pemeriksaan deep vein thrombosis
DESCRIPTION
DVTTRANSCRIPT
PEMERIKSAAN DEEP VEIN THROMBOSIS
Ada 2 jenis pemeriksaan, yang dapat menegakkan diagnosis trombosis vena dalam,
yaitu:
A. Pemeriksaan Laboratorium
D-dimer
Tes darah yang mungkin digunakan sebagai tes penyaringan (screening) untuk
menentukan apakah ada bekuan darah. D-dimer adalah kimia yang dihasilkan ketika bekuan
darah dalam tubuh secara berangsur-angsur larut/terurai. Tes digunakan sebagai indikator
positif atau negatif. Jika hasilnya negatif, maka tidak ada bekuan darah. Jika tes D-dimer
positif, itu tidak perlu berarti bahwa deep vein thrombosis hadir karena banyak situasi-situasi
akan mempunyai hasil positif yang diharapkan (contohnya, dari operasi, jatuh, atau
kehamilan). Untuk sebab itu, pengujian D-dimer harus digunakan secara selektif.
Pengujian darah lainnya mungkin dipertimbangkan berdasarkan pada
penyebab yang potensial untuk deep vein thrombosis.2
B. Pencitraan 1
Venografi
Sampai saat ini venografi masih merupakan pemeriksaan standar untuk trombosis vena.
Akan tetapi teknik pemeriksaanya relatif sulit, mahal dan bisa menimbulkan nyeri dan
terbentuk trombosis baru sehingga tidak menyenangkan penderitanya.
Prinsip pemeriksaan ini adalah menyuntikkan zat kontras ke dalam di daerah dorsum
pedis dan akan kelihatan gambaran sistem vena di betis, paha, inguinal sampai ke proksimal
ke v iliaca.
Flestimografi impendans
Prinsip pemeriksaan ini adalah mengobservasi perubahan volume darah pada tungkai.
Pemeriksaan ini lebih sensitif pada tombosis vena femorlis dan iliaca dibandingkan vena di
betis.
Ultra sonografi (USG)
Pada akhir abad ini, penggunaan USG berkembang dengan pesat, sehingga adanya
trombosis vena dapat di deteksi dengan USG, terutama USG Doppler. Pemeriksaan ini
memberikan hasil sensivity 60,6% dan spesifity 93,9%.
Metode ini dilakukan terutama pada kasus-kasus trombosis vena yang berulang, yang
sukar di deteksi dengan cara objektif lain.
Pemeriksaan USG terbagi kepada 3 teknik untuk DVT:
Kompresi ultrasound : dengan memberikan tekanan pada lumen
pembuluh darah jika tidak ada sisa lumen saat dilakukan tekanan ini
mengindikasikan bahwa tidak adanya trombosis pada vena.
Colour flow duplex : menggunakan teknik dupleks ultrasonografi
tetapi dengan tambahan warna pada Doppler sehingga dengan mudah
mengidentifikasi pembuluh darah.
Duplex scanning: Teknik B-mode ultrasonografi ini mampu melihat
aliran, gerakan katup, adanya bekuan darah/thrombus, membedakan
bekuan lama atau baru, perubahan dinding pada sistim vena. Duplex
scanning , adalah kombinasi dari real-time dan Doppler
ultrasonografi, memiliki angka spesifisitas 86-95%, sensitifitas 88-
98% dalam mendeteksi trombosis vena dalam. Walaupun demikian
harus diingat hasil pemeriksaan Dupplex scanning tergantung
operatornya (operator dependent, hasil pemeriksaan seorang operator
ahli dapat berbeda dengan hasil operator ahli lainnya).
CT-Scan dan MRI
Dengan Ct-Scan dapat menunjukkan adanya trombosis vena dalam dan jaringan lunak
sekitar tungkai yang membengkak. Sedangkan MRI sangat sensitif dan dapat mendiagnostik
kecurigaan adanya trombosis pada vena iliaka atau vena cava inferior.
Daftar Pustaka:
1. Acang, Nuzirwan (2010) TROMBOSIS VENA DALAM (Faktor Risiko, Patogenesis, Diagnosis dan Pengobatan). Majalah Kedokteran Andalas, 25 (2). Available from: http://repository.unand.ac.id/161/2/Hal_4655_no.2_vol_25_2001._Trombosis_vena_dalam_-_Isi.doc [ Accessed on: 23 December 2012].
2. Khoon Ho, Wai (2010) Deep Vein Thrombosis (Risks and Diagnosis). Australian Family Physician Vol. 39, No. 7, JULY 2010. Available from: http://www.williampoh.com/Documents/AFPDVT0710.pdf [ Accessed on: 23 December 2012]