pembelajaran dengan menggunakan media game simulasi

18
Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Game Simulasi Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Rico Puji Santoso NIM : 702011004 Dosen Pembimbing Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T. Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

Pembelajaran Dengan Menggunakan Media Game Simulasi

Artikel Ilmiah

Diajukan

Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Rico Puji Santoso

NIM : 702011004

Dosen Pembimbing

Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

1

Page 3: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

2

Page 4: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

3

Page 5: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

4

Page 6: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

5

Page 7: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

6

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan

Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam dunia pendidikan, guru dan siswa

merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses pembelajaran. Salah satu

indikator keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah mendapatkan

hasil belajar yang baik. Guru dan siswa merupakan faktor utama yang

mempengaruhi proses pembelajaran.

Metode pembelajaran permainan simulasi menurut Wahab (2007:115)

bermain simulasi adalah teknik pengajaran dimana siswa mengasumsikan peran

khusus sebagai pengambil keputusan, bertindak seolah-olah mereka terlibat di

dalam situasi tertentu dan berkompetisi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu

sesuai dengan aturan-aturan khusus yang telah ditetapkan. Oleh karena itu dengan

adanya bermain peran sesuai dengan beberapa pendapat ilmuwan diatas maka

siswa akan dapat memperoleh manfaat setelah mendapat materi dengan

menggunakan metode permainan simulasi yaitu dapat mengambil keputusan jika

memperoleh masalah, dapat memecahkan masalah, dapat menjalankan kegiatan

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan [1].

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi yang

menyatakan bahwa hanya 70% siswanya yang mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM). Hasil wawancara dengan guru pengampu, ditemukan bahwa

media pembelajaran belum bervariasi. Media pembelajaran masih terbatas media

Power Point Presentation saja. Hal ini terlihat menyebabkan siswa bosan sehingga

kurang memperhatikan pembelajaran. Diduga hal inilah yang menyebabkan 30%

siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagai upaya

pemecahan masalah tersebut maka diusulkan penggunaan media pembelajaran

Sim City 4 untuk menarik perhatian siswa dengan tujuan supaya nilai kognitif

mereka meningkat hingga mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah dengan penggunaan Sim

City 4 sebagai pengganti Power Point Presentation yang biasa digunakan, nilai

kognitif siswa dapat meningkat. Satu kelas kontrol diajar dengan media seperti

biasanya yaitu Power Point Presentation. Topik dari mata pelajaran geografi

adalah bentuk pola kota.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Arnaldo Cecchini Paola

Rizzi mahasiswa Universitas Arsistektur Venice tentang manfaat permainan

simulasi pada studi perkotaan berdasar pada tinjauan epistemologi, teori, dan

praktik. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat manfaat untuk membangun

perkotaan masa depan [2]. Penelitian yang dilakukan oleh Elisabet Nilson ingin

mengetahui tentang studi empiris mengenai penggunaan permainan Sim City 4

pada mahasiswa dengan misi untuk membuat sebuah kota berkelanjutan [3]. Hasil

penelitian tersebut bahwa Sim City 4 efektif dalam menyediakan simulasi

lingkungan perkotaan, sehingga siswa dapat bereksperimen dengan menggunkan

pengetahuan yang telah mereka dapat untuk membuat bentuk kota yang

Page 8: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

7

berkelanjutan. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Susanto mahasiswa

Universitas Indonesia pada tahun 2008 tentang sejauh mana kesesuaian game Sim

City 4 dapat dijadikan alat pengenalan terhadap perencanaan urban dan

manajemen kota [4]. Hasil penelitian tersebut akhirnya tidak terbukti, dikarenakan

Sim City 4 memiliki kelemahan - kelemahan dalam pembentuk simulasi dan

perhitungannya. Kelemahan - kelemahan tersebut menempatkan Sim City 4 tetap

sebagai permainan, bukan sebagai alat pensimulasian keadaan urban yang akurat.

Penelitian yang dilakukan oleh John Minnery dan Glen Searle mahasiswa

University of Queensland tentang kefektifan permainan komputer Sim City pada

tugas mahasiswa untuk mengembangkan struktur ruang kota dan perencanaan

strategis [5]. Hasil penelitian tersebut bahwa penelitian ini telah menunjukkan

penggunaan Sim City sebagai simulasi perkotaan dapat digunakan sebagai media

pembelajaran untuk tata ruang kota. Setelah menggunakan media Sim City

memungkinkan siswa untuk lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang

perencanaan kota.

Simulasi Menurut Kakiay (2003, p1), mengemukakan defenisi simulasi

sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan

persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian

dengan tidak atau menggunakan model tertentu dan lebih ditekankan pada

pemakaian komputer untuk mendapatkan solusinya [6]. Menurut Suryani (2006,

p5), simulasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut antara

lain []:

1. Tidak semua sistem dapat direpresentasikan dalam model matematis, simulasi

merupakan alternatif yang tepat.

2. Dapat bereksperimen tanpa adanya resiko pada sistem nyata. Dengan simulasi

memungkinkan untuk melakukan percobaan terhadap sistem tanpa harus

menanggung resiko terhadap sistem yang berjalan.

3. Simulasi dapat mengestimasi kinerja sistem pada kondisi tertentu dan

memberikan alternatif desain terbaik sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan.

4. Simulasi memungkinkan untuk melakukan studi jangka panjang dalam waktu

relatif singkat.

5. Dapat menggunakan input data bervariasi.

Menurut Suryani (2006, p5), simulasi mempunyai kekurangan, antara lain:

1. Kualitas dan analisis model tergantung pada si pembuat model.

2. Hanya mengestimasi karakteristik sistem berdasarkan masukan tertentu.

Kognitif, Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir

termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi,

menganalisis, mensistesis, dan kemampuan mengevaluasi. Aspek kognitif terdiri

dari enam tingkatan, yaitu : (1) Pengetahuan (knowledge). Pada tahap ini

menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah

diterima sebelumnya. (2) Pemahaman (comprehension). Pemahaman dihubungkan

dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah

diketahui. (3) Penerapan (application). Penerapan merupakan kemampuan untuk

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi

yang baru. (4) Analisis (analysis). Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan

Page 9: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

8

menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan

gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari. (5)

Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan

dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. (6) Evaluasi (evaluation). Pada tahap

ini mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang

nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria

tertentu.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu (Quasi Experimental Design). Desain eksperimen yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design. Model penelitian eksperimen yang

digunakan dalam penelitian ini digambarkan pada Tabel berikut.

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Tabel Desain Rancangan Penelitian

Keterangan:

O1 :Pre-test kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan atau treatment

O3 : Pre-test kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan atau treatment

X : Pemberian perlakuan atau treatment

O2 : Post-test kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan atau treatment

O4 : Post-test kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan atau treatment

Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan ini

kegiatan awal peneliti adalah mengobservasi proses pembelajaran sebelum

dilakukannya treatment. Setelah melakukan hal tersebut, kemudian peneliti

beserta guru berkolaborasi untuk memberikan perlakuan (treatment) yaitu

pembelajaran menggunakan media simulasi Sim City 4 kepada kelas eksperimen.

Di akhir pertemuan peneliti melakukan proses wawancara kepada guru dan angket

untuk siswa, untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran dengan

menggunakan media Sim City 4.

Tabel Desain Pembelajaran

N

o

Tahap

Kegiatan

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Siswa Guru

1 Pendahulu

an

a. Menunjukkan

kebutuhan

masalah dan

meminta

informasi

a. Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

a. Guru membuka pelajaran

dengan menjelaskan

tujuan pembelajaran

b. Guru menyiapkan materi

pembelajaran mengenai

bentuk pola kota

2 Eksplorasi a. Mendengarkan a. Memberi a. Guru melanjutkan materi

Page 10: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

9

penjelasan

guru.

penjelasan

singkat

tentang materi

yang sedang

dipelajari

tentang bentuk pola kota.

b. Guru memberikan sedikit

materi tentang bentuk pola

kota menggunakan Sim

City 4

c. Siswa mendengarkan

penjelasan guru dan

mengumpulkan informasi

dari penjelasan guru.

3 Elaborasi a. Merumuskan

tugas,

b. Mengerjakan

tugas

c. Membaca,

mengamati,

membuat

catatan,

mengorganisasi

data

a. Mengamati,

membantu,

mengarahkan

b. Menganjurkan

dan

membimbing

a. Guru memberikan soal

bentuk pola kota

b. Siswa diberi waktu untuk

berpikir guna menjawab

permasalahan tersebut

c. Siswa menjawab

permasalahan tersebut

dengan pemahamannya

sendiri

d. Siswa membuat bentuk

pola kota dalam Sim City

4

e. Guru mengamati,

membantu, memberikan

arahan dan bimbingan

kepada siswa yang

kesulitan

4 Konfirmasi

dan

Penutup

a. Memberikan

pertanyaan

a. Memberikan

kesempatan

bertanya

b. Memberikan

evaluasi

c. Menyimpulka

n

a. Siswa bertanya apabila ada

yang kurang jelas

b. Guru memberikan

jawaban kepada siswa

yang bertanya

c. Guru memberikan evaluasi

terhadap pembelajaran

pada hari tersebut

d. Guru memberikan

kesimpulan akhir tentang

materi yang diajarkan

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan

post-test berupa pilihan ganda (multiple choice). Pre-test dan post-test

menggunakan soal yang sama, namun hanya dibedakan pada penomoran soal.

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai

oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif

ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension

(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian

Page 11: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

10

atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian) [6].

Kisi - kisi soal tes dapat dilihat pada Tabel.

Tabel Kisi-kisi Soal Tes

No. Aspek yang diamati Indikator

1. Pengetahuan

(knowledge)

1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian kota

dan desa

2. Pemahaman

(comprehension)

2.1 Siswa mampu menerangkan struktur ruang

kota dan desa

3. Penerapan

(application)

3.1 Siswa mampu menedemonstrasikan pola kota

di game simulasi Sim City 4

4. Analisis (analysis) 4.1 Siswa mampu menganalisa permasalahan pola

kota dalam simulasi Sim City 4

5. Sintesis (synthesis) 5.1 Siswa mampu menciptakan berbagai macam

pola pada permainan game simulasi Sim City 4

6. Evaluasi (evaluation) 6.1 Siswa mampu menyimpulkan bentuk pola kota

Tahap terakhir adalah pengolahan dan analisis data. Hasil pre-test dan post-

test, dievaluasi untuk mengetahui nilai kognitif. Tahap evaluasi terdiri dari

beberapa tahap, yaitu (1) pengolahan data, (2) analisis data, (3) penarikan

kesimpulan, dan (4) penulisan laporan. Observasi digunakan untuk mengetahui

tangggapan siswa terhadap penggunaan media game simulasi dalam pembelajaran

Geografi.

Data pada aspek kognitif diperoleh dari data nilai pre-test dan post-test.

Hasil perhitungan data pada aspek kognitif dianalisis dengan melakukan uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, data dinyatakan berdistribusi normal

jika taraf signifikasi > 0,05 [7]. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui

apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama. Jika taraf signifikasi >

0,05 maka kedua kelas tersebut memiliki varian yang sama [7]. Apabila data nilai

pre-test dan post-test yang telah diuji terbukti berdistribusi normal dan memiliki

varian yang homogen. [8]. Perhitungan pengujian dilakukan dengan bantuan

software statistik.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan materi tata letak kota,

dimana pada pertemuan pertama pada kelas experimen telah diberikan treatment.

Pokok bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama,

yaitu tentang tata letak kota. Kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas

XII IPS 2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan

menggunakan media pembelajaran Sim City 4. Kelas kontrol adalah kelas yang

tidak diberi perlakuan (model pembelajaran konvensional).

Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2015 guru

melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasanya. Guru memulai pembelajaran

Page 12: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

11

dengan kegiatan awal yaitu berdoa dan memberi salam. Selanjutnya guru

mengabsen siswa dan menjelaskan tentang tujuan dari pembelajaran.

Pada pertemuan pertama ini guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan

cara yang biasa guru gunakan yaitu metode ceramah dan menggunakan media

simulasi Sim City 4. Siswa sudah siap dalam pelajaran Geografi, sehingga guru

kemudian menjelaskan materi tata letak kota. Dalam kegiatan pembelajaran ini

siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Guru juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari. Setelah

menjelaskan materi yang terdapat di dalam buku, kemudian guru memberikan

soal kepada siswa untuk dikerjakan.

Pada pertemuan pertama dan kedua ini siswa cenderung lebih pasif karena

siswa hanya mendengarkan guru berceramah di depan kelas dengan menggunakan

media media simulasi Sim City 4. Pada pertemuan ketiga dan keempat.

Pembelajaran diawali dengan doa dan salam. Kemudian guru mengabsen siswa

dan mengingatkan kembali siswa mengenai materi yang dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru guru memberikan pertanyaan kepada

siswa tentang pengertian kota dan desa, kemudian ditulis ke dalam catatan kecil.

Pada tahap comprehension ini, siswa diberikan waktu 10 menit untuk

menjelaskan struktur ruang kota dan desa. Setelah siswa selesai memberikan

tanggapan tentang struktur ruang dan kota, selanjutnya guru menjelaskan sedikit

materi tentang tata letak kota menggunakan media Sim City 4 (gambar 1,2).

Setelah diberikan sedikit materi, Pembelajaran masuk ke tahap Application,

di mana siswa kemudian diberikan soal untuk dipecahkan secara individu terlebih

dahulu (gambar 3, 4), yang kemudian dibuat ke dalam media Sim City 4.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Page 13: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

12

Pada tahap application ini, siswa diberi waktu selama 10 menit untuk di

implementasikan ke dalam media Sim City 4.

Selanjutnya pembelajaran masuk ke tahap analysis. Setelah siswa menjawab

permasalahan secara individu, siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa

setiap kelompoknya. Masing-masing siswa kemudian mengutarakan jawabannya

atas permasalahan tadi, kemudian setelah semua siswa mengutarakan jawabannya,

masing-masing kelompok mengonstruksi argumen-argumen yang ada untuk

dijadikan satu kesimpulan yang sama.

Kemudian guru memberikan permasalahan yang baru untuk didiskusikan

bersama-sama dalam kelompok (gambar 5). Setelah itu siswa menyimpulkan

jawaban dari permasalahan tadi. Dalam tahap ini siswa diberi waktu selama 15

menit untuk berdiskusi dan mengonstruksi argumen-argumen yang sudah

disampaikan temannya yang lain.

Tahap selanjutnya adalah adalah tahap Synthesis. Setelah siswa selesai

berdiskusi kelompok, siswa membuat berbagai macam bentuk pola kota dengan

menggunakan Sim City 4 (gambar 6).

Tahap terakhir adalah tahap evaluation, Semua hasil kesimpulan jawaban

siswa tadi di tulis dalam selembar kertas yang sudah disediakan oleh guru, yang

kemudian dikumpulkan bersama-sama. Siswa diberi waktu 10 menit untuk

menuliskan jawabannya. Guru di sini bertugas untuk membimbing siswa dan

membantu siswa yang kurang paham dengan kegiatan yang harus dilakukan.

Tahap terakhir guru menjelaskan kesimpulan tentang materi pada hari ini kepada

siswa secara lisan. Kegiatan yang terakhir guru mengakhiri pelajaran dan

mengucapkan salam penutup.

Gambar 5

Gambar 6

Page 14: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

13

Situasi pembelajaran pada pertemuan pertama ini siswa masih sedikit

bingung dalam penggunaan Sim City 4. Situasi ini terlihat dari masih

ditemukannya siswa yang kurang paham dengan penggunaan Sim City 4.

Pertemuan ke empat ini adalah pertemuan yang terakhir dan siswa diberikan

pos-test untuk mengukur nilai kognitif siswa. Seperti biasa guru mengawali

pembelajaran dengan doa dan salam. Selanjutnya guru mengabsen siswa dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru mengingatkan kembali

siswa mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Tahap selanjutnya seperti pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan

sedikit materi tentang tata letak kota. Pada tahap application ini, siswa diberi

waktu selama 10 menit untuk di implementasikan ke dalam media Sim City 4.

Selanjutnya pembelajaran masuk ke tahap analysis. Setelah siswa menjawab

permasalahan secara individu, siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 siswa

setiap kelompoknya. Masing-masing siswa kemudian mengutarakan jawabannya

atas permasalahan tadi, kemudian setelah semua siswa mengutarakan jawabannya,

masing-masing kelompok mengonstruksi argumen-argumen yang ada untuk

dijadikan satu kesimpulan yang sama.

Kemudian guru memberikan permasalahan yang baru untuk didiskusikan

bersama-sama dalam kelompok (gambar 7). Setelah itu siswa menyimpulkan

jawaban dari permasalahan tadi. Dalam tahap ini siswa diberi waktu selama 15

menit untuk berdiskusi dan mengonstruksi argumen-argumen yang sudah

disampaikan temannya yang lain.

Tahap selanjutnya adalah adalah tahap Synthesis. Setelah siswa selesai

berdiskusi kelompok, siswa membuat berbagai macam bentuk pola kota dengan

menggunakan Sim City 4 (gambar 8).

Gambar 7

Gambar 8

Page 15: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

14

Tahap terakhir adalah tahap evaluation, guru memberikan tes soal pilihan

ganda yang sudah disediakan oleh guru, kemudian dikumpulkan bersama-sama.

Siswa diberi waktu 20 menit untuk menuliskan jawabannya. Guru di sini bertugas

untuk membimbing siswa dan membantu siswa yang kurang paham dengan

kegiatan yang harus dilakukan.

Situasi pembelajaran pada pertemuan terakhir ini siswa mulai terbiasa

dengan media game simulasi Sim City 4 sebagai media pembelajaran. Ini terlihat

dari siswa tidak lagi banyak bertanya soal kegiatan yang harus dilakukan. Siswa

juga mulai terbiasa dengan proses pemecahan masalah. yang peneliti amati pada

pertemuan keempat ini siswa sudah mulai terbiasa dengan media game simulasi

Sim City 4. Siswa tidak lagi kesulitan untuk membuat bentuk pola kota dalam

media game simulasi Sim City 4. Bila diamati dan dibandingkan antara pertemuan

kedua, ketiga dan pertemuan keempat, pada pertemuan keempat ini pembelajaran

menjadi lebih efektif, lebih baik dibandingkan pada pertemuan sebelumnya.

Tanggapan siswa tentang penggunaan media game simulasi Sim City 4

dilihat dari observasi menggunakan angket, untuk mengetahui tanggapan siswa

selama pembelajaran menggunakan media game simulasi.

Tabel 8. Persentase tanggapan siswa tentang penggunaan media game simulasi.

No Pernyataan STS TS S

1 Media game simulasi lebih bermanfaat untuk belajar

Geografi 15 % 25 % 60 %

2 Menurut saya, media game simulasi untuk pelajaran

Geografi menyenangkan 30 % 25 % 45 %

3 Belajar Geografi dengan menggunakan media game

simulasi membuat saya lebih terampil 10 % 40 % 50 %

4 Media game simulasi membuat saya kurang terampil 25 % 45 % 30 %

5 Media game simulasi mempersulit saya dalam

menyelesaikan persoalan dalam pelajaran Geografi 5 % 50 % 45 %

6 Media game simulasi mendorong saya untuk

menemukan ide-ide baru 10 % 20 % 70 %

7 Media game simulasi membuat pelajaran Geografi lebih

menarik untuk dipelajari 15 % 25 % 60 %

8 Saya kurang mengerti materi, saat belajar Geografi 10 % 40 % 50 %

9 Belajar Geografi menggunakan model media game

simulasi membuat saya lebih memahami materi 10 % 30 % 60 %

10 Belajar Geografi menggunakan media game simulasi

saya merasa lebih termotivasi 10 % 40 % 50%

Total Rata - Rata 14 % 34 % 52 %

Rata-rata hasil yang didapat dari angket tanggapan siswa tentang

penggunaan media game simulasi, menunjukkan bahwa sebanyak 52% setuju. Hal

ini terjadi karena penggunaan media Sim City 4 dapat diterima oleh siswa. Tidak

Page 16: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

15

hanya itu para siswa juga dapat termotivasi untuk belajar gegrafi khususnya pada

materi tata letak kota. Hal ini tidak sia-sia karena media game simulasi Sim City 4

dapat diterima oleh siswa. Berikut hasil olah data yang didapat dalam bentuk

diagram.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru dan siswa,

menunjukkan bahwa media pembelajaran menggunakan Sim City 4 ini mampu

membantu siswa dalam proses pembelajaran. Siswa beranggapan bahwa, media

pembelajaran seperti ini membantu mereka dalam mengemukakan pendapat

mereka dan membantu mereka dalam memecahkan masalah.

Guru juga berpendapat bahwa dengan media game simulasi Sim City 4

suasana kelas menjadi lebih hidup ketimbang menggunakan media Power Point.

Siswa yang biasanya kurang aktif dalam menyuarakan pendapatnya menjadi lebih

aktif menyuarakan pendapatnya kepada teman-temannya.

Tabel Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Minimum Maximum Mean

Experimen 35 75 52.50

Kontrol 25 60 50.00

Pada Tabel diperoleh rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen adalah 52,50

dan kelas kontrol adalah 50,00. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai pre-

test lebih rendah dari kelas kontrol. Nilai minimum pada kelas eksperimen adalah

30 sedangkan pada kelas kontrol adalah 25. Nilai maksimum pada kelas

eksperimen adalah 75 dan nilai maksimum pada kelas kontrol adalah 60.

Tabel Nilai Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Minimum Maximum Mean

14

34

52

0

10

20

30

40

50

60

Perbandingan Kertarikan Siswa

Pre

sen

tase

Ke

tert

arik

an S

isw

a

STT

TS

S

Page 17: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

16

Exkperimen 40 85 66.25

Kontrol 35 70 51.00

Pada Tabel diperoleh rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar

66,25. Nilai ini lebih tinggi dari rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen. Selain

itu, rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai post-test kelas

kontrol yang hanya memiliki rata-rata nilai 51,00. Kelas eksperimen memperoleh

nilai minimum 40 dan nilai maksimum 85, sedangkan kelas kontrol memperoleh

nilai minimum 35 dan nilai maksimum 70.

5. Kesimpulan dan Saran

(1) Dengan media game simulasi Sim City 4 suasana kelas menjadi lebih

hidup ketimbang menggunakan media Power Point. (2) Rata-rata hasil yang

didapat dari angket tanggapan siswa tentang penggunaan media game simulasi,

menunjukkan bahwa sebanyak 52% setuju. Hal ini terjadi karena penggunaan

media Sim City 4 dapat diterima oleh siswa. (3) Hal tersebut juga didukung

dengan hasil olah data yang menunjukkan, rata-rata nilai kognitif siswa sebesar

66,25 sehingga media pembelajaran simulasi game ini dapat dikatakan efektif

dalam meningkatkan nilai kognitif siswa. (4) Karena Sim City 4 dapat menyajikan

ilustrasi tentang perencanaan kota, sehingga dapat mempermudah siswa untuk

memahami tetang tata letak kota pada mata pelajaran geografi.

Saran yang diusulkan bagi guru, media bantu Sim City 4 ini bisa menjadi

variasi guru dalam mengajar, agar pembelajaran tidak monoton menggunakan

pembelajaran konvensional seperti biasa tanpa adanya variasi lain. Bila guru ingin

menggunakan media bantu Sim City 4 ini ke depannya, hendaknya lebih

memaksimalkan lagi penggunaan media pembelajaran, agar ketertarikan dan

keterlibatan siswa pada saat pembelajaran lebih baik lagi.

Bagi peneliti lain, hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan jika akan

melakukan penelitian pada bidang dan metode yang sama. Hasil penelitian ini

juga dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan peneliti lain dan

implikasi terhadap penelitian yang akan dilakukan.

6. Daftar Pustaka

[1] Nur Amaliyah dan Ainul Yaqin Fakultas Ekonomi, UNESA, Penerapan

Metode Permainan Simulasi Pada Materi Kearsipan Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa,

http://ejournal.unesa.ac.id/article/8388/99/article.pdf

[2] Arnaldo Cecchini Paola Rizzi University of Architecture in Venice, “Is

Urban Gaming Simulation Useful?”

http://www.vwl.tuwien.ac.at/hanappi/AgeSo/rp/Cecchini_2001.pdf

[3] Elisabet Nilsson, “Simulated Real Worlds: Science Students Creating

Sustainable Cities In The Urban Simulation Computer Game Simcity 4”

http://dspace.mah.se/dspace/bitstream/handle/2043/7375/isaga_elisabet_nils

son.pdf;jsessionid=1E24AF2C68873235DC777AD77E546D92?sequence=1

Page 18: Pembelajaran dengan Menggunakan Media Game Simulasi

17

[4] Hendra Susanto, “Sim City Sebagai Alat Perkenalan Terhadap Perencanaan

Urban Dan Manajemen Kota”

http://www.lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=125658&lokasi=lokal#horizontalTab2

[5] John Minnery and Glen Searle, University of Queensland, “The

Effectiveness of Computer Games for Planning Education: A SimCity Case

Study”http://anzaps.net/admin/wp-content/uploads/2013/02/ANZAPS-

2012_full_web.pdf

[6] J. Kakiay, Thomas. 2004. Pengantar Sistem Simulasi. Andi Offset.

Yogyakarta

[7] http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/article/766/1-

Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima+abstract.pdf

[8] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,

Bandung : Alfabeta..

[9] Riduwan dan Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk

Penelitian, Bandung : Alfabeta.

[10] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana

[11] Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

[12] Siregar, Syofian, 2013, Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,

Jakarta : Bumi Aksara