peluang termodinamika

7
2.1 Peluang Thermodinamika Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W. Secara umum W adalah bilangan yang sangat besar. Untuk memperdalam konsep tentang peluang termodinamika ini diberikan contoh sebagai berikut. Misalkan ada dua cell di dalam ruang fase ( i dan j), dan ada 4 titik fase a, b, c dan d. Misalkan N i dan N j menyatakan jumlah titik fase di dalam cell secara berturut-turut. Kemungkinan makrostate adalah : N i 4 3 2 1 0 N j 0 1 2 3 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada lima kemungkinan makrostate. (a) Kemungkinan susunan pertama adalah W 1 . Untuk W 1 cell i berisi 4 titik fase dan cell j berisi 0 titik fase. (b) Kemungkinan susunan kedua adalah W 2 . Untuk W 2 cell i berisi 3 titik fase dan cell j berisi 1 titik fase. (c) Kemungkinan susunan ketiga adalah W 3 . Untuk W 3 cell i berisi 2 titik fase dan cell j berisi 2 titik fase. (d) Kemungkinan susunan keempat adalah W 4 . Untuk W 4 cell i berisi 1 titik fase dan cell j berisi 3 titik fase. (e) Kemungkinan susunan kelima adalah W 5 . Untuk W 5 cell i berisi 0 titik fase dan cell j berisi 1 titik fase. Masing-masing makrostate di atas secara umum berkaitan dengan jumlah mikrostate yang berbeda. Mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, misalnya N i = 3, N j = 1, ditunjukkan pada gambar 2a dan kita lihat bahwa ada empat. Jadi, untuk makrostate ini W = 4. bcd cda abc dab dbc a a b d c Cell i Cell j N i = 3 N j = 1 Cell i Cell j a b Gambar.2

Upload: ari-widia

Post on 09-Nov-2015

210 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

Peluang termodinamika dalam fisika statistika

TRANSCRIPT

  • 2.1 Peluang Thermodinamika

    Peluang termodinamika adalah jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate

    tertentu, dan makrostate dinyatakan dengan W. Secara umum W adalah bilangan yang sangat

    besar.

    Untuk memperdalam konsep tentang peluang termodinamika ini diberikan contoh

    sebagai berikut. Misalkan ada dua cell di dalam ruang fase ( i dan j), dan ada 4 titik fase a, b, c

    dan d. Misalkan Ni dan Nj menyatakan jumlah titik fase di dalam cell secara berturut-turut.

    Kemungkinan makrostate adalah :

    N i 4 3 2 1 0

    N j 0 1 2 3 4

    Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada lima kemungkinan makrostate.

    (a) Kemungkinan susunan pertama adalah W1. Untuk W1 cell i berisi 4 titik fase dan cell

    j berisi 0 titik fase.

    (b) Kemungkinan susunan kedua adalah W2. Untuk W2 cell i berisi 3 titik fase dan cell j

    berisi 1 titik fase.

    (c) Kemungkinan susunan ketiga adalah W3. Untuk W3 cell i berisi 2 titik fase dan cell j

    berisi 2 titik fase.

    (d) Kemungkinan susunan keempat adalah W4. Untuk W4 cell i berisi 1 titik fase dan cell

    j berisi 3 titik fase.

    (e) Kemungkinan susunan kelima adalah W5. Untuk W5 cell i berisi 0 titik fase dan cell j

    berisi 1 titik fase.

    Masing-masing makrostate di atas secara umum berkaitan dengan jumlah mikrostate yang

    berbeda. Mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, misalnya Ni = 3, Nj = 1,

    ditunjukkan pada gambar 2a dan kita lihat bahwa ada empat. Jadi, untuk makrostate ini W =

    4.

    bcd cda abc dab dbc

    a a b d c

    C e l l i

    C e l l j

    N i = 3

    N j = 1

    C e l l i

    C e l l j

    a

    b

    Gambar.2

  • Perubahan susunan atau urutan titik fase dalam cell tertentu dianggap tidak mengubah

    mikrostate. Hal ini berarti bahwa mikrostate pada gambar 2.b adalah sama dengan tabulasi pada

    kotak pertama pada gambar 2.a.

    Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu dapat dihitung dengan

    menulis kembali susunan yang berbeda atau permutasi titik fase di dalam makrostate, tidak

    termasuk permutasi yang semata-mata pertukaran susunan titik-titik di dlm cell tertentu.

    Jumlah cara yang berbeda dalam mana suatu N dapat disusun dalam suatu urutan, atau

    permutasi adalah N!. Ini berarti ada N pilihan untuk pertama, (N-1) untuk kedua, (N-2) untuk

    ketiga, dan seterusnya sampai 1 pada pilihan terakhir. Jadi, jumlah permutasi untuk 4 huruf a, b,

    c, d, adalah 4! = 24. Hal ini tidak memberikan jumlah mikrostate dalam contoh di atas, karena

    melibatkan semua kemungkinan permutasi tiga titik di dalam cell i, yang mana ada 3!= 6.

    Jumlah total permutasi 24 dengan permutasi titik di dalam cell i, yang memberikan 24/6 = 4,

    yang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan perhitungan.

    Secara umum, jika ada N titik fase dan permutasi mungkin lebih dari satu cell, maka

    jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau peluang thermodinamika dari

    makrostate adalah :

    !

    !

    ...!!!

    !W

    321 iN

    N

    NNN

    N (2)

    Dengan menggunakan persamaan (2), maka atau peluang thermodinamika dari

    makrostate pada contoh tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

    1!0!4

    !4 ) 0 = Nj 4, = W(Ni

    4!1!3

    !4 = ) 1 = Nj 3, = W(Ni

    6!2!2

    !4 = ) 2 = Nj 2, = W(Ni

    4!3!1

    !4 = ) 3 = Nj 1, = W(Ni

    1!4!0

    !4 = ) 4 = Nj 0, = W(Ni

  • Berdasarkan distribusi peluang thermodinamika di atas, ada 16 kemungkinan mikrostate yang

    berkaitan dengan ke lima makrostate. Sedangkan peluang thermodinamika terbesar adalah 6,

    untuk makrostate Ni = 2, Nj = 2.

    Jika titik-titik fase a, b, c, dan d, bergeser secara kontinu, maka semua mikrostate bergeser

    dengan frekuensi yang sama, makrostate yang pertama dan yang kelima masing-masing akan

    diamati 1/16 kali, makrostate ke dua dan keempat masing-masing 1/4 kali, dan makrostate ke

    tiga akan diamati 3/8 kali.

    2.2 Penggunaan Pendekatan Stirling Untuk Menentukan Peluang Thermodinamika

    Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu, atau peluang

    thermodinamika dari makrostate (W), untuk kasus gas dimana jumlah N dan semua Ni adalah

    sangat besar. Faktorial untuk jumlah bilangan yang besar dapat dilakukan dengan pendekatan

    Stirling yang akan kita turunkan berikut ini. Logaritme asli (alamiah) dari x faktorial adalah :

    ln (x!) = x ln x - x + 1 = x ln x - x

    Harga logaritme ini secara exact sama dengan luas daerah di bawah kurva tangga yang

    ditunjukkan dengan garis putus-putus pada gambar 3, antara x = 1 dan x = x, karena masing-

    masing segiempat lebarnya satu satuan dan tinggi yang pertama ln 2, tinggi yang kedua ln 3, dst.

    Dari gambar dapat dilihat jarak antara:

    - titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1

    - titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1

    - titik x = 1 dan titik x = 2 adalah 1

    Gambar 3.

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 x

    ln 5

    ln 4

    ln 3

    ln 2

    ln 3

    ln 2

    y

    y = ln x

  • Luas segiempat dengan dasar x = 1 sampai x = 2 adalah ln 2. Luas segiempat dengan dasar x = 2

    sampai x = 3 adalah ln 3. Luas segiempat dengan dasar x = 3 sampai x = 4 adalah ln 4 dan

    seterusnya. Jadi luas daerah di bawah grafik adalah ln 2 + ln 3 + ln 4 +......= ln x!.

    Luas daerah di bawah kurva pada gambar 3 secara aproksimasi sama dengan luas kurva

    di bawah fungsi y = ln (x) dengan batas-batas yang sama dengan kurva tangga. Secara

    pendekatan untuk x yang besar, diperoleh :

    1 + x -ln x x =

    dxln(x) = )(x!ln

    x

    0

    Untuk x besar faktor 1 dapat diabaikan, dengan demikian:

    ln(x!) = x ln x - x (3)

    Formula ini dikenal dengan Pendekatan Stirling.

    Untuk kasus jumalah partikel yang mendekati orde 1023

    digunakan pendekatan Stirling,

    yaitu dengan formulasi sebagai berikut.

    (4)

    Dengan mengambil logaritma dari persamaan (4), diperoleh

    (5)

    Bentuk persamaan (3) dan (4) dalam persamaan (5), dengan persamaan Starling

    persamaan (3) menjadi:

    (6)

    dengan Ni = N.

  • Sekarang seiring dengan perubahan waktu dan titik fase di dalam cell dari ruang fase

    berubah, jumlah Ni akan berubah. Jika sistem dalam keadaan peluang thermodinamika

    maksimum (Wo) variasi pertama W

    o muncul dari variasi Ni. Dalam hal variasi Ni adalah nol. Kita

    akan menggunakan simbul untuk menyatakan perubahan kecil yang muncul dari gerak kontinu

    titik fase di dalam ruang fase. Jika peluang thermodinamika Wo adalah maksimum, maka

    logaritmenya juga maksimum, dengan demikian untuk peluang maksimum adalah:

    0 = ) (Woln

    Karena N konstan maka:

    Dengan konstan, maka persamaan di atas menjadi:

    (7)

    Persamaan (7) merupakan peluang termodinamika maksimum dengan menggunakan

    pendekatan Stirling.

    2.3 Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann

    Penentuan fungsi distribusi statistik Maxwell-Bolzman

    Peluang thermodinamika

    Persamaannya:

    (8)

    Jumlah partikel total:

    (9)

  • Energi internal total

    = 0 (10)

    Dikombinasikan pengali lagrange tak tentu.

    Persamaan (9) dikalikan ( ), persamaan (10) dikalikan dengan , dan dijumlahkan

    dengan persamaan (8), maka

    = 0

    (11)

    2.4 Fungsi Partisi

    Sesuai dengan persamaan (11) yaitu persamaan Maxwell-Boltzmann Sebagai

    perbandingan dengan hasil teori statistik yang akan dikembangkan selanjutnya, kita definisikan

    kuantitas A sebagai A 1/ , sehingga kita dapat menuliskan :

    iw

    i AewA

    1

    )exp(

    1 = Ni (12)

    Konstanta dapat diperoleh dari hubungan :

    +

  • N = Ni = exp(-wi) (13)

    Kuantitas exp(-wi)memegang peranan penting di dalam teori statistik. Kuantitas itu disebut

    fungsi partisi atau jumlah keadaan dan dinyatakan dengan Z (bahasa Jerman, Zustandssumme).

    Z = exp(-wi) (14)

    dari:

    N = exp(-wi)

    = Z

    sehingga:

    = N / Z

    Jumlah partikel di dalam cell ke i, di dalam keadaan peluang thermodinamika maksimum

    dinyatakan dengan :

    Z

    N = Ni exp(-wi)