pembuatan titanium

5
1. Proses Kroll Beberapa langkah-langkah yang terdapat dalam proses ini yaitu ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan, dan membentuk. Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2) dan ilmenit ( FeTiO3). Rutil digunakan dalam bentuk alami, sedangkan ilmenit diproses untuk menghilangkan zat besi yang terdapat di dalamnya, sehingga mengandung titanium dioksida paling sedikit 85%. Rutil dimasukkan ke dalam reaktor fluidized bersama gas klor dan karbon. Materi tersebut dipanaskan sampai 1.652°F (900°C) dan hasil reaksi kimianya adalah titanium tetraklorida murni (TiCl4) dan karbon monoksida. Mekanisme reaksinya yaitu: TiO 2 + Cl 2 àTiCl 4 + CO 2 Logam kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan. Proses ini menggunakan metode destilasi fraksional dan presipitasi untuk memisahkan kotoran karena kebanyakan pada proses pertama kotoran juga ikut

Upload: retnadiah354

Post on 04-Dec-2015

236 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Proslog

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Titanium

1.      Proses Kroll

Beberapa langkah-langkah yang terdapat dalam proses ini yaitu ekstraksi,

pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan, dan membentuk.

         Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2) dan

ilmenit ( FeTiO3). Rutil digunakan dalam bentuk alami, sedangkan ilmenit

diproses untuk menghilangkan zat besi yang terdapat di dalamnya,

sehingga mengandung titanium dioksida paling sedikit 85%. Rutil

dimasukkan ke dalam reaktor fluidized bersama gas klor dan karbon.

Materi tersebut dipanaskan sampai 1.652°F (900°C) dan hasil reaksi

kimianya adalah titanium tetraklorida murni (TiCl4) dan karbon

monoksida. Mekanisme reaksinya yaitu:

TiO2 + Cl2 àTiCl4 + CO2

         Logam kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan

dipanaskan. Proses ini menggunakan metode destilasi fraksional dan

presipitasi untuk memisahkan kotoran karena kebanyakan pada proses

pertama kotoran juga ikut terklorinasi . sehingga kotoran harus

dihilangkan, kotoran yang dihilangkan yaitu klorida logam termasuk besi,

vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium. Pada proses ini dihasilkan

cairan tidak berwarna.

         Selanjutnya, setelah dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer (dalam

bentuk cairan) ke bejana reaktor stainless steel. Kemudian ditambahkan

magnesium dan reactor tersebut dipanaskan sampai ±2012°F (1.100°C).

lalu, Argon dipompa ke dalam wadah sehingga udara akan dihilang dan

umtuk mencegah terkontaminasi oleh oksigen atau nitrogen. Magnesium

Page 2: Pembuatan Titanium

bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair sehingga

menghasilkan padatan titanium murni.

         Kemudian padatan titanium dikeluarkan dari dalam reaktor dan kemudian

dengan menggunakan air dan asam klorida untuk menghilangkan

kelebihan magnesium dan magnesium klorida. Padatan yang dihasilkan

adalah logam berpori yang disebut spons. Mekanisme reaksinya yaitu:

TiCl4 + 2Mg à Ti + 2MgCl2

         Spons titanium murni kemudian diubah menjadi elektroda(lempengan)

spons melalui tanur-elektroda. Pada proses ini, spons dicampur dengan

berbagai macam besi dan dilas sehingga menghasilkan elektroda spons.

         Lalu elektroda spons ditempatkan dalam vakum tungku busur untuk

dicairkan. Dalam wadah air-cooled tembaga busur listrik, elektroda spons

dilelehkan untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah

dihilangkan (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon

untuk mencegah kontaminasi, akhirnya akan membeku dan membentuk

batangan titanium murni.

Page 3: Pembuatan Titanium

2.      Proses Van Arkel dan De Boer

Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer, pembuatan logam

Titanium dari biji Titanium seperti Rutile, Anatase dan Ilminite dapat

dilakukan dengan cara reduksi dengan aluminium yang selanjutnya akan di

iodinasi dari produk yang diperoleh dari proses reduksi. Hasil iodinasi ini

direaksikan dengan Potassium Iodida pada suhu 100 – 200 °C. Kemudian

Titanium Tertraiodida dipisahkan dari Potassium Iodida sehingga akan

membentuk logam titanium melalui dekomposisi panas atau reduksi pada

suhu 1.300 – 1.500 °C. Proses ini menggunakan titanium iodida dengan

kemurnian yang tinggi, tetapi harganya mahal sehingga membuat titanium

melalui metose ini sangat kurang ekonomis (Hard dkk, 1983).

3.    Proses J. Meggy dan M.PrietoDengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet, pembuatan logam

Titanium dari bijih Ilminite dapat dilakukan dengan cara Flourinasi. Bijih

Ilminite diflourinasi dengan garam flousilikat seperti K2SiF6, Na2SiF6 pada

Page 4: Pembuatan Titanium

suhu 350–950 °C selama 6 jam. Selanjutnya besi dan Ti dikonversikan ke

flourida dengan cara dileaching dari bijih flourinasi dengan larutan encer

seperti HF, HCl dan H2SO4 pada suhu 60–95 °C selama 2jam. Setelah

proses leaching, larutan dapat dievaporasi dan didinginkan untuk

mengendapkan floutitanat. Endapan floutitanat dapat ini kemudian

disaring dan dikeringkan pada suhu 110–150 °C. Kemudian mereduksinya

menjadi logam Ti. Metode ini merupakan pengontakan floutitanat dengan

campuran zinc–aluminium pada suhu 400–1.000°C. Sehingga aluminium

flourida akan terpisahkan sebagai produk samping dalam bentuk cryolite.

Campuran lelehan logam zinc–titanium dipisahkan dengan cara destilasi

pada suhu 800–1.000°C sehingga diperoleh zinc pada produk destilat dan

titanium sponge pada produk akhir (Hard dkk, 1983).