pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa...

16
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : 1. The connected model (model terhubung) 2. The webbed model (model jaring laba-laba) 3. The integrated model ( model integrasi) 4. The nested model (model tersarang) 5. The fragmented model ( model fragmen) 6. The sequenced model ( model terurut) 7. The shared model ( model terbagi) 8. The threaded model (model pasang benang) 9. The immersed model (model terbenam) 10. The networked model (model jaringan) 1. The Connected Model (Model Terhubung) Model terhubung adalah Dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

Upload: zakiahlukitasari90

Post on 05-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

Ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti :

1. The connected model (model terhubung)2. The webbed model (model jaring laba-laba)

3. The integrated model ( model integrasi)

4. The nested model (model tersarang)

5. The fragmented model ( model fragmen)

6. The sequenced model ( model terurut)

7. The shared model ( model terbagi)

8. The threaded model (model pasang benang)

9. The immersed model (model terbenam)

10. The networked model (model jaringan)

1. The Connected Model (Model Terhubung)

Model terhubung adalah Dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri.

Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

2. The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba)

Model jarring laba-laba adalah merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran.

Page 2: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.

Kelemahan model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.

3. The Integrated Model ( Model Integrasi)

Model Integrasi adalah pembelajaran yang menggabungkan bidang studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antar bidang studi.

Keuntungan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid.

Kelemahannya yaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.

4. The Nested Model (Model Tersarang)

Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.

Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.

Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.

5. The Fragmented Model ( Model Fragmen)

Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

Page 3: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.

Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.

6. The Sequenced Model ( Model Terurut)

Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya.

Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.

Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya

7. The Shared Model ( Model Terbagi)

Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap.

Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya.

Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

8. The Threaded Model (Model Pasang Benang)

Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek.

Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.

Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata

Page 4: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

9. The Immersed Model (Model Terbenam)

Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.

Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.

Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.

10. The Networked Model (Model Jaringan)

Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.

Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.

Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang emnjadi pembicaraan, Dengan tema diharapkan akan memberikan keuntungan, diantaranya :

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar

antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan maka belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

Page 5: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk memgembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan sekaligus diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan, sedangkan selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial dan pengayaan.

Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik Menurut Kunandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain memiliki kelebihan pembelajaran tematik juga memilki kelemahan, adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal, Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ada hal-hal yang perlu dilakukan, beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan seperti berikut :

A. Pemetaan Kompetensi Dasar Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal berikut: Indikator

dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati.

Page 6: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

2. Menentukan tema

Dalam menentukan tema yang bermakna, kita harus memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan pemilihan tema, serta aksi nyata.

3. Identifikasi dan analisis standart kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

Page 7: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

1. Landasan Filosofis

Pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu: progresivisme,

konstruktivisme, dan humanisme.

a. Aliran progresivisme

Aliran ini memandang manusia sebagai makhluk yang bebas, aktif, dinamis, dan kreatif.

Aliran progresivisme mengandung aspek rasionalitas yang ditunjukkan oleh eksistensi manusia

(Imam, 1996 : 83). Pemahaman terhadap siswa dapat dilaksanakan dengan benar bila akal budi

siswa dapat berfungsi dengan wajar. Pengembangan rasionalitas inilah yang membedakan

dirinya dengan makhluk lain. Dengan demikian implikasi aliran progresivisme dalam

pembelajaran adalah menerapkan pendekatan yang berpusat pada siswa, yaitu: menekankan pada

sifat alamiah siswa sebagai manusia yang berbudi dan berakal melalui pengembangan kreativitas

dalam suasana pembelajaran yang alamiah dengan memperhatikan kemampuan dan pengalaman

siswa.

b. Aliran konstruktivisme

Konsep pengetahuan menurut aliran ini adalah sebagai hasil kontruksi (construct =

membentuk) manusia. Pembentukan pengetahuan terjadi karena adanya interaksi dengan obyek ,

fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Dengan demikian pengetahuan siswa tidak

terbentuk begitu saja harus diberikan fasilitas agar terbentuk dapat melalui penggunaan metode

yang tepat mamupun media yang mendukung pembentukan pengetahuan itu sendiri. Implikasi

dalam pembelajaran adalah setiap guru harus menyadari bahwa setiap siswa sebagai subyek

pembelajaran yang telah bermuat pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.

Page 8: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Dengan demikian setiap guru harus mampu mengembangkan pengetahuan yang telah ada secara

maksimal.

c. Aliran humanisme

Siswa adalah anak manusia yang unik dengan segala kelebihan. Setiap siswa, bagaimana

pun mereka, memiliki potensi. Potensi yang tampak tidak dapat menggambarkan sepenuhnya

kemampuan laten yang dimilikinya. Seorang siswa yang memperoleh hasil Ujian Semester mata

pelajaran matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal tidak serta merta dicap sebagai

siswa bodoh. Kemungkinan kemampuan numerikalnya agak kurang baik, namun guru yang

bijaksana dapat menggali kemampuan lain, seperti: kemampuan musikal, kinestetik,

interpersonal, intrapersonal, verbal, dan natural. Aliran humanisme ini berupaya memandang

siswa adalah makhluk yang harus dihargai dan dikembangkan karena kelebihannya. Harapan-

harapan siswa dalam pembelajaran juga harus dipenuhi. Implikasi dalam pembelajaran adalah

guru melaksanakan tugas sebagai pelayan yang harus mau mengerti siswa. Guru menyediakan

fasilitas pembelajaran yang mengembangkan siswa menjadi manusia yang berkehendak dan

berpotensi.

2. Landasan Psikologis

Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan teori-teori belajar yang berasal dari teori-teori

psikologi dan terutama berhubungan dengan situasi belajar, termasuk pembelajaran tematik.

Teori belajar ini meskipun bersifat teoretis namun telah teruji kebenarannya melalui eksperimen-

eksperimen (Thornburg, 1984). Banyak ahli yang menekankan perlunya guru memahami teori

belajar, antara lain Lindgren (1976) yang mengatakan:

a. Teori belajar membantu guru memahami pembelajaran yang terjadi dalam diri siswa

Page 9: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

b. Dengan kondisi ini guru dapat memahami berbagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi,

memperlancar, dan menghambat pembelajaran

c. Dengan teori belajar memungkinkan bagi guru melakukan prediksi yang cukup akurat

tentang hasil yang diharapkan

Berikut ini teori-teori belajar yang mendasari formula pembelajaran tematik:

a. Teori perkembangan Piaget

Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses mekanisme biologis

yang dipengaruhi oleh perkembangan sistem syaraf. Travers dalam Toeti (1992) mengatakan

bahwa ke-kompleks-an susunan syaraf berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang

ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan. Dengan demikian, menurut Piaget, proses

belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan tertentu yang bersifat

hierarkis sesuai dengan umurnya. Piaget membagi manusia menjadi empat tahap perkembangan

kognitif, yaitu: jenjang sensorimotorik (0-2 tahun), jenjang pre operasional (2-6 tahun), jenjang

operasional konkrit (6-12 tahun), dan jenjang formal (12-18 tahun). Seorang yang telah berumur

18 tahun diharapkan telah mencapai jenjang kognitif formal sehingga mampu berpikir abstrak/

mengadakan penalaran.

Implikasi teori kognitif Piaget ini terhadap pembelajaran tematik adalah penyediaan

materi, fasilitas belajar dan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia siswa kelas I – III.

Khusus untuk materi yang terkait dengan tuntutan pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar hendaknya memiliki tingkat kedalaman dan keluasan yang sesuai untuk siswa

pada jenjang operasional konkrit.

b. Teori penemuan Bruner

Page 10: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Menurut Bruner pembelajaran yang baik adalah belajar melalui penemuan (discovery)

yang memungkinkan siswa memperoleh informasi dan keterampilan baru berdasarkan informasi

dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Teori Bruner berdasarkan empat prinsip

utama, yaitu:

1) Agar terjadi pembelajaran diperlukan adanya motivasi siswa. Peran guru dalam hal ini adalah

membangkitkan motivasi belajar siswa.

2) Diperlukan konseptualisasi pengaturan struktur bahan pelajaran agar mudah dipelajari siswa.

3) Diperlukan pengurutan pengalaman belajar mulai dari yang konkrit ke abstrak.

4) Diperlukan adanya pujian dan hukuman.

Implikasi Teori Bruner ini dalam pembelajaran di kelas adalah penggunaan metode

pembelajaran yang dapat membangkitkan dorongan internal yangg berasal dari dorongan

eksternal, penyiapan bahan / materi ajar yang sesuai namun tetap memperhatikan ketercapaian

standar isi, kegiatan belajar yang sesuai dengan psikologi perkembangan siswa, dan kegiatan

yang merangsang kompetisi sehat antar siswa dengan memberikan penilaian yang obyektif.

c. Teori belajar bermakna Ausabel

Ausabel menyatakan bahwa seharusnya materi yang dipelajari diasimilasikan dan

dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya (Toeti, 1992: 27).

Implikasi Teori Ausabel dalam pembelajaran tematik adalah penggunaan pendekatan kontekstual

dengan memanfaatkan lingkungan sendiri sebagai lingkungan belajar dan pemilihan materi yang

akrab dengan kehidupan sehari-hari agar motivasi belajar meningkat.

Landasan Yuridis

Page 11: Pembelajaran Tematik Adalah Pembelajaran Terpadu Yang Menggunakan Tema Untuk Mengaitkan Beberapa Mata Pelajaran Sehingga Dapat Memberikan Pengalaman Yang Bermakna Kepada Siswa

Pemerintah telah membuat berbagai peraturan dan kebijakan yang mendukung

pelaksanaan pembelajaran tematik di SD/MI. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun

2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa ”Setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.” dan UU No. 20 Tahun 2003 Bab V Pasal 1-b

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa ”Setiap peserta didik pada setiap

satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya.”