pelestarian hara

7
PELESTARIAN HARA P DAN K MELALUI REKOMENDASI PEMUPUKAN BERDASARKAN UJI TANAH DI LAHAN SAWAH D.I. YOGYAKARTA Mulud Suhardjo 1) , Damasus Riyanto 1) ., dan Abdul Syukur 2) 1) Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)-Yogyakarta 2) Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta ABSTRAK Sejalan dengan pemantapan swasembada beras, penerapan teknologi pemupukan padi sawah semakin penting. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan pupuk yang semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini swasembada padi mulai terancam, karena telah terjadi pelandaian produksi padi, peningkatan produksi hanya 0,11%. Saat ini penggunaan pupuk P dan K belum rasional dan berimbang sehingga pemupukan tidak efisien dan produksi tanaman tidak optimal. Kebutuhan pupuk P suatu tanaman tergantung status dan dinamika hara yang bersangkutan. Penelitian kalibrasi hara P dan K yang menghubungkan status dan dinamika hara tersebut di dalam tanah dengan respon tanaman terhadap pemupukan hara P dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi pemupukan yang rasional dan berimbang. Hal ini telah dilaksanakan di Galur Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 3 kali. Adapun perlakuannya adalah: metode uji tanah dosis pemupukan TSP dan KCl 25; 50; 75; 100 kg/ha; metode petani dosis pemupukan TSP 50; 100; 150; 200 kg/ha dan KCl 75; 125; 175; 225 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji korelasi antara produksi gabah kering panen dengan dosis rekomendasi pemupukan terbaik adalah rekomendasi pemupukan melalui metode uji tanah yaitu sebesar 0,388 di atas rekomendasi lainnya. Hasil GKP mencapai 10 ton/ha dengan pemupukan 75 kg TSP/KCl per ha. Sedangkan metode petani hanya mencapai 8 ton/ha dengan pemupukan 150 kg TSP dan 175 kg KCl per ha. Di samping itu serapan hara P dan K pada pemupukan melalui uji tanah lebih sedikit/efisien pada perlakuan tersebut, sehingga terjadi pengawetan hara P dan K dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya. Kata kunci: pengawetan hara P dan K, uji tanah, rekomendasi pemupukan PENDAHULUAN Sejalan dengan pemantapan swasembada beras, penerapan teknologi pemupukan padi sawah semakin penting. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan pupuk yang semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini swasembada padi mulai terancam, karena telah terjadi pelandaian produksi padi, peningkatan produksi hanya 0,11% (Sri Adiningsih, 1998). Penggunaan pupuk secara rasional dan berimbang adalah salah satu faktor kunci untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan produktivitas pertanian lahan sawah. Penggunaan pupuk yang rasional dan berimbang berati harus memperhatikan kadar unsur hara di dalam tanah, jenis dan mutu pupuk, dan keadaan pedoagroklimat, juga memperhatikan atau mempertimbangkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi optimal (Price, 1978).

Upload: 20021990

Post on 15-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pelestarian hara

TRANSCRIPT

PELESTARIAN HARA P DAN K MELALUI REKOMENDASI PEMUPUKAN BERDASARKAN UJI TANAH DI LAHAN SAWAH D

PELESTARIAN HARA P DAN K MELALUI REKOMENDASI PEMUPUKAN BERDASARKAN UJI TANAH DI LAHAN SAWAH D.I. YOGYAKARTA

Mulud Suhardjo1), Damasus Riyanto1)., dan Abdul Syukur2)1) Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)-Yogyakarta

2) Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta

ABSTRAKSejalan dengan pemantapan swasembada beras, penerapan teknologi pemupukan padi sawah semakin penting. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan pupuk yang semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini swasembada padi mulai terancam, karena telah terjadi pelandaian produksi padi, peningkatan produksi hanya 0,11%. Saat ini penggunaan pupuk P dan K belum rasional dan berimbang sehingga pemupukan tidak efisien dan produksi tanaman tidak optimal. Kebutuhan pupuk P suatu tanaman tergantung status dan dinamika hara yang bersangkutan. Penelitian kalibrasi hara P dan K yang menghubungkan status dan dinamika hara tersebut di dalam tanah dengan respon tanaman terhadap pemupukan hara P dapat digunakan untuk menyusun rekomendasi pemupukan yang rasional dan berimbang. Hal ini telah dilaksanakan di Galur Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 3 kali. Adapun perlakuannya adalah: metode uji tanah dosis pemupukan TSP dan KCl 25; 50; 75; 100 kg/ha; metode petani dosis pemupukan TSP 50; 100; 150; 200 kg/ha dan KCl 75; 125; 175; 225 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji korelasi antara produksi gabah kering panen dengan dosis rekomendasi pemupukan terbaik adalah rekomendasi pemupukan melalui metode uji tanah yaitu sebesar 0,388 di atas rekomendasi lainnya. Hasil GKP mencapai 10 ton/ha dengan pemupukan 75 kg TSP/KCl per ha. Sedangkan metode petani hanya mencapai 8 ton/ha dengan pemupukan 150 kg TSP dan 175 kg KCl per ha. Di samping itu serapan hara P dan K pada pemupukan melalui uji tanah lebih sedikit/efisien pada perlakuan tersebut, sehingga terjadi pengawetan hara P dan K dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya.

Kata kunci: pengawetan hara P dan K, uji tanah, rekomendasi pemupukan

PENDAHULUAN

Sejalan dengan pemantapan swasembada beras, penerapan teknologi pemupukan padi sawah semakin penting. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan pupuk yang semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir ini swasembada padi mulai terancam, karena telah terjadi pelandaian produksi padi, peningkatan produksi hanya 0,11% (Sri Adiningsih, 1998).

Penggunaan pupuk secara rasional dan berimbang adalah salah satu faktor kunci untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan produktivitas pertanian lahan sawah. Penggunaan pupuk yang rasional dan berimbang berati harus memperhatikan kadar unsur hara di dalam tanah, jenis dan mutu pupuk, dan keadaan pedoagroklimat, juga memperhatikan atau mempertimbangkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi optimal (Price, 1978).

Penggunaan pupuk untuk padi sawah terbukti nyata meningkatkan produksi padi, dimana telah lama dikembangkan di Jawa dengan program Intensifikasi. Pulau Jawa telah menyumbang produksi padi 60 persen dari produksi Nasional termasuk Wilayah Yogyakarta. Di Yogyakarta sentra produksi padi adalah di Sleman, Bantul dan sebagian di Kulon Progo dan Gunung kidul Namun pada akhir-akhir ini produksi padi menunjukkan kejenuhan berproduksi (pelandaian). Untuk itu telah banyak dikembangkan rekomendasi pemupukan untuk padi sawah.

Puslittanak Bogor telah mengembangkan rekomendasi pemupukan berimbang berdasarkan uji tanah. Bahkan telah mengusulkan tindak lanjut implementasi program pemupukan berimbang dengan metoda uji tanah, dan juga telah menyimpulkan bahwa uji tanah (soil test) merupakan pendekatan terbaik untuk menyusun rekomendasi pemupukan tanaman pangan (Anonim, 2000). Hal ini telah direspon oleh BPTP-Yogayakarta dengan melakukan pemetaan status hara P dan K di beberapa kabupaten di D.I. Yogyakarta

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk P dan K di lahan sawah, dibeberapa kabupaten di D.I. Yogyakarta telah dibuatkan peta status hara P dan K, namun penggunaa rekomendasi pemupukan P dan K masih beragam. Menurut Keputusan Menteri Pertanian (SK Mentan Nomor: 01/Kpts/SR.130/1/2006 tanggal 3 Januari 2005) bahwa rekomendasi pemupukan pada lahan sawah harus mengikuti uji tanah.

Makalah ini mengemukakan hasil pengkajian rekomendasi pemupukan P berdasarkan beberapa metoda untuk menentukan rekomendasi pemupukan hara P dan K untuk tanaman padi sawah yang efisien sekaligus dapat melestarikan kesuburan tanahnya.

METODOLOGI

Pengkajian rekomendasi pemupukan dari beberapa metoda melalui uji kalibrasi di lapangan dengan menggunakan percobaan petak kecil. Adapun rancangannya adalah mengunakan Rancangan Acak Kelompok di lahan yang sudah dipetakan status haranya. Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut:

Rekomendasi pemupukan P dan K perlakuan berdasarkan uji tanah yang dikaji yaitu untuk pupuk P (TSP) dengan dosis perlakuan: 25 kg/ha; 50 kg/ha; 75 kg/ha dan 100 kg/ha dan untuk pupuk K (KCl) dengan perlakuan: 25 kg/ha; 50 kg/ha; 75 kg/ha dan 100 kg/ha.

Rekomendasi pemupukan berdasarkan perlakuan petani

Rekomendasi pemupukan P dan K berdasarkan perlakuan petani yaitu untuk pupuk P (TSP) dengan dosis perlakuan: 50 kg/ha; 100 kg/ha; 150 kg/ha dan 200 kg/ha dan untuk pupuk K (Kcl) dengan perlakuan: 75 kg/ha; 125 kg/ha; 175 kg/ha dan 225 kg/ha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis tanah sebelum pengkajian menunjukkan bahwa status hara P dan K sedang sampai tinggi baik tersedia maupun total, namun kandungan bahan organiknya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa daya sangga tanah terhadap pemupukan rendah sehingga banyak pupuk hilang, tetapi nilai KTK sedang sampai tinggi hal ini menunjukkan bahwa lahan tersebut sangat respon terhadap pupuk yang diberikan.

Tabel 1. Hasil Analisa Tanah Sebelum Pengkajian di Lokasi Pengkajian

Sifat kimia TanahLapisan tanahKomposit

IIIIIIIV

pH H2O7,06,87,27,26,4

pH KCl5,75,55,85,75,2

C-Organik (%)0,781,320,360,420,376

N Total (%)0,080,160,050,060,15

C/N Rasio108779

P2O5 Tersedia (ppm)5461384371

K2O Tersedia (ppm)286305269341121

P2O5 Total (mg/100g)143,85149,8983,5097,58122,73

K2O Total (mg/100g)50,3552,3642,2941,2943,30

Ca (cmol/kg)16,5918,1017,3417,5517,59

Mg (cmol/kg)1,805,807,357,088,56

K (cmol/kg)0,570,600,530,660,12

Na (cmol/kg)0,500,670,400,470,70

Jumlah (Ca,Mg,K,Na)19,2625,1725,8225,7624,97

KTK18,5720,6120,7120,3121,67

KB (%)> 100> 100> 100> 100> 100

Al ++ (cmol/kg)0,000,000,000,000,00

H + (cmol/kg)0,70,20,20,40,4

Cu (ppm)6245404842

Zn (ppm)11569566360

Tabel 2. Hasil Analisa Tanah pada Saat Panen

Metode Uji TanahPerlakuan petani

PerlakuanHara P (Phosphate)PerlakuanHara P (Phospate)

Jaringan Total (%)TanahJaringan Total (%)Tanah

Total (ppm)Tersedia (ppm)Total (%)Tersedia me %

25 TSP0,440,250,2350 TSP0,340,150,16

50 TSP0,280,180,15100 TSP0,240,160,13

75 TSP0,280,170,15150 TSP0,260,170,14

100 TSP0,320,210,18200 TSP0,290,220,17

PerlakuanHara K (Kalium)PerlakuanHara K (Kalium)

Jaringan Total (%)TanahJaringan Total (%)Tanah

Total (ppm)Tersedia (ppm)Total (%)Tersedia me %

25 KCl1,180,810,6675 KCl1,160,750,64

50 KCl1,21,791125 KCl1,180,850,68

75 KCl1,110,720,61175 KCl1,110,720,61

100 KCl1,230,840,69225 KCl1,110,680,6

Analisis Korelasi dan Regresi

Hasil uji korelasi antara produksi gabah kering panen dengan dosis rekomendasi pemupukan menunjukkan bahwa tertinggi/kedekatannya dengan produksi padi berturut-turut adalah rekomendasi pemupukan melalui metode uji tanah untuk pupuk K yaitu sebesar 0,388 untuk uji tanah K dan 0,241 untuk uji tanah P. sedang untuk perlakuan petabi paling kecil nilai koefisien (r) yaitu sebesar 0,032 (Tabel 3).

Tabel 3 Nilai koefisien Kerelasi Beberapa Metoda Rekomendasi Pemupukan Terhadap Poduksi Gabah Kering Panen D.I. Yogyakarta

Metode rekomendasi pemupukanNilai Korelasi

Uji tanah P0,241

Uji tanah K0,388

Perlakuan petani P0,190

Perlakuan petani K0,032

Uji kalibrasi metode uji tanah dan perlakuan petaniProporsi pupuk yang digunakan untuk tanaman pangan terutama padi telah mencapai 85% dari total pupuk untuk sektor pertanian. Untuk itu penggunaannya harus efektif dan efisien. Beberapa metode untuk menentukan dosis rekomendasi pemupukan P dan K telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan produksi padi di lahan sawah. Agar lebih tepat dan akurat perlu dikaji metode yang terbaik untuk D.I. Yogyakarta ini.

Hasil analisis regresinya berdasarkan hasil kalibrasi di lahan sawah menunjukkan bahwa untuk metode uji tanah untuk pupuk P (Y=0,6912 + 8,8608 X +- 17203 X), metode uji tanah K (Y=2,0504 + 4,0408 X 0,7704 X), metode ommision plot P (Y= 5,2058 + 1,728 X 0,2899 X ) dan metode ommision plot K (Y= 3,6649 + 3,035 X 0,5596 X (Tabel 4 dan Gambar 1 dan 2).

Penggunaan pupuk P (SP-36) sebagai sumber P untuk padi sawah telah dilakukan sejak lama bersama-sama pupuk Urea. Efisiensi pupuk P lebih rendah dari pupuk N dan K. Hasil pengkajian kalibrasi pemupukan P berdasarkan metode uji tanah, dengan dosis 75 kg/ha menunjukkan terbaik diantara perlakuan lainnya dan berbeda nyata yaitu hasil gabah kering panen mencapai 10 t/ha dan 7 t/ha pada uji tanah pupuk K, perlu diketahui bahawa pada uji tanah pupuk P pupuk selain P dioptimalkan begitu juga untuk uji tanah pupuk K, selain pupuk K dioptimalkan terlebih dahulu. Pada perlakuan petani hasil gabah kering panen dapat mencapai 8 ton/ha, namun dosis pupuk yang diberikan masih terlalu tinggi yaitu 150 kg/ha TSP/SP-36 dan 75 kg/ha KCl, hal ini kurang efisien. Di Daerah Nomporejo walaupun status hara P dan K tinggi namun mampu merespon pemupukan yang berlebihan walaupun hasil yang dicapai menurun dengan meningkatnya pemberian pupuk.

Metode uji tanah untuk menentukan rekomendasi pemupukan, hasil gabah kering panen menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dari hasil pengkajian pemupukan P berdasarkan perlakuan petani. Namun untuk pengkajian pupuk K, perlakuan petani lebih tinggi dari metode uji tanah, kemungkinan dosis pemupukan K yang lebih besar/banyak dari metode uji tanah. Hal ini menunjukkan bahwa metode uji tanah dalam menentukan rekomendasi pemupukan di Yogyakarta ini dipandang lebih baik dan dapat dikembangkan dari metode lainya baik dari segi efisiensi maupun cara melakukannya.

Gamb.1 Tanggap padi sawah terhadap pemupukan berdasarkan metode uji tanah di Nomporejo, Galur, Kulon Progo

Tabel 4 Rata-rata Hasil Gabah pada Berbagai Metode Pemupukan

Metode uji tanahPerlakuan petani

Perlakuan

kg/haGabah kering panen

ton/haPerlakuan

kg/haGabah kering panen

ton/ha

25 TSP6,633 b50 TSP6,763 b

50 TSP9,600 ab100 TSP7,146 b

75 TSP10,958 a150 TSP8,171 a

100 TSP7,045 ab200 TSP7,361 b

25 KCl5,449 b75 KCl6,242 b

50 KCl6,666 ab125 KCl7,535 a

75 KCl7,624 a175 KCl8,038 a

100 KCl5,759 b225 KCl7,126 ab

Keterrangan: Angka-angka pada kolom yang sama, yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata dalam taraf 5%.

KESIMPULAN1. Metode untuk menentukan rekomendasi dosis pemupukan terbaik adalah metode uji tanah, baik untuk pupuk P maupun pupuk K.

2. Dosis pemupukan pupuk P maupun pupuk K terbaik adalah 75 kg/ha.

Daftar Pustaka

Anonim. 2000. Uji Tanah Sebagai Dasar Pemupukan Spesifik Lokasi. Tim Uji Tanah Proyek Pembinaan Kelembagaan Pertanian/ARMP-II bekerjasama dengan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor, 2000.

Murwati, Noor Amali, dan Hj. Hayatun Fardah. 2000. Hara Tanaman Padi, Jagung, dan Kedele. Badan Litbang Pertanian. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Banjarbaru..Price, G.A. 1978. Plant and Soil Analysis a system for detecting nutrient seed of crops., In Palnt nutrient, Proc. Of the 8 th Inter, Colloqium on Plant Analysis and Feretilizer Problem. 28 Aug-1 Sep, 1978. Aucland, New Zealand. Soepardi, G. 1979. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Faperta IPB Bogor.

Sri Adiningsih J. 1998. Peranan Efisiensi Penggunaan Pupuk untuk Melestarikan Swasembada Pangan. Inovasi Teknologi Pertanian. Seperempat Abad Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta. Hal: 151-163