dampak proyek pembangunan bandara internasional...

118
DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Virsa Alfareshya NIM. 11140840000016 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL

    SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP

    PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA

    (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Disusun Oleh:

    Virsa Alfareshya

    NIM. 11140840000016

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1439 H/2018 M

  • DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL

    SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP

    PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA

    (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Disusun Oleh:

    Virsa Alfareshya

    11140840000016

    Di bawah Bimbingan

    Pembimbing I

    Djaka Badranaya, ME

    NIP. 19770530 200701 1 108

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1439 H / 2018 M

  • LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini Rabu, 12 September 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

    mahasiswa:

    1. Nama : Virsa Alfareshya

    2. NIM : 11140840000016

    3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    4. Judul Skripsi : “Dampak Proyek Pembangunan Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu

    Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi

    Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa

    Rawa Burung)”

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Tangerang, 06 November 2018

    1. Arief Fitrijanto, M.Si

    NIP. 19711118 200501 1 003 ( ______________________)

    Penguji 1

    2. Rahmah Farahdita Soeyatno, SP., M.Si

    NIP. (_______________________)

    Penguji 2

  • LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari Kamis, 13 Desember 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

    1. Nama : Virsa Alfareshya

    2. NIM : 11140840000016

    3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    4. Judul Skripsi : Dampak Proyek Pembangunan Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu

    Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi

    Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa

    Rawa Burung)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 18 Desember 2018

    1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si ( )

    NIP. 19760430 201101 1 002 Ketua Sidang

    2. Djaka Badranaya, ME ( )

    NIP. 19770530 200701 1 108 Sekretaris

  • 3. Djaka Badranaya, ME ( )

    NIP. 19770530 200701 1 108 Pembimbing I

    4. Drs. Rusdianto, M.Sc ( )

    NIP. 19550104 198403 1 001 Penguji Ahli

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Virsa Alfareshya

    NIM : 11140840000016

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa

    menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya

    3. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

    4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

    karya ini

    Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang

    dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya

    telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi

    berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Tangerang, 21 November 2018

    Virsa Alfareshya

    11140840000016

  • i

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    Nama Lengkap : Virsa Alfareshya

    Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juni 1996

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Agama : Islam

    Status Pernikahan : Belum Menikah

    Alamat : Villa Tomang Baru Blok K2 No.7

    Rt 01Rw 015, Kelurahan Kutabumi

    Kecamatan Pasarkemis. Kabupaten

    Tangerang. Provinsi Banten 15560

    No. Telepone/HP : 08983389410

    E-mail : [email protected]

    II. PENDIDIKAN FORMAL

    2002-2008 : SDIT Muhammadiyah Pasarkemis

    2008-2011 : SMP Muhammadiyah Pasarkemis

    2011-2014 : SMAN 24 Kabupaten Tangerang

    2014-2018 : FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    III. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Osis Divisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan 2011-2012

    2. HMJ Ekonomi Pembangunan Divisi Olahraga dan Seni 2016-2017

    IV. PENGALAMAN KERJA

    1. Karyawan PT Angkasa Pura 2 2016-Sekarang

    mailto:[email protected]

  • ii

    ABSTRACT

    The purpose of this study is to analyze the impact of the Soekarno-Hatta

    International Airport development project (runway runway 3) on economic

    development, employme opportunities, land acquisition. The research location is

    in the residents of Rawa Burung Village and in the area of Terminal 2 of

    Soekarno-Hatta International Airport, where the majority of the average

    community of Rawa Burung Village works at the Airport. The types of data in this

    study are primary data by observing and distributing questionnaires, and

    secondary data with sources from journals, news, papers, newspapers. Analysis of

    this research data using data frequency distribution. This study uses a descriptive

    method with a qualitative approach. The results of this study indicate that there is

    an increase in the opportunity to work in the community of Rawa Burung Village

    in the scope of PT Angkasa Pura 2 and the conversion of community land from

    agriculture, plantations, houses to be used as a construction project for Soekarno-

    Hatta International Airport. Rawa Burung Village.

    Keywords: Soekarno-Hatta Airport, Job Change, Change In Land Value

  • iii

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini menganalisa dampak proyek pembangunan Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perkembangan

    ekonomi, kesempatan pekerjaan, pembebasan lahan. Lokasi penelitian di

    penduduk Desa Rawa Burung dan dikawasan Terminal 2 Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta yang mayoritas rata-rata masyarakat Desa Rawa Burung bekerja

    di Bandara. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan

    observasi dan menyebarkan kuesioner, dan data sekunder dengan sumber-sumber

    dari jurnal-jurnal, berita, makalah, koran. Analisis data penelitian ini

    menggunakan distribusi frekuensi data. Penelitian ini menggunakan metode

    deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

    terjadi peningkatan kesempatan bekerja pada masyarakat Desa Rawa Burung di

    ruang lingkup PT Angkasa Pura 2 dan terjadi alih fungsi lahan masyarakat dari

    pertanian, perkebunan, rumah tinggal untuk dijadikan proyek pembangunan

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan itu terjadi menaiknya harga tanah

    dikawasan Desa Rawa Burung.

    Kata Kunci: Bandara Soekarno-Hatta, Perubahan Pekerjaan, Perubahan Nilai

    Lahan

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat,

    keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

    berjudul “DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA

    INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY

    3) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR

    BANDARA (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)” dengan baik.

    Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

    yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan

    ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan

    dan bantuan serta semangat dan do’a dari orang-orang di sekeliling penulis selama

    proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan

    kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Ayah dan Ibu Djoko Purnomo dan Dwi Nurhayati tercinta yang telah

    banyak memberikan motivasi, nasihat, dan dorongan baik materi maupun

    moril serta senantiasa berdo'a demi keberhasilan anaknya dalam menuntut

    ilmu sebagai bekal baik di dunia maupun akhirat kelak. Serta adik tercinta

    Shavira Larasati dan Bayu Wibisono yang selalu menyemangati dan juga

    mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • v

    4. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

    penulis yang telah banyak memberikan banyak arahan dan ilmu yang

    bermanfaat selama perkuliahan.

    5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Sofyan Rizal, M.Si selaku

    Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta atas perannya untuk selalu memberikan

    bimbingan kepada penulis baik dalam bentuk akademik maupun non-

    akademik.

    6. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

    telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu tambahan kepada

    penulis. Segala arahan dan perhatiannya menjadikan skripsi ini dapat

    diselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang

    beliau berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah membalas

    kebaikan Bapak.

    7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

    memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama

    perkuliahan serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.

    8. Sendi Irfan , Babay, yang telah membantu saya dalam proses observasi ke

    Desa Rawa Burung.

    9. Terima kasih kepada Kawan-kawan Kosan Lay yaitu, Rian Azhari

    Situmorang, Gilang Yoyo Ginata, Hasan Hidayat, Lutfy Nugraha,

    Maulana Ilham, Maulana Yusuf, Yusuf Sukabumi, Roni, Kopral Wafa,

    Alfian Ramadhan yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Yang

    ada disaat lagi senang dan duka.

    10. Terima kasih kepada Band Kosan yang terdiri dari tiga orang Virsa

    Alfareshya, Rian Azhari Situmorang, dan Gilang Yoyo Ginata yang selalu

    mengisi waktu luang main band bareng agar kuliah menjadi semangat.

    11. Seluruh teman-teman HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis yang telah memberikan wadah berproses kepada penulis

    untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kalian semua selalu

    diberikan kesuksesan dan kelancaran dalam berorganisasi dan

  • vi

    kehidupan perkuliahan.

    12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 yang telah memberikan

    banyak bantuan, motivasi, dan semangat serta do’a hingga skripsi ini dapat

    terselesaikan.

    13. Seluruh sahabat-sahabat di KKN TIME 2017 yang memberikan wadah

    bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

    14. Terima kasih kepada bang Erin Rosadi, teman-teman GCA yang telah

    memberikan motivasi dan sharing-sharing dan segenap seluruh

    karyawan PT Angkasa Pura 2 yang telah membantu proses pembuatan

    skripsi ini.

    15. Dan kepada semua manusia yang ada di dunia ini, terima kasih kalian

    semua sudah melakukan yang terbaik bagi hidup kalian.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

    keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

    itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

    perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini mampu memberikan banyak

    manfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama

    bagi penelitian yang sejenis.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Tangerang, 21 November 2018

    Virsa Alfareshya 11140840000016

  • vii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ i

    ABSTRACT .................................................................................................... ii

    ABSTRAK ...................................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

    C. Batasan masalah .................................................................................... 8

    D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

    E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

    A. Landasan teori ..................................................................................... 10

    B. Uraian teoritis ..................................................................................... 12

    1. Infrastruktur .................................................................................... 12

    2. Pembangunan Ekonomi .................................................................. 13

    3. Aspek Sosial Dalam Pembangunan ................................................ 16

    4. Tanah .............................................................................................. 19

    a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya ...................................... 19

    b. Hak Milik atas Tanah .............................................................. 20

    c. Perubahan Penggunaan Tanah ................................................. 20

    d. Perubahan Nilai Tanah ............................................................ 21

    5. Pekerjaan ........................................................................................ 22

    6. Pengembangan Wilayah ................................................................. 23

    7. Faktor Perkembangan pada Ekonomi Pedesaan .............................. 25

    C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 27

    D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 33

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 35

  • viii

    A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 35

    B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 35

    C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36

    1. Data Primer .................................................................................... 37

    2. Data Sekunder ................................................................................ 37

    D. Metode dan Teknik Analisis Data ....................................................... 38

    E. Data Operasional ................................................................................. 38

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................. 40

    A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 40

    1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 40

    a. Profil Sejarah Perusahaan ........................................................ 40

    b. Profil Sejarah Desa .................................................................. 42

    2. Profil Informan ............................................................................... 43

    a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 43

    b. Karakteristik Berdasarkan Usia ............................................... 44

    c. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 44

    d. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Tanggungan ...................... 45

    e. Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan .......................... 46

    f. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ....................................... 46

    B. Analisis dan Pembahasan .................................................................... 49

    1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Desa Rawa Burung .... 50

    a. Tahap Pra Konstruksi ............................................................... 50

    1) Keresahan Masyarakat ........................................................ 50

    b. Tahap Konstruksi ..................................................................... 52

    1) Terciptanya Kesempatan Kerja ............................................ 52

    2) Terciptanya Peluang Berusaha dan Peningkatan Pendapatan ..

    ................................................................................................ 52

    3) Gangguan Aktivitas Bandara ............................................... 53

    c. Tahap Operasi .......................................................................... 54

    1) Peningkatan Kebisingan dan Limbah Padat ......................... 54

    2. Persepsi Masyarakat Mengenai Proyek Pembangunan ................... 55

    3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Rawa Burung ...................... 59

  • ix

    4. Informasi Kesempatan Kerja Masyarakat Desa .............................. 61

    5. Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ..................................... 64

    a. Kepemilikan Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan ........... 64

    b. Kepemilikan Luas Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan .......

    ................................................................................................ 65

    c. Alih Fungsi Tanah di Desa Rawa Burung ................................ 65

    d. Jual Beli Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ............... 66

    e. Dampak Proyek Pembangunan Terhadap Harga Tanah ........... 67

    BAB V PENUTUP ........................................................................................ 69

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 69

    B. Saran ................................................................................................... 70

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 75

  • x

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    1.1 Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat 3

    1.2 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 4

    4.1

    Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sebelum

    dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    47

    4.2

    Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sesudah

    dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    47

    4.3 Distribusi Jawaban Informan Dampak Proyek Pembangunan

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    55

    4.4 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada

    Masyarakat Desa Rawa Burung Sebelum Proyek Pembangunan

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    59

    4.5 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada

    Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    59

    4.6 Distribusi Jawaban Informan Informasi Kesempatan Kerja

    Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)

    61

    4.7 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Dampak Proyek

    Pembangunan Terhadap Nilai Jual Tanah di Desa Rawa Burung

    62

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    1.1 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 5

    2.1 Kerangka Konseptual 33

    4.1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta 42

    4.2 Peta Desa Rawa Burung 43

    4.3 Profil Informan Berdasarkan Jenis Kelamin 43

    4.4 Profil Informan Berdasarkan Usia 44

    4.5 Profil Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 46

    4.6 Profil Informan Berdasarkan Jumlah Tanggungan 46

    4.7 Profil Informan Berdasarkan Status Pernikahan 44

    4.8 Profil Informan Berdasarkan Pekerjaan 48

    4.9 Pendapatan Sebelum dan Sesudah Proyek 60

    4.10 Kepemilikan Tanah didekat Area Proyek Pembangunan 64

    4.11 Kepemilikan Luas Lahan Desa Rawa Burung 65

    4.12 Alih Fungsi Tanah Desa Rawa Burung 66

    4.13 Jual Beli Kepemilikan Tanah Desa Rawa Burung 67

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Keterangan Halaman

    1 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis

    75

    2 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis

    76

    3 Surat Izin Jawaban Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 77

    4 Surat Izin Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 untuk

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    78

    5 Surat Izin dari Kesatuan Bangsa dan Politik

    (KESBANGPOL) Kabupaten Tangerang

    79

    6 Frekuensi Data 80

    7 Kuesioner Penelitian 88

    8 Foto Objek Penelitian 95

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud jika didukung oleh

    tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,

    telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan infrastruktur

    memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan interaksi sosial

    dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik keadaan

    infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap interaksi sosial

    ekonomi suatu wilayah serta akan memacu kemajuan dan perkembangan

    suatu wilayah. Dalam perkembangannya kota-kota di Indonesia

    mengalami perubahan aktivitas yang didalamnya termasuk perubahan

    pemanfaatan atau penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan

    mengindikasikan terjadinya pembangunan. Pembangunan merupakan

    suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya

    sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi,

    dan institusional demi mencapai kehidupan yang serba lebih baik.

    Setiap pembangunan tentu menghasilkan dampak dalam

    pembangunan ekonomi akan memberikan dampak pada pertumbuhan

    ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. Pertumbuhan ekonomi sendiri

    akan berpengaruh terhadap investasi. Sedangkan peningkatan kualitas

    hidup akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, karena

    dengan pembangunan infrastruktur dapat mengurangi kemiskinan dan

    jumlah pengangguran suatu negara atau daerah. Dampak adalah sesuatu

    yang muncul setelah adanya suatu kejadian. Dampak dari upaya

    pengembangan suatu kota yang dilakukan berdasarkan pada peran dan

    fungsi kota melalui suatu kebijakan pembangunan kota pada aspek fisik

    dapat meliputi meningkatnya intensitas penggunaan lahan kota dan

    penyediaan sarana dan prasarana kota, serta menurunnya kualitas

    lingkungan kota. Sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai

    pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu wilayah. Adanya

    fungsi demikian dapat terlihat dari sejauhmana kepesatan yang terjadi

  • 2

    pada penggunaan lahan suatu wilayah, serta intensitas dan frekuensi

    pergerakan sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas ini akan lebih meningkat

    bilamana suatu wilayah juga didukung oleh ketersediaan sistem

    transportasi yang lengkap dan membentuk integrasi antar moda, baik moda

    jalan, moda rel, moda laut, dan moda udara. Simpul yang menghubungkan

    antara moda transportasi tersebut seperti halnya bandar udara akan

    menjadi pusat pertumbuhan baru dan membangkitkan tumbuhnya

    kegiatan-kegiatan lain disekitarnya.

    Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia yang berada

    di Kota Tangerang dalam tiga tahun terakhir ini pada 2015-2018 semakin

    menjadi perhatian luas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penumpang

    yang semakin banyak dari tahun 2015 ke tahun 2018 yang berangkat atau

    datang dari Kota Tangerang ini. Dengan itu pihak PT Angkasa Pura 2

    (Persero) menargetkan untuk menambah fasilitas dan kenyamanan di

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena jasa penerbangan ini sangat

    vital kontribusinya untuk banyak orang.

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah sebuah Bandara

    udara yang terletak di wilayah Kota Tangerang Banten, Indonesia.

    Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia dan

    luar Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura, Thailand dan

    lain lain. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Soekarno-Hatta adalah

    Bandara terbesar di Indonesia yang diikuti Bandara Kualanamu dan

    Bandara I Gusti Ngurah Rai, karena letaknya sangat dekat dengan pusat

    kota. Keberadaan Bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan dikota

    Tangerang dibatasi ketinggiannya yang pada akhirnya berdampak terhadap

    sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Tangerang. Selain itu, bandara juga

    diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin

    penerbangan mendapatkan kemudahan di Indonesia tahun 1985.

    Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di

    Tangerang membuat pergerakan penumpang maupun pesawat di bandara

    ini terus meningkat. Bahkan, bandara ini disebut menjadi yang tersibuk di

    kawasan ASEAN dinilai dari penilaian Skytrax pada tahun 2018.

    https://www.liputan6.com/bisnis/read/2689382/proyek-kereta-bandara-solo-adi-soemarmo-telan-investasi-rp-1-t

  • 3

    Kalau dilihat dari 4 negara besar di ASEAN yaitu Indonesia,

    Malaysia, Singapura, Thailand. Indonesia menempati tempat pertama

    sebagai Bandara tersibuk di ASEAN, Bandara tersibuk kedua di ASEAN

    adalah negara tetangga yaitu Bandara Internasional Kuala Lumpur

    Malaysia. Di posisi ketiga ditempati oleh Bandara Internasional Changi,

    dan posisi ke empat ditempati oleh Bandara Suvarnabhumi. Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi pertama tersibuk di

    ASEAN dikarenakan penambahan fasilitas seperti East Cross Taxi Way

    dan penambahan rapid exit taxi way.

    Tabel 1.1

    Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat

    Nama Bandara Negara Pergerakan Pesawat

    2015 2016 2017 2018

    Soekarno-Hatta Indonesia 1064 1074 1100 1200

    Kuala Lumpur Malaysia 876 903 942 971

    Changi Singapura 861 882 915 948

    Suvarnabhumi Thailand 803 831 845 868

    Sumber: Skytrax 2018

    Berdasarkan Gambar 1.1 bahwa Bandara Internasional Soekarno-

    Hatta mengalami kenaikan pegerakan pesawat yang singnifikan dari Tahun

    2015-2018. Yang pada tahun 2015 hanya 1064 meningkat ditahun 2016

    menjadi 1074. Dan meningkat lagi pada tahun 2017 yaitu 1100, dan pada

    tahun ini 2018 juga mengalami peningkatan yaitu 1200. Hal ini disebabkan

    karna semakin padat aktivitas pergerakan pesawat take off dan landing dan

    tersibuk Bandara Soekarno-Hatta.

    Kapasitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang telah

    melebihi kapasitasnya pada 3 tahun terakhir ini 2015-2018 jumlah

    penumpang sangat banyak Hal tersebut terlihat dari jumlah pergerakan

    penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada semester

    pertama (Januari-Juni 2015) yaitu mencapai 29.765.845 di semester

    keduanya (Juli-Desember 2015) 30.450.602 penumpang. Pada tahun 2016

  • 4

    jumlah menaik disemester pertama (Januari-Juni 2016) 30.980.665 dan

    pada semester keduanya (Juli-Desember) 31.234.785 penumpang. Ditahun

    2017 juga ikut menaik pada semester (Januari-Juni 2017) 31.531.076 dan

    disemester keduanya (Juli-Desember 2017) 31.976.843 penumpang. Dan

    ditahun 2018 semakin padat yang pada semester pertamanya (Januari-Juni

    2018) 32.424.261 dan pada semester keduanya (Juli-Desember 2018)

    tahun demi tahun kepadatan penumpang di Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta mengalami peningkatan.

    Tabel 1.2

    Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta

    Bulan Tahun

    2015 2016 2017 2018

    Januari Semester

    pertama

    (Januari-

    Juni)

    29.765.845

    Semester

    pertama

    (Januari-

    Juni)

    30.980.665

    Semester

    pertama

    (Januari-

    Juni)

    31.531.076

    Semester

    pertama

    (Januari-

    Juni)

    32.424.261

    Februari

    Maret

    April

    Mei

    Juni

    Juli Semester

    kedua (Juli-

    Desember)

    30.450.602

    Semester

    kedua (Juli-

    Desember)

    31.234.785

    Semester

    kedua (Juli-

    Desember)

    31.976.843

    Semester

    kedua (Juli-

    Desember)

    32.967.831

    Agustus

    September

    Oktober

    November

    Desember

    Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018

  • 5

    Gambar 1.1

    Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta

    Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018

    Dengan hal ini memungkinkan untuk dilebarkan area landasan pacu

    runway 3 mengingat keselamatan penerbangan dan dikarenakan angka

    pergerakan pesawat, yaitu take off dan landing per jam sudah sangat padat,

    bahkan sampai menyebabkan beberapa kali pesawat antri saat hendak

    terbang maupun mendarat. Bertambahnya fasilitas sisi udara di Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta akan semakin memperkaya pergerakan

    pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional tentunya akan

    memperlancar pergerakan pesawat. Hal ini akan membantu dalam

    mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan. Disamping itu, tentu akan

    berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia

    karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka.

    Proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta

    merupakan upaya pihak PT Angkasa Pura 2 (Persero) dalam perluasan

    area landasan pacu runway 3 Pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta ini memang belum selesai secara keseluruhan, namun

    dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal mula proyek

    pembangunan ini berjalan. Dengan adanya proyek pembangunan Bandara

    28,000,000

    29,000,000

    30,000,000

    31,000,000

    32,000,000

    33,000,000

    34,000,000

    2015 2016 2017 2018

    Semester Pertama

    Semester Kedua

  • 6

    akan berdampak pada perubahan alih fungsi lahan, nilai jual beli lahan,

    ketenagakerjaan disekitar proyek pembangunan landasan pacu runway 3.

    Konsekuensi yang harus ditanggung dari pembangunan ini adalah tergusur

    nya lahan pertanian, perkebunan, rumah tinggal yang kemudian beralih

    fungsi menjadi landasan pacu runway 3.

    Kecamatan Kosambi dengan luas wilayah 2.921,38 Ha atau 29.452

    km², terdiri dari wilayah daratan seluas 2.441 Ha atau 24.410 km², dan

    wilayah perairan/sawah seluas 480 Ha atau 5.042 km². terbagi atas 7 desa

    dan 3 kelurahan terletak pada posisi membentang dari utara ke selatan

    sepanjang 7 Km dan dari barat ke timur sepanjang 18 Km, secara geografis

    terletak antara 6°.00 sampai 6°.05 lintang selatan dan 106°.40 sampai

    106°.45 bujur timur dengan batas sebagai berikut sebelah utara berbatasan

    dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah

    selatan berbatasan dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kota

    Tangerang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga. Ini

    diharapkan dapat menjadi daerah perluasan landasan pacu runway 3

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Desa Rawa Burung juga

    merupakan salah satu dari 7 Desa yang terkena dari pengaruh

    pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang berjarak 1-2

    km dari Bandara luas Desa Rawa Burung. Tanah yang dibebaskan

    mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan

    Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong

    Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas.

    Proyek pembangunan landasan pacu runway 3 diprediksi memakan

    ribuan hektar di 7 Desa ini semua menimbulkan dampak pergeseran

    peralihan ekonomi, lahan, ketenagakerjaan. Namun dampak yang paling

    dirasakan oleh masyarakat adalah kehilangan lahan rumah tinggal yang

    menjadi tempat tinggal masyarakat Desa Rawa Burung yang sudah lama

    mereka tempati. Desa Rawa Burung salah satu desa yang terkena imbas

    langsung dari pembangunan landasan pacu runway 3. Proyek yang sudah

    dilaksanakan oleh PT Angkasa Pura 2 (Persero) sebagai salah satu BUMN

    dengan sub kontraktor yaitu PT. PP (Pembangunan Perumahan), PT

  • 7

    Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan PT Waskita (Pembangunan

    pondasi dan infrastruktur Bandara).

    Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan

    harus tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama

    pembangunan yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat. Walaupun

    sebenarnya eksternalitas dari pembangunan tersebut menimbulkan dampak

    positif dan negatif khususnya bagi masyarakat petani, peternak akibat dari

    pengalih fungsian lahan. Dalam hal ini PT Angkasa Pura 2 (Persero)

    mengharapkan akan adanya dampak positif bagi masyarakat sekitar

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta, membawa dampak keuntungan

    positif bagi masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para

    perencana serta pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan

    penghasilan dan penghidupan yang layak.

    Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas

    yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang

    dirugikan khususnya para petani dalam proses proyek pembangunan

    Bandara tersebut, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata

    pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual. Output

    sosial ekonomi yang akan ditimbulkan oleh proyek pembangunan Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta. Maka dengan itu penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dan menulis skripsi yang berjudul “Dampak Proyek

    Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan

    Pacu Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk

    Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa Rawa Burung)”. Hal ini tentu tidak

    lepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari

    pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta tersebut.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

  • 8

    1. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perekonomian

    masyarakat sekitar Bandara.

    2. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi

    ketenagakerjaan masyarakat sekitar Bandara.

    3. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional

    Soekarmo-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi lahan

    masyarakat sekitar Bandara.

    C. Batasan Masalah

    Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang

    dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah

    mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis

    menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

    1. Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang akan di

    bahas yaitu mengenai proyek pembangunan runway atau landasan

    pacu 3.

    2. Lapangan pekerjaan masyarakat sekitar Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta.

    3. Penduduk sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencakup

    wilayah Desa Rawa Burung, Kabupaten Tangerang.

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui dampak perekonomian masyarakat sekitar

    Bandara terhadap proyek pembangunan Bandara Internasional

    Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah proyek

    pembangunan Bandara.

    2. Untuk mengetahui dampak kondisi ketenagakerjaan masyarakat

    sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway

    3) setelah proyek pembangunan Bandara.

  • 9

    3. Untuk mengetahui dampak kondisi lahan masyarakat sekitar Bandara

    Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah

    pembangunan.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Pihak Pemerintah

    Diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi

    Pemerintah dalam meningkatkan ekonomi bagi masyarakat yang

    berada di sekitar pembangunan fasilitas transportasi, dalam hal ini

    Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

    2. Manfaat Pihak Akademis

    Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

    referensi ilmu pengetahuan dibidang ekonomi, khususnya dalam

    bidang ekonomi pembangunan.

    3. Manfaat Pihak Peneliti

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menambah

    pengetahuan serta menjadi media untuk ikut berpatisipasi dalam

    pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia pendidikan.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    Teori pusat pertumbuhan, pemikiran awal tentang pusat

    pertumbuhan dicetuskan oleh (Francois Perroux 1949) yaitu tentang

    adanya konsentrasi kegiatan industri pada daerah tertentu yang kemudian

    dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, kemudian berkembang

    menjadi konsep pusat pertumbuhan yang dalam bahasa Prancis dinamakan

    sebagai pole de croissance.

    Menurut (Tarigan, 2009:49) Growth Pole dapat diartikan dengan 2

    cara yaitu: (a) Secara Fungsional, adalah suatu konsentrasi kelompok

    usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur

    kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupaan ekonomi baik

    kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (b) Secara Geografis,

    adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan

    sehingga menjadi daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan

    berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi disuatu tempat tanpa

    adanya hubungan antara usaha-usaha tersebut.

    Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alternatif untuk

    menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan

    masyarakat. Pertumbuhan ekonomi manakala diarahkan pada daerah-

    daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah akan mempercepat

    terjadinya kemajuan ekonomi karena secara tidak langsung kemajuan

    daerah akan membuat masyarakat mencari kehidupan yang lebih layak di

    daerahnya.

    Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat

    pertumbuhan dikarenakan adanya keuntungan aglomerasi yang didapat

    dari keputusan untuk berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi.

    Keuntungan agglomerasi ini didapat karena adanya keuntungan skala yang

    berasal dari antara lain: fasilitas–fasilitas perbankan, sosial, pemerintahan,

    pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu (Richardson dalam

    Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk

  • 11

    berinvestasi didaerah aglomerasi, sehingga menyebabkan industri–industri

    menjadi terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar).

    Industri inti mempunyai peran yang sangat penting dalammenggerakkan

    perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita, 2005:61).

    Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah-daerah yang

    memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya

    kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan

    membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di

    daerahnya (Ardila, 2012:17).

    Pusat pertumbuhan (growth pole) tidak terjadi di segala tempat, tetapi

    hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu, yang mempunyai berbagai

    variabel dengan intensitas yang berbeda-beda. Jika ditinjau secara

    geografis pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yg memiliki banyak

    fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of

    attraction). Salah satu strategi untuk mengurangi ketimpangan

    pengembangan wilayah adalah dengan mengembangkan wilayah tertentu

    menjadi pusat pertumbuhan (growth pole) secara menyebar (Rahayu dan

    Eko, 2014).

    Menurut Rondinelli dan Unwin dalam (Mercado, 2002:8) bahwa teori

    pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di

    Negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan

    kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat

    modal di pusat kota. Teori pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan

    bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down

    effect (dampak penetasan ke bawah) dan menciptakan spread effect

    (dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke pedesaan.

    Menurut Stohr dalam (Mercado, 2002:4), konsep pusat pertumbuhan

    mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat

    dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan

    output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat

    memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda

    (multiple effect) pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas (Sukesi.

  • 12

    2010:34). Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi

    (pembangunan di wilayah perkotaan) dan industrialisasi (hanya pada

    sektor industry). Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa

    kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium (keseimbangan dalam

    distribusi spasial ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down

    dengan sendirinya akan terjadi kesejahteraan di perkotaan tercapai dan

    dimuulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan

    yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan pedesaan melalui

    beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan

    besar (Sukesi, 2010:36).

    Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara,

    yaitu secara fungsional dan geografis. Secara fungsional, pusat

    pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha yang karena

    sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu

    menstimulasi kehidupan ekonomi, baik ke dalam maupun ke luar. Apabila

    dilihat secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang

    memiliki banyak fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya

    tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai usaha tertarik untuk

    berlokasi di situ dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas

    yang ada di lokasi tersebut. Kriteria pusat pertumbuhan, yaitu sebagai

    daerah cepat tumbuh, memiliki sektor unggulan, dan mempunyai interaksi

    ekonomi dengan daerah belakangnya (Tarigan, 2006:77).

    B. Uraian Teoritis

    1. Infrastruktur

    Pengertian Infrastruktur menurut (Arsyad Lincolin, 2011:102)

    mengatakan bahwa infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan

    sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan fasilitas

    publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk dapat

    memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu

    kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dimana infrsatruktur

    dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan

  • 13

    prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.

    Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan

    sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem

    lingkungan.

    Menurut (Kodatie, 2011:26) infrastruktur sebagai pendukung

    utama sistem sosial dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks

    keterpaduan dan menyeluruh. Infrastruktur merupakan wadah

    sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan

    infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya

    sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju

    pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh

    karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen

    infrastruktur dapat diarahakan untuk mendukung perkembangan

    ekonomi suatu kawasan wilayah.

    Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan

    memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya

    infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa

    memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak

    lingkungan pada hakekatnya juga akan merugikan manusia dan

    makhluk hidup lainnya (sebagai bagian dari ekosistem). Oleh

    karenanya infrastruktur harus dimengerti dan dipahami fungsinya

    sebagai suatu alat untuk menata kehidupan manusia dengan

    memperhatikan alam. Infrastruktur yang mendukung sekaligus berguna

    bagi kelangsungan para pengguna alat transportasi. Infrastruktur

    transportasi yang baik semestinya bisa memberikan kenyamanan

    sekaligus kenyamanan bagi para penumpangnya, contoh infrastruktur

    transportasi adalah stasiun, pelabuhan, jalan tol, jalan-jalan raya,

    rambu lalu lintas, bandara, dsb.

    2. Pembangunan Ekonomi

    Ekonomi pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang

    mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-

    negara yang berpendapatan rendah. Fokus ekonomi pembangunan

  • 14

    bukan hanya pada metode-metode peningkatkan pertumbuhan

    ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan potensial

    bagi populasi secara masal, misalnya, melalui kesehatan dan

    pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur

    publik maupun swasta. (Witjaksono,2006:9).

    Menurut (Mahyudi, 2004:1) Pembangunan ekonomi adalah

    pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-

    perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat

    pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik

    perannya terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun

    perannnya dalam penyediaan lapangan kerja. Pembangunan ekonomi

    lebih menitik beratkan pada upaya-upaya meningkatkan pendapatan

    per kapita masyarakat atas GDP (gross domestic product) yang disertai

    dengan perombakan dan modernisasi dari sektor-sektor ekonomi serta

    memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity)

    sedangkan pertumbuhan ekonomi lebih kepada upaya kenaikan GDP

    dan tidak memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil

    dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada

    perubahan dalam struktur ekonominya atau tidak.

    Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu

    perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga

    infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan

    semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi

    semakin meningkat (Sukirno, 2006:3). Menurut Sukirno kesejahteraan

    ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

    a. Pendapatan perkapita

    b. Komposisi umur penduduk

    c. Pola pengeluaran masyarakat

    d. Komposisi pendapatan nasional

    e. Perbedaan masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat

    f. Keadaan pengangguran

  • 15

    Hal ini berarti pembangunan ekonomi sebagai proses yang

    menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat terus-menerus

    bertambah dalam jangka panjang. Menurut (Arsyad Lincolin,

    2010:374) pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

    pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber daya

    yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah

    daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja

    baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan

    ekonomi) dalam wilayah tersebut. Tolak ukur

    keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi,

    dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar

    daerah dan antar sektor.

    Menurut (Suryana, 2000:63), menyebutkan ada empat model

    pembangunan, yaitu model pembangunan ekonomi yang beorientasi

    pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan

    kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada

    pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan

    tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup,

    peningkatan barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru

    dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup

    minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas

    maksimal.

    (Todaro, 2000:21) mengartikan pembangunan ekonomi

    sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan

    struktur, sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan

    ekonomi. Pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan

    pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu

    proses pembangunan yang terjadi terus-menerus yang bersifat

    dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan proses

    pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi

    bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan

    ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan

  • 16

    nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk

    suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai

    produksi barangbarang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu

    perekonomian di dalam 12 masa satu tahun. Pertambahan pendapatan

    nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan

    untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan

    tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.

    Dengan demikian, jelas bahwa prioritas pertama perpindahan

    dari suatu tingkat keterbelakangan yang ironis menuju suatu tingkat

    kehidupan yang disebut pembangunan seharusnya berarti suatu

    peningkatan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.

    3. Aspek Sosial dalam Pembangunan

    Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan

    mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat

    dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat

    antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan

    hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat

    untuk berkembang (Adi, 2005:17).

    Pembangunan sosial adalah sebuah proses perubahan sosial yang

    terencana dan desain untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh

    penduduk dalam kaitannya dengan proses yang dinamis dalam

    pembangunan ekonomi (James Midgley, 1995:25).

    Jadi, pembangunan sosial adalah perubahan manusia dalam

    dimensi sosialnya. Dalam perspektif pembangunan sosial,

    keikutsertaan masyarakat bukan sekedar alat saja atau cara, tetapi

    tujuan karena, dalam partisipasinya yang aktif dan kreatif dalam

    pembangunan, hakikat manusia dalam makhluk yang memiliki

    aspirasi, harga diri dan kebebasan diwujudkan dan sekaligus

    ditingkatkan mutunya.

    Tiga Strategi besar juga diungkapkan midgley dalam sebuah

    konsep pembangunan sosial dalam upayanya untuk meningkatkan taraf

    hidup masyarakat, (James Midgley, 1995:103-138) yaitu :

  • 17

    a. Pembangunan sosial melalui individu (social development by

    individuals), dimana individu-individu dalam masyarakat secara

    swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna

    memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih mengarah

    kepada pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or

    enterprise approach); Peran yang bisa dilakukan dalam proses

    pembangunan sosial dilevel individu adalah seperti seorang pekerja

    sosial medis. Pekerja sosial ini sudah mulai dilakukan di indonesia,

    terutama untuk rumah sakit yang berlevel-A. Peraturan mengenai

    pekerja sosial medis dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Peran

    yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial medis dalam setting

    rumah sakit adalah melakukan konseling individu dan keluarga,

    melakukan lawatan ke ruangan, melakukan home visit, melakukan

    evaluasi sosial, bekerjasama dengan dinas sosial, bekerja sama

    dengan panti sosial, melakukan bimbingan sosial, membantu tim

    rehabilitasi dan pelaksanaan terapi, melakukan persiapan pulang

    terhadap klien, melakukan after care. Melihat peran tersebut

    keselamatan pasien dapat tercapai dengan selalu termonitornya

    perkembangan si pasien itu sendiri. Peran pekerja sosial seharusnya

    mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan kesehatan yang

    diberikan oleh rumah sakit.

    b. Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by

    community), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama

    berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini

    lebih dikenal dengan nama pendekatan komunitarian

    (communitarian approach) Komunitas yang bisa menjadi contoh

    salah satu yang membantu pembangunan sosial adalah dompet

    dhuafa. Organisasi ini memanfaatkan tingginya charity di indonesia

    untuk diolah dan disalurkan melalui berbagai program unggulan

    yang berjangka panjang, seperti membangun sekolah dan fasilitas

    kesehatan di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijangkau oleh

    masyarakat sekitarnya.

  • 18

    c. Pembangunan sosial melalui pemerintah (Social development by

    governments), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh

    lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. Pendekatan ini

    sering disebut sebagai pendekatan negara ( state approach).

    Namun sering dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap

    tidak releven lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya.

    Pada tahun 2000 perserikatan bangsa-bangsa (PBB) merumuskan

    delapan butir sasaran utama pembangunan yang kemudian dikenal

    dengan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain:

    a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan secara eksterm,

    b. Memberikan pendidikan dasar secara universal,

    c. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita,

    d. Mengurangi tingkat mortalitas anak,

    e. Meningkatkan kesehatan ibu,

    f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya,

    g. Menjaga keseimbangan lingkungan, dan

    h. Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.

    Dampak negatif atau dampak positif yang terjadi terhadap

    lingkungan ekonomi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat

    perkembangan pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan

    pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerjra dan

    berusaha (Sukadijo, 1997:25). Adapun dampak pengembangan dalam

    aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat sekitar yaitu :

    a. Terbukanya lapangan kerja baru

    b. Berkurangnya tingkat pengangguran

    c. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

    d. Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana

    setempat

    e. Peningkatan pendapatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman,

    sehingga pendapatan masyarakat naik turun

  • 19

    f. Meningkatnya penggunaan teknologi

    g. Berkurangnya rasa rergotong royong

    Proses pembangunan di berbagai daerah pasti akan disertai dengan

    timbulnya dampak, dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan

    negatif. Dengan demikian masyarakat sekitar mampu mengimbangi

    dampak-dampak sosial tersebut.

    4. Tanah

    a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya

    Definisi Tanah adalah merupakan hak yang unik dan

    terbatas, oleh karena itu ia berharga. Definisi lain tanah adalah

    sesuatu yang unik dan bersifat tetap dan hampir tidak dapat

    dihancurkan serta memiliki nilai pendapatan dan penghasilan

    (Samun, 2013:1). Tanah dalam peruntukannya selain pertanian,

    juga untuk proyek-proyek pembangunan seperti jalan, perhotelan,

    rumah maupun tempat rekreasi. Definisi tata guna tanah adalah

    rangkaian kegiatan untuk mengatur peruntukan, penggunaan dan

    persediaan tanah secara berencana dan teratur sehingga diperoleh

    manfaat yang lestari, optimal, seimbang dan serasi untuk sebesar-

    besarnya kemakmuran rakyat dan negara.

    Definisi lain tata guna tanah adalah usaha untuk menata

    proyek-proyek pembangunan, baik yang diprakarsai pemerintah

    maupun tumbuh dari prakarsa dan swadaya masyarakat sesuai

    dengan daftar skala prioritas, sehingga di satu pihak dapat tercapai

    tertib penggunaan tanah, sedangkan di pihak lain tetap dihormati

    peraturan perundangan yang berlaku (Samun, 2013:2-3). Definisi

    penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata

    guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan

    pemanfaatan tanah yang berujud konsolidasi pemanfaatan tanah

    melalui pengaturan kelembagaan terkait dengan pemanfaatan tanah

    sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara

    adil (Samun, 2013:3). Penatagunaan tanah bagian dari pemanfaatan

  • 20

    atas tanah, menghindari tanah yang tidak dimanfaatkan dan

    menjadi lebih berharga.

    b. Hak Milik Atas Tanah

    Tanah yang tersedia terbatas sedangkan permintaan akan

    kebutuhan tanah semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan

    jumlah penduduk. Untuk menguasai tanah, seseorang harus

    mempunyai hak Milik berdasarkan undang-undang yang berlaku

    dalam suatu negara. Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada

    pihak lain (Kartini dan Gunawan, 2007:29). Hak Milik atas tanah

    merupakan hak yang paling kuat, pemilik Hak Milik memilik hak

    untuk memberikan kembali suatu hak lain di atas bidang tanah

    yang dimilikinya, hampir sama dengan kewenangan negara untuk

    memberikan hak atas tanah kepada warganya (Kartini dan

    Gunawan, 2007:30).

    Tanah dan hak milik atas tanah sangat penting, namun ini

    terkendala masalah di lapangan. Ketersediaan tanah baik jumlah

    maupun kualitas sangat terbatas, pergeseran pola hubungan pemilik

    tanah dan objek tanah akibat proses pembangunan dan perubahan

    sosial, dan tanah tumbuh sebagai bahan perdagangan dan objek

    spekulasi (Adrian, 2017:1). Kepentingan tanah atas penguasan

    tanah yang menjadi objek spekulasi sangat bertentangan dengan

    manfaat dari tanah. Tanah mesti dipergunakan dan dimanfaatkan

    untuk kesejahteraan rakyat, adil dan merata dan juga harus dijaga

    kelestariannya (Adrian, 2017:1).

    c. Perubahan Pengunaan Tanah

    Penggunaan tanah merupakan unsur penting dalam

    perencanaan wilayah. Perubahan guna tanah adalah alih fungsi

    tanah atau mutasi tanah secara umum menyangkut tranformasi

    dalam pengalokasian sumber daya tanah dari satu penggunaan ke

    penggunaan lain (Tjahjati, 1997:505). Secara keseluruhan

    perkembangan dan perubahan pola tata guna tanah pada kawasan

  • 21

    pemukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara

    dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh:

    1) Faktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan

    tempat tinggal,potensi manusia,finansial,sosial budaya dan

    teknologi.

    2) Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-

    pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai

    aksesbilitas kemudahan pencapaian.

    3) Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan

    ketinggian tanah.

    Menurut (Sumaryanto, 2006:4-5) perubahan fungsi lahan

    dapat ditinjau dari beberapa aspek. Menurut pelaku alih fungsi ,

    maka dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, alih fungsi secara

    langsung oleh pemilik lahan yang bersangkutan. Lazimnya,

    motif tindakan ada 3 yaitu :

    1) Untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal,

    2) Dalam rangka meningkatkan pendapatan melalui alih usaha,

    3) Kombinasi dari (a) dan (b) seperti misalnya untuk membangun

    rumah tinggal yang sekaligus dijadikan tempat usaha. Pola alih

    fungsi seperti ini terjadi di sembarang tempat, kecil-kecil dan

    tersebar. Kedua, alih fungsi yang diawali dengan alih

    penguasaan. Pemilik menjual kepada pihak lain yang akan

    memanfaatkannya untuk usaha nonsawah atau kepada makelar.

    Secara empiris, perubahan tata guna lahan cara ini terjadi

    dalam hamparan yang lebih.

    d. Perubahan Nilai Tanah

    Menurut (Yunus dalam Indah dan Samsul, 2014:85),

    menyatakan bahwa peningkatan nilai lahan terjadi di pusat kota

    dan mengalami penurunan secara teratur menjauhi pusat kota.

    Faktor-faktor penentu harga lahan antara lain adalah kondisi dan

    lokasi lahan. Kondisi lahan dapat menentukan tingkat harga

  • 22

    lahan, semakin baik kondisi lahan yang ada, semakin mahal

    harga lahan tersebut.

    Lokasi juga menentukan harga lahan yang ditentukan

    oleh jarak lokasi lahan terhadap akses umum seperti pusat

    perbelanjaan, rumah sakit, tempat wisata, dan lain-lain.

    Perubahan nilai lahan terjadi dipengaruhi akan kebutuhan dari

    suatu ruang. Kebutuhan ruang yang berada di atas tanah tersebut

    menjadi kebutuhan dasar sehingga tanah menjadi komoditas

    ekonomi yang dapat dipertukarkan melalui mekanisme tertentu.

    Hal ini menunjukkan bahwa tanah mempunyai nilai (Yunus

    dalam Indah dan Samsul, 2014:85).

    5. Pekerjaan

    Cara hidup telah berubah secara luar biasa, tapi tidak ada bidang

    yang mengalami perubahan lebih besar daripada cara orang mencari

    nafkah (George dan Leonard, 1996:3). Pada perkembangannya,

    masyarakat jaman sekarang dapat memberikan kesempatan lebih

    banyak untuk keterampilan daripada masyarakat sebelumnya

    (George dan Leonard, 1996:5). Kesempatan sama atas pekerjaan

    merupakan suatu tindakan yang dilakukan pemberi kerja atas

    pemberian kesempatan dan perlakuan sama kepada setiap insan di

    dunia (Wilson, 2012:36). Kesempatan yang sama atas pekerjaan

    akan berakibat pada peningkatan produktivitas juga berdampak pada

    pemerataan dan peningkatan pendapatan anggota organisasi

    (Wilson, 2012:36).

    (Sukirno, 2005:6) dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya,

    tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:

    a. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan

    atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam

    suatu pekerjaan.

    b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian

    dari pelatihan atau pengalaman kerja.

  • 23

    c. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki

    pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu.

    Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah

    personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud

    adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan

    imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan

    kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut

    diberikan secara harian (Siswanto, 1989: 9). Selain itu juga,

    pengertian tenaga kerja menurut BPS (Badan Pusat Statistik)

    adalah “salah satu moda bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah

    dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring

    dengan berlangsungnya dinamika penduduk”. Ketidakseimbangan

    antara jumlah angkatan dengan lowongan kerja yang tersedia akan

    menimbulnya masalah baru khususnya masalah sosial.

    6. Pengembangan Wilayah

    Berdasarkan Undang – Undang No.26 tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang, Pasal 1 disebutkan definisi wilayah dalam tata ruang,

    yaitu Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis

    beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan

    berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Adapun

    beberapa pengertian yang hampir sama tentang wilayah yaitu kawasan,

    dan daerah adalah sebagai berikut :

    a. Kawasan, adanya penekanan fungsional suatu unit wilayah, yakni

    adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-

    komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan

    sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.

    b. Daerah, umum dipahami sebagai unit wilayah berdasarkan aspek

    administratif. Dalam UU no.32 tahun 2004, daerah adalah kesatuan

    masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang

    berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan

    kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

    berdasarkan aspirasi masyarakat.

  • 24

    Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,

    sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk.

    Wilayah sebagai suatu kesatuan geografis memiliki potensi bagi

    dijalankannya suatu aktifitas pembangunan dan pengembangan

    wilayah. Dan wilayah (region) juga merupakan suatu unit geogarfi

    yang membentuk suatu kesatuan.

    Salah satu teori pembangunan wilayah adalah pertumbuhan tak

    berimbang (unbalanced growth) yang dikembangkan oleh Hirscham

    dan Myrdal. Pengembangan wilayah merupakan proses perumusan dan

    pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra

    urban. Pembangunan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan

    menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui

    pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan

    ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Teori pertumbuhan tak

    berimbang memandang bahwa suatu wilayah tidak dapat berkembang

    bila ada keseimbangan, sehingga harus terjadi ketidakseimbangan.

    Penanaman investasi tidak mungkindilakukan pada setiap sektor di

    suatu wilayah secara merata, tetapi harus dilakukan pada sektor-sektor

    unggulan yang diharapkan dapat menarik kemajuan sektorlainnya.

    Sektor yang diunggulkan tersebut dinamakan sebagai leading sektor.

    Pengembangan wilayah mempunyai dua makna yaitu : wilayah

    yang objektif dan wilayah yang subjektif. Wilayah objektif adalah

    suatu wilayah yang oleh para perencana dibagi menjadi beberapa

    wilayah pembangunan, sedangkan wilayah subjektif adalah

    perwilayahan yang dibentuk atas dugaan suatu cara mengenal masalah.

    Hal ini dilakukan untuk untuk membuat klasifikasi, yang selanjutnya

    wilayah subjektif dibagi menjadi dua jenis,yaitu:

    a. Wilayah homogen yaitu wilayah yang mempunyai karakteristik

    yang sama secara fisik dan sosial ekonomi.

    b. Wilayah fungsional, yaitu yang dibentuk berdasarkan atas adanya

    hubungan fungsional antara unsur-unsur tertentu yang ada pada

    wilayah tersebut.

  • 25

    Dengan demikian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai

    peningkatan aktivitas terhadap unsur-unsur dalam wilayah yang

    mencakup institusi, ekonomi, sosial, dan ekologi dalam upaya

    meningkatkan tingkat dan kualitas hidup masyarakat.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan wilayah antara lain dipengaruhi oleh aspek-aspek

    keputusan lokasional, terbentuknya sistem perkotaan, dan mekanisme

    aglomerasi. Isti lah pertumbuhan wilayah dan perkembangan wilayah

    sesungguhnya tidak bermakna sama. Pertumbuhan dan perkembangan

    wilayah merupakan suatu proses kontiniu hasil dari berbagai

    pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu

    wilayah. Perkembangan wilayah senantiasa disertai oleh adanya

    perubahan struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat

    didekati melalui teori sektor (sector theory) dan teori tahapan

    perkembangan (development stages theory). Teori sektor diadopsi

    dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa berkembangnya

    wilayah, atau perekonomian nasional, dihubungan dengan

    transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni sektor

    primer (pertanian, kehutanan dan perikanan), serta sektor tersier

    (perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa). Perkembangan ini

    ditandai oleh penggunaan sumber daya dan manfaatnya, yang

    menurun di sektor primer, meningkat di sektor tersier, dan meningkat

    hingga pada suatu tingkat tertentu di sektor sekunder.

    7. Faktor perkembangan pada Ekonomi Pedesaan

    Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud, jika didukung oleh

    tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,

    telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan

    infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan

    interaksi sosial dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik

    keadaan infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap

    interaksi sosial dan keadaan ekonomi suatu wilayah serta akan

  • 26

    memacu kemajuan dan perkembangan suatu wilayah. Hal tersebut

    dimungkinkan, karena sarana dan prasarana transportasi berfungsi

    sebagai pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu

    wilayah. Letak geografis suatu wilayah mempunyai kedudukan penting

    pula dalam konstelasinya dengan wilayah lain, baik dalam aktivitas

    ekonomi maupun politik. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi dan

    politik yang kuat di suatu wilayah, khususnya melalui berbagai

    pembangunan infrastruktur akan sangat mempengaruhi keberhasilan

    pembangunan di wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah di

    sekitarnya (Zulfikar dan Yayat, 2017:225).

    Dampak sosial ekonomi ini sangat penting untuk dikaji, karena

    dampak yang timbul dari suatu implementasi kebijakan pembangunan

    merupakan penilaian dari keberhasilan suatu kebijakan pembangunan

    disuatu daerah. Semakin kecil dampak negative yang dihasilkan maka

    semakin terlihat bahwa kebijakan tersebut dapat dinilai efektif namun

    jika dampak yang dihasilkan lebih banyak negative maka, tentunya

    dampak tersebut harus dikelola oleh pemerintah melalui dinas-dinas

    terkait sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing

    instansi.

    Pembangunan proyek bandara akan memberikan dampak terhadap

    perubahan dalam aspek ekonomi. Perubahan yang terjadi akan

    memberikan perkembangan terhadap sektor-sektor lainnya seperti

    perdagangan dan jasa, industri, dan kegiatan ekonomi lainnya.

    Kegiatan ini akan membawa pengaruh positif, misalnya terjadi

    peningkatan negosiasi dan perjanjian perdagangan, pengiriman barang-

    barang perdagangan, dan akan diikuti oleh peningkatan kegiatan

    produktif dalam sektor-sektor primer (pertanian), sekunder (industri),

    dan tersier atau jasa (perdagangan, perbankan dan lainnya).

    Peningkatan kegiatan produktif akan mendorong peningkatan

    perekonomian, baik nasional maupun regional dan lokal (Adisasmita,

    2012:34-35)

  • 27

    Seperti halnya pada penelitian oleh (Kenneth Button, 2010:11)

    tentang “Econmic Aspects of Regional Airport Development”

    menyatakan bahwa keberadaan bandara yang berpengaruh terhadap

    investasi lokal dalam peningkatan infrastruktur telah memberikan

    beberapa manfaat terhadap perkembangan ekonomi lokal yakni

    meliputi :

    a. Adanya keuntungan jangka pendek terhadap wilayah dari adanya

    pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, pembangunan gedung

    terminal, pembangunan system navigasi, dan sebagainya yang telah

    memberikan peluang terhadap kesempatan kerja.

    b. Adanya manfaat ekonomi lokal dalam menjalankan dan

    mengoperasikan bandara yang berefek terhadap peningkatan

    lapangan pekerjaan, pendapatan pemerintah, dan pajak daerah.

    c. Adanya keuntungan dalam mendorong perekonomian wilayah

    dalam hal kerja sama dalam peningkatan jasa transportasi dari

    beberapa perusahaan maskapai penerbangan.

    d. Dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah

    yang ditandai dengan peningkatan produktivitas ekonomi.

    C. Penelitian Terdahulu

    Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri

    karya ilmiah atau jurnal yang relevan dengan dampak pembangunan

    Bandara dari berbagai sudut pandang. Akhirnya penulis menemukan

    beberapa hasil penelitian yang relevan. Diantaranya adalah sebagai

    berikut:

    “Analisis Implementasi Dampak Pembangunan Bandara

    Internasional Lombok ditinjau dari Administrasi Pembangunan” Jurnal

    karya oleh oleh Hadi Supratika (2011). Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.

    Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk pembangunan bandara

    Internasional Lombok (BIL) perlu memperhatikan hal-hal antara lain:

    menegakkan hukum yang berlaku, memperbaiki SDM dengan

  • 28

    meningkatkan mutu pendidikan, solusi pendekatan keimanan dan

    ketakwaan, melakukan pembangunan yang bersifat green field dan percaya

    akan kemampuan bangsa sendiri. Karena nilainya lebih dari 10 % maka

    penilaian data juggment harus diperbaiki untuk meminimalisir dampak

    negatif yang muncul sehingga tercipta sutau pembangunan yang

    berkelanjutan. Oleh karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu

    keseimbangan, sangat penting untuk perspektif ke depannya. Tetapi

    berdasarkan hasil analisis suatu permasalahan yang muncul dampak positif

    dari segi ekonomi memang sangat tinggi tapi ada hal lain yang perlu

    dipertimbangkan yaitu segi ekosistem, lingkungan dan kesehatan.

    Dampak yang ditimbulkan pembangunan bandara BIL ternyata

    berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat lombok

    terutama yang terkait indikator-indikator mikro ekonomi. Kedua penelitian

    diatas baik yang dilakukan Alex Sander maupun Hadi Supratika sama-

    sama memfokuskan perhatian pada perubahan sosial ekonomi yang terjadi

    pada masyarakat setempat dengan adanya pembangunan bandara kuala

    namu. Begitu juga dengan penelitian ini akan membahas dampak positif

    dan negatif dari pembangunan bandara soekarno-hatta baik dari segi

    ekonomi, sosial dan infrastruktur. Oleh karenanya penelitian ini

    diharapkan menjadi pelengkap atas penelitian terdahulu, sehingga dampak

    dari pembangunan bandara tersebut lebih terlihat dengan jelas apa dampak

    yang ditimbulkannya terutama dari segi perkembangan ekonomi

    masyarakat sekitar bandara apakah memberikan kontribusi atau

    sebaliknya.

    “Dampak Sosial, Ekonomi dan Politis dalam Pembangunan

    Bandara Udara Kertajati di Kabupaten Majalengka” Jurnal karya oleh

    Waluyo Zulfikar dan Yayat Rukayat (2017) Penelitian ini menggunakan

    metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan

    pendekatan kualitatif dilakukan peneliti secara terlibat di lokasi penelitian

    melalui pengamatan (observation), sekaligus juga peneliti bertindak

    sebagai “instrument penelitian” yang akan memahami karakteristik

    lapangan yang berintegrasi dengan kehidupan masyarakat yang diteliti.

  • 29

    Dengan demikian tujuan pemilihan pendekatan kualitatif ini adalah untuk

    memahami bagaimana proses dan mengungkapkan makna dari setiap

    fenomena menurut persepsi masyarakat dan pemerintah, dengan dukungan

    teoritis yang ada dibangun kerangka pikir, dan proposisi. Teknik

    pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi

    partisipatif, dokumentasi, serta triangulasi, sehingga diperoleh data dan

    informasi yang mendukung tujuan penelitian.

    Diindikasikan belum optimal dalam proses pelaksanaan

    pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep

    dan pemikiran akademis bagi Pemerintah Provinisi Jawa Barat dalam

    merancang kebijakan yang tepat untuk keberlangsungan proses

    pembangunan Bandar Udara Kertajati, sehingga dalam proses

    pembangunannya akan memberikan nilai manfaat lebih bagi masyarakat

    yang ada di sekitar pembangunan lokasi bandara.

    Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dampak Sosial,

    Ekonomi Dan Politis Dalam pembangunan BIJB Kertajati dari sisi konten

    kebijakan masih membutuhkan beberapa perbaikan dan masukan, terutama

    sebagai akibat dari pelaksanaannya yang bertahap dan tidak sekaligus atau

    tidak sesuai dengan yang direncanakan akibat dari komitmen yang rendah

    dari semua pihak, serta belum terperhatikannya persepsi dan ekpektasi

    yang terjadi dimasyarakat setempat. Sedangkan dari sisi konteks

    pelaksanaan, dipengaruhi juga oleh sejauhmana strategi yang dilaksanakan

    serta sinergitas lembaga dan program yang masih rendah dalam menyikapi

    permasalahan pembebasan lahan yang semakin kompleks. Sehubungan

    dengan itu teori implementasi kebijakan dari (Grindle, 1980:10) dapat

    dipandang sesuai untuk digunakan dalam menjelaskan Dampak Sosial,

    Ekonomi Dan Politis.

    Dalam pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di

    Kertajati. Meskipun demikian hasil penelitian ini memperkuat teori dari

    Grindle, dengan beberapa temuan sebagai berikut :

    1. Content of policy (konten kebijakan) terdapat beberapa penguatan

    yang perlu dilakukan, berkaitan dengan pentingnya penegasan

  • 30

    komitmen semua pihak (kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi

    dan pelaksana program) sejak awal dalam merumuskan dan

    menyepakati sumber daya yang digunakan untuk menuntaskan dan

    memperlancar kebijakan pembebasan lahan sesuai dengan rencana

    yang ditetapkan. Selain itu penting juga diperhatikan persepsi dan

    ekpektasi masyarakat setempat dari kebijakan pembebasan lahan yang

    akan dilaksanakan (tipe manfaat dan derajat perubahan yang

    diinginkan) agar mendapat kesepahaman dan pada akhirnya

    penerimaan yang mendukung keberlanjutan pelaksanaan kebijakan.

    2. Context of implementation (konteks pelaksanaan) perlu diperkuat

    dengan peningkatan dan penyesuaian strategi para pelaksana serta

    kepatuhan dan daya tanggap terhadap kebijakan pembebasan lahan

    yang bertujuan untuk mampu mendukung kelancaran pelaksanaan

    kebijakan, terutama dari sisi sosialisasi yang dilakukan secara

    kontinyu melalui pendekatan yang sesuai dengan karakteristik

    masyarakat setempat, serta dengan melaksanakan tahapan kegiatan

    yang membuka ruang terhadap keterlibatan masyarakat. Selain dari itu

    kebijakan pembebasan lahan juga tidak berdiri sendiri dan harus

    disinergiskan dengan kelembagaan dan program lain yang mendukung

    untuk pemenuhan beberapa harapan masyarakat seperti untuk

    pemberdayaannya, peningkatan pendidikan dan pelatihan, perbaikan

    sarana dan prasarana umum.

    “Pengaruh Keberadaan Bandara Internasional Kualanamu

    terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan Perubahan Fisik Kawasan

    Sekitarnya” Jurnal karya oleh Nia Fitria Indah dan Samsul Marif (2014).

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mengacu

    pada variabel perubahan aktivitas penggunaan lahan, variabel perubahan

    kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan variabel perubahan nilai lahan.

    Untuk setiap variabel menggunakan teknik analisis skoring. Objek

    penelitian dan populasi dari penelitian ini adalah fisik ruang dan

    masyarakat yang berada disekitar Kawasan Bandara Kualanamu. Dari

    ketiga variabel pengukuran tersebut kemudian dilakukan overlay peta

  • 31

    sehingga terlihat jelas perubahan yang terjadi. Berdasarkan dari analisis

    yang telah dilakukan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keberadaan

    Bandara Internasional Kualanamu telah memberikan pengaruh yang besar

    terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan

    sekitarnya. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya aktivitas-

    aktivitas komersial dan bermukim terutama disepanjang jalur utama di

    kawasan sekitar.

    Memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas penggunaan

    lahan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan

    kawasan sekitarnya. Perubahan ini didukung dengan adanya

    pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan bandara dibeberapa

    kawasan tertentu, sehingga kawasan sekitarnya pun menjadi daya tarik

    bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

    Untuk itu, research question dari penelitian ini adalah bagaimana

    pengaruh dari keberadaan Bandara Internasional Kualanamu terhadap

    perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan

    sekitarnya.

    Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pembangunan

    Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang yang

    menggantikan fungsi Bandara Polonia Medan telah mempengaruhi

    perkembangan wilayahnya. Keberadaan bandara tersebut menimbulkan

    bangkitan dan tarikan pada kawasan sekitar bandara yang menyebabkan

    terjadinya perubahan kawasan, khususnya Kecamatan Beringin dan

    Kecamatan Pantai Labu. Perubahan yang terjadi di kawasan penelitian ini

    sebagai dampak dari adanya Bandara Kualanamu yaitu perubahan

    aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial ekonomi, dan

    perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya.

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

    bahwa keberadaan Bandara Kualanamu sangat mempengaruhi terhadap

    perubahan sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan sekitarnya. Dari

    hasil analisis yang telah dilakukan terhadap beberapa aspek meliputi

    aspek perubahan aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial

  • 32

    ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya akan

    memicu tumbuhnya aktivitas baru baik yang terjadi secara cepat, sedang,

    maupun lambat. Pertumbuhan kawasan ini tersebar kesetiap desa-desa

    yang ada di Kecamatan Beringin dan Kecamatan Pantai Labu. Adapun

    kawasan-kawasan yang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

    di wilayah penelitian ini yakni meliputi :

    1. Sebaran lokasi yang mengalami perubahan yaitu seluruh desa

    mengalami perubahan nilai lahan kawasan. Namun tidak semua desa

    yang mengalami perubahan aktvitas penggunaan lahan dan sosial

    ekonomi.

    2. Perubahan aktivitas penggunaan lahan di sekitar kawasan Bandara

    Kualanamu yang mengalami perubahan yang besar yakni berada di

    Desa Tumpatan, Desa Emplasmen Kualanamu, Desa Sidodadi

    Ramunia, Desa Karanganyer dan Desa Beringin, serta Desa Pantai

    Labu Pekan.

    3. Perubahan kondisi sosial ekonomi yang mengalami perubahan yang

    tinggi hanya Desa Tumpatan.

    4. Perubahan nilai lahan, hampir seluruh desa baik di Kecamatan

    Beringin maupun Kecamatan Pantai Labu mengalami perubahan nilai

    lahan yang sangat tinggi yakni naik 10 kali lipat dibandingkan dengan

    kondisi sebelum adanya Bandara Kualanamu.

    “Proyeksi dampak lingkungan dari Bandara Ketiga di Istanbul”

    Jurnal karya oleh Elif Kutay Karacor dan Dalia Korshid (2015).

    Penelitian ini menggunakan penelitian utama dengan menganalisis dan

    mengamati situasi proyek bandara ketiga saat ini. Analisis komparatif

    digunakan dengan mempelajari Bandara Sabiha Gokcen yang merupakan

    proyek bandara kedua di Istanbul untuk mempelajari jenis perubahan

    penggunaan lahan yang terjadi sebelum dan sesudah proyek. Setelah

    penelitian ini, penelitian sekunder juga digunakan. Oleh karena itu, baik

    dampak posi