pembahasan mikrobiologi buat anna

9
BAB V PEMBAHASAN Tingkat pencemaran mikroba adalah angka yang menunjukan besarnya pencemaran mikroorganisme berupa jamur atau bakteri pada semua sampel. Tingkat pencemaran diukur terhadap bakteri total yang dinyatakan dengan angka lempeng total (menggunakan metode plate count), bakteri coli yang dinyatakan dengan MPN coliform menggunakan metode “Most Probably Number”. Percobaan ini bertujuan untuk menghitung jumlah koloni yang terkandung di dalam sampel uji dengan metode hitung cawan ALT (Angka Lempeng Total) dan metode MPN (Most probably Number). Adapun sampel yang akan digunakan yaitu sampel Teh 2 daun, bedak Marcks, jamu beras kencur, roti tawar, teofilin dan talkum. Medium yang digunakan adalah PDA (Potato Dektrosa Agar), NA (Nutrien Agar), LB (Lactosa Agar), EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) dan SSA (Salmonella Shigella Agar). Sampel yang berupa padatan diserbukkan terlebih dahulu lalu ditambahkan 9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dibuat masing-masing pengenceran 10 -1 , 10 -2 , 10 -3 , 10 -4 . Metode ALT menggunakan pengenceran 10 -1 hingga 10 -3 untuk medium PDA, pengenceran 10 -2 hingga 10 -4 sedangkan untuk MPN digunakan pengenceran 10 -2 , 10 -3 , 10 -4 . Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba

Upload: anna-hulliyyatul-jannah

Post on 25-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Mikrobiologi Buat Anna

BAB V

PEMBAHASAN

Tingkat pencemaran mikroba adalah angka yang menunjukan besarnya

pencemaran mikroorganisme berupa jamur atau bakteri pada semua sampel.

Tingkat pencemaran diukur terhadap bakteri total yang dinyatakan dengan angka

lempeng total (menggunakan metode plate count), bakteri coli yang dinyatakan

dengan MPN coliform menggunakan metode “Most Probably Number”.

Percobaan ini bertujuan untuk menghitung jumlah koloni yang terkandung

di dalam sampel uji dengan metode hitung cawan ALT (Angka Lempeng Total)

dan metode MPN (Most probably Number). Adapun sampel yang akan digunakan

yaitu sampel Teh 2 daun, bedak Marcks, jamu beras kencur, roti tawar, teofilin

dan talkum. Medium yang digunakan adalah PDA (Potato Dektrosa Agar), NA

(Nutrien Agar), LB (Lactosa Agar), EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) dan

SSA (Salmonella Shigella Agar).

Sampel yang berupa padatan diserbukkan terlebih dahulu lalu ditambahkan

9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dibuat masing-masing pengenceran 10 -1, 10-2, 10-3,

10-4. Metode ALT menggunakan pengenceran 10-1 hingga 10-3 untuk medium

PDA, pengenceran 10-2 hingga 10-4 sedangkan untuk MPN digunakan

pengenceran 10-2, 10-3, 10-4. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui

jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan angka

lempeng total. Pengujian ini menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa

koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per mL

atau koloni/100 mL, cara yang dapat digunakan antara lain dengan cara tuang,

cara tetes, dan cara sebar.

Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang

dapat hidup akan berkembang biak menjadi koloni. Jadi, jumlah koloni yang

muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat

hidup yang terkandung dalam sampel dari hasil pengenceran yang mengandung

mikroba. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati. Untuk

persyaratan statistik, cawan yang dipakai untuk perhitungan koloni adalah yang

Page 2: Pembahasan Mikrobiologi Buat Anna

mengandung antara 30 sampai 300 karena jumlah mikroorganisme dalam sampel

tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya 1

cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut

maka harus dilakukan sederetan pengenceran pada cawan yang bersangkutan.

Jumlah organisme yang terdapat pada sampel yang awal ditentukan dengan

mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan

bersangkutan. Cara ini paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah

mikroba. Dasarnya ialah membuat seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10

dari masing-masing pengenceran diambil 1 mL dan dibuat takaran dalam medium

agar yang macam caranya tergantung pada mikroba.

Nutrien Agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang

merupakan erpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA

dibuat dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar

sebagai pemadat. Ekstrak daging dan pepton sebagai sumber protein, nitrogen,

vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk

tumbuh dan berkembang. Medium ini digunakan untuk menumbuhkan nakteri.

Pengenceran yang digunakan adalah 10-2 hingga 10-4. Pemilihan pengenceran ini

karena pengenceran 10-1 akan menyebabkan koloni bakteri akan terlalu banyak

sehingga menyulitkan perhitungan. Pada metode ALT dengan NA dapat

dilaporkan kontaminasi bakteri pada roti 1,0 x 103, talkum 1,0 x 102, teofilin 1,0 x

102, bedak marcks 1,0 x 102, teh 2 daun tidak dapat dilaporkan dan jamu beras 8,0

x 102. Sesuai SNI yang diterbitkan oleh BPOM tahun 2009 sampel yang

memenuhi adalah roti karena koloni bakteri < 1,0 x 104, bedak marck dinyatakan

aman karena koloni bakteri < 5,0 x 102, talk dinyatakan aman karena koloni

bakteri < 5,0 x 102, jamu juga dinyatakan aman karena koloni bakteri < 3,0 x 103

dan teofilin juga aman karena koloni bakteri <5,0 x 102. Sampel yang tidak aman

adalah teh 2 daun karena koloni bakteri > 1,0 x 102.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode ALT

yaitu hanya untuk sel hidup yang dapat dihitung, beberapa sel mikroorganisme

dapat dihitung sekaligus dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi.

Page 3: Pembahasan Mikrobiologi Buat Anna

Potato Dekstrosa Agar berdasarkan konsistensinya merupakan medium

padat karena mengandung agar yang memadatkan medium. Medium ini

digunakan untuk pertumbuhan jamur yang terdiri dari kentang sebagai sumber

energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon,

agar sebagai pemadat dan aquades sebagai pelarut dan sumber oksigen, faktor

pengenceran yang digunakan adalah 10-1, 10-2, 10-3 yang kemudian diinkubasi

selama 1 x 24 jam di inkubator. Setelah dilakukan perhitungan koloni terhadap

kapang dan khamir diperoleh, hasilnya adalah jumlah koloni talkum 1,0 x 102,

teofilin 1,0 x 102, bedak marcks 2,0 x 101, roti tawar 1,0 x 102, jamu beras kencur

1,1 x 103 dan teh 2 daun tidak dapat dilaporkan. Setelah dibandingkan dengan SNI

yang diterbitkan oleh BPOM tahun 2009 sampel yang sesuai standar adalah roti

karena koloni jamur < 1,0 x 104, bedak marck dinyatakan aman karena koloni

jamur < 5,0 x 102, talk dinyatakan aman karena koloni jamur < 5,0 x 102, jamu

juga dinyatakan aman karena koloni jamur < 3,0 x 103 dan teofilin juga aman

karena koloni jamur 5,0 x 102. Sampel yang tidak aman adalah teh 2 daun karena

koloni jamur > 1,0 x 102.

Teknik MPN banyak digunakan untuk menghitung populasi mikroba dalam

bahan atau produk pangan. Perhitungan mikroba dengan teknik MPN merupakan

kombinasi dari pertumbuhan polulasi mikroba dan tabel McCrady. Hasil analisa

metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel MPN, yaitu tabel yang

memberikan The Most Probably Number atau jumlah perkiraan terdekat yang

tergantung dari kombinasi tabung positif (mengandung bakteri coli) dan negatif

(tidak mengandung bakteri coli) dari kedua tahap tes. Angka MPN tersebut

mempunyai arti statistik dengan derajat kepercayaan 95 %. Medium LB adalah

medium yang digunakan untuk mengidentifikasi sifat coliform dari bakteri,

mengadung Gelatin Pancreatic Digest, Beef Extract dan Lactose monhydrate.

Fungsi laktosa adalah sebagai sumber karbohidrat untuk bakteri melakukan

fermentasi, fungsi ekstrak daging sebagai sumber energi, karbon dan vitamin,

fungsi cairan pangkreas adalah membantu bakteri untuk mencerna nutrisi dalam

medium. Bakteri coliform dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas

yang dideteksi oleh berubahnya warna medium dan timbulnya gas dalam tabung

Page 4: Pembahasan Mikrobiologi Buat Anna

durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam

dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi. Medium LB yang digunakan diberi

tambahan indikator methylen blue agar memperjelas perubahan warna. Namun

pada percobaan ini tidak ditambahkan methylen blue. Hasil positif terlhat pada

sampel dengan warna medium yang keruh kekuningan dan timbulnya gas di

tabung durham yang terjadi pada sampel teh 2 daun, roti tawar, jamu beras dan

teofilin. Nilai MPN untuk teh 2 daun tidak dapat dilaporkan, jamu beras kencur >

1,1 x 106, teofilin 2,3 x 104, bedak marcks 3,0 x 103, roti tawar 3,0 x 103 dan

talkum < 3,0 x 102.

Uji lanjutan dilakukan terhadap sampel roti tawar dan teh 2 daun. Medium

yang digunakan adalah EMBA dan SSA. EMBA adalah medium selektif untuk

mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sampel. Media

Eosin Methylene Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa

dan berfungsi untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa

seperti S. aureus, S. aeruginosa, dan Salmonella sp. Mikroba yang

memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap

dengan kelap logam. Fungsi dari Eosin dan Methylene Blue yaitu membantu

mempertajam perbedaan yang menandakan bahwa terdapat bakteri E. coli dalam

kedua sampel. Salmonella Shigella Agar merupakan media agar diferensial yang

digunakan untuk menisolasi Enterobacteriaceae patogen, khususnya Salmonella

sp. dan Shigella sp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain, dan bahan percobaan

klinik. Aksi penghambatan pada bakteri koliform dan gram posistif dailakukan

oleh campuran garam bile dan brilliant green pada medium. Sodium sitrat

menghambat bakteri gram positif. Neutral red merupakan pH indikator bagi

bakteri yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni bakteri

berwaran merah jambu. Beberapa Salomonella menghasilkan bulatan hitam di

tengah koloni sebagai hasil prduksi gas H2S. Hasil yang diperoleh pada metode ini

adalah teh 2 daun positif pada medium EMBA dan SSA sedangkan roti tawar

tidak positif. Dapat disimpulkan bahwa sampel teh 2 daun mengandung bakteri

Salmonella sp.

Page 5: Pembahasan Mikrobiologi Buat Anna

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Sampel talkum memenuhi SNI, dengan jumlah kolonii bakteri 1,0 x 102

dan 1,0 x 102 jamur serta < 3,0 x 102 pada uji MPN.

b. Sampel teofilin memenuhi SNI, dengan jumlah koloni bakteri 1,0 x 102

dan 1,0 x 102 jamur serta teofilin 2,3 x 104pada uji MPN.

c. Sampel bedak marck memnuhi SNI, dengan jumlah koloni bakteri 1,0 x 102

dan 2,0 x 102 jamur serta bedak marcks 3,0 x 103.

d. Sampel roti tawar memenuhi SNI, dengan jumlah koloni bakteri 1,0 x 103

dan 1,0 x 102 jamur serta 3,0 x 103.

e. Sampel teh 2 daun tidak memenuhi SNI

f. Sampel jamu beras kencur memenuhi SNI, dengan jumlah koloni bakteri 8,0

x 12 dan 1,0 x 103 jamur namun sampel jamu beras kencur tidak memenuhi SNI

pada uji MPN, dengan jumlah koloni> 1,1 x 106.

g. Pada metode uji lanjutan Sampel roti tawar negatif mengandung Salmonella

ataupun Shigella dan negatif pula mengandung E. coli.

h. Sampel teh 2 daun positif mengandung Salmonella ataupun Shigella dan

positif pula mengandung E. coli.

6.2 Saran

Disarankan bahwa praktikan dapat bekerja secara aseptis sehingga

kemungkinan kontaminasi dari lingkungan kerja dapat dihindari.