Download - Pembuatan Titanium
![Page 1: Pembuatan Titanium](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080823/563db827550346aa9a91087f/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Proses Kroll
Beberapa langkah-langkah yang terdapat dalam proses ini yaitu ekstraksi,
pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan, dan membentuk.
Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2) dan
ilmenit ( FeTiO3). Rutil digunakan dalam bentuk alami, sedangkan ilmenit
diproses untuk menghilangkan zat besi yang terdapat di dalamnya,
sehingga mengandung titanium dioksida paling sedikit 85%. Rutil
dimasukkan ke dalam reaktor fluidized bersama gas klor dan karbon.
Materi tersebut dipanaskan sampai 1.652°F (900°C) dan hasil reaksi
kimianya adalah titanium tetraklorida murni (TiCl4) dan karbon
monoksida. Mekanisme reaksinya yaitu:
TiO2 + Cl2 àTiCl4 + CO2
Logam kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan
dipanaskan. Proses ini menggunakan metode destilasi fraksional dan
presipitasi untuk memisahkan kotoran karena kebanyakan pada proses
pertama kotoran juga ikut terklorinasi . sehingga kotoran harus
dihilangkan, kotoran yang dihilangkan yaitu klorida logam termasuk besi,
vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium. Pada proses ini dihasilkan
cairan tidak berwarna.
Selanjutnya, setelah dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer (dalam
bentuk cairan) ke bejana reaktor stainless steel. Kemudian ditambahkan
magnesium dan reactor tersebut dipanaskan sampai ±2012°F (1.100°C).
lalu, Argon dipompa ke dalam wadah sehingga udara akan dihilang dan
umtuk mencegah terkontaminasi oleh oksigen atau nitrogen. Magnesium
![Page 2: Pembuatan Titanium](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080823/563db827550346aa9a91087f/html5/thumbnails/2.jpg)
bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair sehingga
menghasilkan padatan titanium murni.
Kemudian padatan titanium dikeluarkan dari dalam reaktor dan kemudian
dengan menggunakan air dan asam klorida untuk menghilangkan
kelebihan magnesium dan magnesium klorida. Padatan yang dihasilkan
adalah logam berpori yang disebut spons. Mekanisme reaksinya yaitu:
TiCl4 + 2Mg à Ti + 2MgCl2
Spons titanium murni kemudian diubah menjadi elektroda(lempengan)
spons melalui tanur-elektroda. Pada proses ini, spons dicampur dengan
berbagai macam besi dan dilas sehingga menghasilkan elektroda spons.
Lalu elektroda spons ditempatkan dalam vakum tungku busur untuk
dicairkan. Dalam wadah air-cooled tembaga busur listrik, elektroda spons
dilelehkan untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah
dihilangkan (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon
untuk mencegah kontaminasi, akhirnya akan membeku dan membentuk
batangan titanium murni.
![Page 3: Pembuatan Titanium](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080823/563db827550346aa9a91087f/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Proses Van Arkel dan De Boer
Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer, pembuatan logam
Titanium dari biji Titanium seperti Rutile, Anatase dan Ilminite dapat
dilakukan dengan cara reduksi dengan aluminium yang selanjutnya akan di
iodinasi dari produk yang diperoleh dari proses reduksi. Hasil iodinasi ini
direaksikan dengan Potassium Iodida pada suhu 100 – 200 °C. Kemudian
Titanium Tertraiodida dipisahkan dari Potassium Iodida sehingga akan
membentuk logam titanium melalui dekomposisi panas atau reduksi pada
suhu 1.300 – 1.500 °C. Proses ini menggunakan titanium iodida dengan
kemurnian yang tinggi, tetapi harganya mahal sehingga membuat titanium
melalui metose ini sangat kurang ekonomis (Hard dkk, 1983).
3. Proses J. Meggy dan M.PrietoDengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet, pembuatan logam
Titanium dari bijih Ilminite dapat dilakukan dengan cara Flourinasi. Bijih
Ilminite diflourinasi dengan garam flousilikat seperti K2SiF6, Na2SiF6 pada
![Page 4: Pembuatan Titanium](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022080823/563db827550346aa9a91087f/html5/thumbnails/4.jpg)
suhu 350–950 °C selama 6 jam. Selanjutnya besi dan Ti dikonversikan ke
flourida dengan cara dileaching dari bijih flourinasi dengan larutan encer
seperti HF, HCl dan H2SO4 pada suhu 60–95 °C selama 2jam. Setelah
proses leaching, larutan dapat dievaporasi dan didinginkan untuk
mengendapkan floutitanat. Endapan floutitanat dapat ini kemudian
disaring dan dikeringkan pada suhu 110–150 °C. Kemudian mereduksinya
menjadi logam Ti. Metode ini merupakan pengontakan floutitanat dengan
campuran zinc–aluminium pada suhu 400–1.000°C. Sehingga aluminium
flourida akan terpisahkan sebagai produk samping dalam bentuk cryolite.
Campuran lelehan logam zinc–titanium dipisahkan dengan cara destilasi
pada suhu 800–1.000°C sehingga diperoleh zinc pada produk destilat dan
titanium sponge pada produk akhir (Hard dkk, 1983).