-
DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP
PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA
(STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Virsa Alfareshya
NIM. 11140840000016
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
-
DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL
SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY 3) TERHADAP
PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA
(STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Virsa Alfareshya
11140840000016
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Djaka Badranaya, ME
NIP. 19770530 200701 1 108
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H / 2018 M
-
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 12 September 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Virsa Alfareshya
2. NIM : 11140840000016
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : “Dampak Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu
Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi
Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa
Rawa Burung)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tangerang, 06 November 2018
1. Arief Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 1 003 ( ______________________)
Penguji 1
2. Rahmah Farahdita Soeyatno, SP., M.Si
NIP. (_______________________)
Penguji 2
-
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Kamis, 13 Desember 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Virsa Alfareshya
2. NIM : 11140840000016
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Dampak Proyek Pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu
Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi
Penduduk Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa
Rawa Burung)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Desember 2018
1. Dr. Sofyan Rizal, M.Si ( )
NIP. 19760430 201101 1 002 Ketua Sidang
2. Djaka Badranaya, ME ( )
NIP. 19770530 200701 1 108 Sekretaris
-
3. Djaka Badranaya, ME ( )
NIP. 19770530 200701 1 108 Pembimbing I
4. Drs. Rusdianto, M.Sc ( )
NIP. 19550104 198403 1 001 Penguji Ahli
-
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Virsa Alfareshya
NIM : 11140840000016
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa
menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya
3. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang
dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 21 November 2018
Virsa Alfareshya
11140840000016
-
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Virsa Alfareshya
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juni 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Villa Tomang Baru Blok K2 No.7
Rt 01Rw 015, Kelurahan Kutabumi
Kecamatan Pasarkemis. Kabupaten
Tangerang. Provinsi Banten 15560
No. Telepone/HP : 08983389410
E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2002-2008 : SDIT Muhammadiyah Pasarkemis
2008-2011 : SMP Muhammadiyah Pasarkemis
2011-2014 : SMAN 24 Kabupaten Tangerang
2014-2018 : FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Osis Divisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan 2011-2012
2. HMJ Ekonomi Pembangunan Divisi Olahraga dan Seni 2016-2017
IV. PENGALAMAN KERJA
1. Karyawan PT Angkasa Pura 2 2016-Sekarang
mailto:[email protected]
-
ii
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the impact of the Soekarno-Hatta
International Airport development project (runway runway 3) on economic
development, employme opportunities, land acquisition. The research location is
in the residents of Rawa Burung Village and in the area of Terminal 2 of
Soekarno-Hatta International Airport, where the majority of the average
community of Rawa Burung Village works at the Airport. The types of data in this
study are primary data by observing and distributing questionnaires, and
secondary data with sources from journals, news, papers, newspapers. Analysis of
this research data using data frequency distribution. This study uses a descriptive
method with a qualitative approach. The results of this study indicate that there is
an increase in the opportunity to work in the community of Rawa Burung Village
in the scope of PT Angkasa Pura 2 and the conversion of community land from
agriculture, plantations, houses to be used as a construction project for Soekarno-
Hatta International Airport. Rawa Burung Village.
Keywords: Soekarno-Hatta Airport, Job Change, Change In Land Value
-
iii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisa dampak proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perkembangan
ekonomi, kesempatan pekerjaan, pembebasan lahan. Lokasi penelitian di
penduduk Desa Rawa Burung dan dikawasan Terminal 2 Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang mayoritas rata-rata masyarakat Desa Rawa Burung bekerja
di Bandara. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan
observasi dan menyebarkan kuesioner, dan data sekunder dengan sumber-sumber
dari jurnal-jurnal, berita, makalah, koran. Analisis data penelitian ini
menggunakan distribusi frekuensi data. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terjadi peningkatan kesempatan bekerja pada masyarakat Desa Rawa Burung di
ruang lingkup PT Angkasa Pura 2 dan terjadi alih fungsi lahan masyarakat dari
pertanian, perkebunan, rumah tinggal untuk dijadikan proyek pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan itu terjadi menaiknya harga tanah
dikawasan Desa Rawa Burung.
Kata Kunci: Bandara Soekarno-Hatta, Perubahan Pekerjaan, Perubahan Nilai
Lahan
-
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat,
keberkahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “DAMPAK PROYEK PEMBANGUNAN BANDARA
INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA (LANDASAN PACU RUNWAY
3) TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR
BANDARA (STUDI KASUS DESA RAWA BURUNG)” dengan baik.
Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah nanti.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbingan
dan bantuan serta semangat dan do’a dari orang-orang di sekeliling penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya, izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas izin dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayah dan Ibu Djoko Purnomo dan Dwi Nurhayati tercinta yang telah
banyak memberikan motivasi, nasihat, dan dorongan baik materi maupun
moril serta senantiasa berdo'a demi keberhasilan anaknya dalam menuntut
ilmu sebagai bekal baik di dunia maupun akhirat kelak. Serta adik tercinta
Shavira Larasati dan Bayu Wibisono yang selalu menyemangati dan juga
mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
-
v
4. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
penulis yang telah banyak memberikan banyak arahan dan ilmu yang
bermanfaat selama perkuliahan.
5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Sofyan Rizal, M.Si selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta atas perannya untuk selalu memberikan
bimbingan kepada penulis baik dalam bentuk akademik maupun non-
akademik.
6. Bapak Djaka Badranaya, ME selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan ilmu tambahan kepada
penulis. Segala arahan dan perhatiannya menjadikan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang
beliau berikan akan menjadi amal shaleh, dan semoga Allah membalas
kebaikan Bapak.
7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis selama
perkuliahan serta jajaran karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis selama perkuliahan.
8. Sendi Irfan , Babay, yang telah membantu saya dalam proses observasi ke
Desa Rawa Burung.
9. Terima kasih kepada Kawan-kawan Kosan Lay yaitu, Rian Azhari
Situmorang, Gilang Yoyo Ginata, Hasan Hidayat, Lutfy Nugraha,
Maulana Ilham, Maulana Yusuf, Yusuf Sukabumi, Roni, Kopral Wafa,
Alfian Ramadhan yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Yang
ada disaat lagi senang dan duka.
10. Terima kasih kepada Band Kosan yang terdiri dari tiga orang Virsa
Alfareshya, Rian Azhari Situmorang, dan Gilang Yoyo Ginata yang selalu
mengisi waktu luang main band bareng agar kuliah menjadi semangat.
11. Seluruh teman-teman HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan wadah berproses kepada penulis
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga kalian semua selalu
diberikan kesuksesan dan kelancaran dalam berorganisasi dan
-
vi
kehidupan perkuliahan.
12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 yang telah memberikan
banyak bantuan, motivasi, dan semangat serta do’a hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Seluruh sahabat-sahabat di KKN TIME 2017 yang memberikan wadah
bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
14. Terima kasih kepada bang Erin Rosadi, teman-teman GCA yang telah
memberikan motivasi dan sharing-sharing dan segenap seluruh
karyawan PT Angkasa Pura 2 yang telah membantu proses pembuatan
skripsi ini.
15. Dan kepada semua manusia yang ada di dunia ini, terima kasih kalian
semua sudah melakukan yang terbaik bagi hidup kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini mampu memberikan banyak
manfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama
bagi penelitian yang sejenis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tangerang, 21 November 2018
Virsa Alfareshya 11140840000016
-
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Batasan masalah .................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Landasan teori ..................................................................................... 10
B. Uraian teoritis ..................................................................................... 12
1. Infrastruktur .................................................................................... 12
2. Pembangunan Ekonomi .................................................................. 13
3. Aspek Sosial Dalam Pembangunan ................................................ 16
4. Tanah .............................................................................................. 19
a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya ...................................... 19
b. Hak Milik atas Tanah .............................................................. 20
c. Perubahan Penggunaan Tanah ................................................. 20
d. Perubahan Nilai Tanah ............................................................ 21
5. Pekerjaan ........................................................................................ 22
6. Pengembangan Wilayah ................................................................. 23
7. Faktor Perkembangan pada Ekonomi Pedesaan .............................. 25
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 27
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 35
-
viii
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 35
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 35
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36
1. Data Primer .................................................................................... 37
2. Data Sekunder ................................................................................ 37
D. Metode dan Teknik Analisis Data ....................................................... 38
E. Data Operasional ................................................................................. 38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................. 40
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 40
1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 40
a. Profil Sejarah Perusahaan ........................................................ 40
b. Profil Sejarah Desa .................................................................. 42
2. Profil Informan ............................................................................... 43
a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 43
b. Karakteristik Berdasarkan Usia ............................................... 44
c. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 44
d. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Tanggungan ...................... 45
e. Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan .......................... 46
f. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ....................................... 46
B. Analisis dan Pembahasan .................................................................... 49
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Desa Rawa Burung .... 50
a. Tahap Pra Konstruksi ............................................................... 50
1) Keresahan Masyarakat ........................................................ 50
b. Tahap Konstruksi ..................................................................... 52
1) Terciptanya Kesempatan Kerja ............................................ 52
2) Terciptanya Peluang Berusaha dan Peningkatan Pendapatan ..
................................................................................................ 52
3) Gangguan Aktivitas Bandara ............................................... 53
c. Tahap Operasi .......................................................................... 54
1) Peningkatan Kebisingan dan Limbah Padat ......................... 54
2. Persepsi Masyarakat Mengenai Proyek Pembangunan ................... 55
3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Rawa Burung ...................... 59
-
ix
4. Informasi Kesempatan Kerja Masyarakat Desa .............................. 61
5. Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ..................................... 64
a. Kepemilikan Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan ........... 64
b. Kepemilikan Luas Tanah Dekat Area Proyek Pembangunan .......
................................................................................................ 65
c. Alih Fungsi Tanah di Desa Rawa Burung ................................ 65
d. Jual Beli Kepemilikan Tanah di Desa Rawa Burung ............... 66
e. Dampak Proyek Pembangunan Terhadap Harga Tanah ........... 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 69
A. Kesimpulan ......................................................................................... 69
B. Saran ................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 75
-
x
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat 3
1.2 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 4
4.1
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sebelum
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
47
4.2
Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan Sesudah
dibangunnya Proyek Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
47
4.3 Distribusi Jawaban Informan Dampak Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
55
4.4 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada
Masyarakat Desa Rawa Burung Sebelum Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
59
4.5 Distribusi Jawaban Informan Pada Tingkat Pendapatan Pada
Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
59
4.6 Distribusi Jawaban Informan Informasi Kesempatan Kerja
Masyarakat Desa Rawa Burung Sesudah Proyek Pembangunan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan Pacu Runway 3)
61
4.7 Distribusi Jawaban Informan Mengenai Dampak Proyek
Pembangunan Terhadap Nilai Jual Tanah di Desa Rawa Burung
62
-
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta 5
2.1 Kerangka Konseptual 33
4.1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta 42
4.2 Peta Desa Rawa Burung 43
4.3 Profil Informan Berdasarkan Jenis Kelamin 43
4.4 Profil Informan Berdasarkan Usia 44
4.5 Profil Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 46
4.6 Profil Informan Berdasarkan Jumlah Tanggungan 46
4.7 Profil Informan Berdasarkan Status Pernikahan 44
4.8 Profil Informan Berdasarkan Pekerjaan 48
4.9 Pendapatan Sebelum dan Sesudah Proyek 60
4.10 Kepemilikan Tanah didekat Area Proyek Pembangunan 64
4.11 Kepemilikan Luas Lahan Desa Rawa Burung 65
4.12 Alih Fungsi Tanah Desa Rawa Burung 66
4.13 Jual Beli Kepemilikan Tanah Desa Rawa Burung 67
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
75
2 Surat Pengantar Izin penelitian dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
76
3 Surat Izin Jawaban Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 77
4 Surat Izin Penelitian dari PT Angkasa Pura 2 untuk
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
78
5 Surat Izin dari Kesatuan Bangsa dan Politik
(KESBANGPOL) Kabupaten Tangerang
79
6 Frekuensi Data 80
7 Kuesioner Penelitian 88
8 Foto Objek Penelitian 95
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud jika didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,
telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan infrastruktur
memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan interaksi sosial
dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik keadaan
infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap interaksi sosial
ekonomi suatu wilayah serta akan memacu kemajuan dan perkembangan
suatu wilayah. Dalam perkembangannya kota-kota di Indonesia
mengalami perubahan aktivitas yang didalamnya termasuk perubahan
pemanfaatan atau penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan
mengindikasikan terjadinya pembangunan. Pembangunan merupakan
suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya
sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi,
dan institusional demi mencapai kehidupan yang serba lebih baik.
Setiap pembangunan tentu menghasilkan dampak dalam
pembangunan ekonomi akan memberikan dampak pada pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. Pertumbuhan ekonomi sendiri
akan berpengaruh terhadap investasi. Sedangkan peningkatan kualitas
hidup akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, karena
dengan pembangunan infrastruktur dapat mengurangi kemiskinan dan
jumlah pengangguran suatu negara atau daerah. Dampak adalah sesuatu
yang muncul setelah adanya suatu kejadian. Dampak dari upaya
pengembangan suatu kota yang dilakukan berdasarkan pada peran dan
fungsi kota melalui suatu kebijakan pembangunan kota pada aspek fisik
dapat meliputi meningkatnya intensitas penggunaan lahan kota dan
penyediaan sarana dan prasarana kota, serta menurunnya kualitas
lingkungan kota. Sarana dan prasarana transportasi berfungsi sebagai
pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu wilayah. Adanya
fungsi demikian dapat terlihat dari sejauhmana kepesatan yang terjadi
-
2
pada penggunaan lahan suatu wilayah, serta intensitas dan frekuensi
pergerakan sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas ini akan lebih meningkat
bilamana suatu wilayah juga didukung oleh ketersediaan sistem
transportasi yang lengkap dan membentuk integrasi antar moda, baik moda
jalan, moda rel, moda laut, dan moda udara. Simpul yang menghubungkan
antara moda transportasi tersebut seperti halnya bandar udara akan
menjadi pusat pertumbuhan baru dan membangkitkan tumbuhnya
kegiatan-kegiatan lain disekitarnya.
Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia yang berada
di Kota Tangerang dalam tiga tahun terakhir ini pada 2015-2018 semakin
menjadi perhatian luas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penumpang
yang semakin banyak dari tahun 2015 ke tahun 2018 yang berangkat atau
datang dari Kota Tangerang ini. Dengan itu pihak PT Angkasa Pura 2
(Persero) menargetkan untuk menambah fasilitas dan kenyamanan di
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena jasa penerbangan ini sangat
vital kontribusinya untuk banyak orang.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah sebuah Bandara
udara yang terletak di wilayah Kota Tangerang Banten, Indonesia.
Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia dan
luar Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura, Thailand dan
lain lain. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Soekarno-Hatta adalah
Bandara terbesar di Indonesia yang diikuti Bandara Kualanamu dan
Bandara I Gusti Ngurah Rai, karena letaknya sangat dekat dengan pusat
kota. Keberadaan Bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan dikota
Tangerang dibatasi ketinggiannya yang pada akhirnya berdampak terhadap
sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Tangerang. Selain itu, bandara juga
diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin
penerbangan mendapatkan kemudahan di Indonesia tahun 1985.
Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di
Tangerang membuat pergerakan penumpang maupun pesawat di bandara
ini terus meningkat. Bahkan, bandara ini disebut menjadi yang tersibuk di
kawasan ASEAN dinilai dari penilaian Skytrax pada tahun 2018.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2689382/proyek-kereta-bandara-solo-adi-soemarmo-telan-investasi-rp-1-t
-
3
Kalau dilihat dari 4 negara besar di ASEAN yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand. Indonesia menempati tempat pertama
sebagai Bandara tersibuk di ASEAN, Bandara tersibuk kedua di ASEAN
adalah negara tetangga yaitu Bandara Internasional Kuala Lumpur
Malaysia. Di posisi ketiga ditempati oleh Bandara Internasional Changi,
dan posisi ke empat ditempati oleh Bandara Suvarnabhumi. Bandara
Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi pertama tersibuk di
ASEAN dikarenakan penambahan fasilitas seperti East Cross Taxi Way
dan penambahan rapid exit taxi way.
Tabel 1.1
Jumlah Perbandingan Pergerakan Pesawat
Nama Bandara Negara Pergerakan Pesawat
2015 2016 2017 2018
Soekarno-Hatta Indonesia 1064 1074 1100 1200
Kuala Lumpur Malaysia 876 903 942 971
Changi Singapura 861 882 915 948
Suvarnabhumi Thailand 803 831 845 868
Sumber: Skytrax 2018
Berdasarkan Gambar 1.1 bahwa Bandara Internasional Soekarno-
Hatta mengalami kenaikan pegerakan pesawat yang singnifikan dari Tahun
2015-2018. Yang pada tahun 2015 hanya 1064 meningkat ditahun 2016
menjadi 1074. Dan meningkat lagi pada tahun 2017 yaitu 1100, dan pada
tahun ini 2018 juga mengalami peningkatan yaitu 1200. Hal ini disebabkan
karna semakin padat aktivitas pergerakan pesawat take off dan landing dan
tersibuk Bandara Soekarno-Hatta.
Kapasitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang telah
melebihi kapasitasnya pada 3 tahun terakhir ini 2015-2018 jumlah
penumpang sangat banyak Hal tersebut terlihat dari jumlah pergerakan
penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada semester
pertama (Januari-Juni 2015) yaitu mencapai 29.765.845 di semester
keduanya (Juli-Desember 2015) 30.450.602 penumpang. Pada tahun 2016
-
4
jumlah menaik disemester pertama (Januari-Juni 2016) 30.980.665 dan
pada semester keduanya (Juli-Desember) 31.234.785 penumpang. Ditahun
2017 juga ikut menaik pada semester (Januari-Juni 2017) 31.531.076 dan
disemester keduanya (Juli-Desember 2017) 31.976.843 penumpang. Dan
ditahun 2018 semakin padat yang pada semester pertamanya (Januari-Juni
2018) 32.424.261 dan pada semester keduanya (Juli-Desember 2018)
tahun demi tahun kepadatan penumpang di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta mengalami peningkatan.
Tabel 1.2
Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
Bulan Tahun
2015 2016 2017 2018
Januari Semester
pertama
(Januari-
Juni)
29.765.845
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
30.980.665
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
31.531.076
Semester
pertama
(Januari-
Juni)
32.424.261
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli Semester
kedua (Juli-
Desember)
30.450.602
Semester
kedua (Juli-
Desember)
31.234.785
Semester
kedua (Juli-
Desember)
31.976.843
Semester
kedua (Juli-
Desember)
32.967.831
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018
-
5
Gambar 1.1
Jumlah Kepadatan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
Sumber: Doc Angkasa Pura 2 2018
Dengan hal ini memungkinkan untuk dilebarkan area landasan pacu
runway 3 mengingat keselamatan penerbangan dan dikarenakan angka
pergerakan pesawat, yaitu take off dan landing per jam sudah sangat padat,
bahkan sampai menyebabkan beberapa kali pesawat antri saat hendak
terbang maupun mendarat. Bertambahnya fasilitas sisi udara di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta akan semakin memperkaya pergerakan
pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional tentunya akan
memperlancar pergerakan pesawat. Hal ini akan membantu dalam
mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan. Disamping itu, tentu akan
berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia
karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka.
Proyek pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
merupakan upaya pihak PT Angkasa Pura 2 (Persero) dalam perluasan
area landasan pacu runway 3 Pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta ini memang belum selesai secara keseluruhan, namun
dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal mula proyek
pembangunan ini berjalan. Dengan adanya proyek pembangunan Bandara
28,000,000
29,000,000
30,000,000
31,000,000
32,000,000
33,000,000
34,000,000
2015 2016 2017 2018
Semester Pertama
Semester Kedua
-
6
akan berdampak pada perubahan alih fungsi lahan, nilai jual beli lahan,
ketenagakerjaan disekitar proyek pembangunan landasan pacu runway 3.
Konsekuensi yang harus ditanggung dari pembangunan ini adalah tergusur
nya lahan pertanian, perkebunan, rumah tinggal yang kemudian beralih
fungsi menjadi landasan pacu runway 3.
Kecamatan Kosambi dengan luas wilayah 2.921,38 Ha atau 29.452
km², terdiri dari wilayah daratan seluas 2.441 Ha atau 24.410 km², dan
wilayah perairan/sawah seluas 480 Ha atau 5.042 km². terbagi atas 7 desa
dan 3 kelurahan terletak pada posisi membentang dari utara ke selatan
sepanjang 7 Km dan dari barat ke timur sepanjang 18 Km, secara geografis
terletak antara 6°.00 sampai 6°.05 lintang selatan dan 106°.40 sampai
106°.45 bujur timur dengan batas sebagai berikut sebelah utara berbatasan
dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah
selatan berbatasan dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kota
Tangerang, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga. Ini
diharapkan dapat menjadi daerah perluasan landasan pacu runway 3
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Desa Rawa Burung juga
merupakan salah satu dari 7 Desa yang terkena dari pengaruh
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang berjarak 1-2
km dari Bandara luas Desa Rawa Burung. Tanah yang dibebaskan
mencakup wilayah Kota Tangerang yakni Kelurahan Selapajang Jaya dan
Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong
Renged, Desa Rawa Burung dan Desa Rawa Rengas.
Proyek pembangunan landasan pacu runway 3 diprediksi memakan
ribuan hektar di 7 Desa ini semua menimbulkan dampak pergeseran
peralihan ekonomi, lahan, ketenagakerjaan. Namun dampak yang paling
dirasakan oleh masyarakat adalah kehilangan lahan rumah tinggal yang
menjadi tempat tinggal masyarakat Desa Rawa Burung yang sudah lama
mereka tempati. Desa Rawa Burung salah satu desa yang terkena imbas
langsung dari pembangunan landasan pacu runway 3. Proyek yang sudah
dilaksanakan oleh PT Angkasa Pura 2 (Persero) sebagai salah satu BUMN
dengan sub kontraktor yaitu PT. PP (Pembangunan Perumahan), PT
-
7
Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan PT Waskita (Pembangunan
pondasi dan infrastruktur Bandara).
Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan
harus tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama
pembangunan yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat. Walaupun
sebenarnya eksternalitas dari pembangunan tersebut menimbulkan dampak
positif dan negatif khususnya bagi masyarakat petani, peternak akibat dari
pengalih fungsian lahan. Dalam hal ini PT Angkasa Pura 2 (Persero)
mengharapkan akan adanya dampak positif bagi masyarakat sekitar
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, membawa dampak keuntungan
positif bagi masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para
perencana serta pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan
penghasilan dan penghidupan yang layak.
Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas
yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang
dirugikan khususnya para petani dalam proses proyek pembangunan
Bandara tersebut, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata
pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual. Output
sosial ekonomi yang akan ditimbulkan oleh proyek pembangunan Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Maka dengan itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan menulis skripsi yang berjudul “Dampak Proyek
Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Landasan
Pacu Runway 3) Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk
Sekitar Bandara (Studi Kasus Desa Rawa Burung)”. Hal ini tentu tidak
lepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari
pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
-
8
1. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap perekonomian
masyarakat sekitar Bandara.
2. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi
ketenagakerjaan masyarakat sekitar Bandara.
3. Bagaimana dampak proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarmo-Hatta (landasan pacu runway 3) terhadap kondisi lahan
masyarakat sekitar Bandara.
C. Batasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dan mengambang
dari tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis
menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang akan di
bahas yaitu mengenai proyek pembangunan runway atau landasan
pacu 3.
2. Lapangan pekerjaan masyarakat sekitar Bandara Internasional
Soekarno-Hatta.
3. Penduduk sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencakup
wilayah Desa Rawa Burung, Kabupaten Tangerang.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak perekonomian masyarakat sekitar
Bandara terhadap proyek pembangunan Bandara Internasional
Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah proyek
pembangunan Bandara.
2. Untuk mengetahui dampak kondisi ketenagakerjaan masyarakat
sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway
3) setelah proyek pembangunan Bandara.
-
9
3. Untuk mengetahui dampak kondisi lahan masyarakat sekitar Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (landasan pacu runway 3) setelah
pembangunan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Pihak Pemerintah
Diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi bagi
Pemerintah dalam meningkatkan ekonomi bagi masyarakat yang
berada di sekitar pembangunan fasilitas transportasi, dalam hal ini
Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
2. Manfaat Pihak Akademis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan
referensi ilmu pengetahuan dibidang ekonomi, khususnya dalam
bidang ekonomi pembangunan.
3. Manfaat Pihak Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menambah
pengetahuan serta menjadi media untuk ikut berpatisipasi dalam
pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia pendidikan.
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori pusat pertumbuhan, pemikiran awal tentang pusat
pertumbuhan dicetuskan oleh (Francois Perroux 1949) yaitu tentang
adanya konsentrasi kegiatan industri pada daerah tertentu yang kemudian
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, kemudian berkembang
menjadi konsep pusat pertumbuhan yang dalam bahasa Prancis dinamakan
sebagai pole de croissance.
Menurut (Tarigan, 2009:49) Growth Pole dapat diartikan dengan 2
cara yaitu: (a) Secara Fungsional, adalah suatu konsentrasi kelompok
usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya memiliki unsur-unsur
kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupaan ekonomi baik
kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (b) Secara Geografis,
adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan
sehingga menjadi daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan
berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi disuatu tempat tanpa
adanya hubungan antara usaha-usaha tersebut.
Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alternatif untuk
menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi manakala diarahkan pada daerah-
daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah akan mempercepat
terjadinya kemajuan ekonomi karena secara tidak langsung kemajuan
daerah akan membuat masyarakat mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya.
Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat
pertumbuhan dikarenakan adanya keuntungan aglomerasi yang didapat
dari keputusan untuk berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi.
Keuntungan agglomerasi ini didapat karena adanya keuntungan skala yang
berasal dari antara lain: fasilitas–fasilitas perbankan, sosial, pemerintahan,
pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu (Richardson dalam
Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
-
11
berinvestasi didaerah aglomerasi, sehingga menyebabkan industri–industri
menjadi terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar).
Industri inti mempunyai peran yang sangat penting dalammenggerakkan
perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita, 2005:61).
Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah-daerah yang
memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya
kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan
membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya (Ardila, 2012:17).
Pusat pertumbuhan (growth pole) tidak terjadi di segala tempat, tetapi
hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu, yang mempunyai berbagai
variabel dengan intensitas yang berbeda-beda. Jika ditinjau secara
geografis pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yg memiliki banyak
fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of
attraction). Salah satu strategi untuk mengurangi ketimpangan
pengembangan wilayah adalah dengan mengembangkan wilayah tertentu
menjadi pusat pertumbuhan (growth pole) secara menyebar (Rahayu dan
Eko, 2014).
Menurut Rondinelli dan Unwin dalam (Mercado, 2002:8) bahwa teori
pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di
Negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat
modal di pusat kota. Teori pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan
bahwa kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi terjadinya trickle down
effect (dampak penetasan ke bawah) dan menciptakan spread effect
(dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke pedesaan.
Menurut Stohr dalam (Mercado, 2002:4), konsep pusat pertumbuhan
mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat
dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan
output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat
memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda
(multiple effect) pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas (Sukesi.
-
12
2010:34). Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi
(pembangunan di wilayah perkotaan) dan industrialisasi (hanya pada
sektor industry). Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa
kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium (keseimbangan dalam
distribusi spasial ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down
dengan sendirinya akan terjadi kesejahteraan di perkotaan tercapai dan
dimuulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan
yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan pedesaan melalui
beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan
besar (Sukesi, 2010:36).
Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara,
yaitu secara fungsional dan geografis. Secara fungsional, pusat
pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha yang karena
sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu
menstimulasi kehidupan ekonomi, baik ke dalam maupun ke luar. Apabila
dilihat secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang
memiliki banyak fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya
tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai usaha tertarik untuk
berlokasi di situ dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas
yang ada di lokasi tersebut. Kriteria pusat pertumbuhan, yaitu sebagai
daerah cepat tumbuh, memiliki sektor unggulan, dan mempunyai interaksi
ekonomi dengan daerah belakangnya (Tarigan, 2006:77).
B. Uraian Teoritis
1. Infrastruktur
Pengertian Infrastruktur menurut (Arsyad Lincolin, 2011:102)
mengatakan bahwa infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan
sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan fasilitas
publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk dapat
memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu
kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dimana infrsatruktur
dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan
-
13
prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan
sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem
lingkungan.
Menurut (Kodatie, 2011:26) infrastruktur sebagai pendukung
utama sistem sosial dan sistem ekonomi dilaksanakan dalam konteks
keterpaduan dan menyeluruh. Infrastruktur merupakan wadah
sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan
infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju
pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh
karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen
infrastruktur dapat diarahakan untuk mendukung perkembangan
ekonomi suatu kawasan wilayah.
Infrastruktur yang kurang (bahkan tidak) berfungsi akan
memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya
infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa
memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak
lingkungan pada hakekatnya juga akan merugikan manusia dan
makhluk hidup lainnya (sebagai bagian dari ekosistem). Oleh
karenanya infrastruktur harus dimengerti dan dipahami fungsinya
sebagai suatu alat untuk menata kehidupan manusia dengan
memperhatikan alam. Infrastruktur yang mendukung sekaligus berguna
bagi kelangsungan para pengguna alat transportasi. Infrastruktur
transportasi yang baik semestinya bisa memberikan kenyamanan
sekaligus kenyamanan bagi para penumpangnya, contoh infrastruktur
transportasi adalah stasiun, pelabuhan, jalan tol, jalan-jalan raya,
rambu lalu lintas, bandara, dsb.
2. Pembangunan Ekonomi
Ekonomi pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-
negara yang berpendapatan rendah. Fokus ekonomi pembangunan
-
14
bukan hanya pada metode-metode peningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan potensial
bagi populasi secara masal, misalnya, melalui kesehatan dan
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur
publik maupun swasta. (Witjaksono,2006:9).
Menurut (Mahyudi, 2004:1) Pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-
perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat
pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik
perannya terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun
perannnya dalam penyediaan lapangan kerja. Pembangunan ekonomi
lebih menitik beratkan pada upaya-upaya meningkatkan pendapatan
per kapita masyarakat atas GDP (gross domestic product) yang disertai
dengan perombakan dan modernisasi dari sektor-sektor ekonomi serta
memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity)
sedangkan pertumbuhan ekonomi lebih kepada upaya kenaikan GDP
dan tidak memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil
dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada
perubahan dalam struktur ekonominya atau tidak.
Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan
semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi
semakin meningkat (Sukirno, 2006:3). Menurut Sukirno kesejahteraan
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Pendapatan perkapita
b. Komposisi umur penduduk
c. Pola pengeluaran masyarakat
d. Komposisi pendapatan nasional
e. Perbedaan masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat
f. Keadaan pengangguran
-
15
Hal ini berarti pembangunan ekonomi sebagai proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat terus-menerus
bertambah dalam jangka panjang. Menurut (Arsyad Lincolin,
2010:374) pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumber daya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan
ekonomi) dalam wilayah tersebut. Tolak ukur
keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi,
dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar
daerah dan antar sektor.
Menurut (Suryana, 2000:63), menyebutkan ada empat model
pembangunan, yaitu model pembangunan ekonomi yang beorientasi
pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan
kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan
tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup,
peningkatan barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru
dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup
minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas
maksimal.
(Todaro, 2000:21) mengartikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan
struktur, sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan
pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu
proses pembangunan yang terjadi terus-menerus yang bersifat
dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan proses
pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi
bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan
ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan
-
16
nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk
suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barangbarang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu
perekonomian di dalam 12 masa satu tahun. Pertambahan pendapatan
nasional dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan
untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.
Dengan demikian, jelas bahwa prioritas pertama perpindahan
dari suatu tingkat keterbelakangan yang ironis menuju suatu tingkat
kehidupan yang disebut pembangunan seharusnya berarti suatu
peningkatan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan.
3. Aspek Sosial dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan
mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup (kondisi) masyarakat
antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat
untuk berkembang (Adi, 2005:17).
Pembangunan sosial adalah sebuah proses perubahan sosial yang
terencana dan desain untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh
penduduk dalam kaitannya dengan proses yang dinamis dalam
pembangunan ekonomi (James Midgley, 1995:25).
Jadi, pembangunan sosial adalah perubahan manusia dalam
dimensi sosialnya. Dalam perspektif pembangunan sosial,
keikutsertaan masyarakat bukan sekedar alat saja atau cara, tetapi
tujuan karena, dalam partisipasinya yang aktif dan kreatif dalam
pembangunan, hakikat manusia dalam makhluk yang memiliki
aspirasi, harga diri dan kebebasan diwujudkan dan sekaligus
ditingkatkan mutunya.
Tiga Strategi besar juga diungkapkan midgley dalam sebuah
konsep pembangunan sosial dalam upayanya untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, (James Midgley, 1995:103-138) yaitu :
-
17
a. Pembangunan sosial melalui individu (social development by
individuals), dimana individu-individu dalam masyarakat secara
swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat guna
memberdayakan masyarakat. Pendekatan ini lebih mengarah
kepada pendekatan individualis atau perusahaan (individualist or
enterprise approach); Peran yang bisa dilakukan dalam proses
pembangunan sosial dilevel individu adalah seperti seorang pekerja
sosial medis. Pekerja sosial ini sudah mulai dilakukan di indonesia,
terutama untuk rumah sakit yang berlevel-A. Peraturan mengenai
pekerja sosial medis dikeluarkan oleh menteri kesehatan. Peran
yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial medis dalam setting
rumah sakit adalah melakukan konseling individu dan keluarga,
melakukan lawatan ke ruangan, melakukan home visit, melakukan
evaluasi sosial, bekerjasama dengan dinas sosial, bekerja sama
dengan panti sosial, melakukan bimbingan sosial, membantu tim
rehabilitasi dan pelaksanaan terapi, melakukan persiapan pulang
terhadap klien, melakukan after care. Melihat peran tersebut
keselamatan pasien dapat tercapai dengan selalu termonitornya
perkembangan si pasien itu sendiri. Peran pekerja sosial seharusnya
mendapatkan tempat yang layak dalam pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit.
b. Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by
community), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama
berupaya mengembangkan komunitas lokalnya. Pendekatan ini
lebih dikenal dengan nama pendekatan komunitarian
(communitarian approach) Komunitas yang bisa menjadi contoh
salah satu yang membantu pembangunan sosial adalah dompet
dhuafa. Organisasi ini memanfaatkan tingginya charity di indonesia
untuk diolah dan disalurkan melalui berbagai program unggulan
yang berjangka panjang, seperti membangun sekolah dan fasilitas
kesehatan di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijangkau oleh
masyarakat sekitarnya.
-
18
c. Pembangunan sosial melalui pemerintah (Social development by
governments), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh
lembaga-lembaga di dalam organisasi pemerintah. Pendekatan ini
sering disebut sebagai pendekatan negara ( state approach).
Namun sering dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap
tidak releven lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya.
Pada tahun 2000 perserikatan bangsa-bangsa (PBB) merumuskan
delapan butir sasaran utama pembangunan yang kemudian dikenal
dengan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain:
a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan secara eksterm,
b. Memberikan pendidikan dasar secara universal,
c. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita,
d. Mengurangi tingkat mortalitas anak,
e. Meningkatkan kesehatan ibu,
f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya,
g. Menjaga keseimbangan lingkungan, dan
h. Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.
Dampak negatif atau dampak positif yang terjadi terhadap
lingkungan ekonomi dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat
perkembangan pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan
pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerjra dan
berusaha (Sukadijo, 1997:25). Adapun dampak pengembangan dalam
aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat sekitar yaitu :
a. Terbukanya lapangan kerja baru
b. Berkurangnya tingkat pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
d. Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana
setempat
e. Peningkatan pendapatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman,
sehingga pendapatan masyarakat naik turun
-
19
f. Meningkatnya penggunaan teknologi
g. Berkurangnya rasa rergotong royong
Proses pembangunan di berbagai daerah pasti akan disertai dengan
timbulnya dampak, dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan
negatif. Dengan demikian masyarakat sekitar mampu mengimbangi
dampak-dampak sosial tersebut.
4. Tanah
a. Definisi Tanah dan Penatagunaannya
Definisi Tanah adalah merupakan hak yang unik dan
terbatas, oleh karena itu ia berharga. Definisi lain tanah adalah
sesuatu yang unik dan bersifat tetap dan hampir tidak dapat
dihancurkan serta memiliki nilai pendapatan dan penghasilan
(Samun, 2013:1). Tanah dalam peruntukannya selain pertanian,
juga untuk proyek-proyek pembangunan seperti jalan, perhotelan,
rumah maupun tempat rekreasi. Definisi tata guna tanah adalah
rangkaian kegiatan untuk mengatur peruntukan, penggunaan dan
persediaan tanah secara berencana dan teratur sehingga diperoleh
manfaat yang lestari, optimal, seimbang dan serasi untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dan negara.
Definisi lain tata guna tanah adalah usaha untuk menata
proyek-proyek pembangunan, baik yang diprakarsai pemerintah
maupun tumbuh dari prakarsa dan swadaya masyarakat sesuai
dengan daftar skala prioritas, sehingga di satu pihak dapat tercapai
tertib penggunaan tanah, sedangkan di pihak lain tetap dihormati
peraturan perundangan yang berlaku (Samun, 2013:2-3). Definisi
penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata
guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah yang berujud konsolidasi pemanfaatan tanah
melalui pengaturan kelembagaan terkait dengan pemanfaatan tanah
sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara
adil (Samun, 2013:3). Penatagunaan tanah bagian dari pemanfaatan
-
20
atas tanah, menghindari tanah yang tidak dimanfaatkan dan
menjadi lebih berharga.
b. Hak Milik Atas Tanah
Tanah yang tersedia terbatas sedangkan permintaan akan
kebutuhan tanah semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Untuk menguasai tanah, seseorang harus
mempunyai hak Milik berdasarkan undang-undang yang berlaku
dalam suatu negara. Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain (Kartini dan Gunawan, 2007:29). Hak Milik atas tanah
merupakan hak yang paling kuat, pemilik Hak Milik memilik hak
untuk memberikan kembali suatu hak lain di atas bidang tanah
yang dimilikinya, hampir sama dengan kewenangan negara untuk
memberikan hak atas tanah kepada warganya (Kartini dan
Gunawan, 2007:30).
Tanah dan hak milik atas tanah sangat penting, namun ini
terkendala masalah di lapangan. Ketersediaan tanah baik jumlah
maupun kualitas sangat terbatas, pergeseran pola hubungan pemilik
tanah dan objek tanah akibat proses pembangunan dan perubahan
sosial, dan tanah tumbuh sebagai bahan perdagangan dan objek
spekulasi (Adrian, 2017:1). Kepentingan tanah atas penguasan
tanah yang menjadi objek spekulasi sangat bertentangan dengan
manfaat dari tanah. Tanah mesti dipergunakan dan dimanfaatkan
untuk kesejahteraan rakyat, adil dan merata dan juga harus dijaga
kelestariannya (Adrian, 2017:1).
c. Perubahan Pengunaan Tanah
Penggunaan tanah merupakan unsur penting dalam
perencanaan wilayah. Perubahan guna tanah adalah alih fungsi
tanah atau mutasi tanah secara umum menyangkut tranformasi
dalam pengalokasian sumber daya tanah dari satu penggunaan ke
penggunaan lain (Tjahjati, 1997:505). Secara keseluruhan
perkembangan dan perubahan pola tata guna tanah pada kawasan
-
21
pemukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara
dinamis dan natural terhadap alam, dan dipengaruhi oleh:
1) Faktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan
tempat tinggal,potensi manusia,finansial,sosial budaya dan
teknologi.
2) Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-
pusat pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai
aksesbilitas kemudahan pencapaian.
3) Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan
ketinggian tanah.
Menurut (Sumaryanto, 2006:4-5) perubahan fungsi lahan
dapat ditinjau dari beberapa aspek. Menurut pelaku alih fungsi ,
maka dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, alih fungsi secara
langsung oleh pemilik lahan yang bersangkutan. Lazimnya,
motif tindakan ada 3 yaitu :
1) Untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal,
2) Dalam rangka meningkatkan pendapatan melalui alih usaha,
3) Kombinasi dari (a) dan (b) seperti misalnya untuk membangun
rumah tinggal yang sekaligus dijadikan tempat usaha. Pola alih
fungsi seperti ini terjadi di sembarang tempat, kecil-kecil dan
tersebar. Kedua, alih fungsi yang diawali dengan alih
penguasaan. Pemilik menjual kepada pihak lain yang akan
memanfaatkannya untuk usaha nonsawah atau kepada makelar.
Secara empiris, perubahan tata guna lahan cara ini terjadi
dalam hamparan yang lebih.
d. Perubahan Nilai Tanah
Menurut (Yunus dalam Indah dan Samsul, 2014:85),
menyatakan bahwa peningkatan nilai lahan terjadi di pusat kota
dan mengalami penurunan secara teratur menjauhi pusat kota.
Faktor-faktor penentu harga lahan antara lain adalah kondisi dan
lokasi lahan. Kondisi lahan dapat menentukan tingkat harga
-
22
lahan, semakin baik kondisi lahan yang ada, semakin mahal
harga lahan tersebut.
Lokasi juga menentukan harga lahan yang ditentukan
oleh jarak lokasi lahan terhadap akses umum seperti pusat
perbelanjaan, rumah sakit, tempat wisata, dan lain-lain.
Perubahan nilai lahan terjadi dipengaruhi akan kebutuhan dari
suatu ruang. Kebutuhan ruang yang berada di atas tanah tersebut
menjadi kebutuhan dasar sehingga tanah menjadi komoditas
ekonomi yang dapat dipertukarkan melalui mekanisme tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah mempunyai nilai (Yunus
dalam Indah dan Samsul, 2014:85).
5. Pekerjaan
Cara hidup telah berubah secara luar biasa, tapi tidak ada bidang
yang mengalami perubahan lebih besar daripada cara orang mencari
nafkah (George dan Leonard, 1996:3). Pada perkembangannya,
masyarakat jaman sekarang dapat memberikan kesempatan lebih
banyak untuk keterampilan daripada masyarakat sebelumnya
(George dan Leonard, 1996:5). Kesempatan sama atas pekerjaan
merupakan suatu tindakan yang dilakukan pemberi kerja atas
pemberian kesempatan dan perlakuan sama kepada setiap insan di
dunia (Wilson, 2012:36). Kesempatan yang sama atas pekerjaan
akan berakibat pada peningkatan produktivitas juga berdampak pada
pemerataan dan peningkatan pendapatan anggota organisasi
(Wilson, 2012:36).
(Sukirno, 2005:6) dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya,
tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan
atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam
suatu pekerjaan.
b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dari pelatihan atau pengalaman kerja.
-
23
c. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki
pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu.
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah
personalia, di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud
adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan
imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, biasanya imbalan kerja tersebut
diberikan secara harian (Siswanto, 1989: 9). Selain itu juga,
pengertian tenaga kerja menurut BPS (Badan Pusat Statistik)
adalah “salah satu moda bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah
dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring
dengan berlangsungnya dinamika penduduk”. Ketidakseimbangan
antara jumlah angkatan dengan lowongan kerja yang tersedia akan
menimbulnya masalah baru khususnya masalah sosial.
6. Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Undang – Undang No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Pasal 1 disebutkan definisi wilayah dalam tata ruang,
yaitu Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Adapun
beberapa pengertian yang hampir sama tentang wilayah yaitu kawasan,
dan daerah adalah sebagai berikut :
a. Kawasan, adanya penekanan fungsional suatu unit wilayah, yakni
adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-
komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.
b. Daerah, umum dipahami sebagai unit wilayah berdasarkan aspek
administratif. Dalam UU no.32 tahun 2004, daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat.
-
24
Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam,
sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk.
Wilayah sebagai suatu kesatuan geografis memiliki potensi bagi
dijalankannya suatu aktifitas pembangunan dan pengembangan
wilayah. Dan wilayah (region) juga merupakan suatu unit geogarfi
yang membentuk suatu kesatuan.
Salah satu teori pembangunan wilayah adalah pertumbuhan tak
berimbang (unbalanced growth) yang dikembangkan oleh Hirscham
dan Myrdal. Pengembangan wilayah merupakan proses perumusan dan
pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra
urban. Pembangunan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan
menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui
pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan
ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Teori pertumbuhan tak
berimbang memandang bahwa suatu wilayah tidak dapat berkembang
bila ada keseimbangan, sehingga harus terjadi ketidakseimbangan.
Penanaman investasi tidak mungkindilakukan pada setiap sektor di
suatu wilayah secara merata, tetapi harus dilakukan pada sektor-sektor
unggulan yang diharapkan dapat menarik kemajuan sektorlainnya.
Sektor yang diunggulkan tersebut dinamakan sebagai leading sektor.
Pengembangan wilayah mempunyai dua makna yaitu : wilayah
yang objektif dan wilayah yang subjektif. Wilayah objektif adalah
suatu wilayah yang oleh para perencana dibagi menjadi beberapa
wilayah pembangunan, sedangkan wilayah subjektif adalah
perwilayahan yang dibentuk atas dugaan suatu cara mengenal masalah.
Hal ini dilakukan untuk untuk membuat klasifikasi, yang selanjutnya
wilayah subjektif dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
a. Wilayah homogen yaitu wilayah yang mempunyai karakteristik
yang sama secara fisik dan sosial ekonomi.
b. Wilayah fungsional, yaitu yang dibentuk berdasarkan atas adanya
hubungan fungsional antara unsur-unsur tertentu yang ada pada
wilayah tersebut.
-
25
Dengan demikian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai
peningkatan aktivitas terhadap unsur-unsur dalam wilayah yang
mencakup institusi, ekonomi, sosial, dan ekologi dalam upaya
meningkatkan tingkat dan kualitas hidup masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan wilayah antara lain dipengaruhi oleh aspek-aspek
keputusan lokasional, terbentuknya sistem perkotaan, dan mekanisme
aglomerasi. Isti lah pertumbuhan wilayah dan perkembangan wilayah
sesungguhnya tidak bermakna sama. Pertumbuhan dan perkembangan
wilayah merupakan suatu proses kontiniu hasil dari berbagai
pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu
wilayah. Perkembangan wilayah senantiasa disertai oleh adanya
perubahan struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat
didekati melalui teori sektor (sector theory) dan teori tahapan
perkembangan (development stages theory). Teori sektor diadopsi
dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa berkembangnya
wilayah, atau perekonomian nasional, dihubungan dengan
transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni sektor
primer (pertanian, kehutanan dan perikanan), serta sektor tersier
(perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa). Perkembangan ini
ditandai oleh penggunaan sumber daya dan manfaatnya, yang
menurun di sektor primer, meningkat di sektor tersier, dan meningkat
hingga pada suatu tingkat tertentu di sektor sekunder.
7. Faktor perkembangan pada Ekonomi Pedesaan
Perkembangan suatu wilayah dapat terwujud, jika didukung oleh
tersedianya sarana dan prasarana seperti jalan raya, terminal, listrik,
telepon, pelabuhan laut dan juga bandar udara. Keberadaan
infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
interaksi sosial dan kelangsungan sistem perekonomian. Semakin baik
keadaan infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap
interaksi sosial dan keadaan ekonomi suatu wilayah serta akan
-
26
memacu kemajuan dan perkembangan suatu wilayah. Hal tersebut
dimungkinkan, karena sarana dan prasarana transportasi berfungsi
sebagai pembentuk, pengarah, dan pemacu pertumbuhan suatu
wilayah. Letak geografis suatu wilayah mempunyai kedudukan penting
pula dalam konstelasinya dengan wilayah lain, baik dalam aktivitas
ekonomi maupun politik. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi dan
politik yang kuat di suatu wilayah, khususnya melalui berbagai
pembangunan infrastruktur akan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembangunan di wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah di
sekitarnya (Zulfikar dan Yayat, 2017:225).
Dampak sosial ekonomi ini sangat penting untuk dikaji, karena
dampak yang timbul dari suatu implementasi kebijakan pembangunan
merupakan penilaian dari keberhasilan suatu kebijakan pembangunan
disuatu daerah. Semakin kecil dampak negative yang dihasilkan maka
semakin terlihat bahwa kebijakan tersebut dapat dinilai efektif namun
jika dampak yang dihasilkan lebih banyak negative maka, tentunya
dampak tersebut harus dikelola oleh pemerintah melalui dinas-dinas
terkait sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing
instansi.
Pembangunan proyek bandara akan memberikan dampak terhadap
perubahan dalam aspek ekonomi. Perubahan yang terjadi akan
memberikan perkembangan terhadap sektor-sektor lainnya seperti
perdagangan dan jasa, industri, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Kegiatan ini akan membawa pengaruh positif, misalnya terjadi
peningkatan negosiasi dan perjanjian perdagangan, pengiriman barang-
barang perdagangan, dan akan diikuti oleh peningkatan kegiatan
produktif dalam sektor-sektor primer (pertanian), sekunder (industri),
dan tersier atau jasa (perdagangan, perbankan dan lainnya).
Peningkatan kegiatan produktif akan mendorong peningkatan
perekonomian, baik nasional maupun regional dan lokal (Adisasmita,
2012:34-35)
-
27
Seperti halnya pada penelitian oleh (Kenneth Button, 2010:11)
tentang “Econmic Aspects of Regional Airport Development”
menyatakan bahwa keberadaan bandara yang berpengaruh terhadap
investasi lokal dalam peningkatan infrastruktur telah memberikan
beberapa manfaat terhadap perkembangan ekonomi lokal yakni
meliputi :
a. Adanya keuntungan jangka pendek terhadap wilayah dari adanya
pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, pembangunan gedung
terminal, pembangunan system navigasi, dan sebagainya yang telah
memberikan peluang terhadap kesempatan kerja.
b. Adanya manfaat ekonomi lokal dalam menjalankan dan
mengoperasikan bandara yang berefek terhadap peningkatan
lapangan pekerjaan, pendapatan pemerintah, dan pajak daerah.
c. Adanya keuntungan dalam mendorong perekonomian wilayah
dalam hal kerja sama dalam peningkatan jasa transportasi dari
beberapa perusahaan maskapai penerbangan.
d. Dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
yang ditandai dengan peningkatan produktivitas ekonomi.
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri
karya ilmiah atau jurnal yang relevan dengan dampak pembangunan
Bandara dari berbagai sudut pandang. Akhirnya penulis menemukan
beberapa hasil penelitian yang relevan. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
“Analisis Implementasi Dampak Pembangunan Bandara
Internasional Lombok ditinjau dari Administrasi Pembangunan” Jurnal
karya oleh oleh Hadi Supratika (2011). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang bersifat kualitatif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk pembangunan bandara
Internasional Lombok (BIL) perlu memperhatikan hal-hal antara lain:
menegakkan hukum yang berlaku, memperbaiki SDM dengan
-
28
meningkatkan mutu pendidikan, solusi pendekatan keimanan dan
ketakwaan, melakukan pembangunan yang bersifat green field dan percaya
akan kemampuan bangsa sendiri. Karena nilainya lebih dari 10 % maka
penilaian data juggment harus diperbaiki untuk meminimalisir dampak
negatif yang muncul sehingga tercipta sutau pembangunan yang
berkelanjutan. Oleh karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu
keseimbangan, sangat penting untuk perspektif ke depannya. Tetapi
berdasarkan hasil analisis suatu permasalahan yang muncul dampak positif
dari segi ekonomi memang sangat tinggi tapi ada hal lain yang perlu
dipertimbangkan yaitu segi ekosistem, lingkungan dan kesehatan.
Dampak yang ditimbulkan pembangunan bandara BIL ternyata
berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat lombok
terutama yang terkait indikator-indikator mikro ekonomi. Kedua penelitian
diatas baik yang dilakukan Alex Sander maupun Hadi Supratika sama-
sama memfokuskan perhatian pada perubahan sosial ekonomi yang terjadi
pada masyarakat setempat dengan adanya pembangunan bandara kuala
namu. Begitu juga dengan penelitian ini akan membahas dampak positif
dan negatif dari pembangunan bandara soekarno-hatta baik dari segi
ekonomi, sosial dan infrastruktur. Oleh karenanya penelitian ini
diharapkan menjadi pelengkap atas penelitian terdahulu, sehingga dampak
dari pembangunan bandara tersebut lebih terlihat dengan jelas apa dampak
yang ditimbulkannya terutama dari segi perkembangan ekonomi
masyarakat sekitar bandara apakah memberikan kontribusi atau
sebaliknya.
“Dampak Sosial, Ekonomi dan Politis dalam Pembangunan
Bandara Udara Kertajati di Kabupaten Majalengka” Jurnal karya oleh
Waluyo Zulfikar dan Yayat Rukayat (2017) Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif dilakukan peneliti secara terlibat di lokasi penelitian
melalui pengamatan (observation), sekaligus juga peneliti bertindak
sebagai “instrument penelitian” yang akan memahami karakteristik
lapangan yang berintegrasi dengan kehidupan masyarakat yang diteliti.
-
29
Dengan demikian tujuan pemilihan pendekatan kualitatif ini adalah untuk
memahami bagaimana proses dan mengungkapkan makna dari setiap
fenomena menurut persepsi masyarakat dan pemerintah, dengan dukungan
teoritis yang ada dibangun kerangka pikir, dan proposisi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi
partisipatif, dokumentasi, serta triangulasi, sehingga diperoleh data dan
informasi yang mendukung tujuan penelitian.
Diindikasikan belum optimal dalam proses pelaksanaan
pembangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep
dan pemikiran akademis bagi Pemerintah Provinisi Jawa Barat dalam
merancang kebijakan yang tepat untuk keberlangsungan proses
pembangunan Bandar Udara Kertajati, sehingga dalam proses
pembangunannya akan memberikan nilai manfaat lebih bagi masyarakat
yang ada di sekitar pembangunan lokasi bandara.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dampak Sosial,
Ekonomi Dan Politis Dalam pembangunan BIJB Kertajati dari sisi konten
kebijakan masih membutuhkan beberapa perbaikan dan masukan, terutama
sebagai akibat dari pelaksanaannya yang bertahap dan tidak sekaligus atau
tidak sesuai dengan yang direncanakan akibat dari komitmen yang rendah
dari semua pihak, serta belum terperhatikannya persepsi dan ekpektasi
yang terjadi dimasyarakat setempat. Sedangkan dari sisi konteks
pelaksanaan, dipengaruhi juga oleh sejauhmana strategi yang dilaksanakan
serta sinergitas lembaga dan program yang masih rendah dalam menyikapi
permasalahan pembebasan lahan yang semakin kompleks. Sehubungan
dengan itu teori implementasi kebijakan dari (Grindle, 1980:10) dapat
dipandang sesuai untuk digunakan dalam menjelaskan Dampak Sosial,
Ekonomi Dan Politis.
Dalam pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di
Kertajati. Meskipun demikian hasil penelitian ini memperkuat teori dari
Grindle, dengan beberapa temuan sebagai berikut :
1. Content of policy (konten kebijakan) terdapat beberapa penguatan
yang perlu dilakukan, berkaitan dengan pentingnya penegasan
-
30
komitmen semua pihak (kepentingan-kepentingan yang dipengaruhi
dan pelaksana program) sejak awal dalam merumuskan dan
menyepakati sumber daya yang digunakan untuk menuntaskan dan
memperlancar kebijakan pembebasan lahan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan. Selain itu penting juga diperhatikan persepsi dan
ekpektasi masyarakat setempat dari kebijakan pembebasan lahan yang
akan dilaksanakan (tipe manfaat dan derajat perubahan yang
diinginkan) agar mendapat kesepahaman dan pada akhirnya
penerimaan yang mendukung keberlanjutan pelaksanaan kebijakan.
2. Context of implementation (konteks pelaksanaan) perlu diperkuat
dengan peningkatan dan penyesuaian strategi para pelaksana serta
kepatuhan dan daya tanggap terhadap kebijakan pembebasan lahan
yang bertujuan untuk mampu mendukung kelancaran pelaksanaan
kebijakan, terutama dari sisi sosialisasi yang dilakukan secara
kontinyu melalui pendekatan yang sesuai dengan karakteristik
masyarakat setempat, serta dengan melaksanakan tahapan kegiatan
yang membuka ruang terhadap keterlibatan masyarakat. Selain dari itu
kebijakan pembebasan lahan juga tidak berdiri sendiri dan harus
disinergiskan dengan kelembagaan dan program lain yang mendukung
untuk pemenuhan beberapa harapan masyarakat seperti untuk
pemberdayaannya, peningkatan pendidikan dan pelatihan, perbaikan
sarana dan prasarana umum.
“Pengaruh Keberadaan Bandara Internasional Kualanamu
terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan Perubahan Fisik Kawasan
Sekitarnya” Jurnal karya oleh Nia Fitria Indah dan Samsul Marif (2014).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mengacu
pada variabel perubahan aktivitas penggunaan lahan, variabel perubahan
kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan variabel perubahan nilai lahan.
Untuk setiap variabel menggunakan teknik analisis skoring. Objek
penelitian dan populasi dari penelitian ini adalah fisik ruang dan
masyarakat yang berada disekitar Kawasan Bandara Kualanamu. Dari
ketiga variabel pengukuran tersebut kemudian dilakukan overlay peta
-
31
sehingga terlihat jelas perubahan yang terjadi. Berdasarkan dari analisis
yang telah dilakukan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa keberadaan
Bandara Internasional Kualanamu telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan
sekitarnya. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya aktivitas-
aktivitas komersial dan bermukim terutama disepanjang jalur utama di
kawasan sekitar.
Memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas penggunaan
lahan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan
kawasan sekitarnya. Perubahan ini didukung dengan adanya
pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan bandara dibeberapa
kawasan tertentu, sehingga kawasan sekitarnya pun menjadi daya tarik
bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.
Untuk itu, research question dari penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh dari keberadaan Bandara Internasional Kualanamu terhadap
perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan
sekitarnya.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pembangunan
Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang yang
menggantikan fungsi Bandara Polonia Medan telah mempengaruhi
perkembangan wilayahnya. Keberadaan bandara tersebut menimbulkan
bangkitan dan tarikan pada kawasan sekitar bandara yang menyebabkan
terjadinya perubahan kawasan, khususnya Kecamatan Beringin dan
Kecamatan Pantai Labu. Perubahan yang terjadi di kawasan penelitian ini
sebagai dampak dari adanya Bandara Kualanamu yaitu perubahan
aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial ekonomi, dan
perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa keberadaan Bandara Kualanamu sangat mempengaruhi terhadap
perubahan sosial ekonomi dan perubahan fisik kawasan sekitarnya. Dari
hasil analisis yang telah dilakukan terhadap beberapa aspek meliputi
aspek perubahan aktivitas penggunaan lahan, perubahan kondisi sosial
-
32
ekonomi masyarakat, dan perubahan nilai lahan kawasan sekitarnya akan
memicu tumbuhnya aktivitas baru baik yang terjadi secara cepat, sedang,
maupun lambat. Pertumbuhan kawasan ini tersebar kesetiap desa-desa
yang ada di Kecamatan Beringin dan Kecamatan Pantai Labu. Adapun
kawasan-kawasan yang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
di wilayah penelitian ini yakni meliputi :
1. Sebaran lokasi yang mengalami perubahan yaitu seluruh desa
mengalami perubahan nilai lahan kawasan. Namun tidak semua desa
yang mengalami perubahan aktvitas penggunaan lahan dan sosial
ekonomi.
2. Perubahan aktivitas penggunaan lahan di sekitar kawasan Bandara
Kualanamu yang mengalami perubahan yang besar yakni berada di
Desa Tumpatan, Desa Emplasmen Kualanamu, Desa Sidodadi
Ramunia, Desa Karanganyer dan Desa Beringin, serta Desa Pantai
Labu Pekan.
3. Perubahan kondisi sosial ekonomi yang mengalami perubahan yang
tinggi hanya Desa Tumpatan.
4. Perubahan nilai lahan, hampir seluruh desa baik di Kecamatan
Beringin maupun Kecamatan Pantai Labu mengalami perubahan nilai
lahan yang sangat tinggi yakni naik 10 kali lipat dibandingkan dengan
kondisi sebelum adanya Bandara Kualanamu.
“Proyeksi dampak lingkungan dari Bandara Ketiga di Istanbul”
Jurnal karya oleh Elif Kutay Karacor dan Dalia Korshid (2015).
Penelitian ini menggunakan penelitian utama dengan menganalisis dan
mengamati situasi proyek bandara ketiga saat ini. Analisis komparatif
digunakan dengan mempelajari Bandara Sabiha Gokcen yang merupakan
proyek bandara kedua di Istanbul untuk mempelajari jenis perubahan
penggunaan lahan yang terjadi sebelum dan sesudah proyek. Setelah
penelitian ini, penelitian sekunder juga digunakan. Oleh karena itu, baik
dampak posi