pemberdayaan p3a.gp3a

43
1 Pemberdayaan Organisasi P3A/GP3A/IP3A

Upload: elisabeth-yuniarti

Post on 28-Oct-2015

802 views

Category:

Documents


163 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberdayaan P3A.GP3A

1

Pemberdayaan Organisasi P3A/GP3A/IP3A

Page 2: Pemberdayaan P3A.GP3A

2

Page 3: Pemberdayaan P3A.GP3A

3

PEMBENTUKAN P3A/GP3A/IP3A

Page 4: Pemberdayaan P3A.GP3A

4

Esensi organisasi P3A/GP3A/IP3A

• organisasi petani pemakai air

• bersifat sosial-ekonomi dan budaya

• berwawasan lingkungan

• berasaskan gotong royong

Page 5: Pemberdayaan P3A.GP3A

5

Tujuan pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

• meningkatkan kemampuan P3A/GP3A/IP3A dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi

Page 6: Pemberdayaan P3A.GP3A

6

Pembentukan P3A

Page 7: Pemberdayaan P3A.GP3A

7

• Petani pemakai air wajib membentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) secara demokratis pada setiap daerah layanan/petak tersier atau desa

• Pembentukan P3A dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dengan mengikutsertakan minimal ⅔ dari jumlah petani pemakai air dalam satu blok layanan tersier

• Jika pembentukan P3A tidak demokratis dan/atau tidak mencapai kesepakatan, pemda memfasilitasi pembentukan kelembagaan dimaksud sesuai dengan permintaan petani pemakai air untuk melakukan kesepakatan ulang

Pembentukan P3A

Page 8: Pemberdayaan P3A.GP3A

8

• Dapat difasilitasi pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota

• Dilakukan dengan cara :– mengadakan kesepakatan bersama untuk membentuk P3A

– menyusun kepengurusan P3A

Pembentukan P3A

Page 9: Pemberdayaan P3A.GP3A

9

Pembentukan GP3A

Page 10: Pemberdayaan P3A.GP3A

10

Pembentukan GP3A

• P3A dapat bergabung menjadi GP3A

• GP3A dibentuk secara demokratis dari, oleh, dan untuk beberapa P3A yang berada dalam daerah layanan/blok sekunder, dan/atau daerah irigasi dalam rangka berperan serta pada kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di wilayah kerjanya

• Dalam hal pembentukan kelembagaan GP3A tidak demokratis dan/atau tidak mencapai kesepakatan, pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan kelembagaan dimaksud sesuai dengan permintaan petani pemakai air untuk melakukan kesepakatan ulang

Page 11: Pemberdayaan P3A.GP3A

11

• Diutamakan untuk mengkoordinasikan beberapa P3A yang berada pada :– daerah layanan/blok sekunder– gabungan beberapa blok sekunder– satu daerah irigasi dalam rangka berperan serta pada kegiatan

pengembangandan pengelolaan sistem irigasi di wilayah kerjanya

• Dilakukan dengan cara :– mengadakan kesepakatan bersama untuk membentuk GP3A

oleh beberapa P3A yang berlokasi pada sebagian daerah irigasi atau pada tingkat sekunder

– menyusun kepengurusan GP3A

Pembentukan GP3A

Page 12: Pemberdayaan P3A.GP3A

12

Pembentukan IP3A

Page 13: Pemberdayaan P3A.GP3A

13

Pembentukan IP3A

• GP3A dapat bergabung untuk membentuk IP3A

• IP3A dibentuk dari, oleh, dan untuk beberapa GP3A yang berada dalam satu daerah irigasi secara demokratis dengan kepengurusan dan keanggotaan terdiri dari perwakilan GP3A yang berada pada satu daerah irigasi

• Dalam hal pembentukan kelembagaan IP3A tidak demokratis dan/atau tidak mencapai kesepakatan, pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan kelembagaan dimaksud sesuai dengan permintaan petani pemakai air untuk melakukan kesepakatan ulang

Page 14: Pemberdayaan P3A.GP3A

14

• Pembentukan IP3A diutamakan untuk mengkoordinasikan beberapa GP3A yang berada pada :

– daerah layanan/blok primer

– gabungan beberapa blok primer

– satu daerah irigasi dalam berperanserta pada pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi

• Dilakukan dengan cara :– mengadakan kesepakatan bersama untuk membentuk IP3A

oleh beberapa GP3A yang berlokasi pada satu daerah irigasi– menyusun kepengurusan IP3A

Pembentukan IP3A

Page 15: Pemberdayaan P3A.GP3A

15

KEANGGOTAAN DAN SUSUNAN ORGANISASI

Page 16: Pemberdayaan P3A.GP3A

16

AnggotaAnggota

Page 17: Pemberdayaan P3A.GP3A

17

Anggota P3A

• Anggota P3A terdiri atas petani yang mendapat manfaat secara langsung dari :

– pelayanan petak tersier

– irigasi pompa

– irigasi perdesaan yang mencakup :• pemilik sawah• penggarap sawah• penyakap sawah• pemilik kolam ikan yang mendapat air irigasi• badan usaha di bidang pertanian yang memanfaatkan air

irigasi

Page 18: Pemberdayaan P3A.GP3A

18

Anggota GP3A terdiri dari P3A yang berada pada daerah layanan blok sekunder dalam satu daerah irigasi

Anggota GP3A

Page 19: Pemberdayaan P3A.GP3A

19

Anggota IP3A terdiri dari GP3A yang berada pada satu daerah irigasi

Anggota IP3A

Page 20: Pemberdayaan P3A.GP3A

20

OrganisasiOrganisasi

Page 21: Pemberdayaan P3A.GP3A

21

Organisasi

Susunan organisasi P3A/GP3A/IP3A :

• Rapat Anggota

• Pengurus

• Anggota

Page 22: Pemberdayaan P3A.GP3A

22

Rapat Anggota adalah kekuasaan tertinggi dalam organisasi P3A/GP3A/ IP3A

Organisasi

Page 23: Pemberdayaan P3A.GP3A

23

Organisasi

Pengurus P3A ditetapkan dalam rapat anggota, terdiri dari :

– ketua– wakil ketua– sekretaris– bendahara– pelaksana teknis– ketua blok layanan

tersier

Pengurus GP3A dan IP3A ditetapkan dalam rapat anggota, terdiri dari :– ketua– wakil ketua– sekretaris– bendahara– pelaksana teknis

• Pengurus GP3A dipilih dari wakil P3A pada sebagian daerah irigasi atau pada jaringan irigasi sekunder di wilayah kerjanya

• Pengurus IP3A dipilih dari wakil GP3A yang berada pada satu daerah irigasi

Page 24: Pemberdayaan P3A.GP3A

24

Organisasi

Organisasi P3A/GP3A/IP3A wajib menyusun :

– Anggaran Dasar (AD)

– Anggaran Rumah Tangga (ART)

Page 25: Pemberdayaan P3A.GP3A

25

• Anggaran Dasar (AD), sekurang-kurangnya memuat :– Alasan Pendirian– Tujuan Pendirian– Tugas dan Fungsi– Kepengurusan dan Keanggotaan– Wilayah Kerja– Mekanisme Perubahan Anggaran Dasar

• Anggaran Rumah Tangga (ART), sekurang-kurangnya memuat – Sifat Perkumpulan– Keanggotaan– Kepengurusan– Keuangan– Pengawasan dan Badan Pemeriksa– Rencana Kerja Pengurus– Rincian dan Bentuk Pelanggaran dan Bentuk Sanksi– Prosedur Pengambilan Keputusan– Mekanisme Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Organisasi

Page 26: Pemberdayaan P3A.GP3A

26

Organisasi

• Rumusan AD/ART

– Ketentuan dalam AD/ART disusun berdasarkan kemampuan petani

– AD/ART disusun oleh petani sendiri dalam rapat anggota dan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris

– AD/ART yang telah disusun diketahui oleh Kepala Desa dan Camat serta disahkan oleh Bupati/Walikota

– Untuk mendapatkan status badan hukum, AD didaftarkan pada pengadilan negeri setempat di wilayah hukum P3A/GP3A/IP3A bertempat

Page 27: Pemberdayaan P3A.GP3A

27

Wilayah Kerja

• WILAYAH KERJA P3A/GP3A/IP3A mengikuti batas wilayah hidrologis atau wilayah desa :

– P3A didasarkan pada daerah layanan/petak tersier atau wilayah desa dalam satu daerah irigasi sesuai dengan kesepakatan para anggota

– GP3A didasarkan pada daerah layanan/blok sekunder dalam satu daerah irigasi sesuai dengan kesepakatan para anggota

– IP3A didasarkan pada satu daerah irigasi secara utuh sesuai dengan kesepakatan para anggota

Page 28: Pemberdayaan P3A.GP3A

28

HUBUNGAN KERJA dan HUBUNGAN FUNGSIONAL

Page 29: Pemberdayaan P3A.GP3A

29

Hubungan Kerja

• Hubungan kerja P3A dan GP3A dan/atau IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi bersifat koordinatif dan konsultatif sesuai dengan tanggungjawab masing-masing

• Hubungan P3A/GP3A/IP3A dengan pemerintah Kabupaten/Kota bersifat fungsional dan/atau konsultatif– Pemberian bantuan pengembangan dan pengelolaan irigasi

kepada P3A/GP3A/IP3A atas dasar permintaan P3A/GP3A/IP3A– Pemberian bimbingan teknis pertanian kepada

P3A/GP3A/IP3A– Partisipasi dalam pelaksanaan evaluasi pengelolaan asset

pemerintah kabupaten/kota– Penentuan prioritas penggunaan biaya operasi

pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi sesuai dengan ketersediaan dana pemerintah kabupaten/kota

Page 30: Pemberdayaan P3A.GP3A

30

• Hubungan P3A/GP3A/IP3A dengan lembaga non-pemerintah bersifat kooperatif dan/atau konsultatif– Dilakukan dalam hal mendapatkan bantuan serta fasilitasi yang

tidak mengikat

• Hubungan P3A/GP3A/IP3A dengan Komisi Irigasi dilakukan untuk menyalurkan aspirasi dan memperjuangkan hak P3A/GP3A/IP3A dalam pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi serta untuk menyalurkan usaha pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Hubungan Kerja

Page 31: Pemberdayaan P3A.GP3A

31

PEMBERDAYAAN

Page 32: Pemberdayaan P3A.GP3A

32

Pemberdayaan, secara umum

• dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat perkembangan dinamika masyarakat

• mengacu pada proses pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi secara terkoordinasi oleh instansi terkait di kabupaten/kota

• diarahkan untuk memandirikan organisasi sehingga dapat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi

• dilakukan melalui penguatan yang meliputi :– pembentukan organisasi sampai berstatus badan hukum, hak dan

kewajiban anggota, manajemen organisasi, pengakuan keberadaannya, dan tanggungjawab pengelolaan irigasi di wilayah kerjanya

– kemampuan teknis pengelolaan irigasi dan teknis usaha tani

– kemampuan pengelolaan keuangan dalam upaya mengurangi ketergantungan dari pihak lain

Page 33: Pemberdayaan P3A.GP3A

33

Lingkup dan Sasaran Pemberdayaan, meliputi aspek :

• kelembagaan, meliputi upaya :– peningkatan status organisasi P3A/GP3A/IP3A hingga menjadi

badan hukum

– meningkatkan kemampuan manajerial

– meningkatkan keaktifan pengurus dan anggota

• teknis, meliputi :– teknis irigasi, diarahkan untuk peningkatan dan penguasan

keterampilan praktis pada bidang keirigasian dalam rangka pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi

– teknis usaha tani, diarahkan untuk peninkatan pengetahuan, keterampilan pada bidang usaha tani, dan ketahanan pangan

Page 34: Pemberdayaan P3A.GP3A

34

Lingkup dan Sasaran Pemberdayaan, meliputi aspek :

• pembiayaan

– diarahkan untuk peningkatan manajemen keuangan dan pengembangan usaha agrobisnis

• sasaran pemberdayaan diarahkan pada terbentuknya P3A/GP3A/IP3A yang mandiri dalam aspek kelembagaan, teknis, dan pembiayaan agar mampu berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi di wilayah kerjanya

Page 35: Pemberdayaan P3A.GP3A

35

Metoda Pemberdayaan

• pemerintah kabupaten/kota melakukan pemberdayaan organisasi petani pemakai air

• dilakukan oleh unit kerja pada pemerintah kab/kota yang mempunyai fungsi pemberdayaan

• dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan

• meliputi pemberian bantuan teknis dan pembiayaan

• dilakukan melalui :– Metode lapangan dan klasikal, dan – Metode yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat dari hasil

sosio-ekonomi, teknik, kelembagaan, serta hasil pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala

• dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus, antara lain melalui :– sosialisasi– motivasi– kunjungan lapangan– pertemuan berkala– fasilitasi– studi banding– bimbingan teknis– pendidikan dan pelatihan– pendampingan

Page 36: Pemberdayaan P3A.GP3A

36

kegiatannya dilaksanakan oleh :

• kelompok pemandu lapangan (KPL)– adalah unsur pemerintah yang bertugas di lapangan

dan berperan untuk mengupayakan pengelolaan jaringan irigasi tersier

• tenaga pendamping petani (TPP)– mempunyai fungsi dan peran sebagai motivator,

mediator, dan fasilitator– diperlukan selama periode tertentu sesuai dengan

kebutuhan• unsur lain yang terkait dalam bidang

kelembagaan, bidang teknis, dan keuangna sesuai dengan kebutuhan

Metoda Pemberdayaan

Page 37: Pemberdayaan P3A.GP3A

37

Mekanisme Pemberdayaan

Diselengarakan dalam tahapan :

• Persiapan

• Pelaksanaan, dan

• Pemantauan dan evaluasi

Page 38: Pemberdayaan P3A.GP3A

38

• Tahap Persiapan :

– pengadaan sosialisasi yang disampaikan pada pejabat, masyarakat dan pengurus P3A/GP3A/IP3A

– penyusunan Profil Sosio Ekonomi Teknis dan Kelembagaan yang dipandu oleh TPP dan kelompok Pemandu Lapangan dengan metode pemahaman partisipatif kondisi perdesaan

– penyusunan program oleh pemerintah kabupaten/kota dengan acuan pada hasil penelusuran kebutuhan dan kepentinganpetani

– Penetapan kebituhan program pemberdayaan yang dilaksanakan sebelum tahun anggaran berjalan

Mekanisme Pemberdayaan

Page 39: Pemberdayaan P3A.GP3A

39

• Tahap Pelaksanaan :

– dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota melalui dinas terkait dan/atau pihak lain

Mekanisme Pemberdayaan

Page 40: Pemberdayaan P3A.GP3A

40

• Tahap Pemantauan dan Evaluasi :

– dilakukan melalui pelibatan P3A/GP3A/IP3A dengan cara memberikan informasi atau laporan pada pemerintah kabupaten/kota

– pelibatan P3A/GP3A/IP3A dibuat secara tertulis atau disampaikan pada waktu pertemuan berkala dengan kelompok pemandu lapangan (KPL)

– hasil pemantauan dan evaluasi dapat berupa kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan program pembinaan, masalah yang dihadapi oeh P3A/GP3A/IP3A, saran program pembinaan yang dibutuhkan, dan kinerja petugas pembina

Mekanisme Pemberdayaan

Page 41: Pemberdayaan P3A.GP3A

41

Tanggung Jawab Pemberdayaan

• Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab terhadap pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

• Tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota meliputi– perumusan dan penetapan kebijakan pemberdayaan

berdasarkan kebijakan nasional dan kebijakan provinsi– penyusunan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis

pemberdayaan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat– pemberian bantuan teknis dan pembiayaan– penyediaan Tim Pendamping Petani (TPP)– pelaksanaan pelatihan dan peningkatan kemampuan SDM yang

terlibat dalam pemberdayaan tersebut

Page 42: Pemberdayaan P3A.GP3A

42

Pembiayaan

• sumber dana berasal dari APBD kabupaten/kota dan pendapatan lain yang sah

• pemerintah kabupaten/kota dapat juga mengajukan permintaan kepada pemerintah provinsi dan/atau Pemerintah

Page 43: Pemberdayaan P3A.GP3A

43

Monitoring dan Evaluasi

• Pemerintah kabupaten/kota menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Monev pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

• Monev ditujukan untuk mengetahui :– pelaksanaan pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

– peran pemerintah

– perkembangannya

• Monitoring dilakukan secara berkelanjutan

• Evaluasi dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun

• Hasil monev secara berkala dibahas dalam forum Tim Pembina P3A/GP3A/IP3A kabupaten/kota sebagai dasar untuk menyusun rekomendasi kepada bupati/walikota guna pemberdayaan lebih lanjut