pemeliharaan

26
Komponen Pembakaran Motor Bensin : Distributor Fungsi Bagian Komponen System ini berfungsi untuk memberikan percikan bunga api untuk memulai pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Komponen-komponennya sbb :

Upload: ali-perdana-kabreta

Post on 24-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pemeliharaaan

TRANSCRIPT

Komponen Pembakaran Motor Bensin : Distributor

Fungsi Bagian Komponen

System ini berfungsi untuk memberikan percikan bunga api untuk memulai pembakaran campuran

udara dan bahan bakar di dalam silinder. Komponen-komponennya sbb :

1. Battery

2. External resistant

3. Distributor

4. Busi

5. Ignition Switch

6. Kabel Busi

7. Ignition Coil

Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai

dengan urutan pengapian motor.Pada distributor terdapat beberapa komponen, diantaranya: Platina,

(contact breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor

distributor dan tutup distributor.

Letak Pemasangan Distributor

Poros distributor dihubungkan dengan poros nok, jadi saat poros engkol berputar maka poros nok dan

poros distributor juga berputar.Perbandingan putaran antara poros distributor dengan poros engkol

adalah 1:2, artinya poros distributor berputar 1 kali poros engkol berputar 2 kali.Arah putaran poros

ada yang searah jarum jam, ada pula yang berlawanan arah jarum jam, tergantung teknik pemasangan

poros distributor pada poros nok.

Untuk mengetahui lebih detail tentang komponen-komponen distributor akan dijelaskan di bawah ini.

a. Platina (contact breaker)

Platina berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer. yang membuat platina terbuka

adalah nok, sedangkan yang membuat platina menutup adalah pegas.Saat platina menutup tahanan

harus nol dan persinggungan permukaan harus baik agar arus listrik dapat mengalir dengan cepat

mencapai maksimal, dan kemagnetan inti koil cepat terbentuk.Saat platina terbuka maka arus listrik

harus cepat terputus agar koil dapat menghasilkan induksi tegangantinggi secara maksimal.Lama

kontak pemutus menutup merupakan faktor penting dalam pembentukan induksi tegangan tinggi.

Lama kontak pemutus menutup diukur dalam derajat dan sering disebut cam dwell angle

(CDA).Besar cam dwell angle (CDA) berhubungan terbalik dengan celah platina, bila celah platina

besar maka CDA menjadi kecil, sebaliknya bila celah platina kecil maka CDA (cam dwell angle)

besar

Besar CDA tergantung dari perencanaan putaran kerja mesin dan silinder motor. Mesin yang

dirancang untuk putaran tinggi maka membutuhkan CDA (cam dwell angle) yang besar, agar cukup

waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus primer, karena semakin cepat putaran motor semakin

kecil waktu persatuan sudut engkol. Semakin banyak silinder semakin kecil CDA (cam dwell angle).

Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor yang mempunyai 1-3 silinder = 59-65 derajat.

Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor 4 silinder = 50-54 derajat.

Besar CDA (cam dwell angle) untuk motor 6 silinder = 36-40 derajat.

Karena terlalu kecilnya CDA pada motor 8 silinder, maka pada motor 8 silinder ada yang

mengaplikasikan double contact breaker, dimana sudut dwell kontak pemutus satu dan yang kedua

saling melengkapi sehingga mampu dibuat CDA sebesar 36-42 derajat.

Tetapi tiap merk kendaraan terkadang memiliki ukuran CDA yang berbeda-beda, sehingga lebih baik

melihat manual book dari merk kendaraan tersebut.

b. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk menyerap arus induksi primer koil (electromotive force) saat kontak

pemutus arus terbuka sehingga percikan api pada permukaan kontak dapat dikurangi,kontak pemutus

tidak cepat aus/kotor/terbakar. Selain itu dengan terserapnya electromotive force dari induksi koil

primer kecepatan perubahan kemagnetan lebih tinggi, sehingga arus induksi pada sekunder koil lebih

besar, percikan api lebih besar, pembakaran lebih sempurna, tenaga mesin besar dan bahan bakar

lebih hemat.

Cara kerja kondensor sebagai berikut:

Cara Kerja Kondensor

Saat kontak pemutus berhubungan terjadi aliran listrik melalui primer koil, ke kontakpemutus arus, ke

massa dan mengakibatkan inti koil menjadi magnet. Karena nok bergerak maka kontak pemutus arus

terbuka, pada primer koil menghasilkan induksi diri sebesar 300-400 volt dengan arah arus searah

dengan arus primer. Arus induksi primer koil tersebut dialirkan ke kondensor sehingga tegangan naik,

karena kondensor tidak ada hubungan dengan massa maka arus dipantulkan kembali ke primer koil,

primer koil juga saat itu tidak berhubungan dengan massa maka arus dipantulkan kembali ke

kondensor, proses tersebut terjadi berulang-ulang dan pada setiap proses pemantulan akan

mengurangi tegangan sehingga semakin lama tegangan semakin kecil sampai tegangan sama dengan

tegangan bateraiyaitu12 volt.

Pemakaian kondensor dengan kapasitas yang tidak tepat yaitu terlalu besar atau terlalu kecil akan

merusak platina. Kapasitas kondensor yang terlalu kecil menyebabkan saat platina terbuka kondensor

tidak segera menyerap arus induksi primer koil, sehingga percikan api pada permukaan kontak tetap

besar, kontak pemutus cepat aus/kotor/terbakar,

kecepatan perubahan kemagnetan rendah, arus induksi pada sekunder koil juga rendah, percikan api

busi rendah. Kapasitas kondensor yang terlalu besar mengakibatkan waktu penyerapan arus induksi

primer koil, sehingga kecepatan perubahan kemagnetan pada koil rendah, induksi tegangan tinggi

rendah, percikan api busi kecil.Pada putaran tinggi, waktu yang diperlukan kondensor untuk

membuang muatan listrik tidak mencukupi sehingga saat platina menutup tegangan kondensor masih

tinggi, hal ini akan menyebabkan terjadinya percikan api yang besar pada platina saat platina

menutup.

Kondensor yang digunakan pada kendaraan mempunyai kapasitas 0,18-0,25 mikro farad. Pada

pemasangan sistem pengapian konvensional kondensor dihubungkan dengan (-) koil, jadi dipasang

secara pararel dengan kontak pemutus arus.

Ciri dari pemakaian kondensor yang tidak tepat adalah adanya bisul pada permukaan kontak pemutus.

Ciri dari pemakaian kondensor yang terlalu kecil ditandai dengan adanya bisul pada permukaan

kontak yang bergerak (+) dan adanya lubang pada permukaan kontak yang diam (-).

Ciri-ciri penggunaan kondensor yang terlalu besar ditandai dengan adanya bisul pada permukaan

kontak yang diam (-) dan adanya lubang pada permukaan kontak yang bergerak (+).

Dampak Pemakaian Kapasitas Kondensor yang Tidak Tepat

b. Poros nok dan kontak pemutus

Poros nok pemutus arus berfungsi untuk menekan rubbing block platina sehingga platina terbuka.

Terbukanya platina menyebabkan aliran listrik pada primer koil terputus, kemagnetan inti koil hilang,

terjadi induksi baik pada primer koil maupun sekunder koil. Tegangan induksi sekunder koil yang

sangat tinggi  dialirkan ke tutup distributor, rotor, kabel tegangan tinggi dan busi sehingga terjadi

percikan api pada busi. Jadi saat pemutus arus terbuka akan terjadi percikan api di busi.

Dampak Pemakaian Kapasitas Kondensor yang Tidak Tepat

Pada motor 4 tak, api busi diperlukan tiap 2 putaran engkol yaitu saat akhir kompres, untuk itu dibuat

perbandingan putaran engkol dengan poros nok pemutus sebesar 2:1, artinya poros engkol berputar 2

kali (720 derajat) maka poros nok berputar 1 kali (360 derajat). Jumlah tonjolan nok sesuai dengan

jumlah silinder, artinya untuk motor 1 silinder mempunyai nok 1 buah,sedangmotor4 silinder

mempunyai nok 4 buah.

Antar poros penggerak dan nok tidak terikat mati. Kedua bagian tersebut dihubungkan dengan

centrifugal advancer, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengajukan saat pengapian.

Platina membuka akibat tekanan poros nok, saat platina mulai membuka maka terjadi percikan api

busi. Keausan poros nok yang tidak merata menyebabkan waktu pembukaan platina tidak stabil,

sehingga saat percikan api juga tidak stabil atau saat pengapian tidak stabil.

d. Centrifugal advancer

Centrifugal advancer merupakan mekanisme yang berfungsi mengajukan saat pengapian berdasarkan

putaran mesin. Centrifugal advancer terdiri dari 3 komponen utama yaitu: bobot centrifugal, pegas

dan driving plate.

Saat putaran mesin bertambah maka gaya centrifugal yang dihasilakan juga bertambah, pegas akan

memanjang mengimbangi gaya centrifugal yang dihasilkan. Gerakan bobot centrifugal mengungkit

nok sehingga poros nok berputar searah putaran rotor, karena putaran nok searah maka nok lebih

cepat bertemu dengan rubbing block, kontak pemutus lebih cepat terbuka, saat pengapian lebih maju.

Konstruksi dan Cara Kerja Centrifugal Advancer

e. Vacum advancer

Kecepatan perambatan api hasil pembakaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

perbandingan campuran, atomisasi, tekanan campuran, temperatur campuran dan sebagainya.

Saat kendaraan dipercepat campuran bahan bakar menjadi gemuk karena pada saat tersebut terjadi

penyemprotan bahan bakar pada pompa percepatan. Campuran gemuk membutuhkan waktu

pembakaran yang lebih lama dibanding campuran ideal, untuk itu agar tekanan maksimal hasil

pembakaran tetap 108 setelah TMA maka saat pengapian harus dimajukan.

Prinsip pengajuan saat pengapian memanfaatkan perubahan kevakuman pada lubang throttle valve.

Saat motor dipercepat kevakuman pada throttle valve naik, gaya dari kevakuman yang dihasilkan

menggerakkan diafragma, diafragma menggerakan dudukan kontak pemutus arus (breaker plate)

berlawanan dengan putaran putaran poros nok, gerakan dudukan kontak pemutus arus lebih cepat

membuka, sehingga saat pengapian juga lebih cepat/maju.

Konstruksi dan Cara Kerja Vacum Advancer

f. Rotor dan tutup distributor

Tutup distributor terdapat terminal kabel tegangan tinggi, satu terminal in put dan terminal out put

sesuai dengan jumlah silinder. Jadi untuk motor 4 silinder mempunyai 1 terminal input dan terminal

out put sebanyak 4 terminal.

Sebagai tempat terminal tegangan tinggi maka tutup distributor terbuat dari bahan isolator yang baik

agar tidak ada kebocoran arus tegangan tinggi antar terminal dengan bodi/rumah distributor.

Hubungan arus listrik tegangan tinggi dari terminal in put dengan terminal terminal out put

dihubungkan oleh rotor. Selain menghubungkan arus, rotor juga mengatur arus yang dialirkan secara

bergantian kesetiap silinder.

Arus Tegangan Tinggi Melewati Tutup Distributor dan Rotor

Proses aliran tegangan tinggi melalui tutup distributor dan rotor dapat di lihat pada gambar diatas.

Dari gambar tersebut saat kontak pemutus arus mulai terbuka sekunder koil menghasilkan induksi

tegangan tinggi, arus tegangan tinggi mengalir ke terminal in put pada tutup distributor, diteruskan ke

rotor. Pada saat tersebut rotor menghadap pada salah satu terminal out put sehingga arus tegangan

tinggi meloncat dari rotor ke terminal out put, arus tersebut kemudian diteruskan ke busi oleh kabel

tegangan tinggi, di busi arus tegangan tinggi meloncat dari elektroda tengah ke elektroda massa,

sehingga timbul percikan api.

Tutup distributor posisinya diam atau statis sedangkan rotor harus berputar mendistribusikan tegangan

tinggi yang masuk, dengan kontruksi tersebut berarti:

Harus ada komponen yang menyalurkan arus dari terminal in put ke rotor, lokasi komponen

harus ditengah dan selalu bergesekan.

Terdapat celah antara rotor dengan terminal out put agar rotor tidak membentur terminal saat

berputar.

Posisi rotor harus menghadap salah satu terminal bila induksi tegangan tinggi dihasilkan.

Dari uraian diatas terdapat beberapa permasalahan pada rotor dan tutup distributor, diantaranya:

1. Terdapat kontoran pada terminal tegangan tinggi sehingga menghambat aliran arus tegangan

tinggi.

2. Adanya keretakan pada tutup distributor sehingga arus tegangan tinggi bocor ke bodi

distributor, arus yang mengalir ke busi menjadi kecil, percikan api kecil.

3. Hilang atau rusaknya karbon pada terminal in put. Hilangnya komponen tersebut

menyebabkan adanya celah antara terminal in put dengan rotor. Arus tegangan tinggi akan

meloncat dari terminal tegangan tinggi ke rotor akibatnya terjadi percikan api yang

menyebabkan terminal rotor cepat kotor terbakar dan berkurangnya energi listrik pada bagian

tersebut sehingga yang mengalir ke busi menjadi kecil, percikan api busi menjadi kecil.

4. Keausan pada ujung rotor dan terminal out put. Antara ujung rotor dan terminal out put

terdapat celah, adanya celah tersebut menyebabkan berkurangnya energi listrik dan percikan

api, percikan api membuat kedua bagian tersebut cepat aus, keausan menyebabkan celah

menjadi semakin lebar sehingga energi listrik banyak berkurang, berkurangnya energi listrik

pada bagian tersebut menyebabka listrik yang mengalir ke busi menjadi kecil sehingga

percikan api busi menjadi kecil.

Distributor terbagi dalam 3 bagian yang penting yaitu :

1. Kontak Platina, bagian ini befungsi membuka dan menutupkan platina, sehingga mengalir

atau terputusnya arus listrik pada kumparan koil primer.

2. Distributor Unit, dimana bertugas membagi arus listrik bertegangan tinggi pada silinder.

3. Pengatur penyalaan ( spark advancer ), peralatan yang secara otomatis mengatur waktu

sesuai dengan putaran mesin dan bebannya.

Distributor ini berfungsi membagi arus tegangan tinggi secara tepat ke busi-busi yang terdapat pada

silinder sesuai urutan pengapiannya, dan terdiri dari sebuah tutup distributor yang terbuat dari plastik

yang diberi terminal-terminal dan sebuah rotor. Rotor dipasangkan pada poros distributor yang

diputarkan oleh poros nok ( knoken as ) dan bagian rotor ini bersentuhan dengan terminal koil

penyalaan. Pada tutup distributor terdapat terminal tengah yang dihubungkan ke koil penyalaan dan

terminal-terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor ini membagi arus tegangan

tinggi ke busi menurut urutan pengapiannya.

Dalam sistem pengapian mesin multisilin derkonvensional dikenal komponen Distributor sebagai

pembagi tegangan sekunder coil pengapian yangselautnya disalurkan kebusi pada silinder yang

membutuhkan.Sebagai satu unit kerja,komponen Distributor ini memiliki bagian bagian umum yang

secara garis besar meliputi contac tpoint atau platina dan kapacitor atau kondensor

(padasistemKettering),hall Ic atau magnetic pick-up atau opticalsensor

(sistemTCI),moduligniter(modelinternal,TCI),coil pengapian (modelinternaTCI),mechanic

aladvancer,vacuumadvancer,Distributor shaft,bearing atau ushing,distributor housing,o-ring atau

oilseal,Distributor cap,Distributor rotor dan brake,sebagaimanaGambar1.1.

Gambar1.1.DistributorKonvensional.

Komponen-komponen diatas secara individu maupun sebagai sistemtern nyata memiliki banyak

permasalahan diantaranya:

1.Terjadinya kerusakan permanen pada platina dan capasi torak akibat dialiri arus yang cukup besar

yang digunakan untuk mensuplai arus kekabel primerco.Kondisi ini menyebabkan platina dan

kapasitor harus diganti pada perio detertentu.

2.Terjadinya keausan pada komponen bergerak(movingparts)sepertime chan icalad vancer,Distributor

shaft dan bearing atau bushing.Salah satunya disebabkan terjadinya kemacetan hingga terjadi

kehilangan daya.Gangguan ini secara langsung mempengaruhi sistem pengapian.Distributor shaft

yang berputar tidak rataakibat kerusakan bearing atau bushing-nya mengakibatkan timing pengapian

tidak stabil,sehingga mesin tidak dapat digunakan denganbaik (idle).Mechani caladvancer yang tidak

berfungsi baik akan mengakibatkan timing pengapian tidak dapat maju seiring dengan naiknya

putaran mesin sehingga poses pembakaran tidak sempurna.

3.Terjadinya kerusakan padakomponen vacuum advancer maupun komponen terkait yang akan

mengakibatkanmelemahnya akselerasi mesin.

4.Kerusakan terjadi pada o-ring atau oilseal yang disebabkan karena seringnya menerima beban

panas,tekanan dan exposure yang terusmenerus darioli,hingga kehilangan daya perapatnya pada

gilirannya pelumas bocor.

5.Terjadinya keausan pada carbon electrode sehingga menimbulkan gangguan pada distributor cap

yang mengakibatkan gangguan pada pengapian atau misfring.

6.Pengapian sistem Distributor melibatkan pemakaian kabel busi untuk menyalurkan dan membagi

tegangan sekunder coil pengapian kesilinder yang memeukan.Adanya kabel busi juga memiliki

potensi masalah nyasendiri.

7.Pada sistem pengapian distributor,tegangan sekunderdar icoil pengapian tidak dapat tersalur

langsung kebusi melainkan harus melewatirotor,capanta rarotor dan elektroda karbon pada Distributor

cap dan jugaka bel busi dengan nilai resistensi yang tinggi(dalamsatuanKiloOhm).Rute perjalanan

yang panjan gini tentu saja mengakibatkan berkurangnya daya pengapian itu sendiri setelah sampai

ketujuannya.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, beberapa produsen kendaraan telah mengeluar kan produknya

diantaranya Mitsubishi Eterna DOHC ECI Multi(1990),SuzukiBaleno(1997),Daihatsu

TarunaEFI(2000)dan HyundaiAtoz(2005)telah merancang sistem pengapian kendaraan yang

meniadakan komponen Distributor(distributorless) atau dikenal dengan directignition.Sistem

Distributorless yang dikembangkan oleh kendaraan diatas menggunakan sistem Distributor less Dual

Ignition System(WasteSpark)denganpowerignitoranalog dan kemudian dikoreksi timing

pengapiannya dengan sistemdi gital yang ada

Dalam Electronic Control Module (ECM).Dalam disain dua lignition,pengapian secara bersamaan

diterapkan pada dua silinder yang berpasangan (keduanyapadaposisiTDC) dimana satusilinder

padaposisi yang membutuhkan dan silinder pasangannya pada posisi tidak membutuhkan.Oleh

karena pengapian dibuang pada satu silinder yang tidak membutuhkan,maka sistem ini dikenal juga

dengan istilah wastes parkignition.Untuk mesin yang menggunakan bahan bakar bensin empat

silinder dengan (firingorder)1-3-4-2,terdapat dua pasang silinder ,yaitu 1-4 dan 2-3.Oleh karenanya

diperlukan dua coil pengapian untuk melayani dua pasang silinder tersebut,seperti terlihat pada

gambar berikut ini:di

Gam

r1.2.DistributorlessDualSparkIgnition.Seme

ntara tipe dua lignition yang murni analog baik sensor maupun timingdevice-nya tanpa ada koreksi

oleh sistem digital telah banyak dikembangkan sebagai komponen alternative atau aftermarketse

bagai upgradeba

1.2Permasalahan

Dari hasil analis is terhadap Distributor yang digunakan pada kendaraan bermotor,maka dirumuskan

permasalahan diantaranya:

1.Bagaimana memperoleh hasil rancangan simulasi komputer agar timedelay sesuai dengan kebutuhan

kenderaan.

2.Bagaimana memilih dan merakit komponen Distributorless DigitalIgnition Multi Purpose yang

mengacu pada hasil rancangan simulasi komputer agar meiliki arus dan tegangan yang dapat

memperbaiki proses pembakaran.

3.Bagaimana menghasilkan sistem Distributor less DigitalIgnition MultiPurpose yang mampu

diprogram sesuai dengan tipe dan kebutuhan kendaraan.

4.Sistem Distributor lessdigital yanga dasa atini merupakan sistem blackbox yang sulit bahkan tidak

dapat diakses oleh pengguna atau programmer.1.3

Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar

campuran udara dan bahan bakar didalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi

diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak

didalam silinder. Karena pda motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan

tinggi yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan

tinggi yang diperlukan.

Pemeriksaan Keausan Distributor

Memeriksa keausan pada :

· Plat dudukan kontak pemutus

· Poros governor

· Kam governor

Keausan pada plat dudukan kontak pemutus, poros governor dan kam governor merugikan stabilitas

celah kontak/sudut dwell, akibatnya saat pengapian kurang tepat.

Kebebasan maksimal :

Radial » 0.02 mm        Aksial » 0.2 mm

Langkah awal

· Periksa kelonggaran plat dudukan kontak pemutus. Gunakan obeng, seperti gambar berikut. Plat

dudukan tidak perlu dilepas dari distributor.

· Jika kebebasan dapat dirasakan dengan baik, plat dudukan harus diganti

· Periksa kelonggaran poros governor dengan tangan seperti pada gambar berikut.

Kebebasan maksimal :

Radial » 0.02 mm

Aksial » 1 mm

 

 

 

 

· Jika kebebasan radial dapat dirasakan dengan baik distributor harus dioverhaul / diganti.

· Periksa keausan pada kam governor. Kam yang beralur terlalu tajam harus diganti.

By Coilku | January 15, 2012

Hanya montir yang masih hijau menyetel saat pengpian seperti terlihat pada gambar diatas. Dengan

cara tersebut biasanya saat pengapian menjadi terlalu awal. Akibatnya?

Saat pengapian yang terlalu awal, mengakibatkan knoking ( detonasi )

Knoking pada saat beban tinggi mengakibatkan kerusakan pada torak, batang torak dan bantalannya.

Cara Menyetel Dengan Lampu Timing

· Pasang lampu timing dan tachometer

· Kontrol / stel putaran idle

· Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak pada puli atau roda gaya. Jika

tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu.

· Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai distributor dapat

digerakkan

· Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat, kemudian keraskan sekrup kembali.

· Kontrol saat pengapian kembali. Kontrol juga dengan melepas slang vakum dari distributor. Jika ada

perbedaan antara saat pengapapian dengan/tanpa slang vakum, penyetelan karburator salah, atau slang

vakum pada karburator disambung salah.

Petunjuk

* Perhatikan : jika lampu timing dilengkapi dengan penyetel sudut, penyetel tersebut harus ditepatkan

pada posisi “off “ atau 00

Saat pengapian dalam idle biasanya 5 – 100 sebelum TMA

* Penyetelan saat pengapian biasanya harus pada putaran idle. Bila putaran idle terlalu tinggi, saat

pengapian dimajukan oleh sistem advans di dalam distributor. akibatnya, penyetelan menjadi salah.

Putaran idle untuk motor 4 silinder biasanya 750-850 rpm, untuk motor 6 silinder 600-750 rpm.

Pada mobil – mobil buatan Jerman, Italia, kadang – kadang penyetelan saat pengapian tidak pada

putaran idle. Lihat cara menyetel dalam buku manual.

.Kabel Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi pada sistem pengapian mempunyai fungsi sebagaipenghantar tegangan

tinggi yang dihasilkan ignition coil ke busi-busi melaluidistributor tanpa ada kebocoran.

Kabel tegangan tinggi mempunyai bagian sebagai

  •Lepas semua bagian dan bersihkan dengan bensin, kemudian keringkan dengan baik.Jika menggunakan angin, doronglah arang di dalam pusat distributor, untuk mencegaharang keluar waktu disemprot.Periksa kondisi isolator pada koil, rotor, tutup distributor dan steker busi. Jika terdapattempat yang terbakar, bagian tsb. harus diganti baru. Lihat pada gambar!

  Tutup distributor harus diperiksa kondisi arangnya.Arang yang dapat bergerak. (Rotor dengan tinggi tetap )Bola arang tetap ( Rotor dilengkapidengan pegas daun yang berfungsisebagai kontak )•Periksa kondisi isolator kabel pengapian. Kabel yang retak atau terbakar harus diganti.

  •Pasang rotor pada poros governor. Rotor yang mempunyai kelonggaran harus diganti.•Pasang tutup distributor •Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi ke busi•Hidupkan mesin sebagai kontrol.Hubungkan kabel : Dari tutup distributor ke silinder yang mana?•Tutup distributor buatan Jepang biasanya ada nomor-nomornya.•Rumah distributor buatan Bosch ada tanda garis di atas sisinya, yang menunjuk-kan kesilinder 1. Sedangkan kabel-kabel tegangan tinggi yang lain mengikuti urutan pengapian,sesuai dengan arah putaran rotor.Contoh : Motor 4 silinder, urutan pengapian 1 -3 - 4 - 2