pemeriksaan aspal

6
Pemeriksaan Aspal Pemeriksaan terhadap aspal keras meliputi pemeriksaan penetrasi, pemeriksaan titik lembek, pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup, pemeriksaan penurunan berat aspal, kelarutan aspal dalam karbon tetra klorida, daktilitas, berat jenis aspal keras, dan viskositas kinematik. Pemeriksaaan terhadap aspal cair yang umum dilakukan yaitu viskositas kinematik, pemeriksaan titik nyala dengan tag open cup, daktilitas aspal cair, penyulingan aspal cair dan kadar air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum di atas dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum suatu campuran aspal. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu: - Porositas agregat. - Jumlah tumbukan per bidang. - Persyaratan rongga dalam campuran (VIM), rongga dalam mineral agregat (VMA), rongga terisi aspal (VFB), dan rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal). - Persyaratan Stabilitas Marshall, Marshall Quotien, dan Stabilitas Marshall Sisa. - Persyaratan Pelelehan (Flow). Langkah-langkah mendapatkan nilai kadar aspal optimum Menurut Asphalt Institute Bulk SG digunakan untuk menghitung VMA dan VFB campuran padat, sedangkan Eff SG digunakan untuk menentukan porositas (VIM). Tetapi Bina Marga mempergunakan Eff SG untuk menghitung seluruh sifat campuran. Dalam praktek di lapangan Eff SG diambil sebesar: Kadar aspal optimum ditentukan dengan merata-ratakan kadar aspal yang memberikan nilai stabilitas maksimum, kepadatan maksimum dan kadar aspal pada VIM-PRD yang disyaratkan. Hasil ini kemudian di cek apakah pada nilai rata-rata ini persyaratan campuran beraspal lainnya seperti VMA, VFB dan Flow campuran telah memenuhi spesifikasi.

Upload: trafalgarlaw

Post on 28-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dokumen ini berisi tentang bagaimana tata cara pemeriksaan aspal di lapngan.

TRANSCRIPT

Pemeriksaan AspalPemeriksaan terhadap aspal keras meliputi pemeriksaan penetrasi, pemeriksaan titik lembek, pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup, pemeriksaan penurunan berat aspal, kelarutan aspal dalam karbon tetra klorida, daktilitas, berat jenis aspal keras, dan viskositas kinematik. Pemeriksaaan terhadap aspal cair yang umum dilakukan yaitu viskositas kinematik, pemeriksaan titik nyala dengan tag open cup, daktilitas aspal cair, penyulingan aspal cair dan kadar air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimumdi atas dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kadar aspal optimum suatu campuran aspal. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu:-Porositas agregat.-Jumlah tumbukan per bidang.-Persyaratan rongga dalam campuran (VIM), rongga dalam mineral agregat (VMA), rongga terisi aspal (VFB), dan rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal).-Persyaratan Stabilitas Marshall, Marshall Quotien, dan Stabilitas Marshall Sisa.-Persyaratan Pelelehan (Flow).

Langkah-langkah mendapatkan nilai kadar aspal optimumMenurut Asphalt Institute Bulk SG digunakan untuk menghitung VMA dan VFB campuran padat, sedangkan Eff SG digunakan untuk menentukan porositas (VIM). Tetapi Bina Marga mempergunakan Eff SG untuk menghitung seluruh sifat campuran. Dalam praktek di lapangan Eff SG diambil sebesar:Kadar aspal optimum ditentukan dengan merata-ratakan kadar aspal yang memberikan nilai stabilitas maksimum, kepadatan maksimum dan kadar aspal pada VIM-PRD yang disyaratkan. Hasil ini kemudian di cek apakah pada nilai rata-rata ini persyaratan campuran beraspal lainnya seperti VMA, VFB dan Flow campuran telah memenuhi spesifikasi. Dalam menentukan KAO (Kadar Aspal Optimum) dengan menggunakan pengujian Marshall, maka diperlukan sedikitnya 5 (lima) variasi kadar aspal dengan kenaikan %. Dari 5 variasi tersebut, sedikitnya 2 nilai kadar aspal berada di atas dan di bawah nilai kadar aspal yang diperkirakan. Salah satu cara untuk menentukan kadar aspal yang diperkirakan adalah dengan Rumus: P = 0,035a + 0,045b + K c + F Setiap nilai kadar aspal diperlukan minimal 3 (tiga) sampel marshall. Berat satu sampel marshall kurang lebih 1200 kg agregat. Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama dengan 63,5 mm (2 1/2) dengan menggunakan tabel berikut ini.Grafik untuk pengujian marshall Stabilitas Flow Marshall Quotient (Stabilitas/flow) Berat Isi Campuran VIM VMA VFAPerhitungan bulk spesific gravity agregatPerhitungan effective spesific gravity agregat

Klasifikasi Agregata. Berdasarkan kelompok terjadinyaAgregat beku (igneous rock)Agregat sedimen (sedimentary rock)Agregat metamorfik (metamorphic rock)b. Berdasarkas PengolahanAgregat siap pakaiAgregat diolah dahuluc. Berdasarkan Ukuran ButiranAgregat kasar (Coarse Aggregate)Agregat halus (Fine Aggregate)Bahan pengisi (Filler)

CBRHarga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul bebanenis - Jenis CBR :Berdasakan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi :1) CBR Lapangan (CBR inplace atau field Inplace) Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan kondisi tanah pada saat itu.2) CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR) Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang maksimum3) CBR Laboratorium Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95% kepadatan maksimum.

STRUKTUR PERKERASANPada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut : Lapisan tanah dasar (sub grade) Lapisan pondasi bawah (subbase course) Lapisan pondasi atas (base course) Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas : Lapisan tanah dasar, tanah galian. Lapisan tanah dasar, tanah urugan. Lapisan tanah dasar, tanah asli.Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut : Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai : Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Lapisan pondasi atas (base course)Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai : Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya. Bantalan terhadap lapisan permukaan.Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.Lapisan Permukaan (Surface Course)Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai : Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus). Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.