bab iii identifikasi data a. tari bondan surakartaekaprawira, tari kukila, tari manipuri, tari...

67
44 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan Surakarta Tari Bondan merupakan salah satu tari tradisional dari Surakarta. Banyaknya budaya asing yang masuk tentu berdampak pada eksistensi Tari Bondan yang masih ada tetapi tidak begitu diminati dibandingkan dengan tarian modern. Dari latar belakang yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penulis berusaha untuk mengenalkan nilai yang terkandung dalam Tarian Bondan pada anak-anak usia 6-7 tahun melalui cerita bergambar. Berikut akan diuraikan hasil wawancara tentang Tari Bondan dan hasil observasi di Sanggar Tari Soerya Soemirat. Narasumber dalam wawancara ini adalah Ibu Ninik Mulyani Sutrangi, beliau merupakan putri pertama dari Bapak S. Maridi (Bapak Maridi Sutrongo) yang merupakan pencipta berbagai macam tari tradisional, salah satunya Tari Bondan Kendhi. Ibu Ninik Sutrangi lahir di Surakarta tanggal 7 Juli 1958 dan saat ini masih aktif sebagai pengajar di Jurusan Seni Tari ISI Surakarta. 1. Sejarah dan Perkembangan Tari Bondan Tari Bondan merupakan salah satu tari tradisi dari Surakarta. Pencipta Tari Bondan Kendhi adalah Bapak S. Maridi (Bapak Maridi Sutrongo), tari ini diciptakan sekitar tahun 1960an. Bapak S. Maridi adalah seorang seniman tari yang juga pernah mengajar di STSI Surakarta, selain itu beliau juga kerap kali tampil dalam acara-acara bergengsi di dunia tari luar negeri. Banyak sekali karya-karya seni tari yang beliau ciptakan antara lain Tari Karonsih, Tari

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

125 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

44

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Tari Bondan Surakarta

Tari Bondan merupakan salah satu tari tradisional dari Surakarta.

Banyaknya budaya asing yang masuk tentu berdampak pada eksistensi Tari

Bondan yang masih ada tetapi tidak begitu diminati dibandingkan dengan tarian

modern. Dari latar belakang yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penulis

berusaha untuk mengenalkan nilai yang terkandung dalam Tarian Bondan pada

anak-anak usia 6-7 tahun melalui cerita bergambar. Berikut akan diuraikan hasil

wawancara tentang Tari Bondan dan hasil observasi di Sanggar Tari Soerya

Soemirat.

Narasumber dalam wawancara ini adalah Ibu Ninik Mulyani Sutrangi,

beliau merupakan putri pertama dari Bapak S. Maridi (Bapak Maridi Sutrongo)

yang merupakan pencipta berbagai macam tari tradisional, salah satunya Tari

Bondan Kendhi. Ibu Ninik Sutrangi lahir di Surakarta tanggal 7 Juli 1958 dan saat

ini masih aktif sebagai pengajar di Jurusan Seni Tari ISI Surakarta.

1. Sejarah dan Perkembangan Tari Bondan

Tari Bondan merupakan salah satu tari tradisi dari Surakarta. Pencipta

Tari Bondan Kendhi adalah Bapak S. Maridi (Bapak Maridi Sutrongo), tari ini

diciptakan sekitar tahun 1960an. Bapak S. Maridi adalah seorang seniman tari

yang juga pernah mengajar di STSI Surakarta, selain itu beliau juga kerap kali

tampil dalam acara-acara bergengsi di dunia tari luar negeri. Banyak sekali

karya-karya seni tari yang beliau ciptakan antara lain Tari Karonsih, Tari

Page 2: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

45

Ekaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutung dan lain sebagainya,

serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Nama Bondan sendiri sebetulnya telah

ada dari sebelum Bapak S. Maridi menciptakan Tari Bondan Kendhi, yaitu

berasal dari nama pencipta terdahulu. Selain Tari Bondan Kendhi ada juga

versi tarian lain yaitu Tari Bondan Tani, yang merupakan hasil karya gubahan

Bapak Ngaliman. Bapak S. Ngaliman Condropangrawit juga seorang seniman

tari yang mengawali debutnya pada tahun 1935, baik sebagai penari, guru,

maupun penata tari. Beberapa karya yang diciptakan Bapak Ngaliman antara

lain Tari Prawiroguno, Tari Kridowarastro, Tari Batik, Tari Retno Tinanding,

dan masih banyak lagi. Beberapa karya gubahan inovasinya yaitu Tari

Gambyong Pareanom, Tari Srimpi Manggolo Retno, dan lain-lain, salah

satunya juga Tari Bondan Tani.

Pada zaman dahulu tugas dari perempuan Jawa khususnya seorang ibu

adalah mengerjakan urusan rumah tangga dan juga merawat anak-anaknya,

sedangkan bagi kakak perempuan (mbakyu) akan membantu orang tuanya

sambil mengasuh adiknya. Tari Bondan sendiri memang terinspirasi dari

kegiatan keseharian perempuan Jawa zaman dulu. Secara umum Tari Bondan

ini menggambarkan keadaan seorang ibu yang mengasuh anaknya maupun

seorang kakak yang mengasuh adiknya (mbakyu ngemong adhi) sambil

mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Tari Bondan ini berkembang dengan berbagai versi, ada yang memakai

kendhi ada yang tidak memakai kendhi (sebagai gantinya pada saat gerakan

lumaksono lembehan atau berjalan dengan kendhi bisa menggunakan sampur).

Penggunaan kendhi ini disesuaikan dengan keterampilan penarinya, apakah

Page 3: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

46

penari cukup mudah menangkap gerakan-gerakan dari Tari Bondan serta

apakah terampil dan mempunyai keseimbangan yang baik saat naik atau

mancik kendhi, jika tidak maka saat menari tidak menggunakan kendhi.

Dahulu Tari Bondan biasanya ditarikan oleh satu orang, namun sekarang bisa

ditarikan secara berkelompok.

2. Jenis Tari Bondan

Tari Bondan ini dibedakan menjadi Tari Bondan Kendhi dan Tari

Bondan Tani. Ada beberapa versi Tari Bondan, pada sub bab ini akan

diuraikan versi Tari Bondan Kendhi yang merupakan karya dari Bapak S.

Maridi dan sedikit uraian Tari Bondan Tani karya Bapak Ngaliman.

a. Tari Bondan Kendhi

Pada Tari Bondan Kendhi, perlengkapan yang dibawa oleh penari,

yaitu boneka bayi, payung, dan kendhi (untuk properti kendhi ini

tergantung keterampilan penari, bisa menggunakan atau tidak

menggunakan kendhi). Sedangkan ragam tarinya yaitu ragam tari merawat

bayi dan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian. Pada ragam tari

merawat bayi, dimulai dari memandikan bayi, menimang-nimang atau

meninabobokan, dan menghibur atau ngliling (ngleledung) bayi. Lalu

untuk ragam tari yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga,

digambarkan dari gerakan mencuci dan menjemur pakaian. Seperti

wajarnya seorang wanita, dalam Tari Bondan Kendhi juga ada ragam tari

ngilo (ngilo bisa diartikan berdandan atau berhias) pada waktu naik di atas

kendhi. Lalu ada pula gerakan di mana si penari memainkan payungnya.

Kemudian zaman dulu pada akhir gerakan Tari Bondan, kendhi akan

Page 4: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

47

dipecah. Kendhi dipecah ini ibaratnya seperti untuk menghilangkan

kesedihan, melupakan kejadian buruk yang menimpa atau di dalam

kepercayaan orang Jawa zaman dulu kendhi ini menjadi simbol doa,

berharap dalam pelaksaan tariannya lancar tidak ada halangan.

b. Tari Bondan Tani

Sedangkan dalam Tari Bondan Tani ada sedikit perbedaan dengan

Bondan Kendhi. Pada Tari Bondan Tani ini, para penarinya membawa

perlengkapan berupa bakul, caping, ani-ani dan boneka bayi tanpa

membawa kendhi dan payung. Untuk kostumnya, para penari

menggunakan kebaya lengan panjang (kebaya lurik). Pada permulaan Tari

Bondan Tani ada ragam gerakan bertani atau menggarap sawah.

Gerakannya antara lain menebar benih, menanam benih, memanen benih,

menumbuk padi dan lain sebagainya layaknya seorang petani yang

menggarap sawah hingga memanen padi. Kemudian pakaian kebaya

lengan panjang dilepas, hingga terlihat pakaian seperti kostum pada Tari

Bondan biasanya. Dilanjutkan dengan ragam gerakan merawat bayi seperti

pada Tari Bondan Kendhi.

3. Nilai Penggambaran Tari Bondan

Makna atau penggambaran yang terkandung dalam Tari Bondan intinya

sama baik Bondan Kendhi maupun Bondan Tani, yaitu seorang ibu yang

merawat (mengasuh) anaknya yang masih kecil atau bisa juga seorang kakak

yang mengasuh adiknya (mbakyu ngemong adhi). Pada Tari Bondan Kendhi

seorang ibu mengasuh anaknya atau kakak mengasuh adiknya sambil

mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian, sedangkan dalam

Page 5: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

48

Bondan Tani pekerjaan yang dilakukan adalah bertani atau menggarap sawah.

Dalam Tari Bondan, tidak hanya asal gerakan merawat bayi sambil melakukan

pekerjaan rumah maupun menggarap sawah, tetapi komunikasi antara ibu

dengan anaknya maupun kakak dengan adiknya ini sangatlah penting. Karena

nilai di balik penggambaran seorang ibu yang merawat anaknya atau kakak

yang mengasuh adiknya adalah nilai kasih sayang dari seseorang yang lebih

dewasa pada yang lebih muda (dalam hal ini, kasih sayang ibu pada anaknya

atau kasing sayang kakak pada adiknya).

4. Ketentuan Pada Tari Bondan

a. Jumlah Penari Tari Bondan

Jumlah penari Tari Bondan tidak ada ketentuan khusus, bisa

ditarikan oleh penari tunggal, bisa juga ditarikan secara berkelompok.

Zaman dahulu anak menarikannya sendirian kemudian semakin

berkembang menjadi cukup banyak anak yang menarikannya, sehingga

bentuk komposisinya pun bisa dibuat bervariasi.

b. Kostum atau Pakaian untuk Penari Tari Bondan

Kostum atau pakaian untuk Tari Bondan ada beberapa macam.

Untuk Tari Bondan Kendhi kostumnya bisa dua variasi dan untuk Tari

Bondan Tani pun kostumnya juga berbeda :

1) Kostum atau pakaian pertama seperti perempuan Jawa zaman dulu

yang memakai pakaian basahan dengan atasan kemben atau cindhe,

bawahannya menggunakan jarik, lalu menggunakan sampur

(selendang untuk menari), menggunakan sabuk bagian tengahnya

diberi muk. Lalu bagian rambutnya disanggul menggunakan gelung

Page 6: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

49

atau cepol dengan hiasan cundhuk mentul dan cundhuk jungkat.

Perhiasan yang digunakan kalung, gelang, dan anting atau ceplik.

Gambar 1. Kostum Tari Bondan Kendhi (Sumber : Dokumentasi pribadi, 7 Oktober 2015)

2) Kostum atau pakaian Tari Bondan yang menggunakan jamang (hiasan

kepala yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau) dan sumping (hiasan

yang digunakan di telinga bersamaan dengan penggunaan jamang),

baju atasannya barupa baju kutang (baju yang bentuknya seperti

rompi) dengan aksesoris klat bahu (aksesoris dalam pakaian tari yang

diikatkan pada lengan), bawahan menggunakan jarik, lalu

menggunakan sampur untuk menari, bagian pinggang diikatkan sabuk

dan muk. Perhiasan yang digunakan kalung, gelang, dan anting

(ceplik).

Page 7: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

50

Gambar 2. Kostum Tari Bondan dengan jamang dan baju kutang (Sumber : https://celoteh4ti.wordpress.com, diakses pada 7 Oktober 2015)

3) Kostum untuk Tari Bondan Tani, pada awalnya menggunakan kebaya

lengan panjang atau kebaya lurik untuk atasan. Bawahannya

menggunakan jarik, lalu bagian dalam baju kebaya memakai kemben

seperti pada Tari Bondan Kendhi. Sampur atau selendang digunakan

untuk menggendong bakul. Rambutnya disanggul lalu mengenakan

caping. Perhiasan yang digunakan juga sama gelang, kalung, dan

anting.

Page 8: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

51

Gambar 3. Kostum Tari Bondan Tani (kebaya lurik dan jarik) (Sumber : www.online-instagram.com, diakses pada 8 Oktober 2015)

c. Properti atau Perlengkapan Tari Bondan

Properti atau perlengkapan dalam Tari Bondan ada beberapa macam.

Pada Tari Bondan Kendhi, properti yang dibawa antara lain boneka bayi,

payung, dan kendhi.

1) Kendhi

Kendhi adalah tempat (wadah) air minum yang terbuat dari

tanah liat, bentuknya seperti buah labu dengan leher sebagai pegangan

dan corot atau lubang untuk minum yang terletak di samping. Properti

kendhi ini bisa digunakan atau tidaknya tergantung dari keterampilan

penarinya. Jika penari terampil dan mempunyai keseimbangan yang

bagus, maka bisa menggunakan kendhi. Namun dalam pementasan

untuk lomba, biasanya properti apa saja yang digunakan akan

ditentukan.

Page 9: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

52

Gambar 4. Kendhi (tempat air minum dari tanah liat) (Sumber : tofo.me/panjimahardhika80, diakses 7 Oktober 2015)

2) Boneka bayi

Boneka bayi menggambarkan anak ataupun adik, di mana dalam

tarian ini yang akan dirawat atau diemong. Boneka bayi yang

digunakan untuk menari biasanya dibedong (kain bisa berupa

selendang atau jarik dililitkan untuk menutupi badan bayi agar bayi

merasa hangat).

Gambar 5. Boneka bayi yang dibedong (Sumber : Dokumentasi pribadi, 8 Oktober 2015)

Page 10: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

53

3) Payung

Payung digunakan untuk perlindungan, baik dari panas matahari

maupun dari hujan. Begitu pula dalam tarian ini, boneka bayi

(melambangkan anak atau adik) diletakkan di bawah payung agar

terlindung dari panas matahari, selama penari (sebagai peran ibu atau

kakak) mencuci pakaian dan menjemur pakaian.

Gambar 6. Payung untuk pementasan Tari Bondan (Sumber : Dokumentasi pribadi, 7 Oktober 2015)

Sedangkan pada Bondan Tani bedanya membawa bakul, caping, dan

ani-ani (bisa menggunakan atau tidak menggunakan payung dan kendhi).

1) Bakul

Bakul merupakan hasil kerajinan tangan yang terbuat dari

anyaman bambu, berfungsi sebagai wadah beras atau padi, sayur

mayur hasil panen, penyimpan beras, dan lain sebagainya. Ukurannya

pun bervariasi, biasanya untuk Tari Bondan Tani menggunkan bakul

dengan ukuran yang kecil.

2) Caping

Caping juga merupakan hasil kerajinan tangan, berupa topi yang

berbentuk kerucut dan bisa terbuat dari anyaman bambu, daun pandan,

atau jenis rerumputan lain yang biasa digunakan untuk menganyam.

Page 11: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

54

Caping biasanya dilengkapi dengan tali dagu untuk menjaga

keseimbangan caping pada saat dikenakan agar tidak jatuh. Fungsinya

untuk melindungi kepala dari panas matahari maupun dari air hujan,

biasanya digunakan petani pada waktu menggarap sawah.

Gambar 7. Bakul dan Caping (Sumber : Dokumentasi pribadi, 7 Oktober 2015)

3) Ani-ani (Ketam)

Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang digunakan

untuk memanen padi. Dengan menggunakan ani-ani batang padi

dipotong satu-satu sehingga bulir padi yang belum masak tidak ikut

terpotong, namun memang akan memakan banyak waktu. Dalam Tari

Bondan Tani bisa menggunakan ataupun tidak menggunakan ani-ani.

Jika membawa biasanya akan diselipkan di rambut.

Gambar 8. Ani-ani atau Ketam (Sumber : www.kdpbiz.com, diakses pada 9 Oktober 2015)

Page 12: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

55

d. Pementasan Tari Bondan

Tari Bondan, baik Bondan Kendhi maupun Bondan Tani bisa

dipentaskan pada event-event budaya, bisa juga pada acara hajatan, dan

kegiatan lomba misalnya lomba dalam rangka PORSENI (Pekan Olah

Raga dan Seni), maupun dalam acara lainnya. Dalam pertunjukan, Tari

Bondan bisa ditarikan oleh penari tunggal maupun secara berkelompok

(penari masal). Sedangkan pementasan dalam kegiatan lomba biasanya

hanya satu penari. Pada acara hajatan pun juga bisa dipentaskan Tari

Bondan, jenis tariannya tergantung permintaan dari orang yang

mempunyai acara hajatan.

5. Ragam Gerakan Tari Bondan

Inti dari gerakan Tari Bondan telah dijelaskan sebelumnya yaitu

penggambaran seorang ibu maupun kakak yang mengasuh adiknya sambil

mengerjakan pekerjaan rumah atau pada Bondan Tani sambil menggarap

sawah. Berikut urutan ragam gerakan Tari Bondan Kendhi :

a. Lumaksono Lembehan

Lumaksono lembehan maksudnya adalah berjalan sambil

menggerakkan tangan kanan. Jika dalam Tari Bondan berjalan sambil

menggerakkan kendhi yang dipegang tangan kanan, jika tidak memakai

kendhi sambil menggerakkan sampur.

Page 13: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

56

Gambar 9. Lumaksono Lembehan Pada Tari Bondan (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

b. Lenggah

Setelah gerakan lumaksono lembehan, penari lenggah atau duduk

dengan posisi paha kiri diangkat lebih tinggi daripada kaki kanan,

sehingga posisinya menduduki kaki kanan.

Gambar 10. Posisi Lenggah (Sindet Kiri) atau Duduk (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

c. Meletakkan Kendhi

Dari posisi lenggah atau duduk, kemudian penari meletakkan kendhi,

posisinya tepat di tengah depan penari. Setelah kendi diletakkan, penari

melakukan gerakan pacak gulu yaitu menggerakkan leher ke kiri dan ke

Page 14: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

57

kanan pandangan mengarah ke bayi, sambil menunggu iringan tepat untuk

gerakan selanjutnya.

Gambar 11. Posisi Meletakkan Kendhi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Gambar 12. Pacak Gulu (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

d. Meletakkan Payung

Setelah meletakkan kendhi dan pacak gulu, penari meletakkan

payung di sebelah kanan kendhi posisinya sedikit serong kanan.

Page 15: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

58

Gambar 13. Posisi Duduk dan Meletakkan Payung (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

e. Meletakkan Boneka Bayi

Setelah payung diletakkan, penari meletakkan boneka bayi dengan

hati-hati. Posisinya di antara kendhi dan payung, lebih tepatnya berada di

bawah teduhnya payung (karena payung berfungsi sebagai perlindungan).

Pada waktu penari mencuci sambil menengok ke arah boneka bayi, ada

baiknya boneka bisa terlihat oleh penari, sehingga gambaran komunikasi

antara ibu dengan anak bisa terlihat. Dalam meletakkan properti-properti

dalam Tari Bondan ini tidak boleh asal meletakkan, tapi tetap mengandung

seni.

Gambar 14. Posisi Meletakkan Boneka Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 16: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

59

f. Enjer (Lumaksono Pecak Miring)

Enjer (Lumaksono Pecak Miring) yaitu penari berjalan miring atau

berjalan ke samping kanan dan ke samping kiri, tangannya secara

bergantian satu di tekuk dan satunya direntangkan sambil menggunakan

sampur.

Gambar 15. Enjer atau Lumaksono Pecak Miring (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

g. Minggah Kendhi atau Mancik Kendhi

Setelah gerakan enjer (berjalan ke samping), terakhir ke samping

kanan, menyibakkan sampur ke belakang (seblak) lalu naik ke atas kendhi

Gambar 16. Minggah (Mancik) Kendhi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 17: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

60

h. Ogek Tawing

Gerakan pertama yang dilakukan saat menari di atas kendhi adalah

ogek tawing, yaitu lengan kiri ditekuk, telapak tangan ngryung (ngruji),

posisi tangan di depan dada, tangan kanan ngiting posisinya di sekitar

pinggang.

Gambar 17. Ogek Tawing (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

i. Ulap-ulap

Gerakan setelah ogek tawing yaitu ulap-ulap, posisi penari masih

menari di atas kendhi. Tangan kiri diposisikan di depan dahi kiri, hampir

seperti orang hormat tetapi memakai tangan kiri, tangan kanan ngiting dan

posisinya di sekitar pinggang.

Gambar 18. Ulap-ulap (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 18: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

61

j. Entragan

Entragan sebagai peralihan, penari menggerakkan tangan kanan dan

kiri (pentangan atau tumpang tali) bergantian sambil miwir sampur kiri

lalu disibakkan (seblak), badan sambil digerakkan naik turun (entragan).

Gambar 19. Entragan (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

k. Ngilo Asta

Gerakan menari di atas kendhi selanjutnya yaitu ngilo asta

(menggambarkan bercermin), kedua telapak tangan disilangkan dan

dihadapkan ke wajah si penari.

Gambar 20. Ngilo Asta (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 19: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

62

l. Merentangkan Kedua Tangan ke Samping

Gerakan setelah ngilo asta yaitu merentangkan kedua tangan ke

samping, bagian telapak tangan ngryung, tolehan kepala ke arah kiri.

Gambar 21. Merentangkan Kedua Tangan ke Samping (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

m. Ukel Karna

Setelah gerakan ngilo dan merentangkan tangan, sebelum turun dari

kendhi ada gerakan ukel karna. Tangan kanan diukel dari posisi samping

sampai ke dekat telinga.

Gambar 22. Ukel Karna (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 20: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

63

n. Turun dari Kendi

Selesai menari di atas kendhi, penari perlahan turun dari kendhi

dengan tetap menjaga keseimbangan sehingga kendhi tidak terguling dan

penari tidak terjatuh.

Gambar 23. Turun dari Kendhi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

o. Panggel

Setelah turun dari kendhi, penari memposisikan tangannya seperti

menyilang di depan, tangan kanan ngiting dan telapak tangan kiri ngryung

setinggi pinggang.

Gambar 24. Panggel (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 21: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

64

p. Mengambil Payung

Setelah turun dari kendhi dan gerakan panggel, lalu penari

menunduk untuk mengambil payung dengan tangan kanan, telapak tangan

kiri ngryung.

Gambar 25. Mengambil Payung (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

q. Lumaksono Lembehan dengan Payung

Setelah payung diambil, penari berjalan memutari kendhi dan boneka

bayi sambil menggerakkan tangan kanan yang membawa payung

(lumaksono lembehan).

Gambar 26. Lumaksono Lembehan dengan Payung (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

Page 22: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

65

r. Laku Telu (payung di tangan kanan)

Setelah berjalan (lumaksono lembehan) dengan payung, penari

berjalan tiga langkah-tiga langkah (laku telu) mengikuti iringan, sambil

memainkan payungnya.

Gambar 27. Laku Telu (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

s. Magak

Penari masih membawa payung di tangan kanan, lengan kiri

direntangkan ke samping, bagian telapak tangan ngryung.

Gambar 28. Magak (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

t. Kawilan (sambil putar payung)

Dari posisi magak, lalu penari melakukan gerakan kawilan sambil

memutar-mutar payung, jika tanpa payung bisa menggunakan sampur.

Page 23: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

66

Gambar 29. Kawilan (Sambil Memutar Payung) (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

u. Jengkeng (Duduk) Meletakkan Payung

Selesai dengan gerakan tari sambil memainkan payung, penari

kemudian duduk (jengkeng) sambil meletakkan payung.

Gambar 30. Duduk (Jengkeng) Meletakkan Payung (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

v. Mengambil Bayi

Gerakan selanjutnya, penari mengambil boneka bayi dibawa

(dibopong) dengan tangan kiri, posisi penari masih duduk.

Page 24: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

67

Gambar 31. Mengambil Boneka Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

w. Memandikan Bayi

Penari melakukan gerakan seperti memandikan bayi menggunakan

tangan kanan, tangan kiri membawa boneka bayi, dan posisi penari masih

duduk. Arah pandangan mengikuti gerak tangan kanan.

Gambar 32. Memandikan Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

x. Meletakkan Bayi

Selesai gerakan memandikan bayi, lalu boneka bayi diletakkan ke

tempat semula.

Page 25: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

68

Gambar 33. Meletakkan Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

y. Kenser ke Kanan (Arah Badan Pojok Kanan)

Setelah meletakkan bayi, penari berdiri memposisikan badannya ke

arah pojok kanan, lalu kenser sambil mementangkan lengan kanan, telapak

tangan ngryung.

Gambar 34. Kenser (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

z. Mencuci Pakaian

Penari duduk (jengkeng) menari seperti gerakan mencuci baju,

sambil sesekali menengok ke arah bayi yang menggambarkan komunikasi

antara Ibu atau kakak dengan anak atau adik.

Page 26: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

69

Gambar 35. Mencuci Baju (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

aa. Menjemur Pakaian

Dari gerakan mencuci baju, kemudian penari berdiri sambil

mengibaskan sampur ke depan atas seperti gerakan menjemur pakaian,

kaki kenser ke kanan sedikit demi sedikit

. Gambar 36. Menjemur Pakaian (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

bb. Magak

Setelah gerakan menjemur pakaian sambil kenser ke kanan, lengan

kiri direntangkan ke samping, telapak tangan kiri sambil mememgang

ujung sampur.

Page 27: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

70

Gambar 37. Magak (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

cc. Gajah Ngoling

Dari posisi magak penari menggunakan sampur di tangan kanan

seperti berjalan (lumaksono lembehan), sedangkan sampur di tangan kiri

dibawa ke pundak kiri, ujung sampur diapit dengan jari tangan kiri,

telapak tangan kiri ngryung, kemudian berjalan (gajah ngoling).

Gambar 38. Gajah Ngoling (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

dd. Srisig

Selesai gerakan gajah ngoling, lalu penari srisik (berjalan dengan

kaki sedikit jinjit dengan tempo yang cepat memutari kendhi, boneka dan

payung, tangan memegang sampur.

Page 28: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

71

Gambar 39. Srisig (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

ee. Lenggah

Setelah srisig memutari payung, boneka bayi, dan kendhi, penari

lenggah atau duduk dengan posisi paha kiri diangkat lebih tinggi daripada

kaki kanan, menduduki kaki kanan.

Gambar 40. Lenggah (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

ff. Menghibur (Ngliling atau Ngleledong) Bayi

Pada saat posisi duduk, penari bertepuk tangan diarahkan ke boneka

bayi sesuai nyanyian pada iringan, menggambarkan saat ibu atau kakak

menghibur (ngliling atau ngleledong) bayi.

Page 29: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

72

Gambar 41. Menghibur (Nglilling atau Ngleledong) (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

gg. Mbopong (Bayi digendong sambil dicium)

Setelah gerakan menghibur bayi (seperti bertepuk tangan), lalu

penari menggendong boneka bayi sambil dicium. Posisi penari dari duduk

perlahan-lahan berdiri.

Gambar 42. Mbopong (Bayi digendong sambil dicium) (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

hh. Menimang-nimang Bayi

Penari berdiri sambil menggendong boneka bayi, berjalan sambil

menimang-nimang boneka bayi, pandangan penari mengarah ke boneka

bayi sebagai gambaran komunikasi antara ibu dengan anak atau kakak

dengan adiknya.

Page 30: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

73

Gambar 43. Menimang-nimang Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

ii. Lenggah (Duduk) Menggendong Bayi

Dari gerakan menimang-nimang bayi, kemudian srisig, lalu kembali

duduk seperti posisi permulaan, kemudian menggendong boneka bayi

dengan sampur.

Gambar 44. Lenggah (Duduk) Menggendong Bayi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

jj. Mengambil Payung

Setelah boneka bayi digendong. Selanjutnya penari mengambil

payung, diposisikan seperti permulaan penari akan menarikan Tari

Bondan.

Page 31: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

74

Gambar 45. Mengambil Payung (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

kk. Mengambil Kendhi

Sebelum berdiri, terakhir penari mengambil kendhi diposisikan juga

seperti permulaan, lalu duduk sambil menunggu iringan untuk berdiri.

Gambar 46. Mengambil Kendhi (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

ll. Berdiri, Lumaksono Lembehan Kanan

Pada saat sikap duduk sudah seperti pada permulaan tari, penari telah

membawa boneka bayi, payung, dan kendhi kemudian berdiri dan berjalan

sambil menggerakkan kendhi (lumaksono lembehan), sama seperti berjalan

di awal menari namun arah berjalannya ke kanan.

Page 32: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

75

Gambar 47. Berdiri Lumaksono Lembehan Kanan (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

mm. Srisig Kanan, Masuk

Dari gerakan berjalan (lumaksono lembehan), terakhir penari srisig

ke kanan dan masuk ke dalam (keluar dari arena pertunjukan).

Gambar 48. Srisig Kanan, Masuk (Sumber : Dokumentasi Jurusan Seni Tari ISI Surakarta)

6. Perkembangan Tari Bondan

Perkembangan Tari Bondan dari zaman dulu hingga sekarang yang bisa

diamati adalah dari susunan ragam gerakannya. Sama-sama Tari Bondan,

tetapi dari susunannya berbeda tergantung susunan dari penciptanya. Bapak S.

Maridi pun tidak hanya menghasilkan satu susunan ragam Tari Bondan,

gendhing atau iringannya juga beberapa kali direkam sesuai dengan susunan

atau urutan gerakannya. Sehingga Tari Bondan ini ada berbagai variasi

Page 33: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

76

gerakan. Misalnya saja pada waktu penari naik di atas kendhi, ada yang

susunan yang hanya gerakan ngilo asta, ada juga yang menggunakan gerakan

pidian (alisan). Ada pula variasi gerakan lain pada waktu memainkan payung,

ada yang menari sambil memainkan payung di bawah, ada pula yang

memainkan payungnya di atas kendhi. Hal tersebut juga tergantung

kemampuan penari, apakah terampil dan punya keseimbangan bagus saat naik

(mancik) kendhi. Kemudian pada gerakan menghibur (ngliling atau

ngleledong) bayi bisa sambil duduk lalu menari seperti gerakan bertepuk

tangan yang diarahkan untuk menghibur bayinya. Ada variasi lain yaitu bayi

digendong, kemudian penari tangannya menunjuk seolah memperlihatkan

pada anaknya, ada burung di sebelah sana. Dalam iringannya pun juga ada

perbedaan, untuk peran ibu atau peran sebagai kakak. Jika peran penari

sebagai ibu maka dalam iringannya bayi dinyanyikan dengan kata “anak”.

Sedangkan untuk peran kakak perempuan (mbakyu) kata “anak” diganti

dengan kata “adhi” (adik).

Ada pula perkembangan dalam jumlah penarinya, jika zaman dahulu Tari

Bondan dibawakan oleh penari tunggal, sekarang berkembang tidak selalu

dibawakan oleh satu orang penari saja tetapi bisa dibawakan secara

berkelompok (penari massal). Dalam acara atau kegiatan lomba biasanya

dibawakan satu persatu, untuk memudahkan penilaian juri. Sedangkan dalam

acara-acara bertemakan budaya atau daam rangka memperingati salah satu

hari nasional, Tari Bondan bisa dibawakan secara berkelompok.

Page 34: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

77

7. Eksistensi Tari Bondan di Surakarta

Sampai saat ini sebetulnya Tari Bondan masih tetap eksis di Surakarta.

Hanya saja dikalangan anak-anak belum terlalu banyak peminatnya. Jika

dibandingkan dengan anak-anak se-Surakarta mungkin hanya sebagian kecil

saja yang belajar Tari Bondan maupun tari tradisional lainnya, mengingat

banyak sekali bentuk tarian modern yang berkembang. Apabila di Kota

Surakarta tidak ada event-event kebudayaan, maka untuk bisa menyaksikan

pertunjukkan Tari Bondan tentunya sangat jarang, kecuali jika ada pementasan

dalam rangka kegiatan lomba.

Dari keterangan salah seorang pelatih tari di Sanggar Tari Soerya

Soemirat, yaitu Ibu Kurniati yang juga mantan pengajar di Jurusan Seni Tari

ISI Surakarta bahwa jika pemerintah Surakarta tidak mulai menggerakkan

masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak untuk mengenal kebudayaan

Indonesia melalui acara-acara kebudayaan, akan sangat mungkin jika bangsa

Indonesia lupa atau bahkan kehilangan beragam kebudayaan yang dimiliki.

Menurut pengalaman beliau mengajar seni tari, ada banyak mahasiswanya

yang berasal dari luar negeri sangat mengapresiasi beragam bentuk tarian

tradisional yang dimiliki Indonesia, bahkan banyak dari mereka yang justru

mempunyai dokumentasi lebih bagus dan lebih lengkap dari dokumentasi

yang dimiliki oleh orang Indonesia sendiri (secara umum).

Page 35: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

78

B. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Dalam perancangan konsep ini Tiga Serangkai Pustaka Mandiri berlaku

sebagai publisher yang direncanakan sebagai penerbit buku cerita bergambar

untuk mengenalkan nilai Tarian Bondan pada anak-anak usia 6-7 tahun.

1. Profil PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta

Tiga Serangkai merupakan salah satu penerbit buku, khususnya buku

pelajaran dan pengetahuan serta buku-buku umum yang berdiri sejak 28

September 1958.

a. Alamat : Jl. Dr. Supomo No. 23 Solo 57141 Surakarta

b. Telepon : (0271)714344

c. Fax : (0271) 713607

d. Website : www.tigaserangkai.co.id

e. E-mail : [email protected]

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari General Book Departement di PT. Tiga

Serangkai Pustaka Mandiri adalah sebagai berikut :

Page 36: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

79

Bagan 2. Struktur Organisasai General Book Departement di TS Surakarta

3. Prosedur Publikasi ke Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mempunyai prosedur dalam

menenerbitkan sebuah buku. Alur untuk publikasi ke TS dapat digambarkan

sebagai berikut :

Bagan 3. Alur Publikasi ke Tiga Serangkai

Ilustrator

Layouter

Desainer Religi Editor Popular Editor Religi Editor

Publishing Manager

C & T Editor Officer

Popular Editor Officer

Religi Editor Officer

Art Creative Supervisor

Proof Reader Traffic ADM

Naskah (Penulis/ Pengarang)

Review/ Evaluasi (Bagian Editor)

Presentasi (Marketing, Sales, Promo)

Naskah ditolak

Naskah diterima

Naskah diterima dengan catatan

Proses Editing (Ilustrasi, Tipografi,

Layout dll)

Koreksi, Revisi, Siap Cetak

Page 37: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

80

Naskah dari penulis atau pengarang masuk ke Tiga Serangkai, di review

atau evaluasi oleh bagian editor apakah naskah tersebut layak atau tidak. Jika

naskah tidak layak akan dikembalikan pada penulis. Sedangkan naskah yang

layak akan masuk ke tahapan selanjutnya. Dari awal naskah masuk ke Tiga

Serangkai, jangka waktu pemberitahuan kepada penulis apakah naskah

tersebut layak atau tidak yaitu 3 bulan. Jika naskah tersebut layak maka akan

dipresentasikan dihadapan Marketing, Sales, dan Promosi, karena bagian

tersebut yang mengetahui lebih dalam tentang kondisi pasar. Setelah tahap

presentasi, akan diputuskan naskah tersebut diterima, diterima dengan catatan,

atau ditolak. Jika naskah diterima, selanjutnya akan masuk proses editing

mulai dari pembuatan ilustrasi, tipografi, penataan layout, cover, dan

sebagainya kemudian dikoreksi, direvisi, sampai siap cetak. Jika naskah

diterima dengan catatan, maka akan diolah kembali oleh bagian editor

kemudian melalui tahap presentasi lagi untuk menentukan apakah naskah

tersebut bisa lanjut ke tahap selanjutnya ataukah akan ditolak. Sedangkan

naskah yang telah dipresentasikan namun ditolak akan dikembalikan kepada

penulis. Naskah yang telah diproses dan siap cetak, waktu penerbitannya pun

tidak selalu dalam jangka waktu dekat. Buku yang telah jadi, waktu terbitnya

tergantung bagaimana kondisi pasar dan disesuaikan dengan momen yang

sedang marak di masyarakat, misalnya saat momen bulan puasa, awal masuk

sekolah, dan sebagainya.

Page 38: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

81

4. Ketentuan Buku Cerita Anak di Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Penerbit Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, mempunyai beberapa

ketentuan dalam pembuatan buku cerita anak. Kententuannya adalah sebagai

berikut :

a. Ukuran Buku Cerita Bergambar Anak

Ukuran untuk buku cerita anak yang ditentukan oleh Tiga Serangkai

ada beberapa macam ukuran, antara lain :

1) 19 cm x 24 cm

2) 20 cm x 22,5 cm

3) 21,5 cm x 25 cm

4) 21 cm x 26,5 cm

b. Jenis Kertas yang Digunakan

Ketentuan jenis kertas untuk cover atau sampul, isi, maupun cara

finishing untuk buku cerita bergambar untuk anak di Tiga Serangkai

adalah sebagai berikut :

1) Jenis Kertas Cover

Cover atau sampul dalam buku cerita bergambar yang dikhususkan

untuk anak, biasanya dicetak dengan kertas tebal agar lebih awet. Jenis

kertas cover yang digunakan oleh Tiga Serangkai yaitu kertas Art

Carton 210gr untuk produk buku cerita bergambar atau buku cerita

anak. Sedangkan untuk buku ensiklopedia anak (big books) ada yang

menggunakan hard cover.

Page 39: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

82

2) Jenis Kertas Isi

Jenis kertas untuk isi dari produk buku cerita bergambar atau buku

cerita anak di Tiga Serangkai yaitu bisa menggunakan kertas HVS

80gr, bisa juga kertas Art Paper 150gr, atau kertas BC.

3) Finishing

Finishing dalam buku cerita bergambar maupun buku cerita anak di

Tiga Serangkai yaitu pada bagian cover atau sampul menggunakan

laminasi doff dan beberapa bagian menggunakan spot UV (misalkan

pada bagian judul atau gambar ilustrasi pada cover).

c. Jumlah Halaman

Jumlah halaman untuk buku cerita bergambar atau buku cerita anak

di Tiga Serangkai ada ketentuan tersendiri, yaitu jumlah halaman bisa

kelipatan 8 atau 16, misalnya 24 halaman, 32 halaman, maksimal 48

halaman.

d. Layout

Layout atau tata letak ilustasi dan tulisan menyesuaikan dari naskah

cerita, yangterpenting yaitu buku cerita bergambar atau buku cerita anak

harus punya tingkat keterbacaan tinggi, karena targetnya untuk anak-anak

sehingga kenyamanan membaca adalah faktor yang penting.

1) Ilustrasi

Ilustrasi menyesuaikan dengan naskah cerita dari penulis yang telah

disetujui Tiga Serangkai, untuk buku anak-anak tentunya dibuat

menarik dengan warna-warna cerah.

Page 40: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

83

2) Tipografi

Tipografi berkaitan dengan tulisan yang terdapat dalam buku cerita

bergambar atau buku cerita anak, yaitu harus punya tingkat

keterbacaan yang tinggi karena faktor kenyamanan membaca pada

anak-anak sangatlah penting. Jenis font yang dipilih bentuknya

sederhana, tanpa kait, dan mudah dibaca. Ukuran font khusus untuk

anak TK-SD minimal 14 pt dan ukuran font pada bagian judul harus

dibuat lebih besar.

5. Sistem Royalti di Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

a. Besaran Royalti

Royalti merupakan uang jasa yang dibayarkan penerbit kepada

pengarang atau penulis naskah untuk setiap buku yang diterbitkan.

Besaran royalti khusus untuk buku anak di Penerbit Tiga Serangkai yaitu

sebesar 7% dari hasil penjualan buku yang telah dikurangi biaya produksi

sebanyak 35%. Misalkan hasil penjualan buku 100% dikurangi 35% biaya

produksi sehingga tinggal 65% hasil penjualan, jadi besar royalti 7% dari

65% hasil penjualan buku.

b. Cara Pembayaran Royalti

Sistem pembayaran royalti di Penerbit Tiga Serangkai, yaitu

dibayarkan dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Januari, dengan

rentang waktu 3 bulan. Bulan Juni antara Juli-September, untuk bulan

Januari antara Februari-April.

Page 41: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

84

6. Distribusi Produk Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Produk dari Penerbit Tiga Serangkai telah tersebar ke seluruh Indonesia,

dan penyebaran terbesarnya yaitu se-JABODETABEK. Distribusi dari

produknya melalui pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern

maksudnya melewati toko-toko buku besar yang tersebar di seluruh Indonesia,

misalnya Toko Buku Gramedia, Togamas, dan lain sebagainya. Sedangkan

pasar tradisional maksudnya buku didistribusikan melalui toko-toko buku

kecil.

7. Promosi yang Dilakukan di Tiga Serangkai Surakarta

Beberapa promosi yang dilakukan Tiga Serangkai untuk mempromosikan

produk buku yang beraneka ragam, antara lain :

a. Melalui launching buku.

b. Melalui kegiatan-kegiatan pameran dan workshop.

c. Melalui bedah buku lewat radio (khusus buku dewasa)

d. Melalui kegiatan lomba-lomba

e. Promosi melalui media pendukung seperti poster, sticker, postcard, dan

lain sebagainya.

f. Promosi melalui media sosial (website, twitter, twitter dari penulis,

facebook).

C. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

Segmentasi dari target market dalam konsep perancangan buku cerita

bergambar untuk mengenalkan tari bondan adalah sebagai berikut :

Page 42: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

85

a. Segmen Demografi

1) Usia : anak-anak (6 – 7 tahun)

2) Pendidikan : SD kelas 1 sampai kelas 2

3) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

4) Agama : semua agama

5) Kelas Sosial : menengah ke atas

b. Segmen Geografi

Daerah yang menjadi target sasaran perancangan buku cerita

bergambar untuk mengenalkan tari bondan ini adalah Kota Surakarta dan

sekitarnya secara khususnya dan secara umum untuk seluruh Indonesia.

c. Segmen Psikografi

Anak-anak yang mempunyai keingintahuan yang besar, tertarik

dengan bentuk kesenian, anak-anak yang suka menari, anak-anak yang

suka kebudayaan Indonesia, mempunyai keinginan untuk mengenal

beragam budaya, dan senang belajar membaca sambil melihat tampilan

visual (gambar).

2. Target Audience

Target audience adalah orang yang akan menjadi sasaran komunikasi,

dalam perancangan ini yaitu menjadi sasaran komunikasi baik dari buku cerita

bergambarnya maupun dari media promosinya. Sedangkan detail untuk

segmentasi dari target audience pada konsep perancangan ini dapat dibedakan

menjadi dua yaitu target audience primer dan target audience sekunder

sebagai decision maker (pengambil keputusan), dapat diuraikan sebagai

berikut :

Page 43: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

86

a. Target Audience Primer

1) Segmen Demografi

a) Usia : anak-anak (6 - 7 tahun)

b) Pendidikan : SD kelas 1-2

c) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

d) Agama : semua agama

e) Kelas Sosial : menengah ke atas

2) Segmen Geografi

Daerah yang menjadi target adalah kota Surakarta dan

sekitarnya secara khususnya dan seluruh Indonesia secara umumnya.

3) Segmen Psikografi

Anak-anak yang mempunyai keingintahuan yang besar, tertarik

dengan bentuk kesenian, anak-anak yang suka menari, anak-anak yang

suka kebudayaan Indonesia, mempunyai keinginan untuk mengenal

beragam budaya, dan senang belajar membaca sambil melihat

tampilan visual (gambar).

b. Target Audience Sekunder (Decision Maker)

1) Segmen Demografi

a) Usia : dewasa (25 - 50 tahun)

b) Pendidikan : SMA sampai jenjang kesarjanaan

c) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

d) Agama : semua agama

e) Kelas Sosial : menengah ke atas

Page 44: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

87

2) Segmen Geografi

Daerah yang menjadi target adalah kota Surakarta dan

sekitarnya secara khususnya dan seluruh Indonesia secara umumnya.

3) Segmen Psikografi

Dari segmen psikografi ada beberapa faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk mengambil keputusan membeli buku cerita

bergambar ini, faktor tersebut antara lain orang dewasa yang

memperhatikan pendidikan untuk anak-anaknya, memiliki

kekhawatiran dengan banyaknya budaya asing yang masuk, ingin ikut

berperan mengenalkan pada anak-anak tentang berbagai kesenian asli

Indonesia salah satunya seni tari, orang tua yang mempunyai

ekspektasi atau keinginan agar anaknya bisa menari, dan orang tua

yang ingin anak-anaknya mengenal budaya Indonesia.

c. Hasil Identifikasi Target Audience

Dalam perancangan ini penulis menggunakan kuesioner atau

angket untuk mengetahui insight dari target audience yang nantinya akan

digunakan untuk menentukan tone and manner dalam visualisasi cerita

bergambar tentang pengenalan nilai Tarian Bondan. Angket disebarkan

secara acak pada 20 responden yaitu anak-anak usia 6-7 tahun dan orang

tuanya. Untuk anak-anak angket dibacakan oleh penulis sambil

menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan Tari Bondan dan

visualisasi gambar, kemudian responden menjawab dan memilih gambar

sesuai dengan pendapat dan ketertarikannya.

Page 45: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

88

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari hasil kuesioner, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1) Hasil Kuesioner untuk Anak Usia 6-7 Tahun

a) Terkait dengan jenis tarian yang lebih disukai oleh anak-anak,

yaitu sebanyak 40% responden anak menyukai tarian modern dan

60% menyukai tarian tradisional.

b) Tentang tari tradisional apa yang responden ketahui, sebanyak 20%

responden anak tahu tentang Tari Kijang, 15% anak tahu Tari

Bondan, 10% tahu tarian lain seperti Tari Kipas, 55% anak tidak

tahu.

40%

0%

60%

Jenis Tarian yang disukai

Tarian Modern

Tarian India

Tarian Tradisional

20% 0%

15%

10%

55%

Tari Tradisional yang diketahui

Tari Kijang

Tari Kukila

Tari Bondan

Tari Lainnya

Tidak Tahu

Page 46: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

89

c) Terkait pengalaman melihat Tari Bondan, sebanyak 15%

responden anak pernah melihat dan 85% anak belum pernah

melihat.

d) Pengetahuan tentang Tari Bondan, sebanyak 15% responden anak

menjawab memakai boneka dan payung, 5% anak menjawab

membawa busur panah, dan 80% anak tidak tahu.

e) Tentang penggambaran Tari Bondan, yaitu sebanyak 25%

responden menjawab anak yang bermain boneka, 15% anak kasih

sayang ibu pada anaknya, dan 60% anak tidak tahu.

15%

85%

Pengalaman melihat Tari Bondan

Pernah Melihat

Belum PernahMelihat

15% 5%

80%

Pengetahuan tentang Tari Bondan

Tari Membawa Boneka,Payung, dan Kendhi

Tari membawa Busur danAnak Panah

Tidak Tahu

Page 47: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

90

f) Terkait keinginan belajar menari tradisional, yaitu 60% responden

anak ingin belajar menari dan 40% anak kuang berminat belajar

menari.

g) Tentang model gambar yang lebih disukai, yaitu 70% responden

anak lebih menyukai gambar yang sederhana dan 30% anak

menyukai gambar yang lebih detail.

25%

0%

15% 60%

Penggambaran Tari Bondan

Anak yang bermain boneka

Hewan yang lincah

Kasaih sayang Ibu padaanaknyaTidak Tahu

65%

35%

Keinginan Belajar Tari Tradisional

Ya, Ingin

Tidak Ingin

Page 48: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

91

h) Warna yang lebih disukai anaka-anak, sebanyak 90% responden

anak lebih menyukai warna cerah dan 10% anak menyukai warna

pastel atau warna yang lembut.

i) Tentang cara pewarnaan gambar yang disukai, sebanyak 35%

responden anak menyukai pewarnaan flat (tanpa gradasi) dan 65%

anak menyukai pewarnaan gradasi berkesan volume.

70%

30%

Model Gambar Yang Disukai

Gambar simple(sederhana)

Gambar yang lebihdetail

90%

10%

Warna Yang Lebih Disukai

Warna Cerah

Warna Pastel

Page 49: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

92

j) Tentang penataan layout, sebanyak 80% responden anak lebih suka

layout dengan fullcolor dan 20% anak menyukai ada white space-

nya.

2) Hasil Kuesioner untuk Orang Tua

a) Tentang jenis tari yang lebih disukai, 90% responden orang tua

lebih menyukai Tari Tradisional daripada Tari Modern.

35%

65%

Pewarnaan Gambar

Pewarnaan Flat

Pewarnaan GradasiBerkesan Volume

80%

20%

Tata Layout

Fullcolor

Ada White space

10% 0%

90%

Tari yang lebih disukai

Tari Modern

Tari India

Tari Tradisonal

Page 50: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

93

b) Pengalaman menyaksikan Tari Bondan, sebanyak 25% responden

orang tua pernah melihat Tari Bondan dari internet, 60% pernah

melihat pertunjukan Tari Bondan langsung, dan 15% belum pernah

melihat Tari Bondan.

c) Pengetahuan tentang Tari Bondan, 85% responden orang tua

menjawab bertema kasih sayang seorang ibu dan 15% tidak tahu.

d) Terkait apakah putra atau putri dari responden mengikuti les tari,

15% responden orang tua menjawab bahwa anaknya ada yang

mengikuti les menari dan 85% anaknya tidak mengikuti les menari.

25%

60%

15%

Pengalaman Menyaksikan Tari Bondan

Pernah melihat dari internet

Pernah melihat langsung

Belum pernah melihat

0% 0%

85%

15%

Pengetahuan tentang Tari Bondan

Tari bertema peperangan

Tari bertema kelincahan hewan

Tari bertema kasih sayang ibu

Tidak tahu

Page 51: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

94

e) Terkait dengan keinginan orang tua agar anak bisa menari, 95%

responden orang tua ingin anaknya bisa menari tradisional.

f) Tentang keinginan orang tua berperan mengenalkan budaya

Indonesia, semua orang orang tua menjawab ya, ingin turut

berperan dalam mengenalkan budaya Indonesia pada putra

putrinya.

15%

85%

Apakah putra/putrinya mengikuti les tari

Ada

Tidak ada

95%

5%

Keinginan orang tua agar anak bisa menari

Ya

Tidak

Page 52: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

95

g) Perkembangan Tari Bondan di Surakarta, 20% responden orang tua

menjawab semakin menghilang, 45% menjawab masih ada tetapi

kurang diminati, dan 35% orang tua menjawab mulai diangkat dan

berkembang lagi.

3) Kesimpulan

Dari hasil kuesioner terhadap anak-anak usia 6-7 tahun dan

orang tuanya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a) Target Audience Anak-Anak Usia 6-7 Tahun

Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh data bahwa anak-

anak usia 6-7 tahun sebetulnya tetap mempunyai ketertarikan

dengan tarian tradisional, hanya saja sebagian besar masih belum

100%

0%

Keinginan orang tua ikut berperan mengenalkan budaya Indonesia

Ya, ada

Tidak ada

20%

45%

35%

Perkembangan Tari Bondan di Surakarta

Semakin menghilang

Masih ada tapi kurang diminati

Mulai diangkat dan berkembanglagi

Page 53: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

96

tahu tentang macam-macam tari tradisional, salah satunya juga

termasuk Tari Bondan. Sehingga diperlukan pengenalan sedikit

demi sedikit tentang Tari Tradisional.

Sedangkan dalam visualisasi cerita bergambar, anka-anak

usia 6-7 tahun cenderung menyukai gambar-gambar yang

sederhana tidak terlalu mendetail, menggunakan warna-warna

cerah, pewarnaannya jelas dengan memunculkan gradasi yang

menimbulkan kesan bervolume, dan penataan layout yang rapi

dengan teks yang mudah dibaca serta background berwarna.

b) Target Audience Orang Tua (Decision Maker)

Data orang tua sebagai pengambil keputusan yang diperoleh

dari hasil kuesioner tersebut yaitu sebagain besar orang tua

menyukai tarian tradisional dan tahu tentang tari Bondan. Para

orang tua berkeinginan untuk berperan dalam mengenalkan tari

tradisional, juga mempunyai keinginan agar putra atau putrinya

bisa menari tradisional.

D. Komparasi

1. Buku Cerita Bergambar “Dongeng Cinta Budaya”

a. Deskripsi Umum

Buku cerita bergambar “Dongeng Cinta Budaya” ini merupakan

kumpulan dari cerita bergambar yang bertemakan budaya. Buku ini

memang ditujukan untuk mengajak anak-anak mencintai budaya Indonesia

Page 54: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

97

melalui kumpulan cerita bergambar yang bertemakan budaya Indonesia.

Terdapat cerita tentang alat musik angklung, mpek-mpek masakan khas

palembang, baju tradisional kebaya, dan permainan congklak atau dakon.

Dalam buku ini juga ada satu cerita pendek yang bertemakan seni tari,

yaitu Tari Pendet.

1) Judul Keseluruhan : Dongeng Cinta Budaya

2) Judul Cerita : Tarian Dewi

3) Pengarang : Watiek Ideo dan Fitri Kurniawan

4) Penerbit : Bhuana Ilmu Populer

5) Tahun terbit : 2015

6) Jumlah Halaman : 168 halaman

7) Ukuran : 18 cm x 24 cm

8) Sinopsis Cerita : Bagian Cerita “Tarian Dewi”

Dewi adalah seorang anak perempuan yang berasal dari Bali, sejak

kecil dia suka menari. Bahkan di rumah Dewi ada sanggar tari yang

biasa dia gunakan bersama teman-temannya untuk berlatih menari,

dengan pelatih ibunya sendiri. Namun akhir-akhir ini Dewi merasa

bosan menari Tari Pendet, dia menganggap tarian tersebut kuno. Pada

suatu hari Dewi berjalan-jalan di pantai, dia bertemu dengan seorang

anak perempuan wisatawan asing bernama Elle. Mereka berkenalan,

Elle menunjukkan pada Dewi sebuah video rekaman tentang Tari

Pendet dan dia sangat terkesan dengan tarian tersebut. Segera saja

Dewi mengajak Elle dan keluarganya ke sanggar tari di rumahnya.

Dengan bangga Dewi menarikan Tari Pendet di depat wisatawan asing

Page 55: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

98

tersebut bersama ibunya, para wisatawan sangat terkesan. Sejak saat

itu Dewi kembali senang menarikan Tari Pendet.

b. Target Market

1) Segmen Demografi :

a) Umur : untuk anak-anak SD awal (6-8 tahun)

b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

c) Agama : semua agama

d) Kelas sosial : menengah ke atas

2) Segmen Geografi :

Segmen geografi dari buku cerita bergambar ini untuk seluruh

Indonesia.

3) Segmen Psikografi :

Buku cerita bergambar “Dongeng Cinta Budaya” ini dibuat untuk

anak-anak yang tertarik dengan berbagai macam budaya dan ciri khas

dari Indonesia, untuk anak-anak yang senang membaca maupun

senang belajar membaca, serta anak-anak yang tertarik dengan gambar

atau visual yang menarik.

c. Distribusi

Buku cerita bergambar “Dongeng Cinta Budaya” ini

didistribusikan ke seluruh Indonesia, melalui toko-toko buku besar

maupun kecil yang tersebar di seluruh Indonesia.

d. Promosi atau Komunikasi yang Dilakukan

Promosi dari buku ini dari media sosial, diantaranya melalui

facebook, twitter, instagram BIP, dan melalui website.

Page 56: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

99

e. Tampilan visual

1) Cover Cergam “Dongeng Cinta Budaya”

Gambar 49. Cover Buku Cerita Bergambar “Dongeng Cinta Budaya” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 3 Oktober 2015)

2) Bagian Isi Cergam “Dongeng Cinta Budaya”

Bagian isi dari cergam “Dongeng Cinta Budaya” yang penulis

ambil yaitu bagian “Tarian Dewi”. Tampilan visualnya menarik, cukup

detail, dan background juga terlihat, namun pada beberapa halaman

penataan layout-nya kurang rapi, antara elemen teks dengan elemen

gambar kurang seimbang, sehingga keterbacaan teks sedikit kurang.

Berikut contoh tampilan visual isi :

Page 57: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

100

Gambar 50. Isi Buku Cerita Bergambar “Dongeng Cinta Budaya” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 3 Oktober 2015)

Gambar 51. Isi Buku Cerita Bergambar “Dongeng Cinta Budaya” (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 3 Oktober 2015)

2. Buku Cerita Bergambar “Dongeng Tujuh Menit”

a. Deskripsi Umum

Buku cerita bergambar “Dongeng Tujuh Menit” ini juga

merupakan kumpulan dari beberapa cerita bergambar pendek. Namun

Page 58: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

101

dalam buku ini tidak semua cerita bertemakan budaya. Hanya satu bagian

cerita di dalam buku ini yang bertemakan budaya, yakni tentang mengenal

tokoh wayang Punakawan. Meskipun wayang asing di telinga anak-anak

namun melalui cerita singkat tentang wayang yang dikemas dengan visual

yang menarik, diharapkan anak-anak bisa sedikit tahu tentang budaya

pewayangan.

1) Judul Keseluruhan : Dongeng Tujuh Menit

2) Judul Cerita : Wayang Sebelum Tidur

3) Pengarang : Clara Ng

4) Ilustrasi : Cecillia Hidayat

5) Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

6) Tahun terbit : 2010

7) Jumlah Halaman : 24 halaman

8) Ukuran : 20 cm x 20 cm

9) Sinopsis Cerita : Bagian Cerita “Wayang Sebelum Tidur”

Sita dan Bima tidak bisa tidur, kemudian Sita bermain bayang-

bayang dari lampu kecil yang dinyalakan ibunya dengan tangannya.

Tetapi bagaimana dengan adiknya, Bima tidak bisa ikut bermain

karena jari tangannya masih kecil sehingga susah untuk ditekuk. Sita

kemudian membuat bentuk wayang Punakawan dari kertas untuk

adiknya. Sita dan Bima bermain bayangan wayang seru sekali, sambil

mereka mengenal nama tokoh wayang tersebut. Mendengar suara-

suara dari kamar Sita dan Bima, ayah kemudian masuk ke kamar

mereka, ternyata mereka memang sedang asyik bermain bayangan

Page 59: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

102

bentuk wayang. Lama tidak keluar dari kamar, Ibu kemudian

mengintip dan ternyata ayah sudah tertidur bersama Sita dan Bima.

b. Target Market

1) Segmen Demografi :

a) Umur : untuk anak-anak SD awal (6-8 tahun)

b) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan

c) Agama : semua agama

d) Kelas sosial : menengah ke atas

2) Segmen Geografi :

Segmen geografi dari buku cerita bergambar ini untuk seluruh

Indonesia.

3) Segmen Psikografi :

Buku cerita bergambar “Dongeng Tujuh Menit” pada bagian cerita

“Wayang Sebelum Tidur” ini dibuat untuk anak-anak yang suka

berimajinasi, suka dengan cerita dongeng sebelum tidur, senang

membaca maupun senang belajar membaca, serta anak-anak yang

tertarik dengan gambar atau visual yang menarik.

c. Distribusi

Buku cerita bergambar “Wayang Sebelum Tidur” ini

didistribusikan ke seluruh Indonesia, melalui toko-toko buku besar

maupun kecil yang tersebar di seluruh Indonesia.

d. Promosi atau Komunikasi yang Dilakukan

Promosi yang dilakukan untuk buku ini dari media sosial,

diantaranya melalui facebook Gramedia Pustaka Utama, twitter,

Page 60: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

103

instagram, dan melalui beberapa website seperti bukabuku.com,

bukukita.com.

e. Tampilan visual

1) Cover Cergam “Wayang Sebelum Tidur”

Gambar 52. Cover Buku Cerita Bergambar “Wayang Sebelum Tidur” (Sumber : facebook Gramedia Pustaka Utama, 6 Oktober 2015)

2) Bagian Isi Cergam “Wayang Sebelum Tidur”

Bagian isi pada cergam “Wayang Sebelum Tidur”, dari tampilan

visualnya cukup simple (sederhana), bentuk karakter juga menarik dan

lucu, penataan layout-nya juga sudah rapi, tetapi untuk gambar latar

belakang atau settingnya kurang, dan pada beberapa halaman paragraf

untuk teksnya sedikit terlalu panjang bagi bacaan anak-anak.

Page 61: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

104

Gambar 53. Isi Buku Cerita Bergambar “Wayang Sebelum Tidur” (Sumber : Google Books, 19 Oktober 2015)

Gambar 54. Isi Buku Cerita Bergambar “Wayang Sebelum Tidur” (Sumber : Google Books, 19 Oktober 2015)

E. Analisa SWOT

Analisa SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat) dapat digunakan

sebagai alat untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi

produk, dalam hal ini untuk perancangan buku cerita bergambar ini agar lebih

terarah. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

Page 62: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

105

(strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats), sekaligus sebagai

bahan perbandingan dengan kompetitor atau komparasinya.

Untuk mengetahui peluang utama dalam pembuatan buku cerita

bergambar untuk mengenalkan nilai Tarian Bondan pada anak usia 6-7 tahun,

diperlukan observasi terhadap kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari buku cerita bergambar ini

yaitu tentang nilai Tarian Bondan terhadap pembandingnya atau komparasinya,

melalui analisa SWOT.

Berikut ini merupakan tabel analisa SWOT dari Buku Cerita Bergambar

untuk mengenalkan nilai Tarian Bondan pada anak usia 6-7 tahun yang berjudul

“Tari Bondan untuk Ibunda Tersayang” dengan dua komparasinya, yaitu

“Dongeng Cinta Budaya bagian Tarian Dewi” dan “Dongeng Tujuh Menit bagian

Wayang Sebelum Tidur”:

Page 63: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

106

Tabel Analisa SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunity, Threats)

Analisa SWOT

Cergam Tari Bondan untuk Ibunda Tersayang

Cergam Dongeng Cinta Budaya

bagian Tarian Dewi

Cergam Dongeng Tujuh Menit bagian Wayang Sebelum Tidur

Strengh

(Kelebihan)

1. Tema yang diangkat menarik

tentang Tari Bondan yang sarat

makna akan kasih sayang ibu

terhadap anak.

2. Berusaha mengenalkan nilai

Tarian Bondan lewat cerita

yang sederhana.

3. Ilustrasi yang akan dibuat

sederhana dengan sedikit detail

sehingga menarik bagi anak-

anak.

4. Pewarnaannya menggunakan

warna-warna watercolor yang

cerah agar tidak monoton.

5. Layout akan dibuat rapi

sehingga gambar dan teksnya

terkesan seimbang.

1. Tema yang diangkat tentang

kebudayaan, yaitu tentang

seni tari yang jarang

ditemukan pada cerita

bergambar.

2. Cerita dikemas dengan

sederhana dan mudah

dipahami.

3. Ilustrasinya cukup detail,

dapat dilihat dari kostum

tari yang dikenakan

karakter dan gambar latar

belakang yang terkesan

hidup.

4. Pewarnaan gambarnya

bagus warna cerah namun

lembut, tidak monoton.

1. Tema yang diangkat menarik

yaitu tentang wayang yang

jarang ditemukan dalam

buku cergam.

2. Ide ceritanya juga menarik

mengenalkan pewayangan

lewat imajinasi anak-anak.

3. Ilustrasinya dibuat

sederhana, baik karakter

maupun setting atau latar

belakangnya.

4. Penataan layout-nya sudah

rapi, ada space sendiri untuk

meletakkan elemen teks

sehingga terkesan seimbang.

5. Menggunakan hard cover

sehingga buku awet untuk

106

Page 64: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

107

6. Elemen teks menggunakan font

yang mudah dibaca oleh anak-

anak dan dengan ukuran yang

sesuai.

5. Teksnya tidak terlalu

panjang dan disertai dengan

teks bahasa Inggris

(bilingual).

anak-anak.

Weakness

(Kelemahan)

1. Sampulnya tidak menggunakan

hardcover sehingga mudah

rusak.

2. Tema tentang tari kemungkinan

hanya disukai oleh target yang

tertarik dengan budaya

Indonesia.

3. Jika tidak disertai contoh

bagaimana wujud Tari Bondan,

kemungkinan anak akan kurang

paham.

1. Cerita yang berhubungan

dengan temanya yaitu

tentang Tari Pendet masih

kurang.

2. Beberapa halaman penataan

layout-nya kurang rapi,

sehingga terkesan tidak

seimbang antara gambar

dengan teks.

3. Teks Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris tapi di

beberapa halaman tidak

diberikan space tersendiri

untuk elemen teksnya

sehingga keterbacaanya

kurang .

1 Visualisasi gambar latar

belakangnya kurang

mencerminkan untuk

setting di kamar tidur

anak-anak, sehingga

terkesan kurang hidup.

2 Ada beberapa bagian yang

paragraf teksnya terlalu

panjang.

3 Ada ilustrasi yang terlihat

kurang menyatu karena

memasukkan motif kain jadi

yang kurang sesuai.

107

Page 65: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

108

Tabel 1. Tabel Analisa SWOT

Opportunities

(Peluang)

1. Belum ada buku cerita

bergambar yang mengangkat

tema nilai Tarian Bondan.

2. Ilustrasi tentang gerakan Tari

Bondan bisa memberi

pengetahuan pada anak-anak

tentang gambaran Tari Bondan.

1. Ilustrasinya yang menarik

dan tema yang masih jarang

diangkat menjadikan buku

ini diminati.

2. Tema yang diangkat bisa

sedikit memberi

pengetahuan pada anak

tentang Tari Pendet.

1. Masih sedikit buku cerita

bergambar dengan tema

pewayangan.

2. Gambar yang sederhana

menjadikan buku cergam

ini mudah dipahami anak-

anak

Treath

(Ancaman)

1 Semakin banyaknya buku

cergam terjemahan yang

temanya lebih variatif.

2 Semakin berkembangnya gaya

ilustrasi yang lebih menarik dan

lebih detail.

1. Banyaknya gaya ilustrasi

dalam buku cergam dengan

dua bahasa yang lebih

menarik.

2. Mulai banyak cergam

bertema budaya yang

dikemas dengan cerita yang

lebih bagus.

1. Semakin banyak cergam

yang mulai mengambil

tema budaya yang lebih

menarik

2. Berkembangnya beragam

gaya ilustrasi cergam yang

lebih lebih detail dan

menarik.

108

Page 66: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

109

F. Unique Selling Preposition (USP)

USP (Unique Selling Preposition) merupakan sebuah teknik penjualan

dengan memunculkan keunikan dari sebuah perusahaan maupun produk yang

tidak dimiliki oleh pesaing. Agar sebuah produk dapat laku dan diminati oleh

konsumen selain menentukan positioning, perlu ditentukan pula USP atau

keunikan dari sebuah produk. Masing-masing produk pasti mempunyai

keunikannya sendiri, hanya saja bagaimana cara agar keunikan tersebut bisa

ditonjolkan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga melekat dibenak

konsumen,.

Keunikan yang dimiliki oleh Buku Cerita Bergambar “Tari Bondan untuk

Ibunda Tersayang” ini adalah dari segi tema yang diangkat, yaitu tentang nilai

Tarian Bondan yang menceritakan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya atau

kakak kepada adiknya. Cerita yang disampaikan tidak hanya menceritakan

kehidupan seorang anak tapi juga disertai ilustrasi contoh gerakan Tari Bondan,

sehingga anak tidak hanya tahu nama Tari Bondan, tetapi sedikit demi sedikit

mengetahui bagaimana gerakannya.

G. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya menempatkan sebuah produk,

merek, perusahaan, individu, atau apa saja untuk mendapatkan posisi yang baik di

benak konsumen. Merek yang telah memiliki posisi mapan dalam benak akan

menjadi faktor pengaruh yang kuat saat konsumen memerlukan solusi.

Page 67: BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tari Bondan SurakartaEkaprawira, Tari Kukila, Tari Manipuri, Tari Lutungdan lain sebagainya , serta salah satunya yaitu Tari Bondan. Bondan sendiriNama

110

Strategi positioning buku ceita bergambar “Tari Bondan untuk Ibunda

Tersayang” adalah memposisikan buku cerita bergambar ini sebagai buku edukasi

tentang nilai kasih sayang seorang ibu pada anaknya atau kakak pada adiknya

melalui Tari Bondan yang akan divisualisasikan dalam bentuk cerita bergambar

sehingga cukup tepat untuk anak-anak dan melalui cerita bergambar ini

disampaikan pula bahwa tari tradisional pun tidak kalah menarik dengan tarian

modern. Cerita bergambar akan disajikan dengan illustrasi yang menarik,

fullcolor, cerita yang sederhana, dan mudah dimengerti anak-anak.