pelumasan

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bekang Pemilihan Judul Kondisi pembangkit sangat ditentukan oleh pemeliharaannya, dengan perawatan yang baik, pembangkit akan dalam kondisi prima. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah perawatan minyak pelumas. Meski sederhana, jenis perawatan ini sering menyisakan persoalan pemilihan pelumas yang tepat dan hal-hal yang berkaiatan dengan penggantiannya. Pasalnya, pelumas di pasaran tidak hanya berbeda merek tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. Penggunaan minyak pelumas pada unit pembangkit ditujukan untuk mencegah gesekan antar komponen yang bergerak pada tubin-generator. Berbagai kendala akan dihadapi dalam proses pemeliharaan minyak pelumas. Salah satunya adalah kenaikan temperatur pada minyak pelumas. Hal ini menjadi perhatian serius bagi keberlangsungan kinerja pembangkit, karena akan mempengaruhi setiap detail dari komponen pembangkit yang terkait langsung dengan pelumasan, sehingga akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja pembangkit. Dengan mempertimbangkan kepentingan tersebut, kami mencoba mengangkat tema “Pengaruh Kenaikan Temperatur Minyak Pelumas terhadap Kinerja Turbin”. Dengan 1

Upload: iwan-ruhiyana

Post on 20-Jun-2015

900 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelumasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekang Pemilihan Judul

Kondisi pembangkit sangat ditentukan oleh pemeliharaannya,

dengan perawatan yang baik, pembangkit akan dalam kondisi

prima. Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital

adalah perawatan minyak pelumas. Meski sederhana, jenis

perawatan ini sering menyisakan persoalan pemilihan pelumas

yang tepat dan hal-hal yang berkaiatan dengan penggantiannya.

Pasalnya, pelumas di pasaran tidak hanya berbeda merek tetapi

juga memiliki berbagai spesifikasi. Penggunaan minyak pelumas

pada unit pembangkit ditujukan untuk mencegah gesekan antar

komponen yang bergerak pada tubin-generator.

Berbagai kendala akan dihadapi dalam proses pemeliharaan

minyak pelumas. Salah satunya adalah kenaikan temperatur

pada minyak pelumas. Hal ini menjadi perhatian serius bagi

keberlangsungan kinerja pembangkit, karena akan

mempengaruhi setiap detail dari komponen pembangkit yang

terkait langsung dengan pelumasan, sehingga akan berpengaruh

terhadap efisiensi kerja pembangkit.

Dengan mempertimbangkan kepentingan tersebut, kami

mencoba mengangkat tema “Pengaruh Kenaikan Temperatur

Minyak Pelumas terhadap Kinerja Turbin”. Dengan memahami

keterkaitan fungsi pelumasan dengan kinerja turbin dharapkan

keausan logam akibat gesekan langsung yang disebabkan

lemahnya sistem pelumasan, dapat ditanggulangi. Sehingga hasil

kerja optimal dari unit pembangkit dapat diperoleh.

1.2 Sumber Data Pendukung

Dalam menyusun makalah ini, kami menggunakan berbagai

liteatur pendukung, diantara:

1

Page 2: Pelumasan

- Artikel pada internet “Air Cooling System” yang diterbitkan oleh

PT.Indonesia Power.

- Makalah yang disusun sebagai laporan Kerja Praktek pada PLTA

Cirata berjudul “Analisis Kenaikan Temperatur pada Thrust

Bearing”.

- Hand book yang dikeluarkan oleh PT.PLN Unit Jasa Pelatihan dan

Pendidikan Padang tentang “sistem Pelumasan pada

Pembangkit”.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Fungsi Pelumasan dalam Sistem Pembangkit

Sistem pelumasan merupakan salah satu bagian penting pada

suatu unit pembangkit. Pelumasan digunakan untuk mengurangi

keausan peralatan. Keausan pada peralatan diakibatkan oleh

adanya sebuah gaya yang menambah gerak gesek antara dua

permukaan yang berhubungan atau dengan kata lain diistilahkan

dengan gaya gesek. Meskipun permukaan sebuah benda terlihat

sangat licin, namun jika diamati dengan mikroskop, akan terlihat

tonjolan dan lengkungan. Hal inilah yang menyebabkan adanya

suatu tahanan terhadap gerakan yang disebut dengan friction.

Gesekan akan menyebabkan aus atau kerugian material pada

bagian yang bergerak.

Dalam hal ini pelumas berperan dalam mengurangi gesekan

dan keausan dengan memisahkan antara kedua permukaan yang

bersinggungan, serta merubah gesekan padat menjadi gesekan

fluida (gesekan cair).

Disamping berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan,

pelumasan juga memiliki peranan dalam:

1. Mengurangi panas.

Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak akan

menghasilkan panas, dimana panas yang berlebihan dapat

2

Page 3: Pelumasan

merusak bagaian-bagaian peralatan. Pelumas berperan

sebagai heat transfer akibat gesekan tadi.

3

Page 4: Pelumasan

2. Mengurangi Korosi.

Karat dapat ditimbulkan oleh asam, alkaline bahkan air,

kemudian karat akan menimbulkan lubang pada permukaan.

Dengan adanya lubang tersebut membuat permukaan yang

licin menjadi kasar sehingga memperbesar gesekan. Pelumas

akan mengatasinya dengan membuat suatu rintangan

pengaman antara permukaan dan bahan-bahan yang merusak

tersebut.

3. Membentuk perapat.

Pelumas juga digunakan sebagai perapat untuk mencegah

kontaminasi dari luar peralatan. Dalam beberapa hal,

pelumasan juga dapat menyerap kotoran yang menyebabkan

kerusakan pada peralatan.

4. Mengurangi Kejutan

Beban kejut banyak terjadi pada banyak peralatan mesin jika

kedua permukaan beradu sangat cepat. Sebagai contog pada

gigi-gigi pada roda gigi kecepatan tinggi yang berhubungan

satu sama lain. Penggunaan pelumas akan memperkecil

kejutan atau benturan pada beban, sehingga mengurangi

keausan pada roda gigi tersebut dan bunyi yang ditimbulkan.

4

Page 5: Pelumasan

BAB II

ANALISA MASALAH

2.1 Jenis Pelumasan

Tiga kelompok utama pelumasan yang digunakan pada unit-

unit pembangkit, yaitu:

1. Minyak

2. Grease

3. Pelumas Khusus

Dalam bahasa ini kami hanya akan secara khusus membahas

Minyak Pelumas.

Minyak Pelumas

Dua jenis minyak pelumas adalah minyak mineral dan

minyak sintesis. Minyak pelumas mineral adalah jenis pelumas

yang banyak digunakan pada unit pembangkit dan merupakan

hasil sampingan dari penyulingan minyak mentah. Minyak

pelumas mineral hasil penyulingan tersebut disaring untuk

mengeluarkan senyawa dan benda-benda asing lainnya. Proses

ini menghasilkan beberapa tingkat minyak pelumas mineral

yang berbeda. Tingkat tersebut ditentukan oleh jumlah proses

penyulingan dan jenis minyak mentah yang disuling.

Karakteristik Minyak Pelumas

Karakteristik dari minyak pelumas menggambarkan

kemampuan pelumasannya. Sifat –sifat dari pelumas tersebut

adalah:

1. Kekentakan (viscosity)

Kekentalan merupakan sifat terpenting dari minyak

pelumas, yang merupakan ukuran yang menunjukan

tahanan minyal terhadap suatu aliran. Minyak pelumas

dengan viskositas tinggi adalah kental, berat dan

5

Page 6: Pelumasan

mengalir lambat. Ia mempunyai tahanan yang tinggi

terhadap geraknya sendiri serta lebih banyak gesekan

di dalam dari molekul-molekul minyak yang saling

meluncur satu diatas yang lain. Jika digunakan pada

bagian-bagian mesin yang bergerak, minyak dengan

kekekantalan tinggi kurang efisien karena tahanannya

terhadap gerakan. Sedangkan keuntungannya adalah

dihasilkan lapisan minyak yang tebal selama

penggunaan.

Minyak dengan kekentalan rendah mempunyai

geekan didalam dan tahanan yang kecil terahdap

aliran. Suatu minyak dengan kekentalan rendah

mengalir lebih tipis. Minyak ini dipergunakan pada

bagian peralatan yang mempunyai kecepatan tinggi

dimana permukaannya perlu saling berdekatan seperti

pada bantalan turbin.

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan

aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul

– molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis

cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki

viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan– bahan

yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang

tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan

hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu

aliran viskos sebagai :

Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan

sehubungan dengan gesekannya.

Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian,

dimana perbandingan antara tegangan geser (s)

dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter

inilah yang disebut dengan viskositas.

6

Page 7: Pelumasan

Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah

bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua

bidang tersebut.

Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi

oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu

bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika

bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak

memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya,

maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan

fluida.

2. Index kekentalan

Kekentalan minyak pelumas akan berubah sesuai

keadaan temperatur dan tekanannya. Kekentalan akan

berkurang jika temperatur naik. Viskositas index

adalah suatu ukuran yang menyatakan berat banyak

kekentalan. Jumlah pertambahan kekentalan tersebut

dibandingkan dengan kekentalan dari dua jenis minyak

yang telah diketahui besarnya. Index kekntalan

dinyatakan dari angka 0 sampai 100. Temperatur

suatu peralatan sangat menentukan pemilihan jenis

minyak pelumas. Jika temperatur kerja minyak terlalu

tinggi, maka kekentalannya akan terlalu rendah untuk

memberikan pelumasan yang diperlukan.

7

Page 8: Pelumasan

3. Titik lumer

Titik lumer adalah suatu temperatur dimana minyak

mulai mengalir. Minyak pelumas yang digunakan

didalam suatu sistem pendinginan atau dalam suhu

dingin harus mempunyai titik lumer yang rendah

8

Page 9: Pelumasan

4. Titik nyala

Titik nyala adalah suatu temperatur dimana

pencampuran uap minyak dengan udara baru mulai

terbakar tidak akan menyala.

5. Titik bakar dan kandungan asam.

Titik bakar adalah suatu temperatur dimana minyak

akan menyala terus paling sedikit lima detik jika

dibakar. Jenis minyak pelumas yang digunakan untuk

melayani temperatur tinggi harus mempunyai titik

tuang dan titik bakar yang tinggi.

6. Kandungan Asam

Penentuan kandungan asam yang terdapat pada

minyak merupakan cara yang baik untuk mengetahui

lama penggunaan minyak, dimana jumlahnya dinyakan

dengan angka-angka netralisasi keasaman minyak

akan bertambah terjadinya penguraian terhadap sifat-

sifat minyak. Pengukuran terhadap jumlah asam dapat

memberikan informasi terhadap perlunya penggantian

peralatan minyak.

9

Page 10: Pelumasan

2.2 Sistem Pelumasan

1. Sistem Terbuka

Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak

pelumas baru kepada permukaan yang bergerak, dan

pelumas yang telah digunakan dibuang.

1.1Pelumasan dengan Tangan

Pelumasan dengan tangan adalah sistem

pelumasan terbuka yang paling sederhana dan

tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyai

penggunaan yang terbatas pada unit pembangkit

dan metode ini untuk kebanyakan penggunaan

telah diganti karena adanya hal-hal yang tidak

menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam

sistem pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit

mengontrol pemasukan pelumas, yang

memungkinkan adanya kelebihan asupan sehingga

dapat menimbulkan kebocoran. Begitu pula ketika

peralatan mengalami kekurangan pelumas, kita

sulit mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan

keausan.

1.2Continous Lubrication

Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit

pembangkit untuk mengurangi kebutuhan akan

pelumasan dengan tangan. Peralatan tersebut akan

mensuplai sejumlah pelumas secara kontinue pada

bagian-bagian peralatan yang bergerak.

2. Sistem Tertutup

Sistem pelumasan tertutup menggunakan

pelumasan yang sama secara berulang-ulang. Dua

jenis sistem pelumasan tertutup, yaitu:

2.1 Nonforced lubrication (Pelumasan tanpa tekanan)

10

Page 11: Pelumasan

2.2 Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)

Sistem pelumasan paksa menggunakan minyak

yang bertekanan untuk melumasi bagian-bagian

peralatan yang bergerak. Dalam sistem ini

digunakan pompa untuk menekan minyak tersebut

2.3 Kinerja Turbin

Bearing digunakan untuk menopang atau menahan beban.

Desain dari generator bearing adalah tipe kombinasi yang berarti

guide bearing dan trush bearing terletak dalam rumah yang

sama. Bearing yang digunakan untuk menyangga poros adalah

trush bearing. Bearing di desain dan dikonstruksikan berdasarkan

penemuan terakhir dari ilmu gesekan fluida modern. Ketika

generator-rotor berputar, permukaan bering tidak saling kontak.

Hal ini terkadi akibat adanya pelumasan yang dapat mengangkat

beban.

Hal yang mempengaruhi keinerja bearing yang secara

langsung juga berpengaruh pada kinerja turbin adalah:

- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang

bergerak.

- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang

masuk ke turbin.

- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan

mesin jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban

kejut jelas dapat menimbulkan keausan dan bunyi.

2.4 Pelumasan pada Komponen Pembangkit

- Pengaruh gaya gesek terhadap kenaikan temperatur minyak

pelumas

Komponen utama yang dianggap perlu mengalami pelumasan

adalah bearing. Bearing dengan beban yang berat atau

digunakan pada peralatan dengan start yang lambat dan

11

Page 12: Pelumasan

kecepatan tinggi dapat menimbulkan kenaikan temperatur akibat

gesekan.

Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang

menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan

konstan v, kemudian diberikan suatu lapisan fluida berupa

minyak pelumas, dimana fluida dibawahnya akan membentuk

suatu lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan

tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang

seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas

sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama

dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di

suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap. Dengan tidak

adanya tekanan fluida menjadi

Pada fluida newtonian perbandingan antara besaran kecepatan

geser dan tegangan geser adalah konstan,

dimana parameter (h) ini didefinisikan sebagai viskositas absolut

(dinamis) dari suatu fluida. Dengan menggunakan satuan

internasional ; N, m2, m, m/s untuk gaya, luas area panjang dan

kecepatan, maka besaran viskositas dapat dinyatakan dengan :

12

Page 13: Pelumasan

Untuk mencegah peralatan dari kenaikan temperatur yang tinggi,

diperlukan suatu aliran minyak yang terdistribusi dengan cepat,

sehingga laju aliran minyak menuju cooler dapat mengadopsi

nilai panas dari peralatan tersebut.

2.5 Pengaruh Kenaikan Temperatur Pelumas dengan Kinerja

Peralatan

- Akibat kenaikan temperatur terhadap kinerja pelumas

13

Page 14: Pelumasan

Kenaikan temperatur minyak pelumas sangat mempengaruhi

performace dari sistem pelumasan. Kenaikan temperatur yang

berada diluar temperatur kerjanya sangat merugikan. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya viskositas merupakan

parameter penting dari pelumasan. Viskositas pelumas ini sangat

tergantung pada kerjanya. Besaran viskositas berbanding terbalik

dengan perubahan temperatur. Kenaikan temperatur akan

melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga

akan menurunkan nilai viskositasnya. Sehingga karakteristik

viskositas minyak pelumas yang sangat bergantung pada

temperatur lingkungannya (indeks viskositas).

Suatu minyak pelumas dianggap memiliki indeks viskositas

yang baik, jika pada suhu rendah, komponen pelumasan tidak

mengalami kesulitan untuk melakukan start (saat kondisi minyak

pelumas kental), dan pada saat suhu tinggi saat mesin telah

bekerja, bagian – bagian antar mesin tidak bergesekan secara

langsung (saat kondisi minyak pelumas menjadi encer). Minyak

pelumas seharusnya memiliki selisih viskositas yang kecil saat

suhu rendah dan tinggi. Sejalan dengan waktu pemakaiannya,

maka rentang selisih minyak pelumas pada suhu tinggi dan

rendahnya akan semakin melebar, yang berarti minyak pelumas

sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

- Pengaruh rendahnya viskosity terhadap kinerja peralatan

Dalam hal pelumasan, kenaikan temperatur yang berlebihan

jelas menurunkan nilai viskositas pelumasnya, sehingga tidak

dapat memberikan pelumasan yang diperlukan, akibatnya

kenaikan temperatur pada komponen dan rusaknya geometri

pada komponen (bearing). Semakin kecil harga viskositas

pelumas maka tinggi film pelumas akan semakin berkurang. Hal

ini dapat kita lihat bahwa semakin kecil harga viskositas, maka

performance number akan semakin kecil pula.

14

Page 15: Pelumasan

Kenaikan temperatur yang disebabkan rendahnya kinerja

pendingin mengakibatkan suhu pada stator generator, minyak

bantalan dan bantalan pada generator dan turbin naik. Kenaikan

suhu komponen-komponen tersebut pada limit tertentu

(overheat) mengakibatkan unit trip. Di bawah ini adalah tabel

limit overheat komponen-komponen di atas yang mengakibatkan

terjadinya pemberhentian darurat unit (emergency trip).

Lebih jelasnya, berkurangnya index viskositas akibat kenaikan

temperatur akan menimbulkan kontak yang lebih dekat antar

komponen-komponen yang saling menekan akibat tidak

mampunya fluida menahan gaya gesek (gaya gesek dihadapi

langsung oleh logam). Khususnya pada bearing dan poros,

kondisi seperti itu akan mengakibatkan rugi gesek yang demikian

besar, sehingga berakibat pada naiknya torsi pembebanan pada

turbin. Hal inilah yang kemudian akan mengakibatkan unit

pembangkit mengalami gangguan, hingga akhirnya menjadi trip

jika tidak segera ditanggulangi.

15

Page 16: Pelumasan

TemperaturH2 (o C)

Temperatur

trip

H1 (o C)

Temperatur

alarm

L1 (o C) L2 (o C)

Turbin guide bearing oil

Turbin guide bearing

Generator guide bearing

Generator thrust bearing

Generator bearing oil

Stator

70

70

85

85

90

117

65

65

80

80

85

110

10

10

10

10

20

-

5

5

5

5

10

-

2.6 Analisa Kenaikan Tempetarur Pelumas

- Pendekatan teori dan perhitungan mengapa hal tersebut terjadi.

Kenaikan temperatur sangat mungkin terjadi, jika range

temperatur kerja antara temperatur masuk (T1) dengan

temperatur keluar (T2) melebihi harga yang direncanakan. Pada

saat pelumasan tersebut didinginkan (seharusnya pelumasan

mengalami perubahan temperatur dari T2 kembali ke T1)

menjadi T1’ (yang harganya lebih tinggi dari T1). Hal ini biasa

terjadi karena untuk transfer panas dari T2 ke T1 melebihi

kemampuan dari cooler. Akibatnya temperatur pelumas masuk

(T1) melebihi harga yang seharusnya (T1’). Demikian juga

temperatur keluar, akan memiliki harga T2’ yang lebih tinggi dari

T2. Demikian seterusnya peristiwa ini berlangsung, sehingga

temperatur pelumas akan terus mengalami kenaikan.

16

Page 17: Pelumasan

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

3.1 Prosedur Sistem Pelumasan

Setiap sistem pelumasan didalam unit pembangkit harus

mempunyai suatu prosedur. Prosedur pelumasan adalah suatu

dokumen tertulis yang menguraikan syarat-syarat pelumas dari

suatu sistem.

Prosedur sistem pelumasan tersebut biasanya akan

menunjukan atau memberitahukan:

- Temperatur dan tekanan kerja

- Jenis pelumas yang digunakan

- Berapa kali sistem pelumas tersebut membutuhkan

pemeliharaan kondisi atau penggantian.

3.2 Pendinginan Minyak Pelumas

Pendingin minyak berfungsi untuk menyerap panas pada

minyak sebagai akaibat adanya gesekan pada bearing atau

bagian-bagian peralatan yang bergerak lainnya. Seperti halnya

temperatur minyak yang meninggalkan bearing turbin adalah

lebih kurang 160oF. Pendingin minyak akan menurunkan

temperatur tersebut menjadi lebih kurang 120oF untuk digukan

kembali. Oil cooler adalah alat yang digunakan sebagai heat

transfer pada minyak pelumas. Oil cooler merupakan bejana

dengan pipa-pipa.

Air dingin dialirkan melalui bagian dalam pipa-pipa. Minyak

dipompakan ke dalam bejana dan sekeliling pipa. Panas yang

terdapat dalam minyak dipindahkan kepipa dan dan diserap oleh

air. Pada jenis pendingin minyak yang lain, minyak dialirkan

melalui pipa-pipa dengan air berada didalam tabung tesebut.

17

Page 18: Pelumasan

3.3 Tindakan Pencegahan

Memelihara pelumasan peralatan dengan tepat adalah

sangat penting. Perlu diingat bahwa pelumas dapat hilang daya

pelumasannya dengan menggunakannya, hal ini disebut dengan

terurai. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya

pencemaran, seperti debu batu bara atau air yang

masukkedalam minyak, atau kehilangan suatu bahan tambahan.

Panas yang berlebihan atau pencemaran dapat menyebabkan

hilangnya penyaringan minyak tersebut.

3.4 Pemeliharaan Kondisi Minyak

Pemeliharaan kondisi minyak berfungsi mengeluarkan kotoran

untuk membersihkan minyak dan memurnikannya. Kontaminasi

pada minyak mengurangi sifat-sifat melumas dan dapat

menyebabkan gesekan da keausanyang tinggi. Beberapa contoh

zat yang menyebabkan kontaminasi minyak adalah air, pasir,

partilel-partikel logam, karat, abu dan lain-lain.

Pada unti pembangkit ada beberapa cara yang digunakan untuk

memelihara kondisi minyak, diantaranya:

- Settling tanks (tanki penandan)

Settling tanks dapat mengeluarkan air dan bahan-bahan padat

dari dalam minyak dengan menggunakan pengaruh gravitasi

bumi. Gaya gravitasi akan menengelamkan zat yang memiliki

padatan lebih tinggi. Contonya, air lebih padat dari pada

mineral, sehingga air akan mengendap ke dasar tangki

pengendap, demikian juga lumpur dan bahan pencemar

lainnya.

- Saringan Minyak (oil filter)

Saringan minyak dapat menyaring bahan-bahan yang dapat

mencemari minyak. Alat ini terdiri dari bahan-bahan penyaring,

meliputi: metal screen, kawat kasa, selulosa tanah liat, bulu

kempa (felt) dan kertas. Cara kerjanya dengan mengalirkan

18

Page 19: Pelumasan

minyak kotor melalui suatu saluran, maka saringan akan

menyaring atau menahan bahan-bahan pencemaran

membiarkan minyak melaluinya.

19

Page 20: Pelumasan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas

merupakan sebuah cara efektif untuk mengatasi berbagai akibat dari

pergerakann (perputaran) pada unit pembangkit yang berlangsung

secara kontinue. Pergerakan tersebut jelas menimbulkan masalah-

masalah pada kinerja turbin yang diwakili oleh peranan bearing,

seperti:

- Timbulnya panas, akibat gesekan pada benda-benda yang

bergerak.

- Korosi, akibat dari kontaminasi zat-zat tertentu yang

masuk ke turbin.

- Kejutan, beban kejut dapat terjadi pada banyak peralatan

mesin jika dua permukaan beradu sangat cepat. Beban

kejut jelas dapat menimbulkan keausan dan bunyi.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan sistem

pelumasan tepat guna. Dengan memperhatikan kinerja minyak

pelumas, yang salah satunya adalah temperatur. Temperatur minyak

pelumas perlu dilihat secara lebih dekat (dengan teliti) untuk

menjaminkerja secara memadai. Suatu penambahan temperatur

dapat berarti gangguan pada sistem pendingin minyak, gesekan yang

berlebihan pada bearing, sirkulasi minyak yang tidak baik. Pada

batasan tertentu kenaikan temperatur dapat melebehi kapasitas

(overheating). Kenaikan suhu komponen-komponen tersebut pada

limit tertentu (overheat) mengakibatkan unit trip dan

menmungkinkan terjadinya pemberhentian darurat unit (emergency

trip).

Saran

20

Page 21: Pelumasan

Unit pembangkit harus mempunyai progran yang menjamin

bahwa semua peralatan dilumasi secara tepat dan terus menerus.

Hal-hal yang berkenaan dengan program pencegahan adalah:

- Semua permukaan yang saling menekan dan bergesekan harus

dilumasi

- Pelumasan yang digunakan hendaknya sesuai dengan peralatan

yang bersangkutan

- Pelumasan tambahan sebaiknya selalu ada didalam gudang

- Rencana pelumasan hendaknya dikembangkan untuk setiap

peralatan Rencana tersebut meliputi, tipe pelumas, tempat

dan jumlah pelumas yang diperlukan, dan syarat-syarat untuk

mengganti pelumas yang telah digunakan.

- Minyak peluma yang baru dibeli harus ditest untuk memastikan

pelumas telah tepat dengan grade atau tipenya.

- Minyak pelumas harus diperiksa dan jika perlu kocok sebelum

digunakan.

- Minyak harus disimpan secara hati-hati untuk mencegah

pencemaran. Tanki minyak harus dibersihkan sebelum

digunakan kembali.

- Secara periodik, contoh minyak harus diambil dari setiap bagian

mesin untuk ditest. Hasil testyang tidak memuaskan

hendaknya diteliti untuk kemudian diperbaiki.

21