pembahasan 2

Upload: ika-krastanaya

Post on 08-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Mikrosefali didefinisikan sebagai lingkar kepala yang berukuran lebih dari tiga standar deviasi di bawah mean menurut usia dan jenis kelamin. Otak mikrosefali selalu lebih ringan, dapat serendah 25 % otak normal. Jumlah dan kompleksitas girus korteks mungkin berkurang. Lobus frontalis adalah yang paling parah, serebelum sering kali membesar tak seimbang. Pada mikrosefali akibat penyakit perinatal dan postnatal dapat terjadi kehilangan neuron dan gliosis korteks serebri.3 (Wollnik, Bernd. 2010. A Common Mechanism for Microcephaly. Nature Genetics; 42(11): 923-4) Mikrosefali dapat dibedakan menjadi mikrosefali primer dan mikrosefali sekunder. Mikrosefali primer, juga disebut sebagai mikrosefali bawaan (kongenital), dianggap sebagai suatu anomali atau kelainan perkembangan yang statis, terjadi pada saat lahir atau paling dini di usia 32 minggu kehamilan. Mikrosefali sekunder atau mikrosefali yang didapat, adalah kondisi neurodegeneratif progresif dengan lingkar kepala bayi saat lahir berada dalam kisaran normal tetapi kemudian tidak mengalami perkembangan lagi. Pada pasien ini tidak dapat ditentukan apakah termasuk primer atau sekunder karena ukuran lingkar kepala saat lahir tidak diketahui.

Penyebab MikrosefaliPenyebabTemuan-temuan khas

Primer

1. Familial (Autosomal resesif) Insidensi 1/40.000 kelahiran Penampakan khas dengan dahi miring, hidung dan telinga menonjol; retardasi mental berat dan kejang-kejang yang menonjol; corak permukaan otak yang berlekuk-lekuk sukar dibedakan dan arsitektur sel kacau

2. Autosomal dominan Muka tidak khas, celah palpebra tidak miring, dahi sedikit miring, dan telinga menonjol Pertumbuhan linier normal, kejang-kejang mudah dikendalikan, dan retardasi mental ringan atau dalam perbatasan.

3. Sindrom

Down (Trisomi-21) Insidensi 1/800 Lingkaran oksipital dan lobus frontal serta serebellum kecil abnormal; girus temporalis superior sempit, kecenderungan untuk perubahan neurofibriler Alzheimer, dan kelainan ultra struktur korteks serebri

Edward (trisomi-18) Insidensi 1/6.500 Berat badan lahir rendah, mikrostomia, mikrognatia, malformasi telinga letak rendah, oksiput menonjol, kaki dasar kursi goyang, deformitas fleksi jari, penyakit jantung congenital, girus bertambah, neuron heterotropia

Cri du chat (5 p-) Insidensi 1/50.000 Muka bundar, lipatan epikantus menonjol, telinga letak rendah, hipertelorisme, dan tangisan khas Neuropatologi tidak spesifik

Cornelia de Lange Keterlambatan pertumbuhan prenatal dan postnatal, sinofris, bibir atas tipis menggantung Ibu jari terletak proksimal

Rubinstein-Taybi Hidung paruh, fissura palpebra miring ke bawah, lipatan epikantus, perawakan pendek dengan ibu jari tangan dan ibu jari kaki lebar

Smith-Lemli-Optiz Ptosis, skafosefali, lipatan epikantus dalam, lubang hidung anteversi Berat badan lahir rendah, masalah makan nyata

Sekunder (Non Genetik)

1. Radiasi Mikrosefali dan retardasi mental paling berat jika pemajanan sebelum usia kehamilan minggu ke-15

2. Infeksi congenital

Sitomegalovirus Kecil menurut usia kehamilan, ruam petekie, hepatosplenomegali, korioretinitis, tuli, retardasi mental, dan kejang-kejang Kalsifikasi SSS dan mikrogiria

Rubella Retardasi pertumbuhan, purpura, trombositopenia, hepatosplenomegali, penyakit jantung congenital, korioretinitis, katarak, dan tuli Daerah nekrosis perivaskular, polimikrogiria, heterotopia, peronggaan subependima

Toksoplasmosis Purpura, hepatosplenomegali, ikterus, konvulsi, hidrosefalus, koreoretinitis, dan kalsifikasi otak

3. Obat

Alkohol janin Retardasi pertumbuhan, ptosis, tidak ada filtrum dan bibir atas hipoplastik, penyakit jantung congenital, masalah makan, heterotropi neuroglia

Hidantoin janin Keterlambatan pertumbuhan, hipoplasia falangs distal, lipatan epikantus dalam, rigi hidung lebar, lubang hidung anteversi

4. Meningitis/ensefalitis Infark otak, peronggaan kistik, kehilangan neuron difus

5. Malnutrisi Penyebab controversial mikrosefali

6. Metabolik Diabetes mellitus ibu dan hiperfenilalaninemia ibu

7. Hipertermia Demam bermakna selama 4-6 minggu pertama telah dilaporkan menyebabkan mikrosefali, kejang-kejang dan anomali wajah Penelitian patologis menunjukkan heterotopia neuron Penelitian lebih lanjut tidak menunjukkan kelainan dengan demam ibu

8. Ensefalopati hipoksik-iskemik Pada mulanya edema otak difus stadium lambat ditandai dengan atrofi otak

Gangguan perkembangan neurologis sering terjadi pada penderita mikrosefalus, Gangguan perkembangan neurologis merupakan kegagalan untuk memiliki kemampuan fungsi neurologis yang seharusnya dimiliki, yang disebabkan oleh adanya lesi (defek) dari otak yang terjadi pada periode awal pertumbuhan otak. Hasan, R dan Alatas, H (ed); Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku Jilid II, Jakarta, 2003, Infomedia, 847-884. Pada pasien ini kelainan pada kepala yang terjadi selain mikrosefali yaitu juga terdapat brakisefali. Brakisefali adalah kepala terkompres dan datar akibat penutupan dini sutura koronal bilateral (sinostosis koronal). Brakhisefali merupakan jenis dari sinostosis koronal yang biasanya unilateral dan menyumbang sekitar 18% dari craniosynostosis. Craniosinostosis adalah sutura tulang tengkorak yang sudah menutup sebelum usia 6 bulan, bisa dikatakan menutup terlalu cepat. .Angka kejadian brakisefali pada wanita lebih banyak dibandingkan pada laki-laki. Deformitas sering kali berisi punggungan supraorbital dan frontal tulang sehingga mempengaruhi posisi orbit, sehingga penyimpangan luar dari orbit di sisi abnormal dan amblyopia. Bilateral koronal synostosis menghasilkan brachycephaly dengan dahi lebar dan pipih dan lebar tengkorak, menyempitnya. Kedalaman orbital sering menurun, sehingga exorbitism. Pada pasien ini tidak sampai terjadi exorbitism. Kraniosinostosis adalah kelainan primer pertumbuhan kranial dan biasanya menunjukkan gejala berikut:1. deformitas tengkorak 1. peninggian TIK 1. tanda okuler 1. retardasi mental 1. gangguan motor tahu1. sindaktili yang menyertai(Childrens Craniofascial Association. 2005. A Guide to Understanding Craniosynostosis. Diakses Tanggal 30 April 2012.)

Pada pasien ini terdapat keterlambatan perkembangan yang mengarah pada retardasi mental, retardasi mental merupakan diagnosis yang dapat ditegakkan pada anak di atas usia 5 tahun pada pasien ini walaupun tidak dapat ditegakkan diagnosis retardasi mental namun terdapat gejala perkembangan terlambat yang ke depannya dapat menjadi retardasi mental. Dari ke 6 gejala kraniosinostosis pada pasien ini, terdapat 2 gejala yang bermanifestasi yaitu deformitas tengkorak dan retardasi mental.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mengetahui etiologi dari kelainan tulang tengkorak pada pasien ini berupa mikrosefali dan brakisefali dilakukan CT scan kepala tanpa kontras. Berdasarkan Pediatric and Congenital Head Imaging Guidelines untuk kelainan Mikrosefali pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah brain MRI menggunakan kontras, menurut guidline tersebut CT Scan kepala tidak dapat memberikan gambaran abnormalitas yang relevan pada mikrosefali. Selain dari abnormalitas bentuk kepala, CT scan juga diindikasikan untuk keterlambatan perkembangan dan retardasi mental pada anak, menurut Pediatric and Congenital Head Imaging Guidelines 2011, brain MRI tanpa kontras dapat digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas congenital pada keadaan ada ataupun tidak gejala cerebral palsy, jika tidak memungkinkan dapat dilakukan CT Scan kepala tanpa kontras.