pembelajaran kelas rangkap

15
BAB II PEMBAHASAN A. Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Ciri ciri utama PKR adalah sebagai berikut : 1. Seorang guru 2. Menghadapi dua kelas atau lebih 3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda kemampuan 4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih 5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran 6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan 7. Pada jam pelajaran yang bersamaan Secara umum inti pengelolaan adalah mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, sosial, budaya yang tersedia. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal sebagai berikut: 1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa 2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai.

Upload: raniayu

Post on 08-Dec-2015

95 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Pembelajaran kelas rangkap

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran kelas rangkap

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

perlu dikuasai oleh guru SD. Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua

murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Ciri ciri utama PKR adalah

sebagai berikut :

1. Seorang guru

2. Menghadapi dua kelas atau lebih

3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda kemampuan

4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih

5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran

6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan

7. Pada jam pelajaran yang bersamaan

Secara umum inti pengelolaan adalah mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan

memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, sosial, budaya yang tersedia. Proses

pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit (1987)

ditandai oleh 3 hal sebagai berikut:

1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar

siswa

2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai.

3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.

B. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran

secara umum, seperti bentuk-bentuk pembelajaran yang lain. Pembelajaran mengandung

makna yang berbeda dari kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan prinsip dalam

PKR adalah ketentuan – ketentuan umum yang khusus memandu dan mengarahkan pikiran

dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran.PKR seperti pembelajaran

Page 2: Pembelajaran kelas rangkap

pada umum memiliki prinsip umum baik yang bersifat psikologis- pedagogis maupun

didaktik-metodik.

Yang bersifat psikologis-pedagogis adalah yang berkenaan dengan perubahan perilaku

siswa, sedang yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenaan dengan strategi atau

prosedur pembelajaran. beberapa prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain ;

1. Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilaku

menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misal, perlakuan

terhadap siswa kelas I tentu harus berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas V.

Pada tingkat usia kelas I proses berfikir kongkret lebih dominan, sedangkan siswa

kelas V sudah mulai dapat berfikir abstrak ( Piaget dalam Bell-Gredler : 1986)

2. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari diri siswa atau

“motivasi instrinsik” maupun yang datang dari luar diri siswa atau motivasi

instrumental. Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan

motivasi siswa agar erasa butuh dan mau belajar. Bila sudah tumbuh , motivasi

tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan

atau” reinforcement “ ( Skinner dalam Turney : 1977)

3. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan,

sikap dan ketrampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat

dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman kongkrit ( concrete experience ),

pengamatan mendalam ( reflective observation ), pemikiran abstrak ( abstract

conceptualization ) dan percobaan atau penerapan secara aktif ( active

experimentation ) ( Kolb : 1986 )

4. Belajar dari teman seusia atau “peer group“ terutama mengenai sikap dan ketrampilan

sosial dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.

5. Pencapaian dampak instructional atau “instructional effects” dan dampak pengiring

atau “nurturant effect” menuntut lingkungan dan suasana belajar yang dirancang

dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara kontekstual.

(Winataputra:1998)

Implementasi dari prinsip umum psikologis-paedagogis terhadap pembelajaran adalah

munculnya prinsip-prinsip didaktik-metodik sebagai berikut :

Page 3: Pembelajaran kelas rangkap

1. Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual siswa.

2. Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan,

memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa.

3. Penerapan aneka pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang berpotensi

mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar.

4. Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan dampak pengiring.

Di samping memiliki prinsip umum diatas, PKR memiliki prinsip khusus seperti berikut

(Djalil dan Wardani :1997)

1. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar

Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu

yangbersamaan.Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar

mengajarterjadi secara bersamaan atau serempak.Kegiatan yang terjadi secara

serempak ituharus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang

sesuai dengantuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar.

2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA)

Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang

bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena

guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu tunggu yang lama,

pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.

Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA.

3. Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan

Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua

murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu

melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas

atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid

bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus

mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.

4. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien

Sumber dapat berupa peralatan/sarana, orang dan waktu.Agar terjadiWKA

yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien.Lingkungan,

Page 4: Pembelajaran kelas rangkap

barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapatdimanfaatkan oleh guru

PKR.

5. Belajar dari teman sebaya

Murid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Kemampuan murid untuk

belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih

baik sehingga kadar waktu keaktifan akademik (WKA) menjadi semakintinggi.

6. Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan pengiring

C. Model Pengelolaan Kelas Rangkap

Untuk mewadahi pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan PKR dikembangkanlah contoh

sintakmatik (urut-urutan kegiatan) pengelolaan PKR sebagai berikut:

1. Model Utama : PKR Murni

a. PKR 221

Model PKR 221 adalah anda sebagai guru menghadapi dua kelas, dua mata

pelajaran dalam satu ruangan. Model PKR 221 merupakan model PKR murni kerena

prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai

wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapt berlangsung terus menerus.

Model ini sangat dianjurkan untuk dgunakan karena paling efektif diantara model

PKR yang lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa

tidak terlampau banya (15-20 orang). Langkah-langkah pembelajaran pada model ini,

dapat diperhatikan matriks berikut ini :

Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA)

1.      Pendahuluan (10*) Pengantar dua pengarahan dalam satu ruangan:

penjelaskaan scenario dan hasil belajar

2.      Kegiatan inti 1 (20*) Tugas individual Kerja kelompok

3.      Kegiatan inti 2 (20*) Kerja kelompok Ceramah Tanya jawab

4.      Kegiatan inti 3 (20*) Ceramah, kerja keompok Diskusi, Tanya jawab

5.      Penutup (10*) Review, penatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan

kegiatan belajar berikutnya

Page 5: Pembelajaran kelas rangkap

Dalam menerapkan model PKR 221 diatas, ikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru

memberikan pengantar dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau

satu papan tulis di bagi dua. Tuliskan topic dan hasil belajar yang

diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikut langkah-langkah untuk masing-

masing kelas yang akan di tempuh selama pertemuan.

2) Pada bagian inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang

sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan

berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan

keperluan. Gunakan keterampilan dasar yang sesuai.

3) Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan

kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan

kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai

keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa beberapa tugas atau apa

saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari

berikutnya.

2. Model Alternatif : PKR Modifikasi

a. PKR 222

Model PKR 221 adalah anda sebagai guru menghadapi dua kelas, dua mata

pelajaran dalam dua ruangan. Proses pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan

berdekatan yang terhubungkan dengan pintu. Model PKR 222 merupakan model

PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak

mungkin ditampung dalm satu ruangan. Penerapan model ini berdampak pada

perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak

dapat berlangsung terus menerus karena masing-masing kelas harus menunggu

hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Langkah-langkah pembelajaran dapat

diperhatikan matrik berikut ini :

Kegiatan/waktu Kelas V (matematika) Kelas VI (IPA)

1.      Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan scenario dan hasil belajar.

Page 6: Pembelajaran kelas rangkap

2.      Kegiatan inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan individual3.      Kegiatan inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual4.      Kegiatan inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab5.      Kegiatan inti 4(15’) Kerja individual Tanya jawab6.      Penutup (10’) Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut,

tugas. Pengantar jam pelajaran berikutnya.

Dalam menerapkan model PKR 222 diatas, ikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Pada kegiatan pandahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid

kelas V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi.

Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang kita lakukan pada

model PKR 221. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan,

gunakan halaman atau teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap diruang

masing-masing tetapi guru berada di depan pintu yang menghubungkan antara

dua kelas.

2) Pada kegiatan inti lebi kurang 60 menit berikutnya, tetapkan aneka metode

yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu di perhatikan adalah

jangan sampai pada saat kita sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang

lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan kita sebagai

guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak

menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana kita harus di pintu

penghubung.

3) Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu

penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review umum

mengenai materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan

penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa

tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.

4) Sebaiknya, untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid

sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah

pintu penghubung.

Page 7: Pembelajaran kelas rangkap

b. PKR 333

Model PKR 333 adalah anda sebagai guru menghadapi tiga kelas, tiga mata

pelajaran dalam tiga ruangan. Penerapan model ini berdampak pada perhatian tatap

muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung

terus menerus kareana masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara

fisik secara bergiliran. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik

berikut ini :

Kegiatan/waktu Kelas IV (Mat) Kelas V(IPS) Kelas VI (IPA)Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama

di salah satu ruangan. Penjelasan scenario dan hasil belajar yang ingin dicapai.

Kegiatan inti 1. 20’

Tugas individual Kerja kelompok Ceramah dan Tanya jawab

Kegiatan inti 2. 20’

Ceramah dan Tanya jawab

Tugas individual Kerja kelompok

Kegiatan inti 3. 20’

Kerja kelompok Ceramah dan Tanya jawab

Tugas individual

Penutup 20’ Review penguatan atau komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Dalam menerapkan model PKR 333 diatas, ikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4,

5, dan 6 dalam satu ruangan yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan

umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat

mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil

berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan yang berisi prosedur

kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.

2) Pada kegiatan ini lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok

dengan memanfaatkan sumber belajara yang tersedia. Penggunaan lembar kerja

murid sangat di anjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat

mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung

pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar

kemandirin belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat di

Page 8: Pembelajaran kelas rangkap

anjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada

diantara masing-masing kelompok.

3) Pada kegiata penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada

diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum

tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan

penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas

kepada masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu di persiapkan

untuk pembelajaran berikutnya.

4) Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolahannya. Maka kita

harus memiliki gaya gerak pedagogis yang tinggi. Keunggulan metode ini

adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas

dari situasi belajar kelas lainnya.

Page 9: Pembelajaran kelas rangkap

DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Area,dkk. 1998. Pembelajaran Kelas Rangkap, Modul PGSD. Jakarta:Universitas

Terbuka

Winataputra, Udin. 1998. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi.

Wardhani, IGK. 1998. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap; Buku Materi Pokok 1. Jakarta:

Universitas Terbuka