pembahasan soal mata paket 2

71
Pembahasan Soal Mata Paket 2

Upload: others

Post on 16-May-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Soal Mata Paket 2

Pembahasan Soal Mata Paket 2

Page 2: Pembahasan Soal Mata Paket 2

26. Manifestasi hordeolum internum disebabkan oleh infeksi mikroba pada muara kelenjar:

a. Meibom

b. Moll & Zeis

c. Appocrine

d. Krause

e. Wolfring

Page 3: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : a. Meibom

PEMBAHASAN :

Hordeolum paling banyak disebabkan oleh bakteri Staphylococcus yang menginfeksi folikel rambut. Hordeolum interna disebabkan oleh kebuntuan di kelenjar meimbom, dan pembentukan pustula dari bagian dalam kelopak mata. Hordeolum dapat ditemukan bagian atas dan bawah dari kelopak mata.

Bragg KJ, Le PH, Le JK. Hordeolum. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/

Page 4: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.slideshare.net/faslu1143/pathology-of-eye-lids-and-adnexa

Page 5: Pembahasan Soal Mata Paket 2

27. Berikut adalah gejala subjektif keratitis, kecuali:

a. Fotofobia

b. Blefarospasme

c. Mata merah

d. Penglihatan kabur

e. Melihat seperti ada tirai

Page 6: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : e. Melihat seperti ada tirai

PEMBAHASAN :

Melihat seperti ada tirai merupakan gejala dari ablasio retina. Gejala lain yang ada pada soal dapat muncul pada keratitis. Trias keratitis adalah blefarospasme, fotofobia, dan epifora. Namun pada beberapa kasus keratitis juga dapat muncul dengan mata merah dan penglihatan yang kabur.

Singh P, Gupta A, Tripathy K. Keratitis. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559014

Page 7: Pembahasan Soal Mata Paket 2

http://cteyehospital.com/retinal-detachment-torn-detached-retina/

Page 8: Pembahasan Soal Mata Paket 2

28. Benjolan di kelopak mata yang tidak nyeri dan bersifat keras adalah:

a. Hordeolum

b. Blefaritis

c. Kalazion

d. Katarak

e. Konjungtivitis

Page 9: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : c. Kalazion

PEMBAHASAN :

• Kalazion adalah salah satu inflamasi yang paling banyak terjadi di mata. Umumnya akan muncul dengan bengkak pada kelopak mata selama beberapa minggu hingga bulan sebelum pasien mencari bantaun medis. Kalazion dapat menyebabkan gangguan pendengaran, atau rasa tidak nyaman sebelum menjadi bengkak, nyeri, atau terinfeksi.

Jordan GA, Beier K. Chalazion. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499889/

Page 10: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.clinicalondon.co.uk/eye-conditions/chalazion-meibomian-cyst/

Page 11: Pembahasan Soal Mata Paket 2

29. Radang pada kelopak mata yang ditandai dengan adanya eksudat kekuningan di pangkal bulu mata adalah:

a. Hordeolum

b. Blefaritis

c. Kalazion

d. Katarak

e. Konjungtivitis

Page 12: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : b. Blefaritis

PEMBAHASAN :

Blepharitis adalah salah satu bentuk radang pada bulu mata. Pasien dengan blefaritis akan datang dengan keluhan gatal, rasa terbakar, dan krusta yang kadang disertai eksudat kekuningan di bulu mata. Pasien juga mengeluhkan pandangan kabur dan terasa ada benda asing yang masuk ke mata.

Eberhardt M, Rammohan G. Blepharitis. [Updated 2020 Jul 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459305/

Page 13: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://visiondoctor2020.com/blepharitis/

Page 14: Pembahasan Soal Mata Paket 2

30. Pernyataan yang benar tentang makula lutea :

a. Secara klinis dapat didefinisikan sebagai daerah kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal dengan diameter 0,5 mm

b. Fovea merupakan daerah avaskuler retina yang berfungsi sebagai pusat ketajaman visual dan penglihatan warna

c. Terlihat dengan baik dengan cahaya putih, dengan red-free light, atau blue-light photography

d. Mempunyai sel rod and cone

e. Lantai fovea terdiri dari muller’s cell, conus bipolar dan sel amakrin

Page 16: Pembahasan Soal Mata Paket 2

http://webvision.org.es/architecture-human-fovea-helga-kolb-ralph-nelson-

peter-ahnelt-isabel-ortuna-lizaran-nicolas-cuenca/

Page 17: Pembahasan Soal Mata Paket 2

31. Tentang ablatio retina regmatogenous:

a. Adanya riwayat afakia, hipermetropia dan trauma tumpul

b. Robekan biasanya terlihat pada 80% kasus

c. Tidak terlihat lipatan atau bullae yang terundulasi

d. Adanya pigmen vitreous pada 90% kasus

e. Biasanya terjadi spontan didahului oleh pelepasan korpus vitreous, miopia, afakia dan degeneratif lattice

Page 18: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : e. Biasanya terjadi spontan didahului oleh pelepasan korpus vitreous, miopia, afakia dan degeneratif lattice

PEMBAHASAN :

Rhegmatogenous retinal detachment, atau RRD merupakan bentuk paling banyak dari ablasio retina. Ketika terjadi robekan, cairan dapat masuk dari kavitas vitrous dan masuk ke rongga subretinal. Degenerasi latif dapat terjadi dan dapat disertai dengan miopa, aphakia, dan pelepasan korpus vitreous

Fraser S, Steel D. Retinal detachment. BMJ Clin Evid. 2010;2010:0710. Published 2010 Nov 24.

Page 19: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.reviewofophthalmology.com/article/management-of-primary-

rhegmatogenous-rd

Page 20: Pembahasan Soal Mata Paket 2

32. Kelainan-kelainan pada retina bayi BBLR kurang dari 1500 gram, yang termasuk retinal vascular disease adalah :

a. Exudative retinal detachment

b. Exudative AMD

c. Retinopathy of prematurity

d. Hemangioblastoma

e. Makromelanomasomes

Page 21: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : d. Hemangioblastoma

PEMBAHASAN :

Retinal vascular disease adalah berbagai penyakit retina yang etiologinya berasal dari gangguan vascular. Umumnya penyakit ini terjadi di orang dewasa seperti pada diabetes atau hipertensi. Namun pada bayi, gangguan vascular yang dapat terjadi adalah berupa hemangioblastoma, yang juga termasuk retinal vascular disease.

Wiley HE, Krivosic V, Gaudric A, et al. MANAGEMENT OF RETINAL HEMANGIOBLASTOMA IN VON HIPPEL-LINDAU DISEASE. Retina. 2019;39(12):2254-2263. doi:10.1097/IAE.0000000000002572

Page 22: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://eyewiki.aao.org/Retinal_Capillary_Hemangioblastoma_and_von_Hippel

-Lindau_Disease

Page 23: Pembahasan Soal Mata Paket 2

33. Non proliferative diabetic retinopathy (NPDR) ringan-sedang :

a. Terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat lunak atau IRMA

b. Terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena derajat ringan, eksudat keras, eksudat lunak atau IRMA

c. Terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena derajat ringan, eksudat keras, eksudat lunak atau IRMA + perdarahan vitreous ringan

d. Terdapat ≥ 1 tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran atau IRMA pada 1 kuadran

e. Ditemukan ≥ 2 tanda pada NPDR berat

Page 24: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : a. Terdapat ≥ 1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat lunak atau IRMA

PEMBAHASAN :

Non Proliferative Diabetic Retinopathy dapat dibagi menjadi

a. Ringan : adanya minimal satu mikroaneurisma

b. Sedang : pendarahan dan atau mikoraneurisma lebih dari standard 2A, ada eksudat lunak, venus beading¸IRMA ditemukan

c. Berat : pendarahan dan atau mikroaneurisma lebih dari standard foto 2A pada 4 kuadran, venous beasing di dua atau lebih kuadaran, atau IRMA > standar 8A di minimal 1 kuadaran

d. Sangat berat : terdapat dua atau lebih perubahan di NDPR berat

Page 25: Pembahasan Soal Mata Paket 2

http://www.iforeye.in/treatment/diabetic-eye-care/5

Page 26: Pembahasan Soal Mata Paket 2

34. Seorang wanita, usia 60 tahun, datang dengan keluhan kabur mendadak, pasien mengaku mengidap diabetes mellitus dan hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini menggunakan insulin. Pada pemeriksaan, visus mata kanan 2/60, visus mata kiri 6/6. Pada pemeriksaan funduskopi segmen posterior, didapatkan cherry red spot pada mata kanan. Diagnosis pada pasien ini adalah :

a. Retinopati hipertensi

b. Oklusi cabang arteri retina sentralis

c. Oklusi cabang vena retina sentralis

d. Oklusi arteri retina sentralis

e. Oklusi vena retina sentralis

Page 27: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : d. Oklusi arteri retina sentralis

PEMBAHASAN :

Oklusi arteri retina sentralis dicirikan oleh menghilangnya pandangan mata mendadak pada pria dan wan wanita (umumnya lansia). Penyebabnya adalah embolisme yang pecah dan kemudian menyebabkan kebuntuan pada arteri retina sentral. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan cherry-red spot.

Tripathy K, Patel BC. Cherry Red Spot. [Updated 2021 Feb 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539841/

Page 28: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-030-22445-5_8

Page 29: Pembahasan Soal Mata Paket 2

35. Seorang laki-laki, usia 48 tahun, datang dengan keluhan mata kiri tidak bisa melihat sejak 1 minggu yang lalu tanpa disertai nyeri pada mata. Penderita mengidap diabetes mellitus sejak 15 tahun yang lalu, tetapi tidak rutin menggunakan obat anti diabetes. Pada pemeriksaan, visus mata kanan 5/40, visus mata kiri light perception +, refleks fundus +, tekanan bola mata normal pada palpasi. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?

a. Katarak + diabetic retinopathy

b. Retinopathy diabetic

c. Uveitis posterior

d. Glaukoma + katarak

e. Perdarahan vitreous

Page 30: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : b. Retinopathy diabetic

PEMBAHASAN :

• Retinopati diabetic adalah penyebab kehilangan penglihatan paling banyak pada orang dewasa. Merupakan komplikasi paling umum dari diabetes melitus. Pasien datang dengan keluhan hilangnya penglihatan tanpa ditemukan ada kelainan yang lain. Tidak ada temuan klinis yang mengarah pada diagnosis lain.

Shukla UV, Tripathy K. Diabetic Retinopathy. [Updated 2021 Feb 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560805/

Page 31: Pembahasan Soal Mata Paket 2

http://www.iforeye.in/treatment/diabetic-eye-care/5

Page 32: Pembahasan Soal Mata Paket 2

36. The International classification of retinopathy of prematurity (ROP) berdasarkan :

a. Zone 1-3

b. Luasnya

c. Stadium

d. Agresif-posterior

e. A+B+C

Page 33: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : e. A + B + C

PEMBAHASAN :

The International classification of retinopathy of prematurity mengklasifikasikan retinopati akibat prematuritas dalam tiga aspek. Aspek yang dinilai dari retinopati akibat prematuritas adalah berdasarkan area yang terdampak (zona 1-3), luas dari penyakit, dan beratnya penyakit (yang dijabarkan dalam empat tahap)

Agarwal K, Jalali S. Classification of retinopathy of prematurity: from then till now. Community Eye Health. 2018;31(101):S4-S7.

Page 34: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.researchgate.net/figure

/International-classification-of-

retinopathy-of-

prematurity_tbl1_312198098 and

http://www.scielo.org.za/scielo.php

?script=sci_arttext&pid=S0256-

95742016000600025

Page 35: Pembahasan Soal Mata Paket 2

37. Faktor resiko terjadinya ROP adalah :

a. Kecil masa kehamilan

b. Sepsis atau infeksi berat yang disertai gangguan hemodinamika

c. Berat badan lahir rendah

d. A+B+C

e. A+B

Page 36: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : d. A + B + C

PEMBAHASAN :

Retiopati prematuritas memmiliki beberapa factor risiko umum seperti usia gestasional rendah, berat lahir rendah, dan konsentrasi oksigen yang tinggi saat pemberian terapi oksigen. Bukti terbaru menunjukkan bahwa sepsis, pendarahan, dan gangguan hemodinamik lain juga dapat menyebabkan retinopati permaturitas.

Khorshidifar M, Nikkhah H, Ramezani A, et al. Incidence and risk factors of retinopathy of prematurity and utility of the national screening criteria in a tertiary center in Iran. Int J Ophthalmol. 2019;12(8):1330-1336. Published 2019 Aug 18. doi:10.18240/ijo.2019.08.15

Page 37: Pembahasan Soal Mata Paket 2

38. Seorang perempuan, 59 tahun dengan riwayat pengobatan Tuberkulosis paru saat datang untuk kontrol ke Puskesmas setempat mengeluhkan adanya penglihatan ganda yang mulai dirasakan semenjak 2 hari sebelumnya. Tidak dikeluhkan pandangan kabur, kedua mata tidak memerah ataupun nyeri dan refleks cahaya baik pada kedua mata. Pasien tersebut setelah diperiksa oleh dokter Puskesmas kemudian dirujuk ke Rumah Sakit dengan tujuan pemeriksaan terhadap keluhan melihat gandanya di poliklinik :

a. Penyakit Dalam

b. Mata

c. Saraf (Neurologi)

d. Penyakit Dalam, Mata, Saraf (Neurologi)

e. Mata, Saraf (Neurologi)

Page 38: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : e. Mata, Saraf

PEMBAHASAN :

TB telah banyak dikaitkan dengan beberapa gangguan pada mata seperti kebutaan, glaucoma, katarak, vasculitis, atropi optic, dan sebagainya. Kemungkinan lain yang dapat muncul adalah manifestasi tuberculosis pada system saraf pusat yang juga dapat menyebabkan berbagai gangguan penglihatan.

Egbagbe EE, Omoti AE. Ocular disorders in adult patients with tuberculosis in a tertiary care hospital in Nigeria. Middle East Afr J Ophthalmol. 2008;15(2):73-76. doi:10.4103/0974-9233.51996

Page 39: Pembahasan Soal Mata Paket 2

39. Pasien ini mengalami penglihatan ganda yang istilah kedokterannya adalah :

a. Disfagia

b. Diplopia

c. Dismetria

d. Disfonia

e. Dizziness

Page 40: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : b. Diplopia

PEMBAHASAN :

Diplopia didefinisikan sebagai melihat ganda/melihat dua gambar akibat adanya gangguan ocular. Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya gangguan optic, atau adanya kebuntuan pada salah satu atau kedua mata. Pasien dengan gangguan ini harus diperiksa lebih lanjut karena diplopia dapat merupakan manifestasi dari berbagai kondisi patologis serius yang dapat mengancam nyawa.

Najem K, Margolin E. Diplopia. [Updated 2020 Nov 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441905/

Page 41: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.nvisioncenters.com/conditions/diplopia/

Page 42: Pembahasan Soal Mata Paket 2

40. Penglihatan pasien ini baik. Untuk interpretasi penglihatan prosesnya di otak bagian :

a. Depan : Frontal

b. Samping : Temporal

c. Atas : Parietal

d. Belakang : Oksipital

e. Bawah : Batang otak

Page 43: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : d. Belakang : oksipital

PEMBAHASAN :

Korteks visual adalah korters primer di otak yang menerima, mengintegrasikan, dan memproses informasi yang dilanjutkan oleh retina. Bagian otak yang bertanggung jawab dalam proses ini adalah lobus oksipital yang terletak pada bagian paling posterior dari otak. Korteks visual ini dibagi menjadi lima area.

Huff T, Mahabadi N, Tadi P. Neuroanatomy, Visual Cortex. [Updated 2020 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482504/

Page 44: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553189/

Page 45: Pembahasan Soal Mata Paket 2

41. Kalau pasien ini mengeluhkan penglihatan warna terganggu. Gangguannya bisa terjadi pada:

a. Saraf optic dan makula

b. Otot siliaris

c. Koroid

d. Kornea

e. Sclera

Page 46: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : a. Saraf optik

PEMBAHASAN :

Gangguan penglihatan berupa gangguan warna umumnya ditemukan dan diturunkan secara genetic. Namun gangguan ini juga bisa muncul akibat beberapa sebab lain seperti usia tua, diabetes, dan toksin tertentu. Pada wanita usia tua ini, gangguan warna dapat muncul akibat adanya degenerasi macula, atau penyakit saraf lain seperti Alzheimer.

Pache M, Smeets CH, Gasio PF, Savaskan E, Flammer J, Wirz-Justice A, Kaiser HJ. Colour vision deficiencies in Alzheimer's disease. Age Ageing. 2003 Jul;32(4):422-6. doi: 10.1093/ageing/32.4.422. PMID: 12851187.

Page 47: Pembahasan Soal Mata Paket 2

42. Bila ada keluhan seperti adanya titik hitam/scotoma pada saat melihat, gangguannya adalah :

a. Gangguan visus

b. Gangguan membaca

c. Gangguan lapang pandang

d. Gangguan melihat warna

e. Gangguan refraksi

Page 48: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : c. Gangguan lapang pandang

PEMBAHASAN :

Skotoma adalah gangguan lapang pandang yang terjadi pada area normal dari penglihatan. Gangguan ini dapat terjadi akibat berbagai gangguan di mata seperti penyakit retina, glaucoma, penyakit nervus optikus dan berbagai kondisi lain.

Huff T, Mahabadi N, Tadi P. Neuroanatomy, Visual Cortex. [Updated 2020 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482504/

Page 49: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.allaboutvision.com/symptoms/blurry-vision/scotoma/

Page 50: Pembahasan Soal Mata Paket 2

43. Refleks cahaya pada pasien ini baik karena fungsi pupilomotor masih baik, seperti fungsi konstriksi oleh :

a. M. Konstriktor Pupil

b. M. Levator Palpebra

c. M. Rektus Medialis

d. M. Dilator Pupil

e. M. Oblik Superior

Page 51: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : a. M. Konstriktor Pupil

PEMBAHASAN :

Mata dapat melihat dunia akibat kemampuannya untuk dapat menerima dan memproses stimulais cahaya. Refleks cahaya pupil menybabkan pupil dapat berkontraksi Ketika diberikan cahaya. Konstriksi pupil terjadi akibat inervasi dari muskulus sphingter iris atau disebut juga sebagai M. Konstriktor Pupil

Belliveau AP, Somani AN, Dossani RH. Pupillary Light Reflex. [Updated 2020 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537180/

Page 52: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://discoveryeye.org/pupils-respond-to-more-than-light/

Page 53: Pembahasan Soal Mata Paket 2

44. Otot yang mengatur gerakan bola mata ke bawah adalah :

a. M. Konstriktor Pupil

b. M. Rektus Lateralis

c. M. Rektus Medialis

d. M. Obligus Inferior

e. M. Obligus Superior

Page 54: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : e. M. Obligus Superior

PEMBAHASAN :

Otot yang menggarakkan bola mata ke atas adalah rektus superior, yang menggarakkan mata ke lateral adalah rektus lateral dan yang menggerakkan mata ke medial adalah rektus medial sedangkan yang menggrakka mata ke inferior adalah rektus inferior. Sedangkan muskulus oblique adalah kebalikan, M. Obligus Superior bertanggung jawab menarik mata ke obliq dan inferior, sedangkan M. Obligus Inferior bertugas menarik mata ke obliq dan superior.

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience. 2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2001. The Actions and Innervation of Extraocular Muscles. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10793/

Page 55: Pembahasan Soal Mata Paket 2

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience. 2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2001. The Actions and Innervation of Extraocular Muscles. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10793/

Page 56: Pembahasan Soal Mata Paket 2

45.Otot yang mengatur gerakan bola mata ke arah samping luar adalah :

a. M. Konstriktor Pupil

b. M. Rektus Lateralis

c. M. Rektus Medialis

d. M. Obligus Inferior

e. M. Obligus Superior

Page 57: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : c. M. Rektus Lateralis

PEMBAHASAN :

• Otot yang menggarakkan bola mata ke atas adalah rektus superior, yang menggarakkan mata ke lateral adalah rektus lateral dan yang menggerakkan mata ke medial adalah rektus medial sedangkan yang menggrakka mata ke inferior adalah rektus inferior. Sedangkan muskulus oblique adalah kebalikan, M. Obligus Superior bertanggung jawab menarik mata ke obliq dan inferior, sedangkan M. Obligus Inferior bertugas menarik mata ke obliq dan superior.

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience. 2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2001. The Actions and Innervation of Extraocular Muscles. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10793/

Page 58: Pembahasan Soal Mata Paket 2

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience. 2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2001. The Actions and Innervation of Extraocular Muscles. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10793/

Page 59: Pembahasan Soal Mata Paket 2

46. Defisiensi vitamin A pada anak akan menyebabkan kelainan mata, kecuali:

a. Bitot’s spot

b. Keratokonjungtivitis sicca

c. Keratomalacia

d. Nyctalopia

e. Ulkus kornea dendritiform

Page 60: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : b. Keratokonjungtivitis sicca

PEMBAHASAN :

• Defisiensi vitamin A umumnya terjadi pada anak dan dapat menyebabkan gangguan serios pada mata, beberapa kelainan yang muncul akibat defisiensi vitamin A adalah (dari ringan ke berat) : Nyctalopia/night blindness, xerosis konjungtiva, Bitot’s spot, xerosis kornea, ulkus korena, keratomalasia, scarring kornea.

Gilbert C. The eye signs of vitamin A deficiency. Community Eye Health. 2013;26(84):66-67.

Page 61: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://www.downstate.edu/Karp/vitaeye1654.html

Page 62: Pembahasan Soal Mata Paket 2

47. Tekanan intra okuler normal yaitu:

a. 5-20 mmHg

b. 10-20 mmHg

c. 15-30 mmHg

d. 20-40 mmHg

e. 25-35 mmHg

Page 63: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : b. 10-21

PEMBAHASAN :

Tekanan intraocular pada mata ditentukan dari keseimabngan antara produksi cairan mata dan drainase cairan keluar mata melalui trabecular meshwork. Tekanan intraokular normal berkisar antaara 10-21 mmHg namun dapat mencapai 0 mm Hg pada hipotoni dan dapat mencapai 70 mm Hg pada glaukoma berat.

Khaw PT, Shah P, Elkington AR. Glaucoma--1: diagnosis [published correction appears in BMJ. 2004 Mar 27;328(7442):762]. BMJ. 2004;328(7431):97-99. doi:10.1136/bmj.328.7431.97

Page 64: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://slideplayer.com/slide/10339494/

Page 65: Pembahasan Soal Mata Paket 2

48. Pemeriksaan pada glaucoma yang sering digunakan adalah:

a. Hertel test

b. FFA

c. Gonioskopi

d. USG B-scan

e. Cover uncover test

Page 66: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : c. Gonioscopy

PEMBAHASAN :

Gonioskopi adalah standar emas untuk diagnosis dari glaucoma sudut tertutup dan merupakan pemeriksaan yang harus dilakukan pada seluruh glaucoma. Glaukoma sudut terbuka adalah diagnosis eksklusi, sehingga untuk mengeksklusi glaucoma sudut tertutup pemeriksaan ini harus dilakukan.

Thomas R, Parikh RS. How to assess a patient for glaucoma. Community Eye Health. 2006;19(59):36-37.

Page 67: Pembahasan Soal Mata Paket 2

https://en.wikipedia.org/wiki/Gonioscopy

Page 68: Pembahasan Soal Mata Paket 2

49. Anamnesa yang perlu ditanyakan pada glaukoma primer sudut tertutup akut, kecuali :

a. Nyeri pada mata

b. Melihat pelangi (halo)

c. Mual dan muntah

d. Tanda-tanda kongestif peradangan

e. Photofobia

Page 69: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : d. Tanda-tanda kongestif peradangan

PEMBAHASAN :

Glaukoma sudut tertutup akut dapat muncul dengan nyeri pada mata, photofobia, mual dan muntah, halo berwarna seperti pelangi, dan pandangan kabur. Pada pemeriksaan fisik kadang terdapat pupil fixed midpoint dan mata yang berkabut. Gejala yang tidak termasuk adalah tanda kongestif peradangan.

Khazaeni B, Khazaeni L. Acute Closed Angle Glaucoma. [Updated 2021 Jan 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430857/

Page 70: Pembahasan Soal Mata Paket 2

50. Uji lain yang biasa dilakukan pada glaukoma :

a. Uji minum air

b. Uji kompetensi

c. Uji Hirschberg

d. Uji krimsky

e. Uji duksi

Page 71: Pembahasan Soal Mata Paket 2

JAWABAN : a. Uji minum air

PEMBAHASAN :

Uji minum air atau water drinking test merupakan salah satu tes untuk mendeteksi glaukoma. Tes ini dilakukan dengan cara pasien meminum 1 kuart air. Setelah meminum kemudian pasien diukur tekanan intraokularnya 1 jam kemudian. Tes ini cukup popular untuk gluakoma sudut terbuka.

Susanna R Jr, Clement C, Goldberg I, Hatanaka M. Applications of the water drinking test in glaucoma management. Clin Exp Ophthalmol. 2017 Aug;45(6):625-631. doi: 10.1111/ceo.12925. Epub 2017 Mar 9. PMID: 28164419.