dewan perwakilan daerah republik indonesia ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di...

28
Nomor : RISALAHDPD/SIPUR-5/X/2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2018-2019 I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 18 Oktober 2018 3. Waktu : 15.30 WIB - Selesai 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Rapat : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI) 2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si. (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI) 4. Drs. H. Akhmad Muqowam (Wakil Ketua DPD RI) 6. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI; 2. Pengesahan Keputusan DPD RI; 3. Pidato Penutupan pada Akhir MS I TS 2018-2019. 7. Hadir : Orang 8. Tidak hadir : Orang

Upload: vudang

Post on 11-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

Nomor : RISALAHDPD/SIPUR-5/X/2018

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-5

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2018-2019

I. KETERANGAN

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 18 Oktober 2018

3. Waktu : 15.30 WIB - Selesai

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Rapat : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI)

2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si.

(Wakil Ketua DPD RI)

3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI)

4. Drs. H. Akhmad Muqowam (Wakil Ketua DPD RI)

6. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI;

2. Pengesahan Keputusan DPD RI;

3. Pidato Penutupan pada Akhir MS I TS 2018-2019.

7. Hadir : Orang

8. Tidak hadir : Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 1

II. JALANNYA SIDANG:

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah, marilah kita

menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta seluruh

hadirin dimohon untuk berdiri dan kita bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA DAN SELURUH PESERTA SIDANG

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Di sanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 15.30 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 2

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih.

Hadirin dipersilakan duduk kembali.

Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai

saat ini telah hadir 79 anggota, tugas 2, izin 8, yang sakit 3. Artinya, telah memenuhi

kuorum. Maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, senantiasa memohon

rahmat dan kasih Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Sidang Paripurna ke-5 Dewan

Perwakilan Daerah ini dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Sidang Dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara, Sidang Paripurna hari ini

mempunyai 3 agenda pokok, yaitu:

1. Laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan;

2. Pengesahan keputusan DPD RI; dan

3. Pidato penutupan pada akhir Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-2019.

Pimpinan menyampaikan permohonan maaf karena sedianya kita mulai jam 1 tadi.

Rapat Panmus cukup seru tadi, jadi ya mundur dan jam 2 baru kita selesai tadi ya waktunya.

Oleh karena itu, tidak bisa dihindari waktunya mundur dan bagi teman-teman yang terlanjur

sudah pesan tiket, kami tahu betul dan oleh karena itu waktu kita memang sangat sedikit.

Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya, dengan

efisien, dan juga efektif sehingga teman-teman yang terlanjur pesan tiket itu juga tidak

dirugikan ya.

Sidang Dewan yang mulia, mengawali Sidang Paripurna hari ini perlu diingatkan

kembali penugasan kepada alat kelengkapan, khusunya dalam pelaksanaan fungsi legislasi

DPD RI. Komite I diharapkan dapat secara intensif melakukan pembahasan secara tripartit

dengan DPR RI dan pemerintah terkait dengan Rancangan Undang-Undang tentang Daerah

Kepulauan yang merupakan usul inisiatif DPD RI. Nanti kita dengarkan apa yang akan

disampaikan Ketua Komite I.

Pada Sidang Paripurna ke-4 DPD RI yang lalu, Komite IV dan BAP telah menerima

penugasan untuk melakukan pembahasan terhadap Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester

I 2018. Untuk itu, diharapkan Komite IV dapat melakukan tahapan penyusunan

pertimbangan DPD RI terhadap Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester I tersebut. Slain

itu, perlu diinformasikan pula sesuai hasil rapat Panmus ke-2 telah ditetapkan bahwa

Anggota DPD RI di daerah untuk Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-2019 ini diperpanjang,

diulangi diperpanjang, yang semula dari tanggal 19 Oktober sampai dengan 4 November, 17

hari kalender, menjadi tanggal 19 Oktober berarti sampai tanggal 11 November, artinya 24

hari kalender. Nah ini berita gembira buat kita semua, artinya ada tambahan hari mengingat

teman-teman harus selama mungkin berhubungan dengan konstituen.

Sidang Dewan yang mulia, mari kita memasuki agenda laporan perkembangan

pelaksanaan tugas Alat Kelengkapan DPD dan pengesahan keputusan DPD. Selanjutnya

akan kita dengarkan laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan yang akan

diambil keputusan terlebih dahulu. Kesempatan pertama dipersilakan kepada Komite II

menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya.

Silakan Komite II.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 3

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Terima kasih, Pimpinan.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Shalom.

Yang kami hormati pimpinan DPD RI, dan yang kami hormati Pimpinan Alat

Kelengkapan, serta para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang hadir,

dan kami hormati Sekretaris Jenderal DPD RI beserta para staf Sekretariat, rekan-rekan

media, hadirin sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa

Ta'ala yang telah memberikan kita nikmat sehingga bisa hadir hari ini dalam keadaan sehat

walafiat. Dan pada kesempatan ini, izinkanlah saya mewakili Komite II untuk dapat

menyampaikan secara singkat mengenai poin-poin penting dari laporan pelaksanaan tugas

Komite II pada Masa Sidang I Tahun 2018-2019.

Untuk laporan perkembangan penyusunan kedua rancangan undang-undang usul

inisiatif dari Komite II, yakni Rancangan Undang-Undang Kedaulatan Pangan dan

Rancangan Undang-Undang Pelestarian serta Pemanfaatan Sumber Daya Genetik. Saat ini

tim ahli dengan dibantu oleh staf ahli serta legal drafter telah menyelesaikan penyusunan

draf naskah akademik dan kami dari Komite II sudah melakukan finalisasi terkait

penyusunan draf Rancangan Undang-Undang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya

Genetik serta Rancangan Undang-Undang Kedaulatan Pangan di mana selanjutnya kami

laporkan pada Sidang Paripurna ini akan diserahkan kepada PPUU untuk diharmonisasi pada

masa sidang berikut. Dan, kami harapkan pada Masa Sidang II besok itu bisa selesai dan bisa

disahkan di akhir tahun ini untuk kita bisa serahkan kepada DPR RI.

Di sini juga perlu kami sampaikan bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

Komite II pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-2019 ini telah melaksanakan kunjungan

kerja ke lembaga pemerintah berkenaan dengan penyampaian aspirasi daerah yang menjadi

ruang lingkup tugas Komite II. Antara lain:

1. Kunjungan ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah atau

LKPP di mana kami mendapat beberapa rekomendasi dan mengapresiasi serta

mendukung kinerja LKPP. Salah satunya adalah kami mendorong sosialisasi dan

penggunaan e-purchasing atau e-catalogue yang diinisiasi oleh LKPP sebagai

langkah peningkatan transparansi pengadaan barang dan jasa di Indonesia.

2. Kemudian, kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. Beberapa

rekomendasi atas pelaksanaan tugas Kementerian Kelautan dan Perikanan salah

satunya adalah Komite II mendukung inisiatif dari Kementerian Kelautan dan

Perikanan untuk melaksanakan sosialisasi, asistensi, dan penyerahan izin kapal

tangkap ikan laut yang diselenggarakan tanggal 4 sampai 6 September 2018. Jadi

kalau kemarin Menteri Susi sempat mencak-mencak karena kami mendengar

langsung dari beliau, dari jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa

memang sudah dilakukan, begitu.

3. Kemudian, kunjungan ke PT Pertamina, ada beberapa rekomendasi. Salah satunya

adalah kami dari Komite II DPD RI mendukung upaya Pertamina dalam mendorong

dan mengawasi program BBM satu harga, khususnya di daerah 3T dengan

sinergisitas antara Kementrian ESDM dan PT Pertamina. Kemudian, Komite II DPD

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 4

RI juga mendukung upaya Pertamina dalam penyediaan SPBU reguler maupun SPBU

nelayan serta pasokan BBG. Dan, Komite II DPD RI juga mengapresiasi serta terus

mendukung upaya Pertamina dalam menjaga pasokan BBM di daerah-daerah

bencana.

4. Kemudian berikutnya yang keempat, kami berkunjung ke Kementerian Pertanian di

mana ada beberapa rekomendasi atas pelaksanaan tugas Kementerian Pertanian di

tahun 2019 adalah Komite II mengapresiasi partisipasi dan kontribusi Kementerian

Pertanian dalam peningkatan sektor pertanian. Juga kami mengapresiasi berbagai

prestasi yang sudah dicapai yang disampaikan oleh Menteri Pertanian selama 3 tahun

terakhir dalam mendorong penyempurnaan regulasi dan penataan SDM serta

manajemen dalam rangka menciptakan sektor pertanian sistematis, bebas, serta bersih

pungli dan korupsi. Dan, kami juga mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian

dalam mendorong surplusnya beberapa sumber-sumber hasil pertanian yang

kemudian kita pahami bahwa masyarakat petani perlu untuk kemudian didorong agar

kesejahteraannya bisa lebih baik lagi.

5. Kemudian kunjungan ke PT PLN, ada beberapa rekomendasi di mana kami Komite II

DPD RI mendukung rencana kerja PT PLN sesuai RUPTL 2018-2027 dalam upaya

peningkatan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Dan kemudian, kami juga

mendorong upaya pengembangan serta pemanfaatan energi baru terbarukan untuk

pembangkit listrik sehingga mencapai target bauran energi 23%. Di sini juga kami

mendesak komitmen pemerintah dalam program Indonesia Terang yang sudah

dicanangkan agar dapat terealisasi di tahun 2019.

6. Kemudian di Angkasa Pura II, ada beberapa rekomendasi yang kami dorong. Pertama

adalah kami mendukung Angkasa Pura II untuk terus melakukan inovasi dalam

peningkatan fasilitas serta standar pelayanan bandara, tidak hanya di wilayah ibu kota

negara, tetapi juga di seluruh daerah di Indonesia. Kemudian juga mendorong

transformasi yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II dalam upaya untuk melakukan

digitalisasi serta pemanfaatan teknologi sehingga program smart airport di Indonesia

dapat terwujud. Kemudian juga, Komite II DPD RI mendukung rencana

pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan

tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara daerah di Indonesia.

7. Kemudian yang ketujuh, kunjungan kami ke Kementerian Perhubungan. Beberapa

rekomendasi yang kita dapat bahwa yang pertama Komite II mengapresiasi kerja

keras dari Kementerian Perhubungan selama ini dalam membangun transportasi di

Indonesia, terutama tol laut dan terkait transportasi udara. Dan kemudian, Komite II

mendesak percepatan pembangunan infrastruktur transportasi di berbagai daerah,

terutama pelabuhan, bandara, dan terminal. Kemudian, Komite II juga mendorong

Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan frekuensi dan kapasitas dari angkutan

perintis untuk menjaga konektivitas antara daerah.

8. Yang terakhir, kunjungan ke PT Pelindo II, beberapa rekomendasi yang kami dapat

adalah yang pertama, kita mendukung upaya PT Pelindo II untuk terus melakukan

inovasi dalam rangka meningkatkan fasilitas pelayanan pelabuhan, terutama terkait

masalah dwelling time yang selama ini dibicarakan. Komite II mendorong upaya

transformasi yang dilakukan oleh PT Pelindo II melalui pemanfaatan teknologi dan

digitalisasi dalam rangka mewujudkan target pelabuhan kelas dunia atau world class

port karena kita mengetahui selama ini keuntungan devisa yang harusnya langsung

masuk ke Indonesia ternyata lebih banyak dinikmati oleh negara tetangga kita

Singapura. Maka, kita mendorong agar Pelindo ini bisa terus maju agar kemudian

devisa yang selalu selama ini menjadi keuntungan bagi negara Singapura, itu bisa

tertarik menjadi pemasukan bagi negara kita Indonesia.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 5

Kemudian, perlu kami sampaikan pada Sidang Paripurna ini bahwa kami telah

menyelesaikan 2 pandangan pendapat rancangan undang-undang yang saat ini sedang

disusun oleh DPR RI:

1. Pandangan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 mengenai Pertambangan

Mineral dan Batu Bara;

2. Pandangan pendapat terkait Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air yang saat

ini disusun oleh DPR RI.

Ada catatan yang kami ingin sampaikan di sini bahw 2 rancangan undang-undang

yang kita dimintakan untuk pandangan pendapatnya ini sebenarnya Komite II DPD RI pada

masa sidang yang lalu, pada periode yang lalu, sudah menyelesaikan 2 rancangan undang-

undang ini. Maka kami juga di Sidang Paripurna ini ingin mendorong agar apa-apa yang

pernah diselesaikan oleh DPD RI mudah-mudahan bisa diangkat kembali agar itu tidak

menjadi suatu file yang sia-sia.

Kemudian, beberapa poin terkait pandangan pendapat terhadap rancangan undang-

undang adalah sebagai berikut.

1. Terkait pandangan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batu Bara, bahwa setelah melakukan kajian dan analisis terhadap substansi

Rancangan Undang-Undang tentang Minerba, DPD RI dengan ini menyatakan bahwa

Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral, dan Batu Bara secara umum sudah

mempertimbangan perubahan peraturan perundang-undangan, terutama Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Namun, masih ada beberapa aspek yang

belum diakomodasi di dalam Rancangan Undang-Undang Minerba ini, yaitu:

1) DPD RI memandang perlu ada ketentuan di dalam RUU Minerba untuk

memprioritaskan pengelolaan wilayah pertambangan kepada BUMN dan

BUMD sebagai bentuk nyata dari amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar

1945. DPD berharap melalui norma hukum baru terkait pengusahaan sektor

pertambangan yang diatur dalam RUU Minerba, dapat mendorong

perekonomian nasional maupun perekonomian di daerah penghasil tambang.

2) DPD RI mendesak penambahan aturan mengenai pengawasan atas pelaksanaan

pengelolaan WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) oleh pemegang IUP

(Izin Usaha Pertambangan). Eksplorasi batu bara yang lebih ketat, pemerintah

harus melakukan evaluasi setiap 6 bulan atas pelaksanaan IUP di mana

pemegang izin yang tidak mampu melaksanakan prinsip-prinsip usaha

pertambangan yang baik, wajib menyerahkan kembali sebagian atau seluruh

wilayah pertambangannya kepada pemerintah. Ini menjadi penting karena

beberapa IUP dianalisis telah berlaku lama sekali, tetapi belum ada kerja

tambang yang dilakukan.

3) DPD RI mendorong agar pembagian keuntungan yang tercantum pada RUU ini

diubah menjadi 2% kepada pemerintah dan 8% kepada pemerintah daerah, lalu

pemerintah provinsi mendapat bagian sebesar 1%, pemerintah kabupaten/kota

penghasil mendapat bagian 2,5%, kemudian ditambah 0,5% khusus untuk

masyarakat di wilayah tambang, dan pemerintah kota lainnya dalam provinsi

yang sama mendapat bagian 2,5%.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 6

2. Pandangan dan pendapat terhadap Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air,

bahwa setelah melakukan kajian dan analisis terhadap substansi RUU tentang Sumber

Daya Air, dengan ini DPD RI menyatakan bahwa ada beberapa kesimpulan:

1) DPD RI menilai Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air secara umum

sudah mengakomodir Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Air usulan

DPD RI yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air untuk

dipergunakan bagi kemakmuran rakyat dan sesuai dengan keputusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 85/PUU/XI-2013 karena kita mengetahui bahwa

undang-undang sebelumnya terkait sumber daya air dibatalkan oleh MK dengan

nomor putusan yang tersebut tadi. Keputusan MK menegaskan bahwa

pemaknaan penguasaan negara terhadap bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

sebagaimana pandangan para pendiri bangsa, khususnya perumus Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai salah satu unsur

penting dalam kehidupan manusia yang menguasai hajat hidup orang banyak,

air dikuasai oleh negara. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam

penguasaan air diperlukan ada pembatasan yang sangat ketat sebagai upaya

untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan ketersediaan air. Rancangan

Undang-Undang Sumber Daya Air ini sudah sesuai dengan ketentuan keputusan

MK tersebut.

2) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia menilai bahwa tujuan ini sudah

sangat sesuai dengan prinsip keadilan dan pembangunan yang berkelanjutan

serta mengedepankan prinsip kedaerahan. Rancangan RUU SDA memiliki

tujuan utama mengatur SDA yang bertujuan memberikan perlindungan dan

menjamin pemenuhan hak rakyat atas air, menjamin keberlangsungan,

keberlanjutan, ketersediaan air dan sumber air agar memberikan manfaat secara

adil bagi masyarakat, menjamin pelestarian fungsi air dan sumber air untuk

menunjang keberlanjutan pembangunan, menjamin terciptanya kepastian

hukum dan akses bagi pengawasan publik terhadap pemanfaatan air dan sumber

air, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan, menjamin

perlindungan dan pemberdayaan masyarakat termasuk masyarakat adat dalam

upaya konservasi air dan sumber air, dan mengendalikan daya rusak air secara

menyeluruh yang mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, dan

pemulihan.

3) DPD RI menilai putusan pidana bagi badan usaha dalam RUU Sumber Air

masih terlalu ringan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan agar ketentuan

pidana bagi badan usaha bisa diperberat.

Pimpinan DPD RI, Pimpinan Alat Kelengkapan dan Anggota DPD RI serta

Sekretariat Jenderal, sebelum kami dari Komite II menutup laporan perkembangan pada

Masa Sidang I ini, kami mohon pada Sidang Paripurna yang mulia untuk dapat mengesahkan

2 (dua) Pandangan Pendapat DPD RI, yaitu:

1. Pandangan Pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;

2. Pandangan Pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang Sumber Daya

Air.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 7

Demikian, Pimpinan dan para Anggota, laporan perkembangan pelaksanaan tugas

Komite II pada Sidang Paripurna ke-5 Masa Sidang I Tahun 2018-2019 yang dapat kami

sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Kurang lebihnya kami mohon maaf. Atas

nama Pimpinan Komite II, kami akhiri.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Aji Mirza, Ketua Komite II sudah menyampaikan laporan dari

Komite II.

Sidang yang mulia, setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan Komite II

tentang pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang Sumber Daya Air; kedua,

pandangan dan pendapat DPD RI tentang RUU Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Apakah kita dapat menyetujuinya?

Terima kasih.

KETOK 2X

Selanjutnya dipersilakan Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan

pelaksanaan tugasnya.

PEMBICARA: DEDY ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., S.H., M.S.P. (KETUA

KOMITE III DPD RI)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan DPD RI, Pimpinan Alat Kelengkapan serta Anggota DPD

RI, hadirin yang berbahagia.

Pada Sidang Paripurna yang mulia ini, perkenankan kami untuk menyampaikan

laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI pada Masa Sidang I Tahun

Sidang 2018-2019, khususnya dalam rentang waktu tanggal 5-18 Oktober 2018. Adapun

program kegiatan yang menjadi prioritas pembahasan Komite III pada rentang waktu tersebut

adalah:

1. Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang

(Perlindungan, red.) Pekerja Migran Indonesia;

2. Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji, berkenaan terutama tentang penyelenggaraan ibadah

haji tahun 2018 dan kegiatan lainnya sebagaimana bidang tugas Komite III.

Pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017

tentang Perlindungan Pekerja Imigran Indonesia. Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan

untuk penyusunan materi pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang tersebut,

Komite III menemukan berbagai permasalahan, yaitu:

1. Pekerja Imigran Indonesia belum memenuhi kompetensi dan standardisasi yang

disyaratkan oleh pasar kerja internasional;

2. Kesiapan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja

bagi calon pekerja migran juga belum optimal;

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 8

3. Ketentuan kelengkapan dokumen bagi calon pekerja migran sesuai dengan

persyaratan masih belum sesuai dengan fakta yang ditemukan di mana masih terdapat

kasus pemalsuan dokumen kelengkapan berkas pekerja migran serta pemalsuan usia;

4. Belum semua daerah memiliki layanan terpadu satu atap bagi calon pekerja migran

dan sosialisasi tentang mekanisme prosedur penempatan pekerja migran Indonesia ke

luar negeri di kabupaten/kota sampai pada tingkat desa/kelurahan masih jauh dari

optimal;

5. Masih lemahnya kemandirian pekerja migran yang telah purna;

6. Belum optimalnya penanganan pekerja migran Indonesia nonprosedural, baik oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;

7. Belum diterbitkannya aturan turunan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang

Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Berdasarkan hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di

Luar Negeri, Komite III merekomendasikan hal-hal sebagai berikut.

1. Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan revitalisasi balai latihan kerja atau

UPT Pelatihan Kerja dalam rangka penguatan potensi melalui penetapan kebijakan

dan program kerja yang mengarah pada penyelengaraan pendidikan dan pelatihan

kerja luar negeri sesuai dengan standar kompetensi pasar internasional. Perlengkapan

sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan

teknologi dan peningkatan alokasi anggaran.

2. Mendorong pemerintah daerah wajib melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki

kebijakan program bagi pekerja migran Indonesia melalui langkah-langkah berikut,

yaitu: 1) sosialisasi persyaratan calon pekerja migran untuk ditempatkan di luar

negeri sampai pada tingkat kelurahan; 2) menyelenggarakan layanan terpadu satu atap

di masing-masing kabupaten/kota untuk mendukung efektivitas dan efisiensi

penyelenggaraan pelayanan dan perlindungan pekerja migran Indonesia; 3)

mendesain kebijakan pengembangan teknologi informasi untuk kemudahan akses; 4)

menyusun program kerja kewirausahaan dan memberdayakan pekerja migran, baik

dalam bentuk corporate social responsibility, pelatihan, maupun kemudahan

mengakses kredit; serta 5) meningkatkan alokasi anggaran bagi penanganan pekerja

migran Indonesia bermasalah di provinsi yang menjadi transit pengiriman atau pos

lintas batas dengan negara tetangga.

3. Mendesak pemerintah untuk proaktif melakukan hal-hal berikut, yaitu: 1)

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan moratorium di kawasan Timur Tengah,

khususnya tata kelola perlindungan pekerja migran; 2) perbaikan tata kelola

penempatan dan perlindungan pekerja asing di negara penempatan dan mekanisme

penyelesaian masalah, serta 3) mempercepat pembentukan perjanjian dengan negara

tujuan pekerja migran untuk menciptakan situasi kondusif di bidang ketenagakerjaan.

4. Mendesak pemerintah agar memastikan bahwa setiap calon pekerja migran Indonesia

mendapatkan proteksi asuransi dan kemudahan dalam klaim asuransi disertai premi

yang terjangkau oleh pekerja migran Indonesia. Selain itu, diperlukan kebijakan

afirmatif untuk penanganan asuransi bagi pekerja migran Indonesia nonprosedural

agar juga dapat terlindungi melalui program asuransi dengan mempertimbangkan sisi

hak asasi manusia.

5. Mendesak pemerintah agar memprioritaskan program percepatan penyusunan

penerbitan aturan turunan amanat dari Undang-Undang Pekerja Migran Indonesia

berupa 11 (sebelas) Peraturan Pemerintah, 2 (dua) Peraturan Presiden, 12 (duabelas)

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 9

Peraturan Menteri, dan 3 (tiga) Peraturan Kepala Badan terhitung paling lama dua

tahun sejak Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia diundangkan.

Pimpinan, Anggota DPD, hadirin yang berbahagia, berikutnya pengawasan DPD atas

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,

berkenaan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018. Secara umum penyelenggaraan ibadah

haji tahun 2018 berjalan cukup baik dan patut apresiasi kinerja Kementerian Agama selaku

penyelenggara ibadah haji. Meskipun kualitas penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018 cukup

baik, namun Komite III masih menemukan beberapa catatan persoalan penyelenggaraan

ibadah haji, di antaranya:

1. Masih kurangnya kualitas dan kapasitas tim pemandu ibadah haji daerah;

2. Panitia Pembantu Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) yang bertugas di embarkasi

dinilai masih terlalu sedikit jumlahnya.

3. Masih banyak ditemukan di Saudi Arabia, jemaah haji yang memiliki masalah

kesehatan dan beresiko tinggi.

4. Terkait dengan manasik haji, masih ditemukan permasalahan-permasalahan dalam

pelaksanaannya, yaitu: 1) letak lokasi Kantor Urusan Agama dan Kementerian

Agama di daerah secara geografis tidak selalu dekat dengan tempat tinggal calon

jemaah haji; 2) waktu pelaksanaan manasik yang terlalu dekat dengan keberangkatan;

3) keterlambatan distribusi buku panduan haji.

5. Permasalahan yang dihadapi terkait asrama haji dan embarkasi, yaitu menyangkut

kelembagaan. Terdapat persoalan koordinasi dan sinergi antara Kepala UPT Asrama

Haji dan pihak kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi sehingga berdampak

juga pada kualitas pelayanan.

6. Terkait dengan haji furoda, terdapat keluhan berkenaan dengan keterbatasan

wewenang pemerintah untuk mengatur haji furoda, tetapi di sisi lain haji furoda yang

terlantar juga harus dan meminta bantuan kepada pemerintah.

Berdasarkan temuan-temuan di atas, maka dalam hasil pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Ibadah Haji berkaitan dengan pelaksanaan

ibadah haji tahun 2018 (1439 H), Komite III merekomendasikan hal-hal sebagai berikut.

1. Mendorong pemerintah untuk mendesak gubernur, walikota/bupati untuk:

a. memperbaiki mekanisme rekruitmen terhadap tim pemandu haji daerah dan

melakukan integrasi sistem pola seleksi petugas haji di pusat dan daerah;

b. membuka peluang rekruitmen TPHD dari berbagai unsur organisasi

kemasyarakatan islam, guru berprestasi, serta memprioritaskan rekruitmen TPHD

yang berjenis kelamin perempuan untuk melayani jemaah haji perempuan dan

lansia yang jumlahnya lebih banyak.

2. Mendesak pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas embarkasi dengan

didukung sarana dan prasarana yang memadai, seperti peralatan X-ray dan biomatrix,

serta klinik kesehatan embarkasi yang setara dengan klinik rawat inap.

3. Mendesak pemerintah untuk mengoptimalkan bimbingan manasik haji dengan

membenahi hal-hal sebagai berikut:

a. mencari solusi untuk mengatasi kendala jarak tempat tinggal jemaah dengan KUA

seperti di daerah-daerah kepulauan;

b. mengupayakan agar penyelenggaraan manasik haji tidak dilakukan berdekatan

waktunya dengan jadwal keberangkatan;

c. mempercepat pendistribusian buku panduan manasik haji serta dibedakan antara

buku manasik haji untuk jemaah dan pembimbing haji; serta

d. melakukan standardisasi dan sertifikasi pembimbing manasik haji untuk

memastikan kualiatas serta kompetensi dari pembimbing manasik.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 10

4. Mendesak pemerintah agar menyediakan peralatan medis di csetiap embarkasi dan

asrama haji secara berkualitas serta berstandar Intensive Care Unit (ICU) untuk

mengatasi calon jemaah haji yang bermasalah kesehatannya;

5. Mendorong pemerintah untuk melakukan:

a. pendekatan G to G untuk layanan penginapan lebih dekat dengan tempat ibadah,

terutama Masjidil Haram dan Masjid Nabawi;

b. Pengoptimalan lobi secara intensif dengan organisasi konferensi islam terkait

dengan kuota jemaah haji agar terdapat penambahan kuota jemaah yang sudah ada;

c. Pengelompokaan kloter berdasarkan zonasi provinsi untuk memudahkan

pelayanan; serta

d. Penerbitan regulasi yang dapat menjadi pertimbangan solusi dalam mengatasi

persoalan haji furoda dan kuota secara komperehensif; dan

e. Penambahan tenda dan MCK di Armina, bekerja sama dengan pemerintah Arab

Saudi, serta penambahan petugas haji Arab Saudi yang berasal dari mukimin

(orang Indonesia yang tinggal di Saudi Arabia).

Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD RI, Hadirin yang kami hormati, berdasarkan

hasil penyusunan program pengawasan yang telah kami sampaikan di atas melalui Sidang

Paripurna yang mulia ini, Komite III meminta kepada Pimpinan serta seluruh Anggota DPD

RI yang terhormat untuk dapat memutuskan dan mengesahkan beberapa materi Komite III:

1. Pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017

tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia;

2. Pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, berkenaan penyelenggaraan ibadah haji tahun

2018.

Demikian laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI kami

sampaikan. Perkenankanlah kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh Anggota

serta Pimpinan DPD RI, serta semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan

tugas-tugas konstitusional Komite III. Kepada Allah kita mohon senantiasa mendapatkan

bimbingan dan rida-Nya. Kepada hadirin kami sampaikan permohonan maaf atas segala

kekurangan.

Wabillahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua Komite III Bapak Dedi Batubara sudah menyampaikan laporan,

walaupun laporan fisiknya masih belum tanda tangan, nanti diserahkan kembali.

Sidang yang mulia, kita bersama telah mendengarkan laporan Pimpinan Komite III.

Yang pertama, hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun

2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Yang kedua, hasil pengawasan DPD

RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji, khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018. Apakah kita

dapat menyetujui?

Terima kasih.

KETOK 2X

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 11

Selanjutnya dipersilakan Komite IV untuk menyampaikan laporan perkembangan

pelaksanaan tugas.

PEMBICARA: Dr. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah, dalam hal Pimpinan Sidang

Paripurna, yang saya hormati Bapak/Ibu Anggota DPD RI, Sekretariat Jenderal beserta

seluruh jajarannya, hadirin sekalian yang sama saya hormati.

Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang

Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sekalian sehingga dapat

menghadiri Sidang Paripurna Ke-5 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia pada hari

ini. Atas nama Pimpinan dan segenap Anggota Komite IV menyampaikan terima kasih atas

kesempatan yang diberikan dan ini kesempatan kedua dalam masa sidang ini kami

menyampaikan laporan perkembangan tugas Komite IV setelah pada masa sidang, setelah

pada Sidang Paripurna ke-4 yang lalu Komite IV telah menyelesaikan tugas, yaitu

pertimbangan terhadap Rancangan Undang-Undang APBN Tahun 2019. Dan, saya kembali

mengingatkan kepada Pimpinan DPD untuk surat yang kita kirim ke DPR RI agar dikawal.

Selanjutnya, perkenankan kami menyampaikan pandangan dan pendapat terhadap

Rancangan Undang-undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2016

tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Berdasarkan konstitusi dan Undang-Undang MD3 serta

Tata Tertib DPD RI, maka setelah Pimpinan DPD RI meneruskan kepada Komite IV RUU

tersebut, pada tanggal 17 Juli 2018 yang lalu Komite IV telah melakukan proses pembahasan

sebagai berikut.

1. Melaksanakan kunjungan kerja ke kantor perwakilan BPK RI dan sekaligus berdialog

dengan Anggota 6 BPK RI beserta seluruh jajaran perwakilan BPK RI di Sulawesi

Selatan.

2. Melaksanakan rapat konsultasi dengan Pimpinan BPK RI yang dihadiri oleh Ketua

dan Wakil Ketua BPK RI didampingi pejabat Eselon I dan II pada tanggal 15 Oktober

yang lalu. Pada saat itu juga setelah rapat, disepahami atau disepakati awal untuk

melaksanakan MoU antara DPD RI dengan BPK RI di dalam menyusun tata cara

kelanjutan penanganan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK oleh DPD RI, apakah itu

dengan Komite IV maupun dengan BAP. Dan, kami merencanakan akan

melaksanakannya jika Pimpinan DPD telah setuju, itu pada minggu kedua Desember

tahun 2018 ini bersamaan dengan dilaksanakanya seminar nasional tentang mencari

format pengelolaan tindak lanjut LHP BPK RI.

Bapak/Ibu hadirin yang berbahagia, pokok-pokok pandangan dan pendapat DPD RI

ini kami susun setelah melalui kegiatan finalisasi dan dalam kegiatan finalisasi ini yang seru

karena ada satu/dua poin harus di-voting. Ini antara kubu partisan dan nonpartisan. Ya karena

diskusinya pada akhirnya meskipun hanya draf kita bahas, tetapi tidak bisa dihindari tidak di-

voting karena antara Bapak Prof. Jhon Pieris dengan Bapak Budiono misalnya ataupun

dengan Bapak Bambang Sadono ataupun dengan beberapa teman lainnya harus kita

mengambil kesimpulan, ya sudah kita voting saja. Kita lihat mana yang menang, nanti kita

lihat sebentar hal tersebut.

Yang pokok-pokok perubahan yang kami sepakati dan kita harapkan ditetapkan ini

adalah DPD RI memandang bahwa Rancangan Undang-Undang perubahan atas Undang-

Undang No 5 Tahun 2006 yang sedang dirancang saat ini dan sedang dibahas DPR sudah

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 12

seharusnya dibahas dan ditetapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Yang kedua,

Rancangan Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang No 15 Tahun 2006 yang

diajukan oleh pemerintah diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, inilah

pandangan dan pendapat kita. Para konsideran mengingat memasukkan keputusan Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang pandangan dan pendapat DPD RI ini di

dalam perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 2006 karena Undang-Undang BPK ini

sangat terkait langsung dengan eksistensi DPD RI. Menimbang juga kita harapkan kita

berpendapat bahwa memang undang-undang ini sangat perlu segera untuk dibahas.

b. Kewenangan BPK

Penambahan pasal yang menyatakan bahwa BPK dapat memberi mandat kepada

Anggota BPK dan/atau Pelaksana BPK di dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

untuk mempercepat proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini

biasanya terkait dengan tindak lanjut LHP yang harus ditindaklanjuti.

c. Tindak lanjut hasil pemeriksaan

Masa kadaluarsa atas hasil temuan pemeriksaan yang memerlukan tindak lanjut harus

diatur dalam ketentuan peraturan perundangan ini secara jelas dan tegas karena inilah

yang banyak membuat daerah tersandung opini.

Hasil pemeriksaan BPK harus bersifat final dan mengikat sehingga tidak perlu

dilakukan pemeriksaan ulang oleh pihak-pihak lain. BPK adalah lembaga negara yang

satu-satunya dipercaya sebagai lembaga audit negara.

d. Keanggotaan BPK

Hal yang sangat substansial diusulkan oleh Komite IV, oleh kita diharapkan begitu.

1) DPR memilih calon Anggota BPK berdasarkan pertimbangan DPD RI, ini sudah

dalam undang-undang yang lama.

2) Menambah dua orang Anggota BPK RI dari internal BPK dengan

mempertimbangkan unsur profesional dan kompetensi untuk menjaga

kesinambungan tugas dan wewenang BPK. Seperti kita ketahui, Sembilan Snggota

BPK saat ini semua dari luar BPK dan belum pernah ada yang bisa lolos dari

internal BPK, sekalipun sangat profesional mereka.

3) Pemilihan Anggota BPK oleh panitia seleksi, di dalam RUU disebutkan panitia

seleksi dibentuk oleh presiden, kita berpandangan, kami berpandangan panitia

seleksi seharusnya unsur DPDR, DPD, dan pemerintah, akademisi, dan masyarakat

kalau dama RUU disebutkan panitia seleksi adalah pemerintah dibentuk oleh

presiden. Di Undang-Undang BPK 15, panitia seleksi di DPR. Karena itu, kita

mengusulkan supaya juga DPD masuk dalam panitia seleksi, panitia seleksi

administrasi dari awal.

4) Unsur Majelis Kehormatan Kode Etik BPK diharapkan lebih banyak dari unsur

BPK disebabkan Anggota BPK yang paling paham mengenai pelanggaran etika

atas pelaksanaan pemeriksaan.

e. Kemandirian BPK

BPK telah memiliki kemandirian dalam pemeriksaan, namun belum memiliki

kemandirian atas anggaran sendiri dan penerimaan tenaga sumber daya manusia yang

mempengaruhi kebebasan dari ketergantungan kebijakan pemerintah.

f. Yang menjadi perdebatan panjang yang tadi saya sebut voting, yaitu f adalah masa

atau calon Anggota BPK berapa tahun setelah tidak aktif di partai politik, 2 atau 5

tahun, dan kami sepakati 5 tahun, melalui voting. Jadi, 5 tahun setelah tidak menjadi

pengurus partai politik dapat menjadi calon Anggota BPK RI. Ini catatannya tentu

sangat sulit karena ada orang atau pihak-pihak yang merasa terhalangi masuk sebagai

calon Anggota BPK, tetapi ini sikap kita di Komite IV untuk menjaga independensi

dan keprofesionalan Anggota BPK terpilih.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 13

Bapak/Ibu serta hadirin sekalian yang kami muliakan, Pimpinan Sidang, materi lain

yang dibahas Komite IV ialah dalam masa sidang ini yang sudah selesai, yaitu usul inisiatif

Rancangan Undang-Undang Peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang sudah kami serahkan

kepada Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) untuk diharmonisasi yang anggaran

PPUU-nya masih diusahakan oleh Panitia Urusan Rumah Tangga bersama Pimpinan DPD

RI. Yang kedua, kami bahas dalam masa sidang ini dan belum selesai, yaitu pandangan dan

pendapat terhadap rancangan Undang-Undang Konsultan Pajak. Kedua materi tersebut akan

dilanjutkan pembahasannya pada masa sidang mendatang bersama materi lainnya yang

menjadi tema masalah kunjungan kerja atau reses Komite IV, yaitu:

1. Tindak lanjut Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1 Tahun 2018 BPK RI. Insya

Allah akan kami selesaikan dalam Masa Sidang II.

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang

RPJPN Tahun 2005-2025. Perlu diketahui saat ini pemerintah di Kementerian

Bappenas sedang merancang draf awal RPJMN 2019-2024 sekaligus dikaitkan

dengan rancangan pembangunan jangka panjang nasional.

3. Pengawasan kebijakan BUMD dan BUMDes sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 6

Tahun 2014 tentang Desa.

Bapak Pimpinan hadirin yang kami hormati, demikianlah hasil pembahasan Komite

IV yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna yang terhormat ini. Selanjutnya,

kami minta kepada Sidang Paripurna untuk mengambil keputusan DPD RI tentang

pandangan dan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan

atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Selanjutnya,

kami mengharapkan kepada Pimpinan DPD RI untuk mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan pandangan dan pendapat DPD RI yang berkaitan dengan Rancangan

Undang-Undang BPK ini. Demikian laporan pelaksanaan tugas Komite IV. Pada Bapak/Ibu

semua, selamat melaksanakan tugas kunjungan kerja dan reses di daerah pemilihan masing-

masing. Ingat kegiatan reses dan kunjungan kerja akan tentu dipantau oleh Bawaslu sebagai

bagian daripada masa kita sudah dalam masa kampanye. Jadi mari kita saling mengingatkan

ya, saling mengingatkan karena kita baca di surat kabar, Bawaslu melalui jaringannya akan

memantau masa reses anggota dewan, tentu termasuk kita.

Demikianlah dengan memohon maaf kalau ada kekurangan dalam penyampaian ini

dan terima kasih kepada Bapak/Ibu Pimpinan Anggota Komite IV yang luar biasa. Dalam

masa sidang ini, tingkat kehadiran di atas 80%, baik dalam rapat-rapat finalisasi, terutama

dalam kunjungan kerja.

Assalamualaikum warahmaullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

Pimpinan Komite IV:

Saya, Ajiep Padindang.

Wakil Ketua: Bapak Ayi Hambali.

Wakil Ketua: Ibu Siska Marleni, dan

Wakil Ketua: Bapak Basri Salama.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 14

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI).

Terima kasih Ketua Komite IV Bapak Ajiep Padindang sudah menyampaikan laporan

dari Komite IV.

Sidang yang mulia, kita bersama telah mendengarkan laporan Pimpinan Komite IV.

Apakah kita dapat menyetujui pandangan dan pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang No.

15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan?

Terima kasih

KETOK 2X

Selanjutnya dipersilakan kepada PPUU.

PEMBICARA: H.M. YASIN WELSON LAJAHA (KETUA PPUU DPD RI)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang

terhormat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para hadirin yang sangat

berbahagia.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Sidang Paripurna pada siang

hari ini dapat terlaksana dengan baik. Sesuai dengan agenda Sidang Paripurna hari ini,

izinkanlah kami atas nama Anggota dan Pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang

menyampaikan pelaksanaan tugas Panitia Perancang Undang-Undang pada pertengahan

Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-2019.

Sidang Paripurna yang mulia, sesuai dengan ketentuan Pasal 249 Ayat (1) Huruf i

Undang-Undang MD3, keterlibatan DPD RI dalam penyusunan Program Legislasi Nasional

diatur melalui Pasal 249 Ayat (1) Huruf i Undang-Undang MD3 sesuai bidang tugasnya yang

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Dalam penyusunan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2019, PPUU juga memandang perlu

melakukan evaluasi terhadap Prolegnas Prioritas tahun 2018 untuk memperkuat landasan

penyusunan Prolegnas tahun ini. Sampai saat ini, dari 50 RUU yang telah ditetapkan sebagai

Prolegnas tahun 2018 sampai dengan pertengahan Agustus 2018 lalu, hanya 5 RUU yang

sudah ditetapkan menjadi undang-undang. Dari 5 RUU tersebut, tidak ada satu pun RUU

yang merupakan usul atau lingkup tugas DPD RI. Capaian legislasi yang minim tersebut

tentunya akan berdampak pada penyusunan Prolegnas tahun 2019, termasuk usul inisiatif

dari DPD. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat 3 RUU yang menjadi Prolegnas 2018

merupakan RUU luncuran tahun 2017, sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan

pembicaraan di Tingkat I DPR RI, yaitu RUU tentang Wawasan Nusantara, RUU Ekonomi

Kreatif, dan RUU tentang Daerah Kepulauan.

Sidang Paripurna yang mulia, sebagaimana diatur pada Pasal 268 Ayat (1) Huruf a

Undang-Undang MD3, PPUU sebagai alat kelengkapan yang memiliki tugas dalam

perencanaan dan penyusunan Prolegnas, menindaklanjutinya dengan mengirimkan surat

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 15

kepada masing-masing pimpinan komite dan anggota agar mengajukan usul RUU untuk

Prolegnas Prioritas tahun 2019, dan prioritas tahun 2020 dan 2024. Hal ini ditujukan agar

setiap alat kelengkapan dan anggota secara aktif berpartisipasi dalam penyusunan Prolegnas

ini.

Dalam penyusunan Prolegnas Prioritas tahun 2019 ini, PPUU telah melakukan rapat

dengar pendapat dengan beberapa narasumber, terutama rapat dengar pendapat dengan

Badan Pembinaan Hukum Nasional. Dan dalam rapat tersebut, ada kesepahaman mengenai

usul RUU yang akan diajukan dalam Prolegnas Prioritas 2019 harus memenuhi beberapa

kriteria/syarat:

1. RUU dalam Prolegnas Prioritas tahun 2018 belum selesai pembahasannya atau

pembahasan RUU masih dalam pembicaraan di Tingkat I DPR RI;

2. RUU yang diusulkan memiliki naskah akademik dan draf RUU;

3. RUU telah disahkan dalam Sidang Paripurna DPD RI sebagai RUU Inisiatif DPD RI;

4. Judul RUU masuk dalam Prolegnas Jangka Menengah tahun 2015-2019.

Dari usulan RUU yang telah disampaikan kepada PPUU, telah dilakukan inventarisasi

dan analisa dengan hasil 6 RUU yang diusulkan menjadi Prolegnas tahun 2019 dan 3 RUU

merupakan luncuran dari Prioritas tahun 2018, yaitu RUU tentang Wawasan Nusantara, RUU

Ekonomi Kreatif, dan RUU tentang Daerah Kepulauan. Adapun 6 RUU baru yang diusulkan

dalam Prolegnas tahun 2019, yaitu:

1. RUU tentang Pengelolaan Kawasan Daerah Perbatasan yang diusulkan oleh Komite I;

2. RUU tentang Kegeologian yang diusulkan oleh Komite II;

3. RUU tentang Perlindungan Varietas Tanaman oleh Komite II;

4. RUU tentang Bahasa Daerah oleh Komite III;

5. RUU tentang Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah oleh Komite IV;

6. RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana oleh PPUU.

Selain 6 RUU tersebut, perlu kami sampaikan bahwa pada saat ini di Badan Legislasi

DPR telah dibahas RUU tentang Masyarakat Hukum Adat di Prioritas 2015-2019. RUU

tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat, berdasarkan informasi dari kegiatan

inventarisasi yang dilakukan oleh Baleg, yang mencuat dibutuhkan oleh daerah adalah

tentang hak ulayat. Oleh karena itu, PPUU memandang bahwa RUU yang diusulkan Baleg

ini secara substansi masih sangat kurang karena hanya mengatur tentang subjek daripada

masyarakat hukum adat, sedangkan objek, haknya masih minim. Sedangkan, Rancangan

Undang-Undang yang diusulkan oleh DPD, yang dihasilkan oleh DPD RI tentang RUU,

yaitu RUU tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat oleh yang diusulkan oleh Komite I

dan RUU Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat oleh PPUU. Kedua rancangan undang-

undang dari DPD RI tersebut, yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Hak

Masyarakat Adat dan Rancangan Undang-Undang tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum

Adat akan diusulkan dalam pengantar Pimpinan PPUU di dalam sidang tripartit pembahasan

Prioritas Tahun 2019. Hasil evaluasi Prolegnas TAhun 2018 yang dilakukan oleh PPUU

dapat kami sampaikan bahwa dalam penyusunan Prolegnas Prioritas Tahun 2019 ini akan

lebih berat karena pada Prolegnas Prioritas Tahun 2018 baru 5 rancangan undang-undang

yang disahkan menjadi undang-undang. Sehingga, jatah 5 rancangan undang-undang yang

telah disahkan tersebut yang akan diperebutkan oleh 3 lembaga, yaitu DPR, DPD, dan

pemerintah. Sedangkan, rancangan undang-undang yang masih dalam pembicaraan tingkat I

berjumlah 33 rancangan undang-undang, termasuk undang-undang usul dari DPD yang ada

dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2018, yaitu

1. Rancangan Undang-Undang tentang Wawasan Nusantara;

2. Rancangan Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif; dan

3. Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 16

Sidang Paripurna yang mulia, pada kesempatan ini PPUU melaporkan perkembangan

pelaksanaan tugas terkait rancangan undang-undang yang akan disusun oleh komite dan

PPUU pada tahun 2019. Dari hasil analisa PPUU, bahwa rancangan undang-undang yang

diusulkan oleh Komite dan PPUU harus senantiasa mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut.

a. Kewenangan DPD berdasarkan Pasal 22 (d) Undang-Undang Dasar 1945.

b. Analisa berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah dan

Daerah.

c. Keterkaitan dengan undang- undang lainya yang horizontal.

Hasil analisa ini telah disampaikan kepada komite terkait dalam rapat gabungan yang

dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2018 kemarin. Dari hasil rapat gabungan, disepakati

rancangan undang-undang yang akan dibahas alat kelengkapan, yaitu:

a. Komite I mengusulkan:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang No. 43 Tahun

2008 tentang Wilayah Negara;

2. Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan Daya Saing Daerah.

b. Kemudian Komite II mengusulkan:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang No. 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan;

2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang No. 17 Tahun

2008 tentang Pelayaran.

c. Komite III mengusulkan:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang No. 40 Tahun

2009 tentang Kepemudaan;

2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Undang-Undang No. 13 Tahun

1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

d. Kemudian Komite IV mengusulkan:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Penjaminan Usaha Kecil Menengah;

kemudian

2. Rancangan Undang-Undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

e. PPUU mengusulkan Rancangan Undang-Undang tentang Partisipasi Masyarakat.

Melalui Sidang Paripurna yang mulia ini, kami mengharapkan bahwa usulan rancangan

undang-undang dari Komite dan PPUU tersebut dapat dijadikan sebagai rencana kerja bidang

legislasi untuk DPD RI pada tahun 2019.

Sidang Paripurna yang terhormat, sebelum menutup laporan perkembangan

pelaksanaan tugas PPUU pada Sidang Paripurna ini, perlu kami sampaikan juga bahwa

dalam rapat gabungan antara PPUU dengan Pimpinan Komite kemarin juga menyepakati

bahwa PPUU harus diberikan tambahan anggaran guna melaksanakan tugas konstitusinya,

yaitu melakukan harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi terhadap rancangan

undang-undang yang disusun oleh komite sehingga rancangan undang-undang yang telah

disusun oleh Komite dapat disahkan dalam Sidang Paripurna DPD pada masa sidang yang

akan datang.

Demikian laporan pelaksanaan tugas PPUU. Sebagai penutup laporan kami ini di

Sidang yang terhormat ini dapat menyepakati agar usul rancangan perolehan prioritas tahun

2019 sebagai keputusan DPD RI dan beberapa informasi lainnya yang penting kami

sampaikan yang ditindaklanjuti. Demikian.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 17

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang:

Prof. Dr. John Pieris, S.H., M.S. ditandatangani.

Wakil Ketua: H. Nofi Candra, S.E. ditandatangani.

Wakil Ketua: Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes. ditandatangani.

Wakil Ketua: H.M. Yasin Welson Lajaha ditandatangani.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Yasin yang telah menyampaikan laporan PPUU yang berkaitan

dengan tugas-tugas di Panitia Perancang Undang-Undang. Apakah dengan demikian kita

sepakat apa yang dilakukan oleh PPUU yang kemudian akan ditindaklanjuti di dalam proses

yang akan datang?

PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (BALI)

Sedikit, Pimpinan, tanggapan.

PIMPINAN SIDANG: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA DPD RI)

Silakan, Pak.

PEMBICARA: GEDE PASEK SUARDIKA, S.H., M.H. (BALI)

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Tadi mumpung disampaikan dari PPUU soal beberapa RUU yang sudah dibahas di

DPR, khususnya RUU tentang Wawasan Nusantara dan yang kedua Ekonomi Kreatif serta

Pemerintahan Daerah Kepulauan. Kemarin kami dapat informasi untuk RUU tentang

Ekonomi Kreatif itu DPR membahas bersama pemerintah tanpa melibatkan DPD. Padahal,

bahan RUU-nya dari DPD dan ini masih berlangsung di Komisi X DPR RI. Saya kira untuk

itu, Pimpinan, kalau bisa kita bersurat kembali kepada DPR untuk menegaskan Putusan MK

itu harus dibahas secara tripartit karena semestinya DPD yang membawakan RUU itu,

kemudian DIM-nya itu DPR dan pemerintah. Tetapi, dengan DPD yang membuat RUU-nya,

tetapi tidak dilibatkan dalam pembahasan, saya kira ini menjadi problem yuridis juga nanti

pada saatnya ketika RUU itu disahkan. Jadi sekadar catatan saja, Pimpinan, bagaimana untuk

menjaga kepastian RUU usulan DPD memang DPD dilibatkan sampai pengesahan.

Terima kasih, karena ini kemarin katanya, kemarin atau kemarin lusa ada rapat

membahas soal itu, infonya begitu.

Terima kasih.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 18

PIMPINAN SIDANG: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (WAKIL KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih Pak Pasek. Coba nanti kita cek. Sekretariat Jenderal tolong dicek

cari informasi ke DPR untuk memastikan apakah RUU tentang Ekonomi Kreatif sudah

dibahas. Kalau sudah, kita akan merespons. Kalau belum, kita juga akan merespons dengan

sesuai prosedur tripartit antara pemerintah, DPD, dan DPR.

Terima kasih, Pak Pasek.

Apakah kita setuju semua?

KETOK 2X

Baik, Ibu/Bapak sekalian, selanjutnya kita akan dengarkan laporan perkembangan

pelaksanaan tugas dari alkel (alat kelengkapan, red.) yang tidak mengambil keputusan. Ini

waktunya sudah jam 6 kurang 2 setengah jam, jam 6 kurang seperempat Waktu Indonesia

Bagian Timur. Oleh karena itu, ini masih ada empat, apakah free memory tidak mungkin,

tetapi paling tidak diserahkanlah, paling tidak itu. Sehingga, ikan sepat ikan gabus, jika

diperkenankan cara seperti itu barangkali lebih efektif.

Silakan dari Komite I. Iya silakan, Pak Jacob Esau Komigi. Jadi kalau ke Afrika

Selatan tidak pernah ke sana, lihat dia sudah seperti presidennya sudah.

PEMBICARA: JACOB ESAU KOMIGI, S.H., M.M (WAKIL KETUA KOMITE I

DPD RI)

Laporan pelaksanaan tugas Komite I DPD RI Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-

2019 pada Sidang Paripurna Ke-5 DPD RI hari ini Kamis 18 Oktober 2018.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Pimpinan DPD RI dan rekan-rekan Anggota DPD RI yang terhormat, hadirin serta

undangan yang berbahagia, dan seluruh rakyat Indonesia yang kami cintai. Puji syukur kita

panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena atas limpahan karunia-Nya kita dapat

hadir semua dalam Sidang Paripurna hari ini.

Pada Masa Sidang I Tahun 2018-2019 ini Komite I telah melakukan rangkaian

program dan kegiatan dalam pelaksanaan tugas konstitusional yang kami emban. Tentunya

keseluruhan program tersebut didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi yang berkembang di

daerah. Hal ini didasarkan pada komitmen DPD, khususnya Komite I untuk berjuang

bersama-sama bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat di daerah.

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, Sidang Dewan yang kami muliakan.

Perlu kami sampaikan dalam Sidang yang mulia ini, bahwa bentuk konkret pemihakan DPD

RI atas kepentingan daerah dapat terlihat dari serangkaian program yang telah dilaksanakan,

baik dalam rangka pelaksanaan kewenangan di bidang legislasi maupun pelaksanaan

pengawasan undang-undang sebagaimana yang telah kami laporkan dalam masa Paripurna

sebelumnya.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 19

Dalam pelaksanaan fungsi legislasi, Komite I telah menyusun rancangan undang-

undang yang kami sebut dengan nama Trisula Rancangan Undang-Undang yang berpihak

kepada daerah, yakni:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Pemerataan Pembangunan Daerah;

2. Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan; dan

3. Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Perbatasan.

Ketiga rancangan undang-undang tersebut sebagai bukti nyata keberpihakan DPD RI dalam

membela kepentingan daerah.

Demikian halnya dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan, Komite I telah

melaksanakan serangkaian kegiatan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang.

Pengawasan tersebut juga didasarkan pada realita dan dipotret langsung oleh DPD RI pada

saat reses maupun kegiatan-kegiatan DPD RI di daerah. Atas aspirasi masyarakat di daerah

tersebut, dalam Rapat Pleno Komite I, kemudian memutuskan untuk memfokuskan

pengawasan terhadap:

1. Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Aceh, yakni Undang-

Undang No. 11 Tahun 2016;

2. Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Papua No. 21 Tahun 2001; dan

3. Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Papua Barat No. 35 Tahun 2008.

Pemberian otonomi khusus bagi Papua sudah berjalan kurang lebih 17 tahun.

Demikian juga di Provinsi Aceh kurang lebih 12 tahun dan di Papua Barat kurang lebih 10

tahun. Dana otsus ini akan berakhir pada tahun 2017 untuk Provinsi Aceh dan 2021 bagi

Provinsi Papua dan Papua Barat. DPD RI memberikan perhatian khusus, terutama bagi

kesiapan ketiga provinsi tersebut serta arah kebijakan pemerintah pusat pascaberakhirnya

alokasi anggaran dana otsus tersebut.

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, selain fungsi legislasi dan fungsi

pengawasan, Komite I juga telah melakukan beberapa kegiatan advokasi dan audiens terkait

dengan aspirasi:

1. Adalah aspirasi pembentukan daerah otonomi baru yang hingga kini belum ada titik

terang kebijakan pemerintah. Padahal desakan aspirasi daerah sangat besar, terutama

melalui DPD RI. DPD RI sangat menyayangkan hingga saat ini peraturan mengenai

penataan daerah dan juga desain besar penataan daerah tak kunjung disahkan oleh

pemerintah.

2. Pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2018 Komite I melakukan audiensi dengan

menerima delegasi dari DPRD Kabupaten Manggarai Timur, membahas percepatan

penyelesaian batas wilayah pemerintahan antara Kabupaten Manggarai Timur dan

Kabupaten Ngada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Komite I akan menindaklanjuti

permasalahan batas wilayah pemerintahan antara dua kabupaten tersebut melalui

forum rapat dengar pendapat antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai

Timur dengan Kementerian Dalam Negeri.

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang kami hormati, dalam kesempatan Sidang

Paripurna ini kami akan menyampaikan beberapa perkembangan pelaksanaan tugas Komite I

DPD RI pada Masa Sidang I Tahun Sidang 2018-2019 sebagai berikut.

A. Pembahasan tripartit terkait Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan.

Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan merupakan RUU inisiatif

DPD RI yang akan dibahas secara tripartit antara DPD, DPR, dan pemerintah. Hari

Senin, 8 Oktober 2018, Komite I memenuhi undangan dari pansus terkait Rapat Kerja

Pansus RUU tentang Daerah Kepulauan oleh DPR dan pemerintah. Adapun agenda

yang dibahas dalam rapat kerja tersebut: 1) keterangan DPD RI terhadap rancangan

tentang Daerah Kepulauan; 2) keterangan pemerintah terhadap Rancangan Undang-

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 20

Undang tentang Daerah Kepulauan; 3) pandangan fraksi-fraksi DPR RI terhadap

Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan; dan 4) pengesahan

mekanisme kerja dan jadwal acara rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang

tentang Daerah Kepulauan. Dari 10 fraksi di DPR yang memberikan pandangan

terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan inisiatif DPR RI ini,

Alhamdulillah puji Tuhan seluruh fraksi mengapresiasi Rancangan Undang-Undang

tentang Daerah Kepulauan inisiatif DPR RI dan memberikan persetujuan untuk

dilanjutkan pembahasan dalam tingkat pertama. Namun demikian, yang menjadi

catatan DPD, dari pemerintah masih belum memberikan pandangan yang utuh

mengenai Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan dan meminta waktu

melakukan konsolidasi, memberikan pandangan, serta Daftar Inventarisasi Masalah

atau DIM.

B. Penyusunan Rancangan Undang-Undang Pemerataan Pembangunan dan Daerah.

Perlu kami sampaikan dalam forum yang terhormat ini bahwa progress penyusunan

Rancangan Undang-Undang Pemerataan Daerah telah selesai dalam tahap uji sahih

yang telah dilaksanakan di empat perguruan tinggi, yakni Universitas Mitra Indonesia

di Provinsi Lampung, Universitas Terbuka Kota Ternate di Maluku Utara, Universitas

Pendidikan Muhammadyah Sorong Uni Muda di Sorong Papua Barat, Universitas

Sumatera Utara di Sumatera Utara. Harapannya adalah masa sidang berikutnya akan

menjadi prioritas Program Legislasi Nasional 2019 usulan DPD RI selain Rancangan

Undang-Undang tentang Pengelolaan Terpadu Kawasan Megapolitan Jakarta-Bogor-

Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur atau Jabodetabekjur dan Rancangan Undang-

Undang tentang Pemerataan Pembangunan Daerah.

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, terkait dengan komitmen perjuangan

DPD untuk mendorong lahirnya daerah otonom baru, maka Komite I telah menggelar rapat

dengar pendapat dengan pemerintah yang diwakili oleh Dirjen Otonomi Daerah Kementerian

Dalam Negeri, Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri yang juga Ketua Des Papua

Kemenko Pohulkam dan Deputi IV Kantor Staf Presiden. Selain itu, Komite I juga menerima

audiensi dari Pengurus Nasional Forum Komunikasi Nasional (Forkonas) percepatan calon

daerah otonom baru, yang kemudian dilanjutkan dengan rapat konsultasi dengan Deputi V

Kantor Staf Presiden yang pada intinya ingin agar pemerintah segera menerbitkan Peraturan

Pemerintah tentang Penataan Daerah dan Peraturan Pemerintah tentang Desain Besar

Penataan Daerah.

Perlu kami sampaikan juga bahwa Komite I bersama Pimpinan DPD RI pada hari

Rabu pada tanggal 10 Oktober 2018 yang lalu melakukan rapat kerja dengan KPK RI yang

dihadiri langsung oleh Ketua KPK RI. Inti dari pertemuan rapat tersebut adalah: 1) secara

kelembagaan, DPD RI sepakat untuk membangun kerja sama sinergi dengan KPK RI dalam

rangka melakukan pencegahan korupsi di daerah; 2) DPD RI mendukung kerja-kerja

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK, namun demikian harus dioptimalisasi

dengan program-program edukasi dan pencegahan korupsi sejak dini; 3) DPD RI

mengapresiasi dan mendukung perlibatan masyarakat dalam melakukan pencegahan

pemberantasan korupsi yang dipayungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat. Namun, DPD memberikan catatan

perlu diperhatikan untuk tetap memberikan perlindungan hukum dan keamanan penuh bagi

sang pelapor.

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat dan Dewan yang saya muliakan,

demikian laporan pelaksanaan tugas Komite I pada Masa Sidang I Tahun 2018-2019.

Semoga apa yang telah kita kerjakan membawa keselamatan untuk seluruh rakyat Indonesia

bagi bangsa dan negara kita cintai. Atas perhatian kami sampaikan terima kasih.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 21

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Shalom

Om shanti shanti shanti om.

Jakarta 18 Oktober 2018.

Pimpinan Komite I:

Ketua: Benny Ramdani tertanda tangan.

Wakil Ketua: Fachrul Razi tertanda tangan.

Wakil Ketua: Fahira Idris tertanda tangan.

Wakil Ketua: Jacob Esau Komigi sudah tanda tangan.

Demikian, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Senator Jacob Esau Komigi yang sudah menyampaikan laporan dari

Komite I. Berikutnya BAP.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Pimpinan Rapat, Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para

Pimpinan Alat Kelengkapan, beserta rekan-rekan senator, Anggota Dewan di seluruh

Indonesia dan para pejabat, hadirin, hadirat yang berbahagia. Dengan memanjatkan puji

syukur kepada Allah Subhanahu Wata'ala Tuhan Yang Maha Esa, kami atas nama Badan

Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sesuai dengan perintah

dari tata tertib dan hasil rapat-rapat yang memberikan kesempatan untuk menyampaikan

laporan kegiatan BAP.

Bapak dan Ibu yang kami hormati, berdasarkan tata tertib yang diberikan kepada

BAP, maka dari hasil Paripurna beberapa waktu yang lalu telah diserahkan oleh Pimpinan

kepada BAP hasil pemeriksaan BPK, LHP BPK, namun kami belum dapat melakukan secara

konkret karena menyangkut dukungan dana yang memang sudah tidak memungkinkan untuk

dilakukan. Oleh karena itu, menindaklanjuti hasil temuan BPK yang terindikasi merugikan

negara belum dapat dilaksanakan oleh BAP karena tidak tersedianya pagu anggaran. Kedua,

oleh karena itu dilakukan dengan kreativitas yang akan kami lakukan pertemuan internal

antara BAP dengan BPK RI, terutama aspirasi masyarakat terhadap subsidi listrik tahun 2016

dan 2017 serta proyeksi ke depan untuk menjadi perhatian oleh DPD kepada aspirasi yang

disampaikan oleh masyarakat. Namun, hal ini juga direncanakan tanggal 11 Oktober, tetapi

kebetulan Anggota BPK yang membidangi pemeriksaan hasil subsidi listrik tersebut masih

berada di luar negeri, maka akan ditunda dengan waktu yang akan kita sepakati.

Bapak dan Ibu yang kami hormati, BAP telah mendapatkan beberapa pengaduan dari

masyarakat sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada BAP dari tiga sumber.

Pertama, dari masyarakat secara langsung menyampaikan kepada DPD, baik secara langsung

maupun secara tertulis. Yang kedua, hasil disampaikan oleh Anggota BAP sesuai dengan

daerah yang diwakili melalui hasil reses dan masih langsung disampaikan kepada BAP.

Ketiga, dari suratnya langsung sampaikan oleh masyarakat kepada lembaga DPD dan

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 22

disposisi oleh pimpinan kepada BAP. Ini sumbernya tiga. Oleh karena itu, BAP selaku alat

kelengkapan di DPD melaksanakan fungsi tersebut sesuai dengan tata tertib berlaku. Yang

perlu dimaklumi, BAP bukan teknis dan bukan membuat undang-undang, tetapi

menyelesaikan persoalan-persoalan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat. Oleh karena

itu, berdasarkan evaluasi kita bahwa masyarakat merasa keberadaan DPD merasa eksis dan

merasa berpihak kepada masyarakat karena dari Papua sampai ke Aceh kita telah menerima

berbagai laporan-laporan pengaduan masyarakat yang Insya Allah telah dapat kita

komunikasikan dengan instansi terkait, dengan badan lembaga terkait, karena BAP

memegang fungsi pertama. Jika terjadi masalah itu bisa diselesaikan dengan dua kebijakan:

satu, kebijaksanaan; dua, dengan kebijakan. Kebijakan adalah ada rule of the game, ada

aturan-aturan yang ditetapkan. Tetapi melalui kebijaksanaan, selama tidak melanggar aturan,

maka itu bisa kita selesaikan. Sehingga dengan komunikasi kita yang intens dengan Menko

Perekonomian terhadap kasus yang terjadi di tengah masyarakat kita telah dapat mendorong

untuk terbitnya Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2018 tentang Penanganan Dampak

Sosial Kemasyarakatan dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan nasional. Ini

bukan karena diproses oleh BAP, tetapi karena komunikasi BAP dengan pemerintah dengan

tidak ada aturan yang memayungi, maka kita sarankan ada payung untuk tidak melanggar

aturan, maka terbitlah Peraturan Presiden Nomor 62.

Selanjutnya kepada Bapak dan Ibu yang kami hormati, laporan-laporan yang telah

sampai kepada kita sampai hari ini dapat kita selesaikan 12 laporan pengaduan masyarakat

dengan cara melakukan RDP dengan melakukan kerja sama, terutama kita telah melakukan

kerja sama dengan Kepala Staf Presiden Republik Indonesia karena persoalan ini telah

menyangkut masalah-masalah yang prinsip secara berjenjang naik bertangga turun. Sehingga

berjenjang naik bertangga turun, kita memerlukan kebijakan dari Kepala Negara, maka

Alhamdulillah kita telah melakukan kerja sama dengan Kepala Staf Kepresidenan. Insya

Allah informasi-informasi masalah yang prinsip-prinsip yang memerlukan penanganan yang

secara sungguh-sungguh hadirnya negara, hadirnya pemerintah kepada masyarakat secara

langsung atau tidak langsung, Insya Allah ini telah mendapatkan komunikasi dan suatu

respons yang sangat positif. Namun, karena ini memerlukan langkah-langkah sehingga

tanggal 17 Oktober kemarin belum dapat mengambil keputusan karena pihak staf presiden

akan memanggil menteri-menteri yang terkait terhadap persoalan-persoalan yang

menyangkut grondkaart karena tidak ada satu pun yang dapat memberikan keaslian dari

grondkaart dan dasar hukum apa yang dipakai dalam undang-undang yang berlaku di negara

Republik Indonesia ini, maka ada satu saran agar kita dapat melihat aslinya grondkaart

tersebut serta implementasinya di negara-negara yang pernah dijajah oleh Belanda. Oleh

karena itu, hasil rapat keputusan BAP mengharapkan kiranya jika memang dukungan ada,

dukungan dana memungkinkan, maka kita perlu melihat aslinya grondkaart tersebut di

Belanda serta implementasi di negara-negara yang pernah dijajah oleh Belanda. Namun, ini

juga tergantung kepada dukungan dana. Jika dukungan dana tidak memungkinkan, adalah

sesuatu yang perlu juga kita renungkan secara bersama dan pengertian kita BAP cukup

sebagai lembaga yang sanggup menyelesaikan persoalan masyarakat, kenapa tidak mampu

menyelesaikan persoalan kita sendiri. Jika memang dana tidak memungkinkan, tidak ada

suatu desakan-desakan. Cuma BAP menyatakan bukan kekurangan dana, tetapi meminta

dana yang dilakukan oleh kegiatan BAP, jadi bukan minta tambahan dana. Supaya kita

memaklumi, BAP tidak pernah meminta tambahan dana, tetapi BAP minta didukung dana

untuk kegiatan yang real yang akan dilaksanakan.

Demikian, Bapak Pimpinan, yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, jika

terdapat kekurangan dan kelemahan. 12 laporan masyarakat telah dapat kita selesaikan

dengan kreativitas tanpa menggunakan dana dengan melakukan rapat-rapat. Namun

demikian, masyarakat tidak merasa maksimal jika tidak kita temui secara konkret. Jika

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 23

terdapat kelemahan dan kekurangan dari laporan ini, kami mohon maaf yang sebesar-

besarnya. Secara lengkap dan konkret akan kami sampaikan kepada Pimpinan Badan

Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Tertanda:

Ketua: Abdul Gafar Usman.

Wakil Ketua: H. Muhammad Idris.

Wakil Ketua: Mamberob Y. Rumakiek, S.Si., M.Kesos.

Wakil Ketua: H. Ahmad Nawardi, S.Ag

Demikian, Bapak dan Ibu yang kami hormati, jika terdapat kekurangan kami mohon

maaf yang sebesar-besarnya.

Wabillahi taufik walhidayah.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua BAP Bapak Abdul Gafar Usman sudah membacakan laporan dari

BAP. Berikutnya dipersilakan Badan Kehormatan (BK).

PEMBICARA: Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA (WAKIL KETUA BADAN

KEHORMATAN/BK DPD RI)

Assalamualaikkum warrahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, yang saya hormati Pimpinan Alat

Kelengkapan serta seluruh Anggota DPD RI, yang saya hormati adalah pelaksana Sekretaris

Jenderal beserta seluruh jajarannya. Sebelum saya bacakan ini, mari saya ingin mengajak

mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala karena sore hari ini kita

masih diberikan kesehatan sehingga kita melaksanakan Sidang Paripurna yang ke-5, mudah-

mudahan Sidang Paripurna ini diberkahi oleh Allah Subhanahu Wataala.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, pada Sidang Paripurna Ke-5 DPD RI ini

Badan Kehormatan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas yang telah dilakukan

sampai dengan akhir Masa Sidang I Tahun 2018-2019. Pada Rapat Pleno yang ke-4 Badan

Kehormatan tanggal 15 Oktober 2018 menyepakati:

1. Memutuskan kepada Anggota DPD RI asal Provinsi Sulawesi Sumatera Barat atas

Nama Jeffrie Geovanie terkait minimnya tingkat kehadiran pada rapat Alat

Kelengkapan sebagai berikut.

1) Memberhentikan sementara, saya ulangi, memberhentikan sementara Saudara

Jeffrie Geovanie dari keanggotaan DPD RI terhitung mulai tanggal 15 Oktober

2018 sampai dengan sidang etik Badan Kehormatan berikutnya.

2) Saudara Jeffrie Geovanie wajib menghadiri sidang etik berikutnya seperti yang

dimaksud pada angka pertama.

3) Saudara Jeffrie Geovanie dikenakan sanksi tambahan berupa:

a. Larangan untuk mengikuti kegiatan alat kelengkapan, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

b. Larangan untk mengikuti perjalan dinas.

2. Memutuskan terkait terkait dengan pengaduan dan temuan terhadap nggota yang

laporannya sudah masuk ke kepolisian, Badan Kehormatan menyepakati untuk

menunggu proses hukum yang sedang berjalan.

3. Terkait dengan anggota yang status tersangka dalam tingkat pidana khusus, Badan

kehormatan memberikan rekomendasi kepada Sekretaris Jenderal DPD RI untuk

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 24

membayarkan hak-hak keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak

membayarkan kegiatan dalam, saya ulangi, dan tidak membayarkan kegiatan dalam

negeri maupun reses.

Hadirin yang saya hormati, sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Kehormatan dalam

rangka harkat, markat, martabat lembaga terkait kedisiplinan, Badan Kehormatan akan

memformulasikan reward dan punishment terkait tingkat kehadiran Anggota DPD RI dalam

rapat atau sidang setiap alat kelengkapan yang bekerja sama dengan alat kelengkapan

masing-masing. Hal ini kami lakukan untuk menjaga kedisiplinan masing-masing anggota di

mana rapat dan sidang merupakan sebuah jembatan bagi kepentingan konstituen dan daerah

yang diamanatkan kepada Anggota DPD RI. Badan Kehormatan telah melakukan verifikasi,

rekapitulasi kehadiran anggota dengan semua Kepala Bagian Alat Kelengkapan DPD RI

untuk memverifikasi hasil rekapitulasi kehadiran anggota. Dari hasil verifikasi tersebut,

Badan Kehormatan telah memutuskan untuk memberikan teguran lisan dan teguran tertulis

kepada anggota yang tingkat kehadirannya sangat kurang sekali dalam bulan Januari sampai

dengan saat ini. Kami memberikan aspirasi, saya ulangi, kami memberikan apresiasi kepada

anggota yang rajin di dalam rapat kelengkapan dan juga kami mengimbau kepada anggota

yang masih kurang kehadirannya dalam rapat agar dapat meningkatkan kehadirannya dalam

rapat dikarenakan karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban kita semua.

Hadirin yang berbahagia, demikianlah apa yang kami laporkan pada sidang hari ini.

Mudah-mudahan ada manfaatnya. Sekian.

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Pimpinan Badan Kehormatan:

Mervin S. Komber sebagai Ketua.

Oni Suwarman Wakil Ketua.

Hendri Zainuddin sebagai Wakil Ketua.

Abdul Jabbar Toba sebagai Wakil Ketua.

Semuanya ditandatangani.

Demikian, terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Abdul Gafar, ulangi, Pak Abdul Jabbar Toba ya sudah membacakan

laporan dari BK.

Sidang Dewan yang mulia, sebelum kita mulai dengan agenda berikutnya, yaitu

laporan dari PURT, maka apakah disetujui untuk laporan dari PURT tertutup? Setuju

tertutup.

KETOK 2X

Mohon untuk para hadirin yang bukan anggota dipersilakan untuk, selanjutnya

dipersilakan Pimpinan PURT untuk menyampaikan laporan.

[LAPORAN PURT]

SIDANG TERTUTUP

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 25

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Ahmad Budiono sudah menyampaikan laporan dari PURT.

Sidang Dewan yang mulia, selanjutnya saya buka kembali sidang ini secara terbuka

untuk umum.

KETOK 2X

Sidang Dewan yang mulia, sebelum menutup Sidang Paripurna kali ini dan sebelum

kita semua kembali ke daerah, diminta untuk seluruh anggota agar lebih peka dalam

menyikapi berbagai kondisi yang berkembang di masyarakat dalam kurun waktu akhir-akhir

ini. Pada masa kegiatan anggota di daerah kali ini, diminta agar seluruh anggota agar dapat

memberikan lebih perhatian terhadap berbagai fenomena bencana alam yang terjadi di

berbagai wilayah Indonesia dan gejolak sosial di tahun politik ini, termasuk yang tadi

diingatkan Ketua Komite IV. Karena kita juga ikut di dalamnya, tentu pelaksanaan pemilihan

umum Bawaslu terutama akan selalu mengawasi segala kegiatan kita.

Bencana gempa dan tsunami yang baru saja terjadi di berbagai daerah, seperti

Provinsi Sulawesi Tengah, Palu, Sigi, dan Donggala, maupun Provinsi NTB, Lombok, dan

Provinsi Jawa Timur, Situbondo yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-

luka, serta kerugian harta benda yang perlu diberikan perhatian khusus. Terutama, upaya-

upaya pascapemulihan bencana. Untuk itu, kami berharap khususnya provinsi-provinsi yang

daerahnya ditimpa musibah bencana gempa, tsunami, banjir, longsor kiranya dapat

memberikan bantuan semaksimal mungkin sekaligus melakukan pengawasan terhadap proses

penyaluran bantuan korban, serta upaya recovery pascabencana.

Ini ada laporan kebetulan dari Ibu Baiq saudara kita dari NTB, ada info misalnya ada

bantuan dari pemerintah, dari lembaga-lembaga, baik dalam maupun luar negeri maupun dari

masyarakat. Nah yang terakhir ini ada kasus, misalnya masyarakat sudah diberikan buku

tabungan 50 juta, tetapi tidak bisa dicairkan. Nah ini mungkin tolong nanti ini bagian catatan

kita, terutama teman-teman yang ada di daerah bencana.

DPD RI juga memandang perlu bahwa upaya-upaya litigasi bencana sudah diterapkan

lebih awal sebelum bencana itu datang mengingat kerugian yang ditimbulkan akibat bencana

tersebut tidaklah sedikit. Di samping itu, DPD RI juga meminta kepada pemerintah dan DPR

untuk secara serius menindaklanjuti RUU perubahan tentang Penanggulangan Bencana yang

pernah diusulkan oleh DPD RI pada tahun 2017 yang lalu.

Menyambut masa kampanye Pilpres 2019, DPD RI juga mengimbau kepada semua

pihak agar tidak menyampaikan berita-berita hoax yang justru hanya memecah-belah

persatuan dan kesatuan bangsa. Elite-elite politik hendaknya dapat memberikan pendidikan

politik yang santun dan beretika kepada masyarakat bahwa ajang pemilihan presiden 2019

dan Pemilu yang damai dan penuh dengan semangat kekeluargaan dalam rangka membangun

bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini. Semoga tidak ada lagi hal-hal negatif yang

dialamatkan ke masing-masing kontestan maupun pendukung. Untuk itu, kepada Anggota

DPD RI yang akan turun ke daerah masing-masing diharapkan dapat memberikan pendidikan

politik juga kepada masyarakat, sekaligus memberikan advokasi agar pesta demokrasi dapat

berjalan dengan aman, damai, dan tertib karena stabilitas daerah juga dapat menopang

stabilitas nasional yang akan berdampak pula pada stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena

SIDANG TERBUKA

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 26

itu, DPD RI berharap agar semua daerah dapat menjaga situasi tetap kondusif sehingga tidak

mengganggu kehidupan masyarakat, khusunya di daerah.

Menyikapi perkembangan ekonomi global saat ini, DPD RI juga meminta kepada

pemerintah untuk menyiapkan langkah strategis dalam meredam dampak bagi masyarakat,

khususnya di daerah. Keterpurukan ekonomi global yang berimbas terhadap kenaikan dolar

tentu dapat berpengaruh kepada perkembangan ekonomi nasional, khususnya bagi pengusaha

kecil dan menengah. Untuk itu, DPD RI meminta pemerintah agar secara simultan dapat

terus menyusun kebijakan yang mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi kecil

menengah. Langkah pengembangan sentraproduksi secara khusus di masing-masing daerah

dapat dijadikan strategi awal pengembangan ekonomi daerah.

Sidang Dewan yang mulia, pada Rapat Panmus tadi pagi telah disepakati jadawal

Masa Sidang II Tahun Sidang 2018-2019 akan dimulai pada tanggal 12 November 2018 dan

akan berakhir pada tanggal 20 Desember 2018. Apabila kita mencermati betapa singkatnya

masa sidang tersebut, maka kami mengimbau kepada seluruh anggota, baik secara

perseorangan maupun kerja-kerja di alat kelengkapan agar lebih fokus dalam melaksanakan

fungsi legislasi, pengawasan, maupun representasi sehingga seluruh agenda dapat

dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

Para Anggota Sidang Dewan yang mulia, sekali lagi kami dari meja Pimpinan

mengucapkan selamat menjalankan tugas di daerah. Semoga amanah yang kita emban dapat

dilaksanakan sesuai dengan harapan masyarakat dan daerah, serta senantiasa berada dalam

lindungan Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. Kami informasikan bahwa pelaksanaan

Sidang Paripurna ke-6 dengan agenda pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2018-2019

dan laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan akan dilaksanakan pada tanggal

12 November 2018.

Demikianlah kita telah melalui seluruh rangkaian agenda persidangan hari ini.

Sebagai penutup, marilah kita berdoa bersama agar dalam pelaksanaan tugas kita ke depan

dapat berjalan dengan baik dan lancar serta mendapat rida Allah SWT Tuhan Yang Maha

Pengasih dan Penyayang. Berkenaan dengan hal tersebut, dimohon kesediaan saudara H. M.

Yasin Welson Lajaha dari Provinsi Sulawesi Tenggara untuk memandu dengan doa. Di

persilakan.

PEMBICARA: H. M. YASIN WELSON LAJAHA (SULAWESI TENGGARA)

Bismillahirrahmanirrahim

Hadirin Sidang Paripurna yang mulia, marilah sejenak kita menghubungkan pikiran,

perasaan, hati, dan nurani kita kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Semoga pelaksanaan sidang

paripurna ini dan kegiatan selanjutnya mendapatkan berkah dan bimbingan dari Allah SWT.

aamiin.

[MEMBACA AL-FATIHA]

Wahai Zat yang seluruh jiwa raga kami dalam kekuasaan-Mu, Wahai Zat yang

seluruh kegiatan kami dalam kendali-Mu, Wahai Zat Yang Maha Agung, Yang Maha Dari

Segala Maha, kumohon kepada-Mu berkatilah acara ini dan berikanlah selimutan cahaya

kasih sayang-Mu, cahaya kekuatan, cahaya kesehatan untuk mengiringi langkah kami dalam

melaksanakan tugas kami ke depan, yakni reses. Semoga negeri ini senantiasa dalam

perlindungan-Mu, semoga masyarakat Indonesia senantiasa dalam kedamaian. Engkaulah

segalanya dalam hidup kami, Engkaulah nafas kami, Engkaulah pikiran kami, Engkaulah

perasaan kami, Engkaulah hidup kami dan segalanya dalam hidup kami adalah Engkau,

Engkaulah pengendali dari segala pengendali. Kumohon sekali lagi Wahai Tuhan Yang

Page 28: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... · pembangunan dan akuisisi bandara-bandara di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah agar terjadi penguatan koneksivitas antara

SIDANG PARIPURNA KE-5 DPD RI MS I TS 2018-2019

KAMIS, 18 OKTOBER 2018 27

Mahakuasa, berikanlah limpahan berkat dan rahmat-Mu kepada negeri kami, berikan rahmat

dan berkat kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan berikanlah lindungan dan selimutan

kasih sayang-Mu ke dalam jiwa kami.

[DOA DALAM BAHASA ARAB]

Terima kasih.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL

KETUA DPD RI)

Terima kasih saudara H.M. Yasin Welson Lajaha yang sudah memandu kita dengan

doa. Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillah, Sidang Paripurna ke-5 kami tutup.

Wabillahi taufik walhidayah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

Namo buddhaya.

KETOK 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 17.18 WIB