pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan
TRANSCRIPT
PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)
Oleh:GATOTKACA0070080090010
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi
Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG000000
1
PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)
Oleh:GATOTKACA0070080090010
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi
Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan ini telah
disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal seperti di bawah ini
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Bandung, Mei
2
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tesis yang diajukan ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor) baik di
Universitas Padjadjaran Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Tesis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam tesis ini tidak terdapat karya-karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena tesis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, 24 Mei 000000
Yang membuat pernyataan,
GATOTKACA0070080090010
3
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap 72 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tahun 000000-000000 dan bertujuan untuk memperoleh bukti empirik mengenai pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Pengumpulan data penelitian yang utama dilakukan melalui kuesioner yang disampaikan kepada masing-masing kepala sekolah, komite sekolah, dan salah seorang guru senior yang ada di masing-masing sekolah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Kata kunci: pelaksanaan anggaran sekolah, pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan.
4
ABSTRACT
This research was conducted to 72 State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis year of 000000-000000 and intended to obtain empirical evidence about the influence school budget execution and empowering of human resource to improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
The major research data collection was done by questionaire which is sent to each headmaster, school committee, and one of the senior teacher in each school. Data processing used Multiple Regression Analysis.
The simultaneous test result showed that school budget execution and empowering of human resource simultaneously has positive and significant influence on the quality of school management at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
The result of partial test showed that:
1. There was positive and significant influence of school budget execution on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
2. There was positive and significant influence of empowering of human resource on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Keywords: school budget execution, empowering of human resource, improvement of education quality.
5
KATA PENGANTAR
Permasalahan kualitas pendidikan selalu menjadi wacana menarik di negeri
ini. Banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan perkembangan kualitas
pendidikan serta sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Di sisi lain,
upaya-upaya perbaikan pun dilakukan oleh berbagai pihak, terutama Departemen
Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia secara formal. Upaya-upaya yang dilakukan pun dilaku-kan melalui
berbagai sektor, baik dari segi sistem, sarana dan prasarana, maupun sumber daya
manusia. Berbagai bantuan dalam bentuk grant bagi peningkatan mutu pendidikan
pun diluncurkan ke berbagai jenjang pendidikan dengan satu harapan, meningkatnya
kualitas pendidikan nasional.
Sumber dana yang diperoleh sekolah-sekolah (SMP Negeri dan Swasta) pada
umumnya berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), baik yang dikucurkan
dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah daerah. Besar
bantuan operasional sekolah dari pusat pada tahun anggaran 000000 diatur melalui
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 tahun 2010 pasal 1, ayat 3, point (d) yang
berbunyi ”Alokasi untuk SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten adalah sebesar Rp
570.000 (lima ratus tujuh puluh ribu rupiah) per siswa/tahun”. Untuk mencapai
standar pengelolaan sekolah yang maksimal, jumlah ini memang relatif kecil dan
tidak mencukupi. Apa lagi pada sekolah-sekolah swasta yang terbebani dengan
pembayaran gaji pegawai.
6
Akan tetapi, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementrian Pendidikan Nasional (2010) mengemukakan bahwa
”Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Pada tahun 2009 APK SMP telah mencapai 98,11%, sehingga dapat dikatakan bahwa program wajar 9 tahun telah tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun tersebut. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi dari program. Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan APK, namun harus juga berkontribusi besar untuk peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain daripada itu, dengan kenaikan biaya satuan BOS yang signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar.” (Kemdiknas, 2010)
Pernyataan tersebut telah menegaskan bahwa sumber pembiayaan pada tingkat
satuan pendidikan SMP tidak dapat diperoleh dari sumber lain kecuali BOS, yang
justru kian diarahkan kepada peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai jawaban atas
kesulitan yang dialami oleh sekolah, maka setiap tahun anggaran pemerintah pusat,
provinsi maupun daerah selalu menaikkan jumlah anggaran bantuan operasional
sekolah.
Mutu pendidikan tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal berupa pembiayaan
saja, ada sejumlah variabel yang dianggap saling berhubungan/ mempengaruhi.
menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam
suatu lembaga pendidikan, yang terdiri atas:
1. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalahmenang” di antara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
7
2. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna/langganan.
3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus.
4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk menghasilkan mutu sesuai yang diharapkan.
Pendapat yang dikemukakan Slamet di atas tentu berorientasi kepada pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah yang didasari oleh pengembangan manajemen mutu
terpadu serta pemberdayaan sumber daya manusia warga sekolah, khususnya tenaga
pendidik dan kependidikan.
Konsekuensi logis dari peningkatan kualitas pendidikan adalah adanya
anggaran pembinaan tertentu yang jumlahnya relatif banyak. Pengelolaan dana
bantuan sekolah ini sepenuhnya dilakukan oleh sekolah masing-masing dengan
disertai panduan pengelolaannya. Atas dasar inilah, penelitian tentang ”Pengaruh
Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap
Peningkatan Kualitas Pendidikan” perlu dilaksanakan .
Bandung, 24 Mei 000000
GATOTKACA0070080090010
8
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, atas rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis penelitian yang berjudul ”Pengaruh Proses
Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap
Peningkatan Kualitas Pendidikan”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Sidang guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, Program
Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi
Pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung.
Kesulitan dan hambatan tentu saja banyak ditemui selama persiapan, proses
penelitian, hingga penyusunan tesis ini, baik dari segi teknis pengumpulan data,
pengolahan data, maupun teknis penulisan. Atas bantuan berbagai pihak,
Alhamdulillah kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi sehingga karya tulis ini akhirnya
dapat terwujudkan. Oleh sebab itu, sangat patut pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
1. Rektor Universitas Padjadjaran Bandung yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat mengikuti perkuliahan pada Program Magister
Akuntasni Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung;
2. Ibu ………………….., Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan
arahan dan bimbingan yang tak terhingga nilainya selama merencanakan,
melaksanakan, hingga menyusun tesis ini;
9
3. Ibu ……………..., selaku Pembimbing Pendamping yang banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak masa-masa
persiapan penelitian hingga penyelesaian akhir tesis ini;
4. Ibu dan Bapak Dosen Program Magister Akuntansi Universitas Padjadjaran
Bandung yang dengan penuh kesabaran telah membimbing seluruh
mahasiswa dalam memperdalam ilmu akuntansi pemerintahan;
5. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong
Karang Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
penelitian;
6. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian;
7. Para Ketua dan/atau Staf Komite Sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di
Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan penelitian;
8. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan bantuan dan dukungan
hingga penelitian ini dapat diselesaikan.
9. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam
melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai pengolah-an
data sehingga karya tulis berupa tesis ini dapat terwujud dan terselesaikan.
Semoga Allah SWT melimpahkan balasan yang setimpal. Amin
10
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Pada karya tulis ini sudah barang
tentu akan banyak ditemukan kelemahan-kelemahan serta kekurangan. Untuk itu,
dapatlah kiranya kelemahan-kelemahan serta kekurangan tersebut menjadi bahan
kajian bagi penelitian lebih lanjut.
Bandung, 24 Mei 000000
Penulis
11
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ………………....……..…………………….. ii
PERNYATAAN ………………………………..……….………………… iii
ABSTRAK ……………………………………..……….………………... iv
ABSTRACT ………………………………………..…….………………. v
KATA PENGANTAR ……………………….……………………………. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………..…………… ix
DAFTAR ISI ……………………………..……....………..……………. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………..………………. xv
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ………………………..………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………..………... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………..……..……………………..... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………….…..…………………...
1.2 Rumusan Masalah ……..…………....……………….........
1.3 Tujuan Penelitian …………….…........…………………...
1.4 Kegunaan Penelitian .…………….......…………………...
1
9
10
10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ……………………..………..…………………... 12
2.1 Kajian Pustaka ………………..………..……………….....
2.1.1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah ..............................
2.1.2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ...................
2.1.3 Peningkatan Kualitas Pendidikan ...........................
2.1.4 Penelitian yang Relevan .........................................
2.2 Kerangka Pemikiran ………..…………..………………....
2.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................
2.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
12
12
22
28
37
39
39
12
Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ...............................................................
2.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................
2.3 Hipotesis Penelitian …………...………..………………...
42
44
48
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN …………….……...... 49
3.1 Objek Penelitian ……...………….…………………….....
3.1.1 Tempat penelitian ....................................................
3.1.2 Waktu Penelitian .....................................................
3.2 Metode Penelitian ……………..…………..……………...
3.3 Operasionalisasi Variabel ....................................................
3.4 Desain Penelitian ……………………………………….....
3.5 Sumber Data ……………………………………………...
3.6 Teknik Pengumpulan Data …………………………….....
3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .
3.8 Analisis Data Hasil Penelitian ……….…………………....
3.8.1 Analisis Deskriptif .................................................
3.8.2 Methode of Successive Interval (MSI) ...................
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda ..........................
49
49
49
50
51
58
58
62
63
67
67
68
69
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..... 77
4.1 Hasil Penelitian …………………………………………...
4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...............................................................
4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen ...........................
4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen .......................
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) ............................
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) ....................
4.1.2.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) .........................................
77
77
77
81
82
82
88
95
13
4.1.3 Analisis Regresi Berganda .....................................
4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik .........................
4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda ..................................................
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ......
4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ..........
4.2 Pembahasan ……………………………………………....
4.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................
4.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan .............
4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................
102
102
107
108
111
114
114
116
118
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………...... 121
5.1 Kesimpulan …………………………………………….....
5.2 Saran-saran …………………………………………….....
5.3 Keterbatasan ……………………………………………...
121
123
124
DAFTAR PUSTAKA …………………………............………………..... 128
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………... 131
14
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... 50
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel-variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2), dan Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ........................................ 52
Tabel 3.3 Populasi Penelitian ..................................................................... 59
Tabel 3.4 Penetapan Sampel Penelitian ..................................................... 62
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r ....................... 66
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) .......... 78
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) 79
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ......... 80
Tabel 4.4 Hasil pengujian reliabilitas instrumen ........................................ 81
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1 ..................... 83
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah ...................................................................................... 87
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2 ...................... 89
Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ............................................................................. 93
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y ........................ 96
Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan .................................................................................. 100
Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 103
Tabel 4.12 Correlations Uji Heteroskedastisitas .......................................... 104
Tabel 4.13 Coefficientsa Uji Multikolinieritas ............................................. 105
Tabel 4.14 Model Summaryb Uji Autokorelasi ............................................ 107
15
Tabel 4.15 Coefficientsa Pembentukan Model Regresi Linier Berganda ..... 107
Tabel 4.16 ANOVAb Pengujian Hipotesis Secara Simultan ........................ 109
Tabel 4.17 Model Summaryb Hasil Uji Determinasi ................................... 111
Tabel 4.18 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X1 ................ 112
Tabel 4.19 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X2 ................ 113
16
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu Pendidikan ................................ 36
Grafik 4.1 Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi ... 106
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian ........................................................... 131
Lampiran 2 : Data Ordinal Hasil Penelitian Variabel X1, X2, dan Y ... 142
Lampiran 3 : Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval) Variabel X1, X2, dan Y ................................................................. 154
Lampiran 4 : Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian ....... 168
Lampiran 5 : Critical Values for the t-Distribution ............................ 183
Lampiran 6 : Critical Values for the F-Distribution ............................ 187
Lampiran 7 : Ijin Penelitian ................................................................. 194
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan
pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju,
modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan
praktik pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar
pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi Pembangunan
Nasional. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal mutlak
yang harus dilaksanakan dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Tilaar (2002:4) mengemukakan bahwa proses globalisasi mengubah wajah
dunia, wajah masyarakat dengan dimensi-dimensi baru. Hal ini berarti manusia
Indonesia haruslah dipersiapkan untuk menghadapi masyarakat global melalui proses
pendidikan nasionalnya yaitu perlu mempunyai suatu visi strategis yang dapat
menjawab tantangan tersebut.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45
Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dalam upaya
19
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia serta mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang.
Pasal 31 UUD 45 lebih tegas menyatakan tentang hak warga negara atas
pendidikan dan kewajiban negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal
31 menyatakan (1) setiap warga berhak mendapat pendidikan, (2) setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem-biayainya, (3)
negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja
daerah (APBD). Ketentuan UUD di atas menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas
memang menjadi salah satu titik tekan kebijakan umum pemerintah Indonesia sedari
awal. Pendiri negara pada saat itu menyadari betul pentingnya pendidikan bagi
kemajuan bangsa.Ini juga berarti amanah kepada setiap pemerintah yang berkuasa di
Indonesia untuk memberikan pendidikan bagi warga negaranya. Pada tahun 2003,
pemerintahan presiden Megawati Sukarno-putri menerjemahkan amanah ini dengan
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas). UU Sisdiknas menyebutkan keinginan besar pemerintah
dalam bidang pendidikan yang mengamanatkan agar dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari
APBN dan minimal 20 persen dari APBD. Dengan dana APBN sebesar itu
pemerintah bercita-cita untuk menyelenggarakan pendidikan dasar gratis.
Pendidikan dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9 tahun, yaitu
pendidikan SD dan SMP. Apabila dilihat dari umur maka mereka yang wajib
bersekolah adalah 7-15 tahun. Saat ini populasi kelompok umur 7-15 tahun adalah
20
sekitar 39 juta orang (Fasli Jalal, 2005). Dengan dasar hukum yang kuat seperti di
atas maka mau tidak mau dalam setiap program pembangunan, baik dalam format
Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA), Program Pembangunan Nasional
(Propenas), maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kebijakan
bidang pendidikan selalu muncul sebagai bahasan utama.
Mekipun dasar hukum untuk meningkatkan pendidikan berkualitas sangat
kuat, namun setelah enam dekade merdeka persoalan pendidikan masih juga
menjadi momok besar bagi setiap pemerintahan. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) menjelaskan sejumlah persoalan yang masih dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini.
Persoalan pertama, pendidikan rata-rata penduduk Indonesia masih sangat
rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003
sebesar 61 persen penduduk Indonesia di atas 15 tahun hanya berpendidikan SD ke
bawah. Dua puluh dua (22) persen di antaranya bahkan tidak pernah lulus SD atau
tidak sekolah sama sekali. Sedangkan pada tahun 2009, meskipun jumlah di atas
mengalami penyusutan sebesar 11 %, ternyata masih tetap meninggalkan angka
masyarakat berpendidikan rendah yang masih cukup tinggi sebagaimana terlihat di
bawah ini.
Tabel 1.1
Penduduk di atas 15 tahun Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
No. Pendidikan Persentase
1. Tidak/Belum Tamat SD 18 %
2. SD 32 %
21
3. SLTP 21 %
4. SLTA 23 %
5. Diploma 3 %
6. Universitas 3 %
TOTAL 100 %
(Diolah dari data Susenas 2009)
Angka buta aksara penduduk juga masih tinggi. Menurut data Susenas, angka buta
aksara usia 15 tahun ke atas masih mencapai 10.12 persen (SUSNAS 2009).
Persoalan kedua, angka partisipasi sekolah (APS) rasio penduduk yang
bersekolah menurut kelompok usia sekolah masih belum sebagaimana yang
diharapkan. Susenas 2009 menunjukkan bahwa APS untuk penduduk usia 7-12 tahun
sudah mencapai 96,4 persen, tetapi APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai
81,0 persen. Angka tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19
persen anak usai 13-15 tahun yang tidak bersekolah baik karena belum/ tidak pernah
sekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Data Susenas 2009 mengungkapkan bahwa faktor ekonomi merupakan alasan
utama anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan (75,7 persen). Masih
terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok
masyarakat. Data Susenas 2003 menemukan bahwa APS penduduk berusia 13-15
tahun dari kelompok 20 persen terkaya sudah mencapai 93.98 persen, sementara
untuk kelompok 20 persen termiskin baru mencapai 67.23 persen. Kesenjangan lebih
lebar dijumpai pada usia 16-18 tahun dimana kelompok 20 persen terkaya mencapai
75.62 persen dan 20 persen termiskin hanya mencapai 28.52 persen.Selain
22
kesenjangan partisipasi sekolah antara penduduk kaya dan miskin terdapat juga
kesenjangan antara penduduk perkotaan dan pedesaan. Rata-rata APS untuk
penduduk berusia 13-15 tahun di perkotaan telah mencapai 89.3 persen sementara
untuk penduduk pedesaan hanya 75.6 persen. Kesenjangan lebih nyata terlihat pada
kelompok usia 16-18 tahun, APS untuk penduduk perkotaan sebesar 66.7 persen
sementara penduduk perkotaan hanya mencapai 38.9 persen. Data APS di atas
menujukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin lebar kesenjangan yang
terjadi. Untuk anak usia 7-12 tahun, anak usia sekolah dasar, terdapat kesenjangan
antara kelompok penduduk kaya-miskin dan kelompok penduduk pedesaan-
perkotaan. Namun kesenjangan ini terlihat lebih lebar untuk anak usia SLTP (usia
13-15 tahun).
Persoalan ketiga, angka drop out (DO) masih tinggi. Pada tahun ajaran
2007/2008 angka DO untuk anak SD/MI mencapai 685.967. Selain itu anak yang
lulus SD tetapi tidak mampu melanjutkan ke jenjang SMP juga tinggi, untuk tahun
2007/2008 jumlahnya mencapai 495.261. Tingginya angka DO dan angka lulusan
SD yang tidak melanjutkan ke SMP biasanya adalah karena faktor ekonomi orang
orang tua, sementara itu biaya yang harus dikeluarkan untuk bersekolah tidaklah
murah.
Persoalan keempat, fasilitas pelayanan pendidikan dasar belum tersedia
secara merata. Fasilitas pelayanan pendidikan di daerah pedesaan, terpencil dan
kepulauan yang masih terbatas menyebabkan anak-anak daerah tersebut sulit
mengakses pendidikan dasar.Selain itu masih banyak dijumpai gedung-gedung
Sekolah dasar dan sekolah menengah dalam keadaan rusak dan tak layak huni. Hasil
23
survey Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2008 menunjukkan
bahwa 57.2 persen gedung SD/ MI dan sekitar 27.3 persen gedung SMP/MTs
mengalami rusak ringan dan rusak berat. Akibatnya para murid terpaksa belajar di
ruangan terbuka, atau menanggung bahaya belajar di dalam gedung yang hampir
roboh.
Persoalan kelima, kualitas pendidikan yang rendah. Sebenarnya kualitas
kepandaian siswa-siswa Indonesia tidaklah kalah dari negara-negara lain. Bukti-nya,
berulang-ulang anak Indonesia menang di arena perlombaan ilmu pengetahu-an di
tingkat internasional seperti di Olimpiade Fisika, dan The First Step to Nobel Prize.
Meski siswa-siswa Indonesia terbilang sering memenangkan perlombaan
internasional, namun secara kualitas ternyata siswa Indonesia masih tertinggal jauh.
Hal ini misalnya terlihat dari survei Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS). Lembaga ini melakukan survei secara internasional dan
menggunakan metode statistik ketat. Hasilnya lembaga ini menempatkan posisi
Indonesia pada posisi di bawah rata-rata (http://nces.ed.gov/timss/ table07_3.asp).
Pada tahun 2003 dan 2007 hasil TIMSS tidak menunjukkan peningkatan mutu yang
signifikan. Bila nilai rata-rata untuk Matematika adalah 405 (Aljabar) dan 395
(Geometri), Indonesia hanya mampu mencapai angka 397. Begitu juga untuk nilai di
bidang sains, nilai Indonesia hanyalah 428 (Biologi), 421 (Kimia), dan 432 (Fisika)
jauh di bawah nilai rata-rata yang 500.
Secara umum sektor pendidikan di Indonesia ditandai oleh rendahnya kualitas
sumberdaya manusia (SDM), sekitar 58% dari tenaga kerja Indonesia hanya
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau kurang. Pada saat yang sama, hanya 4% dari
24
tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Prospek peningkatan kualitas SDM di masa
yang akan datang pun terlihat suram. Menurut Wahyu (2008, Kondisi Seabad
Pendidikan di Indonesia), rata-rata angka partisipasi pendidikan lanjutan dan
pendidikan tinggi masih relatif rendah (56% untuk SLTP, 32% untuk SLTA dan 12%
untuk perguruan tinggi). Mengapa timbul fenomena yang paradoksal seperti ini?
Tampaknya persoalan bukan terletak pada kualitas manusianya namun lebih pada
kualitas dan sistem pendidikan di Indonesia.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hasil pendidikan yang
saat ini disaksikan di negeri tercinta ini. Peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20
% dari APBN dan APBD saja ternyata tidaklah cukup untuk dapat mengangkat
kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya signifikan yang dapat memperbaiki
sistem pendidikan saat ini sangatlah diperlukan. Upaya-upaya tersebut dapat
dilakukan dengan peningkatan sumber daya manusia bidang pendidikan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Selanjutnya, perbaikan sistem pendidikan juga dilakukan melalui pemenuhan 8
standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan. Bahkan, pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SLTP) terbit pula
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar.
Terbitnya perturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan di atas
diarahkan kepada proses pemberdayaan sumber daya manusia bidang pendidikan di
25
Indonesia. Arah dari pemberdayaan ini sudah sangat jelas, yakni menuju peningkatan
kualitas pendidikan, baik pada proses pendidikan, output pendidikan, maupun
outcome pendidikan.
Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu Pendidikan di
Indonesia diantaranya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru
melalui penataran, diklat, serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu juga diadakan penyempurnaan kurikulum,
penyempurnaan sistem penilaian hasil belajar, memperluas sarana prasarana
pendidikan, meningkatkan dan mengembangan profesional guru, penyusunan dan
pendistribusian pedoman dan petunjuk teknis proses pembelajaran serta
meningkatkan peran serta masyarakat melalui komite sekolah.
Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan
perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan
menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan
perkembangan. Hal ini diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia
yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu
bersaing secara terbuka di era global.
Maksum (2008:2), pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Pendidikan yang
bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang
profesional, sejahtera, dan bermartabat.
Berdasarkan fenomena di atas, penelitian tentang ”Pengaruh Pelaksanaan
Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan
26
Kualitas Pendidikan (Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)” perlu dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
1. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya
manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan
Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
2. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis.
3. Pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal
sebagai berikut.
1. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber
daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri
dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
27
2. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan
kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota
Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
3. Menguji pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan
kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota
Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini teridiri dari kegunaan praktis
dan kegunaan teori yang diuraikan di bawah ini.
1.4.1 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada
Pemerintah Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dan
Pemerintah Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis
maupun pihak-pihak terkait, seperti yayasan penyelenggara
pendidikan serta para kepala SMP Negeri dan Swasta dalam
hal
1) melakukan pemberdayaan sumber daya manusia
bidang pendidikan di tingkat satuan pendidikan,
khususnya SMP Negeri dan Swasta;
2) pengelolaan dan pelaksanaan anggaran pendidikan
secara lebih akuntabel sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
28
1.4.2 Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
merumuskan kebijakan publik pada organisasi publik sejenis
lembaga pendidikan, khususnya satuan pendidikan dasar
SMP Negeri dan Swasta.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah
2.1.1.1 Pengertian Anggaran
Kegiatan penganggaran merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan organisasi, termasuk organisasi atau lembaga pendidikan. Pendidikan
memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Agar
investasi di bidang pendidikan mencapai sasaran yang diharapkan diperlu-kan
pengelolaan yang efektif dan efisien. Kegiatan mengatur penerimaan, peng-
alokasian, dan mempertanggungjawabkan keuangan untuk menunjang pelaksana-an
program pengajaran merupakan manajemen keuangan. Tugas pengelolaan keuangan
dapat dibagi tiga fase yaitu: perencanaan keuangan, implementasi, dan evaluasi.
29
Hansen dan Mowen (2000) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu
metode penerjemahan tujuan dan sasaran organisasi menjadi hal yang operasional.
Lebih tegas lagi Mulyadi (2001) memaparkan bahwa anggaran adalah suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu
dan satuan ukuran lain. Hal senada dikemukakan Muljono (2002) bahwa anggaran
merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Anggaran memiliki peranan penting dalam mempengaruhi perilaku individu-
individu dan kelompok di setiap tingkatan proses manajemen, termasuk 1).
menetapkan sasaran, 2). menginformasikan kepada individu-individu mengenai apa
yang harus diberikan untuk pencapaian sasaran, 3). memotivasi kinerja yang
diinginkan, 4). evaluasi kinerja dan 5). memberikan saran kapan tindakan koreksi
sebaiknya diambil (Carter, 2004). Suatu anggaran merupakan titik fokus dari
keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian. Anggaran membantu manajer
dalam merencanakan kegiatan dan memonitor kinerja operasi serta laba yang
dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban (Shim, 2000).
Anggaran adalah daftar seluruh pengeluaran yang telah direncanakan (Doyle
dan Nolan, 2008: 3). Pada dasarnya, anggaran adalah sebuah dokumen yang
menerjemahkan rencana ke dalam uang. Uang harus digunakan untuk membiayai
kegiatan yang telah direncanakan (pengeluaran), dan uang dibutuhkan untuk
menutup biaya agar pekerjaan bisa diselesaikan (pemasukan). Anggaran adalah
perkiraan mengenai berapa banyak uang yang perlukan untuk mengerjakan program.
30
12
Anggaran diperlukan untuk membantu organisasi dalam hal manajemen
keuangan. Menyusun sebuah anggaran membantu memastikan berapa jumlah uang
yang akan dibutuhkan untuk melakukan rencana kerja. Jika jumlahnya melebihi
perkiraan pemasukan, maka rencana penganggaran juga akan membantu
memperkirakan biaya pokok yang penting dan bisa disesuaikan dengan perkiraan
pemasukan. Anggaran juga membantu organisasi untuk mengelola pengeluaran
melalui siklus proyek atau program. Jika digunakan sebagai acuan, anggaran akan
menunjukan kapan sejumlah uang tertentu dibutuhkan untuk melakukan suatu
kegiatan. Anggaran juga penting bagi akuntabilitas dan transparansi keuangan,
sehingga suatu organisasi akan siap menjawab pertanyaan tentang keuangan jika
mereka sudah punya anggaran yang tepat dan transparan. Anggaran tidak hanya
berfungsi sebagai alat monitoring saja, tetapi juga menunjukkan harapan dan
prioritas dari suatu organisasi atau proyek. Mempunyai anggaran yang seimbang juga
penting bagi keberlanjutan suatu organisasi, karena hal itu menunjukkan bahwa jika
satu sumber pemasukan tidak bisa didapatkan, maka masih ada sumber pemasukan
lain untuk menjalankan organisasi tersebut.
Anggaran bisa dibuat untuk biaya operasional tahunan suatu organisasi atau
bisa juga untuk suatu kegiatan/proyek tertentu. Penyusunan anggaran ini harus
dilakukan setelah suatu organisasi membuat perencanaan strategis dan rencana
kerjanya. Walaupun tampaknya mudah menyusun anggaran untuk keperluan seperti
komputer maupun ruangan kantor, biaya yang sesungguhnya hanya bisa diketahui
dengan perencanaan yang tepat dan terinci dari kegiatan yang riil dilakukan.
31
Penganggaran adalah proses pembuatan anggaran. Penganggaran merupa-kan
penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Hal ini
memainkan peran penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Namun, penganggaran berbeda dengan program, pertama dari jangka
waktunya program dapat lebih dari satu tahun, sedang anggaran hanya untuk satu
tahun saja, kemudian dari segi cakupannya program dapat mencakup lebih dari satu
pusat pertanggungjawaban sedang anggaran hanya mencakup satu pusat
pertanggungjawaban saja.
Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai
anggaran sebagai berikut
1) Sasaran utama dari anggaran adalah penyusunan
rencana kerja yang lengkap yang bersifat kuantitatif dan diukur dengan satuan
mata uang tertentu untuk setiap jenis kegiatan dan setiap jenis kegiatan yang
ada pada suatu organisasi atau perusahaan.
2) Masing-masing rencana kerja dari masing-masing
satuan kerja tersebut satu sama lainnya ataupun secara keseluruhan harus
dapat berjalan serasi.
3) Di dalam penyusunan rencana kerja tersebut perlu
adanya keterlibatan (partisipasi) dari seluruh tingkat manajemen yag ada pada
perusahaan karena anggaran tersebut akan menjadi pedoman bagi semua pihak
dalam perusahaan tentang apa yang harus dilakukan di kemudian hari.
2.1.1.2 Pelaksanaan Anggaran di Tingkat Satuan Pendidikan
32
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan meng-
evaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupa-kan
potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan
belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain.
Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu
disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu
dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam
rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan
memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing
sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah
keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini.
Pengelolaan keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan
pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan (menyusun anggaran keuangan sekolah dan pengembangan RAPBS),
melaksanakan (dibentuk laporan pembiayaan yang menempatkan uang pemasukan
33
dan uang pengeluaran pada kolom yang saling berdampingan) mengetahui anggaran
yang sebenarnya) serta mempertanggungjawabkannya secara efektif (laporan
bulanan dan triwulan kepada Dinas Pendidikan, Badan Administrasi Keuangan
Daerah) dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, pengelolaan
keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, Mulyasa (2006: 193-194).
Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua
dan masyarakat. Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat,
baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam maupun di luar
negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk
kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan
pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran
pembiayaan sekolah (RAPBS).
Berkaitan dengan alokasi anggaran/pembiayaan pada sektor pendidikan,
sebagian pembiayaan ditanggung oleh pemerintah dan sebagian lagi oleh masyarakat
dan orang tua siswa. Di sekolah negeri, biaya yang ditanggung pemerintah meliputi
biaya-biaya untuk gaji kepala sekolah, guru dan staf administrasi, pembangunan dan
pemeliharaan gedung, pengadaan perlengkapan dan bahan ajar. Pada sisi lainnya,
orang tua siswa menanggung biaya-biaya untuk kebutuhan siswa, seperti buku, alat
tulis, transportasi, akomodasi, konsumsi dan juga biaya BP3. Sementara itu, di
34
sekolah swasta, hampir semua biaya pendidikan dibebankan kepada orang tua siswa,
dengan pengecualian di mana beberapa pengeluaran ditanggung yang ditanggung
oleh yayasan sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam bentuk subsidi.
Program bantuan operasional sekolah (BOS) adalah program pemerintah
pusat memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia
memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan sebagai penerima
program. Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/Salafi-yah
setingkat SD dan SMP/MTS/SMPLB/Salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun
tahun ajaran (TA) 2005/2006. Kebijakan ini digulirkannya sebagai pro-gram
kompensasi pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) untuk
pendidikan yang disebut BOS.
Biaya pendidikan tingkat sekolah/madrasah telah dirumuskan oleh be-berapa
pakar atau peneliti. Abbas Ghazali (2003) mendefinisikan biaya pendidik-an (BSP)
tingkat sekolah/madrasah sebagai nilai rupiah dari semua sumber daya yang
digunakan oleh sekolah/madrasah untuk menyelenggarakan pendidikan pertahun.
Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap
tahun, sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaannya, BPS dibedakan menjadi
BSP Inventasi dan BSP Operasional.
1) Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Inventasi
BSP Inventasi adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk
menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai yang digunakan dalam waktu
35
lebih dari satu tahun, misalnya untuk pengadaan tanah, bangunan,
buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor.
2) Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Operasional
BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk
menyediakan sumber daya pendidikan yang habis pakai yang digunakan satu
tahun atau kurang. BSP Opersional mencangkup biaya personal dan biaya non
personal.
a) Biaya personal meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam
Mengajar (KJM), Guru Tidak Tetap (GTT) Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang
lembur dan pengembangan profesi guru (pendidikan dan latihan diklat guru),
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Musyawarah Kerja Kepala
Sckolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok
Kerja Guru (KKG), dan lain-lain.
b) Biaya non personal adalah biaya untuk penunjang Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Evaluasi penelitian, perawatan atau pemeliharaan, daya dan jasa,
pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS-BBM
Bidang Pendidikan secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non
personal hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan Departernen Pendidikan
Nasional (BALITBANG DEPDIKNAS ). Namun karena Biaya satuan yang
digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan untuk
membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personal dan biaya
investasi. Perlu ditegaskan bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya
36
operasional non personal bagi sekolah, bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan
biaya untuk investasi.
Pada dasarnya manajemen anggaran meliputi tiga tahap yaitu (1) peng-adaan
anggaran, (2) penggunaan anggaran, (3) pertanggungjawaban anggaran.
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa sumber-sumber pengadaan anggaran pada
tingkat satuan pendidikan SLTP terdiri atas biaya satuan pendidikan (BSP) investasi
dan operasional. BSP operasional diperoleh melalui berbagai sumber yang
diperbolehkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Salah satu di antaranya adalah
bantuan operasional sekolah (BOS) yang diperoleh dari pusat, dari provinsi, serta
dari APBD kabupaten/kota.
Ahmad Sanusi (2002:91) menyatakan bahwa penggunaan anggaran dan
keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip (1) efisien dalam arti hemat, tidak mewah,
dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) efektif dalam arti terarah
dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, (3) keharusan penggunaan
kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh ini dimungkinkan.
Sementara itu, Turney (1992:130) mengemukakan bahwa sebuah pelaksa-
naan program harus memiliki sifat lentur dengan tetap mengacu kepada peren-canaan
yang telah disusun. Fleksibilitas menurut Turney adalah memodifikasi perencanaan
yang telah disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan
apabila timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Fleksibilitas
juga diperlukan jika terjadi ketidakmenentuan kondisi yang terjadi pada saat
pelaksanaan program kegiatan.
37
Umaedi (2000: 26-28) mengemukakan sejumlah karakteristik pelaksanaan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagai berikut.
(1) Proses belajar-mengajar yang efektivitasnya tinggi.
(2) Kepemimpinan sekolah kuat.
(3) Lingkungan sekolah aman dan tertib.
(4) Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
(5) Memiliki budaya mutu.
(6) Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
(7) Memiliki kewenangan (kemandirian).
(8) Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
(9) Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
(10) Memiliki kemauan untuk berubah.
(11) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
(12) Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
(13) Memiliki komunikasi yang baik.
(14) Memiliki akuntabilitas.
(15) Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.
Dari lima belas karakteristik di atas, beberapa di antaranya berkaitan
langsung dengan pelaksanaan anggaran di tingkat sekolah. Katakteristik tersebut
adalah (1) keterbukaan atau transparansi, (2) akuntabilitas, (3) evaluasi dan
perbaikan secara berkelanjutan, (4) responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan,
serta (5) memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan (konsistensi).
Berdasarkan ketiga teori yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelaksanaan anggaran di tingkat satuan pendidikan SMP harus berada pada
kerangka sebagai berikut.
1) Konsistensi pelaksanaan anggaran
38
2) Efektivitas penggunaan anggaran yang mengandung arti terarah dan
terkendali sesuai dengan rencana.
3) Memiliki fleksibilitas dalam arti memodifikasi perencanaan yang telah
disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan apabila
timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
4) Memiliki akuntabilitas dan transparansi tinggi.
5) Melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutan.
6) Melakukan perbaikan dan pelaporan secara berkelanjutan.
2.1.2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kekayaan yang paling berharga dalam suatu organisasi ialah Sumber Daya
Manusia (SDM). SDM merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah organisasi
yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan program yang berisi
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM supaya
organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan organisasi.
Untuk mencapai produktivitas yang maksimum, organisasi harus menjamin
dipilihnya tenaga kerja yang tepat dengan pekerjaan serta kondisi yang
memungkinkan mereka bekerja optimal.
Menurut Sedarmayanti dalam Umar (2004:42) ciri-ciri SDM yang produktif
adalah tampak tindakannya konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa
tanggungjawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya, mempunyai pandangan
jauh kedepan, dan mampu menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Tempe
dalam Umar (2004:21) ciri-ciri SDM yang produktif adalah cerdas dan dapat belajar
39
dengan relatif cepat, kompeten secara profesional, kreaktif dan inovatif, memahami
pekerjaan, belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet
dalam pekerjaan, selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus
terhenti, dianggap bernilai oleh atasannya, memiliki catatan prestasi yang baik, selalu
meninkatkan diri.
Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan atas kata empowering yang pada
awalnya digunakan dalam konteks manajemen bisnis. Istilah ini berkaitan erat
dengan pemindahan atau pendelegasian wewenang (authority) dan kekuasaan
(power) kepada staf pada suatu sistem.
Dalam konteks manajemen umum, istilah pemberdayaan merupakan konsep
yang mengacu kepada cara praktis dan produktif untuk memperoleh hasil terbaik dari
suatu tujuan dengan mengembangkan lebih dari sekedar pen- delegasian agar
kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektif
(Stewart, 1998:23). Pemberdayaan di sini bukan sekedar pelimpahan tugas semata
kepada staf, melainkan juga pelimpahan proses pengambilan keputusan dan
tanggung jawab secara penuh.
Nasution (2004: 172) memberikan definisi lain mengenai pemberdayaan yang
berbunyi ”pemberdayaan dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-
benar berarti, pemberdayaan tidak sekedar hanya memiliki masukan tetapi juga
memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindaklanjuti masukan tersebut apakah
diterima ataukah tidak.”
Abdullah NS (1998: 29) menambahkan rumusan pemberdayaan melalui
tulisannya pada Mimbar Pendidikan dengan ungkapan ”pemberdayaan budaya
40
organisasi berarti membantu membuat agar organisasi (dalam hal ini lembaga
pendidikan) memiliki budaya organisasi yang lebih kuat atau lebih berdaya dengan
cara menghilangkan sebanyak mungkin hambatan-hambatan dalam meng-
implementasikan visi dari pimpinan organisasi ke arah keadaan yang lebih baik di
masa yang akan datang.”
Dari ketiga konsep rumusan pemberdayaan di atas, dapat disusun sebuah
definisi bahwa pemberdayaan adalah pelibatan seluruh komponen organisasi dalam
melaksanakan visi organisasi (lembaga pendidikan) untuk mencapai posisi yang
lebih baik di masa mendatang melalui pendelegasian secara utuh wewenang,
kekuasaan, dan tanggung jawab kepada staf dalam arti yang sebenarnya, serta dengan
menghilangkan sebanyak mungkin hambatan yang akan muncul dan memberikan
penekanan lebih kuat terhadap nilai-nilai positif.
2.1.2.1 Esensi Pemberdayaan
Manajemen selalu berhubungan dengan wewenang (authority) dan kekuasaan
(power) yang merupakan modal utama untuk menggerakkan sebuah sistem
organisasi. Wewenang dan kekuasaan ini kemudian melahirkan berbagai aturan,
prosedur, perintah, dan sebagainya yang digunakan untuk mengefektifkan lajunya
roda organisasi guna mencapai tujuan secara maksimal. Berbagai teori manajemen
tentang tugas dan fungsi seorang manajer selalu bersumber dari kedua aspek ini
(Stewart, 1998: 16).
Akan tetapi, kekuasaan dan wewenang sangat tampak tidak memper-
timbangkan sisi kemanusiaan sebagai pelaksana laju dan perkembangan sebuah
organisasi. Stewart (1998: 18) bahkan mengemukakan bahwa sebagian besar gaya
41
manajemen lama yang bertumpu pada manajer yang mempunyai wewenang dan
kekuasaan untuk memerintahkan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cepat dan tepat ternyata sering memiliki kendala kemanusiaan yang menjauhkan
hubungan komunikasi interpersonal dan antarpersonal dalam manajemen tersebut.
Para staf lebih banyak bertindak menunggu perintah dari atasan daripada bertindak
sendiri sesuai dengan aturan secara kreatif. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya
pendekatan lebih manusiawi dalam menggerakkan laju dan perkembangan organisasi
sehingga tujuan-tujuan dapat tercapai dengan cepat, tepat, serta komunikasi berjalan
secara maksimal.
Lebih lanjut, Stewart (1998: 17) mengemukakan bahwa pemberdayaan pada
dasarnya bermaksud meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah, dan lain-lain
yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai tujuannya.
Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-hambatan sebanyak mungkin
guna membebaskan organisasi dan orang-orang yang bekerja di dalamnya,
melepaskan mereka dari halangan-halangan yang hanya memperlamban reaksi dan
merintangi aksi mereka.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan tidak
pelak lagi akan mengakibatkan berkurangnya sebagian wewenang dan kekuasaan
para manajer. Akan tetapi, seorang manajer berwibawa akan selalu memiliki
pengetahuan dan pengalaman untuk membimbing, memberi nasihat, dan membantu
staf dalam mengambil keputusan sendiri berdasarkan bimbingan yang diberikannya.
Manajer seperti itu akan mampu memastikan bahwa stafnya ber-tindak tepat tanpa
perlu membuat daftar peraturan yang panjang ataupun perintah-perintah yang keras.
42
Manajer yang memiliki kewibawaan akan lebih mendukung kreativitas dan aktivitas
staf daripada memerintah mereka. Kewibawaan semacam itu tidak akan pernah
lenyap karena mampu memberdayakan stafnya.
Pada dasarnya, pengembangan sekolah sangat bergantung kepada pola
manajemen yang diterapkan di dalamnya serta komitmen seluruh komponen terhadap
sasaran mutu. Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196) mengemukakan bahwa
secara esensial, pemberdayaan mencakup aspek-aspek operasional sebagai berikut.
a. Fokus pada pelanggan, mengandung makna bahwa tujuan utama organisasi adalah untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan melalui suatu cara pelayanan yang bernilai.
b. Memiliki obsesi terhadap kualitas, mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya.
c. Memiliki pemahaman terhadap struktur pekerjaan, artinya setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai guru sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
d. Mengembangkan kebebasan yang terkendali, yang mengandung makna bahwa guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Pengembangan kebebasan di sini mengandung makna sebagai upaya guru dalam memenuhi atau melampaui harapan pelanggannya.
e. Memiliki kesatuan tujuan, yang mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.
f. Mencari kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja.
g. Mengembangkan kerja sama tim. Prinsip ini didasarkan kepada keyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu.
h. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Dalam era teknologi informasi dan teknologi tinggi, mesin yang paling penting dalam
43
lingkungan kerja adalah pikiran manusia. Oleh karena itu, belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengembangan mutu pelayanan sekolah.
2.1.2.2 Pelibatan dan Pemberdayaan Warga Sekolah
Memberdayakan sesuatu pada hakikatnya merupakan perubahan budaya.
Pemberdayaan tidak akan pernah berjalan jika seluruh budaya sekolah (atau
organisasi apa pun) tidak berubah secara mendasar. Sekecil apa pun budaya yang
mampu mendukung beberapa jenis perubahan dalam sikap dan praktek sangat
diperlukan bagi pemberdayaan yang efektif. Di samping itu, perubahan iklim juga
diperlukan untuk dapat mengembangkan proses pemberdayaan.
Nasution (2004: 174) mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan
kunci utama dalam motivasi dan produktivitas. Seorang guru atau staf tata usaha
yang merasa dirinya dihargai dan memiliki kontribusi akan berkembang secara
pribadi dan profesional sehingga kontribusinya bagi lembaga dapat dimaksimal-kan.
Di samping itu, pelibatan dan pemberdayaan ini akan membantu para staf dan guru-
guru dalam mengembangkan dirinya sendiri, saling membantu, dan membantu
sekolah sehingga akan timbul pula rasa memiliki terhadap pekerjaan yang sedang
digarapnya yang pada akhirnya akan mengarah kepada keinginan staf yang lebih
besar dalam mengambil keputusan, menanggung resiko dalam upaya perbaikan, dan
menyampaikan ketidaksetujuannya.
Untuk memicu inisiatif warga sekolah diperlukan lingkungan dan kondisi
yang kondusif. Agar lingkungan itu terbentuk, Nasution (2004: 179) menjelaskan
bahwa kepala sekolah sebagai manajer harus melakukan hal-hal sebagai berikut ini.
a. Mempercayai kemampuan staf dan guru-guru untuk mencapai keberhasilan.
44
b. Bersifat sabar dan memberikan waktu kepada guru-guru dan staf untuk belajar.
c. Memberikan bimbingan dan pengarahan yang jelas dan sistematis.
d. Mengajarkan keterampilan baru kepada staf dan guru-guru dalam langkah-langkah yang sederhana dan mudah dipahami.
e. Mengajukan pertanyaan yang menantang kepada guru-guru dan staf sekolah untuk berpikir dengan cara baru.
f. Membagi informasi dengan seluruh komponen sekolah untuk menjalin hubungan yang lebih lancar.
g. Memberikan umpan balik yang tepat waktu dan dapat dipahami serta membantu mereka selama proses belajar.
h. Menawarkan berbagai alternatif untuk melaksanakan tugas.
i. Menunjukkan sense of humor dan perhatian terhadap staf dan guru-guru.
j. Berfokus pada hasil dan menghargai perbaikan pribadi.
2.1.3 Peningkatan Kualitas Pendidikan
2.1.3.1 Pengertian Kualitas
Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti
‘sebagaimana kenyataannya’. Definisi kualitas secara internasional (BS EN ISO
9000, 2000) adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang me-
lekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4). Sedangkan menurut American
Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karak-teristik barang
atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92).
45
Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam inter-
pretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai
‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang
memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming
berpendapat kualitas adalah ‘mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen
secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan’. Filosofi Deming
membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106).
Philip Kotler (2000:329-333) mengemukakan tentang delapan dimensi
kualitas yang terdiri atas: (1) kinerja (performance): karakteristik operasi suatu
produk utama, (2) ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), (3) kehandalan
(reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4) kesesuaian
dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5) daya tahan (durability), (6)
kemampuan melayani (serviceability) (7) estetika (estethic): bagaimana suatu produk
dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8) ketepatan kualitas yang dipersepsikan
(perceived quality).
Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk di-
pahami dan disepakati. Dewasa ini kata kualitas mempunyai beragam interpretasi,
tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya.
Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar:
organisasi, kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan
komunikasi (Dale, 2003:4).
Definisi tentang kualitas selalu terkait dengan produk. Yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah apakah produk pendidikan itu? Pertanyaan itu penting
46
untuk diajukan karena untuk mengetahui pendidikan itu berkualtias atau tidak maka
kita perlu tahu produk pendidikan itu sendiri? Pendidikan itu adalah jasa atau
pelayanan (service) dan bukan produksi barang. Pemahaman karakteristik kualitas
jasa lebih sulit untuk didefinisikan daripada kualtias produk fisik.
Untuk itulah, perlu dipahami beberapa perbedaan produksi jasa dan produksi
barang. Philip Kotler (2000:362) menjelaskan enam macam perbedaan jasa
pelayanan dibandingkan dengan produksi barang sebagai berikut.
1) Pertama, jasa pelayanan biasanya terjadi kontak langsung antara
penyedia jasa dengan pengguna akhir, maka kualitas jasa bergantung pada
orang yang memberikan pelayanan dan orang yang menerima pelayanan.
2) Kedua, jasa harus diberikan secara tepat waktu karena pelayanan
dikonsumsi secara langsung pada saat jasa itu diberikan. Kontrol kualtias jasa
dilakukan sebelum dan selama jasa tersebut diberikan. Adanya kontak
langsung tersebut memungkinkan adanya evaluasi dan feedback yang
merupakan sarana utama untuk mengukur kepuasan pelanggan.
3) Ketiga, jasa pelayanan tak dapat ditambal sulam atau diperbaiki. Oleh
karena itu, penting sekali untuk ditetapkan standar pelayanan dari tahap awal.
Selain itu, dalam memberikan pelayanan memungkinkan untuk terjadinya
kesalahan manusia.
4) Keempat, jasa pelayanan berkaitan dengan masalah-masalah yang
tidak kelihatan sehingga sulit sekali untuk menggambarkan seperti apa
keinginan pelanggan. Dalam jasa pelayanan lebih banyak menyangkut proses
daripada hasil akhirnya.
47
5) Kelima, jasa pelayanan biasanya diberikan secara langsung kepada
pelanggan oleh pengawai yunior, sedangkan pegawai senior berada jauh dari
pelanggan. Oleh karena itu, pegawai yunior terutama yang digarda depan
(front line) harus dimotivasi untuk selalu memberikan pelayanan terbaiknya.
6) Keenam, sangat sulit untuk mengukur keberhasilan output dan
produk-tivitas jasa pelayanan. Satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan
adalah kepuasan pelanggan. Dalam hal ini ukuran-ukuran yang tidak tampak
merupkan faktor kesuksesan yang penting seperti perhatian, kesopanan
keramahtamahan, dan pemberian bantuan.
Karena satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan adalah kepuasan
pelanggan, kinerja kualitas pendidikan dapat diukur dari tingkat kepuasan pelanggan.
2.1.3.2 Kualitas Pendidikan
Sallis dan Jones (2002: 106) mengemukakan bahwa kualitas memiliki dua
konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut
sesuatu (barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna.
Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Dalam konsep ini kualitas
mirip dengan suatu kebaikan, kecantikan, kepercayaan yang ideal tanpa ada
kompromi. Kualitas dalam makna absolut adalah yang terbaik, tercantik, terpercaya.
Bila dipraktikkan dalam dunia pendidikan, konsep kualitas absolut ini bersifat elitis
karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas
tinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu
membayarnya.
48
Dalam konsep relatif, kualitas bukan merupakan atribut dari produk atau jasa.
Sesuatu dianggap berkualitas jika barang atau jasa memenhii spesifikasi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, kualitas bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan
sebagai alat ukur atas produk akhir dari standar yang ditentukan.
Dalam konsep relatif, produk yang berkualitas adalah yang sesuai dengan
tujuannya (fit for their purpose). Definisi kualitas dalam konsep relatif memiliki dua
aspek, yaitu dilihat dari sudut pandangn produsen maka kualitas adalah mengukur
berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan dan dari sudut pandang pelanggan maka
kualitas untuk memenuhi tuntutan pelanggan.
Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal.
Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan lainnya.
Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan
sekunder, dan pelanggan tersier. Pelanggan eksternal eksternal primer adalah peserta
didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin
pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja, pemerintah, dan
masyarakat luas.
Dalam konsep relatif kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi
pelanggannya baik pelanggan internal maupun eksternal. Namun, berdasarkan
perkembangan paradigma baru pendidikan, kualitas pendidikan seharusnya juga
diukur dari sisi pelanggan internal yang tak lain adalah kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan lain hingga pegawai tata usaha sekalipun.
Dari sudut pelanggan eksternal primer ada baiknya mengutip uraian Pusat
Kurikulum (2003: 24) yang mengemukakan bahwa pendidikan berkualitas adalah
49
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi: pertama, pembelajar
sepanjang hayat, kedua, komunitkator yang baik dalam bahasa nasional dan
itnernasional, ketiga, berketerampilan teknologi untuk lalapangan kerja dan
kehidupan sehari-hari, keempat, siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks,
pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, kelima, menjadi warga negara
yang bertanggung jawab secara sosial, politik, dan budaya.
Dari sudut pandang internal tentu saja pendidikan berkualitas adalah yang
memungkinkan tenaga pengajar dan staf lainnya mampu berkembang baik secara
fisik maupun psikis. Berkembang secara fisik antara lain mendapatkan imbalan
finansial dan kesejahteraan hidup secara layak, sedangkan perkembangan secara
psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan
kemampuan, bakat, dan kreativitasnya. Tenaga pengajar dan staf juga akan merasa
puas bila suasana kerja atau budaya kerja di sekolah mendukung.
Pendidikan adalah jasa sehingga kontrol sebelum pelayanan diberikan kepada
pengguna akhir harus menjadi perhatian utama. Untuk menghasilkan pendidikan
berkualitas maka program pendidikan harus dipersiapkan secara baik. Oleh karena
itu, sistem pendidikan ktia harus direformasi secara besar-besaran baik dari
perencanana, pelaksanaan, penilaian dan lain-lain.
Menurut Abdul Rohman (000000, dalam http://www.datafilecom.co.cc
/000000/10/mbs-untuk-meningkatkan-kualitas.html) terdapat beberapa kondisi yang
di-perlukan untuk suksesnya perencanaan pendidikan, yaitu (1) adanya komitmen
politik pada perencanaan pendidikan, (2) perencanaan pendidikan harus tahu betul
apa yang menjadi hak, tugas dan tanggung jawabnya, (3) harus ada perbedaan yang
50
tegas, antara area politis, teknis, dan administratif pada perencanaan pendidikan, (4)
perhatian lebih besar diberikan pada penyebaran kekuasaan untuk membuat
keputusan politis dan teknis, (5) perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan
kebijakan dan prioritas pendidikan yang terarah, (6) tugas utama prencanaan
pendidikan adalah pengembangan secara terarah dan memberikan alternatif teknis
sebagai sarana untuk mencapai tujuan politis pendidikan, (7) harus mengurangi
politisasi pengetahuan, (8) harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik
terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan, (9) administrator
pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan
pendidikan, dan (10) ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek
pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja sama yang saling menguntungkan
antara pemerintah-swasta-universitas yang memegang otoritas pendidikan.
Slamet (1999: 56) memberikan karakteristik pendidikan bermutu dengan
tanda-tanda (1) ketepatan waktu pelayanan, (2) akurasi pelayanan, (3) kesopanan dan
keramahan (unsur menyenangkan pelanggan), (4) bertanggung jawab atas segala
keluhan (complain) pelanggan, (5) kelengkapan pelayanan, (6) kemudahan
mendapatkan pelayanan, (7) variasi layanan, (8) pelayanan pribadi, (9) kenyamanan,
dan (10) ketersediaan atribut pendukung.
Sementara itu, Sudarwan Danim (2006:97) dengan merujuk kepada pendapat
Edward Sallis, mengidentifikasi ciri-ciri sekolah bermutu yang mengembangkan
kualitas pendidikan sebagai berikut.
1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan
komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
51
3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya.
4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya.
6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal.
10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai
jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai
suatu keharusan.
Pemerintah Republik Indonesia, membatasi kualitas pendidikan tersebut
dengan mengacu kepada pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 yang meliputi (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi
lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan
prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan;dan (8) standar penilaian
pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ini
menyebutkan bahwa ”Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu” (pasal 3) dan ”Standar Nasional Pendidikan
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat” (pasal 4).
52
Proses penjaminan mutu pendidikan berdasarkan PP Nomor 19/2005 di atas,
dengan memperhatikan peraturan-peraturan menteri pendidikan nasional yang
menyertainya, dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1
Proses Penjaminan Mutu Pendidikan
2.1.4 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang dilakukan berkenaan dengan permasalahan
penggunaan anggaran pendidikan menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat
antara proses pelaksanaan anggaran pendidikan yang terdapat pada APBS maupun
dana-dana subsidi lainnya serta pemberdayaan sumber daya sekolah dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
Syamsuddin (1999, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara,
Medan) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Pembiayaan Pendidikan
terhadap Mutu Hasil Belajar melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah
Menengah Pertama di Kabupaten Asahan tahun 1999”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengarih biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui
mutu proses belajar mengajar pada SMP di Kabupaten Asahan. Hasil penelitian
53
STANDAR(SNP)STANDAR
(SNP)
INPUT (Peserta Didik)INPUT
(Peserta Didik)
PROSEDUR di Tingkat SekolahPROSEDUR di
Tingkat Sekolah
Tindak lanjut memeriksa dan meningkatkan
produk (siklus)
PROSESPROSESKONSISTENSI
KUALITAS PRODUKKONSISTENSI KUALITAS PRODUK
membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap
mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Model kedua
menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar
dengan variasi terjelaskan dalam R2. Pada model ketiga mutu proses belajar mengajar
berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan
dalam R2. Sedangkan pada mode keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan
terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif. Akan tetapi, biaya pendidikan
berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu
proses belajar mengajar. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa mutu proses
belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian.
Khoiruddin Syaiful Rahman (2009, Program Studi Magister Manajemen,
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang) melakukan penelitian
dengan judul ”Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap
Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada
Yayasan Ponpes MTs – MA NU Assalam dan MTs – MA NU Muallimat di Kudus)”.
Peneliti memiliki anggapan bahwa pemberdayaan karyawan perlu mendapatkan
perhatian serius karena pemberdayaan mencerminkan keyakinan karyawan terhadap
kemampuan dirinya sendiri. Proses pemberdayaan di dalam perusahaan dapat
dikatakan berhasil bila kinerja karyawan baik. Karyawan yang memiliki kinerja
tinggi memperlihatkan keinginan yang kuat untuk mengeluarkan energi ekstra demi
peningkatan kinerjanya dan juga kinerja perusahaan. Proses pemberdayaan tidak
akan berjalan dengan baik tanpa didukung locus of control dan kepercayaan yang
saling mendukung satu sama lain. Pengambilan sample dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode sensus dan jumlah sample yang diambil dari tiap bagian
54
adalah berjumlah 145 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan
adalah Structural Equation Modelling (SEM). Dari hasil analisis data dapat diketahui
bahwa kedua variabel locus of control dan kepercayaan berpengaruh terhadap
pemberdayaan karyawan dan kinerja karyawan. Sedangkan variabel yang
mempunyai pengaruh paling besar adalah kepercayaan.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama di masa depan apabila kita
ingin menghindarkan diri sebagai salah satu negara terbelakang dan agar dapat turut
berperan penting dalam percaturan dunia internasional. Banyak negara yang
memfokuskan ekonominya pada eksploitasi sumber daya alam akhirnya gagal
membuat rakyatnya sejahtera. Indonesia termasuk dalam deretan negara seperti ini.
Untuk konteks Indonesia, kegagalan ini bukan karena kekayaan yang dieksploitasi
tidak laku dipasaran, tetapi akibat sumber daya alam yang besar itu tidak dikelola
sendiri namun meminta pertolongan kepada pihak luar, sehingga keuntungannya pun
tidak sepenuhnya milik Indonesia. Itu artinya, berapapun besarnya kekayaan bumi
Indonesia, jika masyarakatnya tidak terdidik, mimpi kesejahteraan tidak akan pernah
terwujud, kalah dari negara yang hanya punya pendidikan yang bagus, meski sumber
55
daya alamnya sedikit. Dan Singapura membuktikan itu dengan menjadi mitra
Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya minyak meski mereka tidak punya
ladang minyak sendiri.
L.C. Solmon dalam tulisannya yang berjudul The Quality of Education
(Psacharopaulos, 1987:53) menyatakan bahwa untuk memahami kualitas pen-didikan
dari sudut pandang ekonomi diperlukan pertimbangan tentang bagaimana kualitas itu
diukur. Dalam hubungan ini terdapat beberapa sudut pandang dalam mengukur
kualitas pendidikan yaitu: (1) pandangan yang menggunakan pengukuran pada hasil
pendidikan (sekolah atau college), (2) pandangan yang melihat pada proses
pendidikan, dan (3) pendekatan teori ekonomi yang menekankan pada akibat positif
pada siswa atau pada penerima manfaat pendidikan lainnya yang diberikan oleh
institusi dan atau program pendidikan.
Sudut pandang tersebut di atas, masing-masing punya kelemahnnya sendiri-
sendiri, namun demikian pengukuran di atas tetap perlu dalam melihat masalah
kualitas pendidikan, yang jelas diakui bahwa masalah peningkatan kualitas
pendidikan bukanlah hal yang mudah sebagaimana diungkapkan oleh Stanley J.
Spanbauer (1992:49) “Quality improvement in education should not be viewed as a
“quick fix process”. It is a long term effort which require organizational change and
restructuring”. Ini berarti bahwa banyak aspek yang berkaitan dengan kualitas
pendidikan, dan suatu pandangan komprehensi mengenai kualitas pendidikan
merupakan hal yang penting dalam memetakan kondisi pendidikan secara utuh,
meskipun dalam tataran praktis, titik tekan dalam melihat kualitas bisa berbeda-beda
sesuai dengan maksud dan tujuan suatu kajian atau tinjauan.
56
Kualitas pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia
merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan
baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil
pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan mempunyai kontinum dari rendah
ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan
sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel
terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi,
kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Sallis
(2006:30-31) menyatakan:
“ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut”
Pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang
pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas
pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam hubungan
dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley
tahun 1989 (Mintarsih Danumihardja 2004 : 6) menyatakan bahwa factor guru,
waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan
kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di
sekolah menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan
57
prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan
kualitas pendidikan.
Sementara itu Nanang Fatah (2000:90) mengemukakan upaya peningkatan
mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga factor utama
yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga
kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) Mutu proses belajar mengajar yang
mendorong siswa belajar efektif; dan (3) Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan,
sikap keterampilan, dan nilai-nilai. Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar
mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang
dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan
semua ini tentu saja memerlukan sumberdaya pendidikan termasuk biaya.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran
tingkat sekolah dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta di kota dan kabupaten Kendal
Gorowong Karang Tumaritis.
2.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Sumber daya pendidikan terdiri atas kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan lainnya. Sumber daya pendidikan ini merupakan agen-agen penting
yang berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan. Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak untuk
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam di masyarakat. Kemajuan ilmu
58
pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai
keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam
pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus
menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa lebih kompetitif. Era
globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di
segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah
profesi guru sebagai tenaga pendidik. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat
global, tugas guru sebagai tenaga pendidik juga dituntut profesional dalam bidangnya
(Education International, 1998: 112).
Tenaga pendidik yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi
kebudayaan, melinkan juga mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang
dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas
yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi
pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi
masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah,
pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang
meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang
kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan
kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral,
sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan
pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan
yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika
disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya
mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar.
59
Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi
sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi
pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang
efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam
kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada
kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan
salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan.
Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju
kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi
dan meningkatkan daya saingnya.
Analisis penelitian ini mendasarkan pada teori pemberdayaan SDM sesuai
dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju terciptanya SDM
yang unggul dan kompetitif dimulai dari peningkatan kualitas kinerja tenaga
pendidik yang profesional. Pemberdayaan (empowerment) mengandung dua pe-
ngertian, yaitu: (1) to give power to (memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan,
mendelegasikan otoritas pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk memberi
kemampuan) (Oxford English Dictionary).
Berdasarkan pemikiran tersebut diduga terdapat pengaruh pemberdayaan
sumber daya sekolah yang terdiri atas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta yang berada
di wilayah kota dan kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
60
2.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan
paradigma baru manajemen pendidikan yang difokuskan pada mutu itu sendiri,
otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini
diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu
(Wirakartakusumah, 1998).
1) Mutu
Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat
diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh
argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai
agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan
konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses dan hasil
belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa
berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut
atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk atau hasil dan
jasa tersebut.
2) Otonomi
Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya
mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling
tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti
dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/staf non
61
akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar
akademik. Dalam penerapannya di sekolah, misalnya, paling tidak bahwa
guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mem-punyai
otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi
di atasnya.
3) Akuntabilitas
Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan
output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut
kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan
dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan
kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi
(keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk
penggunaan semua sumberdayanya.
4) Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu pengendalian dari luar melalui proses
evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil
akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi
lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa
yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan independen
yang berwenang. Di Indonesia pelaksanaan akreditasi pendidikan untuk
Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan
sekolah-sekolah menengah ke bawah oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS).
5) Evaluasi
62
Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan
memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat,
serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi,
kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan
keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau
eksternal. Suatu evaluasi akan lebih bermanfaat bila dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu evaluasi terpenting dalam pendidikan adalah
evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan bertahap dan terus menerus atas
seluruh komponen-komponen pendidikan.
Kelima paradigma pendidikan di atas merupakan standar untuk tercapai-nya
kualitas pendidikan, baik di tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah
hingga ke perguruan tinggi. Pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya
manusia seluruhnya mengacu kepada kelima komponen di atas. Dengan demikian
dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia
dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah.
Hubungan pengaruh ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
63
Pelaksanaan Anggaran (X1)Mardiasmo (2005:67-68)
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan (X2)
Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196)
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
(Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005)
H1
H2
H3
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis alternatif
sebagai berikut.
H1 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran terhadap peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis.
H2 : Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
H3 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya
manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada
SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis.
64
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pelaksanaan
anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas
pendidikan. Hal yang dijadikan objek penelitian adalah permasalahan peningkatan
kualitas pendidikan dikaitkan dengan pelaksanaan penganggaran serta pemberdayaan
sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal
Gorowong Karang Tumasritis.
3.1.1 Tempat Penelitian
65
Sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah serta memperhatikan
tujuan penelitian yang dikembangkan pada Bab I, maka penelian ini akan
dilaksanakan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di wilayah kabupaten dan kota
Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Jumlah SMP yang dijadikan populasi
penelitian ini seluruhnya adalah 260 sekolah yang terdiri atas 153 SMP Negeri dan
107 SMP Swasta yang berada di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang
Tumasritis.
3.1.2 Waktu Penelitian
Sebuah penelitian, bagaimanapun peliknya, memiliki batas waktu tertentu
serta penjadwalan yang seharusnya dilaksanakan secara konsisten. Penelitian atas
pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya sekolah terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis pada tahun 000000-
000000 ini dilaksanakan selama enam bulan dengan alokasi waktu sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jadwal pelaksanaan penelitian
No Jenis KegiatanPelaksanaan Bulan ...
Keterangan1 2 3 4 5 6 7
1 Perencanaan Judul
2Pengajuan Proposal Penelitian
3 Seminar Proposal
4Penyusunan Instrumen Penelitian
5 Uji Coba Instrumen
6 Revisi Instrumen
7Pengajuan Izin Penelitian
8 Pengumpulan Data
66
49
9 Pengklasisfikasian Data
10Analisis dan Interpretasi Data Hasil Penelitian
11 Penulisan Laporan
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian memandu peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian
akan dilakukan, dengan alat apa dan prosedur yang bagaimana. Dalam penelitian
tentang ”pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia
terhadap peningkatan kualitas pendidikan” ini digunakan metode deskriptif. Metode
deskritif adalah suatu metode penelitian atas kelompok manusia, objek, set kondisi,
sistem pemikiran, ataupun peristiwa sekarang. Penelitian deskritif memberikan
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta serta hubungan fenomena yang diselidiki.
Penelitian survey menitikberatkan pada penelitian yang rasional yakni
mempelajari hubungan antarvariabel sehingga baik secara langsung atau tidak
langsung hipotesis penelitian bisa senantiasa dipertanyakan. Tujuan survey dapat
merupakan pengembangan data sederhana bersifat menerangkan atau menjelas-kan,
yakni mempelajari tentang fenomena sosial dengan cara meneliti hubungan variabel
penelitian. Survey juga dapat menjadi alat bantu penyelidikan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau
suatu daerah yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembenaran. Di samping itu,
metode deskripsi survey juga dapat digunakan untuk penyelidikan untuk menguji
hipotesis.
67
Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui berapa besar pengaruh
antara variabel yang satu terhadap variabel yang lain, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Pokok permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel bebas
berupa Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pendidikan (X2) serta variabel terikat Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y).
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) mendefinisi-kan
secara operasional variabel penelitian; (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c)
menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan (e) melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
yang sedang diteliti. Singarimbun (2003:46-47) memberikan pengertian tentang
definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Definisi operasional dapat juga dikatakan sebagai
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan
variabel yang sama. Dengan demikian, definisi operasional dalam sebuah penelitian
harus dapat diukur dan spesifik serta dapat dipahami oleh orang lain.
Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, variabel penelitian ini
dapat didefinisikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
68
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pelaksanaan Anggaran (X1)
(Ahmad Sanusi, 2002:91; C. Turney, 192:
130; dan Umaedi, 2000:
26-28)
Konsistensi Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Ordinal
Efektivitas Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan.
Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
Ordinal
Fleksibilitas Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.
Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan.
Ordinal
Akuntabilitas dan Transparansi
Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ordinal
Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan berkesinambungan oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.
Ordinal
Evaluasi penggunaan anggaran dilaku-kan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.
Ordinal
Perbaikan dan Pelaporan
Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbang-kan kondisi dan situasi yang berlangsung.
Ordinal
Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester,
Ordinal
69
Variabel Dimensi Indikator Skala
dan pada akhir tahun pelajaran.
Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Sekolah (X2)
Scholtes dalam Nasution (2004:
195-196)
Fokus pada pelanggan
Memberikan pelayanan pendidikan terbaik dan maksimal.
Ordinal
Obsesi terhadap kualitas
Secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu.
Ordinal
Pemahaman terhadap struktur pekerjaan
Memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/ kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Ordinal
Kebebasan yang terkendali
Peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.
Berusaha menemukan inovasi pembel-ajaran bagi kepentingan peserta didik.
Ordinal
Kesatuan tujuan Memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah.
Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.
Ordinal
Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem
Mencari dan menemukan kesalahan-kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja.
Ordinal
Kerja sama tim Berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu.
Ordinal
Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
Dilakukan kegiatan pelatihan dan pembelajaran secara terus-menerus untuk pengembangan mutu pelayanan sekolah.
Ordinal
Peningkatan Kualitas
Pendidikan (Y)
(Peraturan Pemerintah Nomor 19
Pencapaian Standar Isi
Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan indikator-indikator berikut.
a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP se-suai dengan
Ordinal
70
Variabel Dimensi Indikator Skala
Tahun 2005) kondisi sekolah, ke-butuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa.
b. Sekolah menyelenggarakan pengembangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain).
c. Secara bertahap sekolah memasuk-kan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembang-an lembaga pendidikan.
d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaikinya dari tahun ke tahun.
(1) Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan perangkatnya sesuai dengan perkembangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa.
Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006.
Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya).
(a) Bahasa Indonesia
(b) Bahasa Inggris
(c) Matematika
(d) IPA
Ordinal
Pelaksanaan Standar Proses
Setiap guru di sekolah menunjukkan peningkatan dalam melakukan peren-canaan proses pembelajaran, pelaksana-an proses
Ordinal
71
Variabel Dimensi Indikator Skala
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Terjadi peningkatan kualitas dan kuan-titas pada pelaksanaan proses pembel-ajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta mem-berikan ruang yang cukup bagi pra-karsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kom-petensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai aktivitas (mengikuti pendidik-an dan pelatihan berkelanjutan, meng-ikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah.
Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya.
Ordinal
Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana
Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran meliputi perabot, peralat-an pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang di-perlukan untuk menunjang proses pem-belajaran yang teratur dan berkelanjut-an.
Ordinal
72
Variabel Dimensi Indikator Skala
Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya. Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Pencapaian Standar Pengelolaan
Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini.
a. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus.
b. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.
c. Efektivitas dan efisiensi pember-dayaan struktur organisasi satuan pendidikan.
d. Pembagian tugas di antara pen-didik.
e. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.
f. Pelaksanaan peraturan akademik.
g. Pelaksanaan tata tertib satuan pen-didikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kepen-didikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
h. Pengembangan kode etik hubung-an antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan
Ordinal
73
Variabel Dimensi Indikator Skala
pendidikan dengan masyarakat.
i. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan.
Pemenuhan Standar Pembiayaan
Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidik-an guru dan tenaga tata usaha).
Ordinal
Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan
Terdapat peningkatan kualitas pelak-sanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pen-didikan.
Ordinal
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian yang disusun berdasarkan hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut.
74
r y x1
r y x2
R2 y.x1.x2
Pelaksanaan Anggaran Sekolah
(X1)
Pemberdayaan Sumber Daya Sekolah (X2)
Peningkatan Kualitas Pendidikan
(Y)
Keterangan:
= Berpengaruh secara Simultan
= Berpengaruh secara Parsial
3.5 Sumber Data
Sumber data mengacu kepada populasi penelitian serta penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian. Populasi menurut Husaeni adalah semua nilai baik
melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu
mengenai objek yang lengkap dan jelas. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi,
maka populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak terbatas (tak
terhingga), dan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.
Menurut Sugiyono (2004:4) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yang menggunakan seluruh populasi disebut sampel total atau
sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil, untuk anggota
populasi yang relatif besar bisa mengambil sampel sebagian dari anggota populasi
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaga pendidikan SMP
Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis yang
seluruhnya berjumlah 260 sekolah dan terdiri atas 153 SMP negeri serta 107 SMP
swasta sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
75
No. WilayahJumlah SMP
JumlahNegeri Swasta
1 Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis
118 88 206
2 Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis
35 19 54
JUMLAH 153 107 260
Mengingat jumlah populasi sekolah yang digunakan pada penelitian ini relatif
banyak, maka diperlukan pengambilan sampel penelitian. Teknik peng-ambilan
sampel ini penting sekali dilakukan karena sampel adalah merupakan dari sebagian
karakteristik yang dimiliki populasi. Bila populasi dibesarkan maka penelitian akan
menggunakan sampel yang berlaku untuk populasi, teknik pengambilan sampel ini,
sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2004:56-60) terdiri atas teknik sebagai
berikut.
1) Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi itu dipilih menjadi anggota.
Sampel teknik ini meliputi sampel random sampling, dan cluster
sampling/sampling daerah.
2) Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi sampling simetris, sampling
76
kuota, sampling aksidental, purposive, dan sampling jenuh atau snoball
sampling.
Teknik pengumpulan data dengan responden kepala SMP Negeri dan Swasta
yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis ini
menggunakan teknik sampling berupa probability sampling, yaitu teknik sampling
yang mem-berikan peluang yang sama bagi semua anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004: 92). Metode pengambilan sampel yang
diguna-kan adalah stratified random sampling di mana populasi mempunyai anggota
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Ukuran populasi (N) adalah jumlah SMP Negeri dan Swasta yang berada di
wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Untuk
menghindari kurangnya respon dari responden terhadap jawaban kuesioner yang
disediakan, jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Rachmad (1964; 99) sebagai berikut.
n =
Keterangan:n = Ukuran sampelN = Ukuran Populasid = Presisi yang ditetapkan (yaitu 0,1)1 = Angka konstanta
n = = 72,22
= 72 responden
Rancangan sampel dilakukan secara proporsional dengan proporsional
random sampling, dengan cara menyebarkan angket kepada SMP Negeri dan Swasta
77
yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Moh. Natzir (1983: 361)
sebagai berikut.
n1 =
Dimana:n1 = Banyaknya sampel keseluruhanN1 = Ukuran sampelN = Banyaknya populasixn = Banyaknya populasi ke n
Maka sampel yang akan diambil pada masing-masing kelompok populasi
dalam rangka penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Penentapan Sampel Penelitian
No Kelompok Populasi N Jumlah Sampel
1SMP Negeri di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis
118 118 : 260 x 72 = 33
2SMP Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis
88 88 : 260 x 72 = 24
3SMP Negeri di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis
35 35 : 260 x 72 = 10
4SMP Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis
19 19 : 260 x 72 = 5
TOTAL 260 72
3.6 Teknik Pengumpulan Data
78
Menurut Nasir (2003:328), teknik pengumpulan data merupakan instrumen
ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan
dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, serta
beragam fakta yang berpengaruh terhadap fokus penelitian yang sedang diteliti.
Sesuai dengan pengertian teknik penelitian di atas, teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini terutama ada dua macam, yakni studi dokumentasi dan
teknik angket.
1) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan
sebagai cara pengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-
bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di
lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada pengaruhnya dengan lokasi
penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan dan keuangan, serta
dokumen lain yang relevan dengan fokus penelitian.
2) Teknik Angket
Angket yang disusun dan dipersiapkan disebar kepada responden di 72
SMP negeri dan swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal
Gorowong Karang Tumasritis sebagaimana ditetapkan sebagai sampel penelitian.
Jumlah angket yang disebarkan seluruhnya adalah 72 perangkat sesuai dengan
jumlah sampel yang ditetapkan. Pemilihan dengan model angket ini didasarkan
atas alasan bahwa (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan, (b) setiap responden
79
menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang
diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan dalam memilih jawaban, dan (d)
dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak
responden dalam waktu yang cepat dan tepat.
Responden untuk masing-masing sampel terdiri atas kepala sekolah
(variabel X1), guru senior (variabel X2), dan komite sekolah (variabel Y).
3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data yang akan diungkap adalah Pengaruh Pelaksanaan
Anggaran dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas
Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumasritis Tahun 2008-2009. Untuk mengungkap data ini digunakan angket
yang berbentuk skala Likert. Adapun alasan menggunakan skala Likert ini untuk
mengukur sikap, pendapat dan propesi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengembangan instrumen
penelitian secara garis besarnya adalah sebagai berikut.
1) Merumuskan definisi operasional setiap variabel penelitian hingga masing-
masing variabel memiliki batasan yang jelas mengenai aspek dan subaspek
yang akan diukur serta indikatornya masing-masing.
2) Menyusun penjabaran konsep yang akan dijadikan panduan dalam penulisan
butir-butir pertanyaan.
3) Merumuskan butir-butir pertanyaan sesuai dengan penjabaran konsep
instrumen penelitian yang telah ditetapkan.
80
4) Mendiskusikan perangkat instrumen dengan pembimbing untuk men-
dapatkan masukan dan pertimbangan mengenai kelayakan konstruksi, lingkup
dan redaksi dari setiap pernyataan.
5) Menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dengan tujuan untuk
mengukur valid tidaknya instrumen itu.
a) Teknik korelasi yang dipergunakan adalah teknik korelasi Spearman
Brown, yaitu hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria validitas
yaitu suatu butir pernyataan dinyatakan valid jika koefesien rhitung lebih
besar dari rtabel pada taraf signifikansi = 0,05. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut.
rxy =
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
n : jumlah responden
X : Jumlah skor setiap item
Y : Jumlah skor total seluruh item
(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor item X
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item X
(∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor item Y
(∑X)2 : Jumlah kuadrat skor item Y
81
b) Menata ulang instrumen pernyataan sesuai dengan butir-butir per-nyataan
yang valid (sahih).
c) Uji reliabilitas instrumen digunakan dengan menggunakan koefesien
reliabilitas dari Alpha Cornbach.
α =
Keterangan :
α = nilai koefisien reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = mean kuadrat kesalahan
Si2 = varians total
Hasil yang diperoleh dari ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r
Interval Koefesien Interpretasi
0.000 - 0,199 Sangat rendah
0.200 - 0.399 Rendah
0.400 - 0.599 Sedang
0.600 - 0.799 Kuat
0.800 - 1.000 Sangat Kuat
Instrumen sebagai alat pengumpul data dalam penelitian harus
memenuhi persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (realiability). Oleh
82
karena itu dalam penelitian instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
dari penelitian terlebih dahulu diujicobakan guna menge-tahui kesahihan dan
keterandalan instrumen tersebut. Suatu instrumen dikata-kan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Reliabilitas adalah indeks yang mampu
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di-percaya atau dapat
diandalkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sugiyono, yang
mengatakan bahwa hasil penelitian itu valid jika terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
3.8 Analisis Data Hasil Penelitian
3.8.1 Analisis Deskriptif
Untuk mencari skor total vaiabel dalam batas-batas nilai minimum, kuartil I,
median, kuartil III, dan nilai maksimal yang dapat dicapai, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
a) Menentukan skor maksimum, yaitu skor jawaban terbesar dikalikan
banyak item.
b) Menentukan skor minimum, yaitu skor jawaban terkecil dikalikan
banyak item.
c) Menentukan nilai median, yakni hasil penjumlahan skor maksimum
dengan skor minimum dibagi dua.
d) Menentukan nilai kuartil I, yaitu hasil penjumlahan skor minimum
dengan median dibagi dua.
83
e) Menentukan nilai kuartik III berupa hasil penjumlahan skor
maksimum dengan median dibagi dua.
f) Membuat skala yang menggambarkan skor minimum, nilai kuartil
pertama, nilai median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimum.
Skala interpretasi yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.8.2 Methode of Successive Interval (MSI)
Rasyid (1993) mengemukakan bahwa untuk dapat melakukan analisis regresi
berganda, data dipersyaratkan memiliki skala minimum interval. Data yang berasal
dari kuesioner yang memiliki skala ordinal harus terlebih dahulu ditransformasikan
ke dalam data nominal dengan menggunakan methode of successive interval (MSI).
Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai barikut.
a) Menentukan frekuensi setiap respon.
b) Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
c) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga
diperoleh proporsi kumulatif.
d) Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap
menyebar dengan mengikuti sebaran normal baku.
84
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
20 40 60 80 100
e) Tentukan Nilai Skala (NS) atau scale value (SV) masing-masing respon
untuk setiap nilai Z dengan menggunakan rumus berikut.
NS =
f) Mengubah Skala Nilai terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan
mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil
sehingga diperoleh skala nilai transormasi (transformed scale value atau
TSV). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
TSV = NS + [1 + |NSmin|]
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali dengan
deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan
histogramnya serta menentukan persamaan regresinya. Analisis regresei linier
berganda diawali dengan pengujian asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai
berikut.
Y = a + b1X1 + b2X2
Y : peningkatan kualitas pendidikan
X1 : pelaksanaan anggaran sekolah
X2 : pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah
a : konstanta
b1 : koefisien regresi parsial antara Y dan X1
b2 : koefisien regresi parsial antara Y dan X2.
85
3.8.3.1 Pengujian Asumsi Klasik
3.8.3.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian normalitas untuk
mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Asumsi
normalitas merupakan syarat penting pada pengujian kebermaknaan koefisien
regresi. Apabila data residual dari mode regresi tidak mengikuti distribusi normal,
maka kesimpulan dari uji F dan uji t perlu dipertanyakan karena statistik uji dalam
analisis regresi diturunkan dari data yang berdistribusi normal.
Uji normalitas distribusi data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya jika thitung < ttabel maka
data telah berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk data yang banyak, data
diasumsikan mendekati distribusi normal dengan syarat data > 100.
3.8.3.1.2 Uji Asumsi Heteroskedastitas
Persyaratan kedua dalam analisis regresi linier klasik adalah harus tidak
terjadi gejala heteroskedastitas. Artinya, varian residu pada data harus bersifat
homogen atau sama. Gujarati (1985:193) menjelaskan bahwa ”The one of important
assumtion of clasical linier regression model is that the variance of each disturbance
term Ui, conditional on the chosen value of the explanatory variable, is some
constant number equal to 0. This is the assumtion of homo scedasticity of equal
(homo) spread (scedasticity), that is equal variance.”
86
Uji heteroskedastitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank
Spearman antara variabel bebas dengan nilai residu regresi parsialnya. Jika
probabiltias keasalahan statistik atau p-value > (α = 0,05) atau nonsignifikan, maka
diputuskan tidak terjadi situasi heteroskedastitas.
3.8.3.1.3 Uji Asumsi Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan jika variabel bebas lebih dari satu.
Menurut Regner Frish, dalam Gujarati (1993:157), multikolinieritas adalah ada-nya
hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel
yang menjelaskan mode regresi. Tepatnya, istilah multikolinieritas berkenaan dengan
terdapatnya lebih dari hubungan linier pasti.
Untuk menguji adanya multikolinieritas dilakuikan dengan melihat nilai VIF
pada setiap variabel bebas. Nilai VIF ≥ 10 mengindikasikan adanya multi-kolinieritas
pada variabel yang bersangkutan.
3.8.3.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi
Menurut Maurice G. Kendall (1971:8), autokorelasi adalah ”correlation
between members of stories of observation ordered in time (as in time series-data) or
sapace (as in cross sectional data)”. Autokorelasi akan menjelaskan bahwa varian
residual tidak saling berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan tes dari
Durbin-Watson.
Mekanisme tes Durbin-Watson (dalam Gujarati, 1993:217) ini adalah sebagai
berikut.
87
a) Menentukan regresi OLS dan menentukan residual ei.
b) Menghitung nilai d (dengan menggunakan aplikasi komputer).
c) Untuk ukuran sampel tertentu, menghitung nilai kritis dL dan dU.
d) Menghitung nilai d-dL dan 4-dU dan kemudian membandingkannya dengan
nilai d pada daerah berikut.
1 dL dU 4-dL 4-dU 4
4 1,660 1,660 2,340 2,340 4
Autokorelasi (+)
Tidak meyakinkan Tidak ada Autokorelasi Tidak
meyakinkanAutokorelasi
(-)
Jika nilai d terletak di antara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan tidak ada
autokofrelasi dalam data. Sedangkan jika nilai d berada pada daerah lainnya maka
kesimpulan diberikan oleh gambar di atas. Untuk mengatasi masalah autokorelasi
dilakukan transformasi melalui transformasi p = 1 – d/2 (d= nilai Durbin-Watson).
Untuk menghindari data pertama yang hilang, maka data pertama ditransformasikan
melalui perkalian dengan √(1-p2).
3.8.3.2 Pengujian Hipotesis Simultan dan Parsial
Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi yang
diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di atas, perlu diuji
koefisien regresinya baik secara keseluruhan (simultan) maupun secara sebagian
(parsial). Pengujian regresi secara parsial dan simultan ini dilakukan untuk melihat
apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat dikatakan bermakna
secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan secara umum untuk populasi
penelitian.
88
3.8.3.2.1 Pengujian Pengaruh Simultan (Uji F)
Untuk melihat kebermaknaan koefisien regresi variabel X1 dan X2 secara
bersama-sama terhadap variabel Y, digunaka uji F. Bentuk hipotesis statistik yang
akan diuji adalah sebagai berikut.
HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan
sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan
kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan
kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan sumber daya
manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota
Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
Statistik uji-F dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
F =
Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan mengenai pengujian di atas,
yakni dengan menggunakan cara sebagai berikut.
1) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel sebagai berikut.
a) Jika Fhitung > Ftabel, maka HO ditolak dan HA diterima.
b) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka HA ditolak dan HO diterima.
2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha (ά).
89
i = 1,2
i = 1,2
a) Jika nilai signifikansi (p-value) < ά, maka HO ditolak dan HA diterima.
b) Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ ά, maka HA ditolak dan HO diterima.
Jika HO ditolak, berarti semua variabel independen yang digunakan secara
simultan berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO
diterima berarti semua variabel independen yang digunakan secara simultan
(serempak) tidak berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
3.8.3.2.2 Pengujian Pengaruh Parsial (Uji-t)
Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) memiliki pengaruh
terhadap variabel Y dengan tingkat keyakinan 1 – α, maka digunakan uji t. Bentuk
hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut.
Hipotesis untuk X1 adalah sebagai berikut.
HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan
kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota
Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
Hipotesis untuk variabel X2 adalah sebagai berikut.
HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
90
HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.
Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut.
thitung = atau thitung = r
Keterangan:
= koefisien regresi
SE = standard error dari koefisien regresi
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel
Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan atas hasil pengujian di atas,
yakni dengan cara sebagai berikut.
1) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.
a) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan HA diterima.
b) Jika thitung ≤ ttabel, maka HA ditolak dan HO diterima.
2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha.
a) Jika nilai signifikansi (p-value) < ά, maka HO ditolak dan HA diterima.
b) Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ ά, maka HA ditolak dan HO diterima.
Jika HO ditolak, berarti variabel independen berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO ditolak, maka variabel
independen tidak bepengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
91
3.8.3.2.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dihitung untuk menentukan variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi multiple diperoleh
dari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat total dengan mengguna-kan rumus
sebagai berikut.
KD = r2 x 100% atau dengan rumus:
R2 =
Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen
yang digunakan secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien regresi
dari data yang sudah distandarkan akan didapat keterangan variabel mana yang
pengaruhnya relatif lebih penting dibandingkan dengan variabel lainnya. Untuk
mempermudah pengolahan dan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan
aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for Windows Release 14.
Langkah ini ditempuh mengingat pengolahan data pada paket program tersebut lebih
cepat dan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perhitungan secara manual.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal,
yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian
instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Dengan kata
lain sebuah instrumen dikatakan validitas internal apabila setiap instrumen
mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel
yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item
93
total melalui koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson. Data yang
digunakan adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval. Hasil
uji validitas setiap item untuk masing-masing variabel disajikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan
1 0,7464 25,743 1,671 signifikan valid
2 0,8577 27,207 1,671 signifikan valid
3 0,7377 28,033 1,671 signifikan valid
4 0,6307 35,157 1,671 signifikan valid
5 0,4740 23,052 1,671 signifikan valid
6 0,5369 25,314 1,671 signifikan valid
7 0,8148 29,377 1,671 signifikan valid
8 0,6656 28,855 1,671 signifikan valid
9 0,9932 34,423 1,671 signifikan valid
10 0,4474 31,708 1,671 signifikan valid
Keterangan:
ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pelaksanaan
Anggaran Sekolah teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung >
ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas
item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner
didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi
94
77
5% dan N=70, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa
hampir seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan
1 0,4435 31,144 1,671 signifikan valid
2 0,6487 25,321 1,671 signifikan valid
3 0,8799 26,251 1,671 signifikan valid
4 0,4369 32,178 1,671 signifikan valid
5 0,7941 31,589 1,671 signifikan valid
6 0,6013 27,903 1,671 signifikan valid
7 0,7671 29,028 1,671 signifikan valid
8 0,8588 24,688 1,671 signifikan valid
9 0,4569 27,134 1,671 signifikan valid
10 0,7009 21,490 1,671 signifikan valid
Keterangan:
ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72
Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor
total seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai
thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi
validitas item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item
kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf
signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula
95
bahwa seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Nomor Item ritem-Total thitung ttabel Hasil Uji Keputusan
1 0,6078 32,399 1,671 signifikan valid
2 0,6944 27,327 1,671 signifikan valid
3 0,8073 42,348 1,671 signifikan valid
4 0,6086 33,312 1,671 signifikan valid
5 0,7279 29,068 1,671 signifikan valid
6 0,6995 40,482 1,671 signifikan valid
7 0,5716 26,470 1,671 signifikan valid
8 0,7236 28,291 1,671 signifikan valid
9 0,6327 28,283 1,671 signifikan valid
10 0,5855 27,985 1,671 signifikan valid
11 0,5931 28,594 1,671 signifikan valid
13 0,8130 32,339 1,671 signifikan valid
Keterangan:
ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72
Hal yang sama juga terlihat pada tabel 4.3 di atas yang menggambarkan
bahwa seluruh item instrumen Peningkatan Kualitas Pendidikan teruji valid.
Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total seluruhnya positif dan relatif
signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai
koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas item dalam mengukur
variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis
pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar
96
0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas
tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak
antara 0,600 – 0,799 (Sugiyono, 2001:149).
4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana tingkat konsistensi
atau kehandaan penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
belah dua (split-half) melalui formulasi Spearman-Brown. Data yang digunakan
adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval.
Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil pengujian reliabilitas instrumen
Variabel rb ri thitung ttabel Hasil Uji Keputusan
X1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah
0,6868 0,6910 31,692 1,671 Signifikan Reliabel
X2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
0,7284 0,7296 32,865 1,671 Signifikan Reliabel
Y Peningkatan Kualitas Pendidikan
0,8308 0,8385 28,139 1,671 Signifikan Reliabel
Keterangan:
ri = koefisien reliabilitas
rb = koefisien korelasi antara belahan ganjil dan genap
ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada α = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel Pelaksanaan Anggaran,
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, maupun Peningkatan Kualitas Pendidikan
97
teruji reliabel. Koefisien reliabilitas setiap variabel bernilai positif dan signifikan, di
mana thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas menggambarkan semakin
tinggi derajat kehandalan instrumen sebagai alat ukur. Nilai koefisien reliabilitas
variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) paling tinggi (0,8192), kemudian
variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) pada tempat kedua (0,7284), dan
terakhir variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) pada tempat terakhir (0,6868).
Meskipun demikian, derajat ketiga variabel tersebut tetap reliabel dan tergolong
tinggi.
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif
Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan anggaran
sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas
pendidikan, pada bagian ini diuraikan hasil tanggapan responden mengenai variabel-
variabel tersebut dalam bentuk analisis deskriptif untuk setiap indikator atas variabel
berdasarkan frekuensi jawaban responden.
Data yang digunakan pada analisis deskriptif ini adalah data primer hasil
penelitian yang diolah. Hasil analisis deskriptif ini disajikan sebagai berikut.
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Pelaksanaan anggaran sekolah pada dasarnya melaksanakan rencana kegiatan
sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Aktivitas pelaksanaan anggaran ini mengacu kepada visi dan misi sekolah yang
tertuang dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Mengacu kepada pendapat
Ahamad Sanusi (2002: 91), C. Turney (1992: 130), dan Umaedi (2000: 26-28) yang
98
mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan anggaran terdapat sejumlah karakteristik
dan keharusan yang dilakukan, sehingga pada variabel ini terdapat 6 (enam) dimensi
pengkajian yang terdiri atas (1) konsistensi pelaksanaan anggaran, (2) efektivitas
anggaran, (3) fleksibilitas, (4) akuntabilitas dan transparansi, (5) pengawasan dan
evaluasi, serta (6) perbaikan dan pelaporan.
Berikut ini adalah rekapitulasi tanggapan responden atas pernyataan yang
dituangkan dalam bentuk tabel pada setiap dimensi. Data hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 tesis ini.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
1 Konsistensi 8
16.3
3
36
58.7
8
10
12.2
4
13
10.6
12
5
2.04
08
245 68.06
2 Efektivitas 16
31.9
3
72
115.
4
29
35.0
3
17
13.6
17
10
4.00
93
499 69.31
3 Fleksibilitas 15
29.8
87
67
108.
1
35
43.6
4
16
13.5
67
11
4.76
69
491 68.19
4Akuntabilitas dan Transparansi
4
8.77
19
30
52.6
3
17
22.3
7
16
14.0
35
5
2.19
3
228 63.33
5Pengawasan dan Evaluasi 15
30.5
81
59
96.0
2
46 56.6
17
13.9
46
7
2.84
89
490 68.06
6Perbaikan dan Pelaporan 26
48.8
18
68
102.
3
33
37.2
5
14
10.5
27
3
1.12
51
532 73.89
99
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
Jumlah 2485 410.84
Kategori rata-rata Persentase 414.17 68.47
Pada konteks sekolah, proses penyusunan, pelaksanaan, hingga pelaporan
anggaran dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen sekolah yang terdiri atas
kepala sekolah, staf kepala sekolah, guru-guru, perwakilan siswa, dan komite sekolah
sesuai dengan rencana strategis yang telah dirumuskan. Seluruh komponen ini
bersama seluruh stakeholder membahas, menyetujui usulan rencana kegiatan dan
anggaran sekolah (RKAS), melaksanakan dan mengawasi pelaksana-an kegiatan
yang melibatkan anggaran, serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keseluruhan
guna dilakukan perbaikan dan peningkatan. Anggaran yang disusun dan digunakan
ini harus komprehensif, artinya anggaran harus menunjukkan keseimbangan semua
penerimaan dan pengeluaran.
Pada dimensi konsistensi pelaksanaan anggaran terdeteksi mayoritas
responden memberikan pernyataan bahwa sekolah telah berusaha melaksanakan
anggaran secara konsisten berdasarkan rencana kegiatan dan anggaran sekolah
(RKAS) yang telah ditetapkan dan disetujui. Mesikpun angka kategori persentase
hanya mencapai 68,06 %, yang berarti hanya mencapai tingkat sedang, konsistensi
pelaksanaan anggaran telah dilaksanakan dengan cukup baik.
Efektivitas anggaran mengacu kepada pengertian bahwa anggaran diguna-kan
terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program, serta anggaran hemat, tidak
mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pada dimensi
100
efektivitas pelaksanaan anggaran ini terdeteksi sebesar 69,31 % pendapat responden
yang memberikan pernyataan bahwa anggaran dilaksanakan secara efektif. Angka
persentase ini termasuk ke dalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya, anggaran
yang digunakan dalam kegiatan sekolah sehari-hari cukup efektif.
Pada dimensi fleksibilitas terdeteksi sebesar 68,19 % pernyataan responden
yang mengemukakan bahwa pelaksanaan anggaran dilaksanakan secara luwes, tidak
kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang ber-langsung. Perubahan-
perubahan anggaran dapat dilaksanakan ketika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-
satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan
kegiatan lain yang lebih memungkinkan. Angka persentase di atas menunjukkan
bahwa fleksibilitas pelaksanaan anggaran berada pada tingkat yang cukup baik.
Pada dimensi akuntabilitas dan transparansi terdeteksi bahwa sebesar 63,33
% pernyataan responden menjelaskan tentang akuntabilitas dan transparansi
pelaksanaan anggaran sekolah. Angka persentase tersebut menunjukkan bahwa
tingkat akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP
Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis
berada pada tingkat kategori yang cukup baik.
Pada dimensi pengawasan dan evaluasi menunjukkan mayoritas responden
memberikan pernyataan tentang pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan
sistematis. Sedangkan evaluasi pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan secara
berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan
pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.. Angka persentase sebesar
101
68,06 % menunjukkan bahwa pengawasan dan evaluasi pelaksanaan anggaran
sekolah berada pada kategori yang sedang atau cukup baik.
Pada dimensi perbaikan dan pelaporan terdeteksi bahwa sebesar 73,89 %
pernyataan responden menjelaskan perbaikan anggaran dilakukan demi pencapai-an
tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi
yang berlangsung. Sementara pelaporan pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan
setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.
Angka persentase tersebut di atas menunjukkan bahwa perbaikan anggaran dan
pelaporan pelaksanaan anggaran berada pada kategori sedang atau cukup baik.
Tabel 4.6
Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
No. Dimensi Jumlah %
1 Konsistensi 68,06
2 Efektivitas 69,31
3 Fleksibilitas 68,19
4 Akuntabilitas dan Transparansi 63,33
5 Pengawasan dan Evaluasi 68,06
6 Perbaikan dan Pelaporan 73,89
Jumlah 410,84
Rata-rata = 410,84 : 6 68,4733
Rata-rata persentase Pelaksanaan Anggaran 68,47
Tabel 4.6 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari keenam dimensi
pelaksanaan anggaran sekolah yang mencapai 68,47 %. Rata-rata tersebut diperoleh
102
dari persentase kategori masing-masing jawaban responden dengan berorientasi pada
dimensi dan indikator yang ada.
Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006) dalam menyusun
penskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi
setiap responden tentang suatu variabel, ditentukan skor maksimal dan skor minimal
yang mungkin dicapai oleh setiap responden.
Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata
persentase pelaksanaan anggaran sekolah menunjukkan pada skala yang sedang. Hal
tersebut menandakan bahwa sekalipun belum sempurna dan sesuai dengan kaidah
yang berlaku, pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di
Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik
serta ada kecenderungan sesuai dengan keenam dimensi yang dikemukakan.
Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa
pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota
Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat
kekurangan atau ketidaksempurnaan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu
yang terdiri atas (a) konsistensi, (b) efektivitas, (c) fleksibilitas, (d) akuntabilitas dan
transparansi, (e) pengawasan dan evaluasi, serta (f) perbaikan dan pelaporan.
103
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
20 40 60 80 100
68,47
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju
kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi
dan meningkatkan daya saingnya. Pemberdayaan tenaga pendidik merupakan
perwujudan capacity building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya
manusia tenaga pendidik melalui pengembangan berbagai kemampuan (kinerja) dan
tanggungjawab serta suasana sinergis antara pemerintah (masyarakat) dengan guru.
Pada variabel ini terdapat delapan dimensi yang dikaji meliputi (1) fokus
pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman terhadap struktur
pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6) mencari dan
menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8) pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
1Fokus pada pelanggan 15
28.5
2
27
41.0
6
22 25.1 6
4.56
27
2
0.76
05
263 73.06
2Obsesi terhadap kualitas
4
8.73 29
50.6
6
22
28.8
2
10
8.73
36
7
3.05
68
229 63.61
3Pemahaman terhadap struktur pekerjaan
17
33.2
0
24 37.5
16
18.7
5
12
9.37
5
3
1.17
19
256 71.11
104
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
4Kebebasan yang terkendali 21
41.2
31
54
85.2
6
49
58.4
2
18
14.2
94
2
0.79
13
506 70.28
5 Kesatuan tujuan 30
58.0
29
56
86.6
4
30
34.8
3
25
19.3
39
3
1.16
28
517 71.81
6
Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem
9
18.9
9
25
42.1
9
23
29.1
1
8
6.75
11
7
2.95
36
237 65.83
7 Kerja sama tim 12
23.4
4
35
54.6
9
10
11.7
2
11
8.59
38
4
1.56
25
256 71.11
8Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
6
14.5
6
16
31.0
7
19
27.6
7
24
23.3
01
7
3.39
81
206 57.22
Jumlah 2470 544.03
Kategori rata-rata Persentase 308.75 68.00
Data tentang dimensi fokus pada pelanggan di atas mengindikasikan bahwa
sebagian responden, yakni para guru senior di SMP Negeri dan Swasta yang ada di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis, telah melakukan pelayanan
maksimal terhadap para pengguna jasa pendidikan. 73,06
Pada dimensi obsesi terhadap kualitas pada diri staf pendidik dan tenaga
kependidikan dapat terdeteksi bahwa mayoritas warga sekolah berusaha secara
agresif untuk mencapai kualitas pelayanan pendidikan. Pencapaian kualitas
pelayanan pendidikan ini diwujudkan melalui pelaksanaan proses pembelajaran serta
pelayanan administratis terhadap siswa yang lebih mudah dan mendidik. Angka
105
persentase sebesar 63,61 % menunjukkan bahwa pemilikan obsesi terhadap kualitas
pada diri staf pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP Negeri dan Swasta di
kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada tingkat sedang
atau cukup baik.
Setiap komponen sekolah, terutama guru sebagai tenaga pendidik, selayaknya
memiliki pemahaman mendalam tentang tugas, peranan, serta tanggung jawabnya
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Pada dimensi pemahaman warga
sekolah terhadap struktur pekerjaan ini terdeteksi sebesar 71,11 % guru dan warga
sekolah lainnya memiliki kesadaran untuk memahami fungsi, tugas, peran, dan
tanggung jawabnya selaku tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan
kapasitas dan kompetensi yang dimilikinya. Angka persentase tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemahaman warga sekolah terhadap struktur pekerjaan berada
pada tingkat yang cukup baik.
Pada dimensi kebebasan yang terkendali dapat terlihat bahwa mayoritas
responden menyatakan bahwa warga sekolah mampu mengembangkan inovasi-
inovasi yang bermanfaat bagi peserta didik serta mampu melakukan improvisasi
pekerjaan sesuai dengan kerangka aturan yang berlaku. Angka persentase sebesar
70,28 % menunjukkan fakta dimensi kebebasan yang terkendali pada warga SMP
Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis
berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik.
Pada dimensi kesatuan tujuan diperoleh rata-rata sebesar 71,81 % responden
yang memberikan pendapat bahwa warga sekolah memiliki kesatuan tujuan dalam
mengembangkan mutu layanan pendidikan di tingkat sekolah serta secara formal
106
tertuang dalam visi, misi dan rencana strategis pengembangan sekolah. Angka rata-
rata persentase di atas menunjukkan bahwa dimensi kesatuan tujuan dalam
pemberdayaan warga sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota
Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup
baik.
Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem ditujukan untuk dapat
mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program organisasi serta
melakukan perbaikan demi pencapaian tujuan. Pada dimensi ini terdeteksi sebesar
65,83 % responden selama pelaksanaan program kegiatan sekolah melakukan
pencarian dan penemuan kesalahan setiap kali menemukan permasalahan yang
terjadi serta berusaha memperbaiki sistem tersebut dalam rangka mencapai tujuan.
Tingkat persentase sebagaimana tersebut di atas menunjukkan dimensi mencari dan
menemukan kesalahan dalam sistem berada pada kategori sedang atau tingkat cukup
baik.
Kerjasama tim (team work) merupakan sarana yang ampuh bagi kegiatan
apapun, jelas bahwa keberhasilan membina sebuah tim kerja dalam sebuah sistem
organisasi merupakan titik kritis yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan sekolah. Pada dimensi kerja sama tim ini terdeteksi mayoritas responden
memberikan pendapatnya bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang
jauh lebih baik daripada bekerja secara individu. Angka rata-rata persentase sebesar
71,11 % menunjukkan bahwa dimensi kerja sama tim pada SMP Negeri dan Swasta
di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori
sedang atau tingkat cukup baik.
107
Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, diperlukan pendidikan dan
pelatihan yang terus menerus. Pendidikan ini bisa dilakukan secara internal sekolah,
in house training, ataupun mengirimkan tenaga pendidik dan kependidikan secara
bergantian ke berbagai pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun pihak lain, mengikuti berbagai seminar, workshop dan lain-lain.
Pada dimensi pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan ini terdeteksi bahwa
sebesar 57,22 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis mengikutsertakan tenaga guru dan staf kependidikan
lainnya dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan atau penataran, seminar, atau
workshop lainnya. Persentase ini menunjukkan bahwa kesadaran peningkatan
kualitas SDM dalam upaya memberdayakannya berada pada kategori rendah atau
tingkat yang kurang baik. Artinya, tidak seluruh sekolah berupaya meningkatkan
kualitas SDM-nya melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan
kualifikasinya.
Data hasil penelitian pada kedelapan dimensi di atas dapat dilihat pada
rekapitulasi berikut.
Tabel 4.8
Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
No. Dimensi Jumlah %
1 Fokus pada pelanggan 73.06
2 Obsesi terhadap kualitas 63.61
3 Pemahaman terhadap struktur pekerjaan 71.11
4 Kebebasan yang terkendali 70.28
5 Kesatuan tujuan 71.81
108
No. Dimensi Jumlah %
6Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem
65.83
7 Kerja sama tim 71.11
8 Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan 57.22
Jumlah 544.03
Rata-rata = 544,03 : 8 68.00375
Rata-rata persentase Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
68,00
Tabel 4.8 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan dimensi
pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 68,00 %. Rata-rata
persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban
responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada.
Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun
peskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap
responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor minimum
yang mungkin dicapai oleh setiap responden.
Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori
sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilaku-
109
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
20 40 60 80 100
68,00
kan, pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di
Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik
dan cenderung sesuai dengan keempat dimensi yang dikemukakan.
Dengan perolehan persentase rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa
pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih
terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang
terdiri atas (1) fokus pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman
terhadap struktur pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6)
mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8)
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.
4.1.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan didasarkan kepada substansi pasal 2 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang meliputi (1) standar isi; (2)
standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar
pembiayaan;dan (8) standar penilaian pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 ini menyebutkan bahwa ”Standar Nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu” (pasal 3)
dan ”Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
110
peradaban bangsa yang bermartabat” (pasal 4). Oleh karena itu, dimensi-dimensi
yang dikaji pada peningkatan kualitas pendidikan ini pada dasarnya adalah
pemenuhan dan pencapaian 8 standar nasional pendidikan yang terdiri atas (1)
pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian standar
kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)
pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar pengelolaan; (7)
pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar penilaian pendidikan.
Hasil survey terhadap 72 responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tentang peningkatan kualitas
pendidikan, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
1Pencapaian Standar Isi
5
10.0
81
34
54.8
4
24
29.0
3
6
4.83
87
3
1.20
97
248 68.89
2Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
76
122.
5
42 54.4
15
16.2
5
8
5.77
62
3
1.08
3
612 85.00
3Pelaksanaan Standar Proses
7
32.4
5
26
84.5
9
28
69.5
2
8
12.2
2
2
1.22
83
492 68.33
4
Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
23
41.5
84
81 119
27
30.4
3
10
7.44
02
4
1.50
92
544 74.52
5Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana
20
66.2
4
24
96.9
9
12
22.1
6
14
13.4
9
2
1.11 547 75.97
6Pencapaian Standar Pengelolaan 25
.49
30 255 70.83
111
No DimensiSkor Jawaban
Skor %5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
7Pemenuhan Standar Pembiayaan
13
25.8
96
23
36.6
5
24
28.6
9
10
7.96
81
2
0.79
68
251 69.72
8Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan
31
52.7
21
27
36.7
3
5
5.10
2
7
4.76
19
2
0.68
03
294 81.67
Jumlah 3243 594.93
Kategori rata-rata Persentase 405.375 74.37
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Pada
dimensi pencapaian Standar Isi ini diperoleh data bahwa sebesar 68,89 % responden
SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis
menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam Standar Isi. Angkat tersebut
mengindikasikan bahwa kemampuan SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dalam pengembangan Standar Isi menjadi
KTSP berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi
lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
112
pelajaran. Pada dimensi pencapaian Standar Kompetensi Lulusan terdeteksi bahwa
mayoritas responden memberikan pernyataan yang mengacu kepada pencapaian SKL
lebih dari setengah dari jumlah indikator yang ditetapkan serta mencapai kelulusan
siswa dalam mata pelajaran pokok (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
dan IPA) di atas 7,5. Angka pencapaian 85,00 % menunjukkan bahwa pencapaian
SKL pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis berada pada kategori baik.
Pada dimensi pelaksanaan Standar Proses dapat diketahui sebesar 68,33 %
responden telah melaksanakan Standar Proses yang meliputi (1) melakukan pe-
rencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien, serta (2) menyelenggarakan pembelajaran
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengacu kepada
pemenuhan substansi Permendiknas Nomor Nomor 16 Tahun 2006 tentang kuali-
fikasi guru (berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang
dipersyaratkan) dan Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru.
Dari hasil perhitungan data penelitian diperoleh angka sebesar 74,52 % yang
menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga pendidik dan kependidikan pada SMP
113
Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah
memenuhi kualifikasi minimal dan telah tersertifikasi.
Pada dimensi pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana diperoleh fakta
mayoritas responden (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis) telah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang
dipersyaratkan. Angka persentase sebesar 75,97 % menunjukkan bahwa pemenuhan
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kota dan
Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau
tingkat yang cukup baik.
Pada dimensi pencapaian Standar Pengelolaan diperoleh fakta mayoritas
responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis memiliki dan melaksanakan secara konsisten pedoman
pengelolaan sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
sebagaimana tertuang dalam Per-mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan. Hasil perhitungan atas data penelitian sebesar 70,83 %
menunjukkan bahwa pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan pada SMP Negeri
dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada
kategori sedang atau tingkat cukup baik.
Pemenuhan Standar Pembiayaan secara maksimal akan memberikan
kenyamanan bagi peserta didik dalam menempuh pendidikan serta kepercayaan
pengguna jasa pendidikan lainnya. Pada dimensi pemenuhan Standar Pembiayaan ini
terdeteksi sebesar 69,72 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah memiliki standar pembiayaan
114
pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya
operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha,
tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha). Angka ini
menunjukkan bahwa pemenuhan Standar Pembiayaan pada SMP Negeri dan Swasta
di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori
sedang atau tingkat cukup baik.
Penilaian pendidikan dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, oleh satuan
pendidikan, oleh dinas pendidikan (pemerintah daerah), dan oleh pemerintah pusat.
Pada tingkat satuan pendidikan oleh guru dan sekolah, penilaian pendidikan
dilakukan secara berkala dan mengacu kepada program tahunan dan program
semester yang disusun oleh guru serta kalender kegiatan sekolah. Pada dimensi
pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan ini dapat diketahui sebesar 81,67 %
responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Seukabumi telah
melaksanakan secara konsisten penilaian pendidikan sesuai dengan substansi
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Angka
tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pemenuhan Standar Penilaian
Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang
Tumaritis berada pada tingkat kategori yang baik.
Tabel 4.10
Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
No. Dimensi Jumlah %
1 Pencapaian Standar Isi 68,89
2 Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan 85,00
3 Pelaksanaan Standar Proses 68,33
115
No. Dimensi Jumlah %
4Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
74,52
5 Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana 75,97
6 Pencapaian Standar Pengelolaan 70,83
7 Pemenuhan Standar Pembiayaan 69,72
8 Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan 81,67
Jumlah 594,93
Rata-rata = 594,93 : 8 74,36625
Rata-rata persentase Peningkatan Kualitas Pendidikan
74,37
Tabel 4.10 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan
dimensi peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 74,37 %. Rata-rata
persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban
responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada.
Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun
penskalaan dengan metode Likert’s Summated Rating, untuk mengetahui posisi
setiap responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor
minimum yang mungkin dicapai oleh setiap responden.
116
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
20 40 60 80 100
74,37
Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori
sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilakukan,
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik dan cenderung
sesuai dengan ketujuh dimensi yang dikemukakan.
Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih
terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang
terdiri atas (1) pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian
standar kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar
pengelolaan; (7) pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar
penilaian pendidikan.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.
Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik
sebagai berikut.
4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Distribusi Data
117
Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan
model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan
untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan
digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk
membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki
distribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu arah atau
analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov pada variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia
Peningkatan Kualitas
Pendidikan
N 72 72 72
Normal Parameters Mean 34.5139 34.3056 39.6250
Std. Deviation 4.74711 5.72280 6.70597
Most Extreme Differences
Absolute .137 .112 .151
Positive .100 .079 .081
Negative -.137 -.112 -.151
Kolmogorov-Smirnov Z
1.161 .948 1.279
Asymp. Sig. (2-tailed) .135 .330 .076
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Hasil analisis Kolomogorov-Smirnov dengan nilai Z untuk Y sebesar
1,279, untuk X1 sebesar 1,161, dan untuk X2 sebesar 0,948. Asymp
signifikan untuk variabel Y, X1, dan X2, secara berturut-turut adalah 0,076
untuk Y, 0,135 untuk X1, dan 0,330 untuk X2. Dari hasil tersebut nampak
bahwa pada variabel Y, X1 dan X2 memiliki distribusi data yang normal.
118
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama
atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji
Heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank
Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya.
Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat
Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka
terdapat Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh
hasil seperti pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Correlationsa
Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia
Peningkatan Kualitas
Pendidikan
Spearman's rho Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Correlation Coefficient
1.000 .653** .786**
Sig. (2-tailed) . .097 .077
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Correlation Coefficient
.653** 1.000 .735**
Sig. (2-tailed) .097 . .135
Peningkatan Kualitas Pendidikan
Correlation Coefficient
.786** .735** 1.000
Sig. (2-tailed) .077 .135 .
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).a Listwise N = 72
Hasil pengujian korelasi Spearman pada tabel di atas menunjukkan bahwa
korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan nilai residual adalah tidak
signifikan (Sig > 0.05) sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi
heterokesdasitas dalam model regresi ini.
119
3) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan
dalam pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi
linier mengalami Multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing veriabel
independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF >
10 berarti telah terjadi Multikolinearitas.
Tabel 4.13
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah .568 1.760
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
.568 1.760
a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Dari output di atas diperoleh nilai VIF untuk kedua variabel bebas adalah
sebesar 1,760 yang ternyata lebih kecil daripada 10 (1,760 < 10) sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada data tidak terdapat masalah
multikoliniearitas.
4) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji
Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai
120
DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti
bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih
besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat
dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1).
Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α
adalah taraf signifikan.
a) Perumusan hipotesis :
Ho : ρ1 = ρ2 =... = ρp = 0 Non Autokorelasi (Faktor pengganggu
periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor pengganggu pada
periode lain).
Ha : ρ1 = ρ2 = ... = ρp ≠ 0 Autokorelasi (Faktor pengganggu periode
tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).
b) Kriteria pegujian :
Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada
autokorelasi.
Jika dU > d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi
autokorelasi.
Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak
dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.
121
Grafik 4.1
Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi
SPSS 12.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.
Table 4.14
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .841a .707 .699 3.68026 1.821
a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah
b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar
1,821 berada pada interval 1,66 – 2,34 yang berarti tidak terdapat
autokorelasi pada serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu.
4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan
menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan model persamaan sebagai berikut.
Y = a + b1 X1 + b2 X2
122
Dengan menggunakan aplikasi SPSS 12.0 for Windows diperoleh taksiran regresi
sebagai berikut.
Tabel 4.15
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.376 3.282 2.724 .471
Pelaksanaan Anggaran Sekolah
.742 .122 .667 7.717 .087
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
.277 .101 .236 2.731 .008
a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut.
Ŷ = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2
Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.
1) Konstanta sebesar 9,376 mengandung arti jika pelaksanaan anggaran sekolah
(X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) nilainya sama dengan 0,
maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) nilainya 9,376.
2) Variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) memiliki koefisien regresi
positif. Hal ini berarti jika skor pelaksanaan anggaran sekolah (X1) naik
sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan meng-
alami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,742 kali
atau sebesar 74,20 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
3) Variabel pemberdayaan sumber daya manusia (X2) memiliki koefisien regresi
positif. Hal ini berarti jika skor pemberdayaan sumber daya manusia (X2)
naik sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan
123
mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar
0,277 kali atau 27,70 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat
digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis secara simultan dengan
menggunakan uji F.
Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
HO : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pem-
berdayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap
peningkatan kualitas pendidikan.
HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pember-dayaan
sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan
kualitas pendidikan
Uji statistik yang digunakan adalah uji F dengan menggunakan SPSS 12.0 for
Windows sebagaimana terlihat pada output sebagai berikut.
Tabel 4.16
ANOVAb
ModelSum of
Squaresdf
Mean Square
F Sig.
1 Regression 2258.318 2 1129.159 83.368 .000a
Residual 934.557 69 13.544Total 3192.875 71
a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah
b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan
124
i = 1,2
i = 1,2
Berdasarkan output di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 83,368 dan p-value
sebesar 0,000. Ada dua cara untuk mengambil kesimpulan dalam uji simultan ini,
yakni sebagai berikut.
1) Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.
Sebagaimana diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah 83,368
sedangkan nilai Ftabel pada derajat kebebasan (2;70) dan α (tingkat kekeliruan)
0,05 adalah 3,134. Oleh karena itu tampak bahwa nilai Fhitung jauh lebih besar
daripada Ftabel (83,368 > 3,134), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa HO
ditolak dan HA diterima.
2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha.
Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 sedangkan α (tingkat
kekeliruan) yang diambil adalah 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil
daripada nilai alpha maka HO ditolak dan menerima HA.
Kedua cara pengambilan keputusan tersebut di atas ternyata memberikan
hasil yang sama, yaitu sama-sama menolak HO dan menerima HA. Dengan demikian,
pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5% atau 0,05) terdapat pengaruh positif dan
signifikan bahwa variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan
sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP
Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Oleh karena itu, model regresi berganda yang digunakan bermakna.
Besarnya pengaruh secara bersama-sama variabel pelaksanaan anggaran
sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan
125
kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2).
Tabel di bawah ini merupakan perhitungan koefisien determinasi dengan
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 12.0 for Windows berdasarkan persamaan
regresi linier berganda.
Tabel 4.17
Hasil Uji Determinasi
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .841 .707 .699 3.68026
a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah
b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pada tabel di atas terlihat nilai koefisien determinasi (R square) adalah
sebesar 0,707. Nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 70,70 % perubahan
peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dapat dijelaskan (dipengaruhi) oleh
pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2).
Sedangkan sisanya sebesar 29,30 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial
126
4.1.3.4.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Berdasarkan output pada tabel 4.15 dapat diketahui nilai thitung untuk X1 adalah
sebesar 7,717 sedangkan ttabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 – 2 = 70
untuk pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho
jika thitung > ttabel’.
Karena nilai thitung (7,717) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat
kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh
pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP
Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.18
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2Sig. F
Change
1 .822a .676 .671 3.84623 .676 145.830 1 70 .000
a Predictors: (Constant), Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Tabel 4.18 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel
peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan proses pelaksanaan anggaran (X1) adalah
0,676. Dengan mengontrol variabel X2, nilai ini mengandung makna bahwa sebesar
67,60 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan
Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi
oleh pelaksanaan anggaran sekolah (X1). Sedangkan sisanya sebesar 32,40 %
merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
127
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pelaksanaan anggaran sekolah. Dengan kata lain,
semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan, maka akan semakin baik pula
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta l di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak baik pelaksanaan
anggaran sekolah akan berakibat semakin tidak baiknya peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis.
4.1.3.4.2 Pengaruh Sumber Daya Manusia Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.15 juga dapat diketahui bahwa nilai thitung untuk X2 adalah
2,731 sedangkan ttabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 – 2 = 70 untuk
pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho jika
thitung > ttabel’.
Karena nilai thitung (2,731) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat
kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh
pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada
SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis.
Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.19
Model Summary
128
Model R R SquareAdjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2Sig. F
Change
1 .674a .455 .447 4.98745 .455 58.359 1 70 .000
a Predictors: (Constant), Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Tabel 4.19 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel
peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2)
adalah 0,455. Dengan mengontrol variabel X1, nilai ini mengandung makna bahwa
sebesar 45,50 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri
dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi
oleh pember-dayaan sumber daya manusia (X2). Sedangkan sisanya sebesar 54,50 %
merupa-kan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pemberdayaan sumber daya manusia. Dengan
kata lain, semakin baik pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan, maka akan
semakin baik pula peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di
Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak
baik pemberdayaan sumber daya manusia akan berakibat semakin tidak baiknya
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
4.2 Pembahasan
129
Pengujian terhadap 3 (tiga) hipotesis alternatif yang diajukan dalam
penelitian ini ternyata dapat diterima. Pembahasan berikut ini bertujuan untuk
menjelaskan secara teoritis dan dukungan empiris terhadap hasil pengujian hipotesis.
4.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah
berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini menunjuk-kan
bahwa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis yang menjadi responden penelitian ini telah melaksanakan program
kegiatan sekolah yang ditunjang dengan pelaksanaan anggaran dengan cukup baik.
Artinya, semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah digunakan (dengan mengacu
kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), akan semakin baik pula
peningkatan kualitas pendidikan yang berlangsung di sekolah.
Hanushek, dalam Psacharopoulos (2002: 33) menyatakan bahwa “Studies of
educational production function (also referred to as input-output analysis or cost-
quality studies) examine the relationship among the different inputs into the
educational process and outcomes of the process”. Dengan demikian, dalam konteks
ini pembiayaan (anggaran) atau cost dipandang sebagai faktor input yang memberi
kontribusi pada proses pendidikan dalam membentuk atau mem-pengaruhi kualitas
pendidikan (output).
Seluruh input (termasuk anggaran) diperhitungkan dalam kaitannya dengan
output atau dengan efektivitas pencapaian tujuan (output), dan dalam transformasi
input ke output tersebut sudah tentu melewati suatu proses (proyek atau aktivitas),
130
sehingga hubungan antara pelaksanaan anggaran sekolah dan kualitas pendidikan
dianggap sebagai suatu sistem dengan komponen-komponen yang terdiri dari Input –
Proses – Output. Dengan melihat komponen tersebut, dapatlah dipahami bahwa
kualitas output tergantung atau ditentukan oleh bagimana kualitas input serta
bagaimana mengelola proses dalam kerangka membentuk output. Dengan kata lain,
kualitas pendidikan sebagai output di antaranya dipengaruhi oleh pelaksanaan
anggaran sekolah.
Dalam wawancara secara terpisah, Drs. Denny Supriatna, Kepala SMP
Negeri 1 Cicurug Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis mengemukakan
bahwa pencapaian kualitas pendidikan hampir sulit dilakukan jika tidak ada
keterlibatan penggunaan anggaran. Betapa pun kecilnya anggaran yang ada pada
sebuah sekolah, jika digunakan dengan efektif, efisien, serta konsisten mengacu
kepada RKAS, tentu akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan.
4.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan sumber daya
manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang diselenggarakan di tingkat
satuan pendidikan. Tingkat partisipasi warga sekolah yang dapat diber-dayakan
terdiri atas berbagai aspek yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan
kompetensi yang dimiliki masing-masing warga sekolah. Dimensi-dimensi yang
diberdayakan meliputi berbagai kemampuan profesional tenaga pendidik dan
kependidikan, pelayanan terhadap pengguna jasa pendidikan di tingkat sekolah, serta
upaya aktualisasi diri dan peningkatan kemampuan.
131
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma
baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan
yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan
efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa
lebih kompetitif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju
kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam
perubahan global adalah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat
global, tugas guru juga dituntut profesional dalam bidangnya (Education
International, 1998: 112). Sejalan dengan pemikiran tersebut, Drs. Muhammad
Bakir, M. Si, Kepala SMP Plus Zainabiyah Kabupaten Kendal Gorowong Karang
Tumaritis serta Drs. Endang Suparman, M.Pd., Kepala SMP Taman Siswa Cibadak,
Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis, mengemukakan secara terpisah
bahwa persaingan antarsekolah pada saat ini sulit dihindari. Pertumbuhan lembaga
pendidikan yang lebih menyerupai industri pendidikan menuntut penataan sektor-
sektor manajemen seperti pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya guru,
serta kualitas pelayanan pendidikan dalam berbagai bentuk. Arah persaingan tersebut
sangatlah jelas, yakni di antaranya untuk mampu menarik kepercayaan masyarakat
agar mereka mau memasukkan anak-anak ke sekolah tersebut, sehingga lembaga
pendidikan dapat mempertahankan eksistensinya serta tetap survive.
Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi
kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang
dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas
yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi
pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi
132
masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah,
pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang
meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang
kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan
kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral,
sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan
pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan
yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika
disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya
mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar.
Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi
sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi
pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang
efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam
kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada
kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan
salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan.
4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pelaksanaan anggaran
sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan
Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Peningkatan kualitas pelaksanaan
anggaran sekolah dengan disertai pemberdayaan sumber daya manusia yang ada di
133
sekolah yang baik akan menyebabkan peningkatan kualitas pendidikan ke arah yang
baik pula.
Kualitas pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Satori (2001) meliputi
mencakup aspek-aspek: (1) input; (2) proses; (3) output; dan (4) quality assurance.
Aspek input atau masukan, meliputi hal-hal berikut ini.
Pertama, masukan instrumental, seperti tenaga atau sumber daya manusia,
dana, sarana prasarana, kelembagaan/keorganisasian dengan kelengkapannya serta
fasilitas penunjangnya. Kedua, masukan dasar (raw inputs) yang terdiri atas peserta
didik dengan segala karakteristik dan latar belakangnya. Ketiga, masukan lingkungan
(environmental inputs), yaitu budaya, iklim, dan kesehatan organisasi, komitmen dan
sebagainya.
Aspek mutu proses pendidikan mencakup unsur-unsur berikut ini. Pertama,
iklim sekolah yang mempresentasikan harapan peserta didik, ketertiban dan disiplin,
sistem penjadwalan dan sistem pembelajaran, ganjaran dan intensif, dan sebagainya.
Kedua, kapibilitas tenaga kependidikan, fleksibilitas dan otonomi pedagogik, dan
lamanya keberadaan di sekolah. Ketiga, kondisi proses belajar mengajar yang
berkenaan dengan lamanya waktu belajar dan mengajar, variasi dalam strategi
belajar, frekuensi tugas/pekerjaan rumah, frekuensi penilaian kemajuan siswa berikut
umpan baliknya. Keempat, akuntabilitas eksternal yang adekuat dilihat dari tuntutan
pihak-pihak yang berkepentingan dan tantangan dari lingkungan strategik-
kompetitifnya yang senantiasa berubah secara dinamis. Kelima, fleksibilitas dalam
hal melakukan inovasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan
134
untuk menjawab tuntutan dan tantangan lingkungan kehidupan yang senantiasa
berubah.
Mutu pendidikan dari aspek output atau hasil direfleksikan oleh unsur-unsur
berikut ini. Pertama, diperolehnya prestasi belajar siswa yang ditandai dengan Nilai
Ujian Nasional atau Ijazah yang unggul dan kompetitif bagi kelanjutan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi. Kedua, diperolehnya performance guru dalam
mengajar, yang ditandai dengan adanya guru berprestasi, status sekolah unggulan
dan sebagainya. Ketiga, bertambahnya jumlah peserta didik yang mendaftarkan diri
ke sekolah sebagai konsekuensi dari rasa kepuasan publik dan pertanggungjawaban
publik.
Sedangkan dari aspek quality assurance atau jaminan mutu, mutu pendidikan
dapat ditampilkan dengan parameter mutu masukan, mutu proses dan mutu hasil
pendidikan di sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban baik kepada masyarakat
pemakai jasa pendidikan maupun kepada pemerintah. Keberhasilan sekolah dalam
memberdayakan manajemen sekolah serta akuntabilitas penggunaan anggaran pada
dasarnya merupakan bentuk quality assurance yang banyak dituntut oleh
masyarakat. Dengan adanya jaminan mutu inilah akan muncul pula bentuk-bentuk
dukungan masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan,
yang pada akhirnya bermuara kepada kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh C. L. Brownell (1995: 34) yang menyatakan
bahwa ”Knowledge of the program is essential to understanding, and understanding
is basic to appresciation, and appreciation is basic to support”. Pemahaman
masyarakat yang mendalam, jelas dan komprehensif tentang sekolah merupakan
135
salah satu faktor pendorong lahirnya dukungan dan bantuan mereka terhadap
sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data tersebut,
diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.
(1) Proses pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya
manusia secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi ganda yang dihasilkan
adalah (rx1x2y) = 0,841 dengan koefisien determinasi (rx1x2y) = 0,707 yang
berarti bahwa 70,70 % proporsi mutu pengelolaan sekolah dapat dijelaskan
secara bersama-sama oleh kedua variabel bebas yang dikaji dalam penelitian
ini. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran
136
sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia yang baik secara bersama-
sama akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan
Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
Persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel bebas
secara bersama-sama dengan variabel mutu pengelolaan sekolah ditunjukkan
oleh model regresi ganda Ŷ = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2.
(2) Proses pelaksanaan anggaran sekolah secara parsial berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua
variabel (ry1) sebesar 0,822 dan koefisien determinasi (rxy1) sebesar 0,676
mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu pengelolaan
sekolah dipengaruhi oleh proses penyusunan anggaran sebesar 67,60 %. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran sekolah yang
baik akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan
Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.
(3) Pemberdayaan sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten
dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua
variabel (ry2) adalah 0,674 dengan koefisien determinasi (r2y1) sebesar 0,455.
Hal ini mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu
pengelolaan sekolah dipengaruhi oleh peran pengawasan komite sekolah
sebesar 45,50 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pember-dayaan
137
121
sumber daya manusia yang baik akan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis.
5.2 Saran-saran
Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada kesempatan ini
adalah sebagai berikut.
(1) Sangat disarankan bahwa dalam pelaksanaan anggaran sekolah selalu
menunjukkan konsistensi terhadap RKAS yang disusun serta mengedepan-
kan aspek-aspek akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.
Meskipun demikian, jika terjadi ketidaksesuaian antara program kegiatan
dengan kondisi nyata di lapangan, sekolah mampu melakukan manuver yang
tidak menyimpang dari peraturan perundangan yang berlaku dan tetap
mampu menjalankan kegiatan dan anggaran sekolah secara fleksibel.
(2) Sekolah seharusnya dapat melakukan pembinaan sumber daya manusia
(terutama personal sekolah yang terdiri atas guru-guru dan staf tata usaha
sekolah) secara terprogram dan berkesinambungan dengan perlakuan evaluasi
secara tetap. Sumber daya manusia merupakan asset tetap sekolah yang dapat
berkembang dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sekolah untuk
mencapai tujuan-tujuan serta sasaran pengembangan program sekolah. Di sisi
138
lain, dalam upaya memberdayakan sumber daya manusia, sekolah sebaiknya
dapat menerapkan sistem manajemen mutu terpadu yang berakar pada
manajemen berbasis sekolah. Kunci dasar dari keberhasilan pengelolaan
sekolah sangat bergantung kepada penerapan manajemen serta sikap
keterbukaan dan ketegasan pimpinan sekolah. Kedua sikap ini akan
berdampak terhadap konsistensi pelaksanaan program peningkatan mutu
sekolah yang sesuai dengan rencana strategis.
(3) Kontrol terhadap pelaksanaan proses pembelajaran sehari-hari disarankan
dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Pelaksanaan proses
pembelajaran yang mengacu kepada Standar Proses merupakan kunci utama
dari pencapaian kualitas pembelajaran di tingkat satuan pendidikan.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang benar dan baik akan berdampak
terhadap perbaikan konteks lainnya, seperti pengembangan Standar Isi,
peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengadaan sarana
dan prasarana sekolah, pembiayaan sekolah, hingga penilaian pendidikan
dalam pengertian terbatas maupun luas.
5.3 Keterbatasan
Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I bahwa tujuan umum penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh proses penyusunan anggaran subsidi
SSN dan peran pengawasan komite sekolah terhadap mutu pengelolaan sekolah pada
SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan upaya semaksimal
dan seteliti mungkin dengan menggunakan prosedur metode berpikir dan penelitian
139
ilmiah. Akan tetapi, sebaik apa pun metode yang digunakan, sudah barang tentu akan
terdapat kekeliruan, kekurangan, dan keterbatasan, baik dari sisi tenaga, waktu,
maupun wawasan penulis dalam memahami dan menguasai bidang keilmuan dan
praktik administrasi pendidikan di lingkungan persekolahan.
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Data penelitian tentang pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pem-
berdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan
pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong
Karang Tumaritis yang diperoleh melalui angket yang diberikan kepada
responden dengan tanpa syarat dan implikasi sosial maupun kedinasan.
Dengan demikian, kemampuan responden untuk mengungkapkan keadaan
yang sebenarnya masih perlu dipertanyakan. Dalam hal ini, ada kemungkinan
bahwa responden tidak memberikan jawaban yang objektif sehingga
memungkin-kan untuk menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, dalam rangka memperoleh data objektif
telah diusahakan untuk mengimbau responden dengan memberikan petunjuk
pada lembar kuesioner dengan kalimat ”Jawaban tidak memberi-kan
pengaruh apa pun terhadap kondisi kedinasan responden. Seluruh
pertanyaan/pernyataan dalam angket ini semata-mata untuk keperluan
penelitian.”
140
(2) Pernyataan dalam kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden
dapat menyebabkan responden menjawab secara subjektif dan tidak jujur,
karena pernyataan tersebut mengenai ukuran keperluan yang memungkin-kan
responden banyak memilih kategori 5 (seluruh isi pernyataan benar) dan 4
(sebagian besar isi pernyataan benar) untuk mengukur keperluannya saja
tanpa diketahui apakah hal tersebut diimplementasikan ataukah tidak. Untuk
itu, sebagai data pendukung, penulis melakukan wawancara singkat dengan
beberapa kepala sekolah (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota
Kendal Gorowong Karang Tumaritis) dan menganalisis data yang diperoleh
itu sesuai dengan keperluan penelitian.
(3) Penelitian ini mengukur pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan
pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pen-
didikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal
Gorowong Karang Tumaritis, sehingga dimungkinkan adanya subjektivitas
responden dalam pengisian kuesioner sehubungan dengan penggunaan skala
Likert yang memiliki resiko inheren. Hal ini diusahakan untuk dikurangi
melalui upaya peneliti dalam menjelaskan maksud penelitian dan pernyataan
yang diajukan sehingga diharapkan dapat mengurangi adanya bias dan
ekstrimitas jawaban responden.
(4) Analisis deskriptif pada laporan ini tidak disajikan secara terperinci pada
setiap sekolah, hal ini dilakukan mengingat jumlah responden yang relatif
banyak serta waktu yang terbatas. Akan tetapi, dalam perhitungan data hasil
141
penelitian tetap dilakukan secara keseluruhan sehingga meminimal-kan
adanya informasi data yang tidak valid.
(5) Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan
pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas
pendidikan, sehingga bagi peneliti yang merasa tertarik pada konteks
penganggaran berbasis kinerja di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat
melakukan pengembangan dan perbaikan melalui pencarian variabel-variabel
yang lebih determinan dan strategis.
(6) Penelitian ini hanya menjangkau 27,69% populasi (260 SMP Negeri dan
Swasta yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis), yakni sebanyak 72 orang kepala sekolah, 72 orang pengurus
komite sekolah, dan 72 orang guru senior pada SMP Negeri dan Swasta di
Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Hal ini disebabkan
oleh penelitian ini merupakan penelitian atas pemberdayaan lembaga dalam
hal pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya
manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, tidak
ada jaminan bahwa kesimpulan hasil penelitian ini dapat diterapkan di tempat
lain.
142
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah NS. 1998. Pemberdayaan Budaya Organisasi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kinerja Lembaga Pendidikan. Artikel dalam Mimbar Pendidikan Nomor 3 Tahun XVII – 1998, Bandung: IKIP Bandung.
Bhat, V. and J. Cozzolino. 1993. Total Quality Management: An Effective Management Tool. www.casact.org. pp.101-123. download 15 Agustus 2010.
Brownell, C.L., Gans. L., Maroon T. Z. 1995. Public Relation in Education. New York: Mc Grow Hill Bool Company, Inc.
Dale, Besterfield H. 2003. Total Quality Management. New Jersey: Pearson Education.
Dale, B.G. 2003. Developing, Introducing and Sustaining TQM. www.blackwellpublishing.com . p. 1-33. download 15 Agustus 2010
David Osborne & Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government. London UK: Addison-Wesley Publ. Co.
Djam’an Satori. 2001. Pengawasan Pendidkan di sekolah. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 1998. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi Offset.
Fandy Tjiptono. 1996. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Fasli Jalal dan Dedi Supriyadi (ed). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicipta.
Garspersz, Vincent. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan
Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne M. 2000. Management Accounting. 5th edition. New York: Thomson Corporation.
Hatry, Harry P. 1999. Performance Measurement: Getting Results. Terdapat pada <http://www.urban.org/book/pm/>, diunduh tanggal 25 Mei 000000.
Hatry, H. P. 1999. Performance Measurement, Getting Result. Washington, D.C.: The Urban Institute Press,
Heizer , Jaz dan Barry Render. 1997. Production and Operations Management. Allyn and Bacon, USA.
143
Hindri Asmoko. 2006. Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Pengendalian. Artikel pada Jurnal Akuntansi Pemerintah, Volume 2, Nomor 2, November 2006.
International Education. 2000. Highlights from the Second World Congress of Education International. Washington DC: Juli 2000
Jones, J. J., dan Walters, D. L. 2009. Human Resourse Management in Education (Manajemen SDM dalam Pendidikan). Yogyakarta: Q-Media.
Jones, R. dan M. Pendlebury. 2000. Public Sector Accounting. 5th Edition. Pitman Publishing, London.
Juran, Josep M. 1989. Juran on Planning for Quality. New York: The Free Press.
Juran, J. M. & Frank M. Gyrna. 1988. Juran”s Quality Control Handbook (4th
edition), New York, NY; Mc Graw Hill Book, Inc
Karsidi, Ravik. 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Bahan Ceramah di Pondok Assalam, Surakarta 19 Februari.
Kluvers, R. 1999. To PPB or Not PPB – Budgeting in Victorian Local Government. Australian Journal of Public Administration, 58 (3): 68-77.
Kotler, Philip. 2000. Principles of Marketing. 8th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. ISBN-13: 9780130998163
Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran; Analisa Perencanaan Implikasi dan Kontrol Jilid I. PT. Prennalindo Jakarta
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta, ANDI.
Mohammad Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 1997. Sistem Akutansi. Yogyakarta; YKPN.
Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Psacharopoulos, George & Patrinos, Harry Anthony, 2002. "Returns to investment in education : a further update," Policy Research Working Paper Series 2881, The World Bank.
Sallis, Edward. and Jones, Gary. 2002. Knowledge Management in Education, London: Kogan Page Limited.
Sallis, Edward. 2002. Total Quality Management in Education, Third edition. London: Kogan Page Ltd.
144
Sedarmayanti. 2004. Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance. Bandung: Mandar Maju
Singarimbun, Masri, dan Effendi. 2003. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu, IPB Bogor.
Smith, Mark Esterby. 1999. Organizational Learning and The Learning Organization: Developments in Theory and Practice. London EC2A 4PU: SAGE Publication Ltd.
Smith, J. F. 1999. The Benefits and Threats of PBB: An Assesment of Modern Reform. Public Budgeting & Finance, Fall: 3-14.
Stewart, Aileen Mitchel. 1998. Empowering People: Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Umar, H. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
145
Yth. Bapak/Ibu
Kepala SMP Negeri/Swasta ...................................
di
Kabupaten/Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis
Assalamu’alaikum war wab.
Dalam rangka meneliti pengaruh pengalokasian anggaran sekolah dan
pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan
pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang
Tumaritis, berikut ini kami sampaikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang
kami anggap relevan untuk hal tersebut. Untuk itu, kami memohon bantuan
Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner ini.
Kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini sesuai dengan
konteks sekolah Bapak/Ibu sehingga data yang kami peroleh memiliki validitas yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Atas bantuan serta partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih,
semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal.
Wassalam war wab.
Hormat kami,
GATOTKACA
146
PETUNJUK ANGKET
Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap
Peningkatan Kualitas Pendidikan
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan
pada kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan sekolah yang
sebenarnya.
b. Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan
jawaban sesuai dengan pertanyaan/pernyataan yang dikemuka-kan.
c. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak berpengaruh apa pun
terhadap karir maupun jabatan Bapak/Ibu/Saudara.
d. Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai
yang disediakan pada masing-masing item angket.
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Status : Kepala Sekolah / Guru Senior/ Komite Sekolah
b. Umur : ....................... tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)
d. Jabatan : ..........................................................................
e. Pendidikan : ..........................................................................
147
Komponen Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:
5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan.
3. Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
4. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.
5. Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan.
6. Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang
148
Angket untuk Kepala Sekolah
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
berlaku.
7. Pengawasan dilakukan secara internal terpadu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.
8. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.
9. Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung.
10. Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.
149
Komponen Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:
5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.
2. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan).
3. Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
4. Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.
5. Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik
150
Angket untuk Guru Senior
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
6. Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah
7. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.
8. Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga ke-pendidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja
9. Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberi-kan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu
10. Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengem-bangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha me-nambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal.
151
Komponen Peningkatan Kualitas Pendidikan
Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah:
5 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
4 jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
3 jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
2 jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah
1 jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah.
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
2. Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuh-an pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan indikator-indikator berikut.
a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP sesuai dengan kondisi sekolah, kebutuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa.
b. Sekolah menyelenggarakan pengem-bangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain).
c. Secara bertahap sekolah memasukkan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; per-kembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdas-an, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembangan lembaga pendidikan.
d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaiki-
152
Angket untuk Komite Sekolah
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
nya dari tahun ke tahun.e. Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan
perangkatnya sesuai dengan perkem-bangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa.
3. Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dengan indikator sebagai berikut.
a. Sikap beragama siswa menunjukkan pe-ningkatan yang diukur melalui aktivitas keagamaan seperti shalat berjamaah, peningkatan akhlak mulia, melaksanakan pengajian dan pengkajian Al-Quran, me-ngembangkan sikap toleransi, dan sebagainya.
b. Secara akademis prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setiap tahun yang diukur dari perolehan rata-rata hasil ujian akhir semester, ulangan harian, serta perolehan penilaian lainnya pada setiap mata pelajaran.
c. Pencapaian prestasi dalam bidang non-akademis melalui kegiatan ekstrakurikuler mengalami peningkatan dari tahun se-belumnya (bidang olah raga, seni, KIR, OSIS, PKS, PMR, kepramukaan, dan sebagainya) yang ditunjukkan dengan perolehan penghargaan prestasi.
d. Kunjungan siswa ke perpustakaan meng-alami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mengindikasikan peningkatan ke-gemaran siswa membaca.
e. Lingkungan sekolah selalu terjaga, bersih, teratur, sehat, dan nyaman.
4. Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya).
a. Bahasa Indonesiac. Bahasa Inggrisd. Matematika
153
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
e. IPA
5. Setiap guru di sekolah menunjukkan pening-katan dalam melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembel-ajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
a. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
b. Peningkatan diukur melalui kuantitas guru yang menyusun sendiri:
- silabus pembelajaran;- rencana pelaksanaan
pembelajaran;- materi pembelajaran;- penilaian hasil belajar.
c. Peningkatan diukur melalui kualitas guru dalam melaksanakan proses pembel-ajaran serta penilaian pembelajaran.
6. Terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik.
7. Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai
154
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
aktivitas (mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah.
8. Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifi-kasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya.
9. Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perleng-kapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
10. Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya.
Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
11. Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini.
j. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus.
k. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan
155
PernyataanAlternatif Jawaban
5 4 3 2 1
selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan.
l. Efektivitas dan efisiensi pemberdayaan struktur organisasi satuan pendidikan.
m. Pembagian tugas di antara pendidik.
n. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.
o. Pelaksanaan peraturan akademik.
p. Pelaksanaan tata tertib satuan pendidik-an, yang minimal meliputi tata tertib pen-didik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemelihara-an sarana dan prasarana.
q. Pengembangan kode etik hubungan antara sesama warga di dalam ling-kungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.
r. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan.
12. Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha).
13. Terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
156
Lampiran 2
DATA ORDINAL HASIL PENELITIAN VARIABEL X1, X2 DAN Y
1. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
X12Konsis-
tensiEfektivitas Fleksibilitas
Akunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45 2025
2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 40 1600
3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 1521
4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 39 1521
5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 3 4 5 3 2 3 4 5 4 38 1444
6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 41 1681
7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 40 1600
8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43 1849
9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 4 4 4 3 4 5 3 5 40 1600
10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 5 4 2 3 3 4 4 39 1521
11 SMP Kristen BPK Penabur 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 1600
12 SMP Pasundan 5 4 3 4 1 4 4 4 5 5 39 1521
13 SMP PGRI Lembursitu 4 4 4 3 3 4 4 1 5 3 35 1225
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
X12Konsis-
tensiEfektivitas Fleksibilitas
Akunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1014 SMP Islam Fatahillah 4 2 3 4 3 2 5 3 5 5 36 1296
15 SMP Yuwati Bakti 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 35 1225
16 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 4 4 4 5 3 2 4 3 3 4 36 1296
17 SMP Negeri 3 Ciracap 4 4 3 4 4 4 1 4 5 3 36 1296
18 SMP Negeri 1 Ciemas 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 38 1444
19 SMP Negeri 2 Sagaranten 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 37 1369
20 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 1 5 4 4 3 4 3 1 5 4 34 1156
21 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 1444
22 SMP Negeri 1 Cidolog 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 36 1296
23 SMP Negeri 1 Lengkong 3 4 3 5 4 2 3 4 4 4 36 1296
24 SMP Negeri 1 Cikembar 2 5 5 4 1 3 5 3 3 5 36 1296
25 SMP Negeri 2 Nyalindung 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 34 1156
26 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 2 3 4 3 5 4 4 5 4 2 36 1296
27 SMP Negeri 1 Sukaraja 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 35 1225
28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 4 4 1 4 4 3 3 4 36 1296
29 SMP Negeri 1 Kadudampit 2 4 3 4 3 2 4 4 2 3 31 961
30 SMP Negeri 1 Cisaat 4 5 4 4 3 3 5 4 4 5 41 1681
31 SMP Negeri 1 Cibadak 5 4 4 5 2 3 5 4 4 4 40 1600
32 SMP Negeri 2 Nagrak 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 40 1600
33 SMP Negeri 1 Cicurug 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 36 1296
34 SMP Negeri 1 Cidahu 2 5 4 3 4 4 3 3 5 4 37 1369
35 SMP Negeri 1 Parakansalak 4 4 5 5 2 1 3 3 4 5 36 1296
36 SMP Negeri 1 Parungkuda 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 38 1444
37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 34 1156
158
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
X12Konsis-
tensiEfektivitas Fleksibilitas
Akunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1038 SMP Negeri 1 Cisolok 1 4 3 4 1 3 3 2 3 5 29 841
39 SMP Negeri 1 Cikidang 4 5 3 4 2 2 5 4 3 4 36 1296
40 SMP Negeri 1 Sukalarang 4 3 5 5 3 5 4 2 3 4 38 1444
41 SMP Negeri 1 Purabaya 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 38 1444
42 SMP Negeri 1 Caringin 3 4 4 3 2 4 1 2 4 4 31 961
43 SMP Negeri 1 Cibitung 4 4 3 4 4 4 2 5 4 5 39 1521
44 SMP Negeri 1 Ciantayan 4 4 4 4 1 1 3 2 5 4 32 1024
45 SMP Negeri 1 Cikakak 5 5 4 5 3 2 2 4 4 3 37 1369
46 SMP Negeri 1 Kabandungan 4 4 4 4 3 5 5 2 5 5 41 1681
47 SMP Negeri 2 Waluran 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 35 1225
48 SMP Negeri 2 Cimanggu 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 34 1156
49 SMP Al-Qudsiyah 4 5 5 4 3 2 2 5 3 4 37 1369
50 SMP BPPI Bojonggenteng 3 4 4 3 2 2 3 3 4 5 33 1089
51 SMP Darul Hidayah 4 4 1 4 4 4 2 4 2 3 32 1024
52 SMP Daruttauhid Al-Islami 4 1 3 1 1 1 4 3 5 5 28 784
53 SMP Islam Nurul Amal 4 2 2 2 2 2 4 3 4 4 29 841
54 SMP Islam Parakansalak 2 3 1 3 2 4 4 3 1 4 27 729
55 SMP YPI Parungkuda 1 2 4 2 2 5 4 3 2 4 29 841
56 SMP Mardi Yuana Cicurug 4 4 1 4 2 2 4 3 3 1 28 784
57 SMP PGRI 1 Ciambar 2 1 2 1 4 3 3 2 4 4 26 676
58 SMP PGRI 1 Cidahu 3 1 3 2 1 3 3 4 4 2 26 676
59 SMP PGRI 183 Cicurug 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 31 961
60 SMP PGRI Kalapanunggal 2 3 1 3 3 4 4 4 4 4 32 1024
61 SMP PGRI Parungkuda 4 3 4 3 3 1 4 5 4 4 35 1225
62 SMP Plus Madaniah 1 3 2 3 5 3 2 3 3 3 28 784
159
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
X12Konsis-
tensiEfektivitas Fleksibilitas
Akunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1063 SMP Terpadu Al-Aziziyah 4 2 2 3 4 2 4 3 3 2 29 841
64 SMP Plus Zainabiyah 2 4 2 3 1 3 4 2 2 4 27 729
65 SMP Yapissa Cicurug 3 1 3 4 2 3 4 4 4 2 30 900
66 SMP Taman Siswa Cibadak 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 27 729
67 SMP Widya Praja 2 5 4 3 5 4 2 1 4 2 32 1024
68 SMP Islam Ciherang 4 2 1 2 4 3 1 2 3 4 26 676
69 SMP Mardi Yuana Cibadak 1 1 4 4 4 3 5 3 2 1 28 784
70 SMPIT At-Talsiriyah 4 2 2 4 4 2 4 3 2 2 29 841
71 SMPIT Bani Yasin 2 3 3 4 3 1 2 3 2 3 26 676
72 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 30 900
JUMLAH 245 254 245 267 224 228 251 239 264 268 2485 87367
RATA-RATA 3.40 3.53 3.40 3.71 3.11 3.17 3.49 3.32 3.67 3.72 34.51 1213.43
MEDIAN 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 36 1296
MODUS 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 36 1296
SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 2025
SKOR TERENDAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
Frekuensi 5 8 10 6 10 5 4 8 7 11 15
Frekuensi 4 36 37 35 40 27 30 34 25 35 33
Frekuensi 3 10 11 18 15 20 17 19 27 18 15
Frekuensi 2 13 9 8 5 11 16 7 10 7 7
Frekuensi 1 5 5 5 2 9 5 4 3 1 2
STANDAR DEVIASI 1.12 1.10 1.03 0.90 1.15 1.06 1.01 0.98 0.90 1.00 4.75 323.49
160
2. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
X22
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembang-an Kebebasan
Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalah
an dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42 1764
2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 4 5 3 5 4 3 4 4 41 1681
3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 4 4 3 5 4 3 4 3 39 1521
4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3 4 4 5 4 5 5 3 4 4 41 1681
5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 43 1849
6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 43 1849
7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 44 1936
8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 5 3 4 4 4 4 4 2 38 1444
9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 36 1296
10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 3 5 3 4 5 5 4 3 3 39 1521
11 SMP Kristen BPK Penabur 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 42 176412 SMP Pasundan 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 40 160013 SMP PGRI Lembursitu 4 3 3 4 4 3 4 4 5 2 36 129614 SMP Islam Fatahillah 3 3 4 5 5 3 4 3 4 3 37 1369
161
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
X22
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembang-an Kebebasan
Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalah
an dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1015 SMP Yuwati Bakti 4 4 5 3 4 3 5 3 4 3 38 144416 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 44 193617 SMP Negeri 3 Ciracap 5 4 4 4 3 4 3 4 5 3 39 152118 SMP Negeri 1 Ciemas 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 42 176419 SMP Negeri 2 Sagaranten 3 3 3 4 3 5 4 3 4 5 37 136920 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 4 4 3 5 5 5 4 3 4 2 39 152121 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 36 129622 SMP Negeri 1 Cidolog 4 3 5 3 4 4 5 1 5 3 37 136923 SMP Negeri 1 Lengkong 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 39 152124 SMP Negeri 1 Cikembar 5 3 5 4 5 4 2 3 4 3 38 144425 SMP Negeri 2 Nyalindung 5 4 5 4 3 3 3 3 5 2 37 136926 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 4 4 5 4 2 3 2 5 5 5 39 152127 SMP Negeri 1 Sukaraja 5 3 4 4 4 2 4 4 5 4 39 1521
28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 39 1521
29 SMP Negeri 1 Kadudampit 3 3 3 3 3 4 5 4 5 2 35 122530 SMP Negeri 1 Cisaat 5 3 3 4 4 4 5 3 4 3 38 144431 SMP Negeri 1 Cibadak 5 4 3 3 3 4 2 4 4 2 34 115632 SMP Negeri 2 Nagrak 4 2 4 4 3 5 3 4 4 4 37 136933 SMP Negeri 1 Cicurug 4 3 4 3 4 2 2 5 5 2 34 115634 SMP Negeri 1 Cidahu 3 2 2 3 2 3 2 1 4 3 25 62535 SMP Negeri 1 Parakansalak 4 4 3 4 3 2 5 3 2 2 32 102436 SMP Negeri 1 Parungkuda 5 4 3 4 3 4 5 5 3 4 40 160037 SMP Negeri 1 Karangnunggal 4 4 4 5 3 4 5 4 4 1 38 144438 SMP Negeri 1 Cisolok 4 3 2 4 4 5 4 3 4 2 35 1225
162
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
X22
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembang-an Kebebasan
Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalah
an dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1039 SMP Negeri 1 Cikidang 4 2 3 3 5 5 4 5 3 3 37 136940 SMP Negeri 1 Sukalarang 3 4 3 4 4 2 4 5 2 2 33 108941 SMP Negeri 1 Purabaya 4 4 2 4 3 3 4 4 5 2 35 122542 SMP Negeri 1 Caringin 4 4 4 5 3 3 4 1 4 1 33 108943 SMP Negeri 1 Cibitung 3 3 4 4 4 2 3 4 4 1 32 102444 SMP Negeri 1 Ciantayan 5 2 4 3 4 5 2 1 4 1 31 96145 SMP Negeri 1 Cikakak 3 1 4 4 3 4 3 4 2 2 30 90046 SMP Negeri 1 Kabandungan 3 4 5 3 3 4 2 3 4 3 34 115647 SMP Negeri 2 Waluran 3 1 4 5 3 4 4 3 2 2 31 96148 SMP Negeri 2 Cimanggu 3 3 5 5 3 4 4 3 3 4 37 136949 SMP Al-Qudsiyah 4 3 5 4 3 2 4 5 3 2 35 122550 SMP BPPI Bojonggenteng 3 3 5 4 5 4 2 3 3 1 33 108951 SMP Darul Hidayah 1 2 3 2 2 2 3 5 3 2 25 62552 SMP Daruttauhid Al-Islami 2 4 2 3 3 3 3 1 4 3 28 78453 SMP Islam Nurul Amal 2 1 4 2 2 2 3 4 2 2 24 57654 SMP Islam Parakansalak 3 1 4 4 4 4 3 5 4 4 36 129655 SMP YPI Parungkuda 4 1 2 4 2 1 4 2 2 1 23 52956 SMP Mardi Yuana Cicurug 1 3 3 4 3 2 4 1 2 2 25 62557 SMP PGRI 1 Ciambar 2 2 2 2 2 3 2 4 2 5 26 67658 SMP PGRI 1 Cidahu 3 5 1 3 4 3 3 4 4 5 35 122559 SMP PGRI 183 Cicurug 3 4 2 2 2 2 2 4 1 4 26 67660 SMP PGRI Kalapanunggal 3 4 3 1 3 4 4 2 2 3 29 84161 SMP PGRI Parungkuda 3 5 3 2 3 5 4 3 2 2 32 102462 SMP Plus Madaniah 4 2 3 3 2 5 4 2 3 2 30 90063 SMP Terpadu Al-Aziziyah 5 3 2 2 4 2 2 1 2 2 25 625
163
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
X22
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembang-an Kebebasan
Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalah
an dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1064 SMP Plus Zainabiyah 3 3 4 2 4 3 3 4 1 4 31 96165 SMP Yapissa Cicurug 2 2 2 3 5 4 2 2 1 1 24 57666 SMP Taman Siswa Cibadak 4 1 3 3 2 1 5 2 1 2 24 57667 SMP Widya Praja 2 1 2 3 3 2 1 2 3 2 21 44168 SMP Islam Ciherang 3 2 4 5 3 3 2 4 4 3 33 108969 SMP Mardi Yuana Cibadak 3 3 2 4 2 4 3 2 4 3 30 90070 SMPIT At-Talsiriyah 3 2 2 2 4 4 3 3 4 2 29 84171 SMPIT Bani Yasin 2 4 1 4 1 3 3 3 5 4 30 90072 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 5 3 1 3 3 3 4 3 4 2 31 961
JUMLAH 263 229 256 261 245 257 260 237 256 206 2470 87060RATA-RATA 3.65 3.18 3.56 3.63 3.40 3.57 3.61 3.29 3.56 2.86 34.31 1209.17
MEDIAN 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 35 1225MODUS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 39 1521
SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 44 1936SKOR TERENDAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
Frekuensi 5 15 4 17 13 8 15 15 9 12 6 Frekuensi 4 27 29 24 29 25 27 29 25 35 16 Frekuensi 3 22 22 16 21 28 16 14 23 10 19 Frekuensi 2 6 10 12 8 10 12 13 8 11 24 Frekuensi 1 2 7 3 1 1 2 1 7 4 7
STANDAR DEVIASI 1.00 1.07 1.15 0.96 0.91 1.09 1.06 1.13 1.11 1.13 5.72 379.99
3. Data Empirik Hasil Penelitian Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
164
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Y2Standar Isi
SKLStandar Proses
Standar Pendidik dan
Tendik
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo-
laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 49 2401
2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 49 2401
3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 48 2304
4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 49 2401
5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 46 2116
6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 43 1849
7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 48 2304
8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 3 7 4 4 5 3 4 5 4 48 2304
9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 47 2209
10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 49 2401
11 SMP Kristen BPK Penabur 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 46 2116
12 SMP Pasundan 4 3 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 42 1764
13 SMP PGRI Lembursitu 3 3 5 4 4 5 2 4 5 3 4 4 41 1681
14 SMP Islam Fatahillah 5 5 5 4 4 4 2 3 2 4 4 5 42 1764
15 SMP Yuwati Bakti 4 5 5 5 4 5 2 4 4 3 4 5 45 2025
16 SMP Negeri 2 Palabuhanratu 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 48 2304
165
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Y2Standar Isi
SKLStandar Proses
Standar Pendidik dan
Tendik
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo-
laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1217 SMP Negeri 3 Ciracap 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 5 49 2401
18 SMP Negeri 1 Ciemas 3 4 5 5 3 4 5 4 2 4 5 5 44 1936
19 SMP Negeri 2 Sagaranten 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 42 1764
20 SMP Negeri 1 Tegalbuleud 4 5 5 5 4 4 4 3 2 4 3 4 42 1764
21 SMP Negeri 2 Pabuaran 4 2 5 4 4 4 3 4 3 5 4 5 42 1764
22 SMP Negeri 1 Cidolog 4 5 5 4 5 3 3 4 3 4 3 4 42 1764
23 SMP Negeri 1 Lengkong 3 1 4 4 4 5 3 5 3 3 5 4 40 1600
24 SMP Negeri 1 Cikembar 4 5 5 3 3 4 4 5 3 5 5 4 45 2025
25 SMP Negeri 2 Nyalindung 5 2 4 3 3 4 5 3 4 4 3 5 41 1681
26 SMP Negeri 2 Jampang Tengah 4 5 5 3 3 4 5 4 3 4 5 5 45 2025
27 SMP Negeri 1 Sukaraja 4 2 4 3 3 3 5 3 3 4 4 5 39 1521
28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 5 47 2209
29 SMP Negeri 1 Kadudampit 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 5 43 1849
30 SMP Negeri 1 Cisaat 3 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 42 1764
31 SMP Negeri 1 Cibadak 3 4 5 3 2 4 5 4 4 5 3 5 42 1764
32 SMP Negeri 2 Nagrak 4 5 5 3 5 4 5 3 4 4 4 5 46 2116
33 SMP Negeri 1 Cicurug 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 45 2025
34 SMP Negeri 1 Cidahu 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 41 1681
35 SMP Negeri 1 Parakansalak 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 5 46 2116
36 SMP Negeri 1 Parungkuda 4 5 5 3 3 4 4 4 3 3 3 5 41 1681
37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 3 3 5 3 5 4 5 4 4 4 3 4 42 1764
38 SMP Negeri 1 Cisolok 4 5 5 3 4 4 4 4 3 5 3 4 43 1849
39 SMP Negeri 1 Cikidang 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 2 3 38 1444
40 SMP Negeri 1 Sukalarang 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 44 1936
166
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Y2Standar Isi
SKLStandar Proses
Standar Pendidik dan
Tendik
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo-
laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1241 SMP Negeri 1 Purabaya 2 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 5 41 1681
42 SMP Negeri 1 Caringin 4 5 5 3 1 4 5 3 4 4 3 4 40 1600
43 SMP Negeri 1 Cibitung 4 3 5 3 3 3 5 4 3 4 5 5 42 1764
44 SMP Negeri 1 Ciantayan 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 5 4 39 1521
45 SMP Negeri 1 Cikakak 3 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 5 42 1764
46 SMP Negeri 1 Kabandungan 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 42 1764
47 SMP Negeri 2 Waluran 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 36 1296
48 SMP Negeri 2 Cimanggu 3 3 5 4 5 4 4 4 2 2 4 5 40 1600
49 SMP Al-Qudsiyah 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 36 1296
50 SMP BPPI Bojonggenteng 3 5 5 3 3 4 4 3 4 2 4 2 37 1369
51 SMP Darul Hidayah 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 5 34 1156
52 SMP Daruttauhid Al-Islami 4 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 33 1089
53 SMP Islam Nurul Amal 4 1 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 34 1156
54 SMP Islam Parakansalak 2 2 4 3 3 5 3 2 4 2 2 4 32 1024
55 SMP YPI Parungkuda 1 3 4 5 2 2 2 3 1 1 2 5 27 729
56 SMP Mardi Yuana Cicurug 3 5 5 3 4 4 3 2 2 4 4 4 38 1444
57 SMP PGRI 1 Ciambar 2 3 4 3 5 4 2 3 2 2 4 2 32 1024
58 SMP PGRI 1 Cidahu 4 3 4 3 2 1 2 2 2 3 2 3 27 729
59 SMP PGRI 183 Cicurug 4 5 5 3 2 3 2 1 3 2 3 2 30 900
60 SMP PGRI Kalapanunggal 4 4 5 2 3 2 4 2 3 1 3 5 33 1089
61 SMP PGRI Parungkuda 3 5 5 4 3 4 1 3 2 4 3 4 36 1296
62 SMP Plus Madaniah 3 3 4 4 2 5 2 2 1 2 3 1 28 784
63 SMP Terpadu Al-Aziziyah 3 5 5 4 5 4 3 4 4 2 2 2 38 1444
64 SMP Plus Zainabiyah 3 4 4 2 4 4 2 1 2 2 1 3 28 784
65 SMP Yapissa Cicurug 3 4 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 33 1089
167
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Y2Standar Isi
SKLStandar Proses
Standar Pendidik dan
Tendik
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo-
laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
66 SMP Taman Siswa Cibadak 2 4 4 2 2 4 3 2 3 2 3 5 32 1024
67 SMP Widya Praja 4 3 5 4 3 5 2 3 3 4 2 4 37 1369
68 SMP Islam Ciherang 1 3 5 1 3 2 3 2 2 4 1 1 23 529
69 SMP Mardi Yuana Cibadak 2 3 4 4 2 3 2 1 3 4 2 2 28 784
70 SMPIT At-Talsiriyah 3 2 4 2 5 2 2 1 4 2 4 3 30 900
71 SMPIT Bani Yasin 2 1 4 2 4 5 2 2 2 3 2 2 27 729
72 SMP Muhammadiyah 2 Cisaat 4 2 4 2 1 4 1 2 2 2 3 4 27 729JUMLAH 248 277 335 251 248 285 262 248 234 255 251 294 3188 144644
RATA-RATA 3.44 3.85 4.65 3.49 3.44 3.96 3.64 3.44 3.25 3.54 3.49 4.08 44.28 2008.94MEDIAN 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3.5 4 46 2116MODUS 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 5 47 2209
SKOR TERTINGGI 5 5 5 5 7 5 5 5 5 5 5 5 54 2916SKOR TERENDAH 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 784
Frekuensi 5 5 29 47 9 7 16 20 8 6 13 13 31 Frekuensi 4 34 17 25 26 26 43 24 33 25 30 23 27 Frekuensi 3 24 15 0 29 28 8 12 18 24 14 24 5 Frekuensi 2 6 8 0 7 8 4 14 9 15 13 10 7 Frekuensi 1 3 3 0 1 2 1 2 4 2 2 2 2
STANDAR DEVIASI 0.90 1.19 0.48 0.89 1.01 0.83 1.17 1.03 0.98 1.07 1.03 1.07 7.01 594.65
Lampiran 3
Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval)
168
1. Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Frekuensi 41 93 170 332 84 720
Proporsi 0.06 0.13 0.24 0.46 0.12
Proporsi Kumulatif 0.06 0.19 0.42 0.88 1.00
zi (1.58) (0.89) (0.20) 1.19
Densitas 0.1143 0.2679 0.3913 0.1961
Nilai Skala (2.01) (1.19) (0.52) 0.42 1.68
Transformasi 1.00 1.82 2.49 3.43 4.69
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Total Frekuensi
1 2 3 4 51 5 13 10 36 8 722 5 9 11 37 10 723 5 8 18 35 6 724 2 5 15 40 10 725 9 11 20 27 5 726 5 16 17 30 4 727 4 7 19 34 8 728 3 10 27 25 7 729 1 7 18 35 11 72
10 2 7 15 33 15 72
Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X1
169
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Total
Ganjil
Genap
Konsis-tensi
Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 4.69 4.69 40.60 19.67 20.93
2SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 34.62 17.47 17.15
3SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 33.36 17.15 16.21
4SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 33.68 18.41 15.27
5SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4.69 2.49 3.43 4.69 2.49 1.82 2.49 3.43 4.69 3.43 33.65 17.79 15.86
6SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 35.88 18.73 17.15
7SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 3.43 2.49 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43 4.69 34.94 15.27 19.67
8SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 38.08 18.41 19.67
9SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 4.69 2.49 4.69 34.94 16.21 18.73
10SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
3.43 4.69 4.69 4.69 3.43 1.82 2.49 2.49 3.43 3.43 34.59 17.47 17.12
11 SMP Kristen BPK Penabur 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 34.30 17.15 17.15
12 SMP Pasundan 4.69 3.43 2.49 3.43 1.00 3.43 3.43 3.43 4.69 4.69 34.71 16.30 18.41
13 SMP PGRI Lembursitu 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 1.00 4.69 2.49 30.31 17.47 12.84
14 SMP Islam Fatahillah 3.43 1.82 2.49 3.43 2.49 1.82 4.69 2.49 4.69 4.69 32.04 17.79 14.25
15 SMP Yuwati Bakti 2.49 2.49 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 29.60 14.33 15.27
16 SMP Negeri 2 Kukuruyuk 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 31.13 15.27 15.86
17 SMP Negeri 3 Ciracap 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 4.69 2.49 31.25 15.04 16.21
18 SMP Negeri 1 Ciema 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 3.43 4.69 32.74 15.27 17.47
19 SMP Negeri 2 Santen 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 31.75 14.60 17.15
170
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Total
Ganjil
Genap
Konsis-tensi
Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 SMP Negeri 1 Tegal 1.00 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 2.49 1.00 4.69 3.43 30.08 14.10 15.98
21 SMP Negeri 2 Paran 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 32.42 16.21 16.21
22 SMP Negeri 1 Colog 1.82 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 30.81 14.60 16.21
23 SMP Negeri 1 Lengkong 2.49 3.43 2.49 4.69 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 31.13 14.33 16.80
24 SMP Negeri 1 Ciema 1.82 4.69 4.69 3.43 1.00 2.49 4.69 2.49 2.49 4.69 32.48 14.69 17.79
25 SMP Negeri 2 Nyalindung 3.43 3.43 3.43 3.43 1.82 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 29.20 14.60 14.60
26 SMP Negeri 2 Jamparing 1.82 2.49 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 1.82 31.72 16.80 14.92
27 SMP Negeri 1 Sukaraja 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 1.00 2.49 3.43 3.43 29.99 13.78 16.21
28SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis
4.69 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 31.25 15.04 16.21
29 SMP Negeri 1 Kadudampit 1.82 3.43 2.49 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 1.82 2.49 26.65 12.05 14.60
30 SMP Negeri 1 Cis 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 4.69 36.20 17.47 18.73
31 SMP Negeri 1 Ciak 4.69 3.43 3.43 4.69 1.82 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 35.53 18.06 17.47
32 SMP Negeri 2 Narak 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 34.62 17.15 17.47
33 SMP Negeri 1 Ciur 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 30.54 15.27 15.27
34 SMP Negeri 1 Ciah 1.82 4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 2.49 4.69 3.43 32.39 15.86 16.53
35 SMP Negeri 1 Para salak 3.43 3.43 4.69 4.69 1.82 1.00 2.49 2.49 3.43 4.69 32.16 15.86 16.30
36 SMP Negeri 1 Pa kuda 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 2.49 3.43 2.49 32.74 17.47 15.27
37 SMP Negeri 1 Karangnunggal 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 2.49 2.49 28.93 14.33 14.60
38 SMP Negeri 1 Ciso 1.00 3.43 2.49 3.43 1.00 2.49 2.49 1.82 2.49 4.69 25.33 9.47 15.86
39 SMP Negeri 1 Ciki 3.43 4.69 2.49 3.43 1.82 1.82 4.69 3.43 2.49 3.43 31.72 14.92 16.80
40 SMP Negeri 1 Sukalara 3.43 2.49 4.69 4.69 2.49 4.69 3.43 1.82 2.49 3.43 33.65 16.53 17.12
41 SMP Negeri 1 Pura 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 32.74 15.27 17.47
42 SMP Negeri 1 Cingin 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 1.00 1.82 3.43 3.43 26.77 12.17 14.60
43 SMP Negeri 1 Citung 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 4.69 3.43 4.69 34.27 14.60 19.67
44 SMP Negeri 1 Ciayan 3.43 3.43 3.43 3.43 1.00 1.00 2.49 1.82 4.69 3.43 28.15 15.04 13.11
45 SMP Negeri 1 Ciak 4.69 4.69 3.43 4.69 2.49 1.82 1.82 3.43 3.43 2.49 32.98 15.86 17.12
46 SMP Negeri 1 Kabangan 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 4.69 4.69 1.82 4.69 4.69 36.79 18.73 18.06
171
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Total
Ganjil
Genap
Konsis-tensi
Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
47 SMP Negeri 2 Waran 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 1.82 3.43 2.49 2.49 3.43 29.87 15.27 14.60
48 SMP Negeri 2 Cimanu 3.43 2.49 3.43 2.49 1.00 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 29.05 14.72 14.33
49 SMP Al-Qudsiyah 3.43 4.69 4.69 3.43 2.49 1.82 1.82 4.69 2.49 3.43 32.98 14.92 18.06
50 SMP BPPI Bojong 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 1.82 2.49 2.49 3.43 4.69 28.58 13.66 14.92
51 SMP Darul Hidayah 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 3.43 1.82 3.43 1.82 2.49 27.71 11.50 16.21
52 SMP Daruttauhid Al-Islami 3.43 1.00 2.49 1.00 1.00 1.00 3.43 2.49 4.69 4.69 25.22 15.04 10.18
53 SMP Islam Nurul Amal 3.43 1.82 1.82 1.82 1.82 1.82 3.43 2.49 3.43 3.43 25.31 13.93 11.38
54 SMP Islam Para salak 1.82 2.49 1.00 2.49 1.82 3.43 3.43 2.49 1.00 3.43 23.40 9.07 14.33
55 SMP YPI Pa kuda 1.00 1.82 3.43 1.82 1.82 4.69 3.43 2.49 1.82 3.43 25.75 11.50 14.25
56 SMP Mardi Yuana Cicu 3.43 3.43 1.00 3.43 1.82 1.82 3.43 2.49 2.49 1.00 24.34 12.17 12.17
57 SMP PGRI 1 Ciamr 1.82 1.00 1.82 1.00 3.43 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 22.73 12.99 9.74
58 SMP PGRI 1 Cidahu 2.49 1.00 2.49 1.82 1.00 2.49 2.49 3.43 3.43 1.82 22.46 11.90 10.56
59 SMP PGRI 183 Cicurug 2.49 1.82 1.82 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 26.65 13.66 12.99
60 SMP PGRI Kalapa 1.82 2.49 1.00 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 27.44 12.17 15.27
61 SMP PGRI Pa kuda 3.43 2.49 3.43 2.49 2.49 1.00 3.43 4.69 3.43 3.43 30.31 16.21 14.10
62 SMP Plus Madaniah 1.00 2.49 1.82 2.49 4.69 2.49 1.82 2.49 2.49 2.49 24.27 11.82 12.45
63 SMP Terpadu Al-Aziziyah 3.43 1.82 1.82 2.49 3.43 1.82 3.43 2.49 2.49 1.82 25.04 14.60 10.44
64 SMP Plus Zainabiyah 1.82 3.43 1.82 2.49 1.00 2.49 3.43 1.82 1.82 3.43 23.55 9.89 13.66
65 SMP Yapissa Ci urug 2.49 1.00 2.49 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 25.83 13.66 12.17
66 SMP Taman Siswa Ci ak 1.82 1.82 1.82 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 3.43 1.82 23.16 12.05 11.11
67 SMP Widya Praja 1.82 4.69 3.43 2.49 4.69 3.43 1.82 1.00 3.43 1.82 28.62 15.19 13.43
68 SMP Islam Ci rang 3.43 1.82 1.00 1.82 3.43 2.49 1.00 1.82 2.49 3.43 22.73 11.35 11.38
69 SMP Mardi Yuana Ci ak 1.00 1.00 3.43 3.43 3.43 2.49 4.69 2.49 1.82 1.00 24.78 14.37 10.41
70 SMPIT At-Talsiriyah 3.43 1.82 1.82 3.43 3.43 1.82 3.43 2.49 1.82 1.82 25.31 13.93 11.38
71 SMPIT Bani Yasin 1.82 2.49 2.49 3.43 2.49 1.00 1.82 2.49 1.82 2.49 22.34 10.44 11.90
72 SMP Muhammadiyah 2 Ci at 3.43 1.82 2.49 2.49 3.43 2.49 2.49 1.82 2.49 2.49 25.44 14.33 11.11
JUMLAH 214.56 222.58 212.57 232.55 194.88 198.11 218.19 207.01 230.20 235.63 2166.28 1070.40 1095.88
172
No. Responden
Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Total
Ganjil
Genap
Konsis-tensi
Efektivitas FleksibilitasAkunta-bilitas
Pengawasan & Evaluasi
Perbaikan & Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RATA-RATA 2.98 3.09 2.95 3.23 2.71 2.75 3.03 2.88 3.20 3.27 30.09 14.87 15.22
2. Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
173
Frekuensi 35 114 191 266 114 720
Proporsi 0.05 0.16 0.27 0.37 0.16
Proporsi Kumulatif 0.05 0.21 0.47 0.84 1.00
zi (1.66) (0.82) (0.07) 1.00
Densitas 0.1008 0.2857 0.3980 0.2416
Nilai Skala (2.07) (1.17) (0.42) 0.42 1.53
Transformasi 1.00 1.91 2.65 3.50 4.60
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban Total Frekuensi
1 2 3 4 51 2 6 22 27 15 722 7 10 22 29 4 723 3 12 16 24 17 724 1 8 21 29 13 725 1 10 28 25 8 726 2 12 16 27 15 727 1 13 14 29 15 728 7 8 23 25 9 729 4 11 10 35 12 72
10 7 24 19 16 6 72
Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X2
174
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Total
Ganjil
Genap
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembangan Kebebasan Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalahan dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 37.20 19.70 17.50
2 3.50 4.60 3.50 4.60 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 36.60 16.65 19.95
3 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 2.65 34.65 17.75 16.90
4 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 3.50 36.60 17.75 18.85
5 4.60 3.50 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 38.30 19.70 18.60
6 2.65 3.50 4.60 3.50 2.65 4.60 4.60 4.60 4.60 3.50 38.80 19.10 19.70
7 4.60 4.60 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 39.65 19.70 19.95
8 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 1.91 33.66 18.60 15.06
9 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 31.60 17.50 14.10
10 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 4.60 4.60 3.50 2.65 2.65 34.90 18.85 16.05
11 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 4.60 37.45 18.85 18.60
12 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 35.25 18.60 16.65
13 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 1.91 31.96 17.75 14.21
14 2.65 2.65 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 2.65 3.50 2.65 32.95 17.75 15.20
15 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 2.65 33.80 19.70 14.10
16 4.60 3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 39.65 21.90 17.75
17 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 4.60 2.65 34.65 18.00 16.65
18 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 37.45 17.75 19.70
19 2.65 2.65 2.65 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 3.50 4.60 32.95 14.95 18.00
20 3.50 3.50 2.65 4.60 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 1.91 35.01 17.75 17.26
21 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 3.50 2.65 31.71 17.50 14.21
22 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 3.50 4.60 1.00 4.60 2.65 33.25 20.80 12.45
175
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Total
Ganjil
Genap
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembangan Kebebasan Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalahan dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
23 4.60 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 34.65 19.70 14.95
24 4.60 2.65 4.60 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 3.50 2.65 34.16 19.21 14.95
25 4.60 3.50 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 2.65 4.60 1.91 33.31 19.10 14.21
26 3.50 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 1.91 4.60 4.60 4.60 35.37 16.52 18.85
27 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 3.50 3.50 4.60 3.50 34.76 19.70 15.06
28 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 34.40 16.65 17.75
29 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 3.50 4.60 1.91 31.36 17.15 14.21
30 4.60 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 2.65 33.80 18.85 14.95
31 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 3.50 1.91 3.50 3.50 1.91 30.37 15.31 15.06
32 3.50 1.91 3.50 3.50 2.65 4.60 2.65 3.50 3.50 3.50 32.81 15.80 17.01
33 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 1.91 4.60 4.60 1.91 30.73 17.01 13.72
34 2.65 1.91 1.91 2.65 1.91 2.65 1.91 1.00 3.50 2.65 22.74 11.88 10.86
35 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 1.91 4.60 2.65 1.91 1.91 28.78 15.31 13.47
36 4.60 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 4.60 4.60 2.65 3.50 35.75 17.15 18.60
37 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 1.00 33.85 17.75 16.10
38 3.50 2.65 1.91 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 3.50 1.91 31.22 15.91 15.31
39 3.50 1.91 2.65 2.65 4.60 4.60 3.50 4.60 2.65 2.65 33.31 16.90 16.41
40 2.65 3.50 2.65 3.50 3.50 1.91 3.50 4.60 1.91 1.91 29.63 14.21 15.42
41 3.50 3.50 1.91 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 1.91 31.22 16.16 15.06
42 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 2.65 3.50 1.00 3.50 1.00 29.40 16.65 12.75
43 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 3.50 3.50 1.00 28.36 15.80 12.56
44 4.60 1.91 3.50 2.65 3.50 4.60 1.91 1.00 3.50 1.00 28.17 17.01 11.16
176
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Total
Ganjil
Genap
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembangan Kebebasan Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalahan dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
45 2.65 1.00 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 1.91 26.77 13.36 13.41
46 2.65 3.50 4.60 2.65 2.65 3.50 1.91 2.65 3.50 2.65 30.26 15.31 14.95
47 2.65 1.00 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 2.65 1.91 1.91 27.87 14.21 13.66
48 2.65 2.65 4.60 4.60 2.65 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 32.95 16.05 16.90
49 3.50 2.65 4.60 3.50 2.65 1.91 3.50 4.60 2.65 1.91 31.47 16.90 14.57
50 2.65 2.65 4.60 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 2.65 1.00 29.71 16.41 13.30
51 1.00 1.91 2.65 1.91 1.91 1.91 2.65 4.60 2.65 1.91 23.10 10.86 12.24
52 1.91 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 1.00 3.50 2.65 25.07 12.62 12.45
53 1.91 1.00 3.50 1.91 1.91 1.91 2.65 3.50 1.91 1.91 22.11 11.88 10.23
54 2.65 1.00 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 4.60 3.50 3.50 31.90 15.80 16.10
55 3.50 1.00 1.91 3.50 1.91 1.00 3.50 1.91 1.91 1.00 21.14 12.73 8.41
56 1.00 2.65 2.65 3.50 2.65 1.91 3.50 1.00 1.91 1.91 22.68 11.71 10.97
57 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 4.60 24.12 9.55 14.57
58 2.65 4.60 1.00 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 31.30 13.30 18.00
59 2.65 3.50 1.91 1.91 1.91 1.91 1.91 3.50 1.00 3.50 23.70 9.38 14.32
60 2.65 3.50 2.65 1.00 2.65 3.50 3.50 1.91 1.91 2.65 25.92 13.36 12.56
61 2.65 4.60 2.65 1.91 2.65 4.60 3.50 2.65 1.91 1.91 29.03 13.36 15.67
62 3.50 1.91 2.65 2.65 1.91 4.60 3.50 1.91 2.65 1.91 27.19 14.21 12.98
63 4.60 2.65 1.91 1.91 3.50 1.91 1.91 1.00 1.91 1.91 23.21 13.83 9.38
64 2.65 2.65 3.50 1.91 3.50 2.65 2.65 3.50 1.00 3.50 27.51 13.30 14.21
65 1.91 1.91 1.91 2.65 4.60 3.50 1.91 1.91 1.00 1.00 22.30 11.33 10.97
66 3.50 1.00 2.65 2.65 1.91 1.00 4.60 1.91 1.00 1.91 22.13 13.66 8.47
177
No. Responden
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Total
Ganjil
Genap
Fokus Pada
Pelang-gan
Obsesi terha-dap
Kuali-tas
Pema-haman
Struktur Pekerja-
an
Pengembangan Kebebasan Terkendali
Memiliki Kesatuan
Tujuan
Mencari Kesalahan dalam Sistem
Kerja sama tim
Pendi-dikan Berke-
lanjutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
67 1.91 1.00 1.91 2.65 2.65 1.91 1.00 1.91 2.65 1.91 19.50 10.12 9.38
68 2.65 1.91 3.50 4.60 2.65 2.65 1.91 3.50 3.50 2.65 29.52 14.21 15.31
69 2.65 2.65 1.91 3.50 1.91 3.50 2.65 1.91 3.50 2.65 26.83 12.62 14.21
70 2.65 1.91 1.91 1.91 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 1.91 26.09 14.21 11.88
71 1.91 3.50 1.00 3.50 1.00 2.65 2.65 2.65 4.60 3.50 26.96 11.16 15.80
72 4.60 2.65 1.00 2.65 2.65 2.65 3.50 2.65 3.50 1.91 27.76 15.25 12.51
JUMLAH 235.26 204.30 230.52 233.23 218.60 230.82 233.43 212.13 229.21 186.79 2214.29 1147.02 1067.27
RATA-RATA 3.27 2.84 3.20 3.24 3.04 3.21 3.24 2.95 3.18 2.59 30.75 15.93 14.82
3. Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Frekuensi 24 101 201 333 204 863
178
Proporsi 0.03 0.12 0.23 0.39 0.24 Proporsi Kumulatif 0.03 0.14 0.38 0.76 1.00 zi (1.91) (1.06) (0.31) 0.72 Densitas 0.0639 0.2278 0.3801 0.3083 Nilai Skala (2.30) (1.40) (0.65) 0.19 1.30 Transformasi 1.00 1.90 2.64 3.48 4.60
Pertanyaan ke
Frekuensi Masing-masing Alternatif jawabanTotal
Frekuensi 1 2 3 4 5
1 3 6 24 34 5 722 3 8 15 17 29 723 0 0 0 25 47 724 1 7 29 26 9 725 2 8 28 26 7 716 1 4 8 43 16 727 2 14 12 24 20 728 4 9 18 33 8 729 2 15 24 25 6 7210 2 13 14 30 13 7211 2 10 24 23 13 7212 2 7 5 27 31 72
Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel Y
179
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Total
Ganjil
Genap
Standar Isi
SKL Standar ProsesStandar Pendidik
dan TendikStandar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo
-laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2.64 4.60 4.60 2.64 2.64 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 49.32 23.68 25.64
2 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 48.48 24.24 25.36
3 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 47.36 24.24 23.12
4 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 48.48 22.00 25.36
5 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 45.68 23.68 23.12
6 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 42.60 20.32 21.16
7 3.48 4.60 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 47.64 22.28 24.24
8 3.48 4.60 4.60 2.64 FALSE 3.48 3.48 4.60 2.64 3.48 4.60 3.48 41.08 18.80 21.44
9 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 46.52 24.24 23.40
10 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 48.48 24.24 25.36
11 4.60 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 45.68 22.56 22.00
12 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 41.48 21.16 21.16
13 2.64 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 1.90 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 41.02 20.70 22.28
14 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 3.48 3.48 4.60 42.24 19.96 20.70
15 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 1.90 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 44.94 20.42 25.36
16 3.48 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 47.64 24.24 22.28
17 4.60 4.60 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 48.76 22.28 26.48
18 2.64 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 4.60 3.48 1.90 3.48 4.60 4.60 44.10 20.98 21.54
19 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 41.20 20.32 20.88
20 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 41.86 19.58 20.70
21 3.48 1.90 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 4.60 41.86 20.32 19.58
22 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 2.64 2.64 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 41.76 20.60 20.32
23 2.64 1.00 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 2.64 2.64 4.60 3.48 39.28 19.48 19.80
180
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Total
Ganjil
Genap
Standar Isi
SKL Standar ProsesStandar Pendidik
dan TendikStandar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo
-laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 4.60 3.48 44.84 21.44 21.44
25 4.60 1.90 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 4.60 40.18 21.44 18.74
26 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 4.60 44.84 22.56 21.44
27 3.48 1.90 3.48 2.64 2.64 2.64 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 4.60 38.22 20.32 17.06
28 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 4.60 4.60 3.48 2.64 4.60 3.48 4.60 46.80 22.28 22.56
29 2.64 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 42.60 21.44 21.16
30 2.64 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 4.60 41.76 20.32 22.28
31 2.64 3.48 4.60 2.64 1.90 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 42.14 19.86 21.16
32 3.48 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 4.60 45.68 24.24 21.44
33 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 43.44 21.44 21.16
34 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 39.24 18.36 20.04
35 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 45.68 20.32 24.24
36 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 4.60 40.92 19.48 21.44
37 2.64 2.64 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 41.76 22.56 19.20
38 3.48 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 2.64 3.48 42.60 20.32 20.32
39 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 1.90 2.64 37.94 19.58 19.20
40 3.48 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 43.44 21.16 21.16
41 1.90 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 39.90 18.74 21.16
42 3.48 4.60 4.60 2.64 1.00 3.48 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 40.12 19.80 20.32
43 3.48 2.64 4.60 2.64 2.64 2.64 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 4.60 42.04 22.56 18.64
44 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 2.64 4.60 3.48 37.94 20.32 17.62
45 2.64 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 4.60 41.76 19.48 22.28
46 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 40.36 19.20 20.32
181
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Total
Ganjil
Genap
Standar Isi
SKL Standar ProsesStandar Pendidik
dan TendikStandar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo
-laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
47 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 3.48 35.14 18.36 16.78
48 2.64 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 1.90 1.90 3.48 4.60 40.28 20.70 19.58
49 1.00 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 35.08 16.72 17.52
50 2.64 4.60 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 3.48 1.90 3.48 1.90 37.48 20.32 18.74
51 3.48 2.64 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 2.64 1.90 4.60 33.84 16.04 17.06
52 3.48 1.90 3.48 2.64 2.64 3.48 1.90 2.64 2.64 1.90 2.64 3.48 32.82 16.78 16.78
53 3.48 1.00 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 1.90 2.64 3.48 33.60 17.62 15.98
54 1.90 1.90 3.48 2.64 2.64 4.60 2.64 1.90 3.48 1.90 1.90 3.48 32.46 16.04 18.00
55 1.00 2.64 3.48 4.60 1.90 1.90 1.90 2.64 1.00 1.00 1.90 4.60 28.56 11.18 17.38
56 2.64 4.60 4.60 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 1.90 3.48 3.48 3.48 38.32 18.74 18.00
57 1.90 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 1.90 2.64 1.90 1.90 3.48 1.90 32.46 17.26 15.20
58 3.48 2.64 3.48 2.64 1.90 1.00 1.90 1.90 1.90 2.64 1.90 2.64 28.02 14.56 12.72
59 3.48 4.60 4.60 2.64 1.90 2.64 1.90 1.00 2.64 1.90 2.64 1.90 31.84 17.16 15.42
60 3.48 3.48 4.60 1.90 2.64 1.90 3.48 1.90 2.64 1.00 2.64 4.60 34.26 19.48 16.42
61 2.64 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 1.00 2.64 1.90 3.48 2.64 3.48 36.58 15.42 19.58
62 2.64 2.64 3.48 3.48 1.90 4.60 1.90 1.90 1.00 1.90 2.64 1.00 29.08 13.56 14.62
63 2.64 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 3.48 1.90 1.90 1.90 38.70 19.86 20.42
64 2.64 3.48 3.48 1.90 3.48 3.48 1.90 1.00 1.90 1.90 1.00 2.64 28.80 14.40 14.40
65 2.64 3.48 3.48 2.64 1.90 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 1.90 32.92 15.30 16.88
66 1.90 3.48 3.48 1.90 1.90 3.48 2.64 1.90 2.64 1.90 2.64 4.60 32.46 15.20 18.00
67 3.48 2.64 4.60 3.48 2.64 4.60 1.90 2.64 2.64 3.48 1.90 3.48 37.48 17.16 19.48
68 1.00 2.64 4.60 1.00 2.64 1.90 2.64 1.90 1.90 3.48 1.00 1.00 25.70 13.78 10.34
69 1.90 2.64 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 1.00 2.64 3.48 1.90 1.90 28.86 13.72 14.30
182
No. Responden
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Total
Ganjil
Genap
Standar Isi
SKL Standar ProsesStandar Pendidik
dan TendikStandar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelo
-laan
Standar Pembia-
yaan
Standar Penilai-
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
70 2.64 1.90 3.48 1.90 4.60 1.90 1.90 1.00 3.48 1.90 3.48 2.64 30.82 19.58 12.82
71 1.90 1.00 3.48 1.90 3.48 4.60 1.90 1.90 1.90 2.64 1.90 1.90 28.50 14.56 13.20
72 3.48 1.90 3.48 1.90 1.00 3.48 1.00 1.90 1.90 1.90 2.64 3.48 28.06 13.50 14.56
JUMLAH 219.08 250.36 303.20 222.74 213.80 252.96 235.80 220.26 208.46 227.86 224.20 265.06 2843.78 1404.54 1419.84
RATA-RATA 3.04 3.48 4.21 3.09 3.01 3.51 3.28 3.06 2.90 3.16 3.11 3.68 39.50 19.51 19.72
Lampiran 4
Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian
183
1. Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
Dimensi: Konsistensi Pelaksanaan Anggaran
1
Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
8 16.33 36 58.78 10 12.24 13 10.61 5 2.04 245
Dimensi Konsistensi Pelaksanaan Anggaran
8 16.33 36 58.78 10 12.24 13 10.612 5 2.0408 245
Jumlah 245
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 68.06
Dimensi: Efektivitas Pelaksanaan Anggaran
2Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan
10 19.69 37 58.27 11 12.99 9 7.09 5 1.9685 254
3Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
6 12.24 35 57.14 18 22.04 8 6.5306 5 2.0408 245
Dimensi: Efektivitas Anggaran 16 31.93 72 115.4 29 35.03 17 13.617 10 4.0093 499
Jumlah 499
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 69.31
Dimensi: Fleksibilitas
184
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
4
Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. 10 18.73 40 59.93 15 16.85 5 3.75 2 0.7491 267
5
Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan
5 11.16 27 48.21 20 26.79 11 9.82 9 4.0179 224
Dimensi: Fleksibilitas 15 29.887 67 108.1 35 43.64 16 13.567 11 4.7669 491
Jumlah 491
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 68.19
Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi
6
Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4 8.77 30 52.63 17 22.37 16 14.04 5 2.193 228
Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi 4 8.7719 30 52.63 17 22.37 16 14.035 5 2.193 228
Jumlah 228
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 63.33
Dimensi: Monitoring dan Evaluasi
185
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
7Pengawasan dilakukan secara internal ter-padu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya.
8 15.94 34 54.18 19 22.71 7 5.58 4 1.59 251
8
Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.
7 14.64 25 41.84 27 33.89 10 8.37 3 1.26 239
Dimensi: Monitoring dan Evaluasi 15 30.581 59 96.02 46 56.6 17 13.946 7 2.8489 490
Jumlah 490
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 68.06
Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan
9
Perbaikan anggaran dilakukan demi penca-paian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung.
11 20.83 35 53.03 18 20.45 7 5.30 1 0.38 264
10Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran.
15 27.99 33 49.25 15 16.79 7 5.22 2 0.75 268
Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan 26 48.818 68 102.3 33 37.25 14 10.527 3 1.1251 532
Jumlah 532
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 73.89
2. Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
186
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
Dimensi: Fokus pada Pelanggan
1
Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan.
15 28.52 27 41.06 22 25.1 6 4.5627 2 0.7605 263
Dimensi: Fokus pada pelanggan 15 28.52 27 41.06 22 25.1 6 4.5627 2 0.7605 263
Jumlah 263
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 73.06
Dimensi: Memiliki Obsesi terhadap Kualitas
2
Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan).
4 8.73 29 50.66 22 28.82 10 8.7336 7 3.0568 229
Dimensi: Obsesi terhadap kualitas 4 8.73 29 50.66 22 28.82 10 8.7336 7 3.0568 229
Jumlah 229
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 63.61
Dimensi: Memiliki Pemahaman terhadap Struktur Pekerjaan
3 Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang
17 33.20 24 37.5 16 18.75 12 9.375 3 1.1719 256
187
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Dimensi: Pemahaman Struktur Kerja 17 33.20 24 37.5 16 18.75 12 9.375 3 1.1719 256
Jumlah 256
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 71.11
Dimensi: Mengembangkan Kebebasan yang Terkendali
4
Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembang-an zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku.
13 24.90 29 44.44 21 24.14 8 6.13 1 0.38 261
5Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik
8 16.33 25 40.82 28 34.29 10 8.16 1 0.41 245
Dimensi: Kebebasan yang terkendali 21 41.231 54 85.26 49 58.42 18 14.294 2 0.7913 506
Jumlah 506
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 70.28
Dimensi: Memiliki Kesatuan Tujuan
6Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam 15 29.18 27 42.02 16 18.68 12 9.34 2 0.78 257
188
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
mengembangkan mutu layanan sekolah
7
Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu.
15 28.85 29 44.62 14 16.15 13 10.00 1 0.38 260
Dimensi: Kesatuan tujuan 30 58.029 56 86.64 30 34.83 25 19.339 3 1.1628 517
Jumlah 517
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 71.81
Dimensi: Mencari dan Menemukan Kesalahan dalam Sistem
8
Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga kependidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja
9 18.99 25 42.19 23 29.11 8 6.7511 7 2.9536 237
Dimensi: Mencari kesalahan dalam sistem
9 18.99 25 42.19 23 29.11 8 6.7511 7 2.9536 237
Jumlah 237
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 65.83
Dimensi: Mengembangkan kerja sama tim
9
Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik
12 23.44 35 54.69 10 11.72 11 8.5938 4 1.5625 256
189
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
daripada bekerja secara individu
Dimensi: Kerja sama tim 12 23.44 35 54.69 10 11.72 11 8.5938 4 1.5625 256
Jumlah 256
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 71.11
Dimensi: Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
10
Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengem-bangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal.
6 14.56 16 31.07 19 27.67 24 23.301 7 3.3981 206
Dimensi: Diklat berkelanjutan 6 14.56 16 31.07 19 27.67 24 23.301 7 3.3981 206
Jumlah 206
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 57.22
3. Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
190
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
Dimensi: Pelaksanaan Standar Isi
1 Sekolah mengembangkan sendiri standar isi menjadi KTSP yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah sesuai dengan indikator-indikator berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
h. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
i. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkem-bangan dan kemampuan peserta didik
j. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
k. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
l. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
m. Keragaman dan perbedaan agama
n. Dinamika perkembangan global
o. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
p. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
5 10.08 34 54.84 24 29.03 6 4.8387 3 1.2097 248
191
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
q. Kesetaraan jender
r. Karakteristik satuan pendidikan
Dimensi Pelaksanaan Standar Isi 5 10.081 34 54.84 24 29.03 6 4.8387 3 1.2097 248
Jumlah 248
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 68.89
Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
2 Standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dapat terpenuhi. SKL untuk tingkat satuan pendidikan SLTP adalah sebagai berikut.
a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
b) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri
c) Menunjukkan sikap percaya diri
d) Mematuhi aturan-aturan sosial yang ber-laku dalam lingkungan yang lebih luas
e) Menghargai keberagaman agama, buda-ya, suku, ras, dan golongan sosial eko-nomi dalam lingkup nasional
f) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif
g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
h) Menunjukkan kemampuan belajar secara
29 52.35 17 24.55 15 16.25 8 5.78 3 1.083 277
192
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehi-dupan sehari-hari
j) Mendeskripsi gejala alam dan sosial
k) Memanfaatkan lingkungan secara ber-tanggung jawab
l) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan da-lam kehidupan bermasyarakat, berbang-sa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
m) Menghargai karya seni dan budaya nasional
n) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
o) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu Luang
p) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
r) Menghargai adanya perbedaan pendapat
s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana
t) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.
u) Menguasai pengetahuan yang diperlukan
193
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
untuk mengikuti pendidikan menengah.
3
Kelulusan siswa dalam tiga tahun terakhir pada mata pelajaran berikut mencapai kategori baik (rata-rata di atas 7,50).
(e) Bahasa Indonesia
(f) Bahasa Inggris
(g) Matematika
(h) IPA
47 70.15 25 29.85 0 0 0 0 0 0 335
Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan 76 122.5 42 54.4 15 16.25 8 5.7762 3 1.083 612
Jumlah 612
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 85.00
Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses
4
Sekolah melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
9 17.93 26 41.43 29 34.66 7 5.58 1 0.3984 251
5 Proses pembelajaran diselenggarakan secara 7 14.52 26 43.15 28 34.85 8 6.64 2 0.8299 241
194
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses 7 32.45 26 84.59 28 69.52 8 12.22 2 1.2283 492
Jumlah 492
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 68.33
Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6
Tenaga pendidik telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan).
16 28.07 43 60.35 8 8.42 4 2.81 1 0.35 285
7 Tenaga pendidik telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007. 7 13.51 38 58.69 19 22.01 6 4.63 3 1.16 259
Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 23 41.584 81 119 27 30.43 10 7.4402 4 1.5092 544
Jumlah 544
Skor Ideal 5 x 2 x 72 730
Kategori Persentase 74.52
Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana
195
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
8
Sekolah memiliki sarana pembelajaran yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
16 28.07 43 60.35 8 8.42 4 2.81 1 0.35 285
9
Sekolah memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
20 38.17 24 36.64 12 13.74 14 10.69 2 0.76 262
Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan
Prasarana20 66.24 24 96.99 12 22.16 14 13.49 2 1.11 547
Jumlah 547
Skor Ideal 5 x 2 x 72 720
Kategori Persentase 75.97
Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan
10 Sekolah memiliki pedoman yang mengatur tentang:
(a) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus;
(b) kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;
13 25.49 30 47.06 14 16.47 13 10.20 2 0.78 255
196
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
(c) struktur organisasi satuan pendidikan; (d) pembagian tugas di antara pendidik; (e) pembagian tugas di antara tenaga
kependidikan; (f) peraturan akademik; (g) tata tertib satuan pendidikan, yang minimal
meliputi tata tertib pen-didik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
(h) kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat;
(i) biaya operasional satuan pendidikan.
Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan
Pendidikan 13 25.49 30 47.06 14 16.47 13 10.196 2 0.7843 255
Jumlah 255
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 70.83
Dimensi: Standar Pembiayaan
11Sekolah memiliki standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal.
13 25.90 23 36.65 24 28.69 10 7.97 2 0.80 251
Dimensi: Standar Pembiayaan 13 25.896 23 36.65 24 28.69 10 7.9681 2 0.7968 251
Jumlah 251
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 69.72
Dimensi Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan
197
No. PernyataanSkor Jawaban
Jumlah Skor
5 4 3 2 1f % f % f % f % f %
12
Sekolah memiliki standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
31 52.72 27 36.73 5 5.10 7 4.76 2 0.68 294
Dimensi: Pelaksanaan Standar Penilaian
Pendidikan 31 52.721 27 36.73 5 5.102 7 4.7619 2 0.6803 294
Jumlah 294
Skor Ideal 5 x 1 x 72 360
Kategori Persentase 81.67
198
199