pembuatan larutan dan standardisasinya

7
I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARDISASINYA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan, kita tidak bisa lepas dari air. Minum dengan air,mandi dengan air, mencuci dengan air. Seolah air menjadi momok utama dalam kebutuhan wajib bagi umat manusia. Karena pada dasarnya, ¾ bagian bumi terdiri atas air. Bahkan jumlah air yang menguap dan air hujan yang jatuh ke bumi adalah selalu sama. Karena jika berbeda sedikit saja maka akan terjadi ketidakseimbangan di bumi sehingga mengakhibatkan bencana. Air sendiri merupakan bagian dari benda cair. Setiap benda cair yang ada di dunia ini, memiliki perbedaan kepekatan atau konsentrasi. Yang mana konsentrasi tersebut sangat berpengaruh dalam sifat benda cair. Aspek yang menarik di antara sifat-sifat fisik cairan adalah perubahan mutual antara gas dan cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Dimana hal tersebut digunakan dalam proses kimia distilasi, salah satu metode pemurnian cairan yang paling luas dan bermanfaat. Cairan sendiri tersusun dari dua atau lebih zat penyusun, yang mana cairan ini disebut sebagai larutan. Dimana pelarut disini bisa beragam, yang berupa cairan. Sedangkan zat penyusun lainnya berupa zat terlarut, yakni zat padat maupun zat cair yang lebih pekat. Larutan ini sendiri sangat dibutuhkan dalam laboraturium. Karena saat melakukan percobaan di laboraturium, kita pasti menggunakan larutan tertentu dengan kadar kepekatan atau konsentrasi tertentu. Namun dalam pembuatan larutan itu sendiri, terkadang terjadi kesalahan teknis, seperti konsentrasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan konsentrasi yang semula diharapkan. Sehingga perlu adanya standardisasi larutan tersebut. Dimana standardisasi larutan ini dengan cara titrasi. Karena, si sunia ini segala

Upload: sophia-ip

Post on 09-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

praktikum kimia anorganik semester 1, jurusan ilmu dan teknologi pangan. topik yang dibahas adalah pembuatan larutan dan standardisasinya

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARDISASINYA

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam kehidupan, kita tidak bisa lepas dari air. Minum dengan air,mandi

dengan air, mencuci dengan air. Seolah air menjadi momok utama dalam

kebutuhan wajib bagi umat manusia. Karena pada dasarnya, ¾ bagian bumi

terdiri atas air. Bahkan jumlah air yang menguap dan air hujan yang jatuh ke

bumi adalah selalu sama. Karena jika berbeda sedikit saja maka akan terjadi

ketidakseimbangan di bumi sehingga mengakhibatkan bencana.

Air sendiri merupakan bagian dari benda cair. Setiap benda cair yang ada

di dunia ini, memiliki perbedaan kepekatan atau konsentrasi. Yang mana

konsentrasi tersebut sangat berpengaruh dalam sifat benda cair. Aspek yang

menarik di antara sifat-sifat fisik cairan adalah perubahan mutual antara gas dan

cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Dimana hal tersebut digunakan dalam

proses kimia distilasi, salah satu metode pemurnian cairan yang paling luas dan

bermanfaat.

Cairan sendiri tersusun dari dua atau lebih zat penyusun, yang mana

cairan ini disebut sebagai larutan. Dimana pelarut disini bisa beragam, yang

berupa cairan. Sedangkan zat penyusun lainnya berupa zat terlarut, yakni zat

padat maupun zat cair yang lebih pekat. Larutan ini sendiri sangat dibutuhkan

dalam laboraturium. Karena saat melakukan percobaan di laboraturium, kita

pasti menggunakan larutan tertentu dengan kadar kepekatan atau konsentrasi

tertentu.

Namun dalam pembuatan larutan itu sendiri, terkadang terjadi kesalahan

teknis, seperti konsentrasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan konsentrasi yang

semula diharapkan. Sehingga perlu adanya standardisasi larutan tersebut.

Dimana standardisasi larutan ini dengan cara titrasi. Karena, si sunia ini segala

Page 2: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

sesuatu berpasangan dengan kebalikannya, untuk saling melengkapi. Ada baik,

ada buruk. Ada positif, ada negative. Ada asam, ada basa. Dimana sifat-sifat

tersebut dapat dilihat dengan adanya indicator. Sebagai contoh adanya asam

dan adanya basa dapat dilihat dengan trayek derajat keasaman atau pH yang

berupa indikator. Indicator adalah zat yang digunakan untuk menentukan atau

melihat kesimpulan dari sifat suatu larutan.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standardisasinya

adalah untuk membuat larutan HCl 0,1 N dan larutan NaOH 0,1 N,

standardisasi larutan HCl dan NaOH, dan penentuan kadar Na2CO3 dengan

HCl.

B. Tinjauan Pustaka

Suatu proses yang dilakukan untuk menentukan secara teliti konsentrasi

suatu larutan, dikenal dengan standarisasi. Yang dapat dibuat dari sejumlah

contoh solute yang diinginkan yang secara teliti ditimbang, dengan

melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya

Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk

memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang

ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya

secara langsung yang memenuhi syarat kemurniannya tinggi, stabil, dan

memiliki bobot molekul. Cara menggunakan alat-alat volumetrik sangatlah

penting agar dapat memperkirakan dengan teliti kuantitas larutan beku yang

dibuat. Ada tiga alat volumentrik yaitu labu takar, buret, dan pipet volum

(HAM, Mulyono, 2006).

Setiap sistem konsentrasi harus menyatkan butir-butir, yaitu satuan yang

digunakan untuk zat terlarut, kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan

keseluruhan, dan satuan yang digunakan untuk satuan kuantitas kedua. Jika

Page 3: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas

pelarut, pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena adanya

pengendapan, yaitu kembalinya spesies (molekul, ion, atom) ke keadaan tak

larut. Pada waktu terjadi pelarutan dan pengendapan terjadi dengan kecepatan

yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada

setiap waktu (Petrucci, 1992).

Larutan didefinisikan sebagai sistem yang homogen. Dibagi menjadi dua

yaitu solven dan solut. Solven yaitu zat yang jumlahnya relatif besar di dalam

sistem larutan yang biasa disebut pelarut. Sedangkan solut yaitu zat yang

jumlahnya relatif kecil yang biasa disebut zat terlarut. Ditinjau dari kemampuan

melarutkan, larutan dibedakan menjadi larutan jenuh dan larutan belum jenuh.

Kepekatan larutan dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu Molaritas, Mol

Fraksi (X), Molalitas (m), Normalitas (N), Persen berat (% wt), Persen volume

(% vol), dan Formalitas (F). Besarnya konsentrasi kelarutan ditentuja oleh sifat

solven, sifat solut, suhu, dan tekanan (Martini, dkk, 2000).

Kebanyakan asam dan basa organik dan anorganik dapat dititrasi dalam

larutan berair, tetapi sebagian dari senyawa itu, terutama senyawa organik tidak

larut dalam air, umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik .

Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCl),

sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat (misalnya

NaOH). Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna

indikator asam-basa yang sesuai peralatan, misalnya spektrofotometer (Rivai,

1995).

C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat

Praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standardisasinya

dilaksanakan pada hari Senin , tanggal 1 Oktober 2012, pada pukul 07.30-10.00

Page 4: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

WIB, bertempat di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan

Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Alat

1. Labu takar

2. Statis

3. Buret

4. Erlenmeyer

5. Pengaduk

3. Bahan

1. Larutan HCl

2. Larutan NaOH

3. Boraks

4. Aquades

5. Indikator MO dan PP

6. Timbangan Analitik

4. Cara Kerja

1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N

H

Aquades

HCl Dimasukkan labu takar

Ditambah sampai tanda

Dikocok hingga homogen

Dipindah ke erlenmeyer

Page 5: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

2. Standardisasi

0,4 g Borax

murni Dimasukkan ke

erlenmeyer

Dilarutkan 50 ml aquades

Ditambah

Dititrasi hingga terjadi

perubahan warna

Dihitung

Normalitas HCl

50 ml aquades

dan 3 tetes MO

HCl

Page 6: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

3. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N

4. Standardisasi Larutan NaOH

NaOH 10 g Ditimbang

Ditambahkan dan

diaduk sampai

larut

Diambil 5,4 ml

10 ml

aquades

aquades Ditambahkan

sampai 1 L

Ditimbang dengan

teliti 0,1 g asam

oksalat

Dimasukkan ke

Erlenmeyer

Daitmbahkan 25ml aquades

Ditambahkan 3 tetes PP

Dititrasi hingga

berwarna merah

muda

NaOH

standar

Page 7: Pembuatan Larutan Dan Standardisasinya

5. Penentuan kadar Na2CO3

0,75 g Na2CO3 Ditimbang dan

dimasukkan ke labu

takar

Diberikan sampai

tanda

Diambil 10 ml dan

dimasukkan ke erlenmeyer

Ditambahkan 3 tetes

MO

Dititrasi dan ditentukan

kadarnya