pemberian obat rasional (por) · pdf filesebutkan macam-macam bentuk sediaan obat! 2. jelaskan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR)
dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed
PRE TEST
1. Sebutkan macam-macam bentuk sediaan
obat!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan formula
magistralis, formula officinalis, dan formula
spesialistis!
3. Sebutkan minimal 3 rumus yang dpat
digunakan pada perhitungan dosis anak-anak!
PRE TEST
4. Susunlah Resep lengkap bila terapi sbb :
- Amoxicilin
- Paracetamol
Pro : An. Indah (2 th, 12 kg)
Jika diketahui :
Dosis Lazim Amoxicilin (anak) = 20 mg/kgBB/hr
Dosis Lazim Paracetamol (anak) =
10mg/kgBB/kali pemberian
DEFINISI
Resep : permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker pengelola apotik (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita , sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Obat : Bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi dan menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangak penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologik (PP RI No. 72/1998)
DEFINISI
Peresepan benar & rasional :
Tepat bahan obat
Tepat dosis
Tepat cara dan jadwal pemberian
Tepat bentuk sediaan
Digunakan oleh penderita yang tepat
PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR)
Menurut WHO-Groningen Model :
1. Tetapkan masalah pasien (define patients problem)
2. Tegaskan tujuan terapi (specify the therapeutic objective)
3. Susun pengobatan yang memungkinkan (inventory the possible treatment)
4. Periksa ketepatan obat (verify the P-drug)
5. Tuliskan resepnya (write a prescription)
6. Beri penjelasan tentang aturan pemakaian dan kewaspadaan (give information, instruction, warning)
7. Pantau (dan hentikan) pengobatan (monitor [and stop] P-drug)
8. Tindak lanjut (follow up)
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Setelah menentukan jenis obat yang akan diberikan kepada pasien, dokter perlu menentukan bentuk sediaan obat yang tepat digunakan
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan BSO :
Faktor penderita
Faktor penyakit
Sifat obat
Bioavailabilitas obat
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Faktor Penyakit
Memperhatikan berat ringannya penyakit
Peny berat/akut : BSO parenteral (injeksi)
Peny ringan : BSO-oral aman & nyaman
Ggn pencernaan : suppositaria, injeksi
Memperhatikan lokasi penyakit
Lokasi di kulit : salep
Lokasi di anus, vagina : suppositoria
Faktor Penderita
Memperhatikan umur penderita Bayi : tetes
Anak-anak : pulveres, sirup
Dewasa : semua BSO
Memperhatikan keadaan penderita Tidak sadar, muntah, post op, tidak bisa minum obat :
suppositoria, injeksi
Memperhatikan sosial-ekonomi penderita Sos-ek kurang : puyer/obat generik sirup/obat brand
name mahal
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Faktor Obat
Obat yg rasanya tidak enak (pahit) : kapsul
salut gula
Obat yang merangsang asam lambung atau
rusak oleh asam lambung/enzim pencernaan :
suppositoria, injeksi
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas
Bioavailabilitas : perbandingan kadar zat aktif
yang mencapai peredaran darah terhadap
jumlah obat yang diberikan
Mencakup dua hal : laju (rate) disposisi obat
dan intensitas (extent) penyerapan obat di
dalam tubuh
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas, dipengaruhi oleh :
Keadaan penderita, yang dipengaruhi oleh :
Faktor fisiologis (umur, jenis kelamin, kelainan
genetik, kehamilan, keadaan gizi)
Faktor patologik (faktor penyulit yang dapat
menurunkan atau meningkatkan efek obat,
misalnya absorpsi yang berlebihan, kemudahan
difusi, keadaan hati dan keadaan ginjal)
Faktor lingkungan (diet, stress, kelelahan)
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas, dipengaruhi oleh :
Penyesuaian optimal jalur pemberian obat
(parenteral, oral, rektal, lokal) dan bentuk
sediaan (larutan, suspensi, pulv, kapsul, tablet,
suppositoria, salep) terhadap karakteristik
farmakokinetik zat aktif
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas obat intravena 100%
Bioavailabilitas Obat Per-Oral < 100%
Tingkat absorpsi
Obat diabsorpsi tidak lengkap, contoh digoksin 70% yang mencapai sirkulasi sistemik
Kecepatan absorpsi
Larutan > suspensi > pulv > kapsul > tablet
Eliminasi First-pass
Obat dinding usus hati sirkulasi sistemik
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas Tablet Sublingual 100%
Tablet sublingual dapat menghindari efek first-
pass oleh hati
Bioavailabilitas Suppositoria < 100%
Absorpsi di rektum bag. Bawah v.cava inf
Absorpsi di rektum bag. Atas hati
Hanya 50% dosis yang bisa menghindari first pass
oleh hati
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Bioavailabilitas Obat Inhalasi < 100%
Paru-paru sbg tempat efek first-pass krn obat dpt
diekskresi
Bioavailabilitas Obat Topikal Kulit
Preparat Transdermal 100%
Obat salep kulit, dipengaruhi :
Faktor fisiologi (umur, aliran darah, tempat pengolesan,
suhu)
Faktor patologis (dermatitis, peny jamur)
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENENTUAN DOSIS OBAT
Dosis obat yang tepat Agar obat memberikan efek terapi
Dosis yang tertulis dalam resep adl dosis yang dapat memberikan efek terapi = dosis terapi (DT)
Dosis yang tercantum dalam literatur yaitu dosis yang lazimnya dapat memberikan efek = dosis lazim (DL)
Dosis maksimum yg dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya = dosis maksimum (DM)
DT, DL, DM ada di dalam literatur, namun DM anak tidak.
Menentukan DM anak :
1. Rumus Clark : DM anak = (W/70) x DM dws
2. Rumus Young (anak 8 th)
n x DM dws
n + 12
PENENTUAN DOSIS OBAT
3. Rumus Dilling (anak > 8 th)
(n/20) x DM dws
4. Rumus Fried (anak < 1 th)
(m/150) x DM dws
PENENTUAN DOSIS OBAT
Menentukan DL
Berdasarkan literatur : mg/kgBB
Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)
Rumus Crawford-Terry-Rourke
LPT anak x DL dws
1,8
PENENTUAN DOSIS OBAT
RERATA LUAS PERMUKAAN TUBUH ANAK
(BNF 44, 2002)
UMUR BB (kg) TB (cm) LPT (m2)
BBL 3,5 30 0,23
1 bulan 4,2 55 0,26
3 bulan 5,6 59 0,32
6 bulan 7,7 67 0,40
1 tahun 10 76 0,47
3 tahun 15 94 0,62
5 tahun 18 108 0,73
7 tahun 23 120 0,88
12 tahun 39 148 1,25
DOSIS ANAK TERHADAP DOSIS DEWASA
(ISO VOL. 42, 2007)
Umur BB (kg) Dosis anak thd dosis dewasa
BBL 3,18 12,5%
2 bulan 4,54 15%
4 bulan 6,35 20%
12 bulan 9,98 25%
3 tahun 14,7 33%
7 tahun 22,68 50%
10 tahun 29,94 60%
12 tahun 35,52 75%
14 tahun 45,36 80%
16 tahun 54,43 90%
PENENTUAN CARA DAN WAKTU PEMBERIAN
OBAT
Cara Pemberian Obat :
Per oral
Sublingual
Parenteral
Rektal
Topikal
Melalui paru-paru
Contoh Pemberian Obat :
Tablet sublingual diletakkan di bawah lidah
hingga melarut semua
Tablet salut enterik ditelan, tdk boleh dikunyah
Tablet kunyah dikunyah baru ditelan
Tablet isap (lozenges) diisap sampai habis
Tablet effervescent dilarutkan dlm air, diminum
PENENTUAN CARA DAN WAKTU PEMBERIAN
OBAT
Waktu Pemberian Obat
Pemberian obat pada waktu yang tepat,
bertujuan agar :
Efek optimal
Efek samping minimal
Tidak mengganggu kebiasaan penderita
PENENTUAN CARA DAN WAKTU PEMBERIAN
OBAT
Lambung kosong (a.c.) Penyerapan obat cepat
Lambung berisi (p.c.) Umumnya penyerapan dihambat
Selama makan (d.c. ) Obat yg mempengaruhi pencernaan
Secara rektal Sebaiknya sesudah defekasi
Obat cacing Sebelum makan
Obat yang menyebabkan mual,
cth : Fe digitalis, salisilat
Sesudah makan
Laksansia Kerja cepat (MgSO4) : pagi
Kerja lambat : sore
PENENTUAN CARA DAN WAKTU PEMBERIAN
OBAT