pasien diberi arahan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengumpulan dahak.
Adapun prosedur pengumpulan dahak sebagai berikut :
a) Berkumur dengan air hangat sebelum mengeluarkan dahak.
b) Untuk sputum BTA dapat menggosok gigi terlebih dahulu.
c) Jika pasien menggunakan gigi palsu maka lepaskan sebelum berkumur.
d) Tarik nafas dalam 2-3 kali dan setiap kali hembusan nafas dengan kuat.
e) Pot diletakkan dekat mulut dan batukkan dengan keras dari dalam dada lalu keluarkan
dahak dan masukkan ke dalam pot yang bermulut lebar transparan dan bertutup ulir
volume 50 mL.
f) Pot yang sudah berisi dahak ditutup rapat dengan cara memutar tutupnya.
g) Setelah mengeluarkan dahak, mulut dibersihkan dengan tissue, kemudian buang tissue
ke dalam tempat sampah yang bertutup, lalu cuci tangan.
h) Bila perlu, hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang berkualitas baik
dengan volume cukup ( 3-5 mL).
i) Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut :
1. Lakukan olahraga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa kali. Bila terasa
akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu batukkan.
2. Malam hari sebelum tidur, banyak minum air, menelan tablet gliseril glikolat
200mg atau minum ekspektoran untuk mencairkan dahak.
B. Pemeriksaan kualitas spesimen dahak
Kualitas spesimen dahak
Spesimen dahak yang dapat digunakan untuk bahan pemeriksaan adalah dahak
yang memenuhi standar. Standar dahak yang dapat digunakan adalah dahak yang bersifat
mukoid, purulen, atau bercampur darah. Sedangkan spesimen dahak yang kualitasnya
buruk, seperti bersifat encer atau hanya air liur tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan.
Apabila spesimen berupa air liur maka pengumpulan sampel diulang.
II. Analitik specimen
1. Pemeriksaan mikroskopik bakteri tahan asam (BTA)
a. Pembuatan sediaan apus
1) Alat dan bahan
- Api bunsen/ lampu spirtus
- Kaca objek
- rak kaca objek
- Lysol
- Spidol
- lidi steril
- Sputum
2) Cara kerja
- Kaca objek dipersiapkan dan ditulis nomor identitas dahak pasien di sebelah
tepi kiri kaca objek.
- Dahak yang purulen diambil dengan menggunakan lidi steril yang ujungnya
runcing kemudian dioleskan pada kaca objek dengan membuat pola 2x3 cm.
Dilakukan secara aseptis di bio safety cabinet class II A.
- Sediaan diratakan dengan membuat spiral-spiral kecil sewaktu sediaan setengah
kering.
- Lidi dibuang ke botol yang berisi lysol.
- Sediaan apus dikeringkan pada suhu ruangan, kemudiaan difiksasi di atas api 2-
3 kali setelah itu sediaan siap diwarnai.
b) Pewarnaan sediaan apus metode Zielhl Neelsen
1) Prinsip pewarnaan
Dinding bakteri yang tahan asam (BTA) mempunyai lilin dan lemak yang
sukar ditembus cat, oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin
dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada penambahan asam alkohol 3%
BTA akan tetap berwarna merah sedangkan bakteri non-BTA dan sel lain
melapaskan warna. Kemudian dengan penambahan zat warna methylen blue, maka
sediaan akan berlatar belakang biru dan BTA terlihat berwarna merah.
2) Alat dan bahan
- Sediaan apus dahak yang sudah difiksasi
- Karbol Fuchsin 0,3%
- Asam alkohol 3%
- Methylen blue 0,3%
- Rak stainless steel
- Timer
- Rak pewarnaan
- Lampu spirtus (Bunsen)
- Kran dengan selang air sedang
- Kasa
- Kapas
3) Cara kerja
- Sediaan apus diletakkan dengan bagian apusan menghadap ke atas rak yang
ditempatkan di wastafel. Sediaan disusun dengan jarak kurang lebih satu jari.
- Seluruh permukaan sediaan digenangi dengan karbol Fuchsin.
- Sediaan dipanaskan dengan api dari bawah sampai keluar uap dan tidak sampai
mendidih.
- Diamkan selama 5 menit.
- Sediaan dibilas dengan air mengalir sampai bersih.
- Sediaan dimiringkan untuk membuang air.
- Sediaan kemudian digenangi dengan asam alkohol sampai sediaan terlihat
pucat. Maksimal 3x2 menit.
- Sediaan dibilas dengan air mengalir.
- Sediaan dimiringkan untuk membuang air.
- Genangi sediaan dengan methylen blue selama 10-20 detik kemudian dicuci
dengan air mengalir sampai bersih.
- Sediaan dikeringkan pada rak pengering.
4) Pembacaan sediaan apus dahak
-Gunakan lensa objektif 10x untuk menetapkan fokus dan lapang pandang. Periksa
sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. Pada sediaan dahak pada umumnya
ditemukan labih banyak sel leukosit atau sel radang dari pada sel epitel.
-Teteskan satu tetes minyak emersi dengan aplikator minyak emersi tidak
menyentuh kaca objek.
-Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati ke atas sediaan apus.
-Sesuaikan fokus dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat dengan jelas.
-Baca sediaan secara sistematis sehingga daerah yang diperiksa benar-benar
reperesentatif. Sediaan dibaca sebanyak 300 LPB dengan arah pembacaan
sebagai berikut:
III. Pra analitik
a. Pelaporan pemeriksaan sediaan apus
Menurut IUATLD ( International Union Against Tubercullosis and Lung Disease)
sebagai berikut:
Hasil pengamatan Pelaporan hasil
Tidak ditemukan BTA per 100 lapang
pandang (minimal 300 lapang pandang)
Tidak ditemukan
Hasil pengamatan Pelaporan hasil
1-9 BTA per 100 lapang pandang Ditulis jumlahnya
(+n)
10-99 BTA per 100 lapang pandang 1+
1-10 BTA per lapang pandang
(dibaca paling sedikit 50 lapang pandang)2+
>10 BTA per lapang pandang
(dibaca paling sedikit 20 lapang pandang)3+