pemanfaatan gaya bahasa dalam film marlina si …

133
i PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK KARYA GARIN NUGROHO; KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh Damaris Rambu Sedu Dairu 141224063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 06-Feb-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

i

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA

SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK KARYA GARIN NUGROHO;

KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh

Damaris Rambu Sedu Dairu

141224063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

iv

MOTTO

“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul

seperti emas”

(ayub 23:10)

“Badai bagaikan sebuah perjalan hidup

Tetaplah berdiri teguh saat melawannya”

(Damaris Rambu.S. Dairu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

v

Halaman Persembahan

Seiring dengan ucapan syukur ke hadirat TYME yang telah memberikan berkat

dan restunya hingga saat ini saya dapat menyelesaikan tugas akhir, karya ini saya

persembahkan bagi:

Secara Khusus bagi kedua orang tua, Bapak Lukas Umbu Siwa dan Ibu Rambu

Ata Dauki yang tentunya selalu setia dan tak hentinya memberikan dukungan baik

secara moril maupun materi selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir

ini.

Kakak-kakak saya, Yuliatrike, Yonathan, Rosani, Ferdians, Harsy, dan adik

Hendry. Terima kasih karena selalu memberikan semangat selama proses belajar

dan penyelesaian tugas akhir ini.

Bagi teman-teman saya Sania, Astria, Intan, Rani, Debra, Dewa, Akwan, Egy,

Urnis, Heny, Adian, dan Astry. Yang memberikan semangat dan selalu ada jika

saya membutuhkan sesuatu

Bagi teman-teman organisasi Gailaru Marada. Terima kasih karena sudah menjadi

bagian dari perjalanan hidup saya selama di yogja, telah mengajarkan saya banyak

hal, saya sangat mengasihi kalian

Bagi teman-teman PBSI angakatan 2014 B, khususnya Neta, Rina, Christy,Vera.

Terima kasih sudah menularkan semangat kerja keras dan pantang menyerah

selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

vi

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2019

Penulis,

Damaris Rambu Sedu Dairu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

vii

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Damaris Rambu Sedu Dairu

Nomor Induk Mahasiswa : 141224063

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah ini

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dengan judul:

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA

SI PEMBUNUH DALAM EMPAT BABAK KARYA GARIN NUGROHO;

KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 Januari 2019

Yang menyatakan,

Damaris Rambu Sedu Dairu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

viii

ABSTRAK

Dairu, Damaris Rambu S. 2019. Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin Nugroho;

Kajian Stilistika Pragmatik. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP,

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dua masalah utama, yakni (1)

Apa saja gaya bahasa yang dimanfaatkan dalam film Marlina Si Pembunuh dalam

Empat Babak ditinjau dari perspektif Stilistika Pragmatik? dan (2) Apa saja

makna gaya bahasa dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

ditinjau dari perspektif Stilistika Pragmatik?

Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung gaya bahasa

dan makna gaya bahasa berdasarkan konteks dalam pragmatik yang terdapat

dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak yang dipadukan dengan

teknik rekam dan teknik catat.

Kalimat yang mengandung gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik dari penelitian ini berjumlah 71 kalimat. Rincian jenis gaya bahasa

tersebut sebagai berikut. Gaya bahasa ironi 4 buah, inuendo 16 buah, sarkasme 15

buah, sinisme 12 buah, anafora 1 buah, epizeukis 9 buah, koreksio atau

epanortosis 2 buah, asonansi 4 buah, eufemisme 2 buah, ellipsis 1 buah, apofasis

1 buah, pleonasme 1 buah, polisindenton 1 buah. Penelitian ini juga meneliti

makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dan menemukan 9 makna yang

muncul dari penggunaan gaya bahasa berdasarkan konteks dalam tuturan yang

terdapat dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak. Sepuluh makna

yang ditemukan sebagai berikut. ‘menanyakan sesuatu’, makna pragmatik

‘memberikan penjelaskan’, makna pragmatik ‘menggambarkan’, makna

pragmatik ‘menegaskan’, makna pragmatik ‘membandingkan’, makna pragmatik

‘mengancam’, makna pragmatik ‘memberi perintah’, makna pragmatik

‘menunjukkan sesuatu’, dan makna pragmatik ‘menunggu’.

Kata kunci: Tuturan, gaya bahasa, konteks situasi, dan makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

ix

ABSTRACT

Dairu, Damaris Rambu S. 2019. The Utilization of Language Style in Marlina is

the Killer of Four Rounds Movie by Garin Nugroho's; Pragmatic Stylistic

Study. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University.

This study attempts to describe two main problems, namely (1) What are

the language style used in Marlina is The Killer of Four Rounds Movie reviewed

from the perspective of the Pragmatic Stylist? and (2)What are the meanings of

the language style in Marlina is the Killer of Four Rounds Movie reviewed from

the perspective of the Pragmatic Stylist?

The data in this study are speeches that contain of the language style and

the meaning of the language style based on the pragmatic context in Marlina is

The Killer of Four Rounds Movie by Garin Nugroho. The research type is

qualitative research. The data collection method used in this study is the referral

method, which is combined with recording technique and taking-note technique.

In this study, there are 71 sentences that contain of the language style

based on the context in pragmatics. The details of the language styles type are 4

pieces irony language style, 16 pieces innuendo, 15 pieces sarcasm, 12 pieces

cynicism, 1 piece anaphora, 9 pieces epizeukis, 2 pieces correction or

epanortosis, 4 pieces assonance, 2 pieces euphemism, 1 piece ellipsis, 1 piece

apophasis, 1 piece pleonasm, and 1 piece polisindenton. This research also

examines the meaning that arises from using language styles, and finding 9

meanings that emerged from the use of the language style based on the context in

speech that is contained in Marlina is the Killer of Four Rounds Movie. The ten

meanings are found as follows: 'Asking something', the meaning of pragmatics

'giving explanation', meaning 'pragmatic', meaning of pragmatics 'asserting',

meaning of pragmatics 'comparing', meaning of pragmatics 'threatening',

meaning of pragmatics 'giving orders', the meaning of pragmatics 'shows

something', and the meaning of pragmatics 'waits'.

Keywords: Speech, language style, situation context, and meaning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TYME yang telah

memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Film Marlina Si Pembunuh dalam

Empat Babak Karya Garin Nugroho”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan,

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, nasihat, motivasi,

dorongan, dukungan doa, dan kerja sama yang tidak ternilai harganya dari awal

hingga akhir penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi PBSI yang telah

memberikan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

3. Dr. R Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, kesabaran, dan motivasi selama

membimbing penulis.

4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan

wawasan kepada penulis selama belajar di Prodi PBSI, sehingga penulis

memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas, humanis, dan profesional.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-

buku sebagai penunjang penulis menyelesaikan skripsi.

6. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat PBSI yang telah

membantu penulis dalam hal menyelesaikan skripsi.

7. Bagi kedua orang tua, Bapak Lukas Umbu Siwa dan Ibu Rambu Ata

Dauki yang tentunya selalu setia dan tak hentinya memberikan dukungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

xi

1. baik secara moril maupun materi selama proses belajar dan penyelesaian

tugas akhir ini.

2. Kakak-kakak saya, Yuliatrike, Yonathan, Rosani, Ferdians, Harsy dan

adik Hendry. Terima kasih karena selalu memberikan semangat selama

proses belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.

3. Bagi teman-teman PBSI angakatan 2014 B, khususnya Neta, Rina,

Christy, Vera, Ocha. Terima kasih sudah menularkan semangat kerja keras

dan pantang menyerah selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir.

4. Bagi teman-teman saya, Sani, Astria, Rani, Intan, Debra, adik Sania, adik

Astry, adi Aldo, Dewa, Akwan, kakak Oby, Umbu, Amkhe, Adian, Orkin,

Egy, terima kasih karena selalu membantu saya selama proses

mengerjakan skripsi dan selalu memberikan semangat kepada saya.

5. Bagi teman-teman organisasi Gailaru Marada, terima kasih karena selalu

ada disaat saya butuh dan yang sudah mengajarkan saya banyak hal, saya

sangat mengasihi kalian semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Januari 2019

Penulis

Damaris Rambu S. Dairu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

1.5 Batasan istilah ...................................................................................... 4

1.6 Sistem Penyajian .................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 8

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 8

2.2 Kajian Teori ......................................................................................... 10

2.2.1 Pragmatik ........................................................................................ 11

2.2.2 Stilistika Pragmatik.......................................................................... 13

2.2.3 Konteks dalam Pragmatik ................................................................ 15

2.2.4 Gaya Bahasa .................................................................................... 17

2.2.5 Jenis Gaya Bahasa ........................................................................... 18

2.2.5.1 Gaya Bahasa berdasarkan Pilihan Kata ................................. 19

2.2.5.2 Gaya Bahasa berdasarkan Nada ............................................. 20

2.2.5.3 Gaya Bahasa berdasarkan Struktur Kalimat .......................... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

xiii

2.2.5.4 Gaya Bahasa berdasarkan Langsung Tidaknya Makna ......... 22

2.2.5.5 Gaya Bahasa Hiperbola .......................................................... 23

2.2.5.6 Gaya Bahasa Koreksio atau Epanortosis................................ 24

2.2.5.7 Gaya Bahasa Ironi .................................................................. 24

2.2.5.8 Gaya Bahasa Eufemisme........................................................ 26

2.2.5.9 Gaya Bahasa Paronomasia ..................................................... 26

2.2.5.10 Gaya Bahasa Paralipsis .......................................................... 27

2.2.5.11 Gaya Bahasa Zeugma dan Silepsis ........................................ 27

2.2.5.12 Gaya Bahasa Satire ................................................................ 28

2.2.5.13 Gaya Bahasa Inuendo ............................................................. 29

2.2.5.14 Gaya Bahasa Antifrasis .......................................................... 29

2.2.5.15 Gaya Bahasa Anafora ............................................................. 30

2.2.5.16 Gaya Bahasa Elipsis ............................................................... 31

2.2.5.17 Gaya Bahasa Asonansi ........................................................... 31

2.2.5.18 Gaya Bahasa Anastrof dan Inversi ......................................... 32

2.2.5.19 Gaya Bahasa Epizeukis .......................................................... 32

2.2.5.20 Gaya Bahasa Apofasis dan Preterisio .................................... 33

2.2.5.21 Gaya Bahasa Polisindeton ...................................................... 33

2.2.5.22 Gaya Bahasa Pleonasme dan Tautologi ................................. 34

2.2.5.23 Gaya Bahasa Sinisme ............................................................. 34

2.2.5.24 Gaya Bahasa Sarkasme .......................................................... 35

2.3 Film ....................................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 38

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 38

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 38

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 38

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data ......................................................... 40

3.5 Trianggulasi Data .................................................................................. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 43

4.2 Analisis Data.......................................................................................... 44

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa .................................................................... 45

4.2.1.1 Gaya Bahasa Ironi ......................................................... 45

4.2.1.2 Gaya Bahasa Inuendo ................................................... 48

4.2.1.3 Gaya Bahasa Sarkasme .................................................. 51

4.2.1.4 Gaya Bahasa Sinisme .................................................... 54

4.2.1.5 Gaya Bahasa Anfora ...................................................... 57

4.2.1.6 Gaya Bahasa Epizeukis ................................................. 57

4.2.1.7 Gaya Bahasa Koreksio atau Epanortosis ....................... 60

4.2.1.8 Gaya Bahasa Asonansi .................................................. 62

4.2.1.9 Gaya Bahasa Eufemisme ............................................... 63

4.2.1.10 Gaya Bahasa Elipsis ...................................................... 65

4.2.1.11 Gaya Bahasa Apofasis................................................... 66

4.2.1.12 Gaya Bahasa Pleonasme ............................................... 67

4.2.1.13 Gaya Bahasa Polisindeton ............................................ 68

4.2.2 Makna Pragmatik Gaya Bahasa ..................................................... 69

4.2.2.1 Makna Pragmatik ’Menanyakan’ ...................................... 69

4.2.2.2 Makna Pragmatik ‘Menjelaskan’ ....................................... 72

4.2.2.3 Makna Pragmatik ‘Menggambarkan’ ................................ 77

4.2.2.4 Makna Pragmatik ‘Menegaskan ........................................ 77

4.2.2.5 Makna Pragmatik ‘Membandingkan’ ................................ 79

4.2.2.6 Makna Pragmatik ‘Mengancam’ ....................................... 79

4.2.2.7 Makna Pragmatik ‘Memberi Perintah’ .............................. 80

4.2.2.8 Makna Pagmatik ‘Menunjukkan’ ...................................... 81

4.2.2.9 Makna Pragmatik ‘Menunggu’ .......................................... 82

4.3 Pembahasan .......................................................................................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 85

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

xv

5.2 Saran ..................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87

LAMPIRAN ................................................................................................. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem lambang

bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri, jadi bahasa merupakan suatu

sistem yang penting bagi umat manusia. Kita mengenal bahasa dan

mempergunakannya setiap hari. Setiap manusia memiliki cara atau gaya

berbahasanya masing-masing, ada bahasa yang melebih-lebihkan atau bahasa

yang membandingkan seorang dengan yang lain, bahasa sinisme yaitu bahasa

yang digunakan untuk menyindir, gaya bahasa hiperbola yaitu gaya bahasa yang

melebih-lebihkan sesuatu dan masih banyak gaya bahasa lainnya. Banyak gaya

bahasa yang dipergunakan oleh manusia untuk berkomunikasi atau berinteraksi

dengan orang lain.

Dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin

Nugroho terdapat banyak perbedaan dengan film lainnya karena settingan film

tersebut di pulau Sumba NTT, sangat jarang orang yang tertarik mengambil di

tempat kecil seperti itu. Peran Marlina yang diperankan oleh Marsya Timoty.

Marlina seorang janda muda dan tidak memiliki suami tinggal sebatangkara di

pelosok desa. Bahasa yang dipergunakan dalam film tersebut bahasa Indonesia

tetapi memakai dialek sumba, jarang juga orang jawa ataupun orang luar NTT

yang dapat berbicara persis seperti orang NTT khususnya dialek Sumba. Tetapi,

dalam film Marlina terlihat bahwa semua pemain yang memerankan sebuah tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

2

dapat menguasai dialek Sumba dengan baik, sampai ada yang bisa menghafal lagu

daerah Sumba dengan baik. film Marlina mengisahkan seorang janda yang

didatangi perampok dan melecehkannya. Dalam film Marlina menggunakan

berbagai macam gaya bahasa dalam setiap tuturannya. Ada bahasa yang

menyindir, membandingkan, mencela orang lain, dan berbagai gaya bahasa lain.

Seperti yang kita ketahui bahwa pragmatik adalah studi tentang makna

yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar

(atau pembaca) (Yule, 1996:3). Seperti yang telah diungkapkan oleh Yule bahwa

pragmatik merupakan sesuatu yang dapat kita ketahui maknanya melalui penutur

dan pendengar. Gaya bahasa adalah bahasa yang indah dipergunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu

benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara

singkat gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran,

sopan-santun, dan menarik (Keraf dalam Tarigan 1985 : 5).

Jadi, penulis ingin menganalisis pemanfaatan gaya bahasa yang terdapat

dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak tersebut. Penulis berharap

dengan adanya penelitian ini masyarakat tidak hanya menonton dan mengetahui

jalan cerita dari film tersebut tetapi dapat membuka wawasan masyarakat bahwa

dalam setiap kata-kata yang terdapat dalam film memiliki gaya masing-masing,

tidak hanya itu masyarakat juga dapat menjadi kritikus yang menjadikan film

Indonesia menjadi lebih maju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah antara lain:

a. Apa sajakah wujud gaya bahasa yang dimanfaatkan dalam film Marlina

Si Pembunuh dalam Empat Babak ditinjau dari perspektif Stilistika

Pragmatik?

b. Apa sajakah makna pragmatik gaya bahasa dalam film Marlina Si

Pembunuh dalam Empat Babak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dipaparkan

beberapa tujuan penelitiannya antara lain :

a. Mendeskripsikan wujud gaya bahasa yang dimanfaatkan dalam film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak ditinjau dari perspektif

Stilistika Pragmatik

b. Mendeskripsikan makna pragmatik gaya bahasa dalam film Marlina Si

Pembunuh dalam Empat Babak

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Beberapa manfaat adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Peneliti dapat menambah koleksi penelitian dalam bidang kajian

stilistika pragmatik, khususnya mengenai pemanfaatan gaya bahasa dalam

film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

4

Penelitian ini dapat menamba wawasan pembaca mengenai pemanfaatan

gaya bahasa dalam film, sehingga pembaca dapat menghasilkan gaya bahasa

yang baik saat berkomunikasi.

b. Manfaat Praktis

Bagi para guru bahasa indonesia hasil penelitian ini bisa dijadikan

sebagai salah satu sumber pennjang pembelajaran khususnya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai

sumber referensi bagi para pengarang karya sastra yang ingin

menggunakan gaya bahasa dalam membuat karangannya

1.5 Batasan Istilah

Berikut ini akan dipaparkan mengenai batasan-batasan istilah yang

digunakan dalam penelitian ini agar tidak mengalami kesalahan dalam

pemahaman.

a. Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual. Pendekatan ini

juga perluh menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpulkan

tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi

makna yang dimaksudkan oleh penutur.

b. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk

meningkatkan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu

benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

5

Pendek kata penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta

menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 1985:5)

c. Stilistika Pragmatik

Kajian Stilistika Pragmatik adalah kajian kekhasan bahasa dalam

penggunaan wacana tertentu. Misalnya: wacana sastra, wacana nonsastra.

Wacana Nonsatra misalnya: Wacana Bahasa Umum. Semuanya adalah

wacana nonsastra, maka acuan teorinya tidak harus menggunakan

linguistik umum (linguistik sintaksi), tetapi linguistik terapan. Jadi,

orientasi teorinya adalah linguistik terapan — Stilistika Pragmatik. Kajian

stilistika memiliki anggapan bahwa bahasa dari sebuah teks mencerminkan

dunia tekstual secara sempurna (Fasold dalam Black, 2011 : 1).

d. Film

Film merupakan media komunal dan perpaduan dari berbagai

teknologi dan unsur-unsur kesenian baik seni rupa, teater, sastra, arsitektur

hingga musik. Film merupakan perpaduan dari perkembangan teknologi

fotografi dan rekaman suara. Pertumbuhan film sangat tergantung pada

tradisi bagaimana unsur-unsur perpaduan teknologi dan unsur-unsur seni

dari film yang dalam masyarakat berkembang pesat. Dengan demikian

film mampu bersaing dengan teknologi media dan seni lainnya yang lebih

bergengsi (http://www.geocities.com/Paris/7229/film.htm).

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan bab

pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

6

Latar belakang berisi alasan peneliti melakukan penelitian dan masalah

yang ditemukan. Rumusan masalah berisi masalah berupa kalimat tanya.

Tujuan penelitian berisi tujuan yang akan dilakukan peneliti dan sesuai

dengan rumusan masalah yang dibuat. Manfaat penelitian berisi kegunaan

dari hasil penelitian yang dilakukan. Batasan istilah disertakan untuk

membatasi istilah-istilah yang ada dalam penelitian.

Bab II adalah landasan teori, berisi penelitian yang relevan dan

kajian teori. Penelitian relevan digunakan untuk referensi bagi peneliti

agar dapat melihat kajian yang sudah diteliti oleh orang lain sehingga

peneliti dapat mengkaji dengan kritis dan tajam. Kajian teori menunjukkan

kedalaman alat analisis. Kajian teori digunakan sebagai alat pembedah.

Bab III merupakan bab metologi penelitian. Bab ini meliputi jenis

penelitian, data sumber data penelitian, metode dan teknik pengumpulan

data, metode dan teknik analisis data. Jenis penelitian adalah

pengkategorian menurut data yang diperoleh. Data merupakan bahan

kajian. Sumber data merupakan subjek dari mana data didapatkan. Metode

dan teknik pengumpulan data berisi metode maupun teknik yang

digunakan dalam penelitian. Metode dan teknik analisis data berisi metode

dan teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian.

Bab IV merupakan bab yang berisi hasil penelitian dan

pembahasan. Bab ini merupakan jantung dari karya ilmiah. Bagian

pembahasan membahas tentang rumusan masalah dan sesuai teori yang

digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

7

Bab V merupakan penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan berisi uraian yang telah dianalisis dan pokok-pokok pikiran.

Saran berisi imbauan kepada peneli selanjutnya jika ingin meneliti

penelitian yang serupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Terdahulu Yang Relevan

Terdapat 5 (lima) penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa

penelitian yang dilakukan masih relevan untuk dilaksanakan yang pertama adalah

penelitian yang dilakukan oleh Marta Ria Hanesty (2014) yang berjudul ‘Analisis

Kesopanan dan Ketidakkesopanan Level Narrator dalam Novel Ronggeng Dukuh

Paruk (Catatan Buat Emak) Karya Ahmad Tohari Sebuah Kajian Stilistika

Pragmatik. Penelitian ini mengkaji tentang bentuk kesopanan dan bentuk

pelanggaran kesopanan yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk

sedangkan Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk (1)

Mendeskripsikan gaya bahasa yang dimanfaatkan dalam film Marlina Si

Pembunuh dalam Empat Babak, (2) Mendeskripsikan makna pragmatik yang

terkandung gaya bahasa dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.

Perbedaannya terletak pada analisisnya sedangkan relevansinya terletak pada

kajian stilistika pragmatik yang digunakan dalam meneliti.

Penelitian kedua yang relevan adalah penelitian yang dilakukan Zainah

Asmaniah tahun 2015 yang berjudul “Naskah Drama Rajapati Karangan Ahmad

Bakri (Kajian Struktural dan Pragmatilistik)”. Dalam jurnalnya memuat struktur

dalam naskah drama Rajapati, dan hubungan Pragmatilistik yang ada dalam

naskah drama Rajapati. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan

cerita, struktur dan pragmatilistik yang terdapat dalam naskah drama Rajapati.

Relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pragmatilistik yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

9

ingin dikaji dalam penelitiannya, karena penelitian yang akan dilakukan

menggunakan kajian stilistika pragmatik untuk mengkaji gaya bahasa yang

terdapat dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin

Nugroho.

Penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah penelitian yang dilakukan oleh I Made Bagus Ocky Yogiswara tahun 2013

yang berjudul “Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Artikel Opini Harian Kompas

Januari 2017” penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa

yang terdapat pada artikel opini harian kompas edisi Januari 2017 dan

mendeskripsikan makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa yang terdapat

pada artikel kompas edisi Januari 2017. Adapun kesamaan yang ada dalam

penelitian dengan I Made Bagus Ocky Yogiswara dengan penelitian yang penulis

lakukan adalah pemanfaatan gaya bahasa dalam opini sedangkan penulis meneliti

tentang pemanfaatan gaya bahasa dalam sebuah film dengan tinjauan stilistika

pragmatik. Perbedaanya pada objek penelitian bahwa dalam penelitian I Made

Bagus Ocky Yogiswara meneliti opini sedangkan penulis ingin meneliti film

dengan memakai tinjauan stilistika pragmatik yaitu mengkaji gaya bahasa

berdasarkan konteks situasinya.

Penelitian keempat yang relevan yaitu dari Sopyan Ali Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret dengan judul “Kajian Stilistika Pragmatik Gaya Bahasa

Pada Puisi Shaykh Hamza Yusuf Hanson”. Penelitian ini mengkaji tentang

penggunaan gaya bahasa yang meliputi analisa unsur metafora, dan pola gaya

bunyi pada puisi-puisi karya Shaykh Hamza Yusuf yang diulas melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

10

pendekatan stilistik. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah dari analisisnya, yaitu Sopyan Ali menganalisis penggunaan gaya bahasa

yang meliputi unsur metafora dan pola gaya bunyi dalam puisi sedangkan peneliti

menganalisis pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam

empat babak.

Penelitian kelima yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

yaitu dari Meila Dwi Ratnasari Universitas Negeri Surabaya berjudul “Suspensi

dalam Wacana Humor Waktu Indonensia Bercanda Net TV: Kajian

Pragmatilistika”. Penelitian ini berfokus pada strategi suspensi, fungsi suspense,

dan efek humor dalam wacana humor waktu Indonesia bercanda. Relevansinya

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada kajian

pragmatilistik yang digunakan dalam meneliti.

Dari hasil penelitian di atas peneliti menggunakan suatu kajian stilistika

pragmatik. Peneliti berharap penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi untuk

kelancaran penelitian ini, karena peneliti terdahulu mengkaji tentang pemanfaatan

gaya bahasa dalam film suatu kajian stilistika pragmatik.

2.2 Kajian Teori

Pada bagian kajian teori akan diuraikan mengenai pragmatik, kemudian

stilistika pragmatik, konteks pragmatik, gaya bahasa, dan jenis-jenis gaya bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

11

2.2.1 Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) (Yule 2006:3). Tipe studi

ini perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di dalam

suatu konteks khusus itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan. Membutuhkan

satu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin

dikatakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, di mana,

kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual. Pendekatan ini juga perluh menyelidiki bagaimana cara pendengar

dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu

interpretasi makna yang dimaksudkan oleh penutur. Tipe studi ini menggali

betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakn ternyata menjadi bagian yang

disampaikan.

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik

dan pemakai bentuk-bentuk itu. Di antara 3 (tiga) bagian perbedaan ini hanya

pragmatik sajalah yang memungkinkan orang ke dalam suatu analisis. Manfaat

belajar bahasa melalui pragmatik ialah bahwa seseorang dapat bertutur kata

tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan

mereka, dan jenis tindakan (sebagai contoh: permohonan) yang mereka

perlihatkan ketika mereka sedang berbicara. Kerugian yang besar adalah bahwa

semua konsep manusia ini sulit dianalisis dalam suatu cara yang konsisten dan

objektif. Dua orang teman yang sedang bercakap-cakap mungkin menyatakan

secara tidak langsung beberapa hal dan menyimpulkan suatu hal lain tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

12

memberikan bukti linguistik apa pun yang dapat kita tunjuk sebagai sumber

‘makna’ yang jelas/pasti tentang apa yang sedang disampaikan. Contoh (1)

adalah sekadar suatu kasus masalah. Saya mendengar penutur dan saya tahu apa

yang mereka katakan, tetapi saya ‘tidak tahu’ (tidak mampunyai) gagasan apa

yang dikomunikasikan oleh penutur.

1) Her : so-did you?

(jadi, saudara?)

Him : hey-who wouldn’t?

(hei, siapa yang tidak mau?)

Jadi pragmatik itu menarik karena melibatkan bagaimana orang saling

memahami satu sama lain secara linguistik. Tetapi, pragmatik dapat juga

merupakan ruang lingkup studi yang mematahkan semangat karena studi ini

mengharuskan kita memahami orang lain dan apa yang ada dalam pikiran mereka

(Yule 2006:5-6).

Pragmatik diartikan sebagai syarat-syarat yang mengakibatkan serasi

tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi; aspek-aspek pemakaian bahasa

atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran

(Kridalaksana, 1993:177). Jadi, pragmatik merupakan ilmu yang digunakan untuk

mengetahui penggunaan bahasa yang sesuai konteks.

Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari sudut pemakaiannya

atau bahasa dalam pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo,

2014:137). Dalam menstudi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai

oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada

hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu

dengan kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

13

2.2.2 Stilistika Pragmatik

Istilah stilistika berasal dari kata stylistics dalam bahasa inggris. Istilah

stilistika atau stylistics terdiri dari dua kata style dan ics. Stylist adalah

‘pengarangg atau pembicara yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam

mode’. Ics atau ik adalah ‘ilmu, kaji, telaah’. Stilistika adalah ilmu gaya bahasa.

Stilistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang stile. Stile/gaya secara

tradisional telah didefinisikan sebagai cara ekspresi linguistik dalam bentuk prosa

atau sajak bagaimana penutur atau penulis mengatakan apapun yang mereka

nyatakan Wicaksono (2014:4).

Penemu stilistika adalah Charles Bally, seorang linguis Perancis Hough,

1972 (dalam Nur Rohman). Sebenarnya, stilistika tidak dimaksudkan sebagai

studi sastra, tetapi untuk studi bahasa (linguistik) yang dipergunakan dalam

bahasa sehari-hari. Stilistika merupakan bagian lingustik seperti yang

dikemukakan oleh Turner, 1977 (dalam Nur Rohman). Meskipun kesusastraan

(ilmu sastra) dapat memanfaatkan hasil studi linguistik dalam penelitian sastra,

tetapi kesusastraan berbeda dengan lingusitik sebab objeknya berbeda. Objek

studi linguistik adalah bahasa, sedangkan objek studi kesusastraan adalah karya

sastra yang mempunyai konvensi sendiri. Oleh karena itu, ada usaha studi

stilistika yang berkecenderungan pada ilmu sastra dan penelitian stilistika yang

dipusatkan pada karya sastra sebagai sumber gaya dan penggunaan bahasa yang

kompleks. Hakikat stilistika adalah pemakaian atau penggunaan bahasa dalam

karya sastra, tetapi kesadarannya muncul dalam linguistik. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

14

stilistika dipahami sebagai ilmu gabung antara linguistik dan ilmu sastra (dalam

Nur Rohman).

Stilistika adalah suatu bidang ilmu yang menjembatani kedua disiplin ilmu

tersebut, dan bukan disiplin ilmu tersendiri, tetapi sebagai suatu cara untuk

menghubungan disiplin-disiplin ilmu yang lain. Pragmatik sebagai salah satu

bidang ilmu linguistik yang mengkhususkan pengkajian pada hubungan antara

bahasa dan konteks tuturan. Berkaitan dengan itu, Mey (dalam Rahardi, 2003:15)

mendefinisikan pragmatik bahwa “pragmatics is the study of the conditions of

human language uses as there determined by the context of society”, ‘pragmatik

adalah studi mengenai kondisi-kondisi penggunaan bahasa manusia yang

ditentukan oleh konteks masyarakat’. Levinson (dalam Rahardi, 2003:13 dan 14)

berpendapat bahwa pragmatik sebagai studi perihal ilmu bahasa yang mempelajari

relasi-relasi antara bahasa dengan konteks tuturannya. Konteks tuturan yang

dimaksud telah tergramatisasi dan terkodifikasikan sedemikian rupa, sehingga

sama sekali tidak dapat dilepaskan begitu saja dari struktur kebahasaannya.

Kajian stilistika memiliki anggapan bahwa bahasa dari sebuah teks

mencerminkan dunia tekstual secara sempurna (Fasold dalam Black, 2011:1).

pragmatik adalah kajian terhadap bahasa dalam penggunaannya (dengan

memperhitungkan unsur-unsur yang tidak dicakup oleh tata bahasa dan semantik),

maka dapat dipahami jika stilistika sekarang menggunakan pragmatika dan

pemahaman-pemahaman yang dapat dihasilkan pragmatika. Kita berada dalam

sebuah dunia makna yang relatif tidak stabil. Peran dari pembaca adalah selalu

sebagai penafsir dan bukan sekadar penerima yang pasif (Black, 2011:1-2). Jadi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

15

setiap orang yang membaca atau menonton bukan hanya menjadi pembaca dan

pendengar yang baik tetapi menjadi seorang yang dapat menilai dan

mengidentifikasi sesuatu yang telah dibaca maupun didengar. Perpaduan antara

teori-teori pragmatik dan stilistika menghasilkan teori stilistika pragmatik. Kajian

stilististika pragmatik dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dari teori-teori

pragmatik agar bisa menjelaskan aspek-aspek dari teks sastra yang membuat teori-

teori pragmatik menjadi menarik untuk digunakan sebagai sarana penafsiran

(Black, 2011:336). Teori ini dikembangkan oleh Elizabeth Black. Ia

berpandangan bahwa kajian linguistik yang berorientasi pragmatik terhadap

bahasa ternyata berguna bagi pemahaman teks fiksi atau karya sastra. Stilistika

Pragmatik lebih menekankan hubungannya dengan bahasa dalam praktek

penggunaannya.

Peneliti mengambil teori tentang stilistika pragmatik ini agar dapat

membantu peneliti untuk mengkaji film yang ingin dianalisis. Peneliti akan

mendeskripsikan gaya bahasa dan makna gaya bahasa yang terdapat dalam film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin Nugroho Kajian Stilistika

Pragmatik.

2.2.3 Konteks dalam Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) (Yule, 1996:3). Tipe

studi ini perluh melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di

dalam suatu konteks khusus itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Diperluhkan satu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

16

yang ingin dikatakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, di

mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual. Pendekatan ini juga perluh menyelidiki bagaimana cara pendengar

dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu

interpretasi makna yang dimaksudkan oleh penutur. Tipe studi ini menggali

betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakn ternyata menjadi bagian yang

disampaikan.

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pragmatik pasti membutuhkan

konteks karena setiap apa yang ingin disampaikan oleh penutur harus berdasarkan

konteks. Konteks biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum

wacana dan situasi dari partisipan (Brown dan Yule dalam Black, 2011:3). Dalam

sebuah teks tertulis, awal dari teks memberikan orientasi kepada pembaca untuk

memahami wacana, karena tidak ada apapun yang ada sebelum awal dari teks itu

sendiri. Konteks dimana sebuah wacana terjadi dipandang sebagai dunia wacana

sementara topik dari teks adalah dunia teks.

Maka, dapat kita ketahui konteks sangat diperlukan dalam pragmatik

karena setiap makna tuturan yang disampaikan oleh penutur harus memiliki

konteks yaitu situasi yang berada di luar teks yang sedang dibicarakan (Pranowo

2014:65). Konteks merupakan hal yang penting dalam tuturan berdasarkan kajian

pragmatik karena dari konteks dapat diketahui apa yang sebenarnya terjadi

sehingga tuturan itu dituturkan. Konteks dalam pragmatik digunakan untuk

mengetahui situasi dan kondisi dari penutur sehingga peneliti dapat menafsirkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

17

makna pragmatik yang terdapat dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat

Babak karya Garin Nugroho.

2.2.4 Gaya Bahasa

Gaya atau khusunya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah

style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam ini untuk menulis

pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas

tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan

dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah

menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata

secara indah. Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa

memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seorang yang

mempergunakan bahasa itu, semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula

penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin

buruk pula penilaian diberikan padanya dan style atau gaya bahasa dapat dibatasi

sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) (Keraf,

1980:113).

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan

jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu

dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya

bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam

Tarigan, 1985:5). Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

18

kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi

penyimak dan pembaca.

Gaya bahasa dalam stilistika pragmatik merupakan gaya bahasa

berdasarkan sebuah konteks. Setiap manusia ketika bertutur pasti memiliki gaya

bahasanya sendiri dan setiap tuturan yang keluar pasti memiliki latar belakang.

Maksudnya setiap tuturan yang dituturkan pasti memiliki kontek karena konteks

adalah sesuatu yang sudah ada sebelum tuturan itu dan situasi dari partisipan.

Peneliti mengambil gaya bahasa dalam kajian teorinya karena peneliti

menganalisis sebuah film yang berjudul Marlina Si Pembunuh dalam Empat

Babak karya Garin Nugroho; Kajian Stilistika Pragmatik.

2.2.5 Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Keraf (1984:115-116) membagi gaya bahasa dari dua segi yaitu segi

nonbahasa dan segi bahasa. Gaya bahasa dari segi nonbahasa dibagi atas tujuh

pokok yaitu berdasarkan pengarang, masa medium, subjek, tempat, hadirin dan

tujuan. Berdasarkan segi bahasanya, gaya bahasa dibedakan berdasarkan pilihan

kata, nada yang terkandung dalam wacana, struktur kalimat, dan langsung

tidaknya makna.

Tarigan (2009:5-6) 11 mengelompokkan gaya bahasa menjadi empat, yaitu

(1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa

pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan. Tinjauan terhadap gaya bahasa dalam

pembahasan ini ditekankan pada gaya bahasa pertentangan. Gaya bahasa

pertentangan ini dibedakan menjadi; gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa litotes,

gaya bahasa ironi, gaya bahasa eufemisme, gaya bahasa Paronomasia, gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

19

bahasa paralepsis, gaya bahasa zeugma dan silepsis, gaya bahasa satire, gaya

bahasa inuendo, gaya bahasa antifrasis, gaya bahasa anafora, gaya bahasa elipsis,

gaya bahasa asonansi, gaya bahasa aposrof, gaya bahasa epizeukis, gaya bahasa

apofasis dan preterisio, gaya bahasa polisindeton, gaya bahasa pleonasme atau

tautologi, gaya bahasa sinisme, dan gaya bahasa sarkasme. Peneliti akan berfokus

pada penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang

terdapat dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin

Nugroho. Berikut ini uraian singkat tentang gaya bahasa dilihat dari segi bahasa

menuruf Keraf (1984) dan empat gaya bahasa menurut Tarigan.

2.2.5.1 Gaya Bahasa berdasarkan Pilihan Kata

Gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam

menghadapi situasi-situasi tertentu, dalam bahasa standar (bahasa baku). Bahasa

standar dan bahasa baku dibedakan menjadi 3 bagian, yakni: a) gaya bahasa

resmi, b) gaya bahasa tak resmi, c) gaya bahasa percakapan. Berikut ini akan

dipaparkan masing-masing dari gaya bahasa tersebut.

a) Gaya Bahasa Resmi

Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa yang bentuknya lengkap dan dipergunakan

dalam kesempatan-kesempatan resmi, seperti dalam pidato presiden, berita

Negara, dan khotbah-khotbah mimbar. Cenderung kalimatnya adalah panjang dan

biasanya mempergunakan inversi. Tata bahasanya konservatif dan sintaksisnya

kompleks (Keraf, 1984:117-118).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

20

b) Gaya Bahasa Tak Resmi

Gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang dipergunakan dalam standar

khususnya dalam kesempatan yang kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya

dipergunakan dalam karya-karya tulis, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang

baik, perkuliahan, dan sebagainya. Gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa

yang umum dan normal bagi kaum terpelajar (Keraf, 1984:118).

c) Gaya Bahasa Percakapan

Gaya bahasa percakapan adalah gaya bahasa yang pilihan katanya adalah kata-

kata popular dan kata-kata percakapan (Keraf, 1984: 120).

2.2.5.2 Gaya Bahasa berdasarkan Nada

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan

dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sugesti dipancarkan

oleh rangkaian kata-kata yang berjalan sejajar, sedangkan kata-kata yang berjalan

sejajar akan mempengaruhi yang lain. Dengan latar belakang ini, gaya bahasa

dilihat dari sudut nada yang terkandung dalam sebuah wacana, dibagi atas: gaya

sederhana, gaya mulia dan bertenaga, serta gaya menengah (Keraf, 1984:121).

a) Gaya Bahasa Sederhana

Gaya bahasa ini biasanya cocok memberi instruksi, pelajaran, perintah,

perkuliahan, dan sejenisnya. Gaya ini cocok pula dalam menyampaikan fakta atau

pembuktian (Keraf. 1984:121).

b) Gaya Mulia dan Bertenaga

Gaya di atas penuh dengan energy maupun vitalitas biasanya dipergunakan untuk

menggerakkan sesuatu. Dibalik kemuliaan dan keagungan itu terdapat tenaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

21

yang benar-benar mampu mengggetarkan emosi para pendengar atau pembaca

(Keraf, 1984: 122).

c) Gaya Bahasa Menengah

Gaya ini yang diarahkan kepada usaha untuk menimbulkan suasana yang damai.

Nada ini bersifat lemah-lembut. Berdasarkan sifatnya itu pada biasanya nada ini

menggunakan metafora bagi pilihan katanya (Keraf, 1984:122-123).

2.2.5.3 Gaya Bahasa berdasarkan Struktur Kalimat

Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya

bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah kalimat bagaimana

tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Ada

kalimat yang bersifat periodik, bila bagian yang terpenting atau agasan yang

mendapatkan tekanan ditempatkan pada akhir kalimat yang mendapatkan tekanan

ditempatkan pada awal kalimat. Bagian-bagian yang kurang penting atau semakin

kurang penting dideretkan sesudah bagian yang dipentingkan tadi dan jenis ketiga

adalah kalimat berimbang, yaitu kalimat yang mengandung dua bagian kalimat

atau lebih yang kedudukannya sama tinggi atau sederajat (Keraf, 1984:124).

Berdasarkan ketiga macam struktur kalimat tersebut maka gaya bahasa menurut

Keraf (1984:124-128) dibagi menjadi:

a) Klimak

b) Antiklimaks, terdiri dari : dekrementum, katabasis, batos

c) Paralelisme

d) Antithesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

22

e) Repetisi, terdiri dari: tautotes, anafora,epistrofa, symploke,

mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis.

2.2.5.4 Gaya Bahasa berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Gaya bahasa berdasarkan makna diukut dari langsung tidaknya makna

denotatifnya atau sudah ada penyimpagan. Bila acuan yang digunakan masih

mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila

sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah

menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah

memiliki gaya sebagai yang dimaksud disini.

Gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut

sebagai trope atau figure of speech. Istilah trope sebenarnya berarti ‘pembalikan

’ atau ‘penyimpangan’., Trope atau figure of speech memiliki macam-macam

fungsi: menjelaskan, memperkuat, menghidupkan objek mati, menstimulasi

asosiasi, menimbulkan gelak tawa, atau untuk hiasan. Gaya bahasa yang disebut

trop atau figure of speech dalam uraian ini dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya

bahasa retoris, yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa

untuk mencari efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan yang merupakan

penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna.

Contoh:

a. Satu kilometre terdiri dari 1000 meter

b. Rumah itu terletak 300 kilometer dari jalan raya

c. Ia memukul adiknya dengan sebuah tongkat

Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa bahasa yang dipergunakan

adalah bahasa biasa, yang masih bersifat polos, bahasa yang mengandung unsur-

unsur kelangsungan makna, dengan konstruksi-konstruksi yang umum dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

23

bahasa Indonesia. Arti yang didukungnya tidak lebih dan tidak kurang dari nilai

lahirnya. Tidak ada usaha untuk menyembunyikan sesuatu di dalamnya (Keraf,

1984:129-130). Jadi, telah dipaparkan empat (4) gaya bahasa menurut Keraf

(1984). Empat gaya bahasa di atas akan digunakan dalam penelitian ini untuk

melihat apakah kata, frasa, klausa dan kalimat yang digunakan dalam film

Marlina si pembunuh dalam empat babak itu termasuk dalam gaya bahasa yang

mana.

2.2.5.5 Gaya Bahasa Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

melebih-lebihkan jumlahnya, ukuranya dan sifatnya dengan maksud memberi

penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan

kesan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat

(Guntur Tarigan 2009:55) Menurut Keraf (1984:135) hiperbola adalah semacam

gaya bahasa yang mengandung suatu penyataan yang berlebihan, dengan

membesarbesarkan sesuatu hal.

Contoh:

(1) Dengan new Jupiter Z kamu bisa tampil lebih percaya diri !.

(2) Honda naik kelas

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung ungkapan yang melebih-

lebihkan baik itu jumlah, ukuran, dan sifatnya. Bisa dilihat dari kalimat ‘Dengan

new Jupiter Z kamu bisa tampil lebih percaya diri!’, kalimat tersebut mengandung

sesuatu yang berlebihan karena tidak mungkin semua orang akan merasa percaya

diri dengan memakai new Jupiter Z.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

24

2.2.5.6 Gaya Bahasa Koreksio atau Epanortosis

Dalam berbicara atau menulis, ada kalanya kita menegaskan sesuatu, tetapi

kemudian kita memperbaikinya dan mengoreksi kembali. Gaya bahasa yang

seperti ini biasa disebut koreksio atau epanortosis (Keraf, 1984:135). Sejalan

dengan Tarigan (2013:34) bahwa koreksi atau epanortosis adalah gaya bahasa

yang berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu tetapi kemudian memeriksa

dan memperbaiki mana-mana yang salah (Tarigan, 2013:34). Koreksio atau

epanortosis merupakan gaya bahasa yang dapat digunakan dalam menganalisis

tuturan dalam sebuah karya sastra maupun tuturan dalam film.

Contoh dari gaya bahasa koreksio atau epanortosis yaitu:

Dia benar-benar mencintai Neng Tetty, eh bukan, Neng Terry.

Soto eh sop ayam

Gaya bahasa koreksio atau epanortosis merupakan gaya bahasa yang

digunakan untuk membenarkan yang salah. Dapat dilihat dari contoh di atas soto

eh sop ayam. Frasa tersebut merupakan gaya bahasa koreksio atau epanortosis

karena apa yang dikatakan sebelumnya itu salah, setelah itu ia membenarkan

pernyataanya.

2.2.5.7 Gaya Bahasa Ironi

Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang

nyata berbeda, bahkan seringkali bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan

itu (Tarigan, 2013:61). Ironi ringan merupakan suatu bentuk humor tetapi ironi

berat atau ironi keras biasanya merupakan suatu bentuk sarkasme atau satire,

walaupun pembatasan yang tegasa antara hal-hal itu sangat sulit dibuat dan jarang

sekali memuaskan orang (Tarigan, 1985:189). Sejalan dengan Keraf (1984:143)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

25

bahwa ironi merupakan suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan

makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-

katanya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa ironi merupakan sindiran

dengan menyembunyikan fakta dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Perlu diingat bahwa pemahaman ironi sangat tergantung dari konteks (bahkan

beberapa ahli bahasa membedakan ironi dari majas lainnya, karena hal tersebut).

Apabila konteks tidak mendukung ironi, maka ujaran yang mengandung ejekan

dapat menjadi pujian (Staf UI, 2012).

Contoh :” Wah. pemerintah sekarang memang sukses, ya!”

“Benarkah pendapatmu demikian?”

“Ya. tentu saja, sukses dalam menaikkan harga-harga!”

Di sini, tampak ada dua petanda. Leksem sukses biasanya mengandung

komponen makna positif, tetapi kadang-kadang juga dapat mempunyai makna

negatif apabila konteks mendukungnya. Pada ujaran pertama, leksem sukses

masih mengandung kemungkinan bermakna positif (sebagaimana lazimnya),

namun pada ujaran yang ke- 3 leksem itu diikuti frasa ‘menaikkan harga-harga’

yang secara konotatif mempunyai makna negatif. Oposisi makna ini menunjukkan

adanya ironi. Di sini, konteks bersifat tekstual, sehingga tidak mungkin ada makna

pujian. Berkat konteksnya, ujaran yang mengandung gagasan positif, dapat

menyembunyikan makna yang negatif. Berikut ini dikemukakan bagan wilayah

makna ironi: Sebenarnya, hampir semua majas memerlukan konteks, baik tekstual

maupun situasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

26

Meskipun demikian, ironi selalu terdiri dari unsur pragmatika khusus:

mengujarkan sesuatu dengan ironis selalu kurang lebih ditujukan pada sasaran

bulan-bulanan. Dikatakan bahwa ironi sering kali digunakan untuk mengolok-

olok. Menyampaikan sesuatu dengan ironis adalah menggunakan kosakata yang

seakan meninggikan nilai padahal merendahkannya. Selain perubahan petanda,

dalam ironi juga ada perubahan acuan.

2.2.5.8 Gaya Bahasa Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemizein yang berarti

“mempergunakan kata-kata dengan arti yang baik atau dengan tujuan yang baik”

(Keraf, 1984:132). Sedangkan menurut Dale dan Tarigan, kata eufemisme juga

diturunkan dari eu ‘baik+phanai’ berbicara’. Jadi secara singkat eufemisme berarti

‘pandai berbicara’; berbicara baik’ (Tarigan, 1985:128).

Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti

ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan, atau yang tidak

menyenangkan. Misalnya: meninggal, bersengggama, tinja, tunakarya. Namun

eufemisme dapat juga dengan mudah melemahkan kekuatan diksi karangan.

Misalnya; penyesuaian harga, kemungkinan kekurangan makan,

membebastugaskan (Moeliono dalam Tarigan, 1985:128). Jadi dapat disimpulkan

bahwa eufemisme adalah ungkapan yang dapat diterima dengan baik oleh

penerima karena memakai bahasa yang halus agar tidak ada yang merasa

tersinggung.

2.2.5.9 Gaya Bahasa Paronomasia

Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang

berbunyi sama tetapi bermakna lain; kata- kata yang sama bunyinya tetapi artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

27

berbeda (Ducrot & Todorov dalam Tarigan, 2013:64). Istilah Paronomasia ini

sering juga disamakan dengan yang mengandung makna yang sama (Keraf,

1984:145).

Contoh: (1) Centralite, lebih terang lebih hemat lebih tahan lama

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

bahasa Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang

berbunyi sama yang memiliki arti yang sama maupun berbeda. Dapat dilihat dari

contoh Centralite, lebih terang lebih hemat lebih tahan lama. Kalimat tersebut

merupakan sesuatu yang memiliki bunyi yang sama.

2.2.5.10 Gaya Bahasa Paralipsis

Paralipsis menurut KBBI adalah alat untuk menyatakan bahwa pembicara

tidak mengucapkan apa yang diucapkan dalam kalimat itu. Paralipsis adalah gaya

bahasa yang merupakan suatu formula yang digunakan sebagai sarana untuk

menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat

itu sendiri (Dacrot dan Todorov dalam Tarigan, 2013:66). Jadi dapat di simpulkan

bahwa paralipsis adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan suatu hal

yang sebenarnya tidak ingin ia katakan tetapi telah ia bicarakan dan dijelaskan

kembali sesuai apa yang sebetulnya ingin diucapkan.

Contoh: Juallah segera ubi itu ke kota (ih....) yang saya maksud ke desa.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menolak doa kita, (maaf) bukan,

maksud saya mengabulkannya

2.2.5.11 Gaya Bahasa Zeugma dan Silepsis

Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan dua

konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

28

sebenarnya hanya salah satu yang mempunyai hubungan dengan kata pertama

(Keraf, 1984:135). Konstruksi yang dipergunakan secara gramatikal benar, tetapi

secara semantik tidak benar disebut silepsis. Sedangkan dalam zeugma terdapat

gabungan gramatikal dua buah kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang

bertentangan (Ducrot & Todorov dalam Tarigan, 2013:68). Dengan kata lain

dapat dirumuskan bahwa ‘dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahi

kedua kata berikutnya, sebenarnya hanya cocok untuk salah satu daripadanya,

baim secara logis maupun secara grmatikal’ (Tarigan, 2013:68). Dapat

disimpulkan bahwa gaya bahasa zeugma dan silepsis merupakan gaya bahasa

yang menghubungkan kata dengan kata lain.

Contoh: anak itu memang rajin dan malas di sekolah.

Paman saya nyata sekali bersifat sosial dan egois

Dalam silepsis, konstruksi yang digunakan itu secara gramatikal benar, tetapi

secara semantik tidak benar.

Contoh : ia sudah kehilangan topi dan semangatnya

2.2.5.12 Gaya Bahasa Satire

Uraian yang harus ditafsirkan lain dari makna permukaannya disebut

satire. Kata satire diturunkan dari kata satura yang berarti talam yang penuh berisi

macam-macam buah-buahan. Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau

menolak sesuatu. Bentuk ini tidak harus bersifat ironis. Satire mengandung kritik

tentang kelemahan manusia. Tujuan utamanya adalah agar diadakan perbaikan

secara etis dan estetis (Keraf, 1984:144). Satire merupakan sejenis bentuk

argumen yang beraksi secara tidak langsung, terkadang secara aneh bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

29

adakalahnya dengan cara yang cukup lucu yang menimbulkan tertawaan

(Tarigan,2013:70).

Misalnya: Jangan pernah berpikir kau adalah dewa, menghadapi masalah

seperti ini pun kau sudah kewalahan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa satire merupakan gaya bahasa yang dapat

menggunakan bahasa yang ramah, kasar dan menusuk yang berupa kritikan.

2.2.5.13 Gaya Bahasa Inuendo

Inuendo adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran dengan

mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Gaya bahasa ini menyatakan kritik

dengan sugesti yang tidak langsung, dan tampaknya tidak menyakitkan hati kalau

ditinjau sekilas (Keraf, 1984:144). Terlihat juga dalam buku (Tarigan, 2013:74)

bahwa innuendo adalah sindiran kecil yang mengecilkan sesuatu yang sebenarnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa innuendo merupakan gaya bahasa

yang digunakan dapat mengungkapkan kritik yang halus atau tidak membuat

orang lain tersinggung.

Misalnya: Setiap ada pesta ia pasti sedikit mabuk karena kebanyakan

minum.

Jadi dapat dilihat dari contoh ‘Setiap ada pesta ia pasti sedikit mabuk karena

kebanyakan minum.’ bahwa kalimat tersebut digunakan untuk menyindir atau

mengatai seseorang secara halus atau tidak kasar.

2.2.5.14 Gaya Bahasa Antifrasis

Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata

dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri (Keraf,

1984:144). Perlu diingat bahwa antifrasis akan dapat diketahui dan dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

30

dengan jelas bila pembaca atau penyimak dihadapkan pada kenyataan bahwa yang

dikatakan itu adalah sebaliknya

Bila diketahui bahwa yang hadir adalah seorang yang kurus, lalu dikatakan

bahwa ‘si gendut telah hadir’ maka, jelas gaya bahasa tersebut adalah antifrasis.

Begitu pula siswa yang malas yang berada di tengah teman-temannya disebut

siswa teladan (Tarigan, 2013:76). Dapat dilihat bahwa antifrasis jika tidak

diperhatikan secara baik maka gaya bahasa itu dapat di sebut ironi yang telah di

bahas.

Contoh Lihatlah sang raksasa telah datang (maksudnya si cebol).

Mari kita sambut kedatangan sang raja (maksudnya si jongos)

Kita dapat melihat dari contoh di atas bahwa kata raksasa adalah kata yang

kasar dan sangat menyindir sehingga kita hampir tidak bisa membedakan

antifrasis dan ironi. Tetapi, kita bisa membedakan kedua gaya bahasa tersebut

yaitu jika ironi merupakan sesuatu yang nyata berbeda dan sangat tergantung

pada konteks, apabila konteks tidak mendukung ironi maka, ujaran yang

mengandung ejekan dapat menjadi pujian. Sedangkan antifrasis adalah kebalikan

dari kenyataan yang terjadi.

2.2.5.15 Gaya Bahasa Anafora

Anafora merupakan salah satu penyiasatan struktur sintaksis yang berbasis

pada repetisi (Nurgiyantoro, 2014:256). Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang

berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat (Tarigan,

2013 :184). Anafora sesuatu kata yang berulang-ulang dipergunakan dalam setiap

baris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

31

Contoh: Lupakah engkau bahwa merekahlah yang membesarkan dan

mengasuhmu?

Lupakah engkau bahwa keluarga itu yang menyekolahkanmu sampai

ke perguruan tinggi?

Kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa anafora merupakan gaya bahasa yang

digunakan untuk mengulang kata pertama. Terlihat dari contoh tersebut memakai

kata lupakah dalam mengawali sebuah kalimat.

2.2.5.16 Gaya Bahasa Elipsis

Elipsis merupakan suatu gaya bahasa yang menghilangkan suatu unsur

kalimat agar ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar (Keraf, 1984:132).

Ellipsis adalah gaya bahasa yang di dalamnya dilaksanakan penanggalan atau

penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata

bahasa. Atau dengan kata lain: elipsis adalah penghilangan salah satu atau

beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap (Ducrot and

Todorov dalam Tarigan 1985:138).

Contoh: Mereka ke Jakarta minggu yang lalu (penghilangan predikat :

pergi)

Jadi, ada beberapa kata yang dihilangkan untuk membuat pembaca/pendengar

meneruskan sendiri atau juga karena untuk mempersingkat kalimat yaitu tanpa

mengubah makna yang sebenarnya.

2.2.5.17 Gaya Bahasa Asonansi

Asonansi sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal

yang sama. Biasanya dipakai dalam karya puisi ataupun dalam prosa untuk

memperoleh efek penekanan atau menyelamatkan keindahan (Tarigan, 2013:176).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

32

Asonasi suatu perulangan yang digunakan untuk mengulangi vokal yang sama

misalnya:

Muka muda mudah muram

Tiada siaga tiada biasa

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa asonansi merupakan gaya

bahasa yang digunakan untuk mengulang tekanan nada yang sama.

2.2.5.18 Gaya Bahasa Anastrof dan Inversi

Anastrof atau inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh

dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat (Keraf, 1984:130).

Inversi adalah gaya bahasa yang merupakan permutasi atau perubahan urutan

unsur-unsur konsruksi sintaksis (Ducrot & Todorov dalam Tarigan,2013:85).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anastrof atau inversi

merupakan susunan kata yang disusun secara tidak teratur dalam sebuah kalimat

tetapi dapat dipahami.

Misalnya:

Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat perangainya.

Merantaulah dia ke negeri seberang tanpa meninggalkan apa-apa.

2.2.5.19 Gaya Bahasa Epizeukis

Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu

kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut

(Tarigan, 2013:182). Epizeukis ini dapat digunakan dalam mengkaji puisi maupun

prosa. Dalam sebuah karya sastra maupun non-sastra banyak terdapat epizeukis

yaitu perulangan yang bersifat langsung.

Contoh: ingat, kamu harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat agar dosa-

dosamu diampuni oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

33

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa epizeukis merupakan gaya bahasa

yang mengulang kata-kata penting yang ditekankan dalam kalimat itu.

2.2.5.20 Gaya Bahasa Apofasis dan Preterisio

Ada saatnya kita berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu tetapi

sebenarnya kita menaruh perhatian atau menekankan hal tersebut. Berpura-pura

menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu tetapi sebetulnya justru

memamerkannya. Apofasis atau disebut juga dengan preterisio merupakan

sebuah gaya di mana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi

nampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi

sebenarnya ia menekankan hal itu (Keraf, 1984:130).

Misalnya : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara

telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara.

Dari contoh di atas terlihat bahwa sebenarnya ia telah membicarakan hal itu tetapi

berpura-pura tidak tahu apa yang dia ungkapkan.

2.2.5.21 Gaya Bahasa Polisindeton

Polisindeton adalah gaya bahasa yang berupa acuan di mana beberapa

kata, frase, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-

kata sambung (Tarigan, 2013:137). Gaya bahasa ini dapat digunakan dalam

menganalisis sebuah karya sastra maupun non-sastra. Peneliti mengambil

polisindeton sebagai salah satu kajian teorinya karena terdapat dalam tuturan film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin Nugroho Kajian Stilistika

Pragmatik. Sejalan dengan Keraf (1984) bahwa polisindeton yang berupa acuan,

yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa yang sederajat

dihubungkan dengan kata sambung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

34

Contoh: istri saya menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya

dipekarangan rumah kami

2.2.5.22 Gaya Bahasa Pleonasme dan Tautologi

Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang

sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong-menolong).

(Poerwadarmita dalam Tarigan, 1985:29). Sedangkan Keraf (1984:133)

mengatakan suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu

dihilangkan artinya tetap utuh

Contoh: saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri

Dia telah menebus sawah itu dengan uang tabungannya sendiri.

Para petani menggarap sawah yang luas itu dengan tenaga dan keringat

mereka sendiri

Jadi, pleonasme merupakan pemakaian kata yang berlebihan dan tidak penting.

Dapat kita lihat dari contoh di atas yaitu dengan tangan saya sendiri; kalimat itu

adalah hal yang berlebihan atau mubazir.

2.2.5.23 Gaya Bahasa Sinisme

Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk

kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.

Sinisme adalah ironi lebih kasar sifatnya, namun kadang-kadang sukar ditarik

batas yang tegas antara keduanya (Tarigan, 2013:91). Sinisme adalah gaya bahasa

yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan hal yang berlawanan dengan

tujuan agar orang tersindir secara lebih tajam dan menusuk perasaan (Keraf,

1984:143). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

sinisme adalah gaya bahasa yang dapat dipergunakan dalam mengatakan sesuatu

dengan maksud atau makna berlainan dari apa yang terkandung dalam kata-

katanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

35

Misalnya : Kau kan sudah hebat, tak perlu lagi mendengar nasihat orang

tua seperti aku ini!

Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa apa yang sebetulkan ingin ia katakan itu

sangat menyakitkan tetapi ia menggunakan kata-kata yang lembut walaupun

sangat menusuk hati mitra tutur.

2.2.5.24 Gaya Bahasa Sarkasme

Kata sarkasme berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari

kata kerja sakasein yang berarti ‘merobek-robek daging seperti anjing’,

‘menggigit bibir karena marah’, atau ‘bicara dengan kepahitan’ (Keraf, 1984:143).

Bila dibandingkan dengan ironi dan sinisme maka sarkasme ini lebih kasar.

Sarkasme adalah gaya bahasa yang mengandung olok-olokan atau sindiran pedas

dan menyakiti hati (Poerwadarminta dalam Tarigan 2013:92). Ciri utama gaya

bahasa sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakiti hati dan kurang enak didengar.

Misalnya : Sikapmu seperti anjing dan sifatmu seperti babi!

Kelakuanmu memuakkan saya

Tingkah lakumu memalukan kami

Kita dapat melihat dari contoh di atas bahwa kata-kata yang dipergunakan

sangat kasar dan membuat orang yang mendengar merasa tersinggung. Gaya

bahasa khususnya dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style

diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis lempengan

lilin. Keahlian menggunakan alat ini mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada

lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk

menulis indah (Keraf, 1984:112).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

36

Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang dipergunakan untuk

meningkatkan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal

tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa dapat

mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 1984:5).

Jadi, dari kedua pakar di atas dapat simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan

sesuatu bahasa indah yang dirangkai secara khas. Peneliti menggunakan gaya

bahasa dalam penelitiannya karena ingin meneliti tentang pemanfaatan gaya

bahasa yang terdapat dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya

Garin Nugroho dan memakai kajian stilistika pragmatik. Artinya peneliti meneliti

gaya bahasa dan maknanya sesuai dengan kajian stilistika pragmatik.

2.3 Film

Film pertama kali lahir dipertengahan kedua abad 19, dibuat dengan bahan

dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh percikan abu rokok

sekalipun. Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk

menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak

ditonton (Lesmana 2009:10). Film bukanlah hasil karya satu orang. Banyak

tenaga, bakat, kepandaian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencipta

sebuah film. Hal ini kiranya telah masuk ke dalam pikiran kita, sementara kita

duduk dalam ruang yang gelap untuk menikmati suatu pertunjukan film. Sebab

selama pertunjukan film itu berlangsung, banyak unsur kita tangkap dengan indra

dan budi kita. Kita melihat gambar-gambar objek, barang atau orang yang diambil

dalam bentuk , potongan, ukuran dan susunan tertentu (Margija 1976:9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

37

Skenario adalah tulang punggung sebuah film, karena dari skenario itulah

semua aktivitas prosuksi film bertumpu. Di dalam skenario, semua informasi

tentang suara (audio) dan gambar (visual) yang akan ditampilkan dalam sebuah

film dikemas dalam sebuah bentuk siap pakai untuk produksi film. Ruang, waktu,

peran, dan aksi semua dibungkus dalam sebuah scenario. Oleh karena itu, semua

sebaiknya segala hal yang terkait scenario terutama soal hak cipta diurus tuntas

sebelum sebuah produksi film dimulai (Lesmana 2009:7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi kualitatif karena pada langkah

awal peneliti mengumpulkan data tuturan dalam Film Marlina Si Pembunuh

dalam Empat Babak karya Garin Nugroho yang dijadikan sebagai data langsung

untuk dianalisis. Selain itu peneliti ini mendeskripsikan kata-kata secara tertulis

yang ada dalam Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Penelitian

kualitatif adalah kegiatan yang berlangsung secara simulant dengan kegiatan

analisis data (Mahsun, 2005:257).

3.2 Data dan Sumber Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berwujud tuturan yang terkandung gaya bahasa

dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya Garin Nugroho,

sedangkan Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan dalam Film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Karya Garin Nugroho.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode dan teknik digunakan untuk menunjukan dua konsep yang berbeda

tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Keduanya adalah “cara” dalam suatu

upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan dan teknik

adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode (Sudaryanto 2015:9).

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode

simak atau penyimakan dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

39

a. Teknik Rekam

Dalam perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, alat

perekam yang dimaksud dapat lebih beraneka dengan hasil yang lebih seksama.

Meliputi baik tindakan omong yang mampu didengarkan maupun tingkah laku

atau perbuatan lain yang mampu dilihat, baik yang verbal maupun non-verbal.

Peneliti merekam dengan cara menonton serta mendengarkan tuturan-tuturan

dalam film Marlina. Perekaman terhadap tuturan itu dapat dipandang sebagai

teknik rekam.

b. Teknik Catat

Teknik catat yaitu cara yang dilakukan peneliti untuk mencatat data-data

yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Pencatatan itu dapat dilakukan

langsung. Dengan adanya kemajuan teknologi pencatatan itu dapat memanfaatkan

disket computer atau alat semacamnya yang lebih canggih, akurasi lebih

meyakinkan dengan pembacaan dan pengecekan lewat penayangan di layar

tayangan. Peneliti meneliti dengan cara mencatat atau mengetik tuturan yang

terkandung gaya bahasa dalam film Marlina menggunakan buku serta laptop dan

disimpan dalam sebuah file.

Menurut Mahsun (2007:92) Metode adalah cara yang digunakan untuk

memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dan teknik

dasar dalam metode ini adalah teknik sadap. Teknik adalah teknik dasar dalam

metode simak karena pada hakikatnya diwujudkan dengan penyadapan. Teknik

dan metode yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah

penyadapan penggunaan bahasa secara lisan dimungkinkan jika peneliti tampil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

40

dengan sosoknya yang sedang menyadap pemakaian bahasa seseorang yang

sedang bercakap-cakap, berpidato, dan berkhotbah. Jadi, metode dan teknik yang

baik digunakan untuk Menganalisis Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Film

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak adalah metode simak dan dipadukan

dengan teknik rekam dan teknik catat yang dapat mempermudah peneliti

mengumpulkan dan menganalisis data.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah melakukan kegiatan yang terkait dengan pengumpulan data

kegiatan berikutnya adalah analisis. Metode yang digunakan untuk analisis adalah

metode simak. Metode simak berupa suatu penyimakan yang dilakukan untuk

menyimak penggunaan bahasa. Metode simak digunakan untuk menganalisis

pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho.

Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa

secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tulis (Mahsun, 2007:92).

Peneliti saat ini melakukan penelitian dengan bahasa secara lisan dan

menggunakan teknik rekam dan teknik catat. Sudaryanto (2015:205) menjelaskan

bahwa metode catat yaitu proses pencatatan pada kartu. Dalam proses penelitian

ini metode simak menggunakan teknik catat untuk mencatat atau menyimpan

data. Pencatatan data dilakukan pada sebuah buku maupun langsung pada file

laptop dan teknik rekam dengan cara menonton dan mendengarkan film Marlina.

Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang terkandung gaya bahasa.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kualitatif. Sudaryanto (1993) mengemukakan bahwa penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

41

deskriptif kualitatif adalah apabila kegiatan yang berupaya menggambarkan atau

mendeskripsikan dengan kata-kata atau bahasa tentang informasi yang diperoleh

dari suatu latar penelitian. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis markah. Pemarkah menunjukkan kejatian satuan lingual atau

identitas konstituen tertentu. Kemampuan membaca pemarkah atau petunjuk itu

berarti kemampuan untuk menunjukkan kejatian yang dimaksud (Sudaryanto,

2015:129). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik baca markah untuk

melihat penanda di dalam suatu tuturan yang menunjukkan kriteria gaya bahasa

tertentu. Berdasarkan latar pemikiran tersebut maka teknik analisis yang ditempuh

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menganalisis pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho kajian stilistika

pragmatik.

b. Peneliti menganalisis dengan memperhatikan penanda atau ciri-ciri

gaya bahasa berdasarkan kajian stilistika pragmatik.

c. Peneliti menganalisis makna yang munncul dari pemanfaatan gaya

bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya

Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik.

d. Peneliti memasukkan data ke dalam tabel atau tabulasi data

e. Peneliti menunjukkan bukti yang dapat memperjelas kriteria sebuah

elemen menunjukkan suatu gaya bahasa berdasarkan kajian stilistika

pragmatik dalam film tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

42

3.5 Trianggulasi Data

Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan kesalahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Berdasarkan

pendapat Moleong dapat disimpulkan bahwa trianggulasi merupakan suatu proses

untuk memeriksa suatu data dengan memerluhkan suatu ahli atau menggunakan

metode tertentu agar data yang diperiksa benar serta peneliti lebih memahami apa

yang diteliti.

Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi

penyidik. Dalam trianggulasi penyidik, adanya penyidik yang turut memeriksa

hasil pengumpulan data dan tabulasi data yang telah diperoleh serta telah dianalisi

oleh peneliti. Peneliti mempercayakan Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai penyidik

trianggulasi ini. Penyidik akan memeriksa dan memberikan masukan terhadap

hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama deskripsi data

penelitian gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Bagian kedua adalah analisis

data pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat

babak karya Garin Nugroho kaian stilistika pragmatik. Bagian ketiga adalah

pembahasan hasil analisis yang akan mendeskripsikan pemanfaatan gaya bahasa

dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho

kajian stilistika pragmatik.

4.1 Deskripsi Data

Sumber data penelitian ini adalah film Marlina si pembunuh dalam

empat babak karya Garin Nugroho. Film 'Marlina, Si Pembunuh dalam Empat

Babak' yang disutradarai Mouly Surya tayang perdana di La Quinzaine des

réalisateurs, atau Forum Sutradara, kompetisi yang diselenggarakan paralel

dengan Festival Film Cannes di Prancis tahun 2017 dan Tanggal 16 November

2017, film ini tayang di bioskop-bioskop utama di Indonesia

(https://www.cnnindonesia.com).

Gaya bahasa berdasarkan konteks dalam pragmatik yang digunakan

dalam film ini berjumlah 13 jenis gaya bahasa. Konteks merupakan hal yang

penting dalam tuturan berdasarkan kajian pragmatik karena dari konteks

diketahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga tuturan itu dituturkan. Mey

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

44

(dalam Rahardi, 2003:15) mendefinisikan pragmatik sebagai studi mengenai

kondisi-kondisi penggunaan bahasa manusia yang ditentukan oleh konteks

masyarakat. Kalimat yang mengandung gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik dari penelitian ini berjumlah 71 kalimat. Rincian jenis gaya bahasa

tersebut sebagai berikut. Gaya bahasa ironi 4 buah, inuendo 16 buah, sarkasme

15 buah, sinisme 12 buah, anafora 1 buah, epizeukis 9 buah, koreksio atau

epanortosis 2 buah, asonansi 4 buah, eufemisme 2 buah, elipsis 1 buah, apofasis

1 buah, pleonasme 1 buah, polisindenton 1 buah. Dari penelitian ini juga

meneliti makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa. Peneliti

menemukan 9 (sembilan) makna pragmatik yaitu; menanyakan sesuatu,

memberikan penjelaskan, menggambarkan, membandingkan, memberi pujian,

mengancam, memberi perintah, menunjukkan sesuatu, dan menunggu.

4.2 Analisis Data

Subbab ini membahas hasil analisis pemanfaatan gaya bahasa dalam film

Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho kajian stilistika

pragmatik. Analisis pemanfaatan gaya bahasa dilakukan untuk menemukan gaya

bahasa berdasarkan konteksnya dalam pragmatik. Pragmatik pada hakikatnya

adalah studi bahasa dari sudut pemakaiannya atau bahasa dalam pemakaiannya

(language in use) (Levinson dalam Pranowo 2014:137).

Studi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh

penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada hubungan

antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya. Jadi yang akan dipaparkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

45

dalam analisis ini adalah gaya bahasa berdasarkan konteks dalam pragmatik

yang terdapat dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin

Nugroho kajian stilistika pragmatik serta menginterpretasikan makna dari

penulis menggunakan gaya bahasa jenis tertentu dalam filmnya. Analisis

selengkapnya akan terlampir.

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa

Dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak yang peneliti

analisis, peneliti menemukan 13 jenis gaya bahasa berdasarkan konteksnya yang

meliputi gaya bahasa ironi, inuendo, sarkasme, sinisme, anafora, epizeukis,

koreksio atau epanortosis, asonansi, eufemisme, ellipsis, apofasis, pleonasme,

dan polisindenton. Berikut ini akan diberikan masing-masing contoh

analisisnya.

4.2.1.1 Gaya Bahasa Ironi

Kalimat yang mengandung gaya bahasa ironi dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 4 buah. Data yang

berupa percakapan yang disajikan di sini berjumlah 3 data. Berikut ini akan

dipaparkan 3 data tersebut.

Data 1. A: Selamat siang, bapak ada keluar?

B: Ho sedikit lagi dorang (mereka) sudah pulang.

A: Lalu bapak ini siapa (menunjuk mayat seorang lelaki)?

Ada sirih? Kopi? Saya ini tamu

Konteks : tuturan itu terjadi karena ada seorang yang datang

bertamu ke rumahnya, orang itu adalah penjahat yang ingin

merampok ke rumahnya. Penjahat itu mengadakan komunikasi

dengan tuan rumah, ia berpura-pura menjadi seorang penagi

hutang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

46

Data 2. A: Kau duduk, baru taufan itu siapa?

B: Bukan kau pu (punya) urusan to

A: cantik tapi sangar sekali, kau bilang bapak sedang keluar,

dari tadi saya duduk manis di sini, utang penguburan yang

lalu belum selesai, sekarang sudah tamba lagi..pasti belum

lama?

B: Bukan kau punya urusan

Konteks : tuturan itu bisa terjadi karena ada seorang penjahat

yang datang ke rumahnya. Penjahat itu sengaja mengadalan

komunikasi dengan tuan rumah sehingga tuan rumah merasa

kesal dan berbicara dengan keras padanya

Data 3. C: sudah kumpul semua?

D: sudah

C: kerbau berapa?

D: babi, kambing, masing-masing 10, ayam 7

Konteks : tuturan itu bisa terjadi karena ada seorang yang

masuk ke dapur yaitu salah satu dari penjahat itu. Ia ingin

menanyakan makanan yang dimasak oleh Marlina yaitu tuan

rumah. Saat itu ia melihat temannya yang bernama Frans

berada di dapur, ia marah pada Frans karena Frans ingin

mencicipi makanan itu terlebih dahulu dan tuturan itu

dituturkannya.

Penunjuk gaya bahasa ironi pada dialog pertama adalah kalimat ada

sirih? Kopi? Saya ini tamu. Kalimat ini merupakan gaya bahasa yang mengolok

artinya bahwa kalimat tersebut dipakai untuk membuat seseorang merasa

tersindir atau diolok, terlihat bahwa Ia menyindir Marlina yang tidak

menjamunya dengan baik. Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang

mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan seringkali bertentangan

dengan yang sebenarnya dikatakan itu (Tarigan, 2013:61).

Adapun konteks pragmatik dari kalimat tersebut yaitu seorang penjahat

yang bernama Markus datang ke rumah Marlina siang hari, mengetuk pintu dan

berusaha berkomunikasi dengan Marlina. Maka, terjadi percakapan seperti itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

47

Marlina tidak mengenal pria yang datang ke rumahnya, tetapi ia telah curiga

melihat gelagat lelaki itu yang berpura-pura menjadi penagi hutang. Konteks

biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum wacana dan situasi

dari partisipan (Brown dan Yule dalam Black, 2011:3). Jadi, dapat dikatakan

bahwa konteks merupakan sesuatu yang melingkupi suatu tuturan.

Gaya bahasa ironi pada dialog kedua adalah cantik tapi sangar sekali

merupakan gaya bahasa ironi yang bermaksud menyindir, dalam gaya bahasa

ironi tersebut bermasuk menyindir Marlina yang menjawab pertanyaan dari

penjahat yang bernama Markus. Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang

mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan seringkali bertentangan

dengan yang sebenarnya dikatakan itu (Tarigan, 2013:61).

Dalam kalimat tersebut memiliki konteks pragmatik yaitu penjahat itu

masuk ke rumah Marlina siang hari dan berpura-pura menjadi seorang penagi

hutang, dia mengadakan komunikasi dengan Marlina karena ia ingin

mengetahui keadaan di rumah itu sehingga rencananya berhasil. Penjahat itu

menanyakan semua anggota keluarga Marlina tetapi Marlina tidak

menghiraukannya. Konteks biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada

sebelum wacana dan situasi dari partisipan (Brown dan Yule dalam Black,

2011:3). Jadi, konteks merupakan sesuatu yang melatarbelakangi suatu tuturan

itu bisa terjadi.

Petunjuk gaya bahasa ironi yang terkandung pada dialog ketiga adalah

pada kalimat sudah kumpul semua? Kalimat ini merupakan kalimat yang

menyindir, dapat dilihat dari cara ia menuturkan kata-kata dengan cukup kasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

48

dan suara yang keras. Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan

sesuatu yang nyata berbeda, bahkan seringkali bertentangan dengan yang

sebenarnya dikatakan itu (Tarigan, 2013:61).

Kalimat tersebut memiliki konteks yaitu seseorang datang dari ruang

tamu masuk ke dapur, ia melihat temannya yang bernama Frans ingin mencicipi

makanan yang dimasak oleh Marlina, dia marah karena makanan itu ingin

dicicipi oleh temannya apalagi temannya lebih muda darinya. Setelah itu dia

menanyakan tentang jumlah hewan yang mereka curi dari rumah Marlina.

Konteks biasanya dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum wacana

dan situasi dari partisipan (Brown dan Yule dalam Black, 2011:3). Jadi, konteks

merupakan sesuatu yang melatarbelakangi suatu tuturan itu bisa terjadi.

4.2.1.2 Gaya Bahasa Inuendo

Kalimat yang mengandung gaya bahasa inuendo dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 16 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 3 data. Berikut ini akan dipaparkan 3 data tersebut.

Data 4. A: Kasian sekali kau

B: Saya punya urusan bukan kau punya urusan

A: Janda tidak boleh sanger sudah baik kalau ada laki-laki

yang mau, jangan terlalu bepilih (memilih)

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu ketika penjahat

berkomunikasi dengan tuan rumah ia diabaikan, tuan rumah

tidak mendengarnya dan mengabaikan pertanyaan darinya,

penjahat itu marah dan merasa diabaikan sehingga ia

menuturkan hal tersebut.

Data 5. A: Yang penting kamu bawa minuman saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

49

Konteks : tuturan itu terjadi karena penjahat yang bernama

Markus menunggu teman-temannya pada sore itu, setelah

beberapa jam teman-temannya tiba di tempat itu (di rumah

Marlina), mereka turun dari truk dan menyapa Markus dengan

wajah yang takut karena mereka terlambat dan terjadilah tuturan

tersebut.

Data 6. B: Dia mau coba?

C: Siapa?(sambil melihat temannya) anak kecil mau makan

duluan

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu salah satu teman

Markus masuk ke dapur ingin menanyakan makanan yang

dimasak oleh Marlina apakah masakan itu sudah matang atau

belum karena teman-temannya sudah lapar, dan ia melihat

temannya yang bernama Frans. Frans ingin mencicipi makanan

yang dimasak oleh Marlina dan ia marah, maka terjadilah

tuturan tersebut.

Inuendo adalah sindiran kecil yang mengecilkan sesuatu yang

sebenarnya. Inuendo adalah sebuah sindiran yang tidak terlalu kasar, artinya

peneliti mengatakan itu sebagai sindiran kecil karena intonasi penutur ketika

menuturkan sesuatu lebih halus (Tarigan, 2013:74). Pada dialog pertama dan

kedua yang mengandung gaya bahasa inuendo, tuturannya dapat dilihat di

bawah ini:

a) Janda tidak boleh sanger sudah baik kalau ada laki-laki yang mau

b) Yang penting kamu bawa minuman saja

Dari kedua tuturan di atas dapat disimpulkan bahwa dari tuturan (a)

terlihat adanya sindiran/kritik secara halus yang disampaikan oleh penjahat

bahwa si janda harus bersyukur, tidak boleh galak karena dia sangat beruntung

jika ada laki-laki yang menyukainya. Pada tuturan kedua (b) adalah kalimat

yang menyindir dengan menerangkan pada temannya dengan membawa

minuman beralkohol saja sudah cukup untuk menutupi rasa bersalah mereka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

50

karena mereka datang terlambat ke tempat itu untuk mengambil semua ternak

yang dimiliki Marlina. Konteks pragmatik yang terkandung dalam kedua

kalimat di atas adalah:

a) Penjahat itu marah karena ia diabaikan oleh Marlina. Marlina tak

menghiraukannya karena dia sudah mengetahui maksud

kedatangan penjahat itu.

b) Para penjahat itu turun dari truk dengan muka datar karena

terlambat, dan Markus yang tiba terlebih dulu di tempat itu

mengatur mereka untuk mengambil semua ternak yang dimiliki

oleh Marlina, ia menyuruh mereka dan menunjukkan tempat

semua ternak yang dimiliki oleh Marlina.

Kalimat yang mengandung gaya bahasa inuendo pada dialog ketiga

adalah anak kecil mau makan duluan merupakan sesuatu yang dipakai untuk

menyindir temannya karena ingin makan terlebih dulu, dapat dilihat dari kata-

kata yang digunakan dalam percakapan tersebut bahwa dia lebih tua dari orang

yang disindir sehingga ia menyatakan hal itu. Gaya bahasa inuendo sering

digunakan dalam percakapan sehari-hari, contoh lain ketika kita ingin minum

sesuatu dan tidak mau berbicara terus terang, kita akan berbicara ‘kerongkongan

saya kering, percuma ada tuan kos tapi tidak diberikan’ dari contoh tersebut

orang itu akan tahu bahwa kita menyindirnya secara halus.

Konteks pragmatik dari kalimat di atas adalah teman Frans keluar dari

ruang tamu dan masuk ke dapur untuk mengecek makanan, ia marah karena

Frans ingin mencicipi makanannya terlebih dulu, apalagi Frans lebih muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

51

darinya. Itulah yang membuat ia berkata seperti itu. Jadi, konteks merupakan

sesuatu yang melatarbelakangi suatu tuturan itu bisa terjadi.

4.2.1.3 Gaya Bahasa Sarkasme

Kalimat yang mengandung gaya bahasa sarkasme dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 15 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 3 data. Berikut ini akan dipaparkan 3 data tersebut.

Data 7. B: Jadi ko (kau) datang sini, ko (kau) bilang suka sama saya?

A: Eh saya tidak sendiri, sebentar lagi teman yang lain datang.

B: Siapa?

A: Saya punya kawan

B: Mereka mau apa ke sini?

A: Mau ambil kau punya barang semua kau punya ternak

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat Markus berkomunikasi

dengan Marlina ia memberitahu maksud kedatangannya dan

mengungkapkan perasaannya pada Marlina dan Marlina pun

marah pada Markus, maka terjadilah percakapan tersebut.

Data 8. A: Kalau Masih ada waktu tidur dengan kau, kita bertujuh.

Saya su (sudah) sering liat ko (kau) gaga tapi saya sendiri.

Malam ini kau dapat bonus 7 laki-laki memang… heh su

berapa laki-laki yang kau tiduri? Hanya dia (sambil

menujuk mayat seorang laki-laki) ?

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat Markus berkomunikasi

dengan Marlina dan memberitahu maksud kedatangannya ke

rumah Marlina, sikap Marlina acuh tak acuh dan tak

menghiraukan kata-katanya. Ia menyukai Marlina dan ingin

berniat jahat.

Data 9. D: Mana markus?

C: Lahu (bangsat) ini kau banyak omong sekali, pigi (pergi)

sana

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu ketika ia memarahi

Frans karena ingin mencicipi makananya terlebih dulu tetapi

Frans mengalihkan pembicaraannya, maka terjadilah tuturan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

52

Petunjuk gaya bahasa sarkasme yang terdapat dalam dialog pertama

adalah mau ambil kau punya barang semua kau punya ternak merupakan

pertanyataan yang secara kasar dikeluarkan terlihat dari kata-kata yang

diungkapkan oleh Markus yaitu mau mengambil semua kau punya ternak, kata-

kata itu merupakan kata yang kasar yang dapat membuat seseorang sakit hati.

Kata sarkasme berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari kata

kerja sakasein yang berarti ‘merobek-robek daging seperti anjing’, ‘menggigit

bibir karena marah’, atau ‘bicara dengan kepahitan’ (Keraf, 1984:143). Jadi,

sarkasme itu digunakan untuk membuat orang menjadi takut ataupun membuat

orang menjadi sakit hati karena kata-kata yang digunakan dalam sarkasme

adalah kata-kata yang sangat kasar.

Jadi, kontek pragmatik yang terkandung dalam kalimat di atas adalah

penjahat itu datang ke rumah Marlina dengan maksud jahat. Marlina telah

mengetahui itu, ketika penjahat itu memberitahu maksud kedatangannya Marlina

marah karena penjahat itu menyatakan sesuatu yang telah melukai perasaannya.

Pragmatik pada hakikatnya adalah studi bahasa dari sudut pemakaiannya atau

bahasa dalam pemakaiannya (language in use) (Levinson dalam Pranowo

2014:137). Dalam menstudi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai

oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada

hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu

dengan kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

Petunjuk gaya bahasa sarkasme dalam dialog kedua adalah kalau masih

ada waktu tidur dengan kau, kita bertujuh merupakan gaya bahasa yang kasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

53

terlihat bahwa ia mengatakan hal yang sangat menyinggung perasaan dan

membuat orang sangat marah dengan kata-kata yang ia tuturkan. Kata sarkasme

berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari kata kerja sakasein

yang berarti ‘merobek-robek daging seperti anjing’, ‘menggigit bibir karena

marah’, atau ‘bicara dengan kepahitan’ (Keraf, 1984:143).

Kalimat di atas memiliki konteks yaitu sebelum datang ke rumah Marlina

untuk merampok tenyata penjahat itu telah menyukai Marlina dan ia ingin

berniat jahat sehingga terjadilah percakapan seperti itu. Konteks biasanya

dipahami sebagai sesuatu yang sudah ada sebelum wacana dan situasi dari

partisipan (Brown dan Yule dalam Black, 2011:3). Jadi, konteks merupakan

yang melatarbelakangi suatu tuturan itu bisa terjadi.

Penunjuk gaya bahasa sarkasme dalam dialog ketiga adalah Lahu

(bangsat) ini kau banyak omong sekali, pigi (pergi) sana merupakan gaya bahasa

yang sangat kasar terlihat dari kata bangsat (lasu) dalam kalimat tersebut, kata

tersebut sangat kasar karena kata tersebut akan membuat orang sensitif, apalagi

dengan kata lasu. Bagi orang Sumba itu adalah kata yang sangat kasar jika

dituturkan untuk laki-laki karena memiliki arti yaitu membicarakan kepunyaan

laki-laki. Kalimat di atas mengandung gaya bahasa sarkasme. Gaya bahasa

sarkasme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan kepahitan

(Keraf, 1984:143).

Adapun konteks dalam tuturan tersebut terjadi karena dia datang dari

ruang tamu, masuk ke dapur dan berbicara dengan Frans tetapi dia marah karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

54

Frans mengalihkan pembicaraan mereka. Jadi, konteks merupakan sesuatu yang

terjadi sebelum tuturan itu dituturkan.

4.2.1.4 Gaya Bahasa Sinisme

Kalimat yang mengandung gaya bahasa sinisme dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 12 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 3 data. Berikut ini akan dipaparkan 3 data tersebut.

Data 10. E: Ini umbu dari bulan lalu tidak bisa pulang, kalau sudah

jadwal lahir, lewat sudah dia

Konteks : tuturan itu tejadi karena saat itu Marlina dan Novi

sedang berbicara tentang kehamilan Novi yang sudah 9 bulan

dan akan melahirkan, dan Novi mengatakan bahwa ia terlambat

melahirkan sebenarnya waktu yang ditentukan untuk

melahirkan itu dua minggu lalu, saat itu juga ia kesal terhadap

suaminya yang sibuk dengan pekerjaannya, maka terjadilah

tuturan tersebut.\

Data 11. G: Kau tidak merasa bersalah nona e

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu ketika Marlina

ingin naik ke truk ia dilarang masuk oleh supir truk. Ia dilarang

karena membawa kepala manusia yang ia penggal tetapi ia

mengancam dengan memakai barang tajam dan salah satu dari

penumpang di truk itu turun dan memarahi Marlina.

Data 12. I: Saya bukannya tidak mau duduk di kau punya samping

(sambil melihat kepala markus yang dipegang oleh Marlina)

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat ibu salah satu

penumpang di truk itu memberitahu Marlina bahwa ia tidak

perluh menodongkan parang/golok pada supir truk itu karena

supir itu tidak akan lari kemana-mana, saat itu juga Marlina

pindah ke belakang untuk duduk dan ibu itu pindah karena

tidak nyaman duduk bersama Marlina yang memegang kepala

manusia.

Gaya bahasa sinisme dalam dialog pertama adalah ini umbu dari bulan

lalu tidak bisa pulang, kalau sudah jadwal lahir, lewat sudah dia, ungkapan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

55

merupakan gaya bahasa yang menyindir terlihat dari kalau sudah jadwal lahir

dia rugi sudah karena tidak bisa melihat anaknya lahir, dia menyindir suaminya

yang sibuk kerja tanpa memikirkan perasaan istri dan anaknya yang akan lahir.

Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan hal

yang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir secara lebih tajam dan

menusuk perasaan (Keraf, 1984:143).

Konteks yang terkandung dari kalimat tersebut adalah Novi kecewa

karena suaminya tidak pulang untuk menemuinya, suaminya sibuk kerja sampai

lupa pulang untuk menemui istrinya yang akan melahirkan. Leech (1993) dalam

(Rahardi, 2003:18) memaparkan bahwa konteks situasi tuturan adalah aneka

macam kemungkinan latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang

muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh penutur maupun mitra tutur serta

aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang menyertai, mewadai, serta

melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.

Gaya bahasa sinisme yang terkandung dalam dialog kedua adalah kau

tidak merasa bersalah nona e merupakan gaya bahasa menyindir terlihat dari

kalimat kau tidak merasa bersalah yaitu ia ingin supaya perempuan itu sadar

akan perbuatannya karena telah memenggal kepala penjahat yang datang

merampok ke rumahnya. Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu

dengan menggunakan hal yang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir

secara lebih tajam dan menusuk perasaan (Keraf, 1984:143).

Kalimat di atas mengandung konteks dalam pragmatik yaitu seorang

penumpang yang turun dari truk itu marah karena melihat Marlina membawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

56

kepala manusia, ia merasa bahwa Marlina adalah orang yang kejam karena telah

membunuh dengan cara memenggal kepala dari penjahat itu. Pragmatik adalah

studi tentang makna kontekstual. Dalam menstudi bahasa pragmatik melibatkan

konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan

menekankan pada hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan pada

hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

Gaya bahasa sinisme dalam dialog ketiga adalah saya bukannya tidak

mau duduk di kau punya samping merupakan sindiran terlihat dari kata-kata

yang dikeluarkan wanita yang di truk itu karena melihat Marlina membawa

kepala Markus yang ia bunuh. Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan

sesuatu dengan menggunakan hal yang berlawanan dengan tujuan agar orang

tersindir secara lebih tajam dan menusuk perasaan (Keraf, 1984:143).

Konteks pragmatik dari kalimat di atas adalah ibu itu menegur Marlina

agar Marlina melepaskan golok yang ia gunakan untuk menodong supir truk itu,

saat itu juga Marlina pindah ke belakang untuk duduk tetapi karena melihat

Marlina memegang kepala Markus ibu itu tidak ingin duduk di samping Marlina.

Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual. Dalam menstudi bahasa

pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan

tuturannya, bukan dengan menekankan pada hubungan antara penutur dengan

tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain yang

terlepas dari konteksnya. Jadi, konteks merupakan suatu yang melatarbelakangi

atau suatu peristiwa yang terjadi sebelum tuturan itu terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

57

4.2.1.5 Gaya Bahasa Anafora

Kalimat yang mengandung gaya bahasa anafora dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 1 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 1 data. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 13. A: Malam ini kau adalah perempuan paling beruntung

B: Saya perempuan paling sial sudah malam ini

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu ketika penjahat itu

berkata bahwa ia ingin meniduri Marlina dan ia mengatakan bahwa

Marlina wanita yang beruntung bisa ditiduri olehnya, maka terjadi

tuturan tersebut.

Gaya bahasa anafora dalam dialog diatas adalah malam ini, frasa ini

merupakan gaya bahasa yang berupa perulangan kata, disini terlihat bahwa frasa

malam ini telah diulang-ulang sehingga dapat dikatakan sebagai anafora.

Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada setiap

baris atau setiap kalimat (Tarigan, 2013:184).

Konteks pragmatik dari frasa di atas adalah Marlina merasa dirinya

paling sial atau tidak beruntung karena penjahat itu menyukainya dan ingin

berniat jahat padanya. Penjahat berkata bahwa Marlina harus mensyukuri jika

masih ada laki-laki yang mau dengannya, sehingga tuturan itu bisa terjadi. Jadi,

konteks merupakan sesuatu yang melatarbelakangi atau peristiwa yang terjadi

sebelum tuturan itu bisa terjadi.

4.2.1.6 Gaya Bahasa Epizeukis

Kalimat yang mengandung gaya bahasa epizeukis dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah sembilan buah. Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

58

yang disajikan di sini berjumlah 3 (tiga). Berikut ini akan dipaparkan 3 data

tersebut.

Data 14.

B: Makan! makan malam. Heh! (makanan jatuh), Biar saya ambil

yang baru

A: Tunggu, Kau duduk.. duduk, buka..buka

Konteks : tuturan itu terjadi karena ketika itu Marlina masuk

ke kamarnya tempat Markus tidur, ia membangunkan Markus

untuk makan malam tetapi Markus malah menyenggol

makanan itu sampai terjatuh, ketika Marlina ingin mengambil

makanan baru Markus menahannya, maka terjadilah tuturan

tersebut.

Data 15. E: Marlina, woy Marlina tunggu

Konteks : tuturan itu terjadi karena ketika Marlina

menunggu truk di pinggir jalan dan membawa kepala Markus

yang ia penggal, terlihat dari kejauhan Novi memanggilnya

Data 16. F: Hey, turun..turun kau tidak bisa

B: Saya mau pergi kantor polisi (sambil menodongkan

parang/golol)

Konteks : tuturan itu terjadi karena ketika Marlina ingin naik

ke truk, supir itu turun dan menghentikan Marlina tetapi

Marlina memaksa untuk naik ke truk, maka terjadilah tuturan

tersebut.

Dialog pertama yang mengandung gaya bahasa epizeukis pada kalimat di

atas adalah kau duduk..duduk, buka, buka! merupakan gaya bahasa yang

langsung dan diulang beberapa kali seperti duduk, duduk, buka, buka itu

merupakan kata yang diulang-ulang. Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan

yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang

beberapa kali berturut-turut (Tarigan, 2013:182).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

59

Konteks dalam pragmatik dari dialog tersebut adalah Marlina masuk ke

kamar tempat Markus tidur dan membawa makanan untuknya tetapi Markus

membentak Marlina karena Marlina ingin menghindarinya, sehingga tuturan itu

bisa terjadi. Dalam menstudi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai

oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada

hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu

dengan kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

Gaya bahasa epizeukis pada dialog kedua adalah Marlina, woy Marlina

tunggu. Kalimat ini merupakan gaya bahasa epizeukis karena terlihat dari dialog

tentang kata Marlina yang diulang-ulang. Epizeukis adalah gaya bahasa

perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau dipentingkan

diulang beberapa kali berturut-turut (Tarigan, 2013:182). Dan konteks pragmatik

dalam kalimat di atas adalah Marlina ingin menunggu truk, dan terlihat dari

kejauhan temannya yang bernama Novi mencoba menghentikan langkah

Marlina.

Petunjuk gaya bahasa epizeukis pada dialog ketiga adalah hey,

turun…turun kau tidak bisa. Kalimat ini merupakan gaya bahasa epizeukis

karena terlihat dari penggunaan kata turun, turun yaitu kata tersebut diulang-

ulang. Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu

kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut

(Tarigan, 2013:182).

Konteks pragmatik yang terkandung dalam kalimat di atas adalah

Marlina membawa kepala Markus dan membawa barang tajam tetapi supir truk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

60

itu melarang Marlina untuk naik terpaksa Marlina mengancam dengan

menggunakan parang/golok yang ia bawa. Dalam menstudi bahasa pragmatik

melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan

dengan menekankan pada hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan

pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain yang terlepas dari

konteksnya.

4.2.1.7 Gaya Bahasa Koreksio atau Epanortosis

Kalimat yang mengandung gaya bahasa koreksio atau epanortosis dalam

film Marlina si pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 2 buah.

Data yang disajikan di sini berjumlah 2 data. Berikut ini akan dipaparkan 2 data

tersebut.

Data 17. A: Soto eh sop ayam

Konteks : tuturan itu terjadi karena ketika penjahat itu yang

bernama Markus berkomunikasi dengan Marlina dan

memberitahu maksud kedatangannya di rumah Marlina, ia

menyuruh Marlina untuk masak makan malam untuknya

dan teman-temannya yang akan datang kemudian, maka

terjadilah tuturan tersebut.

Data 18. K: Ehhh yang dua (2) lagi?

B: Iya, salah tujuh (7) maaf

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina berada

di kantor polisi untuk melaporkan para perampok yang

datang ke rumahnya, saat itu polisi itu menanyakan ciri-ciri

dari para perampok, maka terjadilah tuturan itu.

Dialog pertama yang mengandung gaya bahasa koreksio atau epanortosis

adalah Soto eh sop ayam. Kalimat ini merupakan gaya bahasa koreksio atau

epanortosis karena terlihat memperbaiki/mengoreksi ucapan yang salah dari

kalimat soto eh sop ayam. Epanortosis adalah gaya bahasa yang berwujud mula-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

61

mula ingin menegaskan sesuatu tetapi kemudian memeriksa dan memperbaiki

mana-mana yang salah (Tarigan, 2013:34).

Konteks pragmatik dari tuturan di atas adalah ketika penjahat itu

memberitahu maksud kedatangannya di rumah Marlina, ia menyuruh Marlina

untuk masak makan malam, untuk dia dan teman-temannya yang akan datang.

Dengan wajah marah Marlina bertanya penjahat itu ingin makanan apa dan

terjadilah tuturan tersebut.

Gaya bahasa koreksio atau epanortosis pada dialog kedua adalah Iya,

salah tujuh (7) maaf. Kalimat ini merupakan gaya bahasa yang mengoreksi,

memperbaiki kata, frasa, maupun kalimat yang salah secara langsung, maka

terlihat dari kalimat iya, salah tujuh (7) maaf. Epanortosis adalah gaya bahasa

yang berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu tetapi kemudian

memeriksa dan memperbaiki mana-mana yang salah (Tarigan, 2013:34 ).

Kalimat yang mengandung konteks pragmatik di atas adalah Marlina

pergi ke kantor polisi untuk melaporkan penjahat-penjahat yang datang

merampok ke rumahnya dan polisi menulis jumlah pencuri dan cir-ciri dari para

penjahat yang datang ke rumah Marlina, sehingga terjadi tuturan tersebut. Dalam

menstudi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh

penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada hubungan

antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

62

4.2.1.8 Gaya Bahasa Asonansi

Kalimat yang mengandung gaya bahasa asonansi dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 4 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 2 data. Berikut ini akan dipaparkan 2 data tersebut.

Data 19. B: Enak-enak sekali ini

L: Kan saya su (sudah) bilang kalo ini sate enak to mama

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina masuk ke

warung dekat kantor polisi, ia ingin makan sesuatu jadi anak

yang bernama Tofan menawarkan makanan pada Marlina,

Marlina mencoba makanan yang ditawarkan oleh Tofan

sehingga terjadilah tuturan tersebut.

Data 20. K: Ciri-cirinya?

B: Umur di atas 50, su (sudah) bisa jadi kakek-kakek, dem

(dia punya) rambut panjang, bauban, krempeng

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina berada di

kantor polisi, ia melaporkan para perampok yang datang ke

rumahnya, ia diminta untuk menjelaskan apa-apa saja yang

mereka ambil dari rumahnya, setelah itu Marlina memberitahu

jumlah para perampok itu, maka terjadilah tuturan tersebut.

Enak-enak sekali ini merupakan dialog pertama yang mengandung gaya

bahasa asonansi, karena terdapat pengulangan vocal yaitu enak-enak. Asonansi

sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama,

biasanya dipakai dalam karya puisi ataupun dalam prosa untuk memperoleh efek

penekanan atau menyelamatkan keindahan (Tarigan, 2013:176).

Konteks pragmatik yang terkandung dalam dialog di atas adalah Marlina

menunggang kuda dan sampai di depan kantor polisi. Di samping kantor polisi

ada sebuah warung kecil, di warung itu ada seorang anak yang bernama Tofan

melihat Marlina di luar dan menawarkan makanan sampai Marlina ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

63

memakan makanan yang ia jual. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual.

Gaya bahasa asonansi pada dialog yang kedua adalah Ciri-cirinya?.

Kalimat ini Merupakan sebuah perulangan vocal yang sama. Asonansi sejenis

gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Biasanya

dipakai dalam karya puisi ataupun dalam prosa untuk memperoleh efek

penekanan atau menyelamatkan keindahan (Tarigan, 2013:176).

Konteks pragmatik dari dialog di atas adalah Marlina ke kantor polisi

untuk melaporkan penjahat-penjahat yang datang merampok ke rumahnya dan

menjelaskan ciri-ciri penjahat yang mencuri dan memperkosanya pada polisi

yang mencatat kejadiannya. Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual.

Dalam menstudi bahasa pragmatik melibatkan konteks yang dipakai oleh

penutur/penulis dengan tuturannya, bukan dengan menekankan pada hubungan

antara penutur dengan tuturannya, bukan pada hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain yang terlepas dari konteksnya.

4.2.1.9 Gaya Bahasa Eufemisme

Kalimat yang mengandung gaya bahasa eufemisme dalam film Marlina

si pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 2 buah. Data yang

disajikan di sini berjumlah 2 data. Berikut ini akan dipaparkan 2 data tersebut.

Data 21. D: Ko (kau) masak apa?

B: Sop ayam, markus yang suruh

D: Sini saya mau coba (sambil menyodorkan mangkuk)

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Frans masuk ke

dapur untuk menanyakan makanan yang ia masak, Marlina

gugup karena ia sedang memegang buah beracun yang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

64

sudah campurkan ke dalam makanan yang ia masak, maka

terjadilah tuturan tersebut.

Data 22. E: Marlina kau tidak percaya sama saya?

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Novi

menceritakan tentang suaminya kepada Marlina, ia merasa

kecewa dengan suaminya yang tidak pulang ke rumah dan

sibuk kerja tetapi Marlina tak menghiraukannya seakan-

akan Marlina tak ingin mendengar karena ia juga memiliki

masalah, maka dari itu Novi ingin meyakinkan Marlina.

Petunjuk gaya bahasa eufemisme pada dialog pertama adalah Sop ayam,

markus yang suruh. Kalimat ini merupakan gaya bahasa eufemisme karena

menggunakan kata-kata yang lebih halus terlihat dari kata-kata yang dikeluarkan

oleh Marlina pada penjahat itu. Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus

sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan,

atau yang tidak menyenangkan (Moeliono dalam Tarigan 1985:128).

Adapun konteks dari kalimat tersebut adalah Frans datang dari belakang

rumah, menegur Marlina yang sedang masak. Frans sengaja masuk ke dapur

karena ingin mencoba masakan itu. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual. Kalimat ini merupakan konteks dalam menstudi bahasa pragmatik

melibatkan konteks yang dipakai oleh penutur/penulis dengan tuturannya, bukan

dengan menekankan pada hubungan antara penutur dengan tuturannya, bukan

pada hubungan kalimat satu dengan kalimat yang lain yang terlepas dari

konteksnya.

Penunjuk gaya bahasa eufemisme pada dialog kedua adalah Marlina kau

tidak percaya sama saya?. Kalimat ini Merupakan sesuatu yang baik agar lawan

bicaranya tidak merasa tersinggung karena jika dia kasar Marlina tidak akan

mendengar apa yang Novi bicarakan. Pernyataan ini merupakan kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

65

penunjuk gaya bahasa eufemisme. Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus

sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar yang dianggap merugikan,

atau yang tidak menyenangkan (Moeliono dalam Tarigan 1985:128).

Konteks pragmatik dalam kalimat di atas adalah Novi menceritakan

tentang suaminya pada Marlina karena suaminya tidak pernah pulang ke rumah

dan sibuk dengan pekerjaanya. Novi berbicara seperti itu agar Marlina bisa

menceritakan permasalahannya juga padanya. Novi mencoba meyakinkan

Marlina agar Marlina percaya padanya. Karena Marlina merasa bahwa Novi

sama saja seperti orang lain yang tidak mempercayai dirinya, tetapi Novi

mengejar dan meyakinkan Marlina. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual.

4.2.1.10 Gaya Bahasa Elipsis

Kalimat yang mengandung gaya bahasa elipsis dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 1 buah. Data yang

disajikan di sini terdapat 1 data. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 23. B: (temannya kaget melihat kepala manusia) saya mau ke

kantor polisi

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina berada di

sebelah jalan untuk menunggu truk yang datang, Novi melihat

Marlina dan menghampirinya. Sebelum bertanya raut wajah

Novi terlihat sangat tegang karena melihat Marlina membawa

kepala Markus, sehingga terjadi tuturan tersebut.

Gaya bahasa elipsis pada dialog tersebut yaitu (temannya heran melihat

kepala manusia) saya mau ke kantor polisi merupakan penghilangan kata pergi

terlihat dari kalmat tersebut tetapi tidak menghilangkan makna yang sebenarnya.

Elipsis adalah penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

66

konstruksi sintaksis yang lengkap (Ducrot and Todorov dalam Tarigan

1985:138).

Konteks pragmatik dari kalimat di atas adalah Novi melihat Marlina

membawa kepala manusia yaitu kepala Markus ketua dari penjahat yang

merampok di rumah Marlina, sehingga Novi menunjukkan ekpsresi kaget,

karena itu melihat ekspresi temannya Marlina memberitahukan tujuan ia

membawa kepala Markus itu.

4.2.1.11 Gaya Bahasa Apofasis

Kalimat yang mengandung gaya bahasa apofasis dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 1 buah. Data yang

disajikan di sini terdapat 1 data. Data tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

Data 24. F: Mama jangan naik, saya harus antar dia ke kantor polisi

I: Sa (saya) sudah tahu, sa (saya) su (sudah) lihat

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu ada seorang ibu

yang menghentikan truk yang tumpangi oleh Marlina, supir

truk ingin menghentikan ibu itu untuk naik ke truk tetapi ibu

itu bersikeras, maka terjadi tuturan tersebut

Petunjuk gaya bahasa apofasis dari dialog di atas adalah Sa (saya) sudah

tahu, sa (saya) su (sudah) lihat. Kalimat ini merupakan sesuatu yang dia sudah

tahu tetapi dia menyangkal yang sebenarnya berbahaya untuk dirinya. Apofasis

atau disebut juga dengan preterisio merupakan sebuah gaya di mana penulis atau

pengarang menegaskan sesuatu, tetapi nampaknya menyangkal. Berpura-pura

membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu (Keraf,

1984:130).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

67

Adapun konteks dalam kalimat di atas adalah Ibu itu menghentikan truk

itu walaupun sudah tahu bahwa sopir truk itu di ancam oleh Marlina supaya

mengantarnya ke kantor polisi tetapi ibu itu bersikeras untuk naik ke atas truk,

sehingga tuturan itu bisa terjadi. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual.

4.2.1.12 Gaya Bahasa Pleonasme

Kalimat yang mengandung gaya bahasa pleonasme dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 1 buah. Data yang

disajikan di sini terdapat 1 data. Data tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

Data 25. L: Sam (saya punya) mama kasih nama saya Tofan supaya

saya kuat sama kayak anak laki-laki

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina makan

di warung dekat kantor polisi, ada seorang anak perempuan

yang melayaninya, ketika ia makan dan memuji makanan

yang ia makan di depan anak itu, ia bertanya nama anaknya

sehingga terjadi tuturan tersebut

Dari tuturan di atas yang mengandung gaya bahasa pleonasme adalah

Sam (saya punya) mama kasih nama saya Tofan supaya saya kuat sama kayak

anak laki-laki merupakan gaya bahasa pleonasme karena memakai kata-kata

yang berlebihan dan sebenarnya tidak perlu yaitu seperti saya punya mama kasih

nama saya. Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang

sebenarnya tidak perlu (Poerwadarmita dalam Tarigan, 1985:29).

Dalam gaya bahasa di atas dapat diketahui konteks yang terkandung

dalam kalimat tersebut yaitu Marlina makan di warung dekat kantor polisi, di

warung itu ada seorang anak kecil yang bernama Tofan. Marlina heran kenapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

68

anak perempuan itu namanya Tofan sehingga Marlina menanyakan arti nama

dari anak tersebut. Pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual.

4.2.1.13 Gaya Bahasa Polisindenton

Kalimat yang mengandung gaya bahasa polisindenton dalam film

Marlina si pembunuh dalam empat babak yang dianalisis berjumlah 1 buah.

Data yang disajikan di sini terdapat 1 data. Berikut ini akan dipaparkan data

tersebut.

Data 26. B: Kapan?

K: Hari ini belum ada kendaraan, mungkin besok atau lusa

atau kau bisa kasih tinggal nomor telepon

Konteks : tuturan itu terjadi karena ketka Marlina melaporkan

para penjahat itu ke kantor polisi, dari pihak kepolisian

memberitahu bahwa mereka akan melaksanakan olah TKP,

Marlina ingin mengetahui waktu mereka akan ke rumahnya

sehingga terjadi tuturan tersebut.

Petunjuk gaya bahasa polisindenton pada dialog tersebut yaitu Hari ini

belum ada kendaraan, mungkin besok atau lusa atau kau bisa kasih tinggal

nomor telepon merupakan gaya bahasa polisindenton karena memakai kata

sambung yaitu mungkin dan atau. Polisindeton adalah gaya bahasa yang berupa

acuan di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang berurutan dihubungkan

satu sama lain dengan kata-kata sambung (Tarigan, 2013:137).

Adapun konteks dalam pragmatik dari kalimat di atas adalah Marlina

pergi melaporkan penjahat-penjahat yang merampok ke rumahnya, ia

memberitahu jumlah dan cirinya dari para perampok tersebut. Polisi akan

mengadakan olah TKP di rumah Marlina, sedangkan di sana terdapat mayat dari

penjahat-penjahat itu. Marlina gugup dan ingin mengetahui kapan akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

69

dilaksanakan olah TKP oleh kepolisian. Kalimat ini meruapakan konteks dalam

pragmatik.

4.2.2 Makna Pragmatik Gaya Bahasa

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) (Yule 2006:3). Tipe

studi ini perluh melibatkan penafsiran tentang apa yang dimaksudkan orang di

dalam suatu konteks khusus itu berpengaruh terhadap apa yang dikatakan.

Diperluhkan satu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa

yang ingin dikatakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, di

mana, kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik adalah studi tentang makna

kontekstual. Makna gaya bahasa dalam penelitian ini dianalisis yang

mereinterpertasikan makna yang ingin disampaikan penulis sehingga

menggunakan gaya bahasa jenis tertentu dalam tuturan filmnya. Peneliti

menemukan beberapa makna dari gaya bahasa yang digunakan dalam film

Marlina si pembunuh dalam empat babak. Berikut makna gaya bahasa tersebut.

4.2.1.1 Makna Pragmatik ‘Menanyakan’

Peneliti akan memaparkan 4 analisis makna ‘menanyakan’ yang muncul

dari pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat

babak karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan

dipaparkan data tersebut.

Data 1

A: Selamat siang, bapak ada keluar?

B: Ho sedikit lagi dorang (mereka) sudah pulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

70

A: Lalu bapak ini siapa (menunjuk mayat seorang lelaki) ada

sirih? Kopi? Saya ini tamu

Konteks: tuturan itu terjadi karena ada seorang yang datang

bertamu ke rumahnya, orang itu adalah penjahat yang ingin

merampok ke rumahnya. Penjahat itu mengadakan komunikasi

dengan tuan rumah, ia berpura-pura menjadi seorang penagi

hutang.

Percakapan di atas mengandung makna ‘menanyakan’ hal ini terlihat

pada kata-kata dari percakapan tersebut bahwa si A (Markus) menanyakan

keberadaan dari Ayah si B (Marlina) serta menanyakan seorang lelaki yang

sudah menjadi mumi di rumah Marlina. Lelaki yang bernama Markus itu adalah

seorang penjahat, secara sengaja dia mengadakan komunikasi dengan Marlina

dan berpura-pura menanyakan Ayah Marlina, serta berpura-pura menjadi

seorang penagi hutang. Dalam KBBI dijabarkan bahwa kata ‘menanyakan’

adalah ‘permintaan keterangan atau meminta penjelasan dari suatu hal’.

Data 2.

K: Berapa orang?

B: Lima (5)

K: Ehhh yang dua (2) lagi?

B: Iya, salah tujuh (7) maaf

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina berada di

kantor polisi untuk melaporkan para perampok yang datang ke

rumahnya, saat itu polisi itu menanyakan ciri-ciri dari para

perampok, maka terjadilah tuturan itu.

Makna ‘menanyakan’ dari percakapan di atas dapat dilihat pada kata-kata

yang digunakan dalam percakapan tersebut karena saat itu Marlina berada di

kantor polisi untuk melaporkan para perampok yang datang mengambil semua

hewan miliknya. pertanyaan si K (polisi) menanyakan (berapa orang?) karena

ingin mengetahui jumlah perampok itu, terlihat dari percakapan di atas yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

71

ingin mengetahui jumlah perampok. saat itu Marlina berada di kantor polisi

untuk melaporkan para perampok yang datang mengambil semua hewan

miliknya. Jadi makna di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh

penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau

pembaca.

Data 3.

E: Marlina kau tidak percaya sama saya?

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu Novi menceritakan

tentang suaminya kepada Marlina, ia merasa kecewa dengan

suaminya yang tidak pulang ke rumah dan sibuk kerja tetapi

Marlina tak menghiraukannya seakan-akan Marlina tak ingin

mendengar karena ia juga memiliki masalah, maka dari itu Novi

ingin meyakinkan Marlina.

Tuturan di atas mengandung makna ‘menanyakan’. Hal ini terlihat pada

kata-kata yang digunakan dalam percakapan di atas bahwa si E (Novi) bertanya

seperti itu karena ingin meyakinkan Marlina bahwa ia bisa dipercayai, terlihat

dari pernyataan dari si E (Novi) yaitu Marlina kau tidak percaya sama saya?.

Meyakinkan merupakan sesuatu cara untuk memberikan penjelasan yang jelas

kepada orang sehingga ia percaya. Jadi makna di atas diketahui melalui tuturan

yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh peneliti

sebagai pendengar atau pembaca.

Data 4.

D: Ko (kau) masak apa?

B: Sop ayam, markus yang suruh

D: Sini saya mau coba (sambil menyodorkan mangkuk)

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu Frans masuk ke dapur

untuk menanyakan makanan yang ia masak, Marlina gugup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

72

karena ia sedang memegang buah beracun yang di sudah

campurkan ke dalam makanan yang ia masak, maka terjadilah

tuturan tersebut.

Dari percakapan di atas mengandung makna ‘menanyakan’. Hal ini

terlihat pada kata-kata yang digunakan dalam percakapan tersebut bahwa ketika

si D (Frans) bertanya kepada si B (Marlina) karena ingin mengetahui sesuatu.

Yaitu terlihat dari percakapan di atas bahwa Frans menanyakan makanan yang di

masak oleh Marlina karena ia ingin mencicipi makanan tersebut. Maksud dari

ingin mengetahui adalah bahwa mencari tahu tentang sesuatu hal. Jadi makna di

atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya

dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

4.2.2.2 Makna Pragmatik ‘Menjelaskan’

Peneliti akan memaparkan 8 analisis makna ‘menjelaskan’ yang muncul

dari pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat

babak karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan

dipaparkan data tersebut.

Data 5.

A: Kasian sekali kau

B: Saya punya urusan bukan kau punya urusan

A: Janda tidak boleh sanger sudah baik kalau ada laki-laki yang

mau, jangan terlalu bepilih (memilih)

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu ketika penjahat

berkomunikasi dengan tuan rumah ia diabaikan, tuan rumah tidak

mendengarnya dan mengabaikan pertanyaan darinya, penjahat itu

marah dan merasa diabaikan sehingga ia menuturkan hal tersebut.

Percakapan di atas mengandung makna ‘menjelaskan’. Hal itu terlihat

pada penggunaan kata-kata (saya punya urusan bukan kau punya urusan) bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

73

si B (Marlina) menjelaskan ketidaksukaannya kepada si A (Markus) dan karena

ia telah mengetahui maksud kedatangan Markus ke rumahnya. KBBI

menjabarkan bahwa kata menjelaskan berarti menerangkan secara jelas atau

secara terang.

Data 6.

A: Eh saya tidak sendiri, sebentar lagi teman yang lain datang.

B: Siapa?

A: Saya punya kawan

B: Mereka mau apa ke sini?

A: Mau ambil kau punya barang semua kau punya ternak

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat Markus berkomunikasi

dengan Marlina ia memberitahu maksud kedatangannya dan

mengungkapkan perasaannya pada Marlina dan Marlina pun marah

pada Markus, maka terjadilah percakapan tersebut.

Percakapan yang mengandung makna ‘menjelaskan’ terlihat pada kata-

kata yang digunakan dalam percakapan di atas bahwa si A (Markus)

menjelaskan tujuannya ke rumah Marlina yaitu untuk mengambil semua harta

yang dimiliki Marlina. Dalam KBBI dijabarkan bahwa kata ‘menjelaskan’

berarti ‘menerangkan secara jelas atau secara terang’. Pernyataan yang

menunjukkan bahwa itu menjelaskan sesuatu yaitu mau ambil kau punya barang

semua kau punya ternak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

74

Data 7.

E: Ini umbu dari bulan lalu tidak bisa pulang, kalau sudah jadwal

lahir, lewat sudah dia

Konteks: tuturan itu tejadi karena saat itu Marlina dan Novi

sedang berbicara tentang kehamilan Novi yang sudah 9 bulan dan

akan melahirkan, dan Novi mengatakan bahwa ia terlambat

melahirkan sebenarnya waktu yang ditentukan untuk melahirkan

itu dua minggu lalu, saat itu juga ia kesal terhadap suaminya yang

sibuk dengan pekerjaannya, maka terjadilah tuturan tersebut.

Dari pernyataan di atas mengandung makna ‘menjelaskan’. Hal ini

terlihat pada kata-kata yang digunakan dalam percakapan di atas bahwa si E

(Novi) menjelaskan pada Marlina tentang suaminya yang sibuk kerja seperti

pada pernyataannya (ini umbu dari bulan lalu tidak bisa pulang, kalau sudah

jadwal lahir, lewat sudah dia). Pernyataan tersebut menujukkan bahwa ia ingin

menerangkan kepada orang lain bahwa suaminya tidak beruntung jika tidak bisa

melihat anaknya lahir. Dalam KBBI dijabarkan bahwa kata ‘menjelaskan’

berarti ‘menerangkan secara jelas atau secara terang’.

Data 8.

I: Saya bukannya tidak mau duduk di kau punya samping (sambil

melihat kepala markus yang dipegang oleh Marlina)

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat ibu salah satu

penumpang di truk itu memberitahu Marlina bahwa ia tidak

perluh menodongkan parang/golok pada supir truk itu karena

supir itu tidak akan lari kemana-mana, saat itu juga Marlina

pindah ke belakang untuk duduk dan ibu itu pindah karena tidak

nyaman duduk bersama Marlina yang memegang kepala

manusia.

Tuturan di atas mengandung makna ‘menjelaskan’. Hal ini terlihat pada

kata-kata yang digunakan dalam percakapan di atas bahwa si I (seorang Ibu)

menjelaskan dengan mengatakan (saya bukannya tidak mau duduk di samping

kamu (sambil menunjuk kepala manusia yang dipegang oleh Marlina). Ibu itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

75

menjelaskan secara tidak langsung kepada Marlina bahwa ia tidak duduk di

sampingnya karena melihat kepala manusia yang dipegang oleh Marlina.

Data 9.

A: Malam ini kau adalah perempuan paling beruntung

B: Saya perempuan paling sial sudah malam ini

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu ketika penjahat itu

berkata bahwa ia ingin meniduri Marlina dan ia mengatakan bahwa

Marlina wanita yang beruntung bisa ditiduri olehnya, maka terjadi

tuturan tersebut.

Percakapan yang mengandung makna ‘menjelaskan’ terlihat pada kata-

kata yang digunakan dalam percakapan di atas bahwa si A (Markus) dan si B

(Marlina) menjelaskan tentang keberuntungan dan keburukan karena dapat

dilihat dari pernyataan di atas bahwa Marlina merasa dirinya yang paling sial

karena didatangi penjahat yang ingin merampok dan memperkosa dirinya

sedangkan Markus menjelaskan pada Marlina, dia wanita yang beruntung karena

didatangi lelaki sepertinya.

Data 10.

B: (Temannya heran melihat kepala manusia) saya mau ke kantor

polisi

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina berada di

sebelah jalan untuk menunggu truk yang datang, Novi melihat

Marlina dan menghampirinya. Sebelum bertanya raut wajah Novi

terlihat sangat tegang karena melihat Marlina membawa kepala

Markus, sehingga terjadi tuturan tersebut.

Pernyataan di atas mengandung makna menjelaskan bahwa ingin

melapor ke polisi. Ia ingin melapor ke kantor polisi karena ia dirampok oleh

penjahat-penjahat itu, mereka membawa semua ternak miliknya dan bahkan

masih sempat memperkosa dirinya tetapi ia telah membunuh mereka semua. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

76

makna di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan

caranya dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

Data 11.

F: Mama jangan naik, saya harus antar dia ke kantor polisi

I: Sa (saya) sudah tahu, sa (saya) su (sudah) lihat

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu ada seorang ibu yang

menghentikan truk yang tumpangi oleh Marlina, supir truk ingin

menghentikan ibu itu untuk naik ke truk tetapi ibu itu bersikeras,

maka terjadi tuturan tersebut.

Dari tuturan di atas memiliki makna menjelaskan karena ingin

menghentikan ibu itu untuk naik ke truk karena di dalam truk itu ada seorang

wanita yang bernama Marlina yang sedang menodong supir truk untuk

mengantarnya ke kantor polisi. Makna tersebut terlihat dari cara si F (supir truk)

yang ingin menghentikan langkah ibu itu untuk menumpang ke truk karena

berbahaya tetapi ibu itu tak menghiraukannya karena ia tidak ingin menunda

perjalanannya. Jadi makna di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan

oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar

atau pembaca.

Data 12.

L: Sam (saya punya) mama kasih nama saya Tofan supaya saya

kuat sama kayak anak laki-laki

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina makan di

warung dekat kantor polisi, ada seorang anak perempuan yang

melayaninya, ketika ia makan dan memuji makanan yang ia

makan di depan anak itu, ia bertanya nama anaknya sehingga

terjadi tuturan tersebut

Tuturan di atas memiliki makna pragmatik menjelaskan arti dari nama

yang berikan oleh ibunya, ia menjelaskan atau menerangkan secara jelas bahwa

ibunya memberinya nama Tofan agar ia kuat sama seperti laki-laki. Jadi makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

77

di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya

dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

4.2.2.3 Makna Pragmatik ‘Menggambarkan’

Makna ‘menggambarkan’ yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa

dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho

kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 13.

A:Kalau masih ada waktu tidur dengan ko (kau), kita bertujuh.

Saya su (sudah) sering liat ko (kau) gaga tapi saya sendiri.

Malam ini kau dapat bonus 7 laki-laki memang… heh su berapa

laki-laki yang kau tiduri? Hanya dia (sambil menujuk mayat

seorang laki-laki) ?

Konteks : tuturan itu terjadi karena saat Markus berkomunikasi

dengan Marlina dan memberitahu maksud kedatangannya ke

rumah Marlina, sikap Marlina acuh tak acuh dan tak menghiraukan

kata-katanya. Ia menyukai Marlina dan ingin berniat jahat.

Dari pernyataan di atas terkandung makna yaitu menggambarkan

keserakahan dari penjahat/perampok, terlihat dari pernyataan dari perampok

yaitu Kalau masih ada waktu tidur dengan ko (kau). Pernyataan tersebut

menggambarkan atau menunjukkan bahwa penjahat itu bukan hanya ingin

mengambil barang yang dimiliki Marlina tetapi ia ingin meniduri Marlina.

4.2.2.4 Makna Pragmatik ‘Menegaskan’

Peneliti akan memaparkan makna ‘menegaskan’ yang muncul dari

pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan

data tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

78

Data 14.

G: Kau tidak merasa bersalah nona e

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu ketika Marlina ingin

naik ke truk ia dilarang masuk oleh supir truk. Ia dilarang karena

membawa kepala manusia yang ia penggal tetapi ia mengancam

dengan memakai barang tajam dan salah satu dari penumpang di

truk itu turun dan memarahi Marlina.

Kalimat di atas memiliki makna menegaskan karena si Marlina

membawa kepala Markus yang ia penggal. Si G (penumpang) berbicara seperti

itu agar menyadarkan kesalahan Marlina terlihat dari pernyataan di atas bahwa

(kau tidak merasa bersalah nona e). Jadi makna di atas diketahui melalui tuturan

yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan oleh peneliti

sebagai pendengar atau pembaca.

Data 15.

B: Enak-enak sekali ini

L: Kan saya su (sudah) bilang kalo ini sate enak to mama

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu Marlina masuk ke

warung dekat kantor polisi, ia ingin makan sesuatu jadi anak yang

bernama Tofan menawarkan makanan pada Marlina, Marlina

mencoba makanan yang ditawarkan oleh Tofan sehingga

terjadilah tuturan tersebut.

Tutuan di atas memiliki makna pragmatik yaitu menegaskan terlihat dari

kalimat Kan saya su (sudah) bilang kalo ini sate enak to mama bahwa si L

(Tofan) menegaskan kepada si B (Marlina) bahwa dia sudah mengatakan kalau

makanan yang dia jual itu enak hanya Marlina saja yang tidak yakin makanan itu

enak tetapi setelah dicicipi baru Marlina percaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

79

4.2.2.5 Makna Pragmatik ‘Membandingkan’

Makna ‘membandingkan’ yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa

dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho

kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 16.

C: Nona, ini lebih enak dari sam (saya punya) bini punya masakan

tapi dengan sam (saya punya) mama ko (kau) kalah sedikit

Konteks: tuturan itu terjadi karena saat itu ketika Marlina

menyiapkan makan malam untuk para penjahat yang datang ke

rumahnya. Pada saat mereka makan, salah satu penjahat memuji

masakan Marlina lalu membandingkan masakan Marlina dengan

masakan ibunya

Dari tuturan di atas terkandung makna ‘membandingkan’. Hal ini terlihat

pada kata-kata yang tuturkan oleh penjahat itu bahwa (nona, ini lebih enak dari

saya punya istri punya masakan tapi dengan saya punya mama kau kalah

sedikit), tuturan tersebut terjadi karena saat itu ia sedang memakan masakan

Marlina sehingga ia membandingkan masakan Marlina dengan masakan istri dan

ibunya.

4.2.2.6 Makna Pragmatik ‘Mengancam’

Makna ‘mengancam’ yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam

film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho kajian

stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 17.

F: Hey, turun..turun kau tidak bisa

B: Saya mau pergi kantor polisi (sambil menodongkan

parang/golok)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

80

Konteks: tuturan itu terjadi karena ketika Marlina ingin naik ke

truk, supir itu turun dan menghentikan Marlina tetapi Marlina

memaksa untuk naik ke truk, maka terjadilah tuturan tersebut.

Dari percakapan di atas memiliki makna mengancam dengan

menodongkan parang karena sopir tak mengizinkan ia untuk naik ke truk, ini

terlihat dari percakapan si B (Marlina). Ia seperti itu karena ia membawa kepala

Markus ke kantor polisi tetapi tidak diperbolehkan naik ke truk, jadi ia memilih

jalan yang tidak baik dengan mengancam menggunakan parang/golok. Jadi

makna di atas diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan

caranya dan ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

4.2.2.7 Makna Pragmatik ‘Memberi Perintah’

Peneliti akan memaparkan 1 analisis makna ‘memberi perintah’ yang

muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam

empat babak karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan

dipaparkan data tersebut.

Data 18.

B: Makan! makan malam. Heh! (makanan jatuh). Biar saya ambil

yang baru

A: Tunggu, Kau duduk..duduk, buka, buka!

Konteks: tuturan itu terjadi karena ketika itu Marlina masuk ke

kamarnya tempat Markus tidur, ia membangunkan Markus untuk

makan malam tetapi Markus malah menyenggol makanan itu

sampai terjatuh, ketika Marlina ingin mengambil makanan baru

Markus menahannya, maka terjadilah tuturan tersebut.

Dari percakapan di atas memiliki makna memberi perintah untuk duduk

terlihat dari pernyataan yang dituturkan oleh si A (Markus) bahwa ia menyuruh

si B (Marlina) untuk duduk. Memberi perintah adalah menyuruh melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

81

sesuatu pekerjaan. Jadi memberi perintah adalah sesuatu yang diperintahkan

untuk dilakukan, dalam kasus ini bahwa Markus menyuruh Marlina untuk duduk

dan membuka baju karena ia ingin berniat jahat. Jadi makna di atas diketahui

melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan ditafsirkan

oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

4.2.2.8 Makna Pragmatik ‘Menunjukkan’

Dipaparkan analisis makna ‘menunjukkan’ yang muncul dari

pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan

data tersebut.

Data 19.

A: Yang penting kamu bawa minuman saja

Konteks: tuturan itu terjadi karena penjahat yang bernama Markus

menunggu teman-temannya pada sore itu, setelah beberapa jam

teman-temannya tiba di tempat itu (di rumah Marlina), mereka

turun dari truk dan menyapa Markus dengan wajah yang takut

karena mereka terlambat dan terjadilah tuturan tersebut.

Pernyataan di atas memiliki makna ‘menunjukkan’ kebaikan karena

memiliki maksud lain yaitu terlihat dari pernyataan di atas yang penting kamu

bawa minuman saja. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia tidak marah karena

mereka terlambat yang penting yang ia inginkan itu ada. Dalam KBBI

dijabarkan bahwa kata ‘menunjukkan’ adalah ‘memperlihatkan, menyatakan dan

menerangkan sesuatu’. Jadi dapat ditunjukkan dari pernyataan di atas bahwa ia

telah menunjukkan sesuatu karena memiliki maksud lain. Jadi makna di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

82

diketahui melalui tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan caranya dan

ditafsirkan oleh peneliti sebagai pendengar atau pembaca.

4.2.2.9 Makna Pragmatik ‘Menunggu’

Makna ‘menunggu’ yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam

film Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho kajian

stilistika pragmatik. Berikut ini akan dipaparkan data tersebut.

Data 20.

E: Saya tunggu di kampung saja, saya tunggu di sana, sudah di

telepon tapi susah sekali dapat jawaban

Konteks: tuturan itu bisa terjadi karena saat itu Novi berbicara

dengan Marlina tentang tujuannya. Saat Marlina berkata bahwa ia

akan melahirkan, Novi langsung menjawab iya dan menceritakan

kekesalannya itu serta ia merasa marah karena suaminya tidak

memberikan kabar.

Dari tuturan di atas mengandung makna ‘menunggu’. Hal ini terlihat dari

percakapan Novi dan Marlina bahwa Novi menceritakan kepada Marlina, ia

merasa kecewa pada suaminya yang tidak memberikan kabar, dia hanya

menunggu di kampung saja. Ia menunggu tanpa kepastian dari suaminya.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis gaya bahasa

berdasarkan konteks dan makna pragmatik apa saja yang muncul dari

pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho kajian stilistika pragmatik. Berdasarkan hasil analisis,

ditemukan beberapa jenis gaya bahasa yang digunakan dalam film Marlina.

Secara keseluruhan gaya bahasa yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah

13 gaya bahasa. Rincian jenis gaya bahasa tersebut sebagai berikut. Gaya bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

83

ironi 4 buah, inuendo 16 buah, sarkasme 15 buah, sinisme 12 buah, anafora 1

buah, epizeukis 9 buah, koreksio atau epanortosis 2 buah, asonansi 4 buah,

eufemisme 2 buah, ellipsis 1 buah, apofasis 1 buah, pleonasme 1 buah,

polisindenton 1 buah.

Tiga belas gaya bahasa tersebut sejalan dengan teori gaya bahasa yang

dikemukakan oleh Tarigan. Tarigan (2009) mengklasifikasikan gaya bahasa ke

dalam empat bagian yaitu (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa

pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan.

Tuturan-tutran dalam film Marlina dominan menggunakan gaya bahasa

inuendo dan sarkasme, disebabkan karena gaya bahasa inuendo merupakan gaya

bahasa yang digunakan untuk menyindir secara kecil atau secara halus. Dengan

menggunakan gaya bahasa inuendo pemain dapat menyampaikan sesuatu yang

kurang disenangi kepada orang lain. Sedangkan gaya bahasa sarkasme

merupakan gaya bahasa yang kasar, yang dapat membuat hati orang terluka.

Pemain biasanya menggunakan gaya bahasa sarkasme dengan mencela orang

lain dan menyindir secara kasar. Peneliti juga menemukan gaya bahasa sinisme

yang merupakan gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan

hal yang berlawanan dengan tujuannya agar orang merasa tersindir (Keraf,

1984:143). Gaya bahasa sinisme hampir mirip dengan gaya bahasa inuendo

tetapi gaya bahasa inuendo menyindir secara halus sedangkan sinisme lebih

kasar dan tajam.

Dari penelitian ini ditemukan 10 makna yang muncul dari penggunaan

gaya bahasa berdasarkan konteks dalam tuturan yang terdapat dalam film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

84

Marlina si pembunuh dalam empat babak. Sepuluh makna yang ditemukan

sebagai berikut. Menanyakan sesuatu, memberikan penjelaskan,

menggambarkan, membandingkan, memberi pujian, mengancam, memberi

perintah, menunjukkan sesuatu, dan menunggu.

Makna yang paling banyak ditemukan adalah menjelaskan sesuatu hal

atau memberikan penjelasan. Hal ini dapat dilihat dari film Marlina si pembunuh

dalam empat babak karya Garin Nugroho bahwa dalam film tersebut banyak

menjelaskan berbagai macam hal yang terkait dengan penjahat atau orang-orang

yang merampok di rumah Marlina dan kehidupan Marlina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan

bagaimana pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si pembunuh dalam

empat babak karya Garin Nugroho. Berikut ini disimpulkan gaya bahasa dan

makna berdasarkan konteks dalam pragmatik yang terdapat dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak.

Kalimat yang mengandung gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik dari penelitian ini berjumlah 71 kalimat. Rincian jenis gaya bahasa

tersebut sebagai berikut. Gaya bahasa ironi 4 buah, inuendo 16 buah, sarkasme 15

buah, sinisme 12 buah, anafora 1 buah, epizeukis 9 buah, koreksio atau

epanortosis 2 buah, asonansi 4 buah, eufemisme 2 buah, ellipsis 1 buah, apofasis

1 buah, pleonasme 1 buah, polisindenton 1 buah. Dari penelitian ini juga meneliti

makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa.

Peneliti menemukan 9 (sembilan) makna gaya bahasa yang muncul

berdasarkan konteks dalam pragmatik. Gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

tuturan film Marlina si pembunuh dalam empat babak adalah makna pragmatik

‘menanyakan sesuatu’, makna pragmatik ‘memberikan penjelaskan’, makna

pragmatik ‘menggambarkan’, makna pragmatik ‘membandingkan’, makna

pragmatik ‘memberi pujian’, makna pragmatik ‘mengancam’, makna pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

86

‘memberi perintah’, makna pragmatik ‘menunjukkan sesuatu’, dan makna

pragmatik ‘menunggu’.

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, peneliti

memberikan saran mengenai penelitian sejenis. Berikut ini merupakan saran dari

peneliti.

1. Hasil penelitian tentang pemanfaatan gaya bahasa dalam film Marlina si

pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho ini dapat dijadikan

bahasan pertimbangan dan referensi pembaca dalam menganalisis hal

yang berkaitan dengan penelitiannya

2. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan gaya bahasa dalam film

Marlina si pembunuh dalam empat babak karya Garin Nugroho, dalam

penelitian ini mengkaji gaya bahasa berdasarkan konteks dalam

pragmatik. Diharapkan bagi peneliti yang akan meneliti terkait dengan

film Marlina agar dapat mengidentifikasi dengan lebih akurat dan lebih

dikembangkan lagi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memunculkan penelitian lain

tentang pemanfaatan gaya bahasa pada daerah lain, subjek lain, serta

dengan rumusan masalah yang bervariatif.

4. Penelitian ini dapat juga dikembangkan dengan menganalisis feminisme

yang terdapat dalam film Marlina si pembunuh dalam empat babak

karya Garin Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

87

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sopyan. 2016. Kajian Stilistika Pragmatik Gaya Bahasa Pada Puisi Shaykh

Hamza Yusuf Hanson. Tesis Program Pascasarjana (S2). Solo: Linguistik

Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sebelas Maret.

Asmaniah, Zainah. 2015. Naskah Drama Rajapati Karangan Ahmad Bakri

(Kajian Struktural Dan Pragmastilistik). Jurnal Program Studi Bahasa

dan Sastra Indonesia. Garut: Bahasa dan Seni. FKIP. STKIP.

Black, Elizabeth. 2011. Stilistika Pragmatik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bradford, Richard. 1997. Stylistic. USA and Canada: Routledge.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Pranowo. 2014. Teori Belajar Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: PT

Dioma.

Ratnasari, Dwi Meila. Suspensi dalam Wacana Humor Waktu Indonesia

Bercanda Net Tv: Kajian Pragmastilistika. Jurnal Program Studi Sastra

Indonesia. Surabaya: Bahasa dan Seni. FKIP. Universitas Negeri

Surabaya.

Rohman, Nur. 2016. Pemanfaatan Aspek Stilistika Pragmatik Sebagai Strategi

Mengritik dalam Wacana Lirik Lagu Campursari. Tesis Program

Pascasarjana (S2). Yogyakata: Linguistik. Fakultas Ilmu Budaya.

Universitas Gadjah Mada.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyuni, Indah. 2014. Pragmatik. Diterjemahkan dari George Yule. 1996.

Pragmatics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wicaksono, Andri. 2014. Stilistika. Bandarlampung: Garudhawaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

88

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yogiswara, I Made Bagus Ocky. 2018. Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Artikel

Opini Harian Kompas Edisi Januari 2017. Skripsi Program Studi Bahasa

Sastra Indonesia. Yogyakarta: Bahasa dan Seni. FKIP. Universitas Sanata

Dharma.

https://media.neliti.com/media/publications/11763-ID-transformasi-gaya-bahasa-

dalam-karya-sastra-terjemahan.pdf. Diakses 18 Agustus 2018.

https://core.ac.uk/download/pdf/32452906.pdf tentang Unsur-Unsur Stilistika

dalam Puisi Tiongkok. Diakses 23 Agustus 2018.

http://eprints.uny.ac.id/9514/3/bab%202-08205244019.pdf. Diakses 8 Agustus

2018.

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15265/BAB%20III.pdf?s

equence=7&isAllowed=y. Diakses 2 November 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM FILM MARLINA SI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI