pembangunan fisik ruang kota thd kondisi sosial masyarakat by firdaus yusuf (sk-tanjung bunga)
TRANSCRIPT
PEMBANGUNAN FISIK RUANG KOTA TERHADAP KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
(STUDI KASUS : KAWASAN METRO TANJUNG BUNGA MAKASSAR)
PEMBANGUNAN FISIK RUANG KOTA TERHADAP KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
(STUDI KASUS : KAWASAN METRO TANJUNG BUNGA MAKASSAR)
DISUSUN OLEH :
FIRDAUS P0200212011
MISDA ULVIATMI DALMI P0201212002
The philosophy
Kota Adalah dipandang sebagai sebuah cerita, sebuah pola hubungan antara kelompok manusia, sebuah produksi dan distribusi ruang, sebuah lapangan kekuatan, sebuah rajutan keputusan atau sebuah arena konflik,..........
Kota Adalah dipandang sebagai sebuah cerita, sebuah pola hubungan antara kelompok manusia, sebuah produksi dan distribusi ruang, sebuah lapangan kekuatan, sebuah rajutan keputusan atau sebuah arena konflik,..........
� Page 2
Kevin LynchKevin Lynch
Latar BelakangLatar Belakang
� Kota adalah sebuah teritori yang
pengertiannya terus berubah sejalan dengan
dinamika perkembangannya.
� Kota sebagai sebentuk realitas sosial dan
tidak mungkin dihindari dari laju
perkembangan zaman.
� Kota dan kawasan perkotaan tidak hanya � Kota dan kawasan perkotaan tidak hanya
mengemukakan fenomena wilayah geografis
tertentu (place), tetapi juga seperangkat
kegiatan (work) dan dinamika penduduk
(folk).
� Perkembangan kota, khususnya kota-kota
utama di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari pengaruh proses globalisasi dan
kemajuan teknologi informasi.
� Page 4
The HistoricalThe Historical
• Pada awalnya kawasan Metro Tanjung Bunga merupakan bagian wilayah kekuasaan distrik Bajeng Kabupaten Gowa.
• Pada awalnya sekitar tahun 1930 kawasan Metro Tanjung Bunga hanya satu wilayah (Kampung Bayang) dibawah kekuasaan Anrung Barombong yang dibawahi oleh Karaeng Barombong.
� Page 5
Barombong yang dibawahi oleh Karaeng Barombong.
• Periode tahun 1970an (jaman Walikota Patompo) wilayah ini menjadi daerah administrasi Kota Makassar, yang kemudian terpisah dari kelurahan Barombong dan berdiri sendiri menjadi kelurahan Tanjung Merdeka.
• Keberadaan kepemimpinan yang pada awalnya merupakan kerabat Karaeng Jonggayya ditandai kepemilikan lahan yang cukup dominan pada waktu itu.
Lanjutan�.Lanjutan�.
• Pada periode tahun 1994 terjadi pembebasan lahan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk tujuan pembangunan perumahan
• Pada tahun 1995 tanah yang telah dibebaskan kemudian dijual ke pihak investor Group Lippo untuk melakukan kegiatan pembangunan dan pada tahun 1996-1997
� Page 6
kegiatan pembangunan dan pada tahun 1996-1997
• Group Lippo pelaksanaan pembangunannya diserahkan pada pihak PT. GMTD dimana didalam manajemen PT. GMTD terdapat saham Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Kabupaten Gowa.
Kepemilikan Lahan Kawasan Metro Tanjung BungaKepemilikan Lahan Kawasan Metro Tanjung Bunga
• Kawasan Metro Tanjung Bunga sebelum mengalami percepatan pembangunan, kaitannya dengan struktur kepemilikan lahan yang ada pada waktu itu dominan masih dikuasai oleh masyarakat lokal
• Penguasaan lahan pada waktu itu dominan dikuasai oleh pemegang kekuasaan yang diberi gelar karaeng.
• Kepemilikan lahan pada kawasan Metro Tanjung Bunga tidak lagi dominan dimiliki oleh masyarakat lokal, ditandai dengan pembebasan lahan yang dilakukan secara besar-besaran oleh pihak PT. GMTD.
� Page 7
lahan yang dilakukan secara besar-besaran oleh pihak PT. GMTD.
• Perubahan status kepemilikan lahan yang ada di kawasan metro tanjung bunga telah terjadi pendesakan terhadap masyarakat lokal ditandai dengan makin berkurangnya areal pertanian dan pertambakan termasuk gejala pendesakan petani yang berlangsung dari waktu ke waktu.
• Kawasan Metro Tanjung Bunga ditandai dengan berkembangnya fungsi-fungsi sosial ekonomi yang berskala pelayanannya regional menjadikan kawasan ini menjadi kutup pertumbuhan baru dalam proses perkembangan Kota Makassar.
• Modernisasi dan Globalisasi di identifikasi telah merubah struktur ruang Kota Makassar.
• Perkembangan Kota Makassar sebagai Kota Modern diawali pada tahun 1950, dengan 5wilayah distrik yang ditetapkan, yaitu:Makassar, Wajo, Melayu, Ende & Mariso.
• Perubahan fisik ruang kawasan Metro Tanjung Bunga ditandai dengan berkembangnya
Akselerasi Pembangunan Fisik Ruang Kawasan Metro Tanjung BungaAkselerasi Pembangunan Fisik Ruang Kawasan Metro Tanjung Bunga
� Page 8� Page 8
• Perubahan fisik ruang kawasan Metro Tanjung Bunga ditandai dengan berkembangnya aktvitas sosial-ekonomi baru antara lain; pusat perbelanjaan, jasa, perkantoran, wisata, pendidikan, dan permukiman yang dimotori oleh kapitalisme.
• Perubahan fisik ruang pada kawasan Metro Tanjung Bunga ditandai dengan alih fungsi guna lahan yang cukup signifikan dan kuatnyapenguasaan lahan oleh kapitalisme.
• Perubahan fisik ruang kawasan Metro Tanjung Bunga secara tidak langsung berdampak pada kondisi sosial masyarakat.
Visualisasi kondisi Fisik RuangKawasan Metro Tanjung BungaVisualisasi kondisi Fisik RuangKawasan Metro Tanjung Bunga
� Page 9
Sisi lain kondisi fisik ruang sosial masyarakatSisi lain kondisi fisik ruang sosial masyarakat
� Page 10
� Page 11
�Perspektif pemikiran Neo-Marxian awalnya didasari
pada refleksi gagasan Karx Marx tentang kelas-
kelas sosial.
�Pemikiran Marx tentang sistem ekonomi
menganggap sebagai sesuatu yang sangat penting
Perspektif Neo -Marxian Determinisme EkonomiPerspektif Neo -Marxian Determinisme Ekonomi
menganggap sebagai sesuatu yang sangat penting
paling tidak dalam masyarakat kapitalis.
�Perspektif pemikiran teori Neo-Marxian tersebut
memberi gambaran tentang aktor yang dipaksa oleh
struktur kapitalisme untuk melakukan serangkaian
tindakan.
� Page 12
Produksi RuangProduksi Ruang
� Pelopor perspektif teori ruang neo-Marxian yang membahas tentang
produksi ruang adalah yang dikemukakan oleh Henri Lefebvre
(1974/1991), dalam bukunya berjudul The Production of Space. Lefebvre
(dalam Ritzer, 2008 : 329),
� Ia melihat terjadinya pergeseran fokus dari benda-benda di ruang pada
produksi aktual itu sendiri.produksi aktual itu sendiri.
� Teori Marxian perlu memperluas pokok perhatiannya dari produksi
(industri) menuju produksi ruang.
� Kondisi ini mencerminkan bahwa fokus ini perlu digeser dari produksi ke
reproduksi. Dalam banyak hal ruang memproduksi sistem kapitalis,
struktur kelas di dalam sistem ekonomi.
� Jadi setiap tindakan revolusioner harus memusatkan perhatiannya pada
pada restrukturasi ruang.
Perspektif GlobalisasiPerspektif Globalisasi
� Globalisasi menurut Giddens (2005 : 128-132) proses globalisasi ditandai
oleh intensifikasi hubungan antar wilayah, dimana peristiwa yang terjadi di
luar sana akan mempengaruhi kondisi dalam negeri di suatu tempat.
� Globalisasi telah menyeret hal-hal yang bersifat 'lokal' dan terikat dengan
karakteristik asal-usul menjadi sesuatu yang 'global' dan beredar bebas
melewati batas-batas lokal.melewati batas-batas lokal.
� Perspektif globalisasi, yang menekankan pada kuatnya arus informasi
dan teknologi akibat intensifnya hubungan antarwilayah, akan memberi
dampak pengaruh pada kondisi negara, regional dan lokal.
� Dampaknya adalah ekspansi/perluasan wilayah kota untuk tujuan
meningkatkan arus modal dan perdagangan yang pada akhirnya kawasan
pinggiran merupakan alternatif untuk mengembangkan kawasan ekonomi
strategis perkotaan.
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
� Batara Surya. 2011. Urbanisasi dan Pertumbuhan Kota.
� Yunus, S.H. 2008. Dinamika Wilayah Peri – Urban Diterminan Masa
Depan Kota. Penerbit. Pustaka Pelajar.
� Yunus, S.H. 2008. Struktur Tata Ruang Kota. Penerbit. Pustaka Pelajar.
� Bambang, H. 2011. Roh dan Citra Kota. Penerbit. Brilian International.� Bambang, H. 2011. Roh dan Citra Kota. Penerbit. Brilian International.
� http://juansyah.wordpress.com/2009/08/09/karl-marx-pelopor-utama-
gagasan-sosialisme-ilmiah/ Di akses tanggal 27 September 2012
� http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi Di akses tanggal 27 September 2012
� http://tanjungbunga.com/ Di akses tanggal 27 September 2012
� http://www.umamnoer.com Di akses tanggal 27 September 2012
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYATERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA