pembahasanrbab6.pdf

Upload: odie99

Post on 10-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    1/6

    BAB 6

    P E M B A H A S A N

    Untuk menjawab permasalahan pada penelitian ini, maka telah dilakukan

    pengujian dengan proses pengolahan data menggunakan analisis regresi. Dari hasil

    pengolahan data tersebut telah berhasil dijawab permasalahan hipotesis yaitu ada

    pengaruh kejelasan peran dan motivasi kerja terhadap efektifitas pelaksanaan tugas

    jabatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitungyang diperoleh sebesar 40,715 lebih dari

    nilai Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kejelasan peran dan motivasi kerja

    mempengaruhi efektifitas pelaksanaan tugas. Jadi kedua variabel yang diteliti yaitu

    variabel kejelasan peran dan motivasi kerja secara bersama-sama mempengaruhi

    efektifitas pelaksanaan tugas jabatan. Dari koefisien regresi yang positif untuk

    masing-masing variabel independen terhadap efektifitas pelaksanaan tugas, dapat

    disimpulkan bahwa semakin jelas peran atau tugas yang harus dijalankan oleh seorang

    Kasubag dengan motivasi yang tinggi maka pelaksanaan tugas akan semakin efektif.

    Dalam analisa data, dapat dilihat pula bahwa nilai Rsebesar 0,717, sedangkan

    nilaiR2sebesar 0,514 (lampiran 19). Hal ini berarti bahwa 51,4% variabel efektifitas

    pelaksanaan tugas jabatan (Y) dipengaruhi oleh variabel kejelasan peran (X1) dan

    motivasi kerja (X2).

    Dari analisa data penelitian ini dapat dilihat bahwa variabel motivasi kerja (X2)

    lebih dominan pengaruhnya terhadap efektifitas pelaksanaan tugas jabatan daripada

    variabel kejelasan peran (X1), dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lihat lampiran

    16). Hal ini berarti bahwa motivasi kerja (X2) sangatlah menentukan efektifitas

    pelaksanaan tugas jabatan dalam suatu unit organisasi. Semakin besar motivasi yang

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    2/6

    119

    diberikan kepada seorang Kepala Sub Bagian, maka akan semakin efektif pelaksanaan

    tugas jabatan yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian dalam mengolah sumber daya

    yang ada sebagai upaya untuk melaksanakan tugas pokok fungsi di unit organisasi

    yang menjadi kewenangannya.

    Akan tetapi, saat ini tidak bisa dipungkiri jika masalah ini banyak terjadi pada

    organisasi-organisasi pemerintah. Setelah adanya otonomi daerah, kewenangan dan

    keleluasaan pada suatu daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan

    masyarakatnya sendiri pada tahap pelaksanaan diterjemahkan secara berbeda-beda

    oleh masing-masing daerah dan cenderung ditafsirkan sesuai dengan keinginan

    masing-masing daerah yang tidak menutup kemungkinan adanya muatan politis yang

    besar didalamnya. Ada kecenderungan pemerintah daerah membentuk organisasi

    perangkat daerah terlalu besar dan kurang didasarkan pada kebutuhan nyata daerah

    yang bersangkutan. Kondisi ini tentu saja menimbulkan inefisiensi penggunaan

    sumber daya manusia dan dana, serta kurang terintegrasinya penanganan suatu

    masalah yang berdampak pada birokrasi yang terlalu dibuat-buat, sehingga

    menyebabkan tidak efektifnya pelasanaan tugas di unit organisasi karena antar unit

    organisasi akan terjadi tarik menarik kewenangan dan berpotensi pada terjadinya

    disharmoni antar unit organisasi (terjadinya tumpang tindih) dalam melaksanakan

    tugas pokok dan fungsi. Kondisi yang terjadi pada obyek penelitian ini memberikan

    gambaran bahwa masih dibutuhkannya prosedur yang lebih jelas dan proporsional

    dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas di unit organisasi yang menjadi

    tanggungjawab dan kewenangan para Kepala Sub Bagian.

    Ketergugahan motivasi (motivation arousal) merupakan efek langsung dari

    iklim organisasi, dimana iklim organisasi yang sehat akan menimbulkan motivasi

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    3/6

    120

    kerja Kepala Sub Bagian untuk bekerja dengan baik, mereka akan bekerja dengan

    bergairah atau bersemangat, yang pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi kerja

    dan efektifitas pelaksanaan tugas jabatan yang telah ditentukan. Pengaruh motivasi

    kerja terhadap efektifitas pelaksanaan tugas jabatan berbanding lurus pada penelitian

    ini yang ditunjukkan oleh koefisien regresi positif, artinya makin tinggi tingkat

    motivasi kerja responden (Kepala Sub Bagian) akan menyebabkan makin meningkat

    pula efektifitas dalam pelaksanaan tugas jabatan. Keadaan ini sesuai dengan teori

    bahwa tanpa motivasi yang kuat seseorang tidak akan dapat menggerakan sesuatu

    dengan baik.

    Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dapat memberikan motivasi pada Kepala

    Sub Bagian adalah dengan adanya perhatian pimpinan setingkat di atas Kepala Sub

    Bagian (Kepala Bagian atau Kepala Biro) atas keluhan masalah pribadi Kepala Sub

    Bagian, serta adanya perhatian dari organisasi dan pimpinan baik di luar maupun di

    dalam jam kerja. Peran pimpinan setungkat di atasnya, juga harus aktif

    mengikutsertakan Kepala Sub Bagian dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga

    merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi Kepala Sub Bagian, karena

    Kepala Sub Bagian akan merasa menjadi bagian dari organisasi tersebut. Selain itu

    kejelasan peran pimpinan dalam meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah

    laku produktif juga membuat Kepala Sub Bagian akan semakin bersemangat dalam

    melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.

    Kesempatan untuk mengembangkan bakat yang ada pada diri Kepala Subb

    Bagian melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), baik pendidikan dan

    pelatihan teknis maupun fungsional juga memberikan semangat atau gairah baru

    dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada Kepala Sub Bagian tersebut.

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    4/6

    121

    Disamping itu, yang paling penting yaitu para Kepala Sub Bagian perlu dimotivasi

    untuk lebih maju lagi dalam segala hal, dengan harapan akan membuat Kepala sub

    Bagian akan semakin kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas pokok dan

    fungsi yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah yang berlaku.

    Dari uraian di atas, terlihat bahwa motivasi kerja Kepala Sub Bagian sangat

    berpengaruh terhadap keefektifan pelaksanaan tugas jabatan di suatu unit organisasi,

    khususnya Kepala Sub Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur.

    Namun demikian, yang paling menggembirakan dari hasil penelitian ini adalah kedua

    variabel yang diteliti, secara bersama-sama mempengaruhi dalam efektifitas

    pelaksanaan tugas jabatan Kepala Sub Bagian.

    Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

    pengaruh kejelasan peran dan motivasi kerja terhadap efektifitas pelaksanaan tugas

    jabatan Kepala Sub Bagian di Lingkungan Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur.

    Dari pengolahan data yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa yang

    dominan dan signifikan dalam mempengaruhi efektifitas pelaksanaan tugas jabatan

    adalah motivasi kerja Kepala Sub Bagian itu sendiri (sig < 0,05). Sedangkan pengaruh

    kejelasan peran terhadap efektifitas pelaksanaan tugas adalah tidak signifikan (sig >

    0,05). Jadi efektif atau tidaknya pelaksanaan tugas jabatan Kepala Sub Bagian di

    Lingkungan Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur lebih dipengaruhi oleh motivasi

    kerja Kepala Sub Bagian itu sendiri daripada kejelasan peran.

    Jika Kepala Sub Bagian mempunyai motivasi kerja yang tinggi untuk

    menyelesaikan tugasnya, maka segala perhatian dan pikirannya akan di fokuskan

    kepada pekerjaan yang menjadi tugas pokok dan fungsinya. Sehingga dengan

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    5/6

    122

    demikian hasil yang dicapai dalam pekerjaannya akan maksimal sesuai dengan yang

    diharapkan atau dengan kata lain pelaksanaan tugas jabatan akan semakin efektif.

    Teori motivasi yang banyak dianut saat ini adalah teori kebutuhan. Teori ini

    beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi

    kebutuhannya. Oleh karena itu, apabila seseorang pemimpin setingkat Kepala Bagian

    atau Kepala Biro ingin memotivasi bawahannya (Kepala Sub Bagian), maka yang

    perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah para pimpinan tersebut harus mengetahui

    apa kebutuhan-kebutuhan bawahannya (Wahjosumidjo; 1994). Terpenuhinya

    kebutuhan dasar Kepala Sub Bagian akan memberikan motivasi bagi Kepala Sub

    Bagian tersebut untuk bekerja lebih giat dan diharapkan menghasilkan hasil akhir

    (output) yang terbaik. Pimpinan harus mengetahui hal apa yang dapat memotivasi

    Kepala Sub Bagian, misalnya mendapat gaji yang adil dan layak untuk memenuhi

    kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman dalam bekerja, adanya jaminan dihari tua

    (pensiun), serta perlakuan secara wajar dari pimpinan.

    Motivasi kerja dalam diri seseorang tidak saja muncul karena kebutuhan dalam

    hal finansial yang terpenuhi, tetapi juga dalam hal penghargaan akan prestasi yang

    diraih, pertumbuhan profesional, iklim budaya organisasi dan juga tantangan dan

    kesempatan yang dihadapi. Jika kebutuhan Kepala Sub Bagian telah terpenuhi dan

    memuaskan, maka secara langsung akan menumbuhkan motivasi yang lebih besar

    dalam diri Kepala Sub Bagian untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih optimal lagi

    dan efektif, sehingga kinerja yang dihasilkan akan maksimal. Seseorang dikatakan

    berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya, jika mampu menciptakan motivasi yang

    tepat bagi dirinya. Oleh karena itu setiap orang perlu memahami apa arti, hakekat,

    teori dan teknik serta faktor yang berpengaruh dalam motivasi karena dalam

  • 7/22/2019 Pembahasanrbab6.pdf

    6/6

    123

    menumbuhkan motivasi kerja antara seseorang dengan yang lainnya tentulah tidak

    sama.

    Untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif diperlukan pemaduan antara

    kebutuhan organisasi dengan kebutuhan dalam diri seorang Kepala Sub Bagian, juga

    pemilihan karyawan-karyawan bawahan yang tepat bagi kelancaran dan pencapaian

    hasil pekerjaan yang diinginkan. Kepala Sub Bagian harus mempunyai jiwa

    kepemimpinan yang baik yaitu dapat menentukan hal-hal apa yang harus dilakukan

    oleh bawahannya. Akhirnya, para Kepala Sub Bagian harus mengerti sendiri apa yang

    dapat memotivasi dirinya untuk dapat bekerja lebih optimal, sehingga menghasilkan

    kinerja yang baik dan sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan oleh organisasi.