pembuatan sistem koloid group 3
DESCRIPTION
PEmbuatan KoloidTRANSCRIPT
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Fungsi
Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang akademis mata pelajaran kimia bab koloid
Disusun oleh:
1. Abror ( XI-A6 / 01 )2. An Nisah ( XI-A6 / 02 )3. Anindita Wijaya ( XI-A6 / 03 )4. Anindya Rizky Kefaningrum ( XI-A6 / 04 )5. Azhar Umam ( XI-A6 / 07 )6. Dhila Hapsari ( XI-A6 / 10 )7. Maharani Angel Ein S. ( XI-A6 / 19 )8. Malignawan Sadewa ( XI-A6 / 20 )9. Muhammad Johan Nugroho ( XI-A6 / 23 )10. Muhammad Yarham ( XI-A6 / 24 )11. Tito Wijaya Saputra ( XI-A6 / 31 )
SMA NEGERI 4 SURAKARTA
SURAKARTA
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall.
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel
juga darah merupakan sistem koloid.Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.
Maka dari itu perlu kita pelajari bagaimana pembuatan sistem koloid agar kita
mengetahui dampaknya karena berkaitan dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
B. Tujuan
Tujuan kami dalam pembahasan makalah pembuatan sistem koloid ini yaitu :
1. Memahami cara pembuatan sistem Koloid.
2. Memahami dampak Koloid dalam kehidupan sehari-hari.
II. PEMBAHASAN
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan
suspensi, karena itu cara pembuatannya dapat dilakukan dengan
memperbesar partikel larutan atau memperkecil partikel suspensi.
Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem
koloid sol, yaitu :
1. Cara Kondensasi
Kondensasi merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang
membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada
umumnya dilakukan dengan cara kimia. Cara cara tersebut antara lain seperti reaksi redoks,
hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau pergantian pelarut.
a. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contohnya:
Sol belerang dapat dibuat dengan mengoksidasi ion sulfide melalui reaksi redoks
sebagai berikut:
2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O(l)
Iodium dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodide melaui reaksi sebagai berikut:
5HI + HIO → 3I2 + 3H2O
Sol emas dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan menggunakan
reduktor elektrolit, sebagai contoh formaldehid melalui reaksi redoks sebagai berikut:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
b. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contohnya:
Pembuatan sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air
mendidihmelalui reaksi sebagai berikut:
AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3 seperti pada reaksi berikut:
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
c. Dekomposisi Rangkap
Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah
senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Contohnya:
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang seperti pada
reaksi berikut:
As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer
seperti pada reaksi berikut:
AgNO3(ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
d. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa
terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutannya menjadi berukuran koloid.
Contoh penggantian pelarut:
Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga
belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan
belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol
maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
2. Cara Dispersi
Cara dispersi merupakan salah satu cara pembuatan koloid dengan jalan
mengubah(memecah) partikel kasar menjadi partikel koloid kemudian didispersikan
dalam suatu medium pendispersi.Dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan
batu loncatan bunga listrik (busur bredig). Cara ini sering disebut cara fisika. Cara dispersi
dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur
bredig).
a. Cara Mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses
penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan
untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan.
Partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling.
Partikel berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium
pendispersinya untuk membuat system koloid.
Contoh cara mekanik:
Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan
suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
Koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat.
b. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun
pelarut tertentu. Contohnya:
Agar-agar dipeptisasi oleh air; karet oleh bensin.
Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
Sol Fe(OH)3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 3 yang baru terbentuk
dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH)3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan
positif
Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membentuk sistem kolid.
Contohnya gelatin dalam air.
c. Cara Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan
menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang
hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan
ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian
akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam.
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk
membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam
cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-
partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode.
Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium
pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya
saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan
diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya
kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi
tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses
uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
3. Koloid Asosiasi
a. Koloid asosiasi adalah sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul
terdispersi mengadakan asosiasi dengan medium pendispersinya.
b. Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak membentuk
larutan, melainkan koloid.Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar
(disebut kepala) dan bagian yang nonpolar disebut ekor.
c. Kepala sabun merupakan gugus yang hidrofil (tertarik ke air), sedangkan ekor sabun
bersifat hidrofob (takut air).Jika sabun dilarutkan ke dalam air, maka molekul-
molekul sabun akan mengadakan asosiasi dan orientasi karena gugus nonpolarnya
(ekor) saling terdesak, sehingga terbentuk partikel koloid.Bagian kepala yang hidrofil
dari molekul sabunmenghadap ke air, dan bagian ekornya yang hidrofob berkumpul
mengarah ke dalam. Penjelasan gambarnya sebagai berikut :
d. Daya pengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang
sama.Gugus nonpolar dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan
cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air.
Berikut skema cara kerja detergen:
1) Kotoran atau bercak lemak pada bahan cucian
2) Molekul sabun atau detergen menarik kotoran dengan gugus nonpolarnya
3) Kotoran mulai terangkat
4) Kotoran didispersikan oleh air
e. Sebagai bahan pencuci, sabun dan detergen bukan saja berfungsi sebagai pengemulsi
tetapijuga sebagai pembasah atau penurun tegangan permukaan.Air yang
mengandung sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang lebih
rendah, sehingga lebih mudah meresap pada bahan cucian.
4. Koloid dan Polusi
Dari uraian cara pembuatan koloid diatas dan penggunaannya dalam kehidupan,
ternyata juga ada dampak negatifnya. Salah satunya adalah asbut. Sebanyak 4000 orang
meninggal dalam kasus asbut di London pada tahun 1952.
Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel
zat cair dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog).
Dewasa ini terdapat dua jenis asbut yaitu asbut klasik yang pertama kali mucul, dan
asbut fotokimia yang muncul belum lama ini. Perbedaan yang penting antara asbut klasik dan
fotokimia adalah dalam pembentukan asbut fotokimia sinar matahari sangat penting.
Asbut klasik adalah asbut yang pertama kali ada, diperkirakan pertama kali
terbentuk pada masa revolusi industri Inggris ketika terjadi lonjakan industri besar-besaran
yang mengemisikan gas-gas yang berpotensi menjadi asbut. Komponen utama dalam asbut
kasik adalah sulfur dioksida (SO2).
Asbut Fotokimia adalah Asbut relatif baru yang muncul pada tahun 1950-an, yang
membedakan dengan asbut klasik adalah asbut fotokimia hadir dengan bantuan sinar
matahari, bahan utamanya sendiri adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh pembakaran misal
gas buang kendaraan,pabrik danlain-lain. Contoh penyusun asbut fotokimia:
Ozon Troposferik.
VOCs (Volatile Organic Compounds).
Peroksiasetil nitrat (PAN).
Kabut sendiri merupakan dispersi partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara
panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendinginan, sehingga sebagian uap air
mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalangi asap
naik. Akibatnya, asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.
Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk.
Asap juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gas ini dapat bereaksi dengan oksigen dan
uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru sehingga
menghasilkan banyak lendir.
Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetan reaksi
fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di
antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN = CH3 –COOONO2).
Selain asbut, sistem koloid juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
a. Debu
Debu atau dust ialah nama umum untuk sejumlah partikel padat kecil dengan
diameter kurang dari 500 mikrometer. Diatmosfer Bumi, debu berasal dari sejumlah
sumber seperti letusan gunung berapi, pencemaran, dan lain-lain. Debu udara dianggap
aerosol dan bisa memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat di atmosfer dan berpengaruh
pada iklim. Di samping itu, jika sejumlah partikel kecil disebarkan ke udara di daerah
tertentu (seperti tepung terigu), dalam keadaan tertentu ini bisa menimbulkan bahaya
ledakan.
Debu merupakan koloid berupa aerosol padat karena fase terdispersinya berupa zat
padat yang terdispersi pada zat gas (udara). Selain pencemaran udara dan debu juga
menyebabkan penyakit untuk paru-paru manusia.
b. Limbah detergen
Biasa disebut juga limbah rumah tangga, merupakan koloid yang memiliki dampak
negatif karena penggunaannya. Koloid buih ini terbentuk dari fase terdispersi gas dalam
fase pendispersi cair. Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar
mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan/bekas yangberbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat
bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi
kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dan sebagainya.
c. Pupuk dan pestisida berlebihan
Pupuk dan pestisida memang biasa telah dipakai oleh berbagai kalangan manusia.
Koloid yang berupa sol padat ini jika digunakan berlebihan akan mengakibatkan dampak
negatif. Dampak penggunaan pestisida pada tanah memang ada karena bahan dasar
pestisida adalah bahan kimia yangumumnya memiliki efek pada tanah misal tanah jadi
asam atau basa sehingga tanah menjadi kurang subur dan tanaman yang dibudidayakan
kurang produktif.
Pestisida memang bagus dan cara cepat membasmi hama penyakit tanaman tapijuga
meninggalkan residu dalam hasil panen yang dapat merugikan manusia dalam jangka
waktu lama juga tidak baik untuk tanah. Cara mengatasi kerusakan fisik tanah dapat
dilakukan dengan membenah tanah menggunakan pembenah tanah atau bahan organik
juga melalui pengolahan tanah yang baik juga kita hindari penggunaan bahan kimia
III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi atau dispersi. Kondensasi merupakan
metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk
partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada
umumnya dilakukan dengan cara kimia. Pembuatan koloid secara dispersi dengan
jalan mengubah(memecah) partikel kasar menjadi partikel koloid kemudian didispersikan
dalam suatu medium pendispersi.
2. Berbagai jenis zat, seperti sabun dan detergen, larut dalam air tetapi tidak
membentuk larutan, melainkan koloid maka disebut koloid asosiasi.
3. Dari banyaknya manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari, ternyata terdapat
dampak negatifnya, salah satunya yaitu asbut yang dapat membunuh 4000 orang di
London.
Daftar Pustaka
Purba , Michael. 2007. Kimia 2B. Jakarta:Erlangga
http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html
http://tugasgw.wordpress.com/2009/07/24/pembuatan-sistem-koloid/
http://www.google.com
http://sistemkoloid.tripod.com/sifat.htm
http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html
http://sistemkoloid11.blogspot.com/
id.answers.yahoo.com
http://sistemkoloid11.blogspot.com/
http://tugasgw.wordpress.com/2009/07/24/pembuatan-sistem-koloid/
http://psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid
www.dennifa.files.wordpress.com/2008/06/sistem-koloid-by-lita.pdf
www.psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid
www.meiivis.blogspot.com/2009_06_01_archive.html
Soal dan Jawaban
1. Diberikan reaksi pembuatan koloid sebagai berikut:
(1) FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
(2) 2H2(g) + SO2(g) → 3S(s) + 2H2O(l)
(3) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) → 3SnCl4(aq) + 2Au(s)
(4) As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 3H2O(1)
(5) AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi hidrolisis adalah...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Cara pembuatan sistem koloid:
1. Cara busur bredig 5. Cara mekanik
2. Hidrolisis 6. Penggantian pelarut
3. Cara peptisasi 7. Dekomposisi rangkap
4. Reaksi redoks
Yang termasuk dalam cara dispersi adalah...
a. 2,3,4
b. 1,6,7
c. 2,5,6
d. 1,5,7
e. 1,3,5
3. Metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-
partikel berukuran koloid adalah ...
a. Dispersi b. Cara mekanik
c. Cara Busur bredig
d. Kondensasi
e. Reaksi redoks
4. Di bawah ini adalah reaksi redoks, kecuali ...
a. 2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O (l)
b. 5HI + HIO → 3I2 + 3H2O
c. FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
d. 2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l)→ 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
e. 2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (koloid) + 2H2O (l)
5. As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(koloid) + 3H2O(l) , Reaksi ini merupakan contoh dari ...
a. Dekomposisi rangkap
b. Hidrolisis
c. Penggantian pelarut
d. Reaksi redoks
e. Dispersi
6. Pembuatan koloid dengan mengganti medium pendispersi disebut ...
a. Kondensasi
b. Koloid asosiasi
c. Penggantian pelarut
d. Penukaran pelarut
e. Busur bredig
7. Dibawah ini adalah manfaat pembuatan koloid cara mekanik, kecuali ...
a. Jus buah
b. Selai
c. Krim
d. Agar-agar
e. Pasta gigi
8. Cara peptitasi yaitu proses pendispersi endapan dengan cara ...
a. Bantuan suatu zat pemecah
b. Mengganti medium pendispersi
c. Reaksi suatu zat dengan air
d. Perubahan bilangan oksidasi
e. Dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana
9. Alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus
listrik tegangan tinggi disebut ...
a. Penggiling koloid
b. Pengendap cottrel
c. Busur bredig
d. Sel elektro foresis sederhana
e. Setrum aki
10. Sistem koloid yang terbentuk ketika partikel atau molekul terdispersi mengadakan
asosiasi dengan medium pendispersinya disebut ...
a. Koloid asosiasi
b. Koloid kondensasi
c. Dispersi
d. Penggantian pendispersi
e. Hidrolisis
11. Komponen utama dalam asbut klasik adalah …
a. Ozon Troposferik.
b. VOCs (Volatile Organic Compounds).
c. Peroksiasetil nitrat (PAN).
d. Belerang dioksida (SO2)
e. Belerang trioksida (SO3)