pembangunan bandara kulonprogo

Upload: tiara-wahidah

Post on 08-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis artikel pertanian

TRANSCRIPT

ANALISIS ARTIKELPEMBANGUNAN BANDARA DI KULON PROGO

Disusun oleh:Tiara Wahidah (15/379214/TP/11170)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA2015Warga Pesisir Tolak Pembangunan Bandara Kulonprogo

KULONPROGO - Sebanyak 250 warga pesisir Kulonprogo menolak rencana pembangunan Bandara Kulonprogo. Dalam aksinya, warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) ini mendatangi Balai Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, DIY.Sambil membentangkan poster, mereka melakukan orasi di Jalan Daendels (JJLS), yang isinya mengecam kehadiran bandara. "Kami temukan banyak kejanggalan, makanya kami tolak bandara tanpa syarat," jelas Nano, Korlap Aksi WTT, Rabu (4/2/2015). Dalam aksi ini, perwakilan warga diterima tim untuk menyampaikan tuntutannya. Di antaranya, warga menolak pembangunan Bandara Kulonprogo tanpa syarat, tolak konsultasi publik, tolak penggusuran petani, dan tolak relokasi. Warga juga meminta agar represifitas dan intimidasi dihentikan, serta penghentian kriminalisasi terhadap petani yang melakukan penolakan. Mereka menganggap pembangunan Bandara hanya akan membuatg mereka merugi dan menjadikan perpecahan. Anggota Tim Sosialisasi Pembangunan Bandara yang juga Kepala Biro Pemerintahan DIY Haryanto mengatakan, pernyataan dari tim telah diterima dan menjadi masukan baginya. "Terimakasih atas pernyataannya," jelasnya. Akibat aksi ini, JJLS di kulonprogo ditutup. Jalur kendaraan dialihkan di jalan utama. Disisi lain, warga juga resah terhadap sikap Kepala Desa yang enggan mengayomi mereka. Warga mengaku akan menurunkan jabatan kepala Desa jika ia sudah tidak bisa membantu dan megayomi warga.

Analisis Artikel:Pembangunan bandara internasional di Kulon Progo menimbulkan banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang terdampak pembangunan bandara tersebut. Bagaimana tidak, tempat tinggal dan lahan tempat mereka bekerja harus dibebaskan untuk bandara. Luas lahan yang dipakai untuk pembangunan bandara di Kulon Progo sekitar 630 sampai 650 hektar. Adapun letaknya berada di kecamatan Temon yang meliputi desa Jangkaran, desa Glagah, Desa Kebonrejo, desa Jangkaran dan Desa Sindutan. Pembangunan yang diprakarsai oleh PT Angkasa Pura I ini menimbulkan berbagai permasalahn di masyarakat. Adapun diantara permasalahan tersebut adalah Penolakan warga terhadap pembangunan bandara. Warga enggan melepaskan tanah mereka untuk proyek Bandara tersebut. Menurut mereka banyak polemic yang akan meresahkan dan merugikan warga pada akhirnya. Bambang Suwignyo, salah seorang warga terdampak pembangunan bandara mengatakan Kalau warga sudah mengisi form, lantas ada komitmen hitam putih dari pemerintah. Kami ingin ada jaminan itu(Kuntadi,2014).Masalah lain yang dirasakan oleh para warga adalah adanya banyak kejanggalan terhadap megaproyek yang direncanakan selesai pada 2019 tersebut. Kejanggalan tersebut dirasakan pada kejelasan mengenai undangan, transparansi uang kehadiran, dan masalah angket. Menurut mereka, seharusnya yang diundang adalah semua warga, bukan hanya petani. Karena sebagian dari mereka adalah hanya sebagai petani dan bukan merupakan pemilik tanah. Warga juga merasa resah terhadap sikap Kepala Desa yang Cuek dan enggan memperhatikan nasib rakyatnya. Pasalnya banyak warga yang diintimidasi karena menolak dan tidak setuju terhadap pembangunan megaproyek tersebut. Perpecahan juga terjadi dimasyarakat akibat dampak proyek tersebut, karena sebagian masyarakat ada yang setuju dan sebagian yang lain menolaknya secara tegas. Maslah ynag terjadi dalam pembangunan megaproyek bandara di kulon progo sangat kompleks. Karena maslah tersebut melibatkan banyak pihak, jika pembangunan tersebut tidak dilakukan secara tepat, maka akan menimbulkan banyak kerugian. Tentunya yang paling dirugikan adalah warga sekitar. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, pembangunan tersebut merupakan pembangunan yang melibatkan modal besar. Bukan tidak mungkin proyek yang ada tersebut akan menimbulkan kesrusakn baik secara sosial maupun lingkungan. Pada dasarnya tanah yang dibebaskan adalah lahan milik warga yang mayoritas adalah petani. Hal ini berarti pembangunan proyek tersebut telah merusak agrarian dan kekayaan lingkungan. Petani juga merasa dirugikan, karena bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pengangguran. Lahan yang menjadi tempat pencahariannya telah hilang.Memang sebagian besar masyarakat menolak pembangunan bandara, apalagi ditanah mereka. Mengingat bandara akan menjadikan daerah mereka menjadi daerah industri. Esti Utami salah seorang warga kulon progo mengatakan bahwa pembangunan bandara harus gagal. Kalau di Kulon Progo, jangan ditanah kami(Kuntadi,2014). Mereka bukan tanpa alasan menolak pembangunan tersebut, bukan tidak mungkin pembangunan bandara malah akan meresahkan warga. Memang apa yang dilakukan warga kulon progo sudah benar, buat apa ada dibangun bandara yang mewah namun banyak masyarakat yang tersiksa. Hal ini mengingat, banyak proyek-proyek yang teah ada namun pada akhirnya rakyat yang menderita.Untuk mengatasi berbagai polemik yang timbul dari pembangunan bandara, sebaiknya pemerintah benar-benar mempelajari proyek yang ada. Pemerintah juga harus mengutamakan nasib rakyat, Rakyat sebagai orang kecil harus juga mendapat kesejahteraan dengan proyek uang telah ditetapkan oleh pemerintah. Rakyat harus menikmati hasil dari pembangunan industri, dan tidak hanya menjadi penonton yang iri terhadap kesejahteraan. Pemerintah juga harus menjadi pengayom bagi rakyat, utamanya jika ada penindasan dan intimadi terhadap mereka. Jika ada warga yang tidak mau membebaskan lahan, itu merupakan hak mereka.Mungkin mereka mempunyai pemikiran yang lebih baik dan tidak mau mengambil resiko terhadap pembangunan yang belum tentu menyejahterakan mereka. bSeharusnya pemerintah juga harus lebih selektif dalam menyetujui pembangunan. Pembangunan yang ada harus menciptakan kondisi yang lebih baik. Rakyat yang sebelumnya menjadi petani, harus lebih makmur dari pada itu. Jika pemerintah tidak bisa merealisaikan kehidupan yang lebih baik lewat pembangunan bandara, maka sebaiknya pemerintah membenahi sektor pertanian Indonesia. Karena Indonesia sudah kaya akan hasil pangannya namun belum menjadi Negara yang benar-benar agraris.Selain pemerintah, pembangun proyek, dalam hal ini PT Angkasa Pura I juga harus melakukan pembangunan proyek dengan jalan yang benar. Janji yang mereka umbar harus segera terealisasikan karena nasib rakyat ada ditangan mereka. Karena pada dasarnya, proyek yang mereka jalankan tidak akan berjalan jika warga tidak membebaskan lahan yang mereka miliki. Pembangunan bandara tersebut juga harus membantu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru dan lebih baik dari pada sebelumnya. Jangan hanya mendapatkan keuntungan semata namun menutup mata terhadap nasib rakyat.Pemerintah daerah juga bertanggung jawab dengan kondisi yang ada akibat pembangunan. Pemerintah Daerah juga harus membantu masyarakat dalam masalah pembangunan bandara tersebut. Pemerintah berperan dalam pengawasan pembangunan dan pembebasan lahan. Pembebasan lahan harus dilaksanakan secara damai dan tanpa kekerasan. Pemerintah daerah juga berperan untuk membantu masyarakat menyesuaikan diri terhadap kondisi mereka yang baru. Dalah satunya dengan menggelar pelatihan agar para warga mendapat bekal untuk mendapat pekerjaan yang baru. Mengingat akan bayak lapngan pekerjaan baru dengan dibangunnya bandara di Kulon Progo. Dengan itu, akan tercipta keserasian baik bagi pembangun megaproyek maupun maupun warga.Namun secara umum, pembangunan bandara di KUlon progo belum perlu dilakukan. Mengingat lahan yang dibebaskan adalah lahan pertanian milik warga. Seharusnya pemerintah meningkatkan sektor pertanian di Indonesia secara maksimal. Indonesia yang disebut sebagai Negara agraris harus menunjukkan eksistensinya. Jnagan malah mengalihkan lahan pertnian menjadi sebuah lahan indusrti yang belum tentu hasilnya. Belum tentu sektor industri mampu meningkatkan perekonomian bangsa ditengah pasar bebas yang marak di ASEAN. Sedah sepatutnya pemerintah merealisasikan program diversifikasi pengan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Marilah kita dukung pemerintah membangun sektor pertanian yang lebih baik untuk Indonesia maju.

DAFTAR PUSTAKAMranani, Alit.2015. Himpunan Masalah Agraria Struktural DIY. Diunduh dar http://program.ivaa-online.org/ pada Jumat 31 Agustus 2015Kuntadi. 2015. Warga Pesisir Tolak Pembangunan Badra Kulonprogo. Diunduh dari http://daerah.sindonews.com pada jumat 31 Agustus 2015Suryo, Wahyu.2015. Ratusan warga Ujuk Rasa Tolak Sosialisasi Bandara Kulonprogo. Dinunduh dari http://www.rri.co.id pada 31 Agustus 2015Kuntadi. 2015. Tolak Bandara, Warga Ancam Turunkan Kades. Diunduh dari http://daerah.sindonews.com/ Pada 31 Agustus 2015