pemburu margin rusunami akan dikenai sanksi · strategi itu tidak akan efektif di saat keadaan...

1
Separuh Produksi Tangguh III untuk Domestik Dana Perimbangan tidak Berdasar Bertambah DANA-DANA perimbangan yang tidak me- miliki landasan aturan kian bertambah dan ditengarai berpotensi memperlebar kesenjangan antardaerah. Itu dikatakan Sekjen Forum Indo- nesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan di Jakarta, kemarin. Menurut Yuna, jenis dana perimbangan yang tidak diatur dalam UU No 33/2004 tentang Per- imbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah semakin banyak. “Tahun 2009 hanya ada tiga jenis,” kata Yuna. Namun, saat ini ada tujuh jenis dana perim- bangan yang berkembang di luar dana alokasi umum serta dana bagi hasil. Dana-dana tersebut meliputi bantuan ope- rasional sekolah, dana tambahan penghasilan guru pegawai negeri sipil daerah (PNSD), tun- jangan profesi guru PNSD, dana penyesuaian infrastruktur daerah, dana insentif daerah, dan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah. (*/E-2) BII Maybank Adopsi Sekolah di Padang PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), anak perusahaan Maybank di Indonesia, akan mengadopsi sekolah dasar (SD) di Padang, Sumatra Barat, yang dibangun dengan dana Tabung Bencana The News Straits Times Press (NSTP) Media Prima. Program adopsi sekolah akan dilaksanakan secara berkelanjutan untuk jangka panjang dan menyediakan kebutuhan pendidikan bagi komunitas setempat, khususnya bagi masyarakat kurang mampu. “Beberapa SD di Gadut, Lubuk Kilangan, Pa- dang dan puskesmas dibangun sebagai bagian dari upaya penggalangan dana yang dilaku- kan Tabung Bencana NSTP Media Prima dan Maybank, menyusul gempa bumi yang terjadi di kawasan tersebut pada 2009,” ujar Pejabat Sementara (Pjs) Presiden Direktur BII Rahardja Alimhamzah dalam siaran pers, kemarin. Maybank termasuk kontributor perdana pada Tabung Bencana dengan donasi sebesar RM500 ribu (Rp1,423 miliar). (RO/T-3) E KO NOMI | RABU, 30 NOVEMBER 2011 | HALAMAN 17 MARCHELO U NTUK jangka mene- ngah ke depan, strategi pertumbuhan ekonomi berorientasi ekspor ti- dak bisa dipertahankan. Sebab strategi itu tidak akan efektif di saat keadaan ekonomi dunia tidak menentu seperti sekarang. Itu diungkapkan Deputi Sek- retaris Jenderal Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Rintaro Tamaki dalam peluncuran laporan Southeast Asian Economic Outlook 2011/2012 di Ja- karta, kemarin. Rintaro menyebutkan, perminta- an eksternal tidak akan menyum- bang pertumbuhan tinggi dalam kawasan ini. Penggerak perekono- mian Asia Tenggara akan beralih ke permintaan domestik dalam jangka menengah. Menurutnya, kebijakan yang berorientasi pada permintaan do- mestik itu akan lebih stabil untuk pertumbuhan di masa mendatang. “Apalagi Indonesia, pertumbuhan tinggi dengan permintaan domes- tiknya. Tinggal buat pasar yang produktif dan pertumbuhan yang inklusif,” tuturnya. OECD memprediksi pertumbuh- an ekonomi rata-rata Indonesia pada 2012-2016 sebesar 6,6%. Angka itu merupakan yang terbesar ketim- bang rata-rata pertumbuhan enam negara ASEAN sebesar 5,6%. Direktur OECD Development Centre Mario Pezzini menambah- kan, pertumbuhan ekonomi In- donesia bisa mencapai 6,9% pada 2016. “Untuk 2012-2016 diprediksi 6,6%, sedangkan 2008-2011 diang- gap masa krisis sehingga tidak diperhitungkan,” ujarnya. Menurut Pezzini, ada dua mesin pertumbuhan ekonomi yang da- pat dikembangkan di kawasan ini, yaitu investasi skala besar da- lam infrastruktur, serta konsumsi domestik yang digerakkan kelas menengah yang berkembang dan reformasi kebijakan sosial. Wakil Menteri Keuangan Mahen- dra Siregar mengamini strategi per- tumbuhan berorientasi ekspor kini menjadi kian sulit dipertahankan. “Harus ada suatu reorientasi lebih berarah kepada pasar dalam negeri dan kawasan,” ujarnya. Ia optimistis Indonesia dapat me- lalui krisis global dengan selamat asalkan pemerintah bisa menjaga pertumbuhan daya beli agar per- dagangan dalam negeri bisa me- ningkat. Pemerintah mematok pertumbuh- an ekonomi 6,5% untuk 2011 dan 6,7% untuk tahun depan. Adapun konsumsi domestik, ter utama swasta, merupakan pendorong uta- ma pertumbuhan ekonomi selama ini dengan porsi 50%-60%. Di lain hal, porsi ekspor sekitar 26%. Likuiditas keluar Di sisi lain, kondisi krisis utang Uni Eropa yang masih tidak me- nentu terus memberi tekanan pada pasar finansial Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing Rp9,4 triliun keluar dari pasar surat berharga negara (SBN) dan sertikat Bank Indonesia (SBI) dalam sebulan ini. “Banyak investor asing yang tidak memperpanjang SBI mereka yang jatuh tempo,” kata Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo di Jakarta, kemarin. Keluarnya modal asing itu me- nyebabkan rupiah melemah hingga melewati 9.000 per dolar AS. Di pa- sar spot antarbank Jakarta, kemarin, rupiah ditutup melemah 35 poin dari penutupan sehari sebelumnya, ke posisi 9.185 per dolar AS. Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan investor masih memi- lih dolar AS untuk mengamankan dana mereka. (*/WR/Ant/E-2) [email protected] Pertumbuhan Jangan Berkiblat Ekspor EKONOMIKA Per 4 November, likuiditas perbankan yang berada di BI mencapai Rp774,2 triliun. Dana itu bisa dipakai untuk kredit dan investasi. Pemburu Margin Rusunami akan Dikenai Sanksi KEMENTERIAN Perumahan Rakyat (Kemenpera) tengah menggodok penerapan sanksi terhadap pembeli yang men- jual kembali unit rumah susun sederhana milik (rusunami) atau apartemen bersubsidi mi- liknya ke pihak ketiga dengan harga tinggi. Demikian diungkapkan Men- teri Perumahan Rakyat (Men- pera) Djan Faridz dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. “Kami ingin menerapkan sanksi bagi pembeli yang men- jual unit rusunami yang dibeli dengan harga Rp144 juta, ke- mudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi, misal- nya menjadi Rp250 juta,” ujar Menpera. Adapun bentuk sanksi yang akan dikenakan, lanjutnya, adalah dengan membatal- kan penjualan unit rusunami terhadap pembeli tersebut. Dia menjelaskan, pengaturan sanksi tersebut akan dituang- kan dalam bentuk peraturan menteri (permen). Sebelumnya, sambung Men- pera, pihaknya telah berdialog dengan para pengembang yang tergabung dalam Realestate In- donesia (REI) dan stake holders lainnya tentang hal itu. Dalam dialog tersebut terungkap ada pembeli yang menjual kembali unit rusunami miliknya de- ngan harga lebih tinggi. “Bahkan ada pembeli yang menjual kembali unit rusu- naminya hingga Rp250 juta per unit,” tuturnya. Menpera menegaskan, de- ngan adanya hal seperti itu, berarti pembeli rusunami umumnya bukanlah end-user. Padahal, rusunami dilansir un- tuk end-user yang berpenghasi- lan Rp2,5 juta - Rp4,5 juta per bulan. Hal itu dimaksudkan agar angka backlog (kekurangan rumah) berkurang. Sementara itu, terkait dengan harga satuan unit rusunami, Menpera berpendapat penaik- an harga memang diperlukan. “Karena (harga saat ini) sudah tidak sesuai dengan inasi dan harga bahan bangunan yang tinggi,” terangnya. Sebelumnya, Menpera me- ngatakan pihaknya akan me- naikkan harga satuan unit rusunami sebesar 20%. Namun, dalam rapat kerja tersebut, dia mengungkapkan penaikan harga masih dikaji oleh tim Kemenpera. “Masih kami hitung penga- ruh inasi dan harga bahan ba- ngunan serta pendapatan dari masyarakat.” (NG/E-3) Bahkan ada pembeli yang menjual kembali unit rusunaminya hingga Rp250 juta per unit.” PEMERINTAH memastikan opera- tor LNG Tangguh, BP, akan segera membangun Train III atau dapur ketiga di lapangan gas yang ber- lokasi di Papua Barat tersebut. Nantinya, gas yang diproduksi dapur ketiga LNG Tangguh sepa- ruhnya akan dialokasikan bagi kebutuhan domestik khususnya pembangkit listrik PLN. Sisanya akan diekspor. “Pengembangan Tangguh akan secepatnya. Sebagian diekspor, sebagian untuk PLN,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Parto- widagdo di Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan LNG Tangguh saat ini terdiri atas dua dapur. BP berencana mengembangkan lapang- an itu dengan membangun Train III. BP Migas telah meminta operator Tangguh menyerahkan rencana pengembangan Train III Tangguh paling lambat triwulan I 2012. Widjajono menuturkan Train III LNG Tangguh nantinya akan berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Saat ini, dua dapur LNG Tangguh yang ada mampu memproduksi 7,6 juta ton per tahun. Dari total produksi kedua dapur, sebagian besar diekspor ke luar negeri yaitu ke Fujian, China, se- banyak 2,6 juta ton per tahun dan Sempra Energy LNG Corp AS sebe- sar 3,7 juta ton per tahun. Kontrak ekspor gas ke luar negeri dari LNG Tangguh terus mendapat- kan sorotan. Di satu sisi, harga gas yang dijual kepada Fujian dinilai terlampau murah, yakni hanya sekitar US$3,35 per juta british ther- mal unit (mmbtu). Adapun harga gas ekspor saat ini rata-rata sudah di atas US$10 per mmbtu. Di sisi lain, dua oating storage and regasication unit (FSRU) atau unit regasifikasi apung yang se- dang dan akan dibangun di dalam negeri yaitu FSRU Teluk Jakarta dan FSRU Belawan di Medan masih kekurangan pasokan gas. PT Pertamina menghendaki 1,5 juta metrik ton gas yang selama ini dipasok lapangan gas Tangguh ke Fujian dialihkan untuk memenuhi pasokan gas FSRU Teluk Jakarta. BUMN minyak tersebut bersedia membeli dengan harga tiga kali lipat harga pembelian oleh China. (Atp/E-1) PERNIK NATAL: Seorang pria dengan memakai topi santa melewati pohon terang di antara jajaran pernik Natal yang dipamerkan di Atrium Grand City Surabaya, kemarin. Pameran pernik Natal yang digelar selama sebulan tersebut menyuguhkan pernik Natal dari dalam dan luar negeri dengan bentuk dan desain yang beragam. Widjajono Partowidagdo Wakil Menteri ESDM ANTARA ANTARA/ERIC IRENG Djan Faridz Menpera

Upload: vanbao

Post on 11-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemburu Margin Rusunami akan Dikenai Sanksi · strategi itu tidak akan efektif di saat keadaan ekonomi dunia tidak menentu seperti sekarang. Itu diungkapkan Deputi Sek- ... pertumbuhan

Separuh Produksi Tangguh IIIuntuk Domestik

Dana Perimbangan tidak Berdasar Bertambah

DANA-DANA perimbangan yang tidak me-miliki landasan aturan kian bertambah dan ditengarai berpotensi memperlebar kesenjangan antardaerah. Itu dikatakan Sekjen Forum Indo-nesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan di Jakarta, kemarin.

Menurut Yuna, jenis dana perimbangan yang tidak diatur dalam UU No 33/2004 tentang Per-imbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah semakin banyak. “Tahun 2009 hanya ada tiga jenis,” kata Yuna.

Namun, saat ini ada tujuh jenis dana perim-bangan yang berkembang di luar dana alokasi umum serta dana bagi hasil.

Dana-dana tersebut meliputi bantuan ope-rasional sekolah, dana tambahan penghasilan guru pegawai negeri sipil daerah (PNSD), tun-jangan profesi guru PNSD, dana penyesuaian infrastruktur daerah, dana insentif daerah, dan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah. (*/E-2)

BII Maybank Adopsi Sekolah di Padang

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), anak perusahaan Maybank di Indonesia, akan mengadopsi sekolah dasar (SD) di Padang, Sumatra Barat, yang dibangun dengan dana Tabung Bencana The News Straits Times Press (NSTP) Media Prima. Program adopsi sekolah akan dilaksanakan secara berkelanjutan untuk jangka panjang dan menyediakan kebutuhan pendidikan bagi komunitas setempat, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.

“Beberapa SD di Gadut, Lubuk Kilangan, Pa-dang dan puskesmas dibangun sebagai bagian dari upaya penggalangan dana yang dilaku-kan Tabung Bencana NSTP Media Prima dan Maybank, menyusul gempa bumi yang terjadi di kawasan tersebut pada 2009,” ujar Pejabat Sementara (Pjs) Presiden Direktur BII Rahardja Alimhamzah dalam siaran pers, kemarin.

Maybank termasuk kontributor perdana pada Tabung Bencana dengan donasi sebesar RM500 ribu (Rp1,423 miliar). (RO/T-3)

EKONOMI| RABU, 30 NOVEMBER 2011 | HALAMAN 17

MARCHELO

UNTUK jangka mene-ngah ke depan, strategi pertumbuhan ekonomi berorientasi ekspor ti-

dak bisa dipertahankan. Sebab strategi itu tidak akan efektif di saat keadaan ekonomi dunia tidak menentu seperti sekarang.

Itu diungkapkan Deputi Sek-retaris Jenderal Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Rintaro Tamaki dalam peluncuran laporan Southeast Asian Economic Outlook 2011/2012 di Ja-karta, kemarin.

Rintaro menyebutkan, perminta-an eksternal tidak akan menyum-bang pertumbuhan tinggi dalam kawasan ini. Penggerak perekono-mian Asia Tenggara akan beralih ke permintaan domestik dalam jangka menengah.

Menurutnya, kebijakan yang berorientasi pada permintaan do-mestik itu akan lebih stabil untuk pertumbuhan di masa mendatang. “Apalagi Indonesia, pertumbuhan tinggi dengan permintaan domes-tiknya. Tinggal buat pasar yang produktif dan pertumbuhan yang inklusif,” tuturnya.

OECD memprediksi pertumbuh-an ekonomi rata-rata Indonesia pada 2012-2016 sebesar 6,6%. Angka itu merupakan yang terbesar ketim-bang rata-rata pertumbuhan enam negara ASEAN sebesar 5,6%.

Direktur OECD Development Centre Mario Pezzini menambah-kan, pertumbuhan ekonomi In-donesia bisa mencapai 6,9% pada 2016. “Untuk 2012-2016 diprediksi 6,6%, sedangkan 2008-2011 diang-gap masa krisis sehingga tidak diperhitungkan,” ujarnya.

Menurut Pezzini, ada dua mesin pertumbuhan ekonomi yang da-pat dikembangkan di kawasan ini, yaitu investasi skala besar da-lam infrastruktur, serta konsumsi

domestik yang digerakkan kelas menengah yang berkembang dan reformasi kebijakan sosial.

Wakil Menteri Keuangan Mahen-dra Siregar mengamini strategi per-tumbuhan berorientasi ekspor kini menjadi kian sulit dipertahankan. “Harus ada suatu reorientasi lebih berarah kepada pasar dalam negeri dan kawasan,” ujarnya.

Ia optimistis Indonesia dapat me-lalui krisis global dengan selamat asalkan pemerintah bisa menjaga pertumbuhan daya beli agar per-dagangan dalam negeri bisa me-ningkat.

Pemerintah mematok pertumbuh-an ekonomi 6,5% untuk 2011 dan 6,7% untuk tahun depan. Adapun konsumsi domestik, ter utama swasta, merupakan pendo rong uta-ma pertumbuhan ekonomi selama ini dengan porsi 50%-60%. Di lain hal, porsi ekspor sekitar 26%.

Likuiditas keluarDi sisi lain, kondisi krisis utang

Uni Eropa yang masih tidak me-nentu terus memberi tekanan pa da pasar finansial Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal asing Rp9,4 triliun keluar dari pasar surat berharga negara (SBN) dan sertifi kat Bank Indonesia (SBI) dalam sebulan ini. “Banyak investor asing yang tidak memperpanjang SBI mereka yang jatuh tempo,” kata Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo di Jakarta, kemarin.

Keluarnya modal asing itu me-nyebabkan rupiah melemah hingga melewati 9.000 per dolar AS. Di pa-sar spot antarbank Jakarta, kemarin, rupiah ditutup melemah 35 poin dari penutupan sehari sebelumnya, ke posisi 9.185 per dolar AS.

Wakil Kepala Riset Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan investor masih memi-lih dolar AS untuk mengamankan dana mereka. (*/WR/Ant/E-2)

[email protected]

Pertumbuhan JanganBerkiblat Ekspor

EKONOMIKA

Per 4 November, likuiditas perbankan yang berada di BI mencapai Rp774,2 triliun. Dana itu bisa dipakai untuk kredit dan investasi.

Pemburu Margin Rusunamiakan Dikenai Sanksi

KEMENTERIAN Perumahan Rakyat (Kemenpera) tengah menggodok penerapan sanksi terhadap pembeli yang men-jual kembali unit rumah susun sederhana milik (rusunami) atau apartemen bersubsidi mi-liknya ke pihak ketiga dengan harga tinggi.

Demikian diungkapkan Men-teri Perumahan Rakyat (Men-pera) Djan Faridz dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

“Kami ingin menerapkan sanksi bagi pembeli yang men-jual unit rusunami yang dibeli dengan harga Rp144 juta, ke-mudian dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi, misal-nya menjadi Rp250 juta,” ujar Menpera.

Adapun bentuk sanksi yang akan dikenakan, lanjutnya, adalah dengan membatal-kan penjualan unit rusunami terhadap pembeli tersebut. Dia menjelaskan, pengaturan sanksi tersebut akan dituang-

kan dalam bentuk peraturan menteri (permen).

Sebelumnya, sambung Men-pera, pihaknya telah berdialog dengan para pengembang yang tergabung dalam Realestate In-donesia (REI) dan stake holders lainnya tentang hal itu. Dalam dialog tersebut terungkap ada pembeli yang menjual kembali unit rusunami miliknya de-ngan harga lebih tinggi.

“Bahkan ada pembeli yang menjual kembali unit rusu-naminya hingga Rp250 juta per unit,” tuturnya.

Menpera menegaskan, de-

ngan adanya hal seperti itu, berarti pembeli rusunami u mumnya bukanlah end-user. Padahal, rusunami dilansir un-tuk end-user yang berpenghasi-lan Rp2,5 juta - Rp4,5 juta per bulan. Hal itu dimaksudkan agar angka backlog (kekurangan rumah) berkurang.

Sementara itu, terkait dengan harga satuan unit rusunami, Menpera berpendapat penaik-an harga memang diperlukan. “Karena (harga saat ini) sudah tidak sesuai dengan infl asi dan harga bahan bangunan yang tinggi,” terangnya.

Sebelumnya, Menpera me-ngatakan pihaknya akan me-naikkan harga satuan unit rusunami sebesar 20%. Namun, dalam rapat kerja tersebut, dia mengungkapkan penaikan harga masih dikaji oleh tim Kemenpera.

“Masih kami hitung penga-ruh infl asi dan harga bahan ba-ngunan serta pendapatan dari masyarakat.” (NG/E-3)

Bahkan ada pembeli yang

menjual kembali unit rusunaminya hingga Rp250 juta per unit.”

PEMERINTAH memastikan opera-tor LNG Tangguh, BP, akan segera membangun Train III atau dapur ketiga di lapangan gas yang ber-lokasi di Papua Barat tersebut.

Nantinya, gas yang dipro duksi dapur ketiga LNG Tangguh sepa-ruhnya akan dialokasikan bagi kebutuhan domestik khususnya pembangkit listrik PLN. Sisanya akan diekspor.

“Pengembangan Tangguh akan secepatnya. Sebagian diekspor, sebagian untuk PLN,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Parto-widagdo di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan LNG Tangguh saat ini terdiri atas dua dapur. BP berencana mengembangkan la pang-an itu dengan membangun Train III. BP Migas telah meminta operator Tangguh menyerahkan rencana pengembangan Train III Tangguh paling lambat triwulan I 2012.

Widjajono menuturkan Train III LNG Tangguh nantinya akan berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Saat ini, dua dapur LNG Tangguh yang ada mampu memproduksi 7,6 juta ton per tahun.

Dari total produksi kedua dapur, sebagian besar diekspor ke luar negeri yaitu ke Fujian, China, se-banyak 2,6 juta ton per tahun dan Sempra Energy LNG Corp AS sebe-sar 3,7 juta ton per tahun.

Kontrak ekspor gas ke luar negeri dari LNG Tangguh terus mendapat-kan sorotan. Di satu sisi, harga gas yang dijual kepada Fujian dinilai terlampau murah, yakni hanya sekitar US$3,35 per juta british ther-mal unit (mmbtu). Adapun harga gas ekspor saat ini rata-rata sudah di atas US$10 per mmbtu.

Di sisi lain, dua fl oating storage and regasifi cation unit (FSRU) atau unit regasifikasi apung yang se-dang dan akan dibangun di dalam negeri yaitu FSRU Teluk Jakarta dan FSRU Belawan di Medan masih kekurangan pasokan gas.

PT Pertamina menghendaki 1,5 juta metrik ton gas yang selama ini dipasok lapangan gas Tangguh ke Fujian dialihkan untuk memenuhi pasokan gas FSRU Teluk Jakarta. BUMN minyak tersebut bersedia membeli dengan harga tiga kali lipat harga pembelian oleh China.(Atp/E-1)

PERNIK NATAL: Seorang pria dengan memakai topi santa melewati pohon terang di antara jajaran pernik Natal yang dipamerkan di Atrium Grand City Surabaya, kemarin. Pameran pernik Natal yang digelar selama sebulan tersebut menyuguhkan pernik Natal dari dalam dan luar negeri dengan bentuk dan desain yang beragam.

Widjajono Parto widagdoWakil Menteri ESDM

ANTARA

ANTARA/ERIC IRENG

Djan FaridzMenpera