modul sist. pelumasan & pendinginan

74
Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004 i KATA PENGANTAR Sesuai dengan peran dan fungsi dalam pengembangan SDM di lingkungan pendidikan menengah kejuruan, Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung dari waktu ke waktu terus meningkatkan perangkat lunak pembelajaran diklat. Upaya peningkatan ini juga dilakukan sehubungan dengan diadakannya Standar Kompetensi Guru (SKG) bagi guru kejuruan SMK. Untuk mendukung implemantasi standar kompetensi tersebut, PPPG Teknologi Bandung sebagai penyelenggara diklat terus mengupayakan penyediaan sumber-sumber pembelajaran yang relevan dan bermakna. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan baik teori maupun praktik, diupayakan didukung dengan perangkat pembelajaran yang lebih memadai, antara alin dengan penyediaan buku teks, bahan ajar atau modul. Dalam memenuhi sebagian dari perangkat pembelajaran tersebut, para widyaiswara/instruktur/staf PPPG Teknologi Bandung telah menyusun modul/bahan ajar ini. Penyusunannya telah diupayakan mengacu pada pencapaian standar kompetensi. Intinya berisikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dan bermakna dan juga setara dengan tuntutan kompetensi industri dan masyarakat secara luas. Dengan demikian, modul diharapkan disamping utamanya untuk digunakan pada diklat bagi guru SMK/STM, juga dapat digunakan untuk industri dan masyarakat luas yang memerlukan jenjang kompetensi yang sepadan seperti yang tertulis dalam modul ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan masukan dari setiap pembaca sangat diharapkan demi untuk penyempurnaan selanjutnya. Bandung, Agustus 2004 Kepala, Dr. Masriam Bukit, M.Pd. Nip.130 320 683

Upload: hari-krismanto

Post on 31-Jul-2015

532 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

i

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan peran dan fungsi dalam pengembangan SDM di lingkungan pendidikan

menengah kejuruan, Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung dari waktu ke

waktu terus meningkatkan perangkat lunak pembelajaran diklat. Upaya peningkatan ini juga

dilakukan sehubungan dengan diadakannya Standar Kompetensi Guru (SKG) bagi guru

kejuruan SMK.

Untuk mendukung implemantasi standar kompetensi tersebut, PPPG Teknologi Bandung

sebagai penyelenggara diklat terus mengupayakan penyediaan sumber-sumber pembelajaran

yang relevan dan bermakna. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan baik teori maupun

praktik, diupayakan didukung dengan perangkat pembelajaran yang lebih memadai, antara

alin dengan penyediaan buku teks, bahan ajar atau modul.

Dalam memenuhi sebagian dari perangkat pembelajaran tersebut, para

widyaiswara/instruktur/staf PPPG Teknologi Bandung telah menyusun modul/bahan ajar ini.

Penyusunannya telah diupayakan mengacu pada pencapaian standar kompetensi. Intinya

berisikan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dan bermakna dan juga

setara dengan tuntutan kompetensi industri dan masyarakat secara luas.

Dengan demikian, modul diharapkan disamping utamanya untuk digunakan pada diklat bagi

guru SMK/STM, juga dapat digunakan untuk industri dan masyarakat luas yang memerlukan

jenjang kompetensi yang sepadan seperti yang tertulis dalam modul ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih terdapat kekurangan, sehingga

saran dan masukan dari setiap pembaca sangat diharapkan demi untuk penyempurnaan

selanjutnya.

Bandung, Agustus 2004

Kepala,

Dr. Masriam Bukit, M.Pd.

Nip.130 320 683

Page 2: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

ii

REKOMENDASI INDUSTRI

Page 3: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

REKOMENDASI INDUSTRI ……............................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ........................................................................................................... v

A. Prasyarat Kemampuan .............................................................................................. vi

B. Keselamatan Kerja ................................................................................................... vi

C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................................................... vi

KEGIATAN BELAJAR 1 .......................................................................................... 1

FUNGSI DAN KONSTRUKSI SISTEM PELUMASAN ............................................. 1

A. Gesekan dan Fungsi Sistem Pelumasan ..................................................................... 2

B. Jenis Sistem Pelumasan Mesin ................................................................................. 4

C. Konstruksi dan Cara Kerja Komponen Sistem Pelumasan ....................................... 7

D. Minyak Pelumas ...................................................................................................... 14

E. Sistem Penyaringan Minyak Pelumas ..................................................................... 18

Lembar Kegiatan Peserta 1 .......................................................................................... 23

KEGIATAN BELAJAR 2 ....................................................................................... 24

FUNGSI DAN KONSTRUKSI SISTEM PENDINGIN MESIN .................................. 24

A. Fungsi Sistem Pendingin ......................................................................................... 25

B. Prinsip Perpindahan Panas ...................................................................................... 26

C. Komponen Sistem Pendingin Air ........................................................................... 27

D. Air Pendingin dan Zat Aditif .................................................................................. 40

Lembar Kegiatan Peserta 2 .......................................................................................... 45

KEGIATAN BELAJAR 3 ....................................................................................... 46

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN MESIN ........................................................ 46

A. Mengganti Oli dan Saringan ................................................................................... 47

B. Memeriksa Pompa Oli ............................................................................................ 48

Lembar Kegiatan Peserta 3 .......................................................................................... 50

Page 4: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

iv

KEGIATAN BELAJAR 4 ....................................................................................... 51

PENGUJIAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN .......................................... 51

A. Memeriksa Visual Sistem Pendingin ...................................................................... 52

B. Memeriksa Tinggi Air Pendingin ........................................................................... 52

C. Menguji Radiator dan Tutup Radiator .................................................................... 52

D. Menguji Thermostat ................................................................................................ 54

E. Memperbaiki Sumbat Welsh atau Core Plug .......................................................... 56

F. Menyetel Tegangan Tali Kipas ............................................................................... 60

Lembar Kegiatan Peserta 4 .......................................................................................... 61

RINGKASAN PENILAIAN ............................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 64

LEMBAR PENILAIAN .................................................................................................... 65

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 66

Page 5: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

v

PENDAHULUAN

Sebuah mesin diproduksi agar dapat beroperasi dengan baik, memiliki efisiensi yang tinggi

dan biaya pemeliharaan seminimal mungkin, untuk itu diperlukan beberapa sistem yang

mendukung tujuan tersebut seperti dengan adanya sistem pemasukan dan pembuangan gas,

sistem pelumasan, sistem pendinginan dan sistem lainnya.

Sistem –sistem ini perannya sangat penting. Sebagai contoh sistem pelumasan adalah suatu

sistem yang akan menjaga bagaimana komponen yang bergerak secara mekanis dapat terus

bekerja dengan waktu yang relatif lama. Sistem ini menjamin agar oli sebagai media pelumas

harus dapat menjangkau bagian mesin yang terjauh sehingga dapat melindungi permukaan

komponen yang bergesekan, kemudian membawa partikel logam untuk dibersihkan, sekaligus

mendinginkan komponen. Bila sistem ini terganggu maka dapat dipastikan mesin akan

mengalami kerusakan yang sangat fatal.

Demikian pula halnya sistem pendinginan, oleh karena mesin itu berfungsi sebagai dapur

tenaga yang merubah energi kimia menjadi energi panas, maka sudah pasti komponen mesin

bekerja dalam suhu yang cukup tinggi. Apabila hal ini berlangsung terus tanpa batas, maka

struktur material suatu komponen akan mengalami keausan dan kelelahan serta terjadi

perubahan bentuk yang akhirnya mesin tidak dapat bekerja.

Begitu pentingnya sistem ini, maka pada panel dashboard terdapat indikator dari sistem

tertentu yang harus diperiksa oleh pengemudi (operator) untuk memastikan apakah suatu

sistem bekerja normal atau tidak.

Modul ini bertujuan mempersiapkan seorang pengajar/guru/mahasiswa atau teknisi otomotif

agar memiliki pengetahuan, keterampilan tentang cara menangani sistem pelumasan dan

pendinginan mesin.

Page 6: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

vi

A. Prasyarat Kemampuan

1. Sebelum memulai modul ini Anda harus menguasai modul kesehatan dan keselamatan

kerja

2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya panas dalam mesin dan proses perpindahan

panas melalui konduksi, konveksi dan radiasi.

B. Keselamatan Kerja

1. Semua prosedur keselamatan kerja di bengkel wajib dipatuhi selama praktik.

2. Hati-hati ketika menangani zat antifreeze dan conditioner.

3. Gunakan alat ukur dengan cermat dan hindari penempatan yang tidak rapi.

4. Jangan pernah membuka tutup radiator ketika suhu mesin masih panas karena uap atau

air pendingin yang panas dapat mencederai anggota tubuh.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Sebelum mempelajari modul ini, bacalah tujuan kemudian fahami dan hayati apa yang

harus dicapai

2. Bacalah modul ini secara bertahap

3. Materi teori dapat dipelajari di luar tatap muka. Tanyakan pada pelatih tentang hal-hal

yang kurang dipahami

4. Untuk menyakinkan pemahaman Anda, jawablah pertanyaan dan tugas pada buku atau

kertas lain sampai mencapai hasil 100% benar

5. Setelah selesai mengisi pertanyaan, Anda dapat meminta kepada pelatih untuk uji

teori. Hasil minimal 80%, apabila belum mencapai, maka Anda harus kembali

mempelajari modul ini.

6. Setelah dinyatakan lulus teori oleh pelatih, Anda dapat mengikuti latihan praktik

7. Apabila Anda sudah siap diuji praktik, maka Anda dapat mengajukannya kepada

pelatih.

8. Pernyataan kelulusan Anda dapat dilihat dari hasil penilaian akhir yang telah

ditandatangani oleh pelatih.

Adapun Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang harus dicapai melalui modul ini

adalah sebagai berikut :

Page 7: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

vii

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 1. Merperbaiki sistem

pelumasan Perbaikan sistem

pelumasan diselesaikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lain-nya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Sistem pelumasan dan komponen-komponennya diperbaiki, diganti dengan menggunakan metode dan peralatan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap kendaraan/sistem.

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan.

Seluruh kegiatan pelepasan/ penggantian sistem pelumasan dan komponen dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

Konstruksi dan cara kerja kerja sistem pelumasan .

Identifikasi kerusakan dan penggantian/ perbaikan komponen yang rusak.

Pengujian komponen sistem.

Standar prosedur keselamatan kerja.

Mematuhi keselamatan kerja sesuai dengan SOP

Prosedur perbaikan, pele-pasan dan penggantian.

Konstruksi dan kerja sistem pelumasan

Prosedur pengujian komponen sistem.

Persyaratan perlengkapan keselamatan.

Persyaratan keamanan kendaraan.

Mengidentifikasi kerusakan sistem pelumasan dan komponen-komponennya

Melaksanakan perbaikan kerusakan pada sistem pelumasan dan komponen- komponennya

Page 8: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

motif-HK bangan Penataran Guru Teknologi Bandung

Pelumasan dan Pendinginan-2004

viii

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 1. Merperbaiki sistem

pendingin dan komponen-komponen-nya.

Perbaikan sistem pendingin diselesaikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Sistem pendingin dan komponen-komponennya diperbaiki, diganti dengan menggunakan metode dan peralatan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap kendaraan/sistem.

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan.

Seluruh kegiatan pelepasan/ penggantian sistem pendingin dan komponen dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

Konstruksi dan prinsip kerja sistem pendinginan .

Identifikasi kerusakan dan penggantian/ perbaikan komponen yang rusak.

Pengujian komponen sistem.

Standar prosedur keselamatan kerja.

Mematuhi keselamatan kerja sesuai dengan SOP

Prosedur perbaikan, pele-pasan dan penggantian.

Konstruksi dan kerja sistem pendingin

Prosedur pengujian komponen sistem.

Persyaratan perlengkapan keselamatan.

Persyaratan keamanan kendaran.

Mengidentifikasi kerusakan sistem pendingin dan komponen-komponennya

Melaksanakan perbaikan kerusakan pada sistem pendinginan dan komponen- komponennya

Instalasi OtoPusat PengemSistem

Page 9: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

1/66

KEGIATAN BELAJAR 1

SISTEM PELUMASAN MESIN

Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :

1. Menjelaskan fungsi sistem dan komponen pelumasan.

2. Menjelaskan konstruksi komponen.

3. Menjelaskan cara kerja komponen.

Page 10: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

A. Gesekan dan Fungsi Sistem Pelumasan Mesin

Gesekan adalah alasan utama mengapa pelumasan diperlukan pada mesin kendaraan.

Gambar berikut adalah dua permukaan logam yang diperbesar.

Catatan : Kenyataannya bahwa kedua permukaan tersebut adalah kasar. Pada saat kedua

permukaan tersebut bergesekan, ujung-ujung tonjolan akan beradu dan menyebabkan

panas dan keausan.

Gambar ini menunjukkan apa itu gesekan :

Gambar 1. Permukaan Logam yang Kasar

Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak diantara dua bidang permukaan

yang bergesekan, lapisan tersebut akan memberikan jarak kepada kedua permukaan

sehingga kedua permukaan tersebut tidak saling bersentuhan. Gesekan didefinisikan

sebagai perlawanan terhadap gerakan antara dua benda yang bersinggungan satu sama

lain. Setiap kali ada dua benda bergerak terjadi gesekan. Besarnya gesekan tergantung

pada komposisi bagian-bagian, kehalusan permukaan, besarnya gerakan dan besarnya

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

2/66

Page 11: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

3/66

tekanan yang menggerakkan keduanya. Catat bahwa pada pembakaran tekanan bantalan

poros kadang-kadang sebesar 1.000 pound atau 450 kg. Perlu diperhatikan bahwa setiap

gesekan mengakibatkan keausan. Selain itu gesekan juga menimbulkan panas.

Sebagaimana dua buah ranting yang jika saling digesekkan akan menimbulkan nyala api,

dua komponen yang bergerak dapat menimbulkan panas yang sangat besar, kadang-

kadang dapat mengakibatkan bantalan poros menjadi meleleh.

Ada dua macam gesekan. Jenis pertama yang disebut pada paragraf pertama bab ini

disebut sebagai gesekan kering, karena tidak ada bahan yang berada di antara kedua

benda bergerak. Jenis yang ada pada otomotif adalah gesekan basah. Gesekan basah

terjadi di antara dua benda bergerak yang permukaanya telah dilapisi dengan suatu

bahan. Pada otomotif, bahan tersebut adalah minyak pelumas.

Mengapa diperlukan pelumasan pada mesin.

Jika anda memperhatikan komponen saat ini yang diproduksi dengan presisi oleh pabrik

dengan teknologi tinggi, - tersebut tampak sangat halus dan tanpa cacat. Tetapi jika kita

lihat dengan mikroskop, permukaan yang paling mulus ternyata mempunyai bagian-

bagian bergerigi dan ujung-ujung yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Jika dua

bagian bergerak, yang memiliki permukaan-permukaan tidak rata tersebut, saling

bertemu satu sama lain, maka akan menjadi panas dan memuai. Saat pergerakan

berlanjut bagian yang panas menggores logam dan saling menggerus. Kadang-kadang

bagian tersebut menjadi tersangkut dan tidak bisa bergerak. menjadi macet. Gaya yang

menyebabkan bagian bergerak bertemu satu sama lain dan menjadi panas, memuai serta

aus disebut dengan gesekan.

Sistem pelumasan mempunyai fungsi :

1. mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak

2. menyerap dan menyalurkan panas

3. sebagai perapat

4. membersihkan bagian-bagian yang bergerak

5. membantu menghilangkan suara berisik

Page 12: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 2. Sistem Pelumasan Mesin Kendaraan

B. Jenis Sistem Pelumasan Mesin

Sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :

1. sistem percik (circulating splash system)

2. kombinasi percik dan tekan (internal force feed and splash system)

3. sistem tekanan penuh (full internal force feed system)

4. sistem campur (mixing system)

Sistem Percik (Circulating Splash System)

Dalam sistem ini pompa oli mensuplai oli ke panci perecik (splash pan) yang terletak di

bawah poros engkol. Pada saat batang torak berputar sendok (scoop) pada ujung batang

terbenam ke dalam laluan panci perecik untuk mengambil oli.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

4/66

Page 13: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Oli yang terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian

lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya beratnya mengalir

melalui saluran-saluran oli.

Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari

percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari batang piston.

Sistem percik harus memiliki :

• batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli

• oli yang sesuai untuk percikan yang baik

Gambar 3. Sistem Pelumasan Jenis Percik

Kombinasi Percik dan Tekan (Internal Force Feed and Splash System)

Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran (galeri) utama dalam blok

mesin. Dari galeri utama oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama

(main bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem

(cam shaft bearings), poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit

pengindera (oil sending unit).

Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing silinder

atas, piston dan pena piston.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

5/66

Page 14: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Sistem Tekanan Penuh (Full Internal Force Feed System)

Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Oli tidak saja ditekan saja ke

crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh

pompa ke bantalan pena piston.

Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak piston. Dinding

silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau bantalan

batang penggerak piston.

Gambar 4. Sistem PelumasanTekananPenuh

Sistem Campur (Mixing System)

Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis

scooter. Oli pelumas mesin dicampur bersama bensin di dalam tangki bensin.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

6/66

Page 15: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

C. Konstruksi dan Cara Kerja Komponen Sistem Pelumasan

1. Karter atau panci oli

terletak pada bagian bawah untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan .

Gambar 5. Panci Oli

2. Tutup pengisi oli (Oil filler cap)

Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang

memungkinkan oli dapat dimasukkan ke dalam .

Gambar 6. Tutup Pengisi Oli dan Tongkat Pengukur

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

7/66

Page 16: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

3. Tongkat pengukur (Deep stick)

Tongkat pengukur merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang

digunakan untuk menjelaskan jumlah oli mesin dengan benar.

4. Pompa oli (Oil pump)

Pompa oli mensirkulasikan oli ke komponen-komponen untuk memberikan

pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mencegah keausan akibat

gesekan.

Gambar 7. Pompa Oli

Jenis pompa oli

Jenis pompa oli yang digunakan pada kendaraan umumnya adalah salah satu dari tipe

di bawah ini :

• external gear pump

• rotor pump

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

8/66

Page 17: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Secara umum pompa oli digerakkan secara mekanik oleh mesin dan biasanya

digerakkan dari camshaft.

4.1. External gear pump

External gear pump mempunyai 2 buah gear yang saling berkaitan dengan

sangat rapat dalam sebuah rumah. Poros penggerak menggerakkan sebuah gear

(drive gear) dan ketika gear ini berputar ia akan memutar gear yang lain (driven

gear).

Setiap kali kali gear tersebut berputar gigi-giginya akan melepas dari

perkaitannya dan menangkap oli di saluran masuk (inlet) dan membawanya

diantara celah gigi dan rumah pompa. Apabila gigi tadi saling berkaitan

kembali ia akan merapat sehingga oli tidak dapat kembali ke saluran masuk dan

akhirnya tertekan keluar (outlet) menuju sistem.

Gambar 8. Pompa Oli External

4.2. Rotor pump

Pompa ini merupakan jenis internal gear pump, dan bentuknya lebih sederhana.

Pompa ini mempunyai inner rotor yang berputar di dalam rotor ring. Inner rotor

mempunyai bubungan (lobe) yang kurang satu dari yang dimiliki rotor ring,

sehingga hanya terdapat satu bubungan yang selalu berpasangan. Dengan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

9/66

Page 18: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

perkaitan seperti ini, maka bubungan yang lain akan berada di atas bubungan

luar membentuk perapat yang akan mencegah oli kembali ke bagian saluran

masuk (inlet).

Gambar 9. Pompa Rotor

5. Katup pengaman tekanan oli (Relief valve)

Katup pembebas tekanan oli memungkinkan tekanan oli yang berlebihan untuk

kembali ke panci oli, termasuk ketika mesin dingin (oli pekat), untuk mengurangi

kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.

Gambar 10. Katup PengamanTekanan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

10/66

Page 19: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

6. Saringan oli (Oil filter)

Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran

terbawa masuk oleh oli mesin yang dapat menimbulkan kerusakan mesin. Katup By-

pass dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke mesin

dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh kotoran.

Gambar 11. Saringan Oli Spin-On

menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan

sebuah saringan kasar (strariner) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan

oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada

panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau

pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap

naik ke pompa oli atau saluran oli (lihat gambar 7).

7. Indikator tekanan oli (Oil presure indicator)

Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli

pelumas turun di bawah tekanan normal yang diizinkan agar mesin dapat bekerja

efektif.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

11/6

6

Page 20: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 12. Indikator Tekanan Oli

8. Pendingin oli (Oil cooler)

Pendinginan oli adalah sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas

dengan memindahkan kelebihan panas kepada air pendingin.

Gambar 13. Pendingin Oli

9. Katup ventilasi Ruang engkol (Positive crankcase ventilation)

Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation - PCV) dirancang

untuk membuang kebocoran asap (blow by gas) dari hasil pembakaran yang masuk

ke ruang engkol melaui cincin piston yang bocor. Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

12/66

Page 21: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 14. Ventilasi Ruang Engkol Positif

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

13/6

6

Page 22: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

D. Minyak Pelumas

Kegunaan utama minyak pelumas atau oli pada adalah untuk pelumasan bagian-bagian

yang bergerak untuk mengurangi gesekan. Oli juga mempunyai kegunaan yang lain.

Pertama untuk membantu pendinginan komponen. Alirannya yang teratur pada sistem

pelumasan membuatnya menyentuh berbagai bagian yang bergerak. Masing-masing

bagian tersebut mengalami gesekan yang menjadikannya panas. Oli menyerap panas

pada komponen-komponen tersebut. Selain mendinginkan oli juga berperan sebagai

bahan penyekat. Misalnya pada ring piston oli berfungsi sebagai penyekat akhir. Karena

bahan pembersih yang terkandung pada oli, Oli juga membersihkan dengan melepaskan

karbon dan kotoran-kotoran lainnya. Dapat pula dijelaskan bahwa sistem pelumasan

berfungsi untuk mengurangi keausan, panas serta akibat lain dari gesekan yang terjadi di

antara komponen-komponen bergerak..

Bagaimana sistem pelumasan menjangkau bagian yang memerlukannya agar dapat

berfungsi untuk mengurangi gesekan atau keausan komponen.

Sistem ini bekerja dengan cara memberikan oli pelumas ke bagian komponen-komponen

yang bergesekan. Pada komponen yang mempunyai beban tinggi, misalnya metal jalan

dan metal duduk, oli pelumas diberikan dengan memberikan tekanan tertentu.

Sedangkan bagian lain yang tidak berbeban berat, misalnya dinding silinder, oli pelumas

diberikan dengan cara dipercikkan selama poros engkol berputar.Oli mesin disimpan

dalam bak oli atau karter yang terdapat di bagian bawah . Oli dari karter dihisap oleh

pompa oli dan disirkulasikan ke seluruh bagian yang memerlukan pelumasan. Sebelum

disirkulasikan, oli tersebut disaring dengan filter oli dari kotoran atau partikel logam.

Filter oli ini dapat diganti bila sudah kotor. Pada sistem pelumasan, juga terdapat katup

pengatur tekanan oli (oil pressure regulating valve) yang berfungsi untuk mencegah agar

tekanan oli tidak berlebihan pada saat putaran tinggi.

Setelah oli melumasi ke seluruh komponen yang bergesekan, dengan sendirinya oli akan

kembali ke dalam karter dengan bantuan gaya grafitasi bumi, dan selanjutnya oli siap

untuk disirkulasikan kembali.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

14/66

Page 23: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

1. Zat Tambahan (Additive) pada minyak pelumas

Type aditif Kegunaannya

1. Anti Oxidant 2. Detergent 3. Dispersant 4. Anti karat/anti korosi 5. Anti wear/extreme

pressure 6. Pour point depressant 7. Friction medifier 8. Anti foam 9. Metal deactivator

1. Mencegah terjadinya oxidasi pada molekul

pelumas 2. Menjaga permukaan metal bebas dari kotoran

dan menetralisir asam

3. Mengendalikan kotoran/contaminant agar terdispersi secara merata dalam pelumas

4. Mencegah terjadinya korosi/karat pada bagian

metal yang berhubungan dengan pelumas 5. Mencegah gesekan & keausan bagian dalam

kondisi beban berat

6. Menekan titik beku pelumas agar mudah mengalir pada suhu rendah

7. Meningkatkan kelicinan dari film pelumas

8. Mencegah pelumas dari terbentuknya busa

9. Mengandung efek katalis dari partikel keausan

dalam mencegah akselerasi proses oksidasi pelumas.

2. Klasifikasi pelumas berdasarkan bahan dasar (base oil)

a. Pelumas mineral

Apabila 100% base-oilnya merupakan base oil mineral yang berasal dari minyak

bumi hasil pengolahan di kilang minyak

b. Pelumas sintetis

Apabila 100% base-oilnya merupakan base oil sintetik hasil sintesa kimia

sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki ketahanan oksidasi & stabilitas

kekentalan yang tinggi, proteksi terhadap keausan yang lebih baik dari pelumas

mineral.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

15/66

Page 24: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Base oil sintetik : Polyalpha olefin (PAO), Esters, Phospate Ester, Polyalkylene

Glycols (PAG), dll.

c. Pelumas Semi Sintetis

Maksimal 70% base-oilnya merupakan base-oil mineral sedangkan selebihnya

base oil sintetik.

3. Klasifikasi pelumas berdasarkan kekentalan

a. Kekentalan pelumas

Menggunakan klasifikasi yang ditentukan oleh Society of Automotive engineers

SAE .J 300

Contoh : SAE 40, SAE 50, SAE 20 W-50, dan lain-lain

b. Kekentalan roda gigi otomotif

Mengacu kepada klasifikasi SAE J 306

Contoh : SAE 80W-90, SAE 140

c. Kekentalan pelumas industri

Menggunakan klasifikasi yang ditentukan oleh International Standard

Organization (ISO)

Contoh : ISO VG 68, ISO VG 100, ISO VG 220, dan lain lain

4. Kekentalan minyak pelumas

Agar dapat menjalankan fungsinya, yaitu memisahkan komponen-komponen ,

mengurangi panas dan menjadi penyekat, maka minyak pelumas harus mempunyai

viskositas/sifat kekentalan yang memadai. Viskositas adalah perlawanan cairan

terhadap aliran. Atau dengan kata lain merupakan kekentalan minyak pelumas.

Viskositas diukur dengan viscosimeter. Minyak pelumas dipanaskan dan dialirkan

melalui lubang berukuran tertentu. Tingkat aliran yang terjadi menunjukkan tingkat

kekentalan. Semakin cepat aliran yang terjadi semakin kecil nilai viskositasnya.

Tingkat viskositas sangat penting. Minyak pelumas yang terlalu kental dan mengalir

sangat lambat akan menjadi penyekat yang baik, tetapi tidak memungkinkan untuk

bagian-bagian yang bergerak dengan lancar. Akibatnya akan sulit dinyalakan. Jika

minyak pelumas terlalu encer maka tidak dihasilkan pelumasan komponen-

komponen yang memadai dan lapisan yang diperlukan untuk mencegah kontak antar Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

16/66

Page 25: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

komponen menjadi rusak sehingga mengakibatkan keausan. Karena minyak pelumas

akan makin encer jika panas dan mengental jika dingin, maka viskositas minyak

pelumas menjadi sangat penting. Minyak pelumas harus cukup encer agar dapat

dinyalakan dengan cepat dan lancar serta cukup kental untuk menahan temperatur

yang tinggi.

Society of Automotive engineers (SAE) telah menyusun persyaratan minyak pelumas

dalam temperatur tinggi dan rendah. Minyak pelumas yang memenuhi persyaratan

temperatur rendah ditandai dengan huruf “W” sesudah tingkat viskositasnya (SAE

5W). Jika suatu minyak pelumas memenuhi persyaratan temperatur tinggi tidak

diberi tambahan huruf, hanya tingkat SAE saja (SAE 30). Ada beberapa minyak

pelumas yang multi-viskositas, yaitu memenuhi baik persyaratan SAE untuk

temperatur tinggi maupun temperatur rendah. Misalnya SAE 5W-30, 10W-30, dan

sebagainya. Minyak pelumas demikian sering disebut dengan minyak pelumas segala

cuaca. Kekentalan adalah ukuran yang menunjukkan tebal atau tipis (kekentalan)

minyak pelumas.

Contoh:

CASTROL XL

20W – 50

← angka tingkat kekentalan

Angka yang tertera di atas menunjukkan nilai kekentalan oli. Angka yang lebih besar

menunjukkan oli tersebut semakin kental. Huruf “W” menunjukkan ketahanan oli

pada temperatur yang dingin (-180 C atau OoF). Terdapat banyak bahan tambahan

(additive) yang digunakan pada oli. Seperti diuraikan pada halaman sebelum ini yang

mana salah satu bahan tambahan tersebut berfungsi untuk mencegah oli agar tidak

membeku (kental) pada saat temperatur dingin, dan oli tidak mudah mencair (encer)

pada saat temperatur panas.

Pada mesin dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan perbandingan campuran

tertentu dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki..

Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol

dan melumasi bagian-bagian bergerak .

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

17/6

Cara lain dari pelumasan dua langkah ialah dengan menggunakan pompa oli untuk

menekan oli dan diinjeksikan yang diatur oleh pembukaan katup gas.

6

Page 26: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

E. Sistem Penyaringan Minyak Pelumas

Lima kondisi umum yang menyebabkan oli pelumas menjadi kotor :

• Kotoran karbon dari pembakaran .

• Debu dan kotoran yang terbawa masuk oleh udara atau bahan bakar.

• Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan , yang bercampur

dengan oli.

• Gas pembakaran yang bocor melalui ring piston ke dalam ruang engkol (blow by).

• Kondensasi / pengembunan air dari udara.

Gambar 15. Sirkulasi Oli Mesin

Dengan kondisi tersebut, maka setiap kendaraan mempunyai suatu sistem penyaringan

minyak pelumas dari salah satu cara di bawah ini :

1. Sistem penyaringan oli aliran penuh (Full filtration system)

Minyak pelumas setelah dipompa kemudian disaring lewat filter oli. Minyak pelumas

mengalir melalui filter dan kemudian mengalir untuk melumasi komponen . Ini yang

disebut sistem penyaringan aliran penuh (full-flow filtering system). Tidak ada

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

18/66

Page 27: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

minyak pelumas yang mengalir pada bagian yang dilumasi tanpa terlebih dahulu

disaring. Hal ini untuk menjamin tidak adanya partikel kecil kotoran atau logam

terbawa dalam minyak pelumas menuju bagian komponen .

Elemen filter dan wadahnya dibuat menjadi satu unit dengan sekat yang terpasang

pada titik rakitan filter menyentuh blok. Rakitan filter terpasang langsung pada

tabung galeri utama minyak pelumas untuk mencegah kebocoran minyak pelumas

dari luar maupun kebocoran yang terjadi akibat tekanan. Minyak pelumas dari

pompa mengalir menuju filter pada bagian luar elemen dan menembus elemen

menuju pusat filter kemudian menuju galeri utama selanjutnya ke bantalan-bantalan.

Gambar 16. Sistem Penyaringan Aliran Penuh (full filtration system)

Sistem penyaringan minyak pelumas aliran penuh mempunyai sebuah kekurangan.

Filter yang tidak diganti pada waktunya akan menjadi tersumbat. Elemen yang

tersumbat akan mengakibatkan terhambatnya aliran minyak pelumas menuju

bantalan poros sehingga bisa menimbulkan kerusakan.

Untuk mengatasi kekurangan ini kebanyakan filter minyak pelumas memiliki katup

by-pass. Jika elemen tersumbat, tekanan minyak pelumas akan mengakibatkan katup

membuka dan minyak pelumas mengalir tanpa melalui penyaringan dan melumasi

mesin. Pada keadaan seperti ini minyak pelumas yang tanpa disaring masih lebih

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

19/66

Page 28: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

baik daripada tidak ada minyak pelumas sama sekali. Penggantian filter akan

menjadikan sistem bekerja kembali secara normal.

2. Sistem penyaringan oli by pass (Bypas filtration system)

Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh (full flow) dan

penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah

elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang antara pompa oli dan

saluran utama oli, untuk menyaring semua kotoran / partikel sebelum menggores

bantalan dan bagian-bagian penggerak lainnya.

Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan

serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke

panci oli. Sebuah pembatas pada bagian dalam panci oli dipasang sehingga kira-kira

10 % dari oli yang dialirkan pompa akan tersaring.

Gambar 17. Sistem Penyaringan bypass

Menentukan Jenis Pelumas yang Digunakan .

Minyak pelumas mempunyai banyak jenis dan grade yang berbeda-beda, karena itu kita

harus berhati-hati dalam memilih jenis pelumas yang akan digunakan pada kebutuhan

dan kodisi yang berbeda.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

20/66

Page 29: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Menggunakan indeks oli atau tabel pelumas adalah penting pada saat kita memilih

pelumas yang sesuai.

Pada saat kita menggunakan indek oli atau daftar pelumas kita akan temukan beberapa

hal seperti :

• Penggunaan oli yang berbeda untuk bensin, diesel, dengan turbo, kendaraan baru

dan kendaraan lama.

• Perbedaan oli transmisi untuk kendaraan ringan dan berat.

• Bebera oli transmisi dapat digunakan untuk oli gardan tetapi bukan gardan jenis

anti selip (LSD : Limited Slip Differential) yang diperlukan oli khusus.

Hal tersebut di atas penting sebagai petunjuk penggunaan untuk memilih jenis pelumas

yang cocok untuk kendaraan atau unit yang sedang dikerjakan.

Jika tidak menggunakan daftar yang benar, akan menyebabkan kesalahan mengunakan

minyak pelumas yang akan berakibat merusak komponen.

Salah satu contoh Tabel Pelumas Produk Castrol

TIPE PELUMAS PENERAPAN

GTX 2 MESIN DIESEL, BENSIN, LPG.

XL 20W - 50 Oli mesin dan transmisi dimana 20 atau 30 oli motor

disetujui.

EPX 80W - 90 Oli gardan dan transmisi manual.

L5 X 90 Oli gardan anti selip (LSD).

TQ DEXTRON II Oli untuk transmisi otomatik dan power steering.

FORK OIL (5,10,15&20) Oli untuk shock absorber pada sepeda motor.

SUPER II Oli menis 2 tak.

APX GREASE Grease untuk bearing roda yang menggunakan rem

piringan.

LMM GREASE Grease untuk ball joint

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

21/66

Page 30: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

ULTRA STOP BRAKE

FLUID

Cairan untuk sistem rem tromol dan piringan.

HANMDY OIL Oli untuk engsel pintu dan kunci. Kunci kap mesin

(pin bonet) dan boot catches.

ANTI FREEZE ANTI BOIL Cairan untuk sistem pendinginan otomotif.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

22/6

6

Page 31: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LEMBAR KEGIATAN PESERTA 1 1. Jelaskan fungsi sistem pelumasan mesin.

2. Sebutkan 4 jenis sistem pelumasan

3. Jelaskan apa yang dimaksud sistem pelumasan percik

4. Jelaskan apa yang dimaksud sistem pelumasan kombinasi percik dan tekan.

5. Jelaskan apa yang dimaksud sistem pelumasan tekanan penuh

6. Jelaskan apa yang dimaksud sistem pelumasan campur

7. Sebutkan komponen-komponen sistem pelumasan dan fungsinya

8. Jelaskan fungsi katup bypass yang ada pada saringan oli

9. Jelaskan fungsi zat aditif di bawah ini

1. Pour point depressant

2. anti foam

10. Jelaskan yang dimaksud dengan pelumas mineral

11. Jelaskan yang dimaksud dengan pelumas sintesis

12. Jelaskan yang dimaksud dengan pelumas semi sintesis

13. Jelaskan 5 kondisi umum yang menyebabkan oli mesin menjadi kotor

14. Jelaskan cara kerja sistem penyaringan oli aliran penuh

15. Jelaskan cara kerja sistem penyaringan oli bypass

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

23/66

Page 32: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

24/6

KEGIATAN BELAJAR 2

FUNGSI DAN KONSTRUKSI SISTEM PENDINGIN

MESIN

Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :

1. Mengidentifikasi semua komponen utama.

2. Menjelaskan konstruksi komponen.

3. Menjelaskan cara kerja komponen.

6

Page 33: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

A. Fungsi Sistem Pendingin

Seperti halnya pada tubuh manusia bila suhu badan naik, maka bagian-bagian tubuh akan

merasa sakit atau perasaan yang kurang menyenangkan, sehingga mengganggu aktifitas

kita sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut, maka setiap manusia membutuhkan suatu

proses pendinginan agar dapat mempertahankan suhu yang normal.

Bila kita lihat mesin-mesin yang ada, maka motor penggeraknya selalu memiliki suatu

sistem yang berfungsi mendinginkan komponen-komponen dalam mesin itu sendiri.

Ketika mesin bekerja, di dalam silinder akan terjadi proses pembakaran bahan bakar dan

udara yang berlangsung terus menerus. Hasil dari proses pembakaran bahan bakar ini

akan menghasilkan energi panas yang suhunya sangat tinggi yaitu ± 25000C kemudian

diubah menjadi energi gerak. Proses ini terjadi berulang-ulang di dalam silinder,

sehingga bagian-bagian motor seperti silinder, kepala silinder, piston dan lain-lain

menjadi panas sekali. Apabila bagian tersebut menerima panas terus menerus ia dapat

mengalami perubahan bentuk dan akhirnya menimbulkan kerusakan. Untuk mencegah

hal ini, maka pada motor bakar mutlak adanya suatu sistem yang dapat menjaga suhu

mesin pada batas suhu yang diperbolehkan, dengan demikian komponen-komponen

mesin pun dapat bekerja pada suhu dan kondisi operasi yang baik.

Apabila kita perhatikan dari segi efisiensi pemanfaatan energi, sistem pendingin pada

motor bakar merupakan suatu kerugian, karena pada prinsipnya, motor bakar itu

berfungsi mengubah energi panas menjadi energi gerak, tetapi kenyataannya tidak semua

panas yang dihasilkan dapat diubah menjadi energi gerak, bahkan 30-40 % saja, sisanya

diserap oleh sistem pendinginan, ada yang keluar bersama gas bekas, dan ada yang

terpakai akibat faktor gesekan komponen-komponen dalam mesin itu sendiri (kerugian

mekanis).

Perubahan suhu gas di dalam silinder itu berlangsung sangat cepat, sebab itu permukaan

dinding silinder suhunya tidak pernah menyamai suhu tertinggi gas, biarpun silinder

tidak didinginkan. Misalnya jika suhu gas 15000C, maka suhu dinding silinder hanya di

sekitar 1500C. Walaupun suhu ini rendah namun berdasarkan alasan struktur material,

pendinginan perlu diadakan.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

25/66

Page 34: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Ketika berlangsung periode pemanasan, mesin harus dipanaskan lebih cepat, sedangkan

pada kondisi kerja yang optimal mesin harus didinginkan. Dengan demikian sistem

pendinginan berfungsi mempertahankan suhu kerja normal. Artinya menjaga suhu mesin

berada pada batas paling baik dalam operasinya.

Bila sistem pendingin bermasalah, maka lapisan minyak pelumas pada bagian yang

bergesekan antara lain dinding silinder dan piston akan terbakar atau kekentalannya

menurun, akibatnya timbul gesekan yang sangat besar di antara kedua bagian tersebut.

B. Prinsip Perpindahan Panas

Panas ialah suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu zat ke zat lain.

Perpindahan ini terjadi apabila kedua zat atau benda tadi mempunyai nilai suhu yang

berbeda. Panas berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi kepada yang lebih

rendah. Perpindahan panas pada dinding silinder terjadi ketika proses pembakaran, akhir

kompressi, selama ekspansi dan langkah pembuangan. Pada langkah pengisian dan awal

langkah kompressi sebagian panas dikembalikan ke gas yang baru masuk sampai

suhunya mencapai keseimbangan.

Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu :

1. Konduksi : perpindahan panas yang terjadi karena adanya singgungan langsung

antara bagian yang bersuhu tinggi dengan bagian yang suhunya lebih rendah (pada

zat padat). Contohnya : panas piston ke cincin kemudian ke dinding silinder.

2. Konveksi : perpindahan panas dari tempat yang suhunya lebih tinggi pada suatu

aliran fluida. Perpindahan panas seperti ini dapat terjadi dengan tekanan

(menggunakan pompa air) atau terjadi secara alamiah karena perbedaan berat jenis.

Contohnya pada sistem aliran air pendingin mesin.

3. Radiasi : perpindahan panas dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang

suhunya lebih rendah melalui pancaran panas (radiasi). Proses ini tidak memerlukan

media termasuk udara untuk melakukan perpindahan panas. Contohnya panas

radiator yang memancarkan gelombang panas ke ruang sekitarnya.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

26/6

6

Page 35: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

C. Komponen Sistem Pendingin Air

Komponen sistem pendingin dapat kita identifikasi melalui gambar berikut :

Gambar 18. Komponen Sistem Pendingin Air

Cara Kerja Sistem

Pompa air (Water pump) yang terletak di bagian depan mesin dihubungkan dengan

crankshaft melalui perantaraan timing gear. Air pendingin (coolant) mesin dari bagian

bawah radiator masuk ke water pump. Ketika mesin berputar, impeller dalam water

pump ikut berputar dan menekan coolant mengalir ke dalam sistem pendingin.

Di dalam blok silinder (cylinder block), coolant mengalir ke mantel pendingin (water

jacket) yang mengelilingi dinding silinder (cylinder liner) dan ke atas menuju kepala

silinder (cylinder head).

Pada bagian depan cylinder head terdapat thermostat ia berperan sebagai pengatur aliran

coolant dari mesin ke radiator, sehingga dapat menjaga suhu kerja mesin. Ketika mesin

panas coolant dialirkan ke radiator, tetapi ketika mesin belum mencapai suhu operasi

normal, maka coolant ditahan (bloking) menuju radiator dan dikembalikan ke water

pump melalui saluran bypass. Saluran ini selain berfungsi mem-bypass coolant ke water

pump ia juga berfungsi mencegah terjadinya cavitation ( gelembung udara).

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

27/66

Page 36: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

1. Pompa air (Water pump)

Pompa air berfungsi untuk mensirkulasikan air dari radiator ke dalam water jacket

dan sebaliknya. Pompa ini terdiri dari sebuah impeller yang letaknya di bagian dalam

pompa. Bila pompa berputar, maka impeller-pun ikut berputar dan menekan air

untuk bersirkulasi. Water pump ditempatkan pada bagian mesin dan diputar oleh

crankshaft melalui timing gear.

2. Mantel pendingin (Water jacket)

Water jacket merupakan rongga-rongga yang selalu terisi air pendingin mesin. Ia

terdapat di sekeliling cylinder liner, ruang bakar (combustion chamber), dan katup

(valve). Water jacket dituang sebagai bagian dari engine block dan cylinder head. Ia

berfungsi sebagai tempat aliran air pendingin di dalam block dan cylinder head.

Gambar 19. Komponen Sistem Pendingin Air

Welsh plug

Welsh plug atau core plug dipasang pada blok mesin dan kepala silinder untuk dua

tujuan. Lubang yang terdapat pada welsh plug sebenarnya digunakan untuk

membuang pasir pengecoran dari blok/kepala mantel air sesudah dicor. Kemudian

welsh plug dipasang pada lubang-lubang tersebut menjadi penyekat eksternal bagi

mantel air. Selain itu welsh plug juga berfungsi sebagai perlindungan bagi mesin

terhadap cuaca yang sangat dingin. Air yang membeku akan memuai, sehingga jika

cairan pendingin yang ada di dalam blok mesin membeku akan dapat mengakibatkan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

28/66

Page 37: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

blok pecah oleh pemuaian es. Welsh plug didesain agar terdesak keluar dari blok

oleh es yang memuai sehingga mengurangi tekanan dan mencegah terjadinya

kerusakan karena pecah.

Gambar 20. Wels Plug atu Core Plug

3. Thermostat

Thermostat berfungsi mempercepat tercapainya suhu kerja normal dan

mempertahankannya saat mesin panas.

Pada bagian depan cylinder head terdapat thermostat ia akan mengontrol arah aliran

coolant dari cylinder head menuju bagian atas radiator. Apabila suhu mesin di bawah

suhu operasi normal, thermostat menutup dan aliran coolant di arahkan dari cylinder

head ke inlet water pump melalui saluran bypass yang selanjutnya ditekan kembali

oleh impeller ke dalam sistem. Namun bila suhu mesin mencapai batas operasi

normal, thermostat membuka dan coolant mengalir ke bagian atas radiator untuk

selanjutnya didinginkan.

Thermostat ini memegang peranan penting dalam sistem pendingin.

Ia membagi aliran coolant antara radiator dan saluran bypass sebagai upaya untuk

mempertahankan suhu operasi yang tepat.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

29/66

Page 38: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 21. Cara Kerja Thermostat

Pada beberapa jenis mobil thermostat haruslah terpasang jika tidak, maka aliran

coolant melalui saluran bypass menjadi lebih banyak sedangkan yang ke radiator

berkurang. Akibatnya mesin menjadi sangat panas (overheating) pada cuaca panas.

Pada cuaca dingin mesin tidak dapat mencapai suhu kerja normal.

Gambar 22.Lokasi Penempatan Thermostat

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

30/66

Page 39: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Kerja Katup Jiggle

Thermostat modern kebanyakan dilengkapi dengan katup jiggle atau pembuang

udara. Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam

sistem agar bisa keluar melalui thermostat. Saat cairan pendingin diganti dan

thermostat menutup, udara dialirkan dari blok mesin melalui katup jiggle yang

membuka. Selama operasi normal katup ini menutup oleh adanya tekanan dan aliran

cairan pendingin.

Gambar 23. Katup Jiggle

4. Saluran bypass

Jika mesin dioperasikan dalam keadaan dingin, maka minyak pelumas mesin sangat

sulit mengalir diantara celah komponen mesin yang perlu mendapatkan pelumasan,

sehingga bagian tersebut akan bergesekan lebih besar dan meyebabkan keausan. Bila

hal ini berlangsung lebih lama, maka dapat dipastikan mesin akan mengalami suatu

kerusakan yang sangat fatal. Selain itu celah piston terhadap liner, dan celah katup-

katup mesin belum berada pada kondisi yang cukup tepat, akhirnya tenaga (output)

mesin pun belum dapat mencapai performa yang optimal. Apabila komponen-

komponen seperti liner, cylinder head, piston, valve, crankshaft dan lain-lain

panasnya mulai meningkat, namun suhu air pendingin masih belum mencapai suhu

kerja normal, maka komponen-komponen mesin tadi akan mendapatkan pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

31/66

Page 40: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

dengan perbedaan suhu yang cukup besar pada waktu yang lama. Hal ini bisa

menyebabkan keretakan pada bagian atau komponen tersebut.

Oleh karena itu untuk mendapatkan suhu kerja normal yang cepat, maka pada mesin

dipasang sebuah temperatur regulator (thermostat). Komponen ini akan menutup

aliran air (coolant) dari mesin ke radiator selama suhu air tersebut masih dingin atau

belum mencapai suhu kerja regulator. Oleh karena sirkulasi coolant ini menggunakan

pompa, maka tekanan aliran coolant di alirkan kembali ke water pump melalui

‘saluran bypass’ agar bersirkulasi hanya di dalam mesin antara water jacket dan

water pump.

5. Radiator

Radiator berfungsi menyerap panas air pendingin dan melepaskannya ke udara yang

ada di sekelilingnya.

Ketika air pendingin keluar dari mesin suhunya dapat melebihi 93,30C (2000F)

Radiator terdiri dari pipa-pipa dan sirip-sirip dengan luas pendinginan yang cukup

luas.

Gambar 24.Panas dipancarkan ke udara sekeliling

Bagian atas dan bawah radiator terdapat tangki untuk menampung sementara air

pendingin yang akan masuk atau keluar engine block. Pipa-pipanya terbuat dari

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

32/66

Page 41: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

bahan copper tipis yang sekelilingnya mempunyai sirip-sirip pendingin. Sirip ini

berfungsi memperluas bidang pancaran panas radiator. Konstruksi radiator dapat

berbeda. Ada radiator yang memiliki susunan pipa 3 inti (core) atau lebih. Hal ini

tergantung kapasitas pendinginan yang dikehendaki. Air pendingin atau coolant

mengalir ke dalam radiator melewati pipa-pipa yang di sekelilingnya mempunyai

sirip-sirip pendingin

Gambar 25. Konstruksi Radiator

6. Tutup radiator (Radiator cap)

Radiator cap berfungsi untuk meningkatkan titik didih air pendingin mesin. Apabila

air radiator berhubungan dengan udara luar yang bertekanan 1 atmosfir, maka air

akan mendidih pada suhu 1000C semakin tinggi tekanan pada air, maka titik didih

air pun juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya. Untuk mendapatkan

kemampuan penyerapan air pendingin yang lebih besar, maka tekanan dalam sistem

pendingin ditingkatkan pada titik tertentu ketika mesin sudah panas melalui

pemuaian di dalam sistem itu sendiri. Dengan dasar ini, maka radiator diberi tutup

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

33/66

Page 42: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

yang dapat mengatur kondisi tekanan di dalam sistem pendingin. Grafik di bawah

memperlihatkan hubungan antara tekanan dan titik didih air.

Gambar 26. Grafik hubungan tekanan terhadap titik didih

Tutup radiator (radiator cap) dilengkapi dengan 2 buah katup (valve) yaitu :

Gambar 27. Katup-Katup pada Tutup Radiator

a. Pressure valve

Ketika mesin bekerja, tekanan dalam sistem pendinginpun ikut bertambah seiring

dengan bertambahnya suhu air pendingin mesin. Dengan peningkatan ini air

pendingin dijaga tidak akan mendidih pada 1000C. Namun ketika tekanan

semakin menigkat pressure valve akan membuka dan membebaskan kelebihan

tekanan tersebut ke udara luar.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

34/66

Page 43: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 28. Pressure Valve ketika bekerja

b. Vacuum valve

Ketika suhu mesin panas air pendingin akan memuai . dan ketika mesin mulai

dingin kembali setelah tidak dioperasikan, maka volume air dalam sistem akan

menyusut. Penyusutan air ini dapat menimbulkan kevakuman yang akan

mengganggu fungsi sistem pendingin. Untuk mencegah hal tersebut sebuah

vacuum valve yang dipasang pada radiator cap akan bekerja menghubungkan

tekanan atmosfir dengan sistem pendingin mesin.

Gambar 29. Vacuum Valve ketika bekerja

7. Selang radiator (Radiator hose)

Radiator hose berfungsi menyalurkan air pendingin dari blok mesin ke radiator dan

sebaliknya.

8. Kipas Pendingin (Radiator fan)

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

35/6

Radiator fan berfungsi mengalirkan udara dengan cepat melalui sirip-sirip radiator,

sehingga panas mesin yang diserap air pendingin dapat diturunkan. Radiator fan ini 6

Page 44: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

digerakkan oleh crankshaft melalui fan belt. Pelindung digunakan untuk

mengarahkan aliran udara serta meningkatkan efisiensi kipas.

Radiator fan mempunyai 2 jenis yaitu :

a. Suction type

Fan ini bekerja menarik udara melalui radiator dan mendorong ke arah mesin.

Jenis ini didesain guna memungkinkan fan dan radiator dibuat lebih kecil.

b. Blower type

Fan ini bekerja menarik udara dari arah mesin kemudian mendorongnya melalui

sirip-sirip radiator.

Gambar 30. Tipe Kipas Pendingin

Kipas pendingin tipe thermal listrik

Kipas pendingin thermal listrik merupakan kipas yang digerakkan listrik secara on-

off yang dikontrol oleh saklar peka panas yang menyensor temperatur cairan

pendingin mesin.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

36/66

Page 45: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 31. Kipas Pendingin tipe thermal listrik

9. Kopling Fluida

Kopling fluida yang digunakan merupakan kopling yang memiliki kecepatan

variabel dan bersifat peka terhadap temperatur. Fungsinya adalah untuk mengontrol

kecepatan pengendalian/gerakan kipas yang digerakkan oleh mesin sehingga udara

yang mengalir melalui radiator untuk pendinginan dapat diatur.

Gambar 32. Kopling Fluida

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

37/6

6

Page 46: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

10. Tali kipas (Fan belt)

Fan belt atau tali kipas berfungsi memindahkan tenaga crankshaft untuk dapat

memutar radiator fan. Tegangan belt tidak boleh terlalu kencang atau kendor. Bila

tegangannya terlalu kencang akan memberikan beban tambahan pada bantalan fan

belt. Selain itu dapat berakibat memperpendek umur bantalan dan fan belt itu sendiri.

Jika tegangan fan belt terlalu kendor, mengakibatkan belt slip dan kecepatan putar

radiator fan akan menurun. Hal ini mengurangi aliran udara melewati radiator yang

akhirnya menurunkan kemampuan sistem pendingin.

Gambar 33 .Unit yang digerakkan Tali Kipas

11. Sensor-sensor

Ada dua macam sensor suhu yang digunakan pada system pendingin yaitu jenis

saklar on/off dan jenis resistansi variabel. Tipe saklar on/off digunakan pada lampu

peringatan temperatur pada dashboard dan kipas pendingin tipe termal listrik. Saklar

ini digunakan untuk memassakan rangkaian listrik, sehingga dapat menyalakan

lampu peringatan temperatur atau menyalakan kipas listrik pendingin, jika

temperatur cairan pendingin mencapai temperatur kerja sensor misalnya 108oC.

Jika temperatur cairan pendingin turun di bawah temperatur kerja sensor maka saklar

membuka dan rangkaian menjadi terputus.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

38/66

Page 47: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Sensor lampu peringatan (tipe on/off)

Titik didih sistem pendingin yang sedang bekerja biasanya berada antara 115 oC dan

125 oC. Oleh karena itu banyak sensor lampu peringatan temperatur yang menyala

pada suhu 100 oC. Jika tutup radiator dengan katup tekanan tidak bekerja atau tidak

ada maka lampu peringatan tidak akan bekerja saat mesin mengalami panas berlebih

karena cairan pendingin telah mendidih sebelum mencapai temperatur saklar sensor.

Gambar 34. SensorLampu Peringatan (tipe on/off)

Sensor penunjuk suhu mesin (tipe resistansi)

Sensor tipe resistansi digunakan untuk mengoperasikan penunjuk temperatur

dashboard yang menunjukkan temperatur sesungguhnya dari cairan pendingin, atau

untuk memberi sinyal listrik mengenai temperatur cairan pendingin pada computer

manajemen mesin EFI. Kerja sensor-sensor ini berdasarkan prinsip bahwa pada saat

temperatur cairan pendingin meningkat maka resistansi listrik internal sensor

berubah sehingga arus yang mengalir melalui rangkaian listrik bisa makin besar atau

makin kecil. Perubahan aliran arus dipengaruhi oleh temperatur sensor yang

mengontrol posisi jarum pada alat penunjuk temperatur atau memberitahu temperatur

mesin yang akurat pada computer EFI.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

39/66

Page 48: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 35. Sensor Suhu (tipe resistansi)

D. Air Pendingin dan Zat Aditif

Gambar 36. Zat Aditif yang diberikan pada air pendingin

Coolant adalah salah satu komponen penting di dalam sistem pendinginan karena ia

merupakan media pendingin yang dapat membawa panas dari dalam mesin menuju

radiator. Air pendingin mesin (coolant) ini terdiri dari air tawar dicampur zat additive

seperti zat anti beku (antifreeze) dan condisioner. Ketiga bagian ini mempunyai fungsi

masing-masing untuk dapat mengamankan mesin terhadap overheating, membeku dan

berkarat.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

40/66

Page 49: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Karena sebagai bahan utama pendinginan, air mempunyai keistimewaan yaitu ia dapat

memindahkan panas lebih baik dibanding zat lainnya. Tetapi air juga mempunyai

beberapa kekurangan yaitu :

- air mudah mendidih

- air dapat membeku

- sangat cepat menimbulkan karat

Additive adalah zat tambahan yang diberikan pada air pendingin untuk mengatasi

kekurangan sifat yang ada pada air tersebut. Additive yang dimaksud ialah :

1. Antifreeze atau ethylene glycol digunakan untuk menaikkan titik didih dan

menurunkan titik beku air. Bertambah banyak ethylene glycol yang dicampurkan ke

dalam air, maka titik didih air akan meningkat.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

41/6

Freeze Protection

Gambar 37. Zat Aditif yang diberikan pada air pendingin

Pencegahan terhadap pembekuan (freeze protection) dapat bervariasi tergantung

konsentrasi kadar zat antifreeze yang diberikan. Semakin tinggi konsentrasi

antifreeze akan memberikan freeze protection yang lebih baik. Namun setelah itu

jika melebihi 68 % freeze protection akan menurun.

2. Conditioner berfungsi mencegah timbulnya karat dengan cara melapisi bagian

dalam semua komponen sistem pendinginan. Dengan lapisan yang tipis dari

conditioner ini berarti sudah dapat mencegah karat dan mencegah keausan oleh

adanya erosi kavitasi yang menyerang logam.

6

Page 50: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 38. Conditioner melapisi saluran air pendingin

Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Air Pendinginan Mesin

Beberapa hal yang mempengaruhi air pendingin mesin :

1. Ketinggian tempat kerja dan tekanan yang ada pada sistem pendingin

• Bertambah tinggi suatu tempat, maka tekanan udara berkurang dan titik didih air

akan menurun.

• Semakin tinggi tekanan yang bekerja pada sistem, semakin tinggi pula titik didih

air

2. Suhu kerja sistem pendingin

Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi suhu kerja air pendingin yaitu :

• Ketinggian tempat dimana mesin bekerja

• Tekanan udara yang bekerja pada sistem pendingin

• Kadar zat anti beku

3. Uap (steam)

Merupakan sesuatu yang sangat penting mencegah agar air pendingin tidak

mendidih, sebab jika air mendidih akan terbentuk gelembung udara di dalam sistem

yang akan menurunkan kemampuan air menyerap dan memindahkan panas.

Gelembung udara dapat juga mengganggu kemampuan water pump mengalirkan air

di dalam sistem. Selain itu bila gelembung udara tadi pecah, ia dapat melepaskan

partikel-partikel pada permukaan logam. Kejadian seperti ini disebut dengan erosi

cavitasi.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

42/66

Page 51: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Konsentrasi Additive Pada Air Pendingin

Bahan additive merupakan bahan kimia yang larut dalam air. Jika bercampur dengan air

bahan ini akan melindungi air dari pembekuan dan melindungi permukaan logam dari

berbagai karat atau korosi. Penggunaan bahan additive yang tepat merupakan bagian

penting dalam program perawatan mesin.

1. Zat antifreeze

• Konsentrasi zat antifreeze yang digunakan dalam pencampuran air pendingin

antara 30 % - 60 %. Konsentrasi zat antifreeze yang kurang dari 30 % tidak dapat

memberikan perlindungan permukaan komponen dengan baik, sedangkan bila

konsentrasinya lebih besar dari 60 %, maka kemampuan air pendingin menyerap

panas dan melepaskan panas akan berkuang. Selain itu juga menyebabkan

terbentuknya kristal pasir (silica) yang dapat merusak water pump seal dan

penyumbatan pada sistem pendingin.

2. Conditioner

Konsentrasi conditioner dalam air pendingin yang dianjurkan adalah :

• Jika mengandung zat antifreeze 3 % - 6 %

• Jika tanpa zat antifreeze 6 % - 8 %

Bila konsentrasi conditioner dalam air pendingin lebih rendah dari yang ditetapkan,

maka komponen-komponen mesin seperti cylinder liner, cylinder head dan

komponen logam lainnya dapat berkarat atau mengalami keausan akibat erosi

kavitasi.

Terlalu banyak conditioner dapat menyebabkan terbentuknya silica yang dapat

merusak water pump seal dan penyumbatan pada sistem pendingin serta menurunkan

kemampuan air untuk memindahkan panas.

Pemberian conditioner ke dalam air pendingin harus dilakukan dengan cermat agar

tidak terjadi kelebihan atau kekurangan conditioner. Periksa kadarnya sebelum

melakukan penambahan berikutnya.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

43/66

Page 52: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Catatan Tambahan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

44/66

Page 53: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LEMBAR KEGIATAN PESERTA 2 1. Jelaskan fungsi sistem pendinginan mesin.

2. Berapa persen energi yang diserap ke dalam air pendingin.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan panas

4. Jelaskan 3 cara perpindahan panas dan berikan contoh.

5. Jelaskan fungsi komponen-komponen sistem pendingin.

6. Jelaskan fungsi sensor-sensor di bawah ini.

a. Sensor tipe On/off.

b. Sensor tipe resistansi.

7. Jelaskan kekurangan sifat pada air pendingin.

8. Jelaskan yang dimaksud dengan zat aditif yang diberikan pada air pendingin.

9. Jelaskan zat aditif yang ditambahkan pada air pendingin dan fungsinya.

a. Antifreeze.

b. Conditioner.

10. Berapa persen zat anti freeze yang diberikan pada air pendingin.

11. Jelaskan akibat yang ditimbulkan bila konsentrasi anti freeze melebihi nilai yang

diizinkan.

12. Jelaskan akibat yang ditimbulkan bila konsentrasi conditioner melebihi nilai yang

diizinkan.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

45/66

Page 54: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

46/6

KEGIATAN BELAJAR 3

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN MESIN

Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :

1. Mengganti oli dan saringan.

2. Mememeriksa komponen pompa oli.

6

Page 55: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

PROSEDUR PEMERIKSAAN SISTEM PELUMASAN

A. Mengganti Oli dan Saringan

1. Cabut stik oli dan bersihkan, kemudian cabut kembali stik dan periksa kuantitas oli

sesuai dengan tanda pada stik. Tambahkan oli secukupnya melalui tutup pengisian,

tidak boleh menambahkan oli melebihi batas ketentuan.

2. Jika melakukan penggantian oli mesin, lakukan pemanasan mesin hingga mencapai

suhu kerja. Bukalah tutup pengisi oli mesin yang berada pada bagian atas kepala

silinder.(rocker arm cover), kemudian buka sumbat pembuangan dan keluarkan oli

mesin. Jika oli lama telah keluar, pasang kembali sumbat pembuangan menggunakan

gasket baru dan isi oli mesin sesuai jumlah yang ditentukan. Beberapa menit kemudian

setelah oli diperkirakan sudah turun, periksa tinggi oli melalui deep stick.

3. Saringan oli harus diganti berdasarkan jumlah jarak (km) pemakaian kendaraan.

Gunakan alat pembuka saringan (oil filter wrench) ketika melepas saringan oli. Pastikan

permukaan saringan dan permukaan dudukan benar-benar bersih, kemudian beri lapisan

oli pada sil karetnya. Pasang saringan dan kencangkan dengan kekuatan tangan.

Gambar 39.Mengganti Saringan Oli

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

47/66

Page 56: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

B. Memeriksa Pompa Oli

1. Periksa celah ujung (tip clearance) antar gear tip dan cover inner wall menggunakan

feeler gauge. Jika celahnya melebihi batas limit, ganti pompa oli.

Gambar 40. Mengukur Celah Ujung (Tip clearance)

2. Ukur celah samping antara gear side face dan cover menggunakan straight edge atau

siku dan feeler gauge. Jika celahnya melebihi batas limit, ganti pompa oli.

Gambar 41. Mengukur Celah Samping (Side face clearance)

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

48/66

Page 57: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

3. Ukur celah bodi antara rotor ring dan rumahnya menggunakan feeler gauge. Jika

celahnya melebihi batas limit, ganti pompa oli.

Gambar 42. Mengukur Celah Bodi

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

49/66

Page 58: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LEMBAR KEGIATAN PESERTA 3

1. Jelaskan cara memeriksa tinggi oli mesin

2. Sebutkan pengukuran celah yang harus dilakukan pada pompa oli.

3. Demonstrasikan cara melepas dan memasang saringa oli.

4. Lakukan pengukuran celah pada pompa oli.

5. Buat rangkaian sistem kelistrikan lampu indikator oli mesin

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

50/66

Page 59: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

51/6

KEGIATAN BELAJAR 4

PENGUJIAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN

Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :

1. Memeriksa visual sistem pendingin.

2. Memeriksa tinggi air pendingin.

3. Menguji radiator dan tutup radiator.

4. Menguji thermostat

5. Memperbaiki sumbat welsh atau core plug

6. Menyetel tegangan tali kipas

6

Page 60: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

PROSEDUR PENGUJIAN SISTEM PENDINGIN

A. Memeriksa Visual Sistem Pendingin

1. Periksa tinggi air pendingin di dalam sistem

2. Periksa kebocoran pada sistem

Catatan : water pump seals. Jika terdapat tetesan air yang kecil pada permukaan seal

jenis “face-type”adalah normal dan diperlukan sebagai pelumasan pada jenis seal

seperti ini. Sebuah lubang yang terdapat pada rumah water pump berfungsi agar

coolant/pelumas seal dapat keluar dari water pump seal. Kebocoran yang sedikit dan

tidak terus menerus dari lubang ini tidak menunjukkan bahwa water pump seal rusak.

Gantilah water pump seal jika keadaan kebocorannya terlihat banyak dan berlangsung

terus menerus.

3. Periksa perubahan bentuk pada sirip-sirip radiator. Pastikan bahwa aliran air dalam

radiator tidak mengalami hambatan.

4. Periksa kondisi drive belt dan fan blades

5. Periksa apakah ada udara atau gas pembakaran di dalam sistem. Diantaranya dapat

menurunkan kemampuan pendinginan dan menimbulkan kavitasi dalam sistem

pendinginan yang dapat merusak komponen mesin.

6. Periksa apakah ada kandungan oli, solar atau kotoran dalam sistem

7. Periksa filler cap dan permukaan kontaknya. Kondisinya haruslah bersih

B. Memeriksa Tinggi Air pendingin

Periksa tinggi air pendingin secara berkala sebelum mesin dihidupkan. Kendorkan

perlahan-lahan ketika membuka radiator cap karena sistem pendingin bisa bertekanan.

Gunakan petunjuk pengoperasian dan perawatan tinggi pengisian air. Biasanya ditandai

dengan plat patokan di bagian dasar saluran tempat pengisian air radiator.

C. Menguji Radiator dan Tutup Radiator

Setiap melakukan perawatan rutin, periksalah kebocoran radiator dan fungsi tutup radiator

(radiator cap), agar dapat memastikan apakah pressure valve dapat bekerja dengan baik

sesuai tekanan yang ditetapkan selama mesin beroperasi.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

52/66

Page 61: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Prosedur pengujian radiator

1. Lepas tutup radiator dan pasang alat uji radiator and cap tester

2. Pompa alat uji sampai tekanan yang diizinkan (sekitar 0,75 – 1,05 kg/cm2)

3. Perhatikan jarum pada alat ukur. Jika jarum segera menurun menandakan terdapat

kebocoran pada radiator atau saluran pendingin.

Prosedur pengujian tutup radiator

1. Lepas tutup radiator dari radiator

2. Lepas seal dari tutup radiator. Periksa apakah terdapat kotoran atau kerusakan pada seal

tersebut. Jika masih baik dapat digunakan kembali atau sebaliknya ganti dengan yang

baru.

3. Pasang tutup radiator pada alat uji radiator and cap tester.

4. Pompa alat penguji berulang-ulang sambil memperhatikan alat ukur (pressure gauge)

yang ada pada alat uji. Pada tekanan tertentu jarum alat ukur tidak dapat bertambah lagi

walaupun terus dilakukan pemompaan.

5. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan spesifikasi mesin.

Jika hasilnya tidak sesuai, gantilah tutup radiator dengan yang baru.

Gambar 43. Pengujian Radiator dan Tutup Radiator

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

53/66

Page 62: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

D. Menguji Thermostat

Setiap melakukan perawatan menyeluruh pada sistem pendingin mesin, maka temperature

regulator atau thermostat harus diperiksa. Menganggap sepele terhadap pemeriksaan

thermostat dapat berakibat fatal, karena jika thermostat keadaannya rusak mesin dapat

menjadi overheating atau overcooling.

Prosedur pengujian thermostat

1. Lepas thermostat dari mesin

2. Catat derajat suhu yang tertera pada thermostat atau lihat service manual

3. Gantungkan thermostat dan sebuah thermometer ke dalam wadah berisi air. Thermostat

harus berada di bawah permukaan air namun jauh dari dasar wadah tersebut.

4. Panaskan air dan aduk hingga panasnya merata. Catat suhu thermometer ketika

thermostat mulai membuka.

5. Biarkan thermostat beberapa menit ( ± 5 menit) kemudian keluarkan thermostat dari

dalam wadah air

6. Ukur jarak pembukaan maksimum thermostat dan bandingkan dengan spesifikasi. Jika

jaraknya tidak sesuai spesfikasi gantilah thermostat.

Gambar 44. Pengujian thermostat

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

54/6

6

Page 63: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Prosedur melepas dan memasang thermostat

Cara Melepas

1. Buang cairan pendingin secukupnya dari sistem pendingin agar ketinggiannya berada

di bawah dasar rumah thermostat. Berhati-hatilah terhadap cairan pendingin yang

dalam keadaan panas.

2. Longgarkan klem saluran radiator dan lepas saluran radiator dari rumah luar

thermostat.

3. Lepas sensor temperatur air/sensor thermo, kabel-kabel konektor atau vacuum line jika

ada.

4. Lepas mur dan baut penahan rumah luar thermostat lalu lepas rumah dengan mengetuk

perlahan dengan palu.

5. Lepas perapat (gasket) thermostat dan thermostat. Perhatikan posisi katup jiggle jika

terpasang.

Cara Memasang

1. Bersihkan kotoran-kotoran yang ada pada gasket dengan menggunakan skrap dan

kertas amplas halus.

Catatan: Yakinkan bahwa gasket sudah benar-benar bersih terutama di sekitar

penyangga karena dapat menimbulkan kebocoran.

2. Periksa pada rumah luar thermostat apakah ada tekukan, gunakan penggaris yang lurus

dan perbaiki/ganti jika perlu

3. Pasang thermostat pada tumpuan dasar rumahnya dengan tabung lilin (wax) ke arah

blok mesin (aliran cairan pendingin) seperti yang seharusnya dan katup jiggle dipasang

dengan benar (menghadap ke atas).

4. Gunakan penyekat yang memadai pada kedua sisi gasket thermostat yang baru dan

pasang gasket pada dasar rumah.

5. Pasang rumah luar thermostat untuk meyakinkan bahwa thermostat masih terpasang

dengan baik pada tumpuan.

6. Pasang mur dan baut rumah luar dan sedikit kencangkan dengan rata. Kekencangan

mur/baut harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

55/66

Page 64: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

7. Sambung kembali kabel-kabel listrik dan vacuum line. Pasang kembali saluran radiator

dan kencangkan klem saluran.

8. Isi lagi cairan pendingin hingga ketinggian yang benar. Jalankan mesin hingga

mencapai temperatur kerjanya (tangki atas radiator menjadi panas) untuk meyakinkan

thermostat membuka dan periksa kembali level cairan pendingin.

9. Lakukan pemeriksaan tekanan sistem pendingin dan periksa rumah thermostat apakah

terjadi kebocoran.

E. Memperbaiki Welsh Plug atau Core Plug

Sumbat welsh atau sumbat pemuaian dipasang pada lubang-lubang jalan masuk pada blok

mesin dan kepala silinder sebagai penyekat luar bagi mantel air (water jacket). Pada

umumnya welsh plug terbuat dari dua macam bahan, baja lunak atau kuningan. Sumbat

baja lunak dapat berkarat yang disebabkan oleh elektrolisis dan air. Jika terjadi kebocoran

sumbat perlu diganti. Biasanya sumbat welsh ditahan dengan menggunakan gesekan

karena pemasangannya erat pada lubang-lubang jalan masuk dan ada yang ditahan dengan

menggunakan ulir. Ada dua jenis sumbat welsh pada kendaraan ringan yaitu tipe gelas

dan tipe piringan. Kendaraan-kendaraan model terbaru biasanya menggunakan sumbat

jenis gelas.

Cara Melepas

1. Alirkan keluar cairan pendingin dari sistem pendingin. Jika memungkinkan lepas

sumbat pembuangan blok mesin agar cairan pendingin benar-benar terkuras bersih.

2. Lubangi pusat sumbat welsh piringan, hati-hati jangan sampai merusak kepala silinder

atau blok mesin.

3. Pukul pusat kelengkungan sumbat welsh untuk membantu mendorong dari

pemasangannya yang erat.

4. Lepas sumbat welsh dari lubang masukan dengan meletakkan obeng atau sebuah

batang yang berujung runcing pada piringan atau pada lubang piringan yang telah

dibuat pada langkah sebelum ini, kemudian cukit keluar dengan sebatang kayu yang

diletakkan di blok mesin sebagai penumpu.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

56/66

Page 65: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 45. Cara melepas sumbat welsh

Cara memasang sumbat welsh tipe piringan

1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus.

2. Lapisi tepi luar sumbat welsh tipe piringan yang baru dengan lak (Aviation Cement).

3. Letakkan sumbat welsh konveks/cembung (bentuk piringan) yang baru sehingga

membelakangi bibir lubang masuk.

4. Ratakan sumbat welsh konveks hingga melekat dengan baik pada lubang dengan

menggunakan alat pendorong (punch) berpermukaan rata. Peringatan : Jangan

menekan berlebihan karena akan membuat sumbat welsh menjadi cekung dan

posisinya menjadi longgar pada lubang.

5. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rapat.

6. Tambahkan kembali cairan pendingin sesuai keperluan, kemudian lakukan tes tekanan

pada sistem pendingin dan periksa pada sumbat-sumbat apakah terdapat kebocoran

cairan pendingin.

Gambar 46. Alat pendorong offset punch yang digunakan

untuk membuka sumbat welsh tipe piringan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

57/66

Page 66: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Gambar 47. Proses pelepasan sumbat welsh tipe piringan

Gambar 48. Metoda yang salah dan benar

memasang sumbat welsh tipe piringan

Cara melepas dan memasang sumbat welsh tipe cup

Melepas 1. Keluarkan cairan pendingin dari sistem pendingin, jika memungkinkan buka penutup

saluran pembuangan blok mesin agar cairan pendingin terkuras sepenuhnya.

2. Dorong sumbat welsh dari lubang sehingga jatuh ke mantel air dengan menggunakan

sebuah pahat atau alat pendorong/punch yang berujung runcing. Dengan menekan

sumbat pada pusatnya akan membuat sumbat gelas melengkung sehingga gigitannya

menjadi longgar.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

58/66

Page 67: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

3. Keluarkan sumbat welsh dari lubang dengan cara menariknya ke tepi lubang dan

meletakkan obeng atau batang berujung runcing pada sumbat welsh gelas atau pada

lubang yang telah dibuat pada prosedur sebelumnya, kemudian ungkit dengan

menggunakan sebatang kayu yang diletakkan pada blok mesin sebagai tumpuan.

Gambar 49. Sumbat welsh ditarik keluar dengan catut

Memasang

1. Bersihkan lubang masuk sumbat welsh dengan amplas halus.

2. Lapisi sisi luar sumbat welsh yang baru dengan lak yang sesuai (Aviation Cement).

3. Gunakan alat pendorong yang mempunyai bentuk yang cocok dengan sisi dalam

sumbat welsh dan dorong sumbat welsh dengan palu hingga tepi-tepi sumbat welsh

rata dengan blok mesin atau dengan sisi dalam lubang masuk yang memiliki alur.

4. Periksa apakah sumbat welsh terpasang dengan rata pada lubang.

5. Isi kembali cairan pendingin sebagaimana ketentuan pabrik, lakukan tes tekanan pada

sistem pendingin dan periksa apakah terjadi kebocoran cairan pendingin pada sumbat

yang baru.

Gambar 50. Prosedur pemasangan sumbat welsh tipe cup

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

59/66

Page 68: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

F. Menyetel Tegangan Tali Kipas

Gunakan peralatan fan belt tension gauge atau dapat menggunakan spring balance untuk

menyetel kekencangan tali kipas. Jika tegangan telah sesuai spesifikasi kencangkan baut

penyetel yang terdapat pada dudukan alternator.

Tegangan tali kipas harus memiliki tegangan yang tepat agar putaran poros engkol dapat

dipindahkan dengan maksimal ke pompa air, kipas pendingin dan juga alternator.

Gambar 51. Tegangan Tali Kipas

Catatan Tambahan

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

60/6

6

Page 69: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LEMBAR KEGIATAN PESERTA 4

1. Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap sistem pendingin.

2. Lakukan pemeriksaan dan perbaikan kebocoran radiator dan sistem pendingin.

3. Lakukan pemeriksaan fungsi tutup radiator

4. Lakukan pengujian fungsi thermostat

5. Lakukan penyetelan tegangan tali kipas

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

61/66

Page 70: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

RINGKASAN PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN Gunakan tabel berikut untuk mengukur apakah Anda telah menguasai pokok-pokok

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menguasai kompetensi sistem pelumasn

dan pendinginan.

Pokok-pokok Pengetahuan dan

Keterampilan

Kriteria Unjuk Kerja Ya Tidak Perlu Latihan

Lanjutan Fungsi dan konstruksi sistem

pelumasan mesin

Fungsi sistem dapat dijelaskan sesuai modul

Fungsi setiap komponen dapat dijelaskan sesuai modul

Fungsi zat aditif dapat dijelaskan sesuai modul

Cara kerja komponen sistem

pelumasan mesin

Cara kerja setiap komponen dapat dijelaskan dengan benar sesuai modul

Perbaikan komponen sistem

pelumasan mesin

Perbaikan sistem pelumsan diselesaikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Sistem pelumasan dan komponen-komponennya diperbaiki, diganti dengan menggunakan metode dan peralatan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap kendaraan/sistem.

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan.

Seluruh kegiatan pelepasan/ penggantian sistem pelumasan dan komponen dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Fungsi dan konstruksi sistem

pendingin mesin

Fungsi sistem dapat dijelaskan sesuai modul

Fungsi komponen dapat dijelaskan sesuai modul

Fungsi zat aditif dapat dijelaskan sesuai modul

Cara kerja komponen sistem

pendingin mesin

Cara kerja setiap komponen dapat dijelaskan dengan benar sesuai modul

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

62/6

6

Page 71: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

Pokok-pokok Pengetahuan dan

Keterampilan

Kriteria Unjuk Kerja Ya Tidak Perlu Latihan

Lanjutan Perbaikan komponen sistem

pendingin mesin

Perbaikan sistem pendingin diselesaikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

Sistem pendingin dan komponen-komponennya diperbaiki, diganti dengan menggunakan metode dan peralatan yang tepat, sesuai dengan spesifikasi dan toleransi terhadap kendaraan/sistem.

Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil perbaikan.

Seluruh kegiatan pelepasan/ penggantian sistem pelumasan dan komponen dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusa-haan.

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

63/66

Page 72: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

DAFTAR PUSTAKA

IAPSD, , OPKR 20-001 Modul Sistem Pendingin

Ed May and Crouse, William H. Automotive Mechanics, Volume 1 Fifth

Edition, Australia 1992.

Fundamentals of Service (FOS). Engines, John Deere & Company, U.S.A 1991.

PT. National Astra Motor, Buku Pedoman Perbaikan, Daihatsu Mesin Type CB.

1987

PT. Toyota Astra Motor, Bahan-bahan Training (Teknik Service Dasar)

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

64/6

6

Page 73: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LEMBAR PENILAIAN

Modul : Sistem Pelumasan dan Pendinginan Mesin

Nama Peserta Pelatihan :

Nama Penilai :

Peserta yang Dinilai : Kompeten

Kompetensi yang dicapai :

Umpan balik untuk Peserta :

Tanda tangan

Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian

dan alasan –alasan mengambil keputusan.

Tanda tangan Penilai :

Tanggal :

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian

dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Tanda tangan Peserta Pelatihan :

Tanggal :

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

65/66

Page 74: Modul Sist. Pelumasan & Pendinginan

LAMPIRAN -LAMPIRAN

Instalasi Otomotif-HK Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Sistem Pelumasan dan Pendinginan-2004

66/66