pembuatan larutan dan standardisasinya
DESCRIPTION
praktikum kimia anorganik semester 1, jurusan ilmu dan teknologi pangan. topik yang dibahas adalah pembuatan larutan dan standardisasinyaTRANSCRIPT
I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARDISASINYA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan, kita tidak bisa lepas dari air. Minum dengan air,mandi
dengan air, mencuci dengan air. Seolah air menjadi momok utama dalam
kebutuhan wajib bagi umat manusia. Karena pada dasarnya, ¾ bagian bumi
terdiri atas air. Bahkan jumlah air yang menguap dan air hujan yang jatuh ke
bumi adalah selalu sama. Karena jika berbeda sedikit saja maka akan terjadi
ketidakseimbangan di bumi sehingga mengakhibatkan bencana.
Air sendiri merupakan bagian dari benda cair. Setiap benda cair yang ada
di dunia ini, memiliki perbedaan kepekatan atau konsentrasi. Yang mana
konsentrasi tersebut sangat berpengaruh dalam sifat benda cair. Aspek yang
menarik di antara sifat-sifat fisik cairan adalah perubahan mutual antara gas dan
cairan, yakni penguapan dan kondensasi. Dimana hal tersebut digunakan dalam
proses kimia distilasi, salah satu metode pemurnian cairan yang paling luas dan
bermanfaat.
Cairan sendiri tersusun dari dua atau lebih zat penyusun, yang mana
cairan ini disebut sebagai larutan. Dimana pelarut disini bisa beragam, yang
berupa cairan. Sedangkan zat penyusun lainnya berupa zat terlarut, yakni zat
padat maupun zat cair yang lebih pekat. Larutan ini sendiri sangat dibutuhkan
dalam laboraturium. Karena saat melakukan percobaan di laboraturium, kita
pasti menggunakan larutan tertentu dengan kadar kepekatan atau konsentrasi
tertentu.
Namun dalam pembuatan larutan itu sendiri, terkadang terjadi kesalahan
teknis, seperti konsentrasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan konsentrasi yang
semula diharapkan. Sehingga perlu adanya standardisasi larutan tersebut.
Dimana standardisasi larutan ini dengan cara titrasi. Karena, si sunia ini segala
sesuatu berpasangan dengan kebalikannya, untuk saling melengkapi. Ada baik,
ada buruk. Ada positif, ada negative. Ada asam, ada basa. Dimana sifat-sifat
tersebut dapat dilihat dengan adanya indicator. Sebagai contoh adanya asam
dan adanya basa dapat dilihat dengan trayek derajat keasaman atau pH yang
berupa indikator. Indicator adalah zat yang digunakan untuk menentukan atau
melihat kesimpulan dari sifat suatu larutan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standardisasinya
adalah untuk membuat larutan HCl 0,1 N dan larutan NaOH 0,1 N,
standardisasi larutan HCl dan NaOH, dan penentuan kadar Na2CO3 dengan
HCl.
B. Tinjauan Pustaka
Suatu proses yang dilakukan untuk menentukan secara teliti konsentrasi
suatu larutan, dikenal dengan standarisasi. Yang dapat dibuat dari sejumlah
contoh solute yang diinginkan yang secara teliti ditimbang, dengan
melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk
memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang
ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya
secara langsung yang memenuhi syarat kemurniannya tinggi, stabil, dan
memiliki bobot molekul. Cara menggunakan alat-alat volumetrik sangatlah
penting agar dapat memperkirakan dengan teliti kuantitas larutan beku yang
dibuat. Ada tiga alat volumentrik yaitu labu takar, buret, dan pipet volum
(HAM, Mulyono, 2006).
Setiap sistem konsentrasi harus menyatkan butir-butir, yaitu satuan yang
digunakan untuk zat terlarut, kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan
keseluruhan, dan satuan yang digunakan untuk satuan kuantitas kedua. Jika
sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas
pelarut, pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena adanya
pengendapan, yaitu kembalinya spesies (molekul, ion, atom) ke keadaan tak
larut. Pada waktu terjadi pelarutan dan pengendapan terjadi dengan kecepatan
yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada
setiap waktu (Petrucci, 1992).
Larutan didefinisikan sebagai sistem yang homogen. Dibagi menjadi dua
yaitu solven dan solut. Solven yaitu zat yang jumlahnya relatif besar di dalam
sistem larutan yang biasa disebut pelarut. Sedangkan solut yaitu zat yang
jumlahnya relatif kecil yang biasa disebut zat terlarut. Ditinjau dari kemampuan
melarutkan, larutan dibedakan menjadi larutan jenuh dan larutan belum jenuh.
Kepekatan larutan dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu Molaritas, Mol
Fraksi (X), Molalitas (m), Normalitas (N), Persen berat (% wt), Persen volume
(% vol), dan Formalitas (F). Besarnya konsentrasi kelarutan ditentuja oleh sifat
solven, sifat solut, suhu, dan tekanan (Martini, dkk, 2000).
Kebanyakan asam dan basa organik dan anorganik dapat dititrasi dalam
larutan berair, tetapi sebagian dari senyawa itu, terutama senyawa organik tidak
larut dalam air, umumnya senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik .
Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCl),
sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat (misalnya
NaOH). Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna
indikator asam-basa yang sesuai peralatan, misalnya spektrofotometer (Rivai,
1995).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Acara I Pembuatan Larutan dan Standardisasinya
dilaksanakan pada hari Senin , tanggal 1 Oktober 2012, pada pukul 07.30-10.00
WIB, bertempat di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat
1. Labu takar
2. Statis
3. Buret
4. Erlenmeyer
5. Pengaduk
3. Bahan
1. Larutan HCl
2. Larutan NaOH
3. Boraks
4. Aquades
5. Indikator MO dan PP
6. Timbangan Analitik
4. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N
H
Aquades
HCl Dimasukkan labu takar
Ditambah sampai tanda
Dikocok hingga homogen
Dipindah ke erlenmeyer
2. Standardisasi
0,4 g Borax
murni Dimasukkan ke
erlenmeyer
Dilarutkan 50 ml aquades
Ditambah
Dititrasi hingga terjadi
perubahan warna
Dihitung
Normalitas HCl
50 ml aquades
dan 3 tetes MO
HCl
3. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
4. Standardisasi Larutan NaOH
NaOH 10 g Ditimbang
Ditambahkan dan
diaduk sampai
larut
Diambil 5,4 ml
10 ml
aquades
aquades Ditambahkan
sampai 1 L
Ditimbang dengan
teliti 0,1 g asam
oksalat
Dimasukkan ke
Erlenmeyer
Daitmbahkan 25ml aquades
Ditambahkan 3 tetes PP
Dititrasi hingga
berwarna merah
muda
NaOH
standar
5. Penentuan kadar Na2CO3
0,75 g Na2CO3 Ditimbang dan
dimasukkan ke labu
takar
Diberikan sampai
tanda
Diambil 10 ml dan
dimasukkan ke erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes
MO
Dititrasi dan ditentukan
kadarnya