pemecahan masalah dan terapi komunitas

36
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan masyarakat ( public health ) menurut Winslow (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit , memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. (Sihombing, 2000) Dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan tidak terlepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan meliputi masalah kesehatan masyarakat dan masalah kedokteran. Pemecahan masalah kesehatan adalah salah satu upaya untuk membuat wilayah dengan kesehatan yang baik tercapai. Berbagai metode telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan. Salah satu metode tersebut adalah siklus 1

Upload: djodie-depati-singalaga

Post on 07-Dec-2015

279 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

tugas dr. maria

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat (public health) menurut Winslow (1920) adalah

ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan

kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang

terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di

masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan,

pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,

pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung

agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk

menjaga kesehatannya. (Sihombing, 2000) Dalam UU Kesehatan No. 36 tahun

2009 ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera, baik secara fisik,

mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan tidak terlepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan

meliputi masalah kesehatan masyarakat dan masalah kedokteran. Pemecahan

masalah kesehatan adalah salah satu upaya untuk membuat wilayah dengan

kesehatan yang baik tercapai. Berbagai metode telah banyak digunakan untuk

memecahkan masalah kesehatan. Salah satu metode tersebut adalah siklus

pemecahan masalah (problem solving cycle). Siklus pemecahan masalah

merujuk pada kontinuitas langkah-langkah yang dilaksanakan secara sistematis

meliputi analisis situasi, identifikasi masalah, prioritas masalah, tujuan, alternatif

pemecahan masalah, rencana operasional, pelaksanaan dan penggerakan,

pemantauan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi. (Sihombing, 2000)

Terapi komunitas (therapeutic community/TC) adalah suatu lingkungan

dimana sekelompok individu yang sebelumnya hidup ‘terasing’ dari masyarakat

umum, berupaya mengenal diri sendiri serta belajar menjalani kehidupan

berdasarkan prinsip-prinsip yang utama dalam hubungan antar individu,

sehingga mampu mengubah perilaku yang selama ini tidak sesuai dengan

1

norma-norma sosial ke arah perilaku yang dapat diterima oleh norma

masyarakat. Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, saling mendukung

dalam mempersiapkan diri mereka untuk kembali ke masyarakat sebagaiwarga

yang dapat berfungsi sosial dan produktif.  (Ufah, 2011)

Terapi komunitas adalah gaya pengobatan yang melibatkan keseluruhan

pribadi dalam proses pemulihan dan tantangan individu untuk memiliki

kehidupan yang positif dengan hubungan yang mendukung sehat dan bekerja

dengan memuaskan. Terapi komunitas palig sering ditujukan sebagai alternatif

pengobatan ketergantungan obat-obatan, misalnya narkoba. Terapi komunitas

dalam hal ini adalah lingkungan yang bebas dari narkoba, dimana para

pengguna yang mengalami ketergantungan narkoba hidup secara bersama secara

terorganisasi dan terstruktur yang memiliki tujuan yang sama yaitu berubah dan

membuktikan ke masyarakat luar bahwa telah bersih dari narkoba. Terapi

komunitas membentuk miniatur dari masyarakat, dimana ada penduduk,

kemudian staf yang berperan sebagai fasilitator. (Ufah, 2011)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemecahan Masalah

Masalah timbul jika ada kesenjangan antara kenyataan dan harapan.

Masalah kesehatan adalah kesenjangan antara standar yang diharapkan

masyarakat dengan kondisi kesehatan masyarakat yang sesungguhnya

ditemui. Salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan sebuah

masalah kesehatan adalah siklus pemecahan masalah (problem solving

cycle). (Sihombing, 2000)

Siklus pemecahan masalah merupakan proses yang terdiri dari

langkah-langkah berkesinambungan yang mencakup:

1. Analisis situasi

2. Identifikasi Masalah

3. Prioritas Masalah

4. Tujuan

5. Alternatif pemecahan masalah

6. Rencana operasional

7. Pelaksanaan dan Penggerakan

8. Pemantauan

9. Pengawasan dan pengendalian

10. Evaluasi

Apabila prioritas masalah telah ditetapkan, langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah menetapkan prioritas jalan keluar. Ada beberapa kegiatan

yang harus dilakukan, sebagai berikut : (Azwar, 2010)

1. Menyusun alternatif jalan keluar

Menyusun alternatif jalan keluar dapat dilakukan dengan berbagai teknik

misalnya teknik synetic. Teknik ini mirip dengan survei biasa hanya

respondennya pihak ketiga yang biasanya berupa para ahli. Dari

3

beberapa pendapat yang dikemukakan akan ditetapkan alternatif jalan

keluar. Jika dengan teknik berpikir kreatif masih belum dapat

menghasilkan jalan keluar alternatif, ada langkah-langkah yang dapat

ditempuh sebagai berikut :

a. Menentukan berbagai penyebab masalah

Menentukan berbagai penyebab masalah dapat dilakukan dengan:

Focus Group Discussion (FGD)

Adalah suatu bentuk diskusi mengenai suatu topik yang

diarahkan oleh moderator untuk memunculkan informasi baru

mengenai suatu topik atau mengeksplorasi lebih lanjut topik

tersebut.

Curah pendapat (brainstorming)

Adalah teknik mengembangkan ide dalam waktu singkat.

Setiap orang mengemukakan pendapat dan hasilnya berupa

daftar masalah. Daftar masalah dari anggota tersebut ditulis di

kertas atau papan tulis, dikelompokkan menjadi satu untuk

pendapat yang sama, dan diberikan kesempatan kepada setiap

anggota untuk meminta penjelasan atau bertanya terhadap apa

yang disampaikan oleh anggota kelompok.

Fish bone (metode tulang ikan)

Diagram tulang ikan digunakan untuk memberikan gambaran

umum suatu masalah dan penyebabnya. Penyebab paling

utama diletakkan paling dekat dengan kepala ikan. Diagram

tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab

masalah sebagai langkah awal untuk menentukan fokus

perbaikan, mengembangkan ide pengumpulan data dan/atau

mengembangkan solusi, mengenai penyebab terjadinya

variasi proses, dan menganalisis masalah.

4

b. Memeriksa kebenaran penyebab masalah

Karena daftar penyebab masalah yang disusun baru bersifat teoritis,

perlu dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah

misalnya dengan wawancara, observasi, Focus Grup Discussion.

c. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan

Apabila penyebab masalah telah berhasil disusun, lanjutkan dengan

mengubah daftar penyebab masalah tersebut ke dalam bentuk

kegiatan.

Contoh

Masalah Penyebab Alternatif

Tingginya angka

kematian bayi

karena tetanus

1. Persalinan ditolong

dukun bayi belum

terlatih

1. Kursus dukun

bayi

2. Cakupan imunisasi

ibu hamil terbatas

2.Meningkatkan

cakupan ibu

hamil

3. Pengetahuan ibu

tentang tetanus

rendah

3.Penyuluhan

Kesehatan

2. Memilih prioritas jalan keluar

Cara melakukan prioritas jalan keluar banyak macamnya dilihat dari :

1. Efektivitas jalan keluar

a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

Makin besar masalah tersebut dapat diatasi, makin tinggi

prioritas jalan keluar tersebut.

b. Pentingnya jalan keluar

Pentingnya jalan keluar berkaitan dengan kelanggengan

selesainya masalah. Makin langgeng selesainya masalah,

makin penting jalan keluar tersebut.

c. Sensitivitas jalan keluar

5

Sensitivitas berkaitan dengan kecepatan jalan keluar

mengatasi masalah. Makin cepat masalah teratasi, makan

sensitif jalan keluar tersebut.

2. Efisiensi jalan keluar

Nilai efisien berkaitan dengan biaya. Makin besar biaya yang

diperlukan,makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

3. Melakukan uji lapangan

Tujuan uji lapangan yaitu untuk menilai berbagai faktor penopang

dan faktor penghambat yang kiranya akan ditemukan, jika jalan keluar

tersebut dilaksanakan. Menurut teori Green dikenal dengan faktor

predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors),

dan faktor penguat (reinforcing factors).

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah atau

mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Berhubungan dengan

motivasi individu/ kelompok untuk bertindak.

Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan untuk

terjadinya perilaku tertentu atau memungkinkan suatu motivasi

direalisasikan. Yang termasuk adalah ketersediaan pelayanan

kesehatan, aksesibilitas, dan kemudahan pencapaian pelayanan

kesehatan baik dari segi jarak maupun segi biaya.

Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat untuk terjadinya

perilaku tersebut dengan memberikan penghargaan secara terus

menerus pada perilaku sehingga terjadi pengulangan atau hukuman

sebagai konsekuensi suatu perilaku. Pemahaman faktor penguat

adalah sejauh mana ketidakadaannya akan berarti kehilangan

dukungan untuk tindakan dari individu atau kelompok.

6

Contoh :

Predisposing Enabling Reinforcing

Kurangnya

pengetahuan tentang

cara hidup bersih dan

sehat

Kebiasan MCK di

sungai

Penggunaan air sungai

sebagai sumber air

minum dan memasak

Terbatasnya

sumber/fasilitas

air bersih

Terbatasnya

fasilitas jamban

Terbatasnya daya

jangkau ke pusat

kesehatan

Perilaku tokoh

masyarakat

yang juga

tidak

memberikan

contoh yang

baik

Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek dapat

menggunakan analisis SWOT. (Azwar, 2010)

Ada empat unsur pokok dalam analisis SWOT yaitu : (Azwar, 2010)

Strengths (kekuatan) yaitu berbagai kelebihan dimiliki oleh

organisasi untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi

Weakness (kelemahan) yang dimiliki organisasi yang bila diatasi

dapat mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi

Opportunity adalah faktor yang didapat dengan membandingkan

analisis internal yang dilakukan di suatu instirusi dengan analisis

internal dari kompetitor lain.

Threats (ancaman) adalah kendala yang bersifat negatif yang

dihadapi oleh suatu organisasi.

7

Langkah-langkah melakukan analisis SWOT : (Azwar, 2010)

1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi

Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi,

perlu dilakukan hal-hal sbb :

a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai

Unsur dibedakan atas dua macam, pertama unsur perangkat

organisasi yang terdiri dari tenaga (men), dana (money), sarana

(material), serta metoda (method). Kedua unsur fungsional yang

terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling).

b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

Nilai yang diberikan untuk setiap unsur yang dinilia secara umum

dapat dibedakan atas dua macam :

Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik

atau buruk

Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting

atau tidak penting

c. Membuat matriks dari hasil penilaian yang dilakukan

Matrik Kekuatan dan Kelemahan Organisasi

Baik PERFORMANCE buruk

Penting A B

IMPORTANCE

Tidak penting C D

d. Menarik kesimpulan hasil penelitian

Pedoman yang dipakai untuk menarik kesimpulan dari hasil penilaian

adalah sbb :

Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak A maka berarti

unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari

8

kekuatan organisasi sehingga layaknya dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya.

Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak B, maka

berarti unsur yang dinilai tersebut adalah salah satu dari

kelemahan organisasi, sehingga perlu diperbaiki.

Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak C, maka

berarti unsur yang dinilai tersebut juga merupakan salah satu

kelemahan organisasi, sehingga perlu upaya perbaikan tetapi

menempati prioritas yang rendah.

Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak D maka berarti

unsur tersebut merupakan salah satu dari kekuatan organisasi

karena keadaannya memang telah baik tetapi tidak sepenting

kotak A.

2. Melakukan analisis kesempatan organisasi

a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai

b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

Nilai yang diberikan sbb:

Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan

tinggi dan rendah

Nilai kemungkinan keberhasilan (success probability) yang

dinyatakan dengan tinggi dan rendah.

c. Membuat matriks dari hasil penilaian yang dilakukan

Matrik Kesempatan Organisasi

Tinggi ATTRACTIVENESS rendah

Tinggi A B

SUCCESS PROBABILITIES

Rendag C D

9

d. Menarik kesimpulan dari hasil penilaian

Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak A, maka berarti unsur

yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kesempatan

organisasi dikarenakan mempunyai daya tarik dan kemungkinan

keberhasilan yang tinggi.

3. Melakukan analisis hambatan organisasi

a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai

b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai

Nilai yang diberikan sbb :

Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of

occurance) yang dinyatakan dengan sering dan jarang

Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan

dengan serius atau tidak.

c. Membuat matriks dari hasil penilaian yang dilakukan

Matrik Hambatan Organisasi

Sering PROBABILITY OF OCCURANCE Jarang

Serius A B

SERIOUSNESS

Tidak serius C D

d. Menarik kesimpulan dari hasil penilaian

Apabila unsur masuk dalam kotak A maka berarti unsur yang dinilai

tersebut merupakan salah satu dari hambatan organisasi dikarenakan

sering muncul dan bersifat serius.

Biasanya nilai kesempatan dan hambatan sering dipadukan

Kesempatan Hambatan Nilai kombinasi

A D Ideal business

A A Speculative business

B D Mature business

D A Troubled business

10

4. Memperbaiki prioritas jalan keluar

Dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan dengan

itu meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan pada uji

lapangan.

5. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar

Untuk ini uraikanlah semua unsur rencana sebagaimana yang telah

dikemukakan, sehingga dapat dihasilkan suatu rencana yang lengkap

Rencana Operasional

Setelah solusi yang terbaik telah terpilih, rencana solusi tersebut

siap dilaksanakan. Pelaksanaan solusi tersebut perlu memperhatikan

prinsip-prinsip manajemen sebuah program. Aspek kepemimpinan serta

kegiatan pengawasan, pengarahan, motivasi dan komunikasi perlu

dijalankan dengan baik demi keberhasilan pelaksanaan rencana tersebut.

Langkah-langkah implementasi masalah, yaitu:

- Menyusun POA (Plan of Action)

- Efektifitas

- Efisiensi

- Produktifitas

Contoh penyusunan POA

Pendahuluan

Analisa situasi

Tujuan dan masalah

Kebijaksanaan pelaksanaan dan pokok kegiatan

Organisasi dan penggerakan pelaksanaan

Sumber daya yang dimanfaatkan

Perkiraan faktor penunjang dan faktor penghambat

Pengawasan pengendalian dan peniaian

Penutup

11

2.2 Terapi Komunitas

2.2.1 Definisi Terapi Komunitas

Therapeutic Community atau terapi komunitas merupakan salah

satu teknik dalam penyembuhan atau rehabilitasi, misalnya pada

penyalahgunan obat-obatan. Komunitas mantan pecandu yang satu dengan

yang lainnya saling membantu untuk pulih dan berhenti dari obat-obatan.

Dengan terapi komunitas penyembuhan tidak tergantung pada individu

tetapi pada dorongan kekuatan kelompok/komunitas. (Kepmenkes no 420,

2010)

Terapi komunitas adalah sekelompok orang dengan masalah yang

sama, mereka berkumpul untuk saling bantu dalam mengatasi masalah

yang dihadapinya, dengan kata lain, man helf man to help himself, yaitu

sesorang menolong orang lain untuk menolong dirinya, dalam program

terapi komunitas kesembuhan diciptakan lewat perubahan

persepsi/pandangan alam (the renewal of worldview) dan penemuan diri

(self discovery) yang mendorong pertumbuhan dan perubahan (growth and

change). (Kepmenkes no 420, 2010)

Menurut De Leon ada empat kerangka teori terapi komunitas,

yaitu: (Tetranto, 2008)

1. Terapi komunitas didefinisikan sebagai suatu bentuk self help

approach yang unik. Terapi memiliki makna menggunakan

pendekatan interaksi sosial dan psikologikal sebagai tujuan

utamanya dalam merubah gaya hidup dan identitas individu

sedangkan makna dari komunitas meruakan metode yang

digunakan dalam mencapai perubahan yang diinginkan dalam tiap

individu.

2. Kedua, secara esensi, terapi komunitas dibentuk dari kumpulan

konsep-konsep, kepercayaan, asumsi-asumsi, dan pengetahuan

klinis yang telah melalui proses penelitian dan observasi lebih dari

30 tahun yag memiliki fokus terhadap adiksi dan ilmu kejiwaan.

12

3. Ketiga, terapi komunitas diatur ke dalam tiga komponen meliputi

perspektif, model, dan metode. Secara perspektif menggambarkan

bagaimana terapi komunitas memandang gangguan

penyalahgunaan obat-obatan, individu yang menyalahgunakan

obat-obatan, proses pemulihan yang dijalani dan dinilai hidup yang

dianut. Secara model menjelaskan bahwa terapi komunitas

merupakan program perawatan yang terstruktur yang merupakan

organisasi sosial, dan mencakup aktifitas keseharian. Yang

dimaksud metode adalah community as method di mana orang

orang yang berada dalam program terapi komunitas dilatih atau

diajarkan bagaiamana mereka belajar untuk mengenal diri mereka

melalui interaksi sosial dengan rekan sebaya dan komunitas.

4. Keempat, menjelaskan bagaimana ketiga komponen utama

(perspektif, model, dan metode) bekerja secara bersama dan saling

berhubungan dalam proses perubahan yang dialami. Ketiga elemen

tersebut bertujuan untuk memfasilitasi perubahan gaya hidup dan

identitas individu. Untuk memperoleh perubahan yang optimal

membutuhkan respon dari interaksi individu dalam komunitas dan

internalisasi dalam proses belajar.

2.2.2 Komponen Dasar Terapi Komunitas

Terdapat dua prinsip pelaksanakan terapi komunitas yaitu

komunitas sebagai agen perubahan dan swadaya. Peserta pengobatan

diharapkan untuk mematuhi ketat dan eksplisit norma-norma perilaku.

Norma-norma ini diperkuat dengan hal-hal spesifik (imbalan dan

hukuman) yang diarahkan untuk mengembangkan kontrol diri dan

tanggung jawab. Aspek lain dari terapi komunitas adalah terapi

"masyarakat sebagai metode" dengan pendekatan yang berfokus pada

perubahan pola berpikir dan perilaku negatif melalui terapi individu dan

kelompok, sesi kelompok dengan rekan-rekan, pembelajaran berbasis

masyarakat, konfrontasi, permainan, dan peran-bermain. (Ufah, 2011)

13

Partisipasi dalam terapi komunitas dirancang untuk membantu

orang memperkirakan dan membangun, mengenali, mengungkapkan, dan

mengelola perasaan mereka. Konsep "hidup benar" (belajar etika dan

tanggung jawab pribadi dan sosial) dan "bertindak seolah-olah"

(berperilaku sebagai orang seharusnya) diintegrasikan ke dalam kelompok

terapi komunitas, pertemuan, dan seminar. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kesadaran atas sikap tertentu atau perilaku dan

dampaknya pada diri sendiri dan lingkungan sosial. (Ufah, 2011)

2.2.3 Struktur Terapi Komunitas

Terapi komunitas dirancang untuk menekankan pengalaman

masyarakat dalam suatu wilayah. Pendatang baru dalam masyarakat

sepenuhnya harus berpartisipasi di dalamnya. Diharapkan dalam hal

demikian, identifikasi mereka sebelumnya dalam menggunakan obat-

obatan akan berkurang dan mengasimilasi sikap prososial, perilaku, dan

tanggung jawab. (Ufah, 2011)

Kapasitas terapi komunitas menampung 40 sampai 80 orang.

Terapi komunitas mempunyai berbagai pengaturan, yaitu kebutuhan,

sumber pendanaan, dan toleransi masyarakat. Misalnya, beberapa terletak

pada kamp dan peternakan atau di rumah-rumah pinggiran kota. Lainnya

telah dibentuk di penjara, dan tempat penampungan. Lembaga yang lebih

besar dapat mendukung beberapa fasilitas di berbagai pengaturan untuk

memenuhi kebutuhan klinis dan administrasi. (Ufah, 2011)

Ada satu konselor untuk setiap 11 warga dalam pengobatan. Terapi

komunitas mengandalkan berbagai derajat pekerjaan (misalnya, pekerja

sosial, perawat, dan psikolog) untuk beberapa aspek pengobatan. (Ufah,

2011)

2.2.4 Norma-norma dan Falsafah Terapi Komunitas

Terapi komunitas memiliki berbagai norma-norma dan falsafah yang

dianut untuk membentuk perilaku yang baik yaitu: (Ufah, 2011)

14

1. The Creed (Philosophy)

Merupakan filosofi atau falsafah yang dianut dalam terapi komunitas.

Falsafah ini merupakan kerangka dasar berpikir dalam program terapi

komunitas.

2. Unwritten Philosophy

Merupakan nilai-nilai dasar yang tidak tertulis, tetapi harus dipahami.

Karena inilah nilai-nilai atau norma-norma yang hendak dicapai dalam

program.

3. Cardinal Rules

Cardinal rules merupakan peraturan utama yang harus dipahami dan

ditaati dalam program terapi komunitas, yaitu :

a) No drugs

b) No sex

c) No violence

4. Four Structure Five Pillars dalam terapi komunitas

Kategori struktur program utama terdiri dari:

a) Behavioural management shaping (pembentukan tingkah

laku)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada kemampuan untuk

mengelola kehidupannya sehingga terbentuk perilaku yang

sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma kehidupan

masyarakat.

b) Emotional and phsicological (pengendalian emosi dan

psikologi)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan

kemampuan peneyesuaian diri secara emosional dan

psikologis.

c) Intellectual and spiritual (pengembangan pemikiran dan

kerohanian)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan aspek

pengetahuan, nilai-nilai spiritual, moral dan etika, sehingga

15

mampu menghadapi dan mengatasi tugas-tugas kehidupannya

maupun permasalahan yang belum terselesaikan.

d) Vocational and survival (keterampilan kerja dan ketrampilan

bersosial serta bertahan hidup)

Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan

kemampuan dan keterampilan yang dapat diterapkan untuk

menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari maupun masalah

dalam kehidupannya.

5. Lima tonggak dalam program terapi komunitas

a) Family mileu concept (konsep kekeluargaan)

Untuk menyamakan persamaan di kalangan komunitas

supaya bersama menjadi bagian dari sebuah keluarga.

b) Peer pressure (tekanan rekan sebaya)

Proses dimana kelompok menekankan contoh dengan

menggunakan teknik yang ada dalam terapi komunitas.

c) Therapeutic session (sesi terapi)

Berbagai kerja kelompok untuk meningkatkan harga diri dan

perkembangan pribadi dalam membantu proses pemulihan.

d) Religious session (sesi agama)

Proses untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman

agama.

e) Role modeling (keteladanan)

Proses pembelajaran dimana seorang belajar dan mengajar

mengikuti mereka yang sudah sukses.

6. Tools of the house

Tools of the house merupakan alat-alat atau instrumen yang ada dalam

terapi komunitas yang digunakan untuk membentuk perilaku.

7. Struktur (hirarki) fungsi kerja

Di dalam terapi komunitas dikenal adanya kelompok-kelompok yang

terbagi dalam departemen (divisi), dimana individu yang berada

dalam departemen tersebut akan menjalankan tugasnya setiap hari

16

sesuai dengan fungsi kerjanya (job function) masing-masing. Di dalam

job function tersebut dikenal adanya sistem status (hirarki) yang

menentukan tanggung jawab, yaitu:

a) C.O.D (coordinator of department)

b) Chief

c) Shingle/ H.O.D (Head of Departement)

d) Ramrod

e) Crew

8. Tahapan Program

a) Induction

Tahap ini berlangsung pada sekitar 30 hari pertama saat

anggota mulai masuk. Tahap ini merupakan masa persiapan

bagi anggota untuk memasuki tahap primary.

b) Primary

Tahap ini ditujukan bagi perkembangan sosial dan psikologis

anggota. Dilaksanakan selama kurang lebih 3 sampai dengan

6 bulan.

c) Re-entry

Re-entry merupakan program lanjutan setelah primary.

Program re-entry memiliki tujuan untuk memfasilitasi

anggota agar dapat bersosialisasi dengan kehidupan luar

setelah menjalani perawatan di primary. Tahap ini

dilaksanakan selama 3 sampai 6 bulan.

d) Aftercare

Program yang ditujukan bagi eks-anggota/alumni. Program

ini dilaksanakan di luar panti/rehab dan diikuti oleh semua

angkatan di bawah supervisi dari staff re-entry. Tempat

pelaksanaan disepakati bersama.

17

2.2.5 Pengobatan dalam Terapi Komunitas

Fase penanganan progam terapi komunitas terdiri atas 5 tahap, yaitu:

(Ufah, 2011)

1. Entry/Orientation Phase (perkiraan waktu 2 – 4 minggu)

Tahap awal berupa orientasi terhadap aturan, norma, ritual dan

tugas di terapi komunitas. Pengenalan terhadap komunitas dan staf

pegawai. Kegiatan yang dilakukan berupa pekerjaan sederhana dan

mudah sehingga tidak perlu mengambil keputusan penting, tetapi

perlu pengawasan tingkat tinggi.

2. Core Treatment Phase (perkiraan waktu antara 3 – 6 bulan)

Belajar untuk mengidentifikasi isu-isu klinis atau pengobatan

misalnya psikologis, sosial atau keluarga, kesehatan, pendidikan,

pelatihan, dan lain-lain. Pengelolaan emosi dan belajar ekspresi

perasaan yang tepat dalam kelompok dan bentuk lain dari

konseling. Selain itu praktek dalam mengartikulasikan dan

mengungkapkan masalah kritis kehidupan atau masalah pribadi

yang belum terselesaikan dalam sesi kelompok atau sesi pribadi.

3. Pre–Reentry Phase (perkiraan waktu antara 2 – 3 bulan)

Pada tahap ini fokus terhadap pengejaran karier, pendidikan dan

kegiatan produktif lainnya yang meningkatkan kemandirian,

sebagai wujud resosialisasi secara bertahap untuk persiapan

kegiatan di luar terapi komunitas. Proses Internalisasi yang baru

untuk memperoleh norma, nilai-nilai pribadi dan gaya hidup.

Keberhasilan dari proses ini perlu melibatkan peran manajerial dan

pengawasan.

4. Reentry Phase (perkiraan waktu antara 2 – 6 bulan)

Dalam usaha pengembalian diri ke masyarakat di luar kehidupan

komunitas, maka perlu belajar untuk menangani isu-isi jika terjadi

kekambuhan dan menemukan gaya hidup yang stabil. Oleh karena

itu perlu dukungan dari keluarga, teman, komunitas, dan lain-lain.

Melatih kemampuan dengan gaya hidup baru seperti mengelola

18

uang, manajemen waktu, manajemen stress, kesehatan dan praktek

seks yang aman.

5. Aftercare Phase (perkiraan waktu antara 6 – 12 bulan)

Melakukan kunjungan ke terapi komunitas untuk berhubungan

kembali dengan komunitas atau memberi waktu pribadi sebagai

pembicara atau fasilitator dari kelompok-kelompok khusus dalam

upaya mempertahankan gaya hidup bebas dari ketergantungan.

Prinsip terapi yang dilakukan dengan metode terapi komunitas

berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan secara rutin dan

teratur. Adapun kegiatan yang rutin dilakukan, yaitu:

1. Perbaikan perilaku sehari-hari (behavior management), anggota

diharuskan beraktivitas mengikuti jadwal yang telah ditentukan,

kecuali ada kendala seperti sakit. Setiap kegiatan sudah dijadwal

secara padat dan teratur. Tujuannya agar pasien diberi kesibukan

sehingga tidak memiliki waktu untuk berdiam diri dan berkhayal.

Semua aktivitas dilakukan secara bersama–sama, antara para

anggota dan staf yang bertugas. Tujuannya untuk meningkatkan

kedisiplinan dan rasa kebersamaan dalam suatu komunitas.

2. Pertemuan pada terapi komunitas pertemuan berdasarkan

tujuannya, dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a. Morning meeting

Kegiatan yang bersifat formal dilakukan pada pagi hari,

sesudah makan, selama 30-45 menit. Kegiatan ini diikuti

oleh staf dan anggota dengan mengenakan pakaian formal

dan bersepatu, kemudian mengucapkan moto hidup dari

terapi komunitas agar memberi semangat dan bebas dari

ketergantungan obat-obatan. Tujuan kegiatan ini yaitu

mempengaruhi aspek psikologi, dengan mengawali hari

dengan baik, meningkatkan rasa keakraban dan

persaudaraan dalam komunitas dan yang terutama adalah

19

memotivasi agar aktivitas sepanjang hari dapat berlangsung

dengan baik.

b. Seminar

Pertemuan formal yang dilakukan setiap sore selama 60-90

menit. Kegiatan seminar dilakukan untuk mengasah

kemampuan mendengarkan, berbicara dan memperhatikan.

Pada kegiatan ini pasien diberi kesempatan untuk

mengungkapkan pendapat secara bebas sehingga

merangsang kemampuan berkomunikasi. Tujuan seminar

adalah sebagai stimulasi intelektual, yaitu merangsang

kreatifitas untuk memberi ide dan tanggapan terhadap hal-

hal yang baru, dan membentuk pola berpikir yang benar dan

sarana berinteraksi sosial serta merupakan pastisipasi aktif

dalam kegiatan berkomunikasi. Penataan ruang biasanya

disusun seperti susunan ruang kelas agar terkesan formal.

c. House meeting

Pertemuan informal yang dilakukan setiap malam hari,

setelah makan malam. Sifat pertemuan lebih akrab. Lama

pertemuan sekitar 45-60 menit. Situasi pada saat pertemuan

adalah pasien dalam keadaan santai, duduk tenang, pasif

atau cenderung mendengarkan. Tujuan house meeting

adalah mengevaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan

sepanjang hari, baik yang positif maupun yang negatif.

d. General meeting

Pertemuan ini bersifat santai namun kekeluargaan. Lama

pertemuan tidak ditentukan. Tujuannya merayakan hal-hal

yang membanggakan atas prestasi residen sehingga

memotivasi dan meningkatkan kesadaran untuk berperilaku

positif. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri

merupakan bagian yang sangat berarti bagi proses

kesembuhan.

20

3. Permainan

Berbagai permainan yang dapat meningkatkan kemampuan bekerja

sama dalam kelompok, mengasah kreativitas dan intelektual,

mengembangkan kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan

lain-lain.

4. Ibadah

Perbaikan mental spiritual sangat dibutuhkan oleh pasien. Memiliki

hubungan yang dekat dengan Tuhan dapat membantu pasien dalam

mengendalikan perilaku dan pola berpikir. Beribadah secara rutin

akan dapat membantu proses penyembuhan. Kegiatan beribadah

dilakukan bersama-sama.

5. Ketrampilan untuk bertahan mandiri lepas dari ketergantungan

dengan obat-obatan (vocational/survival skill)

Pelatihan yang diberikan untuk mampu bertahan mandiri lepas dari

ketergantungan obat-obatan dengan pemberian tugas secara

bertahap mulai dari yang mudah hingga kompleks dan menuntut

tanggung jawab dari setiap individu. Pelatihan kepemimpinan dan

penerapannya di lingkungan komunitas, meliputi evaluasi dan

pengambilan keputusan yang telah dibuat dalam komunitas.

21

BAB III

KESIMPULAN

Salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah

kesehatan adalah siklus pemecahan masalah (problem solving cycle). Siklus

pemecahan masalah merujuk pada kontinuitas langkah-langkah yang

dilaksanakan secara sistematis meliputi analisis situasi, identifikasi masalah,

prioritas masalah, tujuan, alternatif pemecahan masalah, rencana operasional,

pelaksanaan dan penggerakan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian, serta

evaluasi.

Alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan menetapkan prioritas

jalan keluar (solution priority). Kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu 1)

menyusun alternatif jalan ke luar, 2) memilih prioritas jalan keluar, 3)

melakukan uji lapangan, 4) memperbaiki prioritas jalan ke luar, dan 5)

menyusun uraian rencana prioritas jalan ke luar. Langkah-langkah implementasi

masalah yaitu menyusun POA (plan of action), efektifitas, efisiensi, dan

produktifitas. Monitoring adalah kegiatan untuk memantau jalannya suatu

program, sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program.

Terapi komunitas merupakan salah satu teknik pengobatan atau

rehabilitasi khususnya ketergantungan obat-obatan. Terapi komunitas

membentuk miniatur dari masyarakat, dimana ada penduduk dan staf yang

berperan sebagai fasilitator. Kategori struktur program utama terapi komunitas

terdiri dari behavioural management shaping (pembentukan tingkah laku),

emotional and phsicological (pengendalian emosi dan psikologi), intellectual

and spiritual (pengembangan pemikiran dan kerohanian), dan vocational and

survival (ketrampilan kerja dan keterampilan bersosial serta bertahan hidup).

22

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga.

Tangerang: Binarupa Aksara Publisher

Sihombing G. 2000. Ilmu Administrasi dan manajemen program kesehatan

untuk mahasiswa kedokteran. Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI.

Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 420/Menkes/SK/III/2010

tentang Pedoman Layanan Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada

Gangguan Penggunaan NAPZA Berbasis Rumah Sakit.

Ulfah, Maria. 2011. Metode Theraupetic Community bagi Residen Narkotika di

Unit Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Bogor.

(https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2943/1/

MARIA%20ULFAH-FDK.PDF ulfa, mariah therapeutic community).

Tetranto, T.H. Gambaran Status Depresi Pada Pecandu Narkoba yang Berada

dalam Pusat Rehabilitasi (12 steps and therapeutic community). Skripsi

S1 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. 2008. H 23

23