pedoman pelayanan igd rsud kecamatan mandau 2013
DESCRIPTION
pedoman pelayanan igd rumah sakitTRANSCRIPT
SURAT KEPUTUSAN DIREKTURNO....../..../..........
TENTANGPEDOMAN PENGELOLAAN INSTALASI GAWAT DARURAT
RS..............................
MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan medis yang bermutu maka
perlu ditunjang dengan pelayanan gawat darurat yang baik.
b. Bahwa untuk standarisasi pelayanan gawat darurat diperlukan pedoman
pelayanan gawat darurat yang diatur dalam kebijakan direktur dan dite-
tapkan melalui keputusan direktur.
MENGINGAT : Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b/Menkes/Per/SK/XII/1999 tentang Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/Per/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
Pedoman Survey Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit Dir.Jen Yanmed Dep.Kes RI, Maret 2007.
MEMPERHATIKAN SK Dir. No. .......... tentang Hospital Bylaws RSUD Kecamatan Mandau ..........
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
Kesatu
:
: Memberlakukan Pedoman Pengelolaan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini, sebagai acuan
dalam melaksanakan pelayanan gawat darurat di RSUD Kecamatan Mandau
Kedua : Apabila dikemudian hari terjadi kekeliruan dalam Surat Keputusan ini maka
akan diadakan perubahan atau perbaikan seperlunya.
Ditetapkan di :.............................Tanggal :..............................RS .................................................
Dr..........................................Direktur
DAFTAR ISI
Hal
Surat Keputusan Direktur tentang Pemberlakuan Buku Pedoman ..................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................................
Daftar Kepustakaan ..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................................
Tujuan ......................................................................................................................
Falsafah ...................................................................................................................
BAB II DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN DIREKSI Dasar Hukum ...........................................................................................................
Kebijakan Direksi tentang Pelayanan Gawat Darurat .............................................
BAB III RINCIAN PELAYANAN/KEGIATAN Batasan dan Pengertian ..........................................................................................
Cakupan Kegiatan ...................................................................................................
Rincian Kegiatan .....................................................................................................
Alur pelayanan ……………………………………………………………………………
BAB IV ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA Struktur Organisasi ..................................................................................................
Hubungan Kerja dengan Unit Lain ..........................................................................
Uraian Jabatan.........................................................................................................
Pola dan kualifikasi ketenagaan…………………………………………………………
Pengaturan jadwal jaga dokter dan perawat IGD.....................................................
BAB V FASILITAS DAN PERALATAN Ketentuan Umum Sarana………………………………………………………………...
Ketentuan khusus…………………………………………………………………………
Standar Alat Kesehatan…………………………………………………………………..
Standar Obat………………………………………………………………………………
Blue Team Kit……………………………………………………………………………...
Ambulance kit……..……………………………………………………………………….
Standar Ambulance……………………………………………………………………….
Pengelolaan
Peralatan……………………………………………………………………
Sistem komunikasi di……………………………………………………………………..
Strandar Pembuangan Limbah
Medis…………………………………………………..
BAB VI MONITORING : PENCATATAN DAN PELAPORAN Sistem Pencatatan dan Pelaporan Instalasi Gawat Darurat ...................................
Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan ................................................................
Kegiatan Rapat .......................................................................................................
BAB VII SISTEM EVALUASI Langkah – Langkah Pembuatan Evaluasi ...............................................................
Hal – Hal yang Harus Dievaluasi Setiap Triwulan ...................................................
Hal – Hal yang Harus Dievaluasi Setiap Tahun ......................................................
BAB VIII PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU Tujuan ......................................................................................................................
Kegiatan Pengendalian Mutu ..................................................................................
Kegiatan Peningkatan Mutu ....................................................................................
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Blue Team Rumah Sakit
Lampiran 2 : Pedoman Pelayanan Ambulance
Lampiran 3 : Format statistik Harian IGD
Lampiran 4.a : Uraian Jabatan Kepala Instalasi Gawat Darurat
Lampiran 4.b : Uraian Jabatan Kepala Perawat IGD
Lampiran 4.c : Uraian Jabatan PJ Administrasi
Lampiran 4.c : Uraian Jabatan Perawat Pelaksana IGD
Lampiran 5 : Daftar SOP IGD
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Departemen Kesehatan RI. 2006
2. Pedoman pelayanan gawat darurat. Departemen Kesehatan RI. 1995
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit.
4. Australian College for Emergency Medicine, Guideline on Emergency Departement Design: March,
2007.
5. Guidelines for design and construction of Hospital and Healthcare Facilities. AIA, 2006
6. Herman Miller, Emergency Departement, Grafic Standart Programming anf schematic Design: Juni,
1999
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGKejadian kegawatdaruratan saat ini semakin meningkat, baik karena kondisi tubuh seperti penyakit
infeksi, penyakit jantung, persalinan, atau karena kecelakaan maupun bencana alam. Keadaan gawat
darurat merupakan keadaan yang dapat terjadi pada seseorang atau kelompok orang dengan tiba-tiba
yang dapat membahayakan jiwa sehingga memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Berdasarkan hal
tersebut maka diperlukan pelayanan gawat darurat yang bermutu melalui tersedianya sumber daya
dan sarana prasarana yang optimal.
B. TUJUANTujuan Umum :
Terselenggaranya pelayanan Gawat Darurat yang optimal, terarah dan terpadu dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan kecatatan.
2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien / melakukan rujukan baik secara horisontal
(setingkat) maupun vertikal (ke tingkat yang lebih tinggi).
3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi di dalam maupun di
luar rumah sakit.
4. Melakukan penanganan kasus “true emergency” maupun “false emergency”
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat
melalui pendidikan dan menyelenggarakan berbagai kursus yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar (basic life support) maupun bantuan hidup
lanjut (advanced life support).
C. FALSAFAHInstalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pusat pelayanan yang mampu menanggulangi Gawat
Darurat secara profesional dan bekerjasama dengan unit lain secara terpadu.
BAB IIDASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN DIREKTUR
A. DASAR HUKUM UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 28/Menkes/SK/VI/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
Kepmenkes No. 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit.
B. KEBIJAKAN DIREKTUR1. PELAYANAN GAWAT DARURAT :
a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat secara terus
menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.
b. Instalasi Gawat Darurat terpisah secara fungsional dari unit-unit pelayanan lainnya.
c. Instalasi Gawat Darurat melaksanakan prosedur triase yang dilakukan oleh tenaga medis.
d. Kriteria pasien yang dilayani di IGD berdasarkan sistem triase, meliputi :
Pasien level I, II, III (true emergency) dan
Pasien level IV dan V (false emergency)
e. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat diintegrasikan dengan unit / instalasi lain di rumah sakit.
2. KETENAGAAN :
a. Pelayanan medis di IGD diberikan oleh dokter terampil dan pelayanan keperawatan di IGD
diberikan oleh perawat mahir.
b. Dokter, perawat, konsulen, dan petugas pendukung lain yang bertugas di Instalasi Gawat
Darurat memiliki jadwal tertentu yang sudah ditentukan setiap bulannya, ada dokter dan
perawat siaga ditempat (on-site), ada dokter konsulen yang siap panggil (on-call), ada petugas
jaga dari instalasi radiologi dan laboratorium yang siaga (on- site).
c. Pengaturan jadwal jaga dokter IGD dilakukan oleh Kepala Instalasi berkoordinasi dengan Ka.
SMF terkait
d. Jumlah dan kualifikasi tenaga yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
e. Semua dokter dan tenaga keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan hidup dasar
(Basic Life Support).
f. Petugas IGD mampu memberikan informasi secara benar kepada pasien maupun masyarakat.
g. Setiap petugas Instalasi Gawat Darurat diberikan kesempatan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya.
h. Setiap petugas Instalasi Gawat Darurat mengikuti pelatihan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya berbagai macam bencana (disaster).
i. Pegawai rumah sakit dan masyarakat di sekitar rumah sakit diberi pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan dalam bidang gawat darurat.
3. PENGORGANISASIAN INSTALASI GAWAT DARURAT :
a. Pembentukan instalasi gawat darurat didasarkan pada SK Direktur
b. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi,
dan terintegrasi
c. Mempunyai struktur organisasi fungsional Instalasi Gawat Darurat, yang terdiri dari unsur
pimpinan dan unsur pelaksana, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan
terhadap pasien gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat , dengan wewenang penuh
d. Instalasi Gawat Darurat berada di bawah Direktur dalam struktur organisasi rumah sakit
e. Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh dokter umum purna waktu yang telah mendapat
pelatihan gawat darurat, dibantu oleh tenaga medis, keperawatan dan non keperawatan yang
terampil.
f. Penanggung jawab pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Perawat.
4. FASILITAS DAN PERALATAN :
a. Fasilitas yang disediakan harus menjamin efektivitas bagi pelayanan pasien gawat darurat
dalam waktu 24 jam terus menerus
b. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai Instalasi Gawat Darurat
di rumah sakit, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke IGD dari arah dalam RS.
c. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakitnya.
d. Pengadaan dan penyediaan peralatan, obat, bahan cairan infus dilakukan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Tersedia obat-obat dan peralatan life saving yang cukup di Instalasi Gawat Darurat, digunakan
sesuai dengan indikasi dan atas persetujuan dokter.
f. Pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan peralatan dilakukan secara berkala
5. SISTEM INFORMASI PELAYANAN IGD :
a. Ada sistem komunikasi yang menjamin kelancaran hubungan antara unit gawat darurat
dengan:
Unit lain di dalam dan di luar rumah sakit yang terkait
Rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya
Pelayanan ambulance
Unit pemadam kebakaran
Konsulen SMF di IGD
b. Sistem komunikasi di Instalasi Gawat Darurat mempunyai telepon intern dan ekstern.
Hubungan ke luar Instalasi Gawat Darurat dapat diakses langsung dan hanya digunakan untuk
kepentingan pelayanan IGD.
c. Petunjuk dan informasi disediakan bagi masyarakat untuk menjamin adanya kemudahan,
kelancaran, dan ketertiban dalam memberikan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.
d. Sebaiknya ada leaflet khusus IGD beserta tarif yang diletakan diruang IGD & ruang lainya
terutama front office.
6. ALUR PELAYANAN IGD :
Dalam pelaksanaan pelayanan di IGD mempunyai alur pelayanan sebagai berikut :
Semua pasien baru masuk ke triage untuk dilakukan penapisan, sehingga pasien dapat segera
dilayani sesuai dengan kegawatannya.
Ruang resusitasi / stabilisasi : Pasien Level I dan II di tempatkan diruangan ini agar dapat
dilakukan stabilisasi sebelum dipindahkan ICU
Ruang observasi sesuai fasilitas dan kemampuan yang tersedia didukung kemampuan terapi
definitif
Pelayanan rekam medis 24 jam. Di luar jam buka Instalasi rekam medis, pelayanan rekam
medis dilakukan oleh perawat IGD dan petugas front office yang terlatih.
7. SISTEM RUJUKAN :
a. IGD bekerja sama dengan unit-unit pelayanan medis yang ada di luar maupun di dalam rumah
sakit
b. IGD bekerja sama dengan institusi pengelola mobil jenazah
8. Instalasi Gawat Darurat mengkoordinir kegiatan penanganan bencana/musibah masal (disaster
plan) :
Mempunyai program disaster plan yang diberlakukan di rumah sakit
Mempunyai kerjasama dengan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumah sakit
dalam menghadapi musibah masal / bencana yang terjadi di daerah wilayah rumah sakit.
9. Seluruh kegiatan IGD dilakuan kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi secara rutin.
10. Kebijakan, Pedoman Pengelolaan Instalasi Gawat Darurat, serta Standar Prosedur Operasional
(SPO) pelayanan gawat darurat ditetapkan sebagai pedoman kerja bagi seluruh staf di IGD
11. Pelayanan gawat darurat harus mencerminkan kualitas pelayanan IGD yang bermutu tinggi dengan
melaksanakan Standar Mutu Pelayanan.
BAB IIIRINCIAN PELAYANAN / KEGIATAN
A. BATASAN DAN PENGERTIAN1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin
2. Triase adalah sistem seleksi terhadap pasien yang meliputi :
a. Keluhan/masalah penderita dalam situasi sehari-hari
b. Penderita/korban akibat adanya bencana
3. Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang berada dalam ancaman kematian dan akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya dan anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan segera.
4. Bencana adalah kejadian yang menyebabkan terjadinya banyak korban (pasien gawat darurat),
yang tidak dapat dilayani oleh unit pelayanan kesehatan seperti biasa, terdapat kerugian materiil
dan terjadinya kerusakan infrastruktur fisik serta terganggunya kegiatan normal dalam masyarakat.
B. CAKUPAN KEGIATAN1. Kegiatan triage
2. Pelayanan ambulans
3. Pelayanan rujukan
4. Penanggulangan bencana (disaster plan)
5. Blue Team
6. Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan gawat darurat untuk karyawan RS dan
masyarakat
C. RINCIAN KEGIATAN KEGIATAN TRIAGETriage adalah : proses penilaian pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan jenis penyakitnya agar
dapat ditentukan apakah pasien perlu ditangani dengan segera dan ditentukan tempat
penanganannya.
Kriteria Pasien yang dilayani di IGD :
LEVEL I (kritis) adalah : pasien berada dalam keadaan kritis dan mengancam nyawa atau
anggota badannya menjadi cacat bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan
darurat.
Contoh : Cardiac arrest / henti Jantung, anafilaksis, trauma multiple yang membutuhkan
resusitasi, trauma komplek yang membutuhkan resusitasi, pasien tidak sadar (over dosis,
kejang, cidera kepala), obstruksi jalan nafas berat, cedera berat yang memerlukan resusitasi
LEVEL II (tidak stabil) adalah : pasien berada dalam keadaan gawat, akan menjadi kritis dan
mengancam nyawa bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan darurat.
Contoh : Nyeri dada akut, gangguan pernafasan berat (PO2 > 85 %), nyeri hebat, sengatan /
gigitan binatang berbisa, overdosis (sadar), aritmia jantung hebat, gangguan psikiatri berat,
perdarahan, fraktur luas, pasien dengan suhu > 39o C.
LEVEL III (cenderung tidak stabil) adalah : pasien berada dalam keadaan tidak stabil, tetapi
tidak memerlukan tindakan darurat, dan tidak mengancam nyawa.
Contoh : Nyeri abdomen sedang, fraktur tertutup, penyakit-penyakit akut, trauma dengan nyeri
sedang
LEVEL IV (stabil) adalah : Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa,
dan tidak memerlukan tindakan segera (pasien poliklinik umum).
Contoh : Cedera ringan, nyeri ringan, nyeri kepala ringan, sakit ringan.
LEVEL V (rutin).
Contoh : Ganti verban, permintaan rujukan, kontrol ulang, medical check up
2. PELAYANAN AMBULANS :Pelayanan Ambulance RS / RSIA Hermina adalah Ambulance Gawat Darurat untuk melakukan
evakuasi pasien gawat darurat , yaitu evakuasi pasien yang tidak mengalami ancaman jiwa, dan
korban dalam keadaan cukup baik / stabil / sudah memungkinkan untuk dipindahkan.
a. Tujuan
Mendukung pelayanan medis dalam :
Pengangkutan pasien dari satu fasilitas pelayanan medik ke tempat lain untuk rujukan atau
melakukan pemeriksaan penunjang.
Untuk menjemput pasien dari suatu tempat ke RS/RSIA Hermina
b. SPO Pelayanan Ambulans (terlampir)
c. Telah dibuat Pedoman Pelayanan Ambulance sebagai pedoman dalam pengadaan dan
pelaksanaan pelayanan Ambulance di Rumah sakit.
3. PELAYANAN RUJUKANa. Tujuan : untuk mendapatkan pelayanan yang lebih lengkap baik fasilitas maupun tenaga medis
baik RSUD Kecamatan Mandau sebagai RS rujukan ataupun dalam hal RSUD Kecamatan
Mandau melakukan rujukan ke rumah sakit lain.
b. Pelayanan rujukan diatur dalam SOP Rujukan (terlampir)
c. RSUD Kecamatan Mandau menerima rujukan dari praktek dokter, bidan dan rumah sakit
disekitar.
4. PENANGGULANGAN BENCANA / DISASTER PLAN Bencana adalah rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan tata kehidupan dan
penghidupan yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus.
a. Tujuan :Agar bencana dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai kondisinya
b. Kategori bencana :
Internal
Bencana yang berasal dari intern rumah sakit dan menimpa rumah sakit dengan
segala obyek vitalnya., yaitu pasien, pegawai, material dan dokumen.
Misalnya kebakaran.
Eksternal
Bencana yang bersumber dari luar rumah sakit yang dalam waktu singkat
mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata sehingga
memerlukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya
Misalnya keracunan masal, kecelakaan masal.
5. BLUE TEAM
Blue Team adalah sekelompok klinisi (medis dan paramedis) terlatih yang diberi tugas dan tang-
gung jawab melakukan tindakan medis pada kasus kegawatdaruratan medis dimanapun pasien be-
rada di lingkungan rumah sakit.
a. Tujuan :
Mencegah terjadinya kegawatan pada pasien-pasien yang dicurigai berisiko melalui
penatalaksanaan yang cepat dan tepat sebelum kegawatan menjadi lebih buruk
melalui proses early warning system / deteksi dini.
Mengatasi kegawatdaruratan medis dengan melakukan tindakan resusitasi secara
cepat dan tepat.
Mendukung terlaksananya program keselamatan pasien.
b. Tugas Blue Team :
Melakukan intervensi awal sesuai dengan potensi kegawatan yang ditemukan
dari kegiatan “penyisiran“ pasien-pasien terutama di ruang perawatan.
Melakukan resusitasi pada kasus kegawatan medis yang terjadi di semua
bagian rumah sakit.
Mendampingi setiap persalinan sehingga dapat segera membantu bila terjadi
keadaan gawat darurat di ruang persalinan atau di kamar operasi.
Harus dibuat Pedoman Blue Tim rumah sakit sebagai petunjuk pelaksanaan pelayanan Blue tim
rumah sakit.
6. SISTEM INFORMASI :Muatan informasi tentang pelayanan IGD yang dibutuhkan oleh masyarakat disampaikan melalui
media informasi yang harus selalu tersedia di rumah sakit. Muatan informasi berisikan segala
sesuatu tentang kemampuan pelayanan gawat darurat dan pelayanan medis lainnya untuk
menangani pasien gawat darurat yang akan disampaikan kepada pasien/keluarga yang meminta
informasi, termasuk pelayanan untuk bencana massal (disaster).
Sistem informasi terdiri dari 2 :
a. Informasi secara rutin : dilakukan melalui media brosur, leaflet yang berisi tentang pelayanan
IGD.
b. Informasi jika terjadi bencana massal : dilakukan secara terintegrasi dikoordinir oleh kepala
instalasi atau dokter jaga IGD selaku pimpinan disaster.
7. KEGIATAN PELATIHAN GAWAT DARURAT UNTUK KARYAWAN RS DAN MASYARAKATI. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu sarana upaya kesehatan, dimana terjadi interaksi antara
petugas rumah sakit dan masyarakat pengguna rumah sakit dan keluarganya. Karena itu,
situasi dan kondisi rumah sakit tidak hanya tergantung pada petugas kesehatan di rumah sakit,
tetapi pada kedua-duanya, yaitu petugas kesehatan di rumah sakit dan masyarakat pengguna
rumah sakit, selain juga pada sarana yang tersedia. Ini berarti bahwa baik perilaku petugas
rumah sakit maupun perilaku masyarakat pengguna rumah sakit merupakan unsur penentu.
II. TUJUAN :
1. Meningkatkan keterampilan dalam bidang gawat darurat bagi karyawan rumah sakit
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama kegawatdaruratan
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Untuk karyawan
1. Diklat Dokter IGD
i. Diklat internal :
Diklat Orientasi Dokter jaga IGD (silabus terlampir)
Diklat Blue team
Diklat Disaster Plan/Medical emergency response plan
ii. Diklat Eksternal
Dengan mengikuti Diklat yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah dan
swasta yang berkompeten dalam bidang Gawat Darurat
2. Diklat Perawat IGD
i. Diklat Orientasi Perawat IGD
ii. Diklat Perawat IGD lanjutan :
Diklat Gawat darurat I
Diklat gawat darurat II
Diklat Blue team
Diklat Disaster Plan/Medical emergency response plan
3. Diklat Supir IGD
i. Diklat Disaster Plan /Medical emergency response plan
ii. Diklat Bantuan Hidup Dasar
B. Untuk Masyarakat1. Materi diklat untuk masyarakat umum meliputi :
Penanganan keracunan
Penanganan luka dan luka bakar
Penanganan muntah dan diare
Penanganan demam tinggi dan kejang
Penanganan patah tulang
Penanganan penurunan kesadaran
2. PELAKSANA : Dokter dan perawat terlatih
3. BIAYA : dimasukkan dalam biaya operasional rumah sakit
4. METODE : ceramah, penyuluhan
5. SASARAN PESERTA : Masyarakat sekitar RS
6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Tempat Pelaksanaan :
Rumah Sakit
Di lingkungan sekitar rumah sakit
b. Waktu Pelaksanaan : minimal 6 bulan sekali
D. ALUR PELAYANAN IGD
ICU, OK, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Pulang, Kamar Jenazah
Pasien datang
T R I A G E
Area Resusitasi
Area Tindakan
Area Observasi
Area Konsultasi
Area Kegawat daruratan Obgyn
dan Neonatal (PONEK)
BAB IVPENGORGANISASIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE MEDIS DIREKTUR
KEPALA INSTALASIGAWAT DARURAT
STAF ADMINISTRASI IGD
DOKTER JAGA IGD
KEPALA PERAWATAN INSTALASI GAWAT DARURAT
BLUE TEAM
PJ SHIFTINSTALASI GAWAT DARURAT
AMBULANCE
PELAKSANAINSTALASI GAWAT DARURAT
B. HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT LAIN
Keterangan :
1. Hubungan Kerja Internal (dengan unit lain didalam RS) :a. Komite Medis : Penyusunan SPM dan SPO Pelayanan Medis di IGD
b. Perawatan :
Rawat Inap : Perawatan pasien lanjutan
Rawat Jalan : Rujukan pasien ke IGD
Perawatan Intensif : Perawatan pasien lanjutan
Perawatan IMCU : Perawatan pasien lanjutan
Kamar bersalin : Rujukan kasus kegawatdaruratan kebidanan.
Kamar Operasi : Rujukan kasus kegawatdaruratan bedah
c. Instalasi Farmasi :
Permintaan perbekalan farmasi termasuk Barang Habis Pakai Pakai (BHP)
Pengawasan stock dengan kegiatan Stock Opname
d. Instalasi Laboratorium : pemeriksaan laboratorium
e. Instalasi Radiologi : pemeriksaan radiologi
f. Rekam Medis : Penyediaan dan Penyimpanan berkas rekam medis pasien
IGD
TIM K3 RS
PERINA / ICU/IMCU
KOMITE MEDISRI
RJ
MARKETING
KAMAR BERSALIN
KEUANGANRUMAH TANGGA
PERSONALIA
PENUNJANG MEDIS
RUMAH SAKIT RUJUKAN
AMBULANS PIHAK KETIGA
PANITIA PPI
KANTOR POLISI
PEMADAMKEBAKARAN
MOBIL JENAZAH
KAMAR OPERASI
g. Personalia : Rekruitmen, Diklat Karyawan
h. Rumah Tangga
Gudang Umum : permintaan alat tulis kantor dan alat umum
Tata Graha : pemeliharaan kebersihan ruangan
IPSRS : pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan dan alat
umum serta pembuangan limbah rumah tangga dan limbah medis.
Laundry : pengadaan linen
i. Keuangan
Kasir : Pembayaran tindakan rawat jalan dan rawat inap
Laporan BHP
j. Marketing : Penetapan tarif dan promosi.
k. Panitia PPI : Pelaksanaan Program PPI IGD
l. Tim K3 RS : Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana
2. Hubungan Kerja Ekternal (dengan institusi diluar RS) :a. Rumah sakit rujukan untuk pelayanan rujukan pasien
b. Ambulans pihak ketiga untuk transportasi rujukan pasien
c. Kantor polisi untuk pembuatan visum
d. Pemadam kebakaran
e. Mobil jenazah
C. URAIAN JABATAN (terlampir)
1.Kepala Instalasi Gawat Darurat
2.Kepala Perawat Gawat Darurat
3.PJ Administrasi
4.Perawat Pelaksana
D. POLA DAN KUALIFIKASI KETENAGAAN
NO Ketenagaan IGD KUALIFIKASI JUMLAH1 Kepala Instalasi 1. Dokter umum, purna waktu
2. Memiliki sertifikat PPGD/ATLS/ACLS3. Masa kerja minimal 3 tahun
1 orang
2 Dokter Jaga IGD Dokter umum, purna / paruh waktu Memiliki sertifikat PPGD/ATLS/ACLS Memiliki SIP di RSUD Kecamatan Mandau Mengikuti Diklat ICU Dasar
Minimal 5 orang
3 Dokter Jaga Spesialis Dokter spesialis bedah, penyakit dalam, anak, obgyn, THT, mata, neuro, anestesi, jantung, dll, Paruh Waktu
Memiliki SIP di RSUD Kecamatan Mandau
Minimal 1 orang untuk masing – masing spesialis
atau Konsultan
4 Kepala Perawatan IGD Perawat D3, purna waktu Memiliki sertifikat PPGD Masa kerja minimal 5 tahun
1 orang
5 PJ shift & PJ Adm IGD Perawat D3, purna waktu Memiliki sertifikat PPGD Masa kerja > 2 tahun
PJ Adm : 1 orangPJ shift : 1 orang/shift
6 Perawat pelaksana Perawat D3, purna waktu Memiliki sertifikat PPGD Masa kerja 1 tahun
1 perawat untuk 10 pasien/shift(Standar Depkes) atau rumus gilles dengan koreksi 5%
7 Blue Team Dokter dan perawat yang telah memiliki kompetensi Blue Team
Dokter : 5 – 7 orangPerawat : 8 – 12 orang
8 Petugas ambulans Supir Telah mengikuti pelatihan BLS
1 orang/shift
E. PENGATURAN JADWAL JAGA DOKTER DAN PERAWAT IGD :1. Jadwal Jaga Dokter Spesialis :
a. Jadwal disusun oleh Bidang Pelayanan Medik (terkait dengan jadwal on call di unit lain)
b. Jadwal disusun setiap 3 bulan dan ditandatangani oleh Kepala BagianPelayanan Medik,dan
Ketua SMF
2. Jadwal Jaga Dokter Umum IGD :
a. Dokter IGD bertugas 24 jam, dibagi per-shift :
Hari kerja (senin – minggu) : 3 shift
- Shift pagi : 08.00 – 14.00
- Shift sore : 14.00 – 20.00
- Shift malam : 20.00 – 08.00
b. Jadwal dokter jaga umum IGD disusun oleh Kepala Instalasi Gawat darurat
c. Jadwal disusun setiap bulan dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat, dan
Kepala Bagian Pelayanan Medis
3. Jadwal Jaga Perawat IGD
a. bertugas 24 jam, dibagi 3 shift :
- Shift pagi : 08.00 – 14.00
- Shift sore : 14.00 – 20.00
- Shift malam : 20.00 – 08.00
b. Jadwal perawat disusun oleh Kepala Perawat IGD
c. Jadwal disusun setiap bulan dan ditandatangani oleh Kepala Perawatan, Kepala Instalasi, dan
kepala bagian keperawatan
4. Jadwal Jaga Petugas Supir Ambulans :
a. Bertugas 24 jam, dibagi 3 shift
b. Jadwal disusun oleh Manajer Rumah Tangga
c. Jadwal disusun setiap bulan dan ditandatangani oleh Manajer Rumah Tangga dan diketahui
oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat
5. Jadwal Jaga Petugas Lain (instalasi laboratorium, radiologi, rekam medis, teknik) : jadwal disusun
oleh Kepala Unit masing - masing
BAB VFASILITAS DAN PERALATAN
A. Ketentuan Umum1. Luas ruangan
Luas ruangan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan memperhitungkan
kemungkinan penanganan korban massal/bencana.
Luas ruang minimal 50m2/1000 kunjungan per tahun atau 145 m2/1000 pasien rawat
inap per tahun, dapat diperluas sesuai dengan pengembangan bangunan.
2. Lokasi ruangan Lokasi ruangan harus mudah dicapai dengan tanda-tanda yang jelas dari jalan maupun
dari dalam RS.
Lokasi ruangan tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit pelayanan lainnya di RS
(terintegrasi)
Lokasi IGD harus memiliki akses cepat ke ruang ICU, kamar operasi dan kamar bersalin.
Lokasi instalasi harus dekat dengan unit pemeriksaan penunjang medis (laboratorium
& radiologi) dan memiliki akses langsung ke instalasi pemulasaran jenazah.
3. Pintu dan koridor Pintu masuk ruangan sebaiknya dalam bentuk swing doors atau automatic doors
Pintu masuk IGD memiliki lebar minimum 1,5 m dengan tinggi pintu ± 2,1 m dari lantai,
untuk mengakomodasi brankar, alat kesehatan, stretcher, pasien dan petugas secara
bersamaan.
Pintu instalasi menghadap ke arah yang dapat diakses langsung oleh ambulans tanpa
mundur.
Ruangan IGD memiliki koridor dengan lebar minimum 2,1 m.
4. Langit-langit/plafon Tinggi langit-langit ruangan ± 3 m
Tinggi langit-langit untuk area di luar ruangan seperti kanopi untuk ambulance 2,4 m
Permukaan langit-langit harus tahan gores, tahan terhadap jamur dan lumut, dan
mudah dibersihkan.
Bahan dasar langit-langit harus bebas dari zat yang teratogenik, mutagenik atau
berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bersifat monolitik dari dinding ke dinding tanpa ada celah atau rongga yang menyebabkan
partikel kotoran mudah masuk ke ruangan.
5. Dinding Memiliki daya tahan dan ketahanan terhadap dampak dari furnitur, troli, dll (tidak mudah
retak, rusak)
Mudah dibersihkan dan tahan lama serta bersifat akustik.
Menggunakan cat dengan bahan dasar yang tidak bersifat teratogenik, mutagenik,
karsinogenik atau yang dapat mempengaruhi kualitas udara ruangan. Berwarna
terang.
Dinding terbuat dari bahan vinyl setinggi langit-langit, tidak direkomendasikan
menggunakan ubin keramik sebagai dinding, karena rentan rusak atau retak.
6. Lantai
Permukaan lantai memiliki karakteristik : permukaan anti slip, kedap air, tahan l ama, mu-
dah dibersihkan, shock absorption, dan bersifat akustik untuk mengu rangi transmisi suara
Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah diber-
sihkan
Material lantai harus bebas dari zat yang bersifat teratogenik, mutagenik, karsinogenik,
dan zat lainnya yang bersifat mencederai manusia.
Memiliki daya tahan dan ketahanan yang kuat terhadap dampak dari furnitur, troli,
serta tidak mudah rusak atau retak.
Bahan material lantai yang direkomendasikan adalah Vinyl.
7. Penerangan Pencahayaan yang alami dan maksimal dapat memberikan kontribusi rasa aman dan
nyaman bagi pasien, serta memaksimalkan pelayanan di ruang gawat darurat.
Pencahayaan yang cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu day light
untuk meminimalisasi disorientasi pasien dan staf .
Penerangan menggunakan lampu dengan daya pencahayaan 100 - 200 lux.
8. Sistem suhu dan kelembaban ruangan Suhu ruangan IGD: 19-24°C
Kelembaban udara : 45-60%
9. Indeks kebisingan ruangan IGD : 40-45 dB
10. Wastafel cuci tangan Setiap staff medis melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
Dalam area tindakan diletakkan 1 wastafel cuci tangan.
Untuk penempatan wastafel selain area tindakan dalam jarak 10-12 m2 dari luas
ruangan.
Dimensi washtafel cuci tangan : 61x41x25 cm
Untuk area tindakan/resusitasi/triage/ruang isolasi masing-masing harus memiliki 1
wastafel, rasio area lainnya adalah 1:4
Memiliki 2 kran untuk air panas dan air dingin
Dilengkapi dengan handsoap dan paper towel disposable dan tidak ada kaca.
11. Tempat tidur
Jarak antar tempat tidur ± 2,4 m² , hal ini untuk mempermudah petugas medis dalam
melakukan tindakan
12. Penempatan nurse station sebaiknya berpusat di tengah ruang (sentral).
Hal ini untuk meminimalkan gerakan para staff medis dalam bekerja, mempermudah pen-
gawasan (visual) pasien, dan efisien dalam memanfaatkan ruang.
KETENTUAN KHUSUS RUANGAN
Ruangan IGD terbagi dalam: 1. Ruang Penerimaan
a. Ruang Tunggu (Public Area)
Informasi
Toilet
Keamanan
b. Ruang Administrasi
Pendaftaran pasien baru/rawat
Rekam Medik
c. Ruang Triase
Merupakan area yang dipergunakan untuk menilai tingkat kegawatan / jenis
penyakit dari pasien yang datang ke IGD agar dapat ditentukan apakah pasien
perlu ditangani dengan segera dan ditentukan tempat penanganannya.
Area Triage ditempatkan berdekatan / berdampingan dengan ruang tunggu
Kursi roda dan tandu/stretcher ditempatkan disini
d. Ruang Staff
Memiliki loker, toilet dan kamar ganti sendiri.
e. Ruang Informasi dan Komunikasi / Ruang Konsultasi
Berupa ruangan / kamar dengan luas minimal 3-4 m²
Dipergunakan untuk memberi informasi / konsultasi dan edukasi kepada pasien
atau keluarganya yang bersifat rahasia.
Dapat dipergunakan sebagai ruang pemeriksaan untuk pasien poli umum / pasien
level IV
2. Ruang Tindakan
a. Area Tindakan
Ruangan yang berfungsi untuk penanganan pasien dengan penyakit atau cedera akut
Luas ruangan yang memadai untuk pergerakan staf dan peralatan
Memiliki area penyimpanan peralatan yang menunjang tindakan medis.
b. Area Resusitasi
Ruangan yang berfungsi khusus untuk menangani tindakan resusitasi untuk pasien yang
datang dalam kondisi kritis atau cedera berat.
Luas ruangan cukup lapang dan memiliki kemudahan akses 360° untuk memudahkan
pergerakan staf dan peralatan dalam penanganan pasien
Pencahayaan yang sesuai (Lighting Illuminance Level: 2-3 footcandle)
c. Area Observasi
Area ini ditempatkan berdekatan dengan ruang perawat (nurse station) untuk memudahkan
staf dalam mengawasi kondisi pasien.
Ruang ini juga dapat berfungsi bagi pasien yang sedang menunggu untuk rawat inap.
d. Area Dekontaminasi
Dalam bentuk ruangan dengan luas ± 3-4 m²
Berfungsi sebagai ruang untuk dekontaminasi pasien yang terkena bahan kimia, pestisida,
atau radiasi, dll.
Area ini terletak terpisah dari IGD, biasanya dekat pintu masuk.
Wastafel/shower, bak untuk perendaman instrumen terpasang di area ini.
Memiliki tempat penyimpanan untuk menyimpan APD dan peralatan dekontaminasi.
3. Depo Farmasi
Area ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan obat-obatan kebutuhan instalasi IGD.
Lokasi depo berdekatan dengan ruang staff/nurse station atau ruangan sendiri.
4. Area Penyimpanan
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang penyimpanan peralatan IGD. Memiliki luas minimal 4 m².
5. Area Linen
Area ini berfungsi untuk meletakkan linen kotor atau peralatan bekas pakai yang akan
dicuci dan disterilisasi ulang.
Memiliki troli linen sendiri.
6. Penempatan panel di setiap area sebagai berikut:
a. area resusitasi : 2 outlet oksigen,1 outlet suction, 1 outlet optional
b. area tindakan : 2 outlet oksigen,1 outlet suction, 1 outlet optional
c. area observasi : 1 outlet oksigen, 1 outlet suction, 1 outlet optional
d. area Triage : 1 outlet oksigen, 1 outlet suction
7. Setiap area dalam ruangan IGD harus dipisahkan oleh partisi padat yang membentang dari langit-
langit kelantai.
8. Pintu masuk ke masing-masing area harus dapat ditutup dengan partisi bergerak atau tirai.
9. Terdapat walldock pada tiap tempat tidur dengan minimal 6 stopkontak untuk memudahkan peng-
operasian alat-alat medis.
Ambulatory Entrance
Triage R. Tunggu R. Administrasi
Diagram yang menggambarkan hubungan dan interaksi antar area di instalasi
Nurse Station / R. Staff
TindakanObservasi Resusitasi Dekontaminasi
Linen
Penyimpanan Depo Farmasi
B. STANDAR ALAT KESEHATAN : (sesuai dengan standar minimal alat medis)1. Kebutuhan Per-Nurse Station
No Nama Alat Kebutuhan
1 Ambubag Anak 1
2 Ambubag Bayi 1
3 Ambubag Dewasa 1
4 Bak Instrumen 17 X 10 X 4 Cm 1
5 Bak Instrumen 22 X 12 X 4 Cm 1
6 Bak Instrumen 32 X 26 X 10 Cm 1
7 Brancar Dorong 1
8 Canule Oxygen Anak 1
9 Canule Oxygen Dewasa 1
10 CPR Board 1
11 Defibrilator 1
12 Dressing Jar 12,5 X 16,25 Cm (u/ Handschoen) 1
13 Dressing Jar 7,5 X 10 Cm (u/ Kasa & Kapas) 2
14 ECG 1
15 ETT Non King-King (No : 18,20,22,24,26,28,30,32,34)
9
16 Guedel Air Ways Semua Ukuran (1 Set = 8 Pcs) 1
17 Head Box 1
18 Infant Warmer 1
19 Infusion Pump 1
20 Kom Alkohol + Tutup 1
21 Korentang + Tempat + Tutup 1
22 Kursi Roda 1
23 Lampu Sorot (Pemanas) 1
24 Laryngoscope Bayi Lurus 1
25 Laryngoscope Dewasa Bengkok 1
26 Lemari Obat / Instrumen 2
27 Mandrin Ett (Bayi, Anak, Dewasa) 3
28 Margil Forceps Bayi 1
29 Margil Forceps Anak 1
30 Margil Forceps Dewasa 1
31 Masker Oxygen Anak 1
32 Masker Oxygen Bayi 1
33 Masker Oxygen Dewasa 1
34 Nierbeken 23 Cm 2
35 Ophtalmoscop 1
36 Otoskop 1
37 Oxygen Dorong (Humidifier + Flowmeter + Trolly) 1
38 Patient Monitor 1
39 Penlight 1
40 Pengukur Tinggi Badan 1
41 Pispot 1
42 Reflex Hamer (Segitiga) 1
43 Senter 1
44 Set GV 1
45 Set Minor/ Hecting 2
46 Set Nebulizer 1
47 Stetoscope Anak 1
48 Stetoscope Bayi 1
49 Stetoscope Dewasa 1
50 Suction Pump Portable 1
51 Syringe Pump 1
52 Tempat Tidur IGD Stainless+ Pagar + Roda 4
53 Tensimeter Stand 1
54 Termometer Digital 1
55 Termometer Manual 2
56 Tiang Infus 1
57 Timbangan Bayi Digital 1
58 Timbangan Dewasa Digital 1
59 Trolly ECG 1
60 Trolly Emergency 1
61 Trolly Instrumen 1
62 Tromol Diam. 27 T. 22 Cm 2
63 Urinal 1
64 X-Ray Viewer Single 1
65 Gluko stik 1
2. Kebutuhan Per-Tempat Tidur
No Nama Alat Kebutuhan
1 Tangga Tempat Tidur 1
2 Tiang Infus Gantung 1
3 Walloutlet + Humidifier 1
C. STANDAR OBATPenyimpanan obat :
Obat life saving harus diletakkan di troli emergency
Obat lain – lain diletakkan di rak obat (sesuai IGD masing-masing)
Penyimpanan morphin diletakkan di troli emergency/pada laci yang bisa dikunci, kunci diletakkan di
meja kerja IGD
Obat-obatan suppositoria diletakkan di lemari pendingin tetapi jangan di freezer
1. Isi Trolley Emergency
Bagian paling atas/bagian luarNo Alat Medis Jumlah
1 Defibrilator dengan monitor 1
2 Monitor 1
3 Tabung Oksigen 1
4 Check List isi trolley 1
5 Daftar obat isi troley 1
Laci Pertama (obat-obatan emergency)
1 Adrenalin 2
2 Aminophillin 1
3 Amniodaron (cordaron) 1
4 Atropine 5
5 Calcium glukonat 1
Dextrose 40% 2
Phenitoin inj (Dilantin) 1
Diazepam inj 1
Dopamin 1
Dobutamin 1
Glokagon 1
Hidrokortison inj 1
KCl inj 1
Lasix inj 2
Lanoxin 1
Lidokain 5
Magnesium sufat 40% inj 2
Midazolam (dormicum inj) 1
Natrium bicarbonat 1
Nitrogliserin 1
Phenobarbital inj (sibital inj) 1
Tramadol inj 1
Stesolid supp 5 mg dan 10 mg @2
ISDN tab 2
Aspilet tab 2
Laci Kedua
1 Infus set (TSPA) 1
2 Blood set 1
3 Abbocath no 18-24 @2
4 Needle intra osseus 1
5 Syringe 1cc- 50cc @1
6 Alkohol swab 5
7 Elektroda EKG anak dan dewasa @3
8 Sarung tangan steril 3
9 Aqua for Injection 25cc 1
Laci ketiga (Airway and breathing management support)1 Laringoskop bayi 1
2 Laringoskop anak dan dewasa @1
3 Ambubag bayi 1
4 Ambubag anak 1
5 Ambubag dewasa 1
6 Sungkup muka 1
7 Suction cateter 1
8 ETT no 2 sampai 7,5 @1
9 Nasal cannula 1
10 Oropharingeal Airway (gudel) 1
11 Stilet ukuran besar-kecil 1
12 Magil forcep 1
Laci keempat (special procedure trays)1 Suction portable 1
2 NaCl 0,9% 500cc 1
3 Ringer Lactat 2
4 Asering 2
5 Dextrosa 5% 1
6 Dextrosa 10% 1
7 Haes Steril/gelofusin/ 1
8
Catatan : Defibrilator dapat ditempatkan pada trolley khusus bila dikhawatirkan akan jatuh bila ditempatkan
pada bagian atas troley emergency. Monitor dapat diletakan pada walldock.
2. Standar Obat IGD
No Nama Obat
I Cairan
1 Ringer Lactat
2 NaCl 0,9%
3 Dextrose 5%
4 Dextrose 10%
5 N5
6 N4
7 Asering
8 KAEN 3B
9 KAEN 3A
10 KAEN 1B
11 Ringer Dextrose
12 Gelofusin/Haes Steril
13 Manitol
II Obat-obatan
1 Adrenalin inj2 Aminophillin inj3 Amniodaron (cordaron)4 Arixtra inj5 ATS6 Buscopan inj7 Calcium glukonat8 Chlor Ethil 9 Dextrose 40%10 Diazepam inj 11 Diltiazem inj (herbasser inj)12 Dopamin 13 Dobutamin 14 Glukagon 15 Heparin16 Hidrokortison inj17 Insulin inj
18 KCl inj19 Lasix inj20 Lanoxin inj21 Lidokain inj 22 Magnesium sufat 40% inj23 Midazolam (dormicum inj)24 Morfin inj25 Natrium bicarbonate inj26 Nalokson27 Nitrogliserin (Nitrocyn inj)28 Novalgin inj29 Phenitoin inj (Dilantin)30 Phenobarbital inj (sibital inj)31 Pethidin inj32 Ranitidine Inj33 Sulfas Atropine inj34 Tetanus Toxoid inj35 Tramadol inj36 Paracetamol sup 125 mg dan 250 mg37 Stesolid supp 5 mg dan 10 mg38 Profenid sup/tramal sup/tramadol sup39 Aspilet 80 tab40 ISDN tab
III Lain-lain1 Collar neck S – M – L 2 Spalk3 Arm sling4 Elastic Bandage
D. BLUE TEAM KITBlue team kit ditempatkan dalam satu tas/wadah khusus yang mudah dibawa oleh petugas.
1. STANDAR ALAT :
No Nama Alat Jumlah
1 Intubasi set (bayi/anak,dewasa) @ 1 set
2 Bag Valve Mask Rescusitation (ambu bag) @ 1 set
3 Endotracheal Tube No 2- no 7,5 @ 1 set
4 Stylet ukuran besar – kecil @ 1 set
5 Magyl forcep @ 1
6 Nasal canul & sungkup muka @ 1
Keterangan : Suction dan oksigen harus tersedia di masing – masing ruangan / Nurse Station Kebutuhan Alat kesehatan, BMHP dan IVFD ada di tiap NS
2. STANDAR OBAT :
No Nama Obat Jumlah
1 Adalat 5 mg (Nifedipine) 2
2 Adalat 10 mg 2
3 Aminophillin inj. 1
4 Cordaron inj. (Amiodaron inj.) 1
5 Dextrose 40 % 1
6 Dexamethason inj. 1
7 Diltiazem inj. 1
8 Diazepam inj. 1
9 Dilantin inj. 1
10 Dopamet 250 mg (Methyldopa) 1
11 Dormicum 1
12 Epinefrin inj. 1
13 Furosemide inj. 2
14 Gelofusin 1
15 Haes Steril 1
16 Kalsium Glukonas inj. 1
17 KCl inj. 1
18 Lidocaine inj. 2
19 Lanoxin inj. 1
20 Magnesium Sulfat inj. 40% 2
21 Natrium Bicarbonat inj. 1
22 Nitrosin inj. ( Nitrogliserin inj.) 1
23 Nitrogliserin tab. (ISDN tab.) 2
24 Sibital inj. 1
25 Sulfas Atropin inj. 5
26 Stesolid supp. (5 mg, 10 mg) @1
E. AMBULANCE KITAmbulance kit adalah alat-alat medis dan bahan medis habis pakai milik ambulance tetapi bila
ambulance tidak dipakai diletakkan di IGD, ditempatkan dalam wadah khusus yang mudah untuk
dibawa.
1. STANDAR ALAT
No Nama Alat Jumlah
1 Bag valve mask bayi 1
2 Bag valve mask anak 1
3 Bag valve mask dewasa 1
4 Laryngoscope anak 1 set
5 Laryngoscope dewasa 1 set
6 Magil forceps 1
7 Manset anak 1
8 Pen light 1
9 Pulse Oxymetri 1
10 Sphygmomanometer 1
11 Stetoskop anak 1
12 Stetoskop dewasa 1
13 Stylet anak 1
14 Stylet dewasa 1
15 Suction cateter 1
16 Sudip lidah 1
17 Termometer 1
18 ETT (no. 2,5 - 8) @1
19 Infuse Set 1
20 IV Cathether no. 24 – 18 @1
2. BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
No Bahan Medis Jumlah
1 Lubricating jelly 1
2 Microphore 1 inchi 1
3 Microphore 0.5 inchi 1
4 Nasal canule anak 1
5 Nasal canule dewasa 1
6 Neck splint / collar splint * 1
7 Non rebreathing mask anak * 1
8 Non rebreathing mask dewasa * 1
9 Oropharyngeal airway 1 set
10 Rebreathing mask anak * 1
11 Rebreathing mask dewasa * 1
12 Simple mask anak * 1
13 Simple mask dewasa * 1
14 Tegaderm kecil 1
15 Wipi 5
16 Sarung tangan 5
17 Surgical face mask 5
Keterangan : Pemakaian BMHP tidak di tagihkan ke pasien (masuk dalam penghitungan unit cost
tarif ambulance) kecuali yang bertanda *.
3. STANDAR OBAT :
No Nama Obat Jumlah
1 Aspilet 80 mg
2 Dextrose 40 %
3 Dexamethason inj.
4 Diazepam inj.
5 Dormicum
6 Epinefrin inj.
7 Morphin inj.
8 NaCl 0,9 % 500 ml
9 Nitrogliserin tab (ISDN tab.) 5 mg
10 Ringer lactate
11 Sulfas Atropin inj.
12 Stesolid supp.(5 mg, 10 mg)
F. STANDAR AMBULANS (lihat di pedoman ambulance)1. Standar fasilitas sebagai berikut :
No. FASILITAS STANDARa. Kendaraan
1. Mobil Tipe van
2. Tinggi kendaraan 2 meter – 2,2 meter
3. Kaca mobil Ruang pasien tidak dapat dilihat dari luar
4. Ruang pasien Cukup luas untuk untuk bekerja dan infus
dapat menetes dengan baik
Berisi 1 stretcher, 2 kursi petugas, lemari
alat dan obat
b. Perlengkapan kendaraan1. Lantai ruang pasien Modifikasi lantai dengan lapisan vinyl
antimikroba
2. Pendingin ruangan AC, double blower
3. Sirine (1-2 nada) +
4. Lampu rotator warna biru +
5. Sabuk pengaman pengemudi +
6. Sabuk pengaman petugas +
7. Sabuk pengaman pasien +
c. Isi ruangan1. Alat-alat medis Ambulance memiliki set alat medis sendiri
(terpisah dari alat medis yang digunakan IGD)
2. Lemari alat medis Lemari dibuat rak khusus (dari kayu) sesuai
ukuran alat dan diberi penahan dari karet untuk
meletakkan alat medis (monitor, infuse pump,
syringe pump, dsb) supaya tidak jatuh saat
kendaraan bergerak.
3. Kursi petugas 2 buah (ruang ruang di bawah kursi dapat
dimanfaatkan untuk peletakkan alat – alat)
4. Lampu penerangan Menggunakan jenis neon (warna putih) ditambah
dengan lampu senter portable
5. Sumber listrik Menggunakan AC / DC converter 1000 Watt
dengan 6 stop kontak untuk :
1. Suction portable
2. Infuse pump
3. Suction pump
4. Monitor EKG
5. Isolet transport
6. Ventilator mobile
6. Gantungan Infus Tipe sliding untuk 2 gantungan, stainless steel
7. Oksigen 2 tabung oksigen @ 10 kg + regulator +
humidifier + flowmeter :
1. Tambahkan selang pada tabung oksigen
1 dan 2
2. Gunakan triway untuk menyambung ke
wall outlet
3. Pasang humidifier + flowmeter di wall
outlet
8. Stretcher 1Stretcher ditambahkan tiang untuk menggantung
infuse pump atau syringe pump
9. Scoope stretcher 1
d. Alat Medis 1. Bag valve mask bayi 1
2. Bag valve mask anak 1
3. Bag valve mask dewasa 1
4. Laryngoscope anak 1
5. Laryngoscope dewasa 1
6. Magil forceps 1
7. Manset anak 1
8. Pen light 1
9. Pulse Oxymetri 1
10. Sphygmomanometer 1
11. Stetoskop anak 1
12. Stetoskop dewasa 1
13. Stylet anak 1
14. Stylet dewasa 1
15. Suction unit 1
16. Sudip lidah 1
17. Tabung oksigen portable 1 kg 1
18. Termometer 1
19. Monitor pasien 1 (digunakan juga untuk memback- up kebutuhan
di ICU, OK)
20. Syringe pump 1
21. Infuse pump 1
e. Bahan medis habis pakai1. ETT (no. 2,5 - 8) 12
2. Infuse Set 1
3. IV Cathether no. 24 – 18 @ 1
4. Lubricating jelly 1
5. Microphore 1 inchi 1
6. Microphore 0.5 inchi 1
7. Nasal canule anak 1 set
8. Nasal canule dewasa 1
9. Neck splint / collar splint * 1
10. Non rebreathing mask anak * 1
11. Non rebreathing mask dewasa * 1
12. Oropharyngeal airway 1 set
13. Rebreathing mask anak * @ 1
14. Rebreathing mask dewasa * 1
15. Simple mask anak * 1
16. Simple mask dewasa * 1
17. Tegaderm 1
18. Wipi 10
19. Sarung tangan 1 box
20. Surgical face mask 1 box
f. Perlengkapan Obat-obatan Life Saving1. Aspilet 80 mg 4 tab
2. Dextrose 40 % 1 flacon
3. Dexamethason inj. 1 amp
4. Diazepam inj. 1 amp
5. Dormicum 1 amp
6. Epinefrin inj. 2 amp
7. Morphin inj. 1 amp
8. NaCl 0,9 % 500 ml 1 kolf
9. Nitrogliserin tab (ISDN tab.) 5 mg 4 tab
10. Ringer lactate 2 kolf
11. Sulfas Atropin inj. 10 amp
12. Stesolid supp.(5 mg, 10 mg) @ 1 buah
g. Lain-lain1. Kit untuk peletakan alat medis
dan obat-obatan
1 buah
2. Tempat sampah tertutup 1 buah
3. Alat komunikasi Radio komunikasi dan Mobile phone
4. Kelengkapan Administrasi : a. Buku pemakaian kendaraan 1 buah
b. Buku petunjuk pemeliharaan kendaraan 1
buah
c. Manual almed 1 buah
d. Buku petunjuk pemeliharaan alat 1 buah
e. Buku catatan pemakaian obat / BHP 1 buah
f. Meja jalan 1 buah
Keterangan :
Pemakaian alat medis, BMHP tidak di tagihkan ke pasien (masuk dalam penghitungan unit cost
tarif ambulance) kecuali yang bertanda *.
Bila sedang tidak digunakan, alat medis, obat-obatan dan BMHP disimpan di IGD
Ventilator jika dibutuhkan dapat menyewa ke rekanan/pihak ketiga atau diadakan oleh Departe-
men Logistik (untuk back up).
2. Pengelolaan ambulance :
Pengelolaan kendaraan (pemeliharaan) dilakukan oleh Bagian Rumah Tangga
G. PENGELOLAAN PERALATAN1. Program pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya di Instalasi Gawat Darurat berpedoman
pada Program K-3 Rumah Sakit
2. Pemeliharaan terdiri dari :
a. Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh perawat pelaksana
b. Pemeliharaan mingguan, bulanan, triwulanan dilakukan oleh petugas IPSRS
c. Kalibrasi peralatan dilakukan oleh BPFK dan lembaga lain yang berlisensi.
3. Jadwal pemeliharaan peralatan dan prasarana lainnya di Instalasi Gawat Darurat terlampir
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan prasarana dilakukan setiap 3 bulan.
H. SISTEM KOMUNIKASI IGD1. Sistem komunikasi dilakukan untuk menjamin kelancaran hubungan antara instalasi gawat darurat
dengan :
a. Unit lain di dalam dan di luar RS yang terkait
b. Rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya
c. Pelayanan ambulans
d. Unit pemadam kebakaran
e. Konsulen SMF / Dokter jaga spesialis
2. Fasilitas komunikasi Instalasi Gawat Darurat : 2 pesawat telepon
a. Satu pesawat telepon untuk akses langsung ke luar (extern) yang dilengkapi mesin fax.
b. Satu pesawat telepon antar unit di dalam rumah sakit akses langsung melalui nomor
extension
3. Sistem komunikasi diatur dalam SOP Sistem komunikasi
I. STANDAR PEMBUANGAN LIMBAH MEDIS IGDStandar pembuangan limbah medis di IGD mengacu pada “Pedoman Pencegahan dan Pengandalian
Infeksi Rumah Sakit”
Pembuangan limbah di IGD dibedakan menjadi :
1. Pembuangan limbah rumah tangga dengan plastik warna hitamDiletakkan dalam tempat sampah tertutup yang dapat dibuka dengan diinjak.
Berisi sampah non medis seperti bungkus obat, kertas, dan sebagainya.
2. Pembuangan limbah medis dengan plastik warna kuningDiletakkan dalam tempat sampah tertutup yang dapat dibuka dengan diinjak.
Berupa sampah medis tidak tajam seperti pampers bekas, pembalut bekas dan semua yang pernah
bersentuhan dengan duh tubuh manusia seperti kassa dan sarung tangan.
3. Pembuangan limbah tajam dengan menggunakan “infectious waste box”Berupa box khusus untuk menampung jarum, spuit, silet, pisau scalpel dan ampul yang harus
dibuang bila sudah terisi 2/3 penuh atau paling lama 3x24 jam
BAB VIMONITORING : PENCATATAN, PELAPORAN, DAN KEGIATAN RAPAT
A. SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN INSTALASI GAWAT DARURAT terdiri dari :1. Data kinerja, terdiri dari :
a. Data kunjungan pasien IGD, meliputi jumlah kunjungan berdasarkan level, respon time, asal
pasien dan penatalaksanaannya.
b. Distribusi pasien berdasarkan pola penyakit
c. Laporan blue team
d. Laporan penggunaan Ambulance
2. Struktur organisasi dan ketenagaan
B. PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN1. Pencatatan dilakukan setiap hari oleh perawat
2. Laporan di rekap oleh staf administrasi setiap tiga bulan dan ditandatangani oleh Ka Perawat
dan Ka Ins Gawat Darurat
3. Laporan dianalisa oleh Ka Ins Gawat Darurat untuk dilaporkan ke direktur melalui Kepala
Bagian Pelayanan Medis
C. KEGIATAN RAPAT terdiri dari :1. Rapat Rutin :
Bulanan
Dilakukan satu kali sebulan.
Rapat dipimpin oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat.
Dihadiri oleh Kepala Bagian Pelayanan Medis, Kepala Ruangan, PJ, dan staf non-medis
di Instalasi tersebut.
Agenda rapat : evaluasi rapat yang lalu, pembahasan hasil laporan pasient safety, dan
pembahasan data kinerja bulanan.
Notulen rapat diteruskan kepada Direktur sebagai masukan dan evaluasi.
2. Rapat tidak rutin :
a) Rapat Pembahasan kasus.
BAB VIISISTEM EVALUASI
Evaluasi kegiatan Pelayanan Gawat Darurat dilaksanakan sebagai berikut :
A. LANGKAH – LANGKAH PEMBUATAN EVALUASI :1. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data kinerja bulanan yang direkap setiap 3 bulan dan pada
akhir tahun.
2. Evaluasi dilakukan oleh Kepala Instalasi bersama Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat
3. Setelah evaluasi dilanjutkan dengan analisa.
4. Dari hasil analisa dibuat kesimpulan dan rekomendasi / rencana tindak lanjut.
5. Hasil evaluasi dilaporkan ke Direktur RS untuk mendapatkan disposisi.
6. Hasil evaluasi tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan program kerja tahun berikutnya.
B. HAL – HAL YANG HARUS DIEVALUASI SETIAP TRIWULAN adalah :
1. DATA KINERJA BULANAN, yang meliputi :
a. Jumlah Pasien (Jumlah kunjungan sesuai dengan level kegawatan, angka kematian,
pemeriksaan penunjang, visum et repertum, data rujukan)
b. Pola Penyakit
2. PENCAPAIAN STANDAR MUTU
C. HAL – HAL YANG HARUS DILAKUKAN EVALUASI SETIAP TAHUN adalah :
1. EVALUASI KINERJA TRIWULAN yang terdiri dari : evaluasi data kinerja dan pencapaian standar
mutu triwulan
2. EVALUASI ORGANISASI DAN KETENAGAAN :
Struktur Organisasi, Jumlah Tenaga, Pelaksanaan program Orientasi Karyawan Baru, Pelaksanaan
Program Diklat Pengembangan Staf
(berdasarkan data dari bagian personalia : absensi, data penilaian kompetensi, data lembur, data
diklat, dll)
3. EVALUASI PERALATAN :
Pelaksanaan perawatan rutin, Frekuensi kerusakan alat, Utilisasi alat
(berdasarkan data dari teknisi alkes / K3 RS)
4. EVALUASI STANDAR PELAYANAN :
Pembuatan baru / revisi Kebijakan, SPM, SPO, Juknis
BAB VIIIPENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di Instalasi Gawat Darurat maka
disusun suatu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan gawat darurat.
A. TUJUAN : Tersusunnya sistem monitoring pelayanan gawat darurat melalui indikator mutu pelayanan
Tercapainya mutu pelayanan gawat darurat yang dapat menunjang mutu pelayanan medis
sesuai dengan tuntutan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
B. KEGIATAN PENGENDALIAN MUTU : Sebagai indikator pengendalian mutu pelayanan gawat darurat ditetapkan STANDAR MUTU
PELAYANAN Instalasi Gawat Darurat yang merupakan bagian dari standar mutu pelayanan
medis.
Penetapan Standar Mutu Pelayanan dilakukan berdasarkan hasil, evaluasi dan analisa
pencapaian Standar Mutu Pelayananan tahun sebelumnya.
Standar Mutu Pelayanan ditetapkan setiap awal tahun dan akan dievaluasi setiap tahun
Laporan dan evaluasi pencapaian standar mutu dibuat oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat dan
dilaporkan setiap triwulan kepada Direktutr melalui Kepala Bagian Pelayanan Medis.
C. KEGIATAN PENINGKATAN MUTU : Merupakan kegiatan – kegiatan tidak rutin yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
sebagai tindak lanjut dari evaluasi program kerja pelayanan gawat darurat yang telah
dilaksanakan.
Program peningkatan mutu dituangkan dalam program kerja tahun berikutnya yang meliputi :
Program pengembangan staf / SDM : berupa program diklat intern dan ekstern
Program pengembangan peralatan
Program pengembangan ruangan dan fasilitas
Program pengembangan sistem
Dan lain - lain
Program peningkatan mutu disusun satu tahun sekali yang dimasukkan ke dalam program kerja
tahunan berdasarkan evaluasi pencapaian program kerja tahun sebelumnya (Rekapitulasi data,
analisa dan evaluasi tahunan dilakukan pada bulan Desember untuk membuat program
peningkatan mutu tahun berikutnya dan revisi standar mutu yang merupakan bagian dari
program kerja tahunan).