pembelajaran tari kodhok ngorek - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/2435/1/3426.pdf · informasi. 7....
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN TARI KODHOK NGOREK
DENGAN METODE DONGENG
DI TK TIARA KECAMATAN MIJEN SEMARANG
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
REISTY MIKASARI 2502406017
Pendidikan Seni Tari
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan
Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Hari : Kamis
Tanggal : 3 Maret 2011
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekertaris, Dra. Malarsih, M.Sn Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum NIP. 196106171988032001 NIP. 196210041988031002 Penguji I Drs. Hartono, M.Pd NIP. 196002081987021001 Penguji II/ Pembimbing II Penguji III/ Pembimbing I Moh. Hasan Bisri, S.Sn. M.Sn Drs. R. Indriyanto, M.Hum NIP. 196601091998021001 NIP. 196509231990031001
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya:
Nama : Reisty Mikasari
NIM : 2502406017
Prodi/ Jurusan : Pendidikan Seni Tari/ PSDTM
Fakultas : Bahasa dan Seni (FBS)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwan skripsi yang berjudul
“Pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara kecamatan
Mijen Semarang” yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ini, benar-benar merupakan karya saya sendiri yang
dihasilkan setelah melaksanakan penelitian, bimbingan, diskusi, maupun dari
sumber kepustakaan, wahana elektronik, wawancara langsung maupun sumber
lain, telah disertai keterangan mengenai identitas sumbernya, dengan cara
sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah.
Dengan demikian, tim penguji dan pembimbing penulisan skripsi ini
membuahkan tanda tangan seebagai tanda keabsahannya. Seluruh skripsi ini tetap
menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakberesan,
saya bersedia menerima akibatnya.
Demikian pernyataan ini dapat digunakan seperlunya.
Semarang, Reisty Mikasari
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Kesabaran adalah kunci dari sebuah keberhasilan.
• Pengorbanan, kerja keras dan berdoa merupakan salah satu dari tolak ukur
kesuksesan.
Rene Descrates
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur atas Ridho Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Dedi Subayu (Ayahanda) dan ibu Sumiyatun (Ibunda) tersayang yang
selalu memberikan kasih sayang dan do’a serta dukungan moral dan spiritual
2. Kakaku Heri Susanto yang selalu memberi semangat dan doa.
3. Adikku Deni dan Rizal yang selalu memberi semangat.
4. Muhammad Khabib yang selalu mendukung dan memberi semangat dan
kekuatan.
5. Saudaraku di Omahouse Uti, Resi, Eva, dan Dyah oma, Erina, Nina.
6. Teman-teman angkatan 2006 yang selalu saling menyemangati.
7. Almamater tercinta.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah, serta petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan syarat mencapai
gelar sarjana jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan fasilitas administrasi dalam penyusunan
skripsi.
2. Prof. Dr. Rustono, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. Hum, ketua Jurusan Sendratasik Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam
penyusunan skripsi.
4. Drs. R. Indriyanto, M. Hum (Dosen Pembimbing I) yang telah membimbing
dan memberi pengarahan hingga selesai penyusunan skripsi.
5. Moh. Hasan Bisri.,S.Sn.M.Sn (Dosen Pembimbing II) yang telah membimbing
dan memberi pengarahan hingga selesai penyusunan skripsi.
6. Ibu Sriyatini selaku kepala sekolah TK Tiara yang bersedia memberikan
informasi.
7. Ibu Maria Uti Utari selaku guru seni tari TK Tiara kecamatan Mijen Semarang
yang telah membantu dan member informasi yang diperlukan dalam penelitian.
8. Staf pengajar TK Tiara kecamatan Mijen Semarang.
9. Mahasiswa pendidikan sendratasik angkatan 2006 khususunya seni tari yang
telah banyak memberi dorongan dan semangat kepada penulis.
vi
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah turut
membantu penyelesaian penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini berguna sebagai bahan
bacaan dan menambah wawasan mengenai Pembelajaran seni tari menggunakan
media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
Semarang,
Penulis
vii
SARI
Reisty Mikasari. 2011Pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Semarang.
Pembelajaran tari di TK Tiara menggunakan media dongeng. Media dongeng untuk pelajaran tari selain menyenangkan juga sangat efektif bagi siswa dalam penguasaan materi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Peneliti yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng berjalan dengan baik. Baik yang dimaksud adalah Anak-anak tampak senang, mudah dan cepat menghafal tarian, anak-anak sangat antusias ketika disuruh maju kedepan kelas. anak-anak yang dulunya tidak bisa menari menjadi bisa. Anak-anak juga sudah mulai berani bertanya ketika masih bingung dengan ragam gerak yang diberikan oleh guru.
Saran penulis: Metode dongeng untuk pembelajaran tari di TK perlu disebarluaskan, guru-guru yang belum yang belum menggunakan metode dongeng dalam pembelajaran tari perlu mencoba dan merancang.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
SARI ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR FOTO ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah. ......................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.4.1. Manfaat teoritis............................................................... 6
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8
2.1. Pembelajaran ............................................................................. 8
2.1.1. Tujuan ............................................................................ 8
2.1.2. Materi ............................................................................. 9
2.1.3. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................. 9
2.1.4. Metode ........................................................................... 9
2.1.5. Alat ................................................................................ 10
2.1.6. Sumber pelajaran ............................................................ 10
2.1.7. Siswa. .............................................................................. 11
ix
2.1.8. Guru ................................................................................ 11
2.1.9. Evaluasi ........................................................................... 12
2.2. Pembelajaran Seni Tari di TK .................................................... 12
2.3. Pembelajaran Dengan Media ..................................................... 17
2.3.1 Metode. ............................................................................ 17
2.3.2. Pengertian Media. ........................................................... 19
2.4. Dongeng. .................................................................................... 19
2.4.1. Pengertian Dongeng ....................................................... 19
2.4.2. Jenis-jenis Dongeng ........................................................ 20
2.5. Siswa-siswi Taman Kanak-kanak ............................................... 21
2.5. Kerangka berfikir . ...................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26
3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 26
3.2. Lokasi Penelitian dan Sasaran Penelitian .................................... 28
3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................. 28
3.2.2. Sasaran Penelitian ........................................................... 28
3.3. Sumber Data ............................................................................... 28
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 29
3.4.1. Teknik Observasi ............................................................ 29
3.4.2. Teknik Wawancara ......................................................... 30
3.4.3. Teknik Dokumentasi ....................................................... 31
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................. 31
3.5.1. Reduksi data. ................................................................... 32
3.5.2. Penyajian data ................................................................ 32
3.5.3. Menarik kesimpulan/ verifikasi ...................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 35
4.1. Sejarah Berdirinya TK Tiara ....................................................... 35
4.2. Komponen-komponen Penunjang Seni Tari ................................ 39
4.2.1. Komponen Tujuan .......................................................... 39
x
4.2.2. Komponen Kurikulum .................................................... 40
4.2.3. Komponen Guru ............................................................. 40
4.2.4. Komponen Siswa ............................................................ 41
4.2.5. Komponen Materi ........................................................... 42
4.2.6. Komponen metode Pembelajaran .................................... 44
4.2.6.1. Mekanisme Pembelajaran ................................... 44
4.2.6.2. Strategi Belajar Mengajar .................................... 45
4.2.6.2.1. Pemilihan Materi .................................. 46
4.2.6.2.2. Pemilihan Metode Penyampaian Materi 46
4.2.6.2.3. Pemberian Motivasi Terhadap Peserta
Didik .................................................. 49
4.2.6.2.4. Pembagian Tugas Mengajar ................. 50
4.2.7. Komponen Sarana dan Prasaran Pembelajaran ................ 51
4.3. Pembelajaran Tari Kodhok Ngorek dengan metode dongeng di
TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang ...................................... 54
4.3.1. Deskripsi pembelajaran .................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 67
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 67
5.2. Saran ....................................................................................... 68
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan No. 1 Skema Analisis Data: Model Interaktif Menurut Milles dan
Huberman .............................................................................. 32
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel No. 1 Nama pengasuh TK Tiara Kecamatan Mijen Semarag. ............ 41
Tabel No. 2 Denah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang .......................... 52
xiii
DAFTAR FOTO
halaman
Foto 1 : Gambaran Fisik TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. .............. 37
Foto 2 : Gambaran Ruang kelas tampak dari depan. .................................. 38
Foto 3 : Peserta didik memperagakan gerakan kodhok ngorek. .................. 43
Foto 4 : Guru sedang mendemonstrasikan gerakan kodhok ngorek. ........... 48
Foto 5 :. Peserta didik mempraktekkan tari kodhok ngorek diiringi musik ... 49
Foto 6 : Suasana Tempat bermain TK Tiara Kecamatan Mijen
Semarang.. .................................................................................. 53
Foto 7 : Kegiatan Apersepsi tentang kodhok ngorek . ................................ 58
Foto 8 : Peserta didikmaju kedepan kelas secara bergantian. ..................... 61
Foto 9 : Guru sedang mencontohkan gerakan pada salah satu siswa
yang diminta maju kedepan............................................................... 65
Foto 10 : Peserta didik mempraktekkan tari kodhok ngorek secara kelompok 66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrument penelitian
Lampiran 2. Biodata peneliti
Lampiran 2. Daftar informan
Lampiran 3. RKH (Rencana Kegiatan Harian)
Lampiran 4. RKM (Rencana Kegiatan Mingguan)
Lampiran 5. Matrik/ Program Tahunan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan seni memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam
pengembangan jiwa manusia, terutama yang berkaitan dengan aspek
pengembangan kreativitas. Itulah sebabnya pendidikan seni perlu diberikan
kepada anak didik, serta dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat
menimbulkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif.
Tari sebagai salah satu jenis seni yang diberikan disekolah-sekolah
mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan kreativitas, daya cipta, dan
meningkatkan apresiasi. Daya cipta peserta didik perlu pula dikembangkan
malalui pendidikan atau kegiatan seni tari agar anak didik senantiasa kreatif untuk
menghasilkan suatu karya. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas.
Pendidikan seni tari diberikan disekolah karena memiliki keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta
didik. Mengingat begitu pentingnya seni bagi siswa, maka disekolah-sekolah
diberikan pelajaran seni tari. Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam peran
sertanya untuk meningkatkan manusia yang berbudaya, karena disekolah terjalin
hubungan antara murid dan guru dalam rangka proses belajar mengajar, sehingga
misi pendidikan yang diselenggarakan disekolah dapat tercapai sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan.
2
Belajar mengajar merupakan bagian dari keseluruhan komponen
pembelajaran. Proses belajar mengajar terdapat dari beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mengembangkan suatu strategi mengajar meliputi: tujuan
serta proses penyampainnya, siswa, guru, materi pelajaran, metode mengajar, alat
Bantu mengajar dan evaluasi (Mudjiono, 1994: 34).
Taman kanak- kanak merupakan wadah pendidikan anak–anak usia 4-6
tahun, karena taman kanak-kanak dapat memberikan latihan ketrampilan dan
keberanian, sehingga anak dilatih atau terdidik untuk tidak merasa malu dan
berani tampil dimuka umum. Ditaman kanak–kanak, anak juga dibina untuk tidak
melakukan kebiasaan kurang baik yang sering dilakukan dirumah, yaitu dengan
latihan berdisiplin juga menaati dan melaksanakan perintah, tata tertib yang
berlaku. Taman kanak-kanak salah satu bentuk pendidikan pra-sekolah yang
merupakan kesempatan pada anak untuk mengenal dunia salah satunya adalah
dunia seni.
Pada umumnya siswa taman kanak-kanak mendapatkan berbagai macam
tarian, seperti halnya tarian tarian yang dikemas secara sederhana yaitu tarian
garapan gerak dan lagu dan juga tari kreasi seperti tari kodhok ngorek, tari kelinci,
tari kupu- kupu, tari menthok-menthok dan tari gembira. Tari menthok- menthok
gerakannya sangat sederhana dan mudah diperagakan. Irama lagu diperankan
sebagai iringan dan pengikat gerak tari dengan tujuan supaya mempermudah anak
dalam menerima setiap perpindahan gerak maupun dalam menghayati susunan
gerak tari. Gerakan yang mudah dilakukan anak seperti gerakan meloncat,
3
melangkah kanan-kiri, goyan pinggul, tepuk tangan, melenggang dan berkacak
pinggang.
Guru sebagai fasilitator dan motivasi, harus mampu membantu anak
untuk mencapai kematangan melalui belajar menari di taman kanak-kanak. Proses
pembelajaran di Taman kanak-kanak harus dapat memegang prinsip utama yaitu
guru mengembangkan emosi anak dengan menggunakan metode-metode yang
menggerakan anak untuk mengekspresikan perasan yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan secara verbal dan tepat (Moeslihatoen, 2004 : 10). Metode dalam
pembelajaran tari di TK harus efektif dan efisien dengan melihat karakteris anak
TK. Agar pembelajaran tercapai, guru harus menguasai metode dan tujuan.
Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek
sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran yang diperlukan bagi
penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikendaki dalam
upaya mencapai sasaran dan tujuan. Seorang guru dalam praktek sehari-hari
mampu menyeimbangan serta menerapkan berbagai teori pengajarannya, agar
bervariasi dan tidak menimbulkan kejenuhan bagi anak yang sedang belajar.
Sehubungan dengan itu guru harus terlebih dahulu memperoleh informasi tentang
bagaimana karekteristik anak, maka guru mendapat masukan yang dijadikan
sebagai pertimbangan-pertimbangan dalam memilih dan menerapkan metode
yang tepat dalam pembelajaran, dengan demikian materi yang diajarkan mendapat
perhatian dan menumbuhkan minat anak belajar mengajar.
4
Perkembangan suatu metode pembelajaran seni tari dapat mengubah
suatu peristiwa pembelajaran yang lebih mudah. Munculnya berbagai macam dan
jenis metode beserta model-model pembelajaran dapat merangsang guru untuk
lebih berekspresi dalam menyampaikan materi didalam kelas. Para siswa pun
diharapkan lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran seni tari
yang dulu mereka anggap sebagai mata pelajaran yang tidak penting untuk
diperhatikan.
Pelajaran seni tari yang ada di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan
Mijen Semarang mulai melakukan terobosan baru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa didiknya dengan mengunakan media dongeng yang belum lama ini
digunakan oleh guru pengampu. Metode yang lama seperti metode ceramah
dirasakan membuat siswa menjadi pasif, jenuh dan tidak bersemangat dalam
menerima pelajran seni tari ini, dari kondisiyang demikian maka guru mata
pelajaran seni tari mulai aktif dan mengunakan media dongeng. Dongeng yang
dimaksud disini adalah bercerita, jadi sebelum sisiwa mulai mempraktekan tarian,
guru bercerita terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan supaya siswa
bisa lebih memahami materi tersebut.
Dongeng biasanya lebih disukai oleh anak-anak hal itu terbukti dari
kebiasaan anak yang suka mendengarkan cerita, hampir semua anak suka dan
bersemangat setiap akan mendengarkan cerita, baik cerita yang berhubungan
dengan binatang-binatang yang bertingkah laku seperti manusia atau fabel
maupun dongeng tentang asal mula suatu tempat atau mengenal keajaiban alam
atau legenda.
5
Media dongeng dalam pelajaran seni tari di TK Tiara Kecamatan Mijen
Semarang, Sudah dilaksanakan dalam penyampaian materi praktek. Media dongeng
digunakan guru mata pelajaran seni tari saat menyampaikan materi prakteknya. Pada
awal pembelajaran, guru menyampaikan pendahuluan atau pengantar materi dengan
cara bercerita tentang tema tarian yang akan disampaikan, misalnya cerita tentang
sikancil anak nakal. kemudian guru mendemonstrasikan gerakan sikanci, bagaimana
jalannya sikancil. setelah itu siswa disuruh menirukan gerakan tersebut kemudian siswa
disuruh mencari gerakan yang lainnya.
Dari uraian di atas perlu dikaji lebih jauh tentang pembelajaran dengan
menggunakan media dongeng untuk keberhasilan penyampaian materi
pembelajaran seni tari, peneliti mengadakan penelitian suatu proses pembelajaran
menggunakan media dongeng yang ada di TK Tiara kecamatan Mijen Semarang
yang bertujuan untuk mempermudah para siswa menerima pembelajaran seni tari
yang disampaikan oleh guru.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah utama yang dikaji dalam penelitian
ini adalah ”Bagaimana proses pembelajaran tari Kodhok ngorek di TK Tiara
kecamatan Mijen Semarang?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan di atas penelitian bertujuan Ingin
mengetahui proses pembelajaran tari kodhok ngorek di TK Tiara kecamatan Mijen
Semarang.
6
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
1.4.1 Manfaaat teoritis
Memberikan informasi kepada lembaga pendidikan tentang media
pembelajaran seni tari untuk dikaji lebih mendalam guna pembangunannya.
1.4.2 Manfaat praktis
1.4.2.1Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dan pengetahuan, dan
ketrampilan peneliti, khususnya terkait pembelajaran seni tari
menggunakan media donggeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
1.4.2.2 Bagi Guru seni tari TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. khususnya dan
dan guru-guru kelas pada umumnya hasil penelitian dapat dipakai
sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi belajar mengajar seni
tari.
1.4.2.3 Bagi siswa TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. dapat terdorong belajar
untuk lebih aktif dalam suasana yang menyenangkan.
1.4.2.4 Bagi TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. diharapkan dapat
memperbaiki dan memberikan alternative variasi pembelajaran untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar.
1.5 SISTEMATIKA SKRIPSI
Untuk memudahkan memahami jalan pikiran secara keseluruhan,
penelitian skripsi ini terbagi dalam tiga bagian yaitu: bagian awal berisi
7
halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terbagi atas lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang alasan pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II Landasan teori, berisi tentang pengertian pembelajaran, seni tari,
media, dongeng, anak-anak Taman Kanak-kanak, kerangka berfikir.
Bab III Metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi
dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang mencakup tentang gambaran
umum lokasi penelitian. Bagaimana proses pembelajaran tari kodhok ngorek
melalui metode dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
Bab V penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang memuat tentang
kesimpulan dan saran.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah perpaduan aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Belajar adalah merupakan suatu kegiatan, di mana seseorang
membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya
dalam pengetahuan, sikap, atau ketrampilan (Sunaryo,1989: 2). Jadi salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar tentang sesuatu yaitu adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif), (Sadiman, 2002: 2-3),
Selanjutnya dalam pembelajaran ada beberapa komponen yang sangat
mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut adalah :
2.1.1 Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Tujuan pengajaran tari disekolah bukanlah untuk menjadikan anak
sebagai penari atau seniman tari, melainkan untuk diarahkan kepada kepada
pengembangan kreativitas, ekspresi, ketrampilan, dan apresiasi seni (jazuli, 2002:
36). Sedangkan menurut ratih (2002: 83) tujuan pengajaran kesenian terutama
pendidikan seni tari di TK bertujuan agar anak TK memiliki pengetahuan, nlai dan
sikap serta ketrampilan yang memadai sesuai dengan tingkat perkembangannya,
9
melalui pendidikan seni tari anak TK diharapkan mampu meningkatkan ide-
idenya, imajinasi dan fantasinya secara kreatif (Garha, 1979:4).
2.1.2 Materi
Sumber belajar adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidakakan
belajar. Minat anak didik akan bangkit apabila suatu bahan yang diajarkan sesuai
dengan kebutuhan anak didik.
Pada pembelajaran seni tari di TK bahan atau materi tari harus
disesuaikan dengan perkembangan dan usia anak TK maka akan timbul minat
anak didik untuk menyenangi dan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
2.1.3 Kegiatan belajar mengajar
KBM adalah inti dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah di
programkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam KBM guru
dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi, anak didik yang aktif, guru hanya
sebagai motivator, tetapi dalam pendidikan di TK guru yang aktif dan kreatif
dalam kegiatan belajar mengajar mengingat usia dan perkembangan anak TK.
2.1.4 Metode
Metode bagi guru merupakan alat untuk Metode mengajar adalah cara
atau pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang akan direncanakan, baik dengan menggunakan sarana media, dengan
melibatkan siswa sepenuhnya tanpa sarana media maupun keterlibatan secara
pasif (Harto Martono, 1995 : 4). Dalam kegiatan belajar mengajar metode akan
mempengaruhi proses pencapaian tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Jamalus
10
(1981 : 30) yang dimaksud metode dalam kegiatan belajar mengajar adalah
seperangkat upaya yang dilaksanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan
suasana belajar mengajar yang menguntungkan. Hal ini mengandung arti dalam
suatu kegiatan belajar mengajar guru/dosen hendaknya mempersiapkan segala
sesuatunya dengan sedemikian rupa sehingga nantinya dapat tercipta situasi
belajar mengajar yang menguntungkan.
penyampaian pembelajaran. Penggunaan metode mengajar yang tepat dan
sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan akan turut menentukan efektivitas
dan efisien proses belajar mengajar.
2.1.5 Alat
Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalm pencapaian tujuan
pembelajaran. Dalam tujuamn pembelajaran seni tari, alat yang digunakan adalah
tape recorder dan property yang digunakan dalam suatu materi atau sebuah tarian
yang diajarkan.
2.1.6 Sumber pelajaran
Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang diambil sebagai bahan
pelajaran. Adapun sumber pelajaran itu terdapat pada : manusia, buku, media dan
llingkungan. Sumber belajar dapat berupa segala macam alat atu situasi yang
dapat membantu dan bahkan memperkaya atau memperjelas pemahaman anak
terhadap sesuatu yang sedang dipelajarinya bahkan juga membantu anak untuk
memperkaya pengalaman.
11
2.1.7 Siswa
Menurut Dalyono (1996: 195), siswa merupakan komponen utama dalam
setiap proses belajar mengajar karena siswa adalah subjek didik dari pengajaran.
Subyek belajar menurut Moedjiono (1991: 2) adalah seseorang yang
bertindak sebagai pencari dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Subyek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan
komponen utama karena berperan sebagai subyek atau obyek. Sebagai subyek
karena siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai
obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan
perilaku pada diri subyek belajar.
2.1.8 Guru
Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat penting (Depdikbud
IKIP Semarang 1996: 39), beberapa peran guru yang dimaksud antara lain :
2.1.8.1 Guru Sebagai Demonstrator
Guru harus memperagakan apa yang akan diajarkan dan harus menguasai
materi yang akan diajarkanya.
2.1.8.2 Guru Sebagai Pengelola Kelas
Guru sebagai pengelola kelas harus mampu mengelola kelas dengan baik
karena kelas merupakan lingkungan belajar.
2.1.8.3 Guru sebagai ahli media dan fasilitator
Guru sebagai ahli media harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup dalam media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
12
2.1.8.4 Guru sebagai evaluator
Dalam peranan sebagai evaluator, guru melaksanakan evaluasi terhadap
proses belajar mengajar yang dikelolanya, atas hasil evaluasi tersebut dilakukan
tindak lanjut yang tepat.
2.1.9 Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan, karena dalam
proses pendidikan guru perlu mengetahui seberapa jauh proses belajar dan
mengajar telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Tim MKDK IKIP
Semarang, 1996 : 63).
Pada kontek belajar istilah evaluasi menunjukkan suatu kegiatan untuk
menentukan nilai pencapaian hasil belajar dengan mengetahui hasil pencapaian
hasil belajar siswa). Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang atau kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar.
Paparan diatas, pada dasarnya pembelajaran adalah proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah aktivitas belajar dan mengajar antara guru
dan siswa.
2.2 Pembelajaran seni tari di TK
Keputusan Mendikbud No. 0486/U/1992, bab 1 pasal 2 menyatakan
bahwa pendidikan TK merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan-
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai sifat-sifat
13
alami anak. Pendidikan taman kanak-kanak juga sebagai pendidikan yang
menjembatani antara pendidikan keluarga dengan pendidikan selanjutnya. Dalam
menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan
diri. Pengembangan diri anak termasuk dalam rangka pengembangan potensi seni
(khususnya seni tari) yang dimiliki oleh anak.
Seni tari diajarkan pada anak taman kanak-kanak agar mereka mempunyai
kemampuan dasar yang mencangkup apresiasi, persepsi, pengetahuan, dan
pemahaman. Dengan kemampuan dasar itu, diharapkan mereka mempunyai
kemampuan mengekspresikan diri untuk menyeimbangkan fungsi otak kanan dan
fungsi otak kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika. Selain hal
tersebut, pembelajaran seni tari juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan
kesadaran sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab, dan hidup rukun
dengan sesama.
Seni tari sebagai salah satu mata pelajaran di TK, diajarkan untuk
mengembangkan kemampuan ekspresi diri melalui gerak, dan juga untuk
mengembangkan kemampuan persepsi, pengetahuan, dan pemahaman artistic dan
estetik anak. Selain itu, melalui pembelajaran seni tari, kemampuan berapresiasi
terhadap keragaman seni sebagai pembentukan sikap menghargai kesenian yang
lain dapat ditumbuh-kembangkan pada diri anak.
Seni tari penting diberikan pada anak untuk melatih ketrampilan motorik
kasar anak, sekaligus sebagai sarana penanaman nilai-nilai seni. Dengan belajar
tari, anak dengan sendirinya mulai belajar membentuk sikap sesauai dengan
norma-norma budaya yang dipelajari. Penggunaan tari dalam pembelajaran di TK
14
jelas memberikan manfaat yang sangat besar pada anak, baik secara pribadi
maupun sebagai pembentukan SDM dimasa mendatang. Jika pembelajaran tari
bagi anak di TK dilaksanakan sesuai dengan tujuannya, yakni pengalaman estetis
dan penguasaan dasar seni sebagai bekal pengembangan seni dikemudian hari.
Pendidikan TK bertujuan membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yantg
diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Maxym 1989 :15).
Menurut UU SPN 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan dealam kurikilum meliputi tujuan pendidikannasional,
tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional. Dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut, kurikulum perlu disesuaikan dengan kekhasan,
kebutuhan, kondisi dan potensi daerah/ sekolah/ peserta didik. Membimbing anak
agar menjadi makhluk social adalah fungsi sekolah yang penting (Depdiknas,
kurikulum 2004).
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan pada kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
15
dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah (Depdiknas, Kurikulum 2004).
Kurikulum mata pelajaran seni dan budaya bidang seni tari memuat tiga
kegiatan yang meliputi kegiatan pengamatan, penelitian, serta rasa memiliki
melalui keterlibatan siswa dalam berbagai aktifitas seni di dalam kelas atau luar
kelas, yang disusun sebagai satu kesatuan. Artinya, dalam proses pembelajaran,
ketiga proses kegiatan tersebut harus merupakan rangkaian aktivitas seni yang
harus dialami siswa yang termuat dalam aktifitas mengapresiasi dan aktifitas
berekspresi seni.
Seni tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang telah dikenal
manusia sejak dahulu. Seni tari mempunyai arti dalam kehidupan manusia, karena
dapat memberikan berbagai manfaat. Sejak lahir seni tari mempunyai ekspresi
melalui bahasa tubuh sebagai sarana komunikasi dengan orang lain.
Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman
kepada orang lain (penonton/penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan
untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada
dan terjadi disekitarnya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi
memuat komunitas realitas kehidupan yang bias merasuk dibenak penikmatnya
setelah pertunjukan selesai (Jazuli 1994:1).
Tari adalah seni, kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di
pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon
16
kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang
Luhur/Ketulusan jiwa". Meskipun subtansi dasarnya adalah gerak yang digunakan
bukan gerak sehari-hari, melainkan gerak yang indah dan artistic. Menurut
Langer (dalam Rusliana, 1986:11) gerak tari adalah gerak yang diberi bentuk
ekspresif. Bentuk ekspresif adalah adalah bentuk yang diungkapkan manusia
untuk dinikmati dengan rasa. Gerak yang ekspresif adalah gerak yang indah yang
dapat menggetarkan perasaan manusia. Adapun gerak yang indah adalah gerak
yang sudah di stilir, yang didalamnya mengandung ritme tertentu.
Berdasarkan uraian tentang seni tari dapat disimpulkan bahwa seni tari
merupakan ekspresi jiwa manusia yang dilakiukan secara sadar dan disengaja
melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah. Seni tari dapat dinikmati dan memiliki
keindahan apabila didukung oleh unsur-unsur yang meliputi iringan, tema, rias
dan busana.
Didalam tari kita dapat memproyeksikan munculnya keindahan melalui
gerak-gerakan yang bersamaan dengan rasa kepuasan dalam diri kita. Tari yang
kita lakukan dapat membentuk suatu gerak tari yang indah. Pemberian materi dan
praktik bagi anak TK dipilih tari yang sekitarnya mudah dan dapat diingat.
Dengan demikian yang dimaksud seni tari dalam penelitian ini yaitu lebih
berorientasi pada pendidikan. Penulis bermaksud meneliti pembelajaran seni tari
di TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. pembelajaran seni tari berarti suatu
kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan materi seni tari kepada siswa
agar dapat menerima materi sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
17
2.3 PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA
2.3.1 Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Metode diperlukan oleh guru dan dipergunakannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode
mengajar (Djamarah, 1991:72).
Metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia
TK adalah sebagai berikut:
2.3.1.1 Bermain
Beramain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan
kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan
terkandung dalam kegiatan dan secara imajinatif ditransformasikan sepadan
dengan dunia orang dewasa.
2.3.1.2 Karyawisata
Karyawisata mempunyai makna penting dalam perkembangan anak
karena dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal, memperoleh perolehan
informasi. Jadi dari karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri
sekaligus anak dapat belajar dari pengalaman sendiri sekaligus anak dapat
melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.
2.3.1.3 Bercakap-cakap
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak
TK. Karena bercakap-cakap dapat meningkatkan ketrampilaberkomunikasi
18
dengan orang lain, meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegiatan bersama
dan juga meningkatkan ketrampilan mengatakan perasaan serta mengatakan
gagasan atau pendapat secara verbal.
2.3.1.4 Bercerita
Bercerita merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi
berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat.
2.3.1.5 Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukan, mengerjakan dan menjelaskan cara-
cara mengerjakan sesuatu, melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal
langkah-langkah pelaksanaan.
2.3.1.6 Proyek
Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih
kemampuan anak, pemecahan masalah yang dialami anak dalam kehidupan
sehari-hari.
2.3.1.7 Pemberian tugas
Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertantu yang dengan sengaja
harus dikerjakan oleh anak yang mendapatkan tugas. Ditaman kanak-kanak tugas
diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
petunjuk langsung guru (Moeslichatoen,2004:24-28).
Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran tari kodhok ngorek
adalah metode bercerita, demonstrasi , dan tanya jawab.
19
2.3.2 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses
pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal ( Teori Ilmiah ).
Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan materi disampaikan
kepada siswa. Macam media beraneka ragam, dapat dalam bentuk sederhana
seperti papan planel, kertas karton, dapat pula dalam bentuk seperti radio, televisi,
film.rohani mengemukakan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan yang merangsang sesuai untuk belajar. Media berfungsi untuk memperjelas
materi yang disampaikan pada siswa. Dengan menggunakan media proses belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik.
2.4 DONGENG
2.4.1 Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan satu karya sastra lama yang berkembang di
Indonesia. melalui dongeng kita dapat memperoleh manfaat yang tersirat dalam
cerita dongeng itu.
Dongeng adalah cerita tentang sesuatu hal yang tidak pernah terjadi
(fantastis belakang).cerita fantastis ini seringkali berhubungan dengan
kepercayaan kuno,keajaiban,atau kehidupan binatang,sering juga mengandung
kelucuan dan bersifat didaktif (Nursito 2004:274).
20
Dongeng adalah cerita yang sifatnya khayal. Dalam kamus besar bahasa
indonesia (2005:274) disebutkan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benar
(terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).menurut Danandjaja
(2002:83) dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak benar- benar terjadi.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dongeng
adalah salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa (penggalan dari
kalimat )dan merupakan sastra lisan yang artinya benar-benar tidak terjadi.
Dongeng merupakan salah satu jenis karya sastra di Indonesia.arti aarne
dan thompson (dalam danandjaja 2002:86).
2.4.2 Jenis-Jenis Dongeng
Menurut zainudin (dalam Indah 2006:33), dongeng dibagi menjadi4
yaitu:
2.4.2.1 mithe adalah dongeng yang menghubungkan dengan kepercayaan.
2.4.2.2 Legenda adalah dongeng mengenal asal mula suatu tempat atau
mengenal keajaiban alam.
2.4.2.3 Fabel adalah dongeng tentang binatang- binatang yang bertingkah laku
seperti manusia.
2.4.2.4 Cerita jenaka adalah dongeng yang menceritakan oarang- orang pandir
(orang-orang yang malang nasibnya yang pengungkapannya
menimbulkan suasana humor).
Adapun media dongeng yang di pakai di Taman Kanak-kanak Tiara adalah
dongeng fabel.
21
Pembelajaran dengan menggunakan media dongeng sangat
menguntungkan baik untuk peserta didik maupun guru seni tari. Keuntungan bagi
peserta didik yaitu peserta didik dapat mudah menerima meteri yang diberikan
oleh guru. Keuntungan bagi guru yaitu, dengan menggunakan media dongeng
guru dapat lebih mudah dalam menyampaikan materi. Hal itu dapat terlihat dari
reaksi peserta didik yang lebih bersemangat ketika guru menyampaikan materi tari
dengan menggunakan media dongeng.
2.5 Siswa-Siswi Taman Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak berumur 4-6 tahun. Masa Kanak-Kanak merupakan
masa awal anak-anak, karena perkembangan masa Kanak-Kanak sekitar
penguasaan dan pengendalian lingkungan. Masa Kanak-Kanak disebut juga usia
penjelajah. Anak-anak yang ingin mengetahui lingkungannya, bagaimana
mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana anak dapat menjadi
bagian dari lingkungannya. Dalam periode yang paling menonjol adal;ah meniru
pembicaraan dan tindakan orang lain, meskipun cenderung ini sangat kuat, tetapi
anak lebih menunjukan kreativitas bermain dalam hidupnya. Kebanyakan
pelajaran di taman Kanak- Kanak dilakukan dengan cara bermainsambil
belajardan belajar sambil bermain, hal ini bertujuan agar anak-anak dapat
memperoleh dayakreativitas yang tinggi serta mampu menerima pelajaran tanpa
ada perasaan terbebani oleh pelajaran tertentu (Hurlock,1991:109).
Piaget (Hurlock, 1991:123) menanggapi masa awal anak-anak berpendapat
lain, yaitu masa anak-anak mempunyai bentuk pikiran yang berorientas pada
22
pikiran intuitif, maksudnya bahwa pengalaman dan kondinasi secara motorik
dapat disusun kembali berkat kemampuan menggunakan gambaran. Anak-anak
terus menerus membuat pertanyaan tegas tanpa kekhasan tingkah laku sosialnya
yang berbeda dengan tingkah laku orang dewasa.
Cirri-ciri anak Taman Kanak-Kanak usia 3-6 tahun menurut Snow Man
(1993) dalam patmonodewa (1995:28-30) diantaranya:
a. anak taman kanak-kanak umumnya sangat aktif, karena mereka telah memiliki
pengkuatan (control) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang
dilakukan sendiri.
b. setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, karena anak sering tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat
yang cukup.
c. walaupun otot anak-anak lebih berkembang terhadap jari dan tangan namun
biasanya anak belum terampil, contoh anak belum bias mengikat tali sepatu.
d. peralihan sering terjadi, tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik kembali.
e. anak taman kanak-kanak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas
dan terbuka.
f. peranan sebagai anak laki-laki atau perempuan lebih jelas, anak laki-laki
agresif sedangkan anak perempuan lebih suka bermain boneka dan menari.
Menurut yusuf (2000:173) ada beberapa karakteristik anak usia taman
kanak-kanak antara lain:
1. penuh rasa ingin tahu.
2. senang membentuk dan memainkan benda-benda.
23
3. berkembang meniru perilaku orang dewasa.
4. ingin berkomunikasi dan berbagai pengalaman dengan orang lain.
5. ingin mengekspresikan diri secara kreatif.
6. butuh partisipasi dalam kegiatan fisik.
Masa anak-anak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari
ketrampilan tertentu. Dengan alas an bahwa anak-anak mempunyai sifat senang
mengulang-ulang dan dengan senang hati anak mau mengulang suatu aktivitas
sampai terampil melakukannya, anak bersifat pemberani, anak lebih mudah dan
cepat belajar karena tubuhnya masih sangat lentur serta ketrampilan yang dimiliki
baru sedikit, sehingga ketrampilan yang lentur dikuasi tidak menggangu
ketrampilan yang sudah ada (Hurlock, 1990:111).
Masa kanak-kanak adalah masa yang cocok untuk memberikan suatu
pelajaran ketrampilan, menurut Dewey (dalam Siahaan, 1981:24-25) ada empat
jenis naluri anak-anak yaitu naluri kemasyarakatan, naluri bentuk atau meniru,
naluri untuk mengadakan penelitian dan naluri seni. Naluri kemasyarakatan pada
masa kanak-kanak tampak sekali ketika anak-anak bercakap-cakap, maka seolah-
olah dialah segala pusat kejadian. Naluri kemasyarakatan anak mampu meluaskan
hubungan dengan orang lain dilingkunganny. Naluri untuk membentuk sudah
tampak sejak anak masih bayi yaitu dengan menunjukan gejala gerak-gerak yang
makin lama makin jelas tujuan tindakannya. Naluri anak ingin mengadakan
penyelidikan tepat sekali pada waktu bermain-main, misalnya dengan
membanting mainnya, anak ingin mengetahui apa yang bakalan terjadi pada
mainnya. Seangkan naluri seni pada anak-anak terjadi akibat persekutuan antara
24
naluri kemasyarakatan dengan naluri bentuk. Keempat naluri diatas merupakan
alat pembantu manusia bagi pertumbuanya. Ada empat jenis yang menjadi pusat
perhatian anak yaitu ingin mencari pergaulan, ingin senantiasa mencari
ataumendapatkan sesuatu dan menyatukan diri dalam keindahan (Siahaan,
1981:24-25).
2.6 Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng yang
digunakan oleh guru seni tari untuk mempermudah pembelajaran seni tari, siswa
diharapkan dapat lebih memahami materi dengan menggunakan media dongeng
dari pada media lain, karena dengan menggunakan media dongeng siswa lebih
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran seni
tari juga terdapat faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran tari yaitu faktor
pendukung dan faktor penghambat, dan dengan beberapa faktor pendukung antara
lain faktor dari guru, siswa, lingkungan dan sarana prasarana yang cukup
memenuhi dalam pembelajaran seni tari, sehingga dapat mencapai hasil maksimal
yang diharapkan yakni siswa menjadi lebih antusias dan semangat.
25
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian
Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah,
oleh karena itu untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan benar seorang
peneliti perlu memperhatikan cara-cara penelitian atau lebih dikenal dengan
metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti, sehingga memperoleh
hasil penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu sesuai dengan kondisi
yang ada di lapangan.
Metode penelitian adalah cara-cara kerja untuk dapat memahami objek
penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang
peneliti. Metode penelitian juga memberikan ketentuan-ketentuan dasar untuk
mendekati suatu masalah dengan tujuan menemukan dan memperoleh hasil yang
akurat dan benar.
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai
Pembelajaran tari kodhok ngorek di Taman Kanak-Kanan Tiara Kecamatan Mijen
Semarang, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Sumaryanto, 2001:2), penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan
Miller dalam Sumaryanto (2001:2), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
27
tradisi tertentu dalam penelitian sosial yang fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan,
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan pada metode
kualitatif, mengadakan menganalisis data secara induktif, mengarahkan sasaran
penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki
seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya
bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu
peneliti dan subjek penelitiannya, (Moleong, 2002:27).
Penelitian pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK
Tiara menggunakan metode kualitatif, dalam hal ini obyek penelitiannya adalah
pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan
Mijen Semarang. Sifat kualitatif penelitian ini mengarah pada mutu dan
kedalaman uraian, yakni pembahasan tentang pembelajaran seni tari
menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang yang
dipaparkan sesuai keadaan dilapangan.
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian
3.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
28
3.2.2 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang telah diungkap,
yaitu pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng. Subjek penelitian ini
adalah anak TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang yang terdiri dari 2 kelas yaitu
kelas A dan Kelas B. Pembagian kelas berdasarkan usia, kelas A berusia 3-5
tahun dan kelas B 5-6 tahun. Pada penelitian pembelajaran tari kodhok ngorek
dengan metode dongeng peneliti memfokuskan penelitian pada kelas A, yang
mana anak kelas A lebih mudah menguasai materi tari yang diberikan oleh guru.
3.3 Sumber Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan maka ditentukan
sumber data atau informasi yang terdiri dari nara sumber yang dipandang
memiliki pengetahuan atau wawasan yang memadahi tentang informasi yang
diperlukan. ada dua jenis sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber
data primer yang dimaksud adalah suatu nara sumber yang pokok dalam
penelitian yaitu guru pengampu mata pelajaran seni tari, sedangkan sumber data
sekunder adalah suatu sumber data yang mendukung dalam penelitian yaitu
murid-murid, kepala sekolah.
3.4 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer
untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan data dilaksanakan untuk
memperoleh data atau bahan yang relevan, akurat, dan terandalkan yang bertujuan
29
menciptakan hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian,
pengumpulan data Pada suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan, keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk dijadikan
data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1 Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan yang langsung dilakukan terhadap
obyek penelitian. Hal ini dijelaskan Arikunto (1992:133) Observasi diartikan
sebagai pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek
penelitian dengan menggunakan seluruh indera atau pengamatan langsung.
Observasi dilakukan langsung, yang dijadikan observasi itu tentang
setting sekolah, keadaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, kegiatan belajar
mengajar dalam pembelajaran seni tari disekolah, seperti guru memberikan
materi, siswa menanggapi materi yang disampaikan guru sampaikan pada tindak
evaluasi hasil belajar siswa.
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasif yaitu peneliti
terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran seni tari di Tk Tiara
Kecamatan Mijen Semarang.
3.4.2 Teknik Wawancara
Moleong (1994:135) Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari pengertian tersebut
adalah bahwa, seorang pewawancara menyampaikan pertanyaan kepada orang
30
lain atau informan, dengan tujuan untuk dimintai jawaban atas pertanyaaan,
kemudian jawaban informan digali dan dicatat sebagai bukti data hasil
wawancara. Teknik wawancara dalam suatu penelitian merupakan teknik
pengumpulan data yang penting, sebab dengan wawancara akan didapatkan data
secara langsung dari para informan, sehingga dapat mengetahui dan mengungkap
data dari orang-orang yang terlibat dalam proses wawancara.
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi
saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas,
organisasi, perasaan, motivasi, keterlibatan, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan data tentang penelitian ini, Peneliti menggunakan
teknik wawancara terbuka, artinya wawancara dilakukan tidak terstruktur dan
bersifat informal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi
yang wajar, alamiah, dan komunikasi yang akrab antara pewancara dan yang
diwawancarai. Bahkan wawancara dilakukan secara spontan tanpa ada perjanjian
resmi terlebih dahulu, serta tidak terikat terhadap lokasi atau tempat terjadinya
wawancara. Bentuk pertanyaan diusahakan lebih banyak memberikan kesempatan
kepada informan untuk mengeluarkan pendapat atau keterangan.
3.4.3 Teknik Dokumentasi.
Dokumentasi dalam suatu penelitian merupakan suatu keharusan
berkenaan dengan penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif, karena
dengan menggunakan teknik dokumentasi, hasil dokumentasi akan dapat
mewakili penjelasan, sehingga memberikan data lebih jelas dan lebih komplek.
Dokumen yang dimaksud dapat berupa foto, buku atau dokumen lain.
31
Menurut Arikunto (1991:135) teknik dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berasal dari catatan buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, agenda foto dan lain sebagainya. Dengan demikian
teknik dokumentasi dilakukan bertujuan untuk mencari, dan melengkapi data yang
belum diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian, data
yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain :
Letak dan bentuk kondisi bangunan tempat belajar mengajar, data keadaan
siswa, sarana dan prasarana, foto-foto yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara menganalisis data yang diperoleh dari
penelitian untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian. Proses analisis data
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah
diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, dan foto(Moleong, 2002:190). Proses pengolahaan data dimulai dengan
mengelompokkan data-data yang terkumpul melalui observasi, wawancara,
dokumentasi dan kajian pustaka maupun catatan yang dianggap dapat menunjang
dalam penelitian ini untuk diklasifikasikan dan dianalisa berdasarkan kepentingan
penelitian. Hasil analisis data tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk laporan
dengan teknik deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan keterangan-
32
keterangan atau data-data yang telah terkumpul dan dianalisis berdasarkan teori-
teori yang ada.
Menurut sumaryono (2001:210), teknik analisis data kualitatif senantiasa
berkitan dengan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data yang terkumpul dari
berbagai cara ini semua tetap diurai dengan kata-kata. Analisis tersebut dibegi ke
dalam tiga tahap, yaitu:
3.5.1 Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyerdanaan, pengabstrkan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data berkaitan erat dengan proses analisis data.
Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dipilih, data yang dibuang,
cerita mana yang sedang berkembang merupakan pilihan-pilihan analisis. Reduksi
data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarah,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
3.5.2 Penyajian data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang terkumpul dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
bentuk wacana naratif (penceritaan kronologis) yang merupakan penyerdanaan
dari informasi yang banyak jumlahnya kedalam kesatuan bentuk yang
disederhanakan.
33
3.5.3 menarik kesimpulan/ verifikasi.
Kegiatan verifikasi merupakan kegitan yang sangat penting, sebab dari
awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif harus mampu mencari
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi yang semua itu
merupakan satu kesatuan yang utuh, bahkan barangkali ada keterkaitan alur, sebab
akibat serta preposisi.
Bagan No. 2 Skema Analisis data: Model interaktif menurut Miller dan
Huberman.
Sumber : Rohidi (1992:20)
Adapun penjelasan tentang bagan skema analisis data yaitu: dalam
melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data yang ada hubungannya
dengan tujuan penelitian. Setelah data terkumpul peneliti mereduksinya dengan
cara memilih, menyederhanakan, mengabstrakkan, dan mentranformasikan
menjadi bentuk informasi yang lebih sederhana. Dari data yang tersaji peneliti
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan – Kesimpulan Penarikan/verivikasi
34
menganalisa hingga jadilah menjadi bentuk kesimpulan. Kesimpulan dari data
yang tersaji kemudian dicocokan dengan data awal dan data hasil reduksi.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah berdirinya TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang
Taman kanak-kanak Tiara adalah salah satu Taman kanak-kanak yang
berada di wilayah semarang. Taman kanak-kanak Tiara pertama kali didirikan dan
diresmikan pada tanggal 15 September 1994 tepatnya di perumahan plamongan
indah blok G no 24 semarang. Dari awal berdirinya, Taman kanak-kanak Tiara
dapat berkembang dengan baik karena pada saat itu selain tempatnya strategis dan
mudah di jangkau Taman kanak-kanak Tiara adalah satu-satunya Taman kanak-
kanak yang terdapat di daerah plamongan indah semarang. Jumlah siswa Taman
kanak-kanak Tiara pada tiap angkatan dapat mencapai 50 siswa. Mayoritas siswa
Taman kanak-kanak Tiara berasal dari komunitas etnis tionghoa yang sebagian
besar berasal dari keluarga mampu. Taman kanak-kanak Tiara adalah yayasan
yang berdiri sendiri dan dikelola serta dimiliki oleh perorangan. Ibu Sri yatini
adalah pemilik dan pengelola yayasan Tiara. Taman kanak-kanak Tiara
bersestatus swasta dan bekerja sama dengan Diknas. Selain Taman kanak-kanak
Tiara, yayasan Tiara juga memiliki kelas play group dan menawarkan jasa
penitipan anak.
Keinginan untuk mencari suasana baru oleh pengelola yayasan Tiara
maka pada tahun 2007 Taman kanak-kanak Tiara berpindah tempat
Di perumahan Jatisari Kecamatan Mijen Semarang. Pada saat awal
didirikannya yayasan Tiara sampai sekarang, Taman kanak-kanak Tiara
36
mengalami penurunan jumlah siswa, yang dulunya mencapai 100 anak untuk
kelas A dan B, sekarang hanya 30 untuk kelas A dan B. kelas A memiliki murid
20 siswa sedangkan kelas B 10 siswa. Guru yang mengajar kelas A bernama bu
Mursinah berumur 26 tahun. Bu musrinah lulusan sekolah latihan pendidikan
Taman kanak-kanak. Bu Musrinah mulai mengajar di Taman kanak-kanak Tiara
pada tanggal 28 september 2010. Selain bu Mursinah yang mengajar di kelas A bu
Triyani juga mengajar dikelas A. Bu Triyani lulusan Diploma dua di universitas
negeri semarang (UNNES), Bu Triyani lahir pada tanggal 22 september 1978
sekarang berumur 33 tahun. Beliau mengajar di Taman Kanak-Kanak Tiara pada
tanggal 27 september 2010. Sedangakan yang mengajar di kelas B adalah bu Sri
yantini. Bu Sriyatini selain mengajar kelas B beliau menjabat sebagai kepala
sekolah dan pemilik Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Bu
Sri lahir pada tanggal 9 januari 1968. sekarang beliau berumur 44 tahun beliau
tinggal di sebelah timur Taman Kanak-kanak Kecamatan Mijen Semarang.
Penurunan jumlah siswa di Taman Kanak-kanak dipengaruhi oleh
banyaknya Taman Kanak-kanak yang terdapat di perumahan Jatisari Kecamatan
Mijen Semarang. Namun hal tersebut tidak membuat pemilik Taman Kanak-
kanak Tiara menjadi berkecil hati untuk meneruskan pendidikan Taman Kanak-
kanak Tiara. Dengan cara peningkatan kualitas pendidikan di Taman Kanak-
kanak Tiara agar mendapat kepercayaan dari masyarakat dan melakukan promosi
dengan cara mengadakan pentas seni pada akhir tahun, serta ikut andil dalam
mengikuti karnaval pada bulan agustus di Kecamatan Mijen.
37
Foto 1. gambaran fisik TK Tiara tampak dari depan, ruang Kepala
sekolah dan play group pada Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen
Semarang. (foto Reisty 16 November 2010).
Taman Kanak-Kanak Tiara berada di Tengah-tengah perumahan jatisari
Kecamatan Mijen Semarang. Luas bangunan pada Taman Kanak-Kanak Tiara 161
m dengan panjang 15 m dan lebar 10,5 m. Dengan jarak tempuh kepusat
kecamatan 2km sedangkan jarak kepusat daerah 10 km. sedangkan Taman Kanak-
Kanak lainnya seperti TK Al-Firdaus, Tk Ananda berada di depan perumahan
jatisari dan dekat dengan jalan raya.
38
Foto 2. Terlihat Tentang gambaran fisik TK Tiara Kecamatan Mijen
Semarang. Taman Kanak-Kanak Tiara memiliki 3 ruang kelas antara lain kelas
play group, kelas A dan kelas B TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang ( foto
Reisty , 16 November 2010).
Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang kelas A Kelas B
ruangannya sangat berdekatan, sedangkan ruang play group dekat dengan kantor.
Guru atau pengelola TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang mengadakan
perubahan metode atau cara penyampaian meteri kepada siswa. Dengan Adanya
perubahan metode dalam pembelajaran, terjadi pula perubahan pada pembelajaran
seni tari menggunakan media dongeng yang awalnya menggunakan metode
ceramah diganti dengan metode demonstrasi dan menambah media pembelajaran
menggunakan media dongeng Fabel. Dengan adanya perubahan pembelajaran seni
tari menggunakan media donggeng Fabel akan mengalami proses pembelajaran
yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam pembelajaran seni tari.
39
4.2 Komponen-Komponen Penunjang Pembelajaran Seni Tari
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik bila ada komponen
yang mendukung yaitu komponen tujuan, komponen kurikulum, komponen guru,
komponen siswa, komponen materi, komponen metode pembelajaran, komponen
sarana prasara dan komponen evaluasi. Demikian juga dalam proses pembelajaran
seni tari menggunakan media dongeng di Taman Kanak-Kanak Tiara kecamatan
Mijen Semarang.
Untuk lebih jelasnya, peneliti kemukakan komponen-komponen
penunjang pembelajaran seni tari mengggunakan media donggeng di Taman
Kanak-Kanak Tiara Kecamtan Mijen Semarang sebgai berikut:
4.2.1 Komponen Tujuan
Salah satu komponen yang memiliki kedudukan paling awal adalah
tujuan yang ingin dicapai. Belajar mengajar adalah suatu komponen yang terikat
oleh tujuan, terarah pada tujuan yang dilaksanakan khusus untuk mencapai tujuan.
Tujuan dari pengajaran seni tari di sekolah bukanlah untuk menjadikan anak
sebagai penari atau seniman tari, melainkan untuk diarahkan kepada
pengembangan kreativitas, ekspresi, ketrampilan dan apersepsi seni (Jazuli,
2002:36). Menurut Ratih (2002:83) tujuan pengajaran kesenian terutama
pendidikan seni tari di Taman kanak-kanak bertujuan agar anak TK memiliki
pengetahuan, nilai dan sikap serta ketrampilan yang memadai sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Melalui pendidikan seni tari anak taman kanak-kanak
diharapkan mampu meningkatkan ide-idenya, imajinasi dan fantasinya secara
kreatif (graham, 1997:4).
40
4.2.2 Komponen Kurikulum
Pada pembelajaran seni tari di taman kanak-kanak Tiara Kecamatan
Mijen Semarang, sistem menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Selain itu guru juga membuat Rencana Kegiatan mingguan (RKM) dan
Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH). sistem pengajaran yang di lakukan
oleh guru pada peserta didik mengacu kepada Kurikulum Tingkatan Satuan
Pendidikan, Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian.
Kurikulum sangat menentukan sekali bagi pembelajaran seni tari. Hal ini
disebabkan karena kurikulum menjadi pokok acuan yang di pakai pada saat
pembelajaran.
4.2.3 Komponen Guru
Berhasil atau tidaknya pengajaran tergantung kepada guru dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, yaitu kondisi guru baik secara fisik maupun
psikis termasuk latar belakang pendidikan. Sebagai seorang guru tidak cukup
hanya bisa mengajar saja, namun juga harus dapat melakukan pendekatan dengan
peserta didik disamping hanya materi pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan kebanyakan guru kanak-kanak, tenaga
pengasuhnya adalah wanita, demikian pula pada Taman Kanak-Kanak Tiara
Kecamatan Mijen Semarang. Menurut para pengasuh Taman kanak-kanak Tiara
seorang wanita lebih sabar, lebih mengerti tingkah laku anak. Alasan tersebut
logis karena sebagian besar wanita memiliki sifat keibuan, sehingga mudah
mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan anak-anak balita. Mengacu pada
41
hal tersebut peneliti di lapangan memperoleh catatan data pengasuh Taman kanak-
kanak Tiara tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut:
Tabel 1 Nama-nama pengasuh pendidikan Taman kanak-kanak Tiara
Kecamatan Mijen Semaran Tahun ajaran 2010/2011
NO. Nama Guru TK Tiara Lulusan
1 Sri Yatini SPGTK
2 Triyani D2 unnes
3 Mursinah LPG TK
4 Maria uti utari S1 Pendidikan seni tari
Unnes
Sumber: Hasil Observasi
Dilihat dari tabel diatas latar belakang pendidikan, pengasuh Taman
Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang berasal dari lulusan pendidikan
SPGTK’86, Diploma II Universitas Negeri Semarang, LPGTK’10, SMA.
Dengan adanya pengasuh Taman Kanak-Kanak Tiara yang berbeda-beda
latar belakang akan mendukung proses pembelajaran seni tari menggunakan
media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.
4.2.4 Komponen Siswa
Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang mempunyai dua
tingkat kelas yaitu tingkatan A diperuntukan bagi anak-anak usia 4-5 tahun.
Tingkat B diperuntukan bagi anak-anak usia 5-6 tahun. Selain mempunyai 2
ruangan kelas, Taman Kanak-Kanak Tiara juga memilliki kelas play group.
Secara keseluruhan berdasarkan data atau arsip diperoleh kejelasan bahwa peserta
42
didik Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang berjumlah 30 anak,
terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tingkatan A berjumlah 15 anak, tingkat kelas B
berjumlah 10 anak dan kelompok playgrup 5 anak.
Anak-anak Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang
sesuai dengan pengelompokan kelas umumnya berusia antara 4-6 tahun. Kesan
pertama yang dapat dilihat dari sifat anak-anak adalah adanya kelucuan,
kepolosan dan kejujuran.
Anak-anak Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang
umumnya dari daerah sekitar, ada sebagian kecil yang berasal dari luar daerah.
Tempat tinggal yang berbeda-beda, maka cara mereka berangkat kesekolahpun
bervariasi, ada yang diantar orang tuanya, pembantu rumah tangga, jalan kaki
bersama teman-temannya. Agama yang dianut oleh anak-anak taman kanak-kanak
Tiara Kecamatan Mijen Semarang mayoritas beragama islam.
Dalam keseharian ke sekolah, baik untuk anak tingkat A dan B
senantiasa berseragam sesuai ketentuan dari sekolah. Pakaian seragam tersebut
dengan atribut sekolah sehingga mudah untuk mengenali siswa Taman kanak-
kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Siswa yang aktif dan kreatif serta
memiliki semangat untuk maju dan berkembang merupakan modal utama
keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari.
4.2.5 Komponen Materi
Ibu Uti dalam memilih bahan pembelajaran tari disesuaikan dengan
minat, waktu dan kemampuan. Materi yang disesuaikan dengan minat dan
kemampuan siswa akan memberikan motivasi untuk belajar dan begitupun
43
sebaliknya. Siswa tidak akan termotivasi bila materi yang diajarkan oleh guru
tidak sesuai dengan minat dan kemampuan siswa dalam belajar menari. Hal ini
guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan materi pembelajaran tari
dengan baik-baik apa yang akan diberikan siswa, sehingga siswa dapat
termotivasi untuk belajar.
Proses belajar menari di Taman Kanak-Kanak Tiara kecamatan Mijen
Semarang bahan materi disesuaikan dengan karakteristik anak Taman kanak-
kanak. Salah satu materi yang diajarkan oleh guru adalah tari kodhok ngorek.
Gerakan tari kodhok ngorek yang sederhana dan mudah dilakukan anak seperti
gerakan meloncat, melangkah kekanan-kekiri, goyang pinggul, tepuk tangan,
melenggang berkacak pinggang dan irama lagu dipergunakan sebagai iringan
siswa dapat termotivasi untuk melakukan gerakan kodhok ngorek.
Foto 3. Peserta Didik Menarikan tari kodkok ngorek. Gerakan Kodhok
Ngorek yang sedang melompat dengan arahan guru seni tari Taman Kanak-kanak
Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Peserta didik kelihatan bersemangat pada saat
44
melakukan gerakan melompat terlihat dari peserta didik yang mencoba ikut
mempraktekan semua. (Foto, Reisty 18 januari 2011)
Dongeng yang di bawakan oleh guru seni tari Taman Kanak-Kanak Tiara
adalah sebagai berikut.
Kodhok ngorek
“Pada suatu hari ada seekor kodhok yang sedang bermain di pinggir sungai. Kodhok itu memanggil teman-temannya untuk di ajak bermain bersama. Tetapi teman-temannya lebih suka bermain di tempat persembunyian mereka. Tidak lama kemudian, hujan menghuyur tempat persembunyian kodhok-kodhok itu lalu semua kodhok pun keluar dari tempat persembunyian mereka dan kodhok-kodhok itu saling bersaut-sautan dengan teman-teman lainya. Akhirnya si kodhok yang tadinya sendirian, sekarang sudah berkumpul dengan teman-temannya dan mereka bermain bersama. Setelah bermain dan hujanpun sudah reda mereka pulang kerumah mereka masing-masing dan akhirnya kodhok itupun berkumpul lagi dengan orang tuanya..”.
Cara penyampaian bahan ajar yang dilakukan guru dibuat secara menarik
agar peserta didik merasakan suasan yang menyenangkan selama mengikuti
proses pembelajaran, yaitu guru mengajar dengan sikap ramah, tidak mudah
marah, menerangkan dengan jelas kadang diselingi humor, sering membantu dan
tidak suka mencela. Suasana menyenangkan dapat menyebabkan peserta didik
lebih mudah menerima materi bahan ajar yang di ajarkan (Fudyartono, 2002:290).
Penggunaan media dongeng di harapkan dapat menambah daya tarik
penyampaian bahan ajar.
4.2.6 Komponen Metode Pembelajaran
4.2.6.1 Mekanisme Pembelajaran
Kepala sekolah di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang
menjelaskan (wawancara, 16 oktober 2010 bahwa seni tari merupakan salah satu
45
bidang seni budaya yang di ajarkan di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan
Mijeni Semarang. Bidang seni yang diajarkan adalah seni rupa, seni musik, dan
seni tari. Taman Kanak-kanak A bidang seni tersebut diajarkan pada semua
peserta didik sebagai pengenalan dasar. Pada waktu bersamaan ketiga bidang seni
yaitu seni tari, seni musik, seni rupa diajarkan pada seluruh peserta didik yang
jumlahnya di bagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok yang terdiri
dari satu kelas menerima pembelajaran salah satu bidang seni.
4.2.6.1.1 Strategi Belajar Mengajar
Guru yang mengampu pelajaran seni tari adalah Maria Uti Utari,
mahasiswa seni tari angkatan 2006 di Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Pada tahun 2010 mulai mengajar sebagai guru seni tari di Taman Kanak-kanak
Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Pada awal proses pembelajaran merasa
kesulitan dalam mengajarkan seni tari, guru akhirnya menemukan strategi yang
tepat untuk mengajar seni tari di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen
Semarang.
Strategi guru dalam mengajar materi pembelajaran sangat diperlukan
karena siswa sering merasa bosan setiap mengikuti pelajaran. Menghadapi peserta
didik yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, guru melakukan
strategi untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran seni tari. Strategi
yang dilakukan guru berupa langkah-langkah yang meliputi:
46
4.2.6.1.2 Pemilihan Materi
Pemilihan materi menjadi tujuan utama dalam kurikulum pembelajaran
seni tari. Pembelajaran seni tari di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi peserta didiknya. Guru seni
tari Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang memilih bahan ajar
yang tidak terlalu sukar dipelajari dan menarik bagi peserta didik. Adapun jenis
tari yang diajarkan adalah tari kodhok ngorek. Tari kodhok ngorek ini gerakannya
sangat sederhana selain itu kebanyakan peserta didik sudah pernah melihat. Jadi
secara tidak langsung peserta didik telah melakukan apresiasi terhadap tari kodhok
ngorek tersebut.
4.2.6.2.2 Pemilihan Metode Penyampaian Materi
Metode yang digunakan dalam pembelajaran seni tari menggunakan media
dongeng meliputi: Tanya jawab, bercerita, demonstrasi, iringan musik. Pemilihan
metode pengajaran sangat penting dalam pembelajaran seni tari. Untuk dapat
mencapai tujuan yang di harapkan, seorang guru di dalam pembelajaran harus
dapat memilih serta menentukan metode yang sesuai dengan materi yang
diberikan dan kemampuan siswa. Melalui pemilihan metode yang sesuai dengan
materi yang diberikan maka akan berdampak positif pada anak didik, yaitu dapat
mengikuti pemnbelajaran seni tari menggunakan media dongeng dengan baik.
Pada hakikatnya metode pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di Taman Kanak-Kanak
Tiara Kecamatan Mijen Semarang adalah sebagai berikut:
47
4.2.6.2.2.1 Tanya Jawab
Sebelum guru memberikan materi, guru bertanya terlebih dahulu kepada
peserta didik tentang tema yang akan diberikan kepada peserta didik, Misalnya
tentang tema kehidupan binatang. pada awal memulai pelajaran, guru memberikan
apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan, sebagai contohnya guru
bertanya pada salah satu siswa tentang tema materi yang akan disampaikan, lalu
di minta untuk menjabarkan atau memperagakan tentang tema materi tersebut,
misalnya bagaiman jalanya kodhok, bagaimana suaranya kodhok, dengan
demikian siswa yang bersangkutan dan lainya akan mulai terangsang untuk lebih
mengetahui lebih dalam tentang materi yang akan disampaikan oleh guru.
(Observasi, 16 November 2010) Ibu Uti Mengatakan:
“Anak-Anak siapa yang pernah lihat kodhok? Gimana jalannya kodhok? Suaranya kodhok gimana anak-anak. Iya pinter”. Guru memulai proses penyampaian materi dengan bahan yang telah
disiapkan dan direncanakan sesuai dengan satuan pembelajaran yang menjadi
pedoman pengajar.
4.2.6.2.2.2 Bercerita
Pada metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran seni tari
menggunakan media dongeng dengan cara bercerita tentang tema materi yang
akan disampaikan. Cerita yang dipilih adalah cerita tetang kehidupan binatang.
misalnya tentang bagaimana jalanya katak, bagaiman suaranya katak, dan
bagaimana bentuknya katak. Dengan cara bercerita peserta didik lebih bisa
berimajinasi menurut mereka masing-masing.
48
4.2.6.2.2.3 Demonstrasi
Setelah menyampaikan materi dengan metode bercerita, guru mulai
mendemonstrasikan satu persatu gerakan katak, setelah itu peserta didik diminta
untuk menirukan atau memperagakan gerak yang diperagakan oleh guru.
Foto 4. Guru sedang mendemonstrasikan salah satu gerakan kodhok
ngorek kemudian diikuti oleh peserta didik.(foto Reisty 16 November 2010).
4.2.6.2.2.4 Iringan Musik
Setelah semua peserta didik memperagakan satu per satu gerakan kodhok
ngorek kemudian guru mengajak peserta didik menari dengan di iringi musik
melalui tape recorder agar siswa lebih bersemangat lagi dalam proses
pembelajaran seni tari.
49
Foto5. Peserta didik mempraktekan tari kodhok ngorek dengan diiringi
musik. ( foto, Reisty 16 November 2010).
4.2.6.2.3 Pemberian Motivasi Terhadap Peserta Didik
Pemberian motivasi terhadap peserta didik perlu dilakukan agar jadi
tertarik, berminat dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran seni tari.
Pemberian motivasi pada saat pembelajaran sangat besar artinya bagi
pembelajaran selanjutnya.pemberian motivasi diberikan pada waktu awal
pembelajaran. Sebagai apersepsi sejak pembelajaran tari di Taman Kanak-kanak
A. Pada waktu pembelajaran tari di kelas Taman Kanak-kanak A, pemberian
motivasi kepada peserta didik mempunyai dua tujuan. Pertama agar peserta didik
dapat tertarik pada materi yang pembelajaran yang sedang diajarkan. Kedua, agar
pada peserta didik tumbuh minat untuk mengikuti pembelajaran seni tari dikelas
selanjutnya yaitu kelas B. misalnya sebelum memulai pelajaran seni tari guru
50
memberi semangat dengan cara menggoda atau memberi “iming-iming”kalau
tidak mau menari tidak di perbolehkan ikut pentas seni pada acara akhir tahun.
4.2.6.2.4 Pembagian Tugas Mengajar Dan Model Pengelolaan Kelas Taman
Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang
Pengasuh taman kanak-kanak tiara kecamatan jatisari semarang berjumlah
3 orang. Semua pengasuh mendapat tugas sebagai guru kelas, dan guru seni tari
menurut kepala sekolah, pembagian tugas mengajar tidak langsung asal asal
tunjuk melainkan diserahkan sendiri kepada pengasuh untuk memilih sesuai
dengan kemampuannya masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan agar para
pengasuh dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar berjalan dengan
sungguh-sungguh dan mantap.
Pembagian tugas pengasuh Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen
Semarang adalah sebagai berikut: kelompok A diasuh oleh ibu Triyani dan ibu
Mursinah. Tingkat B diasuh oleh ibu Sri Yatini (kepala sekolah TK Tiara).
Ruang kelas sebagai setting tempat belajar anak perlu pengelola yang baik.
Ruang kelas sebagi tempat belajar perlu dilengkapi sarana belajar yang memadai.
Sarana belajar tersebut harus ditata sedemikian rupa, sehingga merangsang minat
belajar anak, secara fisik ruangan kelas Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan
Mijen Semarang memiliki pola penataan yang cukup baik. Tempat duduk dan
meja belajar diatur kelompok, setiap kelas terbagi menjadi empat kelompok.
Kelas A berjumlah 6 kelompok yang setiap kelompok 4 anak. Kelompok satu
dengan kelompok lainnya diberi jarak yang cukup leluas +1m untuk jalan bagi
guru dan siswa. Posisi tempat duduk pada saat mengerjakan tugas kelompok
51
dibuat berhadapan sedangkan pada guru menerangkan materi pelajaran anak
duduk menghadap papan tulis.
Aktivitas belajar dalam kelas yang dikelola khusus, Sebelum memasuki
ruang kelas, anak dibiasakan berbaris dihalaman samping. Sesudah masuk kelas
untuk membuka aktivitas belajar diisi dengan berdoa, salam, absent, dan
bernyanyi. Pelaksanaan belajar dengan pengelola kelas tersebut kelihatan formal,
akan tetapi semuanya mengacu pada konsep belajar sambil bermain. Pembagian
tugas mengajar dan model pengelolaan kelas harus diatur sebaik-baiknya agar
anak merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat memacu pada
suatu pembelajaran salah satunya pembelajaran seni tari menggunakan media
dongeng fabel di Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mujen Semarang.
4.2.7 Komponen Sarana Dan Prasarana Pembelajaran
Suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan melalui kegiatan
bermain, seperti Taman kanak-kanak memerlukan sarana prasarana yang
memadai. Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang menyediakan
halaman sekolah untuk memenuhi tuntutan sarana prasarana, dengan adanya
halaman depan sekolah anak-anak bisa memanfaatkannya sebagai tempat
bermain, olahraga, menari. Halaman depan dan halaman samping dilengkapi
sarana bermain antara lain ayunan, tangga naik turun, jungkitan. Selain adanya
sarana dan prasarana pada halaman depan dan halaman samping juga diperindah
dengan tanaman bunga-bunga dalam pot. Halaman depan diberi pagar tembok dan
besi dicat berwarna-warni dengan ketinggian 1,5m digunakan untuk keamanan
dan keselamatan disekeliling halaman dilengkapi pintu yang dapat dikunci.
52
Table No.2 Denah taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang
Gambar. 3 denah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang
Dilihat kondisi fisik, gedung Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan
Semarang memadai sebagai tempat belajar anak-anak. Kondisi bangunan gedung
permanen yang dimiliki oleh Taman kanak-kanak Tiara Kecamatana Mijen
Semarang terawat dengan baik. Demikian pula kebersihan lingkungan sekitar
sangat diperhatikan oleh pihak sekolah.
Gedung Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang terbagi
beberapa ruang yakni ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang untuk tempat
bermain, ruang untuk gudang, ruang kamar mandi dan WC. Ruang kelas terbagi
menjadi 3, yaitu ruang kelas A, Ruang kelas B, dan Ruang play group.
KelasA Kelas B
Kamar Mandi
Kelas play group dan
ruang kantor
ayunan
Tempat bermain
gudang
U
B
S
53
Sarana pembelajaran di Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen
Semarang dikatakan lengkap dan memadai. Pada setiap kelas tersedia meja dan
kursi belajar dari kayu yang dicat berwarna-warni, semua meja dan kursi tersebut
tampak terawat dengan baik, sehingga nyaman untuk tempat duduk siswa dalam
mengikuti pelajaran. Berbagai macam alat peraga pendidikan, baik yang
sederhana maupun yang rumit tampak tersedia disetiap kelas, misalnya gambar.
Untuk membangkitkan kecintaan anak terhadap baca tulis disediakan, buku-buku,
alat-alat menulis maupun alat-alat ketrampilan, disamping ruang kelas. Untuk
mendidik anak agar disiplin dan tidak terganggu oleh bekal yang dibawa,
disamping ruang kelas, disediakan rak makanan dan minuman.
Foto 6. Suasana tempat bermain TK Tiara (foto Reisty, 18 Desember
2010).
Dengan adanya sarana prasarana di Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan
Mijen Semarang akan mendukung proses kegiatan pembelajaran. Hal ini juga
terjadi pada pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara
Kecamatan Mijen Semarang mengalami efektivitas pembelajaran seni tari.
54
Misalnya ayunan yang bisa diumpamakan sebagai dongeng kupu-kupu yang
sedang hinggap di batang pohon. Sarana prasarana yang ada di Taman Kanak-
kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang merupakan media pendukung untuk
pembelajaran seni tari sebagai media dongeng fabel. Selain menggunakan media
dongeng tape recorder merupakan sarana prasarana yang di sediakan oleh Taman
kanak-kanak Tiara.
Tape recorder digunakan guru pada saat proses penyampaian materi
praktek kepada siswa. Guru mendemonstrasikan gerak dengan memperdengarkan
iringannya secara langsung untuk memperjelas irama musiknya, sehingga siswa
lebih bersemangat.
4.3 Pembelajaran Tari Kodhok Ngorek Dengan Metode Dongeng di
TamanKanak-Kanak Kecamatan Mijen Semarang
4.3.1 Deskripsi Pembelajaran Seni Tari
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2010-januari 2011.
Kegiatan tari di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang dimasukan dalam kegiatan
intra kurikuler dan wajib diikuti oleh semua anak. Kegiatan tari dilakukan sekali
dalam seminggu, dengan waktu 60 menit tiap pertemuan. Pembelajaran seni tari
dilakukan didalam kelas. Kelas yang dijadikan sample pelaksanaan pembelajaran
pada penelitian yaitu Kelas A Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen
Semarang.
55
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada RKM
(Rencana kegiatan mingguan) yang telah dibuat. Pembelajaran seni tari diberikan
agar peserta didik dapat menmpilkan kreativitas melalui seni tari khususnya
Menurut hasil wawancara (21 Desember 2010) dengan guru bidang studi
seni tari (ibu Uti). sebelum menggunakan media dongeng dalam pembelajaran
seni tari, guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode demonstrasi
dan ceramah. Pada tahun 2010 sampai sekarang ibu Uti selaku guru pelajaran
seni tari merasa kecewa dengan hasil belajar siswa yang masih kurang dari
prosentase keberhasilan. Pada saat pelajaran seni tari, siswa merasa acuh tak acuh,
kurang memperhatikan, dan tidak bersemangat terhadap penjelasan guru tentang
materi yang disampaikan. Ketidak efektifan dalam pembelajaran membuat Ibu Uti
merasa harus berbuat sesuatu untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran.
Berbagai model pembelajaran dicoba oleh Ibu Uti dari menggunakan rangsangan
musik, demonstrasi, belajar diluar kelas sampai guru merumuskan menggunakan
media dongeng yang dirasa tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan minat
siswa.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media dongeng dilakukan guru
secara bertahap, metode demi metode dipaparkan satu persatu kepada siswa saat
memberikan materi. Perubahan dilihat oleh guru, siswa menikmati media dongeng
yang diberikan oleh guru dan guru juga merasa mudah dalam menyampaikan
materi di kelas. Hubungan yang saling menguntungkan terjadi antara guru dan
siswa sehingga dapat membantu guru dalam penyampaian materi dan membantu
siswa menangkap/menerima materi dalam peningkatan hasil belajar.
56
Dongeng yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan
dongeng fabel. Dongeng fabel adalah dongeng yang berhubungan dengan
kehidupan binatang. Dongeng fabel lebih disukai oleh siswa karena selain
ceritanya yang menarik untuk didengarkan, guru juga dapat memperagakan
gerakan-gerakan dalam dongeng fabel dengan bentuk gerakan tari. Pada
umumnya anak usia 4-6 tahun lebih menyukai binatang untuk dipilih menjadi
objek dongeng yang akan dibacakan oleh guru. Semangat akan muncul ketika
guru membacakan dongeng dan memperagakan gerakan tari, hal ini dapat
mempermudah siswa dalam menangkap materi seni tari yang menggunakan
media dongeng fabel. gerakan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
diantaranya gerakan melompat pada binatang kodhok, megal-megol pada gerakan
menthok, tangan menyerupai sayap pada gerakan kupu-kupu. Gerakan yang
diperagakan masih sangat sederhana karena masih memperlihatkan gerakan dasar
yang diperagakan oleh binatang yang didongengkan.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 4 kali yaitu pada tanggal 4
januari 2011, 11 januari 2011, 18 januari 2011, dan 25 januari 2011. adapun
kegiatan penelitian sebagai berikut:
4.3.1.1 Tanggal 4 januari 2011
4.3.1.1.1 Tahap Pendahuluan
Peserta didik memasuki ruangan praktek kemudian guru tari dibantu
dengan guru kelas mengatur barisan siswa agar rapi dan siap menerima pelajaran.
Kegiatan mengatur peserta didik agar baris dengan rapi dan tertib merupakan
57
salah satu proses pengembangan kepribadin siswa terbiasa tertib. Guru tari
selanjutnya membuka pelajaran dengan salam pembuka setelah barisan siswa rapi.
Kegiatan selanjutnya setelah salam pembuka kemudian, kegiatan apersepsi
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa yang
mereka ketahui tentang kodhok. sebagai contohnya guru bertanya pada salah satu
siswa tentang tema materi yang akan disampaikan, lalu diminta untuk
menjabarkan atau memperagakan tentang tema materi tersebut, misalnya
bagaimana jalannya kodhok, bagaimana suaranya kodhok, dengan demikian siswa
yang bersangkutan dan lainya akan mulai terangsang untuk lebih mengetahui
lebih dalam tentang materi yang akan disampaikan oleh guru. Guru memulai
proses penyampaian materi dengan bahan yang telah disiapkan dan direncanakan
sesuai dengan satuan pembelajaran yang menjadi pedoman pengajar. (observasi, 4
Januari 2011) Ibu Uti Mengatakan:
“Anak-anak siapa yang sudah pernah melihat kodhok,bagaimana jalannya kodhok, ayo siapa yang tau angkat tangan nanti ibu kasih hadiah”
Pelajaran seni tari membutuhkan suatu proses dalam penyampaian tujuan
pembelajaran, di dalam pembelajaran dibutuhkan perencanaan untuk
mempersiapkan diri dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.
Dibutuhkan banyak terobosan baru dan ide-ide baru Untuk menunjang
pembelajaran yang efektif serta diminati oleh para siswa, maka di butuhkan
berkembangnya suatu pembelajaran memerlukan sebuah metode, media yang
digunakan pada pengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa. Metode atau
media yang ada semakin lama semakin perlu dikembangkan seiring
58
perkembangan jaman. Kehadiran metode atau media dalam sebuah pengajaran
sangat penting, karena dapat membantu lancarnya kegiatan belajar mengajar serta
dapat memacu siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga lebih memotivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran.
Foto7. Kegiatan apersepsi tentang kodhok ngorek (Foto. Reisty, 4 Januari
2011).
4.3.1.1.2 Tahap Inti
Cerita Gerakan
“Pada suatu hari ada seekor kodhok
yang sedang bermain di pinggir
sungai. Kodhok itu memanggil
teman-temannya untuk di ajak
bermain bersama. Tetapi teman-
temannya lebih suka bermain di
tempat persembunyian mereka.
1. kodhok berdiri dengan
posisi tangan didepan
dada, kedua jempol
digabungkan, kaki loncat
secara bersamaan.
2. kedua tangan di taruh
dipinggang (seperti awe-
awe), kemudian pinggul
digoyangkan kenan-
kekiri.
59
Setelah peserta didik mendengarkan semua cerita, guru mengajak peserta
didik untuk memperagakan macam-macam gerakan yang telah dicontohkan oleh
guru. Awalnya peserta didik diajak bergerak tanpa menggunakan musik terlebih
dahulu agar peserta didik dapat menirukan gerakan yang dicontohkan oleh guru
dengan baik. Setelah peserta didik sudah dapat memperagakan gerakan yang telah
dicontohkan oleh guru, guru mengajak peserta didik untuk memperagakan tarian
dengan menggunakan iringan musik.
4.3.1.1.3 Tahap penutup
Guru memberikan stimulus untuk merangsang keberanian serta rasa
percaya diri anak menari didepan kelas dan dilihat oleh guru serta teman-
temannya. Stimulus yang di berikan oleh guru kepada peserta didik juga
merupakan salah satu proses pengembangan kepribadian. Proses ini
menumbuhkan rasa percaya diri dan peserta didik yang minder dan kurang
percaya diri dapat berlatih untuk tampil di depan teman-temannya. Dari 20 anak
80% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 20% anak yang tidak
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke depan.
4.3.1.2 Tanggal 11 januari 2011
4.3.1.2.1 Tahap Pendahuluan
Jadwal pembelajaran seni tari pada tanggal 11 januari 2011 sama dengan
pembelajaran sebelumnya, hanya saja pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas
TK A karena ruang praktek sedang diperbaiki. kegiatan juga dimulai dengan
60
pembukaan, lalu dilanjutkan dengan apersepsi yaitu mengingat materi
pembelajaran minggu lalu. (Observasi, 11 Januari 2011) Ibu uti mengatakan:
”anak-anak masih ingat pelajaran minggu yang lalu. Kemarin kita belajar tentang tari apa? iya pinter. Masih ingat gerakannya anak-anak. Gerakan kodhok dipinggir sungai masih ingat? Iya pinter semuanya”.
Kegiatan apersepsi tersebut juga bertujuan untuk membangkitkan
imajinasi anak dan menyiapkan anak dengan materi yang akan diajarkan setelah
kegiatan apersepsi selesai.
4.3.1.2.2 Tahap Inti
Cerita Gerakan
Tidak lama kemudian, hujan
menghuyur tempat
persembunyian kodhok-kodhok
itu lalu semua kodhok pun
keluar dari tempat
persembunyian mereka.
1. kodhok berdiri dengan
posisi tangan didepan dada,
kedua jempol digabungkan,
kaki loncat secara
bersamaan.
2. kedua tangan di kepal
kemudian di putar-putar
seperti menggulung.
Gerakan kaki jalan
ditempat. (kaki diangkat
satu persatu secara
bergantian, dimulai dari
kaki kanan terlebih dahulu,
kemudian baru gerakan kaki
kiri mengikuti.
Setelah selesai bercerita guru mendemonstrasikan gerakan satu persatu
kemudian peserta didik menirukan gerakan yang diperagakan oleh guru. Peserta
61
didik kelihatan lebih antusias ketika mengikuti proses pembelajaran terlihat dari
gerakannya. Anak lebih cepat menghafal gerakan.
4.3.1.2.3 Tahap Penutup
Setelah peserta didik bisa menari dan hafal semua, masih seperti minggu
sebelumnya peserta didik disuruh menari di depan kelas secara bergantian. Dari
20 anak 85% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 15% anak
yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke
depan.
ada 3 anak yang tidak mau maju ke depan karena masih takut dan malu.
Foto 8. Peseta didik maju kedepan secara bergantian melakukan gerakan
kodhok ngorek. (foto. Reisty 11 Januari 2011).
4.3.1.3 Tanggal 18 januari 2011
4.3.1.3.1 Tahap Pendahuluan
Pembelajaran dilakukan dengan materi yang sama dan dilaksanakan di
ruang kelas TK A. Pembelajaran dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan minggu
62
sebelumnya. Kegiatan pembuka, dan apersepsi dilaksanakan untuk mengawali
pembelajaran. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan cara mengulas materi
minggu sebelumnya.
4.3.1.3.2 Tahap Inti
Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi. Penyampaian materi
dilaksanakan masih menggunakan media dongeng dan metode demonstrasi. Guru
melanjutkan cerita dan gerakan ragam gerak tari kodhok ngorek.
Cerita Gerakan
kodhok-kodhok itu saling
bersaut-sautan dengan teman-
teman lainya. Akhirnya si
kodhok yang tadinya
sendirian, sekarang sudah
berkumpul dengan teman-
temannya dan mereka
bermain bersama.
1. kedua tangan ditekuk dan
digerak-gerakkan keatas
kebawah, jari-jari
mengepal, gerakan kaki
jalan biasa membentuk
lingkaran besar.
2. kedua tangan diangkat
keatas, jari-jari diukel.
Dimulai dari tangan kanan
dua kali, tangan kiri dua
kali. Kaki kanan
melangkah kekanan dan
kaki kiri melangkah kekiri.
Gerakan diulang-ulang.
3. tangan bergandengan, kaki
kanan maju kedepan, kaki
kiri maju kedepan. Diulang
secara bergantian.
63
Setelah memberi materi guru menggunakan metode demonstrasi yaitu guru
memperagakan satu persatu ragam gerak tari kodhok kemudian peserta didik
diminta menirukan gerakan yang diberikan kepada guru.
4.3.1.3.3 Tahap Penutup
Setelah peserta didik sudah bisa menarikan tari kodhok ngorek guru
meminta siswa maju kedepan kelas untuk menari dengan diiringi lagu dolanan.
Dari 20 anak 95% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 5% anak
yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke
depan.
4.3.1.4 Tanggal 25 Januari 2011
4.3.1.4.1 Tahap Pendahuluan
Pembelajaran dilakukan dengan materi yang masih sama dan dilaksanakan
di ruang kelas TK A. Pembelajaran dilakukan tidak jauh berbeda dengan minggu
sebelumnya. Kegiatan pembukaan, dan apersepsi dilaksanakan dengan cara
mengulas materi minggu sebelumnya. (Observasi, 25 Januari 2011) Ibu Uti
mengatakan:
”Anak-anak masih ingat materi minggu yang lalu? Kemarin kita belajar tentang tari apa anak-anak? Iy pinter. Semuanya masih hafal? Masih semangat? Iya pinter”.
4.3.1.4.2 Tahap Inti
Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi. Penyampaian materi
dilaksanakan masih menggunakan media dongeng dan demonstrasi.
64
Cerita Gerakan
Setelah bermain dan hujan
pun sudah reda mereka
pulang kerumah mereka
masing-masing dan
akhirnya kodhok itupun
berkumpul lagi dengan
orang tuanya.
1. Kedua tangan di tarik keatas,
di tarik kekanan, gerakan awe-
awe dua kali, kekiri dua kali.
Gerakan kaki kekanan dua
kali, kekiri dua kali.gerakan
diulang-ulang.
2. gerakan sayonara (kedua
tangan di tarik lurus keatas
kemudian di gerakan kekanan
dan kekiri.pinggang mengikuti
kekanan dan kekiri.
Guru melanjutkan materi dan mendemonstrasikan gerakan kodhok ngorek,
peserta didik disuruh menirukan.
Foto 9. Guru mencontohkan gerakan pada salah satu siswa yang diminta
maju ke depan sebagai latihan mental peserta didik yang pentas dihadapan peserta
didik lain. (Foto Reisty 25 Januari 2011).
65
4.3.1.4.3 Tahap Penutup
Setelah peserta didik sudah bisa peserta didik diminta menari di depan
kelas secara bergantian tetapi maju secara berkelompok. Respon dari peserta didik
pun masih sama besar ketika diminta untuk maju ke depan kelas. Peserta didik
semuanya sudah hafal tari kodhok ngorek dan mereka sangat senang dengan
materi yang diberikan oleh guru.
Foto 10. peseta didik sedang melakukan gerakan kodhok ngorek secara
kelompok (Foto 9 reisty 18 januari 2011).
Evaluasi dalam pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di
TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang dilaksanakan tiap hari setelah peserta didik
menyelesasikan kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang lebih berupa pelaporan
harian atas apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajran berupa deskripsi kegiatan siswa. Pelaporan harian tersebut
selanjutnya diserahkan tiap semester kepada orang tua siswa. Evaluasi semacam
ini memungkinkan guru dan orang tua peserta didik dapat memantau
perkembangan anak dalam setiap kegiatan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
Proses pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng adalah
melalui 3 tahap yaitu tahap pendahuluan, pada tahap pendahuluan guru
memberikan apersepsi tentang materi yang akan disampaikan. Pada tahap inti,
sebelum guru mendemonstrasikan gerakan tari kodhok ngorek dengan metode
dongeng, guru bercerita telebih dahulu, setelah guru selesai bercerita guru
mendemonstrasikan gerakannya. Tahap penutup, pada tahap penutup peserta didik
disuruh menari didepan kelas secara bergantian (evaluasi). Proses pembelajaran
tari kodhok ngorek dengan metode dongng dengan hasil, pada awal pembelajaran
peserta didik 80 % sudah bisa menarikan tari kodhok ngorek 20 % belum bisa,
pada pertemuan yang ke dua meningkat menjadi 85 % anak sudah bisa dan 15 %
anak belum bisa. Pada pertemuan ke tiga dengan metode dongeng meningkat lagi
menjadi 95 % anak sudah bisa menarikan tari kodhok ngorek dengan metode
dongeng dan 5% anak belum bisa sedangkan pada akhir pembelajaran tari kodhok
ngorek dengan metode dongeng semua anak bisa menarikan tari kodhok ngorek.
Selain itu anak juga bisa menghafal gerakan tari tanpa bantuan guru.
67
5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas peneliti memberi saran
sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Guru seni tari : Tumbuhkan rasa kreatifitas anak dengan cara
memberikan stimulus anak dengan cara mempelihatkan dan
mendengarkan musik yang dapat membantu anak untuk bisa
mengasah otaknya dan membantu anak untuk mengingat dan
menghafal serta menyukai seni budaya khusunya seni tari.
5.2.2 Bagi Siswa : Dengan pembelajaran tari kodhok ngorek diharapkan
siswa dapat meningkatkan kreatifitas dalam menarikan tari yang akan
diberikan selanjutnya.
5.2.3 Bagi TK Tiara : Diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana
untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Daryono, M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika cipta.
Danandjaja. 2002. Kumpulan Cerita Dongeng. Jakarta: Rajawali Perss.
Depatemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Pendidikan Seni. Jakarta. Depdiknas.
Djamarah, Syaiful bahri. 2000. Guru dan Anak didik dalam interaksi Edukatif.
:Rineka ilmu. Fudyartanto, KIRBS.2002 Psikologi Pendidikan.Jogjakarta: Global Pustaka
Utama. Garha, Oho.1979. Pendidikan Seni Tari. Buku Guru SPG. Jakarta: Depdiknas.
Harto,Martono, 1995. Metode Mengajar, Jakarta:Dekdikbud.
Hurlock, Elizabeth. 1991. Perkembangan Anak jilid 11. Jakarta: PT Gelora Aksara pratama.
Jamalus. 1998. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman musik.
Jazuli, M. 1994. Telaah eoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Perss.
. 1994. Demensi-Demensi tari. Semarang: IKIP Perss.
.2002. Metode dan Teknik Pembelajaran Seni,Dalam Harmonia Jusrnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni , Volume. 3 No: 2. Semarang:Sendratasik Pres. Semarang: IKIP Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005.
Kusumassari, Eva . 2010. Metode Kreatif dan Inovatif Pembelajaran Seni Tari Di Smp Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal. Semarang: skripsi Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang (tidak dipublikasikan).
Moeslicatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka
Cipta.
69
Moleong, J. Lexy. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
. 2001. Metiodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
. 2002. Metiodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Mudjiono. 1994. Pembelajaran Proyek Pembinaan Peningkatan Mutu Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Depdikbud. Nazir, Moh. 1988. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur Kolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Permana, M.S.J. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Ratih, Endang. 2002. Peranan Pembelajaran Seni Tri dalam Perkembangan Kreatifitas anak TK ( Kajian Multi Dimensional), Dalam Harmonia jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,vol.3 No:Semarang: Sendratasik Press.
Rusliana, Iyus.1984. Seni Tari untuk SPG.Jakarta :Depdikbud.
Roestijah, N.K. 1982. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.
Rohidi,TJEP Rohendi.1992.Analisis data kualitatif.Jakarta:Penerbit UI.
Sadirman, A.M. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.
Siahaan, dan John Dewey. 1991. Penganut filsafat pramatisme pengajaran sekolah karya. Jakarta; PT Karya Utama.
Soedarsono. 1999. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukkan Dan Seni
Rupa.Yogyakarta: Art Line. Sumaryanto, Totok. 2001. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif.
Semarang: IKIP Press. Sumarno,d.1997. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Dasar 9 Tahun, Jakarta: CV.
Mini Jaya Abadi. Suryabrata, Sumadi.1984 Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Tim MKDK.1996.Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang.
70
Winata Putra, dan Rosita. 1995. Belajar Dan Pembelajaran. Depdikbud: IKIP Semarang.
Yusuf, L.N, Samsul. 2000. psikologis perkembangan anak dan remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.