Pembiayaan mudharabah secara tidak langsung adalah bentuk penolakan terhadap sistem

bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam mencari keuntungan. Karena itu

pelarangan bunga ditinjau dari ajaran islam merupakan perbuatan riba yang diharapkan dalam

Al-qur’an, sebab larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang dibantu dalam

hal ini nasabah atau mudhari, tetapi merupakan tindakan yang memperalat dan memakan harta

orang lain tanpa melalui jerih payah dan berisiko serta kemudahan yang diperoleh orang kaya

diatas kesedihan orang miskin.1

Selain mampu menghindarkan dari dampak negatif penerapan bunga, bank dengan sistem

bagi hasil dinilai mengalokasikan sumber daya dan sumber dana efisien. kemampuan untuk

mengalokasikan sumber daya dan sumber dana secara efisien merupakan modal utama untuk

menghadapi persaingan pasar dan perolehan laba.2

Dalam penyaluran dana kepada nasabah terdapat produk pembiayaan dengan akad

“Mudharabah”.

1 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hal 184.2  M. Nijatullah Siddiqi, Bank Islam, (Bandung, Pustaka Bandung, 1984), hal 161.