pelaksanaan zakat tambang pasir perspektif hukum...

109
PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 (STUDI KASUS DESA MULYOSARI KEC. PASIR SAKTI KAB. LAMPUNG TIMUR) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh : Ravika Anggraeni 11150430000002 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 20-Sep-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 (STUDI KASUS

DESA MULYOSARI KEC. PASIR SAKTI KAB. LAMPUNG TIMUR)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

Ravika Anggraeni

11150430000002

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui
Page 3: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui
Page 4: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui
Page 5: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

iv

ABSTRAK

Ravika Anggraeni, NIM 11150430000002. Pelaksanaan Zakat Tambang Pasir

Perspektif Hukum Islam Dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (Studi Kasus

Desa Mulyosari Kec. Pasir Sakti Kab. Lampung Timur). Program Studi

Perbandingan Mazhab, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 / 2019.

Zakat merupakan satu kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT kepada

umatnya. Dalam harta yang diberikan oleh Allah SWT terdapat hak orang lain yaitu

zakat yang harus diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan ketentuan-

ketentuan agama Islam. akan tetapi pada kenyataannya terjadi ketidakseimbangan

antara teori dan praktek, masyarakat di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti

Kabupaten Lampung Timur terkait dengan ketentuan zakat hasil tambnag pasir

belum sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan

(fiel research) yang disebut juga dengan penelitian kasus. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa data tertulis ataupun lisan dari objek yang diamati. Sumber

data penelitian ini terdiri dari dua jenis sumber data, yaitu primer dan sekunder.

Data primer yaitu data yang diambil langsung di lapangan dari responden melalui

wawancara dan data-data kependudukan terkait pekerjaan, agama serta pendidikan

yang ada di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari al-Qur’’an, Hadits, UU No. 23

Tahun 2011 serta beberapa data yang berhubungan langsung dengan maslah yang

diteliti.

Dari hasil penelitian penulis bahwa pelaksanaan zakat tambang pasir di

Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur masih kurang

sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu hukum Islam dan Undang-Undang No. 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Masyarakat melaksanakan zakat tambang

pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

dasar hukum zakat yang sebenarnya.

Kata kunci : Zakat, Tambang Pasir, Mulyosari, Pasir Sakti, Lampung Timur.

Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A.

Daftar Pustaka : 1987 - 2019

Page 6: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing

(terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama bagi

mereka yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah Arab

yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih

penggunaannya terbatas.

a. Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z zet ز

Page 7: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

vi

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis bawah ص

d de dengan garis bawah ض

t te dengan garis bawah ط

z zet dengan garis bawah ظ

ع

koma terbalik di atas hadap kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

q Qo ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ه

ء

apostrop

y ya ي

Page 8: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

vii

b. Vokal

Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal atau monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

a fathah ــــــــــ

i kasrah ــــــــــ

u dammah ــــــــــ

Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya

sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ai a dan i ــــــــــ ي

au a dan u ــــــــــ و

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

â a dengan topi diatas اـــــ

î i dengan topi atas ىـــــ

û u dengan topi diatas وـــــ

Page 9: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

viii

d. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alif dan

lam )ال), dialih aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf

syamsiyyahatau huruf qamariyyah. Misalnya: اإلجثهاد =al-ijtihâd

al-rukhsah, bukan ar-rukhsah = الرخصة

e. Tasydîd (Syaddah)

Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya: الشفعة = al-syuî

‘ah, tidak ditulis asy-syuf ‘ah

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat contoh 1) atau

diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta marbûtah tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti

dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihasarakan menjadi huruf “t”

(te) (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

syarî ‘ah شريعة 1

al- syarî ‘ah al-islâmiyyah الشريعة اإلسالمية 2

Muqâranat al-madzâhib مقارنة المذاهب 3

g. Huruf Kapital

Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namun dalam

transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diperhatikan bahwa

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan

huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata

sandangnya. Misalnya, البخاري= al-Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih aksara

ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.

Page 10: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

ix

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia

Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kara nama

tersebut berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis

Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

h. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf (harf), ditulis

secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan

berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

No Kata Arab Alih Aksara

al-darûrah tubîhu almahzûrât الضرورة تبيح المحظورات 1

اإلقتصاد اإلسالمي 2 al-iqtisâd al-islâmî

أصول الفقه 3 usûl al-fiqh

al-‘asl fi al-asyyâ’ al-ibâhah األصل فى األشياء اإلباحة 4

المصلحة المرسلة 5 al-maslahah al-mursalah

Page 11: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan segala rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban studinya.

Shalawat teriring salam semoga tercurahkan kepada pembawa amanah, tauladan

umat, Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan orang-orang yang

tercerahkan untuk membumikan hukum-hukumnya.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang

terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala

kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa sapaan moril,

kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan

pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis secara khusus

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.A., M.H. selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Siti Hanna, M.A. dan Bapak Hidayatullah, M.H. selaku ketua dan

sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab .

3. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta

kesabarannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ahmad Yani, M.Ag. dan Siti Hanna, Lc., M.A. selaku dosen

penguji sidang munaqasyah penulis yang telah banyak memberikan saran

dan pandangan yang luas untuk melengkapi isi karya tulis ini.

5. Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik

dan memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Abdul Majid pemilik tambang pasir yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

xi

7. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Wiwik Sunardi dan Ibu Umi Kulsum,

selaku motivasi terbesar bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tidak

lupa juga, adik-adik penulis yang merupakan anugerah terindah yang telah

Allah SWT berikan, yaitu Wulan Wahyu Ningsih dan Daffa Baihaqi yang

selalu memberikan suntikan semangat.

8. Sahabat-sahabat penulis yang selalu mendukung secara moril dan

memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu Eka

Susiyanti S. Ked. dan Ratna Sari, A.Md.Ak.

9. Sahabat seperjuangan penulis yang selalu memberi semangat, motivasi dan

dukungan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Firda Nur Fildzah,

Millah Zumrotul Akmali, Visca Melyana, Vicca Sagita, Rizka Aulia Puspita

dan Diaz Ajeng Khairunnisa.

10. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya mahasiswa/i Perbandingan Mazhab Angkatan 2015

yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam skripsi ini. Terima

kasih atas semua kenangan yang tidak pernah terlupakan, semoga

silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,

penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya

sebagai amal dan membalasnya dengan yang lebih baik. Selain itu, penulis sadar

bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar

harapan penulis adanya saran untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini di

waktu mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

kalangan khususnya bagi para pembaca. Aamiin ya Robbal’alamin.

Jakarta, 23 Oktober 2019

Ravika Anggraeni

Page 13: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

xii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................7

D. Kajian Pustaka Terdahulu ............................................................................8

E. Metode Penelitian ........................................................................................9

F. Sistematika Penelitian ................................................................................11

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG ZAKAT TAMBANG

A. Pengertian dan Dasar Hukum .....................................................................13

B. Harta yang di Zakati ...................................................................................18

C. Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan .............................................18

D. Pengelolaan Zakat menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 .............22

E. Pengelolaan Zakat menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 .............24

Page 14: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

xiii

F. Orang yang Berhak Menerima Zakat ........................................................25

G. Tujuan dan Hikmah Zakat ..........................................................................28

BAB III IMPLEMENTASI PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................30

B. Geografi dan Demografi Desa Mulyosari ..................................................31

C. Implementasi Zakat Tambang Pasir di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur ..............................................................35

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR

A. Analisis pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan

Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur .....................................................40

B. Pandangan hukum Islam (fiqih) dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

terhadap pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan

Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur .....................................................45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................51

B. Saran ..........................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................54

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. HASIL WAWANCARA

B. SURAT PERMOHONAN DATA DAN WAWANCARA

Page 15: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I data Kepala Desa Mulyosari

Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Golongna Usia dan Jenis Kelamin

Tabel III Keadaan Penduduk Desa Mulyosari Menurut Mata Pencahariannya

Tabel IV Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tabel V Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Page 16: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Wawancara Kepada Bapak Ketua Baznas Kab. Lampung

Timur.

2. Surat Permohonan Wawancara Kepada Bapak Kepala Desa Mulyosari.

3. Hasil Wawancara

4. Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat

5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Page 17: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harta berarti sesuatu barang yang dimiliki, dipunyai, oleh seorang,

suatu badan, ataupun suatu perusahaan. Harta berperan besar dalam kehidupan

manusia, semakin banyak harta seseorang semakin mudah ia memenuhi

kebutuhan hidupnya.1 Dalam Islam, hak milik sebagai fungsi harta kekayaan

terdapat ketentuan. Ketentuan tersebut antara lain, rizki adalah tiang kehidupan

manusia yang disediakan oleh Allah SWT.2

Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa pada harta yang dimiliki seseorang,

didalamnya terdapat hak bagi orang lain. Hak yang utama berupa zakat,

sedangkan Islam juga menganjurkan agar manusia bersedekah, berwaqaf,

berinfaq, berqurban, serta beraqiqah. Perintah mengeluarkan zakat dalam al-

Qur’an, seringkali menggunakan istilah shadaqah dan zakat, yang dalam

pengertian sehari-hari juga disebut dengan infaq.3 Sedangkan dalam tatanan

urusan negara, perintah mengeluarkan zakat terbukti dengan adanya Undang-Undang

No. 38 tahun 1999 yang di sempurnakan dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011

tentang pengelolaan zakat. Harta disebut zakat, karena ia membersihkan orang

yang mengeluarkannya dari dosa, membuat hartanya berkat dan bertambah

banyak.4 Allah SWT berfirman dalam Q.s. Adz-Dzariyat (51): 19:

و ميا فيو ق ح ميهال يو لئآس ل ﴾19﴿موير حيم ال

Artinya: “dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin

yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.

1 Zakiah Daradjat, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa (Jakarta: CV Ruhama, 1994), h. 34. 2 Sjechul Hadi Permono, Sumber Sumber Penggalian Zakat (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1994), h. 1. 3 Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan (Jakarta:

Nuansa Madani Publisher, 2004), h. 101. 4 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1. (T.t, t.tp, t.th) h. 145.

Page 18: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

2

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya berbagai nilai-

nilai kebaikan universal. Nilai-nilai kebaikan itu dapat kita jumpai dalam 5

(lima) ajaran pokok Islam yang disebut dengan rukun Islam, yaitu bersyahadat

tauhid dan syahadat rasul, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di

bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah Mekah. Di antara rukun Islam

tersebut adalah menunaikan zakat. Zakat adalah salah satu ibadah yang syarat

dengan nilai-nilai sosial dan spiritual.5 Menurut hukum Islam, semua yang

dimiliki (harta kekayaan) bila sudah mencapai nisab maka harus dikeluarkan

zakatnya.

Zakat merupakan satu nama yang diberikan untuk harta yang

dikeluarkan oleh seorang manusia sebagai hak Allah SWT. Dinamakan zakat

karena di dalamnya terdapat harapan akan keberkahan, kesucian jiwa, dan

berkembang di dalam kebaikan.6

Allah SWT berfirman dalam Q.s. At-Taubah (9): 103:

و ميا نيمذيخ و ه بميهييك ز ت و ميه ر ه ط ت ة ق د ص ميهال ا اميهييل ع ل ص ص ن ، ن ك س ك ت ل

﴾103﴿م ييلع ع ييمس الل ،و ميه ل

Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk

mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam

al Qur’an, Sunnah Nabi, dan ijma’ para ulama.7 Zakat merupakan ibadah

maaliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan

5 Abdul Karim, “Dimensi Sosial dan Spiritual Ibadah Zakat”, Jurnal Zakat dan Wakaf

Vol. 2, No. 1, (Juni 2015), h. 1-2. 6 Syaikh as-Sayyid Sabiq, Panduan Zakat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah (Bogor:

Pustaka Ibnu Katsir, 2005), h. 1. 7 Abdul Al-Hamid Mahmud al-Ba’ly, Ekonomi Zakat (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 1.

Page 19: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

3

menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan

kesehjateraan umat. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk dalam salah

satu rukun Islam yang lima, sebagaimana diungkapkan dalam berbagai hadist

Nabi, sehingga keberadaannya dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidh-

dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian

mutlak dari keislaman seseorang.8

Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan disebutkan

secara beriringan dengan kata shalat dalam al-Qur’an. Allah SWT mewajibkan

zakat sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur’an, Sunnah rasul-Nya, dan

kesepakatan ulama kaum muslimin.9

Sebagaimana terdapat dalam firman Allah Q.s. Al-Baqarah (2): 43:

م ييقا و الص عاكالر ع م اويع ك اريو ة ك االز ويت ا و ة ل ﴾43﴿يي

Artinya:“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

beserta orang-orang yang ruku'.”

Adapun dalil berupa ijma’ ialah kesepakatan semua (ulama) umat

Islam di semua negara kesepakatan bahwa zakat adalah wajib. Bahkan para

sahabat Nabi saw. sepakat untuk membunuh orang-orang yang enggan

mengeluarkan zakat. Dengan demikian barang siapa yang mengingkari

kefarduannya, berarti dia kafir atau jika sebelumnya dia merupakan seorang

Muslim yang dibesarkan di daerah Muslim, menurut kalangan ulama berarti

dia murtad.10

Secara umum harta manusia haram untuk diambil berdasarkan nash

al-Qur’an dan as-Sunnah. Tidak ada yang membuatnya halal untuk diambil

8 Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami Menjawab

(Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional, 2005), h. 11. 9 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012, Cet.3), h., 56 10 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 90.

Page 20: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

4

kecuali dengan adanya keridhaan, kerelaan hati, atau adanya perintah syari’at

seperti zakat, diyat, denda, syuf’ah dan sejenisnya.11

Allah SWT menegaskan bahwa ciri utama orang-orang yang bersifat

mulia adalah suka berbuat baik. Amal kebaikan ini dapat dilihat dengan nyata

pada ibadah mereka di waktu malam hari, membaca istiqfar di waktu tengah

malam dengan menghambakan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Disamping itu, amal kebaikan mereka dapat dilihat pada pemberian zakat

kepada fakir miskin karena didorong rasa belas kasihan dan cinta kasih kepada

mereka.12 Allah SWT. berfirman Q.s. At-Taubah (9): 71:

يو ن وين مؤ اليو ي ضعيب اء ل ويا ميه ض عيب اتن مؤيم الييبن وير م أ ينع ن ويه نيي و فوير عيم ال رك نيم ال

م ييقي و الص ويس ر و الل ن ويع ييطي و ة ك الز ن ويت ؤيي و ة ل ،ا ل يس ك ول ي الل ن ،االل م ه ح ﴾71﴿م ييكح ز ييزع

Artinya:“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.

Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Menurut garis besarnya, zakat dibagi menjadi dua bagian: pertama,

zakat harta yaitu zakat yang diwajibkan atas harta yang memenuhi syarat-

syarat tertentu dan kedua, zakat jiwa zakat ini populer di masyarakat dengan

11 Syaikh Shiddiq Hasan Khaan, Fiqh Islam dari al-Kitab dan as-Sunnah (Jakarta: Griya

Ilmu, 2012), h. 6. 12 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 58.

Page 21: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

5

nama zakatul fitrah yaitu zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim pada

bulan Ramadhan.13

Zakat juga merupakan ibadah yang bersifat sosial yang dimana

manfaatnya dirasakan oleh pelakunya dan dirasakan oleh orang lain pula

seperti halnya menyantuni anak yatim. Zakat menjadi bukti nyata terhadap rasa

kemanusiaan dan keadilan, persaudaraan dalam Islam, serta pengikat

persaudaraan umat dan bangsa. Terlebih sebagai pengikat hubungan antara

kaya dan miskin. Sehingga sangat ditekankan pelaksanaannya. Adapun zakat

yang diwajibkan terhadap kelima jenis harta, yaitu nuqud (emas, perak, dan

uang), barang tambang dan barang temuan, harta perdagangan, tanaman dan

buah-buahan, dan binatang ternak.14

Khusus untuk zakat tambang terdapat perbedaan pendapat dikalangan

mazhab. Namun pada prinsipnya, seluruh ulama tanpa terkecuali menegaskan

bahwa hasil tambang wajib dizakati, berdasarkan dalil-dalil umum yang

mewajibkan zakat terhadap sesuatu yang dikeluarkan dari perut bumi atau hasil

bumi.15

Firman Allah SWT Q.s. Al-Baqarah (2): 267:

ه ي اا ي ال ا وين م ا ن ييا مويق فنيا ك م تب ي ط نيا ا م مو ميت بيس ا ل ن جير خيا ن مميك ا ،ضريالي

و ييباالي ويم م ي ت ل بميت سيل و ن ويق فنيت ه نيمث اهييذخا ن ا ن ويم ل اعي،و هييافويض مغيت نيا ل

ن غ الل ﴾267﴿د ييح

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih

13 Aimatul Khoiriyah, “Zakat Tambang Pasir (Studi Kasus di Desa Ngloram Kecamatan

Cepu Kabupaten Blora)” (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Walisongo, 2015), h. 4. 14 Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 126. 15 Oni Sahroni dkk, Fikih Zakat Kontemporer (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2018),

h. 108.

Page 22: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

6

yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.

dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Adapun menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i dan Imam Malik

menjelaskan kadar wajib yang dizakati adalah 2,5%, sama dengan emas dan

perak (85 gram) yang ditegaskan dalam nash dan ijma’.16 Namun barang

tambang ini tidak disyaratkan haul (cukup setahun). Akan tetapi manakala hasil

tambang sampai nisab, maka saat itu pula wajib dikeluarkan zakatnya 1/40

(2,5%) dari jumlah ma’din yang sudah dibersihkan dari kotorannya.17

Desa Mulyosari adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur. Mayoritas masyarakatnya beragama Islam,

dengan mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Daerah dengan

geografis tanah berpasir sehingga banyak dari masyarakat bekerja sebagai

penambang pasir. Mereka mengambil pasir dari pekarangan-pekarangan yang

kosong, dengan menyedot pasir dari dalam, sehingga banyak meninggalkan

bekas berupa danau-danau galian pasir. Pasir-pasir yang dihasilkan rata-rata

sudah mencapai kadar zakat yang wajib dikeluarkan. Akan tetapi, baru sedikit

kesadaran untuk mengeluarkan zakat. Ada yang mengeluarkan zakat dengan

cara menyalurkan ke masjid, mushola, anak yatim, dan kerabat yang kurang

mampu tanpa mengetahui ketentuan zakatnya.

Oleh karenanya, penulis mencoba meneliti bagaimana pelaksanaan

zakat tambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti dan bagaimana

pandangan hukum Islam serta Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat, serta bagaimana peran BAZNAS daerah dalam pengelolaan

dan penyaluran zakat tambang pasir di desa tersebut.

16 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu 3 (Jakarta: Gema Insani, 2011), h., 211. 17 Wiwit Martaleli, “Pelaksanaan Zakat Tambang Emas Ditinjau Menurut Hukum Islam

(Studi Di Desa Koto Kombu Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi).”

(Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim,

2011), h., 3.

Page 23: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

7

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan zakat tambang pasir menurut hukum Islam

dan Undang-Undang No.23 Tahun 2011 di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan zakat tambang pasir di

Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung

Timur.

b. Untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum Islam terkait

pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan

Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

c. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Undang-Undang RI

No.23 Tahun 2011 terkait pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana hukum (S.H)

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam

masalah zakat tambang pasir.

c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para

penambang untuk pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

d. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk menunaikan zakat melalui Badan Amil Zakat

yang ada di daerah mereka.

Page 24: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

8

D. Kajian Pustaka Terdahulu.

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka

diperlukan kajian terdahulu. sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan

kajian pustaka yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai

pembanding dari skripsi ini, antara lain:

1. Aimatul Khoiriyah, Tahun 2015 (Universitas Islam Negeri Walisongo).

Dengan judul “Zakat Tambang Pasir (Studi Kasus di Desa Ngloram

Kec. Cepu Kab. Blora)”. Skripsi ini menjelaskan pembahasan mengenai

bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan zakat tambang

pasir yang mengambil pasir dari Bengawan Solo. Perbedaan skripsi ini

dengan penulis adalah penulis membahas tentang bagaimana

Pelaksanaan Zakat Tambang Pasir Perspektif Hukum Islam dan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (Studi Kasus Desa Mulyosari Kec.

Pasir Sakti Kab. Lampung Timur).

2. Bayu Setyadipraja, Tahun 2017 (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Darussalam). Dengan judul “Pembatasan Zakat Tambang pada Emas

dan Perak (Suatu Analisis Terhadap Fatwa MPU Aceh Nomor 9 tahun

2013)”. Skripsi ini menjelaskan pembahasan mengenai pembatasan

zakat tambang hanya pada emas dan perak berdasarkan fatwa Majelis

Permusyawaratan Umum nomor 9 tahun 2013. Perbedaan skripsi

dengan penulis adalah penulis membahas tentang bagaimana

Pelaksanaan Zakat Tambang Pasir Perspektif Hukum Islam dan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (Studi Kasus Desa Mulyosari Kec.

Pasir Sakti Kab. Lampung Timur).

3. Wiwit Martaleli, Tahun 2011 (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau). Dengan judul “Pelaksanaan Zakat Tambang Emas

Ditinjau Menurut Hukum Islam (Studi di Desa Kombu Kec. Hulu

Kuantan Kab. Kuantan Singingi)”. Skripsi ini menjelaskan pembahasan

mengenai bagaimana pelaksanaan zakat tambang emas di daerah

tersebut karena masih minimnya kesadaran untuk mengeluarkan zakat.

Perbedaan skripsi dengan penulis adalah penulis membahas tentang

Page 25: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

9

bagaimana Pelaksanaan Zakat Tambang Pasir Perspektif Hukum Islam

dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (Studi Kasus Desa Mulyosari

Kec. Pasir Sakti Kab. Lampung Timur).

E. Metode Penelitian.

Metodologi yang digunakan oleh penulis untuk sampai pada rumusan

yang tepat dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Penelitian.

Penelitian ini adalah bersifat yuridis empiris yaitu penelitian

lapangan (field reaserch), yaitu di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur.

2. Sumber Data.

a. Data Primer yaitu data yang diambil langsung di lapangan dari

responden melalui wawancara dan data-data kependudukan terkait

pekerjaan, agama serta tingkat pendidikan.

b. Data Sekunder

1) Bahan buku primer terdiri dari al-Qur’an, Hadist, Undang-

Undang No. 38 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

2) Bahan buku tersier yaitu data yang diambil dari beberapa

buku yang berhubungan langsung dengan masalah yang

diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan, menggunakan beberapa metode,

yaitu:

Page 26: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

10

a. Observasi.

Adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian.18

b. Interview.

Interview dikenal dengan istilah wawancara, yang berarti

suatu proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

berhadapan secara fisik.19

Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan

percakapan tatap muka antara pewawancara dengan sumber

informasi, dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu

objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.20 Wawancara

dilakukan kepada Pemerintah setempat dalam hal ini Kepala Desa

dan BAZNAS yang berada di daerah tersebut serta para

penambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti

Kabupaten Lampung Timur.

c. Dokumentasi.

Menurut Irawan, dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian.21

Dokumen itu dapat berupa teks tertulis, artefak, gambar, maupun

foto.22 Disini peneliti mencatat data-data yang ada di Kantor Desa.

4. Teknik Analisis Data.

Analisis data merupakan suatu proses sistematis pencarian dan

pengaturan transkip wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumen,

foto, dan material lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

18 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 116. 19 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 88. 20 Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 372. 21 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, h.

100.

Page 27: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

11

tentang data yang telah dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan

penelitian dapat disajikan dan diinformasikan kepada orang lain.23

5. Teknik Penulisan Skripsi.

Teknik penulisan dalam penelitian ini menggunakan buku

pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan.

Agar memperoleh gambaran yang runtun serta logis seperti yang

dikehendaki dalam dunia ilmu pengetahuan, maka sistematika penulisan ini

dibagi menjadi beberapa sub, yaitu:

Bab pertama, berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka Terdahulu, Metode Penelitian,

dan Sistematika Penelitian.

Bab kedua, berisi tentang Pengertian dan Dasar Hukum Zakat, Harta

yang Wajib dizakati, Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan, Pengelolaan

Zakat Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999, Pengelolaan Zakat

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011, Orang yang berhak menerima

Zakat, serta Tujuan dan Hikmah Zakat.

Bab ketiga, gambaran umum lokasi penelitian, geografi dan demografi

tentang Desa Mulyosari, dan implementasi zakat tambang pasir di Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Bab keempat, menjelaskan analisis tentang bagaimana pelaksanaan

zakat tambang pasir yang ada di Desa Mulyosari serta pandangan hukum Islam

dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 terhadap pelaksanan zakat tambang

pasir di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Bab kelima, yang merupkan bab penutup, yang diisi kesimpulan dan

saran. Dari bab ini dikemukakan dari keseluruhan kajian yang merupakan

23Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,h.,

391.

Page 28: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

12

jawaban dari permasalahan dan dikemukakan pula tentang saran-saran,

penutup sebagai tindak lanjut dari rangkaian penutup.

Page 29: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

13

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT TAMBANG

A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM ZAKAT.

1. Pengertian Zakat.

Zakat menurut bahasa berarti kesuburan (nama’), kesucian

(thaharah), keberkatan (barakah), dan berarti juga mensucikan (tazkiyah,

tathhier).24 Sedangkan secara istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu

pula. 25

Adapun pengertian zakat menurut para mazhab yaitu: Mazhab Hanafi

mendefinisikan zakat dengan “Menjadikaan sebagian harta yang khusus dari

harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh

syariat karena Allah SWT”. Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan,

“Mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah

mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang

yang berhak menerimanya (mustahiqq). Dengan catatan, kepemilikan itu penuh

dan mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian”.

Mazhab Syafi’i mendefinisikan zakat dengan sebuah ungkapan untuk

keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan mazhab

Hambali, zakat ialah hak yang wajib (dikeluarkan)dari harta yang khusus untuk

kelompok yang khusus pula.26

24 Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Zakat (Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra, 1999), h. 3. 25 Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infak dan Sedekah Kami Menjawab

(Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), 2005), h. 17. 26 Wahbah Al- Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 83-84.

Page 30: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

14

Kelompok tertentu yang dimaksudkan adalah delapan golongan yang

disebut oleh firman Allah SWT Q.s. At-Taubah (9): 60:

م ن ا ق د االص ت يو اءر ق ف ليل كس م ال لامع اليو يي ياو ه ييل ع يي ابق الر فو ميهبويل ق ةف ل ؤ م ال

مارغ اليو ﴾60﴿م ييكح م ييلع الل ،و اللن م ة ض يير،ف لييبالس نابيو الللييبس فو يي

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin....”27

Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia, dikemukakan:

“Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan

yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk

diberikan kepada yang berkah menerimanya.”28 Pengertian zakat ini kemudian

disempurnakan dengan: “Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syariat Islam.29

Disamping itu zakat dapat meningkatkan derajat ketaqwaan seseorang

terhadap Allah SWT30, seperti dijelaskan dalam Q.s. At- Taubah (9): 103:

، مي ل ه ن ك س ت ك ل ص ،ان ل ييهمي ع ل او ص به ييهمي ك ت ز و مي ر ه ه ت ط ق ة د ص الهمي و ا مي مني ذي خ

لييم ع مييع س الل ﴾103﴿و

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka...”

27 Orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, muallaf, orang berhutang, pada jalan Allah

(sabilillah), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir). 28 UU RI No. 39 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1 angka 2. 29 UU RI No. 23 tahun 2011, tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1 angka 2. 30 Zurinal Z, Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 158.

Page 31: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

15

Maksud dari ayat tersebut adalah zakat dapat membersihkan diri dari

kekikiran dan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati serta

memperkrmbangkan harta benda.

Ketentuan syariah mewajibkan orang-orang yang tergolong kaya

menunaikan zakat sebagai rukun Islam dan ibadah yang berkaitan dengan harta

dan sesama manusia termasuk negara.31 Sebab dalam al-Qur’an menjelaskan

tentang orang-orang fakir, bahwa mereka merupakan suatu kelompok yang

mempunyai hak atas harta benda orang-orang kaya. Seperti dijelaskan dalam

Q.s. Al-Dzarriyat (51): 19:

و ميا فيو ق ح ميهال يو لئآس ل ﴾19﴿موير حيم ال

Artinya: “dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin

yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (orang miskin

yang tidak meminta-minta).”

2. Dasar Hukum Zakat.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan ibadah wajib

seperti ibadah yang lainnya yaitu shalat, puasa, dan haji. Zakat sendiri disebut

secara beriringan dengan shalat dalam 82 ayat pada al-Qur’an. Allah SWT

telah menetapkan hukum zakat yaitu wajib, baik dengan al-Qur’an, Sunnah,

maupun ijma’ dari umatnya. Hukum zakat yaitu wajib ‘aini yaitu kewajiban

yang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.

Dalam beberapa ayat al-Qur’an yang memerintahkan untuk

menunaikan zakat, Allah SWT berfirman Q.s. Al-Taubah (9): 60:

31 Sumuran Harahap, Kajian Zakat Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Gaung Persada Press

Group, 2017), h. 43.

Page 32: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

16

م ن ا ق د االص ت يو اءر ق ف ليل كس م ال لامع اليو يي ياو ه ييل ع يي ابق الر فو ميهبويل ق ةف ل ؤ م ال

مارغ اليو ﴾60﴿م ييكح م ييلع الل ،و اللن م ة ض يير،ف لييبالس نابيو الللييبس فو يي

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi

Maha Bijaksana.”

Q.s. Al-Baqarah (2): 43:

م ييقا و الص عاكالر ع م اويع ك اريو ة ك االز ويت ا و ة ل ﴾43﴿يي

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang ruku'.”

Q.s. Al-Taubah (9): 103:

، مي ل ه ن ك س ت ك ل ص ،ان ل ييهمي ع ل او ص به ييهمي ك ت ز و مي ر ه ه ت ط ق ة د ص الهمي و ا مي مني ذي خ

لييم ع مييع س الل ﴾103﴿و

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Page 33: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

17

Q.s. Al-Baqarah (2): 267:

ه ي اا ي ال ا وين م ا ن ييا مويق فنيا ك م تب ي ط نيا ا م مو ميت بيس ا ل ن جير خيا ن مميك ا ،ضريالي

و ييباالي ويم م ي ت ل بميت سيل و ن ويق فنيت ه نيمث اهييذخا ن ا ن ويم ل اعي،و هييافويض مغيت نيا ل

ن غ الل ﴾267﴿د ييح

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih

yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.

dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa zakat adalah wajib.

Dalam suatu hadits dari Abdullah bin Umar:

ن ب سيالي م ل يع ة اد ه ش سخ نيأ إل إل و الل ل

ويس ر اد م م ن أ إو اللل

ام ق الص ة ل

إو ج حو ة ك الز اء ت يي م ر م ويص و تييالي 32ان ض

Artinya: “Islam dibangun atas lima perkara, bersaksi bahwa tidak ada

Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,

mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan.” (H.R.

Muslim).

Dari hadits diatas, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rukun Islam

dibangun dengan lima dasar, yang dimulai dengan syahadat, kedua shalat,

ketiga zakat, keempat puasa dan kelima haji. Yang mana zakat merupakan

dasar yang ketiga dalam Islam, yang apabila tanpa dasar tersebut maka

bangunan Islam tidak akan berdiri dengan kokoh.

32 Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi, Al-Jami’ Al-Shahih Al-Musamma

Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Jail), Juz 1, h. 34.

Page 34: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

18

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban zakat dapat

dibebankan pada harta kekayaan yang dipunyai seorang muslim yaitu,

kepemilikan yang pasti/milik penuh (almilkuttam), berkembang (an-namaa),

melebihi kebutuhan pokok, bebas dari hutang, mencapai nishab, mencapai

haul.33 Para ulama sepakat bahwa yang wajib membayar zakat adalah orang

Islam yang merdeka (bukan budak), baligh, berakal sehat, dan mempunyai hak

milik penuh atas harta benda yang telah mencapai satu nishab.34

B. HARTA YANG DIZAKATI.

Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam yaitu, pertama zakat

jiwa (nafs) yang berarti dalam zakat ini adalah zakat fitri, kedua zakat harta

(maal) yang terdiri dari zakat emas dan perak, pertanian, peternakan, hasil

tambang dan barang temuan, serta barang perniagaan. Dari kedua jenis zakat

tersebut yang wajib dizakati adalah zakat yang berkaitan dengan harta.

Dalam Undang Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,

pasal 11 angka 2, menyebutkan bahwa harta yang dikenakan zakat yaitu:

1. Emas, perak dan uang

2. Perdagangan dan perusahaan

3. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan

4. Hasil pertambangan

5. Hasil perternakan

6. Hasil pendapatan dan jasa

7. Rikaz 35

C. Zakat Barang Tambang dan Barang Temuan.

Ma’din menurut bahasa ialah tempat asal tiap-tiap sesuatu, tempat

pertambangan emas, perak, besi, intan, belerang, timah, minyak, hidrogen, batu

bara, kapur, dan sebagainya. Menurut istilah syara’ adalah benda-benda yang

33 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf (Jakarta: PT Grasindo, 2006),

h., 15. 34 Ibn. Rusyd, Bidayatul Mujtahid, hal 509. 35 UU RI No. 38 tahun 1999, Pasal 11 Angka 2.

Page 35: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

19

telah diciptakan Allah SWT didalam bumi seperti emas, perak, tembaga, timah,

intan, minyak, belerang, batu bara, kapur, dan sebagainya.36

Menurut mayoritas ulama hasil tambang adalah harta yang diciptakan

Allah SWT yang ada dalam bumi, baik berupa emas, perak, atau timah,

kuningan atau belerang dan lain-lain sebagainya. Sedangkan menurut ulama

dari mazhab Syafi’i harta tambang itu hanya emas dan perak saja.37

Dalam buku Zakat Kajian Berbagai Mazhab Wahbah Al-Zuhayly

mengutip beberapa pendapat ulama mengenai zakat hasil tambang adalah

sebagai berikut:

a. Mazhab Hanafi.

Barang tambang, rikaz, dan harta terpendam adalah satu, yakni

setiap harta yang terpendam dibawah bumi. Hanya saja, barang

tambang adalah harta yang diciptakan Allah SWT ketika bumi ini

diciptakan sedangkan rikaz dan harta simpanan adalah harta yang

dipendam oleh orang-orang kafir.

Barang tambang terdiri atas tiga jenis menurut mazhab Hanafi,

yaitu:

1. Barang padat yang mencair dan bisa dicetak dengan cara

memanaskannya dengan api, seperti emas dan perak, besi,

tembaga, timah, dan air raksa. Inilah harta yang wajib dizakati

sebanyak seperlima, walaupun belum mencapai nishab.

2. Barang tambang padat yang tidak mencair dan tidak bisa dicetak

dengan cara memanaskannyadengan api. Seperti kapur, batu

celak, dan semua jenis bebatuan lainnya seperti yaqut dan

garam.

3. Barang tambang cair, tidak padat. Misalkan, aspal dan minyak

tanah.

36 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, h. 33. 37 Zurinal, Aminuddin, Fiqih Ibadah, h. 175.

Page 36: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

20

Menurut mazhab Hanafi, zakat yang wajib dikeluarkan hanya pada

macam pertama, baik barang tersebut ditemukan pada tanah yang dibebaskan

secara paksa (diperangi) maupun tanah tersebut didapatkan karena

penduduknya menyerah (belum diperangi).

b. Mazhab Maliki.

Barang tambang tidak sama dengan rikaz. Barang tambang

adalah harta yang diciptakan oleh Allah SWT di dalam tanah, baik

berupa emas, perak, maupun yang lainnya. Untuk mengeluarkannya

diperlukan pekerjaan yang berat dan pembersihan. Sedangkan rikaz

atau harta terpendam adalah harta pendaman jahiliyah baik berupa

emas, perak maupun yang lainnya. Barang tambang yang wajib

dizakati hanya emas dan perak. Barang yang lainnya tidak wajib

dizakati, misalnya tembaga, timah, air raksa dan yang lainnya kecuali

jika barang-barang tambang tersebut diperdagangkan.38

c. Mazhab Syafi’i.

Menurut mazhab Syafi’i barang tambang adalah harta yang

dikeluarkan dari suatu tempat yang diciptakan Allah SWT dan hanya

khusus berkaitan dengan emas dan perak. Barang tambang lainnya

tidak wajib dikeluarkan zakatnya.39

d. Mazhab Hanbali

Mazhab Hanbali berpendapat barang tambbang adalah harta

yang dikeluarkan dari dalam bumi yang diciptakan oleh Allah.

Kepemilikan barang-barang tambang yang berbentuk padat sama

dengan kepemilikan emas, perak dan tembaga. Harta-harta tersebut

dimiliki sesuai dengan kedudukan tanah yang mengandungnya karena

38 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 148-154. 39 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 3 (Jakarta: Gema Insani, 2011), h.

211.

Page 37: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

21

barang tambang merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam

tanah.40

Islam selalu menetapkan kewajiban kepada umatnya yang memiliki

standar umum, begitu juga dengan kewajiban berzakat atas harta hasil tambang

yang harus dipenuhi. Apabila standar (syarat) umum tersebut tidak terpenuhi,

maka harta tersebut belum menjadi objek yang wajib dizakati. Syarat-syarat

umum barang hasil tambang menjadi objek zakat adalah:

1. Harta tersebut harus dimiliki dengan pemilikan yang sempurna oleh

muzakki (orang yang mengeluarkan zakat).

2. Harta tersebut harus berkembang (baik berkembang secara riil ataupun

berkembang secara hukum).

3. Harta yang tunduk pada zakat tersebut harus mencapai jumlah tertentu

yang dinamakan nishab.

4. Tidak ditentukan haul artinya zakat barang tambang harus dikeluarkan

pada saat memetiknya atau memanennya jika mencapai nishab.41

Para ulama berbeda pendapat mengenai berapa kadar wajib zakat

untuk barang tambang. Dalam hal ini sebagian berpendapat 1/5 bagian atau

20% seperti zakat rikaz, sebagian berpendapat 1/40 bagian atau 2,5% seperti

zakat emas.

Kalangan yang berpendapat bahwa zakat ma’din ini besarnya adalah

1/5 atau 20 %, sebagaimana zakat rikaz diantaranya adalah mazhab al-

Hanafiyah. Mereka juga tidak mensyaratkan haul untuk zakat ma’din. Maka

zakatnya langsung dikeluarkan begitu seseorang mendapatkannya, tanpa harus

menunggu masa kepemilikan selama satu tahun, seperti layaknya zakat emas

dan perdagangan. Pendapat kedua untuk besar zakat ma’din 1/40 bagian atau

2,5% adalah pendapat dari sebagian kalangan ulama mazhab Syafi’i.

40 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 158. 41 Aimatul Khoiriyah, “Zakat Tambang Pasir (Studi Kasus di Desa Ngloram Kecamatan

Cepu Kabupaten Blora)” (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Walisongo, 2015), h. 35-36.

Page 38: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

22

Pendapat ketiga adalah pendapat yang menyebutkan bahwa besar

prosentase zakat ma’din kadang-kadang 20% dan kadang-kadang 2,5%. Semua

tergantung dari bagaimana cara mendapatkannya. Kalau untuk

mendapatkannya harus melalui proses yang menyulitkan atau memberatkan

(ta’ab), maka kadar zakatnya cukup 2,5% atau 1/40 bagian saja. Sebaliknya,

bila cara mendapatkan manfaatnya tidak menyulitkan dan juga tidak

memberatkan, kadar zakatnya adalah 20% atau 1/5 bagian.42

Rikaz adalah harta (emas atau perak) yang ditanam oleh kaum Jahiliah

(sebelum Islam).43 Bagi yang menemukan harta rikaz itu berupa emas dan

perak harus mengeluarkan zakatnya sebesar 1/5 bagian atau 20%. Disyaratkan

bahwa harta rikaz merupakan harta terpendam sejak jaman Jahiliyah, harta

tersebut ditemukan oleh orang-orang yang wajib zakat, baik ditemukan dengan

menggali, pengairan karena tanah longsor atau sebab lainnya.44

D. Pengelolaan Zakat Menurut Undang-Undang No 38 Tahun 1999.

Pengelolaan zakat merupakan suatu kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta

pendayagunaan zakat.45 Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam

dan mampu (harta yang dimiliki telah mencukupi batas nishab) berkewajiban

untuk menunaikan zakat. Pengelolaan zakat haruslah berasaskan iman dan

takwa, keterbukaan serta adanya kepastian hukum yang sesuai dengan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurut pasal 6 UU No. 38 Tahun 1999 organisasi pengelola zakat

adalah:

42 Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (4) Zakat (Jakarta: DU Publishing, 2011), h. 197-

198. 43 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam cet.39 (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2006), h. 206. 44 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Al-wasithu fi al-

Fiqh al-‘ibadat,Terjemah Kamran As’at Irsyady dkk .Fiqh Ibadah, cet 3, Jakarta: Amzah:

2013. H. 363. 45 Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Pasal 1 angka 1.

Page 39: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

23

1. Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh

pemerintah.

2. Pembentukan badan amil zakat:

a. Nasional oleh Presiden atas usul Menteri;

b. Daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah

departemen agama propinsi;

c. Daerah kabupaten aatau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas

usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;

d. Kecamatan oleh camatatas usul kepala kantor urusan agama

kecamatan.

3. Badan amil zakat disemua tingkatan memiliki hubungan kerja yang

bersifat koordinatif, konsultif dan informatif.

4. Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan

pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.

5. Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur

pengawas dan unsur pelaksana.

Pengumpulan zakat tercantum dalam pasal 11, 12, 13, 14, 15 Undang-

Undang No. 38 Tahun 1999.

Pasal 11

(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah

(2) Harta yang dikenai zakat adalah :

a. emas, perak dan uang;

b. perdagangan dan perusahaan;

c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan;

d. hasil pertambangah;

e. hasil peternakan;

f. hasil pendapatan dan jasa;

g. rikaz.

Page 40: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

24

(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar, dan waktunya

ditetapkan berdasarkan hukum agama.

Pasal 12

(1) Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara

menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan

muzakki;

(2) Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam

pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank atas

permintaan muzakki.

E. Pengelolaan Zakat Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011.

Terbentuknya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 sejatinya untuk

menata pengelolaan zakat yang lebih baik lagi. Penataan yang sebagaimana

dimaksud tidak terlepas dari kepentingan guna menjadikan amil zakat yang

lebih profesional, memiliki legalitas secara yuridis formal dan mengikuti

sistem pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat. Tugas dan

tanggung jawab sebagai amil zakat tidak dapat dilepaskan dari prinsip syariah

yang mengaitkan zakat dengan kewenangan pemerintah untuk mengangkat

amil zakat.46

Dengan kata lain, pengelolaan zakat oleh pemerintah (negara)

bukanlah tujuan, melainkan sarana. Tujuan utama pengelolaan zakat yaitu

tersampaikannya zakat kepada mustahik secara tepat sasaran dan dengan

kemanfaatan yang paling optimal, melindungi kemaslahatan dengan

46 Luthfi Hidayat, “Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat Di Baznas Kabupaten Tangerang” (Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), h. 48.

Page 41: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

25

mendorong lahirnya kebijakan berorientasi syariah yang berfokuskan pada

kemanfaatan dan menjauhkan dari kerusakan.47

BAZNAS merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah dalam

melaksanakan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam melaksanakan tugasn

dan fungsinya, BAZNAS dapat bekerjasama dengan pihak terkait sesuai

dengan aturan yang berlaku. Dalam pemerataan tugas pengelolaan zakat,

BAZNAS membentuk BAZNAS propinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

Allah SWT telah memerintahkan kepada umat muslim untuk

menunaikan zakat dan diserahkan kepada yang berhak menerimanya. Selain

mengandung hubungan secara vertikal yaitu manusia dan Tuhannya, zakat juga

mengandung hubungan secara horizontal yaitu manusia dengan manusia.

Dengan adanya zakat diharapkan dapat memperkecil jurang pemisah antara si

miskin dan si kaya, mengembangkan solidaritas sosial, menghilangkan sikap

matrealisme serta individualisme.

Dalam hal pengelolaan zakat yaitu pengumpulan, pendayagunaan,

pengawasan, dan sanksi atas pelanggaran pengelolaan zakat, pemerintah telah

mengeluarkan aturan pengelolaan zakat yang tercantum dalam Undang-

Undang No. 23 tahun 2011 yang mana menyempurnakan Undang-Undang

sebelumnya yaitu Undang-Undang No. 38 tahun 1999.

F. Orang yang Berhak Menerima Zakat.

Al-Qur’an menyatakan bahwa yang berhak menerima zakat terbagi

menjadi delapan golongan. Hal tersebut dijelaskan di dalam Q.s. At-Taubah

(9): 60:

47 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia Diskursus Pengelolaan Zakat Nasional

dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2011 (Jakarta: Prenadamedia Gruop, 2015), h. 145.

Page 42: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

26

م ن ا ق د االص ت يو اءر ق ف ليل كس م ال لامع اليو يي ياو ه ييل ع يي ابق الر فو ميهبويل ق ةف ل ؤ م ال

مارغ اليو ﴾60﴿م ييكح م ييلع الل ،و اللن م ة ض يير،ف لييبالس نابيو الللييبس فو يي

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi

Maha Bijaksana.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima

zakat terbagi menjadi delapan golongan. Yang mana, apabila tidak termasuk

kedalam golongan tersebut, tidak berhak untuk menerima zakat.

1. Fakir.

Merupakan orang yang tidak memiliki harta ataupun usaha

iyang memadai, sehingga sebagian besar kebutuhannya tidak dapat

dipenuhinya.48

2. Miskin.

Adalah orang-orang yang tidak dapat mencukupi hidupnya,

meskipun ia memiliki pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasil usahanya

belum mencukupi kebutuhannya dan orang yang menanggungnya

tidak ada.49

3. Amil Zakat.

Adalah orang-orang yang ditugaskan oleh pemerintah atau imam

untuk memungut zakat dari pewajib zakat, memelihara dan kemudian

mendistribusikannya kepada orang yang berhak menerimanya.50

48 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1. (T.t, t.tp, t.th) h. 175. 49 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum zakat dan Wakaf, h. 37. 50 Rahman Ritonga. Zainuddin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Gaya Media pratama, 1997), h.

183.

Page 43: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

27

4. Muallaf.

Adalah orang-orang yang dijinakkan hatinya untuk tetap berada

dalam Islam. Maksudnya adalah orang-orang yang baru masuk Islam

dan memerlukan masa pemantapan dalam agama barunya dan untuk

itu memerlukan biaya.51

5. Riqab (Budak).

Riqab merupakan bentuk jamak dari riqabah yang mengacu

kepada para budak atau hamba sahaya. Zakat tersebut dapat diberikan

secara langsung ataupun kepada majikannya, dengan imbalan bahwa

budak tersebut akan dimerdekakan.52

6. Gharimin (orang yang berhutang).

Adalah orang-orang yang terlilit hutang. Dan ia tidak dapat

keluar dari lilitan hutangnya, kecuali dengan bantuan zakat.53

7. Fiisabilillah.

Sabil berarti jalan. Sabilillah adalah orang-orang yang berjuang

dijalan Allah SWT, namun pada saat sekarang ini konteks fisabilillah

tidak hanya dalam peperangan saja namun juga meliputi upaya yang

lebih luas seperti dakwah, badan penggunaan sarana apapun dalam

upaya demi tegaknya agama Allah SWT.54

Menurut jumhur ulama, adalah membelanjakan dana zakat untuk

orang-orang yang berperang dan petugas-petugas jaga perbatasan.55

8. Ibnu Sabil.

Kata Ibnu Sabil secara harfiah berarti anak jalanan. Namun yang

dimaksud Ibnu Sabil disini adalah orang-orang yang kehabisan bekal

51 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh (Jakarta Timur: Prenada Media, 2003), h.

49. 52 Abd. Somad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia edisi

revisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 408-409. 53 Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer ( Jakarta: Rajawali Pers,

2008), h. 162. 54 Abd. Somad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia edisi

revisi, h. 409. 55 Muhammad Abu Zahrah, Zakat dalam Perspektif Sosial (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1995), h. 160.

Page 44: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

28

dalam perjalanan, bukan untuk tujuan maksiat, sehingga mereka tidak

mampu melanjutkan perjalanan kecuali dengan bantuan zakat.56

G. Tujuan dan Hikmah Zakat.

Zakat merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan langsung

kepada Allah SWT (hablumminallah) tetapi juga berhubungan langsung

kepada sesama manusia (hablumminannas). Zakat memberikan kemanfaatan

kepada saudara sesama muslim yang termasuk kedalam delapan golongan

menerima zakat (mustahik). Qardawi menyebutkan dalam bukunya dua tujuan

penting dari zakat, yaitu tujuan zakat bagi si pemberi serta penerima (individu)

dan tujuan zakat bagi kehidupan masyarakat.

Tujuan zakat untuk individu, dalam hal ini si pemberi yaitu zakat

mensucikan jiwa dari sifat kikir, zakat mendidik berinfak dan memberi, zakat

merupakan manifestasi syukur atas nikmat Allah SWT, zakat mengobati hati

dari cinta dunia, zakat mengembangkan kekayaan batin, zakat menarik rasa

simpati, zakat mensucikan harta, serta zakat mengembangkan harta.57 Tujuan

zakat untuk individu, terkhusus mustahik yaitu zakat membebaskan si penerima

dari kebutuhan , zakat menghilangkan sifat dengki dan benci.58

Tujuan yang kedua yaitu dampaknya dalam kehidupan masyarakat.

Dalam hal ini dapat dilihat dari segi tanggung jawab sosial, segi ekonomi, serta

tegaknya jiwa umat.59 Zakat adalah salah satu bagian dari aturan jaminan sosial

dalam Islam, yang mana dalam hal ini dapat memberikan solusi pada masalah-

masalah seperti kesenjangan, kemiskinan, bendana alam serta zakat dapat

meratakan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam bidang ekonomi. Pada sisi

lain zakat juga merupakan salah satu cerminan dalam pengabdian rasa syukur

terhadap Allah SWT.

56 Hassan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, h. 163. 57 Yusuf al-Qardawi, Fiqhuz Zakat, Penerjamah Salman Harun dkk. Hukum Zakat.

Jakarta:Pustaka Litera Antar Nusa, 1987, h. 848-865. 58 Yusuf al-Qardawi, Fiqhuz Zakat, h. 867-873. 59 Yusuf al-Qardawi, Fiqhuz Zakat, h. 877-882.

Page 45: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

29

Zakat merupakan ibadah dalam bidang harta yang mengandung

hikmah serta manfaat. Baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat

(muzakki), penerima zakat (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya

maupun bagi masyarakat.

Adapun hikmah zakat yaitu:

1. Membersihkan dan menumbuhkan harta, menghadirkan keberkahan

padanya, menghilangkan keburukan dan kotorannya, serta menjaganya

dari kerusakan dan kebinasaan.

2. Membersihkan muzakki dari akhlak kikir dan bakhil, kotoran dosa dan

kesalahan, serta melatihnya memberi dan menyalurkan harta di jalan

Allah SWT.

3. Melipur duka fakir miskin (mustahik), dan menutupi hajat mendesak

orang-orang butuh, kesulitan, dan mahrum (fakir tetapi menolak untuk

meminta-minta).

4. Mewujudkan solidaritas sosial, tolong menolong, dan cinta kasih

diantara masyarakat.

5. Mensyukuri nikmat Allah SWT atas karunia-Nya kepada orang

Muslim dalam bentuk harta melimpah dan mentaati Allah SWT dalam

melaksanakan perintah-Nya.

6. Zakat menunjukkan “kebenaran” iman muzakki, karena harta yang

dicintai tidak akan dikeluarkan kecuali untuk meraih apa yang lebih

dicintai.

7. Zakat menghadirkan ridha Allah SWT, turunnya kebaikan-kebaikan,

menghapus kesalahan-kesalahan, dan lainnya.60

60 Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu asy-Syaikh, Al-Fiqh al-Muyassar, Terj. Izzudin

Karimi, (Jakarta: Darul Haq, 2015), h. 208.

Page 46: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

30

BAB III

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Berdasarkan data yang dihimpun dari Kantor Desa Mulyosari

Kacamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur tempat tambang pasir

sejarah berdirinya dapat diuraikan sebagai berikut.

Pada tahun 1976 Desa Mulyosari adalah hutan belantara, berdasarkan

catatan sejarah Desa, dusun mulyosari, dusun pulosari dan dusun mekarsari

pada tahun tersebut menginduk ke desa Gunung mekar. Selanjutnya pada tahun

1984 tiga dusun tersebut memisahkan diri dari desa induk kemudian ketiga

dusun tersebut melebur jadi satu desa Definitif yaitu Desa Pasir sakti.

Selanjutnya sesuai dengan perkembangan jaman Dusun Mulyosari

memisahkan diri dari desa Pulosari dan resmi menjadi desa Definitif pada akhir

tahun 1984 sampai sekarang dan kepala Desa yang pertama adalah PJS Bapak

Sudomo.61

TABEL I

Data Kepala Desa Mulyosari

No. Nama Kepala Desa Tahun Memerintah

1. Sudomo PJS 1984 – 1985

2. Suwito PJS 1985 – 1990

3. Supardi PJS 1990 – 1991

4. Raekan PJS 1991 – 1992

5. Sunyoto 1992 – 2011

6. Subardan 2012 s.d sekarang

Jabatan Kepala Desa Bapak Subardan menjadi Kepala Desa ini sudah

dua periode dan masyarakat sangat puas dalam kinerja beliau. Sehingga dalam

berjalannya masa kepemimpinannya desa berangsur-angsur menjadi lebih baik,

61 Dokumentasi dari Desa Mulyosari Tahun 2019

Page 47: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

31

sseperti jalan desa sudah dibangun untuk masyarakat, dan juga irigasi yang

sedang dalam pembangunan.

B. Geografi Dan Demografi Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti.

Dibawah ini penulis akan menyampaikan gambaran umum tentang

keadaan Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti, dimana penulis mengadakan

penelitian dalam permasalahan pelaksanaan zakat tambang pasir.

1. Geografi.

Desa Mulyosari merupakan salah satu Desa di Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur yang terletak 1,5 km kearah barat

dari Kecamatan Pasir Sakti, mempunyai luas wilayah 1.816 Ha yang

terdiri dari tanah bangunan dan tanah pekarangan yang dimanfaatkan

masyarakat.. Lahan sekeliling berupa ladang perkebunan, sawah, dan

rumah pedesaan. Untuk lebih jelasnya lokasi penelitian ini maka

penulis akan menjelaskan batas – batas wilayah di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Pasir Sakti dan Mekarsari

b. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Rejomulyo dan

Purworejo

c. Sebelah Timur, berbatatas dengan Laut Jawa

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Adi Luhur62

2. Demografi.

Berdasarkan data dari Kantor Desa, bahwa penduduk Desa

Mulyosari terdiri dari masyrakat transmigrasi. Jumlah warga yang

tinggal di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung

Timur sebanyak 6.570 jiwa dari 1.806 KK. Lebih jelasnya dapat dilihat

tabel berikut jumlah penduduk dirinci menurut golongan usia, jenis

kelamin.63

62 Kantor Kepala Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, 23

September 2019 63 Dokumentasi Desa Mulyosari Tahun 2019

Page 48: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

32

TABEL II

Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia Dan Jenis Kelamin

No. Golongan Umur Jenis Kelamin

Jumlah LK PR

1. 0 - 12 Bulan 280 264 544

2. 13 Bulan - 4 Tahun 220 237 457

3. 5 - 6 Tahun 75 275 350

4. 7 - 12 Tahun 325 325 650

5. 13 - 15 Tahun 235 195 430

6. 16 - 18 Tahun 225 245 470

7. 19 - 25 Tahun 214 298 512

8. 26 - 35 Tahun 207 263 470

9. 36 - 45 Tahun 250 310 560

10. 46 - 50 Tahun 256 404 660

11. 51 - 60 Tahun 128 210 338

12. 61 - 75 Tahun 34 80 114

13. 76 Keatas 27 29 56

Keadaan masyarakat Desa Mulyosari ditinjau dari aspek sosial,

ekonemi, pendidikan, dan keagamaan.

a. Aspek sosial.

Keadaan sosial penduduk Desa Mulyosari pada dasarnya

memiliki pergaulan yang merupakan ciri khas kehidupan pada

masyarakat umumnya. Keakraban yang terjalin diantara mereka sudah

tidak asing lagi sehingga begitu erat dalam mempertahankan

budayanya.

b. Aspek ekonomi.

Ekonomi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

keberlangsungan kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

Page 49: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

33

hidup. Setiap individu baik perseorangan maupun kelompok akan

berusaha memperbaiki kehidupannya agar dapat hidup lebih baik.

Dilihat dari perekonomian masyarakat Desa Mulyosari sebagai

pemasukan dalam memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat

primer maupun sekunder adalah sebagai petani, wiraswasta, buruh,

pegawai negeri sipil, serta ada pula yang pengangguran.

Tabel III

Keadaan Penduduk Desa Mulyosari Menurut Mata

Pencahariannya64

No. Pekerjaan Jumlah

1. Petani 1821

2. PNS 241

3. Buruh 165

4. Wiraswasta 75

5. Lainnya 203

Jumlah 2.505

c. Aspek Pendidikan

Tabel IV

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan65

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Belum Sekolah 189

2. Tamat SD / sederajat 265

3. Tamat SMP 654

4. Tamat SMA 853

5. Tamat Perguruan Tinggi (SI) 49

6. Tamat Perguruan Tinggi (S2) 6

64 http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Pekerjaan, diakses pada 16 Oktober

2019 pukul 10:59 wib 65 http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Pendidikan, diakses pada 16 Oktober

2019 pukul 11:00 wib

Page 50: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

34

Jumlah 2.016

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran

masyarakat Desa Mulyosari akan pentingnya pendidikan cukup baik. Dilihat

dari sudah banyaknya masyarakat yang mengenyam pendidikan sampai dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA), walaupun untuk kelanjutan dijenjang

Perguruan Tinggi masih terbilang sedikit.

d. Aspek Keagamaan

Tabel V

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama66

No. Agama Jumlah

1. Islam 2.546

2. Kristen Katolik 89

3. Kristen Protestan 10

4. Hindu 11

5. Budha 15

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas penduduk

Desa Mulyosari beragama Islam (muslim). Walaupun adanya perbedaan

agama, kerukunan diantara mereka tetap terjaga dengan baik. Seperti halnya

ketika masyarakat yang beragama Islam sedang melaksanakan ibadah puasa,

mereka yang non muslim akan menghormati dengan tidak makan atau minum

dihadapan masyarakat yang berpuasa dan ketika akan datang hari raya Idul

Fitri mereka pun bersuka cita menyambutnya begitupun sebaliknya.

66 http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Agama, diakses pada 16 Oktober 2019

pukul 11:01 wib

Page 51: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

35

C. Implementasi Zakat Tambang Pasir.

Mengetahui bagaimana cara untuk memanfaatkan atau

membelanjakan harta yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya

sangatlah penting. Islam memberikan aturan-aturan yang jelas terkait segala

sesuatu yang disyariatkan, tak terkecuali cara memanfaatkan hartayang salah

satunya melalui zakat. Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang tak jarang

terabaikan keberadaannya, padahal apabila zakat dilaksanakan dengan penuh

kesadaran serta tanggung jawab maka ia dapat menjadi sumber dana tetap yang

cukup potensial dalam membantu pemerintah meningkatkan pendapatan dan

kesehjateraan masyarakat.

Dalam melaksanakan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, para penambang berbeda-

beda cara dalam mengeluarkan zakatnya. Hal ini disebabkan pada tingkat

kesadaran tentang mengelurkan zakat juga berbeda-beda. Masyarakat

penambang pasir ini juga menggantungkan hidupnya dari berbagai sektor

seperti menjadi petani, pedagang dan pegawai. Karena pekerjaan sebagai

penambang pasir ini mulai populer pada tahun 2007 di Kecamatan Pasir Sakti.

Kesadaran masyarakat Desa Mulyosari dalam mengeluarkan zakat

tambang pasir masih terbilang kurang. Terbukti dengan kurangnya pemahaman

tentang ketentuan nishab serta haul zakat tambang pasir itu sendiri.

Kebanyakan dari mereka membayar zakat berdasarkan adat dan kebiasaan. Hal

ini terwujud dalam bentuk memberikan zakat kepada anak yatim atau

memberikan pada orang (kerabat) yang kurang mampu tanpa mengetahui

berapa yang harus dizakatkan.

Menurut Bapak Muhammad Yasin dalam keterangannya bahwa

masyarakat dalam membayar zakat berpedoman pada kebiasaan-kebiasaan

yang ada, yaitu dengan membayar zakat pada setiap kali ada santunan atau

membagikan kepada saudara atau para tetangga. Tetapi ada pula masyarakat

yang tidak melaksanakan kewajiban zakat maal termasuk zakat tambang pasir,

Page 52: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

36

karena kebanyakan dari mereka hanya mengetahui kewajiban zakat sebatas

pada zakat fitrah.67

Adapun data pelaksanaan zakat hasil tambang pasir di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lapung Timur adalah sebagai berikut:

1. Penambang pasir yang melaksanakan zakat

Bapak Abdul Majid, pendidikan terakhir SMA, mengatakan

bahwa beliau menggeluti pekerjaan ini sudah sekitar 6 Tahun namun

sempat berhenti 2 Tahun. Menambang pasir setiap harinya

memperoleh 2 sampai 3 dump truck . Satu dump truck sebesar Rp.

600.000 jadi jika dikalikan 3 dump truck Bapak Abdul Majid

menerima uang sebesar Rp. 600.000 X 3 = Rp. 1.800.000 itupun juga

belum biaya operasional dan tenaga kerja dengan biaya:

a. Tenaga kerja 3 orang X Rp. 100.000 = Rp. 300.000

b. Operasional mesin (kerusakan, bahan bakar) = Rp.200.000

Penghasilan bersih setiap hari sekitar Rp. 1.300.000. Apabila

dikalkulasi penghasilan selama 1 Tahun maka penghasilan bersih

beliau kurang lebih Rp. 30.000.000 dan 2,5% dari jumlah tersebut

adalah Rp. 750.000.

Namun beliau mengatakan bahwa untuk melaksanakan zakat tambang

pasir ini masih bingung, terlebih untuk masalah kadar yang harus dikeluarkan

terkait dengan nishab dan haulnya. Untuk itu beliau melaksanakan zakat

tambang pasir dengan cara membantu orang-orang yang tidak mampu di

lingkungan sekitar, misalkan ada pembangunan masjid beliau membantu

dengan memberikan pasir secara cuma-cuma.68

Bapak Dadang pendidikan terakhir SMP, mengatakan bahwa beliau

menggeluti pekerjaan sebagai penambang pasir sudah berjalan 4 Tahun. Dalam

setiap menambang pasir memperoleh 4 sampai 5 dump truck. Penghasilan yang

diterima setiap kali menambang pasir satu dump truck Rp. 600.000 X 5 = Rp.

67 Wawancara dengan Bapak Muhammad Yasin pada tanggal 25 September 2019 68 Wawancara dengan Bapak Abdul Majid pada tanggal 4 Oktober 2019

Page 53: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

37

3.000.000. Penghasilan bersih setiap menambang Rp. 2.100.000 dengan

dipotong biaya pekerja dan operasional sebagai berikut:

a. Tenaga kerja 5 orang X Rp. 100.000 = Rp. 500.000

b. Operasional mesin (kerusakan, bahan bakar) = Rp. 400.000

Apabila dikalkulasikan selama 1 Tahun maka penghasilan bersih

beliau kurang lebih Rp. 60.000.000 dan 2,5% dari jumlah tersebut

adalah Rp. 1.500.000.

Beliau mengatakan masih terasa asing dengan istilah zakat tambang

pasir, karena yang diketahui beliau selama ini adalah zakat fitrah. Namun

beliau mengaku melaksanakan zakat, tetapi dengan cara yang diketahuinya

menurut kebiasaan-kebiasaab yang ada pada masyarakat. Yaitu dengan cara

memberikan bantuan apabila ada masjid atau mushola yang melakukan

renovasi, memberikan santunan kepada anak yatim, saudara ataupun tetangga

yang kurang mampu.69

2. Penambang Pasir yang Belum Melaksanakan Zakat

Bapak Marno pendidikan terakhir SD, mengatakan bahwa beliau

bekerja sebagai penambang pasir sudah 5 Tahun dan setiap menambang

memperoleh 2 sampai 3 dump truck pasir. Penghasilan yang diterima setiap

kali menambang pasir 3 X Rp. 600.000 = 1.800.000. Penghasilan bersih Rp.

1.200.000 dengan dipotong biaya pekerja dan operasional yaitu:

a. Tenaga kerja 3 orang X Rp. 100.000 = Rp. 300.000

b. Biaya operasional (kerusakan, bahan bakar) = Rp. 300.000

Apabila dikalkulasikan penghasilan dalam 1 Tahun, maka

penghaislan bersih beliau kurang lebih Rp. 38.000.000 dan 2,5%

dari jumlah tersebut adalah Rp.950.000.

Beliau mengatakan belum mengeluarkan mengeluarkan zakat tambang

pasir, dikarenakan belum mengetahui dan memahami tentang zakat maal

69 Wawancara dengan Bapak Dadang pada tanggal 4 Oktober 2019

Page 54: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

38

terutama zakat tambang pasir, sejauh ini yang beliau ketahui adalah kewajiban

akan zakat fitrah. Selain itu beliau juga mengatakan masih bingung bagaimana

cara melaksanakan zakat tambang tersebut, terkait bagaimana cara

menghitungnya pula.70

Bapak Sugeng pendidikan terakhir SMP, mengatakan bahwa beliau

menggeluti usaha ini sudah 4 Tahun. Menambang pasir memperoleh 2 sampai

4 dump truck dalam sehari. Pengasilan yang diterima setiap menambang pasir

dalam satu dump truck RP. 600.000 X 4 = Rp. 2.400.000. Penghasilan bersih

setiap hari Rp. 1.750.0000 dipotong dengan biaya pekerja dan biaya

operasional kurang lebih dengan rincian:

a. Tenaga kerja 4 orang X 100.000 = Rp. 400.000

b. Operasional mesin (kerusakan, bahan bakar) = Rp. 250.000

Apabila dikalkulasi penghasilan selama 1 Tahun, maka

penghasilan bersih beliau kurang lebih Rp 43.000.000 dan 2,5%

dari jumlah tersebut Rp.1.075.000.

Seperti halnya Bapak Marno yang belum mengerti tentang bagaimana

cara mengeluarkan zakat tambang pasir, terlebih juga mengenai pemahaman

tentang kewajiban zakat mall sangatlah kurang.71

Bapak Turmudi, pendidikan terakhir SD. Mengatakan beliau bekerja

sebagai penambang pasir sudah sekitar 5 Tahun. Setiap kali menambang pasir

beliau mendapat 2 sampai 3 dump truck. Pengahasilan yang diterima setiap

menambang pasir dalam satu dump truck Rp. 600.000 X 3 = Rp. 1.800.000.

Penghasilan bersih setiap kali menambang Rp. 1.300.000 dengan dipotong

biaya:

a. Tenaga kerja 3 orang X Rp.100.000 = Rp. 300.000

b. Operasional mesin (kerusakan, bahan bakar) = Rp. 200.000

70 Wawancara dengan Bapak Marno pada tanggal 4 Oktober 2019 71 Wawancara dengan Bapak Sugeng pada tanggal 4 Oktober 2019

Page 55: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

39

Apabila dikalkulasikan selama 1 Tahun, maka penghasilan bersih

beliau sekitar Rp. 30.000.000 dan 2,5% dari jumlah tersebut

adalah Rp.750.000.

Bapak Turmudi mengatakan belum mengeluarkan zakat hasil tambang

pasir, karena belum mengetahui dan memahami mengenai zakat, terlebih

beliau hanya lulusan SD. Selain itu beliau mengatakan tidak mengetahui

bagaimana cara untuk mengeluarkan zakat dan cara menghitungnya, sebab

zakat yang beliau ketahui adalah zakat fitrah.72

Setelah penulis melakukan penelitian tambang pasir di Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, penulis dapat

memberikan penjelasan serta pemahaman bahwa zakat tambang pasir yang ada

di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti dapat di kategorikan kedalam zakat

perdagangan. Sebab usaha ini disamakan dengan perdagangan yang

menghasilkan keuntungan. Dalam syariat Islam zakat perdagangan wajib

dikeluarkan apabila memenuhi ketentuan:

a. Nilai barang dagangan mencapai nishab yaitu emas (20 dinar = 85

gram emas) perak (200 dirham = 295 gram perak).

b. Telah mencapai haul atau nishab nya, besar zakat yang dikeluarkan

sama dengan emas dan perak yaitu 2,5%.

Namun, dari keterangan dari para penambang pasir yang penulis

paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penambnag pasir

yang ada di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung

Timur belum mengeluarkan atau melaksanakan zakat tambang pasir. Mengapa

demikian, karena masih banyak diantara mereka tidak mengetahui dan

memahami bagaimana cara untuk melaksanakan zakat tambang pasir. Dan

masih banyak pula diantara mereka kesadaran untuk berzakat masih sangat

minim.

72 Wawancara dengan Bapak Turmudi pada tanggal 4 Oktober 2019

Page 56: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

40

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR DI DESA

MULYOSARI KECAMATAN PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

A. Analisis pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan

Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan

dalam al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan ijma’ para ulama.73 Selain itu zakat adalah

ajaran yang melandasi tumbuh kembangnya kekuatan sosial ekonomi pada

masyarakat. Dalam al-qur’an disebutkan bahwa harta yang dimiliki seseorang,

didalamnya terdapat hak bagi orang lain. Hak yang utama berupa zakat,

sedangkan Islam juga menganjurkan agar manusia sebagai mahluk sosial untuk

bersedekah, berinfak, berwaqaf, berqurban, dan beraqiqah.

Selain sebagai salah satu dari lima rukun Islam, zakat juga disebutkan

secara beriringan dengan kata shalat dalam al-Qur’an. Karenanya zakat dan

shalat merupakan pilar-pilar esensial berdirinya bangunan Islam. Dalam

pelaksanaan shalat melambangkan baiknya hubungan seseorang secara vertikal

dengan Tuhannya, sedangkan zakat adalah lambang harmonisnya hubungan

antarmanusia.74

Zakat menjadi hak bagi orang-orang yang berhak atas harta zakat

tersebut, yaitu seseorang yang termasuk kedalam golongan penerima zakat. Hal

tersebut dijelaskan didalam Q.s. At-Taubah (9): 60:

73 Abdul Al-Hamid Mahmud al-Ba’ly, Ekonomi Zakat (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 1. 74 Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang Press, 2007),

h. 17.

Page 57: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

41

م ن ا الص ق د ا ت يو اءر ق ف ليل كس م ال لامع اليو يي و ه ييل ع يي يا ابق الر فو ميهبويل ق ةف ل ؤ م ال

مارغ اليو ﴾60﴿م ييكح م ييلع الل ،و اللن م ة ض يير،ف لييبالس نابيو الللييبس فو يي

Artinya:“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi

Maha Bijaksana.”

Berdasarkan ayat di atas orang-orang yang berhak atas zakat yaitu

fakir, miskin, amil (pengurus zakat), muallaf (orang yang ditundukkan hatinya

atas Islam), riqab (budak), gharmin (orang yang berhutang, fiisabilillah (orang

yang berada di jalan Allah SWT), ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan).

Hal ini menunjukkan bahwa zakat wajib diserahkan kepada orang-orang yang

berhak atas zakat dengan persyaratan tertentu.

Di desa Mulyosari mengartikan delapan golongan yang disebutkan

dalam al-Qur’an lebih luas lagi. Masyarakat menyebutkan orang-orang yang

berhak menerima zakat antara lain fakir, miskin, yatim, piatu, janda, lansia, dan

takmir masjid. Bagi masyarakat Desa Mulyosari tidak adanya perbedaan yang

mendasar antara fakir dengan miskin. Karena bagi mereka keduanya sama-

sama orang yang kurang mampu atau tidak bisa dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Sebagai seorang muslim yang mengerti akan hukum Islam terlebih

akan kewajiban untuk berzakat, apabila mempunyai harta yang sudah mencapai

satu nishab, bebas dari tanggungan hutang, dan sudah bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari baik secara primer dan sekunder seperti tempat tinggal,

pakaian, sarana-sarana pendidikan, kendaraan dan lain sebagainya, maka

hendaknya wajib untuk menunaikan zakat.

Pada pelaksanaan yang ada di Desa Mulyosari, mayoritas

masyarakatnya belum mengerti akan pentingnya zakat maal tak terkecuali

Page 58: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

42

zakat tambang pasir. Sebab pemahaman mereka akan pelaksanaan zakat hanya

sebatas zakat yang dilaksanakan setelah melakukan puasa ramadhan yaitu

zakat fitrah. Untuk zakat-zakat lainnya, mereka hanya melakukan menurut

sepengetahuan atau kebiasaan seperti memberikan sedekah pada masyarakat

dilingkungan sekitar saja, akan tetapi setiap tahunnya mereka melakukan

pembayaran pajak yang dihitung berdasarkan penghasilan bersih perbulan

0,5% dari penghasilan yang dilaporkan.75

Dalam mengeluarkan zakat, harta yang wajib dizakati merupakan

hasil dari barang-barang yang diperjual belikan, yaitu yang bersangkutan dalam

perdagangan tersebut. Namun yang terjadi di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur, dana zakat yaitu hasil dari menambang pasir

tersebut dihitung setelah sampai batas nishab. Apabila dalam kegiatan

perdagangan, seseorang mempunyai kendaraan, gudang untuk mengangkut dan

menyimpan hasil dari menambang pasir, maka itu tidak termasuk untuk

dizakati. Dengan ini, kewajiban zakat tidak dibebankan kepada orang yang

mempunyai pekerjaan mapan atau tidak, namun ada pada seseorang yang

memiliki harta dengan syariat ketika harta tersebut sudah mencapai batas

nishab.

Pada prakteknya, kebanyakan masyarakat Desa Mulyosari Kecamatan

Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur mengeluarkan zakat maalnya dalam hal

ini zakat hasil tambang pasir bersamaan dengan zakat fitrah yaitu diakhir bulan

suci Ramadhan. Padahal zakat hasil tambang pasir seharusnya dikeluarkan

ketika sudah mencapai batas nishab karena pada dasarnya zakat tambang tidak

mengenal adanya haul (tahun).

Namun pada kenyataannya para penambang di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur melaksanakan zakat

tambang pasirnya setiap satu tahun sekali. Sedangkan pada setiap penambang

pasir dengan penambang pasir lainnya mengawali usaha ini dengan waktu

berbeda-beda. Oleh sebab itu zakat tambang ini tidak semestinya dilaksanakan

bersamaan dengan zakat fitrah. Dalam pelaksanaan zakat tambang pasir yang

75 Wawancara dengan Bapak Abdul Majid pada tanggal 4 Oktober 2019

Page 59: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

43

dilakukan masyarakat Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten

Lampung Timur masih banyak yang belum melaksanakan zakat dikarenakan

minimnya pemahaman terhadap zakat terutama yang berkaitan dengan zakat

maal, tak terkecuali zakat tambang pasir. Padahal sebagian besar dari mareka

sudah memiliki harta yang mencapai batas nishab.

Seperti apa yang diutarakan oleh Bapak Abdul Majid bahwa beliau

masih bingung dalam melaksanakan zakat tambang pasir, sehingga beliau

memilih untuk melaksanakan zakat dengan cara membantu orang-orang yang

tidak mampu dilingkungan sekitar, seperti memberikan bantuan pasir untuk

pembangunan atau merenovasi masjid atau mushola. Begitu pula dengan

Bapak Marno, Sugeng dan Turmudi yang belum mengeluarkan zakat tambang

pasir karena belum mengetahui serta memahami mengenai zakat tambang itu

sendiri, terlebih bagaimana cara mengeluarkan dan menghitung zakatnya.

Untuk penyaluran zakat dapat diamanatkan kepada Badan Amil Zakat

yang terdapat di daerah tersebut, yang dikelola oleh orang-orang yang

berkompeten dibidangnya. Zakat wajib disalurkan kepada mustahiq yang

sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Kewajiban dalam mengelola zakat yaitu

fardu kifayah yang apabila jika tidak ada dari sebagian umat yang mengelola

maka seluruh umat akan menanggung dosa dari kelalaian tersebut.

Akan tetapi dalam prakteknya, seperti yang dilakukan oleh Bapak

Abdul Majid dan Bapak Dadang beliau menyalurkan zakat kepada yang

bersangkutan (mustahiq) dari pada harus melalui Badan Amil Zakat. Menurut

Bapak Rohman selaku ketua dari Badan Amil Zakat Kecamatan Pasir Sakti

Kabupaten Lampung Timur, kesadaran masyarakat untuk berzakat masih

sangat kurang, apalagi jika harus berzakat lewat lembaga yang disediakan

pemerintah. Padahal Badan Amil Zakat yang ada di Kecamatan Pasir Sakti

sudah berjalan tiga tahun, namun masyarakat masih enggan melaksanakan

zakat yang lebih baik melalui lembaga zakat. Beliau mengatakan bahwa akan

lebih baik jika pelaksanaan zakat lewat lembaga yang telah disediakn oleh

Page 60: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

44

pemerintah atau masyarakat sekitar agar pemerataan kesehjateraan melalui

pembagian zakat yang dilakukan lembaga amil zakat dapat tercapai.76

Menurut hasil penelitian zakat tambang pasir di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, penulis dapat memberikan

penjelasan serta pemahaman bahwa zakat tambang pasir yang ada di Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti dapat di kategorikan kedalam zakat

perdagangan. Zakat perdagangan wajib dikeluarkan apabila:

a. Nilai hasil barang dagangan sudah mencapai nishab, yaitu dengan

hitungan emas (85 gram) dan perak (295 gram).

b. Telah berlaku haul serta sudah mencapai batas nishab.

Namun selama ini pendistribusian zakat belum dikelola secara

profesional, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam zakat itu sendiri tidak

terlihat. Karena di Lembaga Amil Zakat Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten

Lampung Timur belum berjalan secara optimal, masih berjalan untuk zakat

fitrah saja. Selain itu ketidaktepatan dalam pendistribusian serta identifikasi

kebutuhan mustahiq menyebabkan zakat tidak berdampak luas dan cenderung

menjadikan golongan fakir dan miskin menjadi mustahiq abadi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang ada

di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung timur, dalam

melaksanakan zakat mall terutama hasil tambang pasir belum maksimal

dilakukan, disebabkan adanya beberapa faktor yaitu:

a. Pendidikan rendah.

Kurangnya pemahaman tentang kewajiban zakat yang harus

dikeluarkan oleh masyarakat, hal ini dibuktikan dengan pendidikan

yang diraih oleh masyarakat. Masih banyak masyarakat Desa

Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur yang

berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Maka dari itu pengetahuan

akan zakat tambang pasir sangat minim, dengan mengartikan sedekah

dan zakat mempunyai arti yang sama.

76 Wawancara dengan Bapak Rohman pada tanggal 5 Oktober 2019

Page 61: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

45

b. Ketidakpercayaan dan ketidaktahuan terhadap lembaga pengelola zakat

Mayoritas masyarakat mengeluarkan zakatya langsung kepada

mustahiq, karena mereka tidak percaya bahkan tidak mengerti akan

adanya lembaga pengelola zakat yang ada. Selain itu mereka merasa

lebih lega apabila memberikan langsung kepada mustahiq yang

bersangkutan.

c. Kurangnya sosialisasi dari lembaga dan tokoh agama terkait

diperlukannya sosialisasi dari instansi terkait yang berkaitan dengan

zakat, dalam hal ini seperti KUA dan Badan Amil Zakat Daerah yang

ada di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti kabupaten Lampung

Timur. Namun menurut penuturan Bapak Rohman selaku ketua dari

Badan Amil Zakat Daerah yang ada di desa tersebut, sebenarnya

sosialisasi sudah dilakukan namun tidak optimal, sehingga kesadaran

dan pemahaman masyarakat masih minim terhadap zakat.

B. Pandangan Hukum Islam dan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2011

terhadap Pelaksanaan Zakat Tambang Pasir di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.

Setiap muslim memiliki kewajiban untuk berzakat apabila sudah

memenuhi syarat kewajiban untuk mengeluarkan sebagian hartanya. Zakat

merupakan bagian dari lima rukun Islam, serta zakat merupakan pilar esensial

dalam bangunan Islam yang kokoh. Kewajiban berzakat bagi umat Islam telah

ditetapkan dalam al-Qur’an, Sunnah Nabi, dan ijma’ para ulama. Allah SWT

mewajibkan zakat bukan hanya untuk tujuan mensucikan harta, meningkatkan

rasa belas kasih terhadap sesama manusia, akan tetapi lebih dari itu semua.

Allah SWT menginginkan agar antar sesama muslim saling tolong menolong,

sebab zakat adalah lambang harmonisnya hubungan antar manusia.

Zakat dalam Islam mempunyai posisi yang sangat penting dalam

pembangunan umat. Hal itu dapat dibuktikan dengan penyebutan zakat dalam

al-Qur’an yang selalu disandingkan dengan shalat. Sedangkan dalam negara

zakat mempunyai posisi yang penting dengan adanya Undang-Undang No. 23

Page 62: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

46

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yang mengatur bagaimana pengelolaan

zakat secara benar, agar tujuan dari pada zakat itu tercapai. Dengan adanya

zakat diharapkan mampu membantu pemerintah dalam pembangunan negeri

seperti mengatasi kemiskinan, meningkatkan kesehjahteraan, serta dapat

memperkecil jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Masyarakat Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten

Lampung Timur, khususnya para penambang pasir yang apabila hasil dari

menambang pasir sudah mencapai batas nishab diwajibkan untuk

mengeluarkan zakat kepada masyarakat yang golongan ekonominya lemah

dengan harapan dapat terciptanya keseimbangan ekonomi dalam masyarakat.

Pasir yang dihasilkan dari pertambangan pasir di Desa Mulyosari

merupakan salah satu dari hasil bumi, dikarenakan sengaja digali untuk

memperoleh hasil dari pasir tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasir

merupakan hasil pertambangan yang mempunyai nilai ekonomis sehingga

untuk mengeluarkan zakatnya adalah wajib. Sebagaimana dalam Q.S. al-

Baqarah (2): 267:

ه ي اا ي ال ا وين م ا ن ييا مويق فنيا ك م تب ي ط نيا ا م مو ميت بيس ا ل ن جير خيا ن مميك ا ،ضريالي

و ييباالي ويم م ي ت ل بميت سيل و ن ويق فنيت ه نيمث اهييذخا ن ا ن ويم ل اعي،و هييافويض مغيت نيا ل

ن غ الل ﴾267﴿د ييح

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”.

Selain itu aturan untuk mengeluarkan zakat tambang tertulis dalam

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 pasal 4 angka 2 bersamaan dengan harta

lainnya yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Para ulama fiqih berbeda pendapat tentang hasil pertambangan yang

wajib dikenai zakat, diantaranya:

Page 63: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

47

1. Mazhab Hanafi mengartikan barang tambang, rikaz dan harta

terpendam adalah sama yaitu setiap harta yang etrpendam dibawah

bumi.

2. Mazhab Maliki mengartikan barang tambang adalah yang diciptakan

Allah SWT di bumi, baik berupa emas, perak maupun lainnya, dan

untuk mengeluarkan barang tambang diperlukan pekerjaan yang berat

dan proses pembersihan yang terus menerus.

3. Mazhab Syafi’i mengartikan barang tambang adalah harta yang

dikeluarkan dari suatu tempat yang diciptakan Allah SWT dan hanya

khusus berkaitan dengan emas dan perak. Barang tambang lainnya

tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

4. Mazhab Hanbali mengartikan barang tambang sebagai harta yang

dikeluarkan dari dalam bumi yang diciptakan Allah SWT, yang bukan

dari jenis bumi itu sendiri, bukan pula harta yang sengaja dipendam

yang berwujud padat maupun cair.77

Pada pelaksanaan zakat tambang pasir yang ada di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti, penulis menggunakan pendapat dari mazhab Hanbali,

yaitu zakat yang wajib atas segala yang dikeluarkan dari dalam bumi yang

diciptakan Allah SWT dan sengaja digali dari sumbernya. Hal ini sejalan

dengan perkembangan zaman, karena pasir mempunyai nilai ekonomis

sehingga diharapkan dengan adanya zakat dari hasil tambang pasir ini dapat

membantu masyarakat yang termasuk kedalam delapan golongan orang yang

berhak menerima zakat.

Dalam menentukan kadar penetapan zakat yang harus dikeluarkan,

para ulama berbeda pendapat tentang berapa besaran kewajiabn zakat atas

benda-benda yang termasuk ma’din. Sebagian menyebutkan 1/5 bagian atau

20% seperti zakat rikaz, sebagian lagi menyebutkan 1/40 bagian atau 2,5%

seperti zakat emas. Semua tergantung dari bagaimana cara mendapatkannya.

77 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu jilid 3, Cet-1, (Jakarta: Gema Insani,

2011)., h. 211.

Page 64: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

48

Jika untuk mendapatkannya harus melalui proses yang menyulitkan atau

memberatkan (ta’ab), maka kadar zakatnya cukup 2,5% atau 1/40 bagian saja.

Sebaliknya, bila cara mendapatkan manfaatnya tidak menyulitkan dan juga

tidak memberatkan, kadar zakatnya adalah 20% atau 1/5 bagian.78

Namun pada pelaksanaannya di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur, masyarakat mengeluarkan zakat tambang

pasir dengan cara setahun sekali, yaitu dengan digabungkan bersama zakat

fitrah pada akhir bulan Ramadhan. Bahkan banyak pula masyarakat yang

belum melaksanakan zakat tambang pasir karena minimnya pengetahuan. Hal

itu dapat dilihat dari hasil wawancara yang menjelaskan bahwa sebagaian dari

mereka mengambil 2,5% dari hasil menambang pasir dan sebagian lain

menyatakan dengan kadar tertentu sesuai keinginan pribadi untuk

mengeluarkan zakat.

Untuk pelaksanaan zakat tambang pasir yang ada di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti kabupaten Lampung Timur dapat dikategorikan

kedalam zakat perdagangan. Karena pada umumnya masyarakat menghitung

zakat dari hasil menambang pasir dilakukan dengan mengkalkulasikan

penghasilan selama satu tahun. Untuk kadar zakat perdagangan sendiri

disamakan dengan nishab emas dan perak yaitu 2,5%.

Cara pelaksanaan perhitungan zakat perdagangan , pada dasarnya di

dalam fiqih yaitu segala sesuatu yang dipersiapkan untuk diperjualbelikan.

Tidak termasuk yang dipakai dan alat-alat keperluan perniagaan yang tidak

dijadikan bahan dagangan.79 Dalam pendistribusian zakat dilakukan dengan

dua cara yaitu Pertama dengan cara menyalurkan kepada Badan Amil Zakat

yang ada di Desa Mulyosari, karena dengan cara ini bisa lebih optimal dan

zakat yang dikeluarkan dapat dirasakan masyarakat golongan penerima zakat

78 Ahmad Sarwat, Fiqih Khiyat Seri Fiqih Kehidupan (4):Zakat, (Jakarta: DU Publishing,

2011)., h. 196-198. 79 Amir Syarifuddin, Garis-Garis besar Fiqh, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2003).,

h.45.

Page 65: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

49

secara luas dan lebih tepat sasaran. Yang kedua dengan menyalurkan sendiri

kepada para tetangga, namun yang perlu diperhatikan apakah mereka yang

menjadi sasaran zakat adalah benar-benar golongan penerima zakat.

Untuk melaksanakan pengelolaan zkat, Pemerintah membentuk Badan

Amil Zakat Nasional yang menaungi Lembaga atau Badan Amil Zakat

dibawahnya. Akan tetapi pada prakteknya, peranan Badan Amil Zakat yang

ada di daerah-daerah khususnya daerah yang jauh dari perkotaan masih sangat

kurang dalam mengelola zakat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak

Rohman selaku ketua Badan Amil Zakat yang ada di Kecamatan Pasir Sakti

kesadaran masyarakat akan utamanya berzakat masih sangat kurang terlebih

untuk zakat maal, yang dalam hal ini adalah zakat tambang pasir. Untuk itu

sangat diperlukan untuk sosialisasi secara aktif serta penguatan Badan Amil

Zakat dalam pengelolaan zakat.

Berdasarkan pada uraian diatas, penulis dapat menjelaskan bahwa

dalam hal pelaksanaan zakat tambang pasir yang ada di Desa Mulyoosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, sebagian masyarakat

paham dan mengerti akan mengeluarkan zakat sesuai dengan syariat Islam,

namun masih ada masyarakat yang ikut-ikutan tanpa adanya alasan-alasan dan

dasar hukum yang berkaitan dengan zakat.

Tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan zakat tambang pasir yang

ada di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur

adalah masih banyaknya hal yang perlu diperhatikan seperti syarat dan rukun

zakat. Jika salah satu dari keduanya tidak terpenuhi maka pengeluaran zakat

akan percuma dan tidak sah menurut hukum Islam serta jatuhnya bukan ke

zakat maelainkan ke shadaqoh. Selain itu dalam Undang-Undang No.23 tahun

2011 tentang pengelolaan zakat pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa syarat dan

tata cara penghitungan zakat maal dan zakat fitrah dilaksanakan sesuai dengan

syariat Islam. Para penambang pasir di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti

Kabupaten Lampung Timur sudah cukup memahami dan mengerti akan

Page 66: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

50

kesadaran zakat, namun hal itu berlaku untuk zakat fitrah. Pemahaman

terhadap kesadaran zakat maal masih sangat kurang. padahal zakat fitrah

maupun zakat maal merupakan kewajiban individu dan wajib dilaksanakan

bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban melainkan untuk membersihkan

harta dan jiwa, memupuk rasa cinta kasih terhadap antar umat Islam dan

sebagainya.

Page 67: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dari penelitian yang telah penulis laksanakan tentang “Pelaksanaan

Zakat Tambang Pasir Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No. 23

Tahun 2011 (Studi Kasus Desa Mulyosari Kec. Pasir Sakti Kab. Lampung

Timur)“ dapat disimpulkan sebagai berikut. Zakat merupakan kewajiban yang

harus dilaksanakan bagi umat Islam yang memiliki harta kekayaan yang sudah

atau cukup pada batas nishab dan haulnya setelah setahun dimiliki.

Menurut data yang ada di bab 3, klasifikasi masyarakat menurut mata

pencaharian yang tidak tergolong sebagai petani, PNS, buruh, dan wiraswasta

yaitu 8% dari jumlah penduduk yaitu 203 jiwa. Dari jumalah tersebut pekerjaan

sebagai penambang pasir masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan

yang lainnya. Disebabkan 8% tersebut terdirir dari berbagai macam pekerjaan,

selain itu yang bekerja sebagai penambang pasir tidak semuanya beragama

Islam. Sedangkan pelaksanaan zakat tambang pasir di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur terbagi menjadi dua

golongan, yaitu:

1. Penambang pasir yang sudah melaksanakan zakat, namun dengan

pengetahuan yang terbatas sehingga mereka mengeluarkan zakat

dengan cara yang diketahui yaitu dengan mensedekahkan untuk

pembangun atau perbaikan masjid atau mushola, ataupun kepada

masyarakat yang kurang mampu di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti kabupaten Lampung timur.

2. Penambang pasir yang belum melaksanakan zakat tambang pasir

namun memiliki kesadaran untuk membayar zakat dengan terbentur

pemahaman yang minim dalam pelaksanaan dan perhitungan zakat

yang benar. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi yaitu

rendahnya pendidikan, kurangnya rasa percaya terhadap lembaga

Page 68: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

52

pengelola zakat, serta kurangnya sosialisasi yang dilakukan instansi

yang terkait dan tokoh agama akan kesadaran dan pemahaman untuk

mengelurkan zakat.

Karena kondisi yang penulis paparkan di atas, jika dilihat dari hukum

Islam dan Undang-Undang masih belum memenuhi kriteria karena belum

sesuai dengan syariat Islam sebagaimana juga tertuang pada Undang-Undang

No.23 Tahun 2011 terhadap zakat tambang pasir wajib hukumnya untuk

mengeluarkan zakatnya sesuai dengan syariat Islam, dan apabila dilihat dari

segi rukun dan syarat masih banyak yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan

zakat tidak masuk dalam kategori sedekah.

B. Saran.

Setelah selesainya penyusunan skripsi ini, penulis akan meyampaikan

saran-saran sebagain masukan yang bermanfaat, sebagai berikut:

1. Kepada Para tokoh ulama dan Badan Amil Zakat di Desa Mulyosari

Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur untuk memberikan

pengetahuan serta pemahaman tentang kewajiban dalam mengeluarkan

zakat dan hukum tentang zakat bisa dengan penyuluhan dari

Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama (KUA) atau dari

Badan Amil Zakat di desa setempat.

2. Kepada Penambang yang ada di Desa Mulyosari Kecamatan Pasir

Sakti Kabupaten Lampung Timur agar mengeluarkan zakat hasil

pertambangan yang didapatkandengan mengetahui tentang ketentuan-

ketentuan yang ada pada hukum zakat supaya tidak sia-sia dalam

menjalankan kewajiban zakatnya, serta membayar atau mengeluarkan

zakatnya kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan syariat Islam

dan Undang- Undang zakat.

3. Kepada masyarakat Desa Mulyosari kecamatan Pasir Sakti Kebupaten

Lampung timur agar terus ditingkatkan dalam melaksanakan zakat

mall (harta kekayaan) agar tujuan dan hikmah zakat benar-benar dapat

terlaksana. Sebab didalam harta yang diberikan Allah SWT ada hak

Page 69: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

53

orang lain yang wajib dibayarkan kepada yang berhak menerima

sesuai dengan ketentuan syariat Islam dan undang-undang zakat.

Page 70: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

54

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Pedoman Zakat. Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra, 1999.

Asy-Syaikh, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu. Al-Fiqh al-Muyassar. Terj.

Izzudin Karimi. Jakarta: Darul Haq, 2015.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Al-wasithu

fi al-Fiqh al-‘ibadat,Terjemah Kamran As’at Irsyady dkk .Fiqh Ibadah,

cet 3, Jakarta: Amzah: 2013.

Ba’ly, Abdul Al-Hamid Mahmud Al. Ekonomi Zakat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Daradjat, Zakiah. Zakat Pembersih Harta dan Jiwa. Jakarta: CV Ruhama, 1994.

Doa, Djamal. Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan.

Jakarta: Nuansa Madani Publisher, 2004.

Dokumentasi Desa Mulyosari Tahun 2019.

Gulo.W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2010.

Hafidhuddin, Didin. Anda Bertanya tentang Zakat Infak & Sedekah Kami

Menjawab. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional, 2005.

Harahap, Sumuran. Kajian Zakat Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta: Gaung Persada

Press Group, 2017.

Hidayat, Luthfi. “Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat Di Baznas Kabupaten Tangerang” (Skripsi S-1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2017.

http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Agama

http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Pekerjaan

http://mulyosari-lampungtimur.desa.id/statistik/Pendidikan

Page 71: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

55

Karim, Abdul. “Dimensi Sosial dan Spiritual Ibadah Zakat”. Jurnal Zakat dan

Wakaf. Vol. 2, No. 1, (Juni 2015).

Khaan, Syaikh Shiddiq Hasan. Fiqh Islam dari al-Kitab dan as-Sunnah. Jakarta:

Griya Ilmu, 2012.

Khoiriyah, Aimatul. “Zakat Tambang Pasir (Studi Kasus di Desa Ngloram

Kecamatan Cepu Kabupaten Blora).” Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015.

Martaleli, Wiwit. “Pelaksanaan Zakat Tambang Emas Ditinjau Menurut Hukum

Islam (Studi Di Desa Koto Kombu Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten

Kuantan Singingi).” Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum,

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2011.

Nasution, Lahmuddin. Fiqh 1. (T.t, t.tp, t.th)

Permono, Sjechul Hadi. Sumber Sumber Penggalian Zakat. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1994.

Qardawi, Yusuf Al. Fiqhuz Zakat. Penerjamah Salman Harun dkk. Hukum Zakat.

Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1987.

Qusyairi, Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al. Al-Jami’ Al-Shahih Al-Musamma

Shahih Muslim. Beirut: Dar Al-Jail.

Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam cet. 39. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2006.

Ritonga, Rahman dan Zainuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama,

1997.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing Cet.3, 2012.

Sabiq, Syaikh as-Sayyid. Panduan Zakat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah.

Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005.

Sahroni, Oni, dkk. Fikih Zakat Kontemporer. Depok: PT Raja Grafindo Persada,

2018.

Page 72: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

56

Saleh, Hassan. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer. Jakarta: Rajawali

Pers, 2008.

Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo,

2006.

Sarwat, Ahmad. Seri Fiqih Kehidupan (4) Zakat. Jakarta: DU Publishing, 2011.

Somad, Abd. Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia

edisi revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Sudirman. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang: UIN-Malang Press,

2007.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta Timur: Prenada Media, 2003.

UU RI No. 23 tahun 2011, tentang Pengelolaan Zakat.

UU RI No. 39 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Yusuf, Muri. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

Zahrah, Muhammad Abu. Zakat dalam Perspektif Sosial. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1995.

Zuhaili, Wahbah Az. Fiqih Islam wa Adillatuhu 3. Jakarta: Gema Insani, 2011.

Zuhayly, Wahbah Al. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005.

Zurinal Z dan Aminuddin. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Wibisono, Yusuf. Mengelola Zakat Indonesia Diskursus Pengelolaan Zakat

Nasional dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 ke Rezim

Page 73: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

57

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Jakarta: Prenadamedia Gruop,

2015.

Wawancara dengan Bapak Abdul Majid.

Wawancara dengan Bapak Dadang.

Wawancara dengan Bapak Marno.

Wawancara dengan Bapak Muhammad Yasin

Wawancara dengan Bapak Rohman.

Wawancara dengan Bapak Sugeng.

Wawancara dengan Bapak Turmudi.

Page 74: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 75: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui
Page 76: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

HASIL WAWANCARA

A. Perangkat Desa

1. Nama : Subardan

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Kepala Desa

Pertanyaan:

a. Apa saja profesi di desa Mulyosari, Kec. Pasir Sakti, Kab. Lampung

Timur?

b. Apa yang anda ketahui tentang zakat, terutama zakat tambang pasir?

c. Bagaimana mekanisme pelaksanaan zakat tambang pasir?

Jawaban:

Bapak Subardan mengatakan bahwa pekerjaan masyarakat Desa Mulyosari

sangat beragam. Ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, guru, nelayan,

serta penambang pasir. Zakat merupakan kewajiban yang harus

dilaksanakan sesuai tuntunan syari’at Islam. untuk zakat tambang pasir

beliau mengatakan masih terasa asing ketika mendengarnya, karena selama

ini pemahaman kewajiban zakat ada pada zakat fitrah. Dalam pelaksanaan

zakat yang ada di Desa Mulyosari, biasanya dikumpulkan oleh amil zakat,

dan setelah itu dibagiakna kepada orang yang berhak menerimanya, namun

dalam hal ini yang dimaksudnkan beliau adalah zkat fitrah.

B. Badan Amil Zakat Desa Mulyosari

1. Nama : Bapak Rohman

2. Jenis kelamin : Laki-Laki

3. Pekerjaan : Guru, dan pedagang

Pertanyaan:

Page 77: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

a. Apa yang anda ketahui tentang zakat, khususnya zakat tambang?

b. Bagaimana pelaksanaan zakat tambang pasir yang dilakukan oleh

penambang?

c. Usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk berzakat?

d. Apasaja kendala yang dihadapi sehingga belum terlaksananya program-

program Badan Amil Zakat di desa Mulyosari?

Jawaban:

Bapak Rohman, selaku ketua Badan Amil Zakt yang ada di Kecamatan Pasir

Sakti mengatakan, bahwa zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan

karena zakat juga termasuk ke dalam lima rukun Islam. dalam pelaksanaan

zakat tambang yang ada di Desa Mulyosari masih sangat minim, karena

kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengeluarkan zakat.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Badan Amil Zakat sudah

pernah mencoba melakukan sosialisasi terhadap masyarakat, namun dari 80

undangan yang tersebar hanyaa belasan yang hadir itupun tidak tepat waktu.

Dalam pengajian rutin juga sering dibrikan penegertian akan pentingnya

melaksanakan zakat, serta menjelaskan apabila masih bingung dan belum

mengerti terkait cara melaksanakan serta menghitungnya Badan Amil Zakat

siap membantu. Kendala yang bisa dikatakan paling berpengaruh adalah

kurangnaya pemahaman serta rendahnya pendidikan masyarakat. Selain itu

masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa zakat tidaklah penting.

C. Tokoh Agama

1. Nama : Muhammad Yasin

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Petani

Pertanyaan:

a. Apa yang anda ketahui tentang zakat, terutama zakat tambang pasir?

b. Siapa saja yang seharusnya mendapatkan zakat tersebut?

Page 78: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

c. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek pembayaran

zakat tambang pasir?

d. Bagaimana pandangan anda terhadap praktek pembayaran zakat

tambang pasir yang terjadi di masyarakat?

e. Apakah zakat yang dikeluarkan penambang pasir sudah sesuai dengan

hukum Islam?

Jawaban:

Melaksanakan zakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan,

apabila harta sudah memenuhi ketentuan dalam berzakat. Tetapi pada

kenyataannya masyarakat banyak yang belum melaksanakan zakat

apalagi zakat tambang pasir hal ini dikarenakan masih kurangnya

pemahaman terhadap zakat dan dalam pelaksanaannya masih banyak

kekeliruan yang belum sesuai dengan ketentuan hukum Isam.

D. Penambang Pasir

1. Nama : Abdul Majid

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Penambang Pasir

Pertanyaan:

a. Berapa lama anda melaksanakan usaha tambang pasir?

b. Berapa penghasilan tambang pasir dalam satu minggu (sekali operasi)?

c. Apakah anda membayar zakat?

d. Bagaimana pemahaman anda terhadap zakat tambang pasir?

e. Bagaimana pemahaman anda tentang kadar (besaran) zakat tambang

pasir yang harus dikeluarkan?

f. Kapan anda mengeluarkan zakat tambang pasir?

g. Apa penyebab (faktor) anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

h. Kemana sasaran anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

Page 79: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Jawaban:

Bapak Abdul Majid menggeluti pekerjaan ini sudah ada sekitar 6 tahun.

Beliau mengatakan jika dihitung-hitung dalam setahun kurang lebih

penghasian beliau ada Rp. 30.000.000. Menurut beliau melaksanakan zakat

hukumnya wajib apabila hrta yang dimiliki sudah mencapai batas untuk

berzakat. Namun untuk beliau pribadi masih bingung untuk masalah zakat

tambang pasir, karena yang dipahami zakat fitrah. Untuk itu beliau

melaksanakan zakat cara membantu orang-orang yang tidak mampu di

lingkungan sekitar, misalkan ada pembangunan masjid beliau membantu

dengan memberikan pasir secara cuma-cuma.

1. Nama : Bapak Dadang

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Penambang Pasir

Pertanyaan:

a. Berapa lama anda melaksanakan usaha tambang pasir?

b. Berapa penghasilan tambang pasir dalam satu minggu (sekali operasi)?

c. Apakah anda membayar zakat?

d. Bagaimana pemahaman anda terhadap zakat tambang pasir?

e. Bagaimana pemahaman anda tentang kadar (besaran) zakat tambang

pasir yang harus dikeluarkan?

f. Kapan anda mengeluarkan zakat tambang pasir?

g. Apa penyebab (faktor) anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

h. Kemana sasaran anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

Jawaban:

Bapak dadang mengatakan bahwa sudah 4 menggeluti pekerjaan

menambang pasir. Melaksanakan zakat hukumnya memang wajib bagi

setiap umat Islam yang mempunyai harta berlebih. Penghasilan bersih

menurut menuturan beliau dalan setahun jika dikalkulasikan ada kurang

lebih Rp. 60.000.000. Namun karena saya kurang mengertii dan

Page 80: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

mamahami zakat tambang pasir, saya mengeluarkan zakat dengan cara

yang seperti biasanya yaitu memberikan bantuan apabila ada masjid atau

muhola yang melakukan renovasi, santunan kepada anak yatim, dan ke

tetangga atau saudara yang kurang mampu.

1. Nama : Bapak Marno

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Penambang Pasir

Pertanyaan:

a. Berapa lama anda melaksanakan usaha tambang pasir?

b. Berapa penghasilan tambang pasir dalam satu minggu (sekali operasi)?

c. Apakah anda membayar zakat?

d. Bagaimana pemahaman anda terhadap zakat tambang pasir?

e. Bagaimana pemahaman anda tentang kadar (besaran) zakat tambang

pasir yang harus dikeluarkan?

f. Kapan anda mengeluarkan zakat tambang pasir?

g. Apa penyebab (faktor) anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

h. Kemana sasaran anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

Jawaban:

Bapak Marno menggeluti pekerjaan menambang pasir sudah berjalan 5

tahun. Beliau mengatakan mengetahui akan kewajiban berzakat, namun

sebatas zakat fitrah. Kalau untuk hasil dari menambang, dalam setahun ada

kurang lebih Rp. 38.000.000 samapi Rp.40.000.000. Untuk masalah zakat

tamabng pasir beliau belum mengetahui, maka dari itu beliau belum

mengeluarkan zakat tambang pasir. Selain itu bagaimana cara membayar

zakat tambang pasir dan cara menghitungnya juga tidak tau.

Page 81: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

1. Nama : Bapak Sugeng

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Penambang Pasir

Pertanyaan:

a. Berapa lama anda melaksanakan usaha tambang pasir?

b. Berapa penghasilan tambang pasir dalam satu minggu (sekali operasi)?

c. Apakah anda membayar zakat?

d. Bagaimana pemahaman anda terhadap zakat tambang pasir?

e. Bagaimana pemahaman anda tentang kadar (besaran) zakat tambang

pasir yang harus dikeluarkan?

f. Kapan anda mengeluarkan zakat tambang pasir?

g. Apa penyebab (faktor) anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

h. Kemana sasaran anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

Jawaban:

Bapak Sugeng mengatakan bahwa bekerja sebagai penambang pasir sudah

berjalan 4 tahun. Dalam setahun jika dihitung-hitung penghasilan beliau

kurang lebih Rp.43.000.000 namun beliau pun juga belum mengetahui dan

mengerti tentang kewajiban zakat tambang pasir. Selain itu beliau juga tidak

mengetahui bagaimana cara mengeluarkan zakat tambang pasir dan cara

menghitungnya.

1. Nama : Bapak Turmudi

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Pekerjaan : Penambang Pasir

Pertanyaan:

a. Berapa lama anda melaksanakan usaha tambang pasir?

b. Berapa penghasilan tambang pasir dalam satu minggu (sekali operasi)?

c. Apakah anda membayar zakat?

d. Bagaimana pemahaman anda terhadap zakat tambang pasir?

Page 82: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

e. Bagaimana pemahaman anda tentang kadar (besaran) zakat tambang

pasir yang harus dikeluarkan?

f. Kapan anda mengeluarkan zakat tambang pasir?

g. Apa penyebab (faktor) anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

h. Kemana sasaran anda dalam mengeluarkan zakat tambang pasir?

Jawaban:

Bapak Turmudi menjelaskan, beliau menggeluti pekerjaan ini suadah ada 5

tahun. Beliau mengatakan bahwa hasil dari menambang pasir lumayan

menjanjikan dan jika dikalkulasikan dalam setahun beliau mendapat kurang

lebih Rp. 30.000.000 namun beliau juga belum mengeluarkan zakat hasil

tambang pasir dikarenakan belum mengetahui dan memahami zakat terlebih

zakat tambang pasir. Karena kurangnya pemahaman terlebih beliau hanya

lulusan SD.

Page 83: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 38 TAHUN 1999

TENTANGPENGELOLAAN ZAKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa Republik Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk beribadat menurut agamanya masing-masing;b. bahwa penunalan zakat mcrupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu dan hasil, pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan,kesejahteraan masyarakat;c. bahwa zakat merupakan pranata keagamaaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu;d. bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan agar pelaksanaan , zakat lebih, berhasil guna dan berdaya guna serta pelaksanaan zakat dapat dipertanggungjawabkan;e. bahwa berdasarkan hal-hal.tersebut pada butir a, b, c, dan d, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat;

Mengingat :

1. Pasal 5, ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 29, dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 945;2. Ketetapan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Negara;3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tunbahan Lembaran Negara Nomor 3400);4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

Dengan persetujuanDEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

M e m u t u s k a n :

Menetapkan :

Page 84: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :1. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunuan zakat 2. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya;3. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.4. Mustahiq adalah orang atau badan yang, berhak menerima zakat.5. Agama adalah Agama Islam.6. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang agama.

Pasal 2

Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yangdimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

Pasal 3

Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan Kepada muzakki, mustahiq, dan amil zakat.

BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 4

Pengelolaan zakat berasaskan iman dan taqwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Pasal 5 Pengelolaan zakat bertujuan :1. meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama;2. meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;3. meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.

BAB III ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT Pasal 6

Page 85: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.(2) Pembentukan badan amil zakat : a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri; b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi; c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota; d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.(3) Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsulatif, dan informatif.(4) Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.(5) Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur pengawas, dan pelaksana.

Pasal 7

(1) Lembaga zakat dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah.(2) Lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi per- syaratan yang diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Pasal 8

Badan amil zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan lembaga amil zakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat bertanggung jawab zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatnya.

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amilzakat ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Bab IV PENGUMPULAN ZAKAT Pasal 11

(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah(2) Harta yang dikenai zakat adalah : a. emas, perak dan uang b. perdagangan dan perusahaan c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. hasil pertambangah; e. hasil peternakan; f hasil pendapatan dan jasa;

Page 86: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

g. rikaz.(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.

Pasal 12

(1) Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki;(2) Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank atas permintaan muzakki.

Pasal 13

jawab kepada pemerintah sesuai dengan selain zakat, seperti infaq, shadaqah,hibah, tingkatannya, wafat, waris, dan kafarat.

BAB IV PENGUMPULAN ZAKAT Pasal 11

(1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama.(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat meminta bantuan kepada badan amil zakat atau badan amil zakat memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya.(3) Zakat yang telah dibayarkan kepqda badan amil zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15 Lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh badan amil zakat ditetapkandengan keputusan menteri.

BAB V PENDAYAGUNAAN ZAKAT Pasal 16

(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.

Pasal 17

Hasil penerimaan infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 didayagunakan terutama untuk usaha yang

Page 87: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

produktif.

BAB VI PENGAWASAN Pasal 18

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas badan amil zakat dilakukabn oleh unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam (3) Pasal 6 ayat (5)(2) Pimpinan unsur pengawas dipilih langsung oleh anggota.(3) Unsur pengawas berkedudukan di semua tingkatan badan amil zakat.(4) Dalam melakukan perneriksaan keuangan badan amil zakat, unsur pengawas dapat meminta bantuan akuntan publik.

Pasal 19

Badan amil zakat memberikan laporan tahunan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 20

Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan badan amil zakat dan Lembaga amil zakat.

BAB VII S A N K S I Pasal 21

(1) Setiap pengelola zakat yang karena kelalainnya tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar harta zakat, infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 12, dan Pasal 13 dalam undang-undang ini diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) di atas meruPakan pelanggaran.(3) Setiap petugas badan amil zakat dan petugas lembaga amil zakat yang melakukan tindak pidana kejahatan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII KETENTUAN-KETENTUAN LAIN Pasal 22

Dalam hal muzakki berada atau menetap di luar negeri, pengumpulan zakatnya dilakukan oleh unit pengurnpul zakat pada perwakilan Republik Indonesia,yang selanjutnya diteruskan kepada badan amil zakat Nasional.

Pasal 23

Dalam menunjang pelaksanaan tugas baclan amil zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, pemerintah wajib membantu biaya operasional badan amil zakat.

Page 88: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24

(1) Semua peraturan perundang-undangan yang . mengatur pengelolaan zakat masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-undang ini.(2) Selambat-lambatnya dua tahun sejak diundangkannya undang-undang ini, setiap organisasi pengelolaan zakat yang telah ada wajib menyesuaikan menurut ketentuan Undang-undang ini.

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang-undang iniDengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M U L A D I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 164

PENJELASANA T A S

UNDANG-UNDANG REPUBLIKNOMOR 38 TAHUN 1999

TENTANGPENGELOLAAN ZAKAT

Page 89: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Memajukan kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan nasional negaraRepublik Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, bangsa Indonesia senantiasa Melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materiil dan mental spiritual, antara lain melalui pembangunan di bidang agama yang mencakup terciptanya suasanakehidupan beragama yang penuh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,meningkatkan akhlak mulia, terwujudnya kerukunan hidup umat beragama yang dinamissebagai landasan persatuan dan kesatuan bangsa, dan meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional. Guna mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain dengan menggali dan memanfaatkan dana melalui zakat. Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untukmembayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang. baik, zakat merupakan sumber dana potensi al yang dimanfaatkanuntuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Agar menjadi sumber dana yang dimanfaatkan bagi kesejahtcraan masyarakatterutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Dalam halini pemerintah berkewajiban memberikan pelindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq, dan pengelola zakat. Untuk maksud tersebut, perluadanya undang-undang tentang pengelolaan zakat yang berasaskan iman dan takwadalam rangka mewujudkan keadilan sosial, kemaslahatan, keterbukaan, dan kepastianhukum sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalampenunaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewuJudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilansosial, serta meningkatkannya hasil guna dan daya guna zakat. Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat juga mencakup pengelolaan infaq,shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat dengan perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, dan pengawasan agar menjadi pedoman bagi muzaki dan mustahiq, baikperseorangan maupun badan hukum dan/atau badan usaha. Untuk menjamin pengelolaan zakat sebagai amanah agama, dalam undang-undangini ditentukan adanya unsur pertimbangan dan unsur pengawas yang terdiri atas ulama, kaum cendekia, masyarakat, dan pemerintah serta adanya sanksi hukum terhadap pengelola. Dengan dibentuknya Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat diharapkan dapatditingkatkan kesadaran muzakki untuk menunaikan kewajiban zakat dalam rangkamenyucikan diri terhadap harta yang dimilikinya, mengangkat derajat mustahiq, danmeningkatnya keprofesionalan pengelola zakat, yang semuanya untuk mendapatkanridha Allah SWT

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas

Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas

Pasal 4

Page 90: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Cukup jelas

Pasal 5 Cukup jelas

Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pemerintah adalah pemerintah.pusat dan pemerintah daerah.

Pemerintah pusat, membentuk badan amil zakat Nasional, yang berkedudukan di ibu kota Negara.

Pemerintah daerah membentuk badan amil zakat daerah yang berkedudukan di ibu kota propinsi, kabupaten atau kota dan.kecamatan

ayat (2) huruf a cukup jelas

huruf b cukup jelas

huruf c cukup jelas

huruf d Badan amil zakat kecamatan dapat membentuk unit pengumpul zakat di desa atau di kelurahan.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Yang dimaksud dengan masyarakat ialah ulama, kaum cendekia, dan tokoh masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan memenuhi persyaratan. tertentu, antara lain, memiliki sifat amanah, adil, berdedikasi, profesional, dan berintegritas tinggi

ayat (5) Unsur pertimbangan dan unsur pengawas terdiri atas para ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, dan wakil Pemerintah.

Unsur pelaksana terdiri atas unit administrasi, unit pengumpul, unit pendistribusi, dan unit lain sesuai dengan kebutuhan.

Untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, dapat dibentuk unit pengumpul zakat sesuai dengan kebutuhan di instansi Pemerintah dan swasta, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Pasal 7 Ayat (1) 1embaga amil zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang Sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat, dan oleh masyarakat.

Page 91: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Ayat (2) Lembaga amil zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat.

Ayat (2), Cukup.jelas

Pasal 8 Agar.tugas pokok dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna, badan amil zakat perlu melakukan tugas lain seperti" penyuluhan, dan pemantauan.

Pasal 9 Cukup jelas

Pasal 10 Cukup jelas

Pasal 11 Ayat (1) Zakat mal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki o1eh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan, kepada yang berhak menerimanya. Zakat fitrah adalah sejumlah, bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada Bulan Ramadhan oleh setiap orang, muslim bagi dirinya dan bagi orang yang Ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari Raya Idul Fitri.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya.

Kadar zakat adalah besarnya penghitungan atau persentase zakat yang harus dikeluarkan.

Waktu zakat dapat terdiri atas haul atau masa pemilikan harta kekayaan selama dua belas bulan Qomariah, tahun Qomariah, panen, atau pada saat menemukan rikaz.

Pasal 12 Ayat (1) Dalam.melaksanakan tugasnya, badan amil zakat harus bersikap proaktif melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi. Ayat,(2) .Yang dimaksud dengan bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat adalah memberikan kewenangan kepada bank berdasarkan persetujuan nasabah selaku muzakki untuk memungut zakat harta simpanan muzakki yang kemudian diserahkan kepada badan amil zakat.

Pasal 13 Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan : infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan, di luar zakat, untuk kemaslahatan umum;

Page 92: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

shadaqah adalah harta, yang dikeluarkan, seorang muslim atau, badan yang dimiliki oleh orang muslim, di luar zakat, untuk kemaslahatan Umum; hibah adalah pemberian uang atau barang oleh seorang atau oleh badan yang dilaksanakan,pada waktu orang itu, hidup kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat;

wasiat adalah pesan untuk memberikan suatu barang kepada badan amil zakat atau lembaga arnil zakat; pesan itu baru dilaksanakan sesudah pemberi wasiat meninggal dunia dan sesudah diselesaikan penguburannya dan pelunasan utang-utangnya, jika ada; waris adalah."harta tinggalan seorang yang beragama Islam, yang diserahkan . kepada badan amil zakat atau, lembaga amil zakat berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; Kafarat adalah denda wajib yang dibayar kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat oleh orang yang melanggar ketentuan agama.

Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Pengurangan zakat dari laba/pepdapatan sisa kena pajak dimaksudkan agar wajib pajak.tidak terkena beban ganda, yakni kewajiban membayar zakat dan pajak kesadaran membayar zakat dapat memacu kesadaran membayar, pajak.

Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Mustahiq delapan ashnaf ialah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnussabil, yang di dalam aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang paling tidak berdaya secara ekonomi seperti anak yatim, orang jompo, Penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang yang terlilit utang, pengungsi yang terlantar, dan korban bencana alam. Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 17 Pendayagunaan infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat diutamakan untuk usaha yang produktif agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengadministrasian keuangannya dipisahkan dari pengadministrasian keuangan zakat.

Page 93: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Pasal 18 Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 19 Cukup jelas

Pasal 20 Peran serta masyarakat diwujudkan dalam bentuk : a. memperoleh informasi tentang pengelolaan zakat yang dikelola oleh badan amil zakat dan lembaga amil zakat; b. menyampaikan saran dan pendapat kepada badan ami1 zakat dan lembaga amil zakat; c. memberikan laporan atas terjadinya penyimpangan pengelolaan zakat.

Pasal 21 Cukup jelas

Pasal 22 Cukup jelas

Pasal 23 Cukup jelas

Pasal 24 Ayat (1) .Selama ini ketentuan tentang pengelolaan zakat diatur dengan keputusan dan instruksi menteri. Keputusan tersebut adalah Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah diikuti dengan Instruksi Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1991 tentang Pembinaan Teknis Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1998 tentang Pembinaan Umum Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 25 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3885

Page 94: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011

TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu;

b. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam;

c. bahwa zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat;

d. bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam;

e. bahwa Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat;

Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Dan

PRESIDEN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

2. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.

3. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

4. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Page 95: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

5. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat.

6. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.

7. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

8. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

9. Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat.

10. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

11. Hak Amil adalah bagian tertentu dari zakat yang dapat dimanfaatkan untuk biaya operasional dalam pengelolaan zakat sesuai syariat Islam.

12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.

Pasal 2

Pengelolaan zakat berasaskan:

a. syariat Islam; b. amanah; c. kemanfaatan; d. keadilan; e. kepastian hukum; f. terintegrasi; dan g. akuntabilitas.

Pasal 3

Pengelolaan zakat bertujuan:

a. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan

b. meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Pasal 4

(1) Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.

(2) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. emas, perak, dan logam mulia lainnya;

b. uang dan surat berharga lainnya;

c. perniagaan;

d. pertanian, perkebunan, dan kehutanan;

e. peternakan dan perikanan:

f. pertambangan;

g. perindustrian;

h. pendapatan dan jasa; dan

i. rikaz.

(3) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan harta yang dimiliki oleh muzaki perseorangan atau badan usaha.

(4) Syarat dan tata cara penghitungan zakat mal dan zakat fitrah dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara penghitungan zakat mal dan zakat fitrah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 96: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

BAB II BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

(1) Untuk melaksanakan pengelolaan zakat, Pemerintah membentuk BAZNAS.

(2) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di ibu kota negara.

(3) BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.

Pasal 6

BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

Pasal 7

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, BAZNAS menyelenggarakan fungsi:

a. perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

b. pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

c. pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; dan

d. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat bekerja sama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis kepada Presiden melalui Menteri dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Bagian Kedua Keanggotaan

Pasal 8

(1) BAZNAS terdiri atas 11 (sebelas) orang anggota.

(2) Keanggotaan BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 8 (delapan) orang dari unsur masyarakat dan 3 (tiga) orang dari unsur pemerintah.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas unsur ulama, tenaga profesional, dan tokoh masyarakat Islam.

(4) Unsur pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditunjuk dari kementerian/ instansi yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

(5) BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua.

Pasal 9

Masa kerja anggota BAZNAS dijabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 10

(1) Anggota BAZNAS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri.

Page 97: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

(2) Anggota BAZNAS dari unsur masyarakat diangkat oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

(3) Ketua dan wakil ketua BAZNAS dipilih oleh anggota.

Pasal 11

Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggota BAZNAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit harus:

a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam; c. bertakwa kepada Allah SWT; d. berakhlak mulia; e. berusia minimal 40 (empat puluh) tahun; f. sehat jasmani dan rohani; g. tidak menjadi anggota partai politik; h. memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat; dan i. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.

Pasal 12

Anggota BAZNAS diberhentikan apabila:

a. meninggal dunia;

b. habis masa jabatan;

c. mengundurkan diri;

d. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara terus menerus; atau

e. tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota.

Pasal 13

Ketentuan lebih lanjut mengenai, tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota BAZNAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibantu oleh sekretariat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja sekretariat BAZNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota

Pasal 15

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

(2) BAZNAS provinsi dibentuk oleh Menteri atas usul gubernur setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.

(3) BAZNAS kabupaten/kota dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas usul bupati/walikota setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.

(4) Dalam hal gubernur atau bupati/walikota tidak mengusulkan pembentukan BAZNAS provinsi atau BAZNAS kabupaten/kota, Menteri atau pejabat yang ditunjuk dapat membentuk BAZNAS provinsi atau BAZNAS kabupaten/kota setelah mendapat pertimbangan BAZNAS.

(5) BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota melaksanakan tugas dan fungsi BAZNAS di provinsi atau kabupaten/kota masing-masing.

Page 98: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Pasal 16

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota dapat membentuk UPZ pada instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan atau nama lainnya, dan tempat lainnya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Keempat

Lembaga Amil Zakat

Pasal 17

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ.

Pasal 18

(1) Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial;

b. berbentuk lembaga berbadan hukum;

c. mendapat rekomendasi dari BAZNAS;

d. memiliki pengawas syariat;

e. memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya;

f. bersifat nirlaba;

g. memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat; dan

h. bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.

Pasal 19

LAZ wajib melaporkan pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala.

Pasal 20

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan organisasi, mekanisme perizinan, pembentukan perwakilan, pelaporan, dan pertanggungjawaban LAZ diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB III

PENGUMPULAN, PENDISTRIBUSIAN, PENDAYAGUNAAN, DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu Pengumpulan

Pasal 21

(1) Dalam rangka pengumpulan zakat, muzaki melakukan penghitungan sendiri atas kewajiban zakatnya.

Page 99: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri kewajiban zakatnya, muzaki dapat meminta bantuan BAZNAS.

Pasal 22

Zakat yang dibayarkan oleh muzaki kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Pasal 23

(1) BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti setoran zakat kepada setiap muzaki.

(2) Bukti setoran zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Pasal 24

Lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua Pendistribusian

Pasal 25

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam.

Pasal 26

Pendistribusian zakat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.

Bagian Ketiga Pendayagunaan

Pasal 27

(1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

(2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Bagian Keempat

Pengelolaan Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya

Pasal 28

(1) Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ juga dapat menerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.

(2) Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukkan yang diikrarkan oleh pemberi.

(3) Pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya harus dicatat dalam pembukuan tersendiri.

Page 100: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Bagian Kelima Pelaporan

Pasal 29

(1) BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah secara berkala.

(2) BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala.

(3) LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala.

(4) BAZNAS wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya kepada Menteri secara berkala.

(5) Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui media cetak atau media elektronik.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan BAZNAS kabupaten/kota, BAZNAS provinsi, LAZ, dan BAZNAS diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB IV

PEMBIAYAAN

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil.

Pasal 31

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil.

(2) Selain pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota dapat dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 32

LAZ dapat menggunakan Hak Amil untuk membiayai kegiatan operasional.

Pasal 33

(1) Pembiayaan BAZNAS dan penggunaan Hak Amil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31 ayat (1), dan Pasal 32 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

Page 101: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

(1) Menteri melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ.

(2) Gubernur dan bupati/walikota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ sesuai dengan kewenangannya.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi fasilitasi, sosialisasi, dan edukasi.

BAB VI

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 35

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS dan LAZ.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka:

a. meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat melalui BAZNAS dan LAZ; dan

b. memberikan saran untuk peningkatan kinerja BAZNAS dan LAZ.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk:

a. akses terhadap informasi tentang pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ; dan

b. penyampaian informasi apabila terjadi penyimpangan dalam pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ.

BAB VII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 36

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 23 ayat (1), Pasal 28 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 29 ayat (3) dikenai sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau

c. pencabutan izin.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB VIII

LARANGAN

Pasal 37

Setiap orang dilarang melakukan tindakan memiliki, menjaminkan, menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat, infak, sedekah, dan/atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada dalam pengelolaannya.

Pasal 38

Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang.

Page 102: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

BAB IX KETENTUAN PIDANA

Pasal 39

Setiap orang yang dengan sengaja melawan hukum tidak melakukan pendistribusian zakat sesuai dengan ketentuan Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 40

Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 41

Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 42

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 40 merupakan kejahatan.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 merupakan pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43

(1) Badan Amil Zakat Nasional yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku tetap menjalankan tugas dan fungsi sebagai BAZNAS berdasarkan Undang-Undang ini sampai terbentuknya BAZNAS yang baru sesuai dengan Undang-Undang ini.

(2) Badan Amil Zakat Daerah Provinsi dan Badan Amil Zakat Daerah kabupaten/kota yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku tetap menjalankan tugas dan fungsi sebagai BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota sampai terbentuknya kepengurusan baru berdasarkan Undang-Undang ini.

(3) LAZ yang telah dikukuhkan oleh Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dinyatakan sebagai LAZ berdasarkan Undang-Undang ini.

(4) LAZ sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib menyesuaikan diri paling lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan tentang Pengelolaan Zakat dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 45

Page 103: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 46

Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 47

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 115

Page 104: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011

TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT

I. UMUM

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Penunaian zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan penanggulangan kemiskinan.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti. Pengelolaan zakat yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi kegiatan perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang berkedudukan di ibu kota negara, BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota. BAZNAS merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri. BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. LAZ wajib melaporkan secara berkala kepada BAZNAS atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariat dan keuangan.

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam. Pendistribusian dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi.

Selain menerima zakat, BAZNAS atau LAZ juga dapat menerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya. Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi dan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri.

Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil. Sedangkan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

II. PASAL DEMI PASAL

Page 105: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Yang dimaksud dengan asas "amanah" adalah pengelola zakat harus dapat dipercaya.

Huruf c Yang dimaksud dengan asas "kemanfaatan" adalah pengelolaan zakat dilakukan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik.

Huruf d Yang dimaksud dengan asas "keadilan" adalah pengelolaan zakat dalam pendistribusiannya dilakukan secara adil.

Huruf e Yang dimaksud dengan asas "kepastian hukum" adalah dalam pengelolaan zakat terdapat jaminan kepastian hukum bagi mustahik dan muzaki.

Huruf f Yang dimaksud dengan asas "terintegrasi" adalah pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarkis dalam upaya meningkatkan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

Huruf g Yang dimaksud dengan asas "akuntabilitas" adalah pengelolaan zakat dapat dipertanggungjawabkan dan diakses oleh masyarakat.

Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas. Huruf d

Cukup jelas. Huruf e

Cukup jelas. Huruf f

Cukup jelas. Huruf g

Cukup jelas. Huruf h

Cukup jelas. Huruf i

Yang dimaksud dengan "rikaz" adalah harta temuan. Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "badan usaha" adalah badan usaha yang dimiliki umat Islam yang meliputi badan usaha yang tidak berbadan hukum seperti firma dan yang berbadan hukum seperti perseroan terbatas.

Ayat (4)

Page 106: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Cukup jelas. Ayat (5)

Cukup jelas. Pasal 5

Cukup jelas. Pasal 6

Cukup jelas. Pasal 7

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan "pihak terkait" antara lain kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau lembaga luar negeri.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas. Pasal 9

Cukup jelas. Pasal 10

Cukup jelas. Pasal 11

Cukup jelas. Pasal 12

Cukup jelas. Pasal 13

Cukup jelas. Pasal 14

Cukup jelas. Pasal 15

Ayat (1) Di Provinsi Aceh, penyebutan BAZNAS provinsi atau BAZNAS kabupaten/kota dapat menggunakan istilah baitul mal.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1) Yang dimaksud "tempat lainnya" antara lain masjid dan majelis taklim.

Page 107: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas. Pasal 18

Cukup jelas. Pasal 19

Cukup jelas. Pasal 20

Cukup jelas. Pasal 21

Cukup jelas. Pasal 22

Cukup jelas. Pasal 23

Cukup jelas. Pasal 24

Cukup jelas. Pasal 25

Cukup jelas. Pasal 26

Cukup jelas. Pasal 27

Ayat (1) Yang dimaksud dengan "usaha produktif" adalah usaha yang mampu meningkatkan pendapatan, taraf hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Yang dimaksud dengan "peningkatan kualitas umat" adalah peningkatan sumber daya manusia.

Ayat (2) Kebutuhan dasar mustahik meliputi kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas. Pasal 29

Cukup jelas. Pasal 30

Cukup jelas. Pasal 31

Cukup jelas.

Page 108: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui

Pasal 32

Cukup jelas. Pasal 33

Cukup jelas. Pasal 34

Cukup jelas. Pasal 35

Cukup jelas. Pasal 36

Cukup jelas. Pasal 37

Cukup jelas. Pasal 38

Cukup jelas. Pasal 39

Cukup jelas. Pasal 40

Cukup jelas. Pasal 41

Cukup jelas. Pasal 42

Cukup jelas. Pasal 43

Cukup jelas. Pasal 44

Cukup jelas. Pasal 45

Cukup jelas. Pasal 46

Cukup jelas. Pasal 47

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5255

Page 109: PELAKSANAAN ZAKAT TAMBANG PASIR PERSPEKTIF HUKUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pasir dengan sepengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada tanpa mengetahui