pelaksanaan program cygos (cyber government …lib.unnes.ac.id/27641/1/3312412024.pdf ·...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PROGRAM CYGOS (CYBER
GOVERNMENT: SEMARANG) SEBAGAI PENUNJANG
PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
Oleh:
Ardhi Firmansah
3312412024
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Skripsi I
Moh. Aris Munandar, S.Sos.,MM
NIP197207242000031001
Pembimbing Skripsi II
Martien Herna Susanti, S.Sos., M.Si
NIP197303312005012001
Mengetahui:
Ketua Jurusan
Politik dan Kewarganegaraan
Drs. Tijan M.Si
NIP196211201987021001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Pantia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I
Drs. Sunarto S.H, M.Si
196306121986011002
Penguji II
Moh. Aris Munandar, S.Sos.,MM
NIP197207242000031001
Penguji III
Martien Herna Susanti, S.Sos., M.Si
NIP197303312005012001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A.
NIP. 196308021988031001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat didalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 28 Juni 2016
Ardhi Firmansah
NIM 3312412024
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk
(urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap (QS. Al Insyirah 6-8)
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita
juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah (Khalil
Gibran)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Drs. Tri Cahyono dan Ibu Wien
Mulyaningrum yang selalu memberikan doa serta
dukungan baik secara materiil maupun immateriil
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Dosen-dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan
yang telah memberikan ilmunya kepada saya.
3. Sahabat dan teman seperjuanganku Ilmu Politik
Angkatan 2012.
4. Almamater dan semua pihak yang memotivasi
penulis dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.
vi
SARI
Firmansah, Ardhi. 2016, Pelaksanaan Program CyGoS (Cyber Government:
Semarang) Sebagai Penunjang Pelayanan Publik di Kota Semarang. Program
Studi Ilmu Politik. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan FIS UNNES.
Pembimbing I: Moh. Aris Munandar S.Sos, MM. Pembimbing II: Martien Herna
Susanti S.Sos, M.Si. 127 halaman
Kata Kunci: E-Government, Komunikasi Politik, Pelayanan Publik
Saat ini teknologi telah berkembang dengan cepat terutama teknologi
akses internet. Pemerintah Kota Semarang merespon masukkan dari masyarakat
yang kemudian membuat sebuah program Cyber Government Semarang untuk
menjangkau kebutuhan masyarakat akan pelayanan berupa informasi dan
administrasi. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: mendiskripsikan pelaksanaan
program CyGoS sebagai penunjang pelayanan publik, menjelaskan model
komunikasi politik Pemerintah Kota Semarang dalam menerapkan program
CyGoS ditinjau dari teori komunikasi politik, menganalisis presepsi masyarakat
mengenai program CyGoS menggunakan indikator Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
KEP/25/M.PAN/2/ 2004 dan teori pelayanan publik Groonroos.
Hasil dari penelitian ini yang menggunakan metodologi kualitatif dengan
melakukan observasi penelitian dibagian PDE (Pengolah Data Elektronik)
Pemerintah Kota Semarang dan melakukan wawancara kepada Dr.Ir.Nana
Storada,SE.MM selaku Kabag. PDE menghasilkan beberapa informasi yang
dapat menjawab rumusan masalah yaitu: bahwa ada beberapa variabel penyusun
untuk mendiskripsikan program e-government yang terdapat didalam program
CyGoS terdiri: strategi pelaksanaan yang tercantum didalam Inpres No. 3 tahun
2003, kebijakan berdasarkan Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
Inpres No. 3 Tahun 2003, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 31 Tahun 2012. Variabel selanjutnya yaitu data
yang mencakup mengenai laporan pembelajaan daerah dan konten informasi.
Factory cost, merupakan laporan pembiayaan program CyGoS sebesar Rp
5.096.219.000, berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota
Semarang Tahun 2016. Skills dan technology, Sumber daya pegawai di bagian
Pengolahan Data Elektronik Setda Kota Semarang dalam melakukan
pengelolaan sistem yang sebagian besar menggunakan teknologi wireless untuk
pendistribusian koneksi internet agar lebih meluas. Model komunikasi politik
yang digunakan dalam program CyGoS yaitu menggunakan model komunikasi
jarum hipodermik Lasswell. Hasil analisis pelayanan publik berdasarkan
wawancara semi struktur kepada beberapa elemen masyarakat dengan indikator
Permenpan RB dan teori Gronroos menyatakan sebanyak 18 orang dari 24 orang
mewakili beberapa elemen masyarakat mengaku puas dengan program tersebut.
Simpulan, pada penelitian ini telah menjawab tiga permasalahan yaitu
mengenai deskripsi pelaksanaan program, komunikasi politik yang digunakan
dan presepsi masyarakat mengenai program tersebut. Diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai bahan evaluasi Pemerintah
vii
terhadap pelayanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di
Kota Semarang yang optimal sehingga dapat mewujudkan Good Public Service
di Pemerintahan Kota Semarang.
viii
ABSTRACT
Firmansah, Ardhi. 2016, Implementation CyGoS Program (Cyber
Government: Semarang) For Supporting Public Service in the city of Semarang.
Political Science Study Program. Department of Politics and Citizenship.
Faculty of Social Science. UNNES. Supervisor I: Moh. Aris Munandar S.Sos.,
MM. Supervisor II: Martien Herna Susanti, S.Sos .,M.Si. 127 pages
Keywords: E-Government, Political Communication, Public Services
Currently the technology has developed rapidly, especially internet access
technology. Semarang City Government to respond to input from the community
and then create a program Cyber Government Semarang to reach the needs of
the community in the form of information and administrative services. This
research has a purpose, namely: to describe the implementation of the program
CyGoS as supporting public service, explained the model of political
communication government in implementing the program CyGoS in terms of
the theory of political communication, analyze the level of satisfaction of the
people on the program CyGoS use indicators Regulation of the Minister
Utilization of State Apparatus and Bureaucracy Reform No. KEP / 25 / M.PAN
/ 2/2004 and the theory of public service Groonroos.
Results from this study that uses qualitative methodology to conduct research
observation section PDE (Electronic Data Processing) Semarang government
and conducted interviews to Dr.Ir.Nana Storada,SE.MM as Head. PDE generate
some information that can answer the problem formulation, namely: that there
are several variables compilers to describe the e-government program contained
in CyGoS program comprising: an implementation strategy stated in Presidential
Decree No. 3 In 2003, the policy is based on Article 28 F of the Constitution of
1945, Presidential Decree No. 3 In 2003, the Regulation of the Minister of
Administrative Reform and Bureaucratic Reform No. 31 of 2012. The next
variable is data which covers the area pembelajaan reports and information
content. Factory cost, the financing statement CyGoS program Rp 5.096219
billion, based on the Development Plan Semarang City Year 2016. Skills and
technology, resources employees in the Electronic Data Processing Secretariat
of Semarang in managing systems which use wireless technology to distribution
of internet connections to be more widespread. Political communication models
used in CyGoS program that is using a model of communication Lasswell
hypodermic needle. The results of the analysis of public services based on semi-
structured interviews to some elements of society with Regulation Minister of
the State Apparatus as an indicator and Grönroos theories expressed by 75
percent of people were satisfied with the program.
In conclusion, this study has answered three issues, namely the description of
the program, which used political communication and public perception
regarding the program. Expected results of this study can serve as a reference as
an evaluation of the government for public services based on Information
Technology and Communications in Semarang optimized so as to realize Good
Governance Public Service in the city of Semarang.
ix
PRAKATA
Puji syukur kehadiran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Pelaksanaan Program CyGoS (Cyber Government: Semarang)
Sebagai Penunjang Pelayanan Publik di Kota Semarang”. Selama
menyusum Skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan
sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Tijan, M.Si, Ketua Jurusan PKn Universitas Negeri Semarang
4. Moh. Aris Munandar S.Sos.,M.M, Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan penyusunan
skripsi ini.
5. Martien Herna Susanti, S.Sos., M.Si, Dosen Pembimbing II dan
Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan pengarahan dan
petunjuk pada penyusunan skripsi ini, serta telah memberikan
motivasi, saran dan inspirasi dalam bidang akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKn yang telah memberikan ilmunya
selama masa studi kepada penulis.
x
7. Seluruh Staf dan Karyawan Jurusan PKn, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang.
8. Bapak Dr.Ir. Nana Storada, SE. MM, Kepala Bagian Pengolah Data
Elektronik Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Semarang yang telah
berkenan menjadi informan dalam penelitian ini.
9. Beberapa Warga Kota Semarang yang telah berkenan
menyampaikan aspirasi mengenai kualitas pelayanan yang diberikan
Pemerintah Kota Semarang melalui aplikasi-aplikasi berbasis
digital.
10. Sahabat saya, Wahyu Unggul Satriatama yang telah membagikan
ilmu nya mengenai networking, sehingga dapat menjadi dasar untuk
saya dalam melakukan analisis teknologi informasi dan komunikasi
pada penelitian ini.
11. Sahabat dan teman-teman Program Studi Ilmu Politik Angkatan
2012.
12. Seluruh pihak dan instansi yang telah mendukung terselesainya
penulisan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Tidak ada sesuatu apapun yang dapat diberikan penulis, hanya ucapan terima
kasih dan untaian doa “Jazakumullah khairan katsiran. Wa jazakumullah
ahsanal jaza”
Semarang, 2016
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
SARI ........................................................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN .................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
1.5. Batasan Istilah ....................................................................... 5
BABII. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Teoritis
2.1.1. Reformasi Birokrasi ............................................................ 7
2.1.2. Sistem Informasi Manajemen ............................................. 8
xii
2.1.3. Electronic Government ....................................................... 10
2.1.4. Komunikasi Politik ............................................................. 14
2.1.5. Pelayanan Publik ................................................................ 16
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 20
2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................ 26
BABIII. METODE PENELITIAN
3.1. Latar Penelitian ........................................................................... 31
3.2. Fokus Penelitian ........................................................................... 32
3.3. Sumber Data
3.3.1. Data Primer ......................................................................... 32
3.3.2. Data Sekunder ..................................................................... 32
3.4. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Observasi ............................................................................ 33
3.4.2. Metode Wawancara ............................................................ 34
3.4.3. Dokumentasi ....................................................................... 35
3.5. Uji Validitas Data ......................................................................... 35
3.6. Teknik Analisis Data .................................................................... 36
3.7. Prosedur Penelitian ....................................................................... 38
BABIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum ......................................................................... 41
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................ 45
4.3. Pembahasan .................................................................................. 77
xiii
BABV. PENUTUP
5.1. Simpulan ...................................................................................... 112
5.2. Saran ............................................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 114
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aplikasi online tiap Instansi di Pemerintahan Kota Semarang beserta
fungsinya .................................................................................................. 40
Tabel 2. Kegiatan untuk meningkatkan SDM Aparatur Pemerintah Kota
Semarang dalam menggunakan aplikasi CyGoS ..................................... 58
Tabel 3. Anggaran program CyGoS yang dikelola oleh bagian PDE Kota
Semarang .................................................................................................. 60
Tabel 4. Presepsi pengguna aplikasi CyGoS ........................................... 64
Tabel 5. Dampak Positif dan Negatif dari program CyGoS .................... 85
Tabel 6. Analisis model komunikasi menggunakan Teori komunikasi Politik
Lasswell ................................................................................................... 104
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka berpikir penelitian .................................................... 30
Bagan 2. Struktur organisasi Pengolah Data Elektronik Sekretariat Daerah
Pemerintah Kota Semarang ...................................................................... 43
Bagan 3. Alur Mekanisme Perijinan SIUP/TDP via Online melalui aplikasi
Perijinan Online Cyber Government Semarang ....................................... 50
Bagan 4. Variabel pelaksanaan Digital Government ............................... 79
Bagan 5. Variabel penentu kualitas petugas pelayanan ........................... 93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme proses Sistem Informasi Manajemen menurut Laudon,
Kenneth C dan Jane P. Laudon ................................................................ 9
Gambar 2. Grafik jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan usia 15-29
tahun menurut data BPS Kota Semarang tahun 2014 .............................. 68
Gambar 3. Diagram jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan tingkat
pendidikan menurut data BPS Kota Semarang tahun 2014 ..................... 69
Gambar 4. Data visitor portal Cyber Government Semarang bulan Januari-Mei
2016 .......................................................................................................... 46
Gambar 5. Jumlah aplikasi portal Cyber Government Semarang dikategorikan
berdasarkan kegunaanya .......................................................................... 47
Gambar 6. Aplikasi pelayanan publik CyGoS dengan visitor terbanyak . 48
Gambar 7. Tampilan aplikasi PPD Online Kota Semarang 2016 ............ 49
Gambar 8. Grafik kecepatan bandwidth (Mbps) di Taman Kota Semarang
menurut hasil observasi pribadi ............................................................... 53
Gambar 9. Grafik kecepatan bandwidth (Mbps) di Pusat Informasi Publik 55
Gambar 10. Grafik kecepatan bandwidth (Mbps) di Gedung Moch Ihsan,
Balaikota .................................................................................................. 56
Gambar 11. Grafik kecepatan bandwidth (Mbps) di Gedung DPRD Kota
Semarang .................................................................................................. 56
Gambar 12. Grafik kecepatan bandwidth (Mbps) di Kantor Walikota Semarang
................................................................................................................... 57
xvii
Gambar 13. Sistem komunikasi horizontal dan vertikal Pemerintah Kota
Semarang .................................................................................................. 62
Gambar 14. Kecepatan respon aplikasi CyGoS dalam kurun waktu bulan Mei
2016 .......................................................................................................... 100
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keputusan penetapan dosen pembimbing skripsi .......
Lampiran 2. Surat permohonan ijin penelitian .........................................
Lampiran 3. Surat rekomendasi penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Semarang .........................................................................................
Lampiran 4.Surat keterangan ketersediaan menerima penelitian oleh Sekretariat
Daerah Pemerintah Kota Semarang .........................................................
Lampiran 5. Program bagian Pengolahan Data Elektronik yang tercantum dalam
RKPD Kota Semarang
Lampiran 6. Transkrip wawancara penelitian ..........................................
Lampiran 7. Display data penelitian ........................................................
Lampiran 8. Instrumen penelitian ............................................................
Lampiran 9. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 ..................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pada era modern saat ini kemajuan teknologi sangatlah pesat dan menjadi
peranan penting dalam masyarakat. Segala aktifitas manusia saat ini tidak lepas
dengan apa yang dinamakan teknologi, mulai dari manusia tersebut bangun
tidur hingga tidur kembali. Teknologi yang mayoritas digunakan manusia
sebagai penunjang aktifitasnya yaitu diantaranya: transportasi, komunikasi,
komputer, internet, dan lain sebagainya. Teknologi merupakan wujud kreasi
dari seseorang atau kelompok untuk mempermudah kegiatan manusia. Oleh
karena itu teknologi terus mengalami perubahan karena disesuaikan dengan
kegiatan atau kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh telepon genggam atau
handphone, pada tahun 1990an handphone saat itu hanya mampu mengirim
dan menerima pesan dan telepon, namun sekarang seiring berkembangnya
zaman dan kebutuhan manusia yang mulai beraneka ragam mengenai
telekomunikasi, handphone pada saat ini telah berganti nama menjadi
smartphone, yaitu perangkat telekomunikasi yang tidak hanya mampu
mengirim dan menerima sms dan telepon akan tetapi mampu melakukan dan
chatting, browsing.
Melihat pola pikir masyarakat yang telah modern, pemerintah memilki
strategi khusus dalam hal memberikan pelayanan publik kepada masyarakat
secara online. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah masyarakat dalam
2
mendapatkan pelayanan publik yang maksimal dari pemerintah. Pelayanan
publik yang baik adalah tujuan utama pemerintah dalam mewujudkan good
governance. Good governance merupakan suatu tata pemerintahan yang
sebenarnya telah menjadi harapan masyarakat sejak era orde baru, karena
didasari oleh sering adanya praktik KKN (Korupsi,Kolusi,Nepotisme) dan
ketidaktransparan administrasi publik.
Dalam mewujudkan Pemerintahan yang bersih, jujur, serta
tanggung jawab yang tinggi kepada rakyatnya, Pemerintah Kota Semarang
membangun suatu program yaitu CyGoS (Cyber Government Semarang)
merupakan suatu program yang dapat juga disebut e-Government. Electronic
Government merupakan suatu trobosan terbaru Pemerintah mengenai
Pelayanan Publik di Kota Semarang dengan menggunakan teknologi berbasis
Internet. Masyarakat dapat mencari informasi mengenai perihal apa saja yang
berkaitan dengan Pemerintah Kota Semarang. Program tersebut diresmikan
dan dipublikasikan pada tanggal 17 Februari 2015. Latar belakang dari
program CyGoS tersebut adalah melihat kondisi pelayanan publik di Kota
Semarang yang sering dikeluhkan masyarakat karena banyak faktor
kekurangan mulai infrastruktur hingga suprastruktur. Sehingga mempengaruhi
kualitas pelayanan publik di Kota Semarang.
Program CyGoS tersebut didalamnya terdapat cyber administration,
cyber information, cyber public service, cyber licensing, cyber marketing
city, cyber planning. Melalui program tersebut Pemerintah Kota Semarang
berharap dapat memudahkan masyarakat mengetahui segala informasi dari
3
Pemerintah Kota Semarang sehingga harapannya sistem pelayanan publik di
Kota Semarang dapat terlaksana dengan baik.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dipecahkan dalam
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan program CyGoS (Cyber Government Semarang)
sebagai penunjang pelayanan publik di Kota Semarang?
2. Bagaimana model komunikasi politik yang diterapkan Pemerintah Kota
Semarang dalam program CyGoS (Cyber Government Semarang)?
3. Bagaimana presepsi masyarakat mengenai program CyGoS (Cyber
Government:Semarang) dalam menunjang pelayanan publik ?
I.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendiskripsikan pelaksanaan program CyGoS (Cyber Government
Semarang) sebagai penunjang pelayanan publik.
2. Menjelaskan model komunikasi politik Pemerintah Kota Semarang dalam
menerapkan program CyGoS (Cyber Government Semarang) ditinjau dari
teori komunikasi politik.
3. Menganalisis presepsi masyarakat mengenai program CyGoS (Cyber
Government Semarang) menggunakan teori pelayanan publik.
4
I.4. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu: manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan suatu sumbangan pemikiran bagi masyarakat Kota
Semarang tentang Reformasi Birokrasi dalam hal teknologi atau lebih dikenal
dengan istilah Electronic Government. Serta peran e-Gov sebagai sarana
pelayanan publik di Kota Semarang.
Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
menuangkan ide, pikiran dan gagasan sebagai tujuan menambah wawasan serta
pengetahuan tentang peran e-Gov dalam pelayanan publik berbasis online di
Kota Semarang.
Bagi Universitas Negeri Semarang, penelitian ini bermanfaat sebagai
tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa khususnya yang akan
menyusun skripsi yang ada kaitannya dengan tema penelitian ini.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian tentang e-Gov sebagai sarana pelayanan publik
diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah dan masyarakat. Manfaat bagi
Pemerintah yaitu untuk mengetahui keberhasilan program CyGoS (Cyber
Government Semarang) sebagai sarana pelayanan publik di Kota Semarang,
melalui survey presepsi masyarakat terhadap program tersebut. Sedangkan
manfaat bagi masyarakat yaitu untuk memberikan informasi mengenai
5
program CyGoS (Cyber Government Semarang) sebagai sarana pelayanan
publik berbasis teknologi di Kota Semarang.
I.5. BATASAN ISTILAH
Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi
pengertian yang menyimpang dari judul ”Pelaksanaan Program CyGoS (Cyber
Government Semarang) dalam memberikan pelayanan publik di Kota
Semarang”. Selain itu juga untuk membatasi ruang lingkup objek penelitian
ini.
1.5.1. CyGoS (Cyber Government :Semarang)
CyGoS (Cyber Government Semarang) adalah program Pemerintah
Kota Semarang dalam melakukan digitalisasi Pemerintahan sebagai sarana
informasi dan komunikasi kepada masyarakat berbasis teknologi
informatika. Program CyGoS tersebut terdapat fitur Cyber Administration,
Cyber Information, Cyber Public Service, Cyber Licensing, Cyber
Marketing City, Cyber Planning. Melalui program tersebut Pemerintah Kota
Semarang memiliki konsep untuk menghadirkan suatu bentuk Pemerintahan
yang lebih transparan mengenai perumusan kebijakan dan pelayanan publik
yang lebih optimal.
1.5.2. Pelayanan Publik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga
makna, (1) perihal atau cara melayani; (2) usaha melayani kebutuhan orang
lain dengan memperoleh imbalan (uang); (3) kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Sedangkan menurut Kamus
6
Besar Bahasa Indonesia, publik memiliki makna, (1) semua orang banyak
(umum); Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu
tindakan yang memudahkan orang banyak (masyarakat) untuk memenuhi
suatu kehendak.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1. Deskripsi Teoritis
2.1.1. Reformasi Bikrokrasi
Sebagai penyelenggara pelayanan publik, birokrasi memiliki
pengaruh yang besar dalam mempengaruhi kualitas pelayanan publik.
Birokrasi yang cenderung monoton atau tidak ada perubahan kearah lebih
baik, dapat mengurangi kualitas pelayanan publik. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya ‘Reformasi’ pada diri Birokrasi. Reformasi tidak selalu
diartikan dengan perubahan secara besar-besaran, namun menurut Michel
Beer (dalam Nawawi 2013:166) yang menyatakan berubah itu adalah
memilih tindakan yang berbeda dari sebelumnya, perbedaan itulah yang
menghasilkan suatu perubahan. Jika perubahan itu dilakukan pada sebuah
organisasi, maka perubahan organisasi itu merupakan proses atau tindakan
beralihnya sesuatu organisasi dari kondisi yang ada menuju ke kondisi yang
diinginkan, misalnya untuk meningkatkan efektifitas organisasi dalam
mencapai tujuannya.
Sementara itu, Zauhar (dalam Nawawi 2013:169) yang
berusaha merangkum berbagai definisi itu kemudian
menyatakan reformasi administrasi negara “suatu usaha sadar
dan terencana untuk mengubah”:
1) Struktur dan prosedur birokrasi (aspek reorganisasi atau
institusional/kelembagaan)
2) Sikap dan perilaku birokrat (aspek perilaku), guna
meningkatkan efektivitas organisasi atau terciptanya
administrasi yang sehat dan menjamin terapainya tujuan
pembangunan nasional.
8
Dari sejumlah definisi yang dikemukakan para ahli itu secara tidak
langsung dapat dimaknai bahwa persoalan reformasi birokrasi,
sesungguhnya bukan hal baru dan hanya terjadi di Indonesia. Namun telah
menjadi persoalan di berbagai negara. Tujuan utama dari reformasi birokrasi
adalah menciptakan suatu tatanan pemerintahan yang baik (good
governance). Seperti halnya negara lain, di Indonesia pun telah diterapkan
perubahan tatanan pemerintahan kearah yang lebih bersih. Berdasarkan
Permenpan dan RB Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online, bahwa
secara keseluruhan mengatur birokrasi untuk melakukan transformasi dalam
bentuk online, sebagaimana mengurangi tindak pidana korupsi di
lingkungan aparatur negara.
2.1.2. Sistem Informasi Manajemen
Sebelum membahas mengenai sistem electronic government sebagai
media informasi, maka terlebih dahulu harus mengerti tentang dasar dari
suatu sistem informasi atau sering dikenal sebagai sistem informasi
manajemen. Menurut McLeod (2008:12) bahwa sistem informasi
manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi
tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa Pengguna
tersebut biasanya terdiri atas entitas-entitas organisasi formal, perusahaan,
atau sub-unit anak perusahannya.
Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses,
9
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Informasi adalah data yang
telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi
manusia. Data adalah aliran fakta-fakta mentah yang menunjukan peristiwa
yang terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik sebelum diorganisir dan
ditata menjadi suatu bentuk yang bisa dipahami.
Tiga aktivitas yang terjadi pada sistem informasi adalah input,
processing, output. Input adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi
maupun luar organisasi untuk diproses dalam suatu sistem informasi.
Processing adalah konversi/pemindahan, manipulasi dan analisis input
mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output adalah
distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana
output tersebut akan digunakan .
Sumber: Laudon, Kenneth C. & Jane P.Laudon, Management Information System, New Jersey: Prentice Hall, 1996, hal 10 dikutip dalam buku Sistem Informasi Manajemen,Fakhri.M,Wibowo.A, Penerbit AMP
YKPN, Yogyakarta, hal 10.
10
Gambar 1. Mekanisme proses sistem informasi manajemen menurut
Laudon
Sedangkan manajemen adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan
didalam sebuah organisasi sebagai bentuk pengelolaan kegiatan. Melalui
manajemen organisasi akan mempelajari tentang efektifitas usaha (“doing
right things”) secara efisien (“doing things right”) dan produktif, melalui
fungsi dan siklus tertentu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional
yang telah ditetapkan. Jadi unsur-unsur manajemen adalah:
a. Tujuan, organisasional yang telah ditetapkan oleh lembaga atau
pejabat yang berkompeten.
b. Fungsi, yaitu perencanaan usaha termasuk penetapan output dan out-
come yang dikehendaki, pengorganisasian sumber- sumber agar siap
pakai/gerak, penggerakan/penggunaan sumber-sumber guna
menghasilkan output, dan kontrol penggerakan/penggunaan sumber-
sumber supaya output dan outcome yang dihasilkan/dinikmati
consumer sesuai dengan output/outcome yang diharapkan.
c. Siklus, produk yang berawal dari consumer, dan setelah melalui
beberapa rute, berakhir pada consumer
2.1.3. Electronic Government
Pada era saat ini, Pemerintah mengembangkan suatu bentuk
pelayanan publik berbasis teknologi informatika dengan tujuan
meningkatkan kualitas pelayanan publik sehingga dapat lebih maksimal
dalam hal melayani kebutuhan masyarakat baik itu barang, jasa dan atau
administratif. Teknologi tersebut lebih dikenal dengan istilah Electronic
11
Government atau E-Gov. Definisi E-gov sendiri menurut World Bank yang
dikutip dalam website resmi (http://web.worldbank.org) “E-Government
refers to the use by government agenicies of information technologies (such
as Wide Area Networks, the internet, and mobile computing) that have the
ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of
government. Sedangkan menurut UNDP yang dikutip dalam website resmi
(www.undp.org) menyatakan “E-governance involves as public investment
in information and communication technologies (ICTs) to strengthen
governance processes.”
Dari dua definisi yang dikemukakan oleh organisasi internasional
tersebut memiliki kesamaan yang intinya mengarahkan suatu bentuk
organisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan kualitas dalam melayani publik. Sementara itu, selain
lembaga non pemerintahan, lembaga pemerintahan di dunia, juga memiliki
definisi yang sama terhadap e-Government, menurut negara Amerika
Serikat (dalam Indrajit 2002:3) e-Government refers to the delivery of
government information and services online through the Internet or other
digital means. Sementara Nevada dalam (Indrajit 2002:3), salah satu negara
bagian Amerika Serikat mendefinisikan e-Government sebagai:
1) “online services that eradicate the traditional barriers that
prevent citizens and businesses from using government
services and replace those barriers with convenient access.”
2) “government operations for internal constituencies that
simplify the operational demands of government for both
agencies and employees.”
12
Menurut definisi kedua institusi pemerintah tersebut, menjelaskan
bahwa e-Government mengacu kepada penyampaian informasi dan
pelayanan pemerintah secara online melalui teknologi internet atau
teknologi digital lainnya yang bertujuan untuk mempermudah kinerja
pegawai pemerintah dalam memberikan pelayanan publik bagi masyarakat.
Sementara itu menurut Okot-Uma (dalam Ndraha 2011:544)
menjelaskan mengenai konsep e-Gov ialah: Seeks to realize processes and
structure for harnessing the potentialities of information and
communication technologies (ICTs) at various levels of government and the
public sector and beyond, for the purpose of enhancing Good Governance.
Menurut pernyataan tersebut, bahwa pemerintah harus memanfaatkan
potensi teknologi informasi dan komunikasi di berbagai tingkatan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik demi
terwujudnya Good Governance di sektor pemerintahan.
Adapula kesamaan pendapat dengan Surendro (dalam Nawawi
2013:197) menyatakan bahwa “penerapan e-government merupakan upaya
pemerintah mengadopsi teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Dalam upaya tersebut teknologi berperan sebagai alat
yang diyakini dapat meningkatkan efiensiensi dan efektivitas pelayanan.”
Demi terwujudnya pemerintahan yang bersih serta meningkatkan
kualitas pelayanan publik, maka pemerintah menerbitkan Inpres Nomor 3
Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-
13
Government. Tujuan dari Inpres tersebut terdapat pada poin ke (6) dan (7)
adalah :
(6). Pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan
kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui
pengembangan e-government dilakukan penataan sistem
manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)
aktifitas yang berkaitan yaitu:
1) Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen
dan proses kerja secara elektronis;
2) Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan
publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh
masyarakat di seluruh wilayah negara.
Pada poin ke (7) untuk melaksanakan maksud tersebut
pengembangan e-government diarahkan untuk mencapai
4(empat) tujuan:
1) Pemanfaatan jaringan informasi dan transaksi pelayanan
publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat
memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di
seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi
oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat.
2) Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha
untuk meningkatkan perkembangan perekonomian
nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
3) Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan
lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog
publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam
perumusan kebijakan negara.
4) Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang
transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan
layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah
otonom.
E-government merupakan inisiatif Pemerintah sebagai penunjang
pelaksanaan kebijakan publik dan pertimbangan manajemen, mengacu pada
6 hal, menurut Dawes (dalam Sharda dan Stevan 2008:109) yaitu meliputi:
14
1) Strategy
Effective strategies emerge from a clear value
proposition concerning the costs and benefits of any IT
initiative. This proposition rests on an understanding of the
mission-oriented need to be served, the larger social and
political environment, and existing infrastructure and
culture.
2) Policy
Information policies are needed to guide decisions
about information and technology use. These policies
materially affect the quality, availbility and usability of
information.
3) Data
Data quality, content, and context all affect
information value which in turn affect the performance of a
system and those who must use it. Data considerations are
usually deeply embedded in practices.
4) Costs
The costs of tangible resources such as staff,
hardware, software, and consultants are easiest to estimate
and track. However other costs that are intangible, but
substantial, are often overlooked. These are the costs of
establishing and managing relationship, changing cultures
and practices, and integrating both information and tasks
into new processes.
5) Skills
Data analysis, project management, technical, and
communication skills are all necessary to affective design,
management, and implementation. These go beyond the
skills of designers and managers and must include users in
a variety of settings.
6) Technology
Techonology choices represent long-term
investments that strongly affect performance and limit
future options. Early exploration of options and their likely
effects is much more effective than trying to make changes
after decisions have been made.
Dengan mengacu pada 6 hal tersebut merupakan indikator untuk
menilai kesiapan dalam pelaksanaan e-government sebagai penunjang
Pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan dan manajerial
Pemerintahan.
15
2.1.4. Komunikasi Politik
Beberapa ilmuwan komunikasi mendifinisikan mengenai istilah
komunikasi politik sebagai berikut: menurut Mueller (dalam Arifin
2011:12) merumuskan komunikasi politik sebagai hasil yang bersifat politik
dari kelas sosial, pola bahasa, dan pola sosialisasi. Sedang Plano (dalam
Arifin 2011:12) menulis bahwa komunikasi politik merupakan proses
penyebaran arti, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi sistem
politik.
Selain pakar komunikasi, pakar ilmu politik, turut serta menjelaskan
hubungan komunikasi dengan politik. Menurut Almond dan Powell (dalam
Arifin 2011:12) menjelaskan bahwa komunikasi politik ditempatkan
sebagai suatu fungsi politik, bersama-sama dengan fungsi artikulasi,
agregasi, sosialisasi, dan rekrutmen yang terdapat dalam suatu sistem
politik. Bahkan menurut kedua pakar tersebut, justru komunikasi politik
merupakan prasyarat yang diperlukan bagi berlangsungnya fungsi-fungsi
yang lain.
Pada saat proses komunikasi berlangsung, tentu tidak akan lepas dari
apa yang dinamakan suatu hambatan. Menurut Suprapto (2009:14) segala
sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut noise. Kata noise
dipinjam dari ilmu kelistrikan yang mengartikan noise sebagai keadaan
tertentu dalam sistem kelistrikan yang mengakibatkan tidak lancarnya atau
berkurangnya ketepatan peraturan. Misalnya pada pencetakan huruf yang
tumpang tindih pada media cetak akan mengakibatkan gangguan pada
16
pembacanya, sehingga mengurangi pemahaman pada pembaca. Selain
gangguan pada teknis adapula gangguan yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dari seseorang. Seperti yang terjadi pada penyiar radio yang
membawakan suatu acara dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang
disampaikan tidak atau bukan merupakan kata-kata yang secara luas
dipahami oleh pendengar, hal tersebut juga mengurangi pemahaman
pendengar mengenai informasi yang disampaikan.
Berdasarkan paradigma mekanistis dan unsur-unsur yang terkandung
dalam proses komunikasi tersebut, secara sederhana Lasswell (dalam Arifin
102:2011) merumuskan dalam sebuah formula, “Siapa berkata apa, melalui
saluran apa, kepada siapa, dan bagaimana efeknya”(Who says what, in
which channel, to whom with what effect ?). Kemudian formula Lasswell
tersebut oleh Dan Nimmo (dalam Arifin 102:2011) dijadikan sebagai dasar
dalam menganalisis komunikasi politik.
Selanjutnya, Nimmo menjelaskan bahwa proses komunikasi itu secara
mekanistis adalah komunikator politik (politisi, aktivis atau profesional)
menyampaikan pesan politik kepada khalayak politik, melalui media politik.
Dengan demikian akan timbul umpan balik atau efek politik (misalnya
pendapat umum) berupa dukungan atau penolakan atau ragu-ragu.
2.1.5. Pelayanan Publik
Bahwasannya pelayanan publik merupakan tanggung jawab
Pemerintah Daerah dalam memenuhi pelayanan dasar masyarakat,
sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
17
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik. Kemudian dilaksanakan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012. Menurut Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009, Bab I, Pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003, definisi dari pelayanan umum adalah segala bentuk
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat, di daerah,
dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa.
Dalam Surat Keputusan Men.Pan Nomor KEP/25/ M.PAN/ 2/ 2004.
yang kemudian jadi 14 unsur minimal yang harus ada untuk dasar
pengukuran kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi
kesederhanaan alur pelayanan;
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan
administratif yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan
kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama,
jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya);
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan
petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap
konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
18
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan
wewenang dan tanggung jawab petugas dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian
dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat;
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan;
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan
pelayanan dengan tidak membedakan golongan/ status
masyarakat yang dilayani;
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan
perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati;
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan
masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah ditetapkan
oleh unit pelayanan;
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu
pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan
prasarana pelayanan yang bersih dan teratur sehingga
dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima
pelayanan;
Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelanggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,
sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Pelayanan umum atau pelayanan publik menurut Wasistiono (dalam
Hardinsyah 2011:11) adalah pemberian jasa baik oleh Pemerintah, pihak
swasta atas nama Pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat,
dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan atau
kepentingan masyarakat. Kemudian menurut Saefullah (dalam Hardiansyah
19
2011:14), untuk memberikan pelayanan publik yang baik perlu ada upaya
untuk memahami sikap dan perubahan kepentingan publik sendiri.
Perubahan kehidupan dunia yang begitu cepat mempunyai pengaruh yang
cepat pula terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat secara umum.
Dengan menyesuaikan pelayanan publik terhadap perubahan sikap
masyarakat, berarti Pemerintah telah berusaha menciptakan kenyamanan
dan kepuasan bagi masyarakat.
Menurut Zeithaml dkk. (dalam Hastuti 2015:42), ada 10
dimensi utama yang menentukan kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles :Fasilitas fisik, peralatan, penampilan
personal, dan alat sarana komunikasi.
b. Reliability :Kemampuan untuk melaksanakan
pelayanan yang dijanjikan secara
tepat.
c. Responsiveness :Kemauan untuk membantu penerima
pelayanan dan memberikan
pelayanan
d. Competence :Memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk melaksanakan
pelayanan
e. Courtesy :Sopan santun, menghormati,
perhatian, dan keramahan para
contact personal
f. Credibility :Sifat jujur dan dapat dipercaya
g. Security :Bebas dari rasa takut, resiko dan
keraguan
h. Access :Kemudahan untuk dihubungi dan
ditemui
i. Communication :Memberikan informasi pada
penerima pelayanan dengan bahasa
yang dapat mereka pahami serta selalu
mendengarkan saran dan
keluhan penerima pelayanan.
j. Understanding :Berusaha untuk mengetahui dan
memahami kebutuhan penerima
the customer pelayanan
20
Dalam kajian lain Groonroos (dalam Handi Irawan, 2002:57)
yang memfokuskan adanya tiga dimensi kualitas pelayanan
sebagai berikut :
a. Technical quality, yaitu komponen yang berhubungan
dengan outcome suatu pelayanan
b. Functional quality, yaitu komponen yang lebih banyak
berhubungan dengan proses delivery atau bagaimana
pelayanan diberikan kepada penerima pelayanan.
c. Corporate image, yaitu reputasi organisasi penyedia jasa.
Untuk menghindari kerugian bagi masyarakat maupun para pelaksana
pelayanan, maka hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum
harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak. Selain itu
pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan
kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.2. Penelitian Terdahulu
Pengembangan e-government di Kota Semarang adalah salah satu
program yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Semarang untuk lebih
memudahkan pelayanan terhadap stakeholder yang berkepentingan seperti
masyarakat dan pihak swasta menggunakan kemajuan teknologi informasi.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan beberapa informan menunjukkan
bahwa pengembangan e-government di Kota Semarang dihambat oleh
berbagai faktor seperti kurangnya sumber daya yang dimiliki, infrastruktur
dan komitmen pemerintah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Prasetyo, dkk:2014) menjelaskan bahwa pengembangan e-government di
Kota Semarang terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
tersebut, peneliti menemukan beberapa kekurangan dalam pengembangan
21
e-government di Kota Semarang, sehingga menyebabkan pengelolaan ini
berjalan tidak optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan e-
government di Kota Semarang yaitu:
1. Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah Kota Semarang dalam hal ini adalah terkait
sejauh mana pemerintah Kota Semarang memberikan dukungan guna
terlaksananya e-government di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Dalam penelitian ini, penulis menganggap Pemerintah Kota Semarang
memberikan dukungan penuh guna tercapainya pengembangan e-
government yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.
2. Kapasitas Sumber Daya
Dibagian PDE Pemerintah Kota Semarang terdapat 25 orang yang
mengolah data elektronik Kota Semarang. Namun, dari jumlah tersebut
hanya terdapat beberapa orang yang mampu dan ahli dalam mengelola data
tersebut. Pemerintah Kota Semarang, khususnya bagian PDE kekurangan
terhadap sumber daya manusia yang dimiliki. Menurut data yang dimiliki
penulis, semenjak terjadinya pergantian Walikota Kota Semarang kepada
Bapak Hendrar Prihadi, Pemerintah Kota Semarang terus menggelontorkan
dukungan finansial guna mendukung pembuatan website resmi Kota
Semarang yang lebih maju dan lebih baik.
3. Manfaat e-government
E-government memberikan manfaat kepada Pemerintah Kota
Semarang, khususnya pada website resmi Pemerintah Kota Semarang,
22
karena dengan menggunakan media tersebut pemerintah dapat berinteraksi
dengan SKPD yang dilingkungan Pemkot, maupun dapat berinteraksi
dengan Pemerintah Pusat.
Masyarakat mengambil peranan penting didalam penerima manfaat e-
government. Karena masyarakat sebagai penerima pelayanan dan pemberi
masukkan atas kinerja SKPD didalam melakukan tugasnya. Masyarakat
juga disuguhkan akses website ke Pemerintah Kota Semarang dengan cepat
dan dapat terhubung dengan berbagai portal SKPD yang terdapat
dilingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo dkk:2014) tersebut,
peneliti melakukan penelitian yang fokus kepada sumber daya manusia di
bagian petugas PDE (Pengelolaan Data Elektronik) Kota Semarang
mengenai kesiapan petugas dalam mengelola website Pemerintah Kota
Semarang. Penelitian menunjukan bahwa kinerja petugas PDE Pemerintah
Kota Semarang nampaknya belum maksimal, karena dari jumlah
keseluruhan petugas PDE Pemerintah Kota Semarang hanya beberapa
petugas saja yang menguasai teknik pengolahan data elektronik dari
keseluruhan jumlah petugas yaitu 25 orang.
Selain Prasetyo, dkk ada juga beberapa penulis yang turut meneliti
mengenai masalah sistem e-Government, menurut (Mustafid dan Sugiharto
2014:48) Implementasi e-government untuk pelayanan publik di
Pemerintah Kota Semarang yang menggunakan situs semarangkota.go.id
sudah baik dan maju. Salah satu parameternya adalah telah banyak aplikasi
23
dan sistem informasi yang sesuai untuk menunjang pelaksanaan tugas
kantor maupun pelayanan kepada masyarakat melalui situs
semarangkota.go.id. Kondisi sekarang pengelolaan e-government untuk
pelayanan publik masih belum maksimal karena belum adanya unit kerja
yang mengkoordinasi untuk setiap SKPD dalam pengelolaan e-government
untuk menjalankan tugas dan fungsinya, dan sejumlah unit kerja lebih
mengarah sesuai dalam bidangnya masing-masing.
Perubahan kelembagaan dalam pengelolaan e-government untuk
pelayanan publik, diberikan dua alternatif sebagai bahan pertimbangan.
Pertama kelembagaan SKPD dalam bentuk dinas atau badan yang berperan
dalam penyusunan perencanaan operasional strategi TIK, dan yang kedua
adalah menjadi bagian dari dinas atau badan yang sudah suatu SKPD.
Dengan memperhatikan beban fungsi koordinasi antar SKPD dan kerja yang
akan diemban, serta berdasarkan pedoman struktur organisasi dari
DETIKNAS (Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional),
maka disarankan agar semua unit kerja TIK dibawah SKPD
Dishubkominfo, sedangkan Unit PDE, Unit Hubungan Masyarakat dan Unit
Sandi dan Telekomunikasi (Santel) dapat melebur menjadi bidang dibawah
SKPD Dishubkominfo Kota Semarang.
Hal yang lebih spesifik lagi mengenai sistem dari e-government akan
dijelaskan didalam Jurnal Teknologi Technoscientia, yaitu mengenai model
interoperabilitas sebagai salah satu model sistem yang digunakan untuk
mengintegrasikan website SKPD di lingkungan Pemerintahan. menurut
24
Nugroho (dalam Istiyanto dan Sutanta 2012:143) Interoperabilitas antar
aplikasi e-Gov merupakan tuntutan yang semakin mendesak sebagai akibat
dari adanya:
a. Kebutuhan untuk melakukan pertukaran informasi secara cepat dan
akurat,
b. Kebutuhan untuk upgrade dan migrasi software
c. Kebutuhan data pada multisektoral.
Menurut Nugroho (dalam Istiyanto dan Sutanta 2012:144) Proses
pemenuhan kebutuhan data-data pada multisektoral, setidaknya
menghadapi tiga masalah yaitu:
a. Masalah utama pada format data
b. Masalah mekanisme pertukaran, dan
c. Masalah karena tidak semua instansi bersedia membuka detil internal
aplikasinya kepihak lain, dengan alasan keamanan data
Sedangkan Setyana (dalam Istiyanto dan Sutanta 2012:144)
menyatakan bahwa adanya problem interoperabilitas antar aplikasi e-Gov
di Indonesia adalah terdapat banyak aplikasi yang dikembangkan secara
terpisah dan tidak terintegrasi, bahkan banyak yang akan dikembangkan
tidak menggunakan metode sistem database (RDBMS), sehingga sulit
diintegrasikan dengan sistem lain. Sistem juga dikembangkan dengan
teknologi tertutup yang berbeda, seperti FoxPro, dBase, Visual Basic,
Delphi, Power Builder. Dan Setyana memberikan beberapa solusi yaitu:
a. Perlu solusi untuk pertukaran data dan informasi antar sistem
25
b. Solusi berarsitektur terbuka dan memungkinkan interoperabilitas
c. Lebih diutamakan memakai OSS
d. Setiap wali data menyediakan data yang dibutuhkan lembaga lain.
e. Perlu ada kebijakan agar aplikasi yang dibangun oleh satu lembaga
yang siap berinteroperabilitas dengan aplikasi dilembaga lain (dengan
menyediakan service).
Kemudian, Istiyanto dan Sutanto menyimpulkan bahwa
interoperabilitas antar aplikasi e-Gov tidak sekedar untuk dipahami sebagai
persiapan oleh suatu lembaga sentral yang bekerja memfasilitasi,
mendiktekan spesifikasi, dan proses baku. Namun, interoperabilitas harus
merupakan konsensus implementasi bersama kerangka kerja (framework)
yang telah ditetapkan, dan setiap lembaga tetap berwenang membuat
keputusan terkait pemilihan hardware dan software yang digunakan. Tujuan
akhir yang ingin dicapai dari solusi interoperabilitas antar aplikasi e-Gov
adalah terbentuknya Sistem Informasi yang terintegrasi dan dapat saling
berkomunikasi.
Dari ketiga penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sistem e-
Government dipengaruhi oleh infrastruktur dan suprastruktur yang
menunjang keberhasilan sistem, sehingga sistem e-Government diharapkan
mampu mengintegrasikan website-website SKPD dilingkungan
Pemerintahan Kota. Jika sistem Cyber Government Semarang
menggunakan model interoperabilitas, maka SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang dapat melakukan koordinasi dengan
26
menggunakan sistem tersebut. Selain memberikan manfaat pada lingkup
internal, model interoperabilitas juga mempermudahkan masyarakat dalam
menjangkau akses website-website SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota
Semarang.
Program CyGoS tersebut merupakan program e-government dari
Kota Semarang yang tergolong masih baru, karena menurut website resmi
Kota Semarang www.semarangkota.go.id program CyGoS tersebut baru
launching pada tanggal 17 Februari 2015. Perbedaan program CyGoS dari
e-government yaitu, pada program CyGoS, website resmi Kota Semarang
tersebut selain hanya menjadi website informasi, ternyata website tersebut
menjadi cyber administration, cyber information, cyber public service,
cyber marketing city, cyber planning. Tentunya istilah istilah tersebut
seharusnya di implementasikan secara optimal, oleh karena perlu
dilakukannya penelitian untuk mengetahui kualitas dari program e-
government tersebut.
2.3. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir adalah merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka
berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-
pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan” (Sugiyono, 2011 : 60).
27
Dalam kerangka berfikir yang diuraikan penulis sebagai berikut
didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia1945 telah
mengatur hak asasi warga negara Indonesia termasuk didalamnya terkait
hak mendapatkan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi serta dari teknologi tersebut
seseorang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu,
Pemerintah sebagai penyelenggara negara berkewajiban memenuhi segala
hak masyarakat yang telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk sebuah pelayanan yang
optimal kepada masyarakat.
Berikut adalah Peraturan Perundang-Undangan yang mendasari
penulis melakukan penelitian:
1. Pasal 28C ayat (1) dan Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Pelayanan Publik
5. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
nasional Pengembangan E-Government
6. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025.
28
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online.
Dasar-dasar hukum tersebut yang akan menjadi landasan dalam
penulisan skrispi yang membahas mengenai Pelaksanaan Program CyGoS
(Cyber Government Semarang) sebagai Penunjang Pelayanan Publik di
Kota Semarang. Fokus tujuan penelitian ini tentang meninjau mengenai
pelaksanaan program e-government yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Semarang sebagai fasilitator pelayanan publik bagi masyarakat yang
ditinjau berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi nasional Pengembangan E-Government dan teori pelaksanaan e-
government Sharon S. Dawes.
Pada fokus tujuan penelitian kedua, peneliti akan melakukan
pengamatan pada model komunikasi yang digunakan Pemerintah Kota
Semarang melalui media CyGoS untuk menjalankan suatu pelayanan
dengan berdasarkan pada teori komunikasi interaksional yang dikemukakan
oleh Wilbur Scramm.
Serta pada fokus tujuan penelitian ketiga, Peneliti akan melakukan
tolak ukur pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
dengan menggunakan CyGoS sebagai media. Pengukuran suatu pelayanan
mengacu pada Keputusan Men.Pan Nomor KEP/ 25/ M.PAN/ 2/ 2004
,tertulis mengenai 14 unsur minimal yang harus ada dalam mengukur Indeks
Kepuasan Masyarakat.
29
Untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian, Peneliti
menggunakan metodologi penelitian kualitatif melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi serta menggunakan pendekatan yuridis dan
empiris. Sebagai langkah untuk mendapatkan data, peneliti melakukan
wawancara dengan Kepala Bagian Pengolah Data Elektronik Sekretariat
Kota Semarang selaku koordinator dalam pelaksanaan program Cyber
Government Semarang. Selain itu peneliti juga melakukan observasi
mengenai pelayanan yang dilakukan oleh petugas di kantor Pusat Informasi
Publik Kota Semarang, yang merupakan pintu utama pelayanan informasi
bagi masyarakat. Pengamatan serta pengujian fasilitas turut dilakukan untuk
mengetahui kelayakan sarana dan prasarana yang disediakan Pemerintah
dalam menunjang pelayanan.
30
Berikut skema kerangka berpikir pada penelitian ini adalah:
1. Pengolah Data Elektronik Sekretariat Daerah
Kota Semarang
2. Pusat Informasi Publik Pemerintah Kota
Semarang
3. Masyarakat Pengguna Pelayanan CyGoS
(Cyber Government Semarang)
1. Pelaksanaan program CyGoS (Cyber Government
Semarang) ditinjau dari Inpres No 3 Tahun 2003 dan teori
e-government
2. Model Komunikasi Pemerintah Kota Semarang dengan
menggunakan CyGoS
3. Tingkat kepuasaan masyarakat mengenai program dinilai
dari Teori pelayanan publik
1. Pasal 28C ayat (1) dan Pasal 28F UUD 1945
2. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. PP No 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pelayanan Publik
5. Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government
6. Perpres No 81 Tahun 2010 Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
7. Permenpan dan RB No 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online
1. Teknis pelaksanaan
e-government
(Sharon S. Dawes)
2. Teori Komunikasi
Lasswell
3. Teori pelayanan
publik Gronross
Pemerintah Kota Semarang
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
CyGoS
(Cyber Government Semarang)
1. Mendiskripsikan program CyGoS dikaitkan dengan indikator teknis pelaksanaan e-government
menurut Sharon S. Dawes
2. Menjelaskan sistem kerja program CyGoS (Cyber Government Semarang) dalam menunjang
pelayanan publik di Kota Semarang
3. Menjelaskan sistem kerja program CyGos (Cyber Government Semarang) sebagai penunjang
dalam mengintegrasikan SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota Semarang
4. Menjelaskan model komunikasi politik pemerintah dalam menggunakan program CyGoS (Cyber
Government Semarang) ditinjau dari teori komunikasi politik.
5. Menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap program pelayanan publik berbasis teknologi
informatika melalui Teori Pelayanan Publik
Terwujudnya pelayanan publik berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi di Kota Semarang yang optimal
sehingga dapat mewujudkan Good Public Service di
Pemerinatahan Kota Semarang
112
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik sebuah
simpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan CyGoS dinilai berjalan baik, karena telah memenuhi enam
variabel dari teknis pelaksanaan e-government. Program CyGoS menjadi
tanggung jawab bagian PDE (Pengolah Data Elektronik) Setda Kota
Semarang. Saat ini bagian PDE memiliki tenaga administrator jaringan
yang terbatas, oleh karena itu PDE Pemkot Semarang menjalin
kerjasama dengan Universitas Dian Nuswantoro.
Jangkauan program CyGoS bersifat universal, dengan
menggunakan teknologi internet, aplikasi-aplikasi dapat diakses
diberbagai tempat tanpa ada batasan waktu, akan tetapi untuk mengakses
aplikasi tersebut dibutuhkan koneksi internet serta perangkat komputer
sebagai media pelayanan.
2. Model komunikasi politik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Semarang melalui media CyGoS menggunakan model komunikasi
politik tidak langsung karena menggunakan media website dan aplikasi
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
3. Penerapan program Cyber Government di Pemerintahan Kota Semarang
mendapatkan presepsi yang positif dari beberapa elemen masyarakat.
113
Menurut sebagian masyarakat program tersebut dinilai efektif dan efisien
sebagai media pelayanan publik.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada
Pemerintah Kota Semarang mengenai perlunya peningkatan dibidang
infrastrukur yaitu berupa pendistribusian perangkat jaringan ke setiap
kecamatan untuk memaksimalkan program CyGoS sebagai penunjang
pelayanan publik. Serta perlu adanya penambahan intensitas pelatihan bagi
masyarakat dalam mengoperasionalkan aplikasi pelayanan berbasis online.
114
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita,Rahardjo.2011.Manajemen Pemerintahan Daerah.
Yogyakarta:Graha Ilmu
Dwiyanto,Agus.2009.Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan dan Pelayanan
Publik. Yogyakarta: Gava Media
Handi, Irawan.2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Heri Susanto,Eko.2009.Komunikasi Politik dan Otonomi Daerah. Jakarta. Mitra
Wacana Media
Husein, Muhammad Fakhri. Wibowo, Amin. 2002. Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: Penerbit AMP YKPN
Indrajit, Richardus Eko.2002. Electronic Government. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset
Ismail. 2009. Etika Birokrasi. Malang: Peneribit Ash-Shiddiqy Press
Kurniawan, Agung.2005.Transformasi Pelayanan
Publik.Yogyakarta:Pembaruan
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:
Rosdakarya.
-----, Lexy.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ndraha, Taliziduhu. 2005. Kybernology Sebuah Rekonstruksi Ilmu
Pemerintahan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Osborn, David.Platrik,Peter. 2000. Memangkas Birokrasi. Jakarta: Penerbit
PPM
Pramusinto, Agus. Purwanto, Erwan Agus. 2009. Reformasi Birokrasi,
Kepemimpinan, dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media
Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam
Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan
Pengembangan. Semarang: Unnes Press.
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
115
Sjofyan Arif, Mirrian.2014. Organisasi dan Manajemen. Tangerang: Penerbit
Universitas Terbuka.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami Good Governance: Dalam
Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
West, Richard., Turner, Lynn H.2008. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3
Analisis dan Aplikasi. Terjemahan Maria Natalia. Jakarta. Penerbit
Salemba Humanika
Wibawa, Samodra. 2005. Reformasi Administrasi. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media.
Winarno, Budi.2007. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Yogyakarta:
MedPress.
Peraturan Perundang-undangan:
Pasal 28C ayat (1) dan Pasal 28F UUD 1945
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
PP No 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pelayanan Publik
Inpres No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government
Perpres No 81 Tahun 2010 Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Permenpan dan RB No 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online
116
Jurnal
Hastuti, Nur.2005.‘Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Kantor
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah’.Tesis.Semarang: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNDIP
Istiyanto, Jazi Eko. Sutanta, Edi.2012.’Model Interoperabilitas Antar Aplikasi
E-Government’. Dalam Jurnal Teknologi Technoscientia. Vol 4 No.2.
Hal.144
Mustafid. Sugiharto, Aris.2014.’Analisa Implementasi E-Government Untuk
Pelayanan Publik di Kota Semarang’. Riptek Vol.8 No.2 Hal 48:
Fakultas Sains dan Matematika UNDIP
Prasetyo, dkk.2014. ‘Analisis Pengembangan E-Government di Kota
Semarang’.Dalam e-journal UNDIP.Journal of Public Policy and
Management Review. Vol 3.No 4. Hal. 8-9.