peer case 1 bagian ali

8
Laju endap darah (erythrocyte sedimentation rate) merupakan tes reaktan fase akut, yang berarti bahwa ia bereaksi terhadap kondisi akut dalam tubuh, seperti infeksi, trauma, kerusakan jaringan, keganasan, luka bakar, kondisi paska operasi. Setiap kondisi yang meningkatkan fibrinogen (kehamilan, diabetes mellitus, stadium akhir gagal ginjal, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah kolagen, keganasan) juga dapat meningkatkan ESR. Anemia dan makrositosis juga dapat meningkatkan ESR .Kenaikan laju endap darah mengikuti kenaikan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih, memuncak setelah beberapa hari, dan biasanya bertahan lebih lama daripada suhu tubuh yang meninggi atau peningkatan jumlah sel darah putih. http://www.pjms.com.pk/issues/aprjun06/article/cme.html Diagnosis banding sakit kepala Ada 5 pola temporal Akut: episode tunggal nyeri kepala tanpa riwayat episode serupa. Pada orang dewasa sakit kepala “terberat dan pertama kalinya” menimbulkan kecurigaan adanya perdarahan subarakhnoid akibat aneurisma namun pada anak pola ini biasanya disebabkan oleh penyakit demam yang berhubungan dengan infeksi saluran respiratori atas. Penyebab lain: meningitis, ensefalitis, URTI Perdarahan Ventricular shunt kerusakan

Upload: devuandre-naziat

Post on 10-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghuahaha

TRANSCRIPT

Laju endap darah (erythrocyte sedimentation rate) merupakan tes reaktan fase akut, yang

berarti bahwa ia bereaksi terhadap kondisi akut dalam tubuh, seperti infeksi, trauma,

kerusakan jaringan, keganasan, luka bakar, kondisi paska operasi. Setiap kondisi yang

meningkatkan fibrinogen (kehamilan, diabetes mellitus, stadium akhir gagal ginjal, penyakit

jantung, penyakit pembuluh darah kolagen, keganasan) juga dapat meningkatkan ESR.

Anemia dan makrositosis juga dapat meningkatkan ESR .Kenaikan laju endap darah

mengikuti kenaikan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih, memuncak setelah beberapa hari,

dan biasanya bertahan lebih lama daripada suhu tubuh yang meninggi atau peningkatan

jumlah sel darah putih.

http://www.pjms.com.pk/issues/aprjun06/article/cme.html

Diagnosis banding sakit kepala

Ada 5 pola temporal

Akut: episode tunggal nyeri kepala tanpa riwayat episode serupa. Pada orang dewasa

sakit kepala “terberat dan pertama kalinya” menimbulkan kecurigaan adanya

perdarahan subarakhnoid akibat aneurisma namun pada anak pola ini biasanya

disebabkan oleh penyakit demam yang berhubungan dengan infeksi saluran

respiratori atas. Penyebab lain: meningitis, ensefalitis, URTI

Perdarahan

Ventricular shunt kerusakan

episode awal dari migrain

Akut rekuren: pola serangan nyeri kepala terpisah oleh interval bebas gejala, sindrom

sakit kepala primer, misalnya migren atau tension-type headache, biasanya

menyebabkan pola ini. Sakit kepala yang berulang namun jarang kambuh disebabkan

oleh sindrom epileptik.

Migrain dengan / tanpa aura: Sakit kepala ditandai dengan periodik episode sakit

kepala yang disertai dengan mual, muntah yang berkurang dengan tidur. gejala

otonom yang menyertai migrain termasuk fotofobia, fonofobia, mual, dan muntah.

(Lihat kriteria IHS I dan II)

tension type headache: Sakit kepala karena kelelahan atau emosional stres, yang

muncul dengan kualitas denyutan di area “seperti kepala yang diperban”. Muncul

dari ringan sampai sedang berlangsung 30 menit untuk beberapa hari dan tidak

diperburuk oleh aktivitas fisik rutin. Kegiatan mereka juga tidak disertai dengan mual

dan muntah. (Lihat IHS kriteria III).

Jenis sakit kepala Cluster: Sakit kepala ini jarang terjadi pada anak-anak, memiliki

prevalensi yang lebih besar pada remaja laki-laki yang ditandai dengan berulang,

unilateral peri-orbital, nyeri dalam tidak berdenyut ekstrim yang memancar ke sisi

yang sama dari wajah dan yang berlangsung kurang dari 3 jam.

Kronik progressif: ditandai dengan frekuensi dan derajat sakit kepala yang bertambah

secara bertahap. Penyebab patologiknya adalah peningkatan tekanan intrakranial.

Penyebab pola ini mengikuti pseudomotor serebri, tumor otak, hidrosefalus,

meningitis kronik, abses otak, dan higroma subdural.

Tumor otak: sakit kepala pagi dan larut malam, muntah, perubahan neurologis

termasuk prestasi akademik, kelemahan, visual, kepribadian, edema papil, ataxia

Pseudomotor serebri: peningkatan idiopatik tekanan intrakranial pseudotumor

dengan edema papil, kadang-kadang palcy CN VI. Biasanya mengenai gadis remaja

Kronik nonprogresif atau kronik harian: pola sakit kepala yang sering atau terus-

menerus. Sakit kepala kronik harian secara umum didefinisikan sebagai riwayat sakit

kepala > 15 kali/bulan, masing-masing serangan berlangsung >4 jam yang sudah

terjadi selama >4 bulan. Pemeriksaan neurologis normal, ada pengaruh faktor

psikologis.

Sakit kepala pasca-trauma - terjadi 8 minggu menyusul cedera kepala dan memiliki

kualitas pusing seperti pada anak-anak

Fitur meningkat tekanan intrakranial setelah cedera kepala pasca-trauma meliputi:

penurunan tingkat kesadaran, rasa sakit datang dalam gelombang, perubahan visual,

perubahan dalam tanda-tanda vital

Sakit kepala campuran: sakit kepala campuran dengan sakit kepala kronik harian

Klasifikasi migren menurut International Headache Society (IHS):

1. Migrain tanpa aura (common migraine)- Nyeri kepala selama 4-72 jam tanpa terapi.

Sekurang-kurangnya 10 kali serangan. Pada anak-anak kurang dari 15 tahun, nyeri kepala

dapat berlangsung 2-48 jam.

- Nyeri kepala minimal mempunyai dua karakteristik berikut ini:

•Lokasi unilateral•Kuafitas berdenyut

•Intensitas sedang sampai berat yang menghambat aktivitas sehari-hari.

•Diperberat dengan naik tangga atau aktivitas fisik rutin.

- Selama nyeri kepala, minimal satu dari gejala berikut muncul:

•Mual dan atau muntah

•Fotofobia dan fonofobia- Minimal terdapat satu dari berikut:

•Riwayat dan pemeriksaan fisik tidak mengarah pada kelainan lain.

•Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah pada kelainan lain, tapi telah disingkirkan dengan

pemeriksaan penunjang yang memadai (mis: MRI atau CT Scan kepala)

2. Migrain dengan aura (classic migraine)

- Terdiri dari empat fase yaitu: fase prodromal, fase aura, fase nyeri kepala dan fase

postdromal.

- Aura dengan minimal 2 serangan

- Terdapat minimal 3 dari 4 karakteristik sebagai berikut :

• Satu gejala aura atau lebih mengindikasikan disfungsi CNS fokal (mis: vertigo, tinitus,

penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual pada hemifield kedua mata, disartria, diplopia,

parestesia, paresis, penurunan kesadaran)• Gejala aura timbul bertahap selama lebih dari 4

menit atau dua atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama• Tidak ada gejala aura yang

berlangsung lebih dari 60 menit; bila lebih dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama

• Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang dari 60 menit, tetapi

kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura.

- Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini :

•Riwayat dan pemeriksaan fisik tidak mengarah pada kelainan lain.

•Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah pada kelainan lain, tapi telah disingkirkan dengan

pemeriksaan penunjang yang memadai (mis: MRI atau CT Scan kepala)

3. Migraine with prolonged aura

- Memenuhi kriteria migren dengan aura tetapi aura terjadi selama lebih dari 60 menit dan

kurang dari 7 hari.

4. Basilar migraine (menggantikan basilar artery migraine)

- Memenuhi kriteria migren dengan aura dengan dua atau lebih gejala aura sebagai berikut:

vertigo, tinnitus, penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual pada hemifield kedua mata,

disartria, diplopia, parestesia bilateral, paresis bilateralda penurunan derajat kesadaran.

5. Migraine aura without headache (menggantikan migraine equivalent atau achepalic

migraine)

- Memenuhi kriteria migren dengan aura tetepi tanpa disertai nyeri kepala

6. Benign paroxysmal vertigo of childhood- Episode disekuilibrium, cemas, seringkali

nystagmus atau muntah yang timbul secara sporadis dalam waktu singkat.

- Pemeriksaan neurologis normal.

- Pemeriksaan EEG normal

7. Migrainous infraction (menggantikan complicated migraine)

- Telah memenuhi kriteria migren dengan aura.

- Serangan yang terjadi sama persis dengan serangan yang sebelumnya, akan tetapi defisit

neurologis tidak sembuh sempurna dalam 7 hari dan atau pada pemeriksaan neuroimaging

didapatkan infark iskemik di daerah yang sesuai- Penyebab infark yang lain disingkirkan

dengan pemeriksaan yang memadai.

8. Migren oftalmoplegik dengan ciri-ciri:

• Migren yang dicirikan oleh serangan berulang-ulang yang berhubungan dengan paresis

• Tidak ada kelainan organik.

• Paresis pada saraf otak ke III, IV, VI

9. Migren hemiplegic familial

- migren dengan aura termasuk hemiparesis dengan criteria klinik yang sama seperti migren

aura dan sekurang-kurangnya seorang keluarga terdekat memiliki riwayat migren yang sama

10. Migren retinal dengan ciri-ciri:

• Terjadi berulang kali dalam bentuk buta tidak lebih dari 1 jam.• Gangguan okuler dan

vaskuler tidak dijumpai.

11. Migren yang berhubungan dengan intrakranial dengan ciri-ciri:

• Gangguan intrakranial berhubungan dengan awitan secara temporal.

• Aura dan lokasi nyeri kepala berhubungan erat dengan jenis lesi intrakranial.

Aura ialah gejala fokal neurologi yang komplek dan dapat timbul sebelum, pada saat atau

setelah serangan nyeri kepala