pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan...

196
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN MUSYAWARAH OLEH LEMBAGA BINA DESA DI SAUYUNAN PETANI PEREMPUAN BINANGKIT DESA GANDASARI, KECAMATAN KADUPANDAK, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjan Sosial (S. Sos) Disusun Oleh : Erik Paturohman 1112054100023 JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: ngokien

Post on 10-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN

MUSYAWARAH OLEH LEMBAGA BINA DESA DI SAUYUNAN

PETANI PEREMPUAN BINANGKIT DESA GANDASARI, KECAMATAN

KADUPANDAK, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjan Sosial (S. Sos)

Disusun Oleh :

Erik Paturohman

1112054100023

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

PEMBERDYAAN MASYARAKAT MELAL UI PENDIDIKA MUSYA\,VARAHOLEII LEMBAGA BINA DESA SADAJIWA DI DESA GANDASARI,KECAMATAN, IiA.DUPANDAK KAB UPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

Skri psiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Daku.un bo,,

persyaratan Vlemperoleh GelarIImu Komunikasi Untuk Memenuhi

Saqana Sosial (S. Sos)

OIeh:ERIK PATUROH]VIANNIM 11120s04100023

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU DAKWAH NAXiTN,TU KOMUNIKASITINIVERSITAS ISLANI NE GERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

t438H/2017 M

wah Rilrrbir.g:rrr

NIP:.l 6q6fi200 s011 006

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi inni berjudul 'o Pemberdayaan Masyarakat Oleh Lembaga Bina Desa MelaluiPendidikan Musyawwarah di Desa Gandasari Kec. Kadupandak, Kab. Cianjur, Jawa barat"disusun oleh Erik Paturohman, NIM 1112054100023 telah diujikan dalam: sidangmunaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartapada 6 Juni 2017. Skripsi ini diterima sebagai'salah satu syarat gelar Sarjan Sosial (S. Sos)pada program studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 6 Juni 2017

Sidang Munaqasyah

Sekretaris

NIP: 19730725 20A701 2 0l

Anggota

Penguji II

\,*ltAhmad Darda. M. Pd"

NIP: 1984051503 I 001

Penguji I

,,,qw2Eflies Sukmawati. S.T. M. Si

NIP: 19780318 20090 12007

Ketua/Penguji

197803 2 001

NIP: 19760617 200501 I 006

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

LEMBAR PERNTATAAI{

I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va yang sa_va ajukan untuk memenuhi

satu persvaratan mcmperr-rleh gelar strat* 1 (S I ) di lJniversitas Islam Negeri (iJIN)

Syarif Hi dyatull ah Jakarta

2. Semua sumber yang sava gunakan dalanr penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai ketentrian .vang berlaku di Unitersitas isiam Negeri Syarif

Hi day.'atul iah Jakarta

3. .Iika kernudian hari terbukli bahrva karya ini trukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka sa;,'a bersedia meneriman sanksi

yang berlaku di universitas Islam Negeri syarif }{idayatullah Jakarta

lt

.lakarta, 27 April2017

Erik Patrirohntart

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

i

ABSTRAK

Erik Paturohman (1112054100023) Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pendidikan Musyawarah Oleh Lembaga Bina Desa di Desa Gandasari,

Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

Pemberdayaan masyarakat mengandung arti mengembangkan kondisi dan situasi

sedemikian rupa sehingga masyarakat memiliki daya dan kesempatan untuk

mengembangkan kehidupannya. Pemberdayaan yang terjadi di lapangan audah sesuai

dengan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat yang secara keseluruhan telah

berpartisipasi dalam mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik melalui

pendidikan musyawarah yang difasilitasi oleh lembaga Bina Desa. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan bagaimana proses pendidikan musyawarah yang

dilakukan oleh Bina Desa dan apa manfaat yang diterima oleh masyarakat Desa

Gandasari yang menjadi anggota musyawarah Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Dimana dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai tekhnik untuk

mendapatkan hasil dan menganilisis hasil penelitian di lapangan. Peneliti terlibat

langsung dalam kegiatan pendidikan musyawarah di Desa Gandasari. Penelitian ini

menggunakan lima orang informan utama dan lima orang informan pendukung. Tekhnik

pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik pengumpulan data primer dan data

sekunder, dan tekhnik analisa data dilakukan dengan analisa data kualitatif purposive

sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat Desa Gandasari

melalui pendidikan musyawarah memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya

anggota sauyunan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan oleh lembaga Bina Desa.

Adapun manfaat yang telah diterima oleh anggota pendidikan musyawarah secara sosial,

ekonomi, dan budaya; anggota musyawarah lebih aktif dan terlibat langsung dalam setiap

keputusan maupun aksi sosial yang dirancang dalam pendidikan musyawarah; anggota

musyawarah mengalami peningkatan modal karena secara bertahap mampu membuat

pupuk sendiri; anggota musyawarah mampu berpikir terbuka dalam lingkungan sosialnya.

Diharapkan apa yang telah dicapai oleh Lembaga Bina Desa dan Anggota Musyawarah

bisa terus ditingkatkan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Pelatihan, pendidikan, dan

seminara ataupun diskusi frekuensinya lebih ditingkatkan supaya pengetahuan yang

didapat oleh masyarakat terus bertambah sehingga bisa mencapai tujuan yang

diharapakan oleh peserta musyawarah.

Kata kunci: Pendidikan Musyawarah, Partispasi, Pemberdayaan, PRA

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar

Sarjana Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara

pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang

tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian

karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan

ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Suparto, M.Ed Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.

Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.

Dr. Suhaemi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Hj. Nunung Khoiriyah M.A, Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

iii

5. Dr. Tantan Hermansah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi peneliti

yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan

serta membantu literatur dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Prodi Kesejahteraan Sosial yakni Ibu Siti Napsiyah

Arieffuzzaman, MSW, Ibu Ellies Sukmawati, M.Si, Ibu Nurhayati Nurbus,

Bapak Ismet Firdaus, M.Si yang telah memberikan berbagai ilmu dan

pengetahuan khususnya tentang ilmu Kesejahteraan Sosial.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta

jajarannya, yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan

memberikan pengarahan selama perkulihan.

8. Pimpinan serta staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah

dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas kepustakaan kepada peneliti.

9. Pihak Lembag Bina Desa Sadajiwa yang telah banyak membantu dalam

memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan

skripsi.

10. Kedua orang tua peneliti, terimakasih untuk semua doanya, untuk semua

jasa-jasanya dan semua pengorbanannya.

11. Kakak-kakak dan saudara peneliti untuk dukungan moril dan materiil

dalam menempuh studi selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Jurusan Kesejahteraan Sosial

Angkatan 2012 (Fachri, Wawan, Nikmal, Yoga, Yunus, Ican, Iqbal, Dado,

Rizky, Intan, Mila, Evan, Halim, Heni, Nisya, Eka, Rani, Kiki, dan

lainnya), yang terus memberikan dukungan dan support dalam proses

penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan kalian. Amin.

13. Sahabat dan teman-teman di satu kosan (Zain, Emon, Edy, Agung) atas

dukungan dan support dalam proses perkuliahan selama ini. Semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.

14. Sahabat dan teman-teman satu perusahaan di PT. Indomarco Prismatama

(Mba Entin, Mas Hikmah, Mas Opik, Mas Idi, Chelsea, Rizky, Kiki,

Page 8: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

iv

Dayat, Abdul, dan lainnya), teman-teman di PT. Prima Food International

( Pak Anes, Bang Imam, Nita, Dina, Nevi, dan lainnya), teman-teman di

PT. Lotte Shop Indonesia ( Bu Martini, Rizky, Ilyas, Anes, Lina, dan

lainnya), teman-teman di call center PT. Griya Mie Sejati ( Bang Patra,

Kak Wulan, Kak Putri, Kak Idha, Anna, Ria, Puput, Angel, Devi, Dede,

Danish, dan lainnya)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 16 Juni 2016

Penulis

Page 9: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 11

1. Pembatasan Masalah .............................................................. 11

2. Perumusan Masalah ............................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 12

1. Tujuan penelitian .................................................................... 12

2. Manfaat Penelitian ................................................................. 12

D. Metodologi Penelitia .................................................................... 13

1. Tempat Penelitian................................................................... 13

2. Waktu Penelitian .................................................................... 14

3. Pendekatan Penelitian ............................................................ 14

4. Jenis Penelitian ....................................................................... 14

5. Sumber Data ........................................................................... 14

6. Tekhnik Pemilihan Subyek Penelitian ................................... 15

7. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 16

8. Tekhnik Analisa Data ............................................................. 17

9. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................. 18

10. Tekhnik Penulisan .................................................................. 18

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. PRA (Participatory Rural Appraisal) ........................................... 21

B. Tekhnik Pengidentifikasian Kebutuhan Aset Komunitas ............ 27

Page 10: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

vi

1. Matriks prioritas masalah ....................................................... 27

2. Pemetaan Partisipatoris (Participatory Mapping) ................. 28

3. Alur Sejarah Masalah Dan Perubahan Di Masyarakat ........... 28

4. Diagram Venn Hubungan Antar Lembaga ............................ 29

C. Kebutuhan dan Tekhnik Pengidentifikasian Masalah dalam

Pengembangan Masyarakat .......................................................... 30

1. Studi Kepustakaan .................................................................. 33

2. Proses Kelompok Setara (Nominal Group Process) Atau Metode

Delbecq .................................................................................. 34

3. Metode Delphi ........................................................................ 38

D. Pengertian Partisipasi ................................................................... 43

E. Tingkatan Partisipasi Masyarakat ............................................... 46

F. Faktor-faktor Determinan Dalam Pengembangan Partisipasi ...... 50

G. Indikator - Indikator Partisipasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat 51

H. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ........................................ 51

I. Tujuan Pemberdayaan .................................................................. 54

J. Tahap – Tahap Pemberdayaan ..................................................... 55

1. Tahap Persiapan (Engagment) ............................................... 55

2. Tahap Assesment ................................................................... 55

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program ................................. 56

4. Tahap Formulasi Rencana Aksi ............................................. 56

5. Tahap pelaksanaan program ................................................... 56

6. Tahap Monitoring dan Evaluasi ............................................ 56

7. Tahap Terminasi..................................................................... 57

K. Strategi Pemberdayaan ................................................................. 57

1. Aras Mikro ............................................................................. 57

2. Aras Mezzoalam..................................................................... 58

3. Aras Makro............................................................................. 58

L. Indikator Keberdayaan ................................................................. 58

1. Indikator Kompetensi Kerakyatan ......................................... 58

2. Indikator Sosiopolitik ............................................................. 59

Page 11: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

vii

3. Kompetensi Partisipatif .......................................................... 59

M. Pengertian Pembangunan ............................................................. 60

N. Tiga Pilar Perencanaan Pembangunan Pedesaan ......................... 61

O. Indikator Pembangunan Pedesaan................................................ 61

P. Civic Engagment .......................................................................... 62

BAB III PROFIL LEMBAGA

1. LEMBAGA BINA DESA

A. Sejarah Bina Desa .................................................................. 65

B. Visi Dan Misi ......................................................................... 67

C. Tujuan Umum ........................................................................ 68

D. Tujuan Khusus ...................................................................... 69

E. Strategi Dasar ......................................................................... 69

F. Metodologi ............................................................................. 71

G. Program dan Kegiatan ............................................................ 71

1. Pendidikan Musyawarah .................................................. 71

2. Pendampingan Komunitas Pedesaan................................ 74

3. Pendampingan Komunitas Pedesaan................................ 75

4. Pengembangan Jaringan dan Aliansi Strategis ................ 75

5. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Input Luar Rendah

(Low External Input) ........................................................ 75

6. Penelitian, Penerbitan, dan Penyebaran Informasi Pedesaan 76

2. PROFIL DESA GANDASARI

1. Sejarah Desa ........................................................................... 77

2. Monografi Desa ...................................................................... 77

BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Pemberdayaan Lembaga Bina Desa Di Desa Gandasari .. 101

B. Pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga Bina Desa Desa ... 118

Page 12: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

viii

C. Tahap pemberdayaan Masyarakat ................................................ 131

1. Tahap Persiapan (Engagment) ............................................... 131

2. Tahap assessment ................................................................... 132

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program ................................. 134

4. Tahap Formulasi Rencana Aksi ............................................. 136

5. Tahap pelaksanaan program ................................................... 137

6. Tahap Monitoring dan Evaluasi ............................................. 138

7. Tahap Terminasi..................................................................... 140

D. Indikator Keberdayaan Dalam Pendidikan Musyawarah Metode PAR

pada musyawarah ......................................................................... 141

1. Indikator Kompetensi Kerakyatan ......................................... 141

2. Indikator Sosiopolitik ............................................................. 142

3. Kompetensi Partisipatif .......................................................... 143

E. Partisipasi Anggota Dalam Pembangunan ................................... 144

F. Indikator-indikator Partisipasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat 145

G. Pendidikan Musyawarah Sebagai Pembangunan ......................... 148

1. Implementasi Musyawarah sebagai Pembangunan ................ 148

2. Pilar Dalam Upaya Pembangunan ......................................... 149

H. Pilar Dalam Upaya Pembangunan ............................................... 150

I. Civic Engagment .......................................................................... 153

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 155

B. Saran ............................................................................................. 156

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 158

Page 13: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah hampir 40 tahun pembangunan di Indonesia dilakukan,

sungguh pun telah terjadi banyak perubahan, akan tetapi perubahan

menyentuh kawasan perdesaan belum mengalami perkembangan

signifikan. Kalau toh banyak perubahan di kawasan ini hanya menyentuh

sebagian besar kawasan perdesaan di pulau Jawa. Ini pun hanya sekedar

pembangunan secara fisik dengan berbagai infrastruktur yang jauh berbeda

dari masa lampau. Pertanyaanya, apakah perubahan yang diharapkan

hanya perubahan infrastruktur desa? Jika perubahan itu mau diukur secara

lebih luas meliputi perubahan social budaya barangkali hal ini perlu ada

peninjauan kembali tentan pembangunan yang dilakukan selama ini. Apa

yang hendak digunakan jika ukuran keberhasilan ditentukan dari

banyanknya jumlah infrastruktur pedesaan dan berbagai adopsi teknologi

baru dan capaian kuantitatif dari banyaknya program yang dilakukan oleh

para pihak perdesaan Jawa maka perubahan itu telah terjadi dan

pembangunan telah membawa keberhasilan. Akan tetapi, apakah hasila

pembangunan itu telah membawa perubahan kearah kesejahteraan

masyarakat perdesaan, hal ini masih jauh dari yang diharapkan bangsa ini,

lebih lagi kalau kawasan perdesaan ini dilihat diseluruh Bumi Nusantara.1

1 Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara, Pembangunan

Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. IPB Press . hal, 113

Page 14: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

2

Morris dan Binstock (1966) juga memperkenalkan 3 strategi

perencanaan dan aksi pengembangan masyarakat. Perencanaan dan aksi

untuk perubahan tersebut dilaksanakan melalui: (1) modifikasi pola sikap

dan perilaku dengan pendidikan dan aksi alainnya; (2) mengubah kondisi

social dengan mengubah kebijakan-kebijakan organisasi formal; atau (3)

reformasi peraturan dan sistem fungsional masyarakat.2

Rothman (1970) menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan

berbagai cara maka pendekatan-pendekatan untuk pengembangan

masyarakat dapat diklasifikasikan. Menurutnya, 3 klasifikasi utama

tersebut adalah (1) pembangunan lokalitas (2) perencanaan social (3) aksi

sosial. Sehubungan dengan itu , Rothman memperkenalkan variabel yang

dapat digunakan dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi suatu

aktivitas pengembangan masyarakat yang khas.

Dalam hal teresebut, Rothman menggunakan 12 variabel: (1)

kategori sasaran (2) asumsi struktur (3) strategi perubahan mendasar (4)

karakteristik tekhnik dn takik perubahan (5) peranan Musyawarahktisi

yang menonjol (6) media perubahan (7) orientasi struktur kekuasaan (8)

batas-batas derfinisi sistem (9) asumsi-asumsi interes bagian komunitas

(10) konsepsi interes publik (11) konsepsi populasi klien atau knostituens

(12) konsepsi peranan klien. Selanjutnya Rothman menambahkan 3

2 Fredian Tonny Nasdian ,Pengembangan Masyarakat. Departemen Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dengan Yayasan Pustaka Obor

Indonesia. Hal. 60

Page 15: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

3

variabel personil yaitu, tipe agensi, posisi Musyawarahktek, dan analog

profesioanal.3

Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa

depan sesuai dengan keinginan mereka.4 Artinya ialah mendorong mereka

untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan

upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga mereka

mempunyai kesadaran penuh dalam membenuk masa depannya.

Maka, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh perubahan sosial, yaiu masyarakat yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun

sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan

mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.5

Aktivitas LSM dalam menangani kegiatan pengembangan

masyarakat diharapkan berujung pada terealisasikannya proses

pemberdayaan masyarakat (empowering society). Hal itu bisa dipahami

karena kegiatan pengembangan masyarakat pada awalnya memang

3 Fredian Tonny Nasdian ,Pengembangan Masyarakat . Departemen Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dengan Yayasan Pustaka Obor

Indonesia. Hal. 62 4 Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan, pengembangan masyarakat, dan intervensi

komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003, hal. 53 5Edi Suharto, membangun Masyarakat memberdayakan rakyat, kajian strategi

pembangunan kesejahteran sosial dan pekerjaan sosial (PT. Refiaka Aditama, 2005), hal. 59

Page 16: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

4

difokuskan pada pencapaian target perubahan kuantitatif yang

diindikasikan dengan tersedianya sarana fisik dan perbaikan tingkat

kehidupan materiil. 6

Upaya pemberdayaan masyarakat (empowering society) umumnya

mencakup dua kegiatan penting (Yakub, HM, 1985). Pertama, berupaya

membebaskan dan menyadarkan masyarakat. Kegiatan ini bersifat

subjektif dan memihak kepada rakyat tertindas (dhuafa) dalam rangka

memfasilitasi mereka dalam suatu proses penyadaran sehingga

memungkinkan lahirnya upaya untuk pembebasan diri dari kemiskinan

dan keterbelakangan. Kedua, ia menggerakan partisipasi dan etos swadaya

masyarakat.7

Kegiatan pendampingan dapat dilakukan oleh beberapa faktor.

Pertama, pendamping lokal seperti LSM, tokoh masyarakat, kader

setempat, ormas, PT, dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap masalah

kemiskinan. Kedua, pendamping teknis dari tenaga penyuluh Departemen

teknis seperti Departemen Pertanian (Penyuluh Pertanian Lapangan/PPL),

Depdiknas (SP3), dan BKKBN (PLKB). Ketiga, pendamping khusus

disediakan masyarakat miskin di desa tertinggal dengan pembinaan

ksusus.

Peran pendampingan dilakukan para aktivis sosial dengan

meyakinkan, memancing, dan merangsang tumbuhnya kekuatan dari

6Dr. Zubaedi, M.ag., M.pd. pengembangan masyarakat wacana & Musyawarahktik,

Kencana Prenada Media Group 2013, hal. 72 7Dr. Zubaedi, M.ag., M.pd. pengembangan masyarakat wacana & Musyawarahktik,

Kencana Prenada Media Group 2013, hal. 81

Page 17: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

5

dalam masyarakat untuk mengatasi problem hidup yang sedang mereka

hadapi secara mandiri. Proses ini memerlukan sebuah komunikasi intensif

antar pendamping dan anggota kelompok dengan didasari rasa saling

percaya (mutually of trust). Komunikasi intensif antar lain dibangun

dengan cara menghadiri pertemuan anggota, pertemuan pengurus LSM

secara rutin, dan kalau perlu dengan memberikan pelatihan khusus. Pada

prinsipnya, para pendamping masyarakat harus menempatkan diri sebagai

pihak yang siap sedia jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh para warga.

Pendamping harus siap bekerja purna waktu dengan menghadir pertemuan

kelompok, mengorganisasikan program pelatihan dan membantu

kelompok dalam memperoleh akses terhadap pelayanan yang dibutuhkan.

Secara umum, organisasi yang menangani pengembangan

masyarakat seperti LSM menjalankan Community Education for

Development (CED), yaitu sebuah kegiatan untuk mendorong anggota

masyarakat untuk bersama-sama dalam mengidentifikasi masalah dan

kebutuhannya, mencari pemecahan atas problemnya, memobilisasi

sumber-sumber yang penting dan melaksanakan sebuah rencana tindakan.

Pendekatan pendidikan kemasyarakatan adalah salah satu pendekatan yang

melihat masyarakat sebagai agen dan objek sekaligus. Dalam prosesini,

para pemimpin masyarakat perlu menempatkan diri sebagai fasilitator

Page 18: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

6

yang mendorong perubahan menuju ke arah yang lebih baik (Boone, Edgar

J. et, 1980-229).8

Tantangan yang kemudian dihadapi lembaga-lembaga ini adalah

menemukan cara untuk melakukan pendekatan-pendekatan yang

partisipatif secara Musyawarah di lapangan. Pilihan (alternatif) yang

kemudian dianggap layak dicoba adalah seperangkat metode dan tekhnik

yang dikenal dengan Participatory Rural Appraisal. Pendekatan ini

dianggap baik karena didasari prinsip-prinsip untuk mewujudkan

partisipasi masyarakat, sekaligus memiliki teknik-teknik penerapannya.

Hal ini didasari oleh dua hal, pertama, kebutuhan adanya metode kajian

keadaan masyarakat yang ‘mudah’ dilakukan untuk pengembangan

program yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat setempat,

kedua, kebutuhan adanya pendekatan program pembangunan yang bersifat

kemanusiaan dan berkelanjutan.9

Di Indonesia, khususnya di lingkungan Konsorsium

Pengembangan Dataran Tinggi Nusa Tenggara (KPDTNT), belum ada

kesepakatan tentang istilah dan cakupan yang tepat untuk pendekatan

musyawarah. Namun berdasarkan pengalaman selama ini, penerapan

musyawarah memiliki komitmen dasar untuk digabungkan kedalam

pengembangan program.

8Dr. Zubaedi, M.ag., M.pd. pengembangan masyarakat wacana & Musyawarahktik,

Kencana prenada media group 2013, hal.130 9Studio Driya Media untuk KPDTNT, berbuat bersama berperan setara, acuan

penerapan Participatory Rural Appraisal, Dry Media untuk Konsorsium Pengembangan Dataran

Tinggi Nusa Tenggara,1996, hal. 20

Page 19: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

7

Kegiatan musyawarah bukanlah pelibatan masyarakat dalam

sebuah ‘paket’ penerapan musyawarah, melainkan dalam sebuah proses

kesinambungan selama kegiatan bersama, antara penyelenggara program

dan masyarakat. Karena itu, musyawarah dalam penafsiran KPDTNT

adalah pendekatan dan tekhnik-tekhnik pelibatan masyarakat dalam

proses-proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan-kegiatan

perencanaan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi program

pembanguna masyarakat.10

Tiga jenis organisasi yang telah terlibat yaitu LSM, organisasi

milik pemerintah, dan universitas serta lembaga pelatihan. Bebrapa

organisasi yang telah menganut dan mengembangkan musyawarah,

membagi tiga karakteristik. Kepemimpinannya bersifat stabil dan masuk

dalam Musyawarah; suatu proporsi staf yang substansial secara

perorangan berharap menggunakan pendekatan dan metode musyawarah;

dan ada training serta penguatan. Komitmen dari seorang direktur atau

prinsip dari sebuah lembaga saja tidaklah cukup. Juga tidak hanya

pelatihan yang diulang-ulang. Staf manajerial pada tingkat menengah

dalam organisasi manapun, pada dasarnya bukan hanya secara verbal,

ingin menggunakan atau mendukung musyawarah. Jika tidak, pada

akhirnya inisiatif musyawarah akan hilang.11

10

Studio Driya Media Untuk KPDTNT, Berbuat Bersama Berperan Setara, Acuan

Penerapan Participatory Rural Appraisal Musyawarahisal, Dry Media Untuk Konsorsium

Pengembangan Dataran Tinggi Nusa Tenggara,1996, hal. 13 11

Robert Chambers, Participatory Rural ApMusyawarahisal “memahami Desa Secara

Partisipasi, (Kanisius), hal. 87

Page 20: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

8

Pendidikan musyawarah adalah sebuah bentuk kepelatihan yang

hadir dari prinsip metode pendekatan berbasis musyawarah, peendidikan

musyarawah menurut peneliti pribadi yaitu bentuk pengorganisasian

masyarakat atau pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan

bermusyawarah yang didampingi oleh seorang fasilitator dan co fasilitator

untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan partisipasi seluruh golongan

masyarakat dan aparatur desa sehingga tercapai mufakat berdasarkan

aspirasi dari peserta musyawarah itu sendiri.

Pendidikan musyawarah (DIKMUS) lahir karena adanya

kebutuhan untuk melakukan pendampingan kepada kaum marjinal, dalam

proses transformasi kaum marjinal (dari dan oleh kaum marjinal sendiri)

ke arah kehidupan yang demokratis. Pendampingan masyarakat marjinal

dilakukan melalui proses pendidikan, dalam arti belajar bersama, dengan

menggunakan metode yang partisipatif. Berdasarkan pengalaman

melakukan pendampingan kaum marjinal, maka pendampingan dengan

metode partisipatif ternyata telah ada dimasyarakat, yaitu musyawarah.12

Pendidikan musyawarah yang dilakukan oleh setiap kelompok

haruslah memiliki nilai demokrasi yang adil dan berimbang, dalam artian

pendidikan musyawarah harus merata dan tidak boleh menguntungkan

salah satu pihak saja, akan tetapi setiap peserta pendidikan musyawarah

berhak menyampaikan pendapat yang memang dibutuhkan untuk

kepentingan bersama.

12

Page 21: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

9

Tercapainya suatu tujuan dalam musyawarah harus disepakati

oleh seluruh peserta musyawarah, dalam hal ini realita yang terjadi

dikelompok harus menjadi tolok ukur dalam penyampaian pendapat

peserta pendidikan musyawarah. Peserta yang merupakan manusia

merdeka tidak boleh hanya menjadi sekedar pendengar, tetapi peserta

harus berperan aktif dalam kegiatan musyawarah agar tercipta nilai-nilai

yang sesuai dengan demokrasi.

Sejatinya pendidikan musyawarah adalah metode yang digunakan

untuk membebaskan pemikiran masyarakat dalam usaha pengembangan

masyarakat melalui diskusi anggota musyawarah dengan mengorganisir

masyarakat yang didampingi oleh fasilitator dan anggota musyawarah

yang secara menyeluruh terlibat langsung dalam pengambilan keputusan

dan aksi sosial yang dilakukan. Dalam hal ini setiap masalah yang ada

dikelompok masyarakat maka akan menjadi masalah bersama, sehingga

solusi yang didapatkan dari pendidikan musyawarah, bisa dipandang

sebagai solusi bersama yang juga bisa dirasakan manfaatnya oleh

kelompok tersebut.

Allah SWT memerintahkan bagi setiap umat manusia di Bumi

supaya manusia dan kelompoknya memiliki kehidupan yang layak dengan

bekarja keras dan apabila menemui kesulitan bersama, maka berdasarkan

anjuran Rasulullah SAW bermusyawarah adalah jalan keluar untuk

menemukan masalah dan mengatasinya bersama-sama.

نإن الله لا يغير ها بقىم حتى يغيروا ها بأنفسه

Page 22: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

10

Artinya; Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan

yang ada pada diri mereka sendiri..(QS. Al-Ra’d,13:11)

Pada ayat ini di jelaskan bahwa bagi umat islam untuk melakukan

aktivitas-aktivitas sebagaimana Allah telah memberikan rezeki kepada

masing-masing umat dan kita sebagai hambanya hanya diperintahkan

untuk mencari keridhaannya, agar apa yang telah kita hasilkan

mendapatkan keberkahan dari allah SWT.

Di beberapa desa yang ada di Indonesia pengolahan tanah, modal

penguatan produksi, dan aksebilitas pasar masih menjadi masalah serius

yang belum tersentuh sepenuhnya oleh pemerintah daerah sehingga

berdampak pada perekonomian masyarakat yang masih rendah.

Keberadaan Bina Desa melalui pendidikan musyawarah di

beberapa pedesaan di Indonesia merupakan salah satu kegiatan strategis

dalam rangka ikut berpartispasi untuk pembangunan dan turut

menciptakan kondisi masyarakat yang berdaya guna serta mensukseskan

gerakan ekonomi kreatif dengan upaya pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan pendidikan musyawarah diikuti oleh masyarakat sebagai

peserta. Dalam kegiatan ini masyarakat menggali masalah, potensi, dan

solusi mereka sendiri, kemudian memusyawarahkan hasil yang telah di

sepakati bersama melalui pendidikan musyawarah dengan dibimbing dari

pihak Bina Desa dan Pamong Desa. Diharapkan melalui metode seperti ini

mampu membuat perubahan bagi masyarakat dalam memaksimalkan

potensi yang ada di masyarakat perdesaan.

Page 23: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

11

Pendidikan musyawarah bisa menjadi bagian dari pemberdayaan

karena dalam pendidikan musyawarah masyarakat diajak berpikir kritis

terhadap lingkungan sekitar meraka, selain itu masyarakat belajar untuk

berani berargumentasi menyampaikan pendapat mereka.

Alasan pemilihan Lembaga Bina Desa oleh peneliti karena

Lembaga Bina Desa yang merupakan Lembaga Sosial Masyarakat tidak

hanya berfokus untuk mencari keuntungan semata dari masyarakat, akan

tetapi Lembaga Bina Desa benar-benar terlibat dan terjun langsung ke

masyarakat dalam melakukan pendampingan melalui program-program

atau focus utama yang mereka bawa ke desa sesuai dengan kebutuhan desa

tersebut, mulai dari assessment, perencanaan intervensi, evaluasi,

terminasi, sampai pendampingan berkelanjutan seperti monitoring

meskipun masyarakat dampingannya sudah mandiri

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik

untuk memilih skripsi yang berjudul: “Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Pendidikan Musyawarah Oleh Lembaga Bina Desa Sadajiwa

Di Desa Gandasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur,

Jawa Barat”

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, peneliti

membatasi konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat

menghasilkan pembahasan yang sistematis, terarah, jelas, dan fokus.

Page 24: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

12

Maka dalam skripsi ini, peneliti membatasi pembahasan dalam

“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Kritis Lembaga Bina

Desa Sadajiwa”

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan

Musyawarah Lembaga Bina Desa Sadajiwa?

b. Bagaimana Manfaat Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pendidikan Musyawarah Lembaga Bina Desa Sadajiwa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka penelitian ini

bertujuan untuk:

a. Untuk Menggambarkan Proses Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Pendidikan Musyawarah Lembaga Bina Desa

Sadajiwa.

b. Untuk Menggambarkan Manfaat Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Pendidikan Musyawarah Lembaga Bina Desa Sadajiwa

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari

penelitian ini yaitu:

a. Akademis

Page 25: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

13

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengetahuan terutama pada jurusan kesejahteraan sosial,

mengenai pemberdayaan masyarakat.

a. Peneliti

Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah

pengetahuan dan wawasan dalam ilmu pengetahuan kesejahteraan

sosial yang nantinya ilmu tersebut bisa bermanfaat bagi orang lain

dan semoga peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam

belajar dan meneliti tentang lidah buaya pada khususnya.

b. Pihak Lembaga Terkait

Penelitian ini agar dapat memberikan masukan yang positif

kepada pengurus maupun pengelola Lembaga Bina Desa

Sadajiwa sesuai dengan visi dan misi utama.

D. Metodologi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yaitu di Lembaga Bina Desa Sadajiwa. Disana

penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari

Masyarakat dan pihak lembaga Bina Desa. Wawancara langsung dan

untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumen dan data-data yang

mendukung penelitian, untuk mengetahui bagaimana tingkat

kesejahteraan masyarakat melalui implementasi pendidikan kritis di

Lembaga Bina Desa.

Page 26: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

14

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan

bulan Februari 2017

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif

deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh

dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain

dari pengukuran. Penelitian kualitatif secara umum bisa digunakan

untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,

aktivitas sosial, dan lain-lain. Laporan penelitian akan berisi kutipan-

kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan

dokumen resmi lainnya.13

4. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu data

yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.

5. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua

macam, yaitu data primer dan data sekunder ;

13

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2007), cet-23, hal. 11

Page 27: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

15

a. Data Primer:

Data primer sendiri terbagi menjadi 2 sumber data yaitu

data utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

subjek penelitian, dan data pendukung, yaitu data yang

diperoleh dari masyarakat dan Lembaga Bina Desa

b. Data Sekunder.

Data Sekunder merupakan data yang penulis peroleh baik

berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis

lainnya maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan

penelitian.

6. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah fasilitator kegiatan

Musyawarah dan masyarakat Paguyuban atau Sauyunan yang turut

serta dalam kegiatan pendidikan musyawarah

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara,

observasi dan study dokumentasi, berikut penjelasannya:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Page 28: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

16

Ada salah satu metode ketika melakukan wawancara.

Yaitu metode wawancara mendalam. Metode wawancara

mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan

demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah

keterlibatannya dalam kehidupan informan. serta kapan dimulai

dan diakhiri. Namun, kadang kalainforman pun dapat

menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan

waktu wawancara mulai dilaksanakan dan diakhir. 14

Peneliti melakukan wawancara kepada fasilitator

kegiatan Musyawarah dan masyarakat yang berpartisipasi

dalam kegiatan musyawarah di Desa Gandasari, Cianjur, Jawa

Barat.

b. Observasi

Sedangkan obeservasi atau pengamatan adalah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata

sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti

telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi

14

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), Hal. 186

Page 29: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

17

adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pacaindra mata serta

dibantnu dengan pancaindra lainnya. Di dalam pembahasan ini,

kata observasi dan pengamatan digunakan secara bergantian.

Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak

selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu

mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan

oleh pancaindra lainnya; seperti apa yang ia dengar, apa yang ia

cicipi, apa yang ia cium dari penciumannya, bahkan dari apa

yang ia rasakan dari sentuhan-sentuhan kulitnya.15

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, lain

dari record, yang tidak disiapkan karena adanya permintaan

seorang penyelidik atau peneliti. Dokumentasi sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan. 16

8. Teknik Analisa Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data. Nasir

mengemukakan analisis data merupakan bagian penting dalam metode

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), Hal. 115 16

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualittatif Teori & Praktik ( Malang: PT. Bumi Aksara,

2013), hal. 160

Page 30: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

18

ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna

yang berguna memecahkan masalah penelitian.17

9. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik trianggulasi

dengan cara membandingkan sumber-sumber data yang diperoleh

dengan kenyataan yang ada pada saat penelitian. Adapun ketekunan

pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan

berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau

tentative. Tekhnik ini sengaja dipilih penulis karena sesuai dengan

pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian

kualitatif. .

10. Teknik Penulisan.

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun

oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN

Jakarta Press, 2007, cetakan ke-2.

E. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, penulis melakukan kajian kepustakaan dengan

tujuan untuk memperoleh data dari beberapa sumber tertulis baik berupa

buku-buku bacaan ataupun sumber lainnya. Setelah melakukan

penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

17 Moh. Nasir D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), hal. 405

Page 31: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

19

Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi yang fokusnya sama, yaitu

tentang strategi pemberdayaan masyarakat :

1. Annisa Nuris, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam “partisipasi

wanita dalam pemberdayaan masyarakat melalui program klaster

mandiri zona Madina”.

Skripsi ini menggambarakan tentang dampak pemberdayaan

masyarakat mampu mengembangkan perilaku dan kondisi ekonomi

keluarga melalui partisipasi wanita secara aktif sebagai ibu rumah

tangga melalui program klaster mandiri wilayah Zona Madina .

Sedangkan skripsi peneliti menggambarkan partisipasi individu dan

masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan

musyawarah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan dan menuntaskan permasalahan yang ada

disekitar mereka dengan didampingi pihak lembaga terkait dalam

pengimplementasian pendidikan musyawarah tersebut.

2. Sugeng Mulyadi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam “analisis

deskriptif pemberdayaan petani studi kasus serikat petani Indonesia”.

Skripsi ini menggambarkan tentang pemberdayaan masyarakat

terhadap petani yang fokus melalui proses pengolahan lahan, produk,

dan hasil pertanian seperti kopi secara berkelompok dalam mencapai

peningkatan produktivitas hasil bertani.

Sedangkan skripsi peneliti menggambarkan pemberdayaan masyarakat

yang menghadapi masalah secara kompleks dengan metode

Page 32: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

20

musyawarah menemukan salah satu permasalahannya yaitu pertanian

konvensional yang menyebabkan ketergantungan petani terhadap

tengkulak, sehingga menjadikan pertanian alami sebagai fokus utama

dalam kegiatan pemberdayaan, kemudian Bina Desa membangun

kesadaran kritis terhadap masyarakat melalui pengorganisasian

,masyarakat, dimana dalam organisasi ini, masyarakat juga

mendapatkan pendidikan tentang fumgsi dan peran organisasi,

pendidikan kesetaraan gender, dan advokasi air maupun refroma

agrarian

Page 33: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PRA (Participatory Rural Appraisal)

Participatory rural appraisal (PRA) merupakan suatu bentuk tertentu

dari penelitian kualitatif digunakan untuk mendapat pemahaman yang

mendalam tentang situasi komunitas. PRA adalah suatu proses di mana

komunitas akan menganilisis situasi yang mereka hadapi dan

mengambil keputusan tenatang bagaimana cara untuk mengatasi

permasalahan yang ada selain itu PRA juga dikenal sebagai metode

dan pendekatan pembelajaran mengenai kondisi dna kehidupan

komunitas dari, dengan, dan untuk masyarakat sendiri.

Karena PRA merupakan metode assesment yang berupaya

mengoptimalisasi aspirasi masyarakat, maka ada beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan ketika tim perencana melakukan PRA, prinsip-

prinsip tersebut antara lain :

1. Prinsip mengutamakan mereka yang kurang beruntung atau

terabaikan. Dari prinsip ini diharapkan tim perencana akan

dapat mengetahui cara pandang dan kondisi sebenarnya dari

meraka yang berada pada kondisi yang kurang diuntungkan.

Pandangan dari mereka yang dianggap kurang beruntung

ataupun terabaikan dapat pula digunakan sebagai sebagai alat

untuk men-cek apakah data-data yag diberikan para elite

Page 34: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

22

masyarakat (baik itu tokoh formal maupun nonformal) dapat

dicek kebenarannya. Kadangkala, data yang didapat dari „elite‟

masyarakat belum tentu sama seperti apa yang terjadi dan

dirasakan oleh mereka yang berada pada kondisi yang kurang

diuntungkan.

2. Prinsip pemberdayaan masyarakat (penguatan dan

perencanaan). Prinsip ini menekankan proses asessment dan

perencanaan program yang dilakukan dengan PRA ini

merupakan suatu proses pemberdayaan yang intinya terjadi

melalui proses pembelajaran orang dewasa yang tidak saja

bermanfaat bagi komunitas sasaran, akan tetapi juga bagi para

perencana partisipatoris. Melalui proses ini masyarakat akan

belajar mengenali apa kebutuhan mereka dan apa permasalahan

mereka. Serta mereka juga akan dapat belajar bagaimana

mengembangkan rencana program aksi yang dapat berguna

bagi mereka. Meskipun pada awalnya, bentuk perencanaan

yang mereka lakukan masihlah dalam bentuk yang sederhana.

Akan tetapi sejalan dengan waktu maka proses

pengidentifikasian masalah dan kebutuhan, serta alternatif

solusi yang mereka tawarkan akan semakin canggih.

3. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan. Dalam kaitan

dengan perubahan yang terjadi dan akan terjadi pada komunitas

sasaran, maka tim perencana partisipatoris pun akan dapat

Page 35: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

23

mengambil pelajaran dari hal tersebut, dimana prosese yang

akan terjadi akan membuat tim perencana semakin berdaya dan

semakin luas pengetahuannya.

4. Prinsip trianggulasi. Pengertian trianggulasi ini bermakna

dalam proses PRA akan terjadi proses pengecekan ulang atas

berbagai masukan yang ada. proses trianggulasi ini dapat

dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang

berbeda, misalnya data pertama didapat dari Pak Lurah, data

yang diambil untuk pembanding diambil dari orang miskin

yang seharusnya dan dinyatakan telah mendapat raskin. Atau

trianggulasi bisa juga dilakukan dengan cara yang berbeda

mislanya, untuk mengetahui permaslahan di suatu desa dengan

menggabungkan seluruh hasil wawancara dengan masyarakat

desa tersebut.

5. Prinsip santai dan informal

Dalam suatu proses PRA tim perencana partsispatoris yang

sedang menggali data dari masyarakat harus berusaha

melakukan wawancara secara santai, sehingga suasana

wawancara tidak menjadi suasana formal.

6. Prinsip upaya mengoptimalkan hasil bagi masyarakat. prinsip

ini merupakan suatu prinsip yang harus sangat diperhatikan

bagi setiap perencanaan partisipatoris, karena mereka membuat

Page 36: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

24

perencanaan pada dasarnya adalah untuk kepentingan

masyarakat itu sendiri.

7. Prinsip keberlanjutan.

Dalam suatu masyarakat, kebutuhan dan masalah bukanlah

sesuatu yang tetap dari tahun ke tahun. Selalu ada waktu terjadi

perubahan. Karena itu PRA juga mengharapkan bahwa

masyarakat akan belajar dan melakukan proses

pengidentifikasian masalah dan kebutuhan mereka sendiri di

masa yang akan datang.

8. Prinsip orientasi praktis. Prinsip ini menekankan bahwa PRA

dilakukan bukan sekedar untuk mengumpulkan data dari

masyarakat dan tidak ditindaklanjuti kembali dengan program

aksi.

9. Prinsip terbuka.

Di sini bermakan bahwa PRA masih terbuka dan membuka

kesempatan untuk menambhakan berbagai tekhnik

pengumpulan data yang bersifat partispatoris dan dapat

membantu mendapatkan pemahaman dat yang lebih luas

tentang komunitas sasaran.

Prinsip-prinsip tambahan yang ditekankan PRA :

a. Pemberian fasilitas, artinya memberikan fasilitas penyelidikan,

analisis, penyajian, dan pemahaman oleh masyarakat desa itu

sendiri, sehingga mereka dapat menyajikan dan memiliki

Page 37: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

25

hasilnya, dan juga mempelajarinya. Ibarat “mengalihkan

tongkat” (atau pena atau kapur), mereka sering memerlukan

orang luar yang memulai kemudian kembali duduk dan

meninggalakannya, namun tidak mewawancarai atau

melakukan interupsi.

b. Kesadaran dan tanggung jawab diri yang kritis, artinya

fasilitator terus menerus menguji tingkah laku mereka dan

coba melakukannya secara lebih baik. Ini termasuk merangkul

kesalahan – menerima kesalahan sebagai suatu kesempatan

untuk belajar melakukan lebih baik, yang berarti dapat

menerima tanggung jawab diri.

c. Saling berbagi informasi dan gagasan antar masyarakat desa

dengan fasilitator, dan antar – fasilitator yang berbeda, serta

saling, berbagi wilayah kegiatan, pelatihan, dan pengalaman

antar-organisasi yang berbeda.

Semua prinsip tersebut berkaitan dengan tingkah laku, karena

diterapakan dalam praktik oleh masyarakat yang

melaksanakannya. Tetapi pembagian prinsip oleh PRA dan RRA

lebih bersifat epistimologis; sedangkan prinsip-prinsip tambahan

yang ditekankan oleh PRA lebih bersifat personal. Perbedaan ini

lebih bersifat penekanan baru dalam PRA yaitu pada tingkah laku

dan sikap orang luar dalam berinteraksi dengan masyarakat desa,

Page 38: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

26

suatu penekanan yang dapat menjadi bagian berguna bagi RRA

maupun PRA pada masa yang akan datang.1

Setelah memperhatikan berbagai prinsip yang telah dikemukakan

di atas secara sederhana ada beberapa tahap yang dapat dilakukan yaitu :

a. Klarifikasi tujuan ataupun objektif

b. Memilih topik utama

c. Mempersiapkan sub topik, indikator dan berbagai pertanyaan

kuno

d. Mengidentifikasikan sumber informasi untuk setiap sub topik

e. Memilih alat untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi

f. Merancang perangkat penelitian

Dalam kaitan dengan pelaksanaan metode PRA ini. Tim

perencana partisispatoris dapat mengumpulkan data melalui

berbagai macam cara yaitu :

- Studi data sekunder misalnya, menggali data laporan

proyek

- Pengamatan langsung misalanya dengan mengamati

kejadian-kejadian khusus

- Wawancara semi-terstruktur misal wawancara

perseorangan dengan masyarakat tertentu

1 Robert Chambers, Participatory Rural Appraisal “Memahami Desa Secara Partisipasi,

(Kanisius), hal. 35

Page 39: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

27

Berbagai teknik diatas dapat dilakukan tim perencana

untukmemaksimalkan hasil dan membantu agar dapat lebih

memahami kondisi kualitas hidup masyarakat.

B. Tekhnik pengidentifikasian kebutuhan aset komunitas

Dalam kaitan dengan tekhnik pengidentifikasian kebutuhan dan aset

komunitas aada berbagai tekhnik yang dapat digunakan antara lain

terdapat dalam teknik PRA :

1. Matriks prioritas masalah

Tekhnik ini pada intinya ingin mengajak komunitas sasaran

untuk terlibat aktif dalam proses pengidentifikasaian kebutuhan

dan aset yang ada pada komunitas mereka.

Tekhnik dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain :

a. Membentuk kelompok diskusi

b. Jelaskan tujuan dan aturan main pada partsisipan

c. Sediakan selembar kertas dan ajukan satu pertanayaan saja

d. Berikan kesempatan pada masing-masing peserta untuk

menjawab pertanyan yang diajukan

e. Mulailah proses diskusi

f. Berikan tanda (*) pada kolom seberapa sering masalah

dirasakan

g. Klarifikasi jawaban partisipan

h. Laksanakan penghitungan suara

Page 40: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

28

2. Pemetaan partisipatoris (participatory mapping)

Teknik ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat

untuk dapat mengidentifikasikan di area mana saja di

lingkungan mereka suatu masalah.

Pemetaan ini senidri sebenarnya bukan merupakan

pemetaan yang menggambarkan area secara tepat. Langkah-

langkah yang dilakukan sebagai berikut :

a. Membentuk kelompok diskusi antara 15- 30 0rang yang

mewakili berbagai RW.

b. Jelaskan tujuan dan aturan main pada partisipan

c. Fasilitator meminta salah seorang partisipan untuk

menggambarkan daerah mereka

d. Fasilitator meminta salah seorang partisipan untuk

melengkapi gambar daerah mereka.

3. Alur sejarah masalah dan perubahan di masyarakat

Tekhnik ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat agar

dapat mengidentifikasikan alur sejarah timbulnya masalah di

daerah mereka dan perubahan apa yang terjadi terkait dengan

berkembangnya daerah mereka. Langkah-langkah untuk

mendapatkan informasi ini serupa dengan psorses mendapatkan

informasi memalui pemetaan partisipatoris.

Page 41: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

29

4. Diagram Venn hubungan antar lembaga

Tekhnik ini pada dasarnya mencoba menggambarkan

hubungan antar lembaga ataupun antar institusi dalam suatu

komunitas. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan

kedekatan dan jarak antara satu organisasi dengan organisasi

lainnya, baik pemerintah maupun non pemerintah yang terlibat

dalam berbagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam proses pembuatan diagram Venn ini, seperti pula

pada tekhnik yang lain, konfirmasi terhadap warga masyarakat

selalu dilakukan agar menumbuhkan rasa kebersamaan dan rasa

memiliki pada setiap warga yang hadir dalm pertemuan

tersebut.

Keempat tekhnik di atas merupakan sebagian dari tekhnik

yang dapat digunakan ketika melakukan asessment dengan

metode PRA.

Dalam kaitan dengan wawancara semi-terstruktur ataupun

wawancara tidak terstruktur yang dilakukan secara

perseorangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

tim perencana antara lain :

- Sebelum memulai wawancara tim fasilitator harus berusaha

menciptakan suasana relax sehingga partsispan dapat lebih

terbuka

- Memulai dengan salam dan menjelaskan tujuan pertemuan

Page 42: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

30

- Tim perencana partisipatoris memulai wawancara dengan

menanykan hal yang mudah terlebih dahulu

- Tim perencana partisipatoris harus berusaha mencipatakan

suasana informal 2

C. Kebutuhan dan Tekhnik Pengidentifikasian Masalah dalam

Pengembangan Masyarakat

Ketika membahas isu yang terkait dengan pengembangan masyarakat

yang lebih baik, salah satu materi yang sangat terkait dengan hal ini

adalah pembahasan mengenai „kebutuhan‟ masyarakat (community

needs). Konsep „kebutuhan‟ menjadi saah satu unsur penting dalam

pembahasan ini karena, secara teoritis, organisasi haruslah

memperhatikan usulan dari klien mereka agar dapat memberikan

layanan yang tepat dan dibutuhkan. Tetapi masalah dapat terjadi bila

usulan yang diberikan masyarakat ternyata bukan‟kebutuhan‟ (needs)

tetapi „keinginan‟ (wants) mereka. Ware dan Godin (1990.h.1)

membedakan antara konsep „kebutuhan‟ dan „keinginan”, melalui

gambaran singkat sebagagi berikut : seorang yang menderita anoreksia

nervosa (gangguan kejiwaan yang menyebabkan individ tidak „mau;

makan atau bila terpaksa makan maka ia akan berusaha sedapat

mugkin untuk mengeluarkasn mkanan tersebut . mislanya, dengan

memuntahkannya sbenarnya mempunyai kebutuhan akan makanan,

tetapi, ia tidak menginginkannya.

2 Isbandi Rukminto Adi “ perencanaan partisipatoris berbasis aset komunitas” (FE Universitas Indonesia, 2003). Hal. 95

Page 43: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

31

Begitu pula pada anak-anak di perkotaan, kehadiran rumah „ding-

dong‟ seringkali dijadikan bagian dari kehidupan mereka, dan seolah-

olah menjadi kebutuhan mereka. Dalam bentuk yang lebih sederhana

adalah kehadiran rumah „dingdong‟ bagi anak-anak tidak jarang justru

menguras kantong mereka. Sehingga hal yang menjadi pertanyaan

apakah bermain rumah „ding-dong‟ merupakan kebutuhan ataukah

hanya keinginan saja yang kemudian „dieksplortir‟ dengan kemasan

tertentu sehingga seolah menjadi bagian kehidupan mereka, oleh

pihak-pihak tertentu.

„informal education’ (pendidik informal ) tidak jarang harus

dijalankan, yaitu dengan cara memancing masyakarat untuk dapata

memikirkan mana yang „sebenarnya‟ menjadi kebutuhan mereka. Hal

ini sebaiknya dilakukan dengan cara diskusi sehingga terjadi peroses

pengambilan keputusan oleh masyarakat berdasarkan perkembangan

pengetahuan dan kesadaran mereka sendiri, sehingga bukan karena

„paksaan‟ atau instruksi dari pelaku perubahan (change agent).

Komponen berikutnya adalaha kerelatifan dan kebutuhan itu

sendiri. Godin melihat kebutuhan masyarakat seringkali lebih bersifat

relatif daripada absolut (pasti). Pihak yang meyakini bahwa kebutuhan

itu banyak pula yang bersifat absolut melihat bahwa kebutuhan itu

banyak pula yang bersifat zbsolut melihat bahwa kebutuhan akan

sandang (pakaian), pangan, dan papan (rumah) merupakan kebutuhan

absolut. Lebih dalam dari sekedar meng-generalisasikan kbeutuhan

Page 44: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

32

menjadi kebutuhan sandang, pangan, dan papn. Godin melihat bahwa

kebutuhan itu bersifat relatif dan sangat tergantung dengan unsur

waktu, tempat, dan lingkungan sosial. Misalnya saja, kebutuhan akan

pakaian pada tempat yang berbeda pula kebutuhannya.

Dari conttoh diatas terlihat bahwa kebutuhan yang tadinya

kelihatan seperti sesuatu yang abslout, bila diperdalam lagi akan dapat

terlihat komponen kerelatifannya. Dalam kaitannya dengan hal

tersebut community worker ataupun organisasi pelayanan masyarakat

dituntut untuk selalu memperbaharui atau mengkaji ulang kebutuhan

dari komunitas binaan mereka, karena dengan berjalannnya waktu dan

perubahan lingkungan sosial (kondisi) sosial ekonomi maka

kebutuhan suatu kelompok masyarakat dapat saja terjadi perubahan.

Oleh karena itu, guan dapat memberikan layanan yang „tidak

ketinggaalan zaman‟ maka pihaka agen perubahan diharapkan dapat

mengkaji ulang kebutuhan komunitas binaannya secara periodik. Hal

ini diperlukan agar komunitas binaan merasakan adanya perhatian dan

keseriusan dari agen perubahan terhadap mereka.3

Dalam kaitan dengan pengidentifikasian masalah yang sringkali

juga merupakan „kebutuha yang dirasakan‟ (felt needs), ada beberapa

strategi yang dapat dan biasa digunakan oleh community worker

secara khusus, ataupun organisasi pelayanan masyarakat secra umum.

33 Isbandi Rukminto Adi “Pemberdayaan, Pengembangan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas”. (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). Hal. 266

Page 45: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

33

Green (1987), mengemukakan beberapa metode yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi kebutuhan, antar lain :

1. Tinjauan Pustaka (studi literatur).

2. Nominal Group Procces yang lebih dikenal dengan nama metode

atau tekhnik pengidentifikasian masalah/kebuthan dari Van de

Ven dan Delbecq.

3. Metode Delphi

4. Metode Curah Pendapat (Brainsttorming)

5. Metode Diskusi Kelompok Terfokus (focus group discussion)

Bila dilihat dari hal diatas, maka tampak bahwa yang dikemukakan

oleh Green dan kawan-kawan sebagai strategi pengidentifikasian

masalah sosial sebenarnya dapat dilihat pula sebagai metode atau

teknik untuk mengidentifikasikan masalah sosial. pada umumnya

metode di atas selain dapat digunalan untuk mengidentifikasian

maslaah. Juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kondisi

sosial dan ekonomi suatu masyarakat. dibawah ini akan diuraikan

secara singkat, beberapa metode (teknik) tersebut diatas :

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan salah satu dari metode (dalam hal

ini, cara) untuk mengidentifikasikan masalah yang mungkin paling

sering digunakan dalam langkah awal untuk mengidentifikasikan

masalah dan juga paling dikenal oleh para mahasiswa maupun

mereka yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial. studi

Page 46: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

34

kepustakaan ini dapat dilakukan antara lain dengan menelusuri

data statistik yang dimiliki oleh instansi, departemen ataupun

sumber-sumber lainnya. Berdasarkan data statistik ini petugas

(community worker ) mulai menganilisis data tersebut berdasarkan

indikator-indikator tertentu.

2. Proses kelompok setara (Nominal group process) atau metode

Delbecq

Nominal group process ini lebih dikenal dengan nama metode

Delbecq (meskipun yang mengembangkannya adalah Van de Ven

dan Delbecq, tetapi nama yang terakhirlah yang sering digunakan

dalam kaitan dengan metode ini). Metode ini dianggap lebih

efisien dan efektif daripada metode Delphi atau juga dikenal

dengan nama tekhnik Delphi dalam menjaring informasi mengenai

masalah dan membuat perangkat ataupun prioritas masalah dari

suatau komunitas lokal. Meskipun demikina perlu diingatakan

pula bahwa metode Delbecq bukanlah suatu metode atau tekhnik

untuk memecahakan atau mengatasi masalah, tetapi metode ini

lebih merupakan metode untuk mengidentifikasikan dan

menyusun kerangka prioritas masalaha yang harus diatasi oleh

masyarakat dan community worker.

Tahapan yang dikembangkan dalam metode ini antara lain :

1. Mengatur agar dalam setiap pertemuan jumlah peserta tidak

melebihi delapan (8) orang. Pengaturan kelompok yang berjumlah

Page 47: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

35

peserta lebih dari tujuh atau kurang dari enam orang maka

dikuatirkan interaksi antar peserta tidak dapat terjadi secara

optimal.

2. Sediakam selembar kertas dan ajukan satu pertanyaan saja. Akan

lebih baik bila pertanyaan tersebut dapat dituliskan di papan tulis

atau media lainnya agar semua peserta dapat melihatnya.

Pertanyaan yang akan diajukan dalam pertemuan ini haruslah

sesuai dengan tujuan pertemuan. Mislanya saja “menurut anda

apakah masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat di Desa ini

?” atau dapat pula digunakan pertanyaan yang lain, seperti” apakah

3 masalah utama yang dihadapi desa anda saat ini ?”

Dalam pertemuan ini, ada baiknya bila community worker yang

juga sekaligus merupakan pengarah pertemuan (group leader atau

moderator diskusi) tersebut mempersiapkan pula pertanyaan

alternatif guna mengantisipasi kalau-kalau pertanyaan yang

diajukan tidak dimengerti oleh peserta.

3. Berikan kesempatan pada masing-masing peserta utnuk menjawab

pertanyaan yang diajukan. Jawaban dari para peserta tersebut dapat

dituliskan di lembar kertas yang sudah disediakan. Waktu yang

dibtuhkan untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan belum

mencukupi maka moderator diskusi dapat menambahkan waktu 5

menit agar para peserta dapat menjawab pertanyaan tersebut

Page 48: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

36

dimana mereka menjawabnya dengan dituliskan sendiri „tanpa

berkata-kata‟ dengan peserta yang lain.

4. Mulailah proses pencatatan jawaban peserta

Pertama-tama salah serorang partsispan diminta untuk

membacakan jawaban yang ia berikan, kemudian dilanjutkan

dengan partsisipan berikutnya. Selama partisipan mebacakan

jawaban mereka mpderator diskusi menuliskan jawaban partisipan

di papan tulis ataupun flip-chart. Setiap jawaban diberikan nomor

( 1,2,3, dan seterusnya).

5. Klarifikasi jawaban partsispan

Beri kesempatan kepada masing-masing partsispan untuk

mengklarifikasi jawaban dari partsispan yang lain. Pada tahap ini

mading-masing partsispan dapat menanyakan berbagai pertanyaan

seperti „apa sebenarnya ia maksud jawaban di atas ?‟ meskipun

demikian fase ini bukanlah fase untuk berargumentasi ataupun

melakukan lobby, tetapi fase ini lebih menitik beratkan pada

pengkalrifikasian jawaban para partsipan yang kurang jelas. Oleh

karena itu, moderator diskusi harus mengarahkan secara tegas dan

lugas prsoese pengklarifikasian ini agar tidak terjadi adu

argumentasi ataupun lobby dalam fase ini.

6. Diskusikan hasil pemungutan suara pertama

Diskusi pada fase ini tetap perlu dilakukan guna memperjelas

jawaban-jawaban yang terpilih dalam kelompok peringkat utama.

Page 49: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

37

Pengkalarifikasian dan penjelasan ulang mengenai beberapa

jawaban tertentu diprlukan guna mempertegas dan meyakini

pilihan jawaban tersebut agar dalam pemilihan terakhir para

partisipan sudah sepaham mengenai apa yang dimaksud dari

masing-masing jawaban.

Dari keseluruhan jawaban partisipan yang telah ditulis di papan

ataupun flip-chart, masing-masing partsisipan diminta untuk meilih

sekitar 7 jawaban (mislanya no. 9, 14, dan sebagainya) yang

mereka anggap paling penting. Kemduian dilakukan pemberian

nilai, di mana yang dianggap paling penting diberikan nilai 7

sedangkan yang paling tidak penting diberikan nilai 1. Setelah itu

moderator melakukan diskusi mencatat dan menjumlahkan nilai

peringkat yang diberikan masing-masing partsipann, sehingga

terlihat urutan prioritas dari jawaban secara keseluruhan, Jawaban

dengan nilai terbesar merupakan peringkat utama, begitu

sebaliknya.‟

7. Laksanakan pemungutan suara yang pertama

Diskusi pada fase ini tetap perlu dilakukan guna memperjelas

jawaban-jawaban yang terpilih dalam kelompok peringkat utama.

Pengkalarifikasian dan penjelasan ulang mengenai beberapa

jawaban tertentu diprlukan guna mempertegas dan meyakini

pilihan jawaban tersebut agar dalam pemilihan terakhir para

Page 50: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

38

partisipan sudah sepaham mengenai apa yang dimaksud dari

masing-masing jawaban.

b. Kalkulasikan pemilihan suara secara keseluruhan.

Mengingat mungkin ada beberapa kelompok yang terdiri dari 6-8

partisipan, maka perlu dilakukan pemilihan suara secara total.

Dilakukan penghitungan suara berdasarkan hasil peringkat rata-rata

jawaban dari masing-masing kelompok.

3. Metode Delphi

Metode ini menggunkan serangkaian kuisioner sebagai alat untuk

mengidentifikasikan masalah ataupun kebutuhan. Metode ini

dikembangkan oleh Linstone dan Turoff, tetapi Gilmore lebih

lanjut meringkaskan metode tersebut, sebagai berikut :

1. Definisikan isu-isu yang dibahas

Tim utama (pelaksana) harus mengembangkan isu bahasan utama

secara jelas dan tegas. Mislakna saja, “kebutuhan untuk

mengidentifikasikan kendala-kendala utama yang terkait dengan

pengembangan kesehatan di daerah X”

2. Tentukan siapa saja yang akan dijadikan pasrtispan dalam

penelitian atau pengidentifikasian ini.

Tim asessment utama harus memilih dan menentukan pihak-pihak

mana saja yang akan dikirimi kuisioner.

3. Mengembangkan kuisioner pertama.

Page 51: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

39

Kuisioner ini, seperti juga kuisioner dalam suatu penelitian,

hasurslah diberikan pengantar yang jelas akan isu sentral yang akan

dibahas dalam kuisioner ini, serta tujuan dari diadakannya proses

pengidentifikasian ataupun penelitian ini.

4. Kembangkan kuisioner ke dua.

Dari berbagai jawaban yang masuk bentuklah kategori-kategori

untuk menampung semua jawaban yang ada. List jawaban yang

baru ini nantinya akan dikembangkan sebagai kuisioner ke dua.

5. Kembangkan kuisioner ke tiga

Setelah itu nilai-nilai dari jawaban pada kuisioner ke dua

dijumlahkan untuk masing-masing kategori, begitu pula komentar-

komentar pada masing-masing kategori. Hasil penjumlahan ini

dimasukan ke kolom „Pra pilihan terakhir‟. Informasi ini

diperlukan dalam mengembangkan kuisoner ke tiga, dan juga

dalam menentukan „pilihan‟ terakhir.

6. Analisis terakhir

Dari hasil kuisioner ke tiga di atass, hasil pilihan terakhir tersebut

dijumlahkan guna mendapatkan gambaran kendala apa yang

dirasakan banyak menghambat proses pengembangan kesehatan

masyarakat. meskipun secara teoritis dimungkinkan untuk

mengembangkan kuisioner ke emapat, bila diperlukan, tetapi dari

tiga kuisioner biasanya data yang didapat sduah dapat dianalisis

Page 52: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

40

dan menjaring kebutuhan umum yang dirasakan masyarakat di

suatu daerah tertentu.

Dari hal di atas, terlihat bahwa metode Delphi ini mempunyai

keuntungan dalam luas area yang diliput. Karena dengan komunikasi

surat menyurat, tim peneliti dapat menjangkau partsispan ataupun

pakar di daerah yang berbeda.

Keadaan ini tentunya akan sangat berbeda dengan metode Deblecq

yang melandaskan keuntungan yang didapat dari metodenya adalah

karena adanya interaksi antar partisipan.

4. Metode Curah Pendapat (Brainstorming)

Metode curah pendapat ini dikembangkan oleh Osborn (1963), yang

pada intinya ingin menggali berbagai pandangan yang ada mengenai

suatu isu tertentu. Tetapi dalam penerapannya, metode ini berkembang

menjadi beberapa variasi. Pada intinya dalam metode ini setiap

partsisipan diajak dan diberi kebebasan untuk menyumbangkan

pandangannya, sehingga mereka tidak perlu „membeo‟ saja dengan

pandangan yang telah dikemukakan oleh partsipan yang lain. Ada

bebrapa tahapan dalam pelaksanaan metode ini, antara lain :

a. Membentuk kelompok diskusi 6-12 orang supaya

diskusi lebih optimal

b. Sediakan selembar kertas dan ajukan satu pertanyaan

saja

Page 53: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

41

c. Berikan kesempatan pada masing-masing peserta untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan. Jawaban dari

peserta tersebut dapat dituliskan di lembar kertas yang

sudah disediakan

d. Mulailah proses pencatatan jawaban peserta

e. Mulailah proses diskusi dengan peran moderator untuk

memberikan kesempatan seluas mungkin pada

partsispan untuk mengklarifikasi jawaban dari

partisipan yang lain.

f. Laksanakan pemungutan dan penghitungan suara

5. Metode Diskusi Kelompok Terfokus

Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) merupakan

salah satu metode pengidentifikasian masalah ataupun „kebutuhan

yang dirasakan‟ masyakrakat yang diadaptasi dari metode

penelitian dengan nama yang sama. Pada pelaksanaannya metode

ini mempunyai banyak kemiripan dengan metode curah pendapat,

tetapi ada pula beberapa perbedaannya. Ada bebrapa tahapan

dalam pelaksanaan proses diskusi kelompok terfokus, yaitU:

a. Membentuk kelompok diskusi.

Bentuklah kelompok yang berjumlah antara 7-12 orang, karena

bila jumlah peserta lebih dari 12 atau kurang dari 6 orang

dikuatirkan interaksi antar peserta biasanya kurang optimal.

b. Tahap pra diskusi.

Page 54: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

42

Pada tahap ini moderator harus berusaha untuk mencairkan

„kebekuan‟ antar peserta dan juga antara peserta ddengan

moderator.

c. Sediakan selembar kertas dan ajukan satu pertanyaan saja.

Bila semua partsisipan sudah datang, maka moderator dapat

mengajukan satu pertanyaan sebagai pengantar proses diskusi,

misalnya, “menurut anda, apakah kendala utama yang dihadapi

masyarakat dalam upaya meningkatakan kondisi ekonomi

masyarakat di sini ?”

d. Mualailah proses diskusi

Pertama-tama salah seorang partisipan diminta untuk

membacakan jawaban yang ia berikan, kemudian dilanjutkan

dengan partisipan berikutnya. Pada tahap ini moderator juga

memberi kesempatan seluas mungkin pada masing-masing

partisipan untuk mengkalarifikasikan jawaban dari partsispan

yang lain.

e. Buatlah „laporan data mentah‟ (raw data report)-nya.

Utnuk menganalisis hasil diskusi dari kelompok disksusi

terfokus (DKT) ini, langkah pertma yang diperlukan adalah

membuat „laporan data mentah‟ dari hasil diskusi tersebut

berdasarkan variabel utama yang menjadi fokus dalam proses

pengidentifikasian masalah ini.

Page 55: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

43

f. Buatlah „laporan kesimpulan‟ (descriptive-summary report)

dari hasil disksusi

Bila „laporan data mentah‟ dari masing-masing kelompok

diskusi sudah selesai maka tugas berikutnya adalah

menyatukan dan menganalisis masukan dari berbagai

kelompok disksusi tersebut menjadi „laporan kesimpulan‟

inilah nantinya dijadikan masukan guna mengembangkan

komunitas binaan agar dapat mencapai taraf hidup yang lebih

baik dari sebelumnya.

D. Pengertian Partisipasi

Partisipasi dapat diartikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan

dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena

alas an dirinya sendiri (intrinsic) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik)

dalam keseluruhan proses kegiatan.

Dari sudut terminology partisipasi masyarakat dapat diartikan

sebagai suatu cara melakukan interaksi antara dua kelompok, yaitu

kelompok yang selama ini tidak diikutsertakan dalam proses

pengambilan keputusan dan kelompk yang selama ini melakukan

pengambilan keputusan.4 Partisipasi masyarakat merupakan intensif

moral sebagai “paspor” mereka untuk mempengaruhi lingkup makro

yang lebih tinggi, tempat dibuatnya suatu keputusan-keputusan yang

4 Adi Fahrudin, pemberdayaan pasrtisipasi dan penguatan kapasitas masyarakat (Bandung: Humaniora), hal. 36

Page 56: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

44

sangat menentukan kesejahteraan mereka. Sedangkan partsispasi

anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam

pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan

(implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan

masyarakat local.5

Dengan adanya partisipasi masyarakat, perencanaan pembangunan

diupayakan menjadi terarah, sehingga rencana atau program

pembangunan yang disusun itu sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

masyarakat, dengan demikian, pelaksanaan program pembangunan

akan terlaksana pula secara efektif dan efisien.

Menurut Ach. Wazir Ws, partisipasi bisa diartikan sebagai

keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi social dalam

situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi

bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui

berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,

perasaan, kesetiaan, kepatuhan, dan tanggung jawab bersama6

Terdapat dua bentuk partsipasi menurut Khotim (2004), yaitu

partsipasi ide dan partisipasi tenaga. Partisipasi ide merupakan bentuk

keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan,

perencanaan kegiatan. Dalam proses pembangunan, patisipasi ide

5 Rahardjo Adisasmita, membangun desa pastisipatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 34

6 Ach. Wizar Ws., panduan penguatan manajemen lembaga swadaya masyarakat (Jakarta:

secretariat Bina Desa dengan dukungan AusID, 1999), hal.30

Page 57: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

45

berada pada fase-fase awal. Sedangkan partisipasi tenaga, merupakan

bentuk keterlibatan masyarakat dalam bentuk fisik dalam aktivitas

social. Bentuk partisipasi ini mudah diidentifikasi, bahkan dalam

konteks pembangunan partisipatoris semu, berntuk partispasi tenagalah

yang lebih diakui. Dari kedua bentuk partisipasi tersebut dalam

pelaksanaannya terwujud aktivitas individual dan komunal7

Berdasarkan pendapat kedua pakar tersebut, partisipasi dapat

didefinisikan yaitu keterlibatan aktif individu maupun kelompok atau

masyarakat secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam

program pembangunan dan mulai terlibat mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, motnitoring, sampai pada tahap evaluasi.

Mengapa partisipasi dibutuhkan ?yang paling pokok adalah agar

terjamin pembangunan yang berkelanjutan, karena pembangunan

berkelanjutan sangat tergantung kepada proses social. Perencanaan

patisipatif ini memilki beberapa prinsip yaitu :

a. Merupakan lingkaran poses belajar sejak perencanaan hingga

evaluasi,

b. Bersifat literatif (perbaikan terus menerus), memanfaatkan

umpan public,

c. Melibatkan wakil pihak berpengaruh (yang

mempengaruhi/stake holder),

7Adi fahrudin, “pemberdayaan partispasi dan penguatan kapasitas masyarakat,” hal. 19

Page 58: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

46

d. Berdasarkan kenyataan (fakta) bukan dugaan (asumsi),

e. Bersifat objektif bukan subjektif,

f. Mendahulukan consensus bukan suara paling menonjol,

g. Semua peserta aktif ambil bagian,

h. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi (hak peserta sama),

i. Mementingkan proses bukan sekedar output.

j. Berorientasi hasil, dan

k. Program adalah masyarakat.

E. Tingkatan Partisipasi masyarakat

Untuk menumbuhkan kegiatan partisipasi diperlukan suatu

keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai berbagai

tingkatannya, dan untuk itu selalu ditemukan titik tolaknya untuk

mengawalinya. Maka pada dasarnya nampak adanya 3 tingkatan

yaitu :

I. Tingkatan saling mengerti, tujuannya adalah untuk

membantu para anggota kelompok agar memahami masing-

masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan

kerjasama yang baik.

II. Tingkat penasihat/sugesti, yang dibangun atas dasar saling

mengerti, oleh karena itu para anggota kelompok pada

hakikatnya sudah cenderung siap untuk memberikan suatu

usul/saran kalau telah memahami suatu masalah ataupuns

situasi yang dihadapkan pada suatu masyarakat.

Page 59: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

47

III. Tingkat otoritas, otoritas pada dasarnya memberikan

kepada kelompok suatu wewenang untuk memantapkan

keputusannya.8

Tingkat partisipasi untuk setiap anggota masyarakat

berlainan satu sama lain sesuai dengan kemampuan masing-

masing, dan yang lebih penting adalah dorongan untuk

berpartisipasi, yaitu berdasarkan atas motivasi, cita-cita, dan

kebutuhan individu yang kemudian diwujudkan secara bersama-

sama. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanya terdapat

tingkatan-tingkatan sebagai berikut :

1. Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh

karena moyivasi intrinsic berupa pemahaman,

penghayatan, dan keyakinan sendiri.

2. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh

karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik

(berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar,

meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan

penuh untuk berpartisipasi.

3. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta

tumbuh karena adanya tekanan yang dirasakan

sebagaiman layaknya warga masyarakat pada

8Sastopoetro, Santoso R.A “partisipasi, komunikasi, persuasive, dan disiplin dalam pembangunan

social”. (Bandung; Almuni, 1986), hal. 49

Page 60: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

48

umumnya, atau peran serta yang dilakukan untuk

mematuhi kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut

oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperan serta,

maka akan dikucilkan masyarakat.

4. Partsisipasi tertekan oleh alasan Sosial-Ekonomi, yaitu

peran serta yang dilakukan karena takut akan

kehilangan status social atau menderita kerugian/tidak

memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang

dilaksanakan.

5. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta

yang dilakukan karena takut menerima hukuman dari

peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah

diberlakukan.9

Berdasarkan tingkatan-tingkatan diatas maka tumbuh dan

berkembangnya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan akan diupayakan melalui :

a. Pemberian kesempatan yang dilandasi oleh pemahaman

bahwa masyarakat memiliki kemampuan dan kearifan

tradisional kaitannya dengan pelestarian sumberdaya

alam dan lingkungan hidupnya, dan bukannya

9Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, pemberdayaan Masyarakat dalam perspektif

Kebijakan Publik, hal 87

Page 61: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

49

pemberian kesempatan yang dilandasi oleh prasangka

buruk agar mereka tidak melakukan perusakan.

b. Penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan, yang tidak

saja berupa penyampaian informasi tentang adanya

kesempatan yang diberikan masyarakat, melainkan juga

dibarengi dengan dorongan dan harapan-harapan agar

masyarakat mau berpartisipasi, serta upaya yang terus

menerus untuk meningkatkan kemampuannya

berpartisipasi.

c. Berkaitan dengan dorongan dan harapan yang

disampaikan, pelu adanya penjelasan kepada

masyarakat tentang besarnya manfaat ekonomi maupun

non-ekonomi yang dapat secara langsung dan atau tak-

langsung dinikmati oleh generasi mendatang. Dilain

pihak, perlu adanya perubahan pemahaman, serta

bahwa pengembangan partisipasi masyarakat dalam

pertanian bukanlah biaya social yang merupakan

pemborosan, tetapi merupakan investasi social yang

akan memberikan manfaat untuk jangka waktu yang

tidak terbatas.10

10

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, pemberdayaan Masyarakat dalam perspektif

Kebijakan Publik, hal. 92-94

Page 62: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

50

F. Faktor-faktor Determinan Dalam Pengembangan Partisipasi

Menurut Jim Ife dan frank Tesoriero, kondisi-kondisi yang

mendrorong partisipasi adalah sebagai berikut :

b. Orang akan berpartisipasi apabila mereka bahwa isu atau

aktivitas tersebut penting.

c. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat

perubahan.

d. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai.

e. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam

partisipasinya.

f. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.11

Ada bermacam-macam factor yang mendorong kesukarelaan, bisa

karena kepentingan bisa karena solidaritas, bisa karena memang

mempunyai tujuan yang sama, bisa juga karena ingin melakukan

langkah bersama walaupun tujuannya berbeda. Partisipasi akhirnya

harus membuahkan kesepakatan tentang tujuan yang hendak

dicapai dan ditindak yang akan dilakukan bersama. Artinya, apa

yang semula bersifat individual harus sukarela diubah dan diolah

menjadi tujuan dan kepentingan kolektif.12

11

Ife dan Tesoriere “Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community

Development” (Jakarta: Pustaka Belajar, 2008), hal. 310-312 12

Sumarto dan Hetifah “inovasi, partisipasi, dan good Governance, 20 Prakarsa Inovatif dan

patisipatif di Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hal, 188.

Page 63: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

51

G. Indikator-indikator Partisipasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Partisipasi bukanlah sekedar soal hasil. Ia adalah suatu proses

dan demikian meliputi banyak tingkat dan dimensi perubahan:

perubahan dalam kapasitas organisasi, komunitas dan individu;

perubahan dalam sikap dan perilaku; perubahan dalam akses sumber

daya; perubahan dalam keseimbangan kekuasaan; perubahan dalam

persepsi pemangku kepentingan. Partsispasi memiliki potensi untuk

berkontribusi pada perubahan penting dalam aspek-aspek politik,

kultural, ekonomi dan sosial dari masyarakat dan kehidupan manusia.13

H. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan harus menjadi tujuan program pengembangan

masyarakat. Makna pemberdayaan adalah “membantu” komunitas

dengan sumberdaya , kesempatan, keahlian, dan pengetahuan agar

kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk

menentukan masa depan komunitas (Sumardjo, 2008; Chozin et al.,

2009; Suharo, 2005). Proses pemberdayaan tersebut tidak cukup hanya

dengan retorika bahwa “masyarakat pasti bisa melakukannya sendiri”.

Hal seperti itu memang penting untuk memberikan motivasi, tetapi itu

tidak cukup14

.

13 Ife dan Tesoriero, alternative pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community

Development”, hal. 331 14

Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Bada Hukum Milik Negara, Pembangunan Perdesaan

Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (IPB Press) hal. 58

Page 64: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

52

Pada dasarnya pengembangan masyarakat adalah pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat mengandung arti

mengembangkan kondisi dan situasi sedmikian rupa sehingga

masyarakat memiliki daya dan kesempatan untuk mengembangkan

kehidupannya. Pemberdayaan juga mengandung arti sebagai

penyediaan sumberdaya. Kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan

bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka, sehingga

mereka bisa menemukan masa depan mereka berpartisipasi serta

mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat

ditemukan kata kunci dalam pemberdayaan yaitu, penyedia

sumberdaya, pemberi kesempatan, transformasi pengetahuan dan

keterampilan.15

Menurut Bickman, Rifkin, dan Shestra memastikan bahwa

indikator-indikator yang dipakai memadai untuk konteks khusus dari

proyek pengembangan masyarakat yang sedang dievaluasi. Indikator-

indikator berikut dimaksudkan memberikan suatu rasa dari indikator-

indikator yang dapat dikembangkan dalam mengevaluasi partisipasi.

Berikut adalah indikator-indikator kualitatif dari partisipasi :

a. Suatu kapasitas masyarakat yang tumbuh untuk mengorganisasi

aksi

b. Dukungan yang tumbuh dalam masyarakat dan jaringan yang

bertambah kuat

15

Drs. Yusra Kilun M. Pd, Dkk, “pengembangan komunitas muslim: pemberdayaan masyarakat

kampung badak putih dan kampung satu duit”, (Jakarta: CIDA, McGill University, DEPAG RI,

FDK UIN, 2007), hal. 57

Page 65: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

53

c. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang hal-hal seperti

keuangan dan manajemen proyek

d. Keinginan untuk terlibat dalam pembuatan keputusan

e. Peningkatan kemampuan dari mereka yang berpartisipasi

dalam mengubah keputusan menjadi aksi

f. Meningkatnya jangkauan partisipan melebihi proyek untuk

mewakilinya dalam organisasi-organisasi lain

g. Pemimpin-pemimpin yang muncul dari masyarakat

h. Meningkatnya jaringan dengan proyek-proyek, masyarakat dan

organisasi lainnya

i. Mulai mempengaruhi kebijakan

Bickman, Rifkin, dan Shestra memakai jenis-jenis ini sebagai

suatu basis yang menjelaskan suatu metodelogi yang berkembang

untuk mengukur partisipasi masyarakat yang berfokus pada proses-

proses ketimbang kegiatan.16

Menurut Shardlow Pemberdayaan dapat disimpulkan dari berbagai

pengertian mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana

individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan

mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai

keinginan mereka.17

16 Ife dan Tesoriero, alternative pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community

Development”, hal. 332 17

Isbandi Rukminto adi, “Pemikiran-pemikiran dalam kesejahteraan social, (Jakarta: FEUI, 2002),

seri II, hal. 162

Page 66: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

54

I. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan dari pemberdayaan adalah :

a. Mendorong, motivasi, meningkatkan kesadaran akan

potensinya, dan menciptakan iklim/suasana untuk berkembang.

b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-

langkah positif memperkembangkannya.

Dan pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan-

kekuasaan orang yang tidak beruntung (Ife, 1995). Pemberdayaan

masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk pada

keadaan yang berdaya, memiliki keuasaan atau pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,

ekonomi, maupun social seperti kepercayaan diri, mampu menyampaikan

aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan

social, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.18

Dalam pemberdayaan masyarakat terdapat indikator yang

berfungsi sebagai tolak ukur dan menentukan fokus pencapaian dalam

sebuah perencanaan pemberdayaan masyarakat. Menurut Kieffer,

pemberdayaan mencakup 3 dimensi yang meliputi kompetisi kerakyatan,

kemampuan sosial politik, dan kompetisi partisiapatif. Pendapat ini

didukukng oleh Parsons yang mengatakan bahwa pembebasan yang

dihasilkan oleh sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan

18

Edi Suharto, membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian Strategis Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 60

Page 67: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

55

politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya

kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan

mengubah struktur-struktur yang masih menekan.19

J. Tahap – tahap pemberdayaan

Tahap-tahap pemberdayaan dalam praktik kesejahteraan sosial

memiliki beberapa tahan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana yang

dikembangkan oleh Isbandi Rukminto, terdiri dari 7 tahapan, yakni tahap

persiapan, tahap pengkajian (Asessment), tahap perencanaan alternatif

program atau kegiatan (designing), tahap formulasi rencana aksi, tahap

pelaksanaan program (implemtasi), tahap monitoring evaluasi (monev),

dan tahap terminasi.

1. Tahap Persiapan (Engagment)

Engagment adalah proses yang dilakukan dalam tahap

pemberdayaan yang berbentuk beberapa tahap persiapan yaitu,

tahap persiapan petugas dan tahap persiapan lapangan.

2. Tahap Assesment

Assesment adalah tahap pengkajian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran

sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt

needs) dan juga apa sumber yang mereka miliki.

19

Edi Suharto, membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian Strategis Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 63

Page 68: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

56

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program

Penyusunan alternatif program yang tepat, dengan

mempertimbangkan sumber daya yang ada, dapat dipikirkan

sebagai solusi dari masalah yang dihadapi. Dalam proses ini

petugas bertindak sebagai fasilitator yang membantu masyarakat

berdiskusi dan memikirkan program dan kegiatan apa saja yang

tepat dilaksanakan pada saat itu.

4. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Yakni tahap menuangkan gagasan yang dirumuskan dalam

tahap perencanaan alternative ke dalam pernyataan (proposal)

secara tertulis.

5. Tahap pelaksanaan program

Tahap pelaksanaan program merupakan tahap paling krusial

dalam proses pengembangan masyarakat, keberhasilan dari tahap

ini tergantung dari kerjasama yang baik antara change agent

dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat.

6. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan proses proses pengumpulan informasi

mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama proses implementasi

atau penerapan program dengan cara memantau program yang

berjalan. Sedangkan Evaluasi adalah proses pengawasan dari

warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada

Page 69: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

57

pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan

melibatkan warga.

7. Tahap Terminasi

Tahap terminasi yakni tahap “pemutusan” atau pemberhentian

program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau

komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”.

K. Strategi Pemberdayaan

Edi Suharto menyatakan bahwa dalam pemberdayaan meiliki 3

aras penting pemberdayaan, yaitu :

1. Aras Mikro

Pemberdayaan sisitem ini disebut juga sebagai system

kecil, yang memiliki cakupan masyarakat dengan titik tekannya

individu, salah satunya melalui bimbingan.

Strategi mikro ini dilkaukan sebagai kekecewaan tak

kunjung berfungsinya institusi public di negeri ini dalam

memprjuangkan aspirasi masyarakat. Itulah sebabnya,

masyarakat lebih sering bergerak sendiri-sendiri, atau jika

harus bersama-sama, mereka melibatkan diri dalam jaringan

lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau lembaga-lembaga

non pemerintah.

Page 70: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

58

2. Aras Mezzoalam

Pemberdayaan ini dilakukan dengan menggunakan

kelompok sebagai media intervensinya. Pendidikan dan

pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai

strategi meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan,

dan sikap agar masyarakat memiliki kemampuan memecahkan

permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro

Pendekatan ini disebut juga sebagai stratei system besar (large-

system), karena sasaran perubahan diarahkan pada sisitem

lingkungannya yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan social, kampanye, aksi social, lobbying,

pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah

bebrapa strategi dalam pendekatan ini.20

L. Indikator Keberdayaan

Pemberdayaan mencakup 3 indikator yang meliputi kompetensi

kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif.

1. Indikator Kompetensi Kerakyatan

indikator kompetensi kerakyatan dipengaruhi oleh

pemberdayaan yang berbasis sosial ekonomi kerakyatan yang

kemudian difokuskan pada upaya menciptakan akses informasi,

20

Edi Suharto, membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian Strategis Pembangunan

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 66

Page 71: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

59

pengetahuan, dan keterampilan, akses untuk berpartisipasi

dalam organisasi sosial dan akses kepada sumber-sumber

keuangan

2. Indikator Sosiopolitik

Pemberdayaan sosiopolitik dikhususkan pada upaya

menciptakan akses bagi setiap rumah tangga ke dalam proses

pengambilan keputusan publik yang mempengaruhi masa

depannya.

3. Kompetensi Partisipatif

Pendekatan pembangunan dilakukan melalui pembangunan

dengan sisitem partisipatif. Artinya, hasil pembangunan bukan

sekedar given dan charity, tapi lebih menggunakan

pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diperlakukan sebagai

subyek/pelaku pembangunan yang berperan aktif dalam upaya

menentukan bentuk program yang akan dilangsungkan. Atau

dengan kata lain pembangunan partisipatif adalah (1)

pembangunan yang meposisikan masyarakat sebagai subyek

atas program pembangunan yang diperuntukkan bagi

kepentingan mereka sendiri. (2) pelibatan masyarakat mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi; dan

Page 72: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

60

(3) pengerahan massa diperlukan jika program yang berjalan

berupa padat karya.21

M. Pengertian Pembangunan

Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan progresif yang

berkelanjutan (sustained progresif change) untuk mempertahankan

kepentingan individu maupun komunitas melalui pengembangan,

intensifikasi dan penyesuaian terhadap pemanfaatan sumberdaya (Shaffer

et al., 2004). Pembangunan adalah proses kontinu. Pembangunan juga

harus dipisahkan dari konsep pertumbuhan dimana pembangunan

merupakan konsep yang lebih luas yang secara simultan melibatkan aspek

social, lingkungan dan ekonomi untuk menigkatkan taraf hidup.

Pembangunan berbasis perdesaan merupakan alternative untuk

mengurangi dampak dan yang ditimbulkan akibat pembangunan yang

cenderung urban biased seperti disebutkan diatas. Oleh karenanya

perubahan paradigma terhadap pembangunan nasional juga harus diikuti

dengan perubahan orientasi terhadap pembangunan ekonomi dan wilayah

perdesaan.perubahan paradigma ini sebenarnya bukan monopoli Negara

berkembang semata. Bahkan konsep teori ekonomi pun kini tidak lagi

dimonopoli oleh konsep pembangunan yang dianut berdasar teori

pertumbuhan (growth theory) semata.22

21 Miftakhu Yakin, Azfandi “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kabupateen Brambang “Jurnaln Ilmu sosial Ilmu Politik”. Program magister Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Vol. 4 No. 2 (April 2016). Hal. 367 22 Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara, Pembangunan Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (IPB Press) . hal, 107

Page 73: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

61

N. Tiga Pilar Perencanaan Pembangunan Pedesaan

Perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan

untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan

pada capaian sasaran tertentu, perencanaan memiliki 3 pilar yaitu :

1. Berhubungan dengan tingkat pencapaian kesejahteraan masa

depan

2. Menyusun seperangkat kegiatan secara sistematis

3. Dirancang untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu

Perencanaan pembangunan wilayah dan pedesaan dianggap

penting, karena kegagalan pembangunan wilayah dan pedesaan

akan mengakibatkan dampak negatif terhadap pembangunan

secara keseluruhan, seperti derasnya migrasi penduduk yang

berlebihan dari wilayah pedesaan pindah ke wilayah perkotaan.

Kecenderungan ini makin meningkat, sehingga ketimpangan

antara daerah perkotaan dan pedesaan semakin tajam/besar.23

O. Indikator Pembangunan Pedesaan

Karena sangat penting fungsinya, maka pembangunan pedesaan

diorientasikan kepada arah dan sasaran yang tepat, serasi dan

berimbang (the right, coinside, and balance direction), yaitu

sebagai berikut :

a. Pembangunan pedesaan diorientasikan kepada ketahanan

pangan. Daerah pedesaan merupakan daerah yang memiliki

23

Prof. Dr. H. Rahardjo Adisasmita, M.Ec. “Pembangunan Pedesaan “ (Graha Ilmu), hal.

19

Page 74: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

62

potensi komoditas bahan pangan (beras, ubi, jagung, dan buah-

buahan) yang sebagian besarnya disuplai untuk kebutuhan

bahan pangan masyarakat daerah perkotaan.

b. Disamping bahan pangan, daerah pedesaan juga penghasil

komoditas yang potensial yang merupakan bahan baku untuk

industri dan merupakan komoditas ekspor. Tanaman

perkebunan. Perikanan, peternakan, dan kehutanan. Salah satu

fungsi daerah pedesaan yang sangat strategi adalah

meningkatkan kegiatan industri dan mendorong ekspor.24

P. Civic Engagment

What Constituion Action

civic engagement as used here is about a shift in the

language and conversationwe use to make our community better.

We treat civic engagement as somethingmore than voting,

volunteering, and supporting events designed to bring

peopletogether. While civic engagement is about action, it is not

about community actionand community development as we

normally think of it.

Keterlibatan warga negara seperti yang digunakan di sini

adalah tentang perubahan dalam berbicara dan percakapan yang

kita gunakan untuk membuat kita lebih baik dalam bermasyarakat.

24 Prof. Dr. H. Rahardjo Adisasmita, M.Ec. “Pembangunan Pedesaan “ (Graha Ilmu), hal.

19

Page 75: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

63

Kita menganggap keterlibatan warga negara lebih dari sekedar

pemungutan suara, relawan, dan mendukung peristiwa yang

dirancang untuk mengumpulkan orang bersama-sama. Sementara

keterlibatan warga negara adalah tentang tindakan, hal ini bukan

tentang sekedar masyarakat, tetapi lebih kepada pembangunan

masyarakat yang kita biasanya memikirkan tentang hal tersebut.

The conventional view of community action and

development addresses what weusually call problems; areas such

as public safety, jobs and local economy,affordable housing,

universal health care, education. In the context of

civicengagement, these are really symptoms. The deeper cause is

in the un-reconciledand fragmented nature of our community. This

fragmentation creates a context forsolving the symptoms that only

sustains them.Otherwise why have we been workingon these

symptoms for so long, and so hard, and even with so many

successfulprograms, seen too little fundamental change?

Tindakan masyarakat dan tujuan pembangunan yang

biasanya kita menyebutnya sebagai masalah suatu daerah seperti

keamanan publik , pekerjaan dan perekonomian lokal , perumahan

murah, layanan kesehatan , dan pendidikan. Dalam konteks

keterlibatan warga negara , ini benar benar sebuah masalah.

Semakin dalam suatu masalah perpecahan antar komunitas , maka

semakin sulit memecahkan masalah tersebut secara bersama-sama

Page 76: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

64

yang dialami suatu komunitas. Di cuplik dari kondisi tersebut maka

masyarakat haruslah menciptakan juga gejala untuk memecahkan

masalah tersebut .akan tetapi mengapa untuk mengerjakan gejala

tersebut harus berlama-lama dan sangat lama, dan bahkan harus

melibatkan begitu banyak program unggulan, apakah kita

menemukan perubahan kecil yang mendasar ?

The real intent of civic engagement is to shift the context

within which traditionalproblem solving, investment, and social

and community action takes place. It isaimed at the restoration of

the experience and vitality of community. It is this shift incontext,

expressed through a shift in language, that creates the condition

wheretraditional forms of action can make a difference.25

Maksud dari keterlibatan warga negara yang sebenarnya adalah

beralihnya pemecahan masalah dimana secara konteks tradisional

melalui investasi , sosial dan tindakan masyarakat yang terjadi, hal ini

bertujuan untuk pemulihan masyarakat pengalaman dan vitalitas . Ini

adalah perubahan dalam konteks yang ditunjukkan dengan perubahan

dalam bahasa , yang menciptakan kondisi di mana bentuk-bentuk

tradisional tindakan dapat membuat perbedaan

25http://www.politicipublice.ro/uploads/Civic_engagement_and_community.pdf (Civic

Engagement and theRestoration of Community Changing the Nature of the Conversation)

diakses 20 Oktober 2016 pukul 09:53

Page 77: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

65

BAB III

PROFIL LEMBAGA

1. LEMBAGA BINA DESA

A. Sejarah Bina Desa

Kelahiran Bina Desa bermula dari suatu Lokakarya

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pedesaan di Asia

(Development of Human Resources in Rural Asia Worksho –

DHRRAW) yang berlangsung tahun 1974 di Swanganivas, Bangkok,

Thailand. Sekitar 120 pemerhati pedesaan yang terdiri dari para ahli,

pendamping atau organizer, dan simpatisan berkumpul untuk

membahas berbagai tantangan dan hambatan dalam pengembangan

pedesaan di Asia. Lokakarya tersebut berlangsung selama tiga

minggu.

Pada lokakarya tersebut, delegasi Indonesia diwakili oleh

beberapa orang yang mempunyai keprihatinan atas kondisi sosial

ekonomi masyarakat di pedesaan terutama para petani kecil. Mereka

juga sudah sejak lama bekerja sebagai pendamping komunitas

pedesaan.

Setelah kembali ke Indonesia, mereka mengadakan perteman

lagi di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Pada tanggal 20 Juni 1975,

mereka menyepakati untuk membentuk Development of Human

Page 78: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

66

Resources in Rural Areas (DHRRA Indonesia). Pada bulan Oktober

1976, DHRRA Indonesia berubah menjadi InDHRRA (Indonesian

Secretariat for the Development of Human Resources in Rural

Areas) yang lebih dikenal kemudian sebagai Sekretariat Bina Desa.

Selanjutnya, lembaga ini disahkan berbadan hukum yayasan

berdasarkan Akte Notaris Agus Madjid SH di Jakarta. Sekertariat Bina

Desa terdaftar pada Departemen Sosial Republik Indonesia, dengan

nomor 93.10201.342. Juga tercatat di Departemen Dalam Negeri,

sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada tanggal 8

Februari 1993.

Bina Desa merupakan Lembaga Organisas Non-Pemerintah

(ORNOP) di bidang pemberdayaan sumber daya manusia pedesaan

yang didirikan pada tanggal 20 Juni 1975 di Jatiluhur, Purwakarta,

Jawa Barat. Lembaga ini dideklarasikan dengan orientasi nirlaba,

nonpartisan dan independen. Kelahirannya didasari oleh pemihakan

yang kuat terhadap komunitas marjinal pedesaan yang semakin

terpinggirkan dalam pembangunan yang lebih mengutamakan

pertumbuhan tanpa pemerataan.

Sejak awal pendiriannya, Bina Desa menyadari bahwa

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek

penting dalam upaya memajukan suatu bangsa. Gagasan dasar

tersebut kemudian dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pengembangan

kesadaran, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, dalam rangka

Page 79: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

67

memenuhi kebutuhan praktis dan kepentingan strategis dari komunitas

pedesaan. Belajar dari berbagai pengalaman di lapangan. Bina Desa

kemudian memfokuskan -pemberdayaan masyarakat dengan

menerapkan Pendampingan Berbasis Komunitas (Community-Based

Organizing) menuju Komunitas (Desa) Swabina.

Sebagai lembaga dan sekaligus jaringan bagi organisasi

komunitas pedesaan maupun lembaga independen lainnya. Bina Desa

memfasilitasi penumbuhan berbagai organisasi dan gerakan sebagai

suatu kesatuan penguatan komunitas.

B. Visi dan Misi

Visi Bina Desa adalah terwujudnya kehidupan dan tatanan

masyarakat yang demokratis, adil dan sejahtera dalam semua dimensi

(politik, ekonomi, sosial, budaya) dan semua aspek

(perorangan/individu, masyarakat, bangsa dan negara) serta semua

tingkat (lokal, wilayah, nasional, regional dan internasional) yang

dicapai dengan cara-cara demokratis.

Misi Bina Desa adalah penguatan masyarakat untuk

menciptakan komunitas pedesaan yang kuat, yang lebih menusiawi;

terpenuhi kebutuhan-kebutuhan praktis dan kepentingan-kepentingan

strategisnya yang dicapai melalui cara-cara demokratis, berdaulat oleh

rakyat sendiri yang didasari atas kesadaran transformatifnya. Hal ini

akan menjadi fondasi yang kuat guna mewujudkan masyarakat sipil

Page 80: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

68

(civil society) yang dalam konteks pedesaan di Indonesia oleh Bina

Desa diistilahkan sebagai Komunitas (Desa) Swabina.

Dalam mewujudkan Visi dan Misi tersebut. Bina Desa

berpegang pada nilai-nilai:

1. Kesetaraan dan Kebersamaan

2. Kebebasan

3. Keterbukaan

4. Keseimbangan dan Keselarasan

5. Keadilan, dan

6. Anti Kekerasan (Non Violance)

C. Tujuan Umum

Memfasilitasi pemberdayaan komunitas pedesaan untuk

berpartisipasi dalam menciptakan komunitas pedesaan yang

demokratis dan mandiri (Desa Swabina). Oleh karena itu. Bina Desa

bersama komunitas mitra berupaya memperbaiki kondisi komunitas

marjinal dan miskin di pedesaan melalui pengembangan gagasan

penegakan hak-hak komunitas atas pengelolaan sumber daya alam

maupun manusianya melalui pengembangan gagasan dan advokasi

kebijakan reforma agraria.

Penguatan Bina Desa sebagai institusi dan komunitas untuk

meningkatkan pelayanan masyarakat; dalam rangka mewujudkan visi

Bina Desa melalui dukungan finansial dan bantuan keahlian.

Page 81: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

69

D. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Bina Desa adalah terwujudnya komunitas

pedesaan yang kuat dan mampu membela dirinya sendiri dalam

kehidupan sosial, nasional dan bangsa dalam ekonomi, politik dan

budaya. Untuk itu, Bina Desa berupaya:

Mempengaruhi dan mendorong agar segera diupayakan

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan reforma agraria di Indonesia

yang mengutamakan kepentingan rakyat.

Meningkatkan posisi tawar petani, nelayan, perempuan

pedesaan dan kelompok-kelompok masyarakat pedesaan pada

umumnya dalam hal penguasaan tanah, faktor-faktor produksi (modal,

input dan teknologi) dan akses kebijakan sosial-politik.

Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran petani tentang

kemandirian dalam mengelola usaha-usaha pertanian dari penggunaan

input-input luar.

Menumbuhkan dan meningkatkan kesetaraan gender dalam

penguasaan tanah, faktor-faktor produksi, dan akses kebijakan sosial-

politik.

E. Strategi Dasar

Strategi Dasar Bina Desa adalah memfasilitasi proses

transformasi komunitas pedesaan dengan membantu memperkuat

potensi-potensi internalnya, dan mempengaruhi dari luar masukan-

masukan sesuai dengan kebutuhan komunitas yang mencakup:

Page 82: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

70

1. Melayani pertumbuhan dan perkembangan prakarsa masyarakat

dan aktualisasi potensi-potensi transformatif dan dalam komunitas

melalui pergerakan dan pendampingan serta bantuan teknis.

2. Melakukan upaya-upaya pengembangan secara simultan antara

hal-hal yang menyangkut visi, misi dan yang praktis.

3. Menghubungkan kegiatan mikro pada perspektif makro dan

mengoperasionalkan wawasan makro pada tingkat mikro.

4. Menjalin kebersamaan dan solidaritas dalam keanekaragaman

masyarakat untuk pengembangan akses pada rakyat dan gerakan

penguatan rakyat.

5. Memfasilitasi terciptanya ruang gerak untuk aktivitas

demokratisasi.

6. Mengangkat suara arus bawah untuk mengimbangi dominasi

opini umum dari atas dan sistem yang hegemonis (menjinakkan)

7. Mengembangkan pendidikan musyawarah sebagai suatu model

pendidikan kerakyatan yang dialogis dan partisipatif guna

memperkuat posisi rakyat.

8. Aktif dan efektif dalam pembelaan isu-isu demokrasi dan

ketidakadilan.

9. Mereformasi sumber ekonomi produktif.

Page 83: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

71

F. Metodologi

Mengadakan forum-forum sebagai media interaksi untuk

menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dan mengembangkan pola

pikir transformatif.

Aksi refleksi yang menghasilkan praksis dengan menggunakan

analisis sosial (struktural, historis, gender, dan analisis lingkungan).

Musyawarah dalam format baru yang berakar pada budaya

rakyat dan aktual dalam strategi, metode, pemecahan problematik, dan

materi.

G. Program & Kegiatan

Dalam rangka memperjuangkan misi dan visinya, maka Bina

Desa menetapkan program dan kegiatannya sebagai berikut:

1. Pendidikan Musyawarah

Pendidikan musyawarah sebagai suatu pendidikan populer

bertujuan membangkitkan kesadaran kritis komunitas marjinal.

Pendidikan musyawarah bersifat dialogis, partisipatif, dan

mengasah kemampuan komunitas membuat keputusan kolektif.

Ruang lingkup pendidikan musyawarah adalah pendidikan bagi

komunitas atau kelompok, bagi pendamping, dan bagi fasilitator.

Pendidikan musyawarah juga memberikan pengetahuan motivasi,

keterampilan atau keahlian, dan keahlian pengembangan

organisasi.

Page 84: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

72

Tahapan pendidikan musyawarah Bina Desa yaitu sebagai

berikut :

1. Mengenal subyek penelitian, yang dimaksud

dalam tahap ini adalah persahabatan, karena

salah satu prinsip pndidikan musyawarah

adalah pertemanan atau persahabatan dengan

kuatnya rasa persahabatan dan pertemanan

anttara subyek 1 (pendampingn) dengan

subyek 2 (warga dampingan) dan anggota

kelompok dampingan sendiri, akan

memperlancar proses pendidikan.

2. Saling mendengarkan (tahap pencarian data

dan fakta secara benar). Dimana dalam tahap

ini semua subyek pendidikan (pendamping

dan kelompok dampingan) berusaha saling

mendengarkan tentang apa, mengapa, dan

bagaimana seharusnya keluhan dan realitas

(masalah) tersebut. Pengalaman seperti ini

agak susah karena kecenderungan

masyarakat kita yang mau jadi pendengar

agak susah.

3. Saling menyatakan dan mengungkapkan

(tahap keterarahan). Kesediaan mendengar

Page 85: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

73

keluh kesah dan ungkapan –ungkapan

kekesalan mereka sangat membantu dalam

tahap ini,

4. karena pernyataan-pernyataan dan ungkapan

mendapat respon yang positif. Pernyataan

dan ungkapan tersebut sangat berkenaan

dengan realitas masalah yang dihadapi

tentang apa, mengapa, dan bagaimana

seharusnya realitas masalah tersebut.

Sedangkan output yang diharapkan dari

tahap ini telah adanya pemahaman dan

penyamaan bersama tentang realitas yang

dihadapi, begitu pula dari sini diharapkan

rasa simpati tersebut berkembang jadi rasa

empati.

5. Analisa bersama (tahap berpikir bersama

dan bersiasat bersama). Dalam tahap ini

realitas atau masalah yang didengar,

ungkapkan dan pahami bersama-sama,

dicoba dibahas dan dianalisa secara

sederhana, untuk mencari masalah utama

atau akar masalah yang menyebabkan

Page 86: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

74

terjainya realitas tersebut. Ada beberapa cara

untuk analisa masalah tersebut salah satunya

dengan mencari sebab akibat terjadinya

masalah atau mencari benang merah

jaringan-jaringan masalah tersebut, baik

secar kuantitatif maupun kualitatif.

6. Rancangan aksi bersama (tahap berencana

bersama) setelah menemukan masalah

bersama atau masalah yang paling

menyebabkan terjadinya realitas tersebut,

maka mereka mencoba menentukan

alternative pemecahan atau usaha-usaha

yang dapat menjawab masalah utama

tersebut. Dan dari usaha-usaha tersebutlah

dirancang rencana aksi yang lebih

mendetail.1

2. Pendampingan Komunitas Pedesaan

Pendampingan komunitas berfokus pada penguatan

organisasi pedesaan khususnya organisasi tani lokal sebagai unsur

penggerak advokasi reforma agraria; dan pengembangan Ekonomi

Rakyat, terutama usaha pertanian dan usaha rumah tangga, guna

1 Yuni Suwarto dan John Erryson “Dasar-dasar Pendidikan Musyawarah” (Jakarta: Sekretariat Bina Desa) 1982. Hal. 25

Page 87: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

75

meningkatkan pendapatan masyarakat yang mencakup asistensi

dan konsultansi pengembangan usaha kecil.

3. Advokasi Komunitas Pedesaan

Advokasi bertujuan meningkatkan posisi tawar komunitas

pedesaan atas kasus-kasus yang mereka hadapi. Advokasi yang

dilakukan terutama berkaitan dengan kasus-kasus pertanahan,

sektor pertanian, dan industri rumah tangga. Fokus utama advokasi

diarahkan pada advokasi kebijakan reforma agraria dan ekonomi

rakyat, sekaligus sebagai suatu upaya melakukan pengorganisasian,

pembentukan pendapat umum dan mempengaruhi kebijakan

publik.

4. Pengembangan Jaringan dan Aliansi Strategis

Guna memperkuat upaya pemberdayaan komunitas

pedesaan, perlu dikembangkan jaringan dan aliansi strategis, baik

antara kelompok-kelompok masyarakat, maupun antara

pendamping dan organisasi masyarakat sipil. Jaringan dan aliansi

strategis ini mempunyai tiga tingkat, yakni tingkat lokal, nasional,

dan internasional. Hal ini bertujuan menggalang kekuatan untuk

aksi, lobi, dan negosiasi.

5. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Input Luar Rendah

(Low External Input)

Ketergantungan petani pada input luar (high dependency on

internal input) berupa pupuk, pestisida kimia, dan bibit yang

Page 88: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

76

tinggi, mengakibatkan biaya produksi sangat mahal. Masalah yang

dihadapi masyarakat desa, di samping tingkat pendapatan petani

yang sangat rendah, adalah kemerosotan humus tanah dan bahaya

pestisida bagi kesehatan komunitas desa serta hancurnya

lingkungan. Maka, penggunaan bibit lokal, pupuk dan pestisida

alami, pengendalian hama terpadu, dan input-input lainnya

diharapkan selain mampu mengurangi biaya-biaya produksi juga

meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus melestarikan

lingkungan sebagaimana prinsip utama pertanian berkelanjutan:

menjaga keseimbangan keragaman hayati, meningkatkan nilai

ekonomi pertanian, mempromosikan keadilan sosial, dan

memastikan pengembangan manusia yang menyeluruh. Melalui

pertanian berkelanjutan, perempuan yang disingkirkan oleh

teknologi pertanian dapat kembali berperan aktif dalam proses

pengambilan keputusan, produksi, konsumsi dan distribusi pangan.

6. Penelitian, Penerbitan, dan Penyebaran Informasi Pedesaan

Guna meningkarkan sinergi berbagai kegiatan yang sudah

dilakukan, Bina Desa menindaklanjuti dengan pengkajian,

penerbitan, dan penyebarluasan gagasan dan informasi tentang

pedesaan. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi buku, selebaran,

poster, kartu pos, dan modul-modul pendidikan. Semua ini

ditujukan untuk penguatan rakyat, terutama rakyat di pedesaan. 2

2 http://binadesa.org/ diakses tanggal 17 Juni 2017, Pukul 11 : 45 WI*B

Page 89: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

77

2. PROFIL DESA GANDASARI

1. Sejarah Desa

Desa Gandasari adalah sebuah Desa pemekaran dari Desa Sukasari,

Pemekaran terjadi pada tahun 2001 yang diresmikan langsung oleh Bapak

Bupati Cianjur yaitu Bapak WasidiSwastomo M. Si pada tanggal 12

Oktober 2001.

Pemekaran Desa di maksudkan untuk memperlancar roda pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan masyarakat akan lebih efektif, di mana

jumlah penduduk Desa Sukasarisebelum di pekarkan sebanyak 5.034 Jiwa

terdiri dari 2.501 Laki-laki dan 2.533 Perempuan. Dan Desa Pemekaran

(Gandasari) ditetapkan dengan jumlah penduduk sebanyak 2.523 Jiwa

terdiri dari 1.260 Jiwa Laki-laki dan 1.263 Jiwa Perempuan.

Awal pembentukan Desa Gandasari di Pimpin oleh Bapak Asep Rukmana

sebagai PJS Kepala Desa yang merupakan putra daerah di Desa

Pemekaran dalam menjalankan pemerintahannya dibentuklah pembagian

wilayah desa menjadi beberapa Desa wilayah, yaitu:

- Dusun 1 terdiri dari 1 RW dan 5 RT

- Dusun 2 terdiri dari 2 RW dan 7 RT

- Dusun 3 terdiri dari 1 RW dan 5 RT

2. MonografiDesa

a. Keadaan Wilayah Desa

Secara administratif desa Gandasari merupakan salahsatu dari 14 desa

diwilayah kecamatan kadupandak Cianjur yang terletak 8 km ke arah utara

dari kecamatan kadupandak desa gandasaari berada diketinggian 620 dpl

dengan wilayah ±400 ha. Desa berbatasan dengan beberapa desa yaitu :

Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukasari

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mekarsari Kecamatan

Pagelaran.

Sebelah Selatan berbatasandenganDesaSindangsari

Page 90: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

78

Sebelah Utara berbatasandenganDesaSukasari

Topografi dan kontur tanah Desa Gandasari secara umum berupa Areal

Pertanian. Berupa sawah, kebun dan tegalan. Ketinggian dari atas permukaan laut

wilayah terendah berupa lembah adalah ±431 m, dan tertinggi ±630 m berupa

bukit. Suhu rata-rata adalah 25-28˚C. Secara umum sepanjang tahun mengalami

dua musim yaitu musim hujan (September – Januari) dan musim kemarau ( April

– Agustus ). Pusat Pemerintahan Desa Gandasari berjarak 8 km, waktu tempuh 20

menit dari Ibu kota Kecamatan, dan 78km dari ibu kota kabupaten Cianjur dengan

waktu tempuh 3 jam.

BerikutTabelLuas Wilayah DesaGandasari :

Tabel I

Luas Daerah dan Pembangunan Daerah Administrasi Menurut Desa Tahun 2015

Desa Luas Km /

Ha

Banyaknya

Dusun

Banyaknya

RW

Banyaknya

RT

GANDASARI 463,42 3 4 17

Tabel II

JarakDesaMenujuIbu Kota Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi (Km)Tahun 2015

Desa

Jarak Ke

Kota

Kecamatan Kota Kabupaten Kota Provinsi

GANDASARI 8 78 160

Page 91: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

79

b. KeadaanPendudukDesa

Jumlah penduduk adalah 2.922 jiwa 827 KK. Jumlah penduduk laki-laki

adalah 1.500 jiwa dan penduduk perempuan 1.422 jiwa. Dengan jumlah RTM

adalah 1.362 orang (47%) menurut hasil PKD, atau sekitar 259 KK ( menurut

Data Raskin). Dengan Kondisi Rumah adalah panggung, semi permanen dan

permanen. Distribusi penduduk untuk tiap dusun.Berikut Rekapitulasi

Pendudukan Pendataan Tahun 2015 Desa Gandasari.

RW Jumlah

KK

Jumlah Jiwa Dalam

Keluarga

JUMLAH KET

Laki-laki Perempuan

Gandasari 313 566 528 1098

Ciganda 127 222 209 431

Cimahpar 152 263 259 522

Sinarlaksana 245 406 402 808

Jumlah 837 1457 1398 2855

Rekapitulasi Penduduk Hasil Pendataan Tahun 2015 (Tingkat Rt/Rw)Desa

Gandasari

RT JUMLAH

KK

Jumlah Jiwa Dalam

Keluarga

JUMLAH

RT

KET

RW Laki-laki Perempuan

RW GANDASARI

Gandasari 62 128 116 244 01

Cipanengah 66 100 106 206 01

Nyublek 51 73 75 148 01

Page 92: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

80

Mandiri 95 180 158 338 01

Sela Kopi 39 85 73 158 01

Jumlah /RW 313 566 528 1094

RW CIGANDA

Ciganda 1 36 61 65 136 02

Ciganda 2 37 66 66 132 02

Ciganda 3 19 32 29 61 02

Citemen 35 63 49 112 02

Jumlah 127 222 209 431

RW CIMAHPAR

Cimahpar 54 89 82 171 03

Cipongpok 58 96 102 198 03

Ciaripin 40 76 75 153 03

Jumlah 152 236 259 522

RW SINARLAKSANA

Sinarlaksana 79 128 142 270 04

Sukalilah 45 74 74 148 04

Campaka wangi 41 76 64 140 04

Pasir Kilang 45 73 63 136 04

Jalan Cagak 35 55 9 114 04

Jumlah 245 406 402 808

REKAPITULASI PENDUDUK HASILPENDATAAN 2015 ( DUSUN )

RW JUMLAH Jumlah Jiwa Dalam

keluarga

JUMLAH KET

Page 93: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

81

KK Laki-laki Perempuan

Gandasari 313 566 528 1094

Ciganda 279 485 468 953

Sinarlaksana 245 406 402 808

Jumlah 837 1457 1398 2855

Dan jika dalam rincian secara spesifiknya diantaranya sebagai berikut :

a. TabelLuas Wilayah dan Jumlah Penduduk menurut DesaTahun 2015

Desa

Luas Penduduk (Orang) Kepadatan Penduduk

(Orang/km) Km % Jumlah %

GANDASARI

4.630 63 2.922 37 16 Orang/km

Dusun

Penduduk

KK

Laki-laki Perempuan Jumlah

Gandasari 501 476 977 262

Ciganda 507 465 972 256

Sinarlaksana 416 395 811 221

1424 1336 2760 739

Page 94: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

82

b. TabelJumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan :

Prasekolah SD SMP SLTA Sarjana

321 443 103 35 17

c. Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah

TanggaTahun 2015

Desa Jumlah Penduduk

(orang)

Jumlah Rumah

Tangga

Rata-rata Anggota

Rumah Tangga

GANDASARI 463,42 3 4

d. Penduduk Usia Sekolah Menurut DesaTahun 2015

Desa

Usia (Tahun)

Jumlah

7-12 13-15 16-21

GANDASARI

379 184 319 882

c. Mata Pencaharian Penduduk

a. Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

Petani Pengrajin Buruh PNS PegawaiSwasta Pedagang

301 15 487 13 97 156

Page 95: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

83

Selain data table diatas juga, warga Gandasari juga mempunyai mata pencaharian

lain, yaitu berternak berikut data kepemilikan ternak warga Desa Gandasari:

Ayam/Itik Kambing Sapi Kerbau Lain-lain

2.202 1.672 25 2 382

Berdasarkan keadaan tersebut, mayoritas penduduk desa Gandasari adalah Petani

dan Buruh, sebagian besar merupakan buruh tani.Rata-rata pendapatan perkapita

penduduk adalah ± Rp 50$ US/tahun.Kegiatan ekonomi warga adalah bertani.

Bank : 0

Koperasi Unit Desa : 0

Pasar : 0

BUMDES : 0

Industri Rumah Tangga : 3 buah

Perusahaan Kecil : 2 buah

Perusahaan Sedang : 2 buah

Perusahaan Besar : 1 buah

d. Pembagian Wilayah Desa

Desa Gandasari terbagi menjadi 3 (tiga) dusun dengan rincian sebagai

berikut :

Dusun I Gandasari

a. Luas Wilayah : 117 Ha,

b. Jumlah RW : 1

Page 96: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

84

c. Jumlah RT : 5 yaitu :

- RT 01/01 Gandasari

- RT 02/01 Cipanengah

- RT 03/01 Nyublek

- RT 04/01 Mandiri

- RT 05 Selakopi

Dusun II Ciganda

a. Luas Wilayah : 160 Ha,

b. Jumlah RW : 2

c. Jumlah RT : 7 yaitu :

- RT 01/02 Ciganda 1

- RT 02/02 Ciganda 2

- RT 03/02 Ciganda 3

- RT 04/02 Citemen

- RT 01/03 Cimahpar

- RT 02/03 Cipongpok

- RT 03/03 Ciaripin

Dusun III Sinarlaksana

a. Luas wilayah :123 Ha,

b. Jumlah RW : 1

c. Jumlah RT : 5 yaitu:

- RT 01/04 Sinarlaksana

- RT 02/04 Sukalilah

- RT 03/04 Campakawangi

- RT 04/04 Pasirkilang

- RT 05/04 Jalan Cagak

Page 97: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

85

Secara Ringkasnya dapat kami simpulkan Profil Desa Gandasari sebagai berikut :

1. LOKASI PROGRAM

a. Lokasi Desa : Gandasari

b. Kecamatan : Kadupandak

c. Kabupaten : Cianjur

d. Luas Wilayah : 400 Ha

e. Jumlah RT : 17 RT

f. Jumlah RW : 4 RW

g. Jumlah Dusun : 3 Dusun

2. KEPENDUDUKAN

a. Jumlah Penduduk :2.913 Jiwa

b. Jumlah Rumah : 738 Rumah

c. Jumlah KK : 794 Jiwa

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan KLP umur

Penduduk Pria Wanita Jumlah

Balita 133 118 251

Anak-anak 332 364 696

Dewasa 1029 937 1966

Jumlah 1494 1419 2913

e. Jumlah penduduk di tiap Dusun

Nama

Dusun

Jumlah

KK

Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan

Gandasari 291 543 516 1059

Ciganda 280 530 490 1020

Sinarlaksana 228 421 413 834

Jumlah 799 1494 1419 2913

f. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat kemiskinan

Penduduk PraKs KS I KS II KS III KS Plus

Gandasari 39 79 92 20 2

Ciganda 40 81 104 29 1

Page 98: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

86

Cimahpar 37 59 94 18 1

Jumlah 116 219 290 67 4

g. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Penduduk Pria Wanita Jumlah

Tidak Sekolah 107 99 206

Tingkat SD 628 655 1283

Tingkat SMP 48 34 82

Tingkat SMA 37 10 47

Tingkat PT 4 3 7

Jumlah 824 801 1625

h. Berdasarkan 4 mata pencaharian pokok / utama

Penduduk Pria Wanita Jumlah

Petani 448 124 572

Pedagang 21 14 35

Buruh 27 30 57

PNS 9 4 13

Jumlah

3. Sarana Dan Pra Sarana

a. Jarak dari desa ke ibukota kabupaten : 78 KM

b. Jarak dari desa ke kecamatan : 8 KM

c. Jumlah sekolah : 3 Unit

d. Jumlah Mesjid : 11 Unit

e. Balai Desa : 1 Unit

Page 99: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

87

4. Sarana Sanitasi

a. Sumber air yang digunakan

Sumber air Jumlah pemakai

%

Keterangan

1. Perpipaan ( mata air)

2. Mata air tak terlindung

3. Mata air terlindung

4. Sumur gali terlindung

5. Sumur gali tak

terlindung

6. Kolam

7. Sungai

8. Air hujan

9. Lain-lain

20

25

5

5

0

40

0

5

b. Jamban Keluarga, SPAL, dan Tempat Pembuangan Sampah

Jenis jamban Jumlah

pemakai %

Keterangan

1. Jamban pribadi

2. Rumah yang terdapat SPAL

nya

3. Rumah yang ada tempat

sampah

48

50

2

c. Jamban umum

Uraian Jumlah pemakai

%

Keterangan

1. Jamban umum

2. Jamban sekolah

3. Jamban kantor desa

4. Lainnya

48

3

3

46

5. Daftar Lembaga / Instansi Yang Ada Di Desa

Institusi Sarana Ket

Jamban Air

bersih

SPAL Tempat

sampah

Sekolah

TPQ

Kantor

Desa Posyandu

3

0

1

4

3

0

1

4

3

0

1

4

10

0

2

4

Page 100: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

88

Penyelanggara Pemerintahan

a. Kepala Desa Gandasari : Yana Mulyana

b. Sekretaris Desa : Masdar Supriatna S.IP

Dibantu Staf Desa, Yaitu :

1. Kaur pemerintahan : Barnas

2. Kaur Kesra : Ajab Subagja

3. Kaur pembangunan : Hikmat Nugraha S.pd

4. Kaur keuangan : Jaenudin

5. Kaur Umum : YediSuptiendi

6. Kaur Trantip : Pudin

7. Pembantu Umum I : Jaja

8. Pembantu Umum II : Juandi

9. Kepala Dusun I : Iid Junaedi

10. Kepala Dusun II : Jarkasih

11. Kepala Dusun III : Tudin

Dengan Membawahi :

Jumlah RW : 4 Rt

Jumlah RT : 17 Rt

c. Bidang Keamanan

1. Linmas : 13 Orang

2. Babinsa : 1 Orang

3. BabinKamtibmas : 1 Orang

d. TP PKK

Jumlah Pokja : 5 Pokja

Kegiatan : setiap bulan 2 kali pertemuan

e. Kesehatan

1. Puskesmas : -

2. Poskesdes : -

3. Bidan Desa : 1 Orang

4. Posyandu : 5 Unit

5. Jumlah Kader : 50 Orang

f. Pendidikan

Paud : 3 Unit

TK : -

Diniyah : -

SD Negeri : 3 Unit

SMP : -

g. Keagamaan

Masjid Jami : 11 DKM

Page 101: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

89

Langgar : 29 Unit

Majelis Taqlim : 13 Unit

Pondok Pesantren : -

d. PotensiDesa

Potensi

Masalah

Akar Masalah

Lokasi

Anak

Beberapa anak dari keluarga

RTM belum di sunat

Biaya khitanan tidak

terjangkau

DUSUN 01, 02,

03

Keluarga

Beberapa pasangan belum

memiliki legalitas pernikahan

Kurang kesadaran, biaya

tidak terjangkau

DUSUN 01, 02,

03

Rumah Warga

Banyak rumah kurang layak

huni

Keluarga RTM/RTSM DUSUN 01, 02,

03

Budaya

Pengetahuan seni terbatas di

golongan tertentu

Tidak banyak orang yang

memiliki ketekunan untuk

mempelajarinya, kadang

pekerjaan ini dianggap

kurang

DUSUN 01, 02,

03

Seni Tradisioanl

Pelestarian kebudayaan (Seni

Tradisioanl), pengikisan

budaya

Pengaruh budaya luar,

tidak ada regenerasi

DUSUN 01, 02,

03

Permainan

Tradisional

Pelestarian kebudayaan

(permainan tradisonal),

pengikisan budaya

Pengaruh budaya luar,

tidak ada regenerasi

DUSUN 01, 02,

03

Generasi Muda Kegiatan kesenian generasi Dorongan, dukungan DUSUN 01, 02,

Page 102: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

90

muda kurang berkembang peralatan tidak ada 03

Lapangan

Sarana olahraga belum

memadai

Tidak memiliki tanah

lapang sendiri

DUSUN 01, 02,

03

Alat Olahraga

Peralatan olahraga belum

memadai

Minat ada, tetapi sarana

dan prasarana tidak ada

DUSUN 01, 02,

03

Mesjid

Beberapa bagian bangunan

masjid mulai rusak

Rusak akibat rusak karena

umur,biaya pemeliharaan

terbatas

DUSUN 01, 02,

03

Mesjid

Peralatan pendukung di masjid

tidak ada, belum lengkap atau

rusak

Habis umur pakai DUSUN 01, 02,

03

Mesjid

Air suci untuk bersuci

sulit/terbatas

Sumber Mata Air jauh

serta Kapasitasnya makin

sedikit

DUSUN 01, 02,

03

DKM/Irma

Pengetahuan serta animo untuk

belajar Ilmu Agama generasi

muda berkurang

Pengaruh budaya luar DUSUN 01, 02,

03

Bidang Masalah Akar Masalah Lokasi

Animo warga terhadap

untuk berpartisipasi pada

Rapat-rapat rencana

pembangunan Desa

kurang

Kesibukan warga untuk

mencari nafkah,

sebagian warga kurang

menyadari pentingnya

kegiatan

musyawarah/rapat

DUSUN 01,

02, 03

Page 103: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

91

tersebut

Pemerataan hasil

pembangunan

Ego dusun DUSUN 01,

02, 03

DKM perlu peningkatan

SDM

SDM Administrasi, serta

pengelolakanorgansasi

DUSUN 01,

02, 03

RT/RW, tugas banyak,

dan kesejahteraan kurang

SDM rata-rata rendah,

memiliki kesibukan lain-

mencari nafkah

DUSUN 01,

02, 03

BPD, Kelembagaan belum

Optimal

Tidak semua komponen

BPD berperan aktif,

memiliki kesibukan lain

DUSUN 01,

02, 03

LPM, Kelembagaan

belum Optimal

Tidak semua komponen

LKM brperan aktif,

memiliki kesibukan lain

DUSUN 01,

02, 03

Karang taruna,

Kelembagaan belum

Optimal, kurang

berkembang

Pengelolaan kurang,

kegiatan bersifat

musiman

DUSUN 01,

02, 03

Irmas Perlu peningkatan Kegiatan monoton,

kesulitan biaya

operasional kegiatan

DUSUN 01,

02, 03

Beberapa Petani/peternak

belum memanfaatkan

poktan/poknak

Belum memafami

kegunaan / manfaat

bergabung dalam

kelompok tani/ternak

DUSUN 01,

02, 03

PKK Kelembagaan belum

optimal

Pengelolaan kurang,

kegiatan bersifat

musiman

DUSUN 01,

02, 03

Posyandusebagaian kecil

warga belum

memanfaatkan lembaga

ini. Belum memiliki

bangunan mandiri.

Warga belum

memahami program

posyandu, peningkatan

SDM kader kesehatan

DUSUN 01,

02, 03

Masalah Sosial (

Pengangguran, Konflik,

Disiplin DUSUN 01,

02, 03

Page 104: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

92

Sosial

Kenakalan Remaja, dsb)

Beberapa Anak dari

keluarga RTM belum di

sunat

Biaya Khitanan tidak

terjangkau

DUSUN 01,

02, 03

Beberapa pasangan belum

memiliki legalias

pernikahan

Kurang kesadaran,

Biaya tidak terjangkau.

DUSUN 01,

02, 03

Banyak rumah kurang

layak huni

Keluarga RTM/RTSM DUSUN 01,

02, 03

Budaya

Pengetahuan Seni terbatas

di golongan tertentu

Tidak banyak orang

yang memiliki

ketekunan utuk

mempelajarinya, kadang

pekerjaan ini menunjang

penghasilan

DUSUN 01,

02, 03

Pelestarian kebudayaan

(Seni Tradisional),

pengikisan budaya

Pengaruh budaya luar,

tidak ada regenerasi

DUSUN 01,

02, 03

Pelestarian Kebudayaan

(Permainan Tradisional),

pengikisan Budaya

Pengaruh budaya luar,

tidak ada regenerasi

DUSUN 01,

02, 03

Kegiatan kesenian

generasi muda kurang

berkembang

Dorongan, dukungan

perlatan tidak ada

DUSUN 01,

02, 03

Olahraga

Sarana Olah raga Desa

belum memadai, tidak ada

Tidak memiliki tanah

lapang sendiri

DUSUN 01,

02, 03

Peralatan Olah raga

Belum memadai

Minat ada,

sarana/prasarana tidak

ada

DUSUN 01,

02, 03

Beberapa bagian

bangunan mesjid malam

rusak

Rusak akibat umur,

biaya pemeliharaan

terbatas

DUSUN 01,

02, 03

Peralatan pendukung di

mesjid tidak ada, belum

Habis umur pakai DUSUN 01,

02, 03

Page 105: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

93

Keagamaan

lengkap atau rusak

Air bersih untuk bersuci

sulit/terbatas

Sumber mata air jauh

serta kapasitasnya makin

sedikit karna hutan

semaikn gundul

DUSUN 01,

02, 03

Pengetahuan serta animo

untuk belajar ilmu Agama

generasi muda kurang

Pengaruh budaya luar DUSUN 01,

02, 03

Bidang Masalah Akar masalah Lokasi

Tunggakan kelompok

SPP menumpuk

Disiplin. SDM

(manajemen usaha)

DUSUN 01,

02, 03

Dana SPP/UEP

pemanfaat oleh

peminjam belum optimal

Belum terbina DUSUN 01,

02, 03

Penghasilan dari uaha

kerajinan kurang

mendukung biaya hidup

Kapasitas produksi

sedikit, Pemasaran sulit,

tidak ada generasi penerus

DUSUN 01,

02, 03

Pertanian

Produktifitas pertanian

rendah, Hama

Teknik pertanaman,

hama, pengairan, bibit,

pupuk dan obat-obatan

masih mahal,

penananaman padi tidak

serentak

DUSUN 01,

02, 03

Produktifitas

perkebunan rendah,

tanaman kurang

produktif

Teknik pertanian, hama,

bibit belum ada, saluran

air kurang normal

DUSUN 01,

02, 03

Halaman mayoritas

belum produktif

Kreatifitas, kemauan DUSUN 01,

02, 03

Tanah desa belum

optimal

Tanah merah kurang

subur

DUSUN 01,

02, 03

Kadang bahan pangan Pemilik sawah orang luar DUSUN 01,

Page 106: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

94

sulit didapat, harga

mahal

daerah, bertani kurang

berhasil

02, 03

Petani/peternak kurang

berkembang

Keterampilan kurang

(pembibitan,

pemeliharaan, pemasaran)

DUSUN 01,

02, 03

Petani/perikanan kurang

berkembang

Potensi perikanan ada,

keterampilan kurang

(pembibitan,

pemeliharaan, pemasaran)

DUSUN 01,

02, 03

Sarana/prasarana

Teenga

kerja/SDM

Jalan desa belum ada,

masih tanah, rusak, parit

jalan tidak ada, mobilitas

warga belum

ditingkatkan

Tidak ada biaya untuk

pemeliharaanmkepedulian

pemeliharaan

pemanfaatan kurang

DUSUN 01,

02, 03

Jalan pemukiman belum

ada, rusak, kurang

memadai

Tidak ada biaya untuk

pemeliharaan, kepedulian

pemeliharaan

pemanfaatan kurang

DUSUN 01,

02, 03

Perpipaan/selang

tersendat senda, terbatas

Kerusakan rutin, debut air

kurang

DUSUN 01,

02, 03

Saluran air kurang

lancar

Kerusakan ruin, debut air

kurang terutama di musim

kemarau

DUSUN 01,

02, 03

Parit jalan belum

memadai

Musim hujan, jalan

terkikis,air melimpah ke

perkampungan warga

DUSUN 01,

02, 03

Sarana/prasarana

pendidikan keagamaan

(MDA) belum memadai

Bangunan, mebeler

belum ada

Sumber biaya operasional

MDA bersumber dari

swadaya dan terbatas,

bantuan pemerintah

belum ada

DUSUN 01,

02, 03

SDN, bangunan sekolah

(SD) rusak

Rusak karna usia DUSUN 01,

02, 03

PAUD,

Sarana/Prasarana

pendidikan prasekolah

Sumber biaya operasional

PAUD bersumber dari

swadaya dan teratas,

DUSUN 01,

02, 03

Page 107: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

95

belum memadai bantuan pemerintah

belum mecukupi

Palai desa belum

memadai

Belum ada biaya

pemangunan

DUSUN 01,

02, 03

Banyaknya ojek Sebagai angkutan ke

wilayah wilayah yang

jauh, sebagai solusi jika

tidak memiliki

DUSUN 01,

02, 03

Usia angkatan keja

banyak yang mengaggur

Kesempatan kerja

terbatas, keterampilan

kurang, harapan lebih

tinggi dari kemampuan

DUSUN 01,

02, 03

Buruh banguan adalah

pekerja musiman,

mayoritas golongan

RTM

Tidak memiliki

keterampilan lain, malas

belajar dari keterampilan

lain

DUSUN 01,

02, 03

Lulusan sekolah tinggi

kurang mendapat posisi

pekerjaan yang sesuai

Kesempatan kerja

terbatas, keterampilan

tidak sesuai dengan

kesempatan kerja yang

ada, harapan lebuh tinggi

dari kemampuan

DUSUN 01,

02, 03

Tenaga kerja eks-

migranmenganggur

Keteampilan lain tidak

ada, masih banyak uang

DUSUN 01,

02, 03

Kelembagaan

Gedung kantor

Pemerintah Desa belum

memadai

Ruangan sempt/terbatas,

rusak karnaumurr

DUSUN 03

Page 108: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

96

e. Kelembagaan di Desa

1. Struktur Lembaga DesaSesuai Undang-undang Nomor 6 tahun 2014

tentang Desa

KEPALA DESA

YANA MULYANA

LPM BPD

SEKRETARIS DESA

MASDAR SUPRIATNA

KAUR. KESRA

A. SUBAGJA

KAUR. EKBANG

HIKMAT

NUGRAHA

KAUR. UMUM

YEDI SUPTIENDI

KAUR. PEM

BARNAS

STAF

1.JAJA 2. JUANDI

3. NURASIAH

KAUR. KEUANGAN

JAENUDIN

KAUR. TRANTIB

PUDIN

AMIL

SYAMSUDIN ………………

DUSUN. 04

SINARLAKSANA

TUDIN

DUSUN. 02

CIGANDA

JURKASIH

DUSUN. 01

GANDASARI

IID JUNAEDI

MASYARAKAT

Page 109: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

97

Keterangan: = Garis komando = Garis

Konsultasi

a. UU DesadanPenggunaanAnggaran Pembangunan Desa

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 47. Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4286)

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukkan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158. Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4587);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang

Perencanaan Pembangunan Desa

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, Tentang

Pendataan Program Pembangunan Desa atau Kelurahan

10. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur, Nomor 32 Tahun 2000 Tentang

Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Cianjur

Page 110: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

98

b. Sarana dan Prasarana Public

Sarana dan Prasarana public di desa Gandasari umumnya sama halnya

dengan Desa lain, tetapi dengan lokasi desa yang jauh dari pusat

pemerintahan menyebabkan keterbatasanya jumlah sarana dan prasarana

yang terbatas untuk pelayana nmasyarakat, dapat kita lihat dalam tableI –

V berikut:

1. Tabel I di Tinjau dari aspek Pendidikan :

a. Dilihat dari banyakny asekolah menurut jenjang pendidikan di desa

tahun 2015

Desa TK/RA SD SLTP

SLTA

SMU SMK

GANDASARI 2 3 - - -

b. Dilihat dari banyak madrasah diniyah, ibtidaiyah, tsanawiyah, dan

aliyah

Desa Madrasah

Diniyah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah

GANDASARI 3 - - -

Page 111: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

99

2. Tabel II di tinjaudariAspekKesehatan :

a. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut JenisnyaTahun 2015

b. Lanjutan

Desa

Tempat

Praktek

Dokter

Tempat

Praktek

Bidan

Poskesdes Posyandu Apotek

GANDASARI - 1 - 5 -

c. Banyaknya Tenaga Kesehatan Yang Tinggal/ Menetap di DesaTahun

2015

Desa Dokter Dokter

Gigi Bidan

Tenaga

Kesehatan

Lainnya

Dukun

Bayi

GANDASARI - - 2 1 3

3. Tabel III Di tinjaudariAspekPeribadatan :

Didesa Gandasari masyarakatnya secara keseluruhan beragama islam, berikut

data jumlah sarana peribadatan menurut desatahun 2015

Desa Rumah Sakit Poliklinik Puskesmas Puskesmas

pembantu Umum Bersalin

GANDASARI - - - - -

Page 112: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

100

Desa Masjid Langgar Mushola Gereja Vihara/Kuil

GANDASARI 12 2 34 - -

4. Tabel VI Ditinjau dari Aspek Penggunaan Lahan desa :

Luas Wilayah Menurut PenggunaanTahun 2015

Desa Luas Lahan

Sawah

Luas Lahan

Bukan Sawah Jumlah

GANDASARI 75 388,42 463,42

5. Tabel V Ditinjau dari Aspek Penggunaan Lahan Nonsawah

Jumlah Pasar, Minimarket, Toko dan WarungTahun 2015

Desa

Pasar

dengan

Bangunan

Pasar

tanpa

Bangunan

Minimark

et

Toko

Grosir

Warung/

kedai

GANDASARI - - - 2

101

Page 113: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

101

BAB IV

ANALISIS HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Pemberdayaan Lembaga Bina Desa Di Desa Gandasari

Lembaga Bina Desa merupakan pendamping dalam kegiatan

pendidikan musyawarah di Desa Gandasari, Kadupandak, Cianjur.

Pendidikan musyawarah. Sejak awal pendiriannya. Pendidikan

musyawarah di Desa Gandasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat sudah dilakukan sejak tahun 2013. Setiap

kegiatan yang dilakukan di Desa Gandasari selalu melibatkan

kelompok Paguyuban ( kelompok/organisasi/perkumpulan masyarakat

satu Desa) dan kelompok Sauyunan ( organisasi yang terdiri dari

beberapa Paguyuban) Petani Perempuan Binangkit. Desa Gandasari

memiliki Paguyuban Tunas Jaya yang tergabung dalam Sauyunan

Petani Perempuan Binangkit.

Ruang lingkup pendidikan musyawarah adalah pendidikan

bagi komunitas atau kelompok, bagi pendamping, dan bagi fasilitator.

Pendidikan musyawarah juga memberikan pengetahuan motivasi,

keterampilan atau keahlian, dan keahlian pengembangan organisasi.

Berdasarkan tujuan pendidikan musyawarah untuk

membangkitkan kesadaran kritis komunitas marjinal, melalui proses

pendidikan musyawarah yang didalamnya memberikan pengetahuan

baru, keterampilan atau keahlian, dan keahlian pengembangan

Page 114: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

102

organisasi pada setiap anggotanya oleh lembaga pendamping yaitu,

Lembaga Bina Desa maka akan terbangun masyarakat yang aktif dan

partisipatif sehingga bisa dilakukan proses pemberdayaan untuk

mencapai tujuan anggota pendidikan musyawarah dengan keterlibatan

penuh seluruh anggota pada proses pendidikan musyawarah.

Dari hasil pengamatan di lapangan peneliti dapat mengamati

dan menganalisa bahwa lembaga Bina Desa melaksanakan beberapa

tahapan pendidikan musyawarah, yaitu :

1. Tahapan perkenalan setiap anggota pendidikan musyawarah.

1 11 Gambar 1. Fasilitator Bina Desa dan Fasilitator

Sauyunan saling berbagi pengalaman kepada

peserta pendidikan musyawarah.

Sumber : Data primer

…musyawarah ternyata banyak yang dibahas bukan Cuma

bertani alami, tapi dulumah gak berani kayak tadi presentasi karena

mungkin masih baru kenal sama belum paham apapun…

Wawancara dengan Bu Lina peserta pendidikan musyawarah.

Page 115: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

103

Berdasarkan foto dan wawancara di atas fasilitator pendidikan

musyawarah berhasil membangun hubungan baik dengan peserta

pendidikan musyawarah termasuk dengan anggota baru sehingga

mencipatakan nuansa „hangat‟ dan tidak kaku diantara fasilitator dan

peserta pendidikan musyawarah. Hal ini sesuai dengan tahapan

pendidikan musyawarah yang pertama yaitu, Mengenal subyek

penelitian, yang dimaksud dalam tahap ini adalah persahabatan,

karena salah satu prinsip pndidikan musyawarah adalah pertemanan

atau persahabatan dengan kuatnya rasa persahabatan dan pertemanan

anttara subyek 1 (pendampingn) dengan subyek 2 (warga dampingan)

dan anggota kelompok dampingan sendiri, akan memperlancar proses

pendidikan.

Dilihat dari sasaran masyarakat dampingan yang mengikuti

pendidikan musyawarah hamper seluruhnya tidak terlalu tersentuh

oleh pemerintah (termarjinalkan), maka pendidikan musyawarah yang

dilakukan oleh Bina Desa sudah sesuai dengan prinsip PRA, yaitu

Prinsip mengutamakan mereka yang kurang beruntung atau

terabaikan. Dari prinsip ini diharapkan tim perencana akan dapat

mengetahui cara pandang dan kondisi sebenarnya dari meraka yang

berada pada kondisi yang kurang diuntungkan. Pandangan dari

mereka yang dianggap kurang beruntung ataupun terabaikan dapat

pula digunakan sebagai sebagai alat untuk men-cek apakah data-data

yag diberikan para elite masyarakat (baik itu tokoh formal maupun

Page 116: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

104

nonformal) dapat dicek kebenarannya. Kadangkala, data yang didapat

dari „elite‟ masyarakat belum tentu sama.1

Selain itu fasilitator juga berperan dalam memperdalam

pengetahuan mengenai Desanya melalui sejarah Desa Gandasari yang

dapat dilihat dari poto berikut :

Gambar 2. Sejarah Desa Gandasari dan perubahan

masyarakatnya

Penggambaran sejara Desa Gandasari ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Isbandi Rukminto yaitu, Tekhnik ini dapat

digunakan untuk membantu masyarakat agar dapat

mengidentifikasikan alur sejarah timbulnya masalah di daerah

mereka dan perubahan apa yang terjadi terkait dengan

berkembangnya daerah mereka. Langkah-langkah untuk

mendapatkan informasi ini serupa dengan psorses mendapatkan

informasi memalui pemetaan partisipatoris.

1 Robert Chambers, Participatory Rural Appraisal “Memahami Desa Secara Partisipasi, (Kanisius),

hal. 35

Page 117: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

105

2. Gambar 2. peserta pendidikan musyawarah sedang

mengungkapkan pendapat mengenai realitas masalah yang

dihadapi oleh anggota sauyunan dan paguyuban.

Sumber : Data Primer

“tadinya kan saudara saya pinjem, terus saya kasih soalnya

udah biasa pinjam tapi yang biasa dia pinjam itu uang pribadi, nah

yang kemaren itu uang kas paguyuban”

Hasil interupsi Bu Julaiha peserta pendidikan musyawarah.

Berdasarkan foto dan pengungkapan pendapat diatas

sebenarnya anggota pendidikan musyawarah sudah bisa

mengungkapkan keluhan atau permasalahan yang dihadapi anggota

sauyunan, setelah satu persatu anggota pendidikan musyawarah bisa

mengungkapkan dan menuliskan permasalahan yang dialami, maka

Pak John (Fasilitator) dan Anggota Sauyunan (kelomok dampingan)

kemudian merumuskan permasalahan yang kemudian dikerucutkan

sebagai permasalahan paling penting untuk dihadapi yaitu pada foto

berikut :

Page 118: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

106

Gambar 3. Permasalahan paling penting untuk diatasi

bersama-sama.

Sumber : Data Primer

Berdasarkan foto tabel permasalahan diatas maka

dapat diketahui bahwa permasalahan yang menjadi prioritas

untuk ditangani adalah pertama, pengetahuan organisasi

dan peran masing-masing organisasi, kedua permasalahan

olah pangan, ketiga permasalahan Sumber Daya manusia

pada perempuan, ketiga advokasi belum paham karena

belum pernah melakukan advokasi, keempat pemasaran,

pemasaran produk masih berkutat di lokasi masing-masing

paguyuban belum mencakup keluar desa

Page 119: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

107

Peserta dikmus kemudian melakukan pemungutan

suara kembali tentang permasalahan yang sudah dicatat

untuk mempertegas kembali aksi apa yang akan dilakukan

Peserta kembali melakukan pemungutan suara

untuk membahas permasalahan yang penting tadi dan

mentukan siapa yang akan ikut terlibat dalam mengatasi

permasalahan tersebut.

Aggota peserta dikmus melakukan pengelompokan

terhadap masing-masing pemasalahan tersebut diatas.

Selain mengungkapkan permasalahan, seluruh anggota

sauyunan juga mengungkapkan harapannya pada sauyunan

yang didampingi oleh Bina Desa, yaitu pada foto berikut :

Gambar 4. Harapan anggota Sauyunan melalui

pendidikan musyawarah.

Sumber Data Primer

Page 120: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

108

Dari foto di atas dapat dilihat Harapan yang dicita-citakan

dengan adanya pendidikan musyawarah, harapan tersebut

kembali dikerucutkan menjadi harapan yang paling

diinginkan oleh anggota Sauyunan, yaitu sebagai berikut :

Gambar 5. Harapan paling diinginkan oleh anggota

Sauyunan

Sumber : Data Primer

Dari foto diatas dapat dilihat bahwa harapan bersama

anggota sauyunan yaitu :

- Memiliki warung bersama (Koperasi)

- Memiliki label produk

- Tambah anggota

- Tabungan tani

- Lahan demplot alami

Dengan mengambil suara pendapat dari seluruh anggota

sauyunan untuk merumuskan permasalahan dan harapan

Page 121: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

109

bersama anggota sauyunan, maka pendidikan musyawarah

yang dilakukan oleh Lembaga Bina Desa sudah sesuai dengan

indicator partisipasi dalam lingkup perubahan dalam kapasitas

organisasi, komunitas dan individu; perubahan dalam sikap dan

perilaku; perubahan dalam akses sumber daya. Meskipun

begitu partisipasi yang terjadi dalam pendidikan musyawarah

belum melibatkan seluruh pihak Desa baik itu pihak

pemerintahan Desa Gandasari maupun tokoh-tokoh masyarakat

Desa sehingga partisipasi yang terjadi belum mencakup

indicator partisipasi perubahan dalam keseimbangan

kekuasaan; perubahan dalam persepsi pemangku kepentingan,

sesuai dengan indikator partisipasi yang diungkapkan oleh Ife

dan Tesoriero bahwa Partisipasi dalam pemberdayaan

masyarakat bukanlah sekedar soal hasil. Ia adalah suatu proses

dan demikian meliputi banyak tingkat dan dimensi perubahan:

perubahan dalam kapasitas organisasi, komunitas dan individu;

perubahan dalam sikap dan perilaku; perubahan dalam akses

sumber daya; perubahan dalam keseimbangan kekuasaan;

perubahan dalam persepsi pemangku kepentingan.2

Selain permasalahan fasilitator juga meminta anggota

Diimus dari Gandasari untuk membuat peta Desa Gandasari

untuk memtakan permasalahan yang ada dilingkungan mereka.

2 Ife dan Tesoriero, alternative pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community

Development”, hal. 331

Page 122: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

110

Hal ini sesuai dengan tekhnik yang diungkapkan oleh Isbandi

Rukminto mengenai Pemetaan partisipatoris (participatory

mapping). Teknik ini dapat digunakan untuk membantu

masyarakat untuk dapat mengidentifikasikan di area mana saja

di lingkungan mereka suatu masalah.

Pemetaan ini senidri sebenarnya bukan merupakan

pemetaan yang menggambarkan area secara tepat. Langkah-

langkah yang dilakukan sebagai berikut :

a. Membentuk kelompok diskusi antara 15- 30 0rang yang

mewakili berbagai RW.

b. Jelaskan tujuan dan aturan main pada partisipan

c. Fasilitator meminta salah seorang partisipan untuk

menggambarkan daerah mereka

Fasilitator meminta salah seorang partisipan untuk melengkapi

gambar daerah mereka

Setelah saling mendengarkan, mengungkapkan, dan

mengerucutkan realita permasalahan yang dialami dan tujuan

bersama dalam Sauyunan, pendidikan musyawarah pada tahap

assessment di lapangan menurut peneliti sudah sesuai dengan

tahap-tahap yang terdapat pada Pendidikan Musyawarah yaitu :

a. Saling mendengarkan (tahap pencarian data dan fakta

secara benar). Dimana dalam tahap ini semua subyek

pendidikan (pendamping dan kelompok dampingan) berusaha

Page 123: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

111

saling mendengarkan tentang apa, mengapa, dan bagaimana

seharusnya keluhan dan realitas (masalah) tersebut.

Pengalaman seperti ini agak susah karena kecenderungan

masyarakat kita yang mau jadi pendengar agak susah.

b. Saling menyatakan dan mengungkapkan (tahap

keterarahan). Kesediaan mendengar keluh kesah dan ungkapan

–ungkapan kekesalan mereka sangat membantu dalam tahap

ini, karena pernyataan-pernyataan dan ungkapan mendapat

respon yang positif. Pernyataan dan ungkapan tersebut sangat

berkenaan dengan realitas masalah yang dihadapi tentang apa,

mengapa, dan bagaimana seharusnya realitas masalah tersebut.

Sedangkan output yang diharapkan dari tahap ini telah adanya

pemahaman dan penyamaan bersama tentang realitas yang

dihadapi, begitu pula dari sini diharapkan rasa simpati tersebut

berkembang jadi rasa empati.

c. Analisa bersama (tahap berpikir bersama dan bersiasat

bersama). Dalam tahap ini realitas atau masalah yang

didengar, ungkapkan dan pahami bersama-sama, dicoba

dibahas dan dianalisa secara sederhana, untuk mencari

masalah utama atau akar masalah yang menyebabkan

terjainya realitas tersebut. Ada beberapa cara untuk analisa

masalah tersebut salah satunya

Page 124: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

112

d. dengan mencari sebab akibat terjadinya masalah atau

mencari benang merah jaringan-jaringan masalah tersebut,

baik secar kuantitatif maupun kualitatif.3

3. Perencanaan aksi komunitas tentang apa yang akan dilakukan

berdasarkan permasalahan yang terjadi

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh anggota

Sauyunan tersebut, kemudian anggota pendidikan musyawarah

melakukan perencanaan aksi social yang juga dirancang oleh

anggota musyawarah. Perencanaan aksi sosial yang akan

dilakukan. Perencanaan ini dilakukan oleh fasilitator yang

membagi anggota Sauyunan ke dalam beberapa kelompok

kecil yang terdiri dari anggota dengan permasalahan yang

sama untuk kemudian didiskusikan rencana apa yang akan

dilakukan untuk memcahkan permasalahan tersebut.

3 Yuni Suwarto dan John Erryson “Dasar-dasar Pendidikan Musyawarah” (Jakarta: Sekretariat Bina Desa) 1982. Hal. 25

Page 125: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

113

Gambar 6. Anggota Dikmus membentuk kelompok diskusi

terfokus

Sumber : Data Primer

Setelah melakukan pembentukan kelompok diskusi terfokus,

hasil diskusi masing-masing kelompok kemudian

dipresentasikan untuk membahas atau menyamakan

pemahaman antara anggota satu dengan yang lainnya.

Page 126: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

114

Gambar 7. Anggota kelompok diskusi terfokus sedang

mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompok lain

Sumber : Data Primer

Dari presentasi tersebut, kemudian muncul pendapat untuk merumuskan

aksi apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang

dihadapi.

Gambar 8. Foto Rencana Aksi Anggota Pendidikan Musyawarah

Sumber : Data Primer

Page 127: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

115

Tabel 1. Rencana Kegiatan Sauyunan tahun 2017 (Berdasarkan Gambar 8)

Kegiatan Waktu Tempat

Penanggung

jawab

Pendidikan

organisasi

Mei minggu

ke 3

Warga asih Julaiha

Diskusi

organisasi

1 x perbulan Mengunjungi

paguyuban

Kartini dan Bu

Imas

Pendidikan

keadilan

gender

Februari

minggu ke 4

Bojongkasih Julaiha

Kunjungan

tentang

peningkatan

produksi

Maret Neglasari Entin, Lina,

Lomrah, dan

Masitoh

Olah

pangan

Februari Setiap

paguyuban

Setiap paguyuban

Pendidikan

simpan

pinjam

Juli Telaga Sari Julaiha

Survei

pasar

April Romlah, Lina,

Ntin, Masitoh

Hasil dari setiap tahap, mulai dari hubungan antara Pak John (Fasilitator)

dengan Anggota Sauyunan (kelompok dampingan), saling mendengarkan,

saling mengungkapkan, saling memahami hingga perencanaan aksi yang

telah dilakukan oleh peserta pendidikan musyawarah, menurut peneliti

sudah sesuai dengan tahapan pendidikan musywarah Lembaga Bina Desa.

Page 128: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

116

Gambar 9. Diagram Venn Desa Gandasari

1. Dilihat dari tekhnik yang digunakan oleh Lembaga Bina

Desa dalam melakukan pendidikan musyawarah dengan

menggunakan diagram Venn, maka pendidikan musyawarah

Lembaga Bina Desa sudah sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Isbandi Rukminto yaitu, Diagram Venn

hubungan antar lembaga

Page 129: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

117

Tekhnik ini pada dasarnya mencoba menggambarkan

hubungan antar lembaga ataupun antar institusi dalam suatu

komunitas. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan

kedekatan dan jarak antara satu organisasi dengan organisasi

lainnya, baik pemerintah maupun non pemerintah yang terlibat

dalam berbagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam proses pembuatan diagram Venn ini, seperti pula

pada tekhnik yang lain, konfirmasi terhadap warga masyarakat

selalu dilakukan agar menumbuhkan rasa kebersamaan dan rasa

memiliki pada setiap warga yang hadir dalm pertemuan

tersebut.

Keempat tekhnik di atas merupakan sebagian dari tekhnik

yang dapat digunakan ketika melakukan asessment dengan

metode PRA.

Dalam kaitan dengan wawancara semi-terstruktur ataupun

wawancara tidak terstruktur yang dilakukan secara

perseorangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

tim perencana antara lain :

- Sebelum memulai wawancara tim fasilitator harus berusaha

menciptakan suasana relax sehingga partsispan dapat lebih

terbuka

- Memulai dengan salam dan menjelaskan tujuan pertemuan

Page 130: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

118

- Tim perencana partisipatoris memulai wawancara dengan

menanykan hal yang mudah terlebih dahulu

- Tim perencana partisipatoris harus berusaha mencipatakan

suasana informal 4

Berdasarkan temuan lapangan dan analisa pada tiap tahapnya, maka

pendidikan musyawarah bisa menjadi sebuah metode pemberdayaan masyarakat

dilihat dari sebagai berikut :

B. Pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga Bina Desa

Pendidkan Musyawarah yang dilakukan oleh Bina Desa menggunakan

strategi pemberdayaan Aras Makro. Aras makro sendiri sendiri seperti

yang paparkan oleh Edi Suharto merupakan pendekatan yang disebut juga

system besar (large sysytem), karena sasaran perubahan diarahkan pada

sistem lingkungannya yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan

sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.

Adapun strategi-strategi yang dilaksanakan oleh lembaga Bina Desa dalam

memberdayakan masyarakat melalui pendidikan musyawarah di Desa

Gandasari adalah sebagai berikut:

a. Strategi Pemberdayaan masyarakat melalui perumusan

kebijakan

4 Isbandi Rukminto Adi “ perencanaan partisipatoris berbasis aset komunitas” (FE Universitas Indonesia, 2003). Hal. 95

Page 131: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

119

Melalui pendidikan musywarah ini Pak John selaku

fasilitator melakukan assesment melalui pertanyaan kepada

anggota pendidikan musyawarah tentang permasalahan yang

dialami oleh anggota paguyuban dengan memberikan setiap

paguyuban waktu untuk berdiskusi.

Gambar 9. Anggota Dikmus yang membentuk

kelompok diskusi terfokus.

Smber : Data Primer

Dari hasil diskusi ini setiap paguyuban akan

mempresentasikan hasil temuannya. Permasalahan ini

merupakan yang dihadapi dalam rencana tindak lanjut yang

dirancang oleh masing-masing paguyuban.

Dari hasil presentasi tersebut permasalahan akan

ditindak lanjut atau dipecahkan secara bersama-sama dimulai

Page 132: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

120

dari hal paling kritis oleh anggota pendidikan musyawarah.

Secara garis besar permasalahan tersebut yaitu, Olah pangan,

Fungsi dan peran organisasi, Pemasaran produk, Advokasi air,

dan Sumber Daya Manusia (dalam hal ini perempuan)

Dengan garis besar permasalahan yang dialami

paguyuban ketika berada disauyunan tersebut maka setiap

anggota akan menjadi bagian dari organisasi menurut tugas

dan perannya masing-masing melalui sistem pengorganisasian

masyarakat.

Tugas dan peran dari anggota paguyuban di Sauyunan

sesuai dengan keinginan anggota dan kemampuannya dalam

melakukan peranannya tanpa ditunjuk oleh siapapun.

b. Strategi pemberdayaan melalui pengorganisasian masyarakat

Fasilitator Lembaga Bina Desa yaitu Pak John Pluto

Sinalungga rutin melakukan pertemuan kelompok yang

bertujuan untuk mengorganisasikan masyarakat dan

merefleksikan kegiatan selama 3 bulan yang dilaksanakan oleh

anggota paguyuban. Kegiatan ini diikuti oleh 8 paguyuban dari

8 Desa yaitu, Gandasari, Sukasari, Warga Asih, Warga Sari,

Bojong Kasih, Telaga Sari, Neglasari, dan Sukaraharja. Warga

Gandasari yang tergabung dalam paguyuban Tunas Karya rutin

mengikuti kegiatan pertemuan kelompok. Dalam kegiatan

Page 133: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

121

refleksi ini biasanya akan membahas dan berdiskusi tentang

permasalahan atau hambatan dan perkembangan yang dialami

setiap paguyuban maupun anggotanya. Selain membahas

tentang hal-hal yang dialami paguyuban, kegiatan ini juga

untuk mengukur sejauh mana harapan sauyunan (organisasi

yang tergabung dari 8 paguyuban) sudah berhasil dicapai. (foto

harapan sauyunan terlampir). Kegiatan rutin ini juga mampu

menambah pengetahuan baru dan kesadaran bagi anggota

paguyuban, hal ini bisa diamati dari hasil wawancara dengan

anggota pendidikan musyawarah yang bernama Kartini.

P = Peneliti

N = Narasumber (Bu Kartini)

Wawancara ini sudah diterjemahkan ke dalam B. Indonesia dari B. Sunda

P = “Nek kunaon atuh tos 70 taun masih keneh daek miluan

musyawarah, komo pan lemburna nenek tebih pisan kadieu

teh (Desa Gandasari)?

“Nek kenapa diusia ibu yang sudah 70 tahun masih mau

mengikuti kegiatan pendidikan musyawarah ini, apalagi ibu

kan dari Desa ke sininya (Desa Gandasari) sangat jauh?”

N = “Nteu jauh atuh sakieumah, apanan teh seueur baturna ti ditu

teh (Wargasari), ari ramemah geuningan teu karasa tos

nyampe we, kan tidieu oge ngke gentian ka lembur nenek di

Wargasari. Tadina mah kan ngan saukur ngiring nu kieu

Page 134: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

122

teh, bingung naon nya ieu teh, apanan da nenekmah

nyahona ukur bertani alami we, terus ku seringna ngiringan

mereunnya ku batur teh ditunjuk we jadi koordinator di

sauyunan da mereunan si nenek sakedikmah apal lah ieu teh

organisasi ku apanan kamari keur di Jakarta nenek sareng

teh Eti ka Jakarta papendak sareung maneh jeung

rerencangan maneh. Tah eta teh pan dipiwarang ku Bina

Desa da tos dianggep paham organisasi, anu tadina teu

ngarti nanaon di organisasi karek nyaho organisasi teh

sauyunan, atuh da kumahanya tos kolot sakola oge henteu

atuh da…

“gak jauh ah, kan ada temennya banyak dari sana, kalau rame-

rame mah gak berasa, nanti juga gantian yang dari sini ke Desa

nenek. Ikut kegiatan ini awalnya bingung, ini apa sih, tapi kan

prosesnya nenek ikuti (bertani alami), terus lama-lama paham

sampai ditunjuk jadi koordinator sauyunan karena sudah paham

kegiatan organisasi….”

Berdasarkan wawancara tersebut, adanya indikasi bahwa

semakin sering berpartisipasi dalam pendidikan musyawarah

mampu memberikan pemahaman dan kesadaran berorganisasi serta

pengetahuan baru terhadap anggota sauyunan ataupun paguyuban

seperti bagaimana peran mereka dalam berorganisasi dan bertani

alami yang baik sehingga mampu menambah anggota baru

paguyuban dan bertani alami.

c. Strategi pemberdayaan melalui perencanaan sosial dan aksi

sosial

Page 135: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

123

Setelah anggota paguyuban memilih peranannya dalam sauyunan

kemudian anggota sauyunan akan melakukan perencanaan sosial

untuk mencapai harapan mereka saat identifikasi masalah

1. Tekhnik yang digunakan dalam merumuskan masalah

tekhnik pengidentifikasian aset kebutuhan dan komunitas

menggunakan teknik matriks prioritas masalah.

Pak John mengajak anggota dikmus untuk terlibat aktif

dalam proses pengidentifikasian kebutuhan dan aset yang ada pada

enggota dikmus. Dalam memebuat matriks ini, pak John

menggunakan diskusi kelompok untuk menggali berbagai

pandangan yang ada pada angggota dikmus melalui tahap, antara

lain :

a. membentuk kelompok diskusi yang berjumlah 30 orang

terdiri dari anggota PKK yaitu ibu Imas dari desa

Gandasari, ibu Julaiha dari desa Neglasari selaku

kelompok GAPOKTAN sekaligus bendahara

paguyuban Neglasari. Ibu Eti dari fasilitator desa

Gandasari dan fasilitator masing-masing paguyuban

yang berjumlah 8 paguyuban

b. pak John menjelaskan aturan main dalam

bermusyawarah termasuk tujuan pertemuan yang

berfokus pada refleksi rencana tidak lanjut sebelumnya.

Pak Jhon memberikan gambaran tentang permasalahan

Page 136: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

124

yang dialami oleh anggota dikmus dengan

mencontohkan si kancil yang menyebrang disungai

dengan menggunakan rakit

c. pak Jhon memberikan selembar kertas dan mengajukan

pertanyaan “menurut ibu-ibu apa yang paling dirasakan

oleh ibu-ibu dari bulan November sampai saat ini (19

Januari 2017)?”

pak Jhon mengerucutkan permasalahan yang benar-

benar penting dan dirasakan oleh anggota dikmus yang

harus secepatnya ditangani

d. masing-masing peserta kemudian menjawab pertanyaan

yang diajukan pada selembar kertas yang sudah

disediakan. Jawaban yang ditulis oleh anggota dikmus

kemudian dikumpulkan dan diberi nomor.

Gambar 10. Harapan anggota sauyunan

Sumber : Data Primer

Page 137: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

125

e. anggota dikmus mendiskusikan permasalahan yang

terjadi dengan dipandu oleh fasilitator untuk membantu

jawaban apabila ada anggota musyawarah yang merasa

kurang jelas.

f. Setiap permasalahan yang dialami akan ditandai dengan

tanda (*), semakin banyak tanda * nya maka dianggap

sebagai permasalah prioritas yang harus ditangani

secepatnya.

g. Setelah anggota dikmus berdiskusi maka pak John

meminta anggota dikmus melihat kembali ke

permasalahan pemasaran dan pengolahan pangan

sebagai permasalahan paling penting dengan

mengajukan pertanyaan “kira-kira apakah ini sudah

menjadi permasalahan paling penting yang terjadi di

Sauyunan atau Paguyuban menurut ibu-ibu ?”

Dari tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat bahwa

tekhnik yang digunakan adalah tekhnik Prioritas masalah

yang merupakan bagian dari tekhnik PRA. Tekhnik ini pada

intinya ingin mengajak komunitas sasaran untuk terlibat

aktif dalam proses pengidentifikasaian kebutuhan dan aset

yang ada pada komunitas mereka.

Dari hasil pengamatan peneliti selama mengikuti

kegiatan musyawarah di Desa Gandasari, dengan adanya

Page 138: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

126

sistem pengorganisasian dalam paguyuban tentunya bisa

meningkatkan kesadaran pentingnya suatu organisasi

sebagai kekuatan untuk mencapai kesejahteraan secara

ekonomi maupun kedaulatan pangan.

Gambar 11. kelompok anggota yang

membahas masalah peran anggota dalam

organisasi. Kelompok Diskusi Terfokus

Dibentuk oleh Fasilitator Bina Desa (Pak John)

Untuk mengidentifikasi permasalahan masing-

masing anggota FGD.

Sumber Data Primer :

. Dari hasil diskusi ini setiap paguyuban akan

mempresentasikan hasil temuannya. Permasalahan ini

Page 139: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

127

merupakan yang dihadapi dalam rencana tindak lanjut yang

dirancang oleh masing-masing paguyuban.

Dari hasil presentasi tersebut permasalahan akan

ditindak lanjut atau dipecahkan secara bersama-sama dimulai

dari hal paling kritis oleh anggota pendidikan musyawarah.

Secara garis besar permasalahan tersebut yaitu, Olah pangan,

Fungsi dan peran organisasi, Pemasaran produk, Advokasi air,

dan Sumber Daya Manusia (dalam hal ini perempuan)

Dengan garis besar permasalahan yang dialami

paguyuban ketika berada disauyunan tersebut maka setiap

anggota akan menjadi bagian dari organisasi menurut tugas

dan perannya masing-masing melalui sistem pengorganisasian

masyarakat.

.

Gambar 12. RTL gandasari Di Bulan November

Sumber: Data Primer

Page 140: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

128

Berdasarkan observasi dan dokumentasi kegiatan

musyawarah tersebut. Lembaga Bina Desa dan anggota sauyunan

melakukan tahap perencanaan dengan cara membuat kesepakatan

bersama dalam musyawarah untuk satu tahun kedepan. Tahapan

yang dilakukan Lembaga Bina Desa sudah sesuai dengan yang

dijelaskan oleh Isbandi Rukminto bahwa tahapan perencanaan

program dapat dituangkan melaui gagasan.5 Maka teori tersebut

sesuai dengan apa yang dilakukan Lembaga Bina Desa dalam

kegiatan musyawarah tempat untuk menuangkan gagasan,

diskusi, dan sebagainya.

Berdasarkan temuan metode yang digunakan Bina Desa

dalam musyawarah, maka penliti menyimpulkan bahwa metode-

metode diatas sudah sesuai dengan tahapan-tahapan pendidikan

msuyawarah Bina Desa, tahapan-tahapan tersebut meliputi :

1. Mengenal subyek penelitian, yang dimaksud

dalam tahap ini adalah persahabatan, karena

salah satu prinsip pndidikan musyawarah

adalah pertemanan atau persahabatan dengan

kuatnya rasa persahabatan dan pertemanan

anttara subyek 1 (pendampingn) dengan

subyek 2 (warga dampingan) dan anggota

5 Adi, Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003

Page 141: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

129

kelompok dampingan sendiri, akan

memperlancar proses pendidikan.

2. Saling mendengarkan (tahap pencarian data

dan fakta secara benar). Dimana dalam tahp

ini semua subyek pendidikan (pendampin

dan keompok dampingan) berusaha saling

mendengarkan tentang apa, mengapa, dan

bagaimana seharusnya keluhan dan realitas

(masalah) tersebut. Pengalaman seperti ini

agak susah karena kecenderungan

masyarakat kita yang mau jadi pendengar

agak susah.

3. Saling menyatakan dan mengungkapkan

(tahap keterarahan). Kesediaan mendengar

keluh kesah dan ungkapan –ungkapan

kekesalan mereka sangat membantu dalam

tahap ini, karena pernyataan-pernyataan dan

ungkapan mendapat respon yang positif.

Pernyataan dan ungkapan tersebut sangat

berkenaan dengan realitas masalah yang

dihadapi tentang apa, mengapa, dan

bagaimana seharusnya realitas masalah

tersebut.

Page 142: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

130

4. Analisa bersama (tahap berpikir bersama

dan bersiasat bersama). Dalam tahap ini

realitas atau masalah yang didengar,

ungkapkan dan pahami bersama-sama,

dicoba dibahas dan dianalisa secara

sederhana, untuk mencari masalah utama

atau akar masalah yang menyebabkan

terjainya realitas tersebut. Ada beberapa cara

untuk analisa masalah tersebut salah satunya

dengan mencari sebab akibat terjadinya

masalah atau mencari benang merah

jaringan-jaringan masalah tersebut, baik

secar kuantitatif maupun kualitatif.

5. Rancangan aksi bersama (tahap berencana

bersama) setelah menemukan masalah

bersama atau masalah yang paling

menyebabkan terjadinya realitas tersebut,

maka mereka mencoba menentukan

alternative pemecahan atau usaha-usaha

yang dapat menjawab masalah utama

tersebut.

Page 143: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

131

C. Tahap pemberdayaan Masyarakat

1. Tahap Persiapan (Engagment)

Engagment adalah proses yang dilakukan dalam tahap

pemberdayaan yang berbentuk beberapa tahap persiapan yaitu,

tahap persiapan petugas dan tahap persiapan lapangan.

Pada tahap persiapan petugas ini Lembaga Bina Desa

melakukan Participatory Rural Appraisal dengan

memperkenalkan diri terhadap masyarakat Desa Gandasari yang

dilakukan Oleh Bu Diah selaku Koordinator Lapangan, PRA ini

merupakan bagian dimana masyarakat didampingi untuk turut

serta memetakan masalah, memahami potensi diri, dan

memahami kondisi Desa mereka.

N = “Untuk di Cianjur ini lebih kepada refleksi, tapi

metodologinya menggunakan musyawarah, dimana

musyawarah ini sendiri memiliki nilai-nilai demokrasi seperti

kesetaraan status, artinya tidak ada yang dominan, nilai-nilai

kebersamaannya, karena musyawarah itu sendiri adalah

gerakan demokrasi untu membebaskan pola pikir sehingga

mereka betul-betul memahami kondisi Desa mereka, mungkin

untuk PRAnya sendiri hanya sebatas pengenalan diri,

pemetaan masalah, dan potensi, jadi karena kamu fokusnya ke

musyawarah jadi ya ke musyawarahnya saja”.

Berdasarkan wawancara di kantor lembaga Bina Desa,

peneliti kemudian menyesuaikannya ketika melakukan observasi

langsung dilapangan. Dari hasil pengamatan dilapangan juga

peneliti menemukan bahwa PRA merupakan metodologi yang

prinsip-prinsipnya digunakan dalam mengenalkan diri ke dalam

masyarakat.

Page 144: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

132

2. Tahap assessment

Assesment adalah tahap pengkajian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran

sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt

needs) dan juga apa sumber yang mereka miliki. Dalam tahap

ini peneliti menemukan bahwa peran fasilitator dengan memberi

kewenangan dengan bertanya kepada peserta musyawarah untuk

berargumentasi tentang kendala yang mereka alami dalam

mencapai tujuan. Masing-masing anggota msuyawarah

mengemukakan permasalahan yang mereka alami untuk

mencapai tujuan dalam paguyuban maupun sauyunan dalam

sebuah kertas, kemudian akan dibacakan satu persatu pendapat

masing-masing anggota oleh Bu Imas selaku fasilitator

Sauyunan, kemudian diambil kesimpulan berdasarkan apa yang

mereka (anggota musyawarah) umumnya rasakan bersama-sama

yang kemudian menganlisanya menjadi permasalahan bersama.

Berikut permasalahan yang dihadapi anggota paguyuban

ataupun sauyunan :

a. Belum mengetahui apa saja fungsi dan tujuan dari

organisasi

b. Belum mampu mengidentifkasi permasalahan yang terdapat

di organisasi (sauyunan / paguyuban)

Page 145: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

133

c. Permasalahan pada kualitas dan kuantitas produksi olahan

pangan

d. Belum mengetahui data produksi dan harga pasar

e. Persoalan budaya patrialis pada perempuan

f. Ketergantungan modal pada tengkulak

Kegiatan assessment yang dilakukan oleh fasilitator bersama dengan

masyarakat dilakukan setiap kali pertemuan musyawarah, hal ini untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh peserta musyawarah dalam

mencapai tujuan mereka, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi dan refleksi

bagi pserta musyawarah dalam melakukan peranannya di Paguyuban atau

Sauyunan.

Berdasarkan paparan presentasi diatas, peneliti menemukan bahwa

Bina Desa telah berhasil dalam membangun kesadaran kritis pada anggota

musyawarah sehingga anggota pendidikan musyawarah mampu

mengidentifikasi permasalahan yang mereka hadapi bersama-sama.

Pengidentifikasian masalah yang dilakukan oleh masyarakat mnurut peneliti

sudah sesuai dengan apa yang ditulis oleh Robert Chambers ataupun Isbandi

Rukminto. Tahap identufikasi masalah dapat dilakukan oleh orang atau

kelompok yang mampu mengetahui keadaan lingkungannya dan sadar akan

kebutuhan didalam lingkungan tersebut.

Page 146: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

134

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program

Penyusunan alternatif program yang tepat, dengan

mempertimbangkan sumber daya yang ada, dapat dipikirkan sebagai solusi

dari masalah yang dihadapi. Dalam proses ini petugas bertindak sebagai

fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan program

dan kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan pada saat itu.

N = “kegiatan pendidikan musyawarah ini tentunya bertujuan

untuk membebaskan pikiran masyarakat dengan

memanusiakan manusia melalui kesetaraan, karena justru

yang dikhawatirkan adalah mereka yang diam tidak mau

bicara ketika musywarah, nah dengan partisipasi seluruh

anggota musyawarah maka mufakat yang dicapai tentang

permasalahan yang dialami, potensi apa yang mereka

miliki, dan apa yang harus mereka lakukan menjadi

tanggung jawab bersama, karena sejatinya musyawarah

itu tidak “untuk” mufakat, karena ketika ada kata „untuk

mufakat‟, maka itu akan jadi paksaan sehingga sejatiny

musyawarah itu keputusannya harus sesuai keinginan dan

apa yang dirasakan semuanya, diharapkan dengan

semuanya berpartisipasi, maka kegiatan yang

dilakukanpun akan jadi tanggung jawab bersama dalam

mencapai harapan masing-masing anggota”

Hasil dari wawancara dengan Bu Diah tersebut kemudian peneliti

sesuaikan dengan fakta dilapangan, dimana setiap anggota musyawarah

sudah memahami apa yang menjadi permasalahan mereka, akan tetapi untuk

menganggap permasalahan yang terjadi membutuhkan pendampingan, hal

ini pula yang dilakukan oleh Pak John selaku fasilitator dengan membangun

kesadaran kritis anggota musyawarah yang sebelumnya belum mampu

mengidentifikasi masalah menjadi paham bahwa saat ini justru masalah itu

ada tanpa mereka sadari bahwa itu sebenarnya sebuah masalah bersama tapi

Page 147: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

135

karena sudah terbiasa sehingga mereka menganggap itu bukanlah suatu

masalah. Metode yang digunakan dalam membentuk kesadaran kritis dan

partisipasi seluruh anggota, Pak John menggunakan kertas karton yang

dibagikan kepada seluruh anggota penndidikan musyawarah, kemudian

memberi arahan untuk menulis harapan yang mereka rencanakan

sebelumnya serta hambatan yang terjadi dalam mencapai harapan tersebut.

Dengan partisipasi seluruh anggota, maka hambatan yang muncul ternyata

sama-sama dialami oleh anggota, dari sanalah terbangun bahwa hambatan

itulah yang merupakan masalah bersama yang harus segera dicari solusinya

melalui diskusi yang didampingi oleh fasilitator dari sauyunan dan Lembaga

Bina Desa.

Gambar 13. Fasilitator Sauyunan sedang memfasilitasi pendidikan

musyawarah. Sumber: Data Primer

Dari kegiatan tersebut menurut peneliti, metode ini sudah

sesuai dengan yang dikatakan Isbandi Rukminto dalam tahap

perencanaan alternatif program yang menyatakan bahwa dalam

proses ini petugas bertindak sebagai fasilitator yang membantu

Page 148: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

136

masyarakat berdiskusi dan memikirkan program dan kegiatan apa

saja yang tepat dilaksanakan pada saat itu.6

4. Tahap Formulasi Rencana Aksi

Yakni tahap menuangkan gagasan yang dirumuskan dalam

tahap perencanaan alternative ke dalam pernyataan (proposal)

secara tertulis.

Dalam analisa tahap ini peneliti tidak melakukan

wawancara karena perencanaan program sudah terjadi sebelum

pendidikan musyawarah ini, sehingga musyawarah yang peneliti

ikuti adalah bentuk refleksi dari kegiatan rencana musyawarah

sebelumnya. Adapun untuk pengambilan data yang dilakukan

yaitu melalui observasi dan dokumentasi berupa foto tentang

program pasca kegiatan musyawarah refleksi.

Gambar 14. RTL gandasari Di Bulan November

Sumber: Data Primer

6 Adi, Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003

Page 149: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

137

Berdasarkan observasi dan dokumentasi kegiatan

musyawarah tersebut. Lembaga Bina Desa dan anggota sauyunan

melakukan tahap perencanaan dengan cara membuat kesepakatan

bersama dalam musyawarah untuk satu tahun kedepan. Tahapan

yang dilakukan Lembaga Bina Desa sudah sesuai dengan yang

dijelaskan oleh Isbandi Rukminto bahwa tahapan perencanaan

program dapat dituangkan melaui gagasan.7 Maka teori tersebut

sesuai dengan apa yang dilakukan Lembaga Bina Desa dalam

kegiatan musyawarah tempat untuk menuangkan gagasan,

diskusi, dan sebagainya.

5. Tahap pelaksanaan program

Tahap pelaksanaan program merupakan tahap paling

krusial dalam proses pengembangan masyarakat, keberhasilan

dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang baik antara change

agent dengan warga masyarakat serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaan program ini hambatan utama yang

dialami anggota sauyunan adalah sebagai berikut:

a. komunikasi antar anggota sauyunan karena terbatasnya alat

komunikasi serta jarak rumah anggota sauyunan yang

berjauhan.

b. Masih ada yang belum mendapatkan izin dari suami untuk

mengikuti kegiatan musyawarah

7 Adi, Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003

Page 150: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

138

c. Memiliki anak kecil sehingga waktunya tidak leluasa untuk

mengikuti kegiatan musyawarah

Permasalahan tersebut dirasakan oleh sebagian besar

anggota sauyunan yang dipresentasikan oleh anggota

musyawarah. Namun hambatan tersebut bisa diatasi melalui

musyawarah antar anggota dan pendamping sehingga program-

program yang menjadi Rencana Tindak Lanjut bisa terus

diupayakan demi tercapainya harapan bersama. Sesuai yang

dikatakan oleh Edi Suharto bahwa pendamping masyarakat harus

mempunyai fungsi pendamping salah satunya ialah fungsi

pendukungan (supporting), fungsi ini melakukan tugas dengan

cara melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok,

menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, dan mencari serta

mengatur sumber dana.8

6. Tahap Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan proses proses pengumpulan

informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama proses

implementasi atau penerapan program dengan cara memantau

program yang berjalan. Sedangkan Evaluasi adalah proses

pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang

sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga. Kegiatan monitoring dan

8 Isbandi Rukminto, “Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial”.

(Jakarta, Fakultas Ekonomi UI, 2002), hal. 28

Page 151: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

139

Evaluasi dapat diketahui sesuai dengan pernyataan Pak John

sebagai berikut:

N = “nah yang kita lakukan besok di Gandasari itulah refleksi

dari kegiatan yang kita rencanakan November kemarin, itu

kan fungsinya untuk mengevaluasi RTL, itu loh yang seperti

dirimu praktikum kemarin hasilnya itu kan RTL, nah dari

Rencana Tindak Lanjut anggota paguyuban itu kita akan

melihat ke belakang sejauh mana RTL itu berjalan dan

hambatan apa yang dialami oleh anggota 8 sauyunan... eh

paguyuban itu biasanya diawal tahun pasti ada kegiatan

semacam ini”

Berdasarkan pernyataan diatas, menurut peneliti Lembaga

Bina Desa sudah melakukan tahapan monitoring dan evaluasi.

Sedangkan untuk kegiatan musyawarah sendiri peneliti juga

melihat bahwa fasilitator selalu melakukan evaluasi dan

monitoring pasca musyawarah untuk mencari kesimpulan atau

permasalahan yang dialami oleh anggota sauyunan ataupun

paguyuban secara garis besar, dan kekurangan apa yang belum

dilakukan oleh fasilitator. Dari kegiatan dan pernyataan tersebut

maka Lembaga Bina Desa sudah sesuai dengan fungsi evaluasi

yaitu sebagai perbandingan dari actual project dengan

perencanaan strategi yang telah disepakati.9

9 Ikosnomos, “panduan perencanaan, monitoring, evaluasi” . diakses pada 2 Februari

2017 http://monitorinevaluation.wordpress.com/2011/09/30/panduan-perencanaan-monitoring-

dan-evaluasi/.

Page 152: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

140

7. Tahap Terminasi

Tahap terminasi yakni tahap “pemutusan” atau

pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila

masyarakat atau komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”.

N = “untuk terminasi itu setelah semua harapan anggota

tercapai, jadi kita diharapkan secepatnya kearah sana,

kegiatan kita sekarang hanya membuat RTL kemudian kita

refleksi begitu terus sampai harapannya benar-benar

terwujud, tapi untuk melihat sampai ke arah yang berhasil

kamu bisa lihat hasilnya itu ada di Padang, disana kalau

kamu penelitian, datanya sudah lengkap dan masyarakat

binaannya sudah punya koperasi sendiri untuk pertanian

alami mereka, tapi masih tetap kita pantau dan belum

putus untuk didampingi”

Berdasarkan pernyataan dengan Mas Affan selaku

pelaksana program Bina Desa, kegiatan pendidikan musyawarah

di Cianjur belum dilakukan karena tujuan dari program belum

tercapai sepenuhnya. Adapun terminasi yang dilakukan didaerah

lain sudah pernah dilakukan karena pembinaan salah satu

program dari pendidikan musyawarah sudah berhasil mencapai

harapan, akan tetapi terminasi yang terjadi bukanlah pemutusan

hubungan secara total, terminasi yang terjadi yaitu lebih kepada

pendampingan berjejaring. Pendampingan ini dilakukan dengan

memonitoring melalui informasi dari setiap kader-kader yang

telah dibentuk sebelumnya.

Mengacu dengan apa yang terjadi pada warga binaan Bina

Desa di Cianjur, peneliti menyimpulkan Bina Desa belum

Page 153: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

141

melakukan terminasi karna anggota sauyunan yang didampingi

belumlah mandiri sepenuhnya.

D. Indikator Keberdayaan Dalam Pendidikan Musyawarah

Pemberdayaan mencakup 3 indikator yang meliputi

kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi

partisipatif. Hasil temuan peneliti mengenai indikator keberdayaan

dalam pendidikan musyawarah di Desa Gandasari sebagai berikut:

1. Indikator Kompetensi Kerakyatan

Indikator kompetensi kerakyatan dipengaruhi oleh

pemberdayaan yang berbasis sosial ekonomi kerakyatan yang

kemudian difokuskan pada upaya menciptakan akses informasi,

pengetahuan, dan keterampilan, akses untuk berpartisipasi dalam

organisasi sosial dan akses kepada sumber-sumber keuangan.10

“yang diharapakan dari pendidikan kritis itu kan

kepercayaan diri, ketika kepercayaan diri itu muncul maka

peserta musywarah bisa bebas untuk menyampaikan

pendapatnya, justru kita khawatir ketika ada anggota yang

hanya diam dari awal musyawarah sampai bubar, kita takut

justru pendidikan kritis kita tidak berhasil untuk

membangun kesadaran kritis”

Menurut Pak Miftah, partisipasi dari anggota musyawarah

khususnya anggota paguyuban adalah yang paling penting dari

tercapainya musyawarah yang sesuai dengan kebutuhan bersama,

10

Miftakhu Yakin, Azfandi “Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di

Kabupateen Brambang “JurnalnIlmu sosial Ilmu Politik”. Program magister Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya, Vol. 4 No. 2 (April 2016). Hal. 367

Page 154: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

142

anggota musyawarah merupakan pelaku dalam setiap kegiatan

yang dirancang pada setiap musyawarah.

“…ada perubahan dalam tabungan, sebelum sebelumnya

mah teteh kalau habis panen kan bayar sama yang teth hutangin

pupuk kimia, jadi tabungan setelah panen waktu pupuk kimia

paling sisa Rp. 300.000,- sekarang mulai ada peningkatan,

kemarin jadi 400.000, terus yang sekarang 600.000, bertahap aja

gitu…”

Dari hasil wawancara dengan teh Entin dari Desa

Gandasari, pendidikan musyawarah yang didalamnya

menghasilkan aksi seperti pelatihan dan pendidikan bertani alami,

dampaknya mamapu memberikan perubahan keberdayaan dalam

kemandirian dan peningkatan ekonomi secara berangsur.

2. Indikator Sosiopolitik

Pemberdayaan sosiopolitik dikhususkan pada upaya

menciptakan akses bagi setiap rumah tangga ke dalam proses

pengambilan keputusan publik yang mempengaruhi masa

depannya.

N = “....masih atuh itu 2 petak punya teteh alami semua, punya

suami 3 petak masih yang konvensional, kan punya suami

tetehmah sawahnya di bawah jadi biar gak terlalu sedikit

gitu dapetnya teh, biarpun sudah jarang aktif akhir-akhir ini

masih tetep lah dijalanin yang didapet dari Bina Desamah,

kan lumayan buat bantu-bantu suami ikut Bina Desa teh

ilmunya banyak”

Berdasarkan wawancara dengan Bu Susi anggota

Paguyuban Tunas Jaya, Desa Gandasari yang saat diwawancarai

sedang vakum dari kegiatan organisasi terhitung sejak September,

mengatakan bahwa dengan mengikuti kegiatan – kegiatan

Page 155: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

143

musyawarah yang didampingi oleh Lembaga Bina Desa dirinya

mendapatkan ilmu-ilmu baru yang bukan hanya pertanian alami.

3. Kompetensi Partisipatif

Pendekatan pembangunan dilakukan melalui pembangunan

dengan sisitem partisipatif. Artinya, hasil pembangunan bukan

sekedar given dan charity, tapi lebih menggunakan pemberdayaan

masyarakat. Masyarakat diperlakukan sebagai subyek/pelaku

pembangunan yang berperan aktif dalam upaya menentukan bentuk

program yang akan dilangsungkan. Atau dengan kata lain

pembangunan partisipatif adalah (1) pembangunan yang

meposisikan masyarakat sebagai subyek atas program

pembangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka

sendiri. (2) pelibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, monitoring, evaluasi; dan (3) pengerahan massa

diperlukan jika program yang berjalan berupa padat karya.

N = “kegiatan pendidikan musyawarah ini tentunya bertujuan

untuk membebaskan pikiran masyarakat dengan

memanusiakan manusia melalui kesetaraan, karena justru

yang dikhawatirkan adalah mereka yang diam tidak mau

bicara ketika musywarah, nah dengan partisipasi seluruh

anggota musyawarah maka mufakat yang dicapai tentang

permasalahan yang dialami, potensi apa yang mereka miliki,

dan apa yang harus mereka lakukan menjadi tanggung jawab

bersama, karena sejatinya musyawarah itu tidak “untuk”

mufakat, karena ketika ada kata „untuk mufakat‟, maka itu

akan jadi paksaan sehingga sejatinya musyawarah itu

keputusannya harus sesuai keinginan dan apa yang

dirasakan semuanya, diharapkan dengan semuanya

berpartisipasi, maka kegiatan yang dilakukanpun akan jadi

tanggung jawab bersama dalam mencapai harapan masing-

masing anggota”

Page 156: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

144

Menurut Bu Diah kegiatan musyawarah bukanlah sebuah

kepentingan salah satu pihak saja, akan tetapi musyawarah harus

lah sesuai dengan kebutuhan dan harapan bersama, artinya tidak

ada pihak yang dominan atas segala hasil diskusi.

E. Partisipasi Anggota Dalam Pembangunan

N = “kegiatan semacam ini akan terus kita lakukan, untuk

melihat sejauh mana perencanaan yang sudah kita susun

di bulan November kemarin, kemudian itulah yang akan

anggotta refleksikan, dan setelah kegiatan inipun,

mereka akan membuat rencana pendidikan pasca

musyawarah ini”.

Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dalam kegiatan

yang berlangsung, peneliti melihat bahwa proses pendidikan

musyawarah akan terus dilakukan untuk mencapai Harapan

bersama dengan partisipasi anggota paguyuban berdasarkan peran

yang mereka ambil dalam berorganisasi atau bersauyunan.

Evaluasi, Monitoring, dan Refleksi kegiatan akan terus dilakukan,

dengan begitu partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan yang

dicanangkan akan terus bertambah kuat dan mampu

memberdayakan diri sendiri secara ekonomi ataupun non-ekonomi.

Kegiatan pendidikan musyawarah menurut peneliti sesuai

dengan yang disampaikan oleh Totok Mardikanto dan Purwoko

Soebianto bahwa, Penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan,

yang tidak saja berupa penyampaian informasi tentang adanya

kesempatan yang diberikan masyarakat, melainkan juga dibarengi

Page 157: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

145

dengan dorongan dan harapan-harapan agar masyarakat mau

berpartisipasi, serta upaya yang terus menerus untuk meningkatkan

kemampuannya berpartisipasi.11

F. Indikator-indikator Partisipasi Dalam Pemberdayaan

Masyarakat

Menurut Ife dan Tesoriero indikator bisa dilihat dari

beberapa perubahan, yaitu ; perubahan dalam kapasitas

organisasi, komunitas dan individu; perubahan dalam sikap

dan perilaku; perubahan dalam akses sumber daya; perubahan

dalam keseimbangan kekuasaan; perubahan dalam persepsi

pemangku kepentingan. Melalui observasi dalam musyawarah

secara langsung peneliti dapat menganalisa indikator-indikator

partisipasi anggota musyawarah dalam proses pemberdayaan

masyarakat.

a. Perubahan dalam kapasitas organisasi, komunitas, dan

individu dapat dilihat dari jumlah anggota baru paguyuban

Tunas Jaya dan paguyuban yang bertambah dan secara

langsung bergabung juga kedalam anggota sauyunan. Hal

ini merupakan indikasi bahwa pendidikan musyawarah

mampu membuat perubahan dalam kapasitas organisasi,

komunitas, dan individu.

11

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Perspektif Kebijakan Publik, hal 87

Page 158: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

146

b. Perubahan dalam sikap dan perilaku dapat dilihat dari

anggota paguyuban yang bernama Bu Lina dari

Paguyuban Hegar Kahuripan Desa Wargasari.

N = “iya kemarin kan lihat si Nenek bertani alami, terus

akhirnya ikutan pertama bikin nutrisi, terus ada

hasilnya, dan sekarang ikut musyawarah ternyata

banyak yang dibahas bukan Cuma bertani alami,

tapi dulumah gak berani kayak tadi presentasi

karena mungkin masih baru kenal sama belum

paham apapun”

Berdasarkan wawancara tersebut, menurut peneliti

frekuensi semakin seringnya mengikuti kegiatan

musyawarah membuat anggota semakin paham tujuan

berorganisasi, selain Bu Lina, ada juga Bu Imas dari

Bojong Kasih yang sudah mulai bisa menjadi co-

fasilitator, padahal sebelum bergabung, Bu Imas sama

dengan Bu Lina yang kurang percaya diri untuk

menyampaikan pendapat.

Page 159: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

147

Gambar 15. Bu Imas Sudah berani untuk memasilitasi

Sauyunan seiring semakin seringnya mengikuti kegiatan

pendidikan musyawarah

Sumber: Data Primer

c. Perubahan dalam sumber daya dapat dilihat dari

keterlibatan anggota musyawarah dalam membuat

keputusan dan menyampaikan pendapat yang hampir

keseluruhan paham tentang pertanian alami yang

merupakan fokus utama kegiatan tersebut.

d. Perubahan dalam keseimbangan kekuasaan dapat dilihat

dari setiap anggota musyawarah yang memiliki hak

terhadap proses dan hasil musyawarah

e. Perubahan dalam persepsi pemangku kepentingan dapat

dilihat dari Bu Chica dari Desa Neglasari Paguyuban

Karya Mukti yang tadinya merupakan seorang bandar

pupuk konvensional (tengkulak) sekarang beralih menjadi

petani alami, akan tetapi peralihan ini tidak langsung

Page 160: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

148

100% melainkan beralih secara bertahap dari petani

konvensional ke petani alami.

Dari hasil analisa indikator partisipasi dalam

pemberdayaan dilapangan, menurut peneliti secara garis

besar, keterlibatan warga dalam pengembangan

musyawarah telah memiliki pengaruh dan hasil yang

sesuai dengan pernyataan Ife dan Tesoriero.

G. Pendidikan Musyawarah Sebagai Pembangunan

1. Implementasi Musyawarah sebagai Pembangunan

N = “kita disana sebagai pendamping, bukan untuk menggurui,

kita buat mereka sadar dan saling respek dalam

musyawarahnya, sehingga ketika respek itu sudah

terbangun, semuanya akan berpartisipasi dan memiliki

kepercayaan diri, dari situ mereka akan paham dengan

permasalahan, potensi, dan kira-kira apa yang harus

mereka lakukan”12

Pendidikan musyawarah yang difasilitasi oleh Lembaga

Bina Desa dilakukan secara terus menerus sampai anggota

sauyunan bisa mencapai harapan mereka. Musyawarah yang

dilakukan secara terus menerus ini berupa muysawarah refleksi

kegiatan, evaluasi hasil dan kegiatan, serta rencana aksi untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menyesuaikan

sumber daya yang ada. Hal ini sesuai dengan Buku Pemikiran

Guru Besar IPB yang menyatakan bahwa Pembangunan pada

hakikatnya adalah perubahan progresif yang berkelanjutan

12

Wawancara dengan Pak Miftah selaku pihak Lembaga Bina Desa

Page 161: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

149

(sustained progresif change) untuk mempertahankan kepentingan

individu maupun komunitas melalui pengembangan, intensifikasi

dan penyesuaian terhadap pemanfaatan sumberdaya (Shaffer et al.

2004).13

2. Pilar Dalam Upaya Pembangunan

Pendidikan musyawarah yang dilakukan oleh lembaga

Bina Desa secara berkesinambungan adalah sebagai bentuk

kegiatan untuk mencapai harapan dan tujuan Sauyunan.

Perencanaan untuk harapan tersebut, sebagai berikut (foto

terlampir)

a. Berhubungan dengan tingkat pencapaian kesejahteraan masa

depan.

Pencapaian yang diharapkan oleh sauyunan dan lembaga Bina

Desa berdasarkan wawancara dengan Pak John selaku

fasilitator adalah kemandirian dan kedaulatan pangan.

N = “....pendampingan yang kita lakukan itu kalau benar-

benar terwujud nanti tuujannya.. euh visinya itu bisa

menjadi petani yang mandiri dan berdaulat, tapi itu

masih sangat jauh jalan kita menuju kesana....”

b. Merancang kegiatan secara sistematis

Berdasarkan observasi peneliti pada kegiatan

musyawarah di Desa Gandasari, berbagai macam kegiatan

yang akan dilakukan pada tahun 2017 sesuai dengan hal

13

Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara, Pembangunan

Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (IPB Press) . hal, 107

Page 162: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

150

paling kritis yaitu pendidikan pertanian alami, karena dari

pendidikan pertanian alami lah kegiatan yang lain akan

menjadi kegiatan dari proses pertanian alami, dan hal ini

perlu untuk dipahami oleh anggota sauyunan.

c. Dirancang untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu

Dengan terorganisirnya masyarakat yang terlibat

dalam pendidikan musyawarah, diharapkan hasil yang

dicapai dari pembangunan ini dalam bentuk konkritnya

memiliki koperasi sendiri khusus hasil pertanian alami

anggota sauyunan.

H. Indikator Pembangunan Pedesaan

Perubahan progressif yang berkelanjutan untuk

mempertahankan kepentingan sauyunan melalui pengembangan,

intensifikasi, dan pemanfaatan sumber daya telah

diimplementasikan ke dalam kegiatan bertani alami. Karena

sangat penting fungsinya, maka pembagunan pedesaan

diorientasikan kepada arah dan sasaran yang tepat, yaitu sebagai

berikut:

a. Pembangunan pedesaan diorientasikan kepada ketahanan

pangan. Anggota sauyunan merupakan petani alami sebagai

penghasil berbagai buah dan sayur, serta olahan pangan

lainnya seperti gula aren. Kegiatan bertani bertani alami yang

dilakukan anggota sauyunan difasilitasi oleh

Page 163: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

151

1. Olah pangan dimentori oleh Bu Eti, Bu Masitoh, Bu

Euis, Bu Iis, Bu Imas, Bu Romlah, Bu Rani, dan Bu

Julaiha

2. Padi dimentori oleh Bu Cicah, Bu Yuyun, Bu Lina, Bu

Ntin, Bu Rasinah, Bu Tati, Bu Reni, Bu Ade, dan Bu

Masrifah

3. Sayur Mayur dimentori oleh Nenek Kartini, Bu Imas,

Bu Yanti, dan Bu Aat

4. Gula Merah dimentori oleh Bu Anggraeni dan Bu

Mimin.

Gambar 16. Rencana Pelatihan Olah Pangan

Sauyunan

Sumber: Data Primer

Page 164: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

152

b. Disamping bahan pangan, daerah pedesaan juga penghasil

komoditas yang potensial yang merupakan bahan baku untuk

industri dan merupakan komoditas ekspor. Berdasarkan

pengamatan peneliti, kegiatan yang mengarah pada

pemenuhan komoditas ekspor belum bisa dicapai.

N = “.... sebelum ikut Bina Desa kan tetehmah udah pernah

nyoba gitu nanem cabe didepan rumah, pupuknya itu

pake gabah minta sama tetangga yang punya, udah

tumbuh segini (kira-kira seukuran jari kelingking) atau

sekita 5-10 cm, udah kuning layu gitu, terus mati,

mungkin karena tanahnya teh merah kali yah, setelah

ikut Bina Desamah diajarin gitu sebelum bertani

tanahnya kan diolah dulu dibuat subur tapi susah....”

Kegiatan yang mengarah kepada komoditas ekspor

berdasarkan wawancara dengan Bu Imas anggota Paguyuban

Tunas Jaya dari Desa Gandasari belum bisa dicapai salah

satunya faktor tanah yang kurang baik, sehingga produktifitas

yang dilakukan untuk pengembangan melalui bertani masih

dalam skala kecil yaitu hanya baru sebatas menghilangkan

ketergantungan terhadap tengkulak dan meningkatkan

kesejahteraan ekonomi keluarga. Selain Sumber Daya Alam,

faktor Sumber Daya Manusia belum bisa mendukung karena

pngetahuan, jam terbang, dan teknologi belum memadai untuk

melanjutkan ke tahap penyedian bahan baku industri sebagai

komoditas ekspor.

Page 165: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

153

I. Civic Engagment

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, keterlibatan

warga dalam hal ini anggota sauyunan yanng mengikuti pendidikan

musyawarah sebagai pengembangan masyarakat, jelas sekali bahwa

mereka adalah perencana program dan pelaku dalam aksi sosial untuk

mencapai kesejahteraan bersama sebagai warga negara. Permasalahan

yang begitu kompleks yang akhirnya Lembaga Bina Desa selaku

Stake Holder yang memiliki tanggung jawab sosial dan karikatif

bersama dengan masyarakat Desa Gandasari, Sukasari, Wargasari,

Neglasari, Telagasari, Wargasih, Bojong Kasih, dan Sukalilah

membuat organisasi Sauyunan yang terbagi menjadi 8 Paguyuban

untuk melakukan pemecahan masalah bersama melalui perencanaan

kegiatan dan perencanaan aksi sosial.

- Perubahan dalam sumber daya dapat dilihat dari keterlibatan

anggota musyawarah dalam membuat keputusan dan

menyampaikan pendapat yang hampir keseluruhan paham

tentang pertanian alami yang merupakan fokus utama kegiatan

tersebut.

- Perubahan dalam keseimbangan kekuasaan dapat dilihat dari

setiap anggota musyawarah yang memiliki hak terhadap proses

dan hasil musyawarah

- Perubahan dalam persepsi pemangku kepentingan dapat dilihat

dari Bu Chica dari Desa Neglasari Paguyuban Karya Mukti

Page 166: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

154

yang tadinya merupakan seorang bandar pupuk konvensional

(tengkulak) sekarang beralih menjadi petani alami, akan tetapi

peralihan ini tidak langsung 100% melainkan beralih secara

bertahap dari petani konvensional ke petani alami.

Gagasan pemecahan masalah yang telah ditetapkan

kemudian didiskusikan kembali untuk menjadi beberapa

kegiatan di 1 tahun ke depan yaitu tahun 2017, gagasan rencana

ini tentu berdasarkan potensi SDM yang ada, bukan SDA yang

ada, berikut ini rencana tahun 2017 :

Gambar 17. Rencana kegiatan tindak lanjut tahun

2017

Sumber Data : Primer

Page 167: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan observasi, pengumpulan data, serta

wawncara dengan informan di lapangan mengenai proses pemberdayaan

masyarakat oleh Lembaga Bina Desa di Desa Gandasari, maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa :

Pelaksanaan pendidikan musyawarah sebagai pemberdayaan

masyarakat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tekhnik yang

dikemukakan oleh Isbandi Rukminto yaitu, tekhnik PRA dengan

menggunakan metode Matriks Prioritas Masalah untuk saling merasakan

kebutuhan dan permasalahan yang sama dalam satu organisasi, kemudian

menggunakan tekhnik kelompok diskusi terfokus sebagai perencanaan aksi

sosial untuk mencapai masyarakat yang mandiri atau berdaulat. Selain

sebagai pemberdaya, pendidikan musyawarah juga bisa menjadi sebuah

pembangunan desa yang melibatkan partisipasi seluruh pihak masyarakat

Desa

Adapun perubahan yang terjadi pada anggota dikmus setelah

mengikuti kegiatan pendidikan musyawarah yang difasilitasi oleh Lembaga

Bina Desa yaitu pertama, Perubahan dalam sumber daya dapat dilihat dari

keterlibatan anggota musyawarah dalam membuat keputusan dan

menyampaikan pendapat yang hampir keseluruhan paham tentang pertanian

Page 168: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

156

alami, sumber daya manusia, advokasi lahan/air, pengolahan pangan, dan

pemasaran produk olah pangan yang merupakan fokus utama kegiatan

pendidikan. Kedua, Perubahan dalam keseimbangan kekuasaan dapat dilihat

dari setiap anggota musyawarah yang memiliki hak terhadap proses dan

hasil musyawarah. Ketiga, Perubahan dalam persepsi pemangku

kepentingan dapat dilihat dari Bu Chica dari Desa Neglasari Paguyuban

Karya Mukti yang tadinya merupakan seorang bandar pupuk konvensional

(tengkulak) sekarang beralih menjadi petani alami, akan tetapi peralihan ini

tidak langsung 100% melainkan beralih secara bertahap dari petani

konvensional ke petani alami.

B. Saran

Berdasarkan temuan di lapangan, peneliti memberikan saran yang

sesuai dengan analisa pelaksanaan pendidikan musyawarah di Desa

Gandasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur adalah sebagai

berikut :

1. Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi lebih banyak melakukan penelitian ataupun kerjasama

dengan lembaga-lembaga social masyarakat seperti Lembaga Bina

Desa Sadajiwa.

2. Anggota Sauyunan yang akan melakukan Musyawarah sebaiknya

bersinergi dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan izin.

Hal ini berkaitan dengan teguran dari kepala Desa Gandasari yaitu

Pak Aang yang merasa tidak terlibat dalam musyawarah yang

Page 169: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

157

dilaksanakan di Desanya, meskipun sebelumnya izin secara verbal

sudah dilakukan kepada staff/pamong Desa.

3. Seminar yang berorientasi pada pertanian alami dilakukan lebih

sering lagi supaya pengetahuan anggota Sauyunan juga terus

meningkat.

Page 170: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

158

Daftar Pustaka

Buku

Adi, Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi

Komunitas dan Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Social. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003

Chambers, Robert, Participatory Rural Appraisal Memahami Desa Secara Partisipasi.

Yogyakarta: Kanisius, 1996

Fahrudin, Adi Pemberdayaan Pasrtisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat.

Bandung: Humaniora, 2011

Ife, Jim, dan Tesoriere. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi

Community Development. Jakarta: Pustaka Belajar, 2008

Kilun, Yusra, Dkk, Pengembangan Komunitas Muslim: Pemberdayaan Kasyarakat

Kampung Badak Putih dan Kampung Satu Duit. Jakarta: CIDA, McGill University,

DEPAG RI, FDK UIN, 2007

M. Syukur. Pemikiran Guru Besar Perguruan Tinggi Bada Hukum Milik Negara,

Pembangunan Perdesaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

IPB Press, 2011

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2012

Moleong. J, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remeja Rosda Karya,

2007

Nasdian, dan Fredian Tonny ,Pengembangan Masyarakat. Departemen Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dengan Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2014

Raharjo Adisasmita, “Pembangunan Desa” , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Sastopoetro, Santoso “Partisipasi, Komunikasi, Persuasive, dan Disiplin Dalam

Pembangunan Social”. Bandung; Almuni, 1986

Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategi

Pembangunan Kesejahteran Sosial dan Pekerjaan Sosial. PT. Refiaka Aditama,

2005

Sumarto dan Hetifah. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance, 20 Prakarsa Inovatif

dan Patisipatif Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001

Zubaedi. Pengembangan Masyarakat Wacana & Praktik, Kencana prenada media group

2013

Page 171: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

159

Skripsi

Mulyadi, Sugeng Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam “analisis deskriptif

pemberdayaan petani studi kasus serikat petani Indonesia”.

Wawancara

Wawanacara pribadi dengan Bu Mardiah selaku kepala sekolah pedesaan, tanggal 5

Januari pukul 15:00-15:30, Di Kantor Bina Desa

Wawancara pribadi dengan Pak Miftah selaku Sekretaris Bina Desa, tanggal 5 Januari

pukul 15:31- 16:00, Di kantor Lembaga Bina Desa

Wawancara Pribadi dengan Pak John Pluto Sinulingga selaku fasilitator mitra Bina

Desa, tanggal 16 Januari, pukul 10:00-10-10 di kantor lembaga Bina Desa

Wawancara pribadi dengan Bu Kartini selaku koordinator Sauyunan pada 17 Januari

pukul 20:00-20:30 di Rumah Bu Entin

Wawancara pribadi dengan Bu Imas selaku anggota baru Paguyuban Tunas Jaya desa

Gandasari pada tanggal 17 Januari, pukul 16:30- 17:00, di rumah Bu Entin

Wawancara pribadi dengan Bu Romlsh selaku anggota paguyuban Tunas Jaya Desa

Gandasari Pada tanggal 17 Januari, pukul 12:20 – 12:45, di rumah Bu Entin

Wawancara pribadi dengan Bu Susi Anggota vakum Paguyuban Tunas Jaya Desa

Gandasari pada tanggal 21 Januari 2017 pukul 09:00- 09:30, di rumah Bu Susi

Website

Al-Qur’an Indonesia” Al-ra’d/13;11”. Diakses pada 31 Maret 2016

http://binadesa.org dikases pada tanggal 25 September 2016, pukul 21:13

Lain-lain

Studio Driya Media untuk KPDTNT, berbuat bersama berperan setara, acuan

penerapan Participatory Rural Appraisal, Dry Media untuk Konsorsium

Pengembangan Dataran Tinggi Nusa Tenggara,1996

Ach. Wizar Ws., panduan penguatan manajemen lembaga swadaya masyarakat (Jakarta:

secretariat Bina Desa dengan dukungan AusID, 1999)

Page 172: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara I

Informan : Mardiah

Jabatan : Kepala Sekolah Pedesaan

Waktu : 5 Januari 2017, pkl 15:00 s/d 15:30 WIB

Tempat : Kantor Lembaga Bina Desa

Peneliti : “saya kan kemarin itu ngambil PRAnya mba, nah dari PRAnya itu kan

kemudian ada yang namanya pendidikan musyawarah oleh Bina Desa,

musyawarahnya yang merupakan Program dari PRA Bina Desa itu

sebenarnya bisa gak mba dijadikan sebagai pemberdayaan masyarakat ?

Mba Diah : jadi PRA itu bukan sebuah program, PRA itu metode yang kita

(Lembaga Bina Desa) gunakan pada setiap kegiatan yang akan kita

lakukan, kayak kamu kemaren itu sebelum praktikum, nah itu

namanya bisa disebut PRA, nah dari PRA inilah itu kemudian akan

muncul kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat

di Desa. kita kan disana sebagai pendamping jadi jangan sampai

kita datang kesana, tiba-tiba dengan sebuah program atau kegiatan

dan semacamnya mengajak mereka berdiskusi untuk mengatasi

masalah mereka, sementara ya itu tadi mereka masih menganggap

masalah yang terjadi disekitar mereka bukan merupakan sebagai

Page 173: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

sebuah masalah, kalau kamu mau ngambil musyawarah sebagai

metodologi Bina Desa untuk memberdayakan masyarakat, kan

musyawarah itu sendiri adalah untuk membuat mereka berpikir bebas,

artinya membebaskan mereka berpikir secara demokrasi, berpikir

pembebasan untuk mandiri. kegiatan pendidikan musyawarah ini

tentunya bertujuan untuk membebaskan pikiran masyarakat dengan

memanusiakan manusia melalui kesetaraan, karena justru yang

dikhawatirkan adalah mereka yang diam tidak mau bicara ketika

musywarah, nah dengan partisipasi seluruh anggota musyawarah

maka mufakat yang dicapai tentang permasalahan yang dialami,

potensi apa yang mereka miliki, dan apa yang harus mereka

lakukan menjadi tanggung jawab bersama, karena sejatinya

musyawarah itu tidak “untuk” mufakat, karena ketika ada kata

„untuk mufakat‟, maka itu akan jadi paksaan sehingga sejatiny

musyawarah itu keputusannya harus sesuai keinginan dan apa yang

dirasakan semuanya, diharapkan dengan semuanya berpartisipasi,

maka kegiatan yang dilakukanpun akan jadi tanggung jawab

bersama dalam mencapai harapan masing-masing anggota.

Peneliti : iya mba, terus bentuk pemberdayaannya kayak gimana mba ?

Mba Diah : nah dilapangan nanti bisa kamu lihat musyawarah bina desanya itu

seperti apa rik... pendidikan yang dilakukan Bina Desa apakah benar-

benar membuat mereka berpikir untuk mandiri, kemudian apa yang

Page 174: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

menjadi senjata mereka untuk berdaya bisa nanti kamu amati

dilapangan....

Peneliti : iya mba, untuk itu nanti saya akan ke Cianjur untuk mengamati

musyawarahnya dilapangan, kan harus sesuai dengan apa yang cantumin

di Bab 2 saya.... hehehe

Mba Diah : nah iya toh, kan makanya nanti kamu ikut ke lapangan biar tahu kondisi

musyawarahnya Bina Desa apakah itu kemudian bisa membuat mereka

melakukan gerakan yang positif yang bisa membebaskan mereka untuk

berpikir secara mandiri.

Page 175: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara II

Informan : Miftah

Jabatan : Sekretaris Bina Desa

Waktu : 5 Januari 2017, pukul 15:31-16:00

Tempat : Kantor Lembaga Bina Desa

Peneliti : jadi gini pak, saya yang sedang penelitian untuk pemberdayaan

masyarakat melalui pendidikan musyawarah Bina Desa, yang mau saya

tanya bagaimana caranya Bina Desa membuat musyawarah sebagai

metode untuk melakukan pemberdayaan ?

Pak Miftah : musyawarah itu kan intinya apa sih ? nah sebelum kesana kita pahami

dulu manusianya, inti dari manusia itu adalah kesadaran, kesadaran yang

telah terbangun akan menimbulkan kalau di nasrani itu disebut „kasih‟,

nah kalau kamu kan IAIN, hehehe... tepatnya ke sayang, nah ketika

seseorang sudah memiliki kasih atau sayang timbul kemudian timbulah

respek. Nah itulah yang kita bangun namanya respek. Respek ini ketika

dalam musyawarah sudah terbentuk, maka akan timbul empati satu sama

lain, sehingga peramasalahan yang dialami orang lain akan dirasakan

oleh kita juga. Itulah musyawarah, saling respek, berempati, tidak

mendahulukan kepentingan sendiri saja, semua setara, tidak ada yang

dominan, sehingga setiap keputusan-keputusan yang diambil memang

merupakan kepentingan semua anggota musyawarah.

Page 176: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Peneliti : kalau begitu terkait dengan kesadaran, bagaimana kaitannya dengan

partisipasi anggota musyawarah supaya tercapai hasil musyawarah yang

memang itu kepentingan mereka seluruhnya ?

Pak Miftah : nah kaitannya dengan kesadaran sebagai partisipasi itu makanya

sebelumnya kita lakukan pendidikan kritis, yang diharapakan dari

pendidikan kritis itu kan kepercayaan diri, ketika kepercayaan diri itu

muncul maka peserta musywarah bisa bebas untuk menyampaikan

pendapatnya, justru kita khawatir ketika ada anggota yang hanya diam

dari awal musyawarah sampai bubar, kita takut justru pendidikan kritis

kita tidak berhasil untuk membangun kesadaran kritis mereka, sedangkan

sebelumnya kan kita berusaha membangun supaya mereka saling repsek,

iya toh,

Page 177: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara III

Informan : John Pluto Sinulingga

Jabatan : Fasilitator Mitra Bina Desa

Waktu :16 Januari 2017 10:00-10:10

Tempat : Kantor Lembaga Bina Desa

Peneliti : Bang manfaat pendidikan musyawarah sebagai pemberdayaan

masyarakat itu seperti apa sih ?

Pak John : nah yang kita lakukan besok di Gandasari itu kan refleksi dari

kegiatan yang kita rencanakan November kemarin, itu kan

fungsinya untuk mengevaluasi RTL, itu loh yang seperti dirimu

praktikum kemarin hasilnya itu kan RTL, nah dari Rencana Tindak

Lanjut anggota paguyuban itu kita akan melihat ke belakang sejauh

mana RTL itu berjalan dan hambatan apa yang dialami oleh

anggota 8 sauyunan... eh paguyuban itu biasanya diawal tahun

pasti ada kegiatan semacam ini.

Peneliti : apa yang nanti bisa didapatkan oleh masyarakat melalui kegiatan

musyawarah ini bang ?

Pak John : sebenarnya musyawarah ini kan lebih kepada mengorganisasikan

masyarakat, mereka yang membuat sauyunan ini menjadi kekuatan untuk

memenuhi kebutuhan mereka secara bersama-sama, kita kan disana

Page 178: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

mendampingi, nah nanti dari musyawarah itu, kemudian sauyunan itu

hasilnya akan membuat gerakan positif untuk mencapai tujuan mereka,

pendampingan yang kita lakukan itu kalau benar-benar terwujud

nanti tuujannya.. euh visinya itu bisa menjadi petani yang mandiri

dan berdaulat, tapi itu masih sangat jauh jalan kita menuju kesana,

eh sebentar bro, saya ke atas dulu ya..

Page 179: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara IV

Informan : Kartini

Jabatan : Koordinator Sauyunan

Waktu : 17 Januari 2017, pkl 20:00-20:30 (setelah makan malam)

Tempat : Rumah Bu Entin

Peneliti :Nek kunaon tos kolot 70 tahun masih keneh ngiringan

musyawarah ieu, komo deui jauh tebih ti Wargasari ?

“Bu kenapa diusia ibu yang sudah 70 tahun masih mau mengikuti

kegiatan pendidikan musyawarah ini, apalagi ibu kan dari Desa ke

sininya (Desa Gandasari) sangat jauh, ?”

Bu Kartini : Teu tebih atuh da, aya barengana apanae nu ti Wargasari, ari rame

mah moal karasa, kan sok giliran, ngke nu ti dieu musyawarah di

diditu. Kapungkur teh nenekmah teu apa ieu teh naon, tapi ku

seringna ngiringan mereunannya jadi ngarti kitu, tadi bertani teh

ngan saukur bertani, ayeuna tos rada kaharti geuninganannya, nepi

ayeuna teh nenek jadi koordinator di sauyunan, eta geuningan anu

kapungkur pepndak sareng maneh sareng temen maneh di Jakarta

tea, apanan eta nenek dipiwarang teuh dipercaya kitu mereunnya

jadi mangkat we kadiut teh da tos kaharti sauyunan teh sakeudik-

sakeudik, oh ieu Sauyuanan teh Organisasi, apanan nenekmah da

teu sakola atuh da...hehehe... “gak jauh ah, kan ada temennya

Page 180: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

banyak dari sana, kalau rame-rame mah gak berasa, nanti juga

gantian yang dari sini ke Desa nenek. Ikut kegiatan ini awalnya

bingung, ini apa sih, tapi kan prosesnya nenek ikuti (bertani

alami), terus lama-lama paham sampai ditunjuk jadi koordinator

sauyunan karena sudah paham kegiatan organisasi, itu loh yang

kemarin nenek sama teh Eti (dari Gandasari) ke Jakarta ketemu

sama kamu dan teman kamu, itu kan nenek disuruh kesana karna

nenek yang sudah paham sauyunan, awalnya bingung apa sih

organisasi, oh ternyata maksudnya sauyunan, maklumlah nenek

kan gak sekolah jadi gak paham organisasi”

Peneliti : samemeh ngiringan Bina Desa aya nu beda teu nek, manfaatna

kitu naon nepi nu ayeuna karasa saparanots ngiring kegiatan ?

ikut kegiatan musyawarah sejauh ini apa sih manfaat yang sudah

dirasakan dari sebelum ikut Bina Desa ?

Bu Kartini : euh enya aya atuh, kapungkur mah si nenek teh teu ngarti

sauyunan organisasi ari ayeunamah ngarti tah organisasi teh naon

sakeudik-sakeudikmah nu disebut organisasi teh sauyunan, teras

eta geuning advokasi air teh naon, ari tos diterangkeunmah ku Bina

Desa teh apal teras we ayeunamah tiasa aya cai, anu tadina hese tea

nu ngaran cai teh, ayeunamah gampang da tos aya paralon di ka

Bumikeun si cai teh, tah eta Bina Desa nu ngajaran advokasi air.

Page 181: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

euh dulu mah nenek kan tidak mengerti itu orgnisasi gitu yah..

sekarang karena sering ikut jadi paham organisasi yang disebut

sauyunan ternyata bisa belajar banyak, itu advokasi air kan yang

tadinya susuah air, sama Bina Desamah diajarin advokasi air...

Peneliti : Oh nu pipa air eta, kumaha nek eta caritana tiasa gaduh pipa airna

?

oh yang pipa air tuh ya nek, gimana itu ceritanya nek bisa dapet

pipanya airnya ?

Bu Kartini : apanan ku mba Diah teh diajaran hayuh ngadamel proposal, tapi

da kudasarna nenek sareng paguyuban teu pati ngarti ku propsal,

ngan saukur rada wani we pek teh ngomong ka kades sareng

Sauyunan, teu lila eta paralon teh pek we dipasihan, tapi

ayeunamah can sadayana kabagian, mereunan da masih keneh

usum hujan jadi mereunan masih aya cai nu lain teh

tadinya kan sama Mba Diah diajarin buat propoasall gitu yah,

tapi nenekmah karena merasa sama paguyuban belum benar-

benar paham akhirnya hanya sekedar bicara saja gitu sama pak

Kades, itu tidak menunggu lama, di sediakanlah itu pipa, tapi baru

beberapa wilayah saja, karena wilayah yang lain airnya kan masih

banyak kalau musimhujan begini

Peneliti : selain pipa air aya deui teu nek ?

Page 182: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

terus selain air ada lagi nek yang berasa manfaatnya ?

Bu Kartini : eta tadi nu beurang teh dipresentasikeun, aya mikroba, nutrisi,

olah pangan, na pokoknamah nu diajarkeun bertani alami we, berak

oge pan jadina teh teu usah ngandelkeun wae tengkulak, jadi pami

tas panen teh geus ti mikiran deui modalna jang pepelak kudu seep,

jadi tatangga oge nu tadi asa-asa, teras sok menta ka nenek bangsa

berak teamah, cena kumaha ngadamelna ieu berak teh, pami aya

leuwihna sok dipasihan ku nenek bari diajaran ngadmelna hehehe...

itu tadi yang dipresentasikan didepan seperti buat nutrisi, microba,

olah pangan, ya pokoknyamah diajarkan bertani alami lah, pupuk

juga sudah tidak terlalu digunakan yang dari bandar, jadi kalau

setelah panen tuh sudah tidak pusing lagi modalnya habis, jadinya

kan tetangga yang tadinya ragu tuh suka minta juga sama nenek

sperti pupuk, katanya gimana caranya bikin pupuk alami ? terus

nenek ajarkan, kalau ada lebihnya suka nenek kasih sama yang

minta hehehe...

Page 183: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara V

Informan : Romlah

Jabatan : Anggota Paguyuban Tunas Jaya Desa Gandasari

Waktu : 17 Januari 2017, pkl 12:20- 12:45 (istirahat Dikmus)

Tempat : Rumah Bu Entin

Peneliti : apa kabar teh ?

Bu Romlah : alhamdulillah baik, berasa mimpi ketemu Erik ya udah 1 tahun gak

kesini, kumaha atuh Erik sama teman-teman yang lain kabarnya ? kok

yang lain gak pada ikut ?

Peneliti : alhamdulillah baik juga teh, anak-anak alhamdulillah udah pada lulus,

titip salam aja katanya, mohon maaf anak-anak belum pada bisa ikut,

karena dadakan, lagian juga anak-anaknya pada sibuk terus teh

Bu Romlah : ya syukur atuh yang pentingmah anak-anak pada sehat, sukses, Erik apa

mau lama disini ? kalau masih lama mah nginep atuh dirumah teteh

tinggal lurus aja kan kalau kalau dari sini mah

Peneliti : insyaalah ya teh, paling seminggu disini mau penelitian kan Erik

sekalian silaturahmi, makanya ikut Bina Desa sama penelitian di Bina

Desa juga, ngomong-ngomong ini kan yang ikut kegiatan ada yang dari

warung awi, itu berangkat dari jam berapa ya teh ?

Bu Romlah : kan suka pada dianterin, kalau yang jalan kakimah biasanya jam 6

palingan, kan teteh juga kalau ada musyawarahnya di warung awi

Page 184: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

berangkat jam 7 karena kan dari teteh kesanamah ada mobil yang suka ke

Cianjur pada mampir dulu, jadi suka naik itu aja.

Peneliti : terus kalau uang transportnya gimana teh ? maksudnya suka dikasih

sama Bina Desa ?

Bu Romlah : kalau biasanya rumahnya jauhmah, biasanya anggota paguyuban

akan menginap, yang agak jauh biasanya PP, tapi uang

trasnportnya diganti sama Bina Desa tergantung jauhnya”

Peneliti : oh gitu, itu ada anggota baru di Gandasari dari daerah mana teh ?

Bu Romlah : Oh teh Imas, orang sini, itu rumahanya keliatan dari sini yang

kearah warung juga, Teh Imas kan ngajar di Paud juga

Peneliti :kalau di Sauyunan itu misalkan yang jauh-jauh gitu kalau ada info

dari Bina Desa buat kumpul kayak gini gimana teh, kan disini

sinyalnya susah banget ?

Bu Romlah : untuk Desa Gandasari sendiri semua anggota punya HP jadi gak

terlalu sulit, tapi kalau yang gak punya HP biasanya suka ngomong

ke anggota satu paguyuban yang punya HP misalkan ada info apa

nanti langsung dikasih tahu kesetiap koordinator paguybannya

Peneliti : teh susi kemana teh ? kok gak ikut, bukannya Gandasari koordinatornya

teh susi ?

Page 185: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Bu Romlah : udah lama teteh gak kontekan, gak ada kabar, coba nanti Erik main ke

rumahnya, soalnya nomernya dihubungi gak aktif terus, dikabarin mau

ada Bina Desa juga gak di bales

Peneliti : yaudah nanti Erik main deh ke rumahnya, udah lama kan gak ketemu,

dirumah teh lolom lagi musim apa ?

Bu Romlah : gak musim apa-apa, kalau dulumah kan pas Erik kesini ada macem-

macem yah buah, sekarangmah baru nanem sayuran aja disamping rumah

Peneliti : pertanian alaminya apa aja teh yang udah ditanem sesuai RTL yang

bulan november ?

Bu Romlah : ada kacang panjang, kacang tanah, timun, terus ada kangkung juga

Page 186: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara VI

Informan : Imas

Jabatan : Anggota Paguyuban Tunas Jaya Desa Gandasari

Waktu : 17 Januari 2017, Pkl 16:30 – 17:00

Tempat : Rumah Bu Entin

Peneliti : belum pulang teh ?

Bu Imas : belum, nanti ajalah rumah tetehmah deket itu keliatan dari sini juga,

Erik kan dulu pernah lewat apa yah, mukanya teh gak asing gitu,

perasaan yang waktu dulu nanyain rumah pak RT

Peneliti : iya betul teh masih inget aja hehehe

Bu Imas : inget atuh, dulu teh kan mau jatuh ditanjakan yang ini sama temennya

heehehe

Peneliti : iya dulu mau jatuh abis ujan teh licin jalannya hehehe

Bu Imas : mana atuh temenennya kok sendirian aja ?

Peneliti : iya lagi pada sibuk teh, saya baru tahu teteh ikut Bina Desa

Bu Imas : tetehmah kan kemarin sibuk di PKK sama PAUD, yang seperti inimah

baru dengar saja sudah agak lama, tapi ikut pendidikan baru sekali ini,

karena sibuk itu tadi, kalau sekarang kan di PKK teteh sudah mau pensiun

Page 187: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

jadi mungkin kedepannya makin paham, kan teteh juga pas dengar pertanian

alami sebenarnya sudah pernah melakukan bertani alami.

Peneliti : oh teteh ngajar di PAUD juga ? yang di mandiri itu bukan teh ?

Bu Imas : oh bukan, itu PAUDnya yang deket mesjid dibawah, deket

sama rumah juga...

Peneliti : terus kalau di PAUD sama PKK apa bisa teh ngaturnya apalagi ikut

kegiatan musyawarah ini ?

Bu Imas : ah udah capek tetehmah, udah mau keluar dari kepengurusan

PKK pusing, kalau di PAUD kan anak-anak teh kasihan gitu yah

kalau tiba-tiba ditinggalin, udah gitu deket juga dari rumah,

makanya mungkin mau di PAUD aja, nah kalau di Bina Desa

mah sebenarnya kan gak terlalu sering kan paling sebulan sekali

kegiatannya, karena kalau bertani alami mah kan dari

sebelumnya juga kan udah bertani alami

Peneliti : oh teteh udah pernah bertani alami ? terus gimana awalnya teh

ikut Bina Desa ?

Bu Imas : awalnnya Cuma denger aja ada Bina Desa, mau ikut biar

tahu gitu cara bertani alami yang baik dari Bina Desa sama

warga, Cuma kan teteh itu jadi petugas PKK juga sama

Posyandu, nah berhubung sekarang udah gak jadi pengurus

PKK, makanya ikut musyawarah Bina Desa, terus emang

waktu itu sebenernya teteh kan udah mencoba bertani

alami, waktu itu cabe udah tumbuh sedikit terus pas udah

berapa centi gitu mati, mungkin karena tanahnya merah kali

yah disinimah, pupuknya juga tetehmah pake kotoran

Page 188: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

kambing aja, terus ada gabah dari tetangga juga minta buat

itu, coba atuh nanti sore mampir Erik ke rumah teteh yang

deket warung itu, ada anak teteh juga nanti main voli di

samping rumah teteh sama dia

Peneliti : ah iya teh gampang besok, sekarangmah udah sore, udah jam 5, itu

teteh ikut kegiatan ini karena di ajakin teh Entin ?

Bu Imas : di ajakin sih enggak, Cuma waktu itu teteh nanya sama dia, kalau di

Bina Desa itu di ajarin apa sih ? terus dibilang katanya diajarin

caranya bertani alami, diajarin bikin pupuk, ngolah tanah, karena

tanahnya merah itu tadi kan jadi harus diolah dulu, dikasih pupuk

alami, beberapa hari gitu nanti baru di gepuk, di gemburin gitu, baru

tuh bisa ditanamin. Akhirnya penasaran kan, yaudah akhirnya nyoba

yang diajarin teh Entin, hasilnya mendinganlah gitu, sampe akhirnya

kayaknya bagus juga kalau ikutan, jadi deh sekarang ikutan gitu. Hayu

atuh Erik main ke rumah teteh, ini teteh mau pulang dulu soalnya mau

ngasih makan ayam sama entok

Peneliti : oh iya teh gampang lah masih banyak waktu hehehe

Bu Imas : punten nya ini Rik

Peneliti : iya teh mangga, hati-hati

Page 189: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Wawancara VII

Informan : Susi

Jabatan : Anggota Paguyuban Tunas Jaya Desa Gandasari (vakum dari kegiatan

Bina Desa)

Waktu : 21 Januari 2017, pukul 09:00-09:30

Tempat : Rumah Bu Susi

Peneliti : teteh sebenernya masih aktif di Bina Desa, apa keluar teh ?

Bu Susi : tetehmah sebenarnya belum keluar dari Bina Desa, tapi karena kemarin

ada sedikit masalah keluarga, jadi gak beraktivitas dulu lah di Bina Desa,

tapi kalau kegiatan musyawarah yang kemarinmah kalau sebenarnya

diajakin teteh mungkin ikut, tapi karena nomer hp tetehnya baru jadi gak

ada yang ngasih tau, teh Lolom juga kan gak pernah kesini

Peneliti : tapi kalau bertani alami apa masih jalan teh ?

Bu Susi : masih atuh itu 2 petak punya teteh alami semua, punya suami 3

petak masih yang konvensional, kan punya suami tetehmah

sawahnya di bawah jadi biar gak terlalu sedikit gitu dapetnya teh,

biarpun sudah jarang aktif akhir-akhir ini masih tetep lah dijalanin

yang didapet dari Bina Desamah, kan lumayan buat bantu-bantu

suami ikut Bina Desa teh ilmunya banyak...hheehee..

Peneliti : terus kalau gak aktif gini kegiatannya ngapain aja teh ?

Page 190: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Bu Susi : kalau tetehmah kan jadi sekertaris RT, jadi bantu-bantu RT aja,

kemarin juga suruh nyatetin Kartu Keluarga yang baru, kadang

kadang suka pergi ke Desa, itu teteh kalau lewat depan Bu Imas

mau ke Balai Desa teh suka inget sama kamu sama temen-temen

kamu, biasanya kan suka becanda-canda, rame-rame, sekarangmah

sepi, sedih gitu.

Peneliti : iya ya teh udah lama banget, anak-anak rencana kesini mau

januari, eh belum kesini-sini, oh iya teh kalau kegiatan di

sawahnya gimana ?

Bu Susi : kalau sekarangmah paling mau panen sebentar lagi itu yang

sawah si Bapak, kan suka ada selisih berapa bulan gitu sama sawah

teteh, karena kan sawah Bapakmah masih yang konvesional

Peneliti : kalau misalkan Bina Desa ngajakin teteh ikut kegiatan lagi, apa

masih mau teh ?

Bu Susi : pas teteh memutuskan untuk istirahat dulu dari kegiatan Bina

Desa kan teteh juga udah di hubungi Pak John, katanya kenapa gak

aktif lagi dikegiatan ? teteh bilang aja mau berhenti dulu capek lagi

ada yang dipikirin, itu pas abis puasa teteh tuh dihubung berapa

kali sama Bina Desa. Tapi kalau sekarang di ajakinmah masih mau

sih teth , Cuma kan gak ada yang tahu nomer teteh.

Peneliti : oh jadi belum keluar, tapi masih mau kalau ada yang ngajak lagi ?

Page 191: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Bu Susi : mau, tapi paling nanti teteh sendiri yang ke rumah teh lolom

kalau urusan semuanya sudah selesai

Page 192: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Observasi di Lapangan

No Tanggal Kegiatan Tempat

1 17 Januari

2017

Berkunjung ke Kantor Lembaga Bina

Desa untuk pemberangkatan ke rumah

Bu Entin Di Desa Gandasari,

Kabupaten Cianjur

Kantor Lembaga

Bina Desa dan

Rumah Bu Entin

2 18 Januari

2017

Mengikuti kegiatan musyawarah 8

Desa yaitu Desa Gandasari, Sukasari,

Wargasari, Neglasari, Telagasari,

Warga Asih, Bojong Kasih, dan

Sukalilah untuk mengamati proses

refleksi kegiatan yang telah dilakukan

pada 3 bulan yang lalu mencakup

- apa yang sudah dilakukan ?

- hambatan apa yang dialami ?

- tujuan apa yang ingin dicapai ?

Rumah Bu Entin

3 19 Januari

2017

Mengikuti musyawarah untuk

mengamati apa yang sudah dicapai

dari kegiatan 3 Bulan yang lalu ?

Rumah Bu Entin

4 20 Januari

2017

Mengikuti musyawarah untuk

mengamati perencanaan kegiatan

selanjutnya pada tahun 2017

Rumah Bu Entin

Page 193: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

5 21 Januari

2017

Berkunjung ke Sawah pertanian alami

Bu Entin dan Kebun Pertanian alami

Bu Eti

Sawah di Dusun

Sinar Laksana dan

Kebun di Dusun

Nyublek Desa

Gandasari

6 22 Januari

2017

Berkunjung ke rumah kader Bina Desa

untuk mengamati sawah pertanian

alami dan konvensional

Rumah Bu Susi di

Dusun Cipongpog

Desa Gandasari

Page 194: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

Lampiran Dokumentasi

Page 195: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

a

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Telp./Fax: (62-21) 7432728 I 74103580Emaii: [email protected]

FAKUIJIAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

.I1. Ir. H. JuandaNo. 95, Ciputat 15412, IndonesiaWebsite : ww*'.fi dkom.uinjkt.ac.id

,4s.s r r I a tn u' ttl a iku m Wr. Wh.

Dekan Fakultasrnenerangkarr bahu a :

NamaNornor PokokSerlesterJ urusan/ProdiI'ernpat/Tgl. LahirAlarnatTelp.

.lentbusan:

1. Wakil Dekan Bidang Akadernikl. i(ctrra iLrrusaii,/Prcdi l(esejahteraan Sosial

adalah trettar ntahasisw'a Fakultas Dakriah cJan IlmLr KornLrnikasi UIN Syaril'HidalatLrllalt Jakarla lang alian nrelaksanakan penelitian/mencari data dalam rangkapenulisan skripsi deltsan JLrdul "slrategi Pengenthcrngun A,[us_v,ctrnkcrt Melulrri l4etotle pRAdulum Progrunt Pettditlikun l,Ius.tlryruruh cli Da.str Gctrtclcr,stl.i ('iunf ur,ltrtrtt Burut".

Sehubungan dettgan itu. dimolron kiranya Bapak/lbLr/Sdr. dapatIretlet'ittla/trerrgizirtkan tnahasisrra kanri tersebLrt dalant pelaksarraan kegiatan dintaksucl.

Demiliiart, atas ke{asanta dan bantuannva karli rnengucapkan terirna kasih.

LVcts s u I a m u' a I u iku ni W r, Wb.

Jakarta, 2 Septernber 201 6

Dak*ah dan IlrnLr Konrunikasi UIN Srarif HidavatLrilah .lakarra

[:rik PaturclhrnanI r r2054100023IX (Sembilan)Kese-iahteraan SosiaIBrebes. 26 Mei 1992Jl. Desa Pabuaran RT i/l Salern Brebes083 8 r .1i Bltl I

Norlor[-anr p iran

Hal

: Un.0 I /F5/PP.00.9 129661201 6

:-: Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,I(epala Yar.,asan Bina Desa Sada.jiwaGandasari Cian-lur Jar,ra Baratdi

Tempat

I

Dekan

f Subhan, MA1 r0 r99303

I

\

Page 196: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38236/1/ERIK... · LEMBAR PERNTATAAI{I. Skripsi ini merupakan hasil kary"a asii s*va

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUI{IKASI

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, IndonesiaWebsite : www.fi dkom.uinjkt.ac.id

KEMENTERIAN AGAMA

Telp./Fax: (62-21) 7 432728 I 1 47 03580Email: [email protected]

Nornor : Un.0l/F5/PP.00.91 :J6J 12011

Lamp :l(satu)bLrndelHal : Bimbingan Skripsi

Tembusan :

l. Dekan2. Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos)

Kepada Yth.Dr. Tantan Hermansah, M.SiDosen Fakultas Ilrnu Dakwah dan Ilrnu KomunikasiUIN Syarif HidayatLrllah Jakarla

As s al an ru' ol ct iku m lfr. W'b.

Bersarra ini karrimahasiswa FakLrltas IlmuberikLrt,

NarnaNomor Pol<ok

JurusanSemesterTelp.JLrdLrl Skripsi

sanrpaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehDakn'ah dan IlmLr Korrunikasi UIN Sy,arif HidayatLrllah Jakafta sebagai

Erik PaturohmanI I 12054100023Kesejahteraan SosialX (SepLrlLrh)

083 8616 73 3 8

Pemberdayaan Masyarakat Oleh Lembaga Bina Desa Sadajir,r,aMelalui Program Pendidikan Musl,arvarah di Desa Gandasari Cianjur.

Jakarta. ( Maret 201 7

1Ed, ptr.D{r0330 199803 I 004

Kami mohott kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalarn penyusunan danpenyelesaiatrskripsinyaselama6(enarn)bLrlandaritanggal lMarets.d. lSepternber20l7.

Denrikian, atas perhatian dan kesediaannya karli sampaikan terirra kasih.

Was s alqntu' al a ikr m Wr. Wb.

an. Dekan.Wakil Dekan Bidang Akadernik

Sunat xrp