pembesaran-prostat-jinak

Upload: burhan-husein

Post on 05-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 pembesaran-prostat-jinak

    1/4

    Pembesaran Prostat Jinak

    (Benign Prostate Hyperplasia / BPH)

    Defenisi

    BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki

    yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. Pada usia 40an, seorang pria mempunyai

    kemungkinan terkena BPH sebesar 25%. Menginjak usia 60-70 tahun, kemungkinannya menjadi 50%.Dan pada usia diatas 70 tahun, akan menjadi 90%.

    Penyebab

    Dipercaya bahwa BPH timbul karena pengaruh keseimbangan hormonal, yaitu hormon androgen dan

    estrogen.

    Gejala

    Letak kelenjar prostat adalah dibelakang saluran kemih (kencing). Jadi pembesaran kelenjar ini dapat

    menimbulkan gejala-gejala sumbatan dan iritasi saluran kemih yang dikenal sebagai lower urinary tract

    syndrome (LUTS). Gejala sumbatan dapat berupa buang air kecil yang tersendat-sendat, tidak lampiassetelah buang air kecil, pancaran kencing yang lemah, dan mesti mengedan sebelum berhasil buang air

    kecil. Gejala iritasi dapat berupa sering buang air kecil dan keinginan untuk buang air kecil yang tidak

    tertahankan.

    Jika tidak diobati, BPH dapat menjadi progresif (lebih parah). Karena adanya air kencing yang masih

    tersisa didalam kandung kemih, maka dapat menimbulkan tertahannya bakteri yang pada akhirnyadapat menimbulkan infeksi saluran kemih. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka dapat

    menimbulkan gagal ginjal.

    Pemeriksaan Tambahan

    Ada beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosisBPH. Dokter dapat melakukan pemeriksaan colok dubur untuk meraba apakah prostat kita membesar

    atau tidak. Pemeriksaan laboratorium darah dan air seni dapat dilakukan untuk melihat apakah ada

  • 8/2/2019 pembesaran-prostat-jinak

    2/4

    infeksi. Untuk melihat fungsi ginjal, dapat diperiksa kadar ureum, kreatinin, dan elektrolit darah.

    Pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) bersifat pilihan, akan tetapi banyak dokter melakukannya

    sebagai salah satu pemeriksaan awal. Walau BPH tidak menyebabkan kanker prostat tetapi pria padakisaran usia tersebut mempunyai risiko tinggi untuk menderita kanker sehingga diperlukan skrining.

    Pria dengan pembesaran prostat mungkin mengalami peningkatan kadar PSA.

    Pemeriksaan ultrasonografi (USG) baik melalui perut atau anus (yang dikenal dengan transrectalultrasonography/TRUS) berguna untuk membantu menentukan ukuran prostat. Pemeriksaan roentgen

    dengan intravenous pielography/IVP (dengan menggunakan zat kontras radioaktif) juga dapat

    dilakukan untuk melihat seberapa besar sumbatan yang terjadi. Secara umum, kedua pemeriksaantersebut tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan awal pada pasien dengan gejala LUTS tanpa

    komplikasi (infeksi saluran kemih, buang air kecil berdarah, batu saluran kemih, atau gagal ginjal).

    Pada pasien dengan peningkatan kadar PSA, sebaiknya dilakukan biopsi (pengambilan sampeljaringan) kelenjar prostat.

    PenatalaksanaanJika gejala masih ringan, sebaiknya dilakukan pengamatan lebih lanjut. Pada keadaan tidak dapat

    buang air kecil (berarti sumbatan sudah total), maka pertolongan pertama yang dilakukan adalahpemasangan kateter. Jika upaya pemasangan kateter ini gagal, maka dapat dilakukan tindakan operasi.

    Selain itu, tindakan operasi dapat dilakukan jika : terjadi infeksi saluran kemih yang berulang, buang

    air kecil yang berdarah, ada batu saluran kemih, divertikulum kandung kemih, atau gagal ginjal.

    Pengobatan oral

    1. blockers

    Kelenjar prostat memiliki suatu reseptor yang dinamakan 1 adrenoreseptor, dengan menghambatreseptor ini, maka kontraksi kelenjar prostat dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi gejala padapasien BPH. Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin dan prazosin. Keduanya memiliki efektivitas dan

    hasil nyata yang berkaitan dengan perbaikan gejala. Namun banyak memiliki efek samping seperti

    hipotensi yang dipengaruhi posisi (ortostatik), pusing, rasa lelah, dan sakit kepala.

    2. 5 reduktase inhibitor

    5 reduktase inhibitor adalah obat yang mencegah pengubahan testoteron menjadi dihidrotestoteron.

  • 8/2/2019 pembesaran-prostat-jinak

    3/4

    Contoh obat ini adalah finasteride. Obat ini dapat mengurangi ukuran kelenjar prostat. Dibutuhkan

    waktu sekitar 6 bulan untuk melihat efek maksimum pengobatan pada ukuran prostat maupun pada

    gejala penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 5 reduktase inhibitor merupakan obat yang

    efektif dan aman untuk digunakan namun perbaikan gejala penyakit hanya dijumpai pada pasiendengan pembesaran prostat yang lebih dari 40 cm3. Efek samping yang ditimbulkan antara lain

    turunnya libido, berkurangnya volume ejakulasi, dan impotensi. Penurunan PSA dijumpai pada sekitar

    50% pasien yang dirawat dengan menggunakan 5 reduktase inhibitor sehingga mungkin saja hal inidapat mengganggu deteksi kanker. Laporan terakhir menyatakan bahwa penggunaan finasteride dapat

    mengurangi kejadian tidak dapat berkemih (retensi urin) dan kebutuhan tindakan bedah pada pria

    dengan pembesaran prostat dengan gejala sedang sampai berat.

    3. Fitoterapi

    Penggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk terapi BPH akhir-akhir ini menjadi populer. Beberapa

    tumbuhan yang digunakan antara lain saw palmetto berry, kulit kayu tumbuhan Pygeum africanuum,

    akar Echinacea purpurea dan Hypoxis rooperi, serta ekstrak serbuk sari. Mekanisme dari fitoterapi ini

    sebagian besar tidak diketahui dan belum dilakukan uji coba mengenai efektivitas dan keamanan daripenggunaan obat-obatan ini.

    Bedah Konvensional

    1. Pembedahan terbuka

    Indikasi absolut yang memerlukan pembedahan terbuka dibanding pilihan bedah lainnya adalahterdapatnya keterlibatan kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti adanya divertikel atau batu

    kandung kemih yang besar. Prostat yang melebihi 80-100 cm3 biasanya dipertimbangkan untuk

    dilakukan pengangkatan prostat secara terbuka. Pembedahan terbuka mempunyai nilai komplikasi

    setelah operasi seperti tidak dapat menahan buang air kecil dan impotensi. Perbaikan klinis yang terjadisebesar 85-100%.

    2. Transurethral resection of the prostate (TURP)

    TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat yang menyumbat dibuang

    melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran kencing). Secara umum indikasi untuk

    metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaranprostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi

    regional atau umum dan membutuhkan perawatan inap selama 1-2 hari.

    3. Transurethral incision of the prostate (TUIP)

    Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak terlalu besar dan umur relatif

    muda.

    4. Laser prostatekomi

    Dengan teknik laser ini komplikasi yang ditimbulkan dapat lebih sedikit, waktu penyembuhan lebihcepat, dan dengan hasil yang kurang lebih sama. Sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang setiap

    tahunnya. Penggunaaan laser ini telah berkembang pesat tetapi efek lebih lanjut dari pemakaian laser

    belum diketahui secara pasti.

    Terapi Invasi Minimal

  • 8/2/2019 pembesaran-prostat-jinak

    4/4

    1. Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA)

    TUNA termasuk dalam teknik minimal invasif yang biasa digunakan pada pasien yang gagal dengan

    pengobatan medikamentosa, pasien yang tidak tertarik pada pengobatan medikamentosa, atau tidakbersedia untuk tindakan TURP. Teknik ini menggunakan kateter uretra yang didesain khusus dengan

    jarum yang menghantarkan gelombang radio yang panas sampai mencapai 100oC di ujungnya sehingga

    dapat menyebabkan kematian jaringan prostat. Pasien dengan gejala sumbatan dan pembesaran prostatkurang dari 60 gram adalah pasien yang ideal untuk tindakan TUNA ini.

    Kelebihan teknik TUNA dibanding dengan TURP antara lain pasien hanya perlu diberi anestesi lokal.Selain itu angka kekambuhan dan kematian TUNA lebih rendah dari TURP.

    2. Transurethral electrovaporization of the prostateTeknik ini menggunakan rectoskop (seperti teropong yang dimasukkan melalui anus) standar dan loop

    konvensional. Arus listrik yang dihantarkan menimbulkan panas yang dapat menguapkan jaringan

    sehingga menghasilkan timbulnya rongga di dalam uretra.

    3. Termoterapi

    Metode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter transuretral (melalui

    saluran kemih bagian bawah). Namun terapi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untukmengetahui tingkat keefektivitasannya.

    4. Intraurethral stents

    Alat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6 bulan alat ini biasanya

    akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien dengan usia harapan hidup yang minimum

    dan pasien yang tidak cocok untuk menjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini metode inisudah jarang dipakai.

    5. Transurethral balloon dilation of the prostatePada tehnik ini, dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di prostat dengan

    menggunakan balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada pasien dengan prostat

    kecil, kurang dari 40 cm3. Meskipun dapat menghasilkan perbaikan gejala sumbatan, namun efek inihanya sementara sehingga cara ini sekarang jarang digunakan.