bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 hakikat pkn sd€¦ · 2.1.1 hakikat pkn sd . ... (sd)...

33
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang terdiri dari interdisipliner, artinya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mencakup ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (lampiran UU No. 22 tahun 2006). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan upaya pedagogis pembentukan watak warga negara yang baik, yakni memiliki penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan publik maupun privat (Samsuri, 2011 : 18). Mata pelajaran PKn adalah melahirkan warga negara yang baik atau sering disebut warga negara yang Pancasialis yang dapat diandalkan dalam bela negara dan menjaga keutuhan NKRI (Ana Arifah, 2013:7). Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan dalam kehidupan manusia sebagai warga Negara, supaya dapat mengetahui dan melakukan pemecahan masalah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. PKn di Sekolah Dasar (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan keadaan yang sedang terjadi atau keadaan faktual, sehingga peserta didik mampu untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan bagi peserta didik agar mampu :(1) Berpikir secara kritis,rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat PKn SD

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang wajib dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang terdiri dari

interdisipliner, artinya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mencakup ilmu

politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum, sejarah, ekonomi, moral, dan

filsafat. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945 (lampiran UU No. 22 tahun 2006). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

upaya pedagogis pembentukan watak warga negara yang baik, yakni memiliki

penalaran moral untuk bertindak atau tidak bertindak dalam urusan publik

maupun privat (Samsuri, 2011 : 18). Mata pelajaran PKn adalah melahirkan warga

negara yang baik atau sering disebut warga negara yang Pancasialis yang dapat

diandalkan dalam bela negara dan menjaga keutuhan NKRI (Ana Arifah, 2013:7).

Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan dalam kehidupan manusia

sebagai warga Negara, supaya dapat mengetahui dan melakukan pemecahan

masalah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. PKn di Sekolah Dasar (SD)

diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi

pembelajaran dengan keadaan yang sedang terjadi atau keadaan faktual, sehingga

peserta didik mampu untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan

pengetahuan yang mereka miliki.

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan bagi peserta didik agar

mampu :(1) Berpikir secara kritis,rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

7

kewarganegaraan, (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan

bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

serta anti korupsi, (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan karakter – karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa – bangsa lainnya, dan (4) Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain

dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi, informasi, dan komunikasi (Mawardi dan Suroso,2009:5). Dari tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan diatas, maka Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

tiga fungsi pokok pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan

warga negara yang demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara

(civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara ( civic responbility), dan

mendorong partisipasi warga negara (civic participation) (Winarno, 2013 : 19).

Struktur keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan mencakup tiga dimensi, yaitu : (1)

Civics knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), (2) Civics skill (keterampilan

kewarganegaraan), dan (3) Civics virtues (kebajikan kewarganegaraan). Jadi

berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi

seorang warga negara yang mampu mengetahui, menghargai hak dan kewajiban

sesama dan mampu menghadapi isu yang terjadi sesuai dengan dasar negara

Pancasila dan UUD 1945.

2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kolompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran (Isjoni, 2013 :

12). Menurut Roger,dkk (Miftahul Huda, 2011 : 29) mengatakan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu

prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

8

di antara kelompok – kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar

bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota – anggota yang lain. Kemudian menurut Muhammad

Husni,dkk, (2013:3) mengatakan bahwa model kooperatif mengandung pengertian

sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara

sesama dalam struktur yang kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari

dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan

dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dari beberapa pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara kelompok

kecil yang heterogen dimana setiap individu memilki tanggung jawab terhadap

keberhasilan dirinya sendiri dan keberhasilan anggota kelompoknya terhadap tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan.

Miftahul Huda , (2011 : 33 – 46) meyebutkan ada 5 perspektif teoritis yang

mendasari pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) Perspektif

motivasional,berasumsi bahwa usaha – usaha kooperatif haruslah didasarkan pada

penghargaan kelompok dan struktur tujuan (2) Perspektif kohesi sosial, perspektif ini

menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa jika dalam kelompok kooperatif terjalin suatu kohesivitas antar

anggota didalamnya. Kohesivitas ini dapat dimaknai sebagai suatu kondisi dimana

setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain karena mereka merasa

peduli pada yang lain dan ingin sama – sama sukses. (3) Perspektif kognitif,

berpandangan bahwa interaksi antar siswa akan meningkatkan prestasi belajar mereka

selama mereka mampu memproses informasi secara mental. (4) Perspektif

perkembangan, menegaskan bahwa ketika siswa bekerja sama, konflik sosial kognitif

akan muncul dan melahirkan ketidak seimbangan kognitif (cognitive disequilibrium).

Ketidak seimbangan kognitif ini yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan

siswa untuk berpikir, bernalar, dan berbicara. (5) Perspektif elaborasi kognitif,

berkaitan erat dengan penambahan informasi baru dan restrukturasi informasi yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

9

sudah ada. Kemudian ada 5 elemen dasar pembelajaran kooperatif, antara lain : (1)

Interpendensi positif muncul ketika siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan

semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses mengerjakan tugas

tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil mengerjakannya atau sebaliknya,

siswa harus mengkoordinasikan setiap usaha dengan usaha – usaha anggota

kelompoknya untuk menyelesaikan tugas tersebut. (2) Interaksi promotif dapat

didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam kelompok, dimana setiap anggota saling

mendorong dan membantu anggota lain dalam usaha mereka mencapai,

menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama. (3) Akuntabilitas

individu, pada unsur ini setiap siswa harus mengerjakan tugas yang sudah menjadi

tanggung jawabnya. (4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, pada unsur

ini siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerjasama secara efektif dan

dimotivasi agar terwujud suasana yang produktif, dan (5) Pemrosesan kelompok

(group processing) adalah untuk mengklarifikasi dan meningkatkan efektivitas kerja

sama antar anggota untuk mencapai tujuan kelompok.

Menurut Joyce, Weil dan Calhoun ( 2009 : 302) ada 7 asumsi yang mendasari

pengembangan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah sebagai berikut

:

1. Sinergi ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan meningkatkan motivasi

yang jauh lebih besar dari pada dalam bentuk lingkungan kompetitif

individual. Kelompok – kelompok sosial integrative memiliki pengaruh yang

lebih besar dari pada kelompok yang dibentuk secara berpasangan. Perasaan –

perasaan saling berhubungan (feeling of connectedness) menghasilkan energi

yang positif.

2. Anggota – anggota kelompok kooperatif dapat saling belajar satu sama lain.

3. Interaksi antar anggota, akan menghasilkan aspek kognitif semisal

kompleksitas sosial, menciptakan sebuah aktivitas intelektual yang dapat

mengembangkan pembelajaran ketika dibenturkan pada pembelajaran tunggal.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

10

4. Kerjasama meningkatkan perasaan positif terhadap satu sama lain,

menghilangkan pengasingan, dan penyendirian, membangun sebuah

hubungan, memberikan sebuah pandangan positif mengenai orang lain.

5. Kerjasama meningkatkan penghargaan diri, tidak hanya melalui pembelajaran

yang terus berkembang, namun juga melalui perasaan dihormati dan dihargai

oleh orang lain dalam sebuah lingkungan.

6. Siswa mengalami dan menjalani tugas serta merasa harus bekerjasama dapat

meningkatkan kapasitasnya untuk bekerjasama secara produktif.

7. Siswa, termasuk juga anak – anak, bisa belajar dari beberapa latihan untuk

meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerjasama.

Dalam model pembelajaran kooperatif, peran guru adalah menjadi

fasilitator, mediator,director-motivator, dan evaluator (Isjoni, 2013 : 62).

Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif, seorang guru memang

harus melakukan perencanaan yang matang, memperhatikan latar belakang

siswa, dan mampu untuk mengkodisikan kelas menjadi aktif sehingga proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

2.1.3.1 Pengertian Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

(GI)

Model ini pertama kali dikembangkan oleh Sharan and Sharan pada

tahun 1976. Model ini dirancang untuk membimbing siswa dalam

memperjelas masalah, menelusuri berbagai perspektif dalam masalah tersebut,

mengkaji bersama unutk menguasai informasi, gagasan, skill yang secara

simultan model ini juga mengembangkan kompetensi sosial mereka (Bruce

Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, 2009 : 36).

Suyatno ( I Km. Hary Sudawan, dkk, 2014) mengatakan bahwa GI

adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana

siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

11

diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka

kepada kelas. Menurut Burns ( Rusman, 2013 : 220) mengatakan bahwa

secara umum perencanaan pengorganisasian kelas adalah kelompok yang

dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2 – 6 orang,tiap

kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok

bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan

laporan kelompok.

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran GI adalah model pembelajaran yang digunakan dalam

pemecahan masalah yang berbasis penelitian dan penyelidikan yang dilakukan

secara berkelompok.

2.1.3.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Sharan & Sharan (Shlomo Sharan, 2014 : 130 – 134) mengatakan

bahwa karakteristik unik Investigasi Kelompok / GI ada pada integrasi dari

empat fitur dasar seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi

intriksik :

1. Investigasi

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang

dan rumit kepada kelas. Proses investigasi menekankan inisiatif siswa,

dibuktikan dengan pertanyaan – pertanyaan yang mereka ajukan dengan

sumber – sumber yang mereka temukan dan dengan jawaban yang mereka

rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan bekerjasama dengan

rekan mereka dan menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan,

ketertarikan, dan pengalaman yang mereka bawa untuk mengerjakan tugas.

2. Interaksi

Pada tiap – tiap tahap investigasi, siswa memiliki kesempatan yang

cukup untuk berinteraksi. Mereka mendiskusikan rencana penelitian mereka,

mempelajari berbagai sumber dan bertukar gagasan dan informasi. Mereka

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

12

bersama – sama memutuskan bagaimana cara meringkas dan menggabungkan

temuan – temuan mereka itu kepada teman sekelas mereka. Interaksi adalah

kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling

mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu untuk

memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, atau bahkan saling

mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut pandang yang

berseberangan.

3. Penafsiran

Penafsiran merupakan proses sosial – intelektual yang sesungguhnya.

Penafsiran atas temuan – temuan yang telah mereka gabungkan merupakan

proses negosiasi antara tiap – tiap pengetahuan pribadi siswa dengan

pengetahuan baru yang mereka hasilkan, dan antara tiap – tiap siswa dengan

gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu.

4. Motivasi Intrinsik

Dengan mengundang siswa untuk menggabungkan masalah – masalah

yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan, dan

perasaan mereka, investigasi kelompok mempertinggi minat pribadi mereka

untuk mencari informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka

mendatangkan motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan

orang lain.

2.1.3.3 Sintak / Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation

Shlomo Sharan (2014 : 135 – 147) membagi langkah – langkah model

pembelajaran GI menjadi 6 langkah, antara lain :

1. Tahap pertama : kelas menentukan subtema dan menyusunnya

kedalam kelompok penelitian.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

13

Pada tahap ini guru memberikan sebuah masalah yang rumit

kepada siswa, selanjutnya siswa akan mencari sumber informasi dari

berbagai sumber yang berguna untuk mendukung dan menelusuri

masalah tersebut. Setelah siswa melakukan penelusuran dengan

berbagai sumber, siswa siap merumuskan dan memilih berbagai

pertanyaan yang bisa menunjang penelitian atau penyelidikan. Guru

menulis persoalan umum didepan papan tulis dan mengundang siswa

untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka selidiki agar bisa

memahami dengan baik. Langkah selanjutnya siswa mengelompokkan

pertanyaan itu kedalam kategori – kategori untuk dijadikan subtema

bagi kelompok – kelompok untuk melakukan penelitian. Sekarang tiap

siswa bersiap untuk meneliti subtema yang paling mencerminkan

minatnya. Kelompok – kelompok biasanya terbentuk berdasarkan pada

basis minat yang sama terhadap sub tema tertentu.

2. Tahap kedua : Kelompok merencanakan penelitian mereka

Mereka menggunakan daftar pertanyaan yang dihasilkan kelas

sebagai dasarnya dan memilih pertanyaan – pertanyaan yang mereka

rasakan paling mencerminkan minat spesifik mereka dalam sub tema

itu. Setelah perencanaan berhasil, mereka menambahkan beberapa

pertanyaan dan membuang beberapa pertanyaan, semua itu sambil

mengklarifikasi apa yang ingin mereka teliti. Selama berlangsungnya

diskusi perencanaan, kelompok memperhatikan kecenderungan dan

preferensi para anggotanya yang beragam dan membagi – bagi bagian

penelitian itu diantara mereka.

3. Tahap ketiga : kelompok menjalankan penelitian mereka

Dalam tahap ini, siswa secara sendiri – diri atau berpasangan

menjalankan rencana yang berupa : menemukan informasi dari

berbagai sumber, menyusun dan mencatat data, melaporkan temuan –

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

14

temuan mereka kepada teman sekelompok, mendiskusikan dan

menganalisis temuan – temuan mereka, memutuskan apakah mereka

memerlukan informasi lain, menafsirkan dan menyatukan temuan –

temuan mereka.

4. Tahap keempat : Kelompok Merencanakan Presentasi Mereka

Dalam tahap ini, kelompok harus memutuskan mana temuan

mereka yang akan dibagi bersama kelas dan bagaimana menyajikan

temuan – temuan mereka itu kepada teman sekelas. Tujuan utama dari

presentasi adalah untuk menunjukkan kepada teman sekelas bahwa

apa yang diperhatikan kelompok itu bisa menjadi gagasan utama dari

temuan – temuan itu.

5. Tahap kelima : kelompok menyusun presentasi mereka

Pada tahap ini, tiap – tiap kelompok menyajikan satu aspek

dari masalah umum yang paling diketahuinya dan terus menerus

mempelajari sisi – sisi lain dari masalah itu. Sebelum presentasi

dimulai, guru dan siswa bersama – sama menyiapkan lembar evaluasi

yang diisi oleh siswa ketika presentasi berlangsung. Pertanyaan –

pertanyaan untuk siswa mencerminkan kejelasan, daya tarik, dan

relevansi presentasi. Yang mereka perhatikan adalah isi presentasi dan

cara penyajianya. Untuk menyimpulkan presentasi, guru harus

membiarkan kelas berdiskusi tentang bagaimana semua tema itu

digabungkan untuk menjelaskan masalah umum yang telah diatasi

dikelas.

6. Tahap keenam : Guru dan siswa mengevaluasi proyek

Evaluasi investigasi kelompok difokuskan pada pengetahuan

yang diperoleh selama berlangsunnya proyek itu, dan juga pada

pengalaman investigasi perseorangan atau kelompok. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan meminta tiap kelompok

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

15

menyerahkan dua atau tiga pertanyaan berdasarkan pada gagasan

utama dari hasil penelitian itu. Guru juga harus mengevaluasi

bagaimana siswa menyatukan semua informasi yang mereka temukan

ketika mencari jawaban. Proses pembelajaran dalam tahap 6

mendukung keterampilan yang diperlihatkan siswa dalam semua tahap

sebelumnya.

2.1.3.4 Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe Model Group Investigation

Joyce, Weil, dan Calhoun ( Supriyati,2015 : 18 ) menyebutkan bahwa sebuah

model pembelajaran terdiri dari komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen

sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang

terdiri dari bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak

instruksional yaitu hasil belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan

dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

tertentu. Berikut ini akan diuraikan komponen – kompenen model pembelajaran GI :

1. Sintakmatik

Sintakmatik model pembelajaran GI menurut Shlomo Sharan (2014 :

135 – 147) yaitu tahap pertama Guru memberikan sebuah masalah mengenai

materi “ keputusan bersama” kepada siswa untuk diteliti dan siswa mencari

informasi dari berbagai sumber yang berguna untuk mendukung masalah

tersebut. Kemudian siswa merumuskan dan memilih pertanyaan yang dapat

menunjang penelitian, selanjutnya siswa mengelompokkan pertanyaan itu

kedalam kategori – kategori untuk dijadikan beberapa subtema bagi setiap

kelompok yang terbentuk melalui minat yang sama terhadap sub tema.Tahap

kedua kelompok merencanakan penelitian mereka. Selama berlangsungnya

perencanaan, setiap kelompok memperhatikan kecenderungan tiap anggotanya

yang beragam dan membagi penelitian untuk setiap anggota kelompok. Tahap

ketiga, siswa secara mandiri atau berpasangan melakukan penelitian dengan

menggunakan berbagai informasi dan mencatat datanya. Siswa melaporkan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

16

hasil temuannya kepada siswa yang lainnya dalam satu kelompok. Secara

bersama – sama, siswa mendiskusikan, menganalisis, dan menafsirkan temuan

dari tiap anggota kelompok dan menyatukan temuan mereka. Pada tahap ini

tepat bagi guru untuk membantu kelompok dengan cara mendorong dan

memeriksa gagasan mereka, Tahap keempat kelompok merencanakan

presentasi, mereka harus memutuskan temuan yang akan dibagi dan cara

untuk menyajikan temuan mereka kepada siswa dalam kelas. Pada tahap

kelima kelompok melakukan presentasi. Yang perlu diperhatikan dalam

presentasi adalah isi dan cara penyajiannya. Sebelum setiap kelompok

melakukan presentasi, guru dan siswa menyiapkan lembar evaluasi untuk

menilai presentasi kelompok. Tahap keenam guru dan siswa melakukan

evaluasi terhadap proyek atau hasil kerja kelompok. Evaluasi difokuskan pada

pengetahuan yang diperoleh oleh siswa, dan juga pengalaman investigasi

perseorangan atau kelompok. Salah satu cara yang digunakan supaya dapat

mengukur pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh siswa, maka setiap

kelompok diminta untuk bertanya mengenai materi yang dipresentasikan oleh

kolompok yang sedang presentasi. Guru juga harus mengevaluasi bagaimana

kelompok yang presentasi mencari jawaban dari setiap pertanyaan.

2. Prinsip Reaksi

Peran guru dalam model Group Investigation berfungsi sebagai

fasilitator, konselor, dan pembimbing. Guru harus membantu siswa dalam

mempersiapkan,merumuskan,mengevaluasi dan mengatur kelompok pada

proses pembelajaran. Terlebih dahulu guru menjelaskan cara atau langkah –

langkah untuk mengidentifikasi permasalahan yang dalam penelitian ini

mengenai materi “keputusan bersama”. Siswa akan bereaksi ketika diberikan

sebuah masalah yang berhubungan dengan materi palajaran, pada situasi ini

guru menggiring siswa untuk menelusuri masalah tersebut dan mencari

informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan masalah. Siswa

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

17

menentukan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti dan

mengumpulkan informasi guna menguji jawaban sementara tersebut. Setelah

siswa melakukan penyelidikan secara individu, siswa kembali kedalam

kelompoknya untuk mendiskusikan hasil temuannya. Pada saat proses

berdiskusi, antar siswa akan saling bertukar pendapat, bernegosisasi, dan

menyelesaikan setiap permasalahan didalam kelompok secara demokratis.

Pada tahap ini, guru harus mendampingi siswa dan membantu dalam

mengorganisir masalah yang diteliti.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial pada model pembelajaran GI yaitu menjunjung nilai

demokrasi, saling menghargai, tanggung jawab, kerjasama dan disiplin. Hal

ini dinyatakan ketika siswa pada tahap penyelidikan masalah, pada saat

berdiskusi, pada saat bernegosiasi dan saat siswa melakukan presentasi.

Joyce, Weil, dan Calhoun (2009 : 323) menyatakan bahwa pada tahap sistem

sosial ini berlandaskan proses demokrasi dan keputusan kelompok, dengan

struktur eksternal yang rendah. Kebingungan yang diciptakan haruslah alami,

tidak bisa dipaksakan. Kebingungan dan pertanyaan haruslah asli dan

merupakan hal utama yang harus diperhatikan.

4. Daya Dukung

Lingkungan sekitar harus dapat merespon setiap kebutuhan yang

dibutuhkan pada saat proses pembelajaran. Guru dan siswa harus mampu

untuk memenuhi kebutuhan sebagai penunjang sumber informasi yang

dibutuhkan, seperti contoh bahan bacaan, video dan gambar mengenai materi

“ keputusan bersama” mata pelajaran PKn.

5. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring.

Dampak Instruksional merupakan hasil belajar yang diperoleh secara

langsung dengan cara mengarahkakan pada tujuan pembelajaran yang telah

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

18

ditetapkan. Joyce, Weil, dan Calhoun (2009 : 322) membagi dampak

Instruksional model pembelajaran GI menjadi 3 bagian yaitu :

a) Proses dan pengelolaan kelompok efektif.

Pada tahap ini proses pembentukan kelompok siswa memilih

berdasarakan minat yang sama terhadap sub tema / materi. Diharapkan setiap

anggota kelompok menjadi aktif dan proses pembelajaran dapat berjalan

secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b) Pandangan konstruktivis tentang pengetahuan

Diharapkan melalui penerepan model pembelajaran GI, siswa dapat

mencari informasi dari berbagai sumber yang menunjang materi pelajaran

melalui proses penyelidikan. Pada saat penyelidikan, siswa akan

mengkontruksi dan menggabungkan antara pengalaman yang dimiliki dan

pengetahuan yang baru.

c) Disiplin dalam penelitian kolaboratif

Melalui pembelajaran model GI, setiap siswa akan bekerjasama dan

bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dalam melakukan

penyelidikan atau penelitian.

Secara khusus dampak instruksional pada pada pembelajaran PKn

materi “ Keputusan Bersama “ menggunakan model pembelajaran GI adalah

memahami definisi keputusan bersama, memahami bentuk – bentuk

keputusan bersama, memahami prinsip keputusan bersama, dan menentukan

sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.

Dampak pengiring adalah hasil belajar yang diperoleh dari proses

pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami siswa

tanpa pengarahan langsung oleh guru. Dampak pengiring yang akan

diperoleh siswa dalam pembelajaran PKn dengan materi “ Keputusan

Bersama” menggunakan model pembelajaran GI adalah berpikir kritis,

tanggung jawab, demokratis, disiplin, komunikatif, percaya diri, dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

19

kerjasama. Dampak pengiring akan tercipta apabila dalam proses

pembelajaran siswa diberikan kesempatan yang memadai untuk mencapai

setiap komponen tersebut.

Dampak instruksional dan dampak pengiring pada model

pembelajaran GI akan digambarkan pada bagan berikut ini :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

20

Bagan 1.1

Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Pembelajaran Group

Investigation

2.1.3.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Kelebihan model pembelajaran GI menurut Mafune ( Rusman, 2013 : 222 )

adalah untuk mengembangkan kreativitas siswa baik secara perorangan maupun

kelompok, membantu pembagian tanggung jawab siswa, dan berorientasi menuju

pembentukan manusia sosial.

Keterangan :

Dampak instruksional :

Dampak pengiring :

Model

Pembelajaran

Group

Investigation

Kerjasama

Percaya diri

komunikatif

disiplin

Berpikir kritis

demokratis

Tanggung jawab

Menentukan sikap yang

tepat terhadap

keputusan bersama.

Memahami prinsip –

prinsip keputusan

bersama

Mamahami bentuk –

bentuk keputusan

bersama

Memahami definisi

keputusan bersama

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

21

2.1.3.6 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investgation

Kekurangan model pembelajaran Group Investigation menurut Vierwinto

(2012:13) adalah sebagai berikut :

1) Memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit.

2) Memerlukan waktu belajar relatif lama.

3) Menuntut kesiapan guru untuk menyiapkan materi atau topik investigasi

secara keseluruhan, sehingga akan sulit terlaksana bagi guru yang kurang

kesiapannya.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh

Frank Lyman bersama rekan – rekannya di Universitas Maryland. Trianto (2009 : 81)

menyatakan bahwa model pembelajaran TPS adalah jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa

semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat

memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Anita Lie (Sayudi Riawan, 2013 : 42) mengatakan bahwa Think Pair Share

adalah suatu metode pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk

bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan metode ini adalah

optimalisasi partisipasi siswa.

Arends ( 2008 : 15 ) berpendapat bahwa pendekatan ini menantang asumsi

bahwa semua resitasi atau diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok,

dan memiliki prosedur – prosedur built – in untuk memberikan lebih banyak waktu

kepada siswa untuk berpikir, untuk merespon, dan saling membantu.

Model pembelajaran TPS sangat ideal untuk guru dan siswa yang baru belajar

kolaboratif. Teknik pembelajaran TPS memberi siswa kesempatan untuk bekerja

sendiri serta bekerjasama dengan orang lain ( L.Surayya,dkk , 2014:3).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

22

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Think Pair Share adalah sebuah

model pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara

mandiri maupun kelompok dalam menyelesaikan pertanyaan atau masalah yang di

berikan oleh guru pada proses pembelajaran.

2.1.4.2 Sintak / Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share

Trianto ( 2009 : 81-82 ) menyebutkan bahwa langkah – langkah model

pembelajaran TPS adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1 : berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan

dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit

untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

2. Langkah 2 : berpasangan (pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang

disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan

atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentififkasi.

3. Langkah 3 : berbagi (sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan – pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk

berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai

sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan

(Arends,1997) disadur Tjokrodihardjo (2003).

2.1.4.3 Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Joyce, Weil, dan Calhoun ( Supriyati,2015 : 18 ) menyebutkan bahwa sebuah

model pembelajaran terdiri dari komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen

sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

23

terdiri dari bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak

instruksional yaitu hasil belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan

dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model

tertentu. Berikut ini akan diuraikan komponen – kompenen model pembelajaran TPS

:

1. Sintagmatik

Sintagmatik model pembelajaran TPS menurut Trianto ( 2009 : 81-82

) adalah tahap pertama guru memberikan sebuah pertanyaan atau masalah

kepada siswa yang berhubungan dengan materi “ keputusan bersama”. Setelah

guru memberikan pertanyaan atau masalah, dalam waktu beberapa menit

siswa secara individu berpikir mengenai jawaban atas pertanyaan atau

masalah yang telah diberikan. Pada tahap kedua setelah siswa menemukan

jawaban, maka guru meminta siswa untuk berpasangan dengan tujuan agar

para siswa melakukan diskusi mengenai jawaban yang mereka peroleh,

sehingga dari diskusi ini akan didapatkan gagasan baru dari pemikiran siswa

secara berpasangan. Pada tahap ketiga, setelah siswa secara berpasangan

menemukan gagasan yang baru, langkah berikutnya adalah guru meminta

mereka untuk membagikan dan menjelaskan gagasan itu kepada seluruh siswa

yang berada dikelas dengan tujuan siswa yang lain akan mengetahuinya.

2. Prinsip Reaksi

Peran guru dalam model TPS berfungsi sebagai fasilatator, konselor,

dan pembimbing. Guru harus membantu siswa dalam

mempersiapkan,merumuskan,mengevaluasi dan mengatur kelompok pada

proses pembelajaran. Terlebih dahulu guru memberikan sebuah pertanyaan

atau masalah mengenai materi “keputusan bersama” dan meminta siswa

secara individu untuk memikirkan jawaban atas masalah yang diberikan, pada

situasi ini guru menggiring siswa untuk menelusuri masalah tersebut dan

mencari jawaban secara individu. Selanjutnya guru meminta siswa untuk

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

24

berpasangan untuk membagikan hasil pemikiran meraka kepada pasangannya.

Setelah siswa saling bertukar pendapat dengan pasangannya, guru meminta

siswa untuk membagikan hasil diskusi kepada seluruh siswa dalam kelas

tersebut. Pada tahap ini, guru harus mendampingi siswa dan membantu dalam

mengorganisir proses diskusi dalam kelas.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial pada model pembelajaran TPS yaitu menjunjung tinggi

nilai demokrasi, saling menghargai, tanggung jawab, kerjasama dan disiplin.

Hal ini akan dinyatakan pada saat siswa melakukan pemikiran secara individu,

secara berpasangan, maupun pada saat proses mempublikasikan hasil diskusi

kepada siswa satu kelas.

4. Daya Dukung

Lingkungan sekitar harus dapat merespon setiap kebutuhan yang

dibutuhkan pada saat proses pembelajaran. Guru dan siswa harus mampu

untuk memenuhi kebutuhan sebagai penunjang sumber informasi yang

dibutuhkan, seperti contoh bahan bacaan dan gambar mengenai materi “

keputusan bersama” mata pelajaran PKn.

5. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

Dampak Instrurksional merupakan hasil belajar yang diperoleh secara

langsung dengan cara mengarahkan pada tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Secara khusus dampak instruksional pada pembelajaran PKn

dengan materi “Keputusan Bersama” menggunakan model pembelajaran TPS

adalah memahami definisi keputusan bersama, mamahami bentuk – bentuk

keputusan bersama, memahami prinsip – prinsip keputusan bersama, dan

menentukan sikap yang tepat terhadap keputusan bersama.

Dampak pengiring adalah hasil belajar yang diperoleh dari proses

pembelajaran sebagai akibat dari terciptanya suasana pembelajaran yang

dialami siswa tanpa pengarahan langsung dari guru. Dampak pengiring yang

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

25

akan diperoleh siswa dalam pembelajaran PKn dengan materi “Keputusan

Bersama” menggunakan model pembelajaran TPS adalah berpikir kritis,

percaya diri, berani, menghargai, kreatif, disiplin, dan kerjasama. Dampak

pengiring akan tercipta apabila dalam proses pembelajaran siswa diberikan

kesempatan yang memadai untuk mencapai setiap komponen tersebut.

Dampak instruksional dan dampak pengiring pada model

pembelajaran TPS dapat digambarkan pada bagan berikut

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

26

Bagan 1.2

Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Pembelajaran Think Pair

Share

2.1.4.4 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Kelebihan model pembelajaran TPS menurut Miftahul Huda (2011 : 136)

adalah sebagai berikut :

1) Memungkinkan siswa bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.

2) Mengoptimalkan partisipasi siswa.

3) Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Keterangan :

Dampak Instruksional

Dampak Pengiring

Model

Pembelajaran

Think Pair

Share

Menentukan sikap yang

tepat terhadap

keputusan bersama.

Memahami prinsip –

prinsip keputusan

bersama

Mamahami bentuk –

bentuk keputusan

bersama

Memahami definisi

keputusan bersama

Kerjasama

Disiplin

Berani

Menghargai

Percaya diri

Kreatif

Berpikir kritis

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

27

2.1.4.5 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Kekurangan Model Pembelajaran TPS menurut Moh Abud Khodir (2011:19)

adalah sebagai berikut :

1) Memerlukan waktu yang relatif lebih lama

2) Siswa yang pandai selalu mendominasi pembelajaran, sedangkan yang kurang

pandai cenderung pasif.

2.1.5 Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Group

Investigation dan Think Pair Share

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI dan TPS

merupakan serangkaian kegiatan langkah – langkah pembelajaran yang telah

direncanakan untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran secara utuh. Berikut ini

adalah prosedur yang akan dilaksanakan pada pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran GI dan TPS.

Tabel 1.1

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan Model Kooperatif

Tipe Group Investigation

Kegiatan guru Tahap pelaksanaan Kegiatan siswa

1. Guru memberikan

sebuah permasalahan

melalui

video/gambar/bacaan

dan menulis masalah

tersebut di papan tulis.

2. Guru meminta siswa

untuk mencari sumber

informasi untuk

menunjang masalah

1.Menentukan

subtema dan

menyusunnya

kedalam kelompok

penelitian.

1. siswa memperhatikan masalah

yang diberikan oleh guru sehingga

akan timbul rasa ingin tahu dari diri

siswa.

2. siswa mencari informasi dari

berbagai sumber yang ada untuk

mendukung masalah yang sudah

diberikan.

3. Siswa membuat pertanyaan

terhadap masalah yang sudah

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

28

yang diberikan.

3. Guru meminta siswa

untuk membuat

pertanyaan terhadap

masalah yang sudah

diberikan.

4.Guru menempel /

menuliskan daftar

pertanyaan dari siswa di

papan tulis dan

membantu siswa untuk

menentukan subtema.

5. Guru mengarahkan

dan memberikan

kebebasan kepada siswa

dalam memilih

kelompok yang sesuai

dengan subtema yang

mereka pilih yang

beanggotakan 4-5 orang.

diberikan. Siswa dapat

menggunakan 3 cara, yaitu : secara

individu, kelompok bercakap –

cakap, dan

perseorangan,berpasangan,berempat.

4. Siswa memberitahu

pertanyaannya kepada guru untuk di

tempel / di tuliskan dipapan tulis.

5. Siswa dengan bantuan guru akan

menentukan subtema yang akan

menjadi proyek siswa.

6. Siswa dengan bantuan guru

membentuk kelompok berdasarkan

minat dan kesamaan pada subtema

yang sudah mereka pilih.

6. Guru memimpin

jalannya diskusi

kelompok.

7.Guru membantu

kelompok dalam

mencari sumber

2.Merencanakan

penelitian

7. Siswa melakukan diskusi

mengenai gagasan, minat, dan

pandangan mereka .

8. Siswa menggunakan daftar

pertanyaan yang paling

mencerminkan minat sebagai dasar

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

29

informasi yang tepat.

8. Guru berkeliling

untuk membantu

merumuskan rencana

kelompok yang lebih

realistis.

untuk melakukan penelitian.

9. siswa menambah pertanyaan yang

dibutuhkan atau mengurangi

beberapa pertanyaan yang dianggap

tidak perlu.

10. siswa mencari sumber informasi

yang tepat berdasarkan usulan dari

guru.

11. Siswa bertanya kepada guru

apabila mengalami kesulitan pada

tahap ini.

12. siswa saling berinteraksi untuk

menentukan pilihan dan keputusan

yang membentuk penelitian mereka.

9. guru meninstruksikan

untuk memulai

penelitian / penyelidikan

terhadap masalah /

subtema yang sudah

dipilih.

10. guru membantu

memeriksa sumber

informasi yang

diperlukan siswa.

11. guru berkeliling ke

setiap kelompok untuk

melihat perkembangan

penelitian/penyelidikan.

3.Menjalankan

penelitian

13. Siswa membaca/melakukan

percobaan atau melakukan cara yang

lain untuk memulai penyelidikan.

14. Siswa mencari dan menemukan

informasi yang diperlukan dan

menyaringnya.

15. Siswa menggunakan pertanyaan-

pertanyaan yang sudah dipilih untuk

membimbing ketika menemukan

informasi.

16. siswa memperjelas, memperluas

dan menyaring pengetahuan /

informasi yang didapatkan.

17. siswa meminta bantuan guru

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

30

12. Guru

menginstruksikan agar

siswa saling membantu

dan menghormati minat

masing – masing.

apabila mengalami kesulitan.

18. siswa terus mengkoordinasikan

upaya untuk mencapai tujuan

bersama.

19. siswa merumuskan pernyataan

yang mewakili semua jawaban dan

gagasan yang ditemukan.

13.Guru

menginstrusikan kepada

kelompok dan

membantu untuk

mempersiapkan

presentasi.

14. Guru mengamati

kinerja kelompok dan

menawarkan bantuan.

15. Guru memastikan

semua siswa

berpartisipasi dalam

persiapan presentasi.

4.Merencanakan

presentasi

20.siswa memutuskan temuan yang

akan di bagi kepada siswa kelas.

21. siswa meminta bantuan guru

apabila mengalami kesulitan dalam

menentukan gagasan utama dari

penelitian.

22. siswa menintegrasikan hasil dari

penelitian mereka dan

merencanakan presentasi.

16. Guru menyiapkan

lembar evaluasi yang

berisi tentang kejelasan,

daya tarik, dan relevansi

presentasi.

17.Guru

5.Menyusun

presentasi

23. Siswa melakukan presentasi.

24. siswa memperhatikan kelompok

yang sedang presentasi.

25. siswa memberikan komentar

mengenai materi.

26. Siswa menyimpulkan mengenai

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

31

mengkoordinasikan

presentasi kelompok.

18. Guru mengarahkan

siswa untuk

berkomentar mengenai

materi yang

disampaikan dalam

presentasi.

19. Guru mengarahkan

penyimpulan diskusi

terhadap presentasi.

materi yang dipresentasikan.

20.guru memberikan

evaluasi terhadap hasil

kerja setiap kelompok

dan meluruskan jawaban

apabila ada yang kurang

benar.

21. Guru memberikan

refleksi terhadap

pembelajaran.

6. Evaluasi proyek 27. Setiap kelompok mendengarkan

evaluasi dari guru untuk dijadikan

perbaikan.

28. siswa bertanya apabila ada

pembahasan yang belum dipahami.

(Shlomo Sharan, 2014 : 134-136)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

32

Tabel 1.2

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran PKn Menggunakan Model Kooperatif

Tipe Think Pair Share

Kegiatan guru Tahap pelaksanaan Kegiatan siswa

1. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

2. guru menjelaskan

materi .

1. Menyampaikan

informasi kompetensi yang

akan dicapai dalam

pembelajaran

1. Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

3. Guru mengajukan

pertanyaan atau masalah.

2. Berpikir (think) 2. Siswa berpikir secara

individu untuk

menemukan jawaban

sementara.

4. Guru meminta siswa

untuk berpasangan.

5. Guru menyuruh siswa

untuk mendiskusikan

jawaban yang diperoleh

masing – masing siswa.

3. Berpasangan (pair) 3. Siswa mencari pasangan

untuk melakukan diskusi.

4. Siswa bersama

pasangannya berdiskusi

mengenai pemikiran

meraka masing – masing

untuk mendapatkan

penyatuan gagasan.

6.Guru berkeliling ke

setiap kelompok dan

menawarkan bantuan.

7. Guru meminta siswa

untuk membagi hasil

diskusinya kepada seluruh

siswa.

4. Berbagi (share) 5. siswa melaporkan hasil

diskusinya kepada guru

dan meminta bantuan

apabila ada kesulitan.

6. Siswa melakukan

presentasi untuk

menyampaikan hasil

diskusinya kepada seluruh

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

33

siswa

(Trianto, 2009 : 81-82 )

2.1.6 Hasil Belajar

2.1.6.1 Pengertian Hasil Belajar

Keberhasilan pada sebuah pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang

diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang berlangsung. Menurut Supratiknya

(2012 : 5) hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan –

kemampuan baru yang diperoleh murid sesudah mereka mengikuti proses belajar –

mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Menurut Hamzah B. Uno (Rumilah, 2012 :

5) bahwa hasil belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa

pikiran, perasaan, atau gerakan).

Supriyati (2015 : 33) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil / bukti

keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berupa kemampuan –

kemampuan yang dimiliki dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan

menurut Nana Sudjana ( Sayudi Riawan, 2013 : 9) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu

berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes

perbuatan.

Dari uraian diatas mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan atau keterampilan dalam ranah afektif, kognitif, dan

psikomotor yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa yang akan di ukur adalah ranah

kognitif. Taksonomi tujuan belajar menurut Lorin W. Anderson dkk, sebagai revisi

dari taksonomi Bloom dkk (Naniek,dkk, 2012 : 111 - 113) menyatakan bahwa proses

kognitif meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta. (1) Tingkatan mengingat adalah ingat atau pengakuan dari informasi

spesifik. (2) Memahami adalah pemahaman dari informasi yang diberikan. (3)

Menerapkan adalah menggunakan strategi, konsep, prinsip – prinsip dan teori – teori

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

34

dalam situasi baru. (4) Menganalisis adalah menjabarkan informasi menjadi

komponen – komponen / elemen. (5) Mengevaluasi adalah menilai/menghargai ide –

ide, bahan dan metode – metode dengan mengembangkan dan menerapkan standar

dan kriteria. (6) Mencipta adalah menempatkan bersama – sama gagasan atau unsur –

unsur untuk mengembangkan ide asli atau terlibat dalam pemikiran.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

2.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Penelitian yang dilakukan oleh Fresti Artika Sari (2013) dengan judul “

Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Materi Misi

Kebudayaan Internasional Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD

Negeri Wangon Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar rata –

rata nilai kelas eksperimen sebesar 86,25 dan kelas kontrol sebesar 76. Nilai hasil

belajar juga berdistribusi tidak normal dan hasil uji U Mann Whitney terhadap hasil

belajar pada kolom Asymp. Sig / Asymptotic significance dua sisi yaitu 0,002.

Signifikansinya kurang dari 0,05. Maka, Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa yang

menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan yang menggunakan

metode ceramah.

Penelitian yang dilakukan oleh Vierwinto (2012) dengan judul “ Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap

Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SD Negeri Gendongan

03 Salatiga”. Hasil penelitian, berdasarkan hasil analisis uji t untuk selisih data

pretest-posttest kedua kelomok sampel bahwa nilai t hitung = 2,283 dan nilai t tabel =

1,992, sedangkan signifikansinya sebesar 0,026. Sedangkan berdasarkan analisi uji t

untuk posttest kedua kelompok sampel dengan nilai t hitung = 2,079 dan nilai t tabel

= 1,992, dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sesuai dengan kriteria uji t bahwa Ho

ditolak karena nilai t hitung tidak berada pada posisi antara nilai t tabel dan lebih

besar dari nilai tabelnya (t hitung > t tabel). Dilihat dari nilai rata – rata posttest yaitu

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

35

dengan nilai rata – rata hasil belajar untuk kelas ekperimen sebesar 68,7. Sedangkan

untuk kelas kontrol rata – rata nilai hasil belajar sebesar 61,3. Dari analisis tersebut

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan model ceramah terhadap

hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV di SD Negeri Gendongan

Salatiga.

Penelitian dari Ni Made Kartani (2013) dengan judul “ Pengaruh Penerapan

Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar

PKn”. Hasil penelitian menunujukkan bahwa rata – rata skor hasil belajar PKn yakni

untuk kelompok siswa belajar menggunakan strategi pembelajaran GI adalah 34,65

dan 31,84 untuk kelompok siswa yang belajar dengan strategi konvensional.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji – t pada taraf signifikansi

5% diperoleh t hitung = 3,12 dan t tabel = 1,98. Karena t hitung > t tabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan

strategi pembelajaran kooperatif tipe GI yang signifikan terhadap hasil belajar PKn

siswa kelas X di SMK PGRI 1 Singaraja.

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memiliki perbedaan yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa.

2.2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Penelitian yang dilakukan oleh L.Suryaya, IW. Subagia dan IN.Tika (2014)

dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil

Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikut model

pembelajaran TPS dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran Konvensial

(F=187,110; P<0,05) dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

36

pembelajaran Think Pair Share dan keterampilan berpikir kritis terhadap hasil belajar

(F=3,238; p>0,05).

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Husni, W.Lasmawan, dan

A.A.I.N.Marhaeni (2013) dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar PKn Kelas IV SD Gugus I Selong

Ditinjau Dari Motivasi Belajar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1).Terdapat

perbedaan hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share dengan model konvesional (FA(hitung) = 9,119 > F

tabel = 3,96). (2). Terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar PKn siswa (F AXB(hitung) = 68,252 > F tabel =

3,96). (3). Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan dibelajarkan

dengan model Think Pair Share lebih baik jika dibandingkan dengan model

konvensional (Q hitung = 12,22 > Q tabel = (24,94).

Penelitian yang dilakukan oleh Rumilah (2012) dengan judul “ Pengaruh

Model Pembelajaran Think Pair Share Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok

Bahasan Teks Cerita Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Kristen Satya

Wacana Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011 / 2012”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai 0,000 jika pada rumusan

hipotesis yaitu H1 diterima karena sig <0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya terdapat

perbedaan nilai posttest pada siswa kelompok eksperimen yaitu kelas VA SD dan

siswa kelas kontrol yaitu kelas VB. Berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap

hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share dan pembelajaran konvensional.

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memiliki perbedaan yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

37

2.3 Kerangka Berpikir

2.3.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar PKn.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan

suatu model pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Kerangka berpikir ini

disusun berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Group Invstigation dan Think Pair Share. Kedua model

pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi kepada

siswa. Diharapkan dengan penerapan kedua model ini dapat mencapai indikator

pembelajaran yang sudah ditentukan sehingga terdapat perbedaan hasil belajar PKn

siswa kelas 5 SD di gugus Murai Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran

2015/2016. Berikut adalah bagan kerangka berpikir.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat PKn SD€¦ · 2.1.1 Hakikat PKn SD . ... (SD) diharapkan melaksanakan Pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pembelajaran

38

Bagan 1.3

Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar PKn menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dan tipe Think Pair Share pada siswa kelas

5 SD di Gugus Murai Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2015/2016.

Ha: Ada perbedaan hasil belajar PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation dan Think Pair Share pada siswa kelas 5 SD di Gugus

Murai Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2015/2016.

Group Investigation

Think Pair Share

1. Investigasi

2. Interaksi

3. Penafsiran

4. Motivasi

intrinsik

1. Berpikir

2. Berpasangan

3. Berbagi

Hasil

Belajar

PKn