pemberianposisidanmemindahkan

28
BAB I PENDAHULUAN Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Jika sedang sakit, mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit. Kadang tirah baring atau tidak ada gerakan sama sekali diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan.Istirahat meningkatkan penyembuhan dan mengurangi nyeri.Tirah baring jangka panjang atau kurang pergerakan dapat menyebabkan masalah serius. Untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan tekhnik pemerian posisi yang tepat,dan memindahkan klien dengan aman.Klien dengan gangguan saaf, skelet, atau fungsi sistem muscular serta peningkatan kelemahan dan keletihan sering memerlukan bantuan dari perawat untuk pemberian posisi dan pemindahan.Penggunaan mekanika tuuh yang tepat dan tekhnik pemindahan melindungi perawat atau pemberi asuhan dari cedera pada sistem musculoskeletal.Perawat beresiko terhadap cedera pada otot lumbal ketika mengangkat. Angka cedera pada lingkungan kerja telah meningkat pada beberapa Tahun terakhir, dan lebih setengahnya adalah cedera punggung akibat tekhnik mengangkat dan membungkuk yang tidak

Upload: helokiti

Post on 20-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemberianposisidanmemindahkan

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri

dan bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah.

Mereka mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi

dengan baik, fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat.

Jika sedang sakit, mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak

sedikit.

Kadang tirah baring atau tidak ada gerakan sama sekali diperlukan untuk

mengatasi masalah kesehatan.Istirahat meningkatkan penyembuhan dan mengurangi

nyeri.Tirah baring jangka panjang atau kurang pergerakan dapat menyebabkan masalah

serius.

Untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) tubuh yang tepat, perawat

harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan tekhnik pemerian posisi yang

tepat,dan memindahkan klien dengan aman.Klien dengan gangguan saaf, skelet, atau

fungsi sistem muscular serta peningkatan kelemahan dan keletihan sering memerlukan

bantuan dari perawat untuk pemberian posisi dan pemindahan.Penggunaan mekanika

tuuh yang tepat dan tekhnik pemindahan melindungi perawat atau pemberi asuhan dari

cedera pada sistem musculoskeletal.Perawat beresiko terhadap cedera pada otot

lumbal ketika mengangkat. Angka cedera pada lingkungan kerja telah meningkat pada

beberapa Tahun terakhir, dan lebih setengahnya adalah cedera punggung akibat

tekhnik mengangkat dan membungkuk yang tidak tepat.Cedera pada area lumbal

mempengaruhi kemampuan untuk membungkuk ke depan dan ke belakang serta

memiringkan tubuh.Selain itu, kemampuan untuk merotasi panggul dan punggung

bawah menurun karena lebih banyak klien dipulangkan ke rumah untuk asuhan

berkelanjutan,perlu bagi perawat mengajarkan anggota keluarga klien bagaimana

mengangkat dan memindahkan klien dengan aman.

BAB II

Page 2: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori

Pemberian Posisi Pasien

Pemberian Posisi Pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien

yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam

menggerakkan dan mempertahankan keseimbnagan selama aktivitas.

Pengaturan Posisi

1. POSISI FOWLER

Posisi fowler merupakan posisi bed dimana kepala dan dada dinaikkan setinggi

45-60 tanpa fleksi lutut.

2. POSISI SIMS

Posisi sims atau disebut juga posisi semi pronasi adalah posisi dimana klien

berbaring pada posisi pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi. Posisi ini

lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sementara lengan atas didepan tubuh klien.

3. POSISI TRENDELENBURG

Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah

daripada bagian kaki.

4. POSISI DORSAL RECUMBENT

Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau

direnggangkan) di atas tempat tidur.

5. POSISI LITOTOMI

Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke

atas bagian perut.

6. POSISI GENU PECTORAL

Merupakan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel

pada bagian alas tempat tidur.

7. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)

1http://bangeud.blogspot.com/

Page 3: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala

dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.

8. Posisi Orthopneu

Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien

duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.

9. POSISI LATERAL (SIDE LYING)

Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian

tubuh dengan kepala menoleh kesamping.

Pengertian membantu klien duduk ditempat tidur:

Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi atau klien

lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.

Pengertian Memindahkan Pasien ke kursi roda :

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional

untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.

ANATOMI FISIOLOGI

Sistem musculoskeletal merupakan suatu system yang dibentuk oleh tulang, sendi dan

otot.

Tulang (system skelet)

Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi 4 kategori :

1.    Tulang panjang

Tulang ini agak melengkung tujuannya agar kuat menahan beban dan tekanan.

Contohnya humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula.

2.    Tulang pendek

Parbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada pergelangan tangan dan

kaki, bentuknya seperti kubus.  

3.   Tulang pipih: iga, tengkorak, panggul dan scapula. Bentuknya pipih berfungsi untuk

perlindungan.

4.   Tulang tak teratur, tulang pada wajah dan vertebra.

2http://bangeud.blogspot.com/

Page 4: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Fungsi system skelet

Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh

Melindungi bagian tubuh tertentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru

Tempat melekatnya otot dan tendon

Sumber mineral seperti garam dan fosfat

Tempat produksi sel darah merah

Sendi

Tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi

yang

memungkinkan berbagai macam gerakan.

Ada 3 macam sendi yaitu       :

Sendi sinartrosis merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan misalnya pada

persambungan tulang tengkorak.

Sendi amfiartrosis, seperti sendi pada vertebra dan simfisis pubis yang

memungkinkan gerakan terbatas.

Sendi diartrosis adalah sendi yang dapat digerakkan secara bebas

otot

Kira-kira 40% tubuh adalah otot rangka dan 5-10% lainya adalah otot polos atau

otot jantung

Otot dihubungkan oleh tendon tau aponeurosis ke tulang, jaringan ikat atau kulit

Otot bervariasi ukuran dan benuknya bergantung aktivitas yang dibutuhkan

Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang

terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium atau fasia

Otot mengandung sebagian besar mioglobulin yang berkontraksi lebih lambat

dan lebih kuat

Tiap sel otot (serabut otot) mengandung myofibril. Yang tersusun atas

sekelompok sarkomer (aktin dan myosin) yang merupakan unit kontraktil otot

skelet.

FISIOLOGI OTOT

3http://bangeud.blogspot.com/

Page 5: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara

kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial. Ada tiga jenis otot

yaitu otot rangka, otot jantung dan otot polos.

Otot rangka Otot jantung Otot polos

Mempunyai stria,

berbentuk silindris, dan

mempunyai banyak inti

serta berada dibawah

control kesadaran.

Tight junction RS

berkembang sangat

pesat

Mempunyai stria,

multinukleus, silindris,

dan bercabang-cabang

serta berkontraksi tidak

dibawah pengaruh

kesadaran.

Gap junction RS kurang

berkembang 

Tidak berstria, hanya

mempunyai satu inti dan

juga tidak dibawah

pengaruh kesadaran

Gap junction RS kurang

berkembang  

B. Tujuan

Tujuan Pemberian posisi pasien:

1. POSISI FOWLER

Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan

cardiovaskuler.

Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)

2. POSISI SIMS

Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien yang tidak sadar.

Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada klien yang

mengalami paralisis.

Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perawatan pada area perineal

Untuk tindakan pemberian enema

3. POSISI TRENDELENBURG

Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

4. POSISI DORSAL RECUMBENT

Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses

persalinan.

4http://bangeud.blogspot.com/

Page 6: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

5. POSISI LITOTOMI

Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan

memasang alat kontrasepsi.

6. POSISI GENU PECTORAL

Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

7. POSISI TERLENTANG (SUPINASI)

Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.

Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi

yang tidak tepat.

8. POSISI OTHOPNEU

Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan

ekspansi dada yang maksimal

Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi

9. Posisi Pronasi (telungkup)

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.

Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post

10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)

Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik

b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat

Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

Tujuan membantu klien duduk ditempat tidur :

Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.

Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang tepat

Untuk persiapan prosedur perawatan berikutnya ( memberikan

makan ,minum , personal hygiene dan sebagainya )

5http://bangeud.blogspot.com/

Page 7: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Tujuan Memindahkan pasien ke kursi roda :

Melatih otot skeletal untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse

Memberikan kenyamanan

Mempertahankan kontrol diri pasien

Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi

Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi

dengan kegiatan ini)

Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring

Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.

C. Manfaat

Mengurangi Jumlah energy yang digunakan.

Mempertahankan kseimbangan.

Mengurangi kecelakaan.

Memperluas ekspansi paru.

Meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal

D. Indikasi

Indikasi posisi semi telungkup( posisi sims ) : Posisi semi-telungkup (atau posisi Sims)

sering digunakan untuk pasien paralisis karena ini mengurangi tekanan pada bokong

dan panggul. Banyak orang menemu-kan posisi ini nyaman untuk tidur.

Indikasi posisi miring : Posisi miring membantu menghilangkan tekanan pada

punggung dan tumit untuk individu yang tidak dapat turun dari tempat tidur atau yang

duduk untuk waktu lama. Posisi ini baik untuk istirahat atau tidur.

Indikasi posisi telungkup : Posisi telungkup sering digunakan untuk pasien tidak sadar

karena posisi ini membantu drainase. Namun, posisi ini harus digunakan hanya untuk

waktu singkat pada pasien lain karena posisi ini menyebabkan kesulitan bernapas.

Indikasi Posisi telentang : Posisi telentang umumnya digunakan untuk membantu

pemulihan setelah operasi tertentu dan untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada

depan, paru, mamae, jantung, abdomen, ektremitas dan nadi perifer.

6http://bangeud.blogspot.com/

Page 8: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Indikasi posisi fowler : mempertahankan kenyamanan

Indikasi posisi lithotomi : pemeriksaan rectal dan vagina

Indikasi posisi dorsal recumbent : merawat dan memeriksa genitalia serta proses

persalinan.

Indikasi posisi Genu Pectoral : memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

Indikasi posisi Posisi Trendelenburg : melancarkan peredaran darah ke otak.

Indikasi Posisi knee chest (menungging) : untuk pemeriksaan rectal

Indikasi Posisi berdiri : untuk evaluasi abnormalitas postural, langkah dan

keseimbangan.

Indikasi membantu klien duduk ditempat tidur : memberikan makan ,minum ,

personal hygiene dan sebagainya.

Indikasi memindahkan klien ke kursi roda

Memberikan kenyamanan

pasien untuk bersosialisasi

Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi

dengan kegiatan ini)

Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring

Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.

E. Kontraindikasi

1)  Hypermobilitas

Pada hipermobilitas tidak dapat diberikan tehnik mobilisasi karena masalah

yang ada pada hypermobilitas bukanlah gangguan mobilitas sendi melainkan 

stabilatas.

2)     Efusi sendi

        Pada sendi yang mengalami efusi tidak boleh dilakukan mobilisasi karena

keterbatasan yang terjadi adalah karena penumpukan cairan dan karena adanya

7http://bangeud.blogspot.com/

Page 9: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

respon otot terhadap nyeri, bukan karena pemendekan otot ataupun kapsul

ligamen.

3)  Inflamasi

        Pemberian mobilisasi pada fase inflamasi dapat menimbulkan nyeri dan

memperberat kerusakan jaringan.

 

F. Persiapan Peralatan

Peralatan Pemberian Posisi pasien

1. Tempat tidur

2. Bantal kecil

3. Gulungan handuk

4. Bantalan kaki

5. Sarung tangan ( bila diperlukan )

6. Bantal angin

7. Footboard

Persiapan Peralatan membantu klien duduk ditempat tidur

1. Sarung tangan (bila diperlukan)

Persiapan Peralatan Memindahkan Pasien ke kursi roda

1.Sarung tangan

2. Kursi roda

G. Prosedur

Prosedur Pemberian Posisi Klien

A. POSISI FOWLER

1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah

klien melorot kebawah pada saat kepala dianaikkan. sesuai sampai 60

3. Naikkan kepala bed 45 ), fowler tinggi 60kebutuhan. (semi fowler 15-45

8http://bangeud.blogspot.com/

Page 10: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada celah

disana. Bantal akan mencegah kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi

lumbal.

5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien. Bantal akan menyangnya kurva

cervikal dari columna vertebra. Sebagai alternatif kepala klien dapat

diletakkan diatas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dibawah kepala

akan menyebabkan fleksi kontraktur dari leher.

6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan

landasan yang, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat

dari adanya hiper ekstensi lutut, membantu klien supaya tidak melorot ke

bawah.

7. Pastikan tidak ada pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi.

Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi

lutut membantu supaya klien tidak melorot kebawah.

8. Letakkan bantal atau gulungan handuk dibawah paha klien. Bila ekstremitas

bawah pasien mengalami paralisa atau tidak mampu mengontrol

ekstremitas bawah, gunakan gulungan trokhanter selain tambahan bantal

dibawah panggulnya. Mencegah hiperekstensi dari lutut dan oklusi arteri

popliteal yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan

trokhanter mencegah eksternal rotasi dari pinggul.

9. Topang telapak kaki dengan menggunakan footboart. Mencegah plantar

fleksi.

10. 10. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, bila klien

memiliki kelemahan pada kedua lengan tersebut. Mencegah dislokasi bahu

kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga,

meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena,

menurunkan edema pada lengan dan tangan, mencegah kontraktur fleksi

pergelangan tangan.

11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

9http://bangeud.blogspot.com/

Page 11: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

B. POSISI SIMS

Prosedur kerja

1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan

klien untuk posisi yang tepat.

3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring

pada abdomen

4. Letakkan bantal dibawah kepala klien. Mempertahankan kelurusan yang

tepat dan mencegah fleksi lateral leher.

5. Atur posisi bahu sehingga bahu dan siku fleksi

6. Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi. Bantal harus melebihi dari

tangan sampai sikunya. Mencegah rotasi internal bahu.

7. Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai

setinggi pinggul. Mencegah rotasi interna pinggul dan adduksi tungkai.

Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.

8. Letakkan support device (kantung pasir) dibawah telapak kaki klien.

Mempertahankan kaki pada posisi dorso fleksi. Menurunkan resiko foot-

drop.

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

C. POSISI TRENDELENBURG

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, letakkan bantal diantara kepala

dan ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.

10http://bangeud.blogspot.com/

Page 12: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat

tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien

D. POSISI DORSAL RECUMBENT

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka.

3. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur

dan renggangkan kedua kaki.

4. Pasang selimut

E. POSISI LITOTOMI

Prosedur kerja

1. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan

2. Pasien dalam keadaan berbaring berbaring telentang, kemudian angkat

kedua paha dan tarik kearah perut.

3. Tungkai bawah membentuk susut 90 ‘ terhadap paha

4. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi

litotomi

5. Pasang selimut

11http://bangeud.blogspot.com/

Page 13: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

F. POSISI GENU PECTORAL

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan

dada menempel pada kasur tempat tidur

3. Pasang selimut pada pasien

G. POSISI TELENTANG (SUPINASI)

Prosedur kerja

1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.

Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.

3. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien.

Mempertahankan body alignment yang benar dan mencegah kontraktur

fleksi pada vertebra cervical.

12http://bangeud.blogspot.com/

Page 14: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada

celah disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah

terjadinya fleksi lumbal.

5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit.

Memberikan landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah

ketidaknyamanan dari adanya hiperektensi lutut dan tekanan pada

tumit.

6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard.

Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi, mengurangi resiko foot-

droop.

7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas,

maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan

menggunakan bantal. Posisi ini mencegah terjadinya edema dan

memberikan kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada lengan atas

karena dapat menyebabkan fleksi bahu.

8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

9. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

H. Posisi Orthopneu

Prosedur kerja

a. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

Menurunkan transmisi mikroorganisme.

b. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.

Mencegah klien merosot kebawah saat kepala dinaikkan.

c. Naikkan kepala bed 90 derajat

d. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.

e. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan

landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan

akibat dari adanya hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.

f. Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan

fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding

vena. Fleksi lutut membantu klien supaya tidak melorot kebawah.

13http://bangeud.blogspot.com/

Page 15: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

g. Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha. Mencegah

eksternal rotasi pada pinggul.

h. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mencegah

plantar fleksi.

i. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

j. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

I. Posisi Pronasi (telungkup)

Prosedur kerja

1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

3. Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur. Menyiapkan klien

untuk posisi yang tepat.

4. Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya

dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap

ditengah tempat tidur yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga

kelurusan tubuh dapat dipertahankan.

5. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila

banyak drainase dari mulut, mungkin pemberian bantal dikontra

indikasikan. Menurunkan fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.

6. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma

(atau payudara pada wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan

pada payudara pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi

vertebra lumbal, dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan

tekanan diafragma karena kasur.

7. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit.

Mengurangi plantar fleksi, memberikan fleksi lutut sehingga memberikan

kenyamanan dan mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.

8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas,

maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan

menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan

memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang berlebihan pada

patella.

14http://bangeud.blogspot.com/

Page 16: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

9. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas,

maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan

menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan

memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan dibawah lengan atas

karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu.

10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

11. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

J. POSISI LATERAL (SIDE LYING)

Prosedur kerja

1. Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.

Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2. Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur. Memberikan

kemudahan akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi

klien tanpa melawan gaya gravitasi.

3. Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk

posisi yang tepat

4. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien. Mempertahankan

body aligment, mencegah fleksi lateral dan ketidaknyamanan pada

otot-otot leher.

5. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak

menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan

langsung pada sendi bahu.

6. Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan

adduksi dari bahu serta penekanan pada dada.

7. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas

berfungsi secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal

rotasi dari paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara

langsung dari kaki atas terhadap kaki bawah.

8. Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk

menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran vertebra. Juga

menjaga klien dari terguling ke belakang dan mencegah rotasi tulang

belakang.

15http://bangeud.blogspot.com/

Page 17: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

10. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Membantu klien duduk ditempat tidur

Prosedur kerja

1.       Ikuti protocol standar

2.       Tempatkan klien pada posisi terlentang

3.       Pindahkan semua bantal

4.       Tinggikan bagian kepala tempat tidur

5.       Anda menghadap ketempat tidur

6.       Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih lebih dekat ketempat tidur

dibanding kaki yang lain

7.       Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien di bawah bahu, yang menyokong

kepala dan tulang belakang

8.       Tempatkan tangan yang lain di permukaan tempat tidur

9.       Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki

depan ke kaki belakang

10.   Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang

ditempatkan di tempat tidur

16http://bangeud.blogspot.com/

Page 18: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

11.   Turunkan bagian kepala tempat tidur

12.   Catat prosedur; termasuk posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi,

kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.

Memindahkan klien ke kursi roda

1. Ikuti protocol standar

2. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45

derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa

kurisi ini dalam posisi terkunci

3. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga

4. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip

5. Regangkan kedua kaki anda

6. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien

7. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan

tempatkan tangan pada skapula klien17

http://bangeud.blogspot.com/

Page 19: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

8. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan

dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi

9. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda

10. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung

ke depan kursi

11. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk

menyokong

12. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi

13. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat

14. Stabilkan tungkai dengan limut mandi

15. Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan dan

penampilannya

H. Evaluasi

Respon klien/pasien selama perubahan posisi diperhatikan

Tanda-tanda vital kilen/pasien ( nadi, pernafasan, tekanan darah )

diperiksa

Sesuai dengan tujuan

I. Dokumentasi

18http://bangeud.blogspot.com/

Page 20: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

Respon klien/pasien dicatat

Kondisi kulit di daerah punggung dicatat dan dilaporkan kepada perawat

penanggung jawab

Tindakan yang dilakukan dicatat

BAB III

PENUTUP

Gangguan mobilitas fisik merupakan suatu keadaan keterbatasan kemampuan

pergerakan fisik secara mandiri yang dialami seseorang.

Intoleransi aktifitas merupakan suatu keadaan ketidakcukupan energi secara

fisiologis atau psikologis pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas

sehri-hari yang dibutuhkan atau diinginkan.

Pengaturan posisi dilakukan ketika pasien mendapatkan asuhan.

Kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara konstan dan bergerak

meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika pasien lemah atau nyeri, atau mengalami

fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah posisi seperti

orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi.

19http://bangeud.blogspot.com/

Page 21: pemberianposisidanmemindahkan

Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNAND CICILIA ANITA 0910321001

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice :

Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Perry, Ame Griffin.2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur dasar. Jakarta:

EGC.

Uliyati, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2006. Keterampilan dasar praktik

klinik kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Potter dan Perry,2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : 2005

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa

Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

20http://bangeud.blogspot.com/