pemanfaatan limbah (oil sludge) sebagai … pembuatan paving block telah dilakukan di mana...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN LIMBAH (OIL SLUDGE) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN BATA
KONSTRUKSI PAVING BLOCK
TESIS
Oleh
RUT MARIA BR. GINTING 077026023/FIS
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
PEMANFAATAN LIMBAH (OIL SLUDGE) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN BATA
KONSTRUKSI PAVING BLOCK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Fisika pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
RUT MARIA BR. GINTING 077026023/FIS
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis : PEMANFAATAN LIMBAH (OIL SLUDGE) SEBAGAI BAHAN UTAMA DALAM PEMBUATAN BATA KONSTRUKSI PAVING BLOCK
Nama Mahasiswa : Rut Maria Br. Ginting Nomor Pokok : 077026023 Program Studi : Fisika
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D)
Ketua (Drs. Anwar Dharma Sembiring, M.S)
Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D)
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc)
Tanggal lulus: 9 Juni 2009
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal 9 Juni 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D
Anggota : 1. Drs. Anwar Dharma Sembiring, MS
2. Prof. Drs. Muhammad Syukur, M.S
3. Dr. Marhaposan Situmorang
4. Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Pembuatan Paving Block telah dilakukan di mana materialnya berasal dari limbah PT Pertamina Pangkalan Susu yang terdiri dari aggregat oil sludge. Semen dan water glass secukupnya sebagai material perekat. Perbandingan antara semen dan water glass adalah 1 : 1 disebut bahan A sementara itu, perbandingan antara sludge dan pasir adalah 4 : 1 disebut bahan B. Bentuk sampel adalah silinder yang diameternya 2,5 cm dan ketebalan 3,5 cm. Setelah 28 hari, sampel tersebut diuji mengetahui porositas, daya serap air, tekanan, dan kekerasan, Sampel uji yang berukuran panjang 8 cm, lebar 2 cm, tinggi 2 cm parameter pengujiannya untuk uji impak. Sementara itu, sampel berukuran 16 x 4 x 4 cm³ digunakan untuk menguji bending strength. Berdasarkan pengujian tersebut, komposisi terbaik paving block terdiri dari sludge 60%, pasir 15%, semen 12,5% dan water glass 12,5%. Komposisi ini akan menghasilkan karekteristik paving block dengan densitas 2,00 gr/cm³, porositas 6,66%, daya serap air 3,36%. Sedangkan pengujian mekanik diperoleh tekanan 17,15 MPa, bending strength 5,10 MPa, impak 11,90 Joule dan kekerasan 121 MPa. Kata Kunci: Paving Block Densitas, Porositas, Daya Serap Air, Tekanan, Bending
Strength Impak dan Kekerasan.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT Fabrication of Paving Block had been done using strict materials of aggregate, oil sludge of PT Pertamina Pangkalan Susu, in which cements and water glasses were used as addesive materials as well as sufficient water. The ratio between cements and water glass is 1:1, called A samples. Mean while the ratio between sludge and water is 4:1, called B samples. The shape of sample is cylindric sahape with diameter of 2,5 cm and thickness of 3,5 cm, after 28 days, those samples were tested to characterize their porosity, water absorption, pressure and hardnesss. The sample test of 8 cm length, 2 cm width, and 2 cm height the parameter of testing for impact. On the other hand, the samples of 16 x 4 x 4 cm³ in dimension were used to performe their bending strength. Based on the tests, the best composition of paving blok consists of sludge 60%, sand 15%, cement 12,5%, and water glasses 12,5%. These composition resulted a Paving Blok having characteristics as following: density : 2,00 gr/cm³; porosity 6,66%; water absorption 3,36%. Mechanical test for this sample gives pressure of 17,15 MPa, bending strength 5,10 MPa, impact 11,90 Joule and hardness 121 MPa. Keywords: Paving Block, Density, Porosity, Water Absorption, Gives Pressure,
Bending Strength Impact and Hardness.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kemurahan dan kasih
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Kemudian penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas
Sumatera Prof. Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Direktur Sekolah
Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. Beserta Staf yang telah
memfasilitasi proses pendidikan di kampus ini.
Kemudian penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprovsu, Kepala
Dinas Pendidikan Tk.I dan Kepala Dinas Pendidikan Tk.II yang telah memberikan
kesempatan dan beasiswa kepada penulis.
Seterusnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Drs. Salmi
Effendi MPd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Medan, Bapak/Ibu Guru dan staf
tata usaha SMA Negeri 8 Medan, serta siswa-siswi SMA Negeri 8 Medan yang telah
memberikan kesempatan, dorongan, dukungan serta doanya.
Ketua Program Studi Magister Fisika, Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D
Sekretaris Program Studi Magister Fisika, Drs. Nasir Saleh, M.Eng.Sc beserta seluruh
staf edukatif dan administratif pada Program Studi Magister Fisika Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Pembimbing Utama, Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D dan Pembimbing
Lapangan Drs. Anwar Darma Sembiring, M.Si yang telah memberikan arahan dan
motivasi yang sangat berarti bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
Kepada Ayahanda B Ginting dan Ibunda S Br. Karo dan juga kepada kedua
mertua Ayahanda N. Purba dan Ibunda A Br Perangin Angin (alm), terima kasih
karena telah menanamkan prinsip-prinsip hidup yang baik, dan telah menjadi
pendorong untuk menjadi yang lebih baik.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Kepada Jakaria Purba, suami saya tercinta yang mendorong turut dalam
pencarian bahan penelitian, serta banyak memberi keleluasaan demi terlaksananya
penelitian ini. Dan kepada Ananda Ria Injunia Br. Purba dan Tri Maya Sari Br. Purba
yang dengan penuh pengertian menanti selesainya penelitian ini dan dukungan dan
dorongan serta tidak putus-putusnya mendoakan penulis.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga sangat
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaannya.
Dan akhirnya semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca khususnya untuk Sekolah
Pascasarjana Program Studi Magister Fisika Universitas Sumatera Utara. Akhirnya
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan, yang telah penulis
dapatkan dapat berguna bagi nusa, bangsa, agama dan negara
Penulis
Rut Maria Br. Ginting
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap berikut gelar : Rut Maria Br. Ginting Spd.
Tempat dan Tanggal Lahir : Karo, 27 Juni 1967
Alamat Rumah : Jl. Pala Raya No. 32B Perumnas Simalingkar.
Medan Kode Pos 20141.
Telepon : (061) 8365113
Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 8 Medan
Alamat Kantor : Jl. Sampali No. 23 Medan Kode Pos 20211
Telepon : (061) 4530343
DATA PENDIDIKAN
SD : SD 040462 Berastagi Tamat : 1980
SMP : SMP Negeri 1 Berastagi Tamat : 1983
SMA : SMA Negeri 1 Berastagi Tamat : 1986
Diploma III : Universitas Sumatera Utara Tamat : 1990
Strata I : FMIPA IKIP Medan Tamat : 1997
Strata II : Magister Ilmu Fisika SPs USU Tamat : 2009
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK............................................................................................................ i ABSTRACT............................................................................................................ ii KATA PENGANTAR........................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP............................................................................................... v DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................1.2. Perumusan Masalah.........................................................................1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................
1 3 3 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 5 2.1. Limbah.............................................................................................
2.1.1. Pengertian Limbah..............................................................2.1.2. Limbah Pertamina (Oil Sludge).........................................2.1.3. Unsur-unsur yang Terkandung pada Oil Sludge.................
2.2. Paving Block...................................................................................2.3. Water Glass (Sodium Silikat)..........................................................2.4. Pasir.................................................................................................2.5. Semen..............................................................................................2.6. Karakteristik Bahan.........................................................................
2.6.1. Sifat Fisis............................................................................2.6.2. Sifat Mekanik.....................................................................
5 5 6 9 12 15 17 17 18 18 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................
3.1.1. Tempat Penelitian...............................................................3.1.2. Waktu Penelitian................................................................
3.2. Alat dan Bahan................................................................................3.2.1. Alat.....................................................................................3.2.2. Bahan..................................................................................
3.3. Variabel dan Parameter...................................................................3.3.1. Variabel..............................................................................
24 24 24 24 24 25 25 25
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
3.3.2. Parameter............................................................................3.4. Prosedur Pembuatan Sampel Paving Block....................................
3.4.1. Diagram Alir Penelitian......................................................3.4.2. Pembuatan Sampel.............................................................
3.5. Pengujian Sampel Paving Block.....................................................3.5.1. Pengukuran Densitas..........................................................3.5.2. Pengukuran Porositas.........................................................3.5.3. Pengukuran Daya Serap......................................................3.5.4. Pengujian Tekanan.............................................................3.5.5. Bending Strenght (Uji Kuat Patah).....................................3.5.6. Pengujian Impak.................................................................3.5.7. Pengujian Kekerasan..........................................................
25 26 27 28 32 32 32 32 33 33 34 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 36 4.1. Hasil Pengukuran Densitas..............................................................4.2. Hasil Pengukuran Porositas.............................................................4.3. Hasil Pengukuran Daya Serap.........................................................4.4. Hasil Pengujian Kuat Tekan............................................................4.5. Bending Strenght.............................................................................4.6. Hasil Uji Impak...............................................................................4.7. Hasil Uji Kekerasan........................................................................4.8. Prospek Nilai Ekonomis dari Pemanfaatan Limbah Pertamina
Menjadi (Paving Block)..................................................................
36 38 39 40 41 42 43
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 49 5.1. Kesimpulan......................................................................................5.2. Saran................................................................................................
49 50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 51
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 2.1 Komposisi Unsur-unsur Logam Berat Sampel Limbah
Pertamina............................................................................. 9 3.1 Komposisi Bahan................................................................. 26
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1. Bentuk Oil Sludge dari Pertamina Pangkalan Susu.................. 6
2.2. Bentuk Paving Block................................................................ 15
2.3. Water Glass.............................................................................. 16
2.4. Contoh Benda Uji Bending Strenght........................................ 21
2.5. Contoh Batang Uji Impak......................................................... 22
3.1. Diagram Alir Penelitian............................................................ 27
3.2. Oil Sludge Basah....................................................................... 28
3.3. Oil Sludge Kering...................................................................... 28
3.4. Serbuk Halus Sludge................................................................. 28
3.5. Sampel Silinder......................................................................... 30
3.6. Sampel Bentuk Balok............................................................... 30
3.7. Bentuk Sampel Uji Bending Strenght...................................... 31
3.8. Pengeringan Sampel.................................................................. 31
3.9. Alat Mengukur Kuat Tekan Sampel (Universal Testing Machine Kapasitas 5000 kg).................................................... 33
3.10. Universal Testing Machine alat Untuk Mengukur Kuat Patah Sampel...................................................................................... 34
3.11. Alat Iberttest Menguji Impak Sampel....................................... 35
3.12. Equatip Hardness Tester Alat Mengukur Kekerasan Sampel... 35
4.1. Grafik Hubungan Komposisi Bahan dengan Densitas............... 37
4.2. Grafik Hubungan Komposisi Bahan dengan Porositas.............. 38
4.3. Grafik Hubungan Komposisi Bahan dan Daya Serap................ 39
4.4. Grafik Hubungan Kompisisi Bahan dengan Tekanan................ 40
4.5. Grafik Komposisi Bahan dengan Kuat Patah............................. 41
4.6. Grafik Komposisi Bahan dengan Uji Impak.............................. 43
4.7 Grafik Hubungan Komposisi Bahan dengan Kekerasan............ 44
4.8 Sampel Silinder.......................................................................... 45
4.9. Paving Block yang dihasilkan pabrik....................................... 46
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman A Data Pengukuran Densitas............................................................. 54
B Data Pengukuran Porositas............................................................ 55
C Data Pengukuran Daya Serap........................................................ 56
D Data Pengukuran Tekanan............................................................. 57
E Data Pengukuran Bending Strenght............................................... 58
F Data Pengukuran Uji Impak........................................................... 59
G Data Pengukuran Kekerasan.......................................................... 60
H Analisa Kimia Logam Berat Sampel Limbah Sludge ................... 61
I Tabel Korelasi Nilai Kekerasan Brinell dan Vickers..................... 63
J Foto-foto Alat dan Sampel Saat Pembebanan dan Uji................... 64
H Surat Keterangan Departemen Perindustrian RI Badan Penelitian dan Pengembangan Industri............................................................ 70
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan dewasa ini semakin meningkat sehingga bahan bangunan juga
semakin meningkat yang dibutuhkan. Bahan bangunan yang digunakan yang untuk
lantai adalah salah satu paving block biasanya digunakan untuk car-park, jalan
setapak, trotoar, halaman parkir, dan pada jalan komplek perumahan. Dalam masa
pembangunan ini tentu saja bahan sangat banyak dibutuhkan jumlahnya perlu
dilakukan upaya untuk menyediakan bahan bangunan yang berbahan baku lain
sebagai alternatif. Untuk mengatasi hal tersebut bahan bangunan yang jumlahnya
besar dapat memberikan suatu alternatif untuk memanfaatkan limbah. Limbah
industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil
suatu proses industri. Sedangkan limbah padat dari suatu industri merupakan semua
bahan sisa atau bahan buangan yang sudah tak berguna yang berbentuk padat.
Limbah pabrik sering menjadi sumber pencemaran yang dapat mengganggu
aktivitas dan kesehatan masyarakat di lingkungan khususnya di sekitar pabrik.
Selama ini pemanfaatan limbah padat industri khususnya limbah padat Pertamina
belum optimal karena jenis oil sludge yang sebelumnya menumpuk di komplek
Pertamina sehingga merupakan tanah urungan dibiarkan menggunung percuma
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Apabila keadaan ini dibiarkan
terus menerus maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan penimbunan.
Pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh limbah padat pertamina bermacam-macam
bentuk karena limbah pertamina merupakan B3 (bahan bahaya beracun). Pencemaran
air laut, bahaya jika tertelan. Iritasi pada kulit dan mudah terbakar karena limbah
mengandung minyak sehingga Pertamina masih sangat menimbulkan masalah bagi
penduduk setempat. Oleh karena itu, limbah perlu ditangani dengan perlakuan khusus
mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah menyebar ke
lingkungan termasuk proses pengemasan limbah, penyimpanan limbah dan
pengangkutannya sebelum diolah kembali dilakukan sesuai dengan karakteristik
limbah Pertamina yang bersangkutan.
Perlunya pengolahan limbah Pertamina yang dapat mengatasi pencemaran
tersebut salah satu bahan utama yang paling sering digunakan untuk bangunan
kontruksi adalah pencampuran semen, pasir, dan kerikil akan menghasilkan paving
block yang merupakan bentukan dari beton. Pada pengerjaan paving block agar hasil
yang diperoleh memuaskan perlu pengenalan yang mendalam mengenai sifat-sifat
yang terkait dengan bahan bahan penyusunnya dan parameter yang sangat penting.
Untuk menghasilkan kekuatan yang sangat tinggi perlu diperhatikan cara
pengerjaannya faktor air secukupnya dan semen dengan pemanfaatan limbah padat
(oil sludge) sebagai agregat pembuatan paving perlu penambahan aditif water glass
selain mengurangi penggunaan semen juga dapat meningkatkan tekanan dan
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
mengurangi daya serap air paving block. Upaya pengolahan limbah Pertamina yang
selama ini berdampak negatif menghasilkan dampak positif karena diupayakan
pengolahan limbah pada bidang industri. Keterkaitan bagi penulis untuk melakukan
penelitian pengolahan oil sludge menjadi bahan bangunan paving block
menguntungkan sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI).
1.2. Perumusan Masalah
Yang merupakan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah limbah pertamina (oil sludge) dapat dijadikan bahan utama
pembuatan bata konstruksi paving block.
b. Apakah paving block berbahan utama limbah Pertamina (oil sludge)
mempunyai kualitas lebih baik dari pada berbahan beton.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Pemanfaatan oil sludge PT. EPL Pertamina Pangkalan Susu sebagai bahan
utama pembuatan paving block dengan bahan tambahan pasir, semen,
water glass dan air.
b. Mengetahui komposisi terbaik dari bahan penyusun paving block yaitu
pasir, semen, water glass, air dan oil sludge.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
c. Mengetahui sifat-sifat fisis (porositas, densitas, serapan air) dan sifat
mekanik (kuat tekan, kekerasan, bending strength, impak).
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi:
a. Limbah pertamina khususnya oil sludge dapat dimanfaatkan pembuatan
paving block.
b. Dapat meminimalkan unsur-unsur logam berat yang terlepas ke lingkungan
sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
c. Tambahan literatur di bidang fisika material.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
2.1.1. Pengertian Limbah
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil suatu proses industri. Limbah padat dari suatu industri adalah
merupakan semua bahan sisa atau bahan buangan yang tak berguna dan berbentuk
padat. Limbah padat dapat berupa kaleng bekas, daun bekas pembungkus, kertas dan
sebagainya. Limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang dibuang dalam bentuk
larutan atau berupa zat cair. Limbah cair dapat berupa air bekas pencucian pemurnian
emas yang mengandung unsur-unsur merkuri busa deterjen dan lain lain. Limbah
organik adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang merupakan bentuk
bentuk organik, dalam arti bahan buangan tersebut akan dapat terurai habis dalam
lingkungan dengan adanya organisme organisme pengurai atau (dekomposer) sebagai
contoh bekas daun pembungkus, kertas dan lain lain. Limbah an organik semua jenis
bahan sisa atau buangan yang tidak dapat terurai dan habis dalam lingkungan contoh
sampah plastik limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup (Heryando Palar, 1995).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
2.1.2. Limbah Pertamina (Oil Sludge)
Limbah padat atau oil sludge adalah merupakan limbah sisa miyak yang
masuk ke saluran pembuangan. Unit pengolahan Pertamina menghasilkan dua jenis
limbah Spent catalist dan oil sludge. Spent catalist merupakan awal proses pembuatan
minyak yang terbawa dipisahkan dengan alat CPI (Corrugated Plate Interceptor) lalu
dipisahkan kembali di Effluent Waste Water Treatment Plant atau proses EWWTP
Untuk memisahkan air dengan minyak, air dibuang ke lingkungan bebas dari minyak
disebut Spent Catalist miyak yang dipisahkan di EWWTP yang mengandung sludge
karena sudah melewati berbagai proses dipisahkan miyak dan oil sludge. Saat limbah
industri mendispersikan menjadi miyak ada campuran kimia. Bentuk dari pada oil
sludge seperti mentega dan membeku (http://che-itb.ac.id/ pipermail).
Gambar 2.1 Bentuk Oil Sludge dari Pertamina Pangkalan Susu
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Limbah pertamina yang digunakan pembuatan sampel ini berasal dari PT.
EPL Pertamina Pangkalan Susu yang berada di Jln. Samudra Pangkalan Susu. Unit
pengolahan Pertamina Pangkalan Susu merupakan sumber minyak sudah ada sejak
tahun 1883, tetapi pada tahun 2007 unit pengolahan Pertamina distop, dikarenakan
tidak cukup umpan minyak mentah, sehingga unit ini tidak bisa dioperasikan lagi
tetapi hasil produksi berupa gas elpiji masih tetap beroperasi. Limbah Pertamina (oil
sludge) yang digunakan untuk pembuatan sampel masih banyak di sekitar pabrik
Pertamina Pangkalan Susu di simpan (http://www.detikfinance.com/read/index.html).
Meningkatnya pembangunan di segala bidang khususnya pembangunan
di bidang industri semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan limbah
Pertamina.
Industri minyak mempuyai nilai strategis dan merupakan tulang punggung
pembangunan sehigga industri minyak perlu dikelola secara baik dan efisien sehingga
diperoleh manfaat semaksimal mungkin namun demikian di samping manfaat positif
tersebut ada dampak negatifnya. Oil sludge merupakan salah satu dampak negatifnya
karena limbah Pertamina merupakan B3 (bahan berbahaya beracun) sisa suatu usaha
atau kegiatan sebagai hasil pencampuran bahan kimia pada saat pengolahan tetapi
sifatnya (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivitiy) serta konsentrasinya dapat
mencemarkan lingkungan hidup yang mengakibatkan membahayakan kesehatan
manusia serta makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung
(http..majarimagajine.com/2008/01/).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999, pengolahan limbah
Pertamina adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pemanfaatan dan pengolahan limbah Pertamina. Reduksi limbah adalah mengurangi
jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan suatu
kegiatan penyimpanan limbah dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri dari
bangunan ukurannya persegi yang dibuat dengan lantai yang kedap air, tidak
berlubang agar terlindung dari masuknya air hujan dan memiliki ventilasi udara yang
baik. Pemanfaatan limbah adalah usaha yang melakukan kegiatan pemanfaatan
limbah dan pengolahan merupakan pengoperasian sarana pengolahan limbah.
Bahan berbahaya dan beracun, yang lebih akrab dengan singkatan B3,
keberadaannya di Indonesia makin hari makin mengkhawatirkan. Lebih dari 75%
bahan berbahaya dan beracun (B3) merupakan sumbangan dari sektor industri
melalui limbahnya, sedangkan sisanya berasal dari sektor lain termasuk rumah tangga
yang menyumbang 5-10% dari total limbah B3 yang ada. Peningkatan jumlah limbah
bahan berbahaya dan beracun di Indonesia antara kurun waktu 1990 - 1998 saja
mencapai 100% (tahun 1990 sekitar 4.322.862 ton dan pada tahun 1998 mencapai
8.722.696 ton). Jumlah ini akan naik drastis seiring dengan perkembangan
industrialisasi yang cukup pesat di negara berkembang seperti Indonesia
(http://tengku-fery.web.ugm.ac.id/index2.php).
Limbah pertamina yang menghasilkan limbah yang cukup besar unit PT.
PERTAMINA Cirebon terjadi akumulasi penumpukan selama 7 tahun sejak tahun
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
1997 sampai tahun 2004 dengan total limbah katalist (10.000 ton) dan sludge (6000
ton) sehingga mencari jalan keluar pengolahan limbah Pertamina tetapi masih dalam
perjalanan kemampuan penyerapan limbah masih terbatas.
2.1.3. Unsur-unsur yang Terkandung pada Oil Sludge
Logam berat adalah golongan logam kriterianya yang sama dengan logam
logam lain perbedaannya pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan
atau masuk kedalam tubuh organisme hidup contohnya pada biota perairan terjadi
pencemaran (Heryando Palar, 1995).
Limbah pertamina atau oil sludge tersusun atas komposisi logam berat unsur
unsur kimia yang terkandung adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1. Komposisi Unsur-unsur Logam Berat Sampel Limbah Pertamina
No. Parameter mg/l
1 Arsen(As) 0,18
2 Barium(Ba) 80,73
3 Boron(B) 448,64
4 Chromonium(Cr) 34,69
5 Cadmium(Cd) 21,76
6 Mercury (Hg) No Detection
7 Timbal(Pb) 407,79
8 Zinkum(Zn) 142,97
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
1. Arsen (As)
Arsen merupakan elemen yang tersebar luas di mana dengan sifat-sifat
mineral, senyawa arsen sangat komplek merupakan arsen bentuk organik dan
anorganik Arsen anorganik disebut juga (As2O3) (http://wwwstd.ryu.titech.ac.ip).
Beberapa tempat dibumi mengandung arsen yang cukup tinggi termasuk pada
penggalian sumber minyak dari dalam tanah yang terkontaminasi, arsen yang berlebih
beracun.
2. Barium (Ba)
Barium adalah salah satu unsur yang termasuk logam alkali tanah biasanya
ditemukan dalam bentuk barium sulfat (Ba SO4). Barium sulfat dalam bentuk mineral
yang bernama barite yang bentuknya serbuk halus yang warnanya putih dan
kekuning-kuningan dan tidak berbau. Barium adalah unsur yang sangat reaktif artinya
mudah bereaksi dengan unsur lainnya sehingga jarang sekali ditemukan barium murni
di alam. Biasanya barium akan berbentuk BaO, BaO2, BaCl2, sifat kimia dan
fisikanya barium hampir mirip dengan kalsium antara lain sedikit larut dalam air dan
mudah bereaksi (Heryando Palar, 1995).
3. Boron
Boron adalah salah satu unsur esensial yang diperlukan dalam pertumbuhan
biota laut tetapi berakibat toksis jika berlebihan sehingga dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan reproduksi atau kelangsungan hidup (http://www.batan.go.id).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
4. Khromonium (Cr)
Khromonium merupakan logam kristalin yang putih, bentuknya Alloy dengan
logam-logam lain umumnya paling banyak berasal dari kegiatan-kegiatan
perindustrian dan kegiatan rumah tangga bentuknya seperti debu atau partikel-partikel
yang dapat masuk kedalam tubuh manusia atau hewan terhirup lewat rongga hidung
sehingga dapat mengganggu peredaran darah di paru-paru. Titik lebur pada suhu
1765°C. Logam ini mengandung karbon yang tinggi sehingga sangat mudah bereaksi
dengan silika yang mempunyai sifat sama dengan pasir (Niensa Heksaputri Lisarta,
2008).
5. Cadmium (Cd)
Cadmium logam lunak berwarna putih perak tetapi kehilangan kilapnya bila
berada di udara yang basah atau lembab. Logam ini biasanya berasal dari bidang
industri yang melibatkan dari proses operasinya khususnya industri miyak yang
merupakan limbah padat juga pada penimbunan sampah dengan aliran air hujan, Cd
sifatnya beracun dapat merugikan bagi organisme dapat membunuh biota dalam
perairan. Kegunaan dalam bidang industri Cd mempunyai kemampuan untuk
mengikat sehingga digunakan dalam perindustrian manufaktur Polyvinil klorida
(PVC) sebagai bahan yang berfungsi untuk stabilizer (Lahudin, 2007).
6. Timbal (Pb)
Timbal merupakan logam yang warnanya abu abu kebiruan, dalam bentuk
logam murni. Timbal dapat dihasilkan dari aktivitas sehari-hari dari buangan limbah
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
industri jatuh pada perairan dari anak sungai lalu menuju laut sehingga dapat
mencemarkan lingkungan diantaranya dapat membunuh ikan-ikan yang ada di laut,
konsentrasinya 2,75 sampai 49 mg/l dan titik leleh 1740°C dan titik didihnya 327,5°C
Timbal banyak digunakan untuk kabel listrik dan juga kontruksi pabrik kimia karena
Timbal (Pb) kemampuannya sangat tinggi dan tidak bersifat korosi (Adity Rahman,
2006).
7. Zinkun (Zn)
Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia kandungan Zn rata
rata terdapat pada litosfer, keberadaan logam seng berasal dari proses alamiah
maupun edisi limbah industri dan pertanian bentuk Zn terlarut dalam air jika terikat
dalam tanah mudah bereaksi dengan unsur lain, dapat pula terikat pada koloid-koloid
yang bermuatan positip (Lahudin, 2007). Logam seng merupakan logam berat yang
beracun yang biasanya masuknya logam seng ke sungai sebagai akibat limpasan air
permukaan tanah yang umumnya disebabkan oleh hujan. Logam seng yang berasal
dari limbah limbah industri juga pada lumpur pembuangan pada tanah mengandung
zat seng kadar tinggi dan aktif (Niensa Heksaputri Liansa, 2008).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
2.2. Paving Block
Paving block (bata beton untuk lantai) ialah suatu komposisi bahan bangunan
yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air
dan agregat atau tanpa agregat tidak mengurangi mutu bata beton (T. Sianturi, 1988).
Paving block juga merupakan bentukan dari montar ataupun beton, umumnya
montar merupakan campuran dari semen, pasir, dan air, yang dapat merekatkan
dalam campuran beton. Umumnya montar merupakan sebagai plasteran dalam
pemasangan batu untuk melekatkan batu bata menjadi satu kesatuan yang kuat (Ade
Prihatin, 2002).
Paving block mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1976, sebagai bahan
penutup dan pergerasan permukaan tanah, paving block sangat luas penggunaannya
untuk berbagai keperluan yang sederhana sampai penggunaan yang memerlukan
spesifikasi khusus paving block dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah
trotoar jalan di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan
pemukiman memperindah taman, pekarangan dan halaman sekolah, serta di kawasan
hotel dan restoran. Paving block bahkan dapat digunakan pada areal khusus seperti
pada peti kemasan, bandar udara, terminal bis dan stasiun kereta. Di Indonesia
penggunaan paving block sudah banyak dijumpai, seperti pada trotoar jalan dan alun
alun di ibukota menggunakan paving block.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Paving block merupakan bentukan dari mortar ataupun beton, umumnya
montar merupakan campuran dari semen, pasir, dan air yang dapat merekatkan dalam
campuran beton. Umumnya montar merupakan sebagai plasteran dalam pemasangan
batu untuk melekatkan batu bata menjadi satu kesatuan yang kuat. Paving blok mulai
dikenal di Indonesia pada tahun 1976, sebagai bahan penutup dan pengerasan
permukaan tanah, paving block sangat luas penggunaannya untuk berbagai keperluan
yang sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi khusus paving
block dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota,
pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan pemukiman memperindah
taman, pekarangan dan halaman sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Apabila
diperhatikan dengan sesama paving block dapat disamakan dengan montar dan beton.
Hal ini dikarenakan umumnya paving block terdiri dari campuran pasir, semen dan air
ditambah dengan batu pecah (spilt), dengan perbandingan 1 sak semen, 4 sak pasir, 2
sak batu pecah dan diberi air secukupnya lalu dicampur dicetak dan dipadatkan
dengan getaran (Habibi Aswin, 2004).
Kebanyakan paving block dikerjakan secara manual, percampuran pasir
dengan semen saja untuk bagian utama dilakukan dalam dua tahap, pertama untuk
bagian utama dilakukan pencampuran dalam keadaan kering dan setelah campuran
ditambah dengan air adukan homogen dengan kondisi campuran tidak terlalu basah
dan tidak terlalu kering, adukan telah tercampur dimasukkan kedalam cetakan dengan
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
1,25 volume cetakan selanjutnya pengepresan menggunakan plat besi sampai tekanan
100-125 kg/cm³.
Menurut SNI-3-0691-1996 klasifikasi paving block (bata beton) dibedakan
menurut kelas penggunaannya. Mutu A digunakan untuk jalan kuat tekan 35 Mpa -
40 MPa, mutu B digunakan untuk pelataran parkir 17 Mpa - 20 MPa, mutu C
digunakan penjalan kaki 12,5 Mpa - 15 Mpa, dan mutu D digunakan untuk taman dan
penggunaan lain 8.5 Mpa - 10 MPa (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres).
Paving block yang dikerjakan dengan mesin dan otomatis (preprogrammed)
hasilnya tentu lebih baik dan lebih kuat lebih rapat dibanding secara manual karena
adanya getaran dan pemadatan serta kontinuitas produksi yang terpercaya (Habibi
Aswin, 2004).
Bata beton untuk lantai dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat
pewarna pada komposisinya atau di cooting (di kapsul) bagian luar selain
memperindah juga dapat mengurangi daya serap air dan dapat digunakan dalam
ruangan maupun di luar ruangan.
Umumnya ketebalan paving block 6 cm dan 8 cm dengan toleransi ukuran
lebih kurang 2 cm untuk ukuran bidang dan lebih kurang 3 mm untuk ukuran
tebalnya. Bentuk dari paving block bervariasi, namun bentuk umum yang ada
di pasaran antara lain adalah seperti gambar di bawah ini.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 2.2. Bentuk Paving Block (http:images.google.co.id/imagres?imgurl)
2.3. Water Glass (Sodium Silikat)
Water glass pada mulanya digunakan sebagai campuran dalam pembuatan
sabun. Tetapi perkembangan selanjutnya, water glass dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, antara lain untuk bahan campuran semen, pengikat keramik,
campuran cat, serta dalam beberapa keperluan industri, seperti kertas dan serat.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa sodium silikat (sodium silicate) dapat
juga digunakan untuk bahan campuran pada beton.
Sodium silikat dapat dibuat dengan 2 proses yaitu proses kering dan proses
basah. Pada proses kering, pasir (SiO2) dicampur dengan sodium karbonat (Na2CO3)
pada temperatur 1100-1200°C. Hasil reaksi tersebut menghasilkan kaca (ctdlets)
dengan tekanan tinggi menjadi cairan yang bening.
Pada proses basah, pasir (SiO2) dicampur dengan sodium hidroksida (NaOH)
melalui proses filtrasi akan menghasilkan sodium silikat. Secara skematis, reaksi
pembuatan sodium silikat adalah sebagai berikut:
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
a. Proses Kering
Na2CO3 + n SiO2 → Na2O. n SiO2 + CO
b. Proses Basah
2NaOH + n SiO2 → Na2O. n SiO2 + H2O
Sodium silikat (Na2O. n SiO2 + H2O) terdapat dalam dua bentuk, yaitu
padatan dan larutan. Untuk campuran beton dan mortar, lebih sering digunakan
bentuk larutan (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/sip4/2005).
Gambar 2.3. Water Glass
2.4. Pasir
Pasir merupakan agregat halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 mm - 5
mm, didapat dari batuan alam (natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
(artificial sand), tergantung dari kondisi pembentukan tempat terjadinya. Pasir alam
dapat dapat dibedakan atas, pasir galian, pasir sungai, dan pasir laut.
Pasir merupakan efek yang penting pada ketahanan dari bata kontruksi, pasir
yang digunakan untuk pembuatan sampel ini pasir sungai yang ukuran butirnya yang
sangat halus yang lolos ayakan 100 mess. Butiran pasir yang halus ditambah semen
maka mengisi rongga butiran yang halus mendapat hasil yang baik tetapi jika butiran
pasir kasar hasilnya kurang memuaskan karena rongga antara butiran cukup lebar
sehingga tegangan tidak dapat menyebar secara merata.
Kandungan air dengan pasir juga sangat tergantung pembuatan bata kontruksi
jika dengan kandungan air yang semula menempati rongga menguap secara
bersamaan dengan terjadinya reaksi hidrasi sehingga terbentuk rongga yang dapat
memproses suatu kontruksi. Selain itu pasir juga berpengaruh terhadap sifat tahan
susut dan keretakan pada produk bahan bangunan campuran semen (Van Vlack, L.H,
1984).
2.5. Semen
Semen adalah bahan yang digunakan untuk campuran agregat (pasir halus dan
kasar). Fungsi utama semen sebagai bahan perekat untuk mengikat butir-butir agregat
sehingga membentuk suatu massa yang padat dan mengisi rongga rongga udara
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
diantara butir-butir agregat banyak digunakan pada pembangunan di sektor kontruksi
sipil (Abdul Rais, 2007).
Semen merupakan pembentuk untuk paving block. Jenis semen yang
dipergunakan untuk pembuatan paving block adalah Portland, pengaruh dari semen
pada kekuatan paving block untuk suatu perbandingan bahan-bahan ditentukan oleh
kehalusan butiran-butiran dan komposisi kimianya melalui hydrasi untuk mengikat
dan menyatukan agregat menjadi padat. Semua jenis semen portland mempunyai
komponen kimia yang sama yang menentukan sifat-sifatnya adalah relatif dengan
komponen-komponen kimia tersebut. Komponen-komponen utama dari semen
adalah, Trikalsium Aluminat (C3A), Trikalsium Silikat (C3S), Dikalsium (C2S) dan
Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF) (Torben. C. Teknologi Bahan Beton).
2.6. Karakteristik Bahan
2.6.1. Sifat Fisis
2.6.1.1. Densitas
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi densitas (massa jenis) suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Densitas rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi akan memiliki
volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki densitas
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
lebih rendah. Densitas (massa jenis) berfungsi untuk menentukan perbandingan
massa benda dengan volume benda. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat yang sama berapapun massanya dan berapapun volumenya akan
memiliki densitas yang sama pula, oleh sebab itu dikatakan bahwa massa jenis atau
densitas merupakan ciri khas (sidik jari) suatu zat.
Air memiliki densitas yang dipandang sebagai refrensi nilai pada kondisi
standar suhu 4ºC tekanan 1 atmosfir secara internasional massa jenis air 1 gr/cm³
(Tambunan T.D, 2008).
Untuk menghitung besarnya densitas dipergunakan persamaan matematis
berikut: Vm
= ρ
Di mana: ρ = densitas (gr/cm3)
(2.1) m = massa (gr), V = volum (cm3)
2.6.1.2. Porositas
Porositas adalah pori-pori yang terdapat dalam sampel porositas merupakan
satuan-satuan yang menyatakan keporositasan material yang dihitung dengan mencari
(%).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Persentase porositas dapat diketahui berdasarkan daya serap bahan terhadap
air yaitu perbandingan volume air yang diserap dengan volume total sampel. Secara
matematis hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Sembiring, 1994):
(2.2) %100xρ/ air
V)m -(m
=Porositas%t
kb
Di mana: mb = massa basah (gr) ρair = massa jenis (gr/cm3)
mk = massa kering (gr) Vt= volum total sampel (cm3)
2.6.1.3. Daya serap air
Besar kecilnya penyerapan air oleh mortar sangat dipengaruhi pori atau
rongga yang terdapat pada mortar. Semakin banyak pori-pori yang terkandung dalam
mortar maka akan semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanannya akan
berkurang. Rongga (pori) yang terdapat pada mortar terjadi karena kurang tepatnya
kualitas dan komposisi material penyusunnya. Pengaruh rasio yang terlalu besar
dapat menyebabkan rongga, karena terdapat air yang tidak bereaksi dan kemudian
menguap dan meninggalkan rongga (Sipayung M, 1995).
Daya serap air dirumuskan sebagai berikut:
% 100 × kering sampel Berat
kering sampelBerat -jenuh sampelBerat =air Penyerapan (2.3)
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
2.6.2. Sifat Mekanik
2.6.2.1. Kuat tekan
Persamaan kuatan tekan (compressive strength) suatu bahan merupakan
perbandingan besarnya beban maksimum yang dapat ditahan bahan dengan luas
penampang bahan yang mengalami gaya tersebut.
Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan:
Di mana: P = kuat tekan (N/m2)
F = Gaya maksimum (N)
A = Luas permukaan benda uji (m2)
Tekanan adalah suatu kuantitas skalar. Satuan dalam sistem Internasional dari
tekanan adalah Pascal singkatan dari Pa, 1 Pa=1 Newton/meter² (Haliday & Resniek,
1978).
(2.4) A
F = P maks
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
2.6.2.2. Kekuatan patah (bending strength)
Kekuatan Patah sering disebut Modulus of Rapture (MOR) yang menyatakan
ukuran ketahan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas (thermal stress).
Metode yang digunakan dengan titik tumpu (Sijabat Kaston, 2007).
Persamaan Kekuatan Patah (bending strength) suatu bahan dinyatakan sebagai
berikut:
d
L b
Gambar 2.4. Contoh Benda Uji Bending Streght
223tanbhPLPatahKekua = (2.5)
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
dengan:
P = gaya penekan (kgf)
L = jarak dua penumpu (cm)
b, h = dimensi sampel (cm)
2.6.2.3. Kuat impak
Kuat impak adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui kegetasan suatu
bahan kuat impak juga merupakan nilai impak (pukul) suatu bahan yang dalam
keadaan biasa bersifat liat, namun berubah menjadi getas akibat pembebanan tiba-tiba
pada suatu kondisi tertentu dengan satuan Newton meter.
Batang uji pada dua tumpuan, sedemikian rapa sehingga yang ditekik terletak
di tengah-tengah dengan tolernsi ± 0,5 mm (seperti gambar di bawah ini).
Gambar 2.5. Contoh Batang Uji Impak
Pada penentuan nilai impak dilakukan perhitungan nilai chappy, yaitu:
2kgfm/cm
SAK
=KCo
(2.6)
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
dengan : KC = nilai impak chappy (kgfm/cm2)
AK = harga impak takik (kgfm)
So = luas semula di bawah takik dari batang benda uji (cm2)
Harga impak menjadi besar dengan meningkatnya absorbsi kadar air dan
menjadi kecil karena pengeringan (Surdia, 1985).
2.6.2.4. Kekerasan
Kekerasan adalah kriteria untuk menyatakan intensitas terhadap suatu bahan
terhadap deformasi yang disebabkan objek lain. Kekerasan dapat juga didefinisikan
sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaan, namun pada umumnya
terhadap deformasi plastis karena pada bahan yang ulet kekerasan memiliki hubungan
yang sejajar dengan kekuatan. Cara pengukuran kekerasan dapat ditetapkan dengan
deformasi yang berbeda, yaitu kekerasan Brinnel, Rochwell, Vickers, (Andrita, 2007).
Pengujian kekerasan dilakukan dengan alat digital Equotip Hardness Tester, di mana
hasil dapat dibaca secara langsung dan diperoleh dalam satuan HB (Hardness of
Brinnel) yang dapat dikoreksi nilainya ke satuan Hardness of Vickers. Alat uji
kekerasan menggunakan indektor yang bentuknya berupa bola kecil, piramid, atau
titik indentor berfungsi sebagai pembuat jejak pada logam (sampel) dengan
pembebanan tertentu, nilai kekerasan diperoleh setelah diameter jejak diukur.
kekerasan menyatakan ketahanan (Subagyo Joko, 1994).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Kekerasan (HV) suatu bahan dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
2V D
P8544,1=H (2.7)
dengan :
HV = kekerasan Vickers (kgf/mm2)
P = beban yang diberikan (kgf)
D = panjang rata-rata garis diagonal bekas penekanan (mm)
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di:
a. Puslitbang Departemen Perindustrian, Tanjung Morawa-Medan.
b. Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Serpong-Tangerang.
c. PT. Indah Traso Medan, Jl. Letjen. Jamin Ginting Km 10 – Medan
d. PTKI (Pendidikan Teknologi Kimia Industri Jln. Medan Tenggara Vll).
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan akhir November sampai April 2009.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
1. Neraca analitis
2. Mesin penepung kapasitas 300 kg/jam (Crusibal)
3. Mesin pengayak (Tes sive shaker)
4. Mesin pembakar sampai suhu maksimum 1300 (Furnance)
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
5. Ayakan 100 mesh
6. Alat uji kekuatan impak (Iberttest)
7. Alat uji kekerasan (Equtip Hardness Tester)
8. Alat uji tekanan (Universal Testing Machine kapasitas 5 ton)
9. Alat uji bending strength (Universal Testing Machine)
10. Jangka sorong
3.2.2. Bahan
1. Oil sludge dari PT. Pertamina – Pangkalan Susu, Kab. Langkat.
2. Semen Portland.
3. Water glass..
4. Pasir sungai.
5. Air.
3.3. Variabel dan Parameter
3.3.1. Variabel
Variabel pada penelitian ini antara lain:
1. Variasi komposisi water glass : semen = 1 : 1 merupakan bahan A yang
komposisinya 5%, 10% ,15%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50%.
2. Variasi komposisi sludge : pasir = 4 : 1 merupakan bahan B yang
komposisinya 95%, 90%, 85%, 80%, 75%, 70%, 65%, 60%, 55% dan 50%.
3.3.2. Parameter
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Parameter adalah ukuran data yang akan diperoleh dari hasil penelitian yang
menjadi parameter dalam penilitian ini adalah
1. Densitas
2. Porositas
3. Daya serap
4. Kuat Tekan
5. Kuat Patah (Bending Stenght)
6. Kuat Impak
7. Kekerasan
8. Dana Cost
Pada Tabel 3.1 diperlihatkan komposisi bahan baku (sludge, pasir, semen dan
water glass) pada pembuatan paving block.
Perbandingan antara bahan (water glass, semen, pasir, sludge) dan ditambah
air secukupnya di mana (water glass : semen) = 1 : 1 yang merupakan bahan A dan
pasir : oil sludge = 1 : 4 merupakan bahan B seperti yang diperlihatkan pada
Tabel 3.1.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 3.1. Komposisi Bahan
No. Semen : Water Glass (A) Sludge : Pasir (B)
Sampel (1 : 1) (4 : 1)
1 5% 95%
2 10% 90%
3 15% 85%
4 20% 80%
5 25% 75%
6 30% 70%
7 35% 65%
8 40% 60%
9 45% 55%
10 50% 50%
3.4. Prosedur Pembuatan Sampel Paving Block
Pembuatan sampel secara rinci diperlihatkan pada diagram alir pada gambar
di bawah ini.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
3.4.1. Diagram Alir Penelitian Oil Sludge
Kalsinasi 3000C
Semen Prontland
Pencampuran
Penimbangan
Pencetakan
Pengeringan 28 hari
Pengujian
Perhitungan Cost Aplikasi
Uji fisis
Uji mekanik
Pencampuran
Water glass + air
Sludge yang lolos 100 mess Pasir 100 mess
Penggilingan
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Kesimpulan
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
3.4.2. Pembuatan Sampel
1. Pengeringan
Oil sludge semula yang bentuk padat seperti mentega yang membeku seperti
pada gambar di bawah ini (Gambar 3.2) dikeringkan sampai 300° C atau dibakar
dengan menggunakan alat Furnance (Lampiran J. Gambar 2), sehingga bentuk oil
sludge seperti Gambar (3.3).
Gambar 3.2. Oil sludge Basah Gambar 3.3. Oil Sludge Kering
2. Penggilingan
Sludge yang sudah dikeringkan digiling dengan menggunakan alat Crusibel
(Lampiran 3. Gambar 3.4) sehingga menghasilkan butiran halus.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 3.4. Serbuk Halus Sludge
3. Pengayakan
Sludge yang sudah halus dan pasir diayak menggunakan alat yang jenis
Retsch Tests Sieve A Stmell 150 micron (Lampiran J. Gambar 5). Hasil pengayakan
berupa serbuk halus 100 mess.
4. Penimbangan
Semua bahan ditimbang dengan menggunakan neraca analitis (Lampiran 3.
Gambar 1)
a. Bahan sampel water glass dan semen dengan perbandingan 1:1 ditimbang
merupakan bagian A sejumlah untuk semua sampel. Bahan pasir dan sludge
merupakan bagian B dengan perbandingan 1 : 4 juga untuk semua sampel
yang dibutuhkan.
b. Kemudian ditimbang untuk masing-masing komposisi, komposisi 1 sampai
komposisi 10. Komposisi 1, 5% bagian A dan B 95% bagian B, komposisi
2, 10% bagian A dan 90% bagian B demikianlah seterusnya.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
5. Pencampuran
Pencampuran dilakukan untuk tiap-tiap komposisi mulai dari komposisi 1
bagian A 5% dan komposisi B 95 %.
Semen + sludge + pasir diaduk sampai homogen kemudian ditambahkan air +
water glass (water glass sudah dilarutkan dalam air) jumlah air secukupnya atau dua
bagian dari berat (water gelas + semen). Lalu diaduk sampai campuran homogen
kurang lebih 15 menit.
6. Pembentukan sampel
a. Bahan yang telah dicampur dituang kedalam tiga jenis cetakan
1. Cetakan yang berbentuk selinder dengan diameter 5 cm tinggi 6 cm dengan
berat sampel masing masing 150 gr, sebanyak 5 buah untuk masing-masing
sampel bertujuan untuk pengujian tekanan, densitas, porositas, daya serap air
dan kekerasan.
Gambar 3.5. Sampel Silinder
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
2. Cetakan yang kedua berupa balok dengan panjang 8 cm lebar 2 cm dan tinggi
2 cm bertujuan untuk uji impak.
Gambar 3.6. Sampel Bentuk Balok
3. Cetakan yang ketiga berupa balok yang berukuran balok yang lebih besar dari
uji impak dengan panjang 16 cm, lebar 4 cm, tinggi 4 cm bertujuan untuk
pengujian bending strength.
Gambar 3.7. Bentuk Sampel Uji Bending Strength
7. Pengeringan
Dalam pengeringan yang pertama menjadi kering adalah permukaan dari
paving block kemudian bagian dalam difusi air dan bagian dalam disalurkan ke
permukaan lalu menguap karena diffusi sangat berhubungan dengan suhu (Peter A.
Thornton & Vito J. Colangelo, 1985). Pengeringan dilakukan di tempat yang
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
temperaturnya rendah terhindar dari sinar matahari karena penguapan rendah
kelembaban pun rendah dengan demikian dapat mengurangi kecepatan menguapnya
air dari permukaan. Jika kecepatan pengeringan akan mengakibatkan benda retak-
retak. Pengeringan dilakukan selama 28 hari, kemudian diuji fisis dan mekanik.
Gambar 3.8. Pengeringan Sampel
3.5. Pengujian Sampel Paving Block
Pengujian sampel yang dilakukan dalam panelitian ini meliputi: densitas,
porositas, daya serap, kuat tekan, kuat patah, kuat impak dan kekerasan.
3.5.1. Pengukuran Densitas
Pengukuran densitas dilakukan menggunakan sampel bentuk selinder dengan
membandingkan massa sampel dan volume sampel dan harga densitas berdasarkan
ASTM C -134-95, dengan pada proses awal dilakukan penimbangan massa benda
(massa benda kering) dengan alat dan volume sampel dihitung dengan menggunakan
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
jangka sorong mengukur diameter sampel dan tebal sampel lalu dihitung densitasnya
dengan menggunakan persamaan (2-1).
3.5.2. Pengukuran Porositas
Pengukuran porositas dilakukan dengan mengukur massa dalam keadaan
kering lalu merendam sampel kedalam air selama satu hari atau 24 jam. Kemudian
dilakukan dengan komposisi yang sama sampel yang direndam ditimbang sehingga
didapatkan volume air yang diserap dengan membandingkan volume air yang diserap
dengan volume total sampel didapatkan harga porositas total sampel dengan
menggunakan persamaan (2-2).
3.5.3. Pengukuran Daya serap
Sampel yang sudah diukur massanya merupakan massa kering dan direndam
selama 24 jam lalu diukur massa basahnya dengan menggunakan Neraca Analitis.
(Lampiran J. Gambar 1). Pengukuran daya serap merupakan persentase perbandingan
antara selisih massa basah dengan massa kering dengan massa kering besarnya daya
serap dikerjakan hasilnya sesuai dengan SNI.03-0691-1996 perhitungannya dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan (2-3).
3.5.4. Pengujian Tekanan
Pengujian tekanan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing
Machine kapasitas 5000 kg memberikan beban yang diletakkan di atas sampel yang
berbentuk selinder sehingga pada alat tertera beban maksimal dalam satuan Kg yang
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
dapat ditahan benda sampai sampel retak seperti Gambar 3.9. Besarnya tekanan
merupakan perbandingan gaya tekan dengan luas penampang dan luas penampang
diukur dengan jangka sorong harga tekanan dikerjakan sesuai SNI.03-0691-1996 dan
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (2-4).
Gambar 3.9. Alat Mengukur Kuat Tekan Sampel (Universal Testing Machine Kapasitas 5000 kg)
3.5.5. Bending Strength (Uji Kuat Patah)
Sampel yang berbentuk balok seperti Gambar 3.10 dengan mengatur titik
tumpu. Pengujian bending strenght bertujuan untuk mengetahui kuat patah suatu
benda bata kontruksi dengan menggunakan alat universal Testing Machine. Besar
gaya tekan maksimum merupakan besarnya kuat patah langsung tertera pada sekala
nilai kuat patah pada monitor atau dapat juga menggunakan rumus (2-5). Hasil
pengujian diambil sebagai perbandingan nilai kuat patah dari suatu benda uji
dikerjakan sesuai dengan standart bending strength dari pabrik paving block PT.
Indah Sinar Traso Jl. Letjen Jamin Ginting Km 10 Medan dengan menguji hasil
pabrik ke Puslitbang Departemen Perindustrian Tanjung-Morawa.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 3.10. Universal Testing Machine Alat untuk Mengukur Kuat Patah Sampel
3.5.6. Pengujian Impak
Pengujian impak menggunakan alat Iberttest (seperti pada Gambar 3.11).
Nilainya sama dengan pengujian pukul tujuan untuk mengetahui nilai pukul atau
tekik, nilai uji pukul sudah tertera pada sekala dengan meletakkan sampel pada dua
tumpuan sedemikian rupa sehingga bagian yang ditekik terletak di tengah-tengah.
Lalu ayunan dilepas dari kedudukan semula di baca AK (nilai impak pada skala
penunjuk) nilai pukul atau charpy tiap luas penampang dapat juga dengan
menggunakan rumus (2-6).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 3.11. Alat Iberttest Menguji Impak Sampel
3.5.7. Pengukuran Kekerasan
Pengukuran kekerasan dilakukan seperti Gambar (3.12) pada hasil pengujian
langsung tertera di monitor alat hasil pengujian sampel langsung tertera di monitor
alat, dalam satuan BH (Brinell Hardness) yang kemudian dikonversikan ke VH
(Vickers Hardness) menurut persamaan Equatip Hardnessn Tester masing-masing
sampel diukur sampai tiga kali dan diambil rata ratanya. Sampel diamati dengan
mengacu pada standart kekerasan pabrik paving blok PT. Sinar Traso Jl. Jamin
Ginting Padang Bulan Medan Perindustrian Tanjung Morawa-Medan.
Gambar 3.12. Equatip Hardnessn Tester Alat Mengukur Kekerasan Sampel
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
B A B IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian pada penelitian ini meliputi pengujian fisis (porositas, densitas,
serapan air) dan pengujian mekanik (kekerasan, kuat tekan, kuat impak, kuat
patah).
Dari pengujian yang telah dilakukan terhadap sampel paving block dengan
oil sludge sebagai agregat utama maka diperoleh hasil pengukuran yang
ditabelkan dan juga digrafikkan dengan penjelasan berikut ini.
4.1. Hasil Pengujian Fisis (Porositas, Densitas dan Serapan Air)
4.1.1. Porositas (Porousity)
Besarnya persentasi porositas sangat ditentukan oleh komposisi bahan
baku paving block yaitu oil sludge, pasir dan semen. Karena pencampuran yang
tidak homogen dan ukuran air yang terlalu banyak dapat membentuk pori yang
lebih banyak. Semakin meningkat nilai porositas maka nilai serapan air juga
meningkat dan nilai densitas cenderung berkurang atau menurun. Data hasil
pengujian porositas dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 ditunjukkan
pada Tabel 4.1 (Lampiran A).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Porositas
No. Sampel
Oil Sludge
(%)
Porositas
(%)
1 10 6,2
2 20 8,4
3 30 10,46
4 40 10,54
5 50 10,62
6 60 11,06
7 70 11,43
8 80 13,64
9 90 16,12
10 100 18,38
Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai porositas paving blok
berkisar antara 6,2-18,38% , dengan waktu pengerasan selama 28 hari. Nilai
massa basah sampel diperoleh dari hasil pengukuran setelah sampel direndam
selama 48jam. Grafik porositas sampel terhadap komposisi agregat oil sludge
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
5
7
9
11
13
15
17
19
21
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Poro
sita
s (%
)
Gambar 4.1. Grafik Porositas terhadap Komposisi Oil Sludge
Berdasarkan grafik di atas ditunjukkan bahwa semakin banyak kandungan
oil sludge maka nilai porositas sampel cenderung meningkat, artinya jumlah pori-
pori pada sampel semakin besar. Penambahan agregat oil sludge pada komposisi
30%-70% terjadi kenaikan porositas yang relatif kecil dibandingkan dengan
rentang penambahan lainnya. Karena pada batas komposisi tersebut tidak terjadi
perubahan ikatan yang berarti antara butiran sehingga perubahan jumlah pori-
pori juga relatif kecil.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Sebagai bahan perbandingan untuk paving block yang ada di PT. Marelan
Jaya Traso-Medan diperoleh data nilai porositas sekitar 12,5%.
4.1.2. Densitas (Density)
Hasil pengukuran densitas sampel paving blok pada beberapa komposisi oil
sludge dihitung dengan persamaan 2.2 (Lampiran B), ditunjukkan pada Tabel 4.2.
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Densiatas
(gr/cm3)
1 10 2,68
2 20 2,65
3 30 2,59
4 40 2,58
5 50 2,55
6 60 2,51
7 70 2,45
8 80 2,41
9 90 2,37
10 100 2,30
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Densitas
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai densitas paving block berkisar
antara 2,30 –2,68 g/cm3, dengan waktu pengerasan selama 28 hari. Bila
dibandingkan pada penelitian sebelumnya untuk beton konvensional, nilai
densitasnya berkisar 2,4 g/cm3 (Van Vlack, 2004) dan densitas dari normal
portland cement (NPC) adalah 3,17 g/cm3 (Hanehara, 2005).
Sebagai bahan perbandingan untuk paving block yang ada di PT. Marelan
Jaya Traso-Medan diperoleh data nilai densitas sekitar 2,2 gr/cm3.
Grafik densitas sampel terhadap komposisi agregat oil sludge ditunjukkan
pada
Gambar 4.2.
2,252,3
2,352,4
2,452,5
2,552,6
2,652,7
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Den
sita
s (k
g/cm
2)
Gambar 4.2. Grafik Densitas terhadap Komposisi Oil Sludge
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin banyak oil sludge
ditambahkan pada sampel paving blok mengakibatkan densitas sampel cenderung
semakin kecil, artinya akibat jumlah pori-pori pada sampel semakin besar
mengakibatkan kerapatan antara semakin meningkat maka nilai densitas akan
cenderung menurun, dengan demikian dapat dipakai sebagai perkerasan jalan.
4.1.3. Serapan Air (Water Absorption)
Hasil pengukuran antara serapan air terhadap komposisi oil sludge pada
paving blok diperlihatkan pada Tabel 4.3 (Lampiran C).
Nilai serapan air pada paving blok yang diperoleh berkisar antara 2,63%-
6,82%, dengan waktu pengerasan (aging) selama 28 hari. Menurut SNI untuk
paving blok kelas A serapan air berkisar 3% (Industri Paving Blok, 2005).
Sedangkan penelitian sebelumnya untuk beton konvensional, menghasilkan
serapan air berkisar 5,5% (Blaga, dkk, 1985).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Serapan Air
(%)
1 10 2,63
2 20 3,42
3 30 3,96
4 40 4,06
5 50 4,09
6 60 4,16
7 70 4,4
8 80 5,41
9 90 6,24
10 100 6,82
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Serapan Air
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Hubungan antara serapan air terhadap komposisi oil sludge pada paving blok
diperlihatkan pada Gambar 4.3.
2
3
4
5
6
7
8
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Sera
pan
Air
(%)
Gambar 4.3. Grafik Serapan Air terhadap Komposisi Oil Sludge
Dari grafik ditunjukkan bahwa semakin banyak kandungan oil sludge maka
nilai serapan air yang dihasilkan cenderung meningkat sama halnya dengan
porositas pada komposisi 30%-70% terjadi kenaikan serapan air yang kecil
dibandingkan dengan rentang perubahan lainnya. Ini kemungkinan disebabkan
karena pada batasan komposisi tersebut terjadi ikatan yang ideal antara butiran
bahan. Sedangkan jika nilai serapan air yang kecil menyatakan beton tersebut
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
semakin kedap (resistance). Hal ini juga menunjukkan bahwa komposisi oil sludge
yang berlebihan akan mengurangi kualitas paving blok tersebut.
4.2. Hasil Pengujian Mekanik (Kekerasan, Kuat Tekan, Kuat Impak dan Kuat Patah)
4.2.1. Pengujian Kekerasan (Hardness)
Hasil pengukuran antara kekerasan terhadap komposisi oil sludge pada
sampel paving blok diperlihatkan pada Tabel 4.4 (Lampiran D).
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Kekerasan
(HVN)
1 10 115,0
2 20 124,2
3 30 134,1
4 40 127,4
5 50 118,5
6 60 112,6
7 70 100,2
8 80 89,42
9 90 82,12
10 100 69,42
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Kekerasan
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Nilai kekerasan pada sampel diperoleh berkisar antara 69,42 -134,1 HVN,
masing-masing dengan waktu pengerasan 28 hari.
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Kek
eras
a
n (H
VN)
Gambar 4.4. Grafik Kekerasan terhadap Komposisi Oil Sludge
Dari hasil pengukuran diperlihatkan pada Gambar 4.4 bahwa semakin
banyak kandungan oil sludge maka nilai kekerasan perlahan lahan naik
kemudian turun lagi. Namun demikian, kondisi optimum dicapai pada jumlah
komposisi oil sludge sebanyak 30% dan semen 70% yang menghasilkan nilai
kekerasan sebesar 134,1 MPa. Artinya bata kontruksi paving blok pada komposisi
ini kemungkinan terjadi persentase pencampuran bahan yang ideal sehingga
butiran semen mampu mengikat semua butiran agregat oil sludge, tetapi kalau
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
ditambah lagi kekerasan sampel menjadi berkurang. Karena fungsi semen selain
perekat juga meningkatkan kekerasan paving blok. Sebagai bahan perbandingan
untuk paving blok yang ada di PT. Marelan Jaya Traso-Medan diperoleh data nilai
kekerasan sekitar 118 MPa.
4.2.2. Pengujian Kuat Tekan (Compressive Strength)
Untuk menguji kuat tekan dari sampel paving blok digunakan alat
Universal Testing Mechine (UTM), dan mengacu pada standar SNI 03 – 0691 -
1996. Hasil pengukuran antara kuat tekan terhadap komposisi oil sludge pada
sampel paving blok diperlihatkan pada Tabel 4.5 (Lampiran E).
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Kuat Tekan
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Kuat Tekan
(MPa)
1 10 34,68
2 20 37,42
3 30 39,43
4 40 35,01
5 50 29,86
6 60 24,82
7 70 18,02
8 80 12,86
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
9 90 9,41
10 100 6,2
Dari Tabel 4.5, ditunjukkan bahwa kuat tekan paving blok yang diperoleh
berkisar antara 6,2 – 39,43 MPa, masing-masing dengan waktu pengerasan
(aging) selama 28 hari.
012345678
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Kua
t Pat
ah (M
Pa)
Gambar 4.5. Grafik Kuat Tekan terhadap Komposisi Oil Sludge
Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa kuat tekan cenderung naik seiring dengan
meningkatnya komposisi oil sludge sampai ke angka 30% dan kemudian
cenderung turun kembali secara linear setelah komposisi menaik. Kondisi
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
optimum dicapai pada jumlah komposisi sludge sebanyak 30% dan semen 70%,
menghasilkan nilai kuat tekan sebesar 39, 43 Mpa. Hal ini terjadi kemungkinan
karena persentase pencampuran bahan yang ideal sehingga butiran semen mampu
mengikat semua butiran agregat oil sludge, tetapi kalau ditambah lagi kuat tekan
sampel menjadi berkurang. Karena fungsi semen selain perekat juga
meningkatkan kekuatan paving blok. Kuat tekan menurut SNI 03 – 0691 – 1996
untuk bata beton mutu A (digunakan untuk jalan) adalah 35 - 40 MPa, bata beton
mutu B (digunakan untuk pelataran parkir) adalah 17 – 20 MPa. Sedangkan
penelitian sebelumnya untuk beton konvensional, menghasilkan nilai kuat tekan
sebesar 35 MPa (Blaga, 1985).
Dengan demikian nilai yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan telah
memenuhi bata beton mutu A bahkan memiliki kuat tekan yang lebih besar dari
beton konvensional.
4.2.3. Pengujian Kuat Impak (Impact Strength)
Hasil pengukuran kuat pukul (impak) sampel paving blok dengan
menggunakan alat Mesin Uji Impak Merek: Iberttest, pada beberapa komposisi oil
sludge dan diperlihatkan pada Tabel 4.6 (Lampiran F).
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Kuat Impak
( J/cm2 )
1 10 1,86
2 20 2,05
3 30 2,28
4 40 2,09
5 50 1,91
6 60 1,82
7 70 1,56
8 80 1,36
9 90 1,18
10 100 1,01
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Kuat Impak
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Dari Tabel 4.6 ditunjukkan bahwa nilai uji impak paving blok berkisar antara 1,01
– 2,28 J/cm2 dengan waktu pengerasan selama 28 hari
Hubungan antara kuat impak terhadap komposisi oil sludge pada paving
blok diperlihatkan pada Gambar 4.6.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Oil Sludge (%)
Kua
t Tek
an (M
Pa)
Gambar 4.6. Grafik Kuat Impak terhadap Komposisi Oil Sludge
Data hasil pengujian kuat impak seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.6. bahwa semakin banyak kandungan oil sludge maka nilai kekerasan perlahan
lahan naik kemudian turun lagi. Namun demikian, kondisi optimum dicapai pada
jumlah komposisi oil sludge sebanyak 30% dan semen 70% yang menghasilkan
nilai kuat impak 2,28 J/cm2. Artinya bata kontruksi paving blok pada komposisi ini
kemungkinan terjadi persentase pencampuran bahan yang ideal sehingga butiran
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
semen mampu mengikat semua butiran agregat oil sludge, tetapi kalau ditambah
lagi kuat impak sampel menjadi berkurang.
4.2.4. Pengujian Kuat Patah (Bending Strength)
Hasil pengukuran kuat patah terhadap kandungan agregat oil sludge pada
sampel paving blok untuk beberapa komposisi diperlihatkan pada Tabel 4.7.
No. Sampel Oil Sludge
(%)
Kuat Patah
(MPa)
1 10 5,49
2 20 6,42
3 30 7,24
4 40 6,62
5 50 5,89
6 60 5,46
7 70 4,55
8 80 3,46
9 90 2,85
10 100 2,25
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kuat Patah
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Nilai kuat patah dari sampel yang diperoleh adalah berkisar antara 2,25-
7,24 MPa, masing-masing dengan waktu pengerasan selama 28 hari. Hubungan
antara kuat patah dengan kandungan agregat oil sludge pada beberapa komposisi
diperlihatkan pada Gambar 4.7.
0
12
34
5
67
8
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Oil Sludge (%)
Kua
t Pat
ah (M
Pa)
Gambar 4.7. Grafik Kuat Patah terhadap Komposisi Oil Sludge
Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa kuat patah cenderung naik seiring
meningkatnya komposisi oil sludge sampai ke angka 30% dan kemudian
cenderung turun kembali secara linear setelah komposisi menaik. Kondisi
optimum dicapai pada jumlah komposisi sludge sebanyak 30% dan semen 70%,
menghasilkan nilai kuat patah sebesar 7,24 MPa. Hal ini terjadi kemungkinan
karena persentase pencampuran bahan yang ideal sehingga butiran semen mampu
mengikat semua butiran agregat oil sludge, tetapi kalau ditambah lagi kuat patah
sampel menjadi berkurang. Sebagai pembanding bahwa kuat patah dari beton
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
konvensional adalah sebesar 4,9 MPa (Sebayang, 2008). Sebagai bahan
perbandingan untuk paving blok yang ada
di pasaran (PT. Marelan Jaya Traso-Medan) diperoleh data nilai kuat patah
sekitar 3,65 Mpa.
Grafik pengujian mekanik menunjukkan bentuk yang relatif sama. Ini
membuktikan bahwa ada hubungan antar karakteristik mekanik suatu bahan.
4.2.5. Perhitungan Cost
Sebagai bahan perbandingan untuk paving blok yang ada di pasaran (PT.
Marelan Jaya Traso-Medan) diperoleh data harga 1 keping paving blok Rp 1.100
(mesin) dan Rp 900 (manual) sementara dengan memakai oil sludge sebagai
agregat harganya lebih ekonomis dapat dilihat pada Lampiran I.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Limbah pertamina (oil sludge) telah berhasil dibuat menjadi agregat paving
block.
b. Telah dilakukan uji fisis dan mekanik. Semakin banyak penambahan oil
sludge pada pembuatan bata kontruksi paving blok diperoleh hasil bahwa
porositas dan serapan air cenderung naik, dan densitas cenderung menurun.
Dan sampel yang dibuat ternyata komposisi yang terbaik adalah pada
komposisi yang ke-3 dengan perbandingan semen dan agregat oil sludge
adalah 70% : 30% dengan kekerasan 134 MPa, kuat tekan 39,43 MPa, uji
impak 2,28 J/cm2, kuat patah 7,24 MPa sesuai SNI 03 – 0691 – 1996
digolongkan bata beton mutu kelas A dapat digunakan untuk jalan, sedangkan
lebih kecil dari 35 MPa digolongkan bata beton mutu kelas B untuk pelataran
parkir.
5.2. Saran
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
a. Untuk melengkapi penelitian ini perlu dikaji studi kelayakannya, agar
dapat diterapkan dalam skala industri kecil dan menengah.
b. Perlu dilakukan pengujian lanjutan terhadap kandungant toksin bahan
yang telah terbentuk.
c. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya
dengan memanfaatkan limbah pertamina untuk produk yang lain.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 2005, Solidifikasi Limbah Katalis.
A.Blaga, J.J BEAUDOIN, 1985, Canadian Budding Digest 241.
Andrita, 2008, Pengaruh Aditif Serbuk Kayu dalam Pembuatan Keramik Berpori untuk Digunakan Sebagai Filter Gas Buang.
Anonim, 1995, Kep–03/Bapedal/09/1995, Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Sekretariat Bapedal, Jakarta.
_______, 1999, Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya Beracun, Sekretariat Bapedal, Jakarta.
_______, 2002, Limbah Padat UP IV Spent Day Kilang Paraxylene, Spent Catalist dalam Pembuatan Paving Block.
_______, 2004 Campuran Mortar, (http://209.85.173.132/search?q=cache:JyZCt_Sr-yYJ:digilib.petra.ac.id/ jiunkpe/s1/sip4/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-21499005-2709-campuran_mortar).
______, 2005, Industri Paving Blok, (http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no =51412&idrb =45601Industri Paving Blok, 2005.
_______, 1996, Sumber : SNI 03-0691-1996.
Anton Tri Sugiarto, 2004, Sumber Berita IPTEK, 29 September 2004.
_______, 2006, Teknologi Plasma untuk Daur Ulang Limbah Oil Sludge, Pusat Penelitian KIM-LIPI, Tangerang.
Damanhuri, Enri dan Tri Padmi, 2004, Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150, Departemen Teknik Lingkungan ITB, Bandung.
Gayatri, Harum Wening, 2005, Pemanfaatan Limbah Katalis RCC-15 Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Genteng Beton, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Surdia, 1985.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah (Oil Sludge) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009 USU Repository © 2008
Gurning, J, 1994, Pengaruh Karbon aktif Pada Produksi Keramik terhadap Sifat Mekanisnya, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Hanenara. S, 2005, Eco-Cement and Eco-Concrete Environmentally Compatible Cement and Concrete Technology, COE Workshop on "Material Science in 21st Century for the Construction Industry -Durability, Repair and Recycling of Concrete Structures".
Kaston, Sijabat, 2007, Pembuatan Keramik Paduan Cordierit (2MgO2Al2O3.5SiO2) – Alumina (AL2O3) Sebagai Bahan Refraktori dan Karakterisasinya.
K.J.BISHOP, R.E. Smallman, 1991, Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material, Gramedia, Jakarta.
Palar, Heryando, 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Prasetya B, Sudjono, Purwadi Kasinuputro, 2006, Pemanfaatan Lumpur Minyak untuk Pembuatan Komposit Berserat Lignoselulosa. Journal of Tropical Wood Science & Technology Vol 4 No.1.2006.
Sebayang. P, dkk, 2008, Sintesa dan Perekayasaan Beton Polimer untuk Enkapsulasi Limbah Padat tanpa Menggunakan Semen, Prosiding Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia, Surabaya.
Syamsiah, 2008, Pemanfaatan Limbah Alumina dan Sandblasting PT. Pertamina. UP IV Cilacap Sebagai Bahan Pembuatan Wall Panel.
Taufik, 2007, Penentuan dan Teknologi Penggunaan Limbah B3.
Van Vlack, Lawrence H, 1985, Ilmu dan Tteknologi Bahan, Ed ke-5, Erlangga, Jakarta.
Vebbyana, 2001, Kinetika Sorpsi Kromium Trivalen ( Cr3+) dalam Proses Solidifikasi Limbah Elektroplating, Digital Library Online, Jakarta.
Whardhana, 2001, Pengolahan Limbah Industri, UI Press, Jakarta.
Wild, 1995, Solidifikasi Limbah Katalis RCC-15 Sebgai Campuran Bahan Pembuat Keramik, Skripsi, Jurusan Teknik Lingkungan, UII, Yogyakarta.