pemeriksaan laboratorium penunjang untuk mendeteksi kelainan gizi pada
TRANSCRIPT
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
1/24
Prof. dr. Rismawati Yaswir, SpPK(K)
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
2/24
Stres Metabolik Perubahan metabolisme didalam tubuh akibat
penyakit berat bila tidak diterapi dan penatalaksaan
nutrisi yang benar akan mengakibatkanpeningkatan mortalitas
Berdasarkan penyakitnya stres metabolik dibagi:
1. Stres metabolik umum
2. Stres metabolik khusus
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
3/24
Kurang kalori dan protein yang
sering terjadi pada pasien dengansakit berat, tidak hanya disebabkanoleh penyakitnya tetapiAkibat
pemberian nutrisi yang tidakadekuatketidaktahuan atau
kurang perhatian dimanakebutuhan nutrisi meningkatakibat stres metabolik
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
4/24
Agar didapat dukungan nutrisi yang
adekuat penting dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:1. Penilaian status gizi untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Penilaian stres metabolik mengetahui perubahan metabolismeakibat penyakitnya.
3. Pemantauan kebutuhan nutrisi dan metode pemberian.4. Pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan perubahan
metabolisme.
Ekskresi Nitrogen Urea Urin (NUU)
Kadar Glukosa Darah
Asam Laktat Plasma
Glukosa Urin
Analisa Gas Darah
Benda Keton
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
5/24
Suatu penelitian mengatakan orang
dengan stres kronikpeningkatancortisol dalam serumnanti akanmengalami :
resistensi insulindislipidemia
hiperglikemiaobesitas abdominal
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
6/24
emer saan a ora or um yangpenting pada gangguan metabolisme
karbohidrat:1. Pemeriksaan urin
2. Glukosa darah
3. Hb A1 C/ Hb A1 total4. Fructosamin
5. Insulin/ Glukagon
6. C-peptide
7. Benda keton
8. Analisa gas darah
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
7/24
Pemeriksaan Urin Urinalisa
a. Protein: albumin
mikroalbuminuria < 60 mg%
Ada test rebusurin 5 cc dipanaskan
Penilaian test rebus (protein):
- kekeruhan
+ kekeruhan seperti awan++ kekeruhan seperti pasir
+++ kekeruhan seperti gumpalan
++++kekeruhan seperti putih telur
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
8/24
b. Pemeriksaan reduksi
Test Benedict: 5cc benedict + 5-8 tetes urin,
dipanaskan sampai mendidih
dilihat perubahan warna
Penilaian test Benedict:
- warna hijau+ warna hijau endapan kuning
++ warna kuning kehijauan
+++
warna kuning keruh++++ warna merah bata
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
9/24
Sekarang ada test strip
BM testtest ini memang menilai pereduksi
(glukosa)
Beda dengan Benedict test ini tidak menilai
glukosa saja juga zat-zat pereduksi lain.
c. PH Urin
dengan kertas lakmus
Pemeriksaan urin harus dilakukan sesegera mungkinkalau dibiarkanakan menyebabkan negatif palsu
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
10/24
d. Keton bodies
Pemeriksaan benda keton biasa dilakukan pada DM berat(apabila reduksi +++/++++)berarti terjadi ketosis.
Test Rothera:
1. 5cc urin (harus urin segar karena aceton mudahmenguap) + 1 gr (sepucuk pisau) reagen Rotherakocok
sampai larut.2. Miringkan tabung, kemudian diteteskan 1-2 mLamonium hidroxida pekat melalui dinding
3. Letakkan tabung dalam sikap tegak baca hasil setelah 3
menit4. warna ungu kemerahan antara lapisan cairan+ bendaketon
warna coklat-
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
11/24
Pemeriksaan Glukosa Darah: Sampel
Plasma
SerumWhole blood
Darah
Kapiler
Vena
Arteri
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
12/24
Metode pemeriksaan:1.Oxidation reduction methods
a. alkaline cufric reduction
folein we- Benedictnelson somogyi
b. alkaline feric reduction
hagederen-Jensen
2.Enzymatic methods
a. glucose oxidase: colorimetric dan kinetic
b. hexokinase
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
13/24
Ada yang pakai alat Point Of Care Testing = POCT
Alat ini bisa penderita mengerjakan sendiri di rumah Interpretasi pemeriksaan gula darah:
Hiperglikemia bila gula darah puasa 126 mg/dL
Normoglikemia 90-110 mg/dLHipoglikemia 60 mg/dL
Normal Impaired DM
GDP < 110 mg% 110-126 mg% 126 mg%
GD2JPP < 145 mg% 140-200 mg% > 200 mg%
Random > 200 mg/dL
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
14/24
Oral Glucosa Tolerance Test (OGTT)Dikerjakan untuk penderita yang hasil gulanya batas
normal tinggi atau sedikit meningkat.
Beberapa indikasi OGTT:
1. Ada riwayat DM dalam keluarga.
2. Ibu yang memiliki bayi lahir dengan BB 5 kg ataulebih.
3. Obesitas
OGTT tidak dilaksanakan:
1. Gula darah puasa > 200mg%
2. Usia 60 tahun
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
15/24
Cara OGTT:
1. Pasien puasa 10-12 jam2. Ambil darah puasa
3. Minum glukosa 75 gr
4. Ambil darah 2 jam setelah minum glukosa
5. Normal: apabila gula darah kembali normal setelah 2jam, puncak gula darah pada jam-1 jam
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
16/24
HbA1C atau HbA1 Total Untuk menentukan apakah gula darah penderita
tersebut terkontrol atau tidak terkontrol dalam waktu3 bulan (120 hari sesuai dengan umur eritrosit)
HbA1C atau A1C adalah komponen utama darihemoglobin glikat suatu bentuk ikatan non enzimatikkarbohidrat dengan hemoglobin.
Terbentuk dari glukosa yang terikat pada N valin ujungrantai beta molekul hemoglobin pada keadaanhiperglikemia.
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
17/24
Penilaian HbA1Cseseorang prediabetes: HbA1C 5,7-6,4%
tidak diabetes : HbA1C 5,5 %diabetes : HbA1C > 7%
Keterbatasan pemeriksaan HbA1CAnemiaHemoglobinopathiBiaya
Keuntungan pemeriksaan HbA1CPasien tidak perlu puasaKestabilan praanalitik tinggi
Kurang fluktuasi hari ke hari selama sakit dan stres
Kendala pemeriksaan HbA1C:Bila pasien diperiksa di laboratorium berbeda dan metodeberbeda
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
18/24
Beberapa metode pemeriksaan HbA1C Metode affinity chromatographic
Metode HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) Metode elektroforesis
Metode imunokimia
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
19/24
Fructosamin
Ikatan protein dengan glukosa
Masa paruhnya 1-3 minggu
Pemeriksaan sulit
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
20/24
Insulin Dibentuk di sel beta pulau Langerhan pancreas Preproinsulinproinsulininsulin dan C peptide
Metode pemeriksaan dengan RIA,ELISA dan EIA
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
21/24
C-peptida 1 mol c-peptida= 1 mol insulin Masa paruh lebih lama
Dilakukan untuk mengetahui defisiensi insulin Tidak terpengaruh dengan insulin exogen
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
22/24
Analisa Gas Darah Sampel adalah darah arteri dengan antikoagulanheparin
Hasil analisis gas darah pada diabetes adalah asidosismetabilik
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
23/24
Asam Laktat Darah Indikator asidosis laktat, hipoksia, syok , dehidrasi
Katabolisme sel dan akumulasi metabolit asam,seperti asam laktat
Asam laktat normal: 0,5-2,0 mmol/L atau 5-20 mg/dL
-
5/20/2018 Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Untuk Mendeteksi Kelainan Gizi Pada
24/24
TERIMA KASIH