pemanfaatan kaca sebagai bahan isolasi
DESCRIPTION
Pemanfaatan Kaca Sebagai Bahan IsolasiTRANSCRIPT
PEMANFAATAN KACA
SEBAGAI BAHAN ISOLASI
BAHAN LISTRIK
Oleh :
PUTU RUSDI ARIAWANNIM : 0804405050
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA2010
PUTU RUSDI ARIAWAN ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan laporan dengan judul : BAHAN
ISOLASI KERAMIK tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan Listrik pada Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Ir. I Ketut Wijaya yang telah membimbing saya dari awal perkuliahan
semester ini sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini,.
Saya mengakui bahwa laporan ini jauh dari sempurna mengingat
terbatasnya kemampuan serta sulitnya mencari buku-buku yang dipakai sebagai
acuan atau referensi. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi sempurnanya laporan ini. Akhir kata saya berharap semoga laporan
ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memenuhi fungsinya.
Denpasar, Mei 2010
Penulis
PUTU RUSDI ARIAWAN iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... v
ABSTRAKSI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembuatan .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Pembuatan ........................................................................ 2
1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah .............................................. 2
1.6 Sistematika Pembahasan................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1 Tinjauan Umum.............................................................................. 4
2.2 Tingkat Ketahanan Isolasi .............................................................. 4
2.3 Koordinasi Isolasi........................................................................... 6
2.4 Penggunaan Bahan Isolasi Mineral ................................................ 6
BAB III METODELOGI PENULISAN........................................................... 9
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 9
3.2 Sumber Data................................................................................... 9
3.3 Jenis Data ....................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 10
4.1 Pengertian Isolasi ........................................................................... 10
4.2 Bahan Isolasi Kaca ......................................................................... 10
4.3 Pabrikasi dan peningkatan kualitas ................................................. 13
PUTU RUSDI ARIAWAN iv
4.4 Jenis-jenis kaca silika ..................................................................... 14
4.5 Pemakaian kaca pada bidang keteknikan ........................................ 16
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 18
5.1 Simpulan ........................................................................................ 18
5.2 Saran .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
PUTU RUSDI ARIAWAN v
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel BIL Untuk Beberapa Kelas Referensi 1 ............................................ 5
2.2 Tabel Klasifikasi Bahan Isolasi ................................................................. 8
PUTU RUSDI ARIAWAN vi
ABSTRAKSI
Bahan-bahan listrik sangat banyak jenisnya pada pabrikasi peralatan
listrik. Untuk itu, sangat diperlukan pengetahuan tentang bahan-bahan listrik bagi
seorang ahli listrik, baik yang berkecimpung dalam bidang industri listrik maupun
yang berkecimpung dalam bidang jasa kelistrikan. Intinya seorang yang
berkecimpung dengan listrik harus mempunyai banyak pengetahuan tentang
bahan-bahan listrik.
Bahan isolasi adalah bahan yang digunakan untuk mengamankan bagian
yang aktif pada peralatan listrik, untuk meminimalisir arus bocor, yang tentunya
sangat tidak diharapkan pada bidang kelistrikan. Salah satu bahan isolasi adalah
kaca.
Kaca sebenarnya tergolong mineral, tetapi penggunaannya tidak pada
bentuk dan keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan
cara pemanasan (pembakaran), pengerasan, dan pelumeran. Kaca biasanya
terbentuk apabila bahan cair yang didinginkan dengat cepat tidak membentuk
suatu kristal, dengan demikian tidak memberikan cukup masa untuk kristal
tersebut terbentuk. Kaca merupakan bahan yang terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa
untuk jaringan kristal bisa terbentuk. Kaca adalah substansi yang dibuat dengan
pendinginan bahan–bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap
pada kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan
beberapa senyawa seperti borat dan pospat.
PUTU RUSDI ARIAWAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahan-bahan listrik sangat banyak jenisnya pada pabrikasi peralatan
listrik. Untuk itu, sangat diperlukan pengetahuan tentang bahan-bahan listrik bagi
seorang ahli listrik, baik yang berkecimpung dalam bidang industri listrik maupun
yang berkecimpung dalam bidang jasa kelistrikan. Intinya seorang yang
berkecimpung dengan listrik harus mempunyai banyak pengetahuan tentang
bahan-bahan listrik, karena peralatan listrik digunakan oleh hampir semua lapisan
masyarakat, termasuk orang yang tidak begitu paham tentang kelistrikan.
Pemilihan bahan listrik yang tepat akan sangat berpengaruh pada keselamatan
peralatan maupun pemakainya.
Pada umumnya isolasi digunakan untuk mengamankan bagian yang aktif
pada peralatan listrik, untuk meminimalisir arus bocor, yang tentunya sangat tidak
diharapkan pada bidang kelistrikan. Salah satu bahan isolasi adalah kaca. Kaca
sebenarnya tergolong mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk dan
keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan cara
pemanasan (pembakaran), pengerasan, dan pelumeran. Kaca biasanya terbentuk
apabila bahan cair yang didinginkan dengat cepat tidak membentuk suatu kristal,
dengan demikian tidak memberikan cukup masa untuk kristal tersebut terbentuk.
Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar
listrik yang bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak
terjadi lompatan listrik atau percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan
muatan yang merupakan bentuk kegagalan listrik apabila tegangan yang
diterapkan melampaui kekuatan isolasinya. Kegagalan yang terjadi pada saat
peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alat sehingga
kontinuitas sistem terganggu. Isolasi listrik pada sistem transmisi tenaga listrik
PUTU RUSDI ARIAWAN 2
dalam mengisolasi atau mengamankan konduktor dari tegangan membutuhkan
suatu koordinasi isolasi.
Koordinasi isolasi didalam teknik tegangan tinggi mempunyai tujuan
untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan. Cara yang efisien
ditempuh adalah dengan memilih bahan isolasi yang cocok digunakan pada suatu
peralatan tegangan tinggi dengan memperhitungkan keandalan dan kesederhanaan
dari bahan isolasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahnya, antara lain :
Bagaimana karakteristik, proses pembuatan, dan pemanfaatan kaca sebagai bahan
isolasi.
1.3 Tujuan Pembuatan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui fungsi
dari kaca serta aplikasinya sebagai bahan isolasi.
1.4 Manfaat Pembuatan
Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan ataupun menjadi pertimbangan bagi industri kelistrikan di dalam
merencanakan pemakaian kaca sebagai bahan isolasi dan juga bagi mahasiswa
untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemanfaaatan bahan isolasi
kaca.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan dalam penyusunan paper ini, maka perlu
dibatasi permasalahannya pada masalah pembuatan, pemanfaatan dan
karakteristik kaca sebagai bahan isolasi.
PUTU RUSDI ARIAWAN 3
1.6 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan paper
ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan latar belakang mengenai bahan isolasi
kaca, rumusan masalah mengenai bagaimana pemanfaatan kaca
sebagai bahan isolasi, tujuan pembuatan, manfaat pembuatan,
batasan masalah serta sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini memaparkan karakteristik bahan isolasi secara
umum dalam bidang keteknikan.
BAB III : METODE PEMBUATAN
Dalam bab ini diuraikan tempat dan waktu penelitian, sumber data
dan jenis data.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas tentang bahan isolasi kaca.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi simpulan dari pembuatan makalah yang sudah
dilakukan, dan saran untuk pembaca mengenai hasil pembuatan
makalah tersebut.
PUTU RUSDI ARIAWAN 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Isolasi merupakan suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan
pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup
untuk menjamin sistem keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik
tersebut beroperasi maupun tidak beroperasi. Bahan isolasi digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif.
Untuk itu sifat kelistrikannya memegang peran yang sangat penting. Namun, sifat
mekanis, termal, ketahanan terhadap bahan kimia, serta sifat-sifat lainnya juga
perlu diperhatikan. Untuk itu bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan
tinggi dibedakan menjadi : bahan isolasi gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi
cair.
Pada dasarnya suatu bagian yang aktif dari peralatan listrik harus diisolasi
sehingga mempunyai sistem keamanan dan kenyamanan. Bahan isolasi mineral
(padat) didasarkan pada kemampuan bahan untuk bekerja pada suhu dan kondisi
tertentu. Bahan isolasi padat meliputi bahan-bahan isolasi berserat, plastik, mika,
kaca, dan porselin.
Dalam pembahasan laporan ini lebih ditekankan pada salah satu jenis
bahan isolasi padat yaitu kaca.
2.2 Tingkat Ketahanan Isolasi (Basic Impuls Insulation Level/BIL)
Basic Impuls Insulation Level/BIL adalah suatu referensi level yang
dinyatakan dalam impuls crest voltage dengan standar bentuk gelombang dari 1,5
mikro sekon (di USA), sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus
mempunyai karakteristik ketahanan lebih tinggi atau sama dengan nilai BIL-nya.
PUTU RUSDI ARIAWAN 5
Pemikiran tentang tingkat isolasi suatu sistem tenaga listrik pertama-tama
adalah penyusunan suatu level umum isolasi pada atau di atas level tertentu,
dimana hal ini akan membatasi persoalan pada tiga kebutuhan yang fundamental,
yaitu :
1. Pemilihan Level Isolasi yang sesuai.
2. Jaminan bahwa break down dan flash over dari semua peralatan yang di
isolasi / isolator akan sama atau melebihi level yang telah dipilih.
3. Penggunaan peralatan pengaman yang akan memberikan suatu
perlindungan pada peralatan-peralatan sistem tenaga listrik dengan baik
dan ekonomis.
Suatu isolasi peralatan harus disesuaikan dengan tingkat ketahanan impuls
sebesar tidak kurang dari BIL. Dengan sendirinya peralatan harus mampu
terhadap tegangan spesifikasi baik impuls positif maupun negatif.
Tabel 2.1 Tabel BIL untuk beberapa kelas referensi
Kelas referensi
( KV ) BIL ( KV ) 80%BIL ( KV )
1,2 30 24
1,8 75 60
12 95 76
23 150 120
34,5 200 160
46 250 200
69 350 280
92 450 360
115 550 440
138 650 520
161 750 600
180 825 660
196 900 720
230 1050 840
PUTU RUSDI ARIAWAN 6
260 1175 940
287 1300 1040
345 1550 1240
2.3 Koordinasi Isolasi
Koordinasi isolasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara daya isolasi
alat-alat dan sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik alat-alat pelindungnya di
lain pihak, sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan
lebih.
Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian yang
diperlukan antara daya isolasi alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung
terhadap tegangan lebih, yang masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan
impuls dan tingkat perlindungan impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai tujuan
untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan.
Beberapa sistem yang perlu diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah:
1 Penentuan sifat gangguan
2 Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan trafo.
3 Penentuan tegangan impuls standart.
4 Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester.
5 Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat Basic Impuls
Insulation Level. BIL ini merupakan suatu besar tegangan yang masih
mampu ditahan oleh peralatan listrik, atau kemampuan peralatan listrik
menahan tegangan maksimum pada saat terjadi tegangan lebih.
2.4 Penggunaan Bahan Isolasi Mineral
Bahan-bahan isolasi mineral memiliki peran dan penggunaan yang cukup
besar pada teknik listrik. Bahan isolasi yang akan dibahas dalam laporan ini
adalah kaca, yang merupakan salah satu contoh bahan isolasi mineral. Akan
tetapi, kaca memiliki sedikit perbedaan dengan bahan isolasi mineral yang
lainnya. Bahan isolasi mineral lain, seperti mika atau mikanit digunakan sebagai
PUTU RUSDI ARIAWAN 7
isolasi pada ikatan kimia atau keadaan alaminya tanpa mengalami proses kimia
atau termal sebelumnya, sedangkan penggunaan kaca tidak pada bentuk atau
keadaan alaminya, melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan
(pembakaran), pengerasan, dan pelumeran. Itulah sebabnya mengapa kaca
dikatakan sedikit berbeda dengan bahan isolasi mineral lainnya.
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan–bahan yang
dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada
umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat,
pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir),
alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat
dari kaca tergantung dari komposisi bahan–bahan pembentuknya. Massa jenis
kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3, kekuatan tekannya 6000 hingga 21000
kg/cm2, kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif
kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik
leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu
pemanasan dinaikkan. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C.
Makin sedikit kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian
pula halnya dengan muai panjang (α) nya, makin banyak kadar SiO2 yang
dikandungnya akan makin kecil α nya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara
5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.
Kaca merupakan bahan kuat, tahan panas, keras, dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi permukaan yang
tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna.
Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandungi silikon
dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon(IV) oksida. Wujud silika
awalnya adalah pasir, yaitu pasir silika. Kaca merupakan substansi kimia yang
serupa dengan kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar 2000 derajat celsius.
Dua komponen penting dalam pembuatan kaca yang baik adalah mencampurkan
soda (sodium karbonat Na2CO3), atau potasy dengan kalium karbonat, yang dapat
menurunkan titik lebur kaca menjadi sekitar 1000 derajat celsius. Bahan soda
PUTU RUSDI ARIAWAN 8
menjadikan kaca larut, sedangkan kapur (kalsium oksida, CaO) adalah bahan yang
menyebabkan kaca sukar larut.
Kaca merupakan bahan yang terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk
jaringan kristal bisa terbentuk.
Tabel 2.2 Klasifikasi bahan isolasi
Kelas Bahan Suhu kerja
maks.
Y Katun, sutera alam, wolsintesis, rayon, serat poliamid,
kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet.
90 oC
A Bahan kelas Y yang diimpregnasi dengan vernis, aspal,
minyak trafo.
Email yang dicampur dengan vernis dan poliamid.
105 oC
E Email kawat yang terbuat dari: polivinil formal, poli
urethan dan damar, bubuk plastik, bahan selulosa pengisi
pertinaks, tekstolit, triasetat, polietilen tereftalat.
120 oC
B Bahan anorganik (mika, fiberglas, asbes) bitumen, bakelit,
poli monochloro tri fluor etilen, poli etilen tereftalat, poli
karbonat, sirlak.
130 oC
F Bahan-bahan anorganik yang diimpregnasi atau direkat
dengan dengan epoksi, poliurethan, atau vernis dengan
ketahanan panas yang tinggi.
155 oC
H Mika, fiberglas, dan asbes yang diimpregnasi dengan
silikon tanpa campuran bahan berserat, karet silikon, email
kawat poliamid murni.
180 oC
C Bahan-bahan anorganik tanpa diimpregnasi atau diikat
dengan substansi organik yaitu: mika, mikanit tahan panas,
mikaleks, gelas,keramik, teflon(politetra fluoroetilen)
adalah satu-satunya substansi organik.
Di atas
180 oC
PUTU RUSDI ARIAWAN 9
BAB III
METODELOGI PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu Penulisan
Pembuatan tugas ini dilakukan di perumahan Jalan Gandapura No. 25 A
Denpasar pada bulan Mei 2007.
3.2 Sumber Data
Data diperoleh melalui literatur-literatur yang berupa konsep dan aplikasi
dari bahan isolasi padat (berserat) yang dikarang oleh Drs.Muhaimin, Drs
Sumanto, MA, Abduh Syamsir , serta sumber online (Internet).
3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam menganalisis adalah data sekunder yang
berasal dari kajian pustaka dengan data-data sebagai berikut :
Bahan-bahan listrik untuk Politeknik
Oleh : Drs.Muhaimin
Pengetahuan bahan untuk mesin dan listrik
Oleh :Drs. Sumanto, MA
Teori Kegagalan Isolasi
Oleh : Abduh Syamsir
Media internet
- Maryati Doloksaribu : pembuatan keramik porselin sebagai bahan isolator
Listrik dan karakteristiknya, 2005 USU Repository @ 2006
- Http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=120
- Http;//www. wikipedia.org/wiki.com
PUTU RUSDI ARIAWAN 10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Isolasi
Isolasi merupakan suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan
pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup
untuk menjamin Sistem keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik
tersebut beroperasi maupun tidak beroperasi. Bahan isolasi yang digunakan dalam
teknik tegangan tinggi dibedakan menjadi : bahan isolasi gas, bahan isolasi padat,
bahan isolasi cair.
4.2 Bahan Isolasi Kaca
Kaca merupakan bahan yang terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk
jaringan kristal bisa terbentuk.
Kaca merupakan bahan kuat, tahan panas, keras, dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi permukaan yang
tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat berguna.
Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang mengandungi silikon
dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon(IV) oksida. Wujud silika
awalnya adalah pasir, yaitu pasir silika. Kaca merupakan substansi kimia yang
serupa dengan kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar 2000 derajat celsius.
Dua komponen penting dalam pembuatan kaca yang baik adalah mencampurkan
soda (sodium karbonat Na2CO3), atau potasy dengan kalium karbonat, yang dapat
menurunkan titik lebur kaca menjadi sekitar 1000 derajat celsius. Bahan soda
menjadikan kaca larut, sedangkan kapur (kalsium oksida, CaO) adalah bahan yang
menyebabkan kaca sukar larut.
Silikon(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silikon
(IV) oksida dapat digunakan untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom
PUTU RUSDI ARIAWAN 11
dalam struktur raksasa. Maka, silikon(IV) oksida mempunyai titik lebur yang
sangat tinggi, yaitu 1710 derajat Celcius. Pada silikon(IV) oksida, setiap atom
silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron
dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan
tiap atom oksigen terikat pada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen
raksasa seperti struktur berlian.
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan–bahan yang
dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada
umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat,
pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir),
alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat
dari kaca tergantung dari komposisi bahan–bahan pembentuknya. Massa jenis
kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3, kekuatan tekannya 6000 hingga 21000
kg/cm2, kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatife
kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik
leleh yang tegas, maksudnya, ketika kaca diberikan suhu = Q, kaca tidak akan bisa
langsung meleleh pada suhu tersebut, pelelehan kaca berlangsung secara perlahan-
lahan ketika suhu mulai dinaikkan, maka dari itu kaca dikatakan tidak memiliki
titik leleh yang tegas.
Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya
dengan muai panjang (α) nya, makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan
makin kecil α nya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150.
10-7 meter per derajat celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat
penting bagi suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan
perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-
tiba akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada
lapisan luarnya dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan
tarik piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan yang
PUTU RUSDI ARIAWAN 12
mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan
dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba.
Kaca silika jenis jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendingan atau
pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini mempunyai α yang sangat rendah. Pada
kaca yang tipis, jika diberikan panas mendadak, panas tersebut akan menyebar
merata ke semua molekulnya, sehingga pemuaian setiap molekul menjadi merata.
sedangkan untuk kaca yang tebal, panas yang diterima tidak bisa terserap merata
ke semua molekulnya, sehingga pemuaian tiap molekul tidak merata(molekul
yang terkena suhu lebih tinggi akan memuai lebih cepat, begitu pula
sebaliknya).Sehingga piranti kaca yang dindingnya tipis, ketahanannya terhadap
perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang
dindingnya tebal. Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat
tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode maka
nilai α nya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu
yang cukup tinggi. Dengan demikian maka tidak terjadi keretakan di bagian
kacanya pada waktu perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan
kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolitik rendah ketahanan
permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika mempunyai
ketahanan hidrolitik paling tinggi. Kekuatan hidrolitik akan sangat berkurang jika
kaca diberi alkali. Pada kenyataannya kaca silika adalah tidak peka terhadap asam
kecuali asam fluorida.
Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca
embun. Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat
elektris dari kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang
digunakan untuk teknik listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara
lain : resitifitas berkisar antara 108 hingga 1017 Ω-cm, permitivitas relatif єr
berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga0.01,
tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu
kamar besarnya resitivitas adalah 107 Ω-cm, єr 3,8 dan sudut dielektriknya pada 1
PUTU RUSDI ARIAWAN 13
MHz adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka
resitivitasnya akan turun, sudut kerugian dielektriknya (tanδ) naik sedikit. Sering
kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan maksud agar
sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke dalam
kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca
adalah lebih tidak menguntungkan dari kalium. Karena ion Na adalah sangat
kecil ukurannya dan sangat mudah bergerak di dalam medan listrik. Itulah
sebabnya mengapa Na dapat menambah konduktivitas kaca. Kaca yang
mengandung oksida-oksida 2 logam alkali yang berbeda dimungkinkan
mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya
hanya mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida 2 logam (efek netralisasi atau
polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO
atau BaO, karena ion Pb dan Ba memiliki massa yang relatif tinggi, dan jika diberi
muatan, ion-ion ini akan sulit bergerak, sehingga resitivitas dari kaca ini tetap
terjaga.
4.3 Pabrikasi dan peningkatan kualitas
Kaca dibuat dengan cara mendinginkan secara cepat beberapa bahan yang
dilelehkan atau kristalisasi. Proses tersebut dinamakan devritrivikasi. Pendinginan
yang cepat tersebut diikuti dengan naiknya kekentalan substansi atau
pembentukan keadaan kristal.
Pabrikasi kaca diawali dengan pemotongan, penghalusan dan mencampur
bahan-bahan mentah antara lain ; pasir silika(SiO2), soda(Na2CO3), kapur
(CaCO3), Kalsium magnesium karbonat(CaCO3.MgCO2), borak(NaB4O7), asam
borik(H3BO3), minium(Pb3O4), tanah kaolin, dan feldspar. Semua bahan tersebut
difusikan.
Kaca dapat dilelehkan dalam suatu wadah yang kapasitasnya dapat
mencapai 2 ton bahan mentah. Setelah bahan-bahan tersebut meleleh (bahan-
bahan yang mudah menguap akan hilang dengan sendirinya) maka akan terjadi
reaksi antara komponen-komponen pembentuknya. Kaca yang masih dalam
PUTU RUSDI ARIAWAN 14
keadaan lunak ini disebut metal. Metal ini selanjutnya dihaluskan kembali dalam
suatu tangki khusus. Dari tangki ini kaca kemudian diambil untuk dibentuk.
Karena kaca kental adalah kenyal, maka sangat mudah dibentuk yaitu
dengan peniupan (misalnya untuk bola lampu, piranti gelas reaksi), penarikan
(misalnya tatakan gelas, pipa, dan tabung), atau dengan penekanan dan
pencetakan. Kaca yang masih panas dapat disolder dengan baik satu sama lain
seperti halnya logam. Umumnya kaca diproduksi dalam bentuk datar seperti kaca
jendela, dan bentuk kemasan seperti botol dan bola lampu.
Setelah proses pembentukan, kaca harus didinginkan kembali secara
perlahan-lahan dalam sistem anealing, biasanya dilakukan dalam suatu oven
panjang yang disebut lehr. Pendinginan perlahan-lahan ini sangat penting
dilakukan, tujuannya adalah untuk mengurangi regangan thermal dalam.
Regangan ini kemungkinan akan menyebabkan retaknya kaca pada saat proses
pendinginan.
Kaca dingin dapat direkayasa yaitu dengan pemotongan menggunakan
intan pemotong, pembubutan, perataan, atau pengeboran (mata bornya adalah
logam yang ekstra keras seperti pobedit atau dengan bor perunggu yang
menggunakan berbagai abrasip), kaca juga dapat dipoles.
4.4 Jenis-jenis kaca silika
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kaca silika mempunyai sifat isolasi
yang tinggi, ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan kuat terhadap pengaruh
hidrolitik. Pabrikasi piranti kaca silika menggunakan dapru tinggi khusus.
Terdapat 2 macam kaca silika yaitu : kaca silika bening dan kaca silika
tidak bening tetapi tembus cahaya (translucent). Kaca silika bening mempunyai
sifat yang lebih baik daripada kaca silika tidak bening. Pada kaca silika yang tidak
bening terdapat gelembung-gelembung udara di dalamnya. Hal ini dapat
dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit daripada kaca
silika tidak bening. Jika kristal kuarsa dalam jumlah besar diperlukan, bisa
PUTU RUSDI ARIAWAN 15
digunakan pasir kuarsa biasa (pasir kali). Massa jenis kaca kuarsa adalah 2,2
g/cm3.
Kebanyakan kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan mempunyai
berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah
direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah.
Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat.
Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah. Pemakaiannya antara
lain untuk : botol, kaca jendela
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat
Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan dengan
kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau kaca crown
ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitoradalah kaca flint yang disebut minos. Di antara
kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai
koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu menahan perubahan suhu yang
mendadak.
3. Kaca non alkali
Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat
tinggi.
PUTU RUSDI ARIAWAN 16
4.5 Pemakaian kaca pada bidang keteknikan
Pemakaian kaca pada bidang keteknikan antara lain :
a. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filamen
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya
dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga.
Logam dimaksud adalah : wolfram, molibdenum
b. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor
Minos adalah salah stu jenis kacapermeabilitas relatif tinggi yaitu 7,5,
sudut kerugian dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu 20oC,
tan δ = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan δ = 0,0012. Kaca
minos mempunyai α = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
c. Untuk membuat berbagai isolator
Misalnya : isolator penyangga, isolator antena, isolator len, dan isolator
bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga dituntut
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan
suhuyang mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang
digunakan untuk keperluan ini antara lain : kaca silika, pireks kalium-natrium.
d. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel dalam
hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya,
misalnya : dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif ; yang
tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang lebih bagus.
Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik yaitu untuk melapisi
resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor
antara lain : nikrom, konstantan). Dalam hal ini enamel dileburkan dan
kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan
sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel. Tujuannya di samping untuk
PUTU RUSDI ARIAWAN 17
mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu, dan oksidasi
udarapada suhu kerja yang tinggi.
Enamel dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya yang
halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke
dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya dihaluskan
menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering
maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi
hingga suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan
demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat
tersebut. Proses ini diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan lapisan
yang diinginkan.
Pada pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air sehingga
menjadi bubur enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat yang
dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu
dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan dengan demikian
melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus
diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi.
Komponen elamen untuk pelapisan resistor tabung(kaca boron-timah
hitam dengan mangan peroksida) adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO,
70% H3BO3 dan 3% MnO2.
Titik lebur enamel ± 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan sebagian
akan melarut jika direndam dalam air dalam waktu yang lama. Untuk
menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya ditambahkan
pasir kuarsa. Sedangkan Untuk menambahkan kemampuan lekatnya enamel
yang digunakan untuk melapis baja atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.
PUTU RUSDI ARIAWAN 18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Bahan isolasi kaca dapat digunakan dalam berbagai keperluan isolasi
listrik.
2. Kaca sangat cocok dan aman dalam penggunaannya karena
karakteristiknya akan tahan terhadap panas
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari pembahasan diatas antara lain:
1. Diperlukan studi analisa pengaruh alam pada bahan isolasi kaca, porselin,
dan sitol, dan pengaruhnya terhadap arus listrik.
2. Setiap pengguna dari bahan isolasi (mineral) harus mempunyai
pengetahuan karakteristik bahan dan pengetahuan akan pemakaiaanya.
PUTU RUSDI ARIAWAN 19
DAFTAR PUSTAKA
1. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT Pradnya Paramita, 1993, Drs.
Muhaimin.
2. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin Dan Listrik, Andi Offset Yogyakarta,
1944, Drs. Sumanto, MA.
3. Teori kegagalan isolasi, Universitas Trisakti, 2003, Abduh Syamsir.
4. Http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=120
5. Http;//www. wikipedia.org/wiki.com
PUTU RUSDI ARIAWAN 20
BIODATA PENULIS
Nama : Putu Rusdi Ariawan
TTL : Denpasar. 19 April 1990
Agama : Hindu
Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana
Email : [email protected]
www.facebook.com/turusdi