pedoman pelayanan igd + denah ruangan fix

Upload: ibnu26

Post on 08-Mar-2016

109 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

apk

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggaarakan oleh suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan keseatan sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan.

Pelayanan gawat darurat merupakan pelayananan yang dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada setiap orang atau sekelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.

B. Tujuan

Usaha pelakasanaan kegiatan kesehatan mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Memberikan pelayan yang terpadu dan siap melayani 24 jam selama 7 hari dalam seminggu merupakan komitmen kami dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan kesehatan

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Adapun ruang lingkup pelayan IGD meliputi :

Pasien dengan kasus True Emergency Yaitu pasien yanng tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau menjadi gawat dan teranccam nyawanya atau anggota badannya bila tidak mendapatkan pertolongan medis ssecepatnya. Pasien dengan kasus Flase Emergency

Keadaan gawat tapi tidak memerlukan tindakan darurat

Keaddaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badan

Keadaaan tidak gawat dan tidak daruratD. Batasan Opreasional

1. Instalasi Gawat DaruratAdalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan serta terpadu dengan melibatkan multi disiplin

2. Triage

Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.

3. Prioritas

Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.

4. Survey Primer

Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa

5. Servey Sekunder

Adalah melengkapi survey primmer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubhan fungsi vital yang bisa mengancam jiwabila tidak segera diatasi.

6. Pasien Gawat Darurat

Passien yang tiba-tiba dalam keaddaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya

7. Pasien Gawat tidak Darurat

Pasien berada dalam keaddaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker dengan stadium lanjut

8. Pasien Darurat tidak Gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal

9. Pasien tidak Gawat tidak Darurat

Pasien yang tidak memerlukan tindakan kwgawatan dan kedaruratan10. Kecelakaan

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cidera fisik, mental dan sosial. Hal yang perlu diperhatikan pada kecelakaan

Tempat kejadian

Mekanisme kejadian

Waktu kejadian

11. Cidera

Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan

12. Bencana

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana ummum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan bantuan dan pertolongan.C. Landasan Hukum1. Undang- undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 463/Menkes/SK/VI/1993 Tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat

4. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran5. Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumenBAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan Kualifikasi SDM IGD :

No.Nama JabatanKualifikasi FormalKeterangan

1Pelayanan keperawatanS. kep/SKM/SetingkatBersertifikat BLS/BTCLS/PPGD

2Ka ru IGDD III KeperawatanBersertifikat BLS/BTCLS/PPGD

3Ka Instalasi Gawat DaruratDokter UmumBersertifikat ATLS/ACLS

4Perawat pelaksana IGDD III KeperawatanBersertifikat BLS/BTCLS/PPGD

5Dokter IGDDokter UmumBersertifikat ATLS/ACLS

6Petugas non medisSMA

B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu Dinas Pagi

Yang bertugas 4 orang dengan standar minimal bersertifikat BLS

Kategori :

1 karu IGD

1 penanggung jawab shift

2 orang pelaksana

Dinas Sore

Yang bertugas 4 orang dengan standar minimal bersertifikat BLS

Kategori :

1 penanggung jawab shift

3 orang pelaksana

Dinas Malam

Yang bertugas 4 orang dengan standar minimal bersertifikat BLS

Kategori :

1 penanggung jawab shift

3 orang pelaksana

C. Pengaturan Jaga

1. Pengaturan Jaga Perawat IGD Pengaturan jadwal dinas perawatan dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh Karu IGD dan Asisten Meneger Pelayanan Keperawatan

Jadwal dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan

Setiap shift jaga harus memiliki penanggung jawab shift

Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti

Apabila ada tenaga perawat jaga tidak dapat jaga di waktu jadwal tersebut yang telah di tetapkan, perawat tersebut harus memberitahu Karu IGD, Sebelum memberitahu Karu IGD diharapkan yang bersangkutan telah menyiapkan perawat pengganti, apabila tidak ada perawat pengganti Karu IGD akan mencarikan pengganti yang lain atau kebijakan lainnya.

2. Pengaturan Jaga Dokter IGD

Pengaturan jadwal jaga dokter IGD menjadi tanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat dan di setujui oleh Komite medik dan Direktur Jadwal Jaga di buat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan

Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :

Terencana, dokter yang bersangkutan harus memberitahukan kepala Instalasi Gawat Darurat serta wajib menunjuk dokter jaga pengganti

Tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan kepada kepala Instalasi Gawat Darurat dan diharapkan telah menunjuk dokter pengganti apabila tidak dapat dokter pengganti maka kepala IGD wajib mencarikan dokter pengganti sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

3. Pengaturan Jaga Dokter Konsulen

Pengaturan dokter jaga konsulen menjadi tanggung jawab manager pelayanan

Jadwal waktu dokter jaga konsulen dibuat untuk 3 (Tiga) bulan

Apabila dokter jaga konsulen karena suatu hal tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang di tetapkan maka :

Terencana, dokter jaga konsulen haruss memberitahukan kepada manager pelayanan dan wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti

Tidak terencana, dokter jaga konsulen harus memberitahukan kepada manager pelayanan dan diharapkan dokter yang bersangkutan telah menunjuk dokter jaga konsulen pengganti, apabila tidak dapat dokter jaga konsulen pengganti maka manager pelayanan wajib mencarikan dokter jaga konsulen pengganti sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

I. Fasilitas dan Sarana

IGD RSUD CIMACAN berlokasi di Gedung 1 lantai 1 yang terdiri dari Ruang triase Ruang resusitasi

Terdiri dari 2 bed Ruang tindakan bedah Terdiri dari 3 bed

Ruang tindakan non bedah

Terdiri dari 3 bed Ruang observasi Terdiri dari 2 bed

II.Peralatan

Alat-alat yang tersedia bersifat life saving untuk kasus kegawat daruratan

a) Ruang resusitasi

1. Suction

2. Oxygen dengan flow meter

3. Laryngoscope anak dan dewasa

4. Spuit semua ukuran

5. OPA

6. Infus set dan tranfusi set

7. Abbocath semua ukuran

8. ETT semua ukuran

9. NGT semua ukuran10. Brancard fungssional

11. Gunting besar

12. Defibrilator

13. Monitor ekg

14. Trolly emergency

15. Ambu bag

16. Statescope

17. Tensimeter

18. Thermometer

19. Tiang infus

20. DC segala ukuran

b) Ruang tindakan bedah

1. Bidai segala ukuran dan segala keperluan

2. Verban segala ukuran

3. Vena seksi set

4. Ekstraksi kuku set

5. Hecting set

6. Benang dan jarum segala jenis dan ukuran

7. Lampu sorot

8. Kassa

9. Circcumsisi set

10. NGT

11. Speculum hidung

12. Spuit segala ukuran

13. Infus set dan tranfusi set

14. Abbocath segala ukuran

15. DC segala ukuran

16. Emergency lamp

17. Lampu sorot

18. Steteskope

19. Spygmomanometer

20. Thermometer

21. Elastis verban

22. Tiang infus

c) Ruang tindakan non bedah

1. Otoscope

2. Urine bag

3. Nebulizer

4. Mesin EKG

5. Lampu sorot

6. Kassa

7. NGT

8. Speculum hidung

9. Spuit segala ukuran

10. Infus set dan tranfusi set

11. Abbocath segala ukuran

12. DC segala ukuran

13. Emergency lamp

14. Lampu sorot

15. Steteskope

16. Spygmomanometer

17. Thermometer

18. Elastis verban

19. Tiang infus

d) Ruang observasi

1. Oxygen dengan flow meter

2. Monitor EKG3. Steteskope

4. Spygmomanometer

5. Thermometer6. Tiang infus

e) Trolly emergency

1. Ambu bag

2. OPA

3. Laryngoscope

4. Facemask

5. Urine bag

6. Spuit semua ukuran7. ETT

8. Slang oksigen

9. Infus set

10. Abbocath semua ukuran

11. NGT

12. Collar neck

13. Suction catheter

14. Obat-obatan life saving

15. Obat-obatan penunjang

f) AmbulanceUntuk menunjang pelayanan terhadap kebutuhan pasien RSUD Cimacan mempunyai 3 unit ambulance.

A. Perlengkapan Ambulance

1. AC2. Sirine

3. Lampu rotator

4. Sabuk pengaman

5. Sumber listrik

6. Lemari untuk alat medis

7. Lampu ruangan

8. Wastafel

B. Alat dan Obat

1. Tabung oksigen dan flow meter

2. Mesin suction

3. Scope

4. Emergency bag

5. Ambu bag

6. Face mask

7. Cairan infus

8. Senter

9. Stescope

10. Spygmomanometer

11. Thermometer

12. OPA

13. Ephineprin

14. Sulfat atropin

15. Infus set

16. Tounge spatel

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran Pasien

I. Petugas Penanggung Jawab

a. Petugas Administrasi

II. Perangkat Kerja

a. Status Medis

III. Tatalaksana Pendaftaran Pasien IGD

a. Pendaftarran pasien yang datang ke IGD dilakkan oleh pasien/keluarga/pengantar di bagian Pendaftaran

b. Bila tidak ada yang mendaftarkan petugas IGD bekerjasama dengan bagian seurity untuk mencari identitas pasien

c. Sebagai bukti pasien telah mendaftar, bagian pendaftaran akan memberikan status medis untuk di isi oleh dokter jaga IGD yang bertugas

d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan diberikan perrtolongan langsung di IGD sementara keluarga atau pengantar yang akan mendaftarkan ke bagian pendaftaran

B. Sistem Komunikasi IGD

I. Petugas Penanggung Jawab

a. Petugas Operator

b. Dokter/perawat IGD

II. Perangkat Kerja

a. Pesawat Telepon

b. handphone

III. Tatalaksana Sistem Komunikasi IGD

a. Antara IGD dengan unit lain dengan nomer ekstensi masing-masing (terlampir)

b. Antara IGD dengan dokter jaga konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan pelayanana di luar rumah sakit dengan menggunakan handphone

c. Antara IGD dengan petugas ambulance dengan menggunakan handphone

C. Pelayanan Triase

I. Petugas Penanggung Jawab

a. Dokter jaga IGD

II. Perangkat Kerja

a. Stetescope

b. Spygmomanometer

c. Status Medis

III. Tatalaksana pelayanan Triase IGD

a. Pasien/keluarga mendaftar kebagian pendaftaranb. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan

c. Prioritas pertama yaitu mengancam jiwa / fungsi vital ditempatkan di ruang resusitasi

d. Prioritas kedua yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital bila tidak segara ditangani dalam waktu singkat. Pasien di tempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah

e. Prioritas ketiga yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak perlu segera. Pasien di tempatkan di ruangan non bedah

D. Pengisian Informed Consent

I. Petugas Penanggung Jawab

a. Dokter jaga IGD

b. Petugas IGD

II. Perangkat Kerja

a. Formulir Informed Consent

III. Tatalaksana Pengisian Informed Consent

a. Dokter IGD / Petugas IGD yang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada pasien/keluarga

b. Pasien mengerti, informed consent diisi dengan lengkap oleh petugas IGD

c. Setelah diisi dimasukan kedalam status IGDE. Transport Pasien

I. Petugas Penanggung Jawaba. Perawat IGD

b. Supir Ambulance

II. Perangkat Kerja

a. Ambulan b. Alat tulis

III. Tatalaksana Transport Pasien

a. Bila pasien memerlukan transport, perugas IGD menghubungi supir ambulance

b. Petugas IGD menuliskan data-data/penggunaan mobil ambulance (waktu penggunaan, nama supir ambulance, tujuan penggunaan ambulance)

c. Petugas IGD menyiapkan alat medis dan keperluan lain sesuai dengan kondisi pasien

F. Pelayanan False Emergency

I. Petugas Penanggung jawab

a. Dokter jaga IGD

b. Petugas Pendaftaran

II. Perangkat kerja

a. Stetescope

b. Spigmomanometer

c. Alat tulis

III. Tatalaksana Pelayanan False Emergency

a. Pasien / keluarga mendaftar kepada bagian pendaftaran

b. Dilakukan triase untuk menentukan prioritaas pelayanan

c. Pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD

d. Dokter jaga IGD menjelaskan kondisi pasien pada keluarga

e. Bila diperlukan perawatan/observasi pasien dianjurkan untuk kebagian pendaftaran

f. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan rincian pembiayaan dan bisa langsung pulang

g. Pasien dianjurkan untuk kontrol sesuai dengan saran dokter

G. Pelayanan Visum et Repertum

I. Petugas Penanggung jawab

a. Petugas Rekam Medik

b. Dokter Jaga IGD

II. Perangkat kerja

a. Formulir Visum et Repertum

III. Tatalaksana Pelayanan Visum et Repertum

a. Petugas IGD menerima surat permintaan Visum dari pihak kepolisian

b. Surat permintaan di berikan kepada bagian rekam medik

c. Petugas rekamedik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang menangani pasien terkait

d. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli diserahkan pada pihak kepolisianH. Pelayanan Death On Arrival

I. Petugas Penanggung jawab

a. Dokter jaga IGD

II. Perangkat kerja

a. Senter

b. Stetescope

c. EKG

d. Surat kematian

III. Tatalaksana Pelayanan Death On Arrivala. Pasien dilakukan triase oleh dokter jaga IGD

b. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah

c. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal dunia

d. Jenazah di pindahkan ke bagian ruang jenazah

I. Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit

I. Petugas Penanggung jawab

a. Petugas IGD

II. Perangkat kerja

a. Ambulance

b. Handphone

III. Tatalaksana Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakita. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang akan dibawa kepada petugaas jaga di IGD

b. Isi informasi Meliputi :

i. Keadaan umum

ii. Peralatan yang diperlukan di IGD

iii. Kemungkinan untuk perawatan di ICU/HCU

iv. Petugas melaporkan kepada dokter jaga IGD serta menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas di lapangan

J. Sistem Rujukan

I. Petugas Penanggung jawab

a. Dokter jaga IGD

b. Perawat jaga IGD

II. Perangkat kerja

a. Ambulance

b. Formulir Informed Consent

c. Formulir Rujukan

III. Tatalaksana Sistem Rujukan

a. Alih Rawat

i. Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan di tuju

ii. Dokter jaga IGD memberikan informasi mengenai kondisi pasien kepada dokter jaga di rumah sakit yang di tuju

iii. Bila tempat telah tersedia petugas IGD menghubungi petugas ambulance untuk segera melakukan rujukan

b. Pemeriksaan Diagnostik

i. Pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan mengaenai tujuan pemeriksan diagnostik yang akan dilakukan, bila setuju pasien harus mengisi formulir informed consent

ii. Petugas IGD menghubungi rumah sakit rujukan

iii. Petugas IGD menghubungi petugas ambulance

c. Spesimen

i. Pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan mengaenai tujuan pemeriksan spesimen yang akan dilakukan, bila setuju pasien harus mengisi formulir informed consent

ii. Dokter jaga mengisi formulir pemeriksaan dan diserahkan kepada petugas laboratorium

iii. Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang di tuju

BAB V

LOGISTIK

I. Alat Tulis Kantor

Komputer

Printer

Balpoint

Buku administrasi

Tipe ex

Mistar

CapII. Alat Habis Pakai

Bidai segala ukuran dan segala keperluan

Verban segala ukuran

Benang dan jarum segala jenis dan ukuran

Kassa

NGT

Spuit segala ukuran

Infus set dan tranfusi set

Abbocath segala ukuran

DC segala ukuran

Elastis verban

Urine bag

OPA

Facemask

Urine bag

ETT

Nasal canule Collar neck

III. Obat-obatan Life saving Adrenalin

Sulfat Atropin

Aminophilin

Bicarbonat

Dopamiin

Kortikosteroid

Nitrat SL

Morphin

Heparin

Dextrose 40%

Electrolite

KoloidIII. Alat alat Penunjang IGD DC syok Ambubag

Suction

Tabung Oxygen

EKG

Intubasi Set

Monitor EKG

Venasection Set

Minor Set

IV. Daftar Obat dan Alat Kesehatan IGD

1. Cairan Infus1. Ringer Lactate

2. Dextrose 10%

3. Dextrose 5%

4. Nacl 0,9%

5. Kaen 3B

6. Kaen 3A

7. Bicnat

8. KCL

2. Obat Suppositoria

1. Stesolid 5mg

2. Stesolid 10mg

3. Pamol supp 80 mg

4. Pamol supp 125mg

3. Alat Kesehatan

1. Aquabidest

2. Bisturi

3. Blood set

4. Infus set Micro

5. Infus set Macro

6. Catheter Foley semua ukuran

7. Spuit semua ukuran

8. Jarum hecting

9. Abbocath

10. Benang hecting

11. Wing needle

4. Obat Oral

1. Aspilet

2. Clopidogrel

3. Captopril 25mg

4. ISDN 5mg

5. Obat Injeksi

1. Aminophilin

2. Atrophin Sulfat

3. Adrenalin

4. ATS

5. Buscopan

6. Dopamin7. Dextrose 40%

8. Diazepam

9. OMZ

10. Ranitidine

11. Ondansetron

12. Petidin

13. KortikosteroidBAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Adalah suatu sistem dimana rumah sakit embuat asuhan passien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :

Assesment resiko

Identifikasi dan pengelolaan yang berhubungan dengan resiko passien

Pelaporan dan analisis pasien

Kemapuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementaasi solusi untuk meminimalkan timbbulnya resiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

Kesalahan dalam melakssankan suatu tindakan

Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil B. Tujuan Terciptanya budaya keselmatan pasien di rumah sakit

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit

Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan (KTD)

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien ddan keluarga

3. Keselmatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien5. Mendidik staf tentang keselamatan passien

6. Peran kepemimpinan dan meningkatkan keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan kerja

KEJADIAN YANG TIDAK DIHARAPKAN (KTD)

AVERSE EVENT :

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cidera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahn medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

KTD yang tidak dapat dicegah

Unpreventeble Adverse Event

Adalah suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhirKEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

Near MissAdalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat mencederai passien, tettapi cedera serius tidak terjadi

KESELAHAN MEDIS

Adalah suatu kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salahPemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku

C. TATALAKSANA

a) Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien

b) Melaporkan kepada dokter jaga IGD

c) Memberikan tindakan sesuai dengan Instruksi Dokter jaga IGD

d) Mengobservasi keadaan umum pasien

e) Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden Keselamatan

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

I. PENDAHULUAN

HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebran HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakan gejala. Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkatdengan peningkatan kasus yang sangat bermakna. Potensi penularan di masyarakat cukup tinggi.

Penyakit Hepatitis B dan C, yang kedua potensial untuk menular melalui tindakan pelayanan kesehatan.

Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatass memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui Kewaspadaan Umum yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan

II. Tujuan

a) Petugas kesehatan didalam menjalan tugas dan kewaajibannya dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi

b) Petugass kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilikngkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip Kewaspadaan Umum

III. Tindakan Yang Beresiko Terpajan

a) Cuci tangan yang tidak benar

b) Penggunaan sarung tangan yang tidak tepat

c) Penutupan kembali jarum suntik yang tidak aman

d) Pembuangan peralatan tajam yang tidak aman

e) Tehnik dekontaminassi dan sterilisasi peralatan yang kurang tepat

f) Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

IV. Prinsip Keselamatan Kerja

Prinsip utama kewaspadaan umum dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitas individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menajdi 5 kegiatan pokok yaitu :1) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

2) Pemakaian alat pelindung diantaranya sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain

3) Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

4) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan

5) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

BAB VIIIPENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunaan di RSUD CIMACAN dalam rangka memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan gawat darurat dengan variabel jumlah penderita yang dilayani >5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat dihari yang sama123

_1517591655.unknown