pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di sd …

147
PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DI SD ISLAM DARUL FALAH DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Richard Firmana Ramadhan NIM. 11140182000041 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SEKOLAH DI SD ISLAM DARUL FALAH DEPOK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Richard Firmana Ramadhan NIM: 11140182000041, Pelaksanaan Supervisi
Akademik oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Islam Darul Falah Depok,
skripsi Program Sastra 1, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan supervisi akademik
oleh kepala sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di SDI Darul Falah di Depok.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara observasi dan studi
dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor
sudah menjalankan perannya, namun masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan
dengan peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik di terapkan
melalui perencanaan, pelaksanaan, menindaklanjuti dan mengevaluasi agar peran
kepala sekolah sebagai supervisor berjalan secara maksimal. Disarankan agar
kepala sekolah konsisten dengan jadwal yang sudah disepakati dalam
melaksanakan supervisi akademik, tidak diwakili kepada guru atau pihak lainnya
karena dikhawatirkan pelaksanaan supervisi tidak berjalan dengan optimal dan
kepala sekolah harus lebih intensif dalam membimbing guru mengajar dan
mengatasi masalah siswa sehingga pelaksanaan supervisi akademik berjalan
secara maksimal.
Supervisor Akademik
Richard Firmana Ramadhan NIM: 11140182000041, Implementation of
Academic Supervision by the Principal of SD Islam Darul Falah Depok, thesis
of Literature Program 1, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020
This study aims to describe the implementation of academic supervision by the
principal. This research was conducted at SDI Darul Falah in Depok. This
research uses qualitative methods with a descriptive approach. Data collection
techniques were carried out by interviewing observations and document studies.
The result of this study indicate that the role of the principal as a supervisor has
carried out his role, but it is still not optimal. This is indicated by the role og the
principal as a supervisor in the academic field which is applied through planning,
implementing, following up and evaluating so that role of the principal as a
supervisor runs optimally. It is recommended that the principal be consistent with
the agreed schedule in implementing academic supervision, not represented by
the teacher or other parties because it is concerned that the implementation of
supervision is not running optimally and overcoming student problems so that the
implementation of academic supervision runs optimally.
Keywords: Principal, academic supervision, School Principals as Academic
Supervisors
iii
telah memberikan rahmat taufiq dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurankan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan kita pada zahman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.
memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh oleh penulis sendiri, namun berkat
bantuan, dukungan, motivasi, saran dan doa dari banyak pihak akhirnya
dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu dengan
kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak rasa terimakasih kepada:
1. Dr. Hj. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Drs. H. Muarif Sam, M.Pd selaku ketua prodi Manajemen
Pendidikan.
3. Drs. H. Muarif Sam, M.Pd selaku dosen dan ketua prodi Manajemen
Pendidikan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis.
4. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh
iv
penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
5. Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya serta selalu
memberikan motivasi dan doa agar dalam penyusunan skripsi dapat
terselesaikan.
6. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan membrikan ilmu dengan
setulus hati.
7. Ibu Lustiawati, S.Pd selaku kepala sekolah SD Islam Darul Falah yang
telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian
8. Seluruh guru dan staf TU SD Islam Darul Falah yang telah membantu
penulis dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan.
9. Ayahanda Djumadi dan Ibunda Atmi Jahroni selaku orang tua yang
senantiasa memberikan dedikasinya yang teramat luar biasa kepada
penulis dan dengan penuh kesabaran dalam memberikan semangat dan
motivasi setiap harinya sehingga penulis dapat menempuh pendidikan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Adek Juviana Aprilia dan Adek Muhammad Rivai Firmansyah, selaku
saudara kandung yang senantiasa memberikan semangat kepada
penulis.
11. Ana Dewi dan Riza, selaku teman satu jurusan yang sudah mendukung
dan memberikan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini.
Madhon, Ivan, Tsaqif, Dean, ,Codet, Ikbal) yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
13. Keluarga Besar MP Angkatan 2014, yang telah menjadi teman
seperjuangan selama ini dalam menempuh pendidikan S1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
selalu memberikan dukungan, suport dan doa dalam proses
penyusunan skripsi ini.
dan ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dengan pahala
yang berlipat ganda. Akhirnya tiada kata untaian kata yang berharga selain
kata syukur atas karunia dan ridhonya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, 12 Agustus 2020
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
A. Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah ............................................. 9
1. Definisi Supervisi Akademik ............................................................. 9
2. Tujuan Supervisi Akademik ............................................................ 13
3. Jenis-jenis Supervisi ......................................................................... 14
9. Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor ...................................... 27
10.Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor .................................... 29
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 33
vii
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 38
E. Instumen dan Pedoman Penelitian ..................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 47
1. Sejarah Singkat Sekolah .................................................................... 47
2. Identitas Sekolah ............................................................................... 48
3. Visi, Misi dan Tujuan SD Islam Darul Falah .................................... 49
4. Kurikulum.......................................................................................... 51
5. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Darul Falah ..... 51
6. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2019-2020 ................................... 52
7. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 54
B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72
Tabel 3 .2 Kisi-kisi Intrumen penelitian ............................................................... 40
Tabel 3 .3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah................................................. 41
Tabel 3 .4 Pedoman Wawancara Guru ................................................................. 42
Tabel 3 .5 Daftar Ceklis Dokumen ....................................................................... 44
Tabel 4. 1 Identitas Sekolah .................................................................................. 48
Tabel 4. 2 Data Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan .............................. 51
Tabel 4. 3 Data Peserta Didik ............................................................................... 53
Tabel 4. 4 Sarana dan Prasana .............................................................................. 54
ix
x
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 79
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 80
Lampiran 4 Pedoman Wawancara ........................................................................ 81
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah..................................................... 84
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru...................................................................... 88
Lampiran 8 Instrumen Kunjungan Kelas ............................................................ 109
Lampiran 9 Instrumen Observasi Kelas .............................................................. 110
Lampiran 10 Instrumen Rapat-Rapat .................................................................. 112
Lampiran 11 Instrumen Diskusi Kelompok ........................................................ 113
Lampiran 12 Laporan Kunjungan Kelas ............................................................. 115
Lampiran 13 Laporan Rapat-Rapat ..................................................................... 116
Lampiran 14 Laporan Workshop Terkait Pembelajaran ..................................... 118
Lampiran 15 Rencana Perancangan Pembelajaran Guru .................................... 119
Lampiran 16 Silabus Guru .................................................................................. 121
Lampiran 17 Uji Referensi .................................................................................. 121
BAB I
membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah suatu
upaya menuju ke arah perbaikan hidup dan kehidupan manusia yang lebih
baik. Untuk itu, pendidikan berlangsung tanpa awal dan akhir, atau tanpa
ada batas ruang dan waktu tertentu sepanjang hayat. Istilah lain disebut
long life education (pendidikan seumur hidup).
Pendidikan juga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia yang selalu ingin berkembang dan berubah. Dalam
pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
intelektual spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. 1 Melalui pendidikan dapat membekali
seseorang berbagai pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap yang
diperlukan untuk bekerja secara produktif. Apabila di era globalisasi ini
sangat diperlukan suatu sumber daya manusia yang memadai, sistem
pendidikan nasional juga harus dapat memberikan pendidikan dasar bagi
setiap warga negara agar setiap orang mampu berperan serta dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Inilah era reformasi
pendidikan yang sangat monumental dalam sejarah pendidikan di
1 UU RI Nomor 20 tahun 2003
2
sekolah atau madrasah. Sekolah bisa mengembangkan inovasinya masing-
masing dalam mengembangkan perlakuan pada siswa dalam belajar,
bahkan sekolah diberi kewenangan untuk menetapkan apakah akan fullday
school atau partday school dalam penggunaan waktu belajar. Selain itu,
apakah sekolah akan menyusun sendiri buku teks yang diajarkan sesuai
dengan kurikulum yang disepakati. Dalam hal ini, hal terpenting sekaligus
menjadi tekatnya adalah bahwa di end product-nya yaitu siswa berprestasi,
siap diuji, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh
pemerintah atas usulan masyarakat, oleh karena itu, bila prestasi peserta
didik menurun, maka masyarakat tidak bisa menyalahkan kantor dinas
pendidikan Kabupaten atau pun Kota. Sebaliknya, mereka bisa bertanya
kepada kepala sekolah/madrasah dan para guru, karena soal kurikulum dan
pembelajaran seluruhnya menjadi kewenangan penuh sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh
kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan guru dan staf pengajar
secara keseluruhan, karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
profesional dalam organisasi sekolah yang dimana bertugas mengatur
semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam
mendidik peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
kemampuan kepala sekolah ini pengembangkan profesionalisme tenaga
kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, dimana
kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga
kompetensi guru tidak hanya terhenti pada kompetensi yang ia miliki
sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang. Sehingga
profesionalisme guru akan terwujud, karena tenaga kependidikan
profesional tidak hanya menguasai dalam bidang ilmu, bahan ajar, dan
metode mengajar, akan tetapi mampu memotivasi peserta didik serta
mengasah keterampilan dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan.
3
pendidikan tersebut. Guru tersebut setelah berhasil dituntut untuk
mengembangkan dimensi kompetensi yang harus dikembangkan adalah
dimensi kompetensi supervisi, dengan tuntutan kompetensi :
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru. 2
mengelola aktivitas menjadi terarah, terfokus dan mengalami peningkatan
yang signifikan. Oleh karena itu, kepala sekolah berperan penting dalam
peningkatan profesionalisme guru untuk lebih semangat dan profesional
dalam mengajar dan mengembangkan diri dalam mentransfer ilmu kepada
peserta didik. Kepala sekolah memimpin lembaganya dengan peranan
yang sangat besar bagi peningkatan kemajuan sekolah. Hal ini dikarenakan
tugas kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan
agar menjadi terarah, terfokus dan berhasil .
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami
keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik. Serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang
diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. 3
Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam pengembangan
efektivitas pembelajaran di sekolah juga mendorong rasa kepemilikan
yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong
2 Permendiknas Nomor 13 tahun 2007
3 Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet. 1, h. 21
4
mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji dan dipelajari
sebagai upaya mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas.
Kepala sekolah sebagai seorang supervisor mempunyai tanggung
jawab untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran di sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, kepala
sekolah harus melakukan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan
prinsip-prinsip dan teknik serta pendekatan yang tepat. Pembinaan-
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dapat
meningkatkan kinerja dan dedikasi guru dalam pendidikan. Tugas seorang
supervisor adalah membantu, mendorong dan memberikan keyakinan
kepada guru bahwa proses belajar mengajar dapat memberikan
pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan
keterampilan guru serta proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
tersebut harus dibantu secara profesional sehingga guru dapat berkembang
dalam pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses belajar mengajar.
Peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah
untuk mencapai tujuannya adalah peran yang sangat penting. Ada dua hal
yang perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut.
1. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sekolah.
2. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi
keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian pada staf dan siswa. 4
Dalam suatu lembaga pendidikan kepala sekolah sebagai pemimpin
yang tertinggi bertanggung jawab penuh terhadap terlaksananya segala
4 Ibid, h. 22
dengan guru-guru serta mengawasi kurikulum, melakukan pengawasan
terhadap kegiatan mengajar guru.
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 5 . Selain sebagai pemimpin,
kepala sekolah juga merupakan manajer, yang dituntut memiliki
kemampuan manajerial terkait dengan terwujudnya sekolah efektif.
Karena itu, kedudukan kepala sekolah tidak bisa dipegang oleh sembarang
orang. 6
sekolah tidak memperhatikan penerimaan guru maka dalam proses belajar
mengajar akan memberikan dampak psikologis yang kurang baik terhadap
peserta didik. Peningkatan kualitas pembelajaran bukan hanya dilihat dari
bagaimana seorang guru memberikan pengajaran di dalam kelas, tetapi
juga bagaimana peranan kepala sekolah dalam mengimplementasikan
strategi yang telah dibuat serta memperhatikan seluruh unsur pendukung
untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditentukan.
Tetapi kenyataan di lapangan untuk membuat suatu pendidikan
yang berkualitas banyak sekali masalah yang terjadi di SDI Darul Falah
Depok, sekolah dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang tidak
sedikit diantaranya adalah kurang efektifnya pengelolaaan dan penerapan
5 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), h. 83 6 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015), Cet 1 h.
300
6
adanya pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang disiplin kerja,
administrasi yang begitu banyak yang harus disiapkan oleh guru untuk
mendukung pelaksaan kegiatan belajar mengajar, masalah sarana dan
prasarana juga dihadapi oleh sekolah sehingga dalam proses belajar
mengajar kurang maksimal.
dirasakan bahwa sangat minimnya jumlah supervisor di SDI Darul Falah
Depok. Hal ini terlihat dari rendah nya kinerja para guru madrasah di
lingkungan Yayasan SDI Darul Falah Depok pada khususnya, sehingga
berdampak pada hasil lulusan/output pada saat Ujian Nasional
berlangsung. Sudah sangat jelaslah bahwa kepala sekolah merupakan
penentu maju mundurnya kegiatan belajar mengajar karena tugas kepala
sekolah adalah mengatasi segala yang menghambat jalannya aktivitas
mengajar dengan mengadakan pengawasan. Namun demikian, dalam
kenyataan sering terlihat bagaimana kepala sekolah membagi waktunya
bekerja, sebagian besar waktunya digunakan untuk mengerjakan tugas
rutin di kantor sedangkan guru-guru tidak cukup mendapatkan
pengawasan yang baik dalam proses pembelajaran atau melakukan
pengawasaan hanya sekedar saja tanpa ada daya upaya untuk
mengembangkan dan memperbaiki cara kerja tenaga mengajar atau kepala
sekolah membiarkan guru bekerja tanpa adanya pengawasan.
Dari penjelasan latar belakang masalah diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Pelaksanaan Supervisi
Akademik oleh Kepala Sekolah di SDI Darul Falah Depok”.
B. Identifikasi Masalah
penelitian ini sebagai berikut :
sekolah mempunyai tanggung jawab di sekolah lain
2. Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pembelajaran yang
menjadikan kinerja guru kurang maksimal
3. Pelaksanaan supervisi tidak sampai pada program tindak lanjut
4. Lemahnya Pemberian motivasi kepada guru untuk mendukung
kemampuan dan keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar di sekolah
5. Kurangnya kerjasama antara kepala sekolah dengan guru dan staff.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis membatasi masalah
terhadap “Belum optimalnya pelaksanaan supervisi akademik di SDI
Darul Falah Depok”.
2. Perumusan Masalah
rumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana bentuk
pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah di SDI Darul Falah Depok.
D. Tujuan Penelitian
kepala sekolah di SDI Darul Falah Depok
8
di SDI Darul Falah Depok.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai banyak manfaat bagi:
1) Bagi kepala sekolah penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
acuan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah yang bertujuan
agar pendidikan dapat terlaksana dengan baik.
2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk
lebih meningkatkan kinerja dan kemampuannya dalam melaksanakan
pembelajaran yang lebih optimal.
pengawasan, pembinaan dan kepemimpinan kepala sekolah, serta
dapat menambah pengetahuan tentang kinerja guru dalam rangka
meningkatkan proses belajar mengajar yang baik.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Definisi Supervisi Akademik
“super” artinya “di atas“, dan vision, mempunyai arti “melihat”. 7
Istilah tersebut berarti supervisi diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pengawas atau pun kepala sekolah sebagai pejabat yang
berkedudukan lebih tinggi ke jabatan yang lebih rendah khususnya di
sekolah untuk melihat atau mengawasi berlangsungnya proses
pembelajaran di sekolah. Menurut M. Ngalim Purwanto “Supervisi
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif”. 8 Dengan demikian supervisi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan pembinaan yang terencana guna membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
maksimal sehingga tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah yang
telah ditetapkan.
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal
lainnya di dalam mencapai tujuan pendidikan. 9 Dengan adanya
supervisi, guru-guru diharapkan dapat meningkatkan sikap
kepemimpinan guru-guru serta personal dalam menghadapi masalah
dan situasi pembelajaran di sekolah guna tercapainya tujuan
pendidikan.
7 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), h. 12
8 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. Ke-17, h. 76. 9 Ibid, h. 76
10
Dickey seperti yang dikutip Piet A. Shertian dan Frans Matheru
“supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran”. 10
pengertian yaitu adanya suatu program yang disusun secara terencana
guna untuk memperbaiki pengajaran serta proses pembelajaran di
dalam kelas.
a. Supervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru
meningkatkan kemampuannya.
guru yang membina murid itu.
c. Supervisi tidak bersifat direktif (mengarahkan) tetapi lebih banyak
bersifat konsultatif (dorongan, saran dan bimbingan). 11
Seperti sudah dijelaskan, kata kunci dari supervisi ialah
memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru sehingga tujuan
supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di
kelas. Dengan demikian tujuan supervisi pendidikan ialah memberikan
layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk
pengembangan potensi kualitas guru dalam mengajar.
Supervisi pendidikan dikenal dengan sebutan “Instructional
supervision” atau “i” dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Carter Good Govermence Dictionary of Education mengemukakan
bahwa supervisi adalah segala usaha pejabat dalam memimpin guru-
guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memberbaiki pengajaran
10
Piet A. Sahertiaen dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 18. 11
Moh. Rifai, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Jeamers,
1978), h. 38
guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. 12
Dimana segala usaha pejabat sekolah atau kepala sekolah dalam
memimpin guru hendaknya memperbaiki pengajaran dengan cara
menstimulasi proses pembelajaran di dalam kelas mulai dari bahan
pengajaran, metode mengajar serta evaluasi pengajarannya, sehingga
proses pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.
Mulyasa menyebutkan bahwa dalam melakukan fungsinya sebagai
educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat
kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang
menarik. 13
tugasnya di sekolah antara lain, kepala sekolah berfungsi sebagai
pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan
motivator yang dimana kepala sekolah akan selalu memberi dorongan
serta bimbingan terhadap para guru agar bisa lebih kreatif dan inovatif
dalam mengajar baik di kelas maupun di luar kelas.
Di dalam buku kepengawasan disebutkan bahwa, lazimnya
kegiatan kepengawasan (Supervisi) akademik adalah
pengawasan/control lebih menitik beratkan pada ketuntasan dalam
pencapaian sasaran akademik melalui pengawasan dan bimbingan
terhadap guru agar proses mengajar efektif 14
. Adapun supervisi
12
h.98-99 14
Profesional, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 220.
12
menunjang pelaksanaan pembelajaran.
tujuan pembelajaran. 15
rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah
dengan cara membantu, membimbing, membina, mengamati, dan
mengawasi proses pembelajaran di sekolah. Pengawasan akademik
merupakan bidang pengawasan yang berhubungan dengan kegiatan
akademik yang dilaksanakan pada satuan pendidikan. Glikman dalam
buku Pengawas Pendidikan mendefinisikan supervisi akademik adalah
serangkaian aktivitas dalam membantu para guru untuk
mengembangkan kemampuaannya dalam mengelola proses belajar
mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 16
Dengan demikian, melalui supervisi khususnya supervisi akademik
guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
Bukan saja menilai unjuk kerja guru dalam mengelola pelaksanaan
pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalismenya. Namun tidak juga bisa terlepas dari
penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran karena
pengelolaan pembelajaran merupakan bagian dari profesionalisme
guru.
akademik dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah sebagai
supervisi akademik merupakan pola perilaku yang ditampilkan oleh
pimpinan sekolah dalam rangka membantu tenaga pendidik dalam
mengelola pembelajarannya. Menjadi suatu usaha pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan oleh pemimpin untuk memperbaiki segala
15
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), h. 182.
13
guru, mampu mengelola guru dalam mengembangkan kreativitas
dalam mengajar, maka diharapkan kepala sekolah mampu berperan
menjadi seorang pengawas yang dapat membantu guru dalam
mencapai keprofesionalismenya agar terciptanya peningkatan
pembelajaran untuk peserta didik.
2. Tujuan Supervisi Akademik
akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan
keterampilannya dalam rangka mencapai tujuan belajar mengajar yang
direncanakan untuk para siswanya. Berkenan dengan tujuan supervisi
akademik Sergiovanni dalam buku Pengawas Pendidikan karangan
Aedi menyatakan terdapat tiga tujuan supervisi akademik, yaitu: 17
a. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam hal
pemahaman akademik, kehidupan kelas, keterampilan mengajar
menggunakan keterampilan tersebut melalui teknik
b. Supervisi akademik dilaksanakan untuk memonitor atau untuk
memantau proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah.
c. Supervisi akademik dilaksanakan untuk mendukung guru
menerapkan kemampuannya dalam tugas mengajarnya dan
melakukan pengembangan diri serta memiliki komitmen terhadap
tanggung jawabnya
adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan
staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan
kualitas kinerjanya terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu
17
sekolah.
Dari beberapa pengertian dan tujuan di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor, untuk
melakukan pembinaan ke arah perbaikan kepada sekolah pada
umumnya dan guru pada khususnya, dalam meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap siswa agar meningkatnya kualitas belajar siswa.
Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk
pengembangan potensi kualitas guru.
sekolah sebagai supervisi akademik merupakan pola perilaku yang
ditampilkan oleh pimpinan sekolah dalam rangka membantu tenaga
pendidik dalam mengelola pembelajarannya. Menjadi suatu usaha
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemimpin untuk
memperbaiki segala kekurangan yang ada. Dengan menjalankan suatu
aktifitas yang telah direncanakan guna mengawasi, serta membantu
guru dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka agar dapat
berjalan secara efektif serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan membina kinerja guru, mampu mengelola guru dalam
mengembangkan kreativitas dalam mengajar, maka diharapkan kepala
sekolah mampu berperan menjadi seorang pengawas yang dapat
membantu guru dalam mencapai keprofesionalismenya agar
terciptanya peningkatan pembelajaran untuk peserta didik.
3. Jenis-jenis Supervisi
agar pekerjaan itu dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan
18
Suharisimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2004), h. 40
15
supervisi pun terbagi ke dalam beberapa bentuk. Di antara macam-
macam supervisi dalam dunia pendidikan dapat dibedakan dalam tiga
macam, yaitu supervisi akademik, supervisi klinis dan supervisi
administratif. Menurut Ngalim Purwanto bahwa supervisi di dunia
pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu supervisi
umum dan supervisi pengajaran. Walaupun dengan ungkapan yang
berbeda namun melihat dari kedua jenis supervisi yang dikemukakan
oleh Ngalim Purwanto, pada intinya memiliki kesamaan dengan tiga
jenis supervisi di atas, dinamakan supervisi umum yang dimaksud
adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau
pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha
perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan
bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan,
pengelolaan keuangan dan sebagainya.
kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan terjadinya
situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan
pendidikan.
hal ini yang hendak dikendalikan adalah ketuntasan dalam
pencapaian sasaran akademik melalui pengawasan dan bimbingan
terhadap guru agar proses mengajar efektif. Berkenaan dengan hal
ini amat penting untuk dicatat baik oleh pengawas maupun oleh
guru serta pihak lainnya, bahwa yang hendak dikendalikan pada
16
gurunya. Apalagi kalau hanya perilaku administratif guru, seperti
kehadiran, pembuatan rencana mengajar, penerapan metode
mengajar tertentu dan sebagainya. Oleh karena itu, misi utama dari
kegiatan supervisi akademik adalah mengoptimalkan pencapaian
sasaran akademik, yang berupa penguasaan mata pelajaran yang
diajarkan (Depag RI, 2005). Selanjutnya dalam buku yang lain
disebutkan, bahwa pelaksanaan supervisi akademik dilakukan oleh
kepala sekolah dan pengawas (Depag RI, 2003). Dengan demikian
program supervisi akademik mengacu pada pengendalian atau
control pada proses kegiatan mengajar yang terjadi antara guru dan
murid agar tercapainya sasaran akademik yang telah ditetapkan.
Dimana yang hendak dikendalikan ialah hasil pengajaran
bukan perilaku dari guru tersebut. Apalagi perilaku administratif
guru, seperti kehadiran, rencana mengajar guru, metode mengajar,
dan sebagainya yang nantinya dianggap hanya mencari kesalahan
dari guru ketika di sekolah atau pun ketika mengajar.
b. Supervisi Klinis
mengemukakan, bahwa yang disebut dengan supervisi klinis
adalah proses membantu guru memperkecil ketidak sesuaian
(kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku mengajar yang ideal.
Selanjutnya menurut pendapat lain mengemukakan bahwa
supervisi klinis adalah suatu proses kepemimpinan dalam
pendidikan yang bertujuan mengembangkan profesional calon guru
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan
17
perubahan tingkah laku mengajar tersebut (Gunawan, 1996: 207).
Berdasarkan kepada kedua pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa supervisi klinis merupakan suatu proses
bimbingan yang bertujuan meningkatkan profesionalisme dengan
menekankan pada penampilan guru dalam mengajar, mendesain
pembelajaran secara sistematis dan terarah, mulai dari persiapan
sampai evaaluasi, melalui prosedur yang sistematis guna
mendapatkan perubahan tingkah laku mengajar yang diharapkan.
SIngkatnya, Supervisi klinis adalah supervisi yang terpusat pada
guru.
profesional dalam bidang teknis edukatif (teknis pendidikan) dia
juga dituntut untuk memiliki hal yang sama dalam bidang teknis
administratif. Oleh karena itu, bidang administratif juga
merupakan lingkup dari tugas kepengawasan pendidikan
diterangkan bahwa, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan supervisi administrasi adalah kepala sekolah,
administrasi kesiswaan, administrasi ketenagaan, administrasi
ketenagaan pendidikan, administrasi penerimaan siswa baru,
administrasi keuangan, administrasi perlengkapan ujian akhir,
administrasi penerimaan siswa baru, administrasi hubungan
sekolah (sekolah) dengan masyarakat, administrasi
kelembagaan, administrasi guru kelas, administrasi
laboratorium, administrasi perpustakaan, administrasi
ekstrakurikuler dan sebagainya (Depag RI, 2005). 19
19
Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2015) cet. 1 h. 257-259
18
kelengkapan administrasi guru-guru serta sekolah sebagai
penunjang, acuan, dan pedoman pembelajaran di sekolah.
Administrasi pun sangat penting agar pembelajaran berjalan
dengan terencana dan tersusun dari awal hingga akhir sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
4. Prinsip Supervisi Akademik
pedoman. Sementara Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan dan mengelola proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. 20
Dari pengertian yang dimaksud
di atas adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-
guru untuk berkembang secara profesional, agar lebih maju lagi dalam
melaksanakan pembelajaran serta tugas pokok yaitu memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar murid-murid.
belas prinsip supervisi pendidikan, yaitu:
a. Supervisi adalah suatu bagian integral dari suatu program bidang
pendidikan, yang di dalamnya terdapat sistem koperatif dan jenis
layanan kelompok.
layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai pengawas
utama.
personel sekolah.
bersertifikat serta harus mendapat manfaatdari supervisi terkait.
20
19
bidang pendidikan serta harus bermanfaat dengan penerapan tujuan
tersebut.
hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus membantu
mengembangkan hubungan baik dengan semua komunitas.
g. Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan
sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa.
h. Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk supervisi
sekolah terletak di tangan guru kelasnya seperti dalam hal, sama
halnya dengan tanggung jawab kepala sekolah serta pengawas
bertanggung jawab awas system sekolahnya.
i. Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program kerja
dan anggaran tahunan sekolah.
penting dalam pengawasan yang keduanya saling memengaruhi
termasuk pemberian sertifikat, penggolongan personel, asosiasi
profesi, juga omunitas sekolah dan siswa harus ikut andil dalam
kegiatan supervisi.
harus menggunakan bantuan konsultan dari kantor pendidikan
harus melibatkan pengawasan pendidikan yang ditunjuk oleh
kementerian terkait lainnya baik dalam skala, regional maupun
nasional serta internasional.
m. Efektifitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh
keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar. 21
21
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014), h. 27
20
supervisi pendidikan supervisor atau pun pengawas pendidikan dapat
memberikan bantuan serta bimbingan terhadap guru-guru dalam
memberikan sajian materi kepada siswa yang lebih kreatif. Sifat
korektif dari para supervisor akan membatasi para guru untuk lebih
kreatif dalam mengajar sehingga hasil pembelajaran tidak efektif.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip supervisi yang dikemukakan oleh
piet sahertian :
1) Kegiatan Supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
seperti angket, observasi, percakapan pribadi dan seterusnya.
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis,
berencana dan kontinu.
b. Prinsip Demokratis
guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
Demokratis mengandung makna menjungjung tinggi harga diri dan
martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan tapi
berdasarkan rasa kesejawatan.
supervisi „sharing of idea, sharing of experience’, memberi
support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh
bersama.
21
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam
mengembangkan potensi kreativitas jika supervisi mampu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara menakutkan. 22
dikemukakan di atas, dapat memberikan suatu gambaran serta
pemahaman yang jelas bahwa supervisi harus mengedepankan
prinsip-prinsip yang positif, yakni supervisi dilaksanakan dengan
kemampuan guru yang di supervisi, karena keberadaan guru
sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial atau kerja sama
yang membangun tanpa harus mengedepankan kekuasaan atau
otoritas dalam mencapai suatu tujuan.
5. Teknik-teknik Supervisi Akademik
menjadi dua, yaitu:
pelaksanaan supervisi diberikan kepada guru yang mempunyai
masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor disini hanya
berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki
persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan
dalam teknik supervisi individual meliputi: kunjungan kelas,
observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas dan
menilai diri sendiri.
22
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 20
22
melaksanakan supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Para guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
kelemahan yang sama dikelompokan atau dikumpulkan menjadi
satu. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai
dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Teknik
supervisinya antara lain: kepanitia-panitiaan, kerja kelompok,
laboratorium kurikulum, baca terpimpin, demonstrasi
pembelajaran, darmawisata, kuliah/ studi, diskusi panel,
perpustakaan jabatan, organisasi profesional, buletin supervisi,
pertemuan guru, lokakarya. 23
kelompok diatas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan guru di sekolah, oleh sebab itu kepala sekolah harus
mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk
menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah
mudah. Seorang kepala sekolah selain harus mengetahui aspek atau
bidang keterampilan yang akan dibina juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik diatas dan sifat atau kepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru
yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
6. Kegiatan Supervisi Akademik
Rineka Cipta, 2000), h. 23
23
Islam kegiatan supervisi akademik terbagi menjadi tiga langkah, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta tindak lanjut. 24
a. Perencanaan, mencakup didalamnya persiapan-persiapan yang
perlu disiapkan dalam pelaksaan supervisi akademik, yaitu:
instrument berupa format supervisi yang berisi penilain-penilain
yang berkaitan dengan kinerja guru. Instrument supervisi
disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang dipakai, selain itu
supervisor atau kepala sekolah juga perlu menyiapkan teknik yang
dipakai.
pelaksanaan. Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kinerja guru dalam hal
akademik, yaitu kemampuan dan kompetensi yang tergambar dari
prilaku mengajar guru terhadap peserta didik di kelas. Langkah
pelaksaan ini merupakan bagian yang penting karena hasil dari
pelaksaan menentukan langkah berikutnya yaitu evaluasi dan
tindak lanjut yangberupa saran dan pembinaan yang cocok
diberikan kepada guru yang sudah disupervisi.
c. Evaluasi dan tindak lanjut, langkah terakhr kegiatan supervisi
akademik adalah evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi merupakan
penilaian terhadap proses kegiatan supervisi akademik, sedangkan
tindak lanjut berupa langkah-langkah pembinaan yang diberikan.
Penilain dalam supervisi akademik meliputi penilaian kegiatan
pendahuluan pada awal mengajar, inti pembelajaran, dan penutup.
Bentuk tindak lanjut yang diberikan oleh supervisor adalah berupa
saran, nasihat yang mendidik, solusi permasalahan yang dihadapi
guru, serta perbaikan-perbaikan dalam kinerja dalam kinerja guru
agar menjadi lebih baik.
Nur Afifah dkk, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Kepala Madrasah Sebagai
Supervisi Akademik untuk meningkatkan kinerja guru MTSN Donomulyo Kulon Progo,
(Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunankalijaga, 2016), h.284-286
24
Sebelum melakukan pelaksanaan, adanya kegiatan perencanaan yang
berarti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
menjalankan supervisi akademik, seperti instrumen berupa format
supervisi yang berisi penilaian-penilaian yang berkaitan dengan
pembelajaran di sekolah guna mempermudah ketika melaksanakan
supervisi akademik serta menetapkan tujuan yang akan dicapai.
Setelah itu, adanya pelaksanaan yang berarti melaksanakan segala
sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Langkah terakhir dalam melakukan supervisi akademik, yaitu evaluasi
dan tindak lanjut yang berarti mengukur sejauh mana hasil-hasil yang
telah dicapai dari kegiatan supervisi akademik dan menjadikan bahan
perbaikan yang nantinya akan di tindak lanjuti dan bersifat kontinu.
7. Langkah-langkah Supervisi Akademik
hendaknya melakukan langkah-langkah seperti berikut ini :
a. Pra-observasi (Pertemuan Awal)
membahas persiapan yang di buat oleh guru dan membuat
kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan,
menyepakati instumen observasi yang akan digunakan.
b. Observasi (Pengamatan Pembelajaran)
disepakati, menggunakan instrumen observasi, instrumen perlu
dibuat catatan (filed notes), catatan observasi meliputi perilaku
guru dan peserta didik, tidak mengganggu proses pembelajaran.
25
bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang
baru berlangsung, tunjukan data hasil observasi (instrument dan
catatan), beri kesempatan guru mencermati dam menganalisisnya,
diskusikan secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek
yang telah disepakati (kontrak), berikan penguatan terhadap
penampilan guru, hindari kesan menyalahkan, usahakan guru
menemukan sendiri kekurangannya, berikan dorongan moral
bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya, tentukan
bersama rencana pembelajaran dan supervisi berikutnya. 25
Dari beberapa uraian langkah-langkah yang telah dijelaskan
di atas mulai dari pra-observasi, observasi dan pasca-observasi
hendaknya bersifat keterbukaan, sehingga dalam menjalankan
langkah-langkah di atas akan terciptanya suasana yang lebih
menyenangkan. Dengan demikian dalam menanyakan proses
pembelajaran kepada guru yang bersangkutan akan terasa nyaman
dan tidak membuat beban atau pun hanya mencari kesalahan dari
guru tersebut melainkan memperbaiki hasil belajar bukan perilaku
guru tersebut. Dalam menjalankan supervisi akademik harus
sistematik dan terus menerus, sehingga dalam kegiatan supervisi
kepala sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
8. Kompetensi Kepala Sekolah
mengelola aktivitas menjadi terarah, terfokus dan mengalami
peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu, kepala sekolah berperan
penting dalam peningkatan profesionalisme guru untuk lebih semangat
dan profesional dalam mengajar dan mengembangkan diri dalam
25
Sekolah Ideal, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), Cet. 1, h.67-74
26
kemajuan sekolah. Hal ini dikarenakan tugas kepala sekolah dalam
mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan agar menjadi terarah,
terfokus dan berhasil . Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka
memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan
unik. Serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai
seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. 26
Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam pengembangan
efektivitas pembelajaran di sekolah juga mendorong rasa kepemilikan
yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong
mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan seefisien
mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji dan dipelajari
sebagai upaya mendapatkan sekolah yang baik dan berkualitas.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah/Madrasah
berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkat profesionalisme guru.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru. 27
Dengan demikian untuk menjalankan tugasnya sebagai
supervisor akademik kepala sekolah harus mampu merencanakan
program supervisi akademik terlebih dahulu, kemudian
26
Kompri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet. 1, h. 21 27
https://www.salamedukasi.com/2015/05/5-kompetensi-kepala-sekolah-madrasah.html . 6 September 2019
baiknya kepala sekolah melakukan analisis kebutuhan terlebih
dahulu agar yang dirancang sesuai dengan apa yang memang
dibutuhkan di sekolah.
Kegiatan atau usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebagaimana tugas sebagai seorang supervisor antara lain:
a. Membangkitkan dan merangsang para guru dan pegawai sekolah di
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-
baiknya.
kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.
c. Bersama para guru berusaha mengembangkan, mencari dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
d. Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara para guru
dan pegawai lainnya.
pegawai sekolah, antar lain dengan mengadakan diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah dan atau mengirim mereka
untuk mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan
kecakapan-kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara
kepala sekolah melaksanakan supervisi, untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengikutsertakan semua potensi kelompoknya
semaksimal mungkin. Dengan demikian tugas kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi akademik harus mampu
merangsang, membangkitkan, serta membina guru dalam
menjalankan tugas mengajar sehingga terjalinnya hubungan yang
harmonis dan menyenangkan. Bila hubungan yang harmonis telah
tumbuh, guru pun akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam
mengajar. Komunikasi yang baik akan sangat berpengaruh dalam
menjalin suatu ikatan sehingga para guru dan pegawai sekolah
akan lebih mudah bekerja sama dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif.
Allah dengan tidak sia-sia. Tiap manusia itu diberikan tanggung
jawab sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kiyamah ayat 36
yang berbunyi :
Ayat ini
28
Rosdakarya, 2007),h 119 29
1989). H 1001
tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas lembaga
pendidikannya melalui supervisi yang diberikannya.
10. Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Fungsi utama supervisi ditujukan pada perbaikan dan peningkatan
kualitas pengajaran. Sahertian mengutip analisis yang dikemukakan
oleh Swearingan dalam bukunya yang berjudul Supervision of
Instruction Fondation and Dimension, mengemukakan ada 8 fungsi
supervisi, yaitu:
Adanya perubahan yang terjadi secara terus menerus pada
kegiatan sekolah sehingga perlu usaha sekolah untuk melakukan
koordinasi yang baik diantara personil sekolah yang meliputi para
guru dan pegawai lainnya. Adapun usaha yang perlu dilakukan
yaitu:
b. Kepemimpinan sekolah
karena kepemimpinan itu suatu ketrampilan yang harus dipelajari
dan itu harus melalui latihan yang terus menerus dengan cara
30
ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru
bila ia mau belajar dari pengalaman nyata di lapangan melalui
pengalaman baru ia dapat belajar untuk memperkaya dirinya
dengan pengalaman belajar baru.
memungkinkan para guru dapat berusaha meningkatkan potensi-
potensi kreativitas dalam dirinya. Kemampuan untuk menstimulasi
para guru agar mereka tidak hanya berdasarkan perintah-perintah
atau instruksi dari atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam
proses belajar mengajar.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan
penilaian secara terus menerus karena dengan adanya penilaian
dapat diketahui kelamahan dan kelebihan dari hasil dan proses
belajar mengajar. Penilaian tersebut harus bersifat menyeluruh dan
berkelanjutan. Menyeluruh berarti mencakup semua aspek kegiatan
sekolah, berkelanjutan berarti penilaian berlangsung setiap saat,
yaitu pada awal, pertengahan dan diakhiri dengan melakukan suatu
tugas.
Fungsi supervisi disini adalah menganalisa faktor-faktor
yang mempengaruhi perbaikan belajar mengajar seperti mengenai
31
umpan balik terhadap perbaikan pembelajaran, tugas-tugas
pembelajaran dan tujuan pendidikan.
dan ketrampilan yang baru.
ketrampilan dalam mengajar.
dan membentuk kemampuan-kemampuan.
tujuan-tujuan sebelumnya, setiap guru pada suatu saat sudah harus
mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan
guru adalah salah satu fungsi supervisi. 30
Dalam hal ini kepala sekolah mempunyai 8 fungsi supervisi
yang dimana kepala sekolah bukan hanya seorang yang hanya
memberikan perintah dan tugas kepada bawahannya akan tetapi
mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki oleh guru serta
menstimulus atau memberi dorongan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah. Dari fungsi-fungsi yang dijelaskan di atas
bahwa kepala sekolah berperan sangat penting dalam proses
pembelajaran yang ada di sekolah guna mencapai tujuan-tujuan
pendidikan dan kepala sekolah pun harus bersifat kontinu dalam
menjalankan supervisi akademik agar dapat dirasakan dampaknya
bagi guru, murid, dan sekolah.
30
Rineka Cipta, 2000), h 20
32
Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran oleh Kepala Sekolah di SMA
Negeri Ngemplak Kabupaten Sleman Yogyakarta, diperoleh hasil
sebagai berikut:
supervisi pembelajaran terhadap guru dalam merencanakan
pembelajaran, antara lain: menyusun RPP, silabus, program
semester dan program tahunan.
terhadap guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, antara lain:
melakukan kunjungan kelas pada saat guru mengajar serta menilai
kegiatan guru selama proses mengajar di dalam kelas.
c. Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi pembelajaran
terhadap guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi pembelajaran dapat merangsang guru untuk melakukan
pembelajaran yang lebih baik dengan menggunakan metode dan
media pembelajaran yang sesuai. Respon guru mengenai supervisi
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat positif.
Guru yang telah disupervisi dapat memeberikan dampak positif
pada pengerjaan tugas, meningkatkan konsentrasi siswa dan
meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar. Dengan
demikian pelaksanaan supervisi proses belajar mengajar oleh
kepala sekolah dapat memotivasi guru untuk mengajar lebih baik
sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi mengalami kendala, sehingga perlu
dicari penyelesaiannya agar supervisi dapat terlaksana dengan baik.
2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Muhammad Altof Fatoni, NIM
108018200018, Jurusan Manajemen Pendidikan 2015 UIN Syarif
33
Akademik Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Di MTs. Islamiyah
Ciputat”. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja
guru, seberapa besar kontribusi yang diberikan, dan apakah hal
tersebut memiliki signifikasi atau tidak. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, instrument
penelitan yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan
berganda. Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product
moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara supervisi akademik terhadap kinerja
guru.
Jurusan Manajemen Pendidikan 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang berjudul “Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam
Pengelolaan Kelas Di MAN Insan Cendekia Serpong”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa guru-guru MAN Insan Cendekia sudah
dapat mengelola kelas secara. Namun demikian kemampuan tersebut
bukan dikontribusi oleh peran kepala sekolah sebagai supervisor,
melainkan karena mereka merupakan guru-guru pilihan untuk dapat
masuk ke sekolah tersebut melalui test dan seleksi yang susah sehingga
mereka sudah mempunyai bekal dalam mengelola kelas dengan baik.
C. Kerangka Berpikir
dapat diidentifikasi persoalan yaitu belum terlaksananya supervisi secara
maksimal dikarenakan kepala sekolah mempunyai tanggung jawab di
sekolah lain, kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pembelajaran
yang menjadikan kinerja guru kurang maksimal, supervisi tidak sampai
pada program tindak lanjut, tidak terlaksananya implementasi
34
pemicu menurunnya kualitas pembelajaran di dalam kelas, kurangnya
kerjasama antara kepala sekolah dengan guru dan staff. Permasalahan-
permasalahan tersebut terjadi dikarenakan tidak adanya strategi dalam
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah. Pada hakikatnya kepala
sekolah tentu memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
mutu/kualitas sekolah yang dipimpinnya melalui penerapan supervisi
akademik. Dengan demikian maka perlu dilakukan strategi untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi yang dapat diterapkan antara lain: Melakukan
pelatihan dan pembinaan. Pembagian tugas kerja yang jelas. Mengadakan
forum komunikasi secara rutin. Melakukan supervisi secara kontinue dan ada
timbal balik.
INPUT PROSES OUTPUT
terhadap pembelajaran yang
pada program tindak lanjut
4. Lemahnya Pemberian motivasi
kepada guru untuk mendukung
kemampuan dan keberhasilan guru
dalam pelaksanaan proses belajar
Masalah
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Darul Falah terletak di Jl.
Abdul Wahab RT 01/RW 08 No.2, Kedaung, Kec. Sawangan, Kota
Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 s/d September
2019.
No Kegiatan Bulan
1 Penyusunan
Sesuai dengan perumusan masalah yang ingin diteliti, peneliti ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif ini
digunakan karena sifat dan karakter masalah yang menuntut penjelasaan
dengan data-data kaulitatif. Pendekatan dan metode ini dipandang tepat
untuk mengumpulkan informasi/data tekait masalah penelitian yang ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah motode
deskriptif yang berusaha untuk menggambarkan situasi apa adanya tentang
gejala atau keadaan dari hasil temuan di lapangan. Pengumpulan data akan
dilakukan dengan menggunakan tekni wwaancara, observasi dan studi
dokumentasi.
Sumber data merujuk pada asal data diperoleh. Sumber data dalam
penelitian ini menggunakan 3P yakni; Person, Paper, and Place.
1. Person
jawaban lisan. Adapun Sumber data Person (Orang) dalam penelitian
ini terdiri dari, Kepala Sekolah dan Guru Kelas di SDI Darul Falah
Depok.
Yaitu sumber data yang diperoleh dari segala bentuk simbol yang
berupa grafis, tulisan, gambar, tabel, denah, dokumen dan lain-lain.
Sumber data Paper atau dokumen dalam penelitian ini berupa profil
sekolah, stuktur organisasi, rencana pelaksanaan pembelajaran, data
guru, data peserta didik, program semester, silabus, hasil rapot, dan
hasil ujian nasional.
38
menggunakan sumber data seperti; Person, Paper, Place. Data dalam
penelitian ini yakni;
1. Data Primer merupakan data yang diperoeh dari sumber data pertama
dan ketiga yakni Person dan Place dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber data kedua
yaitu Paper dengan menggunakan teknik pengumpulan data Studi
Dokumentasi.
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
observasi partisifatif, yakni peneliti melakukan pengamatan terhadap
fenomena-fenomena objek yang peneliti amati yaitu proses pelaksanaan
akademik oleh kepala sekolah dalam hal ini di wakilkan oleh salah satu
guru senior di SDI Darul Falah Depok yang dilakukan pada saat
kegiatan belajar mengajar.
seputar pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SD
Islam Darul Falah Kota Depok.
Adapun peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa
narasumber yaitu pertama kepala sekolah, wawancara ini dilakukan
untuk mengetahui teknik supervisi akademik yang sudah dilakukan
39
supervisi akademik. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada
guru-guru untuk mengetahui informasi terkait pandangan guru terhadap
efektifitas supervisi akademik yang dilakukan kepela sekolah di SDI
Darul Falah Depok.
Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini
adalah yang cukup mudah didapat karena telah tersedia sehingga akan
relatif murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya seseorang. 31
Teknik
rencana pelaksanaan pembelajaran, data guru, data peserta didik,
program semester, silabus, hasil rapot, dan hasil ujian nasional.
E. Instumen dan Pedoman Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah melalui observasi
wawancara dan studi dokumen, namun peneliti tidak menentukan urutan
pertanyaan yang ketat, pertanyaan akan dikembangkan sesuai dengan
jawaban yang diberikan subjek peneliti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
tabel berikut:
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.329.
Pengumpul
No Pertanyaan
akademik pertama kali bagi guru?
2 Bagaimana keterlibatan pengawas dalam merencanakan
berbagai program supervisi akademik di sekolah?
3 Bagaimana keterlibatan guru dalam merencanakan
berbagai program supervisi akademik di sekolah?
4 Bagaimana ibu memperoleh data guru yang akan
disupervisi?
Pelaksanaan
supervisi akademik terhadap guru?
7 Bagaimana observasi kelas tersebut dilakukan?
8 Instrument penilaian apa saja yang digunakan untuk
observasi kelas?
10 Kapan kunjungan kelas dilaksanakan?
11 Bagaimana kunjungan kelas tersebut dilaksanakan?
12 Berapa lama durasi kunjungan kelas dilakukan?
13 Berapa kali dalam satu semester kegiatan supervisi
tersebut ibu lakukan?
supervisi akademik?
akademik yang dilakukan?
terhadap supervisi akademik yang telah diberikan?
17 Apa yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru yang
kemampuan mengajarnya belum optimal?
setelah evaluasi dilaksanakan?
No Pertanyaan
pembuatan program supervisi pembelajaran?
supervisi pembelajaran terhadap guru?
jadwal yang telah ditentukan?
5 Apa kesan ibu/bapak dengan adanya observasi kelas
yang dilakukan kepala sekolah?
7 Bagaimana kunjungan kelas tersebut dilakukan?
43
dilakukan?
melakukan supervisi pembelajaran terhadap guru?
10 Apakah ibu/bapak guru diberi kesempatan untuk
mengikuti workshop atau kegiatan lain mengenai
pembelajaran?
12 Apa kepala sekolah mengadakan sendiri kegiatan
workshop terkait pembelajaran?
dilaksanakan?
ibu/bapak?
melakukan supervisi akademik terhadap guru?
16 Apa kendala yang ibu/bapak hadapi saat pelaksanaan
supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah?
Evaluasi/tindak lanjut
kepala sekolah membahas hasil observasi?
18 Apakah ada tindak lanjut dari hasil pembahasan?
19 Bagaimana catatan hasil pelaksanaan supervisi yang
telah dilakukan oleh kepala sekolah?
20 Apakah setelah diadakan evaluasi pelaksanaan
supervisi pembelajaran ibu/bapak menerima pembinaan
dari kepala sekolah?
No Nama Dokumen Ada Tidak
1 Dokumen sejarah dan
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. 32
Data yang didapatkan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian tidak dapat langsung digunakan, melainkan perlu dilakukan
analisis sehingga data dapat mudah dipahami dan hasil penelitian dapat
diinformasikan kepada orang lain. penulis dalam menganalisis data
32
45
analisis data, yaitu :
1. Reduksi Data
milah data kemudian memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan
pada hal yang penting. Lalu mencari tema dan pola dengan membuang
hal yang tidak diperlukan. Sehingga setelah data direduksi, data sudah
terfilterisasi menjadi data-data yang akan dianalisis lebih lanjut sesuai
dengan sasaran penelitian.
2. Penyajian Data
menampilkan atau mendsiplay data yang sudah tersaring. Sehingga
data sudah siap untuk dipublikasikan dan diinformasikan kepada orang
lain. Dalam penelitian metode kualitatif deskriptif penampilan data
yang biasa dilakukan yaitu dengan menampilkan data dalam bentuk
table data dan penampilan data secara naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
sebenarnya sudah dimulai dari awal yang masih bersifat sementara
kemudian seiring berjalannya proses penelitian, kesimpulan yang
didapatkan akan semakin akurat dan lebih objektif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Sekolah
bermusyawarah bahwa pemanfaatan tanah wakaf yang diamanatkan
kepada Yayasan Darul Falah akan digunakan untuk sarana pendidikan
sekolah dasar yang berbasis islam, mengingar masyarakat sekitar
sangat merindukan adanya sekolah dasar yang islami. Oleh sebab itu
atas dasar musyawarah maka mulailah didirikan sekolah dasar yang di
beri nama Sekolah Dasar Islam Darul Falah. Waktu itu yayasan darul
falah hanya memiliki 2 (dua) local ruang belajar dan diawali murid 10
orang, 1 orang kepala sekolah serta 2 orang guru.
SDI Darul Falah berdiri sejak tahun 2010, di awali dengan 10
siswa mulai eksis dengan menerapkan kurikulum nasional (KTSP) di
padukan dengan pendidikan islam dengan menerapkan kegiatan belajar
mengajar aktif, kreatif, inofatif dan menyenangkan.
Keeksisan SDI Darul Falah semakin tumbuh bertahap sehingga
mendapatkan izin operasional pada tanggal 25 Ferbruari 2014 dengan
nomor izin 421.1/897pendas/2014. Pada tahun 2016 SDI Darul Falah
telah terakreditasi dengan nilai AKREDITASI B serta telah banyak
mendapat piala kejuaraan bidang keagamaan dan kesenian sehingga
meningkatkan minat masyarakat untuk mendaftarkan putra/putri nya
ke SDI Darul Falah.
Nama Satuan SD ISLAM DARUL FALAH
NPSN 69830194
Desa/Kelurahan Kedaung
Kecamatan Sawangan
Tanah Bukan Milik 0 m²
Nomor Telepon 0812-9182-5786
a. Visi SD
soleh, berbudi luhur, tutur bahasanya, berjiwa sosial kuat
aqidahnya, sanggup melaksanakan syariahnya dan berwawasan
luas serta unggul dalam prestasi”.
b. Misi SD
berkesinambungan dalam mencapai tujuan, baik segi karakter
maupun intelektual. Membentuk insani yang memiliki dan
menguasai iptek dan imtaq, berakhlakul karimah dan siap
menghadapi tantangan zaman“.
terfokus pada sarana dan harapannya, yakni :
1) Menyiapkan generasi yang unggul di bidang imtaq dan iptek
2) Menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan berwawasan budaya.
3) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama sehingga
terbangun insan yang terdas, cendekia, berbudi pekerti luhur,
berkarakter dan berakhlak mulia.
5) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif,
dan berprestasi sesuai dengan perkembangan zaman.
6) Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan belajar siswa untuk mendukung pengembangan
potensi peserta didik agar berkembang secara optimal.
7) Menyelenggarakan pembelajaran yang demokratis dan
bermakna.
untuk mendukung proses belajar dan bekerja yang harmonis
dan selaras.
sikap dan perilaku positif.
masyarakat.
pendidikan, visi dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut
maka tujuan SD Islam Darul Falah adalah sebagai berikut:
1) Tujuan umum
peserta didik dengan keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ
serta mengembangkan kemampuan profesional personal
sekolah secara optimal.
2) Tujuan khusus
a) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan beraklak mulia
pengembangan potensi, kecerdasan, dan minat.
c) Siswa memiliki dasar-dasar kemampuan dan keterampilan
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi
kebudayannya
megembangkan diri secara terus menerus dan berkelanjutan
f) Mengembangkan potensi profesional guru dalam
pembelajaran dan IT.
dikendalikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil
yang optimal.
4. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SD Islam Darul Falah pada saat ini
menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah diterapkan
pada semua kelas mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, sedangkan
pada tahun ajaran 2016/2017 masih menggunakan Kurikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kemudian pada tahun ajaran
2017/2018 diterapkan Kurikulum 2013 pada kelas 1 dan 4 saja
sedangkan Kurikulum KTSP diterapkan di kelas 2,3,5, dan 6.
Selanjutnya pada tahun ajaran 2018/2019 SD Islam Darul Falah sudah
menerapkan Kurikulum 2013 untuk semua kelas.
5. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD Islam Darul Falah
Berikut data pendidik dan kependidikan SD Islam Darul Falah
tahun ajaran 2018/2019 :
No Nama Pegawai Jabatan
3 Siti A. Tri Rahayu, S.PdI Guru
4 Inayah Jadidah Guru
6 Nurfajrinah, S. Kom. I Operator Sekolah
7 Eva Omizuka, S.Pd Guru
8 Hj. Hamidah, S.Pd.I Guru
9 Amanah, S.Pd Guru
11 Dita Fazriah Guru
14 Muhamad Fadli Guru
15 Sofyan Hadi Guru
17 Suci Rahma Kebersihan
Tenaga pendidik di SD Islam Darul Falah belum semua bergelar
sarjana, hanya 9 orang yang sudah memiliki gelar sarjana, sisanya
berpendidikan diploma dan ada beberapa guru yang masih dalam masa
studi. Namun dengan adanya ketentuan yang dikeluarkan oleh kepala
sekolah sebagai upaya peningkatan kompetensi, guru yang masih
diploma didorong untuk melanjutkan kuliah ke tingkat strata satu.
Dengan latar belakang pendidikan strata satu, diharapkan kompetensi
yang dimiliki akan membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran
secara baik dan efektif.
Data tabel diatas juga menunjukkan tenaga kependidikan
berjumlah 2 orang yaitu terdiri dari operator sekolah dan tata usaha,
dan penjaga kebersihan 1 orang.
6. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2019-2020
Berdasarkan hasil studi dokumen, jumlah peserta didik tahun
ajaran 2019-2020 di SD Islam Darul Falah, sebagai berikut:
53
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa setiap tahun
ajaran peserta didik di SD Islam Darul Falah mengalami penurunan
yaitu hanya satu kelas atau satu rombel saja setiap tahunnya. Berbeda
dengan kelas 5 dan kelas 6 yang memiliki murid berjumlah lebih dari
30 sehingga terbagi menjdai dua kelas atau dua rombel.
NO NAMA KELAS L P JUMLAH
1 Kelasa 1 14 10 24
2 Kelas 2 14 12 26
3 Kelas 3 13 11 24
4 Kelas 4 15 9 24
5 Kelas 5. A 10 8 18
6 Kelas 5. B 13 6 19
7 Kelas 6. A 10 8 18
8 Kelas 6. B 9 8 17
JUMLAH 98 72 170
No Jenis Prasarana Kondisi
7 Ruang Guru Baik
8 Ruang TU Baik
11 Gudang Rusak Sedang
13 Kamar Mandi/WC Guru Rusak Ringan
14 Ruang Kelas Rusak Ringan
15 Ruang Kelas Rusak Ringan
16 UKS Rusak Ringan
siswa mengalami kondisi rusak sedang, 8 ruang kelas mengalami
rusak ringan, 1 ruang kepala sekolah dalam kondisi baik, 1 ruang
guru dalam kondisi baik, 1 ruang TU dalam kondisi baik, 1 ruang
gudang mengalami rusak sedang, 1 ruang ibadah rusak ringan, 1
kamar mandi guru rusak ringan, dan 1 ruang UKS mengalami
rusak ringan.
1. Peran kepala sekolah sebagai supervisor bidang akademik
Kepala sekolah hendaknya mampu melaksanakan peran sebagai
supervisor bidang akademik, yang meliputi merencanakan program
supervisi akademik, melaksanakan melaksanakan superivisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan teknik supervisi yang tepat dan
menindak lanjut hasil supervisi akademik. Begitupula dengan kepala
sekolah di SD Islam Darul Falah Depok yang telah berusaha untuk
menjalankan perannya sebagai supervisor bidang akademik
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan supervisi akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan
supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan acuan yaitu membuat jadwal supervisi
akademik agar dalam pelaksanaan supervisi berjalan dengan
lancar dan baik.
kepala sekolah, beliau mengatakan:
jadwal supervisi akademik agar pelaksanaan supervisi berjalan
sesuai tujuannya. Dalam mengupayakan supervisi akademik di
sekolah saya mengukurnya dari (1) kebutuhan sekolah yaitu
fasilitas yang memadai, (2) kalender akademik untuk sebagai
acuan sekolah dalam mengadakan acara setiap tahun dan
persemester, (3) pengawasan ke guru agar sikap dan
keterampilan para guru dalam pembelajaran berjalan dengan
baik dan benar.” 33
33
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah SDI Darul Falah), Pada Selasa
10 September 2019
kelas IV di sekolah, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
membuat jadwal supervisi dan saya merasa dihargai ketika
dilibatkan oleh kepala sekolah.” 34
Sejalan dari pernyataan ibu Eva selaku guru kelas I , beliau
mengatakan bahwa kepala sekolah membuat jadwal tersebut
dan saya merasa senang bisa membantu dalam pembuatan
jadwal supervisi akademik. 35
beliau mengatakan bahwa kepala sekolah membuat jadwa
supervisi dan saya tidak tidak dilibatkan olehnya, menurut
saya mungkin ada guru yang lebih dipercaya olehnya selain
saya, 36
menunjukkan bahwa jadwal supervisi akademik guru dilakukan
sebulan empat kali, jadwal tersebut tercantum guru-guru sesuai
mata pelajaran yang ingin di supervisikan oleh supervisor dan
ada empat supervisor yaitu Lustiawati selaku kepala sekolah
dan beberapa guru yang dipercaya oleh kepala sekolah untuk
menjadi supervisor yaitu Tri Rahayu, Siti Zulaikha dan Inayah.
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah dalam menyelenggarakan supervisi akademik, beliau
selalu membuat jadwal supervisi akademik dalam
melakukannya agar pelaksanaan supervisi akademik berjalan
sesuai dengan tujuannya. Dalam menyelenggarakan supervisi
akademik beliau mengukur dari (1) kebutuhan sekolah yaitu
fasilitas yang memadai, (2) kalender akademik untuk sebagai
acuan sekolah dalam mengadakan acara setiap tahun dan
34
Hasil Wawancara Dengan Tri Rahayu ( Guru Kelas IV ) Pada Selasa 15 September
2019 35
Hasil Wawancara Dengan Eva (Guru Kelas I ) Pada Selasa 15 September 2019 36
Hasil Wawancara Dengan Dita Fazriah (Guru Kelas II) Pada Selasa 16 September 2019
57
keterampilan para guru dalam pembelajaran berjalan dengan
baik dan benar.
sekolah melibatkan beberapa guru-guru dalam pembuatan
jadwal supervisi akademik dan para guru yang dipilih merasa
senang dan dihargai karena bisa membantu dalam
menyelenggarakan supervisi akademik. Jadwal supervisi
dilakukan sebulan empat kali dan terdapat empat supervisor
yang dipercaya oleh kepala sekolah dan akan mensupervisikan
guru-guru sesuai mata pelajarannya.
Supervisi akademik dapat dilakukan oleh kepala sekolah
dan guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan
tugas sebagai penyelia dan dalam melakukanya memperlukan
instrument untuk mempermudah dalam pelaksanaan supervisi
akademik. Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang
mudah itu pekerjaan yang menantang, dalam menyusun
instrument diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap
langkah-langkah kegiatan supevisi. Selain itu pemahaman
tentang penyusunan instrument yang baik dan benar susau
dengan kebutuhan penyusunan dan penggunanannya harus
menjadi perhatian.
instrumentnya saya membentuk tim penyusun instrumentnya
agar pelaksanaannya terorganisir” 37
37
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah SDI Darul Falah), Pada Selasa
10 September 2019
saya tidak diberitahu terkait penyusunan instrument”. 38
Sejalan dari pernyataan Tri Rahayu selaku guru kelas IV,
beliau mengatakan “bahwa saya dilibatkan dan instrument yang
dibuat kepala sekolah sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan oleh sekolah”. 39
menunjukkan bahwa instrument supervisi akademik yang
peneliti dapat yaitu instrument kunjungan kelas, instrument
observasi kelas, instrument rapat-rapat dan instrument diskusi
kelompok. Instrument tersebut tersusun dari beberapa
komponen kegiatan yang sudah di tetepkan oleh pihak
supervisor.
sekolah dalam menyelengarakan supervisi akademik, beliau
selalu menyusun instrument supervisi akademik sebelum
pelaksanaan dan kepala sekolah membentuk tim penyusun agar
pelaksanaanya terorganisir. Para guru menanggapi bahwa
instrumen supervisi akademik bagus, menarik dan tidak semua
guru dilibatkan dalam penyusunanan instrument supervisi.
Instrument supervisi akademik yang peneliti dapat yaitu
instrument kunjungan kelas, instrument observasi kelas,
instrument rapat-rapat dan instrument diskusi kelompok.
b. Melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik
1) Melakukan kunjungan kelas
38 Hasil Wawancara Dengan Siti Zulaikha (Guru Pendidikan Agama Islam ) Pada Selasa
15 September 2019 39
Hasil Wawancara Dengan Tri Rahayu ( Guru Kelas IV) Pada Selasa 15 September
2019
59
kepala sekolah atau supervisior dalam rangka mengamati
pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh
data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Lustiawati selaku
kepala sekolah mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan
kunjungan kelas secara berkala, mengingatkan guru dalam
kemampuan kegiatan belajar seperti kemampuan pedagogiknya
”. 40
kunjungan kelas dan ketika di kunjungi oleh kepala sekolah
saya merasa senang diarahakan dalam mengetahui
pembelajaran yang mendidik dan dialogis kepada siswa agar
pembelajaran menjadi menarik, menantang dan tidak monoton
”. 41
Sejalan dengan pernyataan dari ibu Eva selaku guru kelas I
mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan kunjungan
kelas dan saya menjadi semangat dalam mengajar dan beliau
mengarahkan ke saya untuk lebik memahami peserta didik
karena beliau melihat peserta didik ada yang kurang semangat
dalam belajar”. 42
tahfidz, mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan
kunjungan kelas tetapi saya kurang puas dikarenakan kepala
sekolah sekedar melihat saja dan tidak sesuai jadwalnya” 43
40
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah MI SDI DArul Falah), Pada
Rabu 11 September 2019 41
Hasil Wawancara Dengan Tri Rahayu ( Guru Kelas IV ) Pada Selasa 15 September
2019 42
Hasil Wawancara Dengan Eva (Guru Kelas I) Pada Selasa 15 September 2019 43
Hasil Wawancara Dengan Sofyan Hadi (Guru Tahfidz) Pada Selasa 17 September 2019
60
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan kunjungan kelas secara berkala dan selalu
menyiapkan penilaian dalam melakukannya agar kegiatan
belajar mengajar dikelas berjalan dengan baik. Dalam
melakukan kunjungan kelas beberapa guru merasa senang lalu
menjadi semangat dalam memberikan pengetahuan dan ilmu
kepada siswa dan ada guru yang kurang puas dikarenakan
hanya sekedar melihat saja dan tidak mengingatkan kekurangan
dalam pembelajaran guru di dalam kelas.
2) Melakukan observasi kelas
memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak.
Obsevasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisior terhadap proses pembelajaran yang sedang
berlangsung
kepala sekolah mengatakan
yang tepat (2) melakukan monitoring kelas atau kegiatan
belajar mengajar sesuai komponen kegitan yang sudah
dibentuk (3) melakukan pemeriksaan admonistrasi kelas dan
melengkapinya agar sesuai ketentuan yang sudah di
tetapkan”. 44
Senada dengan hasil wawancara ibu Eva selaku guru kelas I
mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukannya dan saya
merasa semangat bahwasannya ada yang mengawasi dalam
kegiatan belajar mengajar dan saya diingatkan untuk lebih
44
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah SDI Darul Falah), Pada Rabu 11
September 2019
melengkapi adminstrasi kelas”. 45
V, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan
observasi kelas dan saya merasa senang bisa dikoreksi apa saja
yang salah dalam pengajarannya dan saya diarahkan untuk
melengkapi administrasi kelas terlebih dahulu”. 46
Kemudian dengan pernyataan dari ibu Dita selaku guru
kelas II, beliau mengatakan “ bahwa kepala sekolah melakukan
observasi kelas dan saya merasa diingatkan dalam melengkapi
administrasi kelas dan di suruh untuk membaca silabus
sebelum mengajar. 47
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan observasi kelas. Melakukan observasi kelas
dengan (1) mengunjungan kelas dengan waktu yang tepat (2)
melakukan monitoring kelas atau kegiatan belajar mengajar
sesuai instrumen observasi kelas yang sudah dibentuk (3)
melakukan pemeriksaan admonistrasi kelas dan melengkapinya
agar sesuai peraturan yang sudah di tetapkan. Dalam
melakukan obsevasi kelas para guru merasa semangaat dan
senang karena bisa di koreksi apa saja yang salah dalam
pengajaran.
biasanya yang berkaitan khusus denga permasalahan di sekolah
dan beraitan dengan proses belajar mengajar guru di kelas.
45
Hasil Wawancara Dengan Eva (Guru Kelas I) Pada Selasa 15 September 2019 46
Hasil Wawancara Dengan Yanti (Guru Kelas V ) Pada Selasa 15 September 2019 47
Hasil Wawancara Dengan Dita (Guru Kelas II) Pada Selasa 16 September 2019
62
kepala sekolah, beliau mengatakan
kesepakatan dengan guru mengadakan rapat rutin 2 minggu
sekali membahas evaluasi kegaiatan belajar mengajar dan
kami megadakan rapat kerja persemester agar kegiatan belajar
mengajar guru meningkatkan dalam merancang
pembelajaran”. 48
Pendidikan Agama Islam, beliau mengatakan “bahwa kepala
sekolah melibatkan saya dalam rapat-rapat pembelajaran dan
saya merasa mendapatkan cara mengatasi masalah
pembelajaran dan mengetahui merancang pembelajaran yang
baik dan benar setelah rapat-rapat”. 49
Sejalan dari pernyataan dari bu Yanti Hidayati selaku guru
kelas V, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah melibatkan
saya dalam rapat-rapat pembelajaran dan saya senang bisa
betukar pendapat, mendapatkan ilmu ketika rapat-rapat terkait
pembelajaran dan diarahkan untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran satu persatu apa saja yang kesulitan dalam
mengajar”. 50
Mahfudzoh, beliau mengatakan”bahwa kepala sekolah
melibatkan saya dalam rapat-rapat terkait pembelajaran dan
Saya merasa senang karena membahas cara melaksanakan
48
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah SDI Darul Falah), Pada Rabu 11
September 2019 49
Hasil Wawancara Dengan Siti Zulaikha (Guru Pendidikan Agama Islam ) Pada Selasa
15 September 2019 50
Hasil Wawancara Dengan Yanti Hidayati(Guru Kelas V ) Pada Selasa 15 September
2019
63
belajar. 51
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melibatkan guru dalam rapat-rapat pembelajaran.
Mengadakan rapat rutin 2 minggu sekali bersama guru-guru
dan mengadakan rapat kerja setiap per semester agar kegiatan
belajar mengajar berjalan dengan baik. Dalam melibatkannya
para guru merasa senang karena mendapatkan cara mengatasi
masalah pembelajaran setelah rapat-rapat, bertukar pendapat
dan mendapatkan ilmu baru.
4) Melakukan diskusi kelompok
seperti misalnya seminar ataupu kelompok studi. Selain itu
kegiatan kelompok diskusi ini berguna untuk tatap muka,
bertukar informasi dan sebagai saranan untuk membahas
bersama-sama mengenai permasalahan pendidikan dan
pengajaran
kepala sekolah, beliau mengatakan
kelompok terkait pembelajaran karna banyak revisi dalam
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas dan kami membuat strategi dalam
pembelajaran agar siswa belajar dengan semangat dan
nyaman”. 52
kelas IV, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan
diskusi kelompok dan alhamdulillah saya bisa saling sharing
51
Hasil Wawancara Dengan Inayah (Guru Mahfudzoh) Pada Selasa 17 September 2019 52
Hasil Wawancara Dengan Lustiawati (Kepala Sekolah SDI Darul Falah), Pada Rabu 11
September 2019
belajar mengajar berjalan dengan optimal dan mencari solusi
terbaik ”. 53
Sejalan dengan pernyataan dari bu Eva selaku guru kelas I,
beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah melakukan diskusi
kelompok dan saya merasa senang bisa mendapatkan ilmu baru
dan bisa mengetahui cara melakukan pembelajaran yang
mendidik kepada siswa”. 54
kelas III, beliau mengatakan “bahwa kepala sekolah
melakukannya dan saya kurang nyaman dengan proses
diskusinya dikarenakan monoton dalam penyampaianya. 55
Dari data tersebut bahwa disimpulkan bahwa kepala
sekolah melaksanakan pelaksanaan supervisi akademik yaitu
dengan melakukan diskusi kelompok. Melakukan diskusi
karena banyak revisi guru dalam pembelajaran dan ingin
membuat solusi atau strategi dalam pembelajaran. Dalam
melakukannya para guru senang bisa sharing tentang
pembelajaran, mencari solusi dan mendapatkan ilmu baru dan
ada beberpa guru yang tidak nyaman dengan proses diskusinya
dikarenakan monoton dalam penyampaiannya.
yang dilaksanakan per semster sekali bagi guru. Kegiatan
tersebut untuk meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan
belajar mengajar, men