pelarutan dan pengenceran zat
TRANSCRIPT
LAPORAN INDIVIDU
PELARUTAN ZAT PADAT DAN PENGENCERAN
LARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : Nurul Wulandari
KELAS : XI IPA 2
SMA N 1 SINGKAWANG
Tahun Pelajaran 2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya
lah makalah sederhana ini dapat saya selesaikan. Dan tak lupa saya juga ucapkan terima kasih kepada
guru pembimbing, yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas bidang studi Kimia.
Adapun yang saya bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Pelarutan Zat Padat dan Pengenceran
Larutan.
Saya menyadari dalam penulisan laporan berupa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di butuhkan, agar diwaktu mendatang saya
dapat membuat laporan dengan lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Singkawang, November 2010
Penulis
LAPORAN INDIVIDU KIMIA
I. Judul : Pelarutan Zat Padat Dan Pengenceran Larutan
II. Tujuan :
1. Membuat larutan dari padatan murni yang dilakukan dengan
mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu.
2. Mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah
dibuat.
III. Tinjauan Pustaka :
Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam
keseharian. Caranya, ” sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut” atau “sevolum
pelarut dimasukkan sejumlah zat padat”; biasanya diikuti dengan pengadukan.
Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai
dengan kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan.
Pelarutan adalah suatu proses pemisahan komponen yang dapat larut dari suatu
bahan padat dengan menggunakan zat pelarut dan berdasarkan kelarutan
komponen terhadap pelarut tersebut. Pada sistem pelarutan terdiri dari zat pelarut,
zat yang dilarutkan dan zat padat.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,
1990).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu
aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen
antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan,
2004.).
IV. Cara Kerja
Kegiatan 1
a.Pelarutan Zat Padat
Alat dan Bahan:
1. Gelas kimia 100 mL
2. Akuades 50 mL
3. Kaca arloji
4. Neraca
5. Spatula
6. Kristal BaCl2
7. Pengaduk kaca
8. Labu ukur 100 Ml
9.
Cara Kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Menghitungjumlah BaCl2 yang diperlukan
Jumlah mol BaCl2 = 100 mL x 0,1 mmol mL-1
= 10 mmol (= 0,01 mol)
Massa BaCl2 = 0,01 mol x 208 g mol-1
= 2,08 g
c. Menimbang 2,08 gram kristal BaCl2
d. Melarutkan BaCl2 itu dengan kira-kira 50 mL akuades dalam gelas kimia
100 mL. Setelah kristal BaCl2 itu larut seluruhnya, masukkan ke dalam labu
ukur 100 mL, ditambahkan lagi akuades hingga volum larutan tepat 100
mL.
Kegiatan 2
b.Pengenceran Larutan
Alat dan Bahan:
1. HCl 5 M
2. Akuades
3. Pipet ukur
4. Labu ukur100 mL
5. Gelas kimia 100 mL
6. Gelas ukur
Cara Kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Menghitung volum Asam Klorida pekat yang diperlukan.
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 5 = 100 . 0,1
V1 . 5 = 10
V1 = 2 mL
c. Mengambil 2 mL Asam klorida pekat menggunakan pipet ukur.
d. Melarutkan Asam Klorida pekat itu ke dalam kira-kira 50 mL air dalam
gelas kimia ukuran 100 mL.
e. Setelah campuran agak dingin, dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 100
mL, kemudian ditambah akuades hingga volum tepat 100 mL.
V. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan 1:
- Kaca arloji = 30, 7 g
- BaCl2 = 2, 08 g
- Kaca arloji + BaCl2 = 32, 78 g
- Warna berubah menjadi sedikit keruh
2. Kegiatan 2:
- 2 mL HCl dicampurkan dengan 50 mL akuades, kemudian setelah agak
dingin pindahkan ke dalam labu ukur.
- Tambahkan 50 mL akuades, pindahkan ke gelas kimia.
VI. Pembahasan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya,
terlebih dalam pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka
kevalidan besar konsentrasi sangat penting. walaupun fungsi standarisasi adalah
untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang kita buat, tetapi bila
dalam praktikum terjadi kesalahan-kesalahan seperti tersebut diatas, maka hasil
yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan
murni diperlukan dalam percobaan.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu
fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi
larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah
zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama.
Prinsip-prinsip pengenceran antara lain : pengenceran dilakukan dengan
memakai labu ukur, dihitung jumlah zat terlarut yang akan diencerkan, kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan
ditambahkan aquadest sampai tanda batas yang terdapat pada labu ukur/gelas
kimia. Pada prinsip nya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur
karena dilabu ukur sudah terdapat tanda batas yang mengandung arti sebatas mana
akuades harus ditambahkan.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya
pengenceran adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.
VII. Kesimpulan
Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut
dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya
pengenceran adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.
VIII. Daftar Pustaka
- Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
- http://alfakece.blogspot.com/2010/02/pengenceran-larutan.html
- Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
- http://vandef.blogspot.com/2009_11_01_archive.html
PENUTUP
Demikianlah makalah Laporan Individu Kimia yang telah saya buat. Meskipun dikerjakan
dengan semaksimal mungkin, tentunya makalah ini masih memiliki kelemahan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kemudahan
dalam melaksanakan proses belajar pada bidang studi Kimia khususnya materi “Kemolaran”.
Singkawang, November 2010
Penulis