pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran inovatif. Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajar. salah satu alternative model pembelajran yang dimungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah. Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik disebabkan kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya kajian tentang apa dan bagaimana PBM yang akan diulas dalam makalah ini. 1

Upload: abubukhori-almukry

Post on 19-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

salah satu metode pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses

pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran

inovatif. Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat

pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru.

Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat

setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajar. salah satu alternative

model pembelajran yang dimungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa

(penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran

berbasis masalah.

Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik

disebabkan kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan

maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga

pendidik.

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya kajian tentang apa dan bagaimana PBM yang

akan diulas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian PBM itu?

2. Apa saja dasar filosofis PBM?

3. Apa saja jenis PBM?

4. Bagaimana langkah-langkah PBM?

5. Apa metode yang relevan dalam PBM?

6. Apa kekurangan dan kelebihan PBM?

C. TUJUAN PENULISAN1. mengetahui pengertian PBM.

2. mengetahui dasar filosofis PBM.

1

Page 2: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

3. mengetahui jenis-jenis PBM.

4. mengetahui langkah-langkah PBM.

5. mengetahui metode yang relevan dalam PBM.

6. mengetahui kelebihan dan kekurangan PBM.

2

Page 3: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Pembelajaran Berbasis Masalah atau sering disebut dengan Problem Based Learning

ini memiliki beberapa arti, diantaranya :

1. Menurut Arends ( Siti NurulHayati, 2002) menyatakan bahwa model pembelajaran

berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa

pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan

siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

2. Ratnaningsih, 2003: menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu

pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep

pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik yang menuntut aktivitasnya dalam

menyelesaikan masalah secara ilmiah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensil dari pelajaran.

B. DASAR FILOSOFIS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH

Pengajaran berdasarkan masalah berlandaskan pada psikologi kognitif sebagai

pendukung teoritisnya. Fokus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang

dilakukan siswa (perilaku mereka), melainkan kepada apa yang mereka pikirkan pada saat

mereka melakukan kegiatan. Walaupun peran guru pada pelajaran berdasarkan masalah

kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lebih

lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk

3

Page 4: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

berpikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Pembelajaran berbasis masalah akan

ditelusuri melalui tiga aliran pikiran utama, yaitu:

1. Dewey dan Kelas Demokrasi

Dewey menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di sekolah seharusnya

mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk

pemecahan masalah kehidupan yang nyata. Dewey mengemukakan bahwa pembelajaran di

sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat daripada abstrak dan pembelajaran yang memiliki

manfaat terbaik dapat dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk

menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka sendiri. Visi pembelajaran yang

berdaya guna atau berpusat pada masalah digerakkan oleh keinginan bawaan siswa untuk

menyelidiki secara pribadi situasi yang bermakna secara jelas menghubungkan pembelajaran

berbasis masalah kontemporer dengan filosofi pendidikan pedagogi Dewey.

2. Piaget, Vigostky dan Konstruktivisme

Ahli psikologi Eropra Jean Piaget dan Lev Vygotsky merupakan tokoh dalam

pengembangan konsep kontruktivisme dan di atas konsep inilah pembelajaran berbasis

masalah kontemporer diletakkan.

Dalam penjelasan tentang bagaimana perkembangan intelektual pada anak kecil,

Piaget menegaskan bahwa anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus

berusaha memahami dunia disekitarnya. Rasa ingin tahu ini, menurut Piaget memotivasi

mereka untuk secara aktif  membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang

mereka hayati. Pada saat mereka tumbuh semakin dewasa, tampilan mental mereka tentang

dunia menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, pada semua tahap perkembangan,

anak perlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki dan

menjelaskan lingkungan itu.

Lev Vygotsky (1896-1934) adalah seorang ahli psikologi Rusia yang seperti halnya

Piaget. Vygotsky percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu

berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang dan ketika mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini.

4

Page 5: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

Menurut Vygotsky, siswa mempunyai dua tingkat perkembangan yaitu: tingkat

perkembangan aktual yang didefinisikan sebagai pemfungsian intelektual individu saat ini

dan kemampuan untuk belajar sesuatu yang khusus atas kemampuannya sendiri dan tingkat

perkembangan potensial, yang didefinisikan sebagai tingkat seseorang individu yang dapat

mencapai tingkat baru dengan bantuan orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sejawat

yang kemampuannya lebih tinggi. Melalui tantangan dan bantuan dari guru atau teman

sejawat yang lebih mampu, siswa bergerak ke dalam zona perkembangan terdekat mereka

dimana pembelajaran baru terjadi.

Sementara itu, keyakinan vygotsky berbeda dengan keyakinan Piaget dalam beberapa

hal penting. Piaget memusatkan pada tahap perkembangan intelektual yang dilalui oleh

semua individu tanpa memandang latar konteks sosial dan budaya, Vygotsky memberi tempat

yang lebih penting pada aspek social pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial

dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan

intelektual siswa.

3. Bruner dan pembelajaran penemuan

Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Harvard menyediakan teori pendukung penting

yang kemudian dikenal sebagai pembelajaran penemuan. Suatu model pembelajaran yang

menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu

disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan

bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Tujuan pendidikan

tidak hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan siswa tetapi juga menciptakan

kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan siswa.

Pembelajaran berdasarkan masalah juga bergantung pada konsep lain dari Bruner,

yaitu scaffolding. Bruner memberikan scaffoding sebagai suatu proses dimana seorang siswa

dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui

bantuan (scaffolding) dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.

C. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah antara lain :

5

Page 6: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

1. Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan

pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam

mengkonstruksi pembelajarannya.

2. pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan

pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan

kesimpulan yang benar dan nyata.

3. belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan

siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting

dalam konsteks kehidupan nyata.

4. Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang

mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 fase dan perilaku. Fase-fase dan perilaku

tersebut merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan

pengembangan pembelajaran berbasis masalah dapat diwujudkan.

Sintak pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:

FASE-FASE PERILAKU

Fase 1: memberikan orientasi tentang permasalahannya

kepada peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pembelajarannya mendeskripsikan sebagai kebutuhan logistic penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan

mengatasi masalah

Fase 2: mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti

Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan dengan tugas belajar terkait dengan

permasalahannya.

Fase 3: membantu investigasi individu dan kelompok

Guru mendukung peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan

mencari permasalahan dan solusi.

Fase 4: mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan

exhibit

Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan,

rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikan kepada orang lain

Fase 5: menganalisis dan mengefaluasi proses mengatasi

masalah

Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

6

Page 7: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

E. METODE YANG RELEVAN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH

Pembelajaran melalui pendekatan PBM merupakan suatu rangkaian pendekatan

kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seoarang

individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di

kemudian hari. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntut aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran melalui diskusi kelompok. Langkah awal kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk memahami situasi yang diajukan baik oleh guru

maupun siswa, yang dimulai dari apa yang telah diketahui siswa.

Dalam aplikasinya PBM membutuhkan PBM membutuhkan kesiapan guru dan siswa

untuk bisa berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang diangkat. Guru harus siap

menjadi pembimbing sekaligus tutor bagi para siswa yang dapat memberikan motivasi,

semangat, dan membantu dalam menguasai keterampilan pemecahan masalah. Siswa harus

siap menjalani setiap tahapan PBM untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk bisa bertahan hidup dalam situasi kehidupan yang semakin kompleks.

Menurut Hamzah (2003), tugas guru dalam PBM yaitu: (1) guru hendaknya

menyediakan lingkungan belajar yang memunginkan self regulated dalam belajar pada diri

siswa berkembang; (2) guru hendaknya selalu mengarahkan siswa mengajukan masalah; (3)

guru hendaknya menyediakan beberapa situasi masalah yang berbeda-beda, berupa informasi

tertulis, benda maipulatif dan lain-lain; (4) guru dapat memeberikan masalah yang berbentuk

open-ended; (5) guru dapat memberikan contoh cara meruumuskan dan mengajukan masalah

dengan beberapa tingkat kesukaran (6) guru menyelenggarakan reciprocal teaching, yaitu

pelajran yang berbentuk dialog antara siswa mengenai materi pelajaran dengan cara

menggilir siswa berperan sebagai guru (peer teaching).

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan

Peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan dan terjadi interaksi yang dinamis

diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa.

Peserta didik mempunyai keterampilan mengatasi masalah.

Peserta didik mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa.

7

Page 8: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independen

Keterapilan berfikir tingkat tinggi, yang menurut Resnick memiliki ciri-ciri: (1)

Bersifat non-algoritmatik, artinya jalur tindakan tidak sepenuhnya ditetapkan

sebelumnya (2) Bersifat kompleks, artinya mampu berfikir dalam berbagai perspektif

atau mampu menggunakan sudut pandang

Banyak solusi, artinya mampu  mengemukakan dan menggunakan berbagai solusi

dengan mempertimbangkan keuntungan dan kelemahan masing-masing.

Melibatkan interpretasi.

Melibatkan banyak criteria, artinya tidak semua yang menghubung dengan tugas yang

ditangani telah diketahui.

Melibatkan pengajuan diri proses-proses berfikir.

Menentukan makna, menemukan struktur dalam sesuatu yang tampak tidak beraturan.

Mampu mengidentifikasi pola pengetahuan.

Membutuhkan banyak usaha.

2. Kekurangan

Memungkinkan peserta didik menjadi jenuh karena harus berhadapan langsung

dengan masalah.

Memungkin peserta didik kesulitan dalam memperoses sejumlah data dan informasi

dalam waktu singkat, sehingga PBM ini membutuhkan waktu yang relatif lama.

8

Page 9: pembelajaran berbasis masalah (edited).doc

BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimulkan beberapa hal berikut:

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu metode

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta

didik yang menuntut aktivitasnya dalam menyelesaikan masalah secara ilmiah serta

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensil dari pelajaran.

Dasar filosofis PBM mencakup tiga aliran pikiran utama, yaitu (1) Dewey dan Kelas

Demokrasi (2) Piaget, Vigostky dan Konstruktivisme (3) Bruner dan pembelajaran

penemuan.

Ada empat jenis PBM, yakni; (1) Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based

instruction) (2) pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)

(3) belajar otentik (authentic learning) (4) Pembelajaran bermakna (anchored

instruction).

Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima fase yaitu; (1) Fase

I : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik (2) Fase II:

Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti (3) Fase III : Membantu investigasi

individu dan kelompok (4) Fase IV : Mengembangkan dan mempresentasikan artefak

dan exhibit (5) Fase V : Menganalisis dan mengefaluasi proses mengatasi masalah.

Metode yang relevan untuk pembelajaran berbasis masalah adalah diskusi kelompok,

karena metode ini melibatkan siswa untuk aktif dalam berfikir dan memecahkan

masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Nurulhayati, Siti. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Pustaka Abadi

Rusman. 2010. Model-model pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Supijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). yogyakarta: pustaka

pelajar9